Bundelan Telur Asin
Bundelan Telur Asin
Bundelan Telur Asin
Mengetahui,
Dosen Penanggung Jawab
Uji Hedonik
Kelompok I
Skala Hedonik Skala Numerik
Aroma Tekstur Rasa Warna
Amat sangat suka 6
Sangat suka 5
Suka 4
Agak suka 3
Netral 2
Tidak suka 1
Kelompok II
Skala Hedonik Skala Numerik
Aroma Tekstur Rasa Warna
Amat sangat suka 6
Sangat suka 5
Suka 4
Agak suka 3
Netral 2
Tidak suka 1
Kelompok IV
Skala Hedonik Skala Numerik
Aroma Tekstur Rasa Warna
Amat sangat suka 6
Sangat suka 5
Suka 4
Agak suka 3
Netral 2
Tidak suka 1
Kelompok VI
Skala Hedonik Skala Numerik
Aroma Tekstur Rasa Warna
Amat sangat suka 6
Sangat suka 5
Suka 4
Agak suka 3
Netral 2
Tidak suka 1
Kelompok VII
Skala Hedonik Skala Numerik
Aroma Tekstur Rasa Warna
Amat sangat suka 6
Sangat suka 5
Suka 4
Agak suka 3
Netral 2
Tidak suka 1
Uji Hedonik
Kelompok I
Skala Hedonik Skala Numerik
Aroma Tekstur Rasa Warna
Amat sangat suka 6
Sangat suka 5
Suka 4
Agak suka 3
Netral 2
Tidak suka 1
Kelompok II
Skala Hedonik Skala Numerik
Aroma Tekstur Rasa Warna
Amat sangat suka 6
Sangat suka 5
Suka 4
Agak suka 3
Netral 2
Tidak suka 1
Kelompok IV
Skala Hedonik Skala Numerik
Aroma Tekstur Rasa Warna
Amat sangat suka 6
Sangat suka 5
Suka 4
Agak suka 3
Netral 2
Tidak suka 1
Kelompok V
Skala Hedonik Skala Numerik
Aroma Tekstur Rasa Warna
Amat sangat suka 6
Sangat suka 5
Suka 4
Agak suka 3
Netral 2
Tidak suka 1
Kelompok VI
Skala Hedonik Skala Numerik
Aroma Tekstur Rasa Warna
Amat sangat suka 6
Sangat suka 5
Suka 4
Agak suka 3
Netral 2
Tidak suka 1
Kelompok VII
Skala Hedonik Skala Numerik
Aroma Tekstur Rasa Warna
Amat sangat suka 6
Sangat suka 5
Suka 4
Agak suka 3
Netral 2
Tidak suka 1
Uji Hedonik
Kelompok I
Skala Hedonik Skala Numerik
Aroma Tekstur Rasa Warna
Amat sangat suka 6
Sangat suka 5
Suka 4
Agak suka 3
Netral 2
Tidak suka 1
Kelompok II
Skala Hedonik Skala Numerik
Aroma Tekstur Rasa Warna
Amat sangat suka 6
Sangat suka 5
Suka 4
Agak suka 3
Netral 2
Tidak suka 1
Kelompok IV
Skala Hedonik Skala Numerik
Aroma Tekstur Rasa Warna
Amat sangat suka 6
Sangat suka 5
Suka 4
Agak suka 3
Netral 2
Tidak suka 1
Kelompok V
Skala Hedonik Skala Numerik
Aroma Tekstur Rasa Warna
Amat sangat suka 6
Sangat suka 5
Suka 4
Agak suka 3
Netral 2
Tidak suka 1
Kelompok VI
Skala Hedonik Skala Numerik
Aroma Tekstur Rasa Warna
Amat sangat suka 6
Sangat suka 5
Suka 4
Agak suka 3
Netral 2
Tidak suka 1
Kelompok VII
Skala Hedonik Skala Numerik
Aroma Tekstur Rasa Warna
Amat sangat suka 6
Sangat suka 5
Suka 4
Agak suka 3
Netral 2
Tidak suka 1
Uji Hedonik
Kelompok I
Skala Hedonik Skala Numerik
Aroma Tekstur Rasa Warna
Amat sangat suka 6
Sangat suka 5
Suka 4
Agak suka 3
Netral 2
Tidak suka 1
Kelompok II
Skala Hedonik Skala Numerik
Aroma Tekstur Rasa Warna
Amat sangat suka 6
Sangat suka 5
Suka 4
Agak suka 3
Netral 2
Tidak suka 1
Kelompok V
Skala Hedonik Skala Numerik
Aroma Tekstur Rasa Warna
Amat sangat suka 6
Sangat suka 5
Suka 4
Agak suka 3
Netral 2
Tidak suka 1
Kelompok VI
Skala Hedonik Skala Numerik
Aroma Tekstur Rasa Warna
Amat sangat suka 6
Sangat suka 5
Suka 4
Agak suka 3
Netral 2
Tidak suka 1
Kelompok VII
Skala Hedonik Skala Numerik
Aroma Tekstur Rasa Warna
Amat sangat suka 6
Sangat suka 5
Suka 4
Agak suka 3
Netral 2
Tidak suka 1
G. Pembahasan
Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui cara pembuatan telur asin dan
peranan garam sebagai pengawet dan denaturan. Pada percobaan ini digunakan
telur itik karena memiliki kulit yang tebal sehingga saat dibungkus dengan
medium pengasin maka tidak mudah pecah.
Telur yang akan diasinkan, hendaknya dipilih untuk melihat ada tidaknya embrio
yang berkembang. Apabila akan digunakan telur tetasan, maka dipastikan bahwa
telur tersebut merupakan telur hasil sortasi pada hari pertama penetasan. Di
samping itu, pemilihan telur juga menghindari penggunaan telur yang retak,
karena selama dalam proses pengasinan putih telur keluar dan membuat media
pengasinan. Selanjutnya proses penapisan telur dilakukan sewaktu membersihkan
telur, dengan merendam telur di dalam air. Apabila telur melayang, maka telur
dapat dipisahkan, sedangkan telur yang tenggelam atau setengah tenggelam
adalah telur yang akan diproses. Kemudian membersihkan telur dengan air hangat
untuk membuka pori-pori kulit telur sehingga saat dibungkus dengan medium
pengasin maka garamnya itu dapat merembes masuk melalui pori-pori pada kulit
telur.
Selanjutnya membuat medium pengasin yang berupa campuran bubuk
batu merah dan garam atau abu gosok dan garam dengan perbandingan 1:1 dan
1:3. Batu merah yang akan digunakan sebaiknya dibuat serbuk dahulu agar
mempermudah dalam proses pembungkusan telur. Pembuatan telur asin secara
kering dengan menggunakan adonan garam akan menghasilkan telur asin yang
lebih baik mutunya, warna lebih menarik, serta cita rasa yang lebih enak. Garam
berfungsi sebagai pencipta rasa asin sekaligus bahan pengawet karena dapat
menghambat kerja enzim proteolitik (enzim perusak protein), menyerap air dalam
telur, serta mengurangi kelarutan oksigen. Setiap makhluk hidup, termasuk bakteri
memerlukan oksigen untuk kehidupannya. Berkurangnya oksigen yang terlarut
akan menghambat pertumbuhan bakteri dan mikroba lain penyebab pembusukan.
Berkurangnya kadar air menyebabkan telur menjadi lebih awet. Garam (NaCl)
akan masuk ke dalam telur dengan merembes melalui pori-pori kulit, menuju ke
bagian putih, dan akhirnya ke kuning telur. Garam mula-mula akan diubah
menjadi ion natrium (Na+) dan ion chlor (Cl-). Ion chlor inilah yang sebenarnya
berfungsi sebagai bahan pengawet dengan menghambat pertumbuhan mikroba
pada telur.
Dicampurkan serbuk batu bata merah dan garam serta abu gosok dan garam
dengan air hangat secukupnya agar adonan agak lembek sehingga mudah
menempel pada telur. Digunakan air hangat agar diperoleh campuran yang jenuh.
Garam yang digunakan dicampur dengan bubuk batu merah dan abu gosok yang
berfungsi menutupi pori-pori kulit telur. Medium pengasin yng dibuat yaitu
perbandingan 1:1 dan 1:3. Hal ini dilakukan untuk melihat perbedaan pengasinan
dari kedua perbandingan tersebut.
Membungkus telur dengan adonan yang selesai dibuat satu per satu, dan
tata telur yang sudah dibungkus dalam wadah yaitu panci serta memberinya label.
Menyimpan telur itu pada suhu kamar, untuk perbandingan 1:1 disimpan selama 1
minggu dan 1:3 disimpan selama 2 minggu. Hal ini dilakukan untuk melihat
perbedaan pengasinan dari kedua perbandingan tersebut.
Maryati, Sri. 2000. Sekitar Tata Laksana Makanan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Tim Dosen Kimia Pangan. 2011. Penuntun Praktikum Kimia Pangan. Makassar:
Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Makassar.
Winarno, F.G. 1995. Kimia Pangan Dan Gizi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama.