ID Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan Mod PDF
ID Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan Mod PDF
ID Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan Mod PDF
Abstrak
Risiko adalah bahaya, akibat atau konsekuensi yang dapat terjadi akibat sebuah proses
yang sedang berlangsung atau kejadian yang akan datang. Bahaya (hazard) terdiri dari sen-
yawa biologi, kimia atau fisik yang berpotensi menyebabkan gangguan kesehatan. Se-
dangkan risiko (risk) merupakan fungsi peluang terjadinya gangguan kesehatan dan kepara-
han (severity) gangguan kesehatan oleh karena suatu bahaya.
Risiko lingkungan merupakan risiko terhadap kesehatan manusia yang disebabkan
oleh karena faktor lingkungan, baik lingkungan fisik, hayati maupun sosial-ekonomi-budaya.
Salah satu bahaya yang berpotensi menimbulkan dampak bagi kesehatan manusia dan ling-
kungan yakni bahaya kimia yang berupa keberadaan polutan di udara.
Di Indonesia Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan (ARKL) masih belum banyak
dikenal dan digunakan sebagai metoda kajian dampak lingkungan terhadap kesehatan. Pa-
dahal, di beberapa negara Uni Eropa, Amerika dan Australia ARKL telah menjadi proses
central idea legislasi dan regulasi pengendalian dampak lingkungan. Karenanya, merupakan
hal penting untuk mengenalkan metode ARKL dalam pengukuran risiko kesehatan yang dapat
ditimbulkan karena faktor lingkungan khususnya pencemaran udara.
P
olusi udara pada masa lalu lebih seluruh dunia. Hal ini memicu dilakukann-
banyak disebabkan oleh kejadian ya upaya untuk menurunkan tingkat kon-
alam seperti debu dan pasir, ke- sentrasinya dalam udara ambien. Antara
bakaran hutan, letusan gunung berapi, dan tahun 1970-1999, Amerika serikat berhasil
gas yang keluar dari dalam bumi atau yang mengurangi beberapa konsentrasi polutan
dilepas oleh materi organik yang mem- standar dari udara ambien, salah satunya
busuk. Bentuk polusi ini masih ada sampai sulfur dioksida 40% namun meningkatkan
sekarang dan sesekali dapat menyebabkan konsentrasi nitrogen oksida sebesar 17%
ancaman serius. Namun, selain polutan ala- (Mckenzie, Pinger dan Kotecki 2007).
mi ini, sekarang terdapat produk limbah Beberapa penelitian telah banyak
yang dihasilkan oleh peradaban industriali- mengungkapkan tentang kondisi pencema-
sasi modern. Produk masyarakat modern ran udara dunia baik di luar maupun dalam
427
Jurnal Kesehatan Volume VII No. 2/2014
ruangan. Di Indonesia sendiri penelitian Pondok Gede dan Jasa Marga. Sementara
terkait pencemaran udara telah menjadi untuk konsentrasi NO2 di titik pengukuran
perhatian beberapa tahun terakhir meng- Jasa Marga menunjukkan telah melebihi
ingat dampak yang ditimbulkannya. rata-rata tahunan standar nasional yang
Penelitian terhadap gas SO2 dan NO2 berlaku di Indonesia yaitu 48 ppb (Daud,
pernah dilakukan di Indonesia pada suatu 2010).
Industri. Selama tahun 1988-1992 kadar Menurut penelitian Jakarta Urban
gas SO2 melampaui nilai baku mutu udara Development Project, konsentrasi timbal
ambien dimana kadar tertinggi pada tahun di beberapa kota besar mencapai 1,7-
1991 yaitu 0.1 ppm dengan kadar rata-rata 3,5mikrogram/meter kubik (µg/m3), hidro-
adalah 0.11 ppm. Sementara untuk NO2 karbon mencapai 4,57 ppm (baku mutu
pada udara ambien selama kurun waktu pp41/1999 : 0,24 ppm), NOx mencapai
tersebut melampaui nilai baku mutu udara 0,076 ppm (baku mutu 0,05 ppm) dan de-
ambien dimana tertinggi pada tahun 1989 bu mencapai 172 mg/m3 ( baku mutu : 150
sebesar 0.32 ppm. Kadar rata-rata gas NO2 mg/m3). Hasil laporan kementerian Nega-
selama kurun waktu tersebut sebesar 0.14 ra lingkungan hidup menunjukkan penga-
ppm (Mukono, 2008). Terdapat pula matan kualitas udara pada parameter SO2
penelitian di daerah industri pengecoran di 30 kota di Indonesia menunjukkan Kota
logam ceper dengan kadar SO2 terendah Makassar termasuk kota yang mengalami
berada di Dusun Ndoyo (1.4 µg/m3) dan kenaikan konsentrasi SO2 dalam pemerik-
tertinggi di PT. Batur Jaya (9.3 µg/m3) saan 3 tahun berturut-turut yaitu 23,10μg/
(Wiharja, 2002). Di kawasan utara kota m3 (2006), 29,52 μg/m3 (2007), 45,29μg/
Semarang besarnya emisi NO2 adalah m3 (2008).
0,001445 ton/tahun. Hasil konsentrasi Pada penelitian yang dilakukan Agus
NO2 ambien tertinggi terdapat di daerah dan Budi (2007), penelitian yang diara-
Tambakrejo yaitu 300 µg/m3 , nilai terse- hkan untuk mengukur partikel udara ambi-
but tidak aman untuk ditinggali karena en TSP, PM10 dan PM2,5 di sekitar calon
konsentrasi diatas batas standar baku mutu lokasi PLTN Semenanjung Lemahabang.
yaitu sebesar 150 µg/m3 (Hadiwidodo, Hasilnya ditemukan bahwa konsentrasi
2006). Sementara di Jakarta pada bulan TSP, PM10 dan PM2,5 per 24 jam di se-
april 2003 – februari 2004 KLH memantau luruh lokasi melebihi baku mutu udara am-
konsentrasi SO2 dan NO2. Hasil untuk gas bien nasional yang ditetapkan Pemerintah.
SO2 dengan konsentrasi tertinggi berada di Penelitian Suhariyono (2002) ter-
daerah timur dan utara, yaitu di Clincing, hadap pencemaran udara di pabrik semen
428
Syahrul Basri dkk. Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan ...
429
Jurnal Kesehatan Volume VII No. 2/2014
430
Syahrul Basri dkk. Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan ...
Identifikasi Bahaya
Identifikasi Sumber
Karakteristik Risiko
Manajemen Risiko
Komunikasi Risiko
Gambar 1. Analisis Risiko; Ruang lingkup langkah-langkah risk analysis. Risk assess-
ment hanya pada bagian kotak garis titik-titik sedangkan risk management dan
risk communication berada di luar lingkup risk assessment (Louvar dan Louvar
1998).
431
Jurnal Kesehatan Volume VII No. 2/2014
dari emisi suatu industri bisa dirasakan kritis analisis risiko dengan manajemen risi-
oleh semua orang yang secara obyektif te- ko. Proses ini disebut sebagai perumusan
lah mengganggu kenyamanan. Namun, risk masalah (WHO 2004).
agent apa yang menyebabkan bau itu, hanya Analisis Risiko Kesehatan Ling-
bisa dikenali oleh mereka yang terlatih, ber- kungan masih jarang digunakan dalam
pengalaman dalam teknik-teknik analisis kajian dampak lingkungan terhadap
pencemaran udara dan mengetahui proses- kesehatan ma-syarakat. Kebanyakan ana-
proses industrinya (WHO 2004). lisis dilakukan secara konservatif dengan
Dalam perkembangan selanjutnya studi epidemiologi. Memang, selama be-
disadari bahwa interaksi tidak hanya perlu rabad-abad studi epidemiologi telah men-
dilakukan antara risk assessor dan risk jadi metoda investigasi pe-nyakit infeksi di
manager tetapi harus melibatkan semua masyarakat (NRC 1983). Boleh jadi seba-
pihak yang tertarik atau yang berkepent- gian akademisi dan praktisi kesehatan
ingan. Masalah risiko, faktor-faktor yang masyarakat berpendapat bahwa epidemi-
berhubungan dengan risiko dan persepsi ologi merupakan satu-satunya metoda
tentang risiko perlu dikomunikasikan kajian dampak lingkungan terhadap
secara transparan. Proses ini dikenal se- kesehatan. Oleh karena itu bisa difahami
bagai komunikasi risiko. Komunikasi risi- jika masih banyak salah persepsi dan pemer-
ko berperan untuk menjelaskan secara tukaran studi Epidemiologi Kesehatan Ling-
transparan dan bertanggungjawab tentang kungan (EKL) dengan ARKL. Sekurang-
proses dan hasil karakterisasi risiko ser-ta kurangnya ada enam ciri yang mem-
pilihan-pilihan manajemen risikonya kepa- bedakan EKL dan ARKL, yaitu (Rahman
da pihak-pihak yang relevan (WHO 2004). 2007):
Berdasarkan paradigma risk analysis 1. Dalam ARKL, pajanan risk agent yang
tersebut, WHO, 2004 kemudian merumus- diterima setiap individu dinyatakan se-
kan atur-an umum bahwa analisis risiko bagai intake atau asupan. Studi epidemi-
perlu diawali dengan analisis risiko penda- ologi umumnya tidak perlu memper-
huluan yang bersifat subyektif dan infor- hitungkan asupan individual ini;
mal. Langkah ini dilakukan untuk memas- 2. Dalam ARKL, perhitungan asupan
tikan apakah suatu kasus memerlukan ana- membutuhkan konsentrasi risk agent di
lisis risiko secara formal atau tidak. Ana- da-lam media lingkungan tertentu,
lisis risiko pendahuluan merupakan transisi karakteristik antropometri (seperti berat
menuju analisis risiko formal, suatu proses badan dan laju inhalasi atau pola kon-
iteratif yang memudahkan persinggungan sumsi) dan pola aktivitas waktu kontak
432
Syahrul Basri dkk. Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan ...
dengan risk agent. Dalam EKL konsen- kungan terhadap kesehatan (kejadian
trasi dibutuhkan tetapi karakteristik an- penyakit yang berbasis lingkungan)
tropomet-ri dan pola aktivitas individu melainkan untuk menghitung atau
bukan determinan utama dalam menaksir risiko yang telah, sedang dan
menetapkan besaran risiko; akan terjadi. Efek tersebut, yang dinya-
3. Dalam ARKL, risiko kesehatan oleh takan sebagai nilai kuantitatif dosis-
pajanan setiap risk agent dibedakan atas respon, harus sudah ditegakkan lebih
efek karsinogenik dan nonkarsinogenik dahulu, yang didapat dari luar sumber-
dengan perhitungan yang berbeda. Da- sumber populasi yang dipelajari, bahkan
lam EKL, teknik analisis efek kanker dari studi-studi toksisitas uji hayati
dan nonkanker pada dasarnya sama; (bioassay) atau studi keaktifan biologis
4. Dalam EKL, efek kesehatan (kanker dan risk agent.
nonkanker) yang ditentukan dengan 5. Dalam ARKL, besaran risiko
berbagai pernyataan risiko (seperti odd (dinyatakan sebagai RQ untuk non-
ratio, relative risk atau standardized karsinogenik dan ECR untuk karsino-
mortality ratio) didapat dari populasi genik) tidak dibaca sebagai per-
yang dipelajari. ARKL tidak dimaksud- bandingan lurus (direct-ly proportional)
kan untuk mencari indikasi atau menguji melainkan sebagai probalitias. Dalam
hubungan atau pengaruh dampak ling- EKL pernyataan risiko seperti OR, RR
433
Jurnal Kesehatan Volume VII No. 2/2014
Kategori 1a :
Dosis-respon
Kategori 1 : ARKL
risk agent
Pajanan manusia telah tersedia
pada tingkat
yang harus di-
pedulikan
terdokumentasi
Kategori 1b :
Tipe, media,
konsentrasi Dosis-respon
risk agents risk agent EKL
(polutan) belum terse-
Jalur pajanan
dia
Populasi berisi-
ko
Gambar 3. Ilustrasi logika pengambilan keputusan untuk menentukan tipe studi yang
dapat dilakukan dalam mempelajari efek lingkungan terhadap kesehatan
manusia (Rahman, 2007)
atau SMR dibaca sebagai per- penyakit (disease oriented) atau kondisi
bandingan lurus. Jadi misalnya, RQ = lingkungan yang spesifik (agent orient-
2 tidak dibaca sama dengan OR = 2. ed), sedangkan Analisis Risiko
6. Kuantitas risiko nonkarsinogenik dan Kesehatan Lingkungan bersifat agent
karsinogenik digunakan untuk merumus- specific dan site specific. Analisis risiko
kan pengelolaan dan komunikasi risiko kesehatan lingkungan adalah proses
secara lebih spesifik. ARKL menawar- perhitungan atau perkiraan risiko pada
kan pengelolaan risiko secara kuanti- suatu organisme sasaran, sistem atau
tatif seperti penetapan baku mutu dan (sub)populasi, termasuk identifikasi
reduksi konsentrasi. Pengelolaan dan ketidakpastian-ketidakpastian yang me-
komunikasi risiko bukan bagian integral nyertainya, setelah terpajan oleh agent
studi EKL dan, jika ada, hanya relevan tertentu, dengan memerhatikan karak-
untuk populasi yang dipelajari. terisktik yang melekat pada agent itu
7. Epidemiologi Kesehatan Lingkungan dan karakterisktik system sasaran yang
umumnya dilakukan atas dasar kejadian spesifik. Metode, teknik dan prosedur
434
Syahrul Basri dkk. Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan ...
analisis risiko kesehatan lingkungan saat kasi bahaya, Analisis pemajanan, Analisis
ini dikembangkan dari Risk Analysis dosis-respon, dan Karakterisasi risiko
Paradigm yang terbagan pada Gambar 1 (NRC 1983).
(NRC 1983) Langkah – langkah ini tidak harus
8. Dalam Public Health Assessment kedua dilakukan secara berurutan, kecuali karak-
studi tersebut dapat digabungkan terisasi risiko sebagai tahap terakhir.
dengan tidak menghilangkan cirinya Karakterisasi risiko kesehatan pada popu-
masing-masing. Analisis risiko lasi berisiko dinyatakan secara kuantitatif
kesehatan lingkungan mampu meramal- dengan menggabungkan analisis dosis-
kan besaran tingkat risiko secara kuanti- respon dengan analisis pemajanan. Nilai
tatif sedangkan epidemiologi kesehatan numerik estimasi risiko kesehatan kemudi-
lingkungan dapat membuktikan apakah an digunakan untuk merumuskan pilihan-
prediksi itu sudah terbukti atau belum. pilihan manajemen risiko untuk mengen-
Public Health Assessment tidak saja dalikan risiko tersebut. Selanjutnya opsi-
memberikan estimasi numerik risiko opsi manajemen risiko itu dikomunikasi-
kesehatan melainkan juga perspektif kan kepada pihak-pihak yang berkepent-
kesehatan masyarakat dengan memadu- ingan agar risiko potensial dapat diketahui,
kan analisis mengenai kondisi-kondisi diminimalkan atau dicegah (NRC 1983).
pemajanan setempat, data efek-efek Metode, Teknik dan Prosedur ARKL
kesehatan dan kepedulian masyarakat Kajian ARKL dimulai dengan me-
(NRC 1983). meriksa secara cermat apakah data dan
Prinsip dasar ARKL informasi berikut sudah tersedia (ATSDR
AKRL berjalan dengan proses yang 2005):
dibagankan dalam alur pengambilan kepu- 1. Jenis spesi kimia risk agent.
tusan seperti pada Gambar 2. Decision log- 2. Dosis referensi untuk setiap jenis
ic ini menentukan komponen studi mana spesi kimia risk agent
yang dapat dilakukan berdasarkan data dan 3. Media lingkungan tempat risk agent
informasi awal yang tersedia. Decision berada (udara, air, tanah, pangan).
logic ini dijelaskan dalam Guidance for 4. Konsentrasi risk agent dalam media
ASTDR Health Studies (ATSDR 2005). lingkungan yang bersangkutan.
Secara garis besarnya analisis risiko 5. Jalur-jalur pemajanan risk agent
kesehatan lingkungan (ARKL) menurut (sesuai dengan media lingkungann-
National Research Council (NRC) terdiri ya).
dari empat tahap kajian, yaitu : Identifi- 6. Populasi dan sub-sub populasi yang
435
Jurnal Kesehatan Volume VII No. 2/2014
436
Syahrul Basri dkk. Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan ...
ulasi berisiko bisa dihitung. Data dan infor- durasi pajanan (Dt), harus diketahui berapa
masi yang dibutuhkan untuk menghitung lama sesungguhnya (real time) responden
asupan adalah semua variabel yang ter- berada di tempat mukim sampai saat sur-
dapat dalam Persamaan berikut (ATSDR vey dilakukan dalam hitungan tahun.
2005). Selain durasi pajanan lifetime, durasi pa-
janan real time penting untuk dikonfirmasi
dengan studi epidemiologi kesehatan ling-
kungan (EKL) apakah estimasi risiko
kesehatan sudah terindikasikan (ATSDR
Keterangan : 2005).
Konsentrasi risk agent dalam media
I : Asupan (intake), mg/kg/hari
C : konsentrasi risk agent, mg/M3 untuk me- lingkungan diperlakukan menurut karak-
dium udara, mg/L untuk air minum,
teristik statistiknya. Jika distribusi konsen-
mg/kg untuk makanan atau pangan
R : laju asupan atau konsumsi, M3/jam untuk trasi risk agent normal, bisa digunakan
inhalasi, L/hari untuk air minum, g/hari
untuk makanan nilai arithmetik meannya. Jika distri-
tE : waktu pajanan
businya tidak normal, harus digunakan log
fE : frekwensi pajanan
normal atau mediannya. Normal tidaknya
Dt : durasi pajanan, tahun (real time atau
proyeksi, 30 tahun untuk nilai default resi- distribusi konsentrasi risk agent bisa
densial)
W : Berat badan, kg ditentukan dengan menghitung coeffi-
b
cience of variance (CoV), yaitu SD dibagi
ta : Periode waktu rata-rata (Dt x 365
vg hari/tahun untuk zat nonkarsinogen, 70 mean. Jika CoV ≤ 20% distribusi dianggap
tahun x 365 hari/tahun untuk zat karsino-
gen) normal dan karena itu dapat digunakan
nilai mean (NRC 1983). Sebelum nilai
Waktu pajanan (tE) harus digali default nasional tersedia berdasarkan hasil
dengan cara menanyakan berapa lama ke- survey maka tE, fE dan Wb dapat dipakai
biasaan responden sehari-hari berada di sebagai nilai numerik faktor antropometri
luar rumah seperti ke pasar, mengantar dan pemajanan (Rahman 2007).
menjemput anak sekolah dalam hitungan Analisis Dosis-Respon
jam. Demikian juga untuk frekuensi pa- Analisis dosis-respon, disebut juga
janan (fE), kebiasaan apa yang dilakukan dose-response assessment atau toxicity as-
setiap tahun meninggalkan tempat mukim sessment, menetapkan nilai-nilai kuanti-
seperti pulang kampung, mengajak anak tatif toksisitas risk agent untuk setiap ben-
berlibur ke rumah orang tua, rekreasi dan tuk spesi kimianya. Toksisitas dinyatakan
sebagainya dalam hitungan hari. Untuk sebagai dosis referensi (reference dose,
437
Jurnal Kesehatan Volume VII No. 2/2014
RfD) untuk efek-efek nonkarsinogenik dan gikan pada hewan uji atau pada manusia
Cancer Slope Factor (CSF) atau Cancer sedangkan LOAEL berarti dosis terendah
Unit Risk (CCR) untuk efek-efek karsino- yang (masih) menimbulkan efek. Secara
genik. Analisis dosis-respon merupakan numerik NOAEL selalu lebih rendah da-
tahap yang paling menentukan karena ripada LOAEL. RfD atau RfC diturunkan
ARKL hanya bisa dilakukan untuk risk dari NOAEL atau LOAEL menurut persa-
agent yang sudah ada dosis-responnya (US maan berikut ini (ATSDR 2005) :
EPA 1997). UF adalah uncertainty factor (faktor
Menurut IPCS, Reference dose ada- ketidakpastian) dengan nilai UF1 = 10 un-
lah toksisitas kuantitatif nonkarsinogenik, tuk variasi sensitivitas dalam populasi
menyatakan estimasi dosis pajanan harian manusia (10H, human), UF2 = 10 untuk
yang diprakirakan tidak menimbulkan efek ekstrapolasi dari hewan ke manusia (10A,
merugikan kesehatan meskipun pajanan animal), UF3 = 10 jika NOAEL diturunk-
berlanjut sepanjang hayat (Rahman 2007). an dari uji subkronik, bukan kronik, UF4 =
Dosis referensi dibedakan untuk pa- 10 bila menggunakan LOAEL bukan NO-
janan oral atau tertelan (ingesi, untuk ma- AEL. MF adalah modifying factor bernilai
kanan dan minuman) yang disebut RfD 1 s/d 10 untuk mengakomodasi keku-
(saja) dan untuk pajanan inhalasi (udara) rangan atau kelemahan studi yang tidak
yang disebut reference concentration tertampung UF. Penentuan nilai UF dan
(RfC). Dalam analisis dosis-respon, dosis MF tidak lepas dari subyektivitas. Untuk
dinyatakan sebagai risk agent yang terhir- menghindari subyektivitas, tahun 2004 te-
up (inhaled), tertelan (ingested) atau lah diajukan model dosis-respon baru
terserap melalui kulit (absorbed) per kg dengan memecah UF menjadi ADUF (=
berat badan per hari (mg/kg/hari) (US EPA 100,4 atau 2,5), AKUF (= 100,6 atau 4,0),
1997). HDUF (=100,5 atau 3,2) dan HKUF
Dosis yang digunakan untuk (=100,5 atau 3,2)8 (ATSDR 2005).
menetapkan RfD adalah yang menyebab- Karakteristik Risiko
kan efek paling rendah yang disebut NO- Karakteristik risiko kesehatan dinya-
AEL (No Observed Adverse Effect Level) takan sebagai Risk Quotient (RQ, tingkat
atau LOAEL (Lowest Observed Adverse risiko) untuk efek-efek nonkarsinogenik
Effect Level). NOAEL adalah dosis terting- dan Excess Cancer Risk (ECR) untuk efek-
gi suatu zat pada studi toksisitas kronik efek karsinogenik . RQ dihitung dengan
atau subkronik yang secara statistik atau membagi asupan nonkarsinogenik (Ink)
biologis tidak menunjukkan efek meru- risk agent dengan RfD atau RfC-nya
438
Syahrul Basri dkk. Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan ...
C R f Dt
Baik CSF maupun Ink harus spe- RFC mg/m3
Wb tavg
sifik untuk bentuk spesi kimia risk agent
dan jalur pajanannya. Karena secara teori- 2. Mengurangi pola (laju) asupan bila kon-
tis karsinogenisitas tidak mempunyai am- sentrasi risk agent dan waktu konsumsi
bang non threshold, maka risiko dinya- tidak dapat diubah. Persamaan yang
takan tidak bisa diterima (unacceptable) digunakan dalam manajemen risiko cara
bila E-6<ECR<E-4. Kisaran angka E-6 s/d ini adalah :
E-4 dipungut dari nilai default karsinoge-
RfC WB t avg
nistas US-EPA (US EPA 1997). R m 3 /hari
C f E Dt
Manajemen Risiko
Berdasarkan karakterisasi risiko,
439
Jurnal Kesehatan Volume VII No. 2/2014
3. Mengurangi waktu kontak bila konsen- Jadi asupan (intake) SO2 per hari un-
trasi risk agent dan pola konsumsi tidak tuk responden tersebut adalah 0,0949 mg/
dapat di ubah. Cara ini sering juga Kg/Hari.
digunakan dalam strategi studi Epidemi-
ologi Kesehatan Lingkungan. Persa- Sedangkan asupan (intake) untuk
maan yang digunakan disini adalah : NO2 adalah:
= 0,0949 mg/Kg/Hari
440
Syahrul Basri dkk. Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan ...
atau 0,03 mg/m3 dan RfC untuk NO2 ada- pencemaran lingkungan yang memberikan
lah 60 µg/m3 atau 0,06 mg/m3. Dari contoh paparan kepada manusia.
perhitungan asupan diatas, maka nilai RQ
SO2 untuk responden tersebut adalah: DAFTAR PUSTAKA
Besar risiko (RQ) = 0,0949 mg/kg/hari Agus, and Budi. Pengukuran Partikel
0,03 mg/kg/hari Udara (TSP, PM10, dan PM2,5) di
sekitar Calon Lokasi PLTN Se-
= 3,16
menanjung Lemahabang. AMDAL
Jadi Besar risiko (RQ) untuk SO2 Report, Jakarta: Pusat teknologi
pada responden tersebut adalah 3,68. Limbah radioaktif-BATAN, 2006.
Aldrich, Tim E., and Jack Griffith. Envi-
Sedangkan RQ untuk NO2 adalah:
ronmental Epidemiologi and Risk
Besar risiko (RQ) = 0.000679 mg/kg/hari Assessment. New York: Van Nos-
0,06 mg/kg/hari trand Reinhold, 1993.
ATSDR. "Public Health Assessment Guid-
= 0,01
ance Manual." http://
Jadi Besar Risiko (RQ) untuk NO2 www.atsdr.cdc.gov/hac/PHSManual/
pada responden tersebut adalah 0,01. toc.html. 2005. (accessed Desember
16, 2011).
Bustan, M.N. Pengantar Epidemiologi.
PENUTUP Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2002.
Kesimpulan JUDP. Kualitas Udara Ambien Indonesia.
Risiko adalah kemungkinan yang mungkin Report, Jakarta: Jakarta Urban De-
velopment Project, 2009.
dapat atau tidak terjadi. Pencemaran udara
Junaidi. Analisis Kadar Debu Jatuh (Dust
yang terjadi dewasa ini dapat men- Fall) di Kota Banda Aceh Tahun
imbulkan risiko terhadap keehatan sehing- 2008. Tesis, Medan: Pascasarjana
Universitas Sumatera Utara, 2009.
ga untuk mengetahui besaran risikonya,
Louvar, J.F., and B.D. Louvar. Health and
salah satu cara yang dapat dilakukan ada- Environmental Risk Analysis : Fun-
lah melakukan analisis risiko kesehatan damental with Application. New Jer-
sey: Prentice Hall, 1998.
lingkungan (ARKL). ARKL dapat
Mukono. Epidemiologi Lingkungan. Sura-
memungkinkan para penentu kebijakan baya: Airlangga University Press,
dalam menentukan langkah yang diambil 2002.
dalam meminimalkan bahkan Mckenzie, James F., Robert R. Pinger, and
Jerome E. Kotecki. Kesehatan
menghilangkan risiko kesehatan yang
Masyarakat (Suatu Pengantar).
dapat terjadi akibat pencemaran udara. Translated by Indah S. Hippy, Iin
ARKL merupakan model matematis yang Nurlinawaty Atik Utami. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC,
telah digunakan di sebagian Negara maju
2007.
untuk menentukan besaran risiko akibat
441
Jurnal Kesehatan Volume VII No. 2/2014
442