Speech Pariwisata Dan Budaya NTB

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 9

Pertumbuhan usaha di sektor pariwisata di wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB) cukup signifikan, seiring

dengan semakin bertambahnya Perusahaan Penanaman Modal Asing (PMA) dan Perusahaan
Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) yang beroperasi di Pulau Lombok dan Sumbawa serta pulau-
pulau kecil (gili).

"Cukup nyata pertumbuhan usaha di sektor pariwisata, karena memang PMA dan PMDN juga
bertambah, seiring dengan meningkatnya kunjungan wisatawan," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata (Disbudpar) Provinsi NTB H Lalu Gita Aryadi, di Mataram, Kamis.

Ia menyebut PMA yang beroperasi di wilayah NTB sampai Juni 2012 saja, telah bertambah menjadi
sebanyak 154 unit, yang menyebar di tujuh kabupaten/kota. Terbanyak di Kabupaten Lombok Utara dan
Lombok Barat.

Dari 154 PMA itu sebanyak 62 perusahaan beroperasi di wilayah Kabupaten Lombok Utara, 47
perusahaan di Lombok Barat, 19 perusahaan di Lombok Tengah, 14 perusahaan di Lombok Timur,
sembilan perusahaan di Kota Mataram, dua perusahaan di Kabupaten Sumbawa, dan satu perusahaan di
Kota Bima.

Sebanyak 154 PMA sektor pariwisata itu menyerap tenaga kerja asing sebanyak 121 orang, dan tenaga
kerja dalam negeri sebanyak 1.911 orang, dengan nilai investasi pada semester pertama 2012 sebesar
85.067.842 dolar AS.

Jenis usaha pariwisata yang digeluti yakni usaha hiburan dan rekreasi, jasa informasi pariwisata, jasa
konsultasi pariwisata, jasa makanan dan minuman, jasa perjalanan wisata, jasa pramuwisata, jasa
penyelenggaraan MICE (Pertemuan, Insentif, Konvensi, dan Pameran Indonesia).

Selain itu, usaha transportasi wisata, usaha SPA dan usaha wisata tirta, yang menyebar di Pulau Lombok
dan Sumbawa.

Sedangkan jumlah PMDN sektor pariwisata yang beroperasi di wilayah NTB, sebanyak 19 perusahaan,
yang mencakup 1.071 orang tenaga kerja dalam negeri dan 14 orang tenaga kerja asing.

Nilai investasi 19 PMDN itu pada semester pertama 2012 mencapai Rp283,85 miliar lebih, yang
lokasinya menyebar di lima kabupaten, yakni Lombok Barat, Lombok Tengah, Lombok Utara, Sumbawa
dan Kabupaten Dompu.

Diyakini jumlah PMA dan PMDN sektor pariwisata di wilayah NTB akan terus bertambah, seiring dengan
kemajuan di bidang pariwisata, dan adanya kemudahan investasi yang diberikan Pemerintah Provinsi
NTB.

"Karena jumlah PMA dan PMDN bertambah, maka 'travel agen' pun tumbuh subur. Sekarang sudah
lebih dari 140 unit 'travel agen' yang bertambah lebih dari 30 unit sepanjang 2012," ujarnya.
Gita berharap, para pengelola "travel agen" di wilayah NTB juga berperan aktif dalam mendukung upaya
pemerintah dalam mengembangkan sektor pariwisata di wilayah NTB.

Salah satu program bidang pariwisata itu yakni desa sadar wisata di Pulau Lombok dan Sumbawa,
termasuk Desa Banyumulek, Kecamatan Kediri, Kabupaten Lombok Barat, yang sudah memasuki tahun
kedua, dan Desa Sade, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah.

Selain itu, para pelaku usaha pariwisata diharapkan dukungannya dalam mempromosikan potensi
pariwisata NTB di dalam negeri maupun luar negeri.

Gita menyebut sedikitnya 15 kegiatan promosi dalam negeri yang diprogramkan di 2013, yakni Islamic
Center di Jakarta, Majapahit Travel Fair di Surabaya, Gebyar Wisata Nusantara di Jakarta, Direct
Promotion Surabaya di Surabaya, Festival Maulid Nusantara di Mataram (NTB), Direct Promotion Batam
di Batam, International Dance Festival di Senggigi (Lombok).

Selanjutnya, Lombok Pearl Festival di Mataram, NTB Expo di Mataram, TITEX NTB 2013 di Mataram,
Jatim Fair di Surabaya, Kemilau Nusantara di Bogor, Direct Promotion Bali di Bali, dan Indonesia Tourism
& Travel Mart (ITTM) di Jakarta.

"Untuk peningkatan promosi pariwisata dalam negeri itu, Pemprov NTB menjalin koordinasi dengan biro
perjalanan wisata dari berbagai kota pariwisata di Indonesia, seperti Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang,
Bekasi (Jabodetabek) dan kota lainnya di Pulau Jawa. Tentu dibutuhkan peran 'travel agen' dalam
mendukung kelancarannya," ujarnya
Business growth in the tourism sector in the region of West Nusa Tenggara (NTB) is significant, along
with the increasing Foreign Direct Investment Company (FDI) and Domestic Investment Company (DCI)
which is operated on the island of Lombok and Sumbawa and small islands (gili ).

"Just real business growth in the tourism sector, domestic and foreign, because it also increases, along
with the increasing tourist arrivals," said Head of Culture and Tourism (Disbudpar) H NTB Gita Aryadi
Then, in Mataram on Thursday.

He called the PMA that operate in the region of NTB to June 2012 alone, has grown to 154 units, spread
across seven districts / cities. Most in North Lombok and West Lombok.

Of 154 PMA that as many as 62 companies operating in North Lombok regency, 47 companies in West
Lombok, Central Lombok 19 companies, 14 companies in East Lombok, nine companies in Mataram,
Sumbawa regency two companies, and one company in Bima City .

A total of 154 PMA's tourism sector to absorb foreign labor as much 121 people, and a workforce in the
country as many as 1,911 people, with the value of the investment in the first half of 2012 amounted to
85,067,842 dollars.

Type of business they work at the tourism and leisure entertainment business, tourism information
services, tourism consulting services, food and beverage services, travel services, tour guide services,
implementation services MICE (Meetings, Incentives, Conventions and Exhibitions Indonesia).

In addition, tourist transport business, business and SPA Water tourism business, which is spread on the
island of Lombok and Sumbawa.

While the number of domestic tourism sector, which operates in the region of the province, as many as
19 companies, which covers 1,071 workers in the country and 14 foreign workers.

19 domestic investment value in the first half of 2012 reached Rp283, 85 billion more, which are located
in five districts spread, the West Lombok, Central Lombok, North Lombok, Sumbawa and Dompu.

Domestic and foreign, are believed to number in the region of NTB tourism sector will continue to grow,
along with advances in the field of tourism, and the ease investment by the Government of the
province.

"As the number of foreign and domestic capital increases, the 'travel agent' also thrives. Now has more
than 140 units of 'travel agent' who grow more than 30 units during 2012," he said.

Gita hope, the managers of "travel agent" in the NTB area also plays an active role in supporting the
government's efforts in developing the tourism sector in the region of NTB.

One of the program's areas of tourism that is conscious tourist village on the island of Lombok and
Sumbawa, including Banyumulek, Kediri district, West Lombok regency, which has entered its second
year, and Sade Village, District Pujut, Central Lombok.

In addition, businesses are expected to support tourism in NTB promotes tourism potential in the
country and abroad.

Gita said at least 15 domestic promotional activities programmed in 2013, the Islamic Center in Jakarta,
Majapahit Travel Fair in Surabaya, Gebyar Tourism Nusantara in Jakarta, Surabaya in Surabaya Direct
Promotion, Mawlid Festival Nusantara in Mataram (NTB), Direct Promotion Batam in Batam,
International Dance Festival in Senggigi (Lombok).

Furthermore, Pearl Festival in Mataram Lombok, NTB Expo in Mataram, NTB TITEX 2013 in Mataram,
Fair in Surabaya East Java, Sheen archipelago in Bogor, Direct Promotion Bali in Bali, and Indonesia
Tourism & Travel Mart (ITTM) in Jakarta.

"To increase the domestic tourism promotion, NTB provincial government coordination with tour
operators from various cities of tourism in Indonesia, such as Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi
(Jabodetabek) and other cities in Java. Course takes the role of 'travel agent 'in favor of smoothness, "he
said
Budaya
Nusa Tenggara Barat adalah sebuah provinsi di Indonesia. Sesuai dengan namanya, provinsi ini meliputi
bagian barat kepulauan Nusa Tenggara. Dua pulau terbesar di provinsi ini adalah Lombok yang terletak
dibarat dan Sumbawa yang terletak ditimur. Ibukota provinsi ini adalah Kota Mataram yang berada di
pulau Lombok.

Sebagian besar dari penduduk Lombok berasal dari Suku Sasak , sementara Suku BIma dan
Sumbawa merupakan kelompok etnis terbesar di Pulau Sumbawa. Mayoritas penduduk Nusa Tenggara
Barat beragama Islam (96%).

Provinsi Nusa Tenggara Barat mempunyai bermacam-macam kebudayaan , baik itu dalam hal
seni tari , kerajinan tangan , pakaian adat , rumah adat , lagu daerah , alat music daerah , upacara adat ,
makanan khas daerah sampai obyek wisata.

Seni tari daerah Nusa Tenggara Barat yaitu Tari Mpaa Lenggogo dan Tari Batu Nganga. Tari
Mpaa Lenggogo merupakan sebuah tarian untuk menyambut Maulid Nabi Muhammad SAW. Tarian ini
sering dipertunjukkan pada upacara-upacara perkawinan atau upacara khitanan keluarga raja.
Sedangkan Tari Batu Nganga merupakan sebuah tari berlatar belakang cerita rakyat yang mengisahkan
tentang kecintaan rakyat terhadap putri raja yang masuk batu dan permohonan mereka agar sang putri
dapat keluar dari dalam batu. Berikut ini adalah salah satu gambar Tari Mpaa Lenggogo dan Tari Batu
Nganga.

Provinsi Nusa Tenggara Barat mempunyai beragam kerajinan tangan. Diantaranya adalah Gerabah
Banyumulek dan Kain Tenun khas Nusa Tenggara Barat. Kerajinan tangan khas Busa Tenggara Barat ini
telah dilakukan secara turun menurun sejak dahulu kala. Gerabah Banyumulek adalah kerajinan tangan
khas Nusa Tenggara Barat yang dibuat dengan alat berupa lempengan bulat yang dapat diputar dengan
tangan. Gerabah Banyumulek terbuat dari bahan tanah liat dan tanah liat tersebut dibentuk dengan alat
pemutar , setelah jadi tanah liat yang tadi sudah dibentuk dijemur dan dibakar. Jadilah kerajinan tangan
khas Nusa Tenggara Barat yang bernama Gerabah Banyumulek. Namun ada produk yang unik dan paling
banyak laku di pasaran yakni adalah kendi maling. Kain tenun atau dikenal dengan kain songket adalah
ciri khas dari Pulau Lombok. Kain songket merupakan kain tenunan yang dibuat dengan teknik
menambah benang pakan, hiasan dibuat dengan menyisipkan benang perak, emas atau benang warna
di atas benang lungsi. Terkadang juga ada yang dihiasi dengan manik-manik, kerang atau uang logam.
Selain kain songket yang dikenal saat ini, ada cara pembuatan kain tenun dengan cara klasik. Pembuatan
kain tenun dengan cara klasik ini dimulai dari mempersiapkan pembuatan benang serta pembuatan zat
warna. Pembuatan benang secara tradisional dengan menggunakan pemberat yang diputar-putar
dengan jari-jari tangan. Pemberat tersebut berbentuk seperti gasing terbuat dari kayu atau terakota.
Bahan membuat benang selain dari kapas, bisa juga dari kulit kayu, serat pisang, serat nanas, daun
palem dan sebagainya. Pembuatan zat warnanya terdiri dari dua warna yaitu biru dan merah. Warna
biru didapatkan dari indigo atau Mirinda citrifonela atau mengkudu. Selain itu ada juga pewarna dari
tumbuhan lain, seperti kesumba (sono keling). Motif kain songket Lombok bermacam-macam, ada motif
ayam, motif kembang delapan, motif kembang empat dan masih banyak lagi motif-motif lainnya.

Bau Nyale

Upacara tahunan khas Sasak, antara Februari-Maret, di Pantai Seger Kuta, sekitar 65 km dari Mataram.

Menurut legenda, Nyale atau cacing laut merupakan reinkarnasi dari Putri Mandalika yaitu seorang Putri
yang cantik dan berbudi luhur. Ia menceburkan dirinya ke laut karena tidak ingin mengecewakan para
pangeran yang memperebutkannya.

Kemunculannya di pantai selatan Pulau Lombok hanya terjadi sekali setahun ditandai dengan keajaiban
alam sebagai suatu karunia Tuhan kepada hambanya. Bagi masyarakat Lombok Selatan banyaknya Nyale
yang muncul merupakan karunia Tuhan sebagai tanda akan mendapatkan hasil panen yang baik

Upacara Perang Topat

Upacara Perang Topat adalah salah satu upacara yang dilakukan oleh orang Sasak.

Perang Topat adalah upacara ritual sebagai perwujudan rasa terima kasih kepada tuhan atas
kemakmuran berupa tanah yang subur, banyak hujan.

Upacara Perang Topat ditampilkan di Taman Lingsar oleh Masyarakat Hindu, Masyarakat Sasak dengan
saling melemparkan Topat (Ketupat).

Upacara ini berlangsung setelah selesai Pedande memuja yaitu selama periode Rokok Kembang
Waru sekitar pukul 17.30. Perang Topat dilaksanakan setiap tahun pada saat purnama ke 6 menurut
Kalender Sasak atau sekitar Bulan Nopember Desember.
1. +gufron
2. Search
3. Images
4. Maps
5. Play
6. YouTube
7. News
8. Gmail
9. Drive
10. Calendar
11. More
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.

1. gufron kakap
2.
3.

Share

4.

Try a new browser with automatic translation.Download Google ChromeDismiss


Translate
West Nusa Tenggara is a province of Indonesia. As the name implies, this province includes the
western islands of Nusa Tenggara. The two largest islands in the province is located in the west
and Lombok Sumbawa is located in the east. Its capital is the city of Mataram were located on
the island of Lombok.
Most of the population comes from Sasak Lombok, Sumbawa and Bima while tribe is
the largest ethnic group on the island of Sumbawa. The majority of the population is Muslim
West Nusa Tenggara (96%).
West Nusa Tenggara province has a variety of cultures, both in terms of the art of
dance, crafts, custom clothing, custom homes, local songs, local music instrument, traditional
ceremonies, food typical of the region until tourist attraction.
Dance area of West Nusa Tenggara Lenggogo the MPAA and Dance Dance Rock
Nganga. MPAA Lenggogo dance is a dance to welcome the Birthday of Prophet Muhammad
SAW. This dance is often performed at wedding ceremonies or circumcision ceremony of the
royal family. While Stone Nganga Dance is a dance background folklore that tells of the love of
the people who go rock princess and the princess's request for them to be out of the stone. Here
is one picture and Dance Dance MPAA Lenggogo Stone Nganga.

West Nusa Tenggara province has a variety of crafts. Among them are Banyumulek Pottery and
Fabric typical West Nusa Tenggara. Foam crafts typical Tenggara has been done to the next
since time immemorial. Banyumulek pottery is unique handicrafts Lombok made by means of a
round plate that can be rotated by hand. Banyumulek pottery made of clay and clay is formed
with a player, after so clay that had been formed dried and burned. Be unique handicrafts
Lombok pottery called Banyumulek. However, there is a unique product and most widely sold in
the market which is the thief pitcher. Woven cloth known as songket fabric is the hallmark of the
island of Lombok. Songket is a woven fabric made by adding weft technique, ornaments made
with silver thread insert, gold or colored thread in the thread lungsi. Sometimes there is also
decorated with beads, shells or coins. In addition songket are known at this time, there are ways
of making woven fabric in a classical way. Manufacture of woven fabrics with the classic way of
preparing the yarn starts and the making of dyes. Manufacture of yarn traditionally by using
weights that twisted around the fingers. Ballast is shaped like a top made of wood or terracotta.
Materials other than cotton yarn making, possibly from bark, banana fiber, pineapple fiber, palm
leaf and so on. Manufacture of color substance consisting of two colors blue and red. The blue
color is obtained from indigo or Mirinda citrifonela or noni. In addition there are also other dyes
from plants, such as kesumba (rivets). Lombok songket motifs vary, there is a chicken motif,
flower motif eight, four flower motifs and many other motives.

Smell Nyale
Sasak typical annual ceremony, between February to March, Seger Beach in Kuta, about 65 km
from Mataram.
According to legend, Nyale or marine worms is the reincarnation of Princess Princess Mandalika
is a beautiful and virtuous. He threw himself into the sea because they do not want to disappoint
the princes were fighting over it.
Appearance on the south coast of the island of Lombok only happens once a year marked by the
wonders of nature as a gift of God to his servant. For the people of South Lombok Nyale number
that appears is a sign of God's grace will get a good harvest

War ceremony Topat


Topat War ceremony is one of the ceremonies performed by the Sasak people.
Topat war is ritual as the embodiment of gratitude to God for prosperity in the form of fertile
soil, plenty of rain.
War Ceremony in Park Lingsar Topat shown by the Hindu community, with the Sasak people
hurling Topat (Ketupat).
This ceremony takes place after the completion of "Pedande" adore ie during the period of
"Cigarette Flower Waru" around 17:30. Topat war held every year on the full moon to 6
according to the Sasak calendar or around the November-December.
New!Click the star to save this translation into your Phrasebook.
Dismiss
Google Translate for Business:Translator ToolkitWebsite TranslatorGlobal Market Finder
Turn off instant translationAbout Google TranslateMobilePrivacyHelpSend feedback

Anda mungkin juga menyukai