Interpersonal Relationship Types

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 20

BAB 10

INTERPERSONAL RELATIONSHIP TYPES

KELOMPOK 10

1. Nur Aprillia 4123163908

2. Siti Rohimah 4123164954

3. Sylvia Rhamadiana 4123164340

4. Qori Hani Rifati 4123164394


DAFTAR ISI
BAB 10 INTERPERSONAL RELATIONSHIP TYPES
10.1 Friendship Realtionship
10.1.1 Karakteristik
10.1.2 Jenis Pertemanan
10.1.3 Kebutuhan Pertemanan
10.1.4 Pertemanan, Budaya dan Jenis Kelamin
10.2 Love Relationship
10.2.1 Jenis Cinta
10.2.2 Cinta dan Komunikasi
10.2.3 Cinta, Budaya dan Jenis Kelamin
10.3 Family Relationship
10.3.1 Karakteristik
10.3.2 Jenis Pasangan
10.3.3 Jenis Keluarga
10.3.4 Keluarga dan Komunikasi
10.3.5 Keluarga, Budaya dan Jenis Kelamin
10.4 Workplace Relationship 10.4.1 Komunikasi Tempat Kerja
10.4.2 Hubungan Networking
10.4.3 Hubungan Mentoring
10.4.4 Hubungan Romantis Dalam Bekerja
10.5 The Dark Side of Interpersonal Relationship
10.5.1 Kecemburuan
10.5.2 Kekerasan
BAB 10 INTERPERSONAL RELATIONSHIP TYPES

10.1 FRIENDSHIP RELATIONSHIP


Denisi:
Friendship atau pertemenanan adalah hubungan interpersonal antara dua orang yang
salingbergantung, yang produktif bagi kedua pihak dan ditandai dengan saling
menghargai secarapositif.
10.1.1 Karakteristik pertemanan:
a. Friendships is an interpersonal relationship
Interaksi komunikasi terjadi antara manusia.Lebih jauh lagi, hubungan melibatkan
fokus pada kepribadian, teman bereaksi satu sama lainsebagai manusia yang utuh,
individu unik yang tak ada duanya.
b. Friendships must be mutually productive.
Pertemanan tidak bisa destruktif salah satu dariorang yang terlibat. Ketika hubungan
mulai destruktif, itu tidak bisa lagi dikategorikan sebagaipertemanan. Pertemanan harus
bisa meningkatkan potensi tiap orang dan produktif.
c. Friendship are characterized by mutual positive regard.
Menyukai orang yang menjaditeman kita penting bila kita menyebut mereka teman.
Karakteristik dari pertemenan trust,emotional support dan sharing of interest
memfasilitasi penghargaan yang timbal balik.Di beberapa daerah, orang bisa dengan
bebas memilih teman, karena penduduknya padat,karena arus migrasi. Tapi ada daerah-
daerah di mana penduduknya tidak banyak bermigrasi,dan mereka cenderung tidak
punya pilihan dengan siapa mereka berteman, mereka ceberteman dengan orang-orang
di daerahnya saja. Situasi ini berubah ketika internet merambahdunia. Orang bisa punya
lebih banyak pilihan dengan siapa mereka mau berteman.

10.1.2 Friendship types


Tidak semua pertemanan sama. ada tiga jenis pertemanan:
a. Friendship of reciprocity.
Ini adalah jenis yang paling ideal, dikarakteristikan oleh kesetiaan,pengorbanan, saling
mengasihi dan kemurahan hati. Hubungan jenis ini didasarkan padakeseimbangan,
sama-sama saling membagi dan menerima keuntungan dari sebuahhubungan.
b. Friendship of receptivity.
Dalam pertemanan jenis ini, sebaliknya, ada ketidakseimbanganantara memberi dan
menerima. Salah satu paling sering memberi, dan yang lain lebih seringmenerima.
Namun demikian, ketidakseimbangan ini positif, karena orang-orang dalamhubungan
ini memiliki kebutuhan yang berbeda. Contohnya antara guru dengan murid, danantara
dokter dengan pasien.
c. Friendship of association.
Ini adalah jenis hubungan yang temporer, disebut sebagaifriendly relationship dan
bukan true relationship. Biasanya terjadi antara teman sekelas,tetangga rekan kerja.
Kesetiaan, kepercayaan, memberi dan menerima bisa terjadi tapi tidakdengan kuantitas
yang tinggi.

10.1.3 Friendship needs


Kita biasanya memilih teman yang memenuhi kebutuhan kita.
a. Utility
Seseorang yang memiliki talenta, keahlian atau sumber daya yang berguna bagi
kita,contohnya orang yang bisa membantu kita mendapatkan pekerjaan atau
memberikan aksespada orang-orang tertentu
b. Afrmation
Seseorang yang akan mengukuhkan nilai-nilai pribadi kita dan membuat kitamenyadari
karakter diri. Contohnya teman yang menghargai kemampuan kita memimpin, dansisi
humoris kita.
c. Ego support
Seseorang yang bersifat suportif, mendukung dan menolong. Contohnyaorang yang
membantu kita melihat diri kita sendiri dengan positif.
d. Stimulation
Orang yang mengenalkan kita pada ide-ide baru dan cara pandang yang baru.
e. Security
Seseorang yang tidak akan menyakiti kita atau mengumbar kelemahan kita.

10.1.4 Friendship and communication


Pertemanan berlangsung sejalan dengan waktu dan melalui beberapa tahapan, mulai
darimasih asing satu sama lain, sampai sangat akrab.Ketika hubungan berkembang dari
tahap contact ke tahap intimate, kedalaman dan keluasankomunikasi bertambah. Kita
membicarakan hal-hal secara mendalam, dan membahas lebihbanyak topik.Sejalan
dengan pertemanan yang berkembang ada juga tension atau konik diri. Contohnyakita
mungkin ingin terbuka pada teman, tapi pada saat yang sama ingin melindungi diri
dengantidak membuka diri. Tidak selalu self-disclosure bertambah sejalan dengan
perkembanganhubungan, ada saatnya teman mungkin menarik diri.Akhirnya,
pertemanan stabil di titik tertentu yang nyaman bagi kedua pihak. Ada pertemananyang
tetap kasual, ada juga yang akan tetap dekat.Sejalan dengan perkembangan hubungan
melalui tiga tahapan di bawah, biasanya komunikasiyang terjadi semakin efektif.
1. Contact
Keefektifan KIP pada tahap ini masih rendah. Kita jarang terbuka pada tahap ini,
dankarena kita belum kenal dekat, biasanya kemampuan kita berempati pada orang
tersebutterbatas. Seringkali komunikasi terjadi dengan canggung, banyak diam, tidak
yakin tentang maubahas topik apa.
2. Involvement
Pada tahap kedua ini, ada kesadaran dyadic we-ness dari kebersamaan. Padatahap ini,
ketika berkomunikasi dengan teman, kita menyadari ada kesatuan antara kitadengan
dia. Teman dalam tahap ini sering pergi nonton bersama, makan bersama di kafe,pulang
bersama. Komunikasi yang terjadi makin efektif. Kita mulai terbuka tentang
diri kita,memahami teman, menunjukan empati, dukungan dan sikap positif.
3. Close and intimate relationship
Pada tahap ini, kita dan teman kita melihat hubungansebagai hubungan yang eksklusif,
dan baik kita maupun teman tersebut sama-samamendapatkan keuntungan (contohnya
dukungan emosional) dari hubungan tersebut.Ketidakpastian tentang teman mulai
berkurang, dan kita makin bisa menebak apa yangdipikirkan, atau apa yang akan
dilakukan teman. Pada tahap ini, kita lebih terbuka lagi, lebihdalam lagi berempati,
mendukung teman. Tiap orang dalam hubungan yang intim ini sama-sama seimbang:
bisa memulai percakapan dan merespon, bisa aktif dan sama-sama bisa pasif,sama-sama
bisa bicara dan mendengar.

10.1.5 Friendship, culture,and gender


Pertemanan kita dan bagaimana kita menilai pertemanan tersebut dipengaruhi oleh
budaya dan gender.
1. Culture and friendship
Hubungan pertemanan biasanya lebih dekat dalam budaya kolektivisdibandingkan
budaya individualis (lihat Bab 2). Karena menekankan pada kepentingankelompok dan
kerjasama, budaya kolektivis mendukung perkembangan ikatan pertemanan.Anggota
kelompok budaya kolektivis diharapkan membantu orang lain dalam
kelompok.Sementara itu, dalam budaya individualis, anggota kelompok biasanya lebih
memperhatikan dirimereka sendiri, dan biasanya lebih sering bersaing dan berusaha
lebih baik dibandingkan yanglainnya.
2. Gender and friendship
Perempuan, seperti dibahas sebelumnya, lebih banyak terbukadibandingkan laki-laki.
Dan sejalan dengan itu, perempuan lebih mudah akrab dalampertemanan dibandingkan
laki-laki, karena laki-laki tidak terlalu menekankan keakraban dalamhubungan.
Komunikasi, dinilai sebagai dimensi yang penting dalam pertemanan yang
dilakukanseorang perempuan. Perempuan menilai pertemanan sesama jenis kelamin
(denganperempuan) lebih tinggi dibandingkan laki-laki menilai pertemanan sesama
jenis (dengan laki-laki). Laki-laki menilai hubungan dengan lawan jenis lebih tinggi
dibandingkan perempuan.Laki-laki biasanya mengembangkan pertemanan dengan
orang-orang yang memiliki aktivitasyang sama: nonton bola, main kartu dan proyek
kantor. Sementara perempuan biasanyamengembangkan pertemanan dari curhat. Hal
yang sama dari perempuan dan laki-laki dalampertemanan adalah kerelaan untuk
melindungi teman dari situasi yang tidak mengenakkan bagimereka.Riset menunjukan
bahwa laki-laki dalam usia pertengahan biasanya memiliki lebih banyakteman
dibandingkan wanita. Riset juga menunjukkan wanita lebih banyak memiliki teman
yangintim dibandingkan laki-laki

10.2 LOVE RELATIONSHIP


Cinta adalah perasaan yang dikarakteristikan dengan kedekatan dan kepedulian,
dengankeintiman, gairah dan komitmen. Hubungan ini dikembangkan, dipelihara, dan
kadang-kadangdirusak melalui komunikasi.

10.2.1 Love types


Ada enam jenis cinta:
1. E r o s : b e a u t y a n d s e x u a l i t y
Cinta eros berfokus pada keelokan paras (cantik/ganteng) dandaya tarik sik. Orang
yang mencintai dengan jenis ini memiliki gambaran ideal tentangkeelokan yang kerap
tidak ada dalam kenyataan. Sebagai konsekuensi, orang dengan jeniscinta ini sering
merasa tidak terpuaskan. Mereka sangat sensitif terhadapketidaksempurnaan
penampilan orang yang mereka cintai.
2. L u d u s : e n t e r t a i n m e n t a n d e x c i t e m e n t
Cinta Ludus dialami dalam bentuk permainan dankesenangan. Cinta tidak dilihat secara
serius, emosi ditahan dan jangan sampai kelewatkontrol dan membuat masalah, gairah
tidak pernah meluap sampai tak terkontrol. Pecinta jenis ludic ini bisa menguasai diri
sendiri, selalu sadar akan kebutuhan untuk mengatur cintadan tidak dikontrol oleh cinta.
Pecinta jenis ini mempertahankan pasangan hanya kalaumereka menarik dan
mengagumkan. Penelitian menunjukkan ludic lover cenderung memilikilebih dari satu
teman kencan.
3. S t o r g e : p e a c e f u l a n d s l o w
Cinta jenis storge ini kurang bergairah dan kurang intens.
Storgic lover tidak mencari pecinta, tapi mencari pendamping yang mereka kenal dan
bisaberbagi minat dan aktivitas. Hubungan cinta jenis ini berjalan lebih lambat, pecinta
jenis inibiasanya memerlukan waktu lebih lama untuk mengungkapkan apa yang
mereka pikirkandan rasakan.
4. P r a g m a : p r a c t i c a l a n d t r a d i t i o n a l
Pragma lover melihat cinta sebagai sebagai suatu halyang praktis dan mencari
hubungan yang akan berhasil. Mereka ingin kecocokan dansebuah hubungan yang bisa
memenuhi kebutuhan utama mereka, dan memuaskankeinginan mereka. Mereka lebih
mementingkan kualikasi sosial dari orang yang berpotensi jadi pasangan, daripada
kualitas personal. Mereka lebih banyak menggunakan logikadaripada perasaan, dan
mementingkan latar belakang keluarga.
Pragma lover menilai cintasebagai hubungan yang berguna yang mempermudah hidup.
Hubungan dari pecinta jenisini biasanya lebih awet, karena mereka memilih pasangan
berhati-hati dan menekankanpada persamaan. Alasan lainnya adalah karena mereka
menjaga ekspektasi cinta merekatetap realistis.

5. M a n i a : E l a t i o n a n d D e p r e s s i o n
Cinta mania ini dikarakteristikan oleh cinta denganintensitas yang tinggi dan
kekhawatiran mendalam akan kehilangan cinta. Kekhawatirantersebut kerap mencegah
mereka mendapatkan kesenangan dari hubungan. Dengan sedikitsaja provokasi, manic
lover akan cemburu dengan ekstrim. Cinta mania ini obsesif, merekaingin secara total
memiliki orang yang mereka cintai, dan sebaliknya ingin dimiliki, dandicintai
sepenuhnya. Citra diri manic lover yang buruk hanya bisa diperbaiki dengan cinta,harga
diri berasal dari dicintai dan bukan dari kepuasaan diri.
6. A g a p e : C o m p a s s i o n a t e a n d S e l e s s
Agape adalah jenis cinta yang tanpa ego dan penuhpengorbanan. Agapic lover bahkan
mencintai orang yang tidak memiliki ikatan dekat.Mereka bisa mencintai orang asing
yang baru ketemu di jalan, kalaupun tidak akan ketemulagi. Agape adalah cinta spiritual
yang diberikan tanpa mengharapkan imbalan, dan tidakmengharapkan cinta mereka
berbalas. Agape adalah cinta yang losos dan bukan jeniscinta yang biasanya mampu
dijalankan oleh seseorang.Enam jenis cinta di atas adalah yang umumnya ditemukan,
tapi bisa juga mereka dalam bentukkombinasi (misal: storge dan pragma) sehingga
membentuk pola yang baru dan berbeda.Perlu juga diingat, cinta berubah. Hubungan
mungkin saja diawali cinta pragma, tapi kemudianberkembang menjadi ludus dan eros.
Di tahap awal bisa saja dimulai dengan eros (ketertarikansik), lalu kemudian
berkembang menjadi storge seiring dengan peningkatan hubungan, lalukemudian
berubah menjadi pragma setelah ada ikatan dalam hubungan.

10.2.2 Love and communication

Bagaimana kita berkomunikasi ketika sedang jatuh cinta? Apa yang kita katakan, apa
yangdilakukan secara non verbal. Menurut penelitian, kita cenderung melihat kebaikan
dari orangyang kita cintai dan cenderung tidak menggubris kekurangannya. Kita sering
kali sharing emosi,dan pengalaman dan berbicara dengan lembut satu sama lain. Kita
melakukan komunikasiyang personalized.Kita membuka diri pada pasangan secara
signikan, saling mendukung dan menggunakanstrategi penyelesaian konik yang
konstruktif bila hubungan dalam bahaya. Kita sadar apa yangharus kita katakan dan apa
yang tidak baik dikatakan pada orang yang kita cintai, tahubagaimana harus menghargai
dan kapan harus menghukumnya. Singkatnya, kita tahu apayang harus kita lakukan
untuk mendapatkan reaksi yang kita inginkan.Dalam mengkomunikasikan cinta, kita
biasanya melakukannya secara langsung, lewat telepon,dan seiring dengan
perkembangan teknologi lewat media sosial.Kita juga mengkomunikasikan cinta
dengan cara non verbal, seperti eye contact yang lama danterfokus yang menjadi
indikator cinta. Eye contact dalam hubungan ini penting, sehingga kalauseseorang
menghindari melakukannya, akan menimbulkan pertanyaan ada masalah apa?Kita
juga menunjukkan tanda-tanda aliatif seperti anggukan kepala, gesture dan
berdiricondong ke pasangan, serta senyum yang kerap di luar kontrol.Kita juga lebih
peduli tidak hanya pada pasangan, tapi pada penampilan diri, misalnya dandanlebih
lama, berdiri dengan cara yang menarik, intonasi yang berbeda.Kita biasanya
menghilangkan socially taboo adaptors,terutama ketika ada pasangan kita,misalnya
tidak menggaruk kepala, membersihkan gigi, mengorek telinga dan kentut.
Yangmenarik, ini biasanya kembali dilakukan ketika hubungan sudah permanen.Kita
menyentuh lebih sering dan lebih intim, seperti berpegangan tangan, berciuman dll.
10.2.3 Love, culture, and gender
Sama seperti pertemanan, cinta sangat dipengaruhi oleh budaya, gender dan teknologi.
1. Love and culture
Orang di Asia biasanya lebih berorientasi pada pertemanan dalam cintamereka,
dibandingkan Eropa. Orang dari budaya individualis seperti Eropa
cenderungmenekankan pada cinta romantis dan pemenuhan keinginan diri.Laki-laki
Amerika, bila dibandingkan dengan pasangan Cina, memiliki tingkatan cinta ludic
danagape yang lebih tinggi dan tingkatan cinta pragma dan erotic yang rendah. Wanita
di Amerika,lebih tinggi dalam cinta mania dibandingkan wanita Afrika, yang cenderung
tinggi dala cintaagape.
2. Love and gender
Gender juga mempengaruhi cinta. Di Amerika Serikat, perbedaan antaralaki-laki dan
perempuan dalam cinta sangat besar. Dalam puisi, novel dan media, perempuandan
laki-laki bertingkah laku sangat berbeda ketika jatuh cinta. Dalam cinta perempuan lebih
emosional, laki-laki lebih rasional. Perempuan mencintai dengan sepenuh hati,
sementara laki-laki kerap mencintai dengan objektif.Perempuan menunjukkan cinta
yang lebih besar bagi teman dengan jenis kelamin yang sama(perempuan juga)
dibandingkan dengan laki-laki bagi sesama jenis kelamin. Perempuan lebihmudah
mengekspresikan rasa sayang terhadap teman perempuan, sementara laki-lakibiasanya
tidak mengatakan rasa sayang terhadap teman laki-laki.Penelitian menunjukkan laki-
laki lebih menekankan pada romance dibandingkan perempuan.Ketika ditanyakan
apakah bila seseorang memiliki karakteristik yang kita inginkan, apakah kitaakan
menikahinya meski bila kita tidak cinta? 2/3 laki-laki dalam penelitian
tersebut mengatakantidak, sementara kurang dari 1/3 perempuan mengatakan tidak.
Perempuan yang sudahmenikah memiliki konsep cinta yang realistis dibandingkan laki-
laki yang sudah menikah.Bila hubungan berakhir, baik perempuan maupun laki-
laki sama-sama cenderung mengingatmemori yang menyenangkan. Namun laki-laki
lebih sering memimpikan mantan dan melamuntentang mantannya setelah putus,
dibandingkan dengan wanita.

Hubungan online memungkinkan orang mempresentasikan diri dengan salah dengan


sedikitkemungkinan terdeteksi. Anak kecil bisa menggunakan foto orang dewasa.
Seseorang bisamengatakan dia miskin, meski sebenarnya kaya, dewasa meski
seungguhnya tidak.

10.3 FAMILYRELATIONSHIP
Istilah keluarga bisa dimaknai dengan cara yang berbeda oleh tiap orang. Ada yang
menilaikeluarga terdiri dari suami, dan istri. Atau ditambah, suami, istri dan anak.
Bentuk lain adalahkeluarga dengan single parent, pasangan sejenis yang terikat
pernikahan. Prinsip komunikasiyang berlaku bagi keluarga inti yang tradisional juga
berlaku bagi jenis keluarga di atas.
10.3.1 Family Characteristic
Ada empat jenis karakteristik keluarga:
1. D e n e d r o l e s
Masih banyak pasangan yang membedakan peran mereka secaratradisional. Laki-laki
dilihat sebagai pencari nafkah dan orang yang memperbaiki hal-halteknis di rumah,
perempuan dilihat sebagai pemasak, pengasuh anak dan memelihararumah. Pembagian
peran seperti ini jarang terjadi pada pasangan yang berpendidikan tinggidan kelas sosial
ekonomi tinggi. Dalam pasangan sejenis pun, bentuk pembagian peranseperti ini juga
tidak terjadi, tidak membagi peran maskulin dan feminin dan peran dilihatsecara
eksibel.
2. R e c o g n i t i o n o f r e s p o n s i b i l i t i e s
Anggota keluarga melihat diri mereka sendiri memilikikewajiban dan tanggung
jawab terhadap satu sama lain. Misalnya, memiliki kewajiban untuksaling membantu
keuangan, tanggung jawab emosional seperti menghibur ketika anggotakeluarga stres,
merasakan penderitaan, senang bersama dengan anggota keluarga yangmerasakan
kegembiraan, meluangkan waktu bagi keluarga.
3. S h a r e d h i s t o r y a n d f u t u r e
Hubungan utama dalam keluarga memiliki masa lalu yangdilalui bersama dan prospek
menjalani masa depan bersama. Harus ada interaksi masalampau untuk hubungan
utama, yang memungkinkan anggota untuk saling mengetahui satusama lain,
memahami satu sama lain, dan menyukai atau bahkan mencintai satu sama lain.Mereka
juga melihat hubungan memiliki potensi masa depan. Meski prediksi
penelitimengatakan bahwa 50% pernikahan berakhir dengan perceraian, ketika
seseorangmenikah, mereka biasanya melihat pernikahan sebagai sesuatu yang
permanen.
4. S h a r e d l i v i n g s p a c e
Di budaya Amerika (juga di Indonesia), orang yang memilikihubungan utama, atau
orang yang menikah, biasanya berbagi tempat tinggal.

10.3.2 Couple types


Peneliti mengidentikasi tiga jenis hubungan utama:
1. T r a d i t i o n a l c o u p l e s
Mereka memiliki sistem keyakinan dan loso hidup yang sama,mereka melihat diri
mereka sebagai dua orang yang menjadi satu kesatuan dan bukan duaindividu yang
terpisah. Traditional couples saling bergantung dan berkeyakinan bahwakebebasan
individu harus dikorbankan untuk kebaikan hubungan. Mereka biasanya salingberbagi,
dan memegang teguh pembagian peran gender secara tradisional dan jarang adakonik
peran, karena peran masing-masing jelas. Mereka iasanya makan di waktu
yangbersamaan, dan perempuan mengambil nama keluarga laki-laki.
2. I n d e p e n d e n t c o u p l e s
Pasangan yang independen menekankan pada individualitas.Hubungan penting, tapi
tidak lebih penting daripada identitas diri. Meski merekamenghabiskan waktu bersama-
sama, mereka tidak menjadikannya sebagai ritual. Mereka juga menghabiskan waktu
bersama teman. Komunikasi bersifat responsif, mereka secaraterbuka terlibat dalam
konik dan tidak khawatir mengenainya. Mereka terbuka (self-disclose), bahkan
terbuka akan hal-hal yang biasanya tidak diceritakan karena memilikirisiko.
3. S e p a r a t e c o u p l e s
Separate couples biasanya berpikir bahwa kalau konik dihindari,masalah akan hilang
dengan sendirinya, lebih baik menghindari menyatakan perasaandaripada menyakiti
pasangan. Separate couples tinggal bersama, tapi melihat hubunganmereka lebih pada
kenyamanan alih-alih karena saling cinta. Mereka biasanya tidak terlalubergairah
menghabiskan waktu bersama-sama dan bertemu karena ritual, misalnya
makanbersama atau kumpul pada hari raya. Mereka jarang berbagi. Mereka percaya
padapembagian peran berbasis gender.

10.3.3 Family types


Keluarga bisa diklasikan dengan berbagai cara, misalkan berdasarkan jumlah orang
dalamkeluarga, orientasi kasih sayang, keberadaan anak atau keluarga besar. Bila
melihatnya dalamorientasi komunikasi, ada dua dimensi:
1. C o n f o r m i t y O r i e n t a t i o n
Tingkatan sejauh mana anggota keluarga bisa menyatakantingkah laku, nilai dan
kepercayaan yang berbeda. High Conformity orientation berartikeluarga yang
mengekspresikan tingkah laku, sikap dna nilai yang sama, serta berusahamenghindari
konik. Sementara itu, low conformity orientation berarti keluarga yanganggotanya
mengekspresikan tingkah laku, sikap dan nilai yang berbeda dan kerapberkonik dalam
keluarga. Dalam keluarga dengan high conformity orientation, keluargabiasanya
harmonis, anak biasanya mematuhi orangtua, tanpa mempertanyakan
mereka.Sementara yang low conformity orientation, biasanya kurang harmonis, anak-
anak diberikankebebasan untuk menyatakan pendapat atau melakukan apa yang mereka
inginkan.
2. C o n v e r s a t i o n o r i e n t a t i o n
Tingkatan sejauh mana anggota keluarga dapat menyatakanapa yang mereka pikirkan.
Keluarga dengan high conversation orientation mendukunganggota keluarga untuk
berdiskusi berbagai isu, dan menyatakan opini mereka. Sebaliknya,yang low
conversation orientation, tidak mendukung diskusi dan pernyataan pendapat.Dengan
dua dimensi ini, kita bisa mengidentikasi empat jenis keluarga:
a. C o n s e n s u a l f a m i l i e s :
High in conversation dan high in conformity, keluarga ini menghargaikomunikasi dan
kesepakatan terbuka
b. P r o t e c t i v e f a m i l i e s :
High in conformity and low in conversation, keluarga ini menekankanpada kesepakatan
dan menghindari konik tapi dengan sedikit komunikasi.
c. P l u r a l i s t i c f a m i l i e s :
low in conformity and high in conversation. Keluarga ini mendukungtingkah laku dan
sudut pandang yang berbeda, dan komunikasi yang terbuka sertamendukung satu sama
lain.
d. L a i s s e z - f a i r e f a m i l i e s :

Low in conformity and low in conversation. Keluarga jenis inimenghindari interaksi


dan komunikasi, mendukung privasi, dan sikap lakukan apapun yangkamu mau.

10.3.4 Family and communication


Cara untuk memahami keluarga dan hubungan utama terletak dalam pola komunikasi
yangmendominasi hubungan. Ada empat pola komunikasi umum:
1. T h e E q u a l i t y P a t t e r n
Pola equity (seimbang) lebih banyak terjadi dalam teori dibandingkankenyataan, namun
ini adalah awal yang bagus untuk melihat komunikasi dalam hubunganutama. Pola
komunikasi ini lebih banyak terjadi dalam hubungan sesama jenis,dibandingkan
hubungan lawan jenis. Dalam pola ini, tiap orang memiliki porsi yang samadalam
transaksi komunikasi, dan perannya juga seimbang. Tiap pihak bebasmengekspresikan
ide, opini dan keyakinan. Kedua pihak sama-sama melakukan selfdisclosure dengan
berimbang. Komunikasi terbuka, jujur, langsung. Karena keseimbanganini, hubungan
yang terjalin memuaskan kedua pihak.
2. T h e B a l a n c e d S p l i t P a t t e r n
Dalam pola komunikasi ini, keseimbangan hubungan ada, tapidalam bentuk yang
berbeda: tiap orang memiliki otoritas atas domain yang berbeda.Misalnya, suami
mengurusi bisnis, sementara perempuan bisa memutuskan hal-hal terkaitanak dan
urusan dapur.
3. T h e U n b a l a n c e d S p l i t P a t t e r n
Dalam pola ini, salah satu pihak memiliki otoritas di lebihdari separuh area komunikasi.
Orang ini biasanya mengontrol hubungan, biasanya karenalebih pandai, atau lebih
banyak tahu, berpenampilan lebih menarik atau berpenghasilanlebih banyak. Orang ini
biasanya memerintah anggota keluarga lainnya apa yang harusdilakukan, memberikan
opini dengan bebas, dan sebaliknya jarang meminta opini dari yanglain.
4. T h e M o n o p o l y P a t t e r n
Dalam pola komunikasi ini, seseorang dilihat memiliki otoritaspenuh, memerintah dan
bukan berkomunikasi. Orang ini juga jarang meminta pendapatorang lain, dia
menjadi penentu akhir. Dia bicara lebih banyak, mengatur partnernya apayang harus
atau tidak harus dilakukan, Sebaliknya, parternya lebih sedikit berbicara, danmeminta
izin ketika akan melakukan suatu hal atau memutuskan sesuatu. Argumen lebihsedikit
karena semua anggota keluarga tahu siapa bosnya.
Etika dalam Komunikasi Antar Pribadi
a) Empati : Dalam sebuah hubungan, seseorang memeliki kewajiban untuk
mencoba mengerti apa yang orang lain rasakan
b) Percakapan : Mengambil keputusan dalam sebuah hubungan harus dibicarakan
dengan baik-baik, tidak dengan paksaan.
c) Kejujuran : Hubungan komunikasi harus jujur dan sesuai denggan kenyataan.
d) Manajemen interaksi : Hubungan komunikasi harus memuaskan dan nyaman
serta merupakan tanggung jawab semua individu.
e) Kerahasiaan : Seseorang berhak untuk mengharapkan bahwa apa yang mereka
katakana tidak akan diungkapkan kepada orang lain.
f) Dukungan : iklim yang mendukung dan kerjasama harus mencirikan interaksi
hubngan antar pribadi seseorang.

Hubungan Romantis di Tempat Kerja

Tidak seperti gambaran di televisi, hubungan percintaan di kantor adalah sesuatu yang
rumit. Tiap kantor memiliki aturan yang berbeda-beda terkait hal ini, ada yang menilai
hubungan romantic hanya akan menghambat pekerjaan lalu melarang secara tegas
hubungan romantis. Malah ada yang memecat bila ketahuan pegawainya berpacaran.
Ada yang memiliki aturan tidak tertulis dan informal, tapi juga jelas menentang pacaran
di kantor.

Keuntungan Percintaan di Tempat Kerja

Dilihat secara positif, lingkungan kerja sepertinya tempat yang sempurna untuk bertemu
pasangan yang potensial. Fakta bahwa kita kerja dikantor yang sama mungkin
menunjukkan : minat yang sama, ambisi yang sama, dan akan banyak menghabiskan
waktu bersama. Semua faktor yang mendukung kesuksesan hubungan interpersonal.
Office romance bisa meningkatkan kepuasan kerja. Contohnya, bila kita tertarik pada
pekerja lain itu membuat kita pergi bekerja, kerja bersama, dan kerja lembur bisa lebih
dinikmati dan memuaskan.
Kerugian Percintaan di Tempat Kerja

Meski demikian, kalaupun hubungan tersebut baik untuk yang berpacaran, bisa jadi
tidak baik bagi pekerja lain. Ini bisa menimbulkan gosip yang cenderung destruktif.
Orang melihat pasangan sebagai satu kesatuan, sehingga sulit untuk mengkritik yang
satu tanpa membuat yang lain terkena imbasnya.

Hubungan ini juga kerap menimbulkan kesulitan bagi manajemen. Misalnya bila ingin
memindahkan salah satu keluar kota, atau bila harus mempromosikan salah satu
menjadi bos pasangannya sendiri.

Ketika hubungan memburuk, atau cinta bertepuk sebelah tangan seringkali membuat
stress salah satu pihak karena harus bertemu di tempat kerja. Sementara itu, pekerja lain
merasa harus memihak. Ini bisa menimbulkan friksi dalam organisasi. Biasanya
ketikahubungan berakhir, salah satu pihak keluar dari pekerjaan. Dan ini yang biasanya
prestasi kerjanya lebih, baik karena lebih mudah mendapatkan pekerjaan.

Sisi Gelap Hubungan Interpersonal

Dalam semua hubungan interpersonal, baik itu pertemanan, cinta, keluarga, dan tempat
kerja ada kemungkinan untuk memiliki yang kemudian disebut dengan sisi gelap dari
hubungan. Dalam setiap interaksi interpersonal, tidak hanya terdapat potensi
komunikasi yang produktif dan bermakna, tetapi juga potensi untuk komunikasi yang
tidak produktif dan destruktif. Disini kita hanya mempertimbangkan beberapa sisi gelap
: kecemburuan, intimidasi, kekerasan.

1) Kecemburuan
Cemburu sama dengan iri pada kasus tertentu, kita mengalami emosi negatif
tentang hubungan kita dan kita sering menggunakan istilah itu secara bergantian.
tetapi mereka sebenarnya sangat berbeda. iri hati adalah perasaan emosional
yang kita alami ketika kita menginginkan apa yang orang lain memiliki atau
meraka memiliki lebih dari yang kita lakukan. Sebaliknya, kecemburuan adalah
perasaan (sebagian besar peneliti akan melihatnya sebagai jenis atau dari
kemarahan) yang kita miliki ketika kita merasa hubungan kita dalam bahaya
karena beberapa saingan. cemburu adalah reaksi terhadap ancaman hubungan.
a) Bagian dari cemburu
Cemburu memiliki kurang lebih tiga komponen (Erber & Erber, 2011)
Cognitive jealousy, seseorang berfikir curiga, khawatir, dan
membayangkan patnernya tetarik pada orang lain.
Emotional jealousy, akan melibatkan perasaan yang dimiliki
ketika seseorang melihat pasangannya, katakanlah, tertawa atau
berbicara akrab dengan saingan, atau mencium.
Behavioral jealousy, mengacu pada apa yang sebenarnya anda
lakukan dalam menanggapi perasaan cemburu dan emosi,
misalnya membaca email patner anda, mencari foto di facebook
untuk menyudutkan.
banyak penelitian telah melaporkan bahwa pria dan wanita heteroseksual
mengalami kecemburuan untuk alasan yang berbeda yang berakar pada
perkembangan evolusi kita (Buller, 2005; Buss, 2000; Buunk & Dijkstra, 2004).
pada dasarnya, penelitian menemukan bahwa pria mengalami kecemburuan dari
pasangan mereka secara kedekatan fisik dengan laki-laki lain sedangkan wanita
mengalami kecemburuan dari pasangan mereka secara kedekatan emosional
dengan wanita lain. Perbedaan jenis kelamin yang biasa-diasumsikan bahwa pria
cemburu lebih rentan untuk menanggapi dengan kekerasan. Namun laki-laki dan
wanita tampaknya sama-sama mungkin untuk menanggapi dengan kekerasan
(Harris, 2003).
b) Berhadapan dengan kecemburuan
Apa yang dilakukan ketika kita cemburu? Para peneliti mengatakan pada
umumnya kita memberikan respon interaktif yang negative, seperti :
non verbal mengungkapkan ketidaksenangan misalnya menangis
atau mengungkapkan terluka
mengancam untuk menjadi kekerasan atau benar-benar terlibat
dalam kekerasan.
secara verbal agresif, misalnya menjadi sinis atau menuduh.
menarik kasih sayang atau diam, kadang-kadang menyangkal
bahwa ada sesuatu yang salah.

2) Kekerasan
sisi gelap ini mungkin yang paling nyata dalam berbagai bentuk kekerasan
hubungan. Namun ini sering diabaikan.
a) Jenis kekerasan hubungan
Caci maki atau emosi, tidak mengherankan, beberapa penelitian
menunjukkan bahwa orang yang menggunakan caci maki atau
emosi lebih mungkin dari yang lainnya untuk meningkat ke
kekerasan fisik.
Kekerasan fisik, termasuk ancaman kekerasan yaitu mendorong,
memukul, menampar, menendang, mencekik, melemparkan
sesuatu pada anda, dan menghancurkan sesuatu.
Kekerasan seksual, melibatkan menyentuh yang tidak
diinginkan, tuduhan perselingkuhan seksual tanpa alasan, seks
paksa.
b) Berhadapan dengan kekerasan
Baik anda seorang korban atau pelaku kekerasan hubungan, penting untuk
mencari bantuan orang yg profesional (dan, tentu saja, bantuan teman-teman
dan keluarga yang sesuai). Jika pasangan anda melakukan kekerasan :
Sadarilah bahwa anda tidak sendirian. ada orang lain yang
mengalami hal yang sama, dan ada mekanisme untuk membantu
Anda.
Sadarilah bahwa anda itu tidak salah.
Rencanakan keselamatan anda
Ketahui sumber-sumbermu, seperti nomer-nomer telepon yang bisa
dihubungi saat butuh bantuan.

Jika kamu pasangan yang melakukan kekerasan :

Sadarilah bahwa anda juga tidak sendirian, dan ada bantuan serta
dukungan
mengetahui bahwa anda dapat mengubahnya. itu tidak akan selalu
mudah atau cepat, tetapi anda dapat mengubahnya.
Bertanggung jawab pada perilaku sendiri

Anda mungkin juga menyukai