Spo Jurnal Mukoadesif
Spo Jurnal Mukoadesif
Spo Jurnal Mukoadesif
PENDAHULUAN
1
2. Mengetahui manfaat sistem penghantaran obat mukoadesif dalam
bidang farmasi
3. Mengetahui metode pembuatan sistem penghantaran obat mukoadesif
4. Mengetahui profil pelepasan obat mukoadesif
5. Mengetahui kelebihan sistem penghantaran obat mukoadesif
6. Mengetahui aplikasi yang dapat diterapkan dari sistem penghantaran
obat mukoadesif
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Mukoadesif
3
mukus, fenomena ini disebut sebagai mukoadhesi. Bioadhesi dapat dimodelkan
setelah tambahan bakteri menuju permukaan jaringan, dan mukoadhesi dapat
dimodelkan setelah pelekatan mukus pada jaringan epitel.
4
Sedangkan beberapa kekurangan pada sistem penghantaran mukoadhesif
adalah sebagai berikut :
a. Obat yang dapat mengiritasi mukosa mulut, berasa pahit dan berbau tidak
enak tidak dapat dihantar sistem bukal
b. Makan dan minum dapat membatasi penghantaran obat
c. Obat yang tidak stabil pada pH bukal tidak dapat dihantarkan dengan sistem
ini
d. Obat yang mengembang oleh saliva dapat kehilangan efeknya dengan rute
bukal
e. Dapat membentuk struktur permukaan yang licin dan integritas struktur
formulasi dapat tergantung akibat pengembangan dan hidrasi polimer
bioadhesif.
5
Tahap pada proses mukoadhesif dapat dilihat pada gambar 2.5. (Carvalho et al.,
2010).
6
Hal ini bermanfaat dalam mengatasi kasus Timolol maleat karena obat ini
memiliki waktu paruh yang pendek paruh (2,5 - 5 jam). Pelepasan obat yang
diperlama dan peningkatan bioavailabilitas mengarah ke penurunan yang
signifikan dalam dosis dan dapat menghindari efek samping yang mungkin
muncul. Oleh karena itu, penelitian ini merupakan upaya yang dilakukan untuk
memformulasi tablet bukal mukoadhesif untuk Timolol maleat menggunakan
campuran yang berbeda dari polimer untuk menghindari metabolisme lintas
pertama, degradasi saluran GI dan efek pemakaian berkepanjangan.
b. Kompatibilitas
Obat, polimer dan bahan pengisi dicampur secara homogen dalam mortar
kaca selama 15 menit.
7
Campuran (150 mg) kemudian dikompresi menggunakan 8 mm, pukulan
cekung ganda dalam-stroke tunggal dengan menggunakan 8-stasiun mesin
rotary (The Rimek Mini Press-1).
Keseragaman bobot
Kekerasan
Friabilitas
Ketebalan
Keseragaman kandungan
pH permukaan
Uji bioadesi
Pengujian mukoadesif
Uji pengembangan
Uji disolusi in vitro
Uji kinetika rilis
8
b. Kompatibilitas
9
10
Keterangan tabel 2 :
11
Formulasi (F5, F6, F7 dan F8) dengan Carbopol 934P dan HPMC K4M
menunjukkan bioadhesive yang lebih kuat yaitu 36,5, 34,1, 33,5 dan 31,5
g.
Keterangan tabel 3 :
12
Keterangan grafik :
Profil in vitro kumulatif pelepasan obat dari formulasi F1, F2, F3 dan F4
menunjukkan 85,94%, 80,65%, 75,30% dan 73,14%, masing-masing
Di antara empat formulasi, F1 ditemukan pelepasan obat persentase
tertinggi.
13
Profil in vitro kumulatif obat rilis formulasi F5, F6, F7 dan F8
menunjukkan 98,18%, 88,25%, 82,75% dan 76,35%, masing-masing.
Di antara empat formulasi, F5 ditemukan pelepasan obat persentase
tertinggi.
Disimpulkan bahwa dengan meningkatkan konsentrasi Carbopol 934P
dalam formulasi, laju pelepasan obat dari tablet ditemukan berkurang
Tetapi ketika konsentrasi polimer sekunder (Polyethylene Oxide dan
HPMC K4M) meningkat, tingkat pelepasan obat ditemukan meningkat.
Dari data keseluruhan ditemukan bahwa formulasi F5 menunjukkan
persentase maksimum pelepasan obat yaitu 98,18% pada akhir 7 jam.
Keterangan tabel 4 :
Nilai R2 tertinggi ditemukan pada orde nol diikuti oleh Korsmeyer-
Peppas, orde pertama dan kemudian Higuchi, yang menunjukkan semua
formulasi mengikuti pola rilis orde nol. Menurut persamaan
Korsmeyer-Peppas, rilis eksponen "n" nilainya> 0,5, yang
menunjukkan mekanisme pelepasan obat untuk semua formulasi non
Fickian jenis difusi.
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
15
DAFTAR PUSTAKA
ITB, Bandung.
16