Laporan Praktikum Kerikil
Laporan Praktikum Kerikil
Laporan Praktikum Kerikil
BAHAN BANGUNAN I
PENGUJIAN KERIKIL
Dibuat Oleh :
1. Rian Budiaji Santosa NIM : 16505241023
2. Ardian Yunus Fathoni NIM : 16505241027
3. Dewi Rizki Isaini NIM : 16505241033
4. Rizky Maulana P. NIM : 16505241036
5. Dwijayanto Budi P . NIM : 16505241039
D. Langkah Kerja
1. Pengujian kerikil SSD
a. Ambil kerikil yang ada di kotak/ tempat kerikil ke dalam ember kira- kira 3/4
bagian
b. Rendam kerikil dalam air bersih hingga seluruh permukaan pasir terendam air
selama 24 jam, dan tempatkan ditempat yang teduh
c. Setelah 24 jam, buang airnya dengan hati- hati
d. Tempatkan kerikil dalam karung goni (tempat yang lebar) dan rentangkan,
hingga permukaan kerikil kering dan didapat kerikil kondisi SSD
f. Ulangi langkah ke-2 sampai ke-4 pada kerikil yang kedua dan ketiga
g. Hitung jumlah rata- rata pertambahan volume air setelah ditambahkan
kerikil
i. Lakukan 3 kali pengujian pada piring kedua dan ketiga, lalu hitung rata
rata kadar lumpurnya.
4. Pengujian bobot isi gembur kerikil kering angin
a. Ambil literan ukuran 15 liter, lalu timbang berat literan tersebut
b. Masukkan kerikil kering angin ke dalam literan tersebut hingga penuh,
tanpa memberi tekanan pada kerikil ke dalam wadah
c. Ratakan bagian atas kerikil
d. Timbang berat kerikil bersama wadahnya
e. Hitung bobot isi gembur kerikil =
E. Kajian Teori
1. Pengertian Kerikil (agregat kasar)
Menurut PUBI (1982) kerikil alam atau batu pecah adalah butiran mineral keras
yang sebagian besar butirannya berukuran antara 5 80 mm. Besar butiran pada
kerikil yaitu antara 4,8 mm- 40mm.
Persyaratan :
a. Kekerasan yang ditentukan dengan bejana Rudellof tidak boleh mengandung
bagian hancur yang tembus ayakan 2 mm, lebih dari 32% berat.
b. Bagian hancur bila diuji memakai mesin Los Angelos, tidak lebih dari 50%
berat.
c. Kadar lumpur maksimal adalah 1%
d. Bagian butir panjang dan pipih, maksimum 20%, terutama untuk beton mutu
tinggi.
2. Berat jenis
Berat jenis adalah perbandingan berat suatu benda dengan berat air murni pada
volume yang sama pada suhu tertentu. Menurut PUBI 1982 Pasal 11 Pasir
Beton Syarat berat jenis pasir yang baik adalah 2.4-2.9. Berat jenis agregat
tergantung oleh : jenis batuan, susunan mineral agregat, struktur butiran, dan
porositas batuan.
Tujuan dari pemeriksaan berat jenis adalah untuk menentukan berat jenis jenuh
permukaan, serta penyerapan dari agregat. Berat jenis yang akhirnya digunakan
untuk menentukan volume yang diisi oleh agregat. Berat jenis dari agregat pada
akhirnya akan menentukan berat jenis dari beton sehingga secara langsung
menentukan banyaknya campuran agregat dalam campuran beton.
3. Kadar Lumpur
Kerikil I :
250
Berat jenis = = 2,5
100
Kerikil II :
250
Berat jenis = = 2,52
99
Kerikil III :
250
Berat jenis = 100 = 2,5
2,5+2,52+2,5
Berat jenis rata- rata = 3
= 2,506
245244
Kerikil I = 100%
244
= 0.40 %
243240
Kerikil II = 100%
240
= 1,25%
240238
Kerikil III = 100%
238
= 0.84%
= 0,83 %
Menghitung bobot isi kerikil gembur =
13400
= 15000
3
= 0,89
G. Pembahasan
1. Pengujian kerikil SSD
Dari hasil pengujian didapatkan bahwa permukaan pada kerikil tidak terdapat
air atau terlihat kering, tetapi di dalam butirannya sudah jenuh air (memiliki
kandugan air di dalamnya). Sehingga, dari pegujian tersebut telah didapatkan
bahwa kondisi kerikil telah mencapai keadaan SSD (saturated surface dry) atau
jenuh kering permukaan.
H. Kesimpulan
Dari hasil pengujian yang telah dilakukan terhadap agregat kasar (kerikil) tersebut,
didapatkan bahwa kerikil yang digunakan dalam pengujian tersebut (pengujian kerikil
SSD, berat jenis SSD, kadar lumpur kering angin, bobot isi gembur, dan pengujian Los
Angeles) telah memenuhi standar mutu, dan layak apabila kerikil tersebut digunakan
dalam konstruksi beton.
I. Saran
Sebaiknya, pada pengujian yang akan datang lebih memperhatikan langkah kerja dan
ketelitian dalam melakukan pengujian.
J. Daftar pustaka
SII (Standar Industri Indnesia) 0052-80. Mutu dan Cara Uji Agregat Beton
ASTM C33-86. Syarat mutu agregat
PUBI 1982 dan PUBI 1982 Pasal 11
SK SNI S-04-1989-F. syarat mutu agregat untuk beton
K. Lampiran