Spo Gawat Darurat

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 8

ALUR KEGAWAT DARURATAN

RUMAH No. Dokumen No. Revisi Halaman


SAKIT SPO.UGD.01 00 1/1

D K Tanggal terbit : Ditetapkan :


DADI
KELUARGA
RSU DADI KELUARGA
PURWOKERTO 3 Desember 2013 dr. Esa Dhiandani
JL. SULTAN AGUNG NO. Direktur
8A PURWOKERTO
SPO

Pengertian Suatu alur penanganan pasien dengan kegawatdaruratan


Tujuan Mempermudah petugas menjalankan tugas di IGD
Prosedur 1. Perawat menerima pasien, kemudian catat identitas
lengkapa dan jelas dan informed concernt
2. perawat melakaukan anamnesa (auto dan hetero
anamnesa)
3. perawatmelakukan pemeriksaan GCS, TTV (T, N, RR,
S) dan pemeriksaan fisik awal
4. pengelompokan pasien dan diagnosa awal
a. Gawat darurat : memerlukan tindaklan segera
dan mengancam jiwa
b. Gawat non darurat : memerlukan tindakan
segera tapi tidak mengancam jiwa
c. Non gawat darurat : tidak urgent tindakan
segera dan tidak mengancam jiwa
5. untuk non gawat non darurat boleh diberi terapi
simptomatis (berdasar gejala) dan disarankan jika sakit
berlanjut bisa berobat lagi besok ke UGD/ BP
6. untuk gawat darurat dan gawat non darurat, perawat
menghubungi dokter jaga pada hari tersebut dan
melaporkan kondisi terakhir pasien dan boleh
melakukan tindakan awal pertolongan pertama/ baik
live support (BLS) meliputi :

a. Air way
- bebaskan jalan nafas
- jaw trust, chin lift dan hiperekstensi
- bersihkan jalan nafas dari sumbatan ( secret, benda asing)
b. Breathing
- nafas buatan
- pasang oksigen jika perlu
c. Circulation
- tensi dan nadi turu, pasang infuse
- monitor produksi urine, pasang kateter bila perlu
7. bila diperlukan doketr jaga harus datang guna
pemeriksaan dan tindakan lebih lanjut
8. pasein/ keluarga melengkapi administrasi

9. semua pemeriksaan, tindakan, terapi dan rujukan


dengan lengkap pada status pasien
Unit terkait Rawat Inap
RUMAH OBSERVASI PASIEN GAWAT
SAKIT
No. Dokumen No. Revisi Halaman
D K SPO.UGD.02 00 1/1
DADI
KELUARGA Tanggal terbit : Ditetapkan :
RSU DADI KELUARGA
PURWOKERTO
JL. SULTAN AGUNG NO. 8A
3 Desember 2013
PURWOKERTO
dr. Esa Dhiandani
Direktur
SPO
Pengertian Memantau keadaan pasien gawat
Tujuan Sebagai acuan pemantauan/ observasi penderita gawat agar
selamat jiwanya
Kebijakan 1. Pelayanan yang cepat dan tepat akan menyelamatkan jiwa
seseorang.
2. Pelaksanaan dilakukan oleh perawat, ataupun oleh dokter.
Prosedur Persiapan alat :
1. Stetoskope
2. Tensimeter
3. Thermometer
4. Stop watch/ jam
5. Senter
Penatalaksanaan :

1. Menjelaskan tujuan pada keluarga pasien.


2. Membawa alat-alat ke dekat pasien.
3. Mengobservasi kondisi pasien tiap 5 – 15 menit sesuai
dengan tingkat kegawatannya.
4. Hal-hal yang perlu diobservasi :
a. Keadaan umum penderita
b. Kesadaran penderita
c. Kelancaran jalan nafas (air Way).
d. Kelancaran pemberian O2
e. Tanda-tanda vital :Tensi, Nadi, Respirasi / pernafasan dan
Suhu.
f. Kelancaran tetesan infus
5. Apabila hasil observasi menunjukkan keadaan penderita
semakin tidak baik maka paramedis perawat harus lapor
kepada Dokter yang sedang bertugas (diluar jam kerja
pertelpon).
6. Apabila kasus penyakitnya diluar kemampuan Dokter UGD
maka perlu dirujuk
7. Observasi dilakukan maksimal 2 jam, selanjutnya
diputuskan penderita bisa pulang atau rawat inap.
8. Perkembangan penderita selama observasi dicatat dilembar
observasi.
Setelah observasi tentukan apakah penderita perlu : rawat
jalan / rawat inap / rujuk.
Unit terkait Rawat Inap
RUMAH MENGHENTIKAN PERDARAHAN DI UGD
SAKIT No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO.UGD.03 00 1/2
D K Ditetapkan :
DADI Tanggal terbit :
KELUARGA
RSU DADI KELUARGA dr. Esa Dhiandani
PURWOKERTO 3 Desember 2013 Direktur
JL. SULTAN AGUNG NO.
8A PURWOKERTO
SPO
Pengertian Suatu tindakan untuk menghentikan perdarahan baik pada
kasus bedah maupun non bedah.

Tujuan Mencegah terjadinya syok


Prosedur A. Persiapan Alat :
Alat yang dipersiapkan sesuai dengan teknik yang akan
dilaksanakan untuk kasus bedah :
1. Alat pelindung diri (masker, sarung tangan, scort)
2. Balut tekan
3. Kain kasa steril
4. Sarung tangan
5. Tourniquet
6. Plester
7. Set untuk menjahit luka
8. Obat desinfektan
9. Spuit 20-50 cc
10. Waskom berisi air/NaCl 0,9 % dingin
11. Jelly
B. Pelaksanaan tindakan
1. Memakai masker, sarung tangan, scort
2. Perawat I
a) Menekan pembuluh darah proximal dari luka, yang dekat
dengan permukaan kulit dengan menggunakan jari tangan.
b) Mengatur posisi dengan cara meninggikan daerah yang
luka
3. Perawat II
a) Mengatur posisi pasien
b) Memakai sarung tangan kecil
c) Meletakkan kain kasa steril di atas luka, kemudian ditekan
dengan ujung-ujung jari
d) Meletakkkan lagi kain kasa steril di atas kain kasa yang
pertama, kemudian tekan dengan ujung jari bila perdarah
masih berlangsung. Tindakan ini dapat dilakukan secara
berulang sesuai kebutuhan tanpa mengangkat kain kasa yang
ada.
4. Menekan balutan
a) Meletakkan kain kasa steril di atas luka
b) Memasang verband balut tekan, kemudian letakkan benda
keras (verband atau kayu balut) di atas luka
c) Membalut luka dengan menggunakan verband balut
tekan.
5. Memasang tourniquet untuk luka dengan perdarahan hebat dan
trumatik amputasi
a) Menutup luka ujung tungkai yang putus (amputasi) dengan
menggunakan kain kasa steril
b) Memasang tourniquet lebih kurang 10 cm sebelah proximal
luka, kemudian ikatlah dengan kuat.
c) Tourniquet harus dilonggarkan setiap 15 menit sekali secara
periodik
6. Hal-hal yang perlu diperhatikan pada pemasangan
tourniquete :
a) Pemasangan tourniquet merupakan tindakan terakhir jika
tindakan lainnya tidak berhasil. Hanya dilakukan pada keadaan
amputasi atau sebagai “live saving”
b) Selama melakukan tindakan, perhatikan :Kondisi pasien dan
tanda-tanda vitalEkspresi wajahPerkembangan pasien
Unit terkait
RUMAH PENATALAKSANAAN HEACTING
SAKIT No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO.UGD.04 00 1/1
D K
Tanggal terbit : Ditetapkan :
DADI
KELUARGA
Direktur

RSU DADI KELUARGA


PURWOKERTO
JL. SULTAN AGUNG NO. 8A 3 Desember 2013 dr. Esa Dhiandani
PURWOKERTO
SPO
Pengertian Heacting adalah penjahitan luka terbuka
Tujuan Sebagai acuan penatalaksanaan penjahitan sampai luka
tertutup oleh jahitan unutk menghindari infeksi lanjutanan
Kebijakan 1. Perawat yang sudah terlatih dalam melakukan heacting
2. Semua pasien dengan vulknus laceratum dan luka kurang
dari 6 jam
Prosedur PERSIAPAN PERALATAN :
1. Hanscoen 11. Bak instrumen steril berisi :
2. Duk bolong steril  Pinset chirugis
3. Kasa steril  Pinset anatomi
4. Lidokain steril  Mosquito (klem arteri kecil)
5. Supratul  Naldvoulder
6. Spuit 3 cc  Jarum kulit
7. Betadine solution  Gunting
8. Alcohol 70 % 12.Cairan Na Cl
9. Benang silk untuk 13. Cairan H2O2 hodrogen peroksida
kulit
10. Benang catgut untuk
pembuluh darah
PENATALAKSANAAN :
1. Perawat menyiapkan alat kedekat pasien dan menjelasakan
kepasien atau keluarga pasien (informed concern)
2. Perawat memakaia handscoen
3. Dep luka dengan kasa steril, kemudian bersihkan dengan
cairan NaCl. Apabila kotor siram dengan H2O2
4. Olesi daerah luka dengan betadine
5. Olesi dengan kapas alcohol, lalu suntikan lidokain injeksi ±
2 cc disekitar pingiran luka tunggu ± 5 menit
6. Dep lagi luka dengan kasa steril kemudian bila ada
pembuluh darah yang terpotong diklem diikiat dengan
benang catgut
7. Pegang bibir luka dengan pinset chirugis, kalau ada kotoran
ambil dengan pinset anatomi
8. Pasang jarum kulit dan benang kulit dinalvolder, lalu jahit
bibir luka dengan rapi, setelah luka ditutup olesi dengan
betadine. Kemudian beri supratul,lalu tutup dengan kasa
steril dan verband.
9. Bersihkan daerah bekas luka
10. duk bolong dibuka
11. konseling pada pasien (anjuran untuk menjaga sterilitas
didaerah luka)
Unit terkait Rawat Inap
RUMAH
SAKIT
PENATALAKSAAN PERAWATAN LUKA KLL
D K
DADI
No. Dokumen No. Revisi Halaman
KELUARGA SPO.UGD.05 00 1/2
RSU DADI KELUARGA
PURWOKERTO Tanggal terbit : Ditetapkan :
JL. SULTAN AGUNG NO. 8A
Direktur
PURWOKERTO

SPO 3 Desember 2013 dr. Esa Dhiandani

Pengertian Memberikan tindakan pertolongan pada luka baru dengan


cepat dan tepat
Tujuan Agar luka tidak terjadi infeksi lanjut
Kebijakan Seluruh perawat diijinklan melakukan penjahitan dan
perawatan luka, tetapi tidak pada luka putus tendon
Prosedur PERSIAPAN ALAT :
Streril
1. Bak instrumen
a. Spuit irigasi 50 cc
b. Soft koteker
c. Pinset anatomis
d. Pinset chirrugis
e. Gunting jaringan
f. Arteri klem
g. Knop sonde
h. Container untuk cairan irigasi
i. Naal foulder
2. Kassa dan depres dalam tromol
3. Handschone / gloves steril
4. Neerbeken (bengkok)
5. Kom kecil/ sedang
6. Heacting set
7. Spuit 3 cc
8. Pembalut sesuai kebutuhan

a. Kasa
b. Kasa gulung
c. Sufratul

9. Topical terapi

a. Oxytetraciclin salep /
b. Gentamicin salep 0,3 %
c. Lidokain ampul

10. Cairan pencuci luka dan disinfektan

0
a. Cairan NS / RL hangat sesuai suhu tubuh 34
-37 0 C
b. Betadine

Persiapan Alat :
Non Streril
1. Schort / Gown
2. Perlak + Alas Perlak / Underpad
3. Sketsel / Tirai
4. Gunting Verband
5. Neerbeken / Bengkok
6. Plester (Adhesive) Atau Hipafix Micropone
7. Tempat Sampah

Penatalaksaan Luka Kll.


1. Informed Concern Dan Penjelasan
2. Pemeriksaan Ttv
3. A. Penatalaksanaan Perawatan Luka Babras
1) Persiapan Alat : Bengkok Didekatkan Dan Kasa Didekatkan
Cairan Ns Dan Betadine
2) Pembersihan Dengan Ns
3) Setelah Itu Diberi Betadine / Sufratul
4) Bersihkan Peralatan
5) Observasi
6) Konseling

B. Penatalaksaan Perawatan Luka Robek


1) Persiapan Pasien Dan Informed Concern
2) Semua Alat Disiapkan
3) Suntikan Dengan Lidokain Merata
4) Dibersihkan Dengan Ns /Perhidrol
5) Diberikan Disinfektan Dengan Betadine
6) Heacting (Sesuai Sop Heacting)
7) Diberikan Tulle Atau Salep Oxitetraciclin
8) Ditutup Dengan Kasa Steril
9) Diplester / Hipafix
10) Bersihkan Kotoran/ Bekas Darah Disekitar Luka.
11) Bereskan Peralatan
12) Observasi
Konseling
Unit terkait IGD dan Rawat inap

Anda mungkin juga menyukai