Open Ended

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 22

Mata Kuliah : Desain dan Strategi Pembelajaran Matematika

Dosen Pengampu : Prof. Dr. Abdul Rahman, M.Pd.


Prof. Dr. Irwan Akib, M.Pd.

PENDEKATAN OPEN ENDED

Oleh:

ANDI NAJMIAH JAMAL


161050701037
Kelas B

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2017

~1~
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah penyusun ucapkan, atas kehadirat Allah SWT yang
senantiasa melimpahkan rahmat dan taufiq-Nya kepada penyusun sehingga dapat
menyelesaikan makalah ini dalam bentuk yang sangat sederhana.
Dalam penyelesaian makalah ini tidak lepas dari kesulitan dan hambatan
hambatan akan tetapi berkat usaha keras dan ketekunan serta dorongan dan bantuan
dari berbagai pihak sehingga sedikit demi sedikit dapat teratasi dan pada akhirnya
makalah ini dapat terwujud. Oleh karena itu tidak berlebih rasanya jika penyusun
menghaturkan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang turut
membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih terdapat banyak
kekurangan- kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu kami selaku
penyusun mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan makalah ini
ke depannya.
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi penyusun khususnya
dan pembaca pada umumnya. Amiin .

Makassar , November 2017

Penyusun

~2~
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................. 1


KATA PENGANTAR .............................................................................................. 2
DAFTAR ISI .............................................................................................................. 3
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 4
A. Latar Belakang ............................................................................................... 4
B. Pembatasan Masalah ....................................................................................... 6
C. Tujuan.............................................................................................................. 6
BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................... 7
A. Pendekatan Open Ended ................................................................................. 7
B. Tujuan Pendekatan Open Ended ..................................................................... 8
C. Prinsip Pembelajaran Pendekatan Open Ended............................................... 9
D. Masalah Pendekatan Open Ended ................................................................... 13
E. Langkah-Langkah Pembelajaran dengan Pendekatan Open Ended ................ 15
F. Penilaian dalam Pendekatan Open Ended ....................................................... 17
G. Keunggulan dan Kelemahan Pendekatan Open Ended ................................... 19
BAB III PENUTUP ................................................................................................... 20
A. Kesimpulan ..................................................................................................... 20
B. Rekomendasi ................................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 22

~3~
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pendekatan Open Ended merupakan salah satu upaya inovasi pendidikan
matematika yang pertama kali dilakukan oleh para ahli pendidikan matematika
Jepang. Pendekatan ini lahir sekitar 20 tahun yang lalu dari hasil penelitian yang
dilakukan Shigeru Shimada, Toshio Sawada, Yohiko Yashioto dan Keinchi Shibuya.
Munculnya pendekatan ini sebagai reaksi atas pendidikan matematika sekolah saat itu
yang aktifitas kelasnya disebut dengan issey jugyow (frontal teaching); guru
menjelaskan konsep baru di depan kelas kepada para siswa. Kemudian memberikan
contoh untuk penyelesaian beberapa soal.
Seperti diketahui bahwa masalah rutin yang biasa diberikan pada siswa
sebagai latihan atau tugas selalu berorientasi pada tujuan akhir, yakni jawaban yang
benar. Akibatnya proses atau prosedur yang telah dilakukan oleh siswa dalam
menyelesaikan soal tersebut kurang atau bahkan tidak mendapat perhatian guru.
Padahal perlu disadari bahwa proses penyelesaian masalah merupakan tujuan utama
dalam pembelajaran pemecahan masalah matematika. Gambaran tersebut
sebagaimana dikemukakan Anthony yang mengemukakan bahwa pemberian tugas
matematika rutin yang diberikan pada latihan atau tugas-tugas matematika selalu
terfokus pada prosedur dan keakuratan, jarang sekali tugas matematika terintegrasi
dengan konsep lain dan juga jarang memuat soal yang memerlukan kemampuan
berpikir tingkat tinggi. Akibatnya ketika siswa dihadapkan pada tugas yang sulit
dan membutuhkan kemampuan berpikir tingkat tinggi atau jawabannya tidak
langsung diperoleh, maka siswa cenderung malas mengerjakannya, akhirnya dia
menegosiasikan tugas tersebut dengan gurunya.
Pendapat senada juga dikemukakan oleh Rifat yang menyatakan bahwa
pembelajaran melalui tugas matematika rutin terkesan untung-untungan. Dugaan

~4~
bahwa pembelajar ingat atau lupa akan suatu rumus tidak dapat dipertahankan. Siswa
berkecenderungan berpikir pasif, tidak dapat berfikir secara terstruktur dan belajar
menjadi tidak atau kurang bermakna. Weirtheimer juga berpendapat bahwa
pembelajaran yang prosedural, seperti penerapan rumus cenderung menghilangkan
kemampuan manusia untuk melihat struktur masalah secara utuh. Padahal,
pemahaman akan struktur masalah merupakan pemikiran produktif. Proses-proses
yang dilakukan oleh siswa dalam memilih, mengatur dan mengintegrasikan
pengetahuan baru, perilaku dan buah pikirannya akan mempengaruhi keadaan
motivasi dan sikapnya dan pada akhirnya akan berhubungan dengan strategi
belajarnya. Tugas dalam pembelajaran matematika diharapkan mampu membuat
siswa berpartisipasi aktif, mendorong pengembangan intelektual siswa,
mengembangkan pemahaman dan keterampilan matematika, dapat menstimulasi
siswa, menyusun hubungan dan mengembangkan tata kerja ide matematika,
mendorong untuk memformulasi masalah, pemecahan masalah dan penalaran
matematika, memajukan komunikasi matematika, menggambarkan matematika
sebagai aktifitas manusia, serta mendorong dan mengembangkan keinginan siswa
mengerjakan matematika.
Salah satu pendekatan dalam pembelajaran matematika yang harus dikuasai
oleh guru adalah pendekatan Open Ended. Pendekatan Open Ended adalah salah satu
alternatif pendekatan pembelajaran yang dapat mengembangkan kreativitas dan
aktivitas kreatif siswa. Pendekatan Open Ended adalah pendekatan pembelajaran
yang menyajikan suatu permasalahan yang memiliki metode atau penyelesaian yang
benar lebih dari satu. Dengan demikian pendekatan Open Ended dapat memberi
kesempatan kepada siswa untuk memperoleh pengetahuan/pengalaman menemukan,
mengenali dan memecahkan masalah dengan beberapa teknik. Pembelajaran dengan
pendekatan Open Ended diawali dengan memberikan masalah terbuka kepada siswa.
Masalah terbuka atau soal Open Ended adalah soal yang memiliki lebih dari satu cara
penyelesaian yang benar, mempunyai lebih dari satu jawaban benar dan siswa dapat

~5~
menjawabnya dengan caranya sendiri tanpa harus mengikuti proses pengerjaan yang
sudah ada. Contoh soal jenis terbuka (open ended) seperti: Tentukan beberapa
bilangan yang hasil kalinya sama dengan 125; Hedy mengatakan saya membagikan
24 permen kepada teman-teman. Saya memberikan bagian kepada Kim, 1/3 bagian
kepada Juan, dan bagian kepada Maria. Jelaskan bagaimana kamu mengetahui
bahwa Hedy membuat penjelasan yang salah?(Ummil Muhsinin, 2013: 47-48).

B. Pembatasan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pendekatan open ended?
2. Apa tujuan dari pendekatan open ended?
3. Apa masalah dalam pendekatan open ended?
4. Apa saja langkah-langkah pembelajaran dengan pendekatan open
ended?

C. Tujuan
1. Mengetahui maksud dari pendekatan open ended.
2. Mengetahui tujuan dari pendekatan open ended.
3. Mengetahui masalah dalam pendekatan open ended.
4. Mengetahui langkah-langkah pembelajaran dengan pendekatan open
ended.

~6~
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pendekatan Open Ended


1. Pengertian Pendekatan Open Ended
Pendekatan open-ended merupakan salah satu pendekatan dalam
pembelajaran termasuk dalam pembelajaran matematika. Pendekatan ini
dikembangkan dalam beberapa proyek penelitian pengembangan tentang metode
evaluasi kemampuan berpikir tingkat tinggi (higher-order thinking) dalam
pembelajaran matematika dalam kurun 1971 dan 1976 di Jepang (Hafiza
Husna.blogspot.id, 2013).
Pendekatan open ended adalah suatu pendekatan pembelajaran yang dimulai
dari mengenalkan atau menghadapkan siswa pada masalah terbuka. Pembelajaran
dilanjutkan dengan menggunakan banyak jawaban yang benar dari masalah yang
diberikan untuk memberikan pengalaman kepada siswa dalam menemukan sesuatu
yang baru di dalam proses pembelajaran. Melalui kegiatan ini diharapkan pula siswa
dapat menjawab permasalahan dengan banyak cara, sehingga mengundang potensi
intelektual dan pengalaman siswa dalam proses menemukan sesuatu yang baru
(Shimada, 1997)
Pendekatan open ended adalah pendekatan pembelajaran yang menyajikan
suatu permasalahan yang memiliki metode atau penyelesaian yang benar lebih dari
satu. Masalah yang diformulasikan memiliki multi jawaban yang benar disebut
masalah tak lengkap atau disebut juga Open Ended atau soal terbuka (Suherman dkk,
2003).
Pembelajaran dengan pendekatan open ended diawali dengan memberikan
masalah terbuka kepada siswa. Kegiatan pembelajaran harus mengarah dan
membawa siswa dalam menjawab masalah dengan banyak cara serta mungkin juga
dengan banyak jawaban (yang benar), sehingga merangsang kemampuan intelektual

~7~
dan pengalaman siswa dalam proses menemukan sesuatu yang baru. Sedangkan dasar
keterbukaan masalah diklasifikasikan dalam tiga tipe, yakni:
a. Prosesnya terbuka, maksudnya masalah itu memiliki banyak cara
penyelesaian yang benar.
b. Hasil akhirnya terbuka, maksudnya masalah itu memiliki banyak jawaban
yang benar.
c. Cara pengembangan lanjutannya terbuka, maksudnya ketika siswa telah
menyelesaikan masalahnya, mereka dapat mengembangkan masalah baru
yaitu dengan cara merubah kondisi masalah sebelumnya (asli).

B. Tujuan Pendekatan Open Ended


Tujuan dari pembelajaran Open Ended menurut Nohda ialah untuk membantu
mengembangkan kegiatan kreatif dan pola pikir matematik siswa melalui problem
posing secara simultan. Dengan kata lain, kegiatan kreatif dan pola pikir matematik
siswa harus dikembangkan semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuan setiap
siswa (Suherman dkk, 2003).
Pendekatan Open Ended menjanjikan kepada suatu kesempatan kepada siswa
untuk meginvestigasi berbagai strategi dan cara yang diyakininya sesuai dengan
kemampuan mengelaborasi permasalahan. Tujuannya tiada lain adalah agar
kemampuan berpikir matematika siswa dapat berkembang secara maksimal dan pada
saat yang sama kegiatan-kegiatan kreatif dari setiap siswa terkomunikasi melalui
proses pembelajaran. Inilah yang menjadi pokok pikiran pembelajaran dengan Open
Ended, yaitu pembelajaran yang membangun kegiatan interaktif antara matematika
dan siswa sehingga membuat siswa untuk menjawab permasalahan melalui berbagai
strategi.
Dalam pembelajaran dengan pendekatan Open Ended, siswa diharapkan
bukan hanya mendapatkan jawaban tetapi lebih menekankan pada proses pencarian
suatu jawaban. Suherman mengemukakan bahwa dalam kegiatan matematik dan
kegiatan siswa disebut terbuka jika memenuhi ketiga aspek berikut:

~8~
1. Kegiatan siswa harus terbuka
Yang dimaksud kegiatan siswa harus terbuka adalah kegiatan pembelajaran
harus mengakomodasi kesempatan siswa untuk melakukan segala sesuatu
secara bebas sesuai kehendak mereka.
2. Kegiatan matematika merupakan ragam berpikir
Kegiatan matematik adalah kegiatan yang didalamnya terjadi proses
pengabstraksian dari pengalaman nyata dalam kehidupan sehari-hari ke dalam
dunia matematika atau sebaliknya.
3. Kegiatan siswa dan kegiatan matematika merupakan satu kesatuan
Dalam pembelajaran matematika, guru diharapkan dapat membuat
pemahaman dalam berpikir matematika sesuai dengan kemampuan individu.
Meskipun pada umumnya guru akan mempersiapkan dan melaksanakan pembelajaran
sesuai dengan pengalaman dan pertimbangan masing-masing. Guru bisa
membelajarkan siswa melalui kegiatan-kegiatan matematika tingkat tinggi yang
sistematis atau melalui kegiatan-kegiatan matematika yang mendasar untuk melayani
siswa yang kemampuannya rendah. Pendekatan uniteral semacam ini dapat dikatakan
terbuka terhadap kebutuhan siswa ataupun terbuka terhadap ide-ide matematika.
Pada dasarnya, pendekatan Open Ended bertujuan untuk membuat kegiatan
kreatif siswa dan berpikir matematika secara simultan. Oleh karena itu, hal yang perlu
diperhatikan adalah kebebasan siswa untuk berpikir dalam membuat progress
pemecahan sesuai dengan kemampuan, sikap dan minatnya sehingga pada akhirnya
akan membentuk intelegensi matematika siswa.

C. Prinsip Pembelajaran Pendekatan Open Ended


Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan open-ended mengasumsikan
tiga prinsip, yakni sebagai berikut:
1. Related to the autonomy of student activities. If requires that we should
appreciate the value of student activities for fear of being just non-interfering.

~9~
2. Related to evolutionary and integral nature of mathematical knowledge.
Content mathematics is theoretical and systematic. Therefore, the more
essential certain knowledge is, the more comprehensively it derives
analogical, special, and general knowledge. Metaphorically, more essential
knowledge opens the door ahead more widely. At the same time, the essential
original knowledge can reflected on many times later in the course of
evolution of mathematical knowledge. This reflection on the original
knowledge is a driving force to continue to step forward across the door.
3. Related to teachers expedient decision-making in class. In mathematics class,
teachers often encounter students unexpected ideas. In this about, teachers
have an important role to give the ideas full play, and to take into account that
other students can also understand real amount of the unexpected ideas
(Nohda, 2000).
Jenis masalah yang digunakan dalam pembelajaran melalui pendekatan Open
Ended adalah masalah yang bukan rutin yang bersifat terbuka. Sedangkan dasar
keterbukaanya (openness) dapat diklasifikasikan kedalam tiga tipe, yakni: Process is
open, end product are open dan ways to develop are open. Prosesnya terbuka
maksudnya adalah tipe soal yang diberikan mempunyai banyak cara
penyelesaian yang benar. Hasil akhir yang terbuka, maksudnya tipe soal yang
diberikan mempunyai jawaban benar yang banyak (multiple), sedangkan cara
pengembang lanjutannya terbuka, yaitu ketika siswa telah selesai menyelesaikan
masalahnya, mereka dapat mengembangkan masalah baru dengan mengubah kondisi
dari masalah yang pertama (asli). Dengan demikian, pendekatan ini menyelesaikan
masalah dan juga memunculkan masalah baru. Secara diagram dapat digambarkan
sebagai berikut:

~ 10 ~
Situation A: Formulating a Situation B: Investigation Situation C: Posing
problem mathematically various approach to the advanced problem
formulated problem

Solving 1 Next Problem 1


Original Problem

Solving 2 Next Problem 2

Solving 3 Next Problem 3

Gambar Prinsip Open Ended

Dalam prakteknya kegiatan pendekatan open-ended ini harus mencakup tiga


hal, yakni:
1. Kegiatan siswa terbuka.
2. Kegiatan matematik adalah ragam berpikir.
3. Kegiatan siswa dan kegiatan matematik merupakan satu kesatuan.
Kegiatan siswa harus terbuka adalah kegiatan pembelajaran harus dapat
mengakomodasi kesempatan siswa untuk melakukan segala sesuatu secara bebas
sesuai kehendak mereka. Misalkan siswa diberi masalah sebagai berikut:
Tiga tim A, B dan C mengikuti perlombaan maraton. Setiap tim terdiri dari 10
pelari. Hasilnya dapat dilihat pada data tabel berikut:
Rangking 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
pelari
Tim A B A C B B C A C C C B A A B
pelari
Rangking 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
pelari
Tim B C A C B C B B A C A A A C B
pelari

~ 11 ~
Coba kalian pikirkan manakah tim yang menjadi juara pada perlombaan
tersebut! Tentukan berbagai cara untuk menentukan pemenangnya!

Untuk menyelesaikan masalah tersebut banyak kategori yang dapat dijadikan


patokan untuk menyatakan sebuah tim menjadi pemenang perlombaan tersebut.
1. Urutan ditentukan dari banyaknya pelari pada setiap tim yang berada pada
sepuluh besar.
Tim Banyak pelari Rangking Tim
A 3 Rangking 2
B 3 Rangking 2
C 4 Rangking 1

2. Rangking ditentukan dari jumlah skor total setiap tim yang masuk 10
pelari pertama.

Tim Banyak pelari Rangking Tim


A 1 + 3 + 8 = 12 Rangking 1
B 2 + 5 + 6 = 13 Rangking 2
C 4 + 7 + 9 + 10 = 30 Rangking 3

3. Rangking ditentukan dari rata-rata rangking tim yang masuk 10 pelari


pertama. Hasilnya sama dengan no 2.
4. Rangking ditentukan dengan urutan pelari terbaik dari tiap tim.
Pelari terbaik tim A urutan pertama. Urutan pertama
Pelari terbaik tim B urutan kedua. Urutan kedua
Pelari terbaik tim C urutan keempat. Urutan ketiga
5. Rangking ditentukan dengan urutan pelari terakhir dari tim

Pelari terakhir tim A urutan ke-28. Urutan pertama


Pelari terakhir tim B urutan ke-30. Urutan ketiga

~ 12 ~
Pelari terakhir tim C urutan ke-29. Urutan kedua
6. Rangking ditentukan dengan skor total urutan lima pelari terbaik pertama dari
tiap tim
Tim A : 1 + 3 + 8 + 13 + 14 = 39 Urutan pertama
Tim B : 2 + 5 + 6 + 12 + 15 = 40 Urutan kedua
Tim C: 4 + 7 + 9 + 10 + 11 = 41 Urutan ketiga
7. Rangking ditentukan dari selisih antara rangking terakhir dan rangking
pertama pada setiapa tim
Tim A : 29 1 = 27 Urutan kedua
Tim B : 30 1 = 28 Urutan ketiga
Tim C : 29 4 = 25 Urutan pertama
8. Rangking ditentukan dari jumlah total rangking semua pelari pada setiap tim.
Tim A : 1 + 3 + 8 + ... + 28 = 162 Urutan ketiga
Tim B : 2 + 5 + 6 + ... + 30 = 151 Urutan pertama
Tim C : 4 + 7 + 10 + ... + 29 = 152 Urutan kedua
Dan lain sebagainya.
Terlihat bahwa melalui pembelajaran memberikan kesempatan kepada siswa
untuk berpikir secara optimal. Siswa akan berusaha menemukan jawaban dari
berbagai sudut pandang. Pada akhirnya siswa terdorong potensinya untuk melakukan
kegiatan matematik pada tingkatan berpikir yang lebih tinggi

D. Masalah Pendekatan Open Ended


Masalah yang diformulasikan memiliki banyak jawaban benar disebut masalah
tak lengkap (incomplete) atau masalah terbuka (Shimada, 1997). Masalah Open
Ended sebagai suatu situasi yang dirancang agar siswa mengalami masalah dengan
angka-angka yang tidak beraturan, angka-angka yang banyak, informasi yang tidak
lengkap atau mempunyai solusi-solusi ganda, masing-masing dengan konsekuensi-

~ 13 ~
konsekuensi yang berbeda (NCTM, 2000). Sedangkan dasar keterbukaan masalah
diklasifikasikan dalam tiga tipe, yaitu:
1. Prosesnya terbuka, maksudnya masalah itu memiliki banyak cara penyelesaian
yang benar.
2. Hasil akhirnya terbuka, maksudnya masalah itu memiliki banyak jawaban benar.
3. Cara pengembangan lanjutannya terbuka, maksudnya ketika siswa telah
menyelesaikan masalahnya, mereka dapat mengembangkan masalah baru yaitu
dengan cara merubah kondisi masalah sebelumnya.
Lebih lanjut Swada mengemukakan bahwa secara umum terdapat tiga tipe
masalah Open Ended yang dapat diberikan, yaitu:
Tipe 1 : Menemukan hubungan.
Masalah ini diberikan bertujuan agar siswa dapat menemukan beberapa aturan
atau hubungan matematis.
Tipe 2 : Mengklasifikasi.
Siswa diminta mengelompokkan suatu obyek tertentu berdasarkan
karakteristik yang berbeda dari obyek tersebut untuk memformulasikan beberapa
konsep tertentu.
Tipe 3 : Pengukuran.
Siswa diminta menentukan ukuran-ukuran numerik dari suatu kejadian
tertentu. Siswa diharapkan dapat mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan
yang telah dipelajari sebelumnya untuk memecahkan masalah.

~ 14 ~
E. Langkah-Langkah Pembelajaran dengan Pendekatan Open Ended
Adapun langkah-langkah pembelajaran dengan pendekatan Open Ended
sebagai berikut:

No. Fase Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran

Memberikan problem terbuka kepada siswa, sehingga


1 Menyajikan masalah siswa mendapatkan kesempatan untuk melakukan segala
sesuatu secara bebas sesuai kehendak mereka.
Guru mengarahkan P siswa untuk menumbuhkan orisinilitas
2 Pengorganisasian ide, kreativitas, kognitif tinggi, kritis, komunikasi-
pembelajaran interaksi, sharing, keterbukaan, dan sosialisasi.
Guru harus menyiapkan atau menuliskan daftar antisipasi
respons siswa terhadap
3 Perhatikan dan catat masalah. Sehingga siswa dapat mengekpresikan ide atau
respon siswa pikirannya sebagai upaya mengarahkan dan membantu
siswa memecahkan masalah sesuai dengan cara
kemampuannya.

Guru memberikan bimbingan dan arahan


Bimbingan dan kepada siswa untuk berimprovisasi mengembangkan
4
pengarahan metode, cara, atau pendekatan yang bervariasi dalam
memperoleh jawaban sehingga jawaban siswa beragam

Siswa diminta untuk menjelaskan proses mencapai


5 Membuat kesimpulan. jawaban tersebut

Sumber: Suyatno
Menurut Sawada, setelah guru mengkonstruksi masalah Open Ended, guru
perlu mempertimbangkan tiga hal berikut, sebelum masalah itu ditampilkan di kelas
sebagai awal dari pembelajaran, yaitu:
a. Apakah masalah tersebut kaya dengan konsep-konsep matematis.
Masalah harus mendorong siswa untuk berfikir dari berbagai sudut pandang.
Selain itu, masalah juga harus kaya dengan konsep-konsep matematika yang
sesuia dengan siswa berkemampuan rendanh sampai tinggi untuk
menggunakan strategi sesuai dengan kemampuannya.

~ 15 ~
b. Apakah level matematis dari masalah cocok untuk siswa.
Pada saat menyelesaikan masalah, siswa harus menggunakan pengetahuan dan
ketrampilan yang dimilikinya. Jika soal tersebut diprediksi diluar jangakaun
siswa, maka guru harus mengubahnya.
c. Apakah masalah itu dapat mengembangkan konsep matematis lebih lanjut.
Masalah harus terkait dengan konsep-konsep matematika lebih tinggi sehingga
memacu siswa berfikir tingkat tinggi.
Masalah yang dibuat harus dapat mendorong siswa berpikir dalam berbagai
pandangan yang berbeda, sehingga masalah tersebut harus kaya akan konsep-konsep
matematis yang dapat dipecahkan dengan berbagai strategi yang sesuai untuk siswa
berkemampuan tinggi, maupun rendah. Tingkat kesulitan masalah juga harus cocok
dengan kemampuan siswa, karena ketika mereka akan menyelesaikan masalah open
ended mereka harus menggunakan pengetahuan atau keterampilan yang telah mereka
ketahui sebelumnya. Apabila guru telah menyusun suatu masalah Open Ended
dengan baik, langkah selanjutnya adalah mengembangkan rencana pembelajaran.
Pada tahap ini hal-hal yang perlu diperhatikan adalah:
a. Tuliskan respon siswa yang diharapkan.
b. Tujuan yang harus dicapai dari masalah yang diberikan harus jelas.
c. Lengkapi dengan prinsip problem posing sehingga siswa dapat memahami
maksud dari masalah tersebut dengan mudah atau dapat memahami apa yang
diharapkan dari mereka.
d. Sajikan masalah semenarik mungkin.
e. Berikan waktu yang cukup kepada siswa untuk mengeksplorasi masalah.

Dalam pendekatan Open Ended, guru memberikan permasalahan kepada


siswa yang solusinya atau jawabannya tidak hanya ditentukan hanya dengan satu
jalan atau cara. Guru harus memanfaatkan keberagaman cara atau prosedur untuk
menyelesaikan masalah itu untuk memberi pengalaman siswa dalam menemukan

~ 16 ~
sesuatu yang baru berdasarkan pengetahuan, keterampilan dan cara berpikir
matematika yang telah diperoleh sebelumnya.

F. Penilaian dalam Pendekatan Open Ended


Seperti telah dibahas sebelumnya bahwa pendekatan ini disamping produk
yang diperoleh dari pemecahan masalah matematika, tetapi juga melihat proses yang
dilakukan siswa dalam menyelesaikan masalah tersebut. Untuk menilainya tentu saja
tidak dapat digunakan penilaian yang hannya berorientasi pada hasil. Ada 3 hal yang
dilihat dari penilaian pembelajaran matematika melalui pendekatan ini, yakni fluency,
flexibility, dan originality.
1. Fluency terkait dengan berapa banyak solusi yang dapat dihasilkan oleh siswa.
Satu respon siswa atau kelompok yang benar dihargai 1 poin, sehingga nilai yang
diperoleh siswa adalah total dari seluruh solusi yang dihasilkan oleh siswa.
2. Flexibilty terkait dengan berapa banyak ide-ide matematis berbeda yang
ditemukan/dimunculkan oleh siswa. Solusi yang benar yang dihasilkan siswa
terbagi dalam beberapa kategori. Jika dua buah solusi atau pendekatan
mempunyai ide matematika yang sama, maka dianggap sebagai satu kategori.
Banyaknya ketagori yang muncul disebut respon positif. Jumlah ndari kategori ini
mengindikasikan flexibitly.
3. Originality terkait dengan derajat keaslian ide siswa. Jiak siswa atau kelompok
memunculkan ide yang unik, tingkat keorsinilannya dihargai tinggi. Guru harus
memberikan skor yang tinggi untuk kemampuan berfikir matematik tingkat
tinggi. Sebagai ringkasnya, kiata dapat menggunakan teknik penilaian yang
dikemukakan oleh Hancock (1995), yakni sebagai berikut:
a. Jawaban diberi nilai 4, jika :
Jawaban lengkap dan benar untuk pertanyaan yang diberikan
Ilustrasi ketrampilan pemecahan masalah, penalaran dan komunikasinya
sempurna

~ 17 ~
Pekerjaan ditunjukkan dan dijelaskan dengan clearly
Memuat sedikit kesalahan
b. Jawaban diberi nilai 3, jika :
Jawaban benar untuk masalah yang diberikan
Ilustrasi ketrampilan pemecahan masalah, penalaran dan komunikasi baik
Pekerjaan ditunjukkan dan dijelaskan
Memuat beberapa kesalahan dalam penalaran
c. Jawaban diberi nilai 2, jika :
Beberapa jawaban tidak lengkap
Ilustrasi ketrampilan pemecahan masalah, penalaran dan komunikasinya
cukup
Kekurangan dalam berfikir tingkat tinggi telihat jelas
Muncul beberapa keterbatasan dalam pemahana konsep matematika
Banyak kesalahan dalam penalaran
d. Jawaban diberi nilai 1, jika :
Muncul masalah dalam meniru ide matematika tetapi tidak dapat
dikembangkan
Keterampilan pemecahan masalah, penalaran dan komunikasi kurang
Banyak salah perhitungan
Terdapat sedikit pemahan yang diilustrasikan
Siswa kurang mencoba beberapa hal
e. Jawaban diberi nilai 0, jika :
Keseluruhan jawaban tidak ada atau tidak nampak
Tidak muncul ketrampilan pemecahan masalah, penalaran dan komunikasi
Sama sekali pemahaman matematikanya tidak muncul
Terlihat jelas bluffing (mencoba-coba atau menebak)
Tidak menjawab semua kemungkinan yang deiberikan

~ 18 ~
G. Keunggulan dan Kelemahan Pendekatan Open Ended
Keunggulan dari pendekatan ini antara lain:
1. Siswa berpartisipasi lebih aktif dalam pembelajaran dan sering
mengekspresikan idenya.
2. Siswa memiliki kesempatan lebih banyak dalam memanfaatkan pengetahuan
dan keterampilan matematik secara komprehensif.
3. Siswa dengan kemampuan matematika rendah dapat merespon permasalahan
dengan cara mereka sendiri.
4. Siswa secara instringsik termotivasi untuk memberikan bukti atau penjelasan.
5. Siswa memiliki pengalaman lebih banyak untuk menemukan sesuatu dalam
menjawab permasalahan.
Disamping keunggulan yang dapat diperoleh dari pendekatan Open Ended,
terdapat beberapa kelemahan diantaranya:
1. Membuat dan menyiapkan permasalahan matematika yang bermakna bagi
siswa bukanlah pekerjaan yang mudah.
2. Mengemukakan masalah yang langsung dapat dipahami siswa sangat sulit
sehingga banyak siswa yang mengalami kesulitan bagaimana merespon
permasalahan yang diberikan.
3. Siswa dengan kemampuan tinggi bisa merasa ragu atau mencemaskan jawaban
mereka.
4. Mungkin ada sebagian siswa yang merasa bahwa kegiatan belajar mereka tidak
menyenangkan karena kesulitan yang mereka hadapi.

~ 19 ~
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pendekatan Open Ended adalah pendekatan pembelajaran yang menyajikan
suatu permasalahan yang memiliki metode atau penyelesaian yang benar lebih dari
satu. pendekatan Open Ended bertujuan untuk mengangkat kegiatan kreatif siswa dan
berpikir matematika secara simultan. Hal yang perlu diperhatikan adalah kebebasan
siswa untuk berpikir dalam membuat progress pemecahan sesuai dengan
kemampuan, sikap dan minatnya sehingga pada akhirnya akan membentuk
intelegensi matematika siswa.
Sawada mengemukakan bahwa secara umum terdapat tiga tipe masalah open
ended yang dapat diberikan, yaitu: menemukan hubungan, mengklasifikasi, dan
pengukuran. Langkah-langkah pembelajaran dari pendekatan Open Ended terdiri
dari 5 yakni menyajikan masalah, pengorganisasian pembelajaran, perhatikan dan
catat respon siswa, bimbingan dan pengarahan dan membuat kesimpulan.

B. Saran
Ada beberapa masukan yang dapat penulis berikan kepada kita semua
terutama para pendidik agar perkembangan pendekatan pembelajaran anak dapat
berkembang dengan baik, antara lain:
a. Sebagai pendidik kita hendaknya mempunyai pengetahuan tentang
pendekatan pembelajaran terhadap psikologi pendidikan.
b. Sebagai pendidik kita diharapkan tidak memaksa siswa untuk berpikir sesuai
dengan apa yang kita pikirkan karena tahap perkembangan siswa belum
setaraf dengan kemampuan berpikir kita.
c. Sebagai pendidik kita hendaknya mampu menciptakan suasana yang
menyenangkan bagi siswa sehingga mereka terbiasa untuk mengemukakan
pikiran mereka.

~ 20 ~
d. Sebagai pendidik kita harus mampu menentukan metode mengajar yang
terbaik bagi siswa sehingga apa yang kita harapkan bersama dapat tercapai
dengan baik.

~ 21 ~
DAFTAR PUSTAKA

Afgani D, Jarnawi. Tanpa tahun. Pendekatan Open-Ended dalam Pembelajaran


Matematika, (Online), (http://open-ended.pdf, diakses 24 Agustus 2017).

Hafiza Husna. 2013. Makalah Pendekatan Open Ended, (Online),


(http://hafizahusna.blogspot.co.id/, diakses pada tanggal 26 Agustus 2017).
NCTM. 2010. Defining Representation, (Online), (http://www.learner.org/, diakses
pada tanggal 26 Agustus 2017).

Nohda, N. 2000. Learning and Teaching Through Open-ended Approacrh Method.


Dalam Tadao Nakahara dan Masataka Koyama (editor) Proceeding of the
24th of the Intenational Group for the Psychology of Mathematics
Education. Hiroshima: Hiroshima University.

Shimada, S & Becker J.P. 1997. The Open-Ended Approach. A New Proposal for
Teaching Mathematics. Virginia: NCTM.

Shoimin, Aris. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013.


Yogyakarta: Ar-Ruzz Media

Suherman dkk. 2003. Strategi Pembelajaran Kontemporer. Bandung: JICA-UPI.

Suyatno. Model-model Pembelajaran beserta sintaksnya, (Online), (http://


sanggarguru. Blogspot.com/, diakses pada tanggal 24 Agustus 2017).

Ummil Muhsinin, Pendekatan Open Ended dalam Pembelajaran Matematika.


Jurnal Pendidikan Matematika, Volume 4, 47-48. 2013.

~ 22 ~

Anda mungkin juga menyukai