Eprisos I PDF
Eprisos I PDF
Eprisos I PDF
Abstract
This study describes community health status in NAD Province after tsunami disaster and its related
factors. Health status was obtained from data of "Surkesda NAD 2006" which included questions of
physical and mental health of respondents aged 15 years in the past month. Set of questions used was
adapted from general framework of International Classification of Functioning, Disability and Health
(ICF) which include 8 domains, i.e., mobility, personal healthcare, pain and discomfort, cognitive,
public relation, vision, sleep disorder and, affection. Statistical method used to analyse relation and
contribution of various study variables was logistic regression. The result showed that 74 percent of
respondents reported generally in good health status at the time of interview. The percentages by
district varied, from the lowest for Gayo Lues (44 percent) to the highest for Banda Aceh (89 percent).
When respondents referred to their health status in the past month, based on question for each domain,
only 62 percent of them reported in good health status. Poor health status was mostly found for
respondents aged 45 years (64 percent), female (42 percent), low education (48 percent), low income
(41 percent), living in rural area (40 percent), living in medium conflict-experienced area (42 percent),
had medium impact of tsunami (41 percent), low physical activity (38 percent), low fiber consumption
(39 percent), had used to be a smoker (62 percent), low BMI (48 percent), had hypertension (51
percent) and rheumatic disease (67 percent). From logistic regression model had shown that female had
probability 1,4 times to have poor health status compared to male while low education had probability
1.3 times, used to be a smoker had 1.8 times, low BMI had 1,7 times, hypertension suffer had 1,3 times
and rheumatic suffer had 4,5 times. Respondents aged 45 years and above with low physical activity
had probability 3.3 times to have poor health status compared to those with adequate physical activity.
While those aged below 45 years with insufficient physical activity had probability 1.6 times to have
poor health status compared to those with sufficient physical activity. To improve health status of the
population, particularly for districts below the average, government should promote on health risks of
smoking, insufficient physical activity, and inadequate fiber consumption. The government should also
pay attention on hypertension and rheumatism which were prevalent among elderly.
Keywords: health status, economic status, education level, smoking behaviour, physical activity, body
mass index, hypertension, rheumatic disease
838
Media Litbang Kesehatan Volume XVII Tahun 2007, Suplemen I
Pada akhir Desember 2004 telah terjadi sehat dan penyakit kronis terhadap status
gempa tektonik yang disertai gelombang dahsyat kesehatan masyarakat di Provinsi Nanggroe Aceh
tsunami memporakporandakan sebagian besar Darussalam setelah bencana tsunami. Diharapkan
wilayah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam dengan kajian ini dapat diketahui seberapa besar
(NAD). Setelah bencana tersebut ditemukan peranan tiap faktor tersebut dalam menentukan
peningkatan penyakit, baik yang menular seperti status kesehatan masyarakat di Provinsi NAD.
ISP A (41%), diare (19%) dan kulit (77%) dan
yang tidak menular. Ditemukan pula 28 persen
kasus balita gizi kurang dan 7 persen kasus gizi Metode Penelitian
buruk. Dari 12 kasus gizi buruk, 1 meninggal di Rancangan penelitian: cross sectional
lokasi pengungsian di Kabupaten Simeulue.1
Sumber data: Data hasil Survei Kesehatan
Dalam upaya penanggulangan masalah Daerah (Surkesda) Pasca Tsunami NAD tahun
kesehatan akibat bencana tersebut, Badan 2006 setelah digabungkan dengan data Susenas
Litbangkes telah melakukan survei kesehatan KOR 2006 dan Suplemen Kesehatan. Variabel
untuk mengetahui kondisi dan status kesehatan dependen yaitu status kesehatan masyarakat yang
masyarakat di Provinsi NAD pasca bencana diukur melalui 8 domain kesehatan sesuai
tsunami. Dari survei tersebut diperoleh informasi rekomendasi ICF berdasarkan keluhan kesehatan
mengenai status kesehatan masyarakat yang dalam satu bulan terakhir. Variabel independen
secara subyektif dapat diukur melalui keluhan terdiri dari umur, jenis kelamin, pendidikan,
kesehatan yang dialami anggota rumah tangga daerah tempat tinggal, status daerah dan dampak
satu bulan terakhir sebelum wawancara survei. tsunami, status ekonomi, aktivitas fisik, konsumsi
Status kesehatan dalam studi ini terdiri dari serat, perilaku merokok, status indeks massa
8 domain yang merupakan pengembangan tubuh, penyakit hipertensi dan sendi.
International Classification of Functioning, Unit analisis: Unit analisis dalam studi ini
Disability and Health (ICF) dianggap dapat
adalah responden yang berusia 15 tahun ke atas,
menggambarkan status kesehatan seseorang. hasil penggabungan data Suplemen Kesehatan
Delapan domain itu meliputi mobilitas, perawatan Susenas Kor 2006 dan Survei Kesehatan Daerah
diri, nyeri dan rasa tidak nyaman, kognitif/
Nanggroe Aceh Darussalam 2006. Total jumlah
mengingat sesuatu, hubungan dengan masyarakat, sampel yaitu 10.948 responden berusia > 15
penglihatan, gangguan tidur, afeksi/perasaan tahun.
cemas.
Analisis data: Analisis dilakukan dengan
Kajian ini mempelajari pengaruh faktor-
regresi logistik untuk melihat hubungan dan
faktor sosial ekonomi, perilaku dan gaya hidup peranan antar variabel.
Batasan Operasional:
Variabel dependen:
Status kesehatan : 0. Kondisi kesehatan dianggap baik jika tidak ada keluhan atau hanya
masyarakat keluhan ringan untuk status kesehatan selama 1 bulan terakhir sebelum
wawancara.
1. dianggap buruk jika menilai kondisi diri sebagai sedang, buruk dan
sangat buruk.
Konsumsi serat 0. Cukup, makan sayur dan buah > 5 hari per minggu dan minimal 5 porsi
perhari (2 porsi buah-3 porsi sayur atau 3 porsi buah-2 porsi sayur)
1. Tidak cukup, makan sayur dan buah < 5 hari per minggu dan bukan
kombinasi porsi perhari seperti di atas.
Kebiasaan merokok 0. Tidak pernah merokok
1. Mantan perokok
2. Perokok (tiap hari dan kadang-kadang)
Faktor risiko penyakit:
IMT Indeks massa tubuh berdasarkan WHO (1998):
0. IMT normal: 18,5 - 24,9 kg/m2
1. IMTkurang/kurus: < 18,5 kg/m2
2. IMT lebih/gemuk: > 25 kg/m2
Penyakit hipertensi 0. Tidak hipertensi (Sistolik < 140 mmHg dan diastolik < 90 mmHg)
1. Hipertensi (Sistolik > 140 mmHg atau diastolik > 90 mmHg)
100
80
60
40
20
ro
~
Gambar 1. Persentase Status Kesehatan Baik Berdasarkan Kondisi Kesehatan Responden Pada Saat
Wawancara Menurut Wilayah, Surkesda NAD 2006
^////// "////////'//
ra.'wat diri - ff nyeri X kognit if
Gambar 2. Persentase status kesehatan baik berdasarkan domain mobilitas diri, perawatan
diri, nyeri dan rasa tidak nyaman, dan kognitif/ingatan, Surkesda NAD 2006
100
Tabel 1. Hubungan Karakteristik Penduduk, Perilaku Hidup Sehat, Status Gizi dan Penyakit Kronis
dengan Status Kesehatan, Surkesda NAD 2006
Status Kesehatan
Faktor Baik Buruk N p Value OR CI 95%
% %
Umur 0.00
0. 15-44 tahun 72.6 27.4 7833 1
1. >= 45 tahun 36.4 63.6 3125 4.63 4.07-5.27
Jenis Kelamin 0.00
0. Laki-laki 66.6 33.5 5277 1
1. Perempuan 58.4 41.6 5681 1.419 1.305-1.543
Pendidikan 0.00
0. Tinggi 72.6 27.4 5541 1
1. Rendah 51.8 48.2 5417 2.47 2.19-2.78
Status Ekonomi 0.00
0. Quintile 4 dan 5 67.8 32.2 4317 1
1. Quintile 1-3 58.7 41.3 6641 1.48 1.29-1.70
Wilayah 0.00
0. Perkotaan 69.0 31.0 2623 1
1. Perdesaan 60.2 39.8 8335 1.473 1.213-1.787
Pengalaman konflik 0.00
0. Tidak ada 63.8 36.3 3117 1
1. Sedang 58.1 41.9 3911 1.27 1.04-1.55
2. Herat 65.3 34.7 3929 0.93 0.78-1.12
Dampak Tsunami 0.00
0. Ringan 60.5 39.5 2792 1
1. Sedang 59.5 40.5 5729 1.04 0.87-1.25
2. Herat 71.0 29.0 2438 0.62 0.49-0.79
Aktivitas Fisik 0.61
0. Cukup/ Baik 62.7 37.3 5292 1
1. Kurang 62.0 38.0 5665 1.03 0.92-1.16
Status Kesehatan
Faktor Baik Buruk N p Value OR CI 95%
% %
Konsumsi Serat 0.00
0. Cukup/ Baik 69.7 30.3 1115 1
1. Tidak Cukup 61.5 38.5 9842 1.44 1.18-1.76
Perokok 0.00
0. Tidak pemah 61.9 38.2 7295 1
1 . Mantan perokok 38.1 61.9 175 2.638 1.884-3.694
2. Perokok aktif 64.5 35.5 3488 0.893 0.811-0.985
Index Massa Tubuh 0.00
0. Normal 65.7 34.3 7476 1
1. Kurus 51.7 48.4 1534 1.795 1.572-2.051
2. Gemuk 57.5 42.5 1949 1.416 1.244-1.611
Hipertensi 0.00
0. Tidak 67.2 32.8 8042 1
1. Ya 48.8 51.2 2917 2.148 1.917-2.407
Sakit Sendi 0.00
0. Tidak 76.6 23.4 7332 1
1. Ya 33.4 66.6 3626 6.537 5.724 - 7.466
3. Status kesehatan masyarakat dan faktor- 1,50). Untuk mantan perokok berpeluang 1,8 kali
faktor yang berhubungan memiliki status kesehatan yang buruk dibanding-
kan dengan kelompok yang tidak pernah merokok
Tabel 2 menggambarkan hubungan faktor-
(OR =1,81; 95% CI = 1,20-2,75). Pada kelompok
faktor demografi seperti usia, jenis kelamin,
yang kurus berpeluang 1,7 kali memiliki status
tingkat pendidikan, wilayah tempat tinggal,
kesehatan yang buruk dibandingkan mereka pada
konflik dan dampak tsunami, faktor perilaku dan
kelompok IMT normal (OR = 1,72; 95% CI =
gaya hidup seperti aktivitas fisik, konsumsi serat,
1,48-2,00). Pada kelompok yang menderita
kebiasaan merokok, serta faktor prevalensi
penyakit hipertensi berpeluang 1,3 kali memiliki
penyakit seperti hipertensi dan penyakit sendi
status kesehatan yang buruk dibandingkan dengan
dengan status kesehatan responden.
kelompok yang tidak menderita penyakit tersebut
Dari tabel 2 juga dapat dilihat bahwa (OR = 1,26; 95% CI = 1,11-1,43). Sedangkan
kelompok usia tua berisiko 2 kali memiliki status kelompok yang menderita gangguan sendi
kesehatan buruk dibandingkan kelompok usia berpeluang 4,5 kali memiliki status kesehatan
muda (OR = 2,01; 95% CI = 1,65 - 2,46) dan yang buruk dibandingkan dengan mereka yang
perempuan berpeluang 1,4 kali memiliki status tidak menderita penyakit tersebut (OR = 4,46;
kesehatan yang buruk dibandingkan dengan laki- 95% CI = 3,89-5,12). Selanjutnya kelompok usia
laki (OR "= 1,43; 95% CI = 1,24 - 1,66). muda yang kurang melakukan aktivitas fisik
Sedangkan kelompok yang berpendidikan rendah berpeluang 1,6 kali memiliki status kesehatan
berpeluang 1,3 kali memiliki status kesehatan yang buruk dibandingkan dengan mereka yang
yang buruk dibandingkan dengan mereka yang cukup melakukan aktivitas fisik (OR = 1,64; 95%
berpendidikan tmggi (OR = 1,30; 95% CI = 1,13 - CI = 1,29-2,09). Pada kelompok usia tua yang
Tabel 2. Multivariat Karakteristik Responden, Perilaku Hidup Sehat, Status Gizi dan
Penyakit Kronis dengan Status Kesehatan, Surkesda NAD 2006
%
a p p Value OR CI 95% klaslflkasi
benar
74.59
Konstanta -1.67
Umur 0.70 0.00 2.01 1.65 2.46
Jenis Kelamin 0.36 0.00 1.43 1.24 1.66
Pendidikan 0.27 0.00 1.30 1.13 1.50
Wilayah 0.22 0.07 1.25 0.98 1.58
Pengalaman konflik
Sedang 0.07 0.55 1.07 0.86 1.32
Berat -0.60 0.00 0.55 0.44 0.68
Dampak Tsunami
Sedang 0.06 0.54 1.06 0.88 1.29
Berat -0.54 0.00 0.59 0.45 0.76
Aktivitas Fisik -0.18 0.01 0.83 0.72 0.96
Perokok
Mantan 0.59 0.01 1.81 1.20 2.75
Perokok aktif 0.10 0.24 1.11 0.93 1.31
Index Massa Tubuh
Kurus 0.54 0.00 1.72 1.48 2.00
Gemuk 0.06 0.39 1.07 0.92 1.23
Hipertensi 0.23 0.00 1.26 1.11 1.43
Sakit sendi 1.50 0.00 4.46 3.89 5.12
Aktivitas Fisik x Umur 0.50
AFxU = 0 0.00 1.64 1.29 2.09
AFxU=l 0.00 3.31 2.72 4.03
S5
Me/;a Litbang Kesehatan Volume XVII Tahun 2007, Suplemen I