Praktikum III

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 23

1

PRAKTIKUM III

PEMERIKSAAN MINYAK ATSIRI

I. TUJUAN
1. Mahasiswa diharapkan mengetahui sifat-sifat minyak atsiri
2. Mahasiswa dapat melakukan cara-cara untuk mengidenifikasi bahan
alami nabati yang mengandung miyak atsiri baik secara organoleptik,
mikroskopi, maupun kimiawi

II. DASAR TEORI


Minyak atsiri (minyak menguap = minyak eteris = minyak
essensial = volatile oil) adalah jenis minyak yang berasal dari bahan
nabati, bersifat mudah menguap pada suhu kamar tanpa mengalami
peruraian atau apabila dibiarkan terbuka, dan memiliki bau seperti
tanaman asalnya (khas). Minyak atsiri biasanya tidak berwarna,
terutama bila masih segar (baru saja diperoleh dari isolasi), tetapi makin
lama akan berubah menjadi gelap, karena terjadi proses oksidasi dan
mengalami pendamaran. Upaya untuk mencegah proses tersebut
antara lain isimpan dalam keadaan penuh dan tertutup rapat. Minyak
atsiri didefinisikan sebagai produk hasil penyulingan dengan uap dari
bagian bagian suatu tumbuhan .Minyak atsiri dapat mengandung
puluhan atau ratusan bahan campuran yang mudah menguap (volatile)
dan bahan campuran yang tidak menguap (non-volatile) yang
merupakan penyebab karakteristik aroma dan rasanya (Mac Tavish dan
D.Haris,2002)
Kata essential oil diambil dari kata quintessence ,yaitu berarti
bagian penting atau perwujudan murni dari suatu material ,dan pada
konteks ini ditujukan pada aroma atau essence yang dikeluarkan oleh
beberapa tumbuhan (misalnya rempah rempah ,daun daunan dan bunga
) .Kata volatile oil adalah istilah kata yang lebih jelas dan akurat secara
teknis untuk mendeskripsikan essential oil ,dengan pengertian bahwa
volatile oil yang secara harfiah berarti minyak terbang atau minyak yang
menguap ,dapat dilepaskan dari bahanya dengan bantuan didihkan
dalam air atau dengan mentransmisikan uap melaui minyak yang
terdapat di dalam bahan bakunya. Minyak atsiri merupakan suatu produk
yang memiliki bau khas sebagai perkembangan proses hidup tanaman
.Minyak atsiri dihasilkan oleh sel tanaman atau jaringan tertentu dari
tanaman secara terus menerus sehingga dapat member cirri tersendiri

PEMERIKSAAN MIINYAK ATSIRI


2

yang berbeda beda antara tanaman satu dengan tanaman lainnya . Para
ahli biologi menganggap ,minyak atsiri merupakan metabolit sekunder
yang biasanya berperan sebagai alat pertahanan diri agar tidak dimakan
hewan (hama) ataupun sebagai agen untuk bersaing dengan tumbuhan
lain dalam mempertahankan ruang hidup. Dalam bidang industry minyak
atsiri digunakan dalam pembuatan kosmetik,parfum ,antiseptic ,obat
obatan ,flavouring agent dalam makanan atau minuman ,serta sebagai
pencampur rokok kretek .Beberapa jenis minyak atsiri digunakan
sebagai bahan antiseptic internal dan eksternal ,bahan
analgesic,hemolitik atau sebagai antizimatik ,serta aebagai sedative dan
stimulans untuk obat sakit perut. (Green,2002)
Minyak atsiri merupakan zat yang memberi-kan aroma pada
tumbuhan. Minyak atsiri memiliki komponen volatil pada beberapa
tumbuhan dengan karakteristik tertentu. Saat ini, minyak atsiri telah
digunakan sebagai parfum, kosmetik, bahan tambah-an makanan dan
obat. (Buchbauer, 1991)
Komponen aroma dari minyak atsiri cepat ber-interaksi saat
dihirup, senyawa tersebut berinteraksi dengan sistem syaraf pusat dan
langsung merang-sang pada sistem olfactory, kemudian sistem ini akan
menstimulasi syaraf-syaraf pada otak dibawah kesetimbangan korteks
serebral (Buckle, 1999). Senyawa-senyawa berbau harum atau
fragrance dari minyak atsiri suatu bahan tumbuhan telah terbukti pula
dapat mempengaruhi aktivitas lokomotor. (Buchbauer, 1991)

Minyak atsiri dapat digunakan sebagai bahan pewangi, penyedap


(flavoring), antiseptic internal, bahan analgesic, sedative serta stimulan.
Terus berkembangnya penggunaan minyak atsiri di dunia maka minyak
atsiri di Indonesia merupakan penyumbang devisa negara yang cukup
signifikan setelah Cina. (Sastrohamidjoyo, 2004)

Minyak atsiri banyak diperlukan dalam kehidupan sehari-hari.


Dengankemajuan teknologi di bidang minyak atsiri, maka usaha
penggalian sumber-sumber minyak atsiri dan pendayagunaannya dalam
kehidupan manusiasemakin meningkat. Minyak atsiri banyak digunakan
sebagai obat-obatan. Untuk memenuhi kebutuhan itu, sebagian besar
minyak atsiri diambil dari berbagai jenis tanaman penghasil minyak atsiri.
(Sipahelut, 2010)

Minyak atsiri merupakan salah satu produk yang dibutuhkan


pada berbagai industri seperti industri kosmetik, obat-

PEMERIKSAAN MIINYAK ATSIRI


3

obatan, makanan dan minuman. Minyak atsiri juga dapat digunakan


sebagai aroma terapi Menurut Sediawan (2000), Proses
leaching(ekstraksi padat-cair) dapat digunakan untuk pengambilan
minyak atsiri. Industri kecil umumnya masih belum bisa menggunakan
teknologi ini karena keberhasilan proses ini sangat ditentukan oleh
pengambilan kembali (recovery) solven, yang membutuhkan
peralatanyang relative baik. Harga solven biasanya relatif mahal,
sehingga kehilangan solven akan sangat merugikan. Kelemahan lain
adalah adanya sedikit solven yang tertinggal dalam produk. Untuk
produk-produk tertentu, terutama bahan makanan, adanya sedikit solven
tersisa tersebut perlu dihindari. Isolasi minyak atsiri dapat menggunakan
penyulingan dengan air. Menurut Hendartomo(2005), pada metode ini
tanaman yang akan disuling dimasukkan dalam keteldan kontak
langsung dengan air mendidih. Bahan dapat mengapung di atas air atau
terendam secara sempurna, tergantung pada berat dan jumlah bahan
yang akan disuling. Ciri khas model ini yaitu adanya kontak langsung
antara bahan dan air mendidih. Penyulingan dengan air sering disebut
penyulingan langsung. (Jayanudin, 2011)
Minyak atsiri adalah minyak ini mudah larut dalam etanol absolut,
eter,eter minyak tanah, dan kloroform dalam minyak lemak. Sebaliknya
sangat sedikit larut dalam air. Dalam etanol encer, kelarutan komponen
yang mengandung oksigen (asam karboksilat, alkohol, keton, aldehida)
lebih besar daripada hidrokarbon terpen. Dengan adanya pengaruh
cahaya,udara,dan panas sangat mudah terjadi perubahan, khususnya te
rjadi peristiwa polimerisasi. (Voight,1995)

Pada tanaman, minyak atsiri mempunyai tiga fungsi yaitu:


membantu proses penyerbukan dan menarik beberapa jenis serangga
atau hewan, mencegah kerusakan tanaman oleh serangga atau hewan,
dan sebagai cadangan makanan bagi tanaman. Minyak atsiri digunakan
sebagai bahan baku dalam berbagai industri, misalnya industri parfum,
kosmetika, farmasi, bahan penyedap (flavouring agent) dalam industri
makanan dan minuman . (Ketaren, 1985)

Salah satu cara untuk meng-isolasi minyak atsiri dari bahan tanaman
penghasil minyak atsiri adalah dengan penyulingan, yaitu pemisahan
komponen yang berupa cairan dua macam campuran atau lebih
berdasarkan perbedaan titik didih. Proses tersebut dilakukan terhadap
minyak atsiri yang tidak larut dalam air. Berdasarkan kontak antara uap
air dan bahan yang akan disuling, metode penyulingan minyak atsiri

PEMERIKSAAN MIINYAK ATSIRI


4

dibedakan atas tiga cara, yaitu penyulingan dengan air dengan


menggunakan metode dengan panas langsung, mantel uap, pipa uap
yang berlingkar tertutup atau dengan memakai pipa uap berlingkar
terbuka atau berlubang. Kedua adalah penyulingan dengan uap dan air,
dengan cara bahan olah diletakkan di atas rak-rak atau saringan
berlubang. Ketel suling diisi dengan air sampai permukaan air berada
tidak jauh di bawah saringan. Air juga dapat dipanaskan dengan uap
jenuh yang basah dan bertekanan rendah. Bahan yang akan disuling
disini hanya akan berinteraksi dengan uap, bukan dengan air panas.
Penyulingan dengan uap dan air memiliki kelemahan, yaitu
membutuhkan uap air yang cukup besar. Hal ini karena sejumlah besar
uap akan mengembun dalam jaringan tanaman sehingga bahan
bertambah basah dan mengalami aglutinasi. Ketiga adalah penyulingan
dengan uap. Uap yang digunakan adalah uap jenuh atau uap kelewat
panas pada tekanan lebih dari 1 atmosfer. Uap dialirkan melalui pipa uap
berlingkar yang berpori dan terletak di bawah bahan dan uap bergeerak
ke atas melalui bahan yang terletak di atas saringan. Proses utama yang
terjadi pada peristiwa hidro destilasi yaitu

- Destilasi minyak atsiri dan air panas melalui membran tanaman


(hidrodifusi)

- Hidrolisa terhadap beberapa komponen minyak atsiri

- Dekomposisi yang biasanya disebabkan oleh panas (Guenther, 1987).

Distilasi adalah metode pemisahan zat-zat cair dari campurannya


berdasarkan perbedaan titik didih. Pada proses destilasi sederhana,
suatu campuran dapat dipisahkan bila zat-zat penyusunnya mempunyai
perbedaan titik didih cukup tinggi. Proses destilasi terdiri atas dua
bagian, yaitu bagian pertama terdiri dari uap yang terembunkan disebut
destilat, dan bagian kedua adalah cairan yang tertinggal disebut residu,
yang susunannya lebih banyak komponen yang sukar menguap
(Raditya, 2008).

Distilasi merupakan pemisahan komponen-komponen dalam satu


larutan berdasarkan distribusi substansi-substansi pada fase gas dan
fase cair dengan menggunakan perbedaan volatilitas dari komponen-
komponennya yang cukup besar. Transfer massa minyak dari
dalam butiran padatan ke solvent meliputi dua proses seri, yakni
difusi dari dalam padatan ke permukaan butiran dan transfer massa

PEMERIKSAAN MIINYAK ATSIRI


5

dari permukaan padatan ke solven. Jika salah satu proses


berlangsung lebih cepat, maka kecepatan perpindahan massa
dikontrol oleh proses yang lebih lambat (Sutijan, 2009).

Ekstraksi adalah suatu cara untuk mendapatkan minyak atau lemak


dari bahan yang diduga mengandung minyak atau lemak. Adapun cara
ekstraksi ini bermacammacam, yaitu rendering (dry rendering dan wet
rendering), mechanical expression dan solvent extraction. Rendering
merupakan suatu cara ekstraksi minyak atau lemak dari bahan yang
diduga mengandung minyak atau lemak dengan kadar air yang tinggi
Menurut pengerjaannya rendering dibagi dalam dua cara yaitu wet
rendering dan dry rendering. Dry Rendering merupakan cara rendering
tanpa penambahan air selama proses berlangsung. Pemanasan
dilakukan pada suhu 2200F sampai 2300F (1050C-1100C). Ampas
bahan yang telah diambil minyaknya akan diendapkan pada dasar ketel.
Minyak atau lemak yang akan dihasilkan akan dipisahkan dari ampas
yang telah mengendapkan dan pengembilan minyak dilakukan pada
bagian atas ketel. Wet rendering adalah proses rendering dengan
penambahan air selama berlangsungnya proses tersebut. Cara ini
dikerjakan pada ketel yang terbuka atau tertutup dengan menggunakan
temperatur yang tinggi serta tekanan 40 sampai 60 pound tekanan uap
(40-60 psi) Penggunaan temperatur rendah dalam proses wet rendering
dilakukan jika diinginkan flavor netral dari minyak atau lemak
(Kataren,1986).

Ekstraksi yang sering digunakan untuk memisahkan senyawa organik


adalah ekstraksi zat cair, yaitu pemisahan zat berdasarkan perbandingan
distribusi zat tersebut yang terlarut dalam dua pelarut yang tidak saling
melarutkan. Yang paling baik adalah dimana kelarutan tersebut dalam
pelarut satu lebih besar daripada konsentrasi zat terlarut dalam pelarut
lainnya, harga K hendaknya lebih besar atau lebih kecil dari satu
ekstraksi jangka pendek disebut juga proses pengorokan, sedangkan
pada proses jangka panjang menggunakan soxhlet dan dengan
pemanasan (Wasilah, 1978).

Minyak kayu putih (cajuput oil, oleum-melaleuca-cajeputi, atau


oleum cajeputi) dihasilkan dari hasil Penyulingan Daun dan ranting
Kayu putih (M. leucadendra). Minyak atsiri ini dipakai sebagai minyak
pengobatan, dapat dikonsumsi per oral (diminum) atau, lebih umum,

PEMERIKSAAN MIINYAK ATSIRI


6

dibalurkan ke bagian tubuh. Khasiatnya adalah sebagai penghangat


tubuh, pelemas otot, dan mencegah perut kembung. (Yuliani,2012)
Minyak ini mengandung terutama Eukaliptol (1,8-cineol)
(komponen paling banyak, sekitar 60%), - Terpineol dan Ester Asetat,
- Pinen, dan Limonen. Minyak kayu putih banyak menjadi komponen
dalam berbagai salep dan campuran minyak penghangat. Salep macan
dan Minyak telon diketahui menggunakan minyak kayu putih sebagai
penyusunnya. (Yuliani,2012)
Gelam atau Kayu putih (Melaleuca leucadendra Sinonim M.
leucadendron) merupakan Pohon anggota suku jambu-jambuan
(Myrtaceae) yang dimanfaatkan sebagai sumber Minyak kayu putih
(cajuput oil). Minyak diekstrak (biasanya di Penyulingadengan Air)
terutama dari Daun dan Ranting. Namanya diambil dari warna Batang
yang memang putih. Tumbuhan ini terutama tumbuh baik di Indonesia
bagian timur dan Australia bagian utara, namun demikian dapat pula
diusahakan di daerah-daerah lain yang memilikiMusim kemarau yang
jelas. (Yuliani,2012)
Minyak kayu putih mudah menguap. Pada hari yang panas orang
yang berdekatan dengan pohon ini akan dapat membauinya dari jarak
yang cukup jauh. Sebagai tumbuhan industri, kayu putih dapat
diusahakan dalam bentuk hutan usaha (Agroforestri). Perhutani memiliki
beberapa hutan kayu putih untuk memproduksinya. Minyak kayu putih
yang diambil dari penyulingan biasa dipakai sebagai minyak balur atau
campuran minyak pengobatan lain (seperti Minyak telon) atau
campuran parfum serta produk rumah tangga lain. (Yuliani,2012)

PEMERIKSAAN MIINYAK ATSIRI


7

III. ALAT DAN BAHAN


A. ALAT
1. Tabung reaksi
2. Rak tabung reaksi
3. Pipet tetes
4. Gelas ukur
5. Erlenmeyer

B. BAHAN
1. Minyak goreng (coconut oil)
2. Minyak jagung (corn oil)
3. Minyak cengkeh ( Oleum Caryophilli)
4. Minyak mentha (Oleum Menthae piperitae)
5. Minyak kayu manis (Oleum Cinnamoni)
6. Minyak kayu putih (Cajuputi oil)
7. Minyak kedelai

IV. CARA KERJA


1. Identifikasi minyak atsiri secara umum
a) Daya sebar permukaan air

Minyak atsiri

- Ditetesi 3 tetes pada tabung reaksi


- Ditambahkan 10 tetes air
- Diamati perubahan yang terjadi

HASIL

Minyak lemak

- Ditetesi 3 tetes pada tabung reaksi


- Ditambahkan 10 tetes air
- Diamati perubahan yang terjadi

HASIL

PEMERIKSAAN MIINYAK ATSIRI


8

b) Uji minyak pada kertas saring

Minyak atsiri

- Ditetesi 1 tetes pada sepotong


kertas saring
- Diamati noda pada kertas saring

HASIL

Minyak lemak

- Ditetesi 1 tetes pada sepotong


kertas saring
- Diamati noda pada kertas saring

HASIL

c) Uji minyak dalam NaCl jenuh

Minyak atsiri

- 1 ml minyak
- Ditambahkan 1 ml NaCl
- Dibiarkan memisah kembali

HASIL

Minyak lemak

- 1 ml minyak
- Ditambahkan 1 ml NaCl
- Dibiarkan memisah kembali

HASIL

PEMERIKSAAN MIINYAK ATSIRI


9

d) Uji kelarutan

Minyak atsiri

- Ditetesi1 tetes minyak pada tabung


reaksi
- Ditambahkan tetes demi tetes
etanol, petroleum eter, dan
kloroform sampai tepat larut
- Dihitung berapa tetes pelarut yang
diperlukan

HASIL

Minyak lemak

- Ditetesi 1 tetes minyak pada tabung


reaksi
- Ditambahkan tetes demi tetes
etanol, petroleum eter, dan
kloroform sampai tepat larut
- Dihitung berapa tetes pelarut yang
diperlukan

HASIL

e) Deteksi adanya senyawa fenol dalam minyak atsiri

Minyak atsiri

- Dimasukkan 2 ml minyak pada


tabung reaksi
- Ditambahkan 1 tetes FeCl3
- Ditambahkan 8 ml etanol

HASIL

PEMERIKSAAN MIINYAK ATSIRI


10

Minyak lemak

- Dimasukkan 2 ml minyak pada


tabung reaksi
- Ditambahkan 1 tetes FeCl3
- Ditambahkan 8 ml etanol

HASIL

f) Deteksi terjadinya reduksi volume minyak atsiri

Minyak atsiri

- Dimasukkan 2 ml minyak pada


tabung reaksi
- Ditambahkan 2 ml NaOH
- Dikocok pelan-pelan dan diamati

HASIL

Minyak lemak

- Dimasukkan 2 ml minyak pada


tabung reaksi
- Ditambahkan 2 ml NaOH
- Dikocok pelan-pelan dan diamati

HASIL

PEMERIKSAAN MIINYAK ATSIRI


11

2. Identifikasi komponen khusus dalam minyak atsiri


a) Uji terhadap adanya eugenol dalam Oleum Caryophylli

Oleum Caryophylli
Gelas obyek pertama
- Dteteskan 1 tetes minyak pada
gelas obyek
- Ditambahkan 1 tetes NaOH 3%
- Dijenuhi dengan KBr
- Diamati kristal natrium eugenolat
yang terbentuk di bawah mikroskop
Gelas obyek kedua
- Dteteskan 1 tetes minyak pada
gelas obyek
- Diteteskan 2 tetes larutan FeCl3
pada gelas obyek
- Diamati warna yang terjadi

HASIL

PEMERIKSAAN MIINYAK ATSIRI


12

V. HASIL
1. Identifikasi minyak atsiri secara umum
a) Daya sebar permukaan air

No. Perlakuan Hasil Keterangan


- Dimasukkan 3 tetes
Menghasilkan
minyak kayu putih
minyak kayu putih
1. pada tabung reaksi (+)
yang menyebar dan
- Ditambahkan 10 tetes
timbul buih.
air
- Dimasukkan 3 tetes
Terpisah, minyak
minyak jagung pada
ada di atas
2. tabung reaksi (+)
sedangkan aquaes
- Ditambahkan 10 tetes
di bawah
air

b) Uji minyak pada kertas saring

No. Perlakuan Hasil Keterangan


Cepat menyerap,
- Diteteskan 1 tetes
mudah menguap,
minyak kayu putih
1. tidak terlalu (+)
pada kertas saring
transparan, tidak
meninggalkan noda
Tidak menguap,
- Diteteskan 1 tetes
lebih transparan,
2. minyak jagung pada (+)
dan meninggalkan
kertas saring
noda

c) Uji minyak dalam NaCl jenuh

No. Perlakuan Hasil Keterangan


- Dimasukkan 1 ml
minyak kayu putih
Terdapat lapisan
dalam tabung reaksi
minyak, terdapat
1. - Ditambahkan 1 ml (+)
buih, larutan tidak
NaCl
berubah
- Dibiarkan memisah
kembali

PEMERIKSAAN MIINYAK ATSIRI


13

- Dimasukkan 1 ml
minyak jagung dalam
Terdapat lapisan
tabung reaksi
minyak, terdapat
2. - Ditambahkan 1 ml (+)
buih dan larutan
NaCl
tidak berubah
- Dibiarkan memisah
kembali

d) Uji kelarutan

No. Sampel Etanol Eter Kloroform


1. Minyak kayu putih 15 tetes 50 tetes 10 tetes
2. Minyak jagung 90 tetes 100 tetes 22 etes

e) Deteksi adanya senyawa fenol dalam minyak atsiri

No. Perlakuan Hasil Keterangan


- 2 ml minyak kayu putih
- Ditambahkan 1 tetes
Larutan terpisah,
1. FeCl3 berwarna bening (+)
- Diambahkan 8 ml dan kuning

etanol
- 2 ml minyak jagung
- Ditambahkan 1 tetes
Larutan terpisah,
2. FeCl3 berwarna bening (+)
- Diambahkan 8 ml dan kuning

etanol

f) Deteksi terjadinya reduksi volume minyak atsiri


No. Perlakuan Hasil Keterangan
Warna putih keruh,
terdapat 2
- 2 ml minyak kayu putih
lapisan,lapisan atas
1. - Ditambahkan 2 ml (+)
putih susu,lapisan
NaOH
bawah keruh,
volume akhir 2,2 ml

PEMERIKSAAN MIINYAK ATSIRI


14

Terdapat 2 lapisan,
- 2 ml minyak jagung lapisan atas kuning

2. - Ditambahkan 2 ml bening dan lapisan (+)


NaOH bawah bening,
volume akhir 3 ml

2. Identifikasi komponen khusus dalam minyak atsiri


Uji terhadap adanya eugenol dalam Oleum Caryophylli

No. Perlakuan Hasil Keterangan


- Diteteskan 1 tetes
minyak pada gelas
objek pertama
1. Kristal
- Ditambahkan 1 tetes
1. natrium
NaOH 3%
eugenolat
- Dijenuhi dengan KBr
- Diamati di bawah
mikroskop
- Diteteskan 1 tetes
minyak pada gelas Tidak menyatu,

2. objek ke dua terdapat warna (+)


- Ditambahkan 2 tetes kuning dan putih
larutan FeCl3

PEMERIKSAAN MIINYAK ATSIRI


15

VI. PEMBAHASAN
Dalam praktikum ini dilakukan pengamatan atau pemeriksaan
terhadap minyak atsiri. Tujuan dari praktikum ini yaitu untuk mengetahui
sifat-sifat minyak atsiri dan mengetahui cara mengidentifikasi bahan alami
yang mengandung minyak atsiri baik secara organoleptik, mikroskopi,
maupun kimiawi. Minyak atsiri merupakan suatu senyawa yang
kandungannya sebagian besar bersifat volatile atau mudah menguap dan
juga bersifat peka terhadap cahaya, suhu panas, udara, dan kelambaban.
Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu minyak goreng,
minyak jagung, minyak kedelai, minyak cengkeh, minyak kayu putih.
Pada saat praktikum bahan yang digunakan yaitu minyak kayu putih dan
minyak jagung. Identifikasi minyak atsiri dibagi menjadi dua yaitu
identifikasi secara umum dan identifikasi secara khusus. Identifikasi
secara umum meliputi uji daya sebar permukaan air, uji minyak pada
kertas saring, uji kelarutan, uji minyak dalam NaCl jenuh, deteksi adanya
senyawa fenol dalam minyak atsiri dan deteksi terjadinya reduksi volume
minyak atsiri. Sedangkan uji khusus minyak atsiri meliputi uji terhadap
adanya eugenol dalam Oleum Caryophylli.
Pada pengamatan atau perlakuan pertama, yaitu pengamatan
minyak dalam air,
minyak yang digunakan yaitu minyak kayu putih (minyak atsiri) dan
minyak jagung (minyak lemak) diberi perlakuan yang sama, yaitu
dicampurkan 3 tetes minyak dimasukkan dalam 10 tetes air. Pengamatan
menunjukkan bahwa minyak kayu putih atau minyak atsiri lebih cepat
menyebar dalam air dengan tidak menunjukkan perubahan warna (warna
tetap bening), dan timbul buih. Hal berbeda ditunjukkan oleh minyak
jagung yang lebih lambat menyebar, dan menunjukkan 2 lapisan antara
air dan minyak. Minyak kayu putih atau minyak atsiri tidak larut dalam air,
akan tetapi menyebar karena adanya sifat minyak atsiri yang mudah
menguap (volatile). Minyak jagung lambat menyebar dan membentuk
gumpalan atau lapisan. Hal tersebut dipengaruhi oleh adanya perbedaan
kepolaran antara minyak dan air. Secara umum, minyak lemak bersifat
non polar atau tidak larut
dalam pelarut polar, contohnya air. Akan tetapi, minyak lemak bersifat da
pat larut dalam pelarut organik lain.
Pada perlakuan selanjutnya, dilakukan pengujian minyak pada
kertas saring, dimana masing-masing minyak, yaitu minyak kayu putih
dan minyak jagung diteteskan pada kertas saring. Hasil pengamatan
menunjukkan kertas saring yang ditetesi minyak kayu putih lebih cepat

PEMERIKSAAN MIINYAK ATSIRI


16

menguap dan tidak meninggalkan bekas noda atau noda tidak terlalu
transparan. Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, bahwa minyak
atsiri bersifat volatil atau mudah menguap, utamanya pada suhu kamar.
Sedangkan hasil yang ditunjukkan oleh minyak jagung yang pada kertas
saring meninggalkan bekas dengan noda transparan. Hal tersebut
disebabkan karena minyak tersebut tidak mudah menguap pada suhu
kamar.
Pada perlakuan selanjutnya 1 ml minyak kayu putih ditambahkan
dengan 1 ml NaCl kemudian dibiarkan memisah kembali. Minyak atsiri
yang ditambahkan dengan NaCl jenuh akan mengakibatkan
berkurangnya volume minyak atsiri, hal tersebut karena minyak atsiri
tersebut tereduksi oleh NaCl. Terdapat lapisan minyak dan terdapat buih.
Pada minyak jagung yang ditambahkan NaCl juga terdapat lapisan
minyak dan buih.
Pada perlakuan selanjutnya, minyak atsiri atau minyak kayu putih
diuji kelarutannya dalam pelarut etanol, eter
dan pelarut kloroform. Hasil menunjukkan bahwa minyak atsiri dapat larut
dalam 15 tetes etanol, 50 tetes eter, dan 10 tetes kloroform. Hal itu
menunjukkan bahwa minyak atsiri lebih bersifat lebih mudah larut dalam
kloroform daripada dalam etanol dan eter. Dapat pula dipengaruhioleh
kepolaran pelarut terhadap minyak atsiri, di mana minyak atsiri yang
bersifat nonpolar dapat lebih mudah larut dalam kloroform yang bersifat
semipolar. Pada minyak lemak atau minyak jagung juga diuji
kelarutannya dalam pelarut etanol, eter, dan kloroform. Hasil
menunjukkan bahwa minyak lemak dapat larut dalam 90 tetes etanol, 100
tetes eter, dan 22 tetes kloroform. Prinsip percobaan ini menggunakan
prinsip like dissolve like, dimana minyak dan lemak yang bersifat
nonpolar akan larut dengan sempurna pada larutan nonpolar pelarut
organik, misalnya dietil eter dan tidak larut pada pelarut polar, misalnya
air. Sedangkan pada etanol, minyak dan lemak dapat menyatu atau larut
walaupun tidak secara sempurna. Karena etanol bersifat semipolar,
sehingga dapat larut pada larutan yang bersifat nonpolar dan polar.
Tingkat kelarutan antara minyak atsiri dan minyak lemak terhadap pelarut
organik seperti etanol, eter, dan kloroform yaitu minyak atsiri lebih mudah
larut dibandingkan dengan minyak lemak.
Uji selanjutnya yaitu deteksi adanya senyawa fenol pada minyak
atsiri. Minyak atsiri yang dicampurkan dengan 1 tetes FeCl3 dan 8 ml
etanol terbentuk larutan terpisah bening dan kuning. Apabila dikocok
larutan akan tercampur. Ketika minyak atsiri ditambahkan dengan etanol

PEMERIKSAAN MIINYAK ATSIRI


17

maupun ditambahkan dengan etanol dan FeCl3 menunjukkan bahwa


minyak atsiri tersebut dapat larut. Seperti pada perlakuan sebelumnya,
hal tersebut karena minyak atsiri memiliki tingkat kelarutan yang lebih
tinggi pada pelarut-pelarut organik. Pada minyak lemak juga demikian
saat ditambahkan dengan FeCl3 larutan berwarna kuning.
Uji selanjutnya yaitu deteksi terjadinya reduksi volume minyak
atsiri. 2 ml minyak kayu putih ditambahkan 2 ml NaOH kemudian dikocok
ternyata setelah diukur menggunakan gelas ukur volume menjadi 2,2 ml.
Pada minyak lemak juga diperlakukan sama yaitu 2 ml minyak jagung
ditambahkan 2 ml NaOH volume menjadi 3 ml. Jadi penambahan NaOH
pada minyak atsiri dan minyak lemak akan mengakibatkan berkurangnya
volume atau terjadi reduksi volume.
Selanjutnya yaitu uji secara khusus untuk mengetahui adanya
eugenol dalam Oleum Caryophylli. Eugenol merupakan salah satu
komponen kimia dalam minyak cengkeh yangmemberikan bau dan
aroma yang khas pada minyak cengkeh. Eugenol merupakan komponen
kimia utama dalam minyak daun cengkeh, yaitu 79-90% volume.
Eugenol murni merupakan cairan tidak berwarna, atau berwarna kuning-
pucat,, berbau, keras, dan mempunyai rasa pedas. Dapat larut dalam
alkohol, eter dan kloroform. Mempunyai rumus molekul C10H1202 bobot
molekulnya adalah 164,20 dan titik didih 250 -255C. Eugenol mudah
berubah menjadi kecoklatan apabila dibiarkan di udara terbuka. Eugenol
merupakan suatu alkohol siklis monohidroksi atau fenol sehingga dapat
bereaksi dengan basa kuat. Eugenol dari minyak daun cengkeh dapat
diisolasi dengan penambahan larutan encer dari basa kuat seperti
NaOH, KOH atau Ca(OH)2 . Menurut Guenther, NaOH 3% dapat
dipakai untuk mengisolasi komponen eugenol dari minyak daun
cengkeh. Eugenol dan NaOH akan membentuk natrium eugenolat yang
larut dalam air. Bagian non eugenol diekstrak dengan eter. Eugenol
biasanya terdapat dalam obat-obatan untuk antivirus dan bakteri seperti
obat ambein, anti jerawat, herpes dan penyakit-penyakit kulit. Eugenol
juga terdapat dalam anti nyamuk aerosol. Eugenol bermafaat juga di
bidang pertanian, yaitu salah satu komponen yang terdapat dalam
insektisida. Eugenol yang terdapat dalam daun sirih bermanfaat
menghilangkan bau badan, pembersih mata dan mencegah sariawan.
Dalam praktikum ini disiapkan dua gelas objek. Gelas objek pertama
diteteskan satu tetes minyak cengkeh kemudian ditambahkan satu tetes
NaOH 3% fungsinya untuk membentuk natrium eugenolat, kemudian
dijenuhi dengan KBr. Lalu diamati di bawah mikroskop. Saat diamati

PEMERIKSAAN MIINYAK ATSIRI


18

dalam mikroskop terlihat kristal natrium eugenolat. Pada gelas objek


kedua diteteskan satu tetes minyak cengkeh ditambah dengan 2 tetes
FeCl3. Akan dihasilkan antara minyak dan larutan FeCl3 tidak menyatu
terdapat warna kuning dan putih.

PEMERIKSAAN MIINYAK ATSIRI


19

VII. KESIMPULAN
1. Identifikasi minyak atsiri dibagi menjadi dua yaitu identifikasi secara
umum dan identifikasi secara khusus.
2. Identifikasi secara umum meliputi uji daya sebar permukaan air, uji
minyak pada kertas saring, uji kelarutan, uji minyak dalam NaCl
jenuh, deteksi adanya senyawa fenol dalam minyak atsiri dan deteksi
terjadinya reduksi volume minyak atsiri. Sedangkan uji khusus minyak
atsiri meliputi uji terhadap adanya eugenol dalam Oleum Caryophylli.
3. Minyak atsiri adalah jenis minyak yang berasal dari bahan nabati,
bersifat mudah menguap pada suhu kamar tanpa mengalami
peruraian dan apabila dibiarkan terbuka dan memiliki bau seperti
tanaman asalnya (khas).
4. Sedangkan minyak lemak adalah minyak yang golongan komponen
penyusunnya adalah golongan asam lemak (gliserida), tidak memiliki
aroma yang kuat, dan tidak mudah menguap pada suhu ruang.
5. Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan
bahwa minyak atsirimemiliki sifat-sifat khusus yang membedakannya
dari minyak lain, yaitu menyebar dengancepat di atas permukaan air,
mudah menguap (volatil), dapat tereduksi dengan NaCl jenuh dan
NaOH,mudah larut dalam pelarut organik, dan mengadung fenol pada
minyak atsiri tertentu
6. Saat diamati dalam mikroskop Oleum Caryophylli terlihat kristal
natrium eugenolat.

PEMERIKSAAN MIINYAK ATSIRI


20

DAFTAR PUSTAKA

Buchbauer, G., W. Jager, H. Dietrich, , Ch. Plank, , and E. Karamat. 1991.


Aromatherapy: Evi-dence for Sedative Effects of Essential Oil of Lavender after
Inhalation. Journal of Biosciences; 46c, 1067-1072.

Jayanudin. 2011. Komposisi Kimia Minyak Atsiri Daun Cengkeh Dari Proses
Penyulingan Uap,Jurnal Teknik Kimia Indonesia,Vol. 10, No. 1,Cilegon.

Ketaren. 1985. Pengantar Teknologi Minyak Atsiri. Jakarta : Balai Pustaka

Sastrohamidjojo, H., 2004, Kimia Minyak Atsiri, Gadjah Mada University


Press, Yogyakarta, Hal : 13-14

Sipahelut, Sophia grace. 2010, Isolasi dan Identifikasi Minyak Atsiri Dari Daging
Buah Pala(MyrisTICA FragransHoutt),Jurnal Agroforestri,Vol.5, No.2, Ambon.

Voight, Rudolf. 1995. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi. Gajah Mada University
Press.Yogyakarta.

Yuliani, Sri & Suyanti Satuhu. 2012. Panduan Lengkap Minyak Asiri. Jakarta :
Penebar Swadaya

PEMERIKSAAN MIINYAK ATSIRI


21

LAMPIRAN

Gambar 1. Mempersiapkan alat dan bahan Gambar 2. Uji daya


sebar permukaan air

Gambar 3. Uji noda minyak pada kertas saring Gambar 4. Uji minyak
dalam NaCl jenuh

PEMERIKSAAN MIINYAK ATSIRI


22

Gambar 5. Uji kelarutan minyak Gambar 6. Deteksi terjadinya


reduksi volume minyak atsiri

Gambar 7. Uji terhadap adanya eugenol dalam


Oleum Caryophylli ( minyak dengan FeCl3)

Gambar 8. Uji terhadap adanya


eugenol dalam Oleum Caryophylli
( Kristal Natrium eugenolat)

PEMERIKSAAN MIINYAK ATSIRI


23

Gambar 9. Deteksi adanya senyawa fenol dalam minyak atsiri

PEMERIKSAAN MIINYAK ATSIRI

Anda mungkin juga menyukai