Review Jurnal Asli SEMEN
Review Jurnal Asli SEMEN
Review Jurnal Asli SEMEN
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
limpahan rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan review jurnal
kami yang berjudul SEMEN . Pada review jurnal ini kami banyak mengambil dari
berbagai sumber dan refrensi dan pengarahan dari berbagai pihak .oleh sebab itu,
dalam kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih sebesar-sebesarnya kepada
semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan ini.
Penyusunan menyadari sepenuhnya bahwa review jurnal ini sangat jauh dari
sempurna, untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun guna kesempurnaan review jurnal ini.
Akhir kata penyusun mengucapkan terima kasih dan semoga review jurnal ini
dapat bermanfaat untuk semua pihak yang membaca.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar..........................................................................................................i
Daftar Isi..................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 Latar Belakang...................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................2
1.3 Tujuan Review Jurnal.........................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3
2.1 Pengertian Semen...............................................................................................3
2.2 Jenis-jenis Semen dan Kegunaannya.................................................................3
2.3 Karakterisasi Material Semen............................................................................4
2.4 Kelebihan dan Kekurangan Semen.................................................................. 7
2.5 Pembuatan Semen..............................................................................................8
2.6 Dampak dari Industri Semen..............................................................................9
2.7 Penanggulangan...............................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................12
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
1.2 Perumusan Masalah
BAB II
PEMBAHASAN
2
Semen berasal dari kata Caementum yang berarti bahan perekat yang
mampu mempesatukan atau mengikat bahan-bahan padat menjadi satu kesatuan
yang kokoh atau suatu produk yang mempunyai fungsi sebagai bahan perekat
antara dua atau lebih bahan sehingga menjadi suatu bagian yang kompak atau
dalam pengertian yang luas adalah material plastis yang memberikan sifat rekat
antara batuan-batuan konstruksi bangunan.
Usaha untuk membuat semen pertama kali dilakukan dengan cara
membakar batu kapur dan tanah liat. Joseph Aspadain yang merupakan orang
inggris, pada tahun 1824 mencoba membuat semen dari kalsinasi campuran batu
kapur dengan tanah liat yang telah dihaluskan, digiling, dan dibakar menjadi
lelehan dalam tungku, sehingga terjadi penguraian batu kapur (CaCO3) menjadi
batu tohor (CaO) dan karbon dioksida(CO2). Batu kapur tohor (CaO) bereaksi
dengan senyawa-senyawa lain membemtuk klinker kemudian digiling sampai
menjadi tepung yang kemudian dikenal dengan Portland.
3
untuk penggunaan panas hidrasi serendah-rendahnya.
Tipe 5, semen Portland tahan sulfat. Jenis ini merupakan jenis khusus untuk
digunakan pada bangunan yang terkena sulfat seperti ditanah, atau di air yang
tinggi kadar alkalinya.
2. Semen putih adalah semen yang lebih murni dari semen abu dan digunakan
untuk pekerjaan penyelesaian, seperti sebagai pengisi. Semen jenis ini dibuat
dari bahan utama kalsit (calcite) limestone murni.
3. Semen sumur minyak adalah semen khusus yang digunakan dalam proses
pengeboran minyak bumi atau gas alam, baik di darat maupun di lepas pantai.
4. Mixed & fly ash cement adalah campuran semen abu dengan Pozzolan buatan
(fly ash). Pozzolan buatan merupakan hasil sampingan dari pembakaran
batubara yang mengandung amorphous silika, aluminium oksida, besi oksida,
dan oksida lainnya dalam berbagai variasi jumlah. Semen ini digunakan
sebagai campuran untuk membuat beton, sehingga menjadi lebih keras.
4
2 (3CaO.2SiO2) + 6H2O 3CaO.2SiO2.3H2O + 3 Ca(OH)2
2 (3CaO.2SiO2) + 4H2O 3CaO.2SiO2.2H2O + Ca(OH)2
Kalsium Silikat hidrat (CSH) adalah silikat di dalam kristal yang tidak sempurna,
bentuknya padatan berongga yang sering disebut Tobermorite Gel.
Adanya kalsium hidroksida akan membuat pasta semen bersifat basa (pH= 12,5)
hal ini dapat menyebabkan pasta semen sensitive terhadap asam kuat tetapi dapat
mencegah baja mengalami korosi.
c. Hiderasi C3A
Hiderasi C3A dengan air yang berlebih pada suhu 30oC akan menghasilkan
kalsium alumina hidrat (3CaO. Al2O3. 3H2O) yang mana kristalnya berbentuk
kubus di dalam semen karena adanya gypsum maka hasil hiderasi C3A sedikit
berbeda. Mula-mula C3A akan bereaksi dengan gypsum menghasilkan sulfo
aluminate yang kristalnya berbentuk jarum dan biasa disebut ettringite namun
pada akhirnya gypsum bereaksi semua, baru terbentuk kalsium alumina hidrat
(CAH).
Hiderasi C3A tanpa gypsum (30oC):
3CaO. Al2O3+ 6H2O 3CaO. Al2O3. 6H2O
Hiderasi C3A dengan gypsum (30oC):
3CaO. Al2O3 + 3 CaSO4+ 32H2O 3CaO.Al2O3 + 3 CaSO4 + 32H2O
Penambahan gypsum pada semen dimaksudkan untuk menunda pengikatan, hal
ini disebabkan karena terbentuknya lapisan ettringite pada permukaan-permukaan
Kristal C3A.
d. Hiderasi C4AF (30 H2O oC)
4CaO. Al2O3. Fe2O3+ 2Ca(OH)2+10H2O 4CaO.Al2O3.6H2O
+ 3CaO.Fe2O3.6H2O
e. Setting dan Hardening
Setting dan Hardening adalah pengikatan dan penerasan semen setelah terjadi
reaksi hiderasi. Semen apabila dicampur dengan air akan menghasilkan pasta
yang plastis dan dapat dibentuk (workable) sampai beberapa waktu karakteristik
dari pasta tidak berubah dan periode ini sering disebut Dorman Period (period
tidur).
5
Pada tahapan berikutnya pasta mulai menjadi kaku walaupun masih ada yang
lemah, namun suhu tidak dapat dibentuk (unworkable). Kondisi ini disebut Initial
Set, sedangkan waktu mulai dibentuk (ditambah air) sampai kondisi Initial Set
disebut Initial Setting Time (waktu pengikatan awal). Tahapan berikutnya pasta
melanjutkan kekuatannya sehingga didapat padatan yang utuh dan biasa disebut
Hardened Cement Pasta. Kondisi ini disebut final Set sedangkan waktu yang
diperlukan untuk mencapai kondisi ini disebut Final Setting Time (waktu
pengikatan akhir). Proses penerasan berjalan terus berjalan seiring dengan waktu
akan diperoleh kekuatan proses ini dikenal dengan nama Hardening.
Waktu pengikatan awal dan akhir dalam semen dalam prakteknya sangat penting,
sebab waktu pengikatan awal akan menentukan panjangnya waktu dimana
campuran semen masih bersifat plastik. Waktu pengikatan awal minimum 45
menit sedangkan waktu akhir maksimum 8 jam.
Reaksi pengerasan
C2S + 5H2O C2S. 5H2O
C3S + 5H2O C2S6. 5H2O + 13 Ca(OH)2
C3A+ 3Cs+ 32H2O C3A. 3Cs+.32H2O
C4AF + 7H2O C3A.6 H2O+ CF. H2O
MgO+ H2O Mg(OH)2
f. Panas Hiderasi
Panas hiderasi adalah panas yang dilepaskan selama semen mengalami proses
hiderasi. Jumlah panas hiderasi yang terajdi tergantung, tipe semen, kehalusan
semen, dan perbandingan antara air dengan semen.
Kekerasan awal semen yang tinggi dan panas hiderasi yang besar kemungkinan
terajadi retak-retak pada beton, hal ini disebabkan oleh fosfor yang timbul sukar
dihilangkan sehingga terajdi pemuaian pada proses pendinginan.
g. Penyusutan
Ada tiga macam penyusutan yang terjadi di dalam semen, diantaranya:
Drying Shringkage ( penyusutan karean pengeringan)
Hideration Shringkage (penyuautan karena hiderasi)
Carbonation Shringkage (penyuautan karena karbonasi)
6
Yang paling berpengaruh pada permukaan beton adalah Drying Shringkage,
penyusutan ini terjadi karena penguapan selama proses setting dan hardening. Bial
besaran kelembabannya dapat dijaga, maka keretakan beton dapat dihindari.
Penyusutan ini dioengaruhi juga kadar C3A yang terlalu tinggi.
h. Kelembaban
Kelembaban timbul karena semen menyerap uaap air dan CO 2 dan dalam jumlah
yang cukup banyak sehigga terjadi penggumpalan. Semen yang menggumpal
kualitasnya akan menurun karena bertambahnya Loss On Ignition (LOI) dan
menurunnya spesifik gravity sehingga kekuatan semen menurun, waktu
pengikatan dan pengerasan semakin lama, dan terjadinya false set.
Loss On Ignation (Hilang Fajar)
Loss On Ignation dipersyaratkan untuk mencegah adanya mineral-mneral yang
terurai pada saat pemijaran, dimana proses ini menimbulkan kerusakan pada batu
setelah beberapa tahun kemudian.
i. Spesifik Gravity
Spesifik Gravity dari semen merupakan informasi yang sangat penting dalam
perancangan beton. Didalam pengontrolan kualitas Spesifik gravity digunakan
untuk mengetahui seberapa jauh kesempurnaan pembakaran klinker, dan juga
menetahui apakah klinker tercampur dengan impuritis.
j. False Set
Proses yang terjadi bila adonan mengeras dalam waktu singkat. False Set dapat
dihindari dengan melindungi semen dari pengaruh udara luar, sehingga alkali
karbonat tidak terbentuk didalam semen.
2.4 Kelebihan dan kekurangan dari semen
Kelebihan dari semen antara lain:
a. Dapat dengan mudah dibentuk sesuai dengan kebutuhan konstruksi.
b. Mampu memikul beban yang berat.
c. Tahan terhadap temperatur yang tinggi
d. Biaya perawatan yang rendah.
Tahan terhadap pengkaratan/pembusukan oleh kondisi alam.
f. Kuat tekan tinggi
g. harga relatif murah
7
a. Bentuk yang telah dibuat sulit untuk diubah.
b. Lemah terhadap Kuat tarik.
c. Mempunyai bobot yang Berat.
d. Daya pantul suara yang besar
e. Pelaksanaan pekerjaan membutuhkan ketelitian yang tinggi.
f. Kuat tarik rendah
g. Sulit kedap air
h. Perlu dilatasi (Exponsion Joint) kembang susut karna suhu
8
dalam kiln, dimana bahan baku berubah menjadi agak cair dengan sifat seperti
semen. Pada kiln yang bersuhu 1350-1400C, bahan berubah menjadi bongkahan
padat berukuran kecil yang dikenal dengan sebutan klinker, kemudian dialirkan ke
pendingin klinker, dimana udara pendingin akan menurunkan suhu klinker hingga
mencapai 100 C.
a) Penghalusan Akhir
Dari silo klinker, klinker dipindahkan ke penampung klinker dengan dilewatkan
timbangan pengumpan, yang akan mengatur perbandingan aliran bahan terhadap
bahan-bahan aditif. Pada tahap ini, ditambahkan gipsum ke klinker dan
diumpankan ke mesin penggiling akhir. Campuran klinker dan gipsum untuk
semen jenis 1 dan campuran klinker, gipsum dan posolan untuk semen jenis P
dihancurkan dalam sistim tertutup dalam penggiling akhir untuk mendapatkan
kehalusan yang dikehendaki. Semen kemudian dialirkan dengan pipa menuju silo
semen.
9
kritis yang mudah terkena erosi, yang akan mengakibatkan pendangkalan
dasar sungai, yang pada akhirnya akan menimbulkan masalah banjir pada
musim hujan.
f. Kuantitas air atau debit air menjadi berkurang karena hilangnya vegetasi pada
suatu lahan akan mengakibatkan penyerapan air hujan oleh tanah di tempat itu
menjadi berkurang, sehingga persediaan air tanah menjadi menipis, akibatnya
persediaan ait tanah menjadi makin sedikit. Akibat lanjutan adalah sungai
menjadi kering pada musim kemarau dan sebaliknya sungai akan banjir (debit
air menjadi sangat tinggi) karena tanah tidak mampu lagi menyerap air yang
mengalir terlalu cepat.
g. Kebisingan yang terdiri dari tiga jenis sumber bunyi :
1. Mesin-mesin yang digunakan dalam pabrik,
2. Alat-alat besar seperti traktor yang dipakai pada waktu pengambilan bahan
baku,
3. Dentuman dinamit yang digunakan pada waktu pengambilan kapur
h. Berkurangnya keanekaragaman flora, berubahnya pola vegetasi dan jenis
endemik, berubahnya pembentukkan klorofil dan proses fotosintesa.
i. Berkurangnya keanekaragaman fauna (burung, hewan tanah dan hewan
langka). Berubahnya habitat air dan habitat tanah tempat hidup hewan-hewan
tersebut
2.7 Penanggulangan
3.1 Kesimpulan
Semen berasal dari kata Caementum yang berarti bahan perekat yang
mampu mempesatukan atau mengikat bahan-bahan padat menjadi satu kesatuan
yang kokoh. Beberapa jenis semen diantaranya semen portland putih, semen
10
portland pozolan, semen portland / Ordinary Portland Cement (OPC), semen
portland campur, semen masonry, semen portland komposit.
Langkah utama proses produksi semen diantaranya penggalian,
penghancuran, pencampuran awal, penghalusan dan pencampuran bahan baku,
pembakaran, pendinginan klinker dan penghalusan akhir.
Dampak dari industri semen diantaranya pencemaran lingkungan, polusi
udara dan suara, dan lain-lain.
3.2 Saran
Penyusun menyadari dalam pembuatan review jurnal ini terdapat banyak
sekali kesalahan baik dalam segi penulisan maupun data yang disajikan. untuk itu
kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penyusun harapkan demi
terwujudnya review jurnal yang lebih efektif dalam segi penyajian data maupun
sistematika penulisan. sekian dan terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA
http://henrinurcahyo.wordpress.com/2007/08/05/pabrik-semen-dan-ancaman-
ekologis/
http://nches.blogspot.com/2009/10/dampak-semen-dari-segi-positif-maupun.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Semen#Jenis_semen
http://henrinurcahyo.wordpress.com/2007/08/05/pabrik-semen-dan-ancaman
ekologis/
11
http://nches.blogspot.com/2009/10/dampak-semen-dari-segi-positif-maupun.html
www.wikipedia.indutry-cement.com
sumber:
http://nurlailahcuteinfo.blogspot.com/2012/04/makalah-pembuatan-semen.html
12