Makalah Tarekat
Makalah Tarekat
Makalah Tarekat
TAREKAT
Disusun oleh:
Kelompok 10
JURUSAN AGROTEKNOLOGI
2017
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat rabbi yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini.
Ucapan terima kasih kepada dosen mata kuliah Akhlaq Tasawuf yang
telah memberikan tugas makalah ini kepada kami dengan judul Tarekat
sehingga kami dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan. Dan tidak lupa
kepada teman teman yang telah memberikan motivasi dan seluruh lapisan yang
telah membantu akan lancarnya makalah ini.
Penulis .
ii
DAFTAR ISI
Contents
BAB I .................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN ............................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ...................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................ 2
C. Tujuan Makalah.................................................................................................... 2
BAB II ................................................................................................................................ 3
PEMBAHASAN ................................................................................................................ 3
A. Pengertian Tarekat ............................................................................................... 3
B. Sejarah Timbulnya Tarekat................................................................................. 3
C. Aliran-Aliran Tarekat dalam Islam .................................................................... 5
D. Pengaruh Tarekat di Dunia Islam ..................................................................... 11
BAB 3 ............................................................................................................................... 14
PENUTUP........................................................................................................................ 14
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 15
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
Risan Rusli, Tasawuf dan Tarekat, Jakarta: Rajawali Pers, 2013, Hal. 183
2
Risan Rusli, loc. Cit.
3
Sri mulyati, Tarekat`-Tarekat Muktabarah Di Indonesia, Jakarta: Kencana Prenada Media Group,
Cet. Ke-3. 2006, Hal. 11
1
Al-Quran sendiri sangat menekankan nilai-nilai moralitas yang
baik (al-Akhlak al-Karimah), proses pembenahan jiwa yang dalam hal ini
melalui dzikir, yang mana dzikir adalah bagian perintah dalam al-Quran yang
dalam penyebutannya tidak sedikit atau berulang-ulang, bahkan dalam al-
Quran sendiri menyebutkan bahwa dzikir adalah sebuah cara untuk
memperoleh ketenangan jiwa, dari ketenangan jiwa inilah yang menjadi tujuan
inti orang bertarekat.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian tarekat?
2. Bagaimana sejarah timbulnya tarekat?
3. Apa saja aliran-aliran tarekat dalam islam?
4. Bagaimana pengaruh tarekat di dunia islam?
C. Tujuan Makalah
1. Untuk mengetahui pengertian tarekat
2. Untuk mengetahui bagaimana sejarah timbulnya tarekat
3. Untuk mengetahui aliran-aliran tarekat dalam islam
4. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh tarekat di dunia islam
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Tarekat
Asal kata tarekat dalam bahasa arab adalah thariqah yang berarti jalan,
keadaan, aliran, atau garis pada sesuatu.5 Tarekat adalah jalan yang ditempuh
para sufi. Dapat pula digambarkan sebagai jalan yang berpangkal dari syariat
sebab jalan utama disebut syari sedangkan anak jalan disebut thariq. Kata
turunan ini menunjukan bahwa menurut anggapan para sufi, pendidikan mistik
merupakan cabang bagi setiap muslim. Tidak mungkin ada anak jalan apabila
tidak ada jalan utama tempat berpangkal. Pengalaman mistik tidak mungkin
didapat apabila perintah syariat yang mengikat itu tidak ditaati.
4
Samsul Munir Amin, Ilmu Tasawuf, Jakarta: Amzah, 2015, Cet. Ke-03, Hal. 294
5
A. Zuhdi Mudhor, kamus Al-Ashri, Yogyakarta: Multi Karya Grafika, 1996, Hal. 1231
6
Risan Rusli, op. cit. Hal. 185
3
Dengan demikian, timbullah dalam sejarah islam kumpulan sufi yang
mempunyai syaikh yang menganut tarekat tertentu sebagai amalannya dan
memiliki pengikut.7
7
Samsul Munir Amin, op. cit. Hal. 290
8
Martin Van Bruinessen, Tarekat Naqsyabandiyah di Indonesia, Bandung: Mizan, 2006, Hal.17
9
Samsul Munir, op. cit. Hal. 298
4
lingkungan Mesopotamia, 2) lingkungan Mesir dan Maghribi, 3) lingkungan
Iran, Turki, dan India.
5
Tarekat berkembang secara pesat dihampi seluruh dunia, termasuk di
Indonesia. Perkembangan tarekat yang pesat membawa dampak positif bagi
perkembangan dakwah, karena perkembangan tarekat juga merupakan
perkembangan dakwah islam.
1. Tarekat Qadiriyyah
10
Sri Mulyati et al., Mengenal dan Memahami Tarekat-tarekat Muktabarah di Indonesia, Jakarta:
Kencana, 2011, Cet. 4, Hal.
6
Junaidiyah (1515 M), Kamaliyah (1584 M), Miyan Khei (1550 M),
Qumaishiyah (1584), Hayat al-Mir, semuanya di India. Di Turki terdapat
tarekat Hindiyah, Khulusiyah, Nawshahi, Rumiyah (1631 M), Nabulsiyah,
Waslatiyyah. Dan di Yaman ada tarekat Ahdaliyah, Asadiyah,
Mushariyyah, Urabiyyah, Yafiiyah (718-768 H/1316 M) dan Zaylaiyah.
Sedangkan di Afrika terdapat tarekat Ammariyah, Bakkaiyah, Bu
Aliyya, Manzaliyah dan tarekat Jilala, nama yang biasa diberikan
masyarakat Maroko kepada Abdul Qodir Jilani. Jilala dimasukkan dari
Maroko ke Spanyol dan diduga setelah keturunannya pindah dari Granada,
sebelum kota itu jatuh ke tangan Kristen pada tahun 1492 M dan makam
mereka disebut Syurafa Jilala.
2. Tarekat Syadziliyyah
Berdasarkan ajaran yang diturunkan oleh Imam Syadzili kepada
para muridnya, terbentuklah tarekat yang dinisbatkan kepadanya, yaitu
tarekat As-syadziliyah. Tarekat ini berkembang pesat antara lain di
Tunisia, Mesir, Aljazair, Sudan, suriah hingga ke wilayah Asia termasuk
Indonesia.
Tarekat Syadzaliyyah tidak meletakkan syarat-syarat yang berat
kepada syaikh, kecuali mereka harus:
a. Meninggalkan semua perbuatan maksiat
b. Memelihara segala ibadah yang wajib
c. Membaca istigfar dan shalawat 100 kali
d. Melakukan ibadah sunnah seperlunya
3. Tarekat Syattariyyah
Tarekat Syattariyah adalah aliran tarekat yang pertama kali muncul
di India pada abad ke 15. Tarekat ini dinisbahkan kepada tokoh yang
mempopulerkan dan berjasa mengembangkannya, Abdullah asy-Syattar.
7
Awalnya tarekat ini lebih dikenal di Iran dan Transoksania (Asia
Tengah) dengan nama Isyqiyah. Sedangkan di wilayah Turki Usmani,
tarekat ini disebut Bistamiyah. Kedua nama ini diturunkan dari nama Abu
Yazid al-Isyqi, yang dianggap sebagai tokoh utamanya. Akan tetapi dalam
perkembangan selanjutnya Tarekat Syattariyah tidak menganggap dirinya
sebagai cabang dari persatuan sufi mana pun.
Amalan praktis tarekat Syattariyyah antara lain diletakkan pada
dzikir, baiat, dan talkin.
4. Tarekat Naqsyabandiyyah
Tarekat Naqsabandiyyah adalah tarekat yang didirikan oleh
Muhammad An-Naqsyabandi. Tarekat naqsyabandiyyah merupakan
sebuah tarekat yang mempunyai dampak dan pengaruh sangat besar
kepada masyarakat muslim di berbagai wilayah. Tarekat ini pertama kali
berdiri di Asia Tengah kemudian meluas ke Turki, Syiria, Afghanistan,
dan India.
Tarekat ini mempunyai ciri yang menonjol. Pertama, dalam hal
agama, memberlakukan syariat secara ketat, menekankan keseriusan
beribadah sehingga menolak musik dan tari, serta lebih menyukai
berdzikir dalam hati. Kedua, dalam hal politik, adanya upaya serius dalam
memengaruhi kehidupan penguasa dan mendekatkan negara pada agama.
Berbeda dengan tarekat lainnya, tarekat ini tidak menganut kebijaksanaan
isolasi diri dalam melancarkan konfrontasi dengan berbagai kekuatan
politik. Selain itu, tarekat inipun membebankan tanggung jawab yang
sama kepada para penguasa dan menganggap bahwa upaya memperbaiki
penguasa adalah sebagai prasyarat untuk memperbaiki masyarakat.
5. Tarekat Qadiriyyah wa Naqsyabandiyyah
Thariqah Qadiriyah Naqsabandiyah adalah sebuah tarekat yang
berdiri pada abad XIX M. oleh seorang sufi besar asal Indonesia, Syaikh
Achmad Khotib Al-Syambasi. Hal ini menunjukkan bahwa dinamika
intelektual umat Islam Indonesia pada saat itu cukup memberikan
sumbangan yang berarti bagi sejarah peradaban Islam, khususnya di
8
Indonesia. Kemunculan tarekat ini dalam sejarah sosial intelektual umat
Islam Indonesia dapat dikatakan sebagai jawaban atas keresahan Umat
akan merebaknya ajaran wihdah al-wujud yang lebih cenderung memiliki
konotasi panteisme dan kurang menghargai Syari'at Islam. Jawaban ini
bersifat moderat, karena selain berfaham syari'at sentris juga
mengakomodasi kecenderungan mistis dan sufistis masyarakat Islam
Indonesia.
Pesatnya perkembangan tarekat ini rupanya tidak terlepas dari
corak dan pandangan kemasyarakatan. Contoh kiprah kemasyarakatan
termasuk dalam masalah politik yang diperankan oleh mursyid tarekat ini
memberikan isyarat bahwa tarekat ini tidak anti duniawi (pasif dan
ekslusif). Dengan demikian, kesan bahwa tarekat adalah lambang
kejumudan sebuah peradaban tidak dapat dibenarkan.
Pendiri tarekat baru ini adalah seorang Syekh Sufi besar yang saat
itu menjadi Imam Masjid Al-Haram di Makkah al-Mukarramah, Syaikh
Achmad Khotib Al-Syambasi al-Jawi (w.1878 M). Dia adalah ulama besar
nusantara yang tinggal sampai akhir hayatnya di Makkah. Syaikh Achmad
Khotib Al-Syambasi adalah mursyid Thariqah Qadiriyah.
Tarekat Qadiriyyah wa Naqsyabandiyyah merupakan salah satu
tarekat yang memiliki jumlah pengikut terbanyak di Indonesia. Pusatnya
adalah di Pesantren Suryalaya, Tasikmalaya; Pesantren Mranggen,
Demak; dan Pesantren Rejoso, Jombang. Tarekat ini memiliki banyak
pengikut di Singapura dan Malaysia.
6. Tarekat Tijaniyyah
Tarekat ini didirikan oleh Abu Al-Abbas Ahmad bin Muhammad
bin Mukhtar At-Tijani (1150-1230 H/1737-1815 M). Dalam tarekat
Tijaniyyah, terdapat beberapa macam teknik dzikir (1) dzikir khafi, yaitu
dzikir yang diucapkan dalam hati; (2) dzikir jahr, yaitu dzikir yang
diucapkan dengan suara keras; dan (3) dzikir iqtishadi, yaitu dzikir yang
diucapkan suara sedang. Kaum Tijaniyyah yakin bahwa semua wirid yang
9
diajarkan, seperti dzikir, istigfar, tahmid, thalil, dan shalawat sesuia
dengan petunjuk Alquran dan sunnah.
7. Tarekat Sanusiyyah
Tarekat ini didirikan oleh Muhammad bin Ali As-Sanusi (1787-
1859 M). Tarekat ini menolak segara pengaruh dari luar. Namun, memiliki
pengaruh yang cukup besar dalam bidang politik, khususnya dalam
pembentukan Negara Libya. Tarekat ini menolak segala pengaruh dari
luar. Namun, memiliki pengaruh yang cukup besar besar dalam bidang
politik, khususnya dalam pembentukan Negara Libya.
8. Tarekat Samaniyyah
11
A.J. Arbery, Sufisme, George Allen & Unwin Ltd., London, 1963, Hal. 85
10
Barat dikenal dengan nama badabuih. Tarekat ini juga dikenal di Banten
dengan permainan debusnya.
10. Tarekat Khalwatiyyah
Tarekat ini didirikan oleh Syaikh Muhammad Al-Khalwati (w.
1397 M) dan berkembang di Mesir. Ia adalah seorang sufi yang sering
melakukan khalwat atau mersemadi di tempat-tempat sepi.
Tarekat Khalwatiyyah merupakan cabang dari Tarekat As-
Suhrawardiyyah yang didirikan oleh Syaikh Umar As-Suhrawardi (539-
632 H). Tarekat Khalwatiyyah berkembang diberbagai negara, seperti
Mesir, Turki, Syiria, Hijaz, dan Yaman. Mengenai perkembangan di
Mesir, ajaran tarekat ini dibawa oleh Musthafa Al-Bakri, seorang penyair
sufi asal Damaskus, Syiria.
D. Pengaruh Tarekat di Dunia Islam
11
baik, dan memberikan otonomi kedaerahan seluas-luasnya. Setiap desa ada
wali lokalnya yang dimuliakan sepanjang hidupnya, bahkan setelah wafat.
Oleh karena itu, pada abad XIX mulailah timbul pemikiran yang sisnis
terhadap tarekat dan tasawuf. Banyak orang menentang dan meninggalkannya.
Muhammad Abdul yang semula merupakan pengikut tarekat yang patuh,
setelah bertemu Jamaluddin Al-Afghani, ia berubah pendirian dengan
meninggalkan tarekatnya dan mementingkan dunia ini, di samping akhirat.
Begitu juga Rasyid Ridha, setelah melihat bahwa tarekat membawa
12
kemunduran pada umat islam, ia meninggalkannya dan memusatkan
perhatiannya untuk memajukan umat islam.
13
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Tarekat merupakan jalan yang harus ditempuh oleh seorang calon sufi
agar ia berada sedekat mungkin dengan Allah. Pada mulanya tarekat dilalui
oleh seorang sufi secara individual. Namun seiring dengan perjalanannya,
tarekat diajarkan baik secara individual maupun kolektif. Diantara aliran-
aliran tarekat yang berkembang dalam dunia islam antara lain: Qadiriyyah,
Syadziliyyah, Syattariyyah, Naqsyabandiyyah, Qadiriyyah wa
Naqsyabandiyyah, Tijaniyyah, Sanusiyyah, Samaniyyah, Rifaiyyah dan
Khalwatiyyah. Keberadaan tarekat pun berpengaruh dalam islam. Selain
menjadi media untuk mendekatkan diri kepada Allah, tarekat juga dapat
berpengaruh terhadap kedudukan partai politik, bahkan ada juga
penyelewengan dalam kehidupan beragama.
14
DAFTAR PUSTAKA
Arbery, A.J. 1963. Sufisme. London: George Allen & Unwin Ltd.
15