Makalah Pengawasan Pengendalian
Makalah Pengawasan Pengendalian
Makalah Pengawasan Pengendalian
DISUSUN OLEH :
1. LUTVI ISMIYAH
2. MARLENI
3. MAULIA PUTRI PRADANA
4. MERLIN ELFIA
5. NELI UMAMI
6. NIKEN TIA ERINA
Puji syukur kehadirat Alla SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya
sehingga dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat pada waktunya.
Dalam penyusunan makalah mungkin ada sedikit hambatan. Namun berkat
bantuan dukungan dari teman-teman serta bimbingan dari dosen pembimbing,
sehingga kami dapat menyelasikan makalah ini dengan baik.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membaca makalah
ini dan dapat mengetahui tentang sejarah kesehatan dunia dan Indonesia. Makalah
ini mungkin kurang sempurna, untuk itu kami mengharap kritik dan saran untuk
menyempurnakan makalah ini.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejalan dengan reformasi dibidang kesehatan melalui paradigma sehat,
pelayanan kesehatan di rumah sakit maupun di puskesmas lebih difokuskan
pada upaya promosi kesehatan (promotif) dan pencegahan (preventif) dengan
tidak mengabaikan upaya kuratif-rehabilitatif. Selain itu, pelayanan
kesehatan di rumah sakit dan puskesmas bukan hanya kepada individu
(pasen), tetapi juga keluarga dan masyarakat, sehingga pelayanan kesehatan
yang dilakukan merupakan pelayanan kesehatan yang paripurna
(komprehensif dan holistik).
Rumah sakit dan puskesmas merupakan sub sistem pelayanan kesehatan
yang pada dasarnya melaksanakan dua jenis pelayanan ; (1) pelayanan
kesehatan dan (2) pelayanan administrasi. Pelayanan kesehatan yang
diberikan adalah pelayanan medik, pelayanan penunjang medik, rehabilitasi
medik dan pelayanan keperawatan. Pelayanan yang dilakukan di rumah sakit
meliputi; gawat darurat, rawat jalan dan rawat inap, sedangkan di pukesmas
hanya pelayanan; gawat darurat (kearah pertolongan pertama) dan rawat jalan.
Dengan bergesernya orientasi pembangunan kesehatan, mendorong rumah
sakit dan puskesmas melakukan perubahan visi, misi dan strategi dalam
melakukan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Visi merupakan impian
atau cita-cita yang ingin diwujudkan, yang dapat mengantisipasi perubahan
yang sedang dan akan terjadi. Apabila suatu organisasi tidak memiliki visi
maka perubahan lingkungan yang tidak diduga sebelumnya sering dirasakan
sebagai suatu musibah. Sedangkan misi dan strategi dibuat dalam rangka
merealisasikan visi yang telah ditetapkan.
Manajemen yang diterapkan di bidang kesehatan, juga mengacu kepada
konsep yang disampaikan G. Terry, yaitu melalui fungsi-fungsi ; perencanaan
(planning), pengorganisasian (organizing), penggerakan pelaksanaan
(actuating), pengawasan dan pengendalian (controlling).
1
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini sebagai berikut :
Apa yang dimaksud dengan pengawasan, pengendalian dan penilaian di
bidang kesehatan.
C. Tujuan
Tujuan umum mahasiswa dapat memahami tentang
Pengawasan, pengendalian dan penilaian di bidang kesehatan.
D. Manfaatnya
Manfaat dari pembuatan makalah ini bagi penulis maupun pembaca ialah
untuk menambah wawasan atau pengetahuan tentang pengawasan,
pengendalian dan penilaian di bidang kesehatan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
penyimpangan di mana letak penyimpangan itu dan bagaimana pula tindakan
yang diperlukan untuk mengatasinya.
B. Prinsip Pengawasan
1. Pengawasanyang dilakukan oleh pimpinan harus dimengerti oleh staf dan
hasilnya mudah diukur. Misalnya tentang waktu dan tugas-tugas pokok
yang harus diselesaikan oleh staf.
2. Fungsi pengawasan harus difahami pimpinan sebagai suatu kegiatan yang
sangat penting dalam upaya mencapai tujuan organisasi.
3. Standar unjuk kerja harus dijelaskan kepada seluruh staf karena kinerja
staf akan terus dinilai oleh pimpinan sebagai pertimbangan untuk
memberikan reward kepada mereka yang dianggap mampu bekerja.
C. Manfaat Pengawasan
Bila fungsi wasdal dilaksanakan dengan tepat, organisasi akan memperoleh
manfaat berupa:
1. Dapat mengetahui sejauh mana program sudah dilaukan oleh staf, pakah
sesuai dengan standar atau rencana kerja, apakah sumberdaya telah
digunakan sesuai dengan yang telah ditetapkan. Fungsi wasdal akan
meningkatkan efisiensi kegiatan program.
2. Dapat mengetahui adanya penyimpangan pada pemahaman staf dalam
melaksanakan tugas-tugasnya.
4
3. Dapat mengetahui apakah waktu dan sumber daya lainnya mencukupi
kebutuhan dan telah dimanfaatkan secara efisien.
4. Dapat mengetahui sebab-sebab terjadinya penyimpangan
5. Dapat mengetahui staf yang perlu diberikan penghargaan, dipromosikan
atau diberikan pelatihan lanjutan.
6.
D. Proses pengawasan
Terdapat tiga langkah penting dalam proses pengawasana manajerial yaitu:
1. Mengukur hasil/prestasi yang telah dicapaioleh staf atau organisasi
2. Membandingkan hasil yang telah dicapai dengan tolok ukur.
3. Memperbaiki penyimpangan-penyimpangan yang terjadi sesuai dengan
faktor-faktor penyebabnya, dan menggunakan, dan menggunakan faktor
tersebut untuk menetapkan langkah-langkah intervensi.
E. Obyek Pengawasan
Dalam melaksanakan fungsi pengawasan manajerial, ada lima jenis obyek
yang perlu dijadikan sasaran pengawasa.
1. Obyek yang menyangkut kuantitas dan kualitas barang atau jasa.
Pengawasan ini bersifat fisik.
2. Keuangan
3. Pelaksanaan program dilapangan
4. Obyek yang bersifat strategis
5. Pelaksanaan kerja sama dengan sektor lain yang terkait.
F. Jenis-jenis Pengawasan
1. Pengawasan fungsiomal (struktural). Fungsi pengawasan ini melekat pada
seseorang yang menjabat sebagai pimpinan lembaga.
2. Pengawasan publik. Pengawasan ini dilakukan oleh masyarakat.
3. Pengawasan non fungsional. Pengawasan ini biasanya dilakukan oleh
badan-badan yag diberikan wewenang untuk melakukan pengawasan
seperti DPR, BPK, KPK, dan lain-lain.
5
G. Prinsip Pokok
Fungsi pengawasan adalah aktivitas yang mengusahakan agar pekerjaan-
pekerjaan terlaksana sesuai dengan rencana yang ditetapkan atau hasil yang
dikehendaki. Untuk dapat menjalankan pengawasan, perlu diperhatikan 2
prinsip pokok, yaitu:
1. Adanya Rencana
2. Adanya instruksi-instruksi dan pemberian wewenang kepada bawahan.
Dalam fungsi pengawasan tidak kalah pentingnya adalah sosialisasi tentang
perlunya disiplin, mematuhi segala peraturan demi keselamatan kerja bersama.
Sosialisasi perlu dilakukan terus menerus, karena usaha pencegahan adalah
penting untuk mendapat perhatian.
Pengawasan dan pengendalian (controlling) sebagai fungsi manajemen bila
diikerjakan dengan baik, akan menjamin bahwa semua tujuan dari setiap
orang atau kelompok konsisten dengan tujuan jangka pendek maupun jangka
panjang. Hal ini membantu menyakinkan bahwa tujuan dan hasil tetap
konsisten satu sama lain dengan dalam organisasi. Controlling berperan juga
dalam menjaga pemenuhan (kompliansi) aturan dan kebijakan yang esensial.
Proses pengendalian mulai dengan perencanaan dan pembangunan tujuan
penampilan kerja. Tujuan penampilan didefinisikan dan standar-standar untuk
mengukurnya disusun. Ada 2 tipe standar:
Standar out-put (keluaran): mengukur hasil-hasil tampilan dalam
istilah kuantitas, kualitas, biaya atau waktu.
Standar in-put (masukan): mengukur usaha-usaha kerja yang masuk
ke dalam tugas penampilan.
H. Pengendalian Efektif
6
ini menyakinkan bahwa arah yang tepat telah disusun dan sumber-sumber
yang tepat tersedia untuk memenuhinya.
Tipe-tipe pengendalian (saat ini) concurrent berfokus pada apa yang sedang
terjadi selama proses. Kadang-kadang disebut kendali steering, kendali ini
memantau operasi dan aktivitas yang sedang berjalan untuk menjamin
sesuatunya telah sedang dikerjakan dengan tepat.
Tipe-tipe pengendalian (akhir) post-action; kadang-kadang disebut kendali
feedback , kendali ini mengambil tempat setelah suatu tindakan dilengkapi.
Kendali akhir berfokus pada hasil akhir, kebalikan dari input dan aktivitas.
Manajer memiliki 2 pilihan luas dengan memperhatikan pengendalian. Mereka
dapat mengandalkan orang-orang untuk melatih pengendalian diri (internal)
atas tingkah lakunya sendiri. Alternatif lain, manajer dapat mengambil
tindakan langsung (external) untuk mengendalikan tingkah laku orang lain.
Pengendalian internal memberikan individu yang termotivasi untuk melatih
pengendalian diri dalam memenuhi harapan pekerjaan. Potensi untuk
pengendalian diri dikembangkan ketika orang yang mampu memiliki tujuan
tampilan yang jelas dan dukungan sumber-sumber yang tepat.
Pengendalian eksternal terjadi melalui supervisi personal dan penggunaan
sistem administrasi formal antara lain sistem penilaian penampilan, sistem
kompensasi dan keuntungan, sistem disiplin kepegawaian, dan management-
by-objectives (manajemen berdasar tujuan).
Kompensasi dan keuntungan dari sistem pengawasan dan pengendalian yang
baik adalah:
- Akan menarik orang berbakat dan mempertahankannya di dalam
organisasi.
- Memotivasi orang untuk menggunakan usaha maksimum dalam
pekerjaannya.
- Menyadarkan nilai dari kontribusi penampilannya.
7
Pengukuran dilakukan dengan membandingkan hasil dengan tujuan dan
standar. Perbandingan dari tampilan aktual dengan tampilan yang diharapkan
membangun kebutuhan untuk bertindak.
Historis/relatif/rancang-bangun
Benchmarking
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Demi kesempurnaan makalah ini kritik dan saran yang bersifat
membangun sangat kami harapkan, agar makalah ini dapat menjadikan
suatu pedoman untuk kalangan umum. Kami sebagai penyusu n
memohon maaf atas segala kekurangan dan kesalahan dalam
penyusunan makalah ini. Atas kritik , saran, dan perhatiannya kami
ucapkan terimakasih.
9
DAFTAR PUSTAKA
Daftar Pustaka
10