Hemoroid Interna Report
Hemoroid Interna Report
Hemoroid Interna Report
HEMOROID INTERNA
PEMBIMBING:
dr. Edwin Saleh Siregar, Sp.B-KBD
PENYUSUN:
Jessica Arminta Wijaya 120100191
Krisna Buana 120100149
Patricia 120100228
Indah Rahmah Lestari 120100003
Tineshraj A/L Selvarajah 120100541
William H.R 080100199
Ayu Yusriani Nasution 120100013
Nur Azimah 110100416
Suruthi Subramaniam 110100419
Nivashini Munuyandi 110100408
Stefina Veronika 120100161
Puji dan syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
laporan kasus yang berjudul Hemoroid Interna.
Penulisan laporan kasus ini adalah salah satu syarat menyelesaikan
Kepaniteraan Klinik Senior Program Pendidikan Profesi Dokter di Departemen
Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih dr. Edwin Saleh
Siregar, Sp.B-KBD, selaku supervisor pembimbing dan dr. Zaki Praja selaku
dokter pembimbing yang telah meluangkan waktu danmemberi masukan dalam
penyusunan laporan kasus ini sehingga penulis dapat menyelesaikannya dengan
baik.
Penulis menyadari bahwa penulisan laporan kasus ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca demi perbaikan dalam penulisan laporan kasus selanjutnya. Semoga
laporan kasus ini bermanfaat. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih.
Penulis
2
DAFTAR ISI
3
BAB 1
PENDAHULUAN
4
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Gambar.2.1.Bantalan hemorrhoid1
5
Mukosa paruh atas canalis ani berasal dari ektoderm usus belakang (hind
gut). Gambaran anatomi yang penting adalah :
1. Dibatasi oleh epitel selapis thoraks.
2. Mempuyai lipatan vertikal yang dinamakan collum analis yang
dihubungkan satu sama lain pada ujung bawahnya oleh plica semilunaris
yang dinamakan valvula analis (sisa membran proctedeum.
3. Persarafannya sama seperti mukosa rectum dan berasal dari saraf otonom
pleksus hypogastricus. Mukosanya hanya peka terhadap regangan.
4. Arteri yang memasok adalah arteri yang memasok usus belakang, yaitu
arteri rectalis superior, suatu cabang dari arteri mesenterica inferior. Aliran
darah vena terutama oleh vena rectalis superior, suatu cabang v.
Mesenterica inerior.
5. Aliran cairan limfe terutama ke atas sepanjang arteri rectalis superior
menuju nodi lympatici para rectalis dan akhirnya ke nodi lympatici
mesenterica inferior.
Mukosa paruh bawah canalis ani berasal dari ektoderm proctodeum
dengan struktur sebagai berikut :
1. Dibatasi oleh epitel berlapis gepeng yang lambat laun bergabung pada
anus dengan epidermis perianal.
2. Tidak mempunyai collum analis
3. Persarafan berasal dari saraf somatis n. rectalis inferior sehingga peka
terhadap nyeri, suhu, raba, dan tekan.
4. Arteri yang memasok adalah a. rectalis inferior, suatu cabang a. pudenda
interna. Aliran vena oleh v. rectalis inferior, muara dari v. pudenda interna,
yang mengalirkan darah vena ke v. iliaca interna.
5. Aliran cairan limfe ke bawah menuju nodi lympatici inguinalis
superficialis medialis.
Selubung otot sangat berkembang seperti pada bagian saluran cerna,
dibagi menjadi lapisan otot lar logitudinal dan lapisan dalam sirkular. Lapisan
sirkular pada ujung atas canalis ani menebal membentuk spincter ani internus
6
involunter. Sphincter internus diliputi oleh lapisan otot bercorak yang
membentuk sphincter ani ekstenus volunter.2
2.2. Definisi
Hemorrhoid atau lebih dikenal dengan nama wasir atau ambeien, bukan
merupakan suatu keadaan yang patologis (tidak normal), namun bila sudah mulai
menimbulkan keluhan, harus segera dilakukan tindakan untuk mengatasinya.
7
Hemorrhoid dari kata ''haima'' dan ''rheo''. Dalam medis, berarti pelebaran
pembuluh darah vena (pembuluh darah balik) di dalam pleksus hemorrhoidalis
yang ada di daerah anus. Dibedakan menjadi 2, yaitu hemorrhoid interna dan
hemorrhoid eksterna yang pembagiannya berdasarkan letak pleksus
hemorrhoidalis yang terkena.
Hemorrhoid merupakan gangguan sirkulasi darah yang berupa pelebaran
pembuluh (dilatasi) vena. Pelebaran pembuluh vena yang terjadi di daerah anus
sering terjadi. Pelebaran tersebut disebut venecsia atau varises daerah anus dan
perianus.
2.4. Etiopatogenesis
Kebiasaan mengedan lama dan berlangsung kronik merupakan salah satu
risiko untuk terjadinya hemorrhoid. Peninggian tekanan saluran anus sewaktu
beristirahat akan menurunkan venous return sehingga vena membesar dan
8
merusak jar. ikat penunjang Kejadian hemorrhoid diduga berhubungan dengan
faktor endokrin dan usia.
Hubungan terjadinya hemorrhoid dengan seringnya seseorang
mengalami konstipasi, feses yang keras, multipara, riwayat hipertensi dan
kondisi yang menyebabkan vena-vena dilatasi hubungannya dengan kejadian
hemmorhoid masih belum jelas hubungannya.
Hemorhoid interna yang merupakan pelebaran cabang-cabang v. rectalis
superior (v. hemoroidalis) dan diliputi oleh mukosa. Cabang vena yang
terletak pada colllum analis posisi jam 3,7, dan 11 bila dilihat saat paien dalam
posisi litotomi mudah sekali menjadi varises. Penyebab hemoroid interna
diduga kelemahan kongenital dinding vena karena sering ditemukan pada
anggota keluarga yang sama. Vena rectalis superior merupakan bagian paling
bergantung pada sirkulasi portal dan tidak berkatup. Jadi berat kolom darah
vena paling besar pada vena yang terletak pada paruh atas canalis ani. Disini
jaringan ikat longgar submukosa sedikit memberi penyokong pada dinding
vena. Selanjutnya aliran balik darah vena dihambat oleh kontraksi lapisan otot
dinding rectum selama defekasi. Konstipasi kronik yang dikaitkan dengan
mengedan yang lama merupakan faktor predisposisi. Hemoroid kehamilan
sering terjadi akibat penekanan vena rectalis superior oleh uterus gravid.
Hipertensi portal akibat sirosis hati juga dapat menyebabkan hemoroid.
Kemungkinan kanker rectum juga menghambat vena rectalis superior.
Hemoroid eksterna adalah pelebaran cabang-cabang vena rectalis
(hemorroidalis) inferior waktu vena ini berjalan ke lateral dari pinggir anus.
Hemorroid ini diliputi kulit dan sering dikaitkan dengan hemorroid interna
yang sudah ada. Keadaan klinik yang lebih penting adalah ruptura cabang-
cabang v. rectalis inferior sebagai akibat batuk atau mengedan, disertai adanya
bekuan darah kecil pada jaringan submukosa dekat anus. Pembengkakan kecil
berwarna biru ini dinamakan hematoma perianal.
Kedua pleksus hemoroid, internus dan eksternus, saling berhubungan
secara longgar dan merupakan awal dari aliran vena yang kembali bermula
dari rectum sebelah bawah dan anus. Pleksus hemoroid intern mengalirkan
9
darah ke v. hemoroid superior dan selanjutnya ke vena porta. Pleksus
hemoroid eksternus mengalirkan darah ke peredaran sistemik melalui daerah
perineum dan lipat paha ke daerah v. Iliaka.
2.5. Klasifikasi
1. Hemoroid interna adalah pleksus vena hemoroidalis superior di atas linea
dentata/garis mukokutan dan ditutupi oleh mukosa. Hemoroid interna ini
merupakan bantalan vaskuler di dalam jaringan submukosa pada rektum
sebelah bawah. Sering hemoroid terdapat pada tiga posisi primer, yaitu
kanan depan ( jam 7 ), kanan belakang (jam 11), dan kiri lateral (jam
3).4,5
Gambar.2.4 Hemorrhoid3
10
Gambar.2.5 Derajat hemorrhoid3
(IH=Internal Hemoroid, EH=External Hemoroid, AC=Anal Canal,
AT=Anchoring Tisue, PL=Pecten Ligamen. Hemoroid Tingkat III dan IV,
Pleksus Hemoroid berada diluar anal kanal.
2.6. Diagnosis
Gejala dan Tanda (2,5,6,7)
1. Perdarahan umumnya merupakan tanda pertama hemoroid interna
akibat trauma oleh feces yang keras. Darah yang keluar adalah darah
segar yang tidak bercampur dengan feces (hematochezia), dengan
kuantitas yang bervariasi, kadang menetes tapi kadang juga memancar
deras. Bila perdarahan ini terjadi berulang-ulang dapat menyebabkan
anemia.
2. Nyeri hebat hanya terjadi pada hemoroid eksterna yang mengalami
trombosis. Sedangkan nyeri hanya timbul pada hemoroid interna
apabila terdapat trombosis yang luas dengan oedem dan radang.
3. Benjolan bila hemoroid semakin besar maka dapat menonjol keluar,
mula-mula hanya waktu defekasi dan setelah selesai defekasi benjolan
11
tersebut dapat masuk sendiri secara spontan (derajat II). Tahap
berikutnya setelah keluar waktu defekasi tidak dapat masuk sendiri dan
harus dimasukan secara manual (derajat III). Kemudian hemoroid dapat
berlanjut menjadi bentuk yang mengalami prolaps menetap dan tidak
dapat didorong masuk lagi. (derajat IV).
4. Keluarnya Mukus dan Feces pada pakaian dalam merupakan ciri
hemoroid yang mengalami prolaps yang menetap (derajat IV).
5. Pruritus ani yaitu rasa gatal pada anus yang disebabkan oleh iritasi
kulit perianal karena kelembaban yang terus menerus dan rangsangan
mukus.
12
4. Proktosigmoidoskopi
Pemeriksaan ini perlu dilakukan untuk memastikan bahwa keluhan
bukan disebabkan oleh proses radang atau proses keganasan di tingkat
yang lebih tinggi (rektum/sigmoid), karena hemoroid merupakan
keadaan fisiologik saja atau tanda yang menyertai.
5. Pemeriksaan Feces
Diperlukan untuk mengetahui adanya darah samar (occult bleeding).
2.8. Tatalaksana
13
BAB 3
STATUS PASIEN
Anamnesis
Keluhan Utama : Benjolan di anus yang menetap sejak 1 minggu SMRS.
14
perut (-) penurunan berat badan (-), nafsu makan pasien juga tidak mengalami
perubahan, Batuk (-), Demam (-)
RPT : Hemoroid
RPO :-
Status Presens
Sensorium : Compos Mentis
Tekanan darah : 100\80mmHg
Frekuensi nadi : 84 x/menit
Frekuensi nafas : 24x/menit
Suhu : 37.1oC
Status Generalisata
Kepala
Mata :konjungtiva palpebra inferior pucat(+/+),sklera ikterik (-/-)
refleks cahaya (+/+), pupil isokor 3 mm/ 3 mm
Telinga : dalam batas normal
Hidung : dalam batas normal
Tenggorokan : dalam batas normal
Mulut : dalam batas normal
Leher : dalam batas normal
Thorax
Paru : Inspeksi : simetris fusiformis, retraksi tidak dijumpai
Perkusi : sonor pada kedua lapangan paru
Auskultasi : suara pernafasan vesikuler (+/+), suara
tambahan (-/-)
Jantung : frekuensi jantung 84 x/i, reguler tanpa murmur
Abdomen : Inspeksi : simetris
Palpasi : soepel
Perkusi : timpani
15
Auskultasi : peristaltik (+) normal
Genitalia : Perempuan, dalam batas normal
Ekstremitas : Atas : oedem (-)
Bawah : oedem (-)
Status Lokalisata
Regio Abdomen
Inspeksi : simetris
Palpasi : soepel
Perkusi : timpani
Auskultasi : peristaltik (+) normal
DRE (Digital Rectal Examination): perineum normal, tonus sphincter ani ketat,
mukosa licin tidak berbenjol-benjol. Sarung tangan feses (+), lendir (-), darah (+)
Foto Klinis :
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium (04/10/2017)
16
Ureum 13 mg/dL 18 55 mg/dL
Kreatinin 0,49 mg/dL 0,7 1,3 mg/dL
Blood Urea Nitrogen 21 mg/dL 8 26 mg/dl
ELEKTROLIT
Natrium (Na) 139 mEq/L 135155 mEq/L
Kalium (K) 3,5 mEq/L 3,65,5 mEq/L
Klorida (Cl) 107 mEq/L 96106 mEq/L
METABOLISME KARBOHIDRAT
Glukosa darah (sewaktu) 101 mg/Dl <200
Foto Thoraks AP
- Cor dan pulmo dalam batas normal
Diagnosis
Hemoroid Externa grade iv + Anemia
Penatalaksanaan
`O2 2-4 L nasal canul
IVFD RL 30 gtt/i
Inj transamin 50ug/8jam
Inj Ranitidine 50g/12jam
Rencana
1. Konsul Bedah Digestif
17
BAB 4
FOLLOW UP
18
Abdomen : simetris, soepel, timpani, peristaltik (+) N
A : Hemorroid Externa stage IV
P : IVFD Asering 20 gtt/I
Inj transamin 1amp/8jam
Inj vit k 1 amp/24jam
Inj Ranitidin 50mg/12jam
Inj Ceftriaxon 1gr/12jam
Inj Ketorolac 30mg/8jam
Tranfusi PRC bag ke-6
Rendam larutan PK 3x sehari
19
BAB 4
DISKUSI DAN PEMBAHASAN
Teori Kasus
Penyakit Hirschsprung juga disebut Os berumur 1 bulan 2 hari
dengan aganglionik megakolon Perut Membesar
congenital adalah salah satu penyebab BAB sedikit-sedikit dijumpai dalam 3
paling umum dari obstruksi usus hari ini.
neonatal (bayi berumur 0-28 hari). Bengkak pada kaki dan alat kelamin
Penyakit Hirschsprung merupakan dijumpai 1 minggu ini.
penyakit dari usus besar (kolon) berupa
gangguan perkembangan dari sistem
saraf enterik.
Epidemiologi Pasien lahir secara SC a/i pecah
Risiko tertinggi terjadinya ketuban, lahir kurang bulan, lahir
Penyakit hirschsprung biasanya pada segera menangis, BBL Gemelli I dan
pasien yang mempunyai riwayat II 1300 g, biru (-)
keluarga Penyakit hirschsprung dan
pada pasien penderita Down Syndrome.
Anak kembar dan adanya
riwayat keturunan meningkatkan
resiko
Anamnesis ANAMNESIS
Kebanyakan anak-anak dengan Perut Membesar
hirschsprung datang karena obstruksi BAB sedikit-sedikit dijumpai dalam 3
intestinal atau konstipasi berat selama hari ini.
periode neonatus. Gejala kardinalnya Bengkak pada kaki dan alat kelamin
yaitu gagalnya pasase mekonium pada dijumpai 1 minggu ini.
24 jam pertama kehidupan, distensi Demam tidak dijumpai, riwayat
abdomen dan muntah. Beratnya gejala demam sebelumnya (-), mual dan
20
ini dan derajat konstipasi bervariasi muntah tidak dijumpai.
antara pasien dan sangat individual Pasien merupakan pasien gemelli,
untuk setiap kasus. Beberapa bayi kembaran pasien/ adiknya dirawat 2
dengan gejala obstruksi intestinal minggu di perinatologi RSHAM
komplit dan lainnya mengalami karena keluhan tidak bisa BAB.
beberapa gejala ringan pada minggu
atau bulan pertama kehidupan. PEMFIS
Beberapa mengalami konstipasi Abdomen :
menetap, mengalami perubahan pada Inspeksi : simetris, distensi (+)
pola makan, perubahan makan dari Palpasi : sulit dinilai, defans muscular
ASI menjadi susu pengganti atau (+)
makanan padat. Pasien dengan Perkusi : beda
penyakit hirschsprung didiagnosis Auskultasi : peristaltik (+) normal
karena adanya riwayat konstipasi, Ekstremitas :
kembung berat dan perut seperti tong, Bawah : oedem (+), sianosis (-)
massa faeses multipel dan sering Regio Abdomen
dengan enterocolitis, dan dapat terjadi Inspeksi : distensi (+)
gangguan pertumbuhan. Gejala dapat Palpasi : defans muskular (+)
hilang namun beberapa waktu Perkusi : beda
kemudian terjadi distensi abdomen. Auskultasi : peristaltik (+) normal
Pemeriksaan fisik DRE (Digital Rectal Examination):
Pada pemeriksaan colok dubur perineum normal, tonus sphincter ani
sphincter ani teraba hipertonus dan ketat, mukosa licin, ketika dilepas
rektum biasanya kosong. jarinya, feses berbentuk seperti
Pemeriksaan penunjang kacang menyembur (+). Sarung
Barium enema. tangan feses (+), lendir (-), darah (-)
Pada pasien penyakit PEMERIKSAAN PENUNJANG
hirschsprung spasme pada distal Foto Thoraks AP
rektum memberikan gambaran Ileus obstruktif ec DD
seperti kaliber/peluru kecil jika Hirschsprung disease,
dibandingkan colon sigmoid yang
21
proksimal. Identifikasi zona transisi Pneumonia
dapat membantu diagnosis penyakit Colon in Loop
hirschsprung. Hirschsprung disease
Anorektal manometri
BNO Abdomen
Dapat digunakan untuk
mendiagnosis penyakit hirschsprung, Sesuai Hirschsprung disease :
gejala yang ditemukan adalah Barium retensi (+)
kegagalan relaksasi sphincter ani
interna ketika rektum dilebarkan
dengan balon. Keuntungan metode
ini adalah dapat segera dilakukan dan
pasien bisa langsung pulang karena
tidak dilakukan anestesi umum.
Metode ini lebih sering dilakukan
pada pasien yang lebih besar
dibandingkan pada neonatus.4
Biopsi rektal
Merupakan gold standard
untuk mendiagnosis penyakit
hirschsprung. Pada bayi baru lahir
metode ini dapat dilakukan dengan
morbiditas minimal karena
menggunakan suction khusus untuk
biopsy rektum. Untuk pengambilan
hirschsprung biasanya diambil 2 cm
diatas linea dentate dan juga
mengambil sample yang normal jadi
dari yang normal ganglion hingga
yang aganglionik. Metode ini
biasanya harus menggunakan anestesi
umum karena contoh yang diambil
22
pada mukosa rectal lebih tebal.
Tatalaksana Penatalaksanaan
Preoperatif IVFD D5% NaCl 0,225% 10cc/jam
a. Diet
Pada periode preoperatif,
neonatus dengan HD terutama
menderita gizi buruk disebabkan
buruknya pemberian makanan dan
keadaan kesehatan yang disebabkan
oleh obstuksi gastrointestinal.
Sebagian besar memerlukan resulsitasi
cairan dan nutrisi parenteral. Meskipun
demikian bayi dengan HD yang
didiagnosis melalui suction rectal
biopsy danpat diberikan larutan
rehidrasi oral sebanyak 15 mL/ kg tiap
3 jam selama dilatasi rectal
preoperative dan irigasi rectal.
b. Terapi Farmakologi
Terapi farmakologik pada bayi
dan anak-anak dengan HD
dimaksudkan untuk mempersiapkan
usus atau untuk terapi komplikasinya.
Untuk mempersiapkan usus adalah
dengan dekompresi rectum dan kolon
melalui serangkaian pemeriksaan dan
pemasangan irigasi tuba rectal dalam
24-48 jam sebelum pembedahan.
Antibiotik oral dan intravena diberikan
23
dalam beberapa jam sebelum
pembedahan
Operatif
Tindakan operatif tergantung pada jenis
segmen yang terkena.7
a. Tindakan Bedah Sementara
Tindakan bedah sementara pada
penderita penyakit Hirschsprung adalah
berupa kolostomi pada usus yang
memiliki ganglion normal paling distal.
Tindakan ini dimaksudkan guna
menghilangkan obstruksi usus dan
mencegah enterokolitis sebagai salah
satu komplikasi yang berbahaya.
Manfaat lain dari kolostomi adalah
menurunkan angka kematian pada saat
dilakukan tindakan bedah definitif dan
mengecilkan kaliber usus pada penderita
penyakit Hirschsprung yang telah besar
sehingga memungkinkan dilakukan
anastomosis.
24
BAB 5
KESIMPULAN
25
DAFTAR PUSTAKA
26