Proses Perijinan Pertambangan Quarry Untuk Proyek Jalan
Proses Perijinan Pertambangan Quarry Untuk Proyek Jalan
Proses Perijinan Pertambangan Quarry Untuk Proyek Jalan
proyek jalan khususnya proyek dengan kebutuhan material timbunan. Penyediaan quarry menjadi tanggung
jawab dari kontraktor sehingga penentuan lokasi dan proses perijinan pertambangan yang mengerjakan adalah
kontraktor bukan owner proyek. Lokasi Quarry menjadi faktor penentu keberhasilan suatu proyek besar karena
sangat berpengaruh terhadap progres pekerjaan timbunan. Jika kontraktor telat mendapatkan lokasi quarry
yang pas, item pekerjaan timbunan akan terlambat. Jika pekerjaan timbunan terlambat otomatis pekerjaan di
atasnya akan terlambat seperti Agregat A, Lean Concrete, dan Rigid pavement.
Pada artikel sebelumnya Strategi penentuan lokasi Quarry, dijelaskan bahwa banyak sekali pertimbangan
dalam menentukan lokasi quarry. Apabila lokasi quarry sudah ditentukan langkah selanjutnya adalah proses
perijinan pertambangan Quarry dari Gubernur setempat. Ada perubahan tentang peraturan perijinan
pertambangan, jika dulu proses perijinan cukup sampai di Bupati, saat ini proses perijinan pertambangan harus
ditandatangani oleh Gubernur.
Bentuk perijinan terdapat 3 surat ijin pertambangan yaitu WIUP, IUP eksplorasi, dan IUP Operasi Produksi. 3
bentuk surat tersebut berurutan proses perijinannya. Berikut penjelasannya.
Proses perijinan
1. WIUP
WIUP (wilayah ijin usaha pertambangan) adalah surat ijin yang mengatur lokasi wilayah yang akan ditambang.
Jika kontraktor sudah menemukan lokasi quarry dan lokasi tersebut masuk dalam RTRW di Dinas ESDM maka
lokasi tersebut bisa ditambang. Untuk mengurus surat ijin WIUP ini cukup melalui BPMP2T (Badan
penanaman modal pelayanan perijinan terpadu) dengan melengkapi berkas-berkas administrasi. Jika belum
ada perubahan peraturan, dokumen-dokumen administrasi antara lain:
2. IUP Eksplorasi
IUP Eksplorasi (Ijin Usaha Pertambangan Eksplorasi) adalah surat ijin yang didapatkan setelah mendapatkan
surat WIUP. Dalam undang-undang No.23 tahun 2010 disebutkan apabila dalam waktu 5 hari setelah WIUP
dikeluarkan belum mengajukan surat permohonan IUP eksplorasi, surat WIUP dianggap batal. Berikut
dokumen-dokumen syarat yang harus dibawa untuk mengajukan IUP eksplorasi.
1. Surat permohonan IUP Eksplorasi ditujukan kepada Gubernur melalui BPMP2T
2. Profil badan usaha/perorangan
3. Akter pendirian perusahaan
4. Susunan direksi dan pemegang saham
5. NPWP
6. Surat keterangan domisili perusahaan
7. Surat pernyataan tenaga ahli
8. Peta IUP eksplorasi yang dilengkapi dengan batas koordinat geografis lintang dan bujur sesuai
dengan ketentuan sistem informasi geografi
9. Surat pernyataan untuk memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan dibidang perlindungan
dan pengelolaan lingkungan hidup
10. Bukti penempatan jaminan kesungguhan pelaksanaan kegiatan eksplorasi sesuai dengan rencana
kerja eksplorasi
1. Dokumen Administrasi
2. Dokumen Teknis
3. Dokumen Lingkungan
4. Dokumen Biaya
1. Laporan keuangan tahun terakhir yang telah diaudit oleh akuntan publik
2. Bukti pembayaran retribusi 3 tahun terakhir
Proses perijinan pertambangan quarry ini memilik waktu yang tidak tentu. Paling cepat untuk pengurusan
perijinan sekitar 3 bulan. Oleh karena itu sebelum proyek dimulai sebaiknya proses perijinan sudah dimulai
terlebih dahulu agar tidak terjadi keterlambatan akibat proses perijinan quarry.
Catatan yang paling penting adalah dalam melakukan pengajuan IUP harus mendapat persetujuan dari warga
sekitar dengan mempersiapkan rencana reklamasi setelah lokasi quarry selesai ditambang.
Berikut ini skema proses perijinan agar lebih memudahkan untuk memahami.
Strategi penentuan lokasi Quarry pada proyek jalan tol- Proyek jalan tol sangat berbeda dengan proyek
jalan non tol. Salah satu yang membedakan adalah jumlah material yang dibutuhkan lebih besar dengan nilai
kontrak yang besar juga. Material yang terbesar berada pada item pekerjaan timbunan. Pekerjaan timbunan
merupakan item pekerjaan yang sangat penting karena berpengaruh terhadap progres pekerjaan di atasnya.
Namun kebanyakan dari proyek jalan tol ini banyak mengalami kendala berupa keterlambatan progres
pekerjaan timbunan. Pekerjaan timbunan sangat tergantung dari supply material timbunan dari Quarry. Oleh
karena itu dalam pemilihan quarry harus memperhatikan beberapa pertimbangan yang matang agar tidak
mengganggu jalannya pekerjaan timbunan di lokasi proyek.
Quarry adalah lokasi pertambangan tanah atau batuan yang digunakan untuk keperluan proyek seperti tanah
material timbunan, dan batu. Quarry sering dijadikan alasan terjadinya keterlambatan pada suatu proyek jalan
karena proses perijinan pertambangan yang sangat lama. Untuk saat ini perijinan pertambangan pada suatu
quarry dilakukan sampai tingkat provinsi yang ditandatangani oleh Gubernur. Adapun cara mengajukan proses
perijinan pertambangan bisa baca artikel ini. Proses perijinan pertambangan Quarry.
Quarry
Sebelum melakukan proses perijinan, langkah pertama dalam suatu proyek jalan tol adalah menentukan lokasi
quarry. Banyak faktor yang berpengaruh terhadap lokasi quarry yang dipilih. Oleh karena itu diperlukan strategi
khusus dalam menentukan lokasi quarry. Berikut ini strategi-strategi yang diperlukan dalam menentukan lokasi
quarry untuk pekerjaan jalan tol.
Salah satu alternatif untuk terhindar dari kendala-kendala sosial di atas adalah dengan membuat jalan akses
sendiri yang tentunya tidak melewati daerah pemukiman. Kita bisa menyewa tanah sawah milik kas desa, atau
perseorangan kemudian kita buat jalan sendiri.
6. Pengelolaan quarry
Sebagai kontraktor biasanya melakukan dua sistem manajemen dalam mengelola quarry. 1) kontraktor
membeli dan mengelola quarry secara swakelola. Artinya dari proses pertambangan, pengangkutan material
sampai dilokasi dilakukan secara swakelola. 2) mengelola quarry dengan menunjuk subkon. pekerjaan mulai
dari penggalian hingga pengangkutan sampai lokasi sekaligus pemadatan timbunan dilakukan oleh subkon.
Kontraktor akan membayar subkon berdasarkan volume padat timbunan di lokasi.
7. Pertimbangan biaya
Salah satu pertimbangan lain dalam menentukan lokasi quarry adalah biaya. Biaya sangat dipengaruhi oleh
pertimbangan-pertimbangan di atas.
8. Proses perijinan
Hal yang paling penting dalam penentuan lokasi quarry sangat tergantung dari ijin berupa WIUP (wilayah ijin
usaha pertambangan), IUP Eksplorasi, dan IUP Operasi Produksi. Proses perijinan bisa memakan waktu
paling cepat 3 bulan. Sehingga waktu yang lama ini harus dipertimbangkan terlebih dahulu agar tidak
mengganggu progres pelaksanaan di lapangan.
Strategi-strategi di atas sudah biasa dilakukan pada proyek jalan tol dengan kebutuhan material timbunan yang
sangat besar. Sering kali penentuan quarry terlambat karena terkendala proses perijinan. Apabila pekerjaan
timbunan sudah dimulai dan proses perijinan quarry belum selesai maka akan sangat mengganggu progres
lapangan. Proses perijinan quarry biasanya diakukan oleh Kontraktor dan sebaiknya dibentuk tim khusus
menangani quarry diluar tim proyek.