Survei Konsumsi Makanan1

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 24

SURVEI KONSUMSI MAKANAN

Tujuan Pembelajaran

1. Mahasiswa dapat mengetahui survei konsumsi makanan


2. Mahasiswa dapat mengetahui tujuan survei konsumsi makanan
3. Mahasiswa dapat mengetahui metode pengukuran dalam survei konsumsi
makanan
4. Mahasiswa dapat mengetahui kesalahan dalam pengukuran konsumsi
makanan

A. PENDAHULUAN
Makanan yang dikonsumsi memiliki banyak pengertian, yaitu merupakan
suatu produk yang terbuat dari bahan dasar pangan yang mengandung zat gizi,
seperti protein, karbohidrat, lemak, vitamin, dan mineral, yang melalui proses
pengolahan dapat digunakan oleh tubuh untuk mempertahankan tumbuh, perbaikan,
dan proses vital untuk menghasilkan energi.
World Health Organization menyebutkan bahwa makanan adalah semua
substansi yang diperlukan tubuh, kecuali air dan obat-obatan serta substansi-
substansi yang dipergunkan untuk pengobatan. Kementerian Kesehatan RI tahun
2003 menyatakan bahwa makanan adalah semua bahan dalam bentuk olahan
maupun bukan olahan yang dimakan manusia, kecuali air dan obat-obatan.walaupun
memiliki berbagai pengertian,hakikinya makanan adalah suatu komposit bahan
makanan yang bergizi yang diolah sedemikian rupa sehingga layak untk dikonsumsi
dan memberi efek menyehatkan.
Pangan adalah bahan yang akan diolah menjadi makanan.dalam Undang –
Undang Pangan No. 18 Tahun 2012 pasal 1 menyatakan bahwa pangan adalah
segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati produk pertanian,
perkebunan,kehutanan, perikanan, peternakan, perairan, dan air, baik yang diolah
maupun tidak diolah, yang diperuntukan sebagai makanan atau minuman bagi
konsumsi manusia, termasuk bahan tambahan pangan, bahan baku pangan, dan
bahan lainya yang digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan, dan atau
pembuatan makanan atau minuman.adapun pasal 2 menyatakan bahwa kedaulatan
pangan adalah hak negara dan bangsa yang secara mandiri menentukan kebijakan
pangan yang menjamin hak atas pangan bagi rakyat dan yang memberikan hak bagi
masyarakat untuk menentukan sistem pangan yang sesuai dengan potensi sumber
daya lokal.
Scham Dawound (2005) mengatakan bahwa makanan bukanlah merupakan
kebutuhan dasar manusia semata tetapi juga dipengaruhi oleh berbagai situasi
dalam rumah tangga , utamanya adalah situasi ekonomi.makanan juga merupakan
kebutuhan paling mendasar yang dapat menghubungkan antar manusia secara sosial,
seperti berbagai makanan dengan orang lain,memberikan peluang terjadunya
interaksi dalam komunitas sehingga dapat memberi dampak ekonomis, selain itu
dapat juga memberikan dampak psikologi berupa kenyamanan.pendapat dari Neva
Hassanein (2004) tentang perpindahan dan perjalanan makanan menarik untuk
disimak.Makanan mepunyai alur berpindah sebanyak 33 kali sejak dari pertanian
hingga pasar/supermarket, dan mengalami perjalanan sejauh 1300 mil untuk
mencapai piring.
Sejalan dengan pesatnya perkembangan teknologi makanan, kebiasaan
makan pun mengalami perubahan di berbagai lapisan masyarakat.misalnya, 98%
mahasiswa Universitas Ankara memilih pergi ke restoran cepat saji penelitian
ConsEnSus (consumption enviroment sustainability) yang dilaksanakan di zirlandia
tahun 2011, memperkirakan bahwa konsumsi makanan memberi dampak sepertiga
rumah tangga dan 10-35% terhadap pengeluaran konsumsi rumah tangga, yang
memberi dampak terhadap pertanian dan perencanaan kesehatan masyarakat
(Lavella, dkk., 2012).
B. SURVEI KONSUMSI MAKANAN
Survei konsumsi Makanan (food consumption survey), ditunjukan untuk
mengetahui kebiasaan makanan, dan zat gizi pada tingkat kecukupan bahan
makanan, dan zat gizi pada tingkat kelompok, rumah tangga, dan perorangan,serta
faktor – faktor yang memengaruhinya.pelaksanaan kegiatan survei konsumsi
makanan ini merupakan suatu keahlian atau kompetensi yang harus dimiliki oleh
seorang ahli gizi, karena dari hasil pelaksanaan survei konsumsi makanan ini
merupakan suatu keahlian atau kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang ahli
gizi, karena dari hasil pelaksanaan survei konsumsi makanan inilah akan didapatkan
data untuk membuat kebijakan oleh pemerintah dan keputsan oleh seorang ahli gizi.
Indonesia telah melaksanakan survei konsumsi pangan ini dalam skala besar,
seperti Survei Diet Total (SDT) yang dilaksanakan pada tahun 2014 yang lalu, dan
melibatkan 33 provinsi, beberapa ratus kecamatan dari 6.793 kecamatan, beberapa
ribu klutser dari 79.075 kelurahan/desa, serta ratusan ribu individu yang ada di
dalam keluarga, yang diukur asupan konsumsi makananya di seluruh indonesia.
Metode yang digunakan saat itu adalah metode recall (kualitatif) yang digabung
dengan metode penimbangan/weighing (kuantitatif) untuk beberapa bahan/makanan
yang baru dikenal atau muncul di suatu daerah. Adapun untuk survei konsumsi
pangan tahun 2016, akan dilaksanakan pengukuran asupan makanan untuk keluarga
yang sedang hamil.
Metode atau pendekatan yang umum digunakan dalam pengukuran survei
konsumsi makanan ini dikenal dengan pendekatan kuantutatif, kualitatif , dan
gabungan.namun, harus diakui bahwa masing – masing pendekatan yang ada
tersebut mempunyai keunggulan dan kelemahan.oleh sebab itu, petugas pelaksana
harus ampu menggunakan pendekatan terpilih yang mempunyai bias sekecil
mungkin agar hasil yang didaptkan mendekati hasil ukur yang sebenarnya.
Sampai saat ini dikenal dua bias, yaitu bias seleksi dan bias informasi.
Diketahui ada beberapa hal yang dapat menimbulkan bias tersebut , baik dari pihak
peneliti maupun akibat dari alat yang digunakan. Sebagai contoh, bias karena alat
yang ‘rusak’, bias karena peneliti itu sendiri, bias yang berasal dari pewawancara,
dan bias yang berasal dari individu yang diwawancarai =, terutama dengan author
effect, yaitu individu yang ditanya sering kali melebihkan atau mengurangi
porsi/jumlah/ukuran makanan yang dikonsumsinya karena merasa malu atau karena
sebab lainya. Hal tersebut akan berpengaruh terhadap hasil ukur sehingga
kepiawaian pewawancara menjadi landasan utama keberhasilan pengukuran yang
dilakukan. Artinya, pewawancara harus memahami dan mengetahui dan mengetahui
kapan individu yang ditanya melakukan ketidakjujuran.
Satu hal lain yang menjadikan hasil ukur bias adalah kemampuan
pewawancara untuk memperkirakan ukuran makanan atau porsi makanan yang
disampaikan oleh individu yang ditanya secara benar dan/atau mendekati ukuran
sebenarnya. Disinilah terlihat betapa pentingnya seorang pewawancara memahami
dan memiliki estimasi yang tinggi terhadap apa yang diungkapkan oleh individu.
Cara yang digunakan untuk menghindari salah satu alat ukur ini adalah
dengan menggunakan alat bantu media. Pertama, food model berupa contoh bahan
dan makanan yang terbuat dari kayu, resin, plastik, yang seukuran dengan bahan
atau makanan aslinya untuk dapat diperlihatkan kepada individu saat wawancara
dilakukan.hanya saja, penggunaan media ini sedikit merepotkan terutama ketika
dibawa ke lapangan, danakan lebih baik jika digunakan saat melakukan konsultasi
gizi di klinik gizi. Kedua menggunakan buku foto bahan atau makanan yang
dikeluarkan oleh Badan Litbangkes, yang memuat berbagai foto bahan makanan
yang dilengkapi dengan ukurannya (panjang, lebar,tinggi).
C. TUJUAN SURVEI KONSUMSI MAKANAN
Tujuan dilaksanakan survei konsumsi makanan adalah utnuk mengetahui
kebiasaan makan dan gambaran tingkat kecukupan bahan makanan dan gizi pada
tingkat kelompok, rumah tangga, dan perorangan, serta faktor-faktor yang
memengaruhinya. Tujuan survei konsumsi makanan yang lebih luas, yaitu:
1. Menentukan tingkat kecukupan konsumsi pangan nasional dan kelompok
masyarakat.
2. Menentukan status kesehatan dan gizi keluarga dan individu.
3. Menentukan pedoman kecukupan makanan dan program pengadaan makanan.
4. Sebagai dasar perencanaan dan program pengembangan gizi.
5. Sebagai sarana pendidikan gizi masyarakat.
6. Menentukan perundang-undangan bidang pangan dan gizi.
Metode pengukuran konsumsi makanan terdiri dari dua bentuk, yaitu:
1. Metode kualitatif yang meliputi metode frekuensi makanan (food frequency),
metode dietary history, metode telepon, dan metode pendaftaran makanan.
2. Metode kuantitatif yang meliputi metode food recall 24 jam, perkiraan makanan
(estimated food record), penimbangan makanan (food weighing), metode food
account, metode inventaris (inventory method), dan pencatatan (household food
record).
3. Metode kuantitatif dan kualitatif, antara lain metode food recall 24 jam dan
metode riwayat makanan.
Metode yang tepat digunakan untuk melakukan pengukuran konsumsi di
tingkat rumah tangga, antara lain metode pencatatan (food account), metode
pendaftaran (food list), metode inventaris (inventory method), dan pencatatan rumah
tangga. Metode yang baik digunakan untuk pengukuran konsumsi makanan tingkat
individu antara lain metode food recall 24 jam, metode estimated food records,
metode penimbangan makanan (food weighing), metode dietary history, dan metode
frekuensi makanan (food frequency)
D. METODE PENGUKURAN
1. Metode Recall 24 Jam
Metode recall 24 jam biasa dikenal dengan istilah multiple food recall 24
jam. Prinsip dari food recall 24 jam adalah mengumpulkan data jenis dan jumlah
makanan yang dikonsumsi individu selama 1 atau beberapa hari melalui
wawancara secara mendalam terhadap responden (Willet, 1998). Data yang
diperoleh dengan food recall 24 jam cenderung bersifat kualitatif, maka jumlah
konsumsi makanan individu dinyatakan secara teliti dengan menggunakan
ukuran rumah tangga atau URT (sendok, gelas, piring, dan lain-lain) atau ukuran
lain yang biasa dipergunakan sehari-hari (Gibson, 2005).
Metode food recall 24 jam pada prinsipnya dilakukan dengan mencatat
jenis dan jumlah bahan makanan yang dikonsumsi pada periode 24 jam yang
lalu. Metode ini dapat diulangi pada kesempatan lain (awal atau akhir bulan atau
musim yang berbeda) untuk memperkirakan asupan pangan rata-rata pada kurun
waktu yang lebih lama (asupan pangan kebiasaan. Frekuensi pengukuran yang
diperlukan tergantung pada tingkat keakuratan hasil yang diinginkan, jenis zat
gizi yang diteliti, dan kelompok populasi. Perlu diperhitungkan pengaruh
akhirminggu, musim, dan liburan, pada pola asupan pangan (siagian, 2010)
Pengertian 24 jam yang lalu dapat di lihat dari 2 dimensi, yaitu:
a. Individu diminta untuk menceritakan segala sesuau yang dikonsumsinya
sejak bangun pagi hari kemarin sampai kembali tidur lagi, atau
b. Individu diminta menceritakan segala sesuatu yang dikonsumsinya sejak
bertemu dengan peneliti (misalnya pukul 10.00), kemudian mundur ke
belakang hingga waktu yang sama hari kemarin (pukul 10.00 kemarin).
Prinsip kerja utama food recall adalah narasumber diminta untuk
menceritakan (bukan dituntun oleh peneliti) segala sesuatu yang dikonsumsinya
24 jam yang lalu dengan tuntas karena pengaruh faktor ingatan, sehingga sering
beberapa kondisi tidak terdeteksi dengan baik. Oleh sebab itu, pada kondisi ini
pewawancara perlu menuntun individu untuk mengembalikan ingatannya
kembali.
Tabel 1. Kelebihan dan kekurangan metode food recall 24
Kelebihan Kekurangan
1. Mudah melaksanakannya 1. Tidak dapat menggambarkan asupan
serta tidak terlalu membebani zat gizi sehari-hari, bila hanya
responden. dilakukan recall satu hari (Willet,
2. Biaya telatif murah, karena 1998). Hal ini dapat diatasi dengan
tidak memerlukan peralatan melakukan recall lebih dari 1 hari.
khusus dan tempat luas untuk Idealnya recall dilakukan selama 7
wawancara. hari, dengan asumsi terdapat
3. Cepat, sehingga mencakup perbedaan pola asupan diit pada hari
banyak responden. yang berbeda dalam 1 minggu. Jumlah
4. Dapat digunakan pada hari yang dibutuhkan untuk
responden yang buta huruf. memebrikan gambaran asupan
5. Dapat membrikan gambaran makronutrien adalah 3 – 10 hari,
nyata yang benar-benar sedangkan untuk mikronutrien, seperti
dikonsumsi individu, kolesterol, vitamin A, dan vitamin C,
sehingga dapat dihitung jumlah hari yang ideal adalah 20 – 25
asupan zat gizi dalam sehari. hari. Hal ini tidak mungkin dilakukan
6. Sifatnya terbuka, sehingga dalam penelitian, karena motivasi
dapat mengakomodasi responden cenderung menurun dengan
keragaman jenis makanan jumlah hari yang semakin besar
yang ada di dalam populasi , (Willet, 1998).
baik dari segi bahan dasar,
pengolahan, dan segala detil
terkait dengan jenis makanan
dan jumlahnya.

2. Ketepatannya sangat bergantung daya


ingat jangka pendek responden
(Willet, 1998). Oleh karena itu,
responden harus mempunyai daya
ingat yang baik, sehingga metode
initidak cocok untuk dilakukan pada
anak-anak di bawah umur 7 tahun,
orangtua di atas umur 60 tahun, dan
individu yang hilang ingatan atau
pelupa (Gibson, 2005).
3. The flat slope syndrome, yaitu
kecenderungan bagi responden yang
kurus untuk melaporkan konsumsinya
lebih banyak (over estimate) dan bagi
responden yang gemuk cenderung
melaporkan lebih sedikit (under
estimate).
Poin 2 dan 3 dapat diminimalisir
dengan menggunakan tenaga atau
petugas yang terlatih. Pewawancara
harus dilatih agar dapat menanyakan
makanan yang dikonsumsi oleh
responden dan mengenal cara-cara
pengolahan makanan serta pola
pangan daerah yang akan diteliti
secara umum (Gibson, 2005).
Mengkondisikan wawancara dalam
suasana santai, tidak ada tekanan, dan
tidak terburu-buru, dapat membantu
responden untuk mengingat dan
mennyatakan perilaku makannya
selama 24 jam yang lalu (Willet,
1998).
Format Food Recall 24 Jam

Nama :
Alamat :
Tanggal lahir : Umur :
BB : TB :
Jenis kelamin : No. Kontak :
Pewawancara : Tanggal :
wawancara
Supervisor : Diperiksa tanggal :
Hari ke :
Urutan Nama Rincian
No. Urut Waktu waktu hidangan/ Bahan Berat
URT Ket.
Hidangan makan makan makanan/ makanan/ (gram)
(jam) minuman minuman
1 Pagi 08.00 Es teh Teh 1 gtg
manis
Gula 1 sdt
Air 1
gelas
Nasi Beras 1 ctg 50
Ikan Ikan tongkol 1 ptg
goreng
Minyak 1,5
Garam 1
2 Pagi 10.00
3 Siang 12.00
4 Sore 14.00
5 Malam 18.30

Merujuk pada pedoman pengisian kuesioner survei konsumsi makanan


individu, tehnik recall konsumi makanan yang digunakan dalam 1 x 24 jam
recall konsumsi dapat menggunakan 5-step multiple-pass method:
a. Membuat daftar ringkas bahan makanan yang dikonsumsi sehari sebelumnya
(quick list), daftar hidangan tidak harus berurutan, dan hidangan yang sama
hanya ditulis satu kali.
b. Mereview kembali kelengkapan quick list bersama responden agar tidak ada
hidangan atau makanan yang terlewat atau lupa disebutkan oleh responden.
c. Gali hidangan yang dikonsumsi dikaitkan dengan waktu makan atau
aktivitas.
d. Tanyakan rincian hidangan menurut jenis bahan makanan, jumlah, berat, dan
sumber perolehannya untuk semua hidangan atau makanan yang dikonsumsi
responden sehari kemarin.
e. Mereview kembali semua jawaban untuk menghindari kemungkinan masih
ada makanan yang dikonsumsi tetapi terlupakan.
2. Metode Frekuensi Makanan
Metode frekuensi (food frequency) makanan merupakan metode untuk
mengukur kebiasaan makan individu atau keluarga sehari-hari sehingga
diperoleh gambaran pola konsumsi bahan/ makanan secara kualitatif. Metode ini
merupakan salah satu metode yang banyak digunakan dalam survei konsumsi
makanan. Metode ini sangat mengandalkan daya ingat baik untuk yang ditanya
atau individu sampel maupun yang menanya atau pewawancara. Oleh sebab itu,
pewawancara disyaratkan harus mempunyai keahlian dan kemampuan yang
tinggi dalam mengapersepsi segala sesuatu yang disampaikan oleh narasumber,
tentang tingkat keseringan narasumber dalam mengonsumsi bahan makanan
tertentu dalam hari, minggu, bulan, dan tahun. Berdasarkan data yang
didapatkan, kemudian dilakukan analisis rata-rata tingkat keseringan konsumsi
bahan/ makanan dalam satuan hari, minggu, atau bulan, dan tahun.
Ketika akan dicari rata-rata konsumsi makanan atau bahan makanan
dalam hari, maka harus dicari data berapa kali jumlah konsumsi makanan
tertentu dalam satu hari. Data dalam minggu kemudian dibagi 7 hari, bulan
dibagi dengan 30 hari, serta tahun dibagi 360 hari untuk mendapatkan konsumsi
rata-rata per hari. Karena periode pengamatannya lebih lama dan dapat
membedakan individu berdasarkan tingkat konsumsi zat gizi, cara ini paling
sering digunakan dalam penelitian epidemiologi gizi. Kuesioner frekuensi
makanan memuat tentang daftar bahan atau makanan dan frekuensi penggunaan
makanan tersebut pada periode tertentu.
Format Food frequency

Nama :
Alamat :
Tanggal lahir : Umur :
BB : TB :
Jenis kelamin : No. Kontak :
Pewawancara : Tanggal wawancara :
Supervisor : Diperiksa tanggal :
Hari ke :

Frekuensi peggunaan/ seberapa sering Keterangan ukuran


Daftar
penggunaan bahan makanan (URT)
bahan
Tidak Hari Minggu Bulan Tahun S M L
makanan
pernah
Mangga 1 √
Apel 3 √
Keterangan:
a. Kolom bahan makanan diisi dengan berbagai jenis bahan makanan yang
akan diketahui tingkat keseringan penggunaan bahan makanan tersebut.
b. Kolom tidak pernah diisi apabila individu tidak pernah mengonsumsi bahan
makanan tersebut.
c. Kolom frekuensi hari adalah tingkat keseringan penggunaan bahan
makanan dalam satu hari.
d. Frekuensi minggu adalah tingkat keseringan penggunaan bahan makanan
dalam satu minggu.
e. Frekuensi bulan adalah tingkat keseringan penggunaan bahan makanan
dalam satu bulan.
f. Frekuensi tahun adalah tingkat keseringan penggunan bahan maknan dalam
satu tahun.
g. Kolom keterangan ukuran berisikan tentang keterangan porsi bahan atau
menu yanga ada (kecil, sedang, besar).
Cara ini juga sering digunakan untuk mengetahui pola konsumsi pada
penderita penyakit tertentu. Misanya pada penderita penyakit diabetes melitus
(DM), daftar bahan atau makanan yang dibuat sebaiknya hanya mengandung
bahan atau makanan yang boleh dan tidak boleh dikonsumsi oleh penderita DM
saja. Demikian juga untuk mengetahui asupan zat gizi tertentu , misalnya
vitamin A maka daftar atau bahan makanan yang mengandung vitamin A saja
yang dicantumkan.
Langkah-langkah metode frekuensi makanan adalah sebagai berikut:
a. Terlebih dahulu harus dipersiapkan daftar bahan makanan yang akan diukur
b. Responden diminta untuk memberi tanda pada daftar makanan yang
tersedia pada kuesioner mengenai frekuensi penggunaan bahan atau
makanan yang sering dikonsumsi di kolom yang disediakan.
c. Lakukan penghitungan terhadap data yang didapatkan.
d. Bandingkan atau rujuk ke kategori yang berlaku untuk menentukan hasil
akhirnya.
Tabel 2. Kelebihan dan kekurangan metode frekuensi makanan
Kelebihan Kekurangan
1. Relatif murah dan 1. Tidak dapat menghitung asupan
sederhana. zat gizi sehari.
2. Dapat dilakukan sendiri 2. Sulit mengembangkan kuisioner
oleh responden. pengumpulan data.
3. Tidak membutuhkan latihan 3. Cukup menjemukan bagi
khusus. pewawancara.
4. Dapat membantu dalam 4. Perlu percobaan pendahuluan
menjelaskan hubungan untuk menentukan jenis bahan
antara penyakit dan makanan yang akan masuk dalam
kebiasaan makan. daftar kuesioner.
5. Responden harus jujur dan
mempunyai motivasi tinggi.

3. Metode Semi Quantitative Food Frequency (SQ-FFQ)


Metode semi quantitative food frequency merupakan metode pengukuran
makanan gabungan metode kualitatif dan kuantitatif. Perbedaannya dengan
metode food frequencyadalah setelah pewawancara mananyakan tingkat
keseringan penggunaan bahan makanan dari responden, kemudian dilanjutkan
dengan menanyakan ukuran rumah tangga (URT) dan diterjemahkan ke dalam
ukuran berat (gram) dari tiap bahan makanan. Dengan demikian, akan
didapatkan data tingkat keseringan penggunaan bahan makanan serta jumlah
atau berat bahan makanan perkali penggunaan, sehingga bisa dihitung rata-rata
asupan makanan per hari.
Format SQ-FFQ

Daftar Ukuran
Frekuensi penggunaan (kali per-)
bahan penggunaan/ kali Ket.
makanan Hari Minggu Bukan Tahun URT Gram
Nasi 3 - - - 2 prg 300
Ikan asin - 2 - - 1 ptg 40
Bayam - 1 - - 1 mangkok 60

4. Metode Pencatatan
Metode pencatatan (food account) dilakukan dengan melibatkan secara
aktif anggota keluarga dengan semua makanan yang dibeli, diterima dari orang
lain, ataupun dari hasil produksi sendiri setiap hari. Oleh sebab itu, syarat utama
pelaksana food account harus dapat baca-tulis dan pelaksananya adalah yang
melakukan pengolahan makanan sehari-hari di rumah tangga. Petugas diminta
untuk mencatat jumlah makanan yag dikonsumsi dlam URT, termasuk harga
eceran bahan makanan tersebut. Cara ini tidak memperhitungkan makanan
cadangan yang ada di rumah tangga dan juga tidak memperhatikan makanan dan
minuman yang dikonsumsi di luar rumah, yang rusak, terbuang atau tersisa, atau
diberikan kepada binatang peliharaan. Lamanya pencatatan umumnya tujuh hari
dan pencatatan dilakukan pada formulir tertentu yang telah dipersiapkan.
Langkah-langkah pencatatan (food account) adalah:
a. Salah seorang anggota keluarga diminta untuk menctat seluruh makanan
yang masuk ke rumah yang berasal dari berbagai sumber setiap hari dalam
URT atau satuan ukuran volume atau berta.
b. Jumlahkan masing-masing jenis bahan makanan tersebut dan konversikanke
dalam ukuran berat setiap hari.
c. Hitung rata-rata perkiraan penggunaan bahan makanan setiap hari.
Tabel 3. Kelebihan dan kekurangan metode pencatatan (food account)

Kelebihan Kekurangan
1. Cepat dan relatif murah 1. Kurang teliti
2. Dapat diketahui tingkat 2. Hasil ukuran tidak menggambarkan
ketersediaan bahan makanan tingkat konsumsi rumah tangga
keluarga pada periode tertentu. karena anggota keluarga yang
3. Dapat diketahui daya beli diminta mencatat tidak berlatar
keluarga terhadap bahan belakang pengumpul data yang
makanan. profesional.
4. Dapat menjangkau responden 3. Hasil tergantung pada kejujuran
lebih banyak responden untuk melaporkan atau
mencatat makanan dalam keluarga,

5. Metode Telepon
Metode ini jarang digunakan pada dekade sebelumnya karena telepon
masih belum menjangkau seluruh wilayah dan hanya terbatas pada wilayah
perkotaan dan kabupaten tertentu saja. Namun, dewasa ini survei konsumsi
dengan metode telepon semakin banyak digunakan terutama untuk daerah
perkotaan yang sarana komunikasi telepon sudah sangat tersedia. Saat ini
jangkauan komunikasi sudah sangat luas, sehingga tidak ada lagi wilayah yang
tidak terjangkau oleh jaringan komunikasi telepon, apalagi dengan jangkauan
telepon seluler.
Langkah-langkah metode telepon:
a. Peneliti melakukan pengacakan atas nomor telepon di suatu wilayah tertentu
sebanyak yang dibutuhkan.
b. Melakukan permintaan persetujuan untuk melaksanakan survei kepada
responden.
c. Melakukan wawancara kepada responden melalui telepon tentang persediaan
makanan yang dikonsumsi keluarga selama periode survei.
d. Menghitung persediaan makanan keluarga berdasarkan hasil wawancara
melalui telepon tersebut.
e. Tentukan pola konsumsi keluarga.
Tabel 4. Kelebihan dan kekurangan metode telepon
Kelebihan Kekurangan
1. Relatif cepat karena tidak 1. Biaya relatif mahal untuk rekening
harus mengunjungi telepon.
responden. 2. Peneliti tidak dapat berhadapan muka
2. Dapat mencakup responden dengan responden.
lebih banyak 3. Sulit dilakukan untuk daerah yang
belum mempunyai jaringan telepon.
4. Dapat menyebabkan terjadinya
kesalahan interpretasi dari hasil
informasi yang diberikan responden.
5. Sangat bergantung pada kejujuran
dan motivasi serta kemampuan
responden untuk menyampaikan
makanan keluarganya.

6. Metode Pendaftaran Makanan


Penggunaan metode pendaftaran makanan atau food list dilakukan
dengan cara petugas menanyakan dan menctat seluruh bahan makanan yang
digunakan keluarga selama periode survei dilakukan (biasanya 1 – 7 hari).
Pencatatan dilakukan berdasarkan jumlah bahan makanan yang dibeli, harga dan
nilai pembeliannya, termasuk makanan yang dimkan anggota keluarga di luar
rumah. Data yang diperoleh merupakan taksiran atau perkiraan dari responden.
Metode ini tidak memperhitungkan bahan makanan yang terbuang, rusak, atau
diberikan pada binatang peliharaan.
Jumlah bahan makanan diperkirakan dengan ukuran berat atau ukuran
rumah tangga (URT). Selain itu, dapat dipergunkan lat bantu seperti food model
atau contoh lainnya untuk membantu daya ingat responden. Pengumpulan data
dilakukan dengan wawancara yang dibantu dengan formulir yang telah
dipersiapkan, yaitu kuisioner terstruktur yang memuat daftar bahan makanan
utama yang digunakan keluarga. Data yang diperoleh juga kurang teliti karena
diperoleh dari taksiran atau perkiraan.
Langkah-langkah metode pendaftaran makanan:
a. Catat semua jenis bahan makanan atau makanan yang masuk ke rumah
tangga dalam URT berdasarkan jawaban dari responden selama periode
survei.
b. Catat jumlah makanan yang dikonsumsi masing-masing anggota keluarga
baik di rumah maupun di luar rumah.
c. Jumlahkan semua bahan makanan yang diperoleh.
d. Catat umur dan jenis kelamin anggota keluarga yang ikut makan.
e. Hitung rata-rata perkiraan konsumsi bahan makanan sehari untuk keluarga.
f. Apabila ingin mengetahui perkiraan konsumsi per kapita, dibagi dengan
jumlah anggota keluarga
Tabel 5. Kelebihan dan kekurangan metode pendaftaran makanan

Kelebihan Kekurangan
1. Biaya yang relatif murah 1. Hasil yang diperoleh kurang teliti karena
dan hanya berdasarkan estimasi atau perkiraan,
membutuhkan waktu sehingga sangat sulit untuk mendapatkan
yang singkat. data yang sebenarnya.
2. Bersifat sangat subjektif, yaitu tergantung
kejujuran responden karena banyak
responden yang malu untuk mengatakan
dengan sejujurnya apa yang
dikonsumsinya.
3. Metode ini sangat berantung pada daya
ingat responden, sehingga dibuuhkan
kejelian dan keahlian pewawancara dalam
menggali bahan atau makanan yang
dikonsumsi individu

7. Perkiraan Makanan
Pada metode perkiraan makanan (estimated food records) individu
diminta untuk mencatat semua makanan dan minuman yang akan dikonsumsi
dalam Ukuran Rumah Tangga (URT) dan melakukan penimbangan dalam
ukuran berat (gram) pada periode waktu tertentu (2 – 4 hari berturut-turut),
termasuk juga cara persiapan dan pengolahan makanan tersebut.
Langkah-langkah pelaksanaan food records adalah sebagai berikut:
a. Responden diminta untuk mencatat makanan yang dikonsumsi dalam URT
atau gram termasuk nama masakan, cara persiapan dan pemasakan bahan
makanannya, nama merk jika memungkinkan, semua bumbu, herbal, dan
rempah, deskripsi yang lengkap tentang masing-masing makanan, dan
menimbang jumlah yang dikonsumsi atau melakukan estimasi menggunakan
URT dan atau menggunakan peralatan rumah tangga yang sudah dikalibrasi.
b. Jika individu yang diwawancarai makan di luar rumah, individu diminta
untuk mencatat desripsi dan jumlah makanan yang dimakan, kemudian
petugas membeli dan atau menimbang bahan makanan yang terdapat dalam
mkanan tersebut.
c. Setelah semuanya selesai, selanjutnya dilakukan analisis bahan makanan ke
dalam zat gizi dengan DKBM.
d. Membandingkan dengan AKG.
Metode ini diharapkan akan dapat memberikan informasi konsumsi yang
mendekati sebenarnya (true intake) tentang jumlah energi dan zat gizi yang
dikonsumsi oleh individu. Adapun kelebihan dan kekurangan metode perkiraan
makanan ditampilkan pada tabel berikut:
Tabel 6. Kelebihan dan kekurangan metode perkiraan makanan
Kelebihan Kekurangan
1. Relatif lebih murah dan cepat. 1. Terlalu membebani responden,
2. Dapat menjangkau sampel sehingga sering menyebabkan
dalam jumlah besar. responden mengubah kebiasaan
3. Dapat diketahui konsumsi zat makannya.
gizi sehari. 2. Tidak cocok untuk responden yang
4. Hasilnya relatif lebih akura buta huruf dan juga sangat
5. Tidak mengandalkan ingatan bergantung pada kejujuran dan
kemampuan responden dalam
mencatat dan memperkirakan jumlah
konsumsi.

8. Penimbangan Makanan
Metode penimbangan makanan (food weighing) merupakan metode yang
paling mendekati angka asupan yang sebenarnya. Pada metode ini, peneliti atau
pewawancara harus melakukan penimbangan bahan atau makanan yang
dikonsumsi individu atau keluarga.
Penimbangan makanan umumnya dilakukan untuk beberapa hari
tergantung tujuan, dana penelitian dan tenaga yang tersedia. Hal yang perlu
diperhatikan ketika menggunakan metode ini adalah adanya hambatan
psikologis yang besar yang terjadi di dalam diri individu yang diukur ketika
penimbangan dilakukan. Oleh sebab itu, hal pertama yang perlu dilakukan oleh
pewawancara adalah menghilangkan kondisi ini dengan cara melakukan
pendekatan khusus, sehingga penolakan dapat dihilangkan. Selain itu, perlu
disiapkan timbangan bahan/ makanan yang akurat dengan tingkat ketelitian 1
gram, sehingga akurasi hasil ukur mendekati yang sebenarnya. Baterai
timbangan perlu diperiksa (apabila menggunakan timbangan digitas) karena
baterai yang sudah tidak berfungsi dengan baik akan mengurangi akurasi hasil
timbang dan dapat menyebabkan kesalahan fatal.
Metode ini memerlukan ketelitian dan kesabaran pewawancara dalam
memisahkan bahan makanan yang ada di dalam makanan yang akan ditimbang.
Ketika menimbang makanan berkuah, pisahkan terlebih dahulu antara kuah
dengan bahan-bahan yang ada dalam makanan tersebut, lalu timbang satu per
satu.
Apabila akan melakukan penimbangan makanan yang digoreng,
pisahkan terlebih dahulu antara bahan dan minyak sebanyak mungkin, sehingga
minyak yang tertinggal dalam bahan makanan menjadi sedikit mungkin,
termasuk juga memisahkan bumbu yang melekat pada bahan makanan,
kemudian lakukan penimbangan atas bahan tersebut satu persatu.
Bahan yang ditimbang adalah bahan masak sehingga perlu diperhatikan
konversi dari matang ke mentah untuk setiap bahan makanan yang ada,
kemudian perlu juga diperhatikan bagian yang dapat dimakan (BDD) untuk
setiap bahan makanan. Selain itu, harus juga diperhatikan kandungan minyak
yang terdapat di dalam hasil olahan makanan tersebut. Dengan demikian, asupan
lemak dari suatu menu akan lebih banyak didapatkan.
Langkah-langkah pelaksanaan penimbangan makanan adalah sebagai berikut:
a. Petugas menyiapkan timbangan yang akan digunakan (disarankan
menggunakan imbangan dengan tingkat ketelitian 1 gram). Selanjutnya
dilakukan peneraan timbangan pada posisi NOL, kemudian letakkan wadah
timbang dan lakukan peneraan sehingga timbangan menunjukkan angka
NOL kembali (timbangan siap digunakan).
b. Petugas memilih bahan atau makanan yang akan ditimbang, lalu makanan
tersebut dibersihkan dari bahan ikutan lain yang melekat pada bahan
tersebut, barulah meletakkannya di atas wadah timbangan.
c. Lakukan penimbangan dan catat hasil ukur bahan/ makanan dalam gram.
Setelah itu, turunkan bahan yang ditimbang, bersihkan wadah dalam waktu
yang tidak lama (jika terlalu lama timbangan akan mati), sehingga perlu
dilakukan peneraan kembali. Jangan lupa untuk membersihkan wadah
timbang setiap selesai melakukan penimbangan.
d. Lakukan penimbangan berikutnya, sampai semua bahan habis tertimbang,
dan catat satu persatu hasil ukurnya.
e. Berdasarkan hasil ukur yang didapatkan, selanjutnya dilakukan analisis
dengan menggunakan komputer atau manual dengan merujuk ke DKBM
atau DKGJ (daftar komposisi gizi jajanan).
f. Hasil analisis asupan zat gizi kemudian dibandingkan dengan Angka
Kecukupan Gizi (AKG) yang dianjurkan.
Tabel 7. Kelebihan dan kekurangan metode penimbangan makanan

Kelebihan Kekurangan
1. Data yang 1. Memerlukan waktu yang lama dan cukup mahal
diperoleh lebih karena perlu peralatan.
akurat atau teliti. 2. Responden dapat mengubah kebiasaan makan
apabila penimbangan dilakukan dalam periode
yang cukup lama.
3. Tenaga pengumpul data harus terlatih dan
terampil, serta memerlukan kerjasama yang
baik dengan respinden
9. Metode Inventaris
Metode inventaris (inventory method) sering disebut dengan metode log
book. Prinsipnya adalah dengan cara menghitung atau mengukur semua
persediaan bahan atau makanan yang ada di rumah tangga (berat dan jenisnya)
mulai dari awal sampai akhir waktu pengukuran. Semua makanan yang diteria,
dibeli, dan dari produksi sendiri dicatat dan dihitung/ ditimbang setiap hari
selama periode pengumpulan data (biasanya sekitar satu minggu). Semua
makanan yang terbuang, tersisa, dan busuk selama penyimpanan, serta diberikan
pada orang lain atau binatang peliharaan juga diperhitungkan. Pencatatan dapat
dilakukan oleh petugas atau responden yang sudah mampu atau dilatih dan tidak
buta huruf.
Langkah-langkah metode inventaris:
a. Catat dan timbang atau ukur semua jenis bahan atau makanan yang ada di
rumah pada hari pertama survei.
b. Catat dan ukur semua jenis bahan makanan yang diperoleh (dibeli, dari
kebun, pemberian orang lain, dan makan di luar rumah) keluarga selama hari
survei.
c. Catat dan ukur semua bahan makanan yang diberikan kepada orang lain,
rusak, terbuang, dan sebagainya selama hari survei.
d. Catat dan ukur semua jenis bahan makanan yang ada di rumah pada hari
terakhir survei.
e. Hitung berat bersih tiap-tiap bahan makanan yang digunakan keluarga
selama periode survei.
f. Catat pula jumlah anggota keluarga dan umur masing-masing anggota
keluarga yang ikut makan.
g. Hitung rata-rata perkiraan konsumsi keluarga atau konsumsi perkapita
dengan membagi konsumsi keluarga dengan jumlah anggota keluarga.
Peralatan yang diperlukan dalam metode inventaris adalah kuesioner,
alat timbang, dan URT. Adapun kelebihan dan kekurangan metode inventaris
adalah sebagai berikut.
Tabel 8. Kelebihan dan kekurangan metode inventaris
Kelebihan Kekurangan
1. Hasil yang diperoleh lebih 1. Petugas harus terlatih dalam
akurat karena menggunakan alat ukur dan formulir
memperhitungkan adanya sisa pencatatan.
makanan, serta makanan yang 2. Tidak cocok untuk reponden yang
terbuang dan rusak selama buta huruf, jika pencatatan
survei dilakukan. dilakukan oleh responden.
3. Memerlukan peralatan sehingga
biaya relatif lebih mahal dan
memerlukan waktu yang relatif lama

10. Metode Pencatatan Pangan Rumah Tangga


Pengukuran dengan metode pencatatan pangan rumah tangga (household
food record) dilakukan sedikitnya dalam periode satu minggu oleh responden
sendiri. Metode ini dilaksanakan dengan menimbang atau mengukur dengan
URT seluruh makanan yang ada di rumah, termasuk cara pengolahannya.
Metode ini biasanya tidak memperhitungkan sisa makanan yang terbuang dan
dimakan oleh binatang peliharaan. Metode ini dianjurkan untuk digunakan di
tempat atau daerah yang tidak memiliki banyak variasi penggunaan bahan
makanan dalam keluarga, dan masyarakatnya sudah dapat membaca dan
menulis. Langkah-langkah metode pencatatan pangan rumah tangga, yaitu:
a. Responden harus mencatat dan menimbang atau mengukur semua makanan
yang dibeli dan diterima oleh keluarga selama penelitian (biasanya satu
minggu).
b. Responden harus mencatat dan menimbang atau mengukur semua makanan
yang dimakan keluarga, termasuk sisa dan makanan yang dimakan oleh
tamu.
c. Responden harus mencatat makanan yang dimakan anggota keluargadi luar
rumah.
d. Hitung rata-rata konsumsi keluarga atau konsumsi per kapita
Tabel 9. Kelebihan dan kekurangan metode pencatatan pangan rumah tangga

Kelebihan Kekurangan
1. Hasil yang diperoleh lebih 1. Terlalu membebani responden.
akurat 2. Memerlukan biaya cukup mahal
2. Dapat menghitung asupan zat karena responden harus dikunjungi
gizi keluarga apabila lebih sering.
dilakukan dengan menimbang 3. Memerlukan waktu yang cukup
makanan. lama.
4. Tidak cocok untuk responden yang
buta huruf.

11. Metode riwayat makanan


Metode riwayat makanan (dietary history) bersifat kualitatif karena
hanya memberikan gambaran pola konsumsi berdasarkan pengamatan dalam
waktu yang cukup lama (1 minggu, 1 bulan, dan 1 tahun). Burke (1947)
menyatakan bahwa metode ini terdiri dari tiga komponen, yaitu:
a. Wawancara (termasuk recall 24 jam), yang mengumpulkan data tentang apa
saja yang dimakan responden selama 24 jam terakhir.
b. Frekunsi penggunaan sejumlah bahan makanan dengan memberikan daftar
(check list) yang sudah dipersiapkan, untuk mengecek kebenaran recall 24
jam tadi.
c. Pencatatan konsumsi selama 2-3 hari.
Langkah-langkah metode riwayat makan adalah sebagai berikut:
a. Petugas menanyakan kepada responden tentang pola kebiasaan makanan,
variasi makan pada hari-hari khusus, seperti hari libur, dalam keadaan sakit,
dan sebagainya sebaiknya juga dicatat. Termasuk pula jenis makanan,
frekuensi penggunaan, ukuran porsi dalam URT, serta cara memasaknya
(direbus, digoreng, dipanggang, dan sebagainya).
b. Lakukan pengecekan terhadap data yang diperoleh dengan cara mengajukan
pertanyaan untuk kebenaran data tersebut.
Hal yang perlu diperhatikan dalam pengumpulan data adalah keadaan
musim-musim tertentu dan hari-hari istimewa, seperti hari pasar, awal bulan,
hari raya, dan sebagainya. Gambaran konsumsi pada hari-hari tersebut harus
dikumpulkan. Kelebihan dan ekurangan metode ini adalah:
Tabel 10. Kelebihan dan kekurangan metode riwayat makanan
Kelebihan Kekurangan
1. Dapat memberikan gambaran 1. Terlalu membebani pihak
konsumsi pada periode yang pengumpul data dan responden.
panjang secara kualitatif dan 2. Sangat sensitif dan membutuhkan
kuantitatif. pengumpul data yang sangat
2. Biaya relatif murah. terlatih.
3. Dapat digunakan di klinik gizi 3. Tidak cocok digunakan untuk
untuk membantu mengatasi survei-survei besar.
masalah kesehatan yang 4. Data yang dikumpulkan lebih
berhubungan dengan diet pasien. bersifat kualitatif.
5. Hanya fokus pada makanan
khusus, sedangkan variasi
makanan sehari-hari tidak
diketahui.

E. KESALAHAN DALAM PENGUKURAN KONSUMSI MAKANAN


Beberapa kesalahan atau bias dapat terjadi ketika melakukan pemilihan
metode konsumsi makanan, antara lain:
1. Bias secara acak (random bias). Bias acak terjadi karena kesalahan pemilihan
narasumber, untuk menghindarinya perlu dilakukan kriteria pemilihan
narasumeber secara seksama dan menggunakan metode yang tepat dan sesuai.
2. Bias sistematik terjadi karena:
a. Kesalahan dari kuesioner, antara lain kesalahan dalam penerjemahantujuan
pengumpulan data kepada format yang dipakai atau dapat juga disebabkan
karena kuesioner yang disusun tidak mengikuti alur.
b. Kesalahan pewawancara, sebab pewawancara harus memiliki kualifikasi
yang sesuai sehingga diperlukan pengujian terhadap kemampuan
pengukuran, minimal mempunyai nilai r = 0,7.
c. Kesalahan dari alat yang tidak akurat. Kesalahan ini terjadi karena ketidak
akuratan alat yag digunakan. Oleh sebab itu, alat yang digunakan harus
sensitif dengan tingkat ketelitian sekecil mungkin.
d. Kesalahan DKBM
Sumber bias dalam pengukuran konsumsi makanan, antara lain:
1. Kesalahan atau bias dari pengumpul data. Kesalahan yang umum terjadi adalah
overestimate atau underestimate dari peneliti dalam mengapersepsi apa yang
dikonsumsi oleh narasumber. Kesalahan dapat juga terjadi karena
ketidaksamaan nama suatu bahan atau makanan yang dikonsumsi.
2. Kesalahan dari responden yang terjadi karena narasumber melebih-lebihkan atau
mengurangi ukuran atau jumlah makanan yang dikonsumsi.
3. Kesalahan karena alat.
4. Kesalahan DKBM
5. Kesalahan karena kehilangan zat gizi dalam proses pemasakan.
Beberapa cara yang umumnya digunakan untuk mengurangi bias dalam
pengukuran konsumsi makanan, antara lain dengan cara:
1. Menggunakan sampel dalam jumlah yang besar.
2. Mengulangi pengukuran asupan konsumsi terhadap subjek atau responden yang
sama dalam beberapa waktu.
3. Melakukan kalibrasi terhadap alat ukur
4. Menggunakan alat bantu gambar dan food model untuk mengurangi bias yang
berhubungan dengan pengetahuan responden.
DAFTAR PUSTAKA

’Arasj, F. (2017). Ilmu Gizi Teori & Aplikasi “Survei Konsumsi Makanan.”
(Hardinsyah & I. D. N. Supariasa, Eds.). Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

Dong, R., Zhou, T., Zhao, S., Zhang, H., Zhang, M., Chen, J., … Chen, B. (2017). Food
consumption survey of Shanghai adults in 2012 and its associations with phthalate
metabolites in urine. Environment International, 101, 80–88.
https://doi.org/10.1016/j.envint.2017.01.008

Siagian, A. (2010). Epidemiologi Gizi. Astikawati, R (Editor). Jakarta: PT Gelora


Aksara Pratama.

Anda mungkin juga menyukai