Laporan Praktikum Kerikil

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM

BAHAN BANGUNAN I
PENGUJIAN KERIKIL

Dosen : Abdul Manaf, M.T

Dibuat Oleh :
1. Rian Budiaji Santosa NIM : 16505241023
2. Ardian Yunus Fathoni NIM : 16505241027
3. Dewi Rizki Isaini NIM : 16505241033
4. Rizky Maulana P. NIM : 16505241036
5. Dwijayanto Budi P . NIM : 16505241039

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2016
A. Judul : Pegujian Kerikil
B. Jenis Pengujian :
1. Pengujian kerikil SSD
2. Pengujian berat jenis kerikil SSD
3. Pengujian kadar lumpur kerikil kering oven
4. Pengujian zat organic kerikil SSD
5. Pengujian bobot isi gembur kerikil kering angin

C. Alat dan Bahan yang digunakan


1. Pengujian kerikil SSD
a. Alat : ember, karung goni
b. Bahan : kerikil, air
2. Pengujian berat jenis kerikil SSD
a. Alat : gelas ukur, timbangan
b. Bahan : air, kerikil SSD
3. Pengujian kadar lumpur kerikil kering oven
a. Alat : piring logam, timbangan,
b. Bahan : kerikil, air
4. Pengujian bobot isi gembur kerikil kering angin
a. Alat : literan 5 liter, timbangan
b. Bahan : kerikil kering angin
5. Pengujian keausan kerikil kering oven
a. Alat : mesin Los Angeles, bola baja 11 buah, timbangan, baskom logam,
alat penghitung
b. Bahan : kerikil kering oven 2500 gram

D. Langkah Kerja
1. Pengujian kerikil SSD
a. Ambil kerikil yang ada di kotak/ tempat kerikil ke dalam ember kira- kira 3/4
bagian
b. Rendam kerikil dalam air bersih hingga seluruh permukaan pasir terendam air
selama 24 jam, dan tempatkan ditempat yang teduh
c. Setelah 24 jam, buang airnya dengan hati- hati
d. Tempatkan kerikil dalam karung goni (tempat yang lebar) dan rentangkan,
hingga permukaan kerikil kering dan didapat kerikil kondisi SSD

2. Pengujian berat jenis kerikil SSD


a. Timbang kerikil SSD sebanyak 250 gram sebanyak tiga kali, lalu masukkan
dalam piring logam masing- masing
b. Pada gelas ukur, masukkan air sebanyak 350 cc
c. Tuangkan kerikil yang ada di piring pertama ke dalam gelas ukur dengan
cara memiringkan gelas ukur, kemudian kerikil dimasukkan satu per satu
d. Hitunglah perbedaan volume air sebelum dan sesudah kerikil di masukkan
e. Hitung berat jenis pasir tersebut, dengan cara :

Berat jenis pasir : berat air yang volumenya sama dengan volume kerikilS

f. Ulangi langkah ke-2 sampai ke-4 pada kerikil yang kedua dan ketiga
g. Hitung jumlah rata- rata pertambahan volume air setelah ditambahkan
kerikil

3. Pengujian kadar lumpur kerikil kering oven


a. Timbang kerikil contoh >250 gram sebanyak tiga kali dan masukkan ke
dalam piring masing masing
b. Panaskan kerikil contoh ke dalam oven dengan suhu 105.
c. Ambil kerikil contoh oven dan timbang masing masing 250 gram sebanyak
tiga kali.
d. Rendam kerikil oven tersebut dengan air bersih selama 10 menit
e. Setelah 10 menit, cuci kerikil tersebut hingga tidak ada kotorannya
f. Panaskan kembali kerikil contoh yang sudah dibersihkan ke dalam oven.
g. Timbang kerikil contoh bersih yang sudah di oven.
h. Hitug adar lumpur kerikilnya =
Berat Kerikil Contoh Kering Oven Berat Kerikil Sudah Dicuci Kering Oven
100%
Berat Kerikil Sudah Dicuci Kering Oven

i. Lakukan 3 kali pengujian pada piring kedua dan ketiga, lalu hitung rata
rata kadar lumpurnya.
4. Pengujian bobot isi gembur kerikil kering angin
a. Ambil literan ukuran 15 liter, lalu timbang berat literan tersebut
b. Masukkan kerikil kering angin ke dalam literan tersebut hingga penuh,
tanpa memberi tekanan pada kerikil ke dalam wadah
c. Ratakan bagian atas kerikil
d. Timbang berat kerikil bersama wadahnya

e. Hitung bobot isi gembur kerikil =

5. Pengujian keausan kerikil kering oven


a. Timbang kerikil kering angina sebanyak 2750 gram, kemudian masukkan
ke dalam baskom
b. Oven kerikil tersebut selama 24 jam dengan suhu 105oC
c. Timbang kerikil yang telah di oven tersebut sebanyak 2500gram
d. Masukkan kerikil kering oven tersebut ke dalam bejana Los Angeles
e. Beri bola baja sebanyak 11 buah, kemudian hidupkan mesin Los Angeles
f. Hitung putaran mesin sebanyak 500 kali
g. Setelah 500 kali putaran, matikan mesin lalu ambil kerikil tersebut
h. Pisahkan kerikil yang berukuran besar dengan kerikil yang berukuran kecil
maupun yang teah berubah menjadi halus
i. Ayak kerikil kecil pada ayakan dengan mata ayakan 1,7 mm
j. Buang kerikil yang lolos ayakan
k. Cuci kerikil yang tidak lolos/tertinggal pada ayakan hingga bersih
l. Oven kerikil yang telah dicuci tersebut selama 24 jam dengan suhu 105oC
m. Timbang kerikil yang telah dioven tersebut, kemudan hitunglah keausan
kerikil

E. Kajian Teori
1. Pengertian Kerikil (agregat kasar)
Menurut PUBI (1982) kerikil alam atau batu pecah adalah butiran mineral keras
yang sebagian besar butirannya berukuran antara 5 80 mm. Besar butiran pada
kerikil yaitu antara 4,8 mm- 40mm.

Persyaratan :
a. Kekerasan yang ditentukan dengan bejana Rudellof tidak boleh mengandung
bagian hancur yang tembus ayakan 2 mm, lebih dari 32% berat.
b. Bagian hancur bila diuji memakai mesin Los Angelos, tidak lebih dari 50%
berat.
c. Kadar lumpur maksimal adalah 1%
d. Bagian butir panjang dan pipih, maksimum 20%, terutama untuk beton mutu
tinggi.

Syarat Mutu Agregat Kasar (Kerikil) menurut SK SNI S 04 1989 F:


1) Butirannya tajam, kuat dan keras
2) Bersifat kekal, tidak pecah atau hancur karena pengaruh cuaca.
3) Sifat kekal, apabila diuji dengan larutan jenuh garam sulfat sebagai berikut :
a. Jika dipakai Natrium Sulfat, bagian yang hancur maksimum 12 %
b. Jika dipakai Magnesium Sulfat, bagian yang hancur maksimum 10 %
4) Agregat kasar tidak boleh mengandung Lumpur ( bagian yang dapat
melewati ayakan 0,060 mm) lebih dari 1 %. Apabila lebih dari 1 % maka
kerikil harus dicuci.
5) Tidak boleh mengandung zat organik dan bahan alkali yang dapat merusak
beton.
6) Harus mempunyai variasi besar butir (gradasi) yang baik, sehingga
rongganya sedikit. Mempunyai modulus kehalusan antara 6 7,10 dan harus
memenuhi syarat sebagai berikut:
a. Sisa di atas ayakan 38 mm, harus 0 % dari berat
b. Sisa di atas ayakan 4,8 mm, 90 % - 98 % dari berat
c. Selisih antara sisa-sisa komulatif di atas dua ayakan yang berurutan, mak
60 % dan min 10% dari berat.
7) Tidak boleh mengandung garam.

Kondisi kadar air dalam kerikil ada 4 jenis yaitu


a. Kondisi kering oven adalah kondisi dimana agregat benar- benar kering
b. Kondisi kering udara adalah kondisi agregat yang permukaannya kering tetapi
mengandung sedikit air dalam porinya sehingga masaih dapat menyerap air
c. Kerikil SSD (Saturated Surface Dry) adalah kondisi dimana kerikil memiliki
permukaan kering, tetapi di dalam butirannya jenuh kering permukaan. Pada
kondisi ini, air yang terdapat dalam agregat tidak menambah atau mengurangi
jumlah air yang terdapat dalam adukan beton.
d. Kondisi basah adalah kondisi dimana didalam butiran maupun permukaan
agregat banyak mengandung air sehingga akan menyebabkan penambahan
jumlah air pada adukan beton.

2. Berat jenis
Berat jenis adalah perbandingan berat suatu benda dengan berat air murni pada
volume yang sama pada suhu tertentu. Menurut PUBI 1982 Pasal 11 Pasir
Beton Syarat berat jenis pasir yang baik adalah 2.4-2.9. Berat jenis agregat
tergantung oleh : jenis batuan, susunan mineral agregat, struktur butiran, dan
porositas batuan.
Tujuan dari pemeriksaan berat jenis adalah untuk menentukan berat jenis jenuh
permukaan, serta penyerapan dari agregat. Berat jenis yang akhirnya digunakan
untuk menentukan volume yang diisi oleh agregat. Berat jenis dari agregat pada
akhirnya akan menentukan berat jenis dari beton sehingga secara langsung
menentukan banyaknya campuran agregat dalam campuran beton.

3. Kadar Lumpur

Menurut SK SNI S-04-1989-F syarat mutu agregat kasar, kadar lumpur


yang ada dalam kerikil tidak boleh mengandung lumpur (bagian yang melewati
ayakan 0,06mm) lebih dari 1%. Apabila melebihi dari 1% kerikil harus dicuci
sebelum digunakan sebagai campuran beton, tetapi jika kurang dari 1% tidak perlu
dilakukan pencucian terlebih dahulu. Tujuan pengujiian kadar lumpur adalah
untuk megetahui kadar lumpur yang ada dalam kerikil.
Apabila kadar lumpur pada kerikil lebih dari 1% akan mengakibatkan :
a. Pasta semen tidak mengikat dengan kerikil pada saat proses pengikatan,
karena lumpur melekat pada kerikil yang menghalangi pasta semen berikatan
dengan kerikil.
b. Akan membutuhkan air yang lebih banyak karena diserap oleh lumpur yang
>1% dan campuran beton akan lebih kental atau kurang air.
c. Kekuatan beton akan melemah karena factor air semen banyak
d. Bila beton kering lumpur yang ada akan menyusut dan mengelupas dari
kerikil sehingga akan timbul pori- pori dan akan mengakibatkan beton retak.

4. Pengujian Los Angeles


Menurut ASTM C33-86, ketahanan aus yang diuji menggunakan bejana atau
mesin Los Angeles yang lolos ayakan 1,7 mm tidak boleh melebihi 50%. Tujuan dari
pengujian Los Angeles adalah untuk menguji kekerasan kerikil dengan keausan Los
Angeles.
F. Penyajian dan Analisis Data
1. Pengujian kerikil SSD
Kerikil telah memenuhi standar SSD, karena pada permukaan kerikil tidak
terdapat air, sedangkan didalamnya mengandung air keadaan jenuh kering.

2. Pengujian berat jenis kerikil SSD


Kerikil Berat kerikil Volume air Volume air Selisih
SSD awal akhir volume
1. 250 gram 350 cc 450 cc 100 cc
2. 250 gram 350 cc 449 cc 99 cc
3. 250 gram 350 cc 450 cc 100 cc

Menghitung berat jenis kerikil:



Berat jenis kerikil :

Kerikil I :
250
Berat jenis = = 2,5
100

Kerikil II :
250
Berat jenis = = 2,52
99

Kerikil III :
250
Berat jenis = 100 = 2,5

2,5+2,52+2,5
Berat jenis rata- rata = 3
= 2,506

3. Pengujian kadar lumpur kerikil kering oven


No. Berat kerikil kering Berat kerikil yang Berat kerikil pada
oven telah dibersihkan pengovenan kedua
kering oven
1. 250 gram 245gram 244 gram
250 gram 243gram 243 gram
2.
3. 250 gram 240gram 238 gram

Menghitung kadar lumpur kerikil

245244
Kerikil I = 100%
244
= 0.40 %

243240
Kerikil II = 100%
240
= 1,25%
240238
Kerikil III = 100%
238
= 0.84%

0.40 %+ 1,25%+ 0.84%


Berat kadar lumpur rata- rata =
3

= 0,83 %

4. Pengujian bobot isi gembur kerikil kering angin


Berat literan 15 liter: 10900 gram
Berat literan dan kerikil gembur: 24300 gram
Berat kerikil gembur : 13400 gram


Menghitung bobot isi kerikil gembur =
13400
= 15000
3
= 0,89

5. Pengujian Los Angeles


Berat awal kerikil oven : 5000 gram
Berat setelah dioven : 3011 gram

Keausan =
5000 3011
= x100%
5000
= 39,78%

G. Pembahasan
1. Pengujian kerikil SSD
Dari hasil pengujian didapatkan bahwa permukaan pada kerikil tidak terdapat
air atau terlihat kering, tetapi di dalam butirannya sudah jenuh air (memiliki
kandugan air di dalamnya). Sehingga, dari pegujian tersebut telah didapatkan
bahwa kondisi kerikil telah mencapai keadaan SSD (saturated surface dry) atau
jenuh kering permukaan.

2. Pengujian berat jenis kerikil SSD


Dari hasil pengujian tersebut didapatkan bahwa kerikil memiliki berat jenis
sebesar 2,506. Menurut PUBI 1982 Pasal 11 Pasir Beton Syarat berat jenis pasir
yang baik adalah 2.4-2.9. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kerikil tersebut
memenuhi standar mutu sebagai bahan bangunan atau campuran beton.

3. Pengujian kadar lumpur kerikil kering oven


Dari hasil pengujian tersebut didapatkan bahwa kerikil tersebut mengandung
kadar lumpur sebanyak 0,83 %. Menurut SK SNI S-04-1989-F syarat mutu agregat
kasar yaitu tidak boleh mengandung Lumpur (bagian yang melewati ayakan
0,06mm) lebih dari 1%. Sehingga kerikil yang telah diuji tersebut layak digunakan
untuk campuran beton dan tidak harus dilakukan pencucian terlebih dahulu
sebelum digunakan.

4. Pengujian bobot isi gembur kerikil kering angin


Dari hasil pengujian tersebut didapatkan bahwa bobot isi gembur kerikil dalam

literan/ bejana 15 liter yaitu 0,89 3 yang berarti bahwa 1cm3 kerikil gembur
sama dengan 0,89 gram berat kerikil.

5. Pengujian Los Angeles


Dari hasil pengujian tersebut didapatkan bahwa bagian hancur yang menembus
ayakan 1,7 mm dengan bejana Los Angeles adalah 39,78%. Menurut ASTM C33-
86, syarat mutu bagian yang hancur pada kerikil yang lewat ayakan 1,7 mm tidak
boleh melebihi 50%. Sehingga kerikil yang diuji tersebut dapat digunakan untuk
bahan campuran beton.

H. Kesimpulan
Dari hasil pengujian yang telah dilakukan terhadap agregat kasar (kerikil) tersebut,
didapatkan bahwa kerikil yang digunakan dalam pengujian tersebut (pengujian kerikil
SSD, berat jenis SSD, kadar lumpur kering angin, bobot isi gembur, dan pengujian Los
Angeles) telah memenuhi standar mutu, dan layak apabila kerikil tersebut digunakan
dalam konstruksi beton.

I. Saran
Sebaiknya, pada pengujian yang akan datang lebih memperhatikan langkah kerja dan
ketelitian dalam melakukan pengujian.

J. Daftar pustaka
SII (Standar Industri Indnesia) 0052-80. Mutu dan Cara Uji Agregat Beton
ASTM C33-86. Syarat mutu agregat
PUBI 1982 dan PUBI 1982 Pasal 11
SK SNI S-04-1989-F. syarat mutu agregat untuk beton
K. Lampiran

Anda mungkin juga menyukai