Laporan Kemajuan Belajar Mandiri Tahap II
Laporan Kemajuan Belajar Mandiri Tahap II
Laporan Kemajuan Belajar Mandiri Tahap II
Oleh:
Nama peserta : SULIKAH
NUPTK : 7335744646300053
Nomor Peserta : 17051302120001
Bidang Studi Sertifikasi : Guru Kelas RA
Asal Sekolah : RA AL-HIDAYAH
Kabupaten/Kota/Provinsi : KAB. KEDIRI/JAWA TIMUR
A. Ringkasan Materi
1. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini
a. Pengertian Pendidikan Anak Usia Dini
Kajian tentang pendidikan anak usia dini (PAUD) sebenarnya bukanlah hal
baru. Namun demikian, dinamika pemikiran tentang PAUD dengan berbagai
dimensi dan implikasinya dalam dunia pendidikan cukup menarik dan mengalami
perkembangan dan kemajuan yang sangat pesat. Perkembangan pemikiran tersebut
tidak terlepas dari perkembangan pemikiran tentang hakekat anak sebagai bagian
dari unsur pendidikan yang sangat penting. Pemahaman tentang konsep anak ini
sangat mempengaruhi kebijakan, perlakuan, pengembangan potensinya, dan
sebagainya.
Berbicara hakekat anak sama halnya dengan berbicara tentang hakekat manusia.
Manusia merupakan makhluk Tuhan yang paling tinggi derajatnya, paling unik,
penuh dinamika dalam perkembangannnya dan memiliki kemampuan untuk
mengembangkan dirinya secara maksimal apabila mendapatkan layanan yang
sesuai. Manusia, semenjak berusia dini, telah dibekali dengan berbagai potensi
yang perlu dikembangkan agar kelak dapat menjalankan fungsi dan perannya
sebagai manusia secara efektif dan produktif dalam menjalani kehidupan seharihari. Eksistensi anak
memiliki peranan penting dalam merancang masa depan suatu
bangsa. Para ahli pendidikan telah berusaha mencari jawaban yang akurat tentang
anak. Pertanyaan-pertanyaan yang sering diajukan tentang anak di antaranya
adalah; Siapakah anak itu ? Apakah mereka dibekali dengan kemampuan ketika
dilahirkan atau tidak ? Apakah mereka dapat belajar sendiri ataukah perlu
dibelajarkan ? Apa saja dimensi perkembangan yang mereka miliki ? Apakah
mereka memiliki karakteristik dan kebutuhan khusus ? Apakah lingkungan
memberikan pengaruh yang besar kepada perkembangan mereka atau tidak ?
Apakah mereka dibekali dengan potensi kecerdasan tunggal ataukah kecerdasan
yang majemuk ? Apakah mereka dibekali dengan potensi baik atau membawa
potensi yang kurang baik ?
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) pada hakekatnya adalah pendidikan yang
diselenggarakan dengan tujuan untuk memfasilitasi pertumbuhan dan
perkembangan anak secara menyeluruh atau menekankan pada pengembangan
seluruh aspek kepribadian anak. Pendidikan Anak Usia Dini memberi kesempatan
untuk mengembangkan kepribadian anak. Oleh karena itu, lembaga pendidikan
anak usia dini perlu menyediakan berbagai kegiatan yang dapat mengembangkan
berbagai aspek perkembangan yang meliputi kognitif, bahasa, sosial, emosi, fisik
dan motorik. Dengan kegiatan yang bervariatif dan sesuai dengan prinsi-prinsip
perkembangan, maka semua potensi anak akan berkembang dengan baik dan
seimbang.
Pendidikan anak usia dini memiliki peranan sangat penting untuk
mengembangkan kepribadian anak dan mempersiapkan mereka memasuki jenjang
pendidikan selanjutnya. Meskipun demikian, PAUD sebenarnya lebih berorientasi
pada optimalisasi fungsi perkembangan anak melalui kegiatan permainan. Bihler
dan Snowman dalam Diah Harianti (1996) mengorientasikan anak usia dini pada
anak usia 2,5 tahun sampai dengan usia 6 tahun. Sementara di Indonesia, anak usia
dini ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun. Lebih lanjut
pasal 1 ayat 14 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional menyatakan: Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan
yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang
dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu
pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan
dalam memasuki pendidikan lebih lanjut".
Sedangkan pada pasal 28 tentang Pendidikan Anak Usia Dini dinyatakan bahwa
(1) Pendidikan Anak usia dini diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar,
(2) Pendidkan anak usia dini dapat diselenggarakan melalui jalur pendidkan formal,
non formal, dan/atau informal, (3) Pendidikan anak usia dini jalur pendidikan
formal berbentuk TK, RA, atau bentuk lain yang sederajat, (4) Pendidikan anak
usia dini jalur pendidikan non formal: KB, TPA, atau bentuk lain yang sederajat,
(5) Pendidikan usia dini jalur pendidikan informal berupa pendidikan keluarga atau
pendidikan yang diselenggarakan oleh lingkungan, dan (6) Ketentuan mengenai
pendidikan anak usia dini sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ayat (2), ayat (3),
dan ayat (4) diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah.
Berbeda dengan pernyataan di atas, Bredekamp dan Copple (1997)
mengemukakan bahwa pendidikan anak usia dini mencakup berbagai program
yang melayani anak dari lahir sampai dengan usia delapan tahun yang dirancang
untuk meningkatkan perkembangan intelektual, sosial, emosi, bahasa, dan fisik
anak. Dalam konteks saat ini, berbagai program dibuat untuk pendidikan anak usia
dini dengan berbagai bentuk kelembagaannya. Dalam kaitannya dengan anak usia
dini, banyak pemikiran para pakar yang dapat dijadikan kajian.
Johann Heinrich Pestalozzi (1746-1827), seorang ahli pendidikan Swiss,
berpendapat bahwa anak pada dasarnya memiliki pembawaan yang baik.
Pertumbuhan dan perkembangan yang terjadi pada anak berlangsung secara
bertahap dan berkesinambungan. Masing-masing tahap pertumbuhan dan
perkembangan seorang individu haruslah tercapai dengan sukses sebelum berlanjut
pada tahap berikutnya. Masing-masing tahap perkembangan perlu dikembangkan
secara baik, optimal, dan sistematis. Permasalahan yang muncul dalam suatu tahap
perkembangan akan menjadi hambatan bagi individu tersebut dalam
menyelesaikan tugas perkembangannya. Hal ini akan memberikan pengaruh yang
cukup besar pada tahap berikutnya. Pandangan Pestalozzi tentang anak dapat
disimpulkan bahwa anak harus aktif dalam menolong atau mendidik dirinya
sendiri. Selain itu perkembangan anak berlangsung secara teratur, maju setahap
demi setahap, implikasi atau pengaruhnya adalah bahwa pembelajaranpun harus
maju teratur selangkah demi selangkah.
Maria Montessori (1870-1952), seorang dokter dari Italia, juga menekankan
pada pentingnya kondisi lingkungan yang bebas dan penuh kasih agar potensi yang
dimiliki anak dapat berkembang secara optimal. Montessori memandang
perkembangan anak usia prasekolah/ TK sebagai suatu proses yang
berkesinambungan. Ia memahami bahwa pendidikan merupakan aktivitas diri yang
mengarah pada pembentukan disiplin pribadi, kemandirian dan pengarahan diri.
Menurut Montessori, persepsi anak tentang dunia merupakan dasar dari ilmu
pengetahuan. Untuk itu, ia merancang sejumlah materi yang memungkinkan indera
seorang anak dikembangkan. Dengan menggunakan materi untuk mengoreksi diri,
anak menjadi sadar terhadap berbagai macam rangsangan yang kemudian disusun
dalam pikirannya. Montessori mengembangkan alat-alat belajar yang
memungkinkan anak untuk mengeksplorasi lingkungan. Pendidikan Montessori
juga mencakup pendidikan jasmani, berkebun danbelajar tentang alam.
Froebel yang bernama lengkap Friendrich Wilheim August Froebel, lahir di
Jerman padatahun 1782 dan wafat pada tahun 1852. Pandangannya tentang anak
banyak dipengaruhi oleh Pestalozzi serta para filsuf Yunani. Froebel memandang
anak sebagai individu yang pada kodratnya bersifat baik. Sifat yang buruk timbul
karena kurangnya pendidikan atau pengertian yang dimiliki oleh anak tersebut.
Setiap tahap perkembangan yang dialami oleh anakharus dipandang sebagai suatu
kesatuan yang utuh. Anak memiliki potensi, dan potensi itu akan hilang jika tidak
dibina dan dikembangkan. Tahun-tahun pertama dalam kehidupan seorang anak
amatlah berharga serta akan menentukan kehidupannya di masa yang akan datang.
Oleh karena itu, masa anak merupakan masa emas (The Golden Age) bagi
penyelenggaraan pendidikan. Masa anak merupakan fase/tahap yang sangat
fundamental bagi perkembangan individu, karena pada fase inilah terjadinya
peluang yang cukup besar untuk pembentukan dan pengembangan pribadi
seseorang. Froebel memiliki keyakinan tentang pentingnya belajar melalui
bermain.
Jean Jacques Rousseau yang hidup antara tahun 1712 sampai dengan tahun
1778, dilahirkan di Geneva, Swiss, tetapi sebagian besar waktunya dihabiskan di
Perancis. Rousseau menyarankan konsep kembali ke alamdan pendekatan yang
bersifat alamiah dalam pendidikan anak. Bagi Rousseau, pendekatan alamiah
berarti anak akan berkembang secara optimal, tanpa hambatan. Menurutnya pula
bahwa pendidikan yang bersifat alamiah menghasilkan dan memacu
berkembangnyakualitas semacam kebahagiaan, spontanitas dan rasaingin
tahu.Rousseau memiliki keyakinan bahwa seorang ibu dapat menjamin pendidikan
anaknyasecara alamiah.Ia berprinsip bahwa dalam mendidik anak, orang tua perlu
member kebebasan pada anak agar mereka dapat berkembang secara alamiah.
Pandangan konstruktivis dimotori oleh dua orang ahli psikilogi yaitu Jean Piaget
danLev Vigotsky. Pada dasarnya paham konstruktivis ini mempunyai asumsi
bahwa anak adalah pembangun pengetahuan yang aktif. Anak
mengkonstruksi/membangun pengetahuannya berdasarkan pengalamannya.
Pengetahuan tersebut diperoleh anak dengan cara membangunnya sendiri secara
aktif melalui interaksi yang dilakukannya dengan lingkungan. Menurut paham ini
anak bukanlah individu yang bersifat pasif, yang hanya menerima pengetahuannya
dari orang lain. Anak adalah makhluk belajar yang aktif yang
dapatmengkreasi/mencipta dan membangun pengetahuannya sendiri.
Para ahli konstruktif meyakini bahwa pembelajaran terjadi saat anak memahami
dunia disekeliling kita mereka. Pembelajaran menjadi proses interaktif yang
melibatkan teman sebayaanak, orang dewasa dan lingkungan. Anak membangun
pemahaman mereka sendiri terhadap dunia. Mereka memahami apa yang terjadi di
sekeliling mereka dengan mensintesa pengalaman-pengalaman baru dengan apa
yang telah mereka pahami sebelumnya. Piaget dan Vigotsky sama-sama
menekankan pada pentingnya aktivitas bermain sebagai sarana untuk pendidikan
anak, terutama yang berkaitan dengan pengembangan kapasitas berpikir. Lebih
jauh mereka berpendapat bahwa aktivitas bermain juga dapat menjadi akar bagi
perkembangan perilaku moral.
Senada dengan pendapat di atas, Permendikbud Nomor 137 Tahun 2014
Tentang Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini, pasal 1 ayat 13, menyatakan
bahwa pembelajaran adalah proses interaksi antar anak didik, antara anak didik
dan pendidik dengan melibatkan orangtua serta sumber belajar pada suasana
belajar dan bermain di satuan atau program PAUD. Kemudian secara operasional,
disebutkan dalam pasal 13, ayat 1 bahwa pelaksanaan pembelajaran dilakukan
melalui bermain secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, kontekstual dan
berpusat pada anak untuk berpartisipasi aktif serta memberikan keleluasaan bagi
prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan
perkembangan fisik serta psikologis anak.
Pandangann lain menurut Ki Hajar Dewantara. Nama aslinya adalah Suwardi
Suryaningrat lahir pada tanggal 2 Mei 1899. Dia memandang anak sebagai kodrat
alam yang memiliki pembawaan masing-masing serta kemerdekaan untuk berbuat
serta mengatur dirinya sendiri. Meskipun demikian, kemerdekaan itu juga sangat
relatif karena dibatasi oleh hak-hak yang patut dimiliki oleh orang lain. Anak
memiliki hak untuk menentukan apa yang baik bagi dirinya, sehingga anak patut
diberi kesempatan untuk berjalan sendiri, dan tidak terus menerus dicampuri atau
dipaksa. Pamong hanya boleh memberikan bantuan apabila anak menghadapi
hambatan yang cukup berat dan tidak dapat diselesaikan. Hal tersebut merupakan
cerminan dari semboyan tut wuri handayani. Ki Hadjar juga berpandangan
bahwa pengajaran harus memberi pengetahuan yang berfaedah lahir dan batin,
serta dapat memerdekakan diri. Kemerdekaan itu hendaknya diterapkan pada cara
berpikir anak yaitu agar anak tidak selalu diperintahkan atau dicekoki dengan buah
pikiran orang lain, tetapi mereka harus dibiasakan untuk mencari dan menemukan
sendiri berbagai nilai pengetahuan dan keterampilan dengan menggunakan pikiran
dan kemampuannya sendiri. Dengan pemahaman seperti di atas, Dewantara
memandang bahwa sifat pendidikan hanya menuntun tumbuh-kembangnya
kekuatan-kekuatan kodrati yang dimiliki anak. Pendidikan sama sekali tidak
mengubah dasar pembawaan anak, kecuali memberikan tuntunan agar kodrat bawaan anak itu
bertumbuhkembang ke arah yang lebih baik.
Ada berbagai kajian tentang hakikat anak usia dini, khususnya anak TK di
antaranya dikemukakan oleh Bredecam dan Copple, Brener, serta Kellough (dalam
Masitoh dkk., 2005: 1.12 1.13) sebagai berikut.
1) Anak bersifat unik.
2) Anak mengekspresikan perilakunya secara relatif spontan.
3) Anak bersifat aktif dan enerjik.
4) Anak itu egosentris.
5) Anak memiliki rasa ingin tahu yang kuat dan antusias terhadap banyak hal.
6) Anak bersifat eksploratif dan berjiwa petualang.
7) Anak umumnya kaya dengan fantasi.
8) Anak masih mudah frustrasi.
9) Anak masih kurang pertimbangan dalam bertindak.
10) Anak memiliki daya perhatian yang pendek.
11) Masa anak merupakan masa belajar yang paling potensial.
12) Anak semakin menunjukkan minat terhadap teman.
b. Urgensi Pendidikan Anak Usia Dini
Secara umum kepedulian para ahli dan masyarakat terhadap penyelenggaraan
pendidikan anak usia dini didasarkan pada tiga alasan utama. Ketiga alasan tersebut
menurut Solehuddin (1997) adalah:
1) Dilihat dari kedudukan usia dini bagi perkembangan anak selanjutnya, banyak
ahli yang mengatakan bahwa usia dini atau usia balita merupakan tahap yang
sangat dasar/fundamental bagi perkembangan individu anak. Santrock dan
Yussen (1992) menganggap usia dini merupakan masa yang penuh dengan
kejadian-kejadian penting dan unik yang meletakkan dasar bagi seseorang di
masa dewasa. Sementara itu, Fernie (1988) meyakini bahwa pengalaman belajar awal tidak
akan pernahbisa diganti oleh pengalaman belajar awal tidak akan pernah bisa diganti oleh
pengalamanpengalaman berikutnya, kecuali dimodifikasi.
2) Dipandang dari hakikat belajar dan perkembangan, belajar dan perkembangan
merupakan suatu proses yang berkesinambungan. Pengalaman belajar dan
perkembangan awal merupakan dasar bagi proses belajar dan perkembangan
selanjutnya. Temuan Ornstein (Bateman, 1990) tentang fungsi belahan otak
menunjukkan bahwa anak yang pada masa usia dininya mendapat rangsangan
yang cukup dalam mengembangkan kedua belah otaknya akan memperoleh
kesiapan yang menyeluruh untuk belajar dengan sukses/berhasil pada saat
memasuki SD.
3) Selain itu, Marcon (1993) menjelaskan bahwa kegagalan anak dalam belajar
pada awalakan menjadi tanda (prediktor) penting bagi kegagalan belajar pada
kelas-kelasberikutnya. Begitu pula, kekeliruan belajar awal bisa menjadi
pengahambat bagi prosesbelajar selanjutnya.
4) Alasan yang ketiga ini terkait dengan tuntutan-tuntutan yang sifatnya non
edukatif yaitu tuntutan yang tidak terkait dengan hakekat penyelenggaraan
pendidikan anak usia dinisebagaimana mestinya. Misalnya orangtua
memasukkan anak-anak mereka ke lembaga pendidikan anak usia dini karena
orang tua sibuk daripada anak-anak di rumah ditinggalkan tanpa kegiatan lebih
baik dititipkan di lembaga pendidikan anak usia dini,dan lain-lain.
c. Prinsip-Prinsip Perkembangan AUD
Prinsip-prinsip perkembangan anak usia dini berbeda dengan prinsip-prinsip
perkembangan fase kanak-kanak akhir dan seterusnya. Adapun prinsip-prinsip
perkembangan anak usia dini menurut Bredekamp dan Coople (Siti Aisyah dkk.,
2007 : 1.17 1.23) adalah sebagai berikut.
1) Perkembangan aspek fisik, sosial, emosional, dan kgnitif anak saling berkaitan
dan saling mempengaruhi satu sama lain.
2) Perkembangan fisik/motorik, emosi, sosial, bahasa, dan kognitif anak terjadi
dalam suatu urutan tertentu yang relatif dapat diramalkan.
3) Perkembangan berlangsung dalam rentang yang bervariasi antar anak dan
antar bidang pengembangan dari masing-masing fungsi.
4) Pengalaman awal anak memiliki pengaruh kumulatif dan tertunda terhadap
perkembangan anak.
5) Perkembangan anak berlangsung ke arah yang makin kompleks, khusus,
terorganisasi dan terinternalisasi.
6) Perkembangan dan cara belajar anak terjadi dan dipengaruhi oleh konteks
social budaya yang majemuk.
7) Anak adalah pembelajar aktif, yang berusaha membangun pemahamannya
tentang tentang lingkungan sekitar dari pengalaman fisik, sosial, dan
pengetahuan yang diperolehnya.
8) Perkembangan dan belajar merupakan interaksi kematangan biologis dan
lingkungan, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial.
9) Bermain merupakan sarana penting bagi perkembangan social, emosional, dan
kognitif anak serta menggambarkan perkembangan anak.
10) Perkembangan akan mengalami percepatan bila anak berkesempatan untuk
mempraktikkan berbagai keterampilan yang diperoleh dan mengalami
tantangan setingkat lebih tinggi dari hal-hal yang telah dikuasainya.
11) Anak memiliki modalitas beragam (ada tipe visual, auditif, kinestetik, atau
gabungan dari tipe-tipe itu) untuk mengetahui sesuatu sehingga dapat belajar
hal yang berbeda pula dalam memperlihatkan hal-hal yang diketahuinya.
12) Kondisi terbaik anak untuk berkembang dan belajar adalam dalam komunitas
yang menghargainya, memenuhi kebutuhan fisiknya, dan aman secara fisik
dan fisiologis.
2. Konsep Dasar Perkembangan Anak Usia Dini
Anak merupakan makhluk individu yang sejak lahir telah membawa berbagai potensi
(fisik, Psikososial, bahasa, inteligensi). Seluruh potensi yang dimiliki anak tersebut yang baru
akan berkembang apabila mendapat pengaruh dari lingkungan di mana anak tersebut berada.
Ditinjau dari sudut religi anak merupakan mahluk Allah yang perlu ditumbuh kembangkan atau
dididik (QS an-Nur: 59, QS al_Hajj : 5, QS Luqman : 13-19, dll) sehingga mampu menjalankan
fungsinya sebagai makhluk allh yang memiliki keimanan, ketaqwaan pada-Nya dalam
melakukan berbagai kegiatan sebagai Khalifah di muka bumi..
Banyak pendidik anak usia dini bertanya mengapa mereka perlu belajar tentang
pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini sejak dari bayi sampai usia delapan tahun.
Tahap-tahap perkembangan ini sangat penting untuk diketahui supaya dapat memenuhi
kebutuhan setiap anak. Tidak semua anak berkelakuan atau berkembang sesuai dengan usia
kronologis mereka. Sesungguhnya banyak anak yang masuk program anak usia dini pada usia
tiga atau empat tahun menunjukkan perilaku yang biasa terlihat pada anak yang lebih muda.
Anak- anak kita merupakan sumber aset bangsa, di tangan mereka kelak
roda negara kita dijalankan. Oleh karena itu sebagai generasi penerus bangsa,
mereka memerlukan pembinaan dan pengembangan yang optimal yang harus
dilakukan sejak usia dini. Sumber daya ma nusia yang berkualitas tidaklah
datang begitu saja, semua membutuhkan persiapan yang matang. Sehingga tidak
salah ungkapan bahwa sumber daya manusia yang berkualitas harus
dipersiapkan sejak usia dini. Adanya sumber daya manusia yang berkualitas
dapat menj adi aset bangsa yang menguntungkan.
Persiapan yang harus dilakukan dalam rangka mengembangkan sumber daya
manusia ini di awali dengan pemahaman tentang proses tumbuh dan berkembangnya
seorang manusia, mengetahui faktor - faktor yang mempengaruhi proses tumb uh
kembang tadi, dan bagaimana cara mengembangkan aspek - aspek itu agar seluruh
potensinya dapat berkembang secara optimal.
Seperti telah diketahui masa tumbuh kembang anak pada usia 0 5 tahun
merupakan Masa Keemasan (Golden Age), masa dimana pertumbuhan dan
perkembangan yang terjadi pada rentang usia tersebut akan menjadi fondasi bagi
anak akan menentukan akan menjadi apa kelak di kemudian hari.
Namun perlu diingat bahwa setiap anak itu adalah unik. Anak akan tumbuh,
berkembang mengikuti pola yang sudah dapat diperkirakan namun dengan cara
belajar dan kecepatan yang berbeda bila dibandingkan dengan anak yang seusianya.
Oleh karena itu orangtua atau guru harus dapat dengan jeli melihat kesiapan anak
untuk distimulasi agar memperoleh keterampilan baru dan dapat tumbuh dan
berkembang secara optimal.
a. Pengertian Pertumbuhan Perkembang anak usia dini
Pada dasarnya ada dua proses perkembangan yang saling bertentangan yang
terjadi secara serempak selama kehidupan, yaitu pertumbuhan atau evolusi dan
kemunduran atau involusi. Dalam tahun-tahun pertama pertumbuhan berperan,
sekalipun perubahan-perubahan yang bersifat kemunduran terjadi semenjak
kehidupan janin. Pada bagian kehidupan selanjutnya, kemunduran yang berperan
sekalipun pertumbuhan tidak berhenti rambut tumbuh terus dan sel-sel terus menerus
berganti.
1) Definisi Pertumbuhan,
Pertumbuhan (growth) sering dicampur baurkan dengan perkembangan
(development). Walaupun kedua istilah tersebut nampaknya mempunyai gejala yang
sama yaitu perubahan tetapi pada kenyataannya berbeda. Pertumbuhan (growth)
digambarkan sebagai perubahan yang menyangkut segi kuantitatif, perubahan besar,
jumlah, ukuran organ, sebagai contoh adalah peningkatan dalam ukuran struktur fisik,
disini terjadi perubahan menjadi besar, sehingga ukuran berubah; tidak hanya
menyangkut segi fisik yang nampak saja tetapi juga jorgan-jorgan didalam dirinya.
Keadaan perubahan ini biasanya dapat diamati melalui penimbangan, pengukuran
berat badan, lingkaran kepala anak.
Pertumbuhan berkaitan de ngan masalah perubahan dalam besar, jumlah,
ukuran organ atau individu dan hal ini dapat diukur melalui ukuran berat,
ukuran panjang, besar lingkaran kepala. Semua hal ini memerlukan proses
pemantauan yang tepat.
Adapun cirri-ciri pertumbuhan adalah sebagai berikut :
a). Merupakan perubahan yang dapat diukur secara kuantitatif
b). Mengikuti perjalanan waktu
c). Dalam keadaan normal, setiap anak memiliki pertumbuhan tertentu.
Manusia tidak pernah statis, semenjak pembuahan hingga ajal selalu terjadi
perubahan, baik dalam kemampuan fisik maupun kemampuan psikologis. Piaget
menjelaskan bahwa struktur itu "tidak pernah statis dan sudah ada semenjak
awal." Dengan perkataan lain, organisme yang matang selalu mengalami
pembuahan yang progresif sebagai tanggapan terhadap kondisi yang bersifat
peng-alaman dan perubahan-perubahan itu mengakibatkan jaringan interaksi
yang majemuk.
Berbagai perubahan dalam perkembangan bertujuan untuk memungkinkan orang
menyesuaikan diri dengan lingkungan di mana ia hidup. Untuk mencapai tujuan ini, maka
realisasi diri atau yang biasanya disebut "aktualisasi diri" sangat penting. Namun tujuan
perkembangan tidak.pernah statis. Tujuan dapat dianggap sebagai suatu dorongan untuk
melakukan sesuatu yang tepat untuk dilakukan, untuk menjadi manusia seperti yang
diinginkan baik secara fisik maupun psikologis.
Bagaimana manusia mengungkapkan dorongan ini bergantung pada kemampuanbawaan dan
latihan yang diperoleh tidak hanya selama masa anak-anak
tetapi juga saat usianya meningkat dan sampai pada saat ia menjumpai tekanan-tekanan
yang lebih besar untuk menyesuaikan diri dengan harapan-harapan masyarakat. Realisasi
diri memainkan peranan penting dalam kesehatan jiwa. Oleh karena itu, orang yang
berhasil menyesuaikan diri dengan baik secara pribadi dan sosial harus mempunyai
kesempatan untuk mengungkapkan minat dan, pada saat yang sama, harus
menyesuaikan dengan standar-standar yang diterima. Kurangnya kesempatan ini akan
menimbulkan kekecewaan dan sikap-sikap negatif terhadap orang
lain, dan terhadap kehidupan pada umumnya.
Penelitian tentang perubahan dalam perkembangan selama masa anak-anak telah
dilakukan secara luas dan mendalam. Satu rangsangan yang penting terhadap
perubahan-perubahan perkembangan telah menjadi bahan perdebatan antara pengaruh
bawaan dan lingkungan yang telah berlangsung puluhan tahun. Seberapa penting proses
kematangan yang berdasarkan pada faktor-faktor genetik memainkan peranan dalam
menghasilkan perubahan-perubahan perkembangan bila dibandingkan dengan tekanantekanan dan
pengalaman-pengalaman lingkungan yang telah menjadi pusat perhatian,
dan banyak riset sudah dilakukan untuk mencoba mencari penyelesaian yang
memuaskan terhadap perdebatan ini.
Walaupun selalu terjadi perubahan-perubahan yang sifatnya fisik atau psikologis,
banyak orang tidak sepenuhnya menyadarinya kecuali apabila perubahan-perubahan itu
terjadi secara mendadak atau jelas mempengaruhi pola kehidupan mereka. Perubahan-perubahan
pada usia lanjut misalnya, biasanya terjadi jauh lebih lambat dari pada perubahan-perubahan pada
anak-anak atau remaja. Meskipun demikian, perubahan-perubahan itu tetap memerlukan
penyesuaian-penyesuaian kembali dari pihak individu.
Akan tetapi, bila individu-individu itu secara relatif dapat memperlambat penyesuaian-penyesuaian
tersebut, mereka sendiri atau orang lain mungkin tidak menyadari perubahan-perubahan itu.
Pada sisi lain, jika perubahan-perubahan itu cepat, maka individu maupun orangorang lain
akan menyadari sepenuhnya. Kebanyakan orang cenderung beranggapan
bahwa masa lalu adalah lebih baik ketimbang masa kini. Sekalipun kebanyakan anak-anak
mengejar saat mereka menjadi "remaja belasan tahun" namun setelah tiba saatnya
seringkali mereka rnerindukan kembali masa anak-anak yang penuh dengan keriangan.
Sama halnya dengan orang yang mendambakan pensiun, apabila saat hak pensiun tiba
maka mereka berharap untuk kembali ke tahun-tahun sebelumnya dimana kebiasan dan
wibawa mereka di akui oleh kelompok sosial.
2) Definisi Perkembangan
Perkembangan (development ) adalah bertambahnya kemampuan (skill)
dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur
dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan. Peristiwa
perkembangan ini biasanya berkaitan dengan masalah psikologis seperti
kemampuan gerak kasar dan halus, intele ktual, sosial dan emosional.
Gambar di atas merupakan ilustrasi bagaimana proses berkembang itu
terjadi, diawali dari bayi baru lahir dengan kondisi kemampuan untuk telentang
saja dengan bertambahnya usia serta matangnya otot -otot tubuhnya ia mulai
dapat tengkurap sendiri kemudian ia akan dapat duduk sendiri dan mulai berdiri
setelah cukup kuat ia akan mulai berjalan dan akhirnya berlari. Untuk
memudahkan orangtua atau guru memantau perkembangan seorang anak maka
dapat dilihat melalui grafik gambar perk embangan anak seperti di bawah ini.
Fakta-fakta yang penting tentang perkembangan
a). Dasar permulaan adalah kritis
b). Peran kemantangan dan belajar sangat penting
c). Perkembangan mengikuti pola yang tertentu dan dapat diramalkan
d). Semua individu berbeda
e). Perkembangan dibantu rangsangan
Perkembangan merupakan serangkaian perubahan progresif yang terjadi
sebagai akibat dari proses kematangan dan pengalaman. Seperti yang dikatakan
oleh Van den Daele "perkembangan adalah perubahan secara kualitatif
Perkembangan bukan sekedar penambahan berat badan dan tinggi badan seseorang
atau peningkatan kemampuan seseorang, melainkan suatu proses.
Perkembangan (development), merupakan bertambahnya kemampuan (skill)
dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang aturan dan
dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan, berkaitan dengan aspek
kemampuan gerak, intelektual, sosial dan emosional.
Maka perlu diingat bahwa usia bukanlah suatu penyebab dari perubahan
tingkah laku, melainkan suatu indeks, dimana suatu proses psikologi tertentu dapat
terjadi. Proses- proses psikologi ini meliputi proses kematangan, proses fisiologis
dan pengalaman memang berubah seiring dengan pertambahan usia, namun hanya
semata- mata karena memerlukan waktu untuk munculnya. Dengan kata lain,
perkembangan bukan karena bertambah usianya, melainkan berkenaan dengan
variabel- variabel yang membatasi sifat perubahan tinggi. Walaupun
perkembangan itu berkesinambungan, seperti yang dikatakan Bower, bahwa
perkembangan itu merupakan proses siklik dengan berkembangnya kemampuankemampuan dan
kemudian menghilang, dan yang akan muncul kembali pada usia
berikutnya.
Perkembangan bukan berkesinambungan dalam arti senantiasa meningkat, tetapi
merupakan serangkaian gelombang dengan seluruh bagian perkembangan yang terjadi
lagi secara berulang. Misalnya, bayi yang baru lahir dapat berjalan kalau dituntun,
kernudian kebisaan ini menghilang dan hanya akan muncul Iagi pada usia delapan atau
sepuluh bulan. Selanjutnya dikatakan bahwa pelbagai penjelasan mengenai "proses
pengulangan dalam perkembangan ini kelihatannya berbeda-beda tergantung pada
pengulangan tertentu mana yang akan dijelaskan. Namun dari semua penjelasan itu ada
kesamaannya yakni bahwa kesemuanya mempertahankan anggapan bahwa
pertumbuhan psikologis meskipun kelihatan terbalik tumbuhnya merupakan proses yang
berkesinambungan dan bersifat tambahan".Apabila terjadi regresi pada tingkat usia
muda, biasanya ada sebabnya, seperti regresi ke arah perilaku yang aneh yang terjadi
bersamaan dengan pertumbuhan yang cepat pada tingkatan usia pubertas.
Di dalam sistem yang kompleks ini terdapat hierarki dalam perkembangan serta
kaidah-kaidah perkembangan yang akan mengarahkan perkembangan individu.
Perkembangan dimulai dari fungsi-fungsi dalam kehidupan biologis, menyusul fungsi-fungsi
untuk kehidupan psikis, kemudian fungsi -fungsi kehidupan rohaniah.Demikian juga
dalam batas-batas masing-masing lingkungan kehidupan itu. Anak dalam
perkembangannya sebagai makhluk yang berefleks sensomotoris menuju ke rnanusia
yang berpikir dan bertindak sendiri.
Perkembangan terjadi pada tempo-tempo yang berlainan untuk berbagai
macam bagian tubuh. Fase-fase perkembangan mental dan fisik yang berbedabeda
terjadi menurut temponya sendiri-sendiri dan mencapai kematangannya pada waktu
yang berbeda-beda. Sebagai contoh adalah pada bayi yang bar u dilahirkan fungsi-fungsi yang
esensial telah ada. Dalam fase -fase berikutnya perkembangan fungsifungsi itu tidak sejajar.
Tiap -tiap kali ada fungsi yang pada suatu saat memainkan
peranan kecil, dengan sekonyong-konyong muncul ke depan dan untuk beberapa lama
menjadi dominan. Hal tersebut sering kali terjadi pada waktu anak belajar berjalan,
tidak terdapat kemajuan dalam kemampuannya berbicara, karena usahanya untuk
menguasai teknik berjalan menuntut seluruh encrgi anak itu.
Demikian pula kemampuan mental berkembang menurut tempo yang
berbeda dan mencapai kematangannya pada umur yang berbeda pula. Imajinasi kreatif
berkembang dengan cepat pada masa kanak -kanak dan mencapai puncaknya pada
masa remaja. Berpikir sebaliknya berlangsung menurut tempo yang agak lambat.
Fungsi-fungsi yang lebih tinggi berkembang kemudian dan memcrlukan waktu lebih
lama dalam perkembangannya serta berdeferensiasi sangat lambat daripada fungsi fungsi yang lebih
rendah.
Perkembangan bersifat kontinu. Oleh karena perkembangan berlangsung
terus-menerus, maka apa yang terjadi pada suatu tahap akan mempengaruhi tahap-tahap berikutnya.
Umpamanya kekurangan gizi pada masa kanak-kanak akan merugikan
bagi perkembangan jasmaniah maupun rohaniah. Ketegangan emosional yang
disebabkan oleh keadaan lingkungan rumah tangga yang kurang sehat akan membekas
dalam perkembangan pribadi anak.
Sifat-sifat bersangkut-paut salt, sama lainnya dalam perkembangan. Anak yang
perkembangan intelektualnya di atas rata -rata pada umumnya memiliki sifat-sifat
lain yang juga di atas rata -rata. Anak yang mempunyai intelegensi yang tinggi pada
umumnya lebih cepat matang secara seksual, demikian pula anak yang rendah
intelegensinya lambat pula mencapai kematangan seksual.
Perkembangan mengikuti suatu pola tertentu. Perkembangan tidak terjadi begitu
saja, tetapi terjadi secara teratur mengikuti pola tertentu. Setiap anak berkembang
menurut polanya sendiri yang unik atau khas bagi dirinya, akan tetapi pola yang unik
itu hanya merupakan variasi dari dasar yang umum. Pola tingkah laku individu yang satu
berbeda dengan pola tingkah laku ind ividu yang lain. Lingkungan tempat anak
dibesarkan membatasi perkembangan kepribadiannya, memupuk perkembangan
pola tingkah laku tertentu, di pihak lain, merintangi pola yang lain, sesuai dengan
tuntutan masyarakat. Di samping adanya kesamaan sifat dan ciri-ciri yang terdapat pada
anggota masyarakat itu, terdapat pula perbedaan-perbedaan pada individu-individu
dalam masyarakat tersebut.
Pada umumnya setiap anak melalui setiap taraf perkembangan yang penting
dengan wajar. Waktu yang diperlukan untuk melengk api karakteristik
perkembangan pada setiap tahap adalah berbeda bagi setiap individu, akan tetapi
pada umumnya perkembangan mencapai kesempurnaannya pada usia 21 tahun.
Kepribadian anak berkembang melalui suatu proses yang kontinu dari reorganisasi
dan integrasi pola tingkah laku baru ke dalam seluruh sistem kepribadiannya. Anak
yang hari ini hanya mengenal dunia keluarganya, esok akan menghadapi dunia
yang berisikan guru - guru dan teman sekelasnya, kemudian akan berkecimpung
dalam dunia masyarakat yang komp leks.
Anak tersebut bergerak melalui pergaulan-pergaulan yang beraneka ragam,
belajar memberikan respons terhadap lingkungannya, mempelajari cara baru dalam
bertingkah laku dan cara baru dalam memberikan respons. Ia akan mengubah
persepsinya terhadap dunia, memperbaiki sikap dan perasaannya terhadap manusia
dan benda dalam lingkungannya, dan akhirnya menginte grasikan segala sesuatu itu ke
dalam konsepsinya mengenal dirinya dan lingkungannya.
2) Konsep Dasar Seni
Pengertian seni bagi anak usia dini pada dasarnya adalah permainan yang memberikan kesenangan
batin (rohani) , baik bagi yang berkarya seni maupun bagi yang menikmatinya. Para pendidik harus
memperhatikan kegiatan bermain yang dilakukan anak anak, karena permainan merupakan kegiatan
jasmani dan rohani yang dapat membentuk sebagian besar perkembangan kepribadian anak, misalnya
sikap mental, emosional, kreativitas, estetika, sosial dan fisik.
Pertama kali anak melakukan kegiatan seni senantiasa diawali dengan kegiatan meniru orang dewasa.
Dalam melakukan kegiatan kesenian, tidak selalu anak dilatar belakangi dengan semangat
berkesenian, melainkan lebih didorong oleh bagian dari permainan. Dengan demikian, pada umumnya
anak yang normal pada usia-usia tertentu suka sekali menggambar. Kepuasan bagi anak berbeda
maknanya dengan kepuasan bagi orang dewasa. Anak-anak mampu mengungkapkan emosinya tanpa
batas ke dalam bentuk yang indah terutama terdapat pada anak-anak yang menjalani perkembangan
normal hingga batas usia tertentu.
Karya Seni Rupa Bagi Anak-Anak adalah:
1. Seni sebagai media bermain
a. Bermain majinasi
b. Permainan ide
c. Permainan fisik
2. Seni sebagai Media Berkomunikasi
Tidak setiap anak mempunyai perkembangan bicara dan mengutarakan pendapatnya secara lisan, oleh
karenanya gambar dapat digunakan sebagai alat untuk mengutarakan pendapat.
3. Seni sebagai Ungkapan Rasa
Jika diamati cara kerja anak ketika menggambar, terdapat 2 gerakan, pertama mengambar dengan
spontan, kedua anak menggambar dengan tenang.
4. Seni untuk Mengutarakan Ide, Gagasan, dan Angan-angan
Keterbatasan kata-kata membuat perasaan anak semakin sesak karena keinginannya mengutarakan
pendapat tidak diketahui orang lain. Symbol yang muncul dari pikran anak ini ternyata mempunyai
arti yang sangat kompleks mulai keinginan sesuatu, gagasan serta angan-angaan yang meluap atas
benda pujaannya.
3) Pembelajaran Nilai Agama
Menurut Alquran, pertumbuhan dan perkembangan manusia memiliki pola umum
yang dapat diterapkan pada manusia, meskipun terdapat perbedaan individual. Pola yang
terjadi adalah bahwa setiap individu tumbuh dari keadaan yang lemah menuju keadaan
yang kuat dan kemudian kembali melemah. Dengan kata lain, pertumbuhan dan
perkembangan, sesuai dengan hukum alam, ada kenaikan dan penurunan. Ketika
seseorang secara berangsur- angsur mencapai puncak perkembangannya, baik fisik
maupun kognitif, dia mulai menurun berangsur- angsur. Alquran menyatakan sebagai
berikut:
Artinya : Allah, Dialah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudian Dia
menjadikan (kamu) sesudah keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian Dia menjadikan
(kamu) sesudah kuat itu lemah (kembali) dan beruban. Dia menciptakan apa yang
dikehendakiNya dan Dialah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa. (QS Al-Rum [30]:
54)
Artinya : Allah menciptakan kamu, kemudian mewafatkan kamu, dan di antara kamu ada
yang dikembalikan pada umur yang paling lemah (pikun), supaya dia tidak mengetahui
segala sesuatupun yang pernah diketahuinya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui
lagi Maha Bijaksana. (QS Al-Nahl [16]: 70)
Dengan demikian, terlihat bahwa pola yang disebutkan dalam ayat ini dapat
diterapkan pada semua manusia. Semua manusia diciptakan dalam keadaan lemah. Hal
ini mengacu pada tahap pertama penciptaan manusia di dalam rahim sampai persalinan.
Manusia sangat lemah dalam tahap awal ini, baik secara fisik maupun mental. Lemahnya
manusia pada awal kehidupan ini juga mencakup pada lemahnya keadaan mental
seseorang, sebagaimana dinyatakan berikut ini:
Artinya : Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak
mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati,
agar kamu bersyukur. (QS Al-Nahl [16]: 78)
Dalam ayat- ayat lainnya dinyatakan dengan jelas pola keadaan lemah merupakan
karakter pertama dari seluruh awal kehidupan manusia, dan kemudian menguat dalam
perkembangan selanjutnya. Misalnya:
Artinya : Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu
bapaknya: ibunya mengandungnya dengan keadaan susah payah, dan melahirkannya
dengan susah payah (pula), mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh
bulan. Sehingga apabila dia telah dewasa (usia dengan kekuatan penuh) dan umurnya
sampai empat puluh tahun ia akan berdoa: "Ya Tuhanku. Tunjukilah untuk mensyukuri
nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku... (QS AlAhqaf
[46]:15).
Deduksi analogik yang dapat dibuat dari ayat ini adalah masing- masing kehidupan
manusia dimulai dengan keadaan lemah, berangsur- angsur mencapai puncak kekuatan,
dan kemudian berangsur- angsur menurun, seperti yang terkandung pada ayat
sebelumnya. Penurunan merupakan dimensi kedua dari keadaan lemah yang menandai
kehidupan mansuia pada akhir kehidupannya. Hal ini juga dinyatakan dalam ayat ini dan
ayat- ayat lain sebelumnya. Pola ini terlihat berlaku umum pada semua nanusia seharihari.
Prinsip ini, harus dicatat, tidak menghilangkan fakta perbedaan individual. Artinya,
walaupun pola ini terjadi pada setiap manusia, selalu ada sejumlah perbedaan antar
individu dalam hal variabel dan proses perkembangan spesifik. Sebagai gambaran, dapat
dilihat dua orang kembar identik yang lahir pada saat bersamaan. Prinsip ini dapat
diterapkan pada keduanya dalam pengertian mereka lahir tidak berdaya, lemah, manusia
yang masih kecil, dan kemudian keduanya berangsur- angsur tumbuh dan memperoleh
kekuatan. Namun, yang satu dapat saja memiliki kulit yang lebih gelap daripada yang
lainnya. Atau, yang satu mungkin lebih gemuk, sementara yang lain lebih kurus. Hal ini
merupakan bentuk perbedaan individual. Namun, hal ini tidak dapat menghilangkan fakta
adanya prinsip pola perkembangan yang bersifat umum, walaupun tetap terdapat fakta
perbedaan individual.
4) Karakteristik Perkembangan Anak Usia Dini
Anak lahir membawa potensi dan berwujud fisik maupun non fisik;
berupa qalb, akal, emosi, dan beragam kecerdasan. Dalam perjalanan waktu,
setiap potensi yang dibawa oleh anak-anak akan mengalami dua
kemungkinan, yaitu tumbuh dan berkembang atau sebaliknya. Di antara
tahapan perkembangan, pada umumnya, para ahli menyatakan bahwa masa
kanak-kanak merupakan masa terpenting dalam rentang kehidupan
manusia, masa yang sangat signifikan bagi tahap-tahap pertumbuhan dan
perkembangan selanjutnya.
Masa usia dini merupakan masa yang sangat fundamental bagi
perkembangan seorang anak, dimana pada masa ini proses perkembangan berjalan
dengan pesat. Montessori dalam Hainstock (1999: 10-11), mengatakan bahwa
masa ini merupakan periode sensitif (sensitive periods), karena selama masa
inilah anak secara khusus mudah menerima stimulus-stimulus dari lingkungannya.
Pada masa ini anak siap melakukan berbagai kegiatan dalam rangka
memahami dan menguasai lingkungannya. Selanjutnya Montessori menyatakan
bahwa usia keemasan di mana anak mulai peka untuk menerima berbagai stimulasi
dan berbagai upaya pendidikan dari lingkungannya baik disengaja maupun tidak
disengaja. Pada masa peka inilah terjadi pematangan fungsi-fungsi fisik dan psikis
sehingga anak siap merespon dan mewujudkan semua tugas-tugas
perkembangan yang diharapkan muncul pada pola perilakunya sehari-hari
(Hainstock, 1999).
Proses perkembangan pada masa usia dini, berjalan dengan pesat.
Pemahaman perkembangan pada seorang anak pada dasarnya merupakan upaya
melihat dan memahami perubahan - perubahan yang telah, sedang, dan terus
terjadi. Setiap anak manusia akan berkembang dari sejak bayi, kanak-kanak, remaja,
hingga dewasa dengan kondisi yang berbeda satu sama lainnya. Hal ini
menunjukkan bahwa tanpa terasa perlahan tapi pasti perubahan itu terus terjadi,
ke arah yang lebih besar , lebih tinggi, lebih tahu, lebih pintar , dan lebih segala
sesuatunya dibandingkan dengan masa-masa sebelumnya. Perubahan-perubahan
seperti itulah yang dinamakan perkembangan.
Perkembangan merupakan suatu proses yang progresif, yang terus maju
dan tidak mundur , tidak kembali pada perkembangan semula, berkesinambungan,
tidak statis, sejak lahir hingga ia mati. Perkembangan adalah hasil dari interaksi
antara perubahan, pematangan, dan pengalaman (observasi yang intensif atas
ketiga anaknya sendiri meyakinkan dirinya bahwa anak adalah organisme aktif yang
mencari stimulasi dan menyusun pengalaman mereka sendiri tanpa instruksi atau
pemrograman langsung dari lingkungan). Perkembangn berarti adanya perubahan
dalam berbagai aspek (kognitif, sosial, fisik, dan emosi).
Para ahli teori perkembangan sependapat bahwa masa usia dini merupakan
the golden age (masa emas) yang hanya datang sekali dan tidak dapat diulang.
Dengan semakin banyaknya dukungan hasil penelitian yang membuktikan bahwa
perkembangan yang terjadi di masa awal cenderung permanen dan mempengaruhi
sikap dari perilaku anak sepanjang hidupnya, maka semakin memperkuat
argumentasi mengapa pendidikan dini menjadi sangat penting. Oleh karena itu,
upaya menyiapkan sumber daya manusia unggul harus dimulai sejak masa
tersebut, bahkan sejak pralahir , karena pembentukan organ tubuh termasuk
otak terjadi sejak 10-12 minggu setelah peristiwa pembuahan.
Pada masa perkembangan kita mengenal apa yang dikatakan oleh Havighurst
sebagai tugas-tugas perkembangan (development task). Ia mendefiniskan
development task sebagai berikut: A developmental task is a task which arises at
or about a certain period in the life of the indi vidual, successful achievement of
which leads to happiness and to success with later tasks, while failure leads to
unhappiness in the individual, disapproval by society , and difficulty with later tasks
(Slee & Shut, 2003: 56).
Senada dengan Havighurst, Bruce mengatakan: Child development is an
essensial subject of study for everyone who works with young children (Bruce &
Meggitt, 2005: 24). Dengan demikian, pemahaman perkembangan pada seorang
anak pada dasarnya merupakan upaya melihat dan memahami perubahanperubahan yang
telah, sedang, dan terus terjadi.
Setiap anak manusia akan berkembang dari sejak bayi, kanak- kanak, remaja,
hingga dewasa dengan kondisi yang berbeda satu sama lainnya. Sebagaimana
diungkapkan oleh Baraja: Perkembangan merupakan suatu proses yang progressif,
yang terus maju dan tidak mundur , tidak kembali pada perkembangan semula,
berkesinambungan, tidak statis, sejak lahir hingga ia mati (Baraja, 2008: 6).
Hal ini bermakna bahwa tanpa terasa perlahan tapi pasti perubahan itu terus
terjadi, ke arah yang lebih besar , lebih tinggi, lebih tahu, lebih pintar , dan lebih
segala sesuatunya dibandingkan dengan masa-masa sebelumnya. Perubahanperubahan seperti
itulah yang dinamakan perkembangan.
Perhatian terhadap tumbuh kembang anak, bermula sejak akhir abad ke 17
ketika seorang filsuf Inggris terkenal John Lock (1632-1704) mengemukakan
teorinya yang sangat terkenal dengan istilah tabularasa , bahwa pengalaman dan
pendidikan bagi anak merupakan faktor yang paling menentukan dalam
perkembangan anak.
Sementara pandangan lain yang dikemukakan oleh JJ Rousseau (1712-1778),
seorang filsuf Perancis pada abad ke 18, bahwa anak ketika dilahirkan sudah
membawa segi-segi moral. Rousseau mengemukakan istilah Noble Savage untuk
menerangkan segi moral ini, yakni hal- hal mengenai baik atau buruk, benar
atau salah, yang diperoleh dari kelahiran seseorang. Rousseau meyakini bahwa
anak akan mengembangkan potensinya bila berada dalam lingkungan yang cocok,
sebaliknya perkembangannya akan berjalan lambat jika lingkungannya tidak sesuai.
Bloom, dalam penelitiannya mengungkapkan bahwa perkembangan
intelektual anak terjadi sangat pesat pada tahun-tahun awal kehidupan anak.
Sekitar 50% variabilitas kecerdasan orang dewasa sudah terjadi ketika anak
berusia empat tahun. Peningkatan 30% berikutnya terjadi pada usia delapan
tahun, dan 20% sisanya pada pertengahan atau akhir dasawarsa kedua. Ini berarti
bahwa perkembangan yang terjadi pada usia 0-4 tahun sama besarnya dengan
perkembangan yang terjadi pada usia empat tahun hingga 15-20 tahun.
Dalam kaitan ini, Bloom mengatakan bahwa empat tahun pertama
merupakan kurun waktu yang sangat peka terhadap kaya miskinnya lingkungan
akan stimulasi. Dalam kurun waktu tersebut, perbedaan kecerdasan pada anak
yang lingkungannya kaya akan stimulasi dengan anak yang berada di lingkungan
yang miskin stimulasi mencapai sekitar 10 unit IQ.
Selanjutnya perbedaan sekitar enam unit IQ terjadi pada usia 4-8 tahun.
Berdasarkan hasil penelitian di atas, maka tidaklah berlebihan apabila para ahli
menyebut periode perkembangan pada masa kanak- kanak sebagai masa emas
yang hanya terjadi satu kali dalam kehidupan manusia dan tidak bisa ditunda
waktunya. Maka upaya pendidikan dini sebagai bentuk stimulasi psikososial menjadi
hal yang sangat penting. Jamaris (2006: 19), mengungkapkan bahwa perkembangan
merupakan suatu proses yang bersifat kumulatif, artinya perkembangan terdahulu
akan menjadi dasar bagi perkembangan berikutnya. Oleh karena itu apabila
terjadi hambatan pada perkembangan terdahulu maka perkembangan
selanjutnya cenderung akan mendapat hambatan. Sedangkan dalam istiah
Santrock (1997: 11), perkembangan adalah seumur hidup.
Perkembangan sebagai sesuatu yang pasti terjadi pada setiap manusia
(khususnya) perkembangan sebelumnya menjadi dasar untuk perkembangan
berikutnya. Pada Buku Pedoman Deteksi dini Tumbuh Kembang Balita (1992: 2),
dikatakan bahwa perkembangan yang dialami anak merupakan rangkaian
perubahan yang teratur dari satu tahap perkembangan ke tahap perkembangan
berikutnya yang berlaku secara umum.
Hurlock juga menyebut perkembangan berarti serangkaian perubahan
progressif yang terjadi sebagai akibat dari proses kematangan dan pengalaman
(Hurlock, 2000: 3). Piaget dalam Paul Henry Mussen dkk. (1994: 18), menyatakan
bahwa perkembangan adalah hasil dari interaksi antara perubahan pematangan
dan pengalaman (observasi yang intensif atas ketiga anaknya sendiri
meyakinkan dirinya bahwa anak adalah organisme aktif yang mencari stimulasi
dan menyusun pengalaman mereka sendiri tanpa instruksi atau pemrograman
langsung dari lingkungan).
Piaget meyakini bahwa penciptaan pengetahuan oleh anak terjadi lewat
interaksi mereka dengan lingkungannya. A nak-anak tidak bersikap pasif dalam
menerima hal baru (pengetahuan), mereka secara aktif mengorganisasikan apa
yang mereka pelajari lewat pengalamannya ke dalam susunan mental/jiw a. Dalam
hal ini maka muncul konsepnya tentang proses pemikiran anak-anak yang meliputi:
assimila-tion, accommodation (penyesuaian), dan equilibrium (keseimbangan).
Dengan demikian, maka perkembangan adalah suatu keharusan bagi setiap orang,
untuk penyesuaian dirinya terhadap lingkungan dimana ia hidup. Untuk mencapai
keadaan itu, maka setiap orang semestinya memiliki dorongan-dorongan untuk
merealisasikan dirinya, baik secara fisik maupun psikologis, dan apa yang dapat
dilakukan oleh setiap orang (mulai anak, remaja, dewasa, hingga tua) tentunya akan
sangat tergan- tung pada kemampuan-kemampuan dari bawaannya dan
pendidikan serta latihan yang pernah ia dapatkan.
Dalam kaitan dengan perkembangan secara utuh pada setiap anak,
diungkapkan oleh Bruce bahwa proses perkembangan anak adalah mer- upakan
sesuatu yang utuh, yang antarbagian saling berhubungan dan mempengaruhi,
atau yang disebut dengan istilah PILESS; Physical deve- lopment, Intellectual
development, Language development, Emotional development, Social development,
dan Spritual development (Bruce & Meggitt, 2005: 25). Areas of Development Child
development may be di- veded into four areas, social emosional, physical, cognitiv e,
and langua- ge. Black dkk. dalam Sujud (1998: 9), menyatakan bahwa perkembangan
anak usia dini meliputi aspek fisik dan motorik, aspek psikososial, aspek kognitif, dan
aspek bahasa.
Demikian Fauzia Aswin juga membagi empat area perkembangan:
Perkembangan fisik/motorik, perkembangan sosio-emosional, per- kembangan
kognitif, dan perkembangan bahasa (Fauzia, 1996: 28).
KARAKTERISTIK ANAK USIA 0 6 TAHUN
USIA FISIK SOSIAL EMOSIONAL KOGNITIF
USI
FISIK SOSIAL EMOSIONAL KOGNITIF
A
USI Mengenda Tidak berdaya secara Merupak
A 0- likan otot Asosial umum an tahap hilang
1 mata Makan dibantu orang masih suka dari pandangan,
TH Mengguna lain tegang hilang dari
kan Memperhatikan dan Ada fikiran (object
seluruh tersenyum pada senyuman di performance)
pancainder wajah yang wajahTidak Rasa
anya dikenalnya nyaman ingin tahu yang
Mengangk Senang diayun Senang di sangat terhadap
at kepala Mengenali ibunya peluk- peluk segala sesuatu
ketika Mengenali orang Terbangun yang dapat
ditengkura yang dikenalnya dan kelekatan dilihatnya.
pkan orang asing emosional Menangis
Mengenda Tersenyum dengan yang khas dengan Membentu
likan tujuan ibunya k
gerakan Mengharapkan diberi Memprote sepatah kalimat
kepala dan makan, dimandikan s Mengelu
lengan dan diberi pakaian jika arkan suara suara
Telentang Senang bermain ciluk dipisahkan untuk mencari
dan ba dari ibu perhatian
tengkurap Merespon jika Rasa Tertarik
sendiri dipanggil namanya marah pada gambar
Menggeng Melambaikan tangan Rasa cinta gambar berwarna,
gam Mengerti kata Takut pada musik dan
Mengenda tidak! orang asing nyanyian
likan leher Memberi & Muncul Dapat
dan tangan menerima rasa mengucapkan
Duduk Sesuatu ingin tahu satu
Merangka Mengekspl kata, seperti
k orasi mama
Berdiri lingkungan dandada
Berjalan
USI Berjalan Bermain soliter Sangat Mulai
A2 dgn baik Bergantung pada selfcentered berkatakata
TH Naik turun petunjuk orang Mulai Membuat
tangga dewasa mengerti kalimat
sendiri Bermain dgn tentang sederhana terdiri
Mandiri boneka identitas diri dari 2 kata
untuk Bisa menunjuk dan Memiliki
toileting dirinya jika dipanggil kepemilikan kosa kata 272
Bisa Namanya Posesif kata
menggunakan Belum matang secara Sering Memaham
sendok & garpu sosial berlaku negatif i
Membalik Bisa melaksanakan Sering pengarahan
halaman buku perintah sederhana Frustrasi sederhana
Menendan Belum Bisa
g bola memilki meng identifikasi
Berusaha kemampuan untuk gambar sederhana
untuk memilih Senang
memakai Menyenan lihat lihat
baju gi bukubuku
sendiri pelukan, belaian Rentang
Membang Tidak perhatian masih
un gampang berubah rendah
menara dari 6 Mulai Memaink
balok Mandiri an puzzle
Lebih sederhana
responsif terhadap
humor dan
gangguan
daripada thdp
disiplin dan
penjelasan
Usia Sudah bisa Bermain paralel Senang Menyebu
3 th berlari dgn baik Menikmati untuk tkan
Melangka kebersamaan dgn ditenangkan kalimat
h dgn orang lain Bersikap pendek
berirama Menunggu giliran santai Memiliki
Bisa Mengenali jenis Menangga kosa kata 896
berdiri kelaminnya pi kata
satu Kaki Menikmati perubahan Perkemba
Mengenda permainan lebih tenang ngan
rai berkelompok yang Merasa Komunikasisanga
sepeda roda 3 tidak memerlukan lebih t
Menirukan keterampilan khusus aman pesat
gerakan tapi sebentar Rasa Menyamp
Menyilang Merespon terhadap kepemilikan aikan
Sudah arahan yang sifatnya lebih tinggi cerita
mampu verbal Mulai sederhana
makan sendiri senang Hasil
Mengguna menjelajah pemikiran
kan Menikmati disampai
kaos kaki dan Music kan melalui kata-
sepatu kata
Melepas Ingin
& memahami
mengancingkan lingkungan
baju Menjawab
Membang Pertanyaan
un Berimajin
menara dari 10 asi
balok Bisa
Menuang menyanyikan
air dari beberapa lagu
Teko anakanak
Usia Bisa Bermain kooperatif Yakin Sudah
4th engklek Menikmati ditemani terhadap diri bisa membuat
Menggam anak lain Bertingka kalimat secara
bar Senang berlaku h lengkap terdiri
orang sosial laku agak dari 4 kata
Mulai Bisa bermain games keluar batas Memiliki
menggunting dgn sederhana Seringkal kosa kata 1540
gunting Talkative i kata
Terampil negatif
Dapat Kadangka Terusterus
membasuh dang an
& mengeringkan menentang bertanya
wajah Suka Belajar
Bisa mengetest untuk
menggunakan diri sendiri menggeneralisasi
pakaian sendiri Ingin Sangat
kecuali diberi imajinatif
menalikan Kebebasan Bermain
pita drama
Melempar menggam
bola bar
Keinginan obyek yang bisa
bergerak tinggi dikenali
Usia Bisa Bermain kooperatif Percaya Memiliki
5th melompat tingkat tinggi diri kosa kata
dan meloncat Punya teman akrab Stabil 2,072
Berpakaia Sangat terorganisir Bisa kata
n Menikmati menyesuaikan diri Bercerita
sendiri permainan dgn dongeng
Memiliki meja yang baik yang
keseimbangan yg menggunakan aturan Senang panjang
baik giliran mengasosiasi Menjalan
Gerakan Masuk sekolah kan dengan kan
otot- otot Merasa bangga dengan ibu arahan
lebih lancar apa yang di milikinya Kapabel dgn baik
Mengenda Bersemangat untuk Punya kritik Membac
rai mengambil suatu diri a
mobil- mobil an tanggungjawab Menikma namanya
& ti sendiri
skuter tanggungjawab Bisa
Menuliska Menyukai menghitu
n dan bisa ng
huruf- huruf mengikuti hingga
sederhana aturan main 10
Penggunaa Menanya
n kan arti
tangan yang dari kata kata
dominan lebih Mengena
terlihat l warna
Bisa Mulai
menalikan mengeta
sepatu hui
Kemampu perbedaa
an n antara
motorik halus fakta dan
anak kebohon
perempua gan
n Tertarik
berkembang 1 akan lingkungan
tahun lebih cepat sekeliling
dari anak laki laki
Usia Berjalan Bermain bersama dgn Menjadi Memiliki
6 th mundur 1 putus kosa kata
dengan jinjit atau atau 2 anak selama 20 asa jika gagal lebih dari
tumit menit & tidak mau 3.000 kata
Lompat Bermain 2 atau 3 minta bantuan Biasanya
tali permainan meja (halma, orang lain menikmati
sebanyak 3 10 ular tangga dll) Ingin tugastugas yg
lompatan Bermain permainan mengerjakan berkaitan
berturutturut dgn sesuatu sendiri dgn angka
Berlari ke aturan yg sederhana Mulai Belajar
depan Bekerja dalam membandingkan lebih banyak
sambil kelompok prestasinya dgn mengenai sebab
menendang kecil sedikitnya selama orang lain akibat
bola yang 20 menit Sangat &menikmati
menggelinding Membual/membesarb menginginkan bereksperimen
Berjalan esarkan cerita, senang apa yang Mulai
diatas humor dimiliki orang menggam
titian dgn jinjit Dapat melihat lain bar
atau perbedaan Menangga dengan
tumit antara sekolah dan rumah pi detil
Melempar Mungkin akan dgn senang Menikmat
bola dgn menggunakan kalimat: hati apa yg i
sikap yang benar Bu guru bilangnya terjadi pekerjaan dengan
Melipat . disekelilingnya warna dan
kertas Dapat bermain & pola
secara diagonal & sendiri memperhatikan Menjawab
merapihkan dengan mainannya detil-detil pertanyaan dari
Mengguna Mungkin menirukan kecil, mahluk suatu cerita
kan karakter di TV hidup, & Bercerita
pinsil & Membentuk fenomena alam dgn alur
penghapus persahabatan dgn 1 atau dari awal
Menggam 2 teman sebaya hingga
bar orang akhir
dgn lengkap Mengeja
Menirukan suatu kata
bentuk Menulis
persegi panjang, huruf dan
segitiga, belah angka
ketupat secara
Menyusun mandiri
menara
12 balok
Menggunti
ng
Bentuk