Makalah KPS
Makalah KPS
Makalah KPS
Di susun oleh :
Arief Prihandoko
0402516022
FAKULTAS PASCASARJANA
2016
1
A. Pendahuluan
Untuk itu, Pendidikan IPA yang dibangun atas dasar proses dan sikap ilmiah
dalam memperoleh pengetahuan diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik
dalam mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih
lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajarannya
menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan
kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Dengan
demikian, siswa dalam pembelajaran IPA difasilitasi untuk mengembangkan sejumlah
keterampilan proses (keterampilan ilmiah) dan sikap ilmiah dalam memperoleh
pengetahuan ilmiah tentang alam sekitar, bukan hanya sekedar menghafal produk.
Proses ilmiah (keterampilan proses) akan menjadi penghubung antara pengembangan
konsep dan pengembangan sikap serta nilai.
3
Keterampilan proses sains (KPS) adalah perangkat kemampuan kompleks yang
biasa digunakan oleh para ilmuwan dalam melakukan penyelidikan ilmiah ke dalam
rangkaian proses pembelajaran. Menurut Dahar (1996), keterampilan proses sains
(KPS) adalah kemampuan siswa untuk menerapkan metode ilmiah dalam memahami,
mengembangkan dan menemukan ilmu pengetahuan. KPS sangat penting bagi setiap
siswa sebagai bekal untuk menggunakan metode ilmiah dalam mengembangkan sains
serta diharapkan memperoleh pengetahuan baru atau mengembangkan pengetahuan
yang telah dimiliki.
C. Implementasi KPS
1. Mengamati
4
“massa” (f) melakukan pengamatan kualitatif, contohnya: “baunya seperti susu asam”
bukan “berbau”.
2. Mengelompokkan/klasifikasi
3. Menafsirkan informasi
Menafsirkan hasil pengamatan ialah menarik kesimpulan tentatif dari data yang
dicatatnya. Hasil-hasil pengamatan tidak akan berguna bila tidak ditafsirkan. Karena
itu, dari mengamati langsung, lalu mencatat setiap pengamatan secara terpisah,
kemudian menghubung-hubungkan hasil-hasil pengamatan itu. Selanjutnya siswa
mencoba menemukan pola dalam suatu seri pegamatan yang menyatakan pola
hubungan atau kecenderungan gejala tertentu yang ditunjukkan oleh sejumlah hasil
data pengamatan, dan akhirnya membuat kesimpulan.
4. Merumusakan hipotesis
3. Melakukan percobaan
5
siswa perlu untuk menentukan apa yang akan diamati, diukur, atau ditulis,
menentukan cara dan langkah-langkah kerja. Selanjutnya siswa dapat pula
menentukan bagaimana mengolah hasil-hasil pengamatan dan mencatat hasil
percobaan.
5. Menerapkan konsep
6. Berkomunikasi
Pokok uji keterampilan proses memerlukan skor dengan cara tertentu. Setiap
respon yang benar diberi skor dengan bobot tertentu, umpamanya masing-masing 1
7
untuk pokok uji observasi di atas yang berarti jumlah skornya 5. Untuk respon yang
lebih kompleks, misalnya membuat pertanyaan, dapat diberi skor bervariasi
berdasarkan tingkat kesulitannya. Misalnya pertanyaan berlatar belakang hipotesis
diberi skor 3; pertanyaan apa, mengapa, bagaimana diberi skor 2; pertanyaan yang
meminta penjelasan diberi skor 1 (Rustaman, 2003).
8
1 5 5
2 7 6
3 8,5 6,5
4 11 6,9
5 12,8 7,2
6 14 7,3
7 15,9 7,3
Pertanyaan:
Tuliskan rumusan masalah pada percobaan di atas! (skor 2)
________________________________________________________
Buatlah kesimpulan berdasarkan data hasil percobaan di atas! (skor 2)
________________________________________________________
Penilaian melalui keterampilan proses sains melalui bukan tes dapat dilakukan
dalam bentuk observasi atau pengamatan. Pengamatan dalam penilaian ini dapat
dilakukan secara langsung maupun tidak langsung. Selama proses kegiatan
pembelajaran sains dilaksanakan, guru dapat melakukan penilaian dengan mengamati
9
perilaku siswa secara langsung dalam menunjukkan kemampuan keterampilan proses
sains yang dimiliki. Selain itu, hasil-hasil pekerjaan tugas siswa atau produk hasil
belajar siswa juga dapat diamati untuk menilai keterampilan proses siswa secara
integrative.
Kriteria Skor
4 3 2 1
10
pada situasi lain.
Sebagaimana pada contoh di atas, sebuah rubric memuat dua komponen, yaitu
kriteria dan level unjuk kerja (performance). Pada setiap rubrik terdiri atas minimal
dua criteria dan dua level unjuk kerja. Criteria biasanya ditempatkan pada kolom
paling kiri, sedangkan level unjuk kerja ditempatkan pada baris paling atas dalam
tabel rubrik. Untuk memudahkan dalam penggunaannya, level unjuk kerja terdiri atas
level kuantitatif berupa angka (1, 2, 3, dan 4) dan level kualitatif.
11
F. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S., 2009. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Edisi Revisi 6.
Jakarta : Rineka Cipta.
12
Rustaman, Nuryani Y dkk. 2003. Strategi Belajar Mengajar Biologi. Jakarta:
Universitas Pendidikan Indonesia.
13