Budaya Organisasi Vietnam
Budaya Organisasi Vietnam
Budaya Organisasi Vietnam
PENDAHULUAN
b) Organisasi
Menurut Dimock, organisasi adalah perpaduan secara sistematis
daripada bagian-bagian yang saling berkaitan untuk membentuk suatu
kesatuan yang bulat mengenai kewenangan, koordinasi dan pengawasan
dalam usaha mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Menurut Herbert G Hicks, organisasi adalah proses yang terstruktur
dimana orang-orang berinteraksi untuk mencapai tujuan. Sedangkan menurut
Mc Farland, organisasi adalah suatu kelompok manusia yang dapat dikenal
yang menyumbangkan usahanya terhadap tercapainya suatu tujuan.
Jadi, organisasi itu adalah sekumpulan orang yang terstruktur
secara sistematis yang berfungsi untuk mencapai suatu tujuan.
c) Budaya Organisasi
Menurut Susanto, budaya organisasi adalah nilai-nilai yang
menjadi pedoman sember daya manusia untuk menghadapi permasalahan
eksternal dan usaha penyesuaian integrasi ke dalam perusahaan sehingga
masing-masing anggota organisasi harus memahami nilai-nilai yang ada dan
bagaimana mereka harus bertingkah laku atau berprilaku.
Budaya organisasi memberikan ketegasan dan mencerminkan
spesifikasi suatu organisasi sehingga berbeda dengan organisasi lain. Budaya
organisasi melingkupi seluruh pola perilaku anggota organisasi dan menjadi
pegangan bagi setiap individu dalam berinteraksi, baik di dalam ruang
lingkup internal maupun ketika berinteraksi dengan lingkungan eksternal.
Oleh karena itu menurut Schein, secara komprehensif budaya
organisasi didefenisikan sebagai pola asumsi dasar bersama yang dipelajari
oleh kelompok dalam suatu organisasi sebagai alat untuk memecahkan
masalah terhadap penyesuaian faktor eksternal dan integrasi faktor internal,
dan telah terbukti sah, dan oleh karenanya diajarkan kepada para anggota
organisasi yang baru sebagai cara yang benar untuk mempersepsikan,
memikirkan dan merasakan dalam kaitannya dengan masalah-masalah yang
dihadapi. Hal ini cukup bernilai dan, oleh karenanya pantas diajarkan kepada
para anggota baru sebagai cara yang benar untuk berpersepsi, berpikir, dan
berperasaan dalam hubungannya dengan problem-problem tersebut (dalam
Hessel Nogi 2005:15)
Defenisi tersebut terlalu kompleks sehingga menurut Robbins,
budaya organisasi cukup didefenisikan sebagai sebuah persepsi umum yang
dipegang teguh oleh para anggota organisasi dan menjadi sebuah sistem yang
memiliki kebersamaan pengertian (dalam 2005:531).
Robbins (2002:279) juga menjelaskan bahwa budaya organisasi
menyangkut bagaimana para anggota melihat organisasi tersebut, bukan
menyangkut apakah para anggota organisasi menyukainya atau tidak, karena
para anggota menyerap budaya organisasi berdasarkan dari apa yang mereka
lihat atau dengar di dalam organisasi. Dan anggota organisasi cenderung
mempersepsikan sama tentang budaya dalam organisasi tersebut
meskipun mereka berasal dari latar belakang yang berbeda ataupun bekerja
pada tingkat-tingkat keahlian yang berlainan dalam organisasi tersebut.
Sehingga budaya organisasi dapat disimpulkan sebagai nilai-nilai
yang menjadi pegangan sumber daya manusia dalam menjalankan
kewajibannya dan juga perilakunya di dalam suatu organisasi.
Kebiasaan, tradisi, dan cara umum dalam melakukan segala sesuatu
yang ada di sebuah organisasi saat ini merupakan hasil atau akibat dari yang
telah dilakukan sebelumnya dan seberapa besar kesuksesan yang telah
diraihnya di masa lalu. Hal ini mengarah pada sumber tertinggi budaya
sebuah organisasi: para pendirinya.
Dari pengertian budaya organisasi di atas, tampak bahwa budaya
organisasi memiliki peran yang sangat strategis untuk mendorong dan
meningkatkan efektifitas kinerja organisasi, khususnya kinerja manajemen
dan kinerja ekonomi, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
Peran budaya organisasi adalah sebagai alat untuk menentukan arah
organisasi, mengarahkan apa yang boleh dilakukan dan yang tidak boleh
dilakukan, bagaimana mengalokasikan sumber daya dan mengelola sumber
daya organisasional, dan juga sebagai alat untuk menghadapi masalah dan
peluang dari lingkungan internal dan eksternal.
Menurut Schein budaya organisasi memiliki 3(tiga) tingkat yaitu:
(dalam Stonner 1996:183)
http://milikyusry.blogspot.co.id/2013/04/makalah-budaya-organisasi.html diakses
pada tanggal 11 Desember 2017
http://www.wisma-bahasa.com/budaya-komunikasi-dalam-masyarakat-vietnam/
diakses pada tanggal 11 Desember 2017
http://vovworld.vn/id-ID/kisahkisah-dari-desa/struktur-dan-organisasi-ruang-
hidup-dari-desa-vietnam-506483.vov diakses pada tanggal 11 Desember
2017
http://sibage.blogspot.co.id/2013/04/makalah-kajian-terhadap-konsep-
budaya.html diakses pada tanggal 11 Desember 2017
http://sheteeballack13.blogspot.co.id/2016/05/makalah-budaya-organisasi.html
diakses pada tanggal 11 Desember 2017