Galvanometer
Galvanometer
Galvanometer
Galvanometer adalah alat ukur listrik yang digunakn untuk mengukur kuat arus dan beda
potensial listrik yang relatif kecil. Galvanometer tidak dapat digunakan untuk mengukur kuat
arus maupun beda potensial listrik yang relatif besar, karena komponen-komponen internalnya
yang tidak mendukung . Galvanometer bisa digunakan untuk mengukur kuat arus maupun beda
potensial listrik yang besar, jika pada galvanometer tersebut dipasang hambatan eksternal (pada
voltmeter disebut hambatan depan, sedangkan pada ampermeter disebut hambatan shunt).
Dalam mempelajari lsitrik, maka konsep dasar listrik sangatlah diperlukan. Konsep dasar listrik
tersebut meliputi konsep tentang arus listrik, konsep tentang beda potensial listrik dan konsep
tentang hambatan listrik. Untuk lebih jelas terkait dengan konsep dasar listrik, perhatikanlah
ilustrasi sederhana berikut ini
Dari ilustrasi di atas terlihat bahwa dalam suatu rangkaian listrik sederhana terdapat tiga buah
unsur pokok, yaitu beda potensial, kuar arus listrk, dan hambatan listrik. Dari tiga konsep dasar
ini, maka akan berkembang hal yang lebih luas, seperti energi listrik, dala listrik, efisiensi, dan
lain sebagainya.
Macam-macam Galvanometer
1. Galvanometer Balistik.
Untuk mengukur fluksi maknit digunakan galvanometer balistik, dimana galvanometer ini
bekerja menggunakan prinsip d’ Arsonval dan dirancang khusus untuk pemakaian selama 20 –
30 sekon dengan kepekaan tinggi.
Pada pengukuran balistik ini, kumparan menerima suatu impuls arus sesaat, mengakibatkan
kumparan berayun ke satu sisi dan kemudian kembali berhenti dalam gerakan berosilasi.
Jika impuls arus berlangsung singkat, maka defleksi mula-mula dari posisi berhenti berbanding
lurus dengan kuantitas pengosongan muatan listrik melalui kumparan. Nilai relatif impuls arus
yang diukur dalam defleksi sudut mula-mula dari kumparan adalah :
Q=Kθ
Dimana:
Q = muatan listrik ( coulomb )
K = kepekaan galvanometer ( coulomb / radian defleksi )
θ = defleksi sudut kumparan ( radian )
Harga kepekaan galvanometer ( K ), dipengaruhi oleh redaman dan besarnya diperoleh secara
eksperimental, melalui pemeriksaan kalibrasi pada kondisi pemakaian yang nyata.
Untuk mengkalibrasi galvanometer, digunakan beberapa metoda, yaitu :
1. metoda kapasitor.
2. metoda solenoida.
3. metoda induktansi bersama.
Jika arus primer ( I ) arahnya dibalik ( dari + I menjadi - I ), akan terjadi penyimpangan
galvanometer ( θ ) sebanding dengan konstanta-konstanta rangkaian dan kepekaan galvanometer
( K ). Akibat perubahan arah arus ini, besar muatan total di dalam rangkaian adalah :
Q=
Dimana:
M = induktansi bersama (Henry atau H)
R = tahanan total rangkaian (ohm atau Ω)
Pengukuran fluksi menggunakan galvanometer balistik yang sudah dikalibrasi,
ditunjukkan pada gambar 2.
a. Kuantitas muatan melalui galvanometer balistik berbanding lurus dengan fluksi total ( Ф
) maknit permanen dan jumlah lilitan kumparan ( N ) dan berbanding terbalik dengan
c. Dari persamaan di atas untuk suatu harga Q , dapat diperoleh harga Ф yang besarnya :
Catatan:
Faktor kepekaan K harus dievaluasi terhadap tahanan rangkaian yang digunakan pada setiap pengukuran.
2. Galvanometer Suspensi ( Suspension Galvanometer ).
Pengukuran-pengukuran arus searah sebelumnya menggunakan galvanometer sistem gantungan,
yang merupakan pelopor instrumen kumparan putar, sebagai dasar pada umumnya instrumen
penunjuk arus searah yang dipakai secara luas saat ini. Dengan beberapa penyempurnaan,
Galvanometer suspensi masih digunakan untuk pengukuran-pengukuran laboratorium
sensitivitas tinggi tertentu, jika keinda-han instrumen bukan merupakan masalah dan portabilitas
bukan menjadi prioritas
Sensitivitas galvanometer.
Untuk menyatakan sensitivitas sebuah galvanometer, umumnya digunakan tiga buah defenisi,
yaitu :
1. Sensitivitas arus ( current sensitivity )
2. Sensitivitas tegangan ( voltage sensitivity )
3. Sensitivitas mega-ohm ( megohm sensitivity )
4. Sensitivitas balistik.
Dimana:
d = defleksi galvanometer dalam bagian skala atau mm.
I = arus galvanometer dalam mikroamper ( μA )
Dimana:
d = defleksi galvanometer dalam bagian skala atau mm.
V = tegangan yang diberikan ke galvanometer dalam milivolt ( mV ).
Adalah lazim untuk memandang galvanometer bersama-sama dengan tahanan redaman kritis (
CDRX ) dan kebanyakan pabrik menyatakan sensitivitas tegangan dalam mm / mV.
Dimana:
d = defleksi galvanometer dalam bagian skala atau mm
I = arus galvanometer dalam mikroamper ( μA ).
4. Sensitivitas Balistik Sensitivitas ini ditemukan pada galvanometer balistik dan didefinisikan
sebagai : Perbandingan defleksi maksimal galvanometer ( dm ) terhadap jumlah muatan listrik ( Q
), jadi :
Dimana:
dm = defleksi maksimal galvanometer dalam bagian skala atau mm.
Q = muatan listrik dalam mikrocoulomb ( μC ).
Galvanometer
SATRIA ♦ MARCH 19, 2011 ♦ 3 COMMENTS
Dalam dunia kelistrikan, Galvanometer sejenis dengan ammeter / amperemeter dan merupakan
suatu alat yang digunakan untuk mendeteksi dan mengukur arus yang melalui suatu cabang.
Kebanyakan galvanometer menggunakan prinsip momen yang berlaku pada kumparan di dalam
medan magnet. Galvanometer akan menghasilkan perputaran jarum penunjuk sebagai hasil dari
arus listrik yang mengalir melalui lilitannya.
Pada mulanya bentuk galvanometer seperti alat yang dipakai Oersted yaitu jarum kompas yang
diletakkan dibawah kawat yang dialiri arus yang akan diukur. Kawat dan jarum diantara keduanya
mengarah utara-selatan apabila tidak ada arus di dalam kawat. Akibat adanya arus listrik yang
mengalir melalui kawat akan tercipta medan magnet sehingga arah jarum magnet di dekat kawat
akan bergeser arah jarum magnetnya. Kepekaan galvanometer semacam ini bertambah apabila
kawat itu dililitkan menjadi kumparan dalam bidang vertical dengan jarum kompas ditengahnya. Dan
instrument semacam ini dibuat oleh Lord Kelvin pada tahun 1890, yang tingkat kepekaanya jarang
sekali dilampaui oleh alat-alat yang ada pada saat ini.
Teori Galvanometer
Galvanometer selalu berorientasi sehingga letak kumparan selalu paralel dengan garis magnetik
meridian lokal, yang tak lain adalah komponen horisontal BH dari medan magnetik bumi. Saat arus
mengalir melalui kumparan galvanometer, medan magnet lain (B) tercipta dan posisinya tegak
lurus dengan kumparan. Kekuatan medan magnetnya dirumuskan sebagai:
Dimana
Kedua medan magnet yang saling tegak lurus akan menghasilkan resultan secara vektor dan
jarum penunjuk akan menunjuk arah resultan kedua vektor tersebut dengan sudut:
atau
Salah satu masalah dengan tangen galvanometer adalah resolusi degradasinya berada pada arus
tinggi dan arus rendah (coba lihat grafik tangen). Resolusi maksimum didapatkan saat θ bernilai
45°. Saat nilai θ dekat dengan 0° atau 90°, perubahan prosentase signikikan di aliran arus akan
mengakibatkan jarum bergerak beberapa derajat.
GALVANO METER
GALVANO METER
Pada mulanya bentuk galvanometer seperti alat yang dipakai Oersted yaitu jarum kompas yang
diletakkan dibawah kawat yang dialiri arus yang akan diukur. Kawat dan jarum diantara keduanya
mengarah utara-selatan apabila tidak ada arus di dalam kawat. Akibat adanya arus listrik yang mengalir
melalui kawat akan tercipta medanmagnet sehingga arah jarum magnet di dekat kawat akan bergeser
arah jarum magnetnya. Kepekaan galvanometer semacam ini bertambah apabila kawat itu dililitkan
menjadi kumparan dalam bidang vertical dengan jarum kompas ditengahnya. Dan instrument semacam
ini dibuat oleh Lord Kelvin pada tahun 1890, yang tingkat kepekaanya jarang sekali dilampaui oleh alat-
alat yang ada pada saat ini.
Sejak manusia telah berkembang dalam ilmu pengetahuan dan perkembangan pada teknik
pengukuran karena dalam setiap rancangan instrumen pengukuran ilmiah memiliki bagian yang sangat
penting, bila terjadi kesalahan dalam pengukuran dapat merusak seluruh rancangan tersebut
Galvanometer adalah alat ukur listrik yang digunakn untuk mengukur kuat arus dan beda
potensial listrik yang relatif kecil. Galvanometer tidak dapat digunakan untuk mengukur kuat arus
maupun beda potensial listrik yang relatif besar, karena komponen-komponen internalnya yang tidak
mendukung . Galvanometer bisa digunakan untuk mengukur kuat arus maupun beda potensial listrik
yang besar, jika pada galvanometer tersebut dipasang hambatan eksternal (pada voltmeter disebut
hambatan depan, sedangkan pada ampermeter disebut hambatan shunt)
Sejarah galvanometer dapat ditelusuri kembali ke tahun 1820, ketika fisikawan Denmark - Hans
Christian Oersted mencatat bahwa jarum magnetik akan dibelokkan seperti itu ketika mengalami kontak
dengan arus listrik. Pengamatan oleh Oersted kemudian menjadi prinsip dasar dari kerja sebuah
galvanometer. Pada tahun yang sama, fisikawan Jerman - Johann Schweigger bekerja dengan prinsip ini,
dan dengan kemunculan galvanometer pertama. Hak untuk penemuan galvanometer bergerak-
kumparan pertama, yang banyak digunakan saat ini, jatuh pada fisikawan Prancis - Jacques Arsene
D'Arsonval. Beberapa tahun kemudian, Edward Weston cukup membuat beberapa perubahan untuk
desain ini, dan melakukan improvisasi.
Galvanometers adalah instrumen yang digunakan untuk mengukur arus dalam perangkat listrik
dan mereka telah digunakan sejak listrik ditemukan. Galvanometers telah berubah banyak dalam desain,
teknik pengukuran namun tujuan dasar adalah sama yaitu untuk mengukur arus. Galvanometers
modern menggunakan elektronika digital extreemly efisien untuk melakukan pengukuran.
Galvanometers juga digunakan untuk mengamati teknik-teknik lama dari teknik-teknik modern yang
telah berevolusi.
Evolusi Galvanometers
Teori Galvanometer
Galvanometer selalu berorientasi sehingga letak kumparan selalu paralel dengan garis
magnetik meridian lokal, yang tak lain adalah komponen horisontal BH dari medan magnetik bumi.
Saat arus mengalir melalui kumparan galvanometer, medan magnet lain (B) tercipta dan posisinya
tegak lurus dengan kumparan. Kekuatan medanmagnetnya dirumuskan sebagai:
Dimana
Kedua medan magnet yang saling tegak lurus akan menghasilkan resultan
secara vektor dan jarum penunjuk akan menunjuk arah resultan kedua vektor tersebut dengan
sudut:
atau
atau , dimana K disebut sebagai faktor reduksi dari tangen galvanometer.
Salah satu masalah dengan tangen galvanometer adalah resolusi degradasinya berada
pada arus tinggi dan arus rendah (coba lihat grafik tangen). Resolusi maksimum didapatkan saat θ
bernilai 45°. Saat nilai θ dekat dengan 0° atau 90°, perubahan prosentase signikikan di aliran arus
akan mengakibatkan jarum bergerak beberapa derajat.
Pengukuran arus searah pada mulanya menggunakan galvanometer suspensi dengan sistem
gantungan, instrumen ini merupakan pelopor instrumen kumparan putar yang merupakan dasar dari
alat penunjuk arus searah.
Menurut hukum dasar gaya elektro, magnetik kumparan akan berputar didalam medan magnet
bila dialiri arus listrik. gantungan kumparan yang terbuat dari serabut halus berfungsi sebagai pembawa
arus dari dan ke kumparan,keelastisan serabut yersebut akan membangkitkan suatu torsi yang melawan
perputaran kumparan. kumparan ini akan terus berdefleksi sampai gaya elektro magnetiknya
mengimbangi torsi mekanis lawan dari gantungan. dengan demikian penyimpangan kumparan
merupakan ukuran bagi arus yang dibawa oleh kumparan tersebut. sebuah cermin yang dipasang pada
kumparan menyimpangkan seberkas cahaya dan menyebabkan gintik yang telah diperkuat bergerak
diatas sekala pada suatu jarak dari instrumen. efek optiknya adalah suatu jarus penunjuk yang panjang
tetapi massanya nol.
Walaupun galvanometer suspensi portabel, namun prinsip yang mengatur kerjanya diterapkan
secara sama terhadap jenis yang relatif lebih baru, yaitu : PMMC(Permanent Magnet Moving-coil
Mechanism).
Terdapat kumparan yang bergantung di dalam medan magnet permanent yang berbentuk
sepatu kuda. kumparan digantung sedemikian rupa sehingga dapat berputar bebas di
dalam medan magnet. bila arus mengalir di dalam kumparan, torsi elektromagnetik yang dibankitkannya
akan menyebabkan perputaran kumparan tersebut. torsi ini diimbangi oleh torsi mekanis pegas
pengatur yang diikat pada kumparan. keseimbangan torsi-torsi ini dan posisi sudut kumparan putar
dinyatakan oleh jarus penunjuk terhadap referensi yang dinamakan sekala.
Diposkan 25th May 2012 oleh djoko riantori
Bab I
Pendahuluan
Latar Belakang
Pada alat kumparan putar jenis magnet permanen ,jarum penunjuk meter akan berhenti apabila torsi
penyimpang dan torsi kontrol sama besarnya, sehingga torsi penympang sebanding dengan arus yang
mengalir.Karena alat ukur kumparan putar jenis magnet permanent bekerja berdasarkan gaya Lorentz maka torsi
penyimpang yang terjadi apabila arus yang melewati kumparan menimbulkan gaya dikedua sisinya .hal ini
sebanding apabila arus yang malalui kumparan 1 ampere maka magnitude gaya akan ditimbulkan pada tiap sisi
kumparan.
Apabila kumparan dipasang pegas-pegas pengatur ,maka torsi elektromagnetik akan membangkitkan torsi mekanik
pegas yang arahnya berlawanan sehingga kumparan tersebut dapat berputar. Pada saat terjadi kesetimbangan torsi
,kumparan defleksi dengan sudut tertentu .bresarnya sudut defleksi ditunjukan oleh jarum penunjuk sehingga dapat
ditera antara arus listrik dan sudut defleksinya. Dan aplikasinya terdapat pada galvanometer arus searah, fluks meter
galvanometer balistik dll.
Dalam penulisan makalah ini penulis akan memaparkan tentang galvanometer jenis balistik dan suspensi
serta menjelaskan beberapa aspek penting yang terdapat pada galvanometer.
Batasan Masalah
Makalah ini membahas tentang beberapa jenis dari Galvanometer. Dalam makalah ini dijelaskan tentang
prinsip kerjanya serta bagian-bagiannya, dan menjelaskan beberapa aspek penting yang terdapat pada galvanometer.
Tujuan
1. Dapat mengetahui tentag Galvanometer
2. Dapat mengetahui prinsip kerja Galvanometer
3. Dapat mengetahui sentivitas Galvanometer
4.
Bab II
Pembahasan
Galvanometer
Istilah galvanometer diambil dari seorang yang bernama Luivi Galvani. Penggunaan galvanometer yang
pertama kali dilaporkan oleh Johann Schweigger dari Universitas Halle di Nurremberg pada 18 september 1820.
Andre-Marie Ampere adalah seorang yang memberi kontribusi dalam mengembangkan galvanometer.
Galvanometer pada umumnya dipakai untuk penunjuk analog arus searah, dimana arus yang diukur merupakan arus-
arus kecil misalnya yang diperoleh pada pengukuran fluks magnet.
Galvanometer adalah alat ukur listrik yang digunakan untuk mengukur kuat arus dan beda potensial listrik
yang relatif kecil. Galvanometer tidak dapat digunakan untuk mengukur kuat arus maupun beda potensial listrik
yang relatif besar, karena komponen-komponen internalnya yang tidak mendukung . Gambar dibawah ini
memperlihatkan bahwa galvanometer hanya dapat mengukur arus maupun tegangan yang relative rendah.
Galvanometer bisa digunakan untuk mengukur kuat arus maupun beda potensial listrik yang besar, jika
pada galvanometer tersebut dipasang hambatan eksternal (pada voltmeter disebut hambatan depan, sedangkan pada
ampermeter disebut hambatan shunt).
Galvanometer suspensi adalah jenis alat ukur yang merupakan cikal bakal atau dasar dari alat-alat ukur arus
searah yang menggunakan kumparan gerak (moving coil) bagi sebagian besar alat-alat ukur arus searah yang
digunakan hingga saat ini. Konstruksi dan prinsip kerjanya adalah sebagai berikut sebuah kumparan dari kawat
halus digantungkan di dalam sebuah medan magnet permanen. Bila kumparan dialiri arus listrik maka kumparan
putar akan berputar di dalam medan magnet.
Kawat gantungan tempat kumparan tersebut menggantung terbuat dari serabut halus yang berfungsi sebagai
pembawa arus listrik dari terminal ke kumparan gerak.
Keelastikannya dapat membangkitkan suatu torsi yang arahnya berlawanan dengan arah putaran kumparan
hingga suatu saat gaya elektromagnetiknya terimbangi oleh torsi mekanis dari kawat gantungan. Sebuah
galvanometer suspensi, meskipun tidak termasuk alat ukur yang dapat digunakan secara praktis dan portabel, namun
prinsip kerja dan konstruksinya sama dengan prinsip kerja dan konstruksi yang digunakan pada alat ukur modern,
yaitu berdasarkan prinsip kerja PMMC (Permanent Magnet Moving Coil). Konstruksi utamanya terdiri atas
kumparan yang digantungkan pada daerah medan magnet dari sebuah magnet permanen yang berbentuk ladam
(tapal kuda). Kumparan gantung digantung sedemikian rupa sehingga dapat berputar bebas di dalam.
Kedinamisan dari suatu alat ukur adalah suatu karakteristik yang merujuk pada factor-faktor berikut :
a. Respon atau tanggapannya. Faktor ini berbicara tentang cepat atau lambatnya reaksi simpangan jarum terhadap
perubahan besaran parameter yang sedang diukurnya. Idealnya suatu alat ukur memiliki kecepatan respon yang
tinggi.
b. Overshoot. Faktor ini berbicara tentang besar kecilnya simpangan jarum dari kedudukan yang seharusnya
ditunjukkan pada saat digunakan mengukur suatu parameter ukur. Overshoot dari sebuah alat ukur idealnya tidak
terlalu besar.
c. Redaman. Faktor ini menunjuk pada besar kecilnya redaman yaitu terjadi pada alat ukur sebagai akibat adanya
freksi yang terjadi pada komponen yang berputar terhadap sumbunya. Sebuah alat ukur idealnya memiliki redaman
yang rendah.
Galvanometer bekerja berdasarkan gaya Lorentz. Gaya dimana gerak partikel akan menyimpang searah
dengan gaya lorentz yang mempengaruhi. Arah gaya Lorentz pada muatan yang bergerak dapat juga ditentukan
dengan kaidah tangan kanan dari gaya Lorentz (F) akibat dari arus listrik, I dalam suatu medan magnet B. Ibu jari,
menunjukan arah gaya Lorentz . Jari telunjuk, menunjukkan arah medan magnet (B). Jari tengah, menunjukkan arah
arus listrik (I). Untuk muatan positif arah gerak searah dengan arah arus, sedang untuk muatan negatif arah gerak
berlawanan dengan arah arus.
Cara kerjanya galvanometer sama dengan motor listrik, tapi karena dilengkapi pegas, maka kumparannya
tidak berputar. Karena muatan dalam magnet dapat berubaha karena arus listrik yang mengalir ke dalamnya.
Galvanometer pada umumnya dipakai untuk arus searah, tetapi prinsipnya menggunakan konstruksi kumparan
putar.
Cara kerja galvanometer, yaitu berputarnya kumparan karena munculnya dua gaya Lorents sama besar
tetapi berlawanan arah, yang bekerja pada dua sisi kumparan yang saling berhadapan. Kawat tembaga dililitkan pada
inti besi lunak berbentuk silinder membentuk statu kumparan, dan diletakkan diantara diantara kutub-kutub sebuah
magnet hermanen. Arus listrik memasuki dan meninggalkan kumparan melalui pegas spiral yang terpasang di atas
dan di bawah kumparan. Maka sisi kumparan yang dekat dengan kutub utara dan kutub selatan mengalami gaya
Lorente yang sama tetapi berlawanan arah, yang akan menyebebkan kumparan berputar. Putaran kumparan ditahan
oleh kedua pegas spiral, sehingga kumparan hanya akan berputar dengan sudut tertentu. Putaran dari kumparan
diteruskan oleh sebuah jarum untuk menunjuk pada skala tertentu. Angka yang ditunjukkan oleh skala menyatakan
besar arus listrik yang diukur.
Dalam dunia kelistrikan, Galvanometer sejenis denganammeter / amperemeter dan merupakan suatu alat
yang digunakan untuk mendeteksi dan mengukur arus yang melalui suatu cabang. Kebanyakan galvanometer
menggunakan prinsip momen yang berlaku pada kumparan di dalam medan magnet. Galvanometer akan
menghasilkan perputaran jarum penunjuk sebagai hasil dari arus listrik yang mengalir melalui lilitannya.
Pada mulanya bentuk galvanometer seperti alat yang dipakai Oerstedyaitu jarum kompas yang diletakkan
dibawah kawat yang dialiri arus yang akan diukur. Kawat dan jarum diantara keduanya mengarah utara-selatan
apabila tidak ada arus di dalam kawat. Akibat adanya arus listrik yang mengalir melalui kawat akan tercipta medan
magnet sehingga arah jarum magnet di dekat kawat akan bergeser arah jarum magnetnya. Kepekaan galvanometer
semacam ini bertambah apabila kawat itu dililitkan menjadi kumparan dalam bidang vertical dengan jarum kompas
ditengahnya. Dan instrument semacam ini dibuat oleh Lord Kelvin pada tahun 1890, yang tingkat kepekaanya jarang
sekali dilampaui oleh alat-alat yang ada pada saat ini.
Galvanometer selalu berorientasi sehingga letak kumparan selalu paralel dengan garis magnetik
meridian lokal, yang tak lain adalah komponen horisontal BH dari medan magnetik bumi. Saat arus
mengalir melalui kumparan galvanometer, medan magnet lain (B) tercipta dan posisinya tegak lurus
dengan kumparan. Kekuatan medan magnetnya dirumuskan sebagai:
T=BxIxAxN
Dimana: T = torsi dalam Newton-meter (N-m)
B = kerapatan fluksi didalam celah udara (Wb/m2)
A = luas efektif kumparan (m2)
I = arus dalam kumparan putar (Ampere, A)
N = jumlah lilitan kumparan
Sensitivitas Galvanometer
Ada empat konsep yang dapat digunakan untuk menyatakan sensitivitas galvanometer (Galvanometer
Sensitivity), yaitu :
1. Sensitivitas Arus
Sensitivitas arus (Current Sensitivity) ialah perbandingan diantara simpangan jarum penunjuk galvanometer
terhadap arus listrik yang menghasilkan simpangan tersebut. Besarnya arus listrik biasanya dalam orde mikroampere
(µA). Sedangkan besarnya simpangan dalam orde milimeter (mm). Jadi untuk galvanometer yang tidak memiliki
skala yang dikalibrasi dalam orde milimeter, harus dikonfersi dulu ke dalam skala mili meter. Secara matematis,
sensitivitas arus dinyatakan dengan :
4. Sensitivitas Balistik
Konsep lain sebagai tambahan adalah konsep Sensitivitas Balistik (Ballistic Sensitivity) yang biasa digunakan
pada Galvanometer Balistirk. Sensitivitas Balistik adalah perbandingan antara simpangan maksimum dari jarum
penunjuk Galvanometer terhadap jumlah muatan listrik Q dari sebuah pulsa tunggal yang menghasilkan simpangan
tersebut. Sensitivitas Balistik dinyatakan dengan formula berikut :
Bab III
Penutup
Kesimpulan
Galvanometer suspensi masih digunakan untuk pengukuran-pengukuran laboratorium sensitivitas tinggi
tertentu, jika keinda-han instrumen bukan merupakan masalah dan portabilitas bukan menjadi prioritas.
Prinsip kerja galvanometer suspensi diterapkan sama terhadap jenis instrumen yang lebih baru, yaitu
mekanisme kumparan putar maknet permanen ( PMMC : permanent magnet moving coil), Prinsip kerjanya yakni
Jika arus mengalir di dalam kumparan, akan timbul torsi elektromaknetik yang menyebabkan berputarnya
kumparan, dan torsi ini akan diimbangi torsi mekanis dari pegas-pegas pengatur yang diikat pada kumparan.
Sifat dinamik galvanometer adalah : kecepatan respons, redaman dan over-shoot. Sifat dinamik galvanometer dapat
diamati dengan memutuskan arus input secara tiba-tiba, sehingga kumparan berayun kembali dari posisi defleksi
menuju posisi nol.
Redaman galvanometer terjadi dalam dua mekanisme, yaitu: Redaman mekanis dan Redaman
elektromaknetik. Gerakan dasar kumparan putaran maknet permanen sering disebut dengan gerak d’Arsonval.
Untuk menyatakan sensitivitas sebuah galvanometer, umumnya digunakan tiga buah defenisi, yaitu :
1. Sensitivitas arus ( current sensitivity )
2. Sensitivitas tegangan ( voltage sensitivity )
3. Sensitivitas mega-ohm ( megohm sensitivity )
4. Sensitivitas balistik
Saran
Dalam sebuah penulisan, tentu diperlukan dilakukannya penulisan lanjutan guna meningkatkan ilmu
pengetahuan. Dalam membuat makalah, disarankan mencari referensi yang lebih luas lagi, sehingga pembahasan
akan semakin mendalam dan lebih efektif. Sehingga akan benar-benar memberikan manfaat dimana akan didapat
sebuah pengetahuan yang dapat diterapkan di dalam masyarakat hendaknya.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Alat ukur listrik terdiri atas beberapa macam, bergantung pada jenis besaran listrik yang akan diukur.
Salah satunya untuk mengukur tegangan listrik (beda potensial) anda harus menggunakan voltmeter.
Untuk pengukuran tegangan listrik yang lebih kecil biasa digunakan millivoltmeter, mikrovoltmeter atau
bahkan nanovoltmeter, sesuai dengan batas ketelitian yang diinginkan.
B. Masalah
Adapun Masalah yang di ambil dalam makalah in adalah :
1. Sesatan Pengukuran dengan Voltmeter
2. Mengubah Amperemeter Menjadi Voltmeter
C. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini :
1. Untuk Mengetahui Sesatan Dalam Pengukuran Voltmeter
2. Mengetahui Cara Kerja Voltmeter
BAB II
PEMBAHASAN
A. SESATAN PENGUKURAN DENGAN VOLTMETER
Voltmeter adalah alat yang dipergunakan untuk mengukur beda potensial (tegangan)
listrik. Alat ini juga sering digunakan oleh para teknisi elektronik yang biasanya menjadi satu
dengan multitester atau Avometer. Voltmeter yang sering digunakan dilabolatorium sekolah
pada umumnya memiliki kemampuan pengukuran yang terbatas sesuai dengan nilai maksimum
yang tertera pada alat ukur tersebut, misalnya 1V, 5V dan 10 V, dan seterusnya.
Secara umum sebuah Voltmeter terdiri atas :
Jarum penunjuk skala, yang berfungsi untuk menunjukkan skala hasil pengukuran tegangan/beda
potensial listrik.
Skala voltmeter yang telah dikalibrasi agar angka yang ditunjukkan sesuai dengan besarnya
tegangan listrik yang diukur.
Batas ukur voltmeter yang menyatakan nilai maksimum pengukuran tegangan listrik yang mampu
diukur oleh alat tersebut.
Ketelitian dari voltmeter adalah 1/2 kali skala terkecil. sedangkan skala terkecil voltmeter adalah
nilai dari jarak antara 2 kala yang saling berdekatan Dengan demikian, ketidakpastian hasil
pengukuran dengan menggunakan voltmeter.
Langkah-langkah yang ditempuh untuk membaca hasil pengukran dengan voltmeter adalah
:
Bacalah batas ukur voltmeter yang digunakan.
Baca skala yang ditunjukkan oleh jarum voltmeter
Baca pula skala maksimum dari voltmeter tersebut
Hasil pengukuran dinyatakan dengan persamaan :
Nyatakan hasil pengukuran anda dengan jumlah desimal sesuai dengan ketelitian alat ukur.
Seperti halnya alat ukur panjang, massa, dan waktu, hasil pengukuran menggunakan voltmeter
dapat anda laporkan sebagai berikut :
Hasil pengukuran tegangan = xo + x
Misalnya V = (3,0 + 0.5) V
Pada dasarnya volt meter adalah amper meter yaitu pengukur arus yang dengan
menambahkan Rseri akan dapat dipergunakan untuk mengukur tegangan.
Meter yang di gunakan di bawah ini adalah Amper meter dapat di operasikan dengan 0 - 1
mA kumparan putar. Dengan tahanan meter RM = 100 . Pada saat penunjukan skala penuh.
Dari gambar dibawah dapat dibuat persamaan sebagai berikut :
Gambar 1
Amper meter kumparan putar
Bila kita ingin menambahkan resistor dengan menghubungkan seri dengan tahanan dalam
maka perlu di pertahankan arus maksimum tetap 1 mA ( untuk penunjukan skala penuh )
. Untuk dapat mengukur tegangan 10 Volt dengan arus 1 mA dapat menggunakan rangkaian
berikut
Gambar 3
Penyelesaian
Tahanan total seri sebelum Volt meter di hubungkan adalah
Rt1 = R1 + R2 = 80.000 + 20.000 = 1 x 105
Contoh:
Sebuah Voltmeter mempunyai hambatan dalam 3 k , dapat mengukur tegangan maksimal 5
Volt. Jika ingin memperbesar batas ukur Voltmeter menjadi 100 Volt, tentukan hambatan muka
yang harus dipasang secara seri pada Voltmeter.
Diketahui: Rv = 3 k
Vv = 5 Volt
V = 100 Volt
Ditanya: Rm?
Jawab: n = = 20
Rm = (n – 1) . Rv
= (20 – 1) . 3 k Ω
= 57 k
Alat ukur yang di atas adalah untuk arus searah (dc).
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Saran adalah suatu ide yang disampaikan pada orang lain untuk mencari jalan
keluar dari suatu masalah, maka untuk itu
1. Diharapkan kepada mahasiswa (i) dapat untuk lebih memahami materi yang disampaikan agar
dapat menghasilkan makalah yang lebih baik pada penyusun makalah yang akan datang.
2. Sangat diperlukan kreatifitas dan kerjasama dalam pembuatan makalah ini agar tidak adanya
kefakuman dalam kelompok .
Dalam pembuatan makalah kami menyadari sepenuhnya masih jauh dari
kesempurnaan dalam penulisan makalah ini. Untuk itu kami sangat mengharapkan
saran dan kritik yang bersifat membangun.
REFERENSI
Depdiknas, Kurikulum 2004 SMA, Pedoman Khusus Pengembangan Silabus dan Sistem Penilaian
Pelajaran Fisika, 2003
Muhadi, dkk, Konsep-Konsep Fisika 2, Salatiga: PT. Intan Pariwara, 1996.
http: //www.scribd.com/mobile/documen/16102810
http: //jokosby.files.wordpress.com/2008/02/salah-mutlak-dan-salah-relatif.ppt
http: //id.wikipedia.org/
Diposkan oleh Cece_akiaU di 18.26
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
BAB I PENDAHULUAN Satuan dan Standar Ilmu pengukuran listrik merupakan bagian integral dari pada
ilmu fisika. Kebanyakan alat ukur yang digunakan sekarang pada prinsipnya sama dengan alat ukur
konvensional, tetapi sudah banyak mengalami perbaikan tentang ketelitiannya Untuk menetapkan nilai
dari beberapa besaran yang bisa diukur, harus diketahui dulu nilai, jumlah dan satuannya. Jumlah
biasanya ditulis dalam bentuk angka-angka sedangkan satuannya menunjukkan besarannya. Pengertian
tentang hal ini adalah penting dan harus diketahui dan disetujui bersama oleh teknisi-teknisi antara
bangsa-bangsa karena dengan melihat macam satuannya maka dapat diketahui besaran pada alat
ukurnya. Untuk menetapkan sistrem satuan ini dibentuklah suatu komisi standar internasional. Sistem
satuan yang pertama adalah C.G.S. (Centimeter, Gram, Second) sebagai dasar. Ada dua sistem C.G.S.
yang digunakan yaitu C.G.S. elektrostatis dan C.G.S. elektrodinamis. Dalam pengukuran listrik yang
banyak digunakan adalah yang kedua. A. Sistem Satuan C.G.S. dan Satuan Praktis Satuan-satuan praktis
yang sering digunakan dalam pengukuran-pengukuran besaran listrik adalah : Arus Listrik ( I ) = Ampere (
A ) Tegangan ( V ) = Volt ( V ) Tahanan ( R ) = Ohm ( W ) Daya Semu ( S ) = Voltampere ( VA) Daya Nyata (
P ) = Watt ( W ) Daya Reaktif ( Q ) = Voltampere reaktif ( VAR ) Induktansi ( L ) = Henry ( H ) Kapasitansi (
C ) = Farad ( F ) Muatan Listrik ( Q ) = Coulomb ( C ) B. Sistem Satuan M.K.S. Tahun 1901 diusulkan sistem
satuam Meter, Kilogram, Second (M.K.S.). Sistem ini merupakan pengembangan sistem C.G.S. dimana
panjang dalam meter, berat dalam kilogram dan waktu dalam detik. Sehingga dalam sistem ini adalah
sebagai berikut : Luas = m2 Volume = m3 Kecepatan = m/det Gaya = newton Kerja, Energi = joule Daya =
watt Kuat arus = ampere Tegangan = volt Alat Ukur Secara umum alat ukur ada 2 type yaitu : - Absolute
Instruments Merupakan alat ukur standar yang sering digunakan di laboratorium-laboratorium dan
jarang dijumpai dalam pemakaian di pasaran lagi pula alat ini tidak memerlukan pengkalibrasian dan
digunakan sebagai standar. - Secondary Instruments Merupakan alat ukur dimana harga yang
ditunjukkan karena adanya penyimpangan dari alat penunjuknya dan ternyata dalam penunjukan ada
penyimpangan maka alat ini harus lebih dulu disesuaikan/dikalibrasi dengan membandingkan dengan
absolute instruments atau alat ukur yang telah lebih dulu disesuaikan. Alat ukur dikelompokkan menjadi
2 yaitu : a. Alat ukur analog – jarum b. Alat ukur digital – angka elektronik BAB II Kesalahan-Kesalahan
dalam Pengukuran Didalam pengukuran listrik selalu dijumpai kesalahan-kesalahan hasil pengamatan.
Kesalahan tersebut dapat terjadi karena sipengamat maupun oleh keadaan sekitarnya (suhu) atau dari
alat ukur sendiri yang membuat kesalahan. Kesalahan dari konstruksi alat sendiri besarnya ditentukan
oleh pabrik. Sebelum dibahas tentang kesalahan ini, maka perlu diketahui beberapa istilah yang dalam
pengukuran listrik adalah sebagai berikut: - Ketelitian (Accuracy) : angka yang menunjukkan pendekatan
dengan harga yang ditunjukkan sebenarnya dari pada besaran yang diukur Contoh : Sebuah
amperemeter menunjukkan arus sebesar 10A sedangkan accuracy 1% maka kesalahan pengukurannya
adalah 1% X 10A = 0,1A sehingga harga sebenarnya dari hasil pengukurannya adalah (10 + 0,1)A. - Presisi
: kemampuan dari alat ukur dalam pengukurannya, bila dalam pengukurannya. Bila dalam
pengukurannya kesalahannya kecil, maka presisinya tinggi, presisi ini hubungannya juga dengan
accuracy. - Sensitivitas : kemampuan alat ukur dengan input yang kecil sudah didapat perubahan output
yang besar atau penyimpangan jarum penunjuk yang besar. Satuan sensitivitas: ohm/volt, secara umum
sensitivitas ini hanya terdapat pada alat ukur voltmeter dimana tahanan dalam dari voltmeter tersebut
besarnya adalah sensitivitas x dengan batas ukur voltmeter - Error (kesalahan) a. Relative Error :
merupakan perbandingan antara besarnya kesalahan terhadap harga yang sebenarnya. Bila harga
pembacaan adalah M sedang harga sebenarnya adalah T maka kesalahannya adalah [(M-T)/T]*100%
yang dinyatakan dalam persentase, besar kecilnya error menunjukkan presisi dari alat ukur. b. Kesalahan
yang mungkin terjadi dalam pengukuran. - karena konstruksi yang besarnya ditentukan oleh pabrik atau
berdasarkan kelas alat ukur tersebut - karena pembacaan jarum penunjuk, disebabkan karena jarum
penunjuk kurang runcing, bayangan jarum penunjuk (kesalahan paralax) - karena letak alat ukur - karena
metode pengukuran - karena temperatur - karena ketidakpastian rangkaian - karena kesalahan lain BAB
III Klasifikasi Alat Ukur Menurut prinsip kerja dan konstruksi dari pada alat ukur listrik dapat
diklasifikasikan sebagai berikut : - alat ukur kumparan putar magnet permanen (PMMC) - alat ukur besi
putar - alat ukur elektro dinamis - alat ukur elektro statis - alat ukur induksi - alat ukur berdasarkan efek
panas a. Alat ukur kumparan putar magnet permanen (PMMC) Alat ukur ini konstruksinya terdiri dari
sebuah kumparan (coil) yang dapat bergerak atau berputar bebas yang ditempatkan dalam medan
magnet permanen. Jarum penunjuk diletakkan pada kumparan putarnya. Cara kerja : Bila kumparan
dialiri arus searah maka kedua sisi kumparan yang berada dalam medan magnet akan timbul gaya
Lorentz yang arahnya sesuai dengan kaidah tangan kiri Fleming kedua gaya ini akan memberikan momen
(kopel) sehingga kumparan akan berputar pada sumbunya dan berhenti pada kedudukan kumparan
sejajar dengan bidang netral magnetik. b. Alat ukur besi putar (Moving Iron Instrument) Konstruksi dari
alat ukur ini terdiri dari kumparan tetap dan sepasang besi lunak mudah mengalami demagnetisasi, besi
lunak tersebut ditempatkan dalam ruang antara kumparan tetap dimana besi lunak yang satu
ditempatkan menempel dengan kumparan tetap sedang besi lunak yang lain berhubungan dengan
sumbu as dari jarum penunjuk sehingga dapat berputar/bergerak bebas. Cara kerja : Bila ada arus yang
mengalir pada kumparan maka ruangan tersebut akan ada medan magnet yang mengakibatkan kedua
besi lunak tersebut demagnetisasi dan bersifat sebagai magnet permanen. Pasangan besi lunak tersebut
mempunyai sepasang kutub yang sama sehingga kutub-kutub y ang sejenis akan tolak menolak dan
besarnya penyimpangan tergantung dari besarnya arus yang lewat pada kumparan. c. Alat ukur
elektrodinamis Konstruksi terdiri dari kumparan putar dan kumparan tetap, medan magnet dibangkitkan
oleh kumparan tetap yang mempunyai bagian dua gulungan yang dipasang pararel satu sama lain
sedang rangkaian elektrisnya dari kedua kumparan tersebut terhubung seri atau pararel. Cara kerja :
Prinsip kerjanya sama dengan PMMC hanya saja medan magnet terjadi dibangkitkan oleh kumparan
tetap d. Alat ukur elektrostatis Alat ukur ini bekerja atas dasar gaya elektrostatis sebagai akibat interaksi
antara dua elektroda yang mempunyai beda potensial Cara kerja : Bila tegangan yang akan diukur
ditempatkan diantara elektroda tetap dan elektroda berputar maka pada elektroda putar akan
mendapatkan momen putar yang sebanding dengan V2 elektroda ini dibuat sedemikian sehingga
didapatkan skala rata. Momen yang menyebabkan elektroda putar bergerak didapat dari medan
elektrostatis yang terjadi diantara kedua keping elektroda yang berttindak sebagai kondensator. Alat
ukur ini untuk mengukur tegangan yang tinggi e. Alat ukur induksi Alat ukur ini terdiri dari piringan
logam yang dapat berputar pada porosnya dan dua buah kumparan tetap. Cara kerja : Bila kumparan
induksi dilalui arus maka akan timbul medan magnet bolak-balik sehingga menimbulkan arus putar pada
piringan logam dan akan membangkitkan pula medan magnet sehingga interkasi kedua medan magnet
ini akan menimbulkan momen putar/gerak pada piringan logam. BAB IV Penggunaan Ampere Meter,
Volt Meter dan Ohm Meter a. Ampere Meter Untuk mengukur arus dapat digunakan ampere meter,
cara pemasangan ampere meter dengan beban dimana arus tersebut mengalir harus dihubungkan seri,
penyimpangan jarum penunjuk menunjukkan besarnya harga arus yang tertera, bila arus yang
ditunjukkan melebihi dari batas ukur maka ampere meter tersebut akan rusak. Memperbesar batas
ukur/range ampere meter - besaran arus searah bila batas ukur misalnya imA yang akan digunakan
mengukur arus yang melebihi imA maka harus dipasang tahanan pararel Rshunt dengan ampere meter
Ish = ( I - i ) mA VAB = i . Ri VAB = Ish . Rsh i . Ri = Ish . Rsh Rsh = (i/Ish) . Ri - besaran arus bolak-balik bila
batas ukur misalnya imA yang akan digunakan mengukur arus yang melebihi imA maka harus dipasang
impedansi pararel Zshunt dengan ampere meter Zi = Ri + jwL Zsh = Rsh + jwLsh b. Volt Meter Untuk
mengukur tegangan dari pada terminal atau ujung darri suatu rangkaian dapat digunakan volt meter
yang ditempatkan pararel terhadap beban yang hendak diketahui tegangannya. Bila tegangan yang
diukur melebihi tegangan batas ukur dari voltmeter maka alat ukur tersebut akan rusak. Memperbesar
batas ukur dari voltmeter - besaran arus searah untuk memperbesar batas ukur dari voltmeter maka
volmeter tersebut dipasangkan seri dengan tahanan Rshunt. VAB = i . Rsh + v V = i . Rsh + v i . Rsh = ( V –
v ) i . Rsh = V – ( i . Ri ) Rsh = ( V/i ) – Ri - besaran arus bolak-balik untuk mengukur tegangan AC, harga
impedansi total antara Rsh dan impedansi dalam dari voltmeter tergantung pada frekwensi. Untuk
memperkecil kesalahan ini maka kapasitor C dipararelkan dengan Rsh, sehingga Rsh akan bersifat non
induktif untuk mengkompensasi induktansi L dari meter c. Ohm Meter Untuk mengukur tahanan dengan
pembacaan langsung didapat digunakan ohmmeter yang rangkaiannya sebagai berikut: BAB V Tahanan
dan Pengukurannya Tahanan adalah suatu elemen listrik yang mengambil disipasi energi berupa panas
sedang tahanan ideal bila diberi tegangan diantara ujung-ujungnya maka tegangan tersebut akan
sebanding dengan arus yang mengalir pada tahanan tersebut. Pengukuran tahanan Pada umumnya
pengukuran tahanan dapat diklasifikasikan : a. tahanan rendah lebih kecil atau sama dengan 1ohm
misalnya tahanan kontak, tahanan lilitan kumparan mesin -mesin listrik b. tahanan menengah 1 sampai
10Mohm, misalnya tahanan untuk keperluan alat elektronik c. tahanan tinggi lebih besar dari 10Mohm,
misalnya tahanan isolasi Metode pengukurannya dari berbagai cara seperti: - metode penunjukkan
langsung dalam metode ini digunakan ohmmeter yang mempunyai batas ukur tertentu - metode
voltmeter-amperemeter didalam metode ini digunakan dua cara merangkainya sebagai berikut : -
metode jembatan mengukur tahanan dengan metode jembatan, diusahakan jembatan dalam keadaan
seimbang, rangkaian terdiri dari 4 buah tahanan dan sumber tegangan yang dihubungkan melalu i 2 titik
diagonal dan pada titik diagonal yang lain dipasangkan galvanometer seperti yang diperlihatkan pada
gambar berikut : dari gambar tersebut Rx adalah tahanan yang diukur sedangkan tahanan P, Q dan S
tahanan yang besarnya sudah diketahui, untuk mencapai keseimbangan maka tahanan R diatur sehingga
pada galvanometer tidak ada penyimpangan, jadi arus yang lewat galvanometer adalah nol. - metode
substitusi rangkaian metode substitusi ditunjukkan pada gambar berikut: mula-mula kontak S pada
posisi 1, AM menunjukkan nilai, pada posisi 2 tahanan R variabel diatur sehingga AM tetap menunjukkan
nilai sebelumnya (posisi 1) BAB VI Oscilloscope Cathoda Ray Oscilloscope (CRO) sangat berguna untuk
mempelajari atau mengukur sunyalsinyal periodik berdasarkan X-Y ploter yang sangat cepat dengan
frekwensi yang tinggi dan impedansi input yang tinggi. Chatode Ray Tube (CRT) merupakan bagian
terpenting dari oscilloscope yang terdiri dari elektron gun (katoda) yang memancarkan elektron. Jumlah
elektron yang dipancarkan diatur oleh potensial grid sedang anodanya (positip changed plate)
mempercepat gerak elektron tersebut yang akhirnya mencapai layar. Tempat-tempat dimana elektron
tersebut mengenai layar akan memberikan sinar karena sifat-sifat phosfor yang meny elubungi layar.
Subsistem utama dari sebuah CRO untuk pemakaian umum ditunjukkan pada diagram blok yang
disederhanakan seperti pada gambar berikut : Penjelasan setiap bagian dari CRO a. tabung sinar katoda (
cathoda ray tube), tempat sinar katode merambat yang ditebarkan dari elektron gun menuju layar yang
terfluoresensi. b. penguat vertikal (vertical amplifier), rangkaian penguat dengan beberapa tingkatan
sensitivitas yang biasanya dinyatakan dalam faktor defleksi (V/div) c. saluran tunda (delay line),
berfungsi untuk memperlambat sinyal yang telah dikuatkan pada penguat vertikal yang digerakkan ke
plat vertikal d. generator basis waktu (time base generator), generator penyapu (sweep generator)
membangkitkan sebuah gelombang gigi gergaji yang digunakan sebagai tegangan defleksi horisontal
dalam CRT, berkas elektron disapu sepanjang layar CRT dari kiri ke kanan (T/div) e. penguat horisontal
(horisontal amplifier), sebagai penguat sinyal dari generator basis waktu dengan sensitivitas defleksi
horisontal lebih kecil dari sensitivitas defleksi vertikal f. rangkaian pemicu (trigger circuit), rangkaian
yang menghasilkan sebuah pulsa pemicu yang digunakan untuk menghidupkan generator basis waktu g.
sumber daya (power supply), terdiri dari bagian tegangan tinggi untuk mengoperasikan CRT dan
tegangan rendah untuk men -supply rangkaian elektronik osiloskop.
Multimeter sering disebut multimeter atau AVO meter yang merupakan singkatan dari Ampere, Volt dan
Ohm meter. Seperti singkatannya, alat ini bisa dipakai untuk mengetahui nilai besaran kuat arus listrik
(Arus DC), tegangan (Tegangan AC-DC) juga untuk mengukur harga suatu resistansi (hambatan/R).
Berikut adalah gambar dari bagian-bagian pada AVO meter :
Gambar 1. Bagian-bagian AVO meter
Dari gambar di atas, dapat terlihat panel terminal dan fasilitas yang dimiliki AVO meter, yaitu :
2. Mirror / Cermin
Cermin ini berfungsi sebagai acuan dalam melaukan pengukuran yang ditunjukkanoleh
jarum meter.
Dalam pengukuran posisi mata pengamat harus tegak lurus dengan AVO meter, sehingga pada
saat melakukan pengukuran posisi jarum meter tidak memiliki bayangan pada cermin, yang menandakan
pengukuran tepat pada petunjuk yang diperoleh.
5. Ohm Adjusment
Ohm Adjusment ini berfungsi sebagai mengenolkan jarum pada posisi kanan dalam mengukur
hambatan.
7. Range Selektor
Range selector berfungsi untuk memilih/range batasan arus, tegangan maupun hambatan yang
akan diukur.
I=V/R
V = Tegangan (volt)
I = Arus (ampere)
R = Hambatan (ohm)
Dalam fisika, ampere dilambangkan dengan A, adalah satuan SI untuk arus listrik yang sering
dipendekkan menjadi amp. Satu ampere adalah suatu arus listrik yang mengalir dari kutup positif ke
kutup negatif, sedemikian sehingga di antara dua penghantar lurus dengan panjang tak terhingga, dengan
penampang yang dapat diabaikan, dan ditempatkan terpisah dengan jarak satu meter dalam vakum,
menghasilkan gaya sebesar 2 × 10-7 newton per meter.
Pengukuran daya ac
Pengukuran Daya Rangkaian AC dapat dilakukan menggunakan kombinasi volt meter dan amper meter
yang dikombinasikan. Secara teori daya rangkaian AC merupakan daya rata-rata pada rangkaian listrik
tersebut. Dalam arus bolak-balik daya yang ada setiap saat berubah sesuai dengan waktu. Daya dalam
arus bolak-balik merupakan daya rata-ratanya. Jika sedang dalam kondisi steady state, daya yang ada
pada saat itu dirumuskan :
Dimana :
P = merupakan harga daya saat itu,
V = tegangan
I = arus
Dimana V dan I merupakan harga rms dari tegangan dan arus. Cos ? merupakan faktor daya dari beban.
Dari hasil yang diperoleh didapatkan bahwa faktor daya (cos f ) berpengaruh dalam penentuan besarnya
daya dalam sirkit AC, ini berarti bahwa wattmeter harus digunakan dalam pengukuran daya dalam sirkuit
AC sebagai pengganti Ampermeter dan Voltmeter
Cara Pengukuran
Atur knob pemilih cakupan mendekati cakupan yang tepat atau di atas cakupan yang diprediksi
berdasarkan perhitungan arus secara teori.
Bila simpangan terlalu kecil, lakukan pengecekan apakah cakupan sudah benar dan pembacaan
masih dibawah cakupan pengukuran di bawahnya bila ya, matikan power supply pindahkan knob
pada cakupan yang lebih kecil.
Nyalakan kembali sumber tegangan baca jarum penunjuk hingga pada posisi yang mudah dibaca.
Hindari kesalahan pemasangan polaritas sumber tegangan, karena akan menyebabkan arah
simpangan jarum berlawanan dengan seharusnya. Bila arus terlalu besar dapat merusakkan jarum
penunjuk.
Tang Ampere
Sebagai penutup seri Alat ukur, berikut fitur-fitur Alat ukur atau multimeter yang bisa kita manfaatkan :
1. Auto Ranging : keistimewaan pemilihan range sendiri, mengatur rangkaian pengukuran alat ukur
secara otomatis pada range (rentang) tegangan, arus, atau tahanan yang benar.
2. Auto Polarity : keistimewaan polaritas otomatis, plus (+) atau minus (-) diaktifkan pada display digital,
menunjukkan polaritas saat pengukuran DC dan tidak perlu khawatir ujung colok terbalik.
3. HOLD : yaitu tombol penahanan yang menangkap pembacaan dan tampilan dari memori meskipun
colok sudah dilepas. Hal ini bermanfaat, khususnya apabila mengukur ditempat tertentu dimana Anda
tidak dapat membaca dengan jelas hasil pengukurannya.
4. Dioda Test : Digunakan untuk mengecek bias maju dan mundur dari sambungan semikonduktor.
Umumnya apabila dioda dihubungkan dengan bias maju meter akan menampilkan penurunan tegangan
maju dan berbunyi sebentar, sedangkan pada bias mundur alat ukur akan menampilka OL. Dan jika
dihubung singkat, alat ukur akan menunjuk angka nol dan memancarkan suara yang terus menerus.
5. MAX/MIN : digunakan untuk mengetahui nilai maksimal/minimal pengukuran selama alat ukur di
colok.
6. Response Time : waktu respon adalah jumlah detik multimeter digital yang diperlukan rangkaian
elektronis untuk menentukan keakuratan kerja.
Voltmeter adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengukur tegangan listrik. Dengan ditambah alat
multiplier akan dapat meningkatkan kemampuan pengukuran alat voltmeter berkali-kali lipat.
Gaya magnetik akan timbul dari interaksi antar medan magnet dan kuat arus. Gaya magnetic tersebut
akan mampu membuat jarum alat pengukur voltmeter bergerak saat ada arus listrik. Semakin besar arus
listrik yang mengelir maka semakin besar penyimpangan jarum yang terjadi.
Jenis-Jenis Voltmeter
Ada 2 jenis voltmeter, yaitu :
1. Voltmeter analog
2. Voltmeter digital
Kedua jenis voltmeter tersebut mempunyai fungsi sama, yang membedakan adalah tampilannya, jika
voltmeter analog menggunakan jarum penunjuk sedangkanvoltmeter digital menggunakan LCD ( liquid
crystal display ).
Pemasangan Voltmeter
Pemasangan Volt meter yaitu secara paralel dengan bebannya, seperti gambar dibawah :
Bagian-Bagian Voltmeter
1. Terminal positif (+) dan negatif (-)
2. Skala tinggi dan rendah
3. Batas ukur
Cara Pengukuran
Sebelum melakukan pengukuran tegangan hendaknya kita sudah bisa memperkirakan berapa besar
tegangan yang akan diukur, ini digunakan sebagai acuan menentukan Batas Ukur yang harus
digunakan. Pemilihan batas ukur yang tepat hendaknya harus lebih tinggi dari tegangan yang diukur.
Contoh : untuk pengukuran tegangan PLN, diketahui jenis tegangan-nya adalah AC dan besar tegangan
adalah 220 VAC, sehingga batas ukur yang harus digunakan adalah 250 atau 1000. Jika tidak diketahui
nilai tegangan yang akan diukur, pilih batas ukur tertinggi.
1. Hubungkan/Colokan probe merah pada terminal (+), dan probe hitam pada terminal (-)
pada multimeter.
2. Menentukan Batas Ukur pengukuran. Karena tegangan PLN secara teori adalah 220VAC
maka kita arahkan selektor pada bagian VAC dengan Batas Ukur 250 atau 1000 (ingat Batas
Ukur dipilih lebih besar dari pada tegangan yang akan diukur). Untuk pembahasan kita kali ini
kita akan menggunakan Batas Ukur 250.
3. Dalam pengukuran tegangan AC posisi penempatan probe bisa bolak-balik.
4. Hubungkan kedua ujung probe (colokan) multimeter masing-masing pada dua kutub jalur
tegangan PLN misalnya stop kontak.
5. Perhatikan saat melakukan pengukuran, jangan sampai ujung probe merah dan hitam
saling bersentuhan, karena akan menyebabkan korsleting.
6. Dari pengukuran tersebut diperoleh penunjukan jarum sebagai berikut.
Hasil Pengukuran
7. Cara menentukan pembacaan hasil ukur, rumus yang digunakan tidak berbeda saat kita menghitung
hasil ukur tegangan DC.
BU = Batas Ukur
SM = Skala maksimum yang dipakai
JP = Jarum Penunjuk
VAC = Tegangan terukur
Pada pengukuran kita di atas Batas Ukur yang digunakan adalah 250 Vc dan Skala Maksimum yang
digunakan 250, serta penunjukan jarum pada angka 200 lebih 4 kolom kecil yang mana masing kolom
bernilai 5 sehingga bila kita jumlah menunjuk angka 220. dari data tersebut maka diketahui BU=250,
SM=250 dan JP=220.
Untuk penerapan pengukuran yang lain kita lakukan hal yang sama misalnya output trafo step down yang
merupakan tegangan AC. Untuk mengukurnya tentukan batas ukur terlebih dahulu dengan mengacu
pekiraan nilai yang tertera pada trafo tersebut. Kemudian sentuhkan ujung probe multimeter ke masing-
masing terminal outpu trafo yang akan diukur. Tentu saja terminal trafo primer trafo harus terhubung
tengangan PLN.
Ohm-meter adalah alat pengukur hambatan listrik, yaitu daya untuk menahan mengalirnya arus listrik
dalam suatu konduktor. Besarnya satuan hambatan yang diukur oleh alat ini dinyatakan dalam ohm. Alat
ohm-meter ini menggunakan galvanometer untuk mengukur besarnya arus listrik yang lewat pada suatu
hambatan listrik (R), yang kemudian dikalibrasikan ke satuan ohm.
Desain asli dari ohmmeter menyediakan baterai kecil untuk menahan arus listrik. Ini menggunakan
galvanometer untuk mengukur arus listrik melalui hambatan. Skala dari galvanometer ditandai pada ohm,
karena voltase tetap dari baterai memastikan bahwa hambatan menurun, arus yang melalui meter akan
meningkat. Ohmmeter dari sirkui itu sendiri, oleh karena itu mereka tidak dapat digunakan tanpa sirkuit
yang terakit.
Tipe yang lebih akurat dari ohmmeter memiliki sirkuit elektronik yang melewati arus constant (I) melalui
hambatan, dan sirkuti lainnya yang mengukur voltase (V) melalui hambatan. Menurut persamaan berikut,
yang berasal dari hukum Ohm, nilai dari hambatan (R) dapat ditulis dengan:
Untuk pengukuran tingkat tinggi tipe meteran yang ada di atas sangat tidak memadai. Ini karena
pembacaan meteran adalah jumlah dari hambatan pengukuran timah, hambatan kontak dan hambatannya
diukur. Untuk mengurangi efek ini, ohmmeter yang teliti untuk mengukur voltase melalui resistor.
Dengan tipe dari meteran ini, setiap arus voltase turun dikarenakan hambatan dari gulungan pertama dari
timah dan hubungan hambatan mereka diabaikan oleh meteran. Teknik pengukuran empat terminal ini
dinamakan pengukuran Kelvin, setelah metode William Thomson, yang menemukan Jembatan Kelvin
pada tahun 1861 untuk mengukur hambatan yang sangat rendah. Metode empat terminal ini dapat juga
digunakan untuk melakukan pengukuran akurat dari hambatan tingkat rendah.
Yang perlu di Siapkan dan Perhatikan sebelum melakukan pengukuran menggunakan ohm meter, yaitu :
1. Pastikan alat ukur tidak rusak secara Fisik (tidak peccah).
2. Atur Sekrup pengatur Jarum agar jarum menunjukkan angka nol (0), bila menurut anda
angka yang ditunjuk sudah nol maka tidak perlu dilakukan pengaturan sekrup.
3. Lakukan Kalibrasi alat ukur. Posisikan saklar pemilih pada skala ohm pada x1 Ω, x10,
x100, x1k, atau x10k selanjutnya tempelkan ujung kabel terminal negatif (hitam) dan positif
(merah). Atur jarum AVO merer tepat pada angka nol sebelah kanan dengan menggunakan
tombol pengatur Nol Ohm.
4. Setelah kalibrasi atur saklar pemilihpada posisi skala Ohm yang diinginkan yaitu pada x1
Ω, x10, x100, x1k, atau x10k, Maksud tanda x (kali /perkalian) disini adalah setiap nilai yang
terukur atau yang terbaca pada alat ukur nntinya akan dikalikan dengan nilai skala Ohm yang
dipilih oleh saklar Pemilih.
5. Pasangkan alat ukur pada komponen yang akan diukur ingat jangan pasangalat ukur ohm
saat komponen masih bertegangan).
6. Baca Alat ukur.
Cara Membaca Ohm Meter
1. Untuk membaca nilai Tahanan yang terukur pada alat ukur Ohmmeter sangatlah mudah.
2. Anda hanya perlu memperhatikan berapa nilai yang di tunjukkan oleh Jarum Penunjuk
dan kemudian mengalikan dengan nilai perkalian Skala yang di pilih dengan sakelar pemilih.
3. Misalkan Jarum menunjukkan angka 20 sementara skala pengali yang anda pilih
sebelumnya dengan sakelar pemilih adalah x100, maka nilai tahanan tersebut adalah 2000 ohm
atau setara dengan 2 Kohm.
Misalkan pada gambar terbaca nilai tahanan suatu Resistor:
Kemudian saklar pemilih menunjukkan perkalian skala yaitu x 10k maka nilai resistansi tahanan / resistor
tersebut adalah:
Nilai yang di tunjuk jarum = 26
Skala pengali = 10 k
Maka nilai resitansinya = 26 x 10 k
= 260 k
= 260.000 Ohm.