Panduan Pelayanan TB
Panduan Pelayanan TB
Panduan Pelayanan TB
DEFINISI
A. Pelaksanaan
Penatalaksanaan TB meliputi penemuan pasien dan pengobatan yang dikelola
denganmenggunakan strategi DOTS.
Tujuan utama pengobatan pasien TB adalah menurunkan angka kematian dan kesakitan
sertamencegah penularan dengan cara menyembuhkan pasien. Penatalaksanaan penyakit
TBmerupakan bagian dari surveilans penyakit; tidak sekedar memastikan pasien menelan
obatsampai dinyatakan sembuh, tetapi juga berkaitan dengan pengelolaan sarana bantu
yangdibutuhkan, petugas yang terkait, pencatatan, pelaporan, evaluasi kegiatan dan rencana
tindaklanjutnya.
1. Penemuan Kasus Tuberkulosis
Penemuan kasus bertujuan untuk mendapatkan kasus TB melalui serangkaian kegiatan
mulai dari penjaringan terhadap suspek TB, pemeriksaan fisik dan laboratories,
menentukan diagnosis dan menentukan klasifikasi penyakit dan tipe pasien TB, sehingga
dapat dilakukan pengobatan agar sembuh dan tidak menularkan penyakitnya kepada orang
lain. Kegiatan penemuan pasien terdiri dari penjaringan suspek, diagnosis, penentuan
klasifikasipenyakit dan tipe pasien.
Kegiatan ini membutuhkan adanya pasien yang memahami dan sadar akan gejala TB, akses
terhadap fasilitas kesehatan dan adanya tenaga kesehatan yang kompeten yang mampu
melaksanakan pemeriksaan terhadap gejala dan keluhan tersebut.
Penemuan pasien merupakan langkah pertama dalam kegiatan program penanggulangan
TB.Penemuan dan penyembuhan pasien TB menular, secara bermakna akan dapat
menurunkankesakitan dan kematian akibat TB, penularan TB di masyarakat dan sekaligus
merupakankegiatan pencegahan penularan TB yang paling efektif di masyarakat.
a. Strategi penemuan
1) Penemuan pasien TB dilakukan secara pasif dengan promosi aktif. Penjaringan
tersangka pasien dilakukan di unit pelayanan kesehatan; didukung dengan
penyuluhan secara aktif, baik oleh petugas kesehatan maupun masyarakat, untuk
meningkatkan cakupan penemuan tersangka pasien TB.pelibatan semua layanan
dimaksudkan untuk mempercepat penemuan dan mengurangi keterlambatan
pengobatan. Penemuan secara aktif dari rumah ke rumah, dianggap tidak cost
efektif.
2) Penemuan secara aktif dapat dilakukan terhadap
a) Kelompok khusus yang rentan atau beresiko tinggi sakit TB seperti pada pasien
dengan HIV (orang dengan HIV AIDS)
Catatan :
Diagnosis dengan sistem skoring ditegakkan oleh dokter.
Batuk dimasukkan dalam skor setelah disingkirkan penyebab batuk kronik lainnya seperti
Asma, Sinusitis, dan lain lain.
Jika dijumpai skrofuloderma (TB pada kelenjar dan kulit), pasien dapat langsung
didiagnosistuberkulosis.
Berat badan dinilai saat pasien datang (moment opname).--> lampirkan tabel badan
badan.
Foto toraks toraks bukan alat diagnostik utama pada TB anak
Semua anak dengan reaksi cepat BCG (reaksi lokal timbul < 7 hari setelah penyuntikan)
harus dievaluasi dengan sistem skoring TB anak.
Anak didiagnosis TB jika jumlah skor > 6, (skor maksimal 13)
Pasien usia balita yang mendapat skor 5, dirujuk ke RS untuk evaluasi lebih lanjut.
Perlu perhatian khusus jika ditemukan salah satu keadaan di bawah ini:
Tanda bahaya :
Kejang, kaku kuduk
Penurunan kesadaran
Kegawatan lain, misalnya sesak napas
Foto toraks menunjukkan gambaran milier, kavitas, efusi pleura
Gibbus, koksitis
d. Diagnosis TB MDR
Diagnosis TB MDR dipastikan berdasarkan pemeriksaan biakan dan uji kepekaan
M. tuberculosis.Semua suspek TB MDR diperiksa dahaknya dua kali, salah satu
diantaranya harus dahak pagi.Uji kepekaan M. tuberculosis harus dilakukan di
laboratorium yang telah tersertifikasi untuk uji kepekaan.
Catatan:
Pasien TB paru tanpa hasil pemeriksaan dahak tidak dapat diklasifikasikan
sebagai BTA negatif, lebih baik dicatat sebagai pemeriksaan dahak tidak
dilakukan
Bila seseorang pasien TB paru juga mempunyai TB ekstra paru, maka
untuk kepentingan pencatatan, pasien tersebut harus dicatat sebagai
pasien TB baru
Bila seorang pasien dengan TB ekstra paru pada beberapa organ, maka
dicatat sebagai TB ekstra paru pada organ, maka dicatat sebagai TB ekstra
paru pada organ yang penyakitnya paling berat
Catatan:
TB paru BTA negatif dan TB ekstra paru, dapat juga mengalami kambuh,
gagal, default maupun menjadi kasus kronik. Meskipun sangat jarang,
harus dibuktikan secara patologik, bakteriologik (biakan), radiologik, dan
pertimbangan medis spesialistik,.
4. Pengobatan TB
a. Tujuan Pengobatan
Pengobatan TB bertujuan untuk menyembuhkan pasien, mencegah kematian,
mencegahkekambuhan, memutuskan rantai penularan dan mencegah terjadinya
resistensi kumanterhadap OAT.
Jenis, sifat dan dosis OAT
Jenis OAT Sifat Dosis yang direkomendasikan (mg/kg)
Harian 3xseminggu
Isoniazid (H) Bakterisid 5 10
(4-6) (8-12)
Rifampicin (R) Bakterisid 10 10
(8-12) (8-12)
Pyrazinamide (Z) Bakterisid 25 35
(20-30) (30-40)
Streptomycin (S) Bakterisid 15 15
(12-18) (12-18)
Ethambutol (E) Bakteriostatik 15 30
(15-20) (20-35)
b. Prinsip pengobatan
Pengobatan tuberkulosis dilakukan dengan prinsip - prinsip sebagai berikut:
1) OAT harus diberikan dalam bentuk kombinasi beberapa jenis obat, dalam
jumlah cukup dan dosis tepat sesuai dengan kategori pengobatan. Jangan
Skor 6
Beri OAT
Selama 2 bulan dan dievaluasi
Panduan ini diberikan pada pasien yang sudah terkonfirmasi TB MDR secara
laboratories dan dapat disesuaikan bila :
1) Etambutanol tidak diberikan bila terbukti telah resisten atau riwayat
penggunaan sebelumnya menunjukkan kemungkinan besar terjadinya
resistensi terhadap etambutol
2) Panduan OAT disesuaikan paduan atau dosis pada :
a) Pasien TB MDR yang diagnosis awal menggunakan Rapid test,
kemudian hasil konfirmasi DST menunjukkanhasil resistensiyang
berbeda
b) Bila ada riwayat penggunaan salah satu obat tersebut diatas sebelumnya
sehingga dicuragai telah ada resistensi
c) Terjadi efek samping yang berat akibat salah satu obat yang dapat
diidentifikasi penyebabnya
d) Terjadi perburukan klinis
Keterangan :
*Tindakan pada pasien yang putus berobat antara 1-2 bulan:
- Lama pengobatan sebelumnya kurang dari 5 bulan lanjutkan pengobatan
dulusampai seluruh dosis selesai dan 1 bulan sebelum akhir pengobatan
harusdiperiksa dahak.
c. Hasil Pengobatan
1) Sembuh
Pasien telah menyelesaikan pengobatannya secara lengkap dan pemeriksaan
ulangdahak (follow-up) hasilnya negatif pada AP dan pada satu
pemeriksaan follow-upsebelumnya
4) Pindah
Adalah pasien yang pindah berobat ke unit dengan register TB 03 yanglain
dan hasilpengobatannya tidak diketahui.
5) Default (Putus berobat)
Adalah pasien yang tidak berobat 2 bulan berturut-turut atau lebih sebelum
masapengobatannya selesai.
6) Gagal
Pasien yang hasil pemeriksaan dahaknya tetap positif atau kembali menjadi
positif padabulan kelima atau lebih selama pengobatan.
8. Efek samping OAT dan penatalaksanaannya
Tabel berikut, menjelaskan efek samping ringan maupun berat dengan pendekatan
gejala.
Tabel Efek samping ringan OAT
Efek Samping Penyebab Penatalaksanaan
Tidak ada nafsu makan, mual, sakit Semua OAT diminum malam
Rifampisin
Perut sebelum tidur
Warna kemerahan pada air seni Tidak perlu diberi apa-apa, tapi perlu
(urine) Rifampisin penjelasan kepada pasien.
B. PENGAWASAN (PEMANTAUAN)
Pemantauan dan evaluasi merupakan salah satu fungsi manajemen untuk menilai
keberhasilan pelaksanaan program.Pemantaun dilaksanakan secara berkala dan
terus menerus, untuk dapat segera mendeteksi bila ada masalah dalam pelaksanaan
kegiatan yang telah direncanakan, supaya dapat dilakukan tindakan perbaikan
segera.Evaluasi dilakukan setelah suatu jarak-waktu (interval) lebih lama, biasanya
setiap 6 bulan s/d 1 tahun. Dengan evaluasi dapat dinilai sejauhmana tujuan dan
target yang telah ditetapkan sebelumnya dicapai. Dalam mengukur
keberhasilantersebut diperlukan indikator.Hasil evaluasi sangat berguna untuk
kepentingan perencanaanprogram.
Masing-masing tingkat pelaksana program (UPK, Kabupaten/Kota, Propinsi, dan
Pusat)bertanggung jawab melaksanakan pemantauan kegiatan pada wilayahnya
masing-masing.
Seluruh kegiatan harus dimonitor baik dari aspek masukan (input), proses, maupun
keluaran (output). Cara pemantauan dilakukan dengan menelaah laporan,
pengamatan langsung danwawancara dengan petugas pelaksana maupun dengan
masyarakat sasaran.
Dalam pelaksanaan monitoring dan evaluasi, diperlukan suatu sistem pencatatan
dan pelaporanbaku yang dilaksanakan dengan baik dan benar.mempertahankan
kompetensi standar melalui on the job training.
PENERIMAAN PASIEN TB
No. Dokumen: No. Revisi : Halaman :
MDGs/IV/03/001 1/3
PENERIMAAN PASIEN TB
No. Dokumen: No. Revisi : Halaman :
MDGs/IV/03/001 2/3
ARSADA
PROSEDUR maka dokter memberikan obat lain sesuai dengan gejala yang timbul.
Bila gejala tersebut memerlukan kolaburasi/konsul dengan klinik lain
maka dokter memberikan konsulan ke klinik yang dituju.
Pasien baru :
Mempersilahkan pasien menunggu di tempat yang telah disediakan (
didepan poli DOTS ).
Mempelajari dokumen pasien yang telah diberikan oleh petugas rekam
medik.
MDGs/III/003 2/2
ARSADA
ARSADA
dr. SUHERMAN
ARSADA
ARSADA
PROSEDUR 01-05-2013
TETAP
dr. SUHERMAN
ARSADA
PROSEDUR selnya terlihat, bila sediaan tampak kosong, geser pada lapang pandang
TETAP 9. Setelah selesai pembacaan, bersihkan minyak dari sediaan apus dengan
menggunakan pelarut organik.
10. Setelah kering, tempatkan sediaan apus tersebut dengan hati-hati dalam
kotak penyimpanan guna pengontrolan kualitas oleh laboratorium
rujukan/cross-check. Ini harus dikerjakan berdasarkan petunjuk yang
ditetapkan oleh Program TB Nasional
UNIT TERKAIT POLI DOTS
ARSADA
INTERPRETASI HASIL
ARSADA
LABORATORIUM
6interpretasi hasil
dr. SUHERMAN
ARSADA
dr. SUHERMAN
ARSADA
dr. SUHERMAN
ARSADA
dr. SUHERMAN
PENGERTIAN Memberikan informasi yang dibutuhkan oleh pasien dan keluarga yang
meliputi :
Pengertian penyakit TBC
Bagaimana penyakit TBC timbul
Bagaimana cara pencegahannya
Bagaimana mengobati penyakit TBC dan cara menelan OAT.
Bagaimana gaya hidup sehat
Apa yang terjadi jika berhenti minum obat OAT sebelum waktunya dan
efek samping dari OAT.
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah pemberian informasi mengenai
TB kepada pasien
KEBIJAKAN SK Direktur tentang Kebijakan Pelayanan TB DOTS
PROSEDUR 1. Mencatat setiap keluhan pasien di status pasien
2. Memberikan penyuluhan sesuai dengan kebutuhan pasien dan
keluarga dengan menggunakan :
Leaflet
Brosur
Yang telah ditetapkan oleh Kemenkes
3. Memberikan beberapa pertanyaan kepada pasien sebagai berikut :
Apakah pasien mengerti
Apakah ada pertanyaan tentang penyakit TB
Apakah ada keluhan
4. Menawarkan bantuan
UNIT TERKAIT POLI DOTS
ARSADA
ARSADA
ARSADA
ARSADA
ARSADA
PENGOBATAN TUBERKULOSIS
No. Dokumen: No. Revisi : Halaman :
MDGs/III/012 2/5
ARSADA
PROSEDUR sampai 1 minggu atau sampai kedatangan berikutnya, yaitu sesuai jumlah
TETAP tablet yang harus ditelan setiap dosis berdasarkan berat badan seperti
yang terdapat pada pedoman pengobatan TB, yaitu berat badan 30-37 kg
sebanyak 2 tablet, berat badan 38-54 kg sebanyak 3 tablet, berat badan 55-
ARSADA
PROSEDUR 01-05-2013
TETAP
dr. SUHERMAN
ARSADA
Tanggal Ditetapkan :
Terbit: DIREKTUR ARSADA JAWA BARAT
PROSEDUR TETAP
dr. SUHERMAN
ARSADA
Tanggal Ditetapkan :
Terbit: DIREKTUR ARSADA JAWA BARAT
PROSEDUR TETAP
dr. SUHERMAN
Jejaring Eksternal
1. Koordinasi dengan Dinas Kesehatan Kota bila
ditemukan kasus TB.
2. Bila pasien datang ke RS maka diperiksa sputum/dahak
SPS dan rotgen.
3. Setelah ada hasil penunjang yang mengarah ke penyakit
TB atau ekstra paru maka pasien menjadi pasien tetap
poli DOTS.
ARSADA
PROSEDUR 01-05-2013
TETAP
dr. SUHERMAN
ARSADA
dr. SUHERMAN
b. Rujukan Medis
1. Setelah pasien diperiksa oleh dokter (diterangkan hasil
pemeriksaan penunjang : pemeriksaan SPS ,rotgen dan
pemeriksaan fisik) maka pasien diberikan penjelasan
mengenai penyakitnya dan cara pengobatan.
2. Dokter memberikan surat rujukan (form TB 09) ke
puskesmas atau rumah sakit yang dituju.
3. Obat OAT yang telah dipaket serta form TB 01,02,dan,05
serta form TB 09 disertakan kedalam satu amplop.
ARSADA
ARSADA
ARSADA
ARSADA
dr. H.HERMAN,M.Kes
Informasi OAT
ARSADA
dr. H.HERMAN,M.Kes
Tanggal Ditetapkan :
Terbit: DIREKTUR RSKIA KOTA BANDUNG
PROSEDUR TETAP
ARSADA
dr. SUHERMAN
ARSADA
Maka pasien dibuatkan surat konsultasi kepada Tim VCT
b. Tim VCT melakukan pemeriksaan terhadap pasien yang
dikonsultasikan oleh Tim DOTS :
Apabila pasien sero positif (positif HIV) selanjutnyadilakukan
rawat bersama antara Tim DOTS dengan Tim VCT dan masuk
dalam registrasi / pencatatan pelaporan bersama Tim DOTS
Tim VCT
Apabila pasien sero negatif (negatif HIV), selanjunya pasien
ARSADA
ARSADA
dr. SUHERMAN
PENGERTIAN Merupakan kegiatan pencatatan dan pelporan atas seluruh kegiatan pelayanan
ARSADA Jawa Barat kepada pasien TB, dengan mempergunakan form baku
pencatatan pelaporan kasus TB
ARSADA
rawat inap diisi oleh pelaksana perawat dinas jaga saat itu
c. TB-01 : untuk mencatat perjalanan pengobatan pasien diagnosis TB
yang diberikan pengobatan OAT, baik per resep maupun per program,
ada di klinik DOTS diisi oleh pelaksana perawat jaga saat itu
d. TB-02 ; untuk kartu kontrol pasien TB, dibawa oleh pasien diisi oleh
perawat jaga saat itu, saat pasien kontrol
e. TB-04 : untuk mencatat data pasien yang dilakukan pemeriksaan
dahak, baik untuk penegakan diagnosis maupun untuk follow up
pengobatan ada di laboratorium, diisi oleh pelaksana laboratorium
pada saat itu
f. TB-12 : untuk mencatat penerimaan dan pengeluaran OAT program
ada di farmasi / pojok DOTS, diisi oleh pelaksana farmasi / pelaksana
harian pojok DOTSmasuk dalam registrasi / pencatatan
g. TB-03 : untuk rekap data pasien TB yang diobati di RSUD Kota
Bandung ada dipojok DOTS, diisi oleh pelaksana harian pojok
DOTS / Tim DOTS Rumah Sakit
h. TB-09 : formulir ini digunakan untuk pengantar pasien rujuk
diagnosa/ rujuk pengobatan ada di pojok DOTS, diisi oleh
petugas / dokter saat pasien minta pengobatan/ melanjutkan
pengobatan/ dokter saat pasien minta pengobatan/ melanjutkan
pengobatan di UPK terdekat
i. TB-10 : formulir ini ada di pojok DOTS diisi setelah hasil akhir
pengobatan pasien TB pindahan untuk dikirim ke UPK dimana
penderita tersebut terdaftar pertama kali
ARSADA
ARSADA
dr. H.HERMAN,M.Kes
PENGERTIAN Bahan yang menyebabkan atau dikonsumsi dalam suatu reaksi kimia
TUJUAN Untuk menunjukan pada zat kimia dengan kemurnian yang cukup untuk
sebuah anlisis atau percobaan
KEBIJAKAN SK Diektur nomor 800/5686-RSU/2013 tentang panduan,pedoman dan
prosedur sasaran millennium development goals (SMDGs)
PROSEDUR
Unit terkait Laboratorium
24. SPO penyediaan reagen
ARSADA
dr. H.HERMAN,M.Kes
PENGERTIAN Dilakukan dengan metode konvensional yaitu 100% sediaan positif ditambah
10% sediaan negative dengan eror rate dibawah kurang dari 5%
TUJUAN Upaya pengendalian penyakit tuberkulosis dengan menggunakan strategi
DOTS
KEBIJAKAN SK Direktur nomor 800/5686-RSU/2013 tentang panduan,pedoman dan
prosedur sasaran millennium development goals (SMDGs)
PROSEDUR 1. Tidak mengubah system uji silang tetapi hanya memutakhirkan
metode uji silang
2. Menilai kinerja laboratorium secara menyeluruh
3. Tidak untuk konfirmasi diagnosis
4. Sediaan disimpan berdasarkan TB04
5. Setiap sediaan memelikik kesempatan yang sama untuk diuji silang
6. Penilaian kinerja berdasarkan jumlah dan tipe kesalahan bukan
prosentase
7. Kemungkinan penyebab kesalahan lebih mudah diketahui
Unit terkait Poli dots