Praktikum III
Praktikum III
Praktikum III
PRAKTIKUM III
I. TUJUAN
1. Mahasiswa diharapkan mengetahui sifat-sifat minyak atsiri
2. Mahasiswa dapat melakukan cara-cara untuk mengidenifikasi bahan
alami nabati yang mengandung miyak atsiri baik secara organoleptik,
mikroskopi, maupun kimiawi
yang berbeda beda antara tanaman satu dengan tanaman lainnya . Para
ahli biologi menganggap ,minyak atsiri merupakan metabolit sekunder
yang biasanya berperan sebagai alat pertahanan diri agar tidak dimakan
hewan (hama) ataupun sebagai agen untuk bersaing dengan tumbuhan
lain dalam mempertahankan ruang hidup. Dalam bidang industry minyak
atsiri digunakan dalam pembuatan kosmetik,parfum ,antiseptic ,obat
obatan ,flavouring agent dalam makanan atau minuman ,serta sebagai
pencampur rokok kretek .Beberapa jenis minyak atsiri digunakan
sebagai bahan antiseptic internal dan eksternal ,bahan
analgesic,hemolitik atau sebagai antizimatik ,serta aebagai sedative dan
stimulans untuk obat sakit perut. (Green,2002)
Minyak atsiri merupakan zat yang memberi-kan aroma pada
tumbuhan. Minyak atsiri memiliki komponen volatil pada beberapa
tumbuhan dengan karakteristik tertentu. Saat ini, minyak atsiri telah
digunakan sebagai parfum, kosmetik, bahan tambah-an makanan dan
obat. (Buchbauer, 1991)
Komponen aroma dari minyak atsiri cepat ber-interaksi saat
dihirup, senyawa tersebut berinteraksi dengan sistem syaraf pusat dan
langsung merang-sang pada sistem olfactory, kemudian sistem ini akan
menstimulasi syaraf-syaraf pada otak dibawah kesetimbangan korteks
serebral (Buckle, 1999). Senyawa-senyawa berbau harum atau
fragrance dari minyak atsiri suatu bahan tumbuhan telah terbukti pula
dapat mempengaruhi aktivitas lokomotor. (Buchbauer, 1991)
Salah satu cara untuk meng-isolasi minyak atsiri dari bahan tanaman
penghasil minyak atsiri adalah dengan penyulingan, yaitu pemisahan
komponen yang berupa cairan dua macam campuran atau lebih
berdasarkan perbedaan titik didih. Proses tersebut dilakukan terhadap
minyak atsiri yang tidak larut dalam air. Berdasarkan kontak antara uap
air dan bahan yang akan disuling, metode penyulingan minyak atsiri
B. BAHAN
1. Minyak goreng (coconut oil)
2. Minyak jagung (corn oil)
3. Minyak cengkeh ( Oleum Caryophilli)
4. Minyak mentha (Oleum Menthae piperitae)
5. Minyak kayu manis (Oleum Cinnamoni)
6. Minyak kayu putih (Cajuputi oil)
7. Minyak kedelai
Minyak atsiri
HASIL
Minyak lemak
HASIL
Minyak atsiri
HASIL
Minyak lemak
HASIL
Minyak atsiri
- 1 ml minyak
- Ditambahkan 1 ml NaCl
- Dibiarkan memisah kembali
HASIL
Minyak lemak
- 1 ml minyak
- Ditambahkan 1 ml NaCl
- Dibiarkan memisah kembali
HASIL
d) Uji kelarutan
Minyak atsiri
HASIL
Minyak lemak
HASIL
Minyak atsiri
HASIL
Minyak lemak
HASIL
Minyak atsiri
HASIL
Minyak lemak
HASIL
Oleum Caryophylli
Gelas obyek pertama
- Dteteskan 1 tetes minyak pada
gelas obyek
- Ditambahkan 1 tetes NaOH 3%
- Dijenuhi dengan KBr
- Diamati kristal natrium eugenolat
yang terbentuk di bawah mikroskop
Gelas obyek kedua
- Dteteskan 1 tetes minyak pada
gelas obyek
- Diteteskan 2 tetes larutan FeCl3
pada gelas obyek
- Diamati warna yang terjadi
HASIL
V. HASIL
1. Identifikasi minyak atsiri secara umum
a) Daya sebar permukaan air
- Dimasukkan 1 ml
minyak jagung dalam
Terdapat lapisan
tabung reaksi
minyak, terdapat
2. - Ditambahkan 1 ml (+)
buih dan larutan
NaCl
tidak berubah
- Dibiarkan memisah
kembali
d) Uji kelarutan
etanol
- 2 ml minyak jagung
- Ditambahkan 1 tetes
Larutan terpisah,
2. FeCl3 berwarna bening (+)
- Diambahkan 8 ml dan kuning
etanol
Terdapat 2 lapisan,
- 2 ml minyak jagung lapisan atas kuning
VI. PEMBAHASAN
Dalam praktikum ini dilakukan pengamatan atau pemeriksaan
terhadap minyak atsiri. Tujuan dari praktikum ini yaitu untuk mengetahui
sifat-sifat minyak atsiri dan mengetahui cara mengidentifikasi bahan alami
yang mengandung minyak atsiri baik secara organoleptik, mikroskopi,
maupun kimiawi. Minyak atsiri merupakan suatu senyawa yang
kandungannya sebagian besar bersifat volatile atau mudah menguap dan
juga bersifat peka terhadap cahaya, suhu panas, udara, dan kelambaban.
Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu minyak goreng,
minyak jagung, minyak kedelai, minyak cengkeh, minyak kayu putih.
Pada saat praktikum bahan yang digunakan yaitu minyak kayu putih dan
minyak jagung. Identifikasi minyak atsiri dibagi menjadi dua yaitu
identifikasi secara umum dan identifikasi secara khusus. Identifikasi
secara umum meliputi uji daya sebar permukaan air, uji minyak pada
kertas saring, uji kelarutan, uji minyak dalam NaCl jenuh, deteksi adanya
senyawa fenol dalam minyak atsiri dan deteksi terjadinya reduksi volume
minyak atsiri. Sedangkan uji khusus minyak atsiri meliputi uji terhadap
adanya eugenol dalam Oleum Caryophylli.
Pada pengamatan atau perlakuan pertama, yaitu pengamatan
minyak dalam air,
minyak yang digunakan yaitu minyak kayu putih (minyak atsiri) dan
minyak jagung (minyak lemak) diberi perlakuan yang sama, yaitu
dicampurkan 3 tetes minyak dimasukkan dalam 10 tetes air. Pengamatan
menunjukkan bahwa minyak kayu putih atau minyak atsiri lebih cepat
menyebar dalam air dengan tidak menunjukkan perubahan warna (warna
tetap bening), dan timbul buih. Hal berbeda ditunjukkan oleh minyak
jagung yang lebih lambat menyebar, dan menunjukkan 2 lapisan antara
air dan minyak. Minyak kayu putih atau minyak atsiri tidak larut dalam air,
akan tetapi menyebar karena adanya sifat minyak atsiri yang mudah
menguap (volatile). Minyak jagung lambat menyebar dan membentuk
gumpalan atau lapisan. Hal tersebut dipengaruhi oleh adanya perbedaan
kepolaran antara minyak dan air. Secara umum, minyak lemak bersifat
non polar atau tidak larut
dalam pelarut polar, contohnya air. Akan tetapi, minyak lemak bersifat da
pat larut dalam pelarut organik lain.
Pada perlakuan selanjutnya, dilakukan pengujian minyak pada
kertas saring, dimana masing-masing minyak, yaitu minyak kayu putih
dan minyak jagung diteteskan pada kertas saring. Hasil pengamatan
menunjukkan kertas saring yang ditetesi minyak kayu putih lebih cepat
menguap dan tidak meninggalkan bekas noda atau noda tidak terlalu
transparan. Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, bahwa minyak
atsiri bersifat volatil atau mudah menguap, utamanya pada suhu kamar.
Sedangkan hasil yang ditunjukkan oleh minyak jagung yang pada kertas
saring meninggalkan bekas dengan noda transparan. Hal tersebut
disebabkan karena minyak tersebut tidak mudah menguap pada suhu
kamar.
Pada perlakuan selanjutnya 1 ml minyak kayu putih ditambahkan
dengan 1 ml NaCl kemudian dibiarkan memisah kembali. Minyak atsiri
yang ditambahkan dengan NaCl jenuh akan mengakibatkan
berkurangnya volume minyak atsiri, hal tersebut karena minyak atsiri
tersebut tereduksi oleh NaCl. Terdapat lapisan minyak dan terdapat buih.
Pada minyak jagung yang ditambahkan NaCl juga terdapat lapisan
minyak dan buih.
Pada perlakuan selanjutnya, minyak atsiri atau minyak kayu putih
diuji kelarutannya dalam pelarut etanol, eter
dan pelarut kloroform. Hasil menunjukkan bahwa minyak atsiri dapat larut
dalam 15 tetes etanol, 50 tetes eter, dan 10 tetes kloroform. Hal itu
menunjukkan bahwa minyak atsiri lebih bersifat lebih mudah larut dalam
kloroform daripada dalam etanol dan eter. Dapat pula dipengaruhioleh
kepolaran pelarut terhadap minyak atsiri, di mana minyak atsiri yang
bersifat nonpolar dapat lebih mudah larut dalam kloroform yang bersifat
semipolar. Pada minyak lemak atau minyak jagung juga diuji
kelarutannya dalam pelarut etanol, eter, dan kloroform. Hasil
menunjukkan bahwa minyak lemak dapat larut dalam 90 tetes etanol, 100
tetes eter, dan 22 tetes kloroform. Prinsip percobaan ini menggunakan
prinsip like dissolve like, dimana minyak dan lemak yang bersifat
nonpolar akan larut dengan sempurna pada larutan nonpolar pelarut
organik, misalnya dietil eter dan tidak larut pada pelarut polar, misalnya
air. Sedangkan pada etanol, minyak dan lemak dapat menyatu atau larut
walaupun tidak secara sempurna. Karena etanol bersifat semipolar,
sehingga dapat larut pada larutan yang bersifat nonpolar dan polar.
Tingkat kelarutan antara minyak atsiri dan minyak lemak terhadap pelarut
organik seperti etanol, eter, dan kloroform yaitu minyak atsiri lebih mudah
larut dibandingkan dengan minyak lemak.
Uji selanjutnya yaitu deteksi adanya senyawa fenol pada minyak
atsiri. Minyak atsiri yang dicampurkan dengan 1 tetes FeCl3 dan 8 ml
etanol terbentuk larutan terpisah bening dan kuning. Apabila dikocok
larutan akan tercampur. Ketika minyak atsiri ditambahkan dengan etanol
VII. KESIMPULAN
1. Identifikasi minyak atsiri dibagi menjadi dua yaitu identifikasi secara
umum dan identifikasi secara khusus.
2. Identifikasi secara umum meliputi uji daya sebar permukaan air, uji
minyak pada kertas saring, uji kelarutan, uji minyak dalam NaCl
jenuh, deteksi adanya senyawa fenol dalam minyak atsiri dan deteksi
terjadinya reduksi volume minyak atsiri. Sedangkan uji khusus minyak
atsiri meliputi uji terhadap adanya eugenol dalam Oleum Caryophylli.
3. Minyak atsiri adalah jenis minyak yang berasal dari bahan nabati,
bersifat mudah menguap pada suhu kamar tanpa mengalami
peruraian dan apabila dibiarkan terbuka dan memiliki bau seperti
tanaman asalnya (khas).
4. Sedangkan minyak lemak adalah minyak yang golongan komponen
penyusunnya adalah golongan asam lemak (gliserida), tidak memiliki
aroma yang kuat, dan tidak mudah menguap pada suhu ruang.
5. Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan
bahwa minyak atsirimemiliki sifat-sifat khusus yang membedakannya
dari minyak lain, yaitu menyebar dengancepat di atas permukaan air,
mudah menguap (volatil), dapat tereduksi dengan NaCl jenuh dan
NaOH,mudah larut dalam pelarut organik, dan mengadung fenol pada
minyak atsiri tertentu
6. Saat diamati dalam mikroskop Oleum Caryophylli terlihat kristal
natrium eugenolat.
DAFTAR PUSTAKA
Jayanudin. 2011. Komposisi Kimia Minyak Atsiri Daun Cengkeh Dari Proses
Penyulingan Uap,Jurnal Teknik Kimia Indonesia,Vol. 10, No. 1,Cilegon.
Sipahelut, Sophia grace. 2010, Isolasi dan Identifikasi Minyak Atsiri Dari Daging
Buah Pala(MyrisTICA FragransHoutt),Jurnal Agroforestri,Vol.5, No.2, Ambon.
Voight, Rudolf. 1995. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi. Gajah Mada University
Press.Yogyakarta.
Yuliani, Sri & Suyanti Satuhu. 2012. Panduan Lengkap Minyak Asiri. Jakarta :
Penebar Swadaya
LAMPIRAN
Gambar 3. Uji noda minyak pada kertas saring Gambar 4. Uji minyak
dalam NaCl jenuh