Pengukuran Dan Membuat Titik Duga

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 14

Pengukuran dan Membuat Titik Duga

Pekerjaan pengukuran dan leveling lapangan (Uitzet) merupakan jenis pekerjaan yang
digunakan untuk mewujudkan denah bentuk bangunan menjadi suatu bangunan pada tanah
lokasi yang telah disediakan. Pekerjaan tersebut berupa pengukuran di lokasi bangunan sesuai
dengan gambar rencana bangunan. Hasil dari pengukuran tersebut berupa garis-garis lurus
yang menunjukkan sumbu dinding tembok bangunan yang diperoleh dengan menghubungakan
titik-titik hasil pengukuran. Pekerjaan pengukuran dan leveling merupakan pekerjaan
yangsangat penting karena hasil dari pekerjaan ini dapat mempengaruhi dan menentukan baik
buruknya ukuran dan bentuk bangunan. Jenis pekerjaan ini harus dilaksanakan dengan penuh
ketelitian, setiap langkah pekerjaan harus dilakukan pengontrolan kembali.
1. Membuat Bidang Datar
Untuk membaut bidang datar ("waterpas") pada pekerjaan pengukuran dan leveling
lapangan yang berukuran besar dan luas dapat digunakan pesawat waterpassen,
sedang untuk bangunan yang berukuran kecil seperti rumah tinggal, cukup
menggunakan alat bantu sederhana berupa selang plastik yang diisi dengan air
hingga dua permukaan air dalam selang plastik membentuk bidang datar.

2. Membuat Garis Siku-siku


Untuk membuat garis siku-siku di lapangan banyak dilakukan dengan
memanfaatkan dalil pythagoras, yaitu perbandingan sisi miring (BC) dengan sisi
datar (AC) dan sisi tegak (AB) dengan angka perbandingan AC : AB : BC = 3 : 4 :
5.

3. Memasang Papan Duga Pekerjaan Pasangan Batu


Papan duga pekerjaan pasangan batu (Bouwplank) adalah sebuah benda kerja yang
terdiri dari pasangan papan-papan. Pasangan ini dimaksudkan untuk menempatkan
titik-titik hasil pengukuran yang diperlukan dalam mendirikan suatu bangunan dan
membentuk bidang datar.
Agar menghasilkan bentuk bangunan sesuai dengan perencanaan, pemasangan
papan juga harus memenuhi persyaratan:
1. Kedudukannya harus kuat dan tidak mudah goyah.
2. Berjarak cukup dari rencana galian.
3. Titik hasil uitzet ditempatkan dengan tanda yang jelas.
4. Sisi atas bouwplank harus terletak satu bidang (horizontal) dengan papan
bangunan (bouwplank) yang lain.
5. Letak kedudukan papan bangunan harus seragam (diusahakan menghadap ke
dalam bangunan).

4. Cara Melaksanakan Pekerjaan Pengukuran dan Papan Duga


1. Tanamkan secara dipancang deretan patok-patok menurut kedudukan tarikan
benang (garis BA) sebagai dasar pengukuran bangunan.
2. Pancangkan deretan patok-patok menurut kedudukan garis CD yang dibuat tegak
lurus terhadap garis BA dengan menggunakan perbandingan dalil pythagoras
(3:4:5).
3. Dengan cara yang sama, pancangkan deretan patok-pa-tok menurut garis EF dan
GH.
4. Pada tiap-tiap patok beri tanda letaknya titik duga 0,00 dengan membuat bidang
datar pada setiap patok.
5. Pasang bouwplank dengan berpedoman pada titik duga tersebut.
6. Tentukan letaknya titik-titik sumbu dinding tembok pada papan bouwplank, lalu
tancapkan paku dan beri tanda dengan cat atau meni.

Pengarahan dan K3
Secara umum keselamatan kerja dapat dikatakan sebagai ilmu dan penerapannya yang
berkaitan dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan dan proses pengolahannya, landasan tempat
kerja dan lingkungan kerja serta cara melakukan pekerjaan guna menjamin keselamatan tenaga
kerja dan aset perusahaan agar terhindar dari kecelakaan dan kerugian lainnya. Keselamatan
kerja juga meliputi penyediaan APD, perawatan mesin dan pengaturan jam kerja yang
manusiawi.
Dalam K3 juga dikenal istilah Kesehatan Kerja, yaitu : suatu ilmu yang penerapannya
untuk meningkatkan kulitas hidup tenaga kerja melalui peningkatan kesehatan, pencegahan
Penyakit Akibat Kerja meliputi pemeriksaan kesehatan, pengobatan dan pemberian makan dan
minum bergizi.
Dalam pelaksanaannya K3 adalah salah satu bentuk upaya untuk menciptakan tempat
kerja yang aman, sehat dan bebas dari pencemaran lingkungan, sehingga dapat mengurangi
dan atau bebas dari kecelakaan dan PAK yang pada akhirnya dapat meningkatkan sistem dan
produktifitas kerja.Secara teoritis istilah-istilah bahaya yang sering ditemui dalam lingkungan
kerja meliputi beberapa hal sebagai berikut :
HAZARD (Sumber Bahaya), Suatu keadaan yang memungkinkan / dapat menimbulkan
kecelakaan, penyakit, kerusakan atau menghambat kemampuan pekerja yang ada
DANGER (Tingkat Bahaya), Peluang bahaya sudah tampak (kondisi bahaya sudah ada
tetapi dapat dicegah dengan berbagai tindakan prventif.
RISK, prediksi tingkat keparahan bila terjadi bahaya dalam siklus tertentu
INCIDENT, Munculnya kejadian yang bahaya (kejadian yang tidak diinginkan, yang
dapat/telah mengadakan kontak dengan sumber energi yang melebihi ambang batas
badan/struktur
ACCIDENT, Kejadian bahaya yang disertai adanya korban dan atau kerugian
(manusia/benda
Dalam K3 ada tiga norma yang selalu harus dipahami, yaitu :
1. Aturan berkaitan dengan keselamatan dan kesehtan kerja
2. Di terapkan untuk melindungi tenaga kerja
3. Resiko kecelakaan dan penyakit akibat kerja
Sasaran dari K3 adalah :
1. Menjamin keselamatan operator dan orang lain
2. Menjamin penggunaan peralatan aman dioperasikan
3. menjamin proses produksi aman dan lancar
Contoh aturan dan kebijakan yang dilakukan oleh K3 :
Wajib menjaga keselamatan kerja di ruang kerja dengan melengkapi dengan
perlengkapan keselamatan kerja seperti safety line, rambu - rambu,
papan promosi keselamatan, dan lain-lain.
Wajib menjamin keselamatan tenaga kerja yang terlibat dalam
pelaksanaan pekerjaan dari segala kemungkinan yang terjadi
dengan memenuhi aturan dan ketentuan kesehatan dan keselamatan kerja
yang berlaku (Jamsostek).
Menyediakan obat-obatan menurut syarat-syarat Pertolongan Pertama Pada
Kecelakaan (PPPK) yang selalu dalam keadaan siap digunakan di lapangan,
untuk mengatasi segala kemungkinan musibah bagi semua petugas dari
pekerja lapangan.
Setiap pekerja diwajibkan menggunakan sepatu pada waktu bekerja dan di
lokasi harus disediakan Alat Pelindung Diri (APO).
Menyediakan air bersih, kamar mandi dan WC yang layak dan bersih bagi
semua petugas dan pekerja. Membuat tempat penginapan di
lapangan pekerjaan untuk para pekerja tidak diperkenankan,
kecuali atas ijin PPK.
Apabila terjadi kecelakaan, sesegera mungkin memberitahukan kepada
Konsultan dan mengambil tindakan yang perlu untuk keselamatan korban
korban kecelakaan itu.
Galian Tanah
Pengertian perkerjaan galian tanah adalah pekerjaan yang dilaksanakan dengan
membuat lubang di tanah membentuk pola tertentu untuk keperluan pondasi bangunan. Galian
tanah yang dibuat harus dilakukan sesuai perencanaan dan mencapai lapisan tanah yang keras.
Jika dibutuhkan, tanah tersebut juga perlu dipadatkan agar kondisinya lebih kokoh serta mampu
menahan beban bangunan dengan baik. Sebelum mengerjakan penggalian tanah, ada faktor-
faktor yang wajib Anda perhatikan demi mendukung keselamatan dan kesehatan kerja tersebut,
antara lain :
1. Perhatikan aspek keamanan di sekitar lokasi proyek dengan membuat pagar
pelindung.
2. Para pekerja harus melakukan pekerjaan sesuai dengan tanggungjawabnya masing-
masing.
3. Pemeriksaan terhadap batas tanah wajib dilakukan secara tepat dan akurat.
4. Perhatikan lokasi pembuangan tanah galian terutama di lokasi yang berukuran
sempit.
5. Pemeriksaan terhadap dimensi dan elevasi kedalaman galian.
6. Pengaturan metode penggalian, pembuangan, dan penumpukan tanah.
7. Penyediaan tangga sementara untuk galian tanah yang memiliki kedalaman lebih
dari 1 meter.
8. Penyesuaian tipe galian tanah dengan kondisi tanah yang aktual.
9. Pembuatan galian sisi miring dan pelebaran lubang untuk jenis tanah yang
berlumpur.
10. Pemasangan struktur penahan tanah sesegera mungkin pada jenis tanah runtuhan.
11. Penyediaan mesin pompa air untuk tanah yang mengandung sumber mata air.
12. Pengecekan kembali ketepatan ukuran dan elevasi kedalaman galian tanah.

Metode Pelaksanaan Pekerjaan Galian Tanah


Berikut ini langkah-langkah pembuatan galian tanah untuk keperluan pondasi rumah :
Alat-alat yang perlu disiapkan :
Cangkul
Meteran
Waterpass
Theodolit
Belincong
Pengki
Benang
Selang air
Patok kayu
Cat putih
Mesin pompa air
Langkah-langkah yang harus dikerjakan :
Buat gambar shop drawing untuk pekerjaan galian tanah kemudian ajukan
gambar tersebut untuk direalisasikan ke pondasi.
Lakukan persiapan kerja termasuk penyiapan alat-alat pembantu pelaksanaan
pekerjaan.
Tentukan posisi titik ukur tetap selanjutnya lakukan pengukuran terhadap
ukuran dan elevasi galian tanah.
Berikan tanda pada hasil pengukuran memakai patok kayu yang dicat putih.
Pelaksanaan galian tanah dilakukan menggunakan cangkul dan belincong.
Pasanglah patok kayu dan benang sebagai acuan untuk mendukung proses
penggalian tanah.
Galilah tanah dengan berdasar pada patok dan benang yang sudah dipasang
sebelumnya.
Buang sisa galian tanah ke tempat yang tidak mengganggu kelancaran
pekerjaan.
Lakukan penggalian tanah ini hingga mencapai ukuran lebar dan kedalaman
sesuai perencanaan.
Periksa kedalaman galian tanah setiap ukuran tertentu menggunakan theodolit.
Keluarkan air yang muncul di dalam galian tanah memakai mesin pompa supaya
tidak menghambat pekerjaan.
Singkirkan benda-benda yang ditemukan selama penggalian seperti sampah,
potongan kayu, dan bebatuan.
Setelah proses penggalian tanah rampung, tahap berikutnya adalah pekerjaan
pondasi cor beton serta pengurugan tanah.

Dewatering (Pengeringan Daerah Proyek dari Air)


Pekerjaan galian, seringkali terganggu oleh adanya air tanah. Oleh karena itu, sebelum
galian tanah untuk basement dimulai sudah harus dipersiapkan pekerjaan pengeringan
(dewatering) agar air tanah yang ada tidak mengganggu proses pelaksanaan. Masalah galian
dalam lebih kritis bila kondisi tanah merupakan tanah lunak atau pasir lepas dalam kondisi
muka air tanah yang tinggi.
Sesungguhnya masalah dewatering dapat diartikan dalam 2 tinjauan. Yang pertama
adalah pengeringan lapangan kerja dari air permukaan (misalnya air hujan atau air banjir yang
masuk area galian). Yang kedua adalah karena peristiwa rembesan yang mengakibatkan air
berkumpul di area galian dan mengganggu pekerjaan.
Metode Dewatering
Ada 3 metode dewatering yang dapat dipilih , yaitu :
1. Open pumping
Metode ini masih dianggap sebagai teknik yang umum diterima dimana kolektor
digunakan untuk mengumpulkan air permukaan (khususnya air hujan) dan rembesan dari tepi
galian. Tentu saja posisi kolektor akan mengikuti terus elevasi galian. Fungsi kolektor adalah
untuk membuang air keluar galian.
Metode open pumping dipilih bila :
Karakteristik dari tanah merupakan tanah padat, bergradasi baik dan berkohesi
Debit rembesan air tidak besar
Sumur / selokan untuk pemompaan tidak mengganggu atau merugikan pada tanah /
bangunan yang akan dilaksanakan
2. Predrainage
Prinsip metode predrainage adalah menurunkan muka air terlebih dahulu sebelum
pekerjaan galian dimulai. Metode predrainage dipilih, bila :
Karakteristik dari tanah merupakan tanah lepas, berbutir seragam, cadas lunak dengan
banyak celah
Debit rembesan cukup besar dan tersedia saluran pembuangan air
Slope tanah sensitif terhadap erosi atau mudah terjadi rotary slide
Tidak mempunyai efek mengganggu bangunan disekitarnya.
Ada 2 sistem predrainage, yaitu :
Single Stage Predrainage
Multi Stage Predrainage
Ada 2 jenis metode dewatering predrainage, yaitu :
Well Points
Pompa Dalam (Submersible Pump)

3. Cut Off
Prinsip metode cut off adalah memotong aliran bidang air tanah melalui cara
mengurung daerah galian dengan dinding. Metode ini perlu memperhitungkan dalamnya D
tertentu agar tidak terjadi rembesan air masuk ke dalam daerah galian.
Dinding cut off dapat menggunakan :
Stell sheet pile (tidak dipakai sebagai struktur dinding permanen)
Concrete diaphragma wall (sebagai struktur dinding permanen)
Concrete secant pile (dapat dipakai sebagai dinding permanen)
Metode cut off dipilih, bila :
Kondisi sama dengan pemilihan predrainage
Dinding cut off difungsikan juga sebagai penahan tanah atau sebagai dinding basement
Penurunan MAT akan mengganggu / merugikan lingkungan sekitarnya
Pemasangan Pipa Galvanis
Material Pipa yang akan dipasang sudah disetujui oleh direksi, dan setelah request
untuk memulai pelaksanaan telah ditanda tangani oleh direksi maka mulai diturunkan pipa
kedalam parit galian dengan bantuan alat alat khusus yang telah disediakan. Semua pipa,
assesories dan perlengkapan lainnya harus dengan hati hati diturunkan kedalam parit galian
sat per satu dengan Derek tali tali dan peralatan yang sesuai agar terhindar dari kerusakan.
Setiap pipa yang telah dimasukkan kedalam parit harus langsung dipasang dan distel
sambungannya kemudian diurug dengan pasir urug yang telah mendapatkan persetujuan
direksi. Semua ujung pipa yang terakhir harus ditutup sehingga kotoran tidak masuk kedalam
pipa.
Perubahan arah perletakan pipa harus dilaksanakan dengan penyambungan assesories
begitu juga untuk percabangan harus dengan assesories sesuai gambar dan instruksi Direksi.
Dan pada waktu perletakan pipa semua parit galian harus kering dan bersih. Semua pipa dan
perlengkapan yang akan dipasang serta alat alat Bantu untuk pemasangan pipa tersebut harus
diperiksa dengan cermat dan hati hati sesaat sebelum pipa pipa / perlengkapan pipa tersebut
diturunkan pada lokasi yang akan dipasang. Semua ujung pipa harus dipastikan lurus/ tidak
bengkok. Jika terdapat ujung pipa yang bengkok maka harus dipotong sesuai petunjuk teknis
dari direksi. Dan terakhir akan diperiksakan lagi pada direksi sebelum pemasangan.
Pipa diturunkan setelah kedalaman galian mendapatkan persetujuan dari direksi.
Material pipa dan asscesoriesnya diperiksa kembali sebelum menurunkan. Penurunan pipa
kedalam lobang galian dilakukan dengan cara hati hati, dilakukan dengan cara menurunkan
satu persatu dengan batasan diameter memakai crane, Derek dan tali. Bagian Luar dan dalam
ujung pipa harus dinersihkan dengan kain kering dan bersih, dikeringkan dan bebas dari
minyak dan lemak sebelum pipa dipasang / disambungkan. Tidakan pencegahan akan kami
lakukan untuk menghindari benda asing masuk kedalam pipa pada saat pipa diletakkan pada
jalur pipa. Dan semua ujung pipa sewaktu meninggalkan pekerjaan harus ditutup rapat dengan
plastic dan diikat erat dengan karet / benen.
Saat satuan panjang pipa dalam galian, setiap pipa harus dipasang berhadapan dengan
pipa sebelumnya, pipa dipasang dan ditempatkan pada jalur dan ketinggian yang benar. Pipa
dimantapkan ditempat dengan bahan urugan yang telah disetujui oleh direksi dan dipadatkan
dengan ketinggian yang sama kecuali pada ujung pipa. Sementara pemotongan pipa untuk
menyisipkan Tee, Bend, atau Valve atau tujuan lain, harus dilakukan dengan mesin
potong yang sesuai dengan cara yang rapi dan baik, tanpa menyebabkan kerusakan pada pipa
maupun lapisan pelindung dalamnya dan menghasilkan ujung yang halus sudut tepat terhadap
sumbu pipa.

Pemeriksaan sebelum Pemasangan


Semua pipa Fitting harus diperiksa secara hati-hati dari kemungkinan kerusakan,
pada saat di atas galian sesaat sebelum dipasang pada posisi akhir.Setiap ujung pipa harus
diperiksa dengan secara khusus, karena daerah ini paling mudah mengalami kerusakan dalam
penanganannya. Pipa atau fitting yang rusak/cacat harus diletakan terpisah untuk
pemeriksaan oleh direksi yang akan menentukan perbaikan yang diperlukan ataupun
menolaknya.
Pembersihan pipa dan fitting
Bagian luar dan dalam ujung pipa harus dibersihkan dengan kain kering dan bersih,
dikeringkan dan bebas dari minyak dan lemak sebelum pipa dipasang. Bila ada profil pengaku
badan (stiffeners) guna melindungi ujung pipa, semua profil pengaku tersebut harus
disingkirkan sampai bersih demikian pula benda asing lainnya dalam pipa.
Perletakan Pipa
Tindakan pencegahan harus dilakukan untuk mencegah benda asing masuk kedalam
pipa pada saat pipa diletakan pada jalur. Selama berlangsungnya peletakan, tidak boleh ada
kotoran, perkakas, kain, ataupun benda-benda lainnya ditempatkan dalam pipa. Saat satuan
panjang pipa dalam galian, setiap ujung pipa harus dipasang berhadapan dengan pipa yang
sebelumnya, pipa dipasang dan ditempatkan pada jalur dan ketinggian yang benar. Pipa
dimantapkan ditempatkan dengan bahan urugan yang telah disetujui dan dipadatkan dengan
ketinggian yang sama kecuali pada ujung pipa. Tindakan pencegahan perlu dilakukan untuk
mencegah tanah atau kotoran lainnya masuk ke sambungan. Setiap saat bial pemasangan pipa
sedang berlangsung, ujung pipa harus ditutup/disumbat dengan bahan yang memadai dan
dengan cara yang disetujui oleh direksi.
Pemotongan pipa
Pemotongan pipa untuk menyisipkan Tee, Bend atau Valve atau tujuan lainnya,
harus dilakukan dengan mesin potong yang sesuai dengan cara yang rapih dan baik, tanpa
menyebabkan kerusakan pada pipa maupun lapisan pelindung dalamnya dan menghasilkan
ujung yang halus pada sudut yang tepat terhadap sumbu pipa. Pemotongan perlu dijaga agar
jangan sampai merusak lapisan pelindung luar maupun lapisan pelindung pipa dalam. Ujung
potongan pipa yang dipotong tersebut, harus dipotong serong (Beveled) dengan ukuran yang
sama sebagaimana yang ditentukan dalam spesifikasi. Tidak boleh ada fitting seperti Bend,
Tee, dan flange dan spigot dipotong untuk pekerjaan pemasangan pipa, sejauh tidak ada
instruksi tertulis yang diberikan kepada kontraktor dari direksi. Jumlah pipa yang akan menjadi
satu, dengan panjang yang sesuai yang dilakukan diatas permukaan tanah, serta cara
perletakannya ke posisi yang sesuai, harus disetujui terlebih dahulu oleh Direksi. Semua bahan
pelicin (librican) untuk sambungan Push-On Raubbering dan solvencement untuk
sambungan Solvencement kami sediakan dan menyerahkan data teknis dan contoh untuk
persetujuan untuk Direksi
Penyambungan pipa dengan sambungan Push-On Rubbering Socket dan Spigot
pipa harus dibersihkan dengan seksama sebelum cincing karet (rubbering) dipasang
ditempatnya. Spigot kemudian dilumuri secara merata dengan bahan pelicin yang telah
disetujui dan pipa ditekan masuk ke Socket. Penekanan pipa Socket harus dilakukan
dengan menekan ujung lain pipa yang sedang dipasang. Blok kayu atau alat lainnya yang
memadai harus digunakan untuk mencegah kemungkinan terjadinya kerusakan Socket
tersebut pada mana batang tersebut ditekan. Tidak boleh ada ganjal dibawah pipa dan pipa
harus terletak merata diatas bahan alasnya (Badding material). Bila diperlukan sekali untuk
pembelokkan pipa dengan sambungan Push-on agar membentuk lengkungan dengan jari-jari
yang panjang, besarnya belokan harus sesuai dengan petunjuk pabrik dan sebagaimana yang
diperintahkan oleh Direksi.
Penyambungan pipa dengan sambungan solvencement
Solven semen dan dimensi ujung soket dan spigot harus memenuhi ketentuan yang
berlaku
Penyambungan dengan memotong pipa tegak lurus sumbunya dan ditirus pada
ujungnnya
Permukaan pipa yang disambungkan harus bersih, kering dan bebas dari lemak.
Gunakan solven semen secara merata pada bagian yang akan disambung, seperti pada
ujung soket dan spigot yang sudah diberi tanda.
Penyambungan pipa diameter >_ 90 mm, membutuhkan dua orang untuk menggunakan
solven semen pada ujung spigot dan soket secara bersamaan.
Kelebihan solven semen harus dihilangkan sesegera mungkin, diamkan sampai kering
selama minimal 5 menit.
Penyambungan dengan solven semen untuk diameter maksimum 160 mm dengan tekanan kerja
3 bar.

Pekerjaan Urugan Kembali dan Paving

Pekerjaan urugan atau perataan tanah


Pekerjaan ini dilakukan setelah pekerjaan pondasi sudah selesai dilakukan. Pekerjaan
ini merupakan pengurugan kembali tanah galian pondasi sehingga tanah bekas galian pondasi
tidak tampak lagi. Kalau misalkan tanah tersebut masih sisa kemudian tanahnya digunakan
untuk meratakan bagian dalam bangunan.
ALAT
Alat ukur (survey); Theodolit dan Auto Level
Excavator
Dump truck
Dozer
Compactor
Pompa air
Pacul
Dan lain-lain

LANGKAH KERJA
Persiapan
a. Meninjau keadaan dan kondisi lapangan.
b. Memastikan jenis tanah yang akan dipakai untuk urugan, dengan melihat spesifikasi
tanah existing.
c. Memprediksi volume urugan, dengan memperhitungkan luas, volume urugan tidak
dapat diprediksi sama dengan 100 % volume di gambar, karena memperhatikan faktor
susut setelah tanah dipadatkan. Kebutuhan volume urugan = 130 % volume gambar
(faktor susut = 30 %).
d. Menentukan kriteria subkontraktor urugan dengan melihat bonafiditas dan referensi
yang ada.
e. Dipastikan sejak awal volume urugan adalah volume pada gambar dan bukan volume
ritase dump truck, agar tidak terjadi kesalahpahaman.
f. Apabila lokasi luas dan volume urugan sangat besar, ada kemungkinan menggunakan
2 buah excavator, dozer dll dengan sistem estafet agar waktu tunggu dump truck tidak
terlalu lama.
g. Perlu dianalisa, apabila tanah urugan didatangkan dari luar lokasi, berapa lama waktu
yang dibutuhkan oleh 1 buah dump truck membawa tanah dari lokasi pengambilan ke
lokasi yang akan diurug, sehingga setelah diperoleh data, maka dapat diperhitungkan
antara schedule dengan jumlah dozer, dump truck, dan excavator yang dibutuhkan.
h. Tipe-tipe urugan:
Urugan lapangan luas tanpa hambatan. Gerak kerja dari alat berat lebih bebas
dan tampak lebih mudah sehingga jumlah armada dump truck dan alat berat
sangat menentukan sekali terhadap schedule pelaksanaan.
Urugan tepi-tepi struktur atau diantara struktur. Relatif lebih sulit dan durasi
pekerjaan lebih lama, terkadang area tepi pemadatan tidak dapat menggunakan
alat berat, cukup dengan stamper, baby roller, dll.

Turap
a. Untuk urugan yang besar dan dalam serta berbatasan dengan bangunan lain perlu
disiapkan turap untuk dapat menahan tanah disekelilingnya dan mencegah terjadinya
kelongsoran seperti Sheet Pile, Continous Pile, H pile dan lain-lain.
b. Langkah-langkah penjangkaran, secara bertahap mengikuti tahapan urugan seperti
Ground Anchor, Soil Nailing dan seterusnya.
c. Turap dengan tiang tegak dan papan turap untuk urugan tidak beresiko tinggi.
d. Pembuatan Caping Beam untuk turap-turap tersebut diatas.

Urugan (Back Fill)


a. Membersihkan lokasi yang akan diurug terhadap kayu, semak-semak atau sampah
lainnya.
b. Menyediakan tanah urugan dengan kualitas yang baik.
c. Membuat batas-batas, patok-patok, menarik benang dari 1 patok ke patok yang
lainnya, agar diperoleh permukaan tanah rata-rata sesuai dengan level yang
diharapkan.
d. Lokasi yang akan diurug/ ditinggikan dipersiapkan terlebih dahulu supaya terdapat
hubungan yang baik antara tanah dasar dengan tanah urugan nantinya.
e. Jika diperlukan/ disyaratkan tanah bahan urugan diambil di beberapa tempat sebagai
sampel untuk pemeriksaan pemadatan di laboratorium.
f. Urugan tanah dilakukan lapis demi lapis sesuai spesifikasi (misalnya tiap 30 cm) dan
setiap lapis diikuti dengan pemadatan.
g. Untuk pemadatan menggunakan alat sesuai dengan keperluannya (Stamper, Baby
roller atau alat berat pemadatan).
h. Dilakukan test kepadatan tanah di lapangan sesuai spesifikasi.
i. Memperhatikan kekuatan penahan tanah disekeliling urugan.

Gangguan Air
a. Mengontrol dan mengendalikan muka air tanah dengan pompa-pompa Submersible
atau Dewatering System.
b. Lokasi/ area untuk galian harus selalu kering.
c. Melindungi lereng-lereng dan tepi atas penggalian terhadap aliran air.
Perbaikan Pekerjaan
a. Jika terjadi pergerakan tanah atau kelongsoran segera hentikan pekerjaan.
b. Melakukan pencegahan kelongsoran selanjutnya dengan perbaikan turap yang ada
ataupun penambahan turap yang baru.
c. Jika karena gangguan air, maka air harus segera dikeringkan/ disalurkan.
d. Memeriksa keadaan Bench Mark, bangunan sekitar, jalan yang ada, agar tidak
terganggu.
e. Jangan membebani tepi galian dengan penumpukan tanah galian maupun material
lainnya.
PEMERIKSAAN / PENGETESAN
Persiapan
Batas Urugan
Kemiringan tanah urugan
Pemadatan
Jenis tanah urugan
Elevasi
Proteksi (Jenis Sistem)
Dewatering
REKAMAN
Pemeriksaan Pekerjaan Urugan Tanah

Pemasangan Paving
Dalam memasang paving block, kita harus benar-benar memperhatikan tingkat ketepatannya
dan ksesuaiannya dengan prosedur. Tujuannya ialah agar struktur pasangan yang dihasilkan
memiliki kualitas yang baik, rapi, dan awet. Menurut SNI 03-2403-1991 tentang Tata Cara
Pemasangan Blok Beton Terkunci untuk Permukaan Jalan, pekerjaan-pekerjaan yang
berhubungan dengan paving block antara lain pemasangan paving block baru, pembongkaran
pasangan paving block lama, perataan (leveling) tanah dasar di bawah lapisan pasir, pengadaan
alat bantu kerja, dan uji laboratorium untuk mengetahui mutu kuat tekan jalan paving tersebut.
Di bawah ini langkah-langkah kerja dalam memasang paving block :
Bahan-bahan yang diperlukan :
Paving block yang memiliki spesifikasi sesuai dengan kebutuhan. Apakah paving block
yang berbentuk persegi atau segi banyak? Apakah paving block yang mempunyai
ketebalan 60 mm, 80 mm, atau 100 mm? Apakah paving block yang bermutu fc 37,35
Mpa atau fc 27,00 Mpa? Apakah paving block yang berwarna abu-abu, hitam, atau
merah
Pasir yang memiliki ukuran butir yang tajam sekitar 2,4 mm dan telah diayak.
Kandungan air di dalam pasir tersebut juga sebaiknya tidak boleh lebih dari 5 persen
dengan kandungan lumpur maksimal 10 persen. Spesifikasi pasir seperti ini
memungkinkan air yang mengalir di atasnya dapat meresap ke dalam pori-pori tanah
dengan lancar.

Ala-alat yang digunakan :


Benang
Jidar
Sapu lidi
Potongan besi
Sikat ijuk
Pemadat penggetar (vibro compactor)
Songkro
Palu kayu
Lori
Alat potong paving block
Waterpass

Langkah-langkah kerja pemasangan :


1. Persiapan Awal
Pemeriksaan pondasi bertujuan untuk memastikan pondasi dibangun dengan tepat.
Usahakan kondisi permukaan pondasi yang berhubungan dengan pasir alas sudah rata, tidak
bergelombang, dan rapat. Perhatikan pasir alas tidak boleh dipakai untuk memperbaiki
kekurangan pondasi karena spesifikasinya berbeda. Cek tingkat kemiringan pondasi untuk
jalan kendaraan adalah 2,5 persen dan untuk trotoar adalah 2 persen. Ukuran lebar pondasi juga
harus cukup sampai di bawah beton penahan dan beton pembatas.
Setelah itu, dilakukan penentuan lokasi titik awal pemasangan khususnya pada tanah
miring sehingga paving block yang telah terpasang tidak tergeser. Jadi proses pemasangannya
nanti dilakukan dengan berurut-urutan yang dimulai dari satu sisi tadi. Hindari pemasangan
paving block secara acak karena akan mengacaukan jalannya pekerjaan.
Supaya proses pemasangan paving block dapat terlaksana dengan baik, Anda perlu
memasang benang pembantu sebagai pembatas area kerja. Pemasangan benang pembantu ini
dilakukan setiap jarak 4-5 meter. Apabila di area kerja terdapat fitur-fitur seperti lubang
drainase, bak tanaman, dan konstruksi lainnya, maka diperlukan benang pembantu tambahan
untuk mempertahankan pola ikatan paving block.
2. Pemasangan Beton
Beton pembatas (kanstin) adalah bagian perkerasan paving block yang berfungsi untuk
menghimpit dan menahan lapisannya sehingga saling mengunci dan tidak tergeser sewaktu
menerima beban. Pemasangan beton pembatas ini harus dikerjakan sebelum proses penebaran
pasir alas. Ada bermacam-macam bentuk beton pembatas dengan proses pembuatan yang
beraneka ragam pula seperti beton pracetak, beton cor di tempat, dan sebagainya.
Untuk membuat beton pembatas, mulailah dengan membangun lapisan beton penahan
secara rata dengan ketebalan minimal 7 cm. Kemudian segera pasang beton pembatas di atas
lapisan tersebut selagi kondisinya masih basah agar kelurusan dan ketinggian beton pembatas
dapat disesuaikan dengan mudah. Lalu tuangkan adukan beton pada bagian belakang beton
pembatas. Setelah beton penahan agak mengering, timbun tanah di atasnya. Beberapa orang
kerap memadukan beton pembatas dengan tali air dan mulut air sebagai saluran drainase air.
3. Penebaran Pasir Alas
Pasir alas yang digunakan untuk menutupi susunan paving block harus memenuhi
kriteria-kriteria tertentu. Di antaranya yaitu butiran kasar, tajam, berurutan maksimal 9.5 mm,
bersih dari lumpur dan kotoran, kadar airnya kurang dari 10%, serta bersifat gembur.
Pasir ini lantas dihamparkan sedemikian rupa di atas paving block menggunakan jidar
untuk menghasilkan ketebalan yang seragam yakni 5 cm. Oleh sebab itu, pengerjaan
penghamparan pasir ini idealnya dilakukan dengan gundukan-gundukan kecil supaya ringan
dalam menarik jidar. Pasir alas yang sudah ditebarkan dengan rata kemudian dijaga agar tidak
terinjak atau ditumpuki material.
4. Pemasangan Paving Block
Pelaksanaan pemasangan paving block biasanya dilakukan dengan menyusunnya
menurut pola-pola tertentu. Beberapa pola pasangan yang umum diterapkan antara lain pola
susunan bata, pola anyaman tikar, dan pola tulang ikan. Perlu kehati-hatian yang tinggi saat
memasang paving block sesuai pola, khususnya pada barisan pertama. Pastikan proses
pemasangan ini selalu memperhatikan benang pembantu supaya susunannya membentuk pola
yang baik.
Selama proses pemasangan berlangsung, pekerja harus selalu berada di atas paving
yang telah terpasang dengan arah kerja ke depan supaya tidak menimbulkan lendutan ke
bawah. Setelah paving block terpasang sempurna, celah-celah yang ada di antaranya lalu diisi
memakai nat berupa abu batu. Terakhir padatkan paving block menggunakan roller atau
stamper sebanyak 1-2 kali putaran sehingga timbul daya saling mencengkeram antar-paving
block.

Anda mungkin juga menyukai