Rencana Dan Implementasi Ny NL Bangli

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 34

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI HALUSINASI VISUALISASI


DI PUSKESMAS BANGLI I TANGGAL 5-8 FEBRUARI 2018
Intervensi yang dilakukan berdasarkan core problem saja mengingat waktu yang terbatas. Core problem dalam intervensi
ini adalah Gangguan Persepsi Sensori Penglihatan. Intervensi dibuat dalam bentuk matrik dibawah ini:

No Diagnosa Waktu Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi Rasional


1 Gangguan Senin, TUM: 1. Setelah …x… interaksi, 1. Bina hubungan saling percaya Hubungan saling percaya
persepsi sensori diharapkan Pasien: dengan Pasien: merupakan dasar untuk
5/2/2018 Pasien dapat
mengontrol a. Mau menerima a. Beri salam memperlancar hubungan
Pukul :
halusinasinya kehadiran perawat b. Perkenalkan diri, tanyakan interaksi selanjutnya.
di sampingnya nama serta nama panggilan
b. Menyatakan mau yang disukai
TUK 1 : menerima bantuan c. Jelaskan tujuan interaksi
Pasien dapat perawat d. Yakinkan dia dalam keadaan
membina hubungan c. Tidak menunjukkan aman dan perawat siap
saling percaya tanda-tanda curiga menolong dan
dengan perawat mendampinginya
e. Yakinkan bahwa kerahasiaan
klien akan tetap terjaga
f. Tunjukkan sikap terbuka dan
jujur
g. Perhatikan kebutuhan dasar
dan beri bantuan
memenuhinya
TUK 2 : 2. Setelah …x… interaksi, 2.1 Adakan kontak sering dan 2.1 Kontak sering dan
diharapkan Pasien dapat singkat secara bertahap singkat selain upaya
Pasien dapat
menyebutkan Isi, Waktu,
mengenal 2.2 Observasi tingkah laku klien membina hubungan
Frekuensi timbulnya
halusinasinya terkait dengan halusinasinya : saling percaya juga dapat
halusinasi
bicara dan tertawa tanpa
stimulus, memandang kekiri memutuskan
atau ke kanan atau ke depan halusinasinya.
seolah-olah ada teman bicara. 2.2 Mengenal perilaku pada
2.3 Bantu pasien mengenali saat halusinasi timbul
halusinasinya
memudahkan perawat
a. Jika menemukan yang
sedang halusinasinya, dalam melakukan
tanyakan apakah ada suara intervensi
yang didengar 2.3 Mengenal halusinasi
b. Jika Pasien menajawab ada
memungkinkan klien
lanjutkan apa yang
dikatakan untuk menghindari faktor
c. Katakana bahwa perawat timbulnya halusinasi.
percaya Pasien mendengar 2.4 Dengan mengetahui
suara itu, namun perawat
waktu, isi dan frekuensi
sendiri tidak
mendengarnya (dengan munculnya halusinasi
nada bersahabat tanpa mempermudah tindakan
menuduh atau
keperawatan yang akan
menghakimi)
d. Katakana bahwa Pasien dilakukan perawat
ada juga yang seperti 2.5 Untuk mengidentifikasi
Pasien pengaruh halusinasi pada
2.4 Diskusikan dengan Pasien klien.
a. Situasi yang menimbulkan
atau tidak menimbulkan
halusinasi
b. Waktu dan frekuensi
terjadinya halusinasi (pagi,
siang, sore dan malam atau
jiak sendiri, jengkel dan
sedih)
2.5 Diskusikan dengan Pasien apa
yang dirasakn jika terjadi
halusinasi (marah, takut, sedih,
senang) beri kesempatan
mengungkapkan perasaannya.

TUK 3 : 3.1 Setelah …x… interaksi, 3.1 Identifikasi bersama Pasien 3.1. Upaya untuk memutus
diharapkan Pasien : cara atau tindakan yang dilakukan siklus halusinasi
Pasien dapat
jika terjadi halusinasi (tidur, marah,
mengontrol a. Pasien dapat sehingga halusinasi tidak
menyibukan diri dll)
halusinasinya menyebutkan cara berlanjut.
baru mengontrol 1.2 Diskusikan cara yang 3.2. Reinforcement dapat
halusinasinya. digunakan Pasien, jika cara
mneingkatkan harga diri
b. Pasien dapat yang digunakan bermanfaat
memilih cara berikan pujian klien.
mengatasi 3.3 Diskusikan cara baru untuk 3.3. Memberikan alternatif
halusinasi seperti memutus/mengontrol timbulnya pilihan untuk mengontrol
yang telah halusinasi :
halusinasi.
didiskusikan dengan
a. Katakan pada diri 3.4. Memotivasi dapat
klien mis.
Melakukan kegiatan sendiri bahwa ini tidak meningkatkan keinginan
lain. nyata “saya tidak mau klien untuk mencoba
dengar/lihat/penghidup/r
memilih salah satu cara
aba/
kecap” (pada saat untuk mengendalikan
halusinasi terjadi) halusinasi dan dapat
b. Menemui orang lain
(perawat/teman/keluarga meningkatkan harga diri
/ anggota keluarga) klien.
untuk menceritakan
tentang halusinasinya.
c. Membuat dan
melaksanakan jadwal
kegiatan sehari hari agar
halusinasi tidak muncul
d. Meminta
keluarga/teman/perawat
jika Nampak bicara
sendiri
3.4 Bantu Pasien untuk memilih
dan melatih cara memutus
halusinasi secara bertahap

TUK 4 : 4.1 Setelah …x… interaksi, 4.1 Anjurkan pasien untuk memberi 4.1 Untuk mendapatkan
diharapkan keluarga dapat tahu keluarga jika mengalami bantuan keluarga dalam
Pasien dapat
membina hubungan saling halusinasi
dukungan dari mengontrol
percaya dengan perawat
keluarga untuk 4.2 Diskusikan dengan keluarga halusinasinya.
mengontrol a. Keluarga mampu (pada saat pertemuan 4.2 Untuk mengetahui
halusinasinya menyebutkan keluarga/kunjunga rumah) pengetahuan keluarga
pengertian, tanda dan tentang halusinasi dan
a. Gejala halusinasi yang
kegiatan untuk
dialami pasien menambah pengetahuan
mengendalikan
b. Cara yang dapat dilakukan keluarga cara merawat
halusinasi
pasien dan keluarga untuk
memutuskan halusinasi anggota keluarga yang
c. Cara merawat anggota mempunyai masalah
keluarga yang halusinasi halusinasi.
dirumah , beri kegiatan,
jangan biarkan sendiri,
makan bersama, bepergian
bersama
d. Beri informasi waktu follow
up atau kapan perlu
mendapat bantuan:
halusinasi terkontrol dan
resiko mencederai orang
lain
TUK 5 : 5.1 Setelah …x… interaksi, 5.1. Diskusikan dengan Pasien 5.1. Dengan menyebutkan
diharapkan klien dan tentang dosis, frekuensi manfaat dosis, frekuensi dan
Klien dapat
keluarga dapat menyebutkan obat
memanfaatkan obat- manfaat obat diharapkan
manfaat, dosis dan efek 5.2. Anjurkan pasien minta sendiri
obatan dengan baik klien melaksanakan
samping obat obat pada perawat dan
emrasakan manfaatnya program pengobatan
a. Pasien mampu
5.3. Anjurkan pasien bicara dengan 5.2. Menilai kemampuan
mendemonstrasikan
dokter tentang manfaat dan
penggunaan obat dengan klien dalam
penggunaan obat secara benar
benar pengobatannya sendiri
5.4. Pasien dapat informasi tentang
efek samping obat 5.3. Dengan mengetahui efek
5.5. Pasien dapat memahami akibat samping klien akan tahu
berhenti minum obat apa yang harus dilakukan
5.6. Pasien dapat menyebutkan
setelah minum obat.
prinsip 5 benar penggunaan obat
5.4. Program pengobatan
dapat berjalan dengan
lancar.
5.5. Dengan mengetahui
prinsip penggunaan obat,
maka kemandirian klien
untuk pengobatan dapat
ditingkatkan secara
bertahap.
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Hari/tgl/jam No dx Implementasi Respon pasien Paraf


Senin, 5 1 SP 1 p Subjektif :
Februari 2018 TUK 1 Orientasi
Pukul 13.00 Membina hubungan saling percaya dengan “nama pasien NL, biasa dipanggil dirumah
WITA Pasien wak” (informasi diperoleh dari keluarga
1. Orientasi pasien)
a. Salam Terapeutik
“bersedia”
“Selamat pagi bu , saya mahasiswa
Fase Kerja
poltekkes Denpasar yang akan mengontrol
“pasien sempat tinggal dengan ayahnya
keadaan ibu selama beberapa hari kedepan
dengan maksud untuk mencari pekerjaan
perkenalkan nama saya Risa Aristanti,
sejak bajang, setelah itu kembali ke rumah
Nama ibu siapa? Senang dipanggil siapa?”
b. Evaluasi sudah dalam keadaan gangguan jiwa. Pasien
”Bagaimana perasaan ibu hari ini? Apa sempat tinggal dengan adiknya yang ketiga
keluhan ibu saat ini” dan iparnya di Denpasar, sudah sempat
berobat dan ada sedikit perubahan. Tetapi
c. Kontrak
“Ibu, saya bertugas disini untuk setelah pasien pindah ke rumah adiknya yang
mengontrol kondisi ibu selama 4 hari kedua dan iparnya, keadaannya semakin
kedepan dari hari Senin sampai Kamis, saya memburuk” (informasi diperoleh dari
berharap selama saya merawat ibu, saya keluarga pasien)
akan memberikan pelayanan yang terbaik.” “pasien tidak ada dekat dengan siapapun dan
Topik : “ Baiklah bu, Bagaimana jika tidak ada bercerita dengan siapapun”
sekarang kita mengobrol tentang (informasi diperoleh dari keluarga pasien)
keadaan ibu saat ini?.” “pasien tidak memiliki hobi apapun, pasien
Waktu : “ ibu mau ngobrol- ngobrol hanya mondar mandir sendiri saja”
berapa lama ? bagaimana kalau (informasi diperoleh dari keluarga pasien)
20 menit dari jam 10.00 sampai “pasien dulu sempat diajak ke RSJ 17 tahun
10.20 wita? yang lalu, dan setelah itu tidak berobat lagi.
Tempat : “ Kita akan ngobrol dimana bu? Terakhir diberikan obat selalu dimuntahkan
Bagaimana kalau kita ngobrol di saja”
teras saja? (informasi diperoleh dari keluarga pasien)
Pasien menjawab sampun saat ditanya apakah
1. Fase Kerja sudah makan atau belum.
“Sekarang kita ngobrol-ngobrol ya bu. ibu tidak
Terminasi
perlu takut dan cemas kepada saya. Ungkapkan
“iya besok bisa datang kesini saja lagi”
saja apa yang ibu rasakan saat ini. Saya akan
(informasi diperoleh dari keluarga pasien)
berusaha membantu mengatasi masalahnya.”
“Ibu, tadi sudah menyebutkan namanya, lalu
Objektif :
berapa umurnya sekarang ?.”
“Ibu sudah berapa lama tinggal disini ?” Pasien hanya mampu menjawab satu
“Ibu bersaudara berapa ? berapa jumlah laki- pertanyaan dari berbagai pertanyaan yang
laki dan perempuannya? Maaf sebelumnya bu, diberikan, pasien hanya mondar mandir dan
apakah semua masih ada?” sesekali menghardik sesuatu, saat berjongkok
“Siapa saja yang diajak tinggal dirumah?
pasien seperti memegang tanah dan terlihat
"Apakah ibu sudah menikah? Iya kalau begitu,
seperti kepanasan.
berapa ibu mempunyai anak?"
“Oh begitu kalau boleh saya tahu kenapa ibu
tidak menikah?”
“Oh iya maaf sebelumnya nggih bu”
"Diantara keluarga ibu siapa yang paling ibu
sayangi dan paling sayang sama ibu?
"Siapa orang yang paling berarti bagi ibu dan
merupakan tempat minta tolong misalkan ibu
membutuhkan sesuatu?"
“Apakah ibu dekat dengan keluarga ibu? Wah,
harusnya ada salah satu yang ibu ajak dekat ya”
“Boleh saya tahu apakah hobi ibu ? bagaimana
kalau sekarang ibu bercerita tentang hobi ibu?”
“Wah.. ternyata bagus sekali hobinya. Boleh
saya tahu apa pekerjaan ibu? Bisa diceritakan
tentang pekerjaannya?” Wah pekerjaan ibu
bagus sekali.
“Maaf sebelumnya bu, jika boleh saya tahu,
apakah ibu pernah dirawat di RSJ sebelumnya?
“Ibu masih ingat tidak kapan pertama kali
dibawa ke RSJ?”
“Siapa yang membawa ibu kesana ?”
“Bagaimana keadaan ibu saat pertama kali di
bawa ke RSJ bu? Jadi seperti begitu ya bu”
“Selama dirawat di RSJ apa saja yang biasa ibu
lakukan disana? Wah bagus sekali kegiatan ibu
disana”
“Pada saat di RSJ apakah ibu tahu halusinasi
jenis apa yang ibu alami? saat kapan muncul
halusinasi tersebut? Seberapa sering halusinasi
itu muncul bu ? Dalam suasana bagaimana
halusinasi ibu muncul? Bagaimana perasaan ibu
saat ibu melihat sesuatu tersebut? bagaimana
ibu mengatasi jika tiba-tiba ibu melihat sesuatu
tersebut bu?”
“Wah bagus sekali bu, ternyata ibu sudah
mengenal tentang halusinasi yang ibu alami
tersebut”
“Apakah saat ini ibu masih melihat sesuatu
tersebut?”

2. Terminasi
a. Mengakhiri kontrak
“Sesuai janji kita tadi, kita sudah mengobrol
30 menit, sekarang sudah pukul 10.30 wita,
untuk saat ini kita akhiri dulu ya bu. Tadi
Ibu sudah bagus sekali mau menceritakan
kondisi ibu saat ini.“
b. Evaluasi
Subyektif :
“Setelah kita mengobrol tadi, bagaimana
perasaan ibu ?”
“Apakah ibu masih ingat, kita
membicarakan apa tadi bu?” “Apakah ibu
bisa mengulang sedikit ?”
Obyektif :
Pasien mau menjawab pertanyaan perawat,
berjabat tangan, ekpresi wajah gembira,
mau duduk berdampingan dan kontak mata
bagus
c. Rencana Tindak Lanjut
Nah ibu, sekarang sudah pukul 10.30
WITA, pembicaraan kita cukupkan saja
dulu sampai disini ya bu. Sekarang ibu
lanjutkan saja kegiatannya dulu. Kalau nanti
ada yang mau diceritakan atau ditanyakan
kepada saya, ibu bisa sampaikan besok saat
kita bertemu kembali.
d. Kontrak yang akan datang
Topik :“Bagaimana kalau besok kita
bertemu lagi membicarakan
tentang dukungan keluarga
untuk mengontrol/mengatasi
kekambuhan halusinasi ?”
Waktu : “Jam berapa kita besok akan
bertemu bu? Bagaimana kalau
jam 10 pagi bu?”
Tempat : “ Ibu mau ngobrol-ngobrolnya
dimana? Bagaimana kalau di
teras ini saja lagi?”

Selasa, 6 1 SP 2 p Subjektif :
Februari 2018 TUK 2 Orientasi
pukul 10.00 Pasien dapat mengenal halusinasinya “Selamat pagi buk”
WITA 1. Orientasi “pasien baik-baik saja tidak melakukan hal
a. Salam terapeutik yang meresahkan” (informasi diperoleh dari
“Selamat pagi bu NL keluarga pasien)
b. Evaluasi “baik 15 menit, ditempat kemarin saja
“Bagaimana perasaan ibu saat ini ?” silahkan duduk ibu” (informasi diperoleh dari
keluarga pasien)
c. Kontrak
Topik : “Kemarin pukul 10.20, kita sudah janji
Fase Kerja
bahwa sekarang pukul 10.00 , kita akan berbicara
“pasien tidak mampu diajak berkomunikasi
tentang peran keluarga ibu dalam mengontrol
dengan baik, terkadang di malam hari pasien
halusinasi ibu
seperti berbicara sendiri, melontarkan
Waktu : “Mau berapa lama bercakap-cakapnya? pertanyaan sendiri lalu menjawabnya sendiri
Bagaimana jika 15 menit, dari pukul 10.00 sampai dengan nada yang berbeda-beda. Saya tidak
10.15?” terlalu memperhatikan” (informasi diperoleh
Tempat: “Ibu dan keluarga mau berbincang-bincang dari keluarga pasien)
di mana? Baiklah mari kita duduk di teras saja ya ?” “sudah bukk, halusinasi seperti melihat hal
yang tidak ada” (informasi diperoleh dari
keluarga pasien)
2. Fase kerja
“seperti begitu ya bukk”
“ Apakah ibu sudah tahu mengenai halusinasi yang
“Gejala yang biasa dialami ipar saya ini
dialami ipar ibu?”
seperti marah-marah sendiri lalu kembali ke
“Baiklah bu L, apakah sudah pernah mendapatkan
wajah datar tetapi kerap mengkerutkan dahi”
informasi tentang halusinasi sebelumnya?
(informasi diperoleh dari keluarga pasien)
“Oke baiklah, apakah ibu L tahu apa itu sebenarnya
“dari pihak keluarga jarang ada yang diajak
yang dinamakan halusinasi? Halusinasi adalah
berbincang-bincang, kadang hanya
perubahan persepsi dimana orang-orang
mengingatkan untuk makan dan mandi saja”
mempersepsikan sesuatu yang sebenarnya tidak
(informasi diperoleh dari keluarga pasien)
terjadi seperti begitu bu”
“Menurut ibu, bagaimana gejala yang dialami oleh
Terminasi
ipar ibu, pada saat dulu sering mengalami halusinasi
“terimakasih sudah memberitahu tentang
pendengaran?”
informasi tadi bu, saya coba hubungin ipar
“Bagus sekali bu ternyata ibu sudah
saya yang lain untuk segera membuatkan
mengetahuinya, dan saya akan menjelaskan tanda
kartu bpjs dulu” (informasi diperoleh dari
dan gejala lain yang mungkin terjadi pada pasien
keluarga pasien)
dengan halusinasi. Gejala lainnya itu seperti, suka
tertawa sendiri, melukai diri sendiri maupun orang Objektif :
lain, tidak dapat berkonsentrasi, pembicaraannya Keluarga pasien mengatakan tidak melakukan
biasanya kacau , mudah tersinggung atau marah, tindakan apapun bila halusinasinya muncul
ekspresi wajah tegang, suka menyalahkan orang semasih pasien tidak menyakiti diri sendiri
lain, kadang-kadang berkeringat berlebihan dan maupun orang disekitarnya. Pasien masih
wajah teganng dan cemas” tampak mondar mandir dan sulit diajak
“ibu, jika ipar ibu tiba-tiba mengalami halusinasi berkomunikasi dengan baik.
bagaimana cara suami ibu mengontrolnya? Dan
kalau ibu L sendiri cara apa yang ibu lakukan jika
ipar ibu mengalami halusinasi penglihatan? ”

3. Terminasi
a. Mengakhiri kontrak
“Nah ibu L dan ibu NL, sudah 15 menit kita
mengobrol. Sekarang sudah pukul 10.15, jadi kita
cukupkan dulu sampai di sini.”

b. Evaluasi
( Subyektif ) :
“Bagaimana perasaan ibu NL dan ibu L setelah kita
mengobrol-ngobrol tadi?”

“ Apakah ibu NL dan ibu L masih ingat, kita


membicarakan apa tadi ?”

(Obyektif)

Keluarga lebih mendominasi menjawab pertanyaan


perawat, keluarga kurang memahami bagaimana
cara mengontrol halusinasi pasien.

c. Rencana Tindak Lanjut


“Baik ibu NL dan ibu L, pembicaraan kita
cukupkan saja dulu sampai disini ya. Sekarang ibu
NL dan ibu L lanjutkan saja kegiatannya dulu.
Kalau nanti ada yang mau diceritakan atau
ditanyakan kepada saya, ibu bisa sampaikan saat
kita bertemu lagi”
d. Kontrak yang akan datang
Topik : “Bagaimana kalau nanti kita bertemu lagi
untuk membicarakan tentang bagaimana cara
mengontrol halusinasi dan kegiatan yang sebaiknya
dilakukan?”
Waktu : “Bagaimana kalau kita bertemu besok
pukul 13.00 ? ibu mau mengobrol berapa lama?
Bagaimana jika 10 menit?”

Tempat: “ibu mau mengobrol di mana? Bagaimana


jika di teras ini lagi?”
Rabu, 7 Februari 1 SP 3 p Subyektif
2018 TUK 3 Orientasi
Pukul 10.00 Pasien dapat mengontrol halusinasinya “selamat pagi bu”
WITA 1. Orientasi “pasien masih tampak sama dengan yang
a. Salam terapeutik kemarin, tidak ada tingkah laku yang
“Selamat pagi ibu’’ meresahkan” (informasi diperoleh dari
b. Evaluasi keluarga pasien)
”Bagaimana perasaan ibu hari ini? Apakah suara-
suaranya masih muncul ? Apakah sudah Fase Kerja
dipakai dua cara yang telah kita latih ? Bagaimana “pasien biasanya tidak melakukan aktivitas
hasilnya ? “ berlebihan dari pagi. Rutinitas pasien dari
c. Kontrak pagi yakni hanya makan dan mondar mandir
Topik: “Sesuai janji kita, hari ini kita akan belajar sesekali menghardik, itu saja” (informasi
cara yang ketiga untuk mencegah halusinasi yaitu diperoleh dari keluarga pasien)
melakukan kegiatan terjadwal. “ “saya tidak yakin pasien mampu melakukan
Waktu: “Berapa lama kita bicara? Bagaimana kalau aktivitas lainnya” (informasi diperoleh dari
10 menit? Baiklah.” keluarga pasien).
Tempat : ”Mau di mana kita bicara? Baik kita
duduk di ruang tamu.” Terminasi
2. Fase Kerja “saya akan mencoba menganjurkan pasien
“Apa saja yang biasa ibu lakukan? Pagi-pagi apa untuk menyapu” (informasi dieroleh dari
kegiatannya, terus jam berikutnya(terus ajak sampai keluarga pasien)
didapatkan kegiatannya sampai malam). Wah
banyak sekali kegiatannya. Mari kita latih dua Obyektif
kegiatan hari ini (latih kegiatan tersebut). Kita coba
Keluarga mampu menjelaskan kegiatan
aja menganjurkan pasien untuk melakukan tindakan
apasaja yang dilakukan pasien setiap harinya,
atau kegiatan lainnya ketika halusinasinya muncul
dan kegiatan yang dilakukan hanyalah
kembali.’’
kegiatan berulang.

3. Terminasi
“Bagaimana perasaan ibu setelah kita bercakap-
cakap cara yang ketiga untuk mencegah suara-
suara? Bagus sekali! Coba sebutkan 3 cara yang
telah kita latih untuk mencegah hal yang dilihat
tersebut. Bagus sekali. Mari kita masukkan dalam
jadwal kegiatan harian ibu Coba lakukan sesuai
jadwal ya!(Saudara dapat melatih aktivitas yang
lain pada pertemuan berikut sampai terpenuhi
seluruh aktivitas dari pagi sampai malam).

(Obyektif)

Keluarga mampu menjelaskan kegiatan apasaja


yang dilakukan pasien setiap harinya, dan kegiatan
yang dilakukan hanyalah kegiatan berulang.

a. Rencana Tindak Lanjut


“Baik ibu NL dan ibu L, pembicaraan kita
cukupkan saja dulu sampai disini ya. Sekarang ibu
NL dan ibu L lanjutkan saja kegiatannya dulu.
Kalau nanti ada yang mau diceritakan atau
ditanyakan kepada saya, ibu bisa sampaikan saat
kita bertemu lagi”
b. Kontrak yang akan datang
Topik : ” Bagaimana kalau menjelang makan siang
nanti, kita membahas cara minum obat yang baik
serta guna obat.’’

Waktu : “Mau jam berapa? Bagaimana kalau jam


12.00 pagi?Di ruang makan ya! Sampai jumpa.”

Tempat: “ibu mau mengobrol di mana? Bagaimana


jika di teras ini lagi?”
Rabu, 7 Februari 1 SP 1 k Subjektif :
2018 TUK 4 Orientasi
Pukul 13.00 Pasien dan keluarga mengetahui cara mencegah “Selamat siang buk”
kekambuhan pada pasien
WITA “pasien masih tampak sama dengan yang
1. Orientasi kemarin, tidak ada tingkah laku yang
a. Salam Terapeutik
meresahkan” (informasi diperoleh dari
“Selamat siang bu NL dan bu L”
keluarga pasien)
b. Evaluasi “iya saya bersedia mengobrol selama 15
“Bagaimana perasaan ibu hari ini?” menit, Iya buk di teras yang kemarin saja,

c. Kontrak silahkan duduk bu”

Topik : “Kemarin pukul 10.10 wita kita sudah


berjanji hari ini pukul 13.00 akan memberikan Fase Kerja
informasi tentang cara mencegah kekambuhan “saya agak kurang memahami apa yang harus
pasien dengan gangguan jiwa” dilakukan jika ipar saya kambuh lagi”
(informasi diperoleh dari keluarga pasien)
Waktu : Mau berapa lama bercakap-cakapnya?
“Ooo jadi seperti begitu ya buk, kurang
Bagaimana jika 15 menit, dari pukul 13.00 sampai
informasi saya” (informasi diperoleh dari
13.15?”
keluarga pasien)
Tempat: ibu mau berbincang-bincang di mana? “ iya buk baiklah buk, kesehatan jiwa itu yaitu
Bagaimana jika di teras saja?” suatu kondisi dimana fisik dan pikiran dalam

2.Fase Kerja keadaan baik, lalu gangguan jiwa yaitu


perubahan perilaku yang terjadi tanpa alasan
“Baiklah ibu NL dan ibu L kali ini, saya akan
yang tidak jelas, kekambuhan yaitu
memberikan innformasi mengenai cara mencegah
munculnya kembali gejala-gejala dari
kekambuhan dan menjelaskan peran penting
penyakit” (informasi diperoleh dari keluarga
keluarga dalam perawatan pada pasien” “apakah
pasien)
ada yang ingin ibu tanyakan sebelumnya?”
“Penyebab dari kekambuhan seperti tidak
“Baiklah ibu NL dan ibu L, saya akan memulai minum obat teratur, lingkungan yang
dengan menjelaskan apa itu kesehatan jiwa, membuat stres dan emosi yang tinggi, dan
gangguan jiwa, dan kekambuhan. Kesehatan jiwa kurang aktivitas, tanda-tandanya ada 6 tahap
itu merupakan suatu kondisi yang memungkinkan tetapi saya tidak terlalu ingat pertahapnya,
perkembangan fisik, intelektual dan emosional yang tanda-tandanya seperti halusinasi, tegang,
optimal dari seseorang dan perkembangan itu cemas, tidak mengenal keluarga,
berjalan selaras dengan orang lain. menjadiseperti robot, mengamuk dan mudah
“ Gangguan jiwa yaitu perubahan perilaku yang bosan” (informasi diperoleh dari keluarga
terjadi pada seseorang tanpa alasan yang masuk pasien)
akal, berlebihan, berlangsung lama dan “Fungsi dan tugas keluarga dalam mengatasi
menyebabkan berbahaya terhadap orang tersebut kekambuhan yaitu pendewasaan keprobadian,
atau orang lain. pelindung, dan untuk bersosialisasi, mengenal
“Kekambuhan adala yaitu kembalinya gejala – penyimpangan sejak awal, merawat keluarga,
gejala penyakit sehingga cukup parah dan menciptakan lingkungan yang nyaman”
mengganggu aktivitas sehari – hari dan memerlukan (informasi diperoleh dari keluarga pasien)
rawat inap ataupun rawat jalan “upaya perawatan pasien di rumah yaitu
“Dari pengertian yang tadi saya jelaskan apakah ada memberikan kegiatan sehari – hari, selalu
yang ingin ibu tanyakan?” menemani pasien,mengajak ikut aktif dalam
“Baiklah saya akan melanjutkan menjelaskan kegiatan masyarakat, berikan dukungan”
tentang penyebab dan tanda-tanda kekambuhan. (informasi diperoleh dari keluarga pasien)
Penyebab dari kekambuhan itu sendiri berasal dari “Upaya perawatan pasien di masyarakat yaitu
beberapa faktor seperti tidak teratur minum obat, jangan dipasung, jangan dijauhi, segera bawa
jika ibu tidak teratur minum obat itu bisa ke puskesmas jika ada masalah” (informasi
menyebabkan munculnya kembali tanda-tanda dari diperoleh dari keluarga pasien)
gangguan yang baak alami bisa cemas, mendengar
suara-suara yang tidak nyata, dll. Yang kedua yaitu Terminasi
lingkungan dengan stressor tinggi, maksudnya ini di “Perasaaan saya senang setelah tadi menerima
lingkungan ibu ini banyak yang membuat ibu informasi” (informasi diperoleh dari keluarga
merasa tidak nyaman dan banyak terjadi pasien)
perselisihan sehingga membuat ibu merasa tidak
nyaman dan strees bisa juga menyebabkan Objektif :
kekambuhan. Yang ketiga yaitu keluarga dengan Pasien dan keluarga mendengarkan semua
emosi yang tinggi ini maksudnya di keluarga ibu informasi yang diberikan, keluarga mampu
tersebut terdapat orang yang kerjaannya marah dan mengingat informasi mengenai pengertian
mudah tersinggug sehingga ibu juga merasa tidak kekambuhan, penyebab dan tanda-tanda
nyaman disana dan bisa menyebabkan ibu tidak kekambuhan, fungsi dan tugas keluarga,
tenang. Yang terakhir yaitu kurangnya aktivitas dan upaya perawatan pasien gangguan jiwa di
latihan serta suplai nutrisi, ini maksudnya ibu harus rumah dan masyarakat dengan sedikit ada
sering melakukan kegiatan di rumah supaya ibu yang terlupakan namun masih tampak enggan
mempunyai kesibukan sehingga ibu tidak terlalu membantu sekedar berbincang-bincang
kepikiran dengan penyakit ibu dan ibu jadinya dengan pasien.
jarang melamun dan ini juga bisa meningkatkan
sosialisasi ibu baik bersama keluarga ataupun
masyarakat.”
“kemudian ada tanda-tanda dari kekambuhan itu
sendiri, menurut sumber yang saya dapatkan
terdapat 6 tahap bu yaitu.

Tahap I : Penderita memperlihatkan ketegangan


yang berlebihan (overextension), sering mengeluh
cemas terus – menerus, tak dapat konsentrasi, lupa
kata – kata dalam pertengahan kalimat, adanya
hambatan mental dalam aktivitas dan penampilan
diri yang menurun.

Tahap II : Memperlihatkan keterbatasan tingkat


kesadaran (retriction conciusness), depresi, mudah
bosan, apatis, obsesional dan fobia, mengeluh sakit
di seluruh tubuh (somatisasi), menarik diri dari
aktivitas sehari – hari dan membatasi stimulus
eksternal.

Tahap III : Kadang – kadang menunjukan


penampilan psikotik, hipomania, gangguan
persepsi, gangguan isi pikir dan gagal memakai
mekanisme pembelaan yang matang.

Tahap IV : Memperlihatkan gejala psikotik yang


jelas, adanya halusinasi dan waham secara terus
menerus

Tahap V : Penderita tidak lagi mengenal keluarga


dan menganggap keluarga sebagai penipu. Dapat
pula penderita mengamuk.

Tahap VI : Penderita nampak seperti robot dan


bingung serta gelisah. Jika muncul tanda –tanda
seperti itu, ungkapkan saja perasaan ibu terhadap
keluarga ibu dan segera kontrol ke RS sehingga
mendapakan pertolongan. Baikah bu itu tadi tanda
dan penyebab kekambuhan, apakah ada yang ingin
ibu tanyakan?”

“Sekarang saya akan menjelaskan mengenai fungsi


dan tugas keluarga dan upaya perawatan pasien
gangguan jiwa di rumah dan di masyarakat.
Gambaran umum tentang fungsi keluarga dalam
kesehatan jiwa yaitu, pendewasaan kepribadian dari
para anggota keluarga, pelindung dan pemberi
keamanan bagi anggota keluarga, fungsi sosialisasi,
yaitu kemampuan untuk mengadakan hubungan
antar anggota keluarga dengan keluarga lain atau
masyarakat. Kemudian tugas keluarga dalam
mengatasi masalah kesehatan yaitu mengenal
adanya penyimpangan awal sedini mungkin,
mengambil keputusan dalam mencari pertolongan
atau bantuan kesehatan untuk anggota keluarga,
memberi perawatan bagi anggota keluarga yang
sakit, cacat, atau memerlukan bantuan dan
menanggulangi keadaan darurat, menciptakan
lingkungan keluarga yang sehat, memanfaatkan
sumber yang ada di masyarakat.

“Kemudian ada beberapa hal yang perlu


diperhatikan oleh keluarga dan lingkungan dalam
merawat pasien di rumah antara lain, Memberikan
kegiatan/ kesibukan dengan membuatkan jadwal
sehari – hari, selalu menemani dan tidak
membiarkan penderita sendiri dalam melakukan
suatu kegiatan, misalnya : makan bersama, bekerja
bersama, bepergian dll., meminta keluarga atau
teman untuk menyapa pasien, jika pasien mulai
menyendiri atau berbicara sendiri, mengajak ikut
aktif dan berperan serta dalam kegiatan masyarakat,
misalnya : kerja bakti, berikan pujian, umpan
balik atau dukungan untuk ketrampilan sosial yang
dapat dilakukan pasien, mengontrol kepatuhan
minum obat secara benar sesuai dengan resep
dokter, jika suami ibu malas minum obat, anjurkan
untuk minum obat secara halus dan empati. Hindari
tindakan paksa yang menimbulkan trauma bagi
pasien., Kontrol suasana lingkungan / pembicaraan
yang dapat memancing terjadinya marah, mengenali
tanda – tanda yang muncul sebagai gejala
kekambuhan, segera kontrol ke dokter/RS jika
muncul perubahan perilaku yang menyimpang atau
obat habis. Upaya yang dapat dilakukan pada
gangguan jiwa di masyarakat yaitu pasien jangan di
pasung, karena memasung penderita sama artinya
dengan merampas hak hidupnya, jika terlihat
gangguan atau terdapat gangguan segera bawa ke
puskesmas terdekat, jangan dijauhi atau dikucilkan,
bekali dengan berbagai keterampilan untuk
meningkatkan produktifitas, membawa penderita
untuk kontrol rutin ke pelayanan kesehatan. Baiklah
ibu, apa ada yang ingin ditanyakan?”
“Baiklah ibu L sekarang saya ingin mengetahui
sberapa ingat ibu mengenai informasi yang saya
sampaikan tadi ya bu. “Yang pertama apakah yang
dimaksud dengan kesehatan jiwa ?”

“Apakah yang dimaksud dengan gangguan jiwa ?”

“Apakah yang dimaksud dengan kekambuhan ?”

“Apakah tanda - tanda kekambuhan pasien


gangguan jiwa ?”

“Apakah faktor-faktor yang mempengaruhi


kekambuhan pasien ?”

“Apakah fungsi dan tugas keluarga dalam kesehatan


jiwa ?”

“Apakah upaya perawatan pasien dengan gangguan


jiwa di rumah ?”

“Apakah upaya perawatan pasien dengan gangguan


jiwa di RS ?”

“Apakah upaya perawatan pasien dengan gangguan


jiwa di masyarakat ?”

“Wah bagus sekali ibu sudah mampu mengingat


informasi yang saya berikan tadi”

3. Terminasi
a. Mengakhiri Kontrak
Nah ibu NL dan ibu L, sudah 15 menit kita
mengobrol. Sekarang sudah pukul 13.15, jadi kita
cukupkan dulu sampai di sini. Tadi ibu L bagus
sekali sudah mau mendengarkan dan mampu
mengingat informasi tadi”

b. Evaluasi
(Subjektif)

“Bagaimana perasaan ibu NL dan ibu L setelah saya


memberikan informasi tersebut?”

(Objektif)

Pasien dan keluarga mendengar penjelasan yang


diberikan, mampu menjelaskan kembali tentang
pengertian kekambuhan, penyebab dan tanda-tanda
kekambuhan, fungsi dan tugas keluarga, upaya
perawatan pasien gangguan jiwa di rumah dan
masyarakat. Namun keluarga masih tampak enggan
membantu sekedar berbincang-bincang dengan
pasien.

c. Rencana tindak lanjut


“Baik ibu NL dan ibu L, pembicaraan kita
cukupkan saja dulu sampai disini ya. Sekarang ibu
NL dan ibu L lanjutkan saja kegiatannya lagi.

d.Kontrak yang akan datang


Topik: “Bagaimana kalau nanti kita bertemu lagi
untuk membicarakan tentang obat yang ibu
konsumsi dan cara memanfaatkan obat”
Waktu: “Bagaimana kalau kita bertemu nanti pukul
09.00 wita ? ibu mau mengobrol berapa
lama? Bagaimana jika 20 menit?”
Tempat: “ibu mau mengobrol di mana? Bagaimana
jika di teras ini lagi?”
Kamis, 8 1 SP IV p Subjektif:
Februari 2018 TUK 5 Orientasi
Pukul 09.00 Pasien dapat memanfaatkan obat dengan baik “Selamat pagi buk, pasien masih sama sepeti
WITA 1. Orientasi sebelumnya, belum sempat diajak mengobrol”
a. Salam terapeutik (informasi diperoleh dari keluarga pasien)
“Selamat pagi bu”

b. Evaluasi Fase Kerja


“Bagaimana perasaan ibusaat ini?” “pasien sudah 17 yahun yang lalu tidak
minum obat gangguan jiwanya. Terakhir
c. Kontrak
Topik : “kemarin pukul 13.15 wita kita berjanji minum obat selalu dimuntahkan” (informasi
bahwa hari ini pukul 09.00 wita, kita akan diperoleh dari keluarga pasien)
membicarakan mengenai memanfaatkan obat yang “dulu saat berobat di Denpasar keadaan
ibu konsumsi. pasien sedikit membaik, namun setelah balik
ke bangli keadaan pasien memburuk dan
Waktu : “Mau berapa lama bercakap-cakapnya?
sudah tidak minum obat lagi” (informasi
Bagaimana jika 20 menit, dari pukul 09.00 sampai
diperoleh dari keluarga pasien)
09.20?”

Tempat: “Ibu mau berbincang-bincang di mana? Terminasi


Bagaimana jika di teras saja?” “Saya akan coba diskusikan dengan suami
dan ipar saya”

2. Fase Kerja
Objektif:
“Baik ibu, apakah saya boleh melihat obat apa saja
Keluarga pasien mau mendengar penjelasan
yang ibu konsumsi?”
perawat, dan akan mendiskusikan tentang
“Apakah ada bedanya setelah minum obat secara pengobatan pasien.
teratur?. Apakah suara-suara berkurang/hilang ?
Minum obat sangat penting supaya halusianani
yang ibu lihat dan mengganggu selama ini tidak
muncul lagi.

3. Terminasi
a. Mengakhiri kontrak
“Baik bu, sudah 20 menit kita mengobrol. Sekarang
sudah pukul 09.20, jadi kita cukupkan dulu sampai
di sini. Tadi ibu bagus sekali mau mendengar
penjelasan saya.”

b. Evaluasi
( Subyektif )

“Bagaimana perasaan ibusetelah kita mengobrol-


ngobrol tadi?” “Apakah ibu masih ingat, kita
membicarakan apa tadi bu?”

(Obyektif)

Keluarga pasien mau mendengar penjelasan


perawat, dan akan mendiskusikan tentang
pengobatan pasien.

c. Rencana Tindak Lanjut


“Baik bu, pembicaraan kita cukupkan saja dulu
sampai disini ya. Sekarang ibu lanjutkan saja
kegiatannya dulu. Baiklah bu sudah 4 hari
pertemuan kita ini dalam mencegah kekambuhan
pada ibu dan juga pentingnya dukungan keluarga
dalam mengatasi masalah ibu tersebut. Terimakasih
ibu NL dan ibu L atas kerjasamanya selama ini ya,
semoga dapat bermanfaat bagi semuanya “

Anda mungkin juga menyukai