LP Kista Bartolini
LP Kista Bartolini
LP Kista Bartolini
Oleh :
Dian Pratama Putri
I4051171028
1. Pengertian
Kista bartolini merupakan tumor kistik jinak yang timbul pada kelenjar bartolini yang
merupakan muara lubrikasi atau tempat produksi cairan pelumas vulva. Kelenjar Bartholini
berkembang dari epithelium pada area posterior dari vestibula. Kelenjar ini terletak secara
bilateral pada dasar dari labia minora dan proses drainasenya melalui duktus dengan panjang
2-2.5 cm, Kelenjar tersebut biasanya hanya berukuran sebesar kacang polong dan jarang
melebihi ukuran 1 cm. Kelenjar ini tidak bisa dipalpasi kecuali jika terjadi infeksi atau
penyakit lainnya. (Dinata.2011)
2. Etiologi
Dinata (2011) menyebutkan infeksi pada kelenjar ini dapat terjadi akibat adanya infeksi
microorganisme seperti:
Virus : Herpes, klamidia trakomatis
Jamur: Kandida albikan, asinomises
Bakteri: Neisseria gonorrhoeae, stafilokokus dan E.coli
Mikroorganisme tersebut menyumbat saluran lubrikasi pada vagina yang mengakibatkan
tidak keluarnya cairan lubrikasi yang mestinya keluar (perempuan yang belum 40 tahun).
Cairan yang telah diproduksi namun tidak dapat dikeluarkan atau terperangkap, akan
menumpuk pada kelenjar bartolini dan mudah berubah menjadi serupa dengan nanah.
Penumpukan cairan ini, akan membentuk benjolan yang semakin membesar.
3. Pathofisiologi
Faktor presipitasi:
Infeksi mikroorganisme: Faktor predisposisi:
a. Virus a. Kebersihan area genitalia dan anus
b. Jamur b. Hubungan seksual yang tidak sehat
c. Bakteri c. Daya tahan tubuh menurun
Menginfeksi Vulva
Kerusakan jaringan
+ proses inflamasi Penurunan suplay darah
ke jaringan sekitar Tekanan pada pembuluh
darah genitalia eksternal Cemas
Perangsangan
reseptor nyeri
Sintesis
Protaglandin
Pelepasan Histamin, Nyeri
Vasokonstriksi perifer Bradikinin, dan Serotonin
5. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan yang dapat dilakukan pada penderita kista bartolini adalah:
Pada wanita usia 40 thn keatas dianjurkan utk melakukan eksisi seluruh kelenjar Bartholin
oleh karena kemungkinan timbulnya suatu keganasan.
Pemasangan Kateter Word; Setelah dipasang, kateter word ini dibiarkan selama 4 minggu
dan penderita dianjurkan untuk tidak melakukan aktifitas seksual, sampai kateter dilepas.
setelah 4 minggu akan terbentuk saluran drainase baru dari kista bartholin.
Marsupialisasi adalah pembuatan insisi elips dengan skalpel diluar atau didalam cincin
hymen, insisi mengiris kulit dan dinding kista dibawahnya (utk kemudian dibuang).
apabila terdapat lokulasi dibersihkan. kemudian dinding kista didekatkan dengan kulit
menggunakan benang 3.0 atau 4.0 dan dijahit interrupted. Angka rekurens sekitar 10%
Eksisi dilakukan jika terjadi rekurensi berulang, sebaiknya tindakan ini dilakukan di
kamar operasi untuk mencegah perdarahan dari plexus venosus bulbus vestibuli
7. Analisa Data
Data Etiologi Diagnosa
DS: Invasi virus, jamur & Nyeri akut
- Klien mengeluh nyeri saat bakteri + faktor berhubungan
melakukan hubungan seksual, duduk, presipitasi dengan proses
berdiri dan berjalan ↓ inflamasi pada
- Nyeri yang dirasakan seperti ditusuk- Pelepasan endotoksin saluran lubrikasi
tusuk dan perih ↓ dan peningkatan
- Skala nyeri 3-5 (0-5) Kerusakan jaringan tekanan pada
DO: ↓ pembuluh darah
- Klien tampak lemah dan kesakitan Merangsang reseptor genitalia
- Klien tampak berhati-hati ketika nyeri + tekanan pada
berdiri, duduk maupun berjalan pembuluh darah genitalia
- adanya benjolan lunak dan supel ↓
berisi cairan berwarna kuning dan Nyeri
berbau,
- adanya perubahan warna kulit,
- udem pada labia mayor posterior,
- Adanya pengeluaran cairan pada
kelenjar bartolini
- Vital sign: TD 110/70 mmHg, nadi >
100 x/mnt, suhu > 370C, RR (16 – 20
x/mnt)
DS: Invasi microorganisme Gangguan
- Klien mengatakan dirinya mengalami ↓ termoregulasi:
demam Reaksi peradangan hipertermi
DO: ↓ berhubungan
- Klien tampak lemah dan lesu Merangsang persarafan dengan adanya
- Akral teraba hangat sintesis protalglandin proses inflamasi
- Tampak berkeringat ↓
- Vital sign: TD 110/70 mmHg, nadi > Vasokonstriksi perifer
100 x/mnt, suhu > 370C, RR (16 – 20 ↓
x/mnt) Peningkatan set point
temperature
↓
Demam
DS: pertumbuhan sel Kecemasan
abnormal berhubungan
- Klien mengatakan belum pernah ↓ dengan adanya
memperoleh informasi tentang benjolan semakin benjolan pada
penyakitnya, membesar + nyeri + labia mayora
- Klien mengatakan cemas pada rencana pembedahan posterior dan
kondisinya ↓ prosedur
Do: Kecemasan pembedahan yang
- Klien tampak cemas, gelisah, akan dijalani
ekspresi wajah tegang
8. Diagnosa Keperawatan
a. Gangguan rasa nyaman: Nyeri akut berhubungan dengan proses inflamasi pada saluran
lubrikasi dan peningkatan tekanan pada pembuluh darah genitalia
b. Gangguan termoregulasi: Hipertermi berhubungan dengan adanya proses inflamasi
c. Kecemasan berhubungan dengan adanya benjolan pada labia mayora posterior dan
prosedur pembedahan yang akan dijalani
9. Intervensi Keperawatan
Diagnosa Perencanaan Keperawatan
Keperawatan Tujuan dan Kriteria Evaluasi Intervensi Rasional
Gangguan rasa nyaman: NOC: 1. Kaji keluhan nyeri dengan menggunakan skala Mempengaruhi pengawasan keefektifan
Nyeri akut berhubungan Setelah diberikan asuhan nyeri, serta perhatikan lokasi, karakteristik dan intervensi
dengan proses inflamasi keperawatan selama 2 X 24 jam intensitas serta observasi vital sign
pada saluran lubrikasi diharapkan klien memperlihatkan 2. Jelaskan pada klien dan orang tua mengenai
dan peningkatan rasa nyaman/ nyeri berkurang/ penyebab nyeri yang dirasakan klien saat ini Pengetahuan klien mempengaruhi
tekanan pada pembuluh nyeri hilang 3. Observasi ketidaknyamanan non verbal dan tindakan dan perilaku klien menghadapi
darah genitalia ungkapan verbal keadaannya
Kriteria Evaluasi: Intensitas nyeri yang dirasakan dapat
- Menunjukkan kemampuan 4. Bantu klien menemukan posisi nyaman/ dipertimbangkan dengan ungkapan
penggunaan ketrampilan mobilisasi. verbal mau nonverbal yang ditampilkan
relaksasi, 5. Anjurkan klien untuk latihan napas dalam dan Mempengaruhi kemampuan klien untuk
- Ungkapan verbal klien bahwa imajinasi visual atau teknik relaksasi. rileks, tidur dan istirahat secara efektif
nyeri berkurang, Memfokuskan kembali perhatian,
- ekspresi wajah tampak rileks, Kolaborasi meningkatkan rasa kontrol, meningkatkan
skala nyeri 1 – 2 (0-5). 6. Berikan obat analgesic sesuai program kemampuan koping dalam manajemen
nyeri.
Carpenito, Lynda Juall. (2000.). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. (terjemahan).
Jakarta; EGC
Dinata, Fredy. (2011). Jurnal: Kelainan pada Kelenjar Bartolin. Bandung; Media Komunikasi
PPDS ObGyn Unair
Medforth, Janet. Dkk. (2012). Kebidanan Oxford Edisi Terjemahan. Jakarta; EGC
Jhonson. Ruth & Wendy. (2005). Buku Ajar Praktik Kebidanan Edisi Terjemahan. Jakarta. EGC