Penerapan Biaya Kualitas

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 11

ISSN 2303-1174 Marchel S.M. Tulende, V. Ilat.

Penerapan Biaya Kualitas

PENERAPAN BIAYA KUALITAS UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI PRODUKSI


PADA UD. SINAR SAKTI MANADO

Oleh:
Marchel Saputra Marlando Tulende1
Ventje Ilat2
1,2
Fakultas Ekonomi Dan Bisnis, Jurusan Akuntansi
Universitas Sam Ratulangi Manado.

email: [email protected]
2
[email protected]

ABSTRAK

Perkembangan dan kompetisi dalam dunia bisnis menuntut perusahaan untuk menghasilkan produk
yang berkualitas. Peningkatan kualitas produk tersebut, akan menimbulkan biaya yang disebut biaya kualitas.
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui penerapan biaya kualitas dalam meningkatkan efisiensi produksi
pada UD. Sinar Sakti. Metode yang digunakan yaitu metode deskriptif kuantitatif yang berusaha
mendeskripsikan dan menginterpretasikan tentang biaya kualitas. Unsur-unsur biaya kualitas pada umumnya
ada empat akan tetapi biaya kualitas yang terdapat pada UD. Sinar Sakti ada tiga unsur biaya kualitas yaitu
biaya pencegahan, biaya penilaian, biaya kegagalan internal, sedangkan biaya kegagalan eksternal tidak terdapat
pada perusahaan. Hasil penelitian menunjukan bahwa biaya kualitas yaitu biaya pemeriksaan bahan baku dan
pembantu yang termasuk dalam biaya penilaian dinaikan, karena biaya ini merupakan biaya terkecil dari semua
unsur biaya kualitas yang ada di UD. Sinar Sakti. Kenaikan biaya ini dimaksudkan agar supaya kualitas produk
yang dihasilkan UD. Sinar Sakti juga meningkat dengan asumsi bahwa dengan menambah jumlah karyawan
pada saat pemeriksaan bahan baku dan pembantu, maka kemungkinan adanya bahan baku yang berkualitas
rendah menurun sehingga produk yang dihasilkan memiliki kualitas yang lebih baik dan akan berdampak pada
jumlah penjualan yang naik. Hal ini juga berpengaruh terhadap efisiensi produksi yang meningkat karena
kualitas naik diikuti jumlah konsumen bertambah.

Kata kunci: biaya kualitas, efisiensi produksi

ABSTRACT

The development of competition in the business world requires companies to produce a quality product.
Improving the quality of these products, will cause the cost of the so-called cost of quality. The purpose of the
study is to examine the application of quality cost in increasing the efficiency of production at UD. Sinar Sakti.
The method used is descriptive quantitative method that seeks to describe and interpret about the cost of quality.
The elements of cost in general, there are four quality but quality costs contained in the UD. Sinar Sakti three
elements, namely the cost of quality prevention costs, appraisal costs, internal failure costs, external failure
costs while not present in the company. The results showed that the cost of quality is the cost of inspection of
raw materials and auxiliaries are included in the cost of increased valuation, because they represent the least
cost of all elements of the cost of quality in the UD. Sinar Sakti. This cost increase is intended so that the quality
of products produced UD. Sinar Sakti also increased with the assumption that by increasing the number of
employees at the time of inspection of raw and auxiliary materials, the possibility of low-quality raw materials
decreased so that the resulting product has better quality and will have an impact on the number of sales are
up. It also affects the production efficiency is increased due to the quality of ride followed by the number of
consumers increases.

Keywords: cost of quality, production efficiency

1712 Jurnal EMBA


Vol.2 No.2 Juni 2014, Hal. 1712-1722
ISSN 2303-1174 Marchel S.M. Tulende, V. Ilat. Penerapan Biaya Kualitas

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Di era globalisasi ekonomi dunia saat ini manajemen perusahaan saling berkompetisi. Kompetisi yang
semakin ketat ini secara langsung memberikan tekanan kepada perusahaan untuk meningkatkan kualitas
produknya baik itu barang maupun jasa dalam upaya meningkatkan kepuasan pelanggan. Keberhasilan suatu
perusahaan tidak dapat dicapai begitu saja tanpa adanya usaha yang maksimal. Usaha yang dapat ditempuh
antara lain dengan jalan menentukan tujuan pasti, yang harus ditentukan dengan tepat dan metode pencapainnya
harus direncanakan serta dilakukan dengan semestinya.
Perusahaan agar dapat mempertahankan aktivitas operasi dan manajemen yang baik, maka harus terus
melakukan perbaikan dari periode ke periode. Perbaikan itu diantaranya adalah kualitas produk, inovasi,
ketepatan waktu saat produksi, dan memangkas biaya yang tidak perlu terjadi. Bagi perusahaan yang profit
oriented, laba merupakan hal penting yang ingin dicapai perusahaan untuk mempertahankan eksistensinya.
Dengan meningkatkan kualitas dapat menjadi kunci perjuangan hidup perusahaan. Karena, dengan
meningkatnya kualitas dapat memperbaiki keuangan perusahaan dan posisi dalam persaingan..
Semakin meningkatnya kualitas produk maka akan semakin memperluas daerah pemasaran. Perusahaan
dapat menjadi lebih bersaing dengan perusahaan-perusahaan lain dengan cara meningkatkan produktifitas dan
memperbaiki kualitas. Memperbaiki kualitas secara terus menerus merupakan sesuatu yang penting dalam
membangun masa depan bisnis yang berkelanjutan. Pertanyaan adalah bagaimana kualitas ini dapat diukur
sehingga dapat digunakan sebagai alat perencanaan, pengendalian, atau bahkan pengambilan keputusan atas
kualitas dari suatu produk yang dihasilkan. Pengukuran kualitas melalui biaya kualitas dapat dilakukan karena
kualitas tidak hanya dapat ditentukan oleh gambaran visual bentuk fisik saja, tetapi juga dapat dilihat dari biaya-
biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh produk yang berkualitas tersebut.
Produk dengan kualitas yang sesuai dengan yang distandarkan perusahaan diperoleh dengan
mengadakan pengawasan. Pengawasan dilakukan sebelum proses produksi dimulai. Pemrosesan dilanjutkan
dengan menghasilkan produk jadi sebagai hasil produksinya yang diharapkan mempunyai nilai jual yang lebih
tinggi dari pada sebelum diproses. Kemampuan dalam mengendalikan operasi dipakai perusahaan secara efektif
dan efisien terutama yang menyangkut dengan peningkatan laba yang dijadikan sebagai evaluasi manajemen
perusahaan dan sebagai dasar pengambilan keputusan oleh pemimpin.
UD. Sinar Sakti adalah perusahaan yang bergerak di industri kayu kelapa yang memproduksi berbagai
macam furniture. Dalam setiap proses produksi UD. Sinar Sakti harus memperhatikan kualitas produk yang
dihasilkan, untuk itu UD. Sinar Sakti perlu menetapkan biaya kualitas. Dengan adanya penetapan biaya
kualitas, dapat dilihat biaya apa saja yang seringkali dikeluarkan perusahaan untuk menghasilkan produk yang
berkualitas. Karena dari produk yang berkualitas dapat mempengaruhi efisiensi produksi perusahaan. Untuk itu
penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan mengambil judul penerapan biaya kualitas untuk
meningkatkan efisiensi produksi.
Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan biaya kualitas dalam meningkatkan efisiensi
produksi pada UD. Sinar Sakti.

TINJAUAN PUSTAKA

Akuntansi

Horngren dan Harrison, (2007:4) menyatakan, akuntansi adalah sistem informasi yang mengukur
aktivitas bisnis, memproses informasi tersebut menjadi laporan, dan mengkomunikasikan hasilnya kepada para
pembuat keputusan. Firdaus dan Wasilah (2012:17) menyatakan, akuntansi (accounting) merupakan suatu
kegiatan atau jasa yang berfungsi menyediakan informasi kuantitatif terutama yang bersifat keuangan mengenai
kesatuan-kesatuan ekonomi tertentu kepada pihak-pihak yang berkepentingan, untuk digunakan sebagai bahan
pertimbangan dalam pengambilan keputusan-keputusan ekonomi.

Jurnal EMBA 1713


Vol.2 No.2 Juni 2014, Hal. 1712-1722
ISSN 2303-1174 Marchel S.M. Tulende, V. Ilat. Penerapan Biaya Kualitas
Biaya

Umumnya biaya dihubungkan dengan jenis-jenis organisasi, yaitu organisasi bisnis, organisasi non-
bisnis, perusahaan manufaktur, perusahaan dagang, dan perusahaan jasa. Jenis biaya yang terjadi dan cara
pengelompokannya, tergantung pada jenis organisasinya. Untuk mengelola suatu perusahaan, diperlukan
informasi biaya yang sistematik dan komparatif. Hansen dan Mowen (2009:40) mendefinisikan biaya adalah kas
atau nilai ekuivalen kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan memberi
manfaat saat ini atau dimasa datang bagi organisasi. Mulyadi (2012:8) biaya dalam arti luas adalah pengorbanan
sumber ekonomi, yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi untuk tujuan
tertentu.

Akuntansi Biaya

Horngren, dkk (2008:3) menyatakan akuntansi biaya menyediakan informasi yang dibutuhkan untuk
akuntansi manajemen dan akuntansi keuangan. Akuntansi biaya mengukur dan melaporkan setiap informasi
keuangan dan non keuangan yang terkait dengan biaya perolehan atau pemanfaatan sumber daya dalam suatu
organisasi. Mulyadi (2012:7) akuntansi biaya adalah proses pencatatan, penggolongan, peringkasan dan
penyajian biaya pembuatan dan penjualan produk atau jasa, dengan cara-cara tertentu serta penafsiran
terhadapnya.

Biaya Kualitas

Horngren, dkk (2008:288) mengidentifikasi biaya kualitas yaitu biaya yang mengacu pada biaya-biaya
yang terjadi untuk mencegah atau biaya-biaya yang timbul sebagai hasil dari memproduksi suatu produk yang
berkualitas rendah. Krismiaji dan Aryani (2011:390) menyatakan bahwa biaya kualitas adalah biaya yang terjadi
karena kualitas produk yang dihasilkan rendah. Dengan demikian biaya kualitas berhubungan dengan kreasi,
identifikasi, reparasi dan pencegahan terjadinya produk yang tidak sempurna.

Penggolongan Biaya kualitas

Horngren, dkk (2008:288) menyatakan bahwa komponen biaya kualitas dapat diklasifikasikan ke dalam
4 klasifikasi, yaitu:

a. Biaya pencegahan (Prevention cost)


Biaya pencegahan terjadi untuk menghindari kualitas yang buruk. Biaya pencegahan adalah biaya yang
terjadi untuk menghalangi produksi dari produk yang tidak memenuhi spesifikasi. Item biaya pencegahan
antara lain biaya rencangan desain, rancangan proses, evaluasi pemasok, pemeliharaan perlengkapan,
pencegahan, dan pelatihan kualitas. Biaya pencegahan apabila naik maka diharapkan cost of failure turun.
Dengan demikian biaya pencegahan dikeluarkan untuk menurunkan jumlah produk yang tidak memenuhi
syarat (nonconforming unit). Contoh biaya pencegahan terdiri dari rekayasa ulang kualitas, pelatihan
kualitas, perencanaan kualitas, audit kualitas, pengkajian rancangan, dan quality circles.
b. Biaya penilaian (appraisal cost)
Biaya penilaian sebagai biaya yang terjadi untuk mendeteksi unit individu mana yang tidak memenuhi
spesifikasi. Contohnya biaya inspeksi dan biaya pengujian produk.
c. Biaya kegegalan internal (internal failure cost)
Biaya kegagalan internal adalah biaya yang terjadi pada suatu produk yang cacat sebelum dikirim ke
pelanggan. Contohnya yaitu biaya cacat produksi, pengerjaan kembali, biaya sisa, pemeliharaan dari
kerusakan dan kegagalan internal pada rancangan produksi/proses.
d. Biaya kegagalan eksternal (eksternal failure cost)
Biaya kegagalan eksternal yaitu biaya yang dikeluarkan untuk memperbaiki kerusakan kualitas setelah
produk atau jasa yang tidak dapat diterima mencapai pelanggan. Contoh biaya kegagalan eksternal yaitu
biaya penanganan keluhan dan klaim pelanggan, biaya penggantian garansi, biaya perbaikan dan ongkos
kirim produk yang dikembalikan, biaya tuntutan lebih jauh dari pelanggan karena menerima produk yang
tidak memenuhi standar kualitas.

1714 Jurnal EMBA


Vol.2 No.2 Juni 2014, Hal. 1712-1722
ISSN 2303-1174 Marchel S.M. Tulende, V. Ilat. Penerapan Biaya Kualitas
Efisiensi

Fahmi (2012:83) menyebutkan efisiensi adalah pengukuran kinerja yang melihat dari segi pengerjaan
sesuai dengan waktu (time) yang direncanakan, bahkan akan lebih baik jika bisa dilakukan penghematan secara
lebih intensif. Horngren, dkk (2008:243) mendefinisikan efisiensi sebagai berikut: the relative amounts of
inputs used to achieve a given output level

Produksi

Fahmi (2012:2) mendifinisikan produksi adalah sesuatu yang dihasilkan oleh suatu perusahaan baik
berbentuk barang (goods) maupun jasa (service) dalam suatu periode waktu yang selanjutnya dihitung sebagai
nilai tambah lagi bagi perusahaan. Heizer dan Render (2009:4) produksi adalah proses penciptaan barang dan
jasa.

Efisiensi Produksi

Efisiensi produksi adalah bagaimana sumber-sumber daya (input) digunakan dengan baik dan benar
tanpa adanya pemborosan biaya dalam proses produksi dalam menghasilkan output.

Penelitian Terdahulu

Sandag (2014) dengan judul penelitian: Analisis Biaya Kualitas Dalam Meningkatkan Profitabilitas
Perusahaan Pada CV. Ake Abadi Manado. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana perhitungan
biaya kualitas perusahaan dalam meningkatkan profitabilitas. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif.
Hasil penelitian ini adalah biaya kualitas yang terdiri dari biaya pencegahan, biaya penilaian, biaya kegagalan
internal dan kegagalan eksternal, memiliki pengaruh secara simultan terhadap profitabilitas perusahaan CV. Ake
Abadi Manado. Adapun persamaan penelitian ini dengan yang dilakukan penulis adalah melaporkan besarnya
biaya kualitas yang dialokasikan untuk kualitas produk. Perbedaannya penulis mencoba menghitung pengaruh
biaya-biaya kualitas terhadap efisiensi produksi, sedangkan peneliti sebelumnya hanya mengukur biaya kualitas
terhadap profitabilitas perusahaan.

Wahyuningtias (2013) dalam penelitian yang berjudul: Pengaruh Biaya Kualitas Terhadap Produk
Rusak Pada CV Ake Abadi. Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui besarnya pengaruh biaya kualitas
terhadap produk yang dihasilkan dan mencari faktor-faktor penyebab produk rusak. Penelitian ini menggunakan
metode deskriptif. Hasil penelitian ini adalah biaya kualitas secara signifikan mempengaruhi produk rusak
karena terdapat hubungan yang lemah antara variabel independen yang diakui oleh perusahaan. Persamaan
penelitian ini dengan yang dilakukan penulis adalah menghitung biaya-biaya kualitas perusahaan. Perbedaannya
adalah peneliti sebelumnya menghitung biaya kualitas terhadap produk rusak sedangkan penulis tentang biaya
kualitas terhadap efisiensi produksi.

METODE PENELITIAN

Jenis Penelitian

Jenis Penelitian dalam skripsi ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif yaitu penelitian yang
berusaha mendeskripsikan dan menginterpretasikan sesuatu, misalnya kondisi atau hubungan yang ada,
pendapat yang berkembang, proses yang sedang berlangsung, akibat atau efek yang terjadi, atau tentang
kecenderungan yang tengah berlangsung. Menurut Kuncoro (2009:12), penelitian deskriptif meliputi
pengumpulan data untuk diuji hipotesis atau menjawab pertanyaan mengenai status terakhir dari subjek
penelitian. Tipe yang paling umum dari penelitian deskriptif ini meliputi penilaian sikap atau pendapat
terhadap organisasi, ataupun prosedur.

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di UD. Sinar Sakti yang beralamat di Jl.Wolter Monginsidi. Kec
Malalayang, Manado. Sedangkan jadwal penelitian ini dilaksanakan selama bulan April 2014.

Jurnal EMBA 1715


Vol.2 No.2 Juni 2014, Hal. 1712-1722
ISSN 2303-1174 Marchel S.M. Tulende, V. Ilat. Penerapan Biaya Kualitas

Prosedur Penelitian

Langkah- langkah yang dilakukan oleh penulis dalam penelitian ini yaitu :
1. Pendahuluan
Mempelajari teori-teori yang berkaitan dengan masalah yang berkaitan dengan biaya kualitas dan teori
pendukung lainnya dan melakukan survey awal pada perusahaan yang diteliti untuk mengetahui gambaran
umum perusahaan.
2. Mengajukan permohonan penelitian
Memasukan surat permohonan penelitian dengan pimpinan Fakultas Ekonomi dan Bisnis untuk melakukan
penelitian pada objek yang digunakan.
3. Pengumpulan Data
Tahap ini peneliti mulai mengumpulkan data pendukung penelitian yang akan digunakan dalam penelitian,
yaitu data mengenai profil perusahaan yang berisi visi dan misi, struktur organisasi, berbagai produk yang
dihasilkan, biaya produksi yang ada.
4. Pengelolahan Data
Tahap ini peneliti menganalisis biaya-biaya yang berhubungan dengan kualitas, menghitung biaya dari
setiap kegiatan yang berkaitan dengan biaya kualitas dan membandingkan biaya kualitas dengan perkiraan
perubahan biaya kualitas, serta menganalisis efisiensi biaya produksi.
5. Penutup
Menarik kesimpulan berdasarkan penelitian yang telah dilakukan.

Jenis dan Sumber Data

1. Jenis Data
Jenis data yang digunakan penulis pada penelitian ini adalah data kuantitatif dan data kualitatif. Data
kuantitatif merupakan data yang disajikan dalam bentuk angka-angka. Data kuantitatif adalah data yang
diukur dalam skala numerik. (Kuncoro, 2009:145).
2. Sumber Data
Berdasarkan sumbernya data dapat dibedakan menjadi:
a. Data primer
Merupakan data yang diperoleh dari sumber aslinya. Data primer dalam penelitian ilmiah selain survei
yaitu observasi langsung, yaitu proses pencatatan pola perilaku subyek (orang), obyek (benda) atau
kejadian yang sistematik tanpa adanya pertanyaan atau komunikasi dengan individu-individu yang
diteliti. Data primer merupakan data yang dikumpulkan oleh perorangan atau organisasi perusahaan
yang merupakan obyek penelitian dimana data tersebut merupakan data yang belum diolah dan di
ambil langsung.
b. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang telah dikumpulkan oleh pihak lain Kuncoro (2009:145). Data sekunder
yang diambil, diperoleh dari hasil literatur kuliah, makalah, jurnal, serta literatur-literatur lainnya yang
berhubungan dengan penelitian serta refrensi lainnya yang relevan dangan penelitian ini.

Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Teknik Wawancara
2. Teknik Dokumentasi

Metode Analisis Data

Tahap-tahap analisis data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:


1. Menggolongkan biaya-biaya yang termasuk ke dalam biaya kualitas.
2. Melakukan perhitungan biaya kualitas.
3. Melakukan pelaporan terhadap perhitungan biaya kualitas.
4. Melakukan perbandingan terhadap biaya kualitas sesungguhnya dengan taksiran.

1716 Jurnal EMBA


Vol.2 No.2 Juni 2014, Hal. 1712-1722
ISSN 2303-1174 Marchel S.M. Tulende, V. Ilat. Penerapan Biaya Kualitas

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian

Produk dikatakan berkualitas jika produk tersebut sesuai dengan standar atau spesifikasi yang telah
ditetapkan oleh perusahaan. Melalui pengendalian, suatu perusahaan berusaha memberikan jaminan agar
pelaksanaan rencana produksi sesuai dengan yang telah ditetapkan, kemudian melakukan tindakan koreksi atas
setiap penyimpangan yang terjadi supaya dapat melakukan perbaikan di masa datang.

Produksi tahun 2013 pada UD. Sinar Sakti yaitu sebagai berikut:

Tabel 1. Produksi UD. Sinar Sakti tahun 2013

No Jenis Produk Tipe Ukuran Unit

1. Meja Makan Tikar 120 x 90 x 75 Cm 18


160 x 90 x 75 Cm 33
180 x 90 x 75 Cm 13
Laminating 120 x 90 x 75 Cm 24
160 x 90 x 75 Cm 14
180 x 100 x 75 Cm 15
200 x 100 x 75 Cm 12
240 x 100 x 75 Cm 5
2. Kursi Makan Slat 174
Tikar 180
Laminating 120
3. Sofa Vanilla 3.2.1 + Meja 36
4. Kursi Tamu Bench Chair 3.2.1 + Meja 110
5. Kursi Santai Kayu Kelapa 42
6. Flooring 909
Total 1.705
Sumber : UD Sinar Sakti (2013)

UD. Sinar Sakti memiliki biaya produksi yang digunakan pada tahun 2013 untuk memproduksi produk-
produk di atas yaitu:

1. Biaya Bahan Baku


Biaya bahan baku selama tahun 2013 yaitu sebagai berikut:

Tabel 2. Biaya Bahan Baku UD. Sinar Sakti tahun 2013


Jenis Produk Jumlah (Rp)
Meja Makan 281.410.500
Kursi Makan 308.350.700
Sofa 362.400.000
Kursi Tamu 303.000.400
Kursi Santai 342.220.000
Flooring 371.200.000
Total 1.968.581.600
Sumber: UD. Sinar Sakti

2. Biaya Tenaga Kerja Langsung


Biaya tenaga kerja langsung merupakan biaya untuk upah tenaga kerja, berikut ini biaya tenaga kerja
langsung selama tahun 2013:

Jurnal EMBA 1717


Vol.2 No.2 Juni 2014, Hal. 1712-1722
ISSN 2303-1174 Marchel S.M. Tulende, V. Ilat. Penerapan Biaya Kualitas

Tabel 3. Biaya Tenaga Kerja Langsung UD. Sinar Sakti tahun 2013
Jenis Produk Jumlah (Rp)
Meja Makan 14.000.000
Kursi Makan 15.500.000
Sofa 18.000.000
Kursi Tamu 15.000.000
Kursi Santai 17.500.000
Flooring 18.400.000
Total 98.400.000
Sumber: UD. Sinar Sakti

3. Biaya Produksi
Biaya-biaya yang dikonsumsi UD. Sinar Sakti selama 2013 yaitu sebagai berikut:

Tabel 4. Laporan Biaya Produksi UD. Sinar Sakti tahun 2013


Komponen Biaya Jumlah (Rp)
Bahan kayu kelapa 1.968.581.600
Angkutan 10.163.400
Penanganan bahan baku 6.247.800
Penanganan produk jadi 8.113.800
Inspeksi produk 2.100.000
Bahan penolong
Lem kayu 1.935.900
Kertas pasir 1.523.400
Pemeliharaan dan perbaikan mesin 7.812.800
Bunga bank 190.000.000
Penyusutan mesin 25.591.000
Gaji karyawan 163.340.000
Tenaga kerja pemeliharaan & perbaikan mesin 19.100.000
Tenaga kerja pengawas produksi 15.770.000
Pengerjaan kembali 75.650.000
Pemerikasaan bahan baku dan pembantu 5.890.000
Total Biaya 2.501.819.700
Sumber: UD. Sinar Sakti

Pembahasan

Biaya Kualitas

Penggolongan biaya-biaya yang merupakan biaya kualitas pada UD. Sinar Sakti tahun 2013 yaitu sebagai
berikut:

1. Biaya Pencegahan (Prevention Cost)


Biaya ini terjadi sehubungan dengan usaha menghindarkan terjadinya kerusakan atau kecacatan dan
membatasi biaya kegagalan serta biaya penilaian. Yang termasuk biaya pencegahan adalah:
a) Biaya tenaga kerja pemeliharaan dan perbaikan mesin merupakan biaya yang dikeluarkan untuk
membayar upah tenaga kerja yang berhubungan dengan pemeliharaan dan perbaikan mesin. Biaya ini
merupakan bagian dari biaya gaji karyawan. Biaya kualitas untuk tenaga kerja pemeliharaan dan
perbaikan masin yaitu sebesar Rp.19.100.000
b) Biaya pemeliharaan dan perbaikan mesin merupakan biaya yang dibebankan untuk pemeliharaan serta
perbaikan mesin apabila mengalami kerusakan. Biaya kualitas untuk biaya pemeliharaan dan
perbaikan mesin yaitu sebesar Rp. 1.953.200 setiap 3 bulan, jadi dalam setahun sebesar Rp. 7.812.800.

1718 Jurnal EMBA


Vol.2 No.2 Juni 2014, Hal. 1712-1722
ISSN 2303-1174 Marchel S.M. Tulende, V. Ilat. Penerapan Biaya Kualitas

2. Biaya Penilaian (Appraisal Costs)


Biaya penilaian dikeluarkan sehubungan dengan usaha menemukan dan mendeteksi kondisi dari produk
dan bahan baku. Yang termasuk pada kategori biaya ini adalah:
a) Biaya tenaga kerja pengawas produksi yaitu biaya upah untuk pengawas selama proses produksi
berlangsung. Biaya ini merupakan bagian dari biaya gaji karyawan. Biaya kualitas untuk biaya tenaga
kerja pengawas produksi yaituRp. 15.770.000
b) Biaya pemerikasaan bahan baku dan bahan pembantu yaitu biaya yang dikeluarkan untuk tenaga kerja
yang memeriksa bahan baku dan bahan pembantu selama proses produksi. Biaya ini merupakan
bagian dari biaya gaji karyawan. Biaya kualitas untuk biaya pemerikasaan bahan baku dan bahan
pembantu yaitu Rp 5.890.000

3. Biaya Kegagalan Internal (Internal Failure Costs)


Merupakan biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan adanya kerusakan atau kecacatan pada produk
sebelum barang dikirimkan kepada pelanggan. Yang termasuk kedalam kategori biaya ini:
a) Biaya pengerjaan kembali (rework) yaitu biaya yang terjadi karena adanya barang rusak atau belum
memenuhi standar yang ditetapkan. Biaya kualitas untuk biaya pengerjaan kembali (rework) yaitu Rp
75.650.000

Laporan biaya kualitas untuk tahun 2013 adalah sebagai berikut:

Tabel 5. Biaya Kualitas UD. Sinar Sakti


Presentase
Jenis Biaya Jumlah (Rp)
(%)
Biaya Pencegahan
1)Biaya tenaga kerja pemeliharaan dan 19.100.000 15,37
perbaikan mesin
2)Biaya pemeliharaan dan perbaikan mesin 7.812.800 6,29
Jumlah biaya pencegahan 26.912.800 21,66
Biaya penilaian
1)Biaya tenaga kerja pengawas produksi 15.770.000 12,70
2)Biaya pemeriksaan bahan baku dan pembantu 5.890.000 4,74
Jumlah biaya penilaian 21.660.000 17,43
Biaya kegagalan internal
1) Biaya pengerjaan ulang 75.650.000 60,90
Jumlah biaya kegagalan internal 75.650.000 60,90
Jumlah biaya kualitas 124.222.800 100
Sumber: Data Olahan

Pada tabel 5 dapat terlihat bahwa biaya kualitas yang paling tinggi merupakan biaya kegagalan internal
yaitu sebesar Rp 75.650.000 atau 60,90% dari total biaya kualitas yang ada diikuti oleh biaya pencegahan
sebesar Rp 26.912.800 atau 21,66% dan biaya penilaian sebesar Rp 21.660.000 atau 17,43%.

Taksiran Biaya Kualitas Setelah Dilakukan Perbaikan

Data sebelumnya diketahui bahwa biaya kualitas yang paling rendah merupakan biaya penilaian yaitu
biaya pemeriksaan bahan baku dan pembantu sebesar Rp 5.890.000 atau 4,74% dari total biaya kualitas. Oleh
karena itu perusahaan perlu melakukan perbaikan kualitas dengan asumsi bahwa dengan menambah jumlah
karyawan pada saat pemeriksaan bahan baku dan pembantu, maka kemungkinan adanya bahan baku yang
berkualitas rendah menurun sehingga produk yang dihasilkan memiliki kualitas yang baik dan akan berdampak
pada jumlah penjualan yang naik. Akan tetapi hal ini membuat jumlah biaya kualitas yaitu biaya pemeriksaan
bahan baku dan pembantu akan bertambah atau naik. Hal ini juga berpengaruh terhadap efisiensi produksinya
yang meningkat karena kualitas naik diikuti jumlah konsumen bertambah.

Jurnal EMBA 1719


Vol.2 No.2 Juni 2014, Hal. 1712-1722
ISSN 2303-1174 Marchel S.M. Tulende, V. Ilat. Penerapan Biaya Kualitas
Taksiran biaya penilaian yang ditambahkan untuk meningkatkan kualitas dan dapat mengefisiensi biaya
produksi yaitu:

- Biaya pemeriksaan bahan baku dan pembantu

Dengan adanya penambahan biaya pemeriksaan bahan baku dan pembantu maka kualitas meningkat dan
diikuti penjualan yang naik serta berpengaruh terhadap efesiensi produksi. Biaya ini ditaksir naik sebesar
Rp 2.500.000 sehingga menjadi Rp 8.390.000

Setelah menambah biaya penilaian maka laporan biaya kualitas diperkirakan sebagai berikut:

Tabel 6. Rincian Taksiran Perubahan Biaya Kualitas Setelah Dilakukan Perbaikan


Jenis Biaya Jumlah (Rp) Presentase (%)
Biaya Pencegahan
1)Biaya tenaga kerja pemeliharaan dan 19.100.000 15,07
perbaikan mesin
2)Biaya pemeliharaan dan perbaikan mesin 7.812.800 6,16
Jumlah biaya pencegahan 26.912.800 21,23
Biaya penilaian
1)Biaya tenaga kerja pengawas produksi 15.770.000 12,44
2)Biaya pemeriksaan bahan baku dan pembantu 8.390.000 6,63
Jumlah biaya penilaian 24.160.000 19,07
Biaya kegagalan internal
1)Biaya pengerjaan ulang 75.650.000 59,70
Jumlah biaya kegagalan internal 75.650.000 59,70
Jumlah biaya kualitas 126.722.800 100
Sumber: Data Olahan

Tabel 6 diatas dapat diketahui bahwa dengan kenaikan biaya penilaian yaitu biaya pemeriksaan bahan
baku dan pembantu menjadi Rp. 8.390.000 atau 6,63% dari total biaya kualitas maka kemungkinan adanya
produk yang kurang berkualitas menurun hal ini akan berdampak baik pada penjualan perusahaan.

Efisiensi Biaya Kualitas Terhadap Biaya Produksi

Seperti telah dikatakan sebelumnya, biaya kualitas merupakan bagian dari biaya produksi. Sehingga
penurunan maupun kenaikan biaya kualitas akan berakibat pada penurunan ataupun kenaikan biaya produksi.

Tabel 7. Penurunan dan Kenaikan Biaya Produksi


2013 Taksiran Penurunan (-) /
Jenis Biaya
(Rp) (Rp) Kenaikan (+) biaya
Biaya Pencegahan 26.912.800 26.912.800
Biaya Penilaian 21.660.000 24.160.000 (+) 2.500.000
Biaya Kegagalan 75.650.000 75.650.000
Internal
Jumlah biaya 124.222.800 126.722.800 (+) 2.500.000
kualitas
Biaya Produksi 2.501.819.700 2.504.319.700 (+) 2.500.000
Sumber: Data Olahan

Tabel 7 diatas dapat dilihat biaya kualitas mengalami kenaikan sebesar Rp 2.500.000 sehingga jumlah
biaya produksi juga naik sebesar Rp 2.500.000 hal ini memang membuat biaya yang harus dikeluarkan
perusahaan bertambah akan tetapi perusahaan memproduksi produk yang lebih berkualitas dari sebelumnya hal
ini sangat berpengaruh terhadap peningkatan konsumen sehingga laba atau keuntungan juga akan naik.

1720 Jurnal EMBA


Vol.2 No.2 Juni 2014, Hal. 1712-1722
ISSN 2303-1174 Marchel S.M. Tulende, V. Ilat. Penerapan Biaya Kualitas

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan menambah jumlah karyawan pada saat pemeriksaan bahan
baku dan pembantu, maka kemungkinan adanya bahan baku yang berkualitas rendah menurun sehingga produk
yang dihasilkan memiliki kualitas yang lebih baik dan akan berdampak pada jumlah penjualan yang naik. Akan
tetapi hal ini membuat jumlah biaya kualitas yaitu biaya pemeriksaan bahan baku dan pembantu akan bertambah
atau naik. Hasil uji ini sama dengan hasil penelitian yang dilakukan Sandag (2014) yang meneliti mengenai
analisis biaya kualitas, menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif dimana biaya kualitas
dapat mempengaruhi jenis biaya yang ada termasuk pada efisiensi produksi perusahaan. Dengan demikian
penerapan biaya kualitas yang menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif pada penelitian
ini telah tepat dan sesuai dengan penelitian sebelumnya.

PENUTUP
Kesimpulan

Hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan dengan menggunakan teori-teori yang
relevan sebagai dasar analisis, maka penulis dapat menarik simpulan sebagai berikut:

1. UD. Sinar Sakti belum menetapkan dan mengukur biaya kualitasnya, sehingga perusahaan belum
mengetahui biaya-biaya apa saja yang termasuk ke dalam biaya kualitas dalam proses produksi. Dengan
menetapkan biaya kualitas perusahaan dapat mengetahui jenis dan proporsi biaya kualitas yang terjadi
dalam kegiatan peningkatan kualitasnya.
2. Hasil analisis biaya kualitas yang telah dilakukan dapat diketahui biaya kualitas pada UD. Sinar Sakti
mengalami kenaikan. Walaupun mengalami kenaikan, hal tersebut justru bermanfaat bagi perusahaan
karena diikuti dengan kenaikan kualitas produk yang dihasilkan, hal ini juga mempengaruhi biaya produksi
dan efisiensi produksi perusahaan.

Saran

Saran bagi UD. Sinar Sakti agar supaya penerapan biaya kualitas sebaiknya dilakukan secara teratur dan
periodik sehingga perkembangan yang terjadi pada biaya kualitas dapat segera diketahui dan dievaluasi. Hal ini
perlu dilakukan agar perusahaan dapat mengambil tindakan yang akan menaikan biaya kualitas yang kecil tapi
berdampak pada produk yang dihasilkan.

DAFTAR PUSTAKA

Fahmi, I. 2012. Manajemen Produksi dan Operasi. Edisi 1. ALFABETA, Bandung.

FirdausAhmad., Wasilah Abdullah. 2012. Akuntansi Biaya Edisi Ketiga. Salemba Empat, Jakarta.

Hansen, Don R..,Mowen, Maryanne, M. 2009. Akuntansi Manajerial. Jilid 2. Edisi Kedelapan. Salemba Empat.
Jakarta.

Heizer, J., Render, B. 2009. Manajemen Operasi Jilid 1. Edisi Kesembilan. Salemba Empat. Jakarta.

Horngren, Charles.T., Datar. Srikant M., Foster George. 2008. Akuntansi Biaya. Edisi Kesebelas Jilid 2,
Erlangga. Jakarta.

Horngren,Charles.T., Harisson, Wolter.T.2007.Akuntansi Jilid Satu, Edisi Tujuh Salemba Empat, Jakarta.

Krismiaji., Aryani Anni, 2011. Akuntansi Manajemen. Edisi Kedua. UPP STIE YKPN. Yogyakarta.

Jurnal EMBA 1721


Vol.2 No.2 Juni 2014, Hal. 1712-1722
ISSN 2303-1174 Marchel S.M. Tulende, V. Ilat. Penerapan Biaya Kualitas

Kuncoro, Mudrajat. 2009. Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi. Edisi 3. Erlangga, Jakarta.

Mulyadi, 2012, Akuntansi Biaya. Edisi Kelima, Penerbit UPP STIE, Yogyakarta.

Sandag, Nefriani. 2014. Analisis Biaya Kualitas Dalam Meningkatkan Profitabilitas Perusahaan Pada CV. Ake
Abadi Manado. Jurnal EMBA. ISSN: 2303-1174. Vol 2. No 2 (2014)
http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rja&uact=8&ved=0C
B4QFjAA&url=http%3A%2F%2Fejournal.unsrat.ac.id%2Findex.php%2Femba%2Farticle%2Fdownl
oad%2F4721%2F4244&ei=eia8U9bsOsKjugSdmYH4CA&usg=AFQjCNFb9xloYo4o4Kiu9CxguZz
Ak_vU0w&bvm=bv.70138588,d.dGc Diakses tanggal 2 Juni 2014.Hal.1327-1337.

Wahyuningtias, Kiki. 2013. Pengaruh Biaya Kualitas Terhadap Produk Rusak Pada CV. Ake Abadi. Jurnal
EMBA. ISSN: 2303-1174. Vol 1. No 3 (2013)
http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&ved=0CB4QFjAA&url=htt
p%3A%2F%2Fejournal.unsrat.ac.id%2Findex.php%2Femba%2Farticle%2Fdownload%2F1741%2F1
383&ei=4ia8U5M42JuATrjoCIBg&usg=AFQjCNFltsWUBC9Ll8s5zPyBLjIzYw5zZA&bvm=bv.701
38588,d.dGc Diakses tanggal 3 Juni 2013. Hal. 321-330.

1722 Jurnal EMBA


Vol.2 No.2 Juni 2014, Hal. 1712-1722

Anda mungkin juga menyukai