LPJ
LPJ
LPJ
Oleh:
Nuzulia Kusuma Anggia 10214015
Silvi Septiyani 10214025
Vriarno Umbu Rauta 10214030
Rany Dwi Lestari 10214035
PRODI S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA
KEDIRI
2017
PENYULUHAN TB PARU PADA BALITA
MAHASISWA S1 KEPERAWATAN
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA
KEDIRI
Ketua Pelaksana
B. TUJUAN
1. Tujuan Instruksional Umum
1. Metode
a. Ceramah
b. Demonstrasi
c. Tanya jawab
2. Media
a. Leaflet
b. Flip chart
F. TABEL KEGIATAN
Tahap K e g i a t an
Waktu
kegiatan Penyuluh Sasaran
5 menit Pembukaa 1. Membuka acara dengan 1. Menjawab salam
n mengucapkan salam kepada 2. Ibu ibu bisa kenal dengan
sasaran penyuluh.
2. Memperkenalkan diri kepada 3. Mendengarkan penyuluh
sasaran menyampaikan topik dan
3. Menyampaikan topik dan tujuan.
tujuan penkes kepada sasaran 4. Menyetujui kesepakatan
waktu pelaksanaan
4. Kontrak waktu untuk penkes
kesepakatan pelaksanaan
penkes dengan sasaran
20 Kegiatan 1. Mengkaji pengetahuan 1. Menyampaikan
menit inti sasaran tentang materi pengetahuannya tentang
penyuluhan. materi penyuluhan
2. Menjelaskan materi 2. Mendengarkan penyuluh
penyuluhan tentang TBC menyampaikan materi
paru kepada sasaran dengan 3. Memperhatikan cara
menggunakan lembar balik tindakan bagian postural
dan leaflet drainage yaitu claping.
3. Mendemonstrasikan tindakan
bagian dari postural drainage
yaitu tindakan claping
G. EVALUASI
1. Prosedur
a. Post test
b. Pre test
2. Bentuk test
a. Tanya jawab secara lisan
b. Demonstrasi cara tindakan postural drainage yaitu claping.
3. Butir Pertanyaan
a. Jelaskan pengertian TBC paru?
b. Sebutkan penyebab TBC paru?
c. Sebutkan tanda dan gejala TBC ?
d. Sebutkan cara perawatan pada penderita TBC paru dirumah?
e. Sebutkan komplikasi dari TBC paru ?
f. Sebutkan salah satu pengobatan TBC paru ?
MATERI PENYULUHAN
A. Pengertian TBC
Tuberkulosis Paru adalah penyakit menular langsung yang
disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis sebagian besar
menyerang Paru dan dapat mengenai organ tubuh lainnya. Kuman ini
berbentuk batang mempunyai sifat khusus yaitu tahan terhadap asam
pada pewarnaan disebut pula sebagai Basil Tahan Asam (BTA).
Kuman TB Paru cepat mati apabila terkena sinar matahari langsung
tetapi dapat bertahan hidup dalam beberapa jam ditempat yang gelap
dan lembab (Depkes RI, 2002).
Insidensi TBC dilaporkan meningkat secara drastis pada dekade
terakhir ini di seluruh dunia. Demikian pula di Indonesia,
Tuberkulosis / TBC merupakan masalah kesehatan, baik dari sisi
angka kematian (mortalitas), angka kejadian penyakit (morbiditas),
maupun diagnosis dan terapinya. Dengan penduduk lebih dari 200 juta
orang, Indonesia menempati urutan ketiga setelah India dan China
dalam hal jumlah penderita di antara 22 negara dengan masalah TBC
terbesar di dunia.
Hasil survei Kesehatan Rumah Tangga Depkes RI tahun 1992,
menunjukkan bahwa Tuberkulosis / TBC merupakan penyakit kedua
penyebab kematian, sedangkan pada tahun 1986 merupakan penyebab
kematian keempat. Pada tahun 1999 WHO Global Surveillance
memperkirakan di Indonesia terdapat 583.000 penderita Tuberkulosis /
TBC baru pertahun dengan 262.000 BTA positif atau insidens rate
kira-kira 130 per 100.000 penduduk. Kematian akibat Tuberkulosis /
TBC diperkirakan menimpa 140.000 penduduk tiap tahun.
Jumlah penderita TBC paru dari tahun ke tahun di Indonesia
terus meningkat. Saat ini setiap menit muncul satu penderita baru TBC
paru, dan setiap dua menit muncul satu penderita baru TBC paru yang
menular. Bahkan setiap empat menit sekali satu orang meninggal
akibat TBC di Indonesia.
Kenyataan mengenai penyakit TBC di Indonesia begitu
mengkhawatirkan, sehingga kita harus waspada sejak dini &
mendapatkan informasi lengkap tentang penyakit TBC .
B. Proses penularan
Sumber penularan adalah dahak penderita TBC yang mengandung
kuman TBC. TBC menular melalui udara bila penderita batuk, bersin
dan berbicara dan percikan dahaknya yang mengandung kuman TBC
melayang-layang di udara dan terhirup oleh oranglain.
Penyakit TBC biasanya menular melalui udara yang tercemar
dengan bakteri Mikobakterium tuberkulosa yang dilepaskan pada saat
penderita TBC batuk, dan pada anak-anak sumber infeksi umumnya
berasal dari penderita TBC dewasa.
Bakteri ini bila sering masuk dan terkumpul di dalam paru-paru
akan berkembang biak menjadi banyak (terutama pada orang dengan
daya tahan tubuh yang rendah), dan dapat menyebar melalui
pembuluh darah atau kelenjar getah bening. Oleh sebab itulah infeksi
TBC dapat menginfeksi hampir seluruh organ tubuh seperti: paru-
paru, otak, ginjal, saluran pencernaan, tulang, kelenjar getah bening,
dan lain-lain, meskipun demikian organ tubuh yang paling sering
terkena yaitu paru-paru.
Tablet FDC untuk dewasa terdiri tablet 4FDC dan 2FDC. Tablet
4FDC mengandung 4 macam obat yaitu: 75 mg Isoniasid (INH), 150
mg Rifampisin, 400 mg Pirazinamid, dan 275 mg Etambutol. Tablet
ini digunakan untuk pengobatan setiap hari dalam tahap intensif dan
untuk sisipan. Tablet 2 FDC mengandung 2 macam obat yaitu: 150 mg
Isoniasid (INH) dan 150 mg Rifampisin. Tablet ini digunakan untuk
pengobatan intermiten 3 kali seminggu dalam tahap lanjutan. Baik
tablet 4FDC maupun tablet 2FDC pemberiannya disesuaikan dengan
berat badan pasien. Untuk melengkapi paduan obat kategori II tersedia
obat lain yaitu: tablet etambutol @400 mg dan streptomisin injeksi
(vial @750 mg).
Tablet FDC untu anak-anak terdiri dari tablet 3FDC dan 2FDC.
Kedua jenis tablet diberikan kepada pasien TB anak yang berusia 0 –
14 tahun. Tablet 3FDC mengandung 3 macam obat antara lain: 30 mg
INH, 60 mg Rifampisin, dan 150 mg Pirazinamid. Tablet ini
digunakan untuk pengobatan setiap hari dalam tahap intensif. Tablet
2FDC mengandung 2 macam obat yaitu: 30 mg INH dan 600 mg
Rifampisin. Tablet ini digunakan untuk pengobatan setiap hari dalam
tahap lanjutan. Sama halnya dengan pemberian pada pasien dewasa,
pemberian jumlah FDC pada pasien anak juga disesuaikan dengan
berat badan anak.
Tahap Evaluasi
a. Evaluasi struktur
Peserta yang hadir berjumlah 25 orang
b. Evaluasi hasil
Jawab:
ISPA merupakan Infeksi Saluran Napas Atas yang merupakan suatu infeksi
pada saluran napas bagian atas yakni dimulai dari hidung, sinus, hingga bagian
laring faring. Sementara TBC merupakan kependekkan dari Tuberculosis yang
merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculose.
Penyakit ini dapat menginfeksi beragam organ dalam tubuh seperti sistem saraf,
kulit, saluran cerna, saluran kemih, hingga selaput otak. Namun penyakit ini
paling sering menyerang sistem paru, sehingga sering dikenal dengan istilah TB
Paru. Sehingga dengan demikian dapat dikatakan bahwa salah satu persamaan TB
Paru dengan ISPA ialah sama-sama menyebabkan masalah pada sistem
pernapasan. Karena sama-sama menyerang sistem pernapasan, maka mode
penularannya pun hampir serupa yakni melalui percikan yang terlontar ketika
seseorang batuk atau bersin. Keduanya dengan demikian, sangat mudah menular,
terutama pada mereka dengan sistem kekebalan tubuh yang rendah.
ISPA sendiri dapat timbul dalam beragam penyebab namun paling sering
disebabkan oleh infeksi virus dan bakteri. Flu yang biasa kita temui merupakan
salah satu contoh ISPA. Perbedaan ISPA dengan TB Paru terletak pada lokasi
peradangan dimana ISPA lebih banyak bermain dengan saluran napas atas
sementara TB Paru sesuai namanya lebih banyak menimbulkan masalah pada
bagian paru. Selain itu pengobatannya pun berbeda. ISPA umumnya tidak
memerlukan pengobatan khusus selain pemberian cairan dan anti alergi serta
pengobatan simptomatik atau setidaknya pemberian antibiotik bila disebabkan
oleh infeksi bakteri. Sementara TB Paru sendiri memerlukan pengobatan anti
tuberkulosis yang harus dijalani minimal 6 bulan tanpa terputus. Oleh
karenanya jelas dalam hal ini dapat dikatakan bahwa TB Paru bermanifestasi lebih
berat daripada ISPA.
DOKUMENTASI