Sop Pertolongan Persalinan Sungsang

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 5

STANDAR PROSEDUR

OPERASIONAL
PERTOLONGAN PERSALINAN
SUNGSANG
NO.DOKUMEN :

NO. REVISI : PUSKESMAS


PEMERINTAH MARGASARI
SPO TGL. TERBIT :
KAB TEGAL
HALAMAN :

Ditetapkan Oleh: Dr.Sudarmawan

Kepala Puskesmas NIP.195827071988021001


Margasari

PENGERTIAN Membantu melahirkan pada ibu bersalin dengan letak bayi sungsang agar
tidak menemui kesulitan pada saat dan sesudah bersalin, agar ibu dan bayi
dalam keadaan baik dan normal

TUJUAN  Untuk mencegah terjadinya komplikasi


 Agar persalinan berjalan dengan lancar dan normal
 Agar tindakan dapat dilakukan dengan baik dan benar

KEBIJAKAN Mengacu pada standar operasional asuhan kebidanan

PETUGAS Dokter dan Bidan

PROSEDUR 1. persiapan alat


- Meja dorong ( Trolly )
a. Set partus dan set hetcing
b. Obat – obat uterotonika
c. Slym zuiger
d. Sarung tangan DTT
e. Handuk bayi
f. Selimut bayi
g. Waslap 1 pasang
h. Pembalut dan tali
i. Pakaian bersih lengkap pasien
j. Plastik placenta
k. Disposible sringe 2,5 cc dan 5 cc
l. Handuk, Tissue
m. Alas tempat tidur / kain lurik
- Bak berisi laritan chorien 0,5 %
- Baskom berisi air DTT
- Baskom 2 buah berisi air untuk memandikan
- Ember 2 buah berisi laritan chorien 0,5 %
- Bengkok
- Meja dorong / Trolly neonatal
- Meja resusitasi lengkap
- Ampron / Clemek
2. Persiapan pasien :
- Pasien diberitahu akan mengalami proses persalinan
- Pasien diberi penjelasan tentang langkah-langkah yang akan
dilakukan

3. Persipan petugas : memakai alat perlindungan diri lengkap

PELAKSANAAN 1. Petugas memperkenalkan diri / mengucap salam


2. Pasien dijelaskan / diberitahu tentang tindakan yang akan dilakukan
3. Sampiran dipasang, alat-alat didekatkan dan pasien diposisikan
lithotomi
4. Petugas mencuci tangan dengan air mengalir dan memakai sabun
kemudian dibilas dan dikeringkan menggunakan handuk / Tissue
5. Petugas memakai sarunng tangan DTT dan melakukan membersihan
genetalian eksterna dengan menggunakan laritan antiseptik dan
pasang alas bokong ( doek lubang )
6. Lakukan periksa dalam dan jika pembukaan lengkap, ketuban sudah
pecah pada saat kontraksi ibu dipimpin meneran hingga bokong bayi
tampak pada vulva
7. Petugas melakukan episiotomi Bila perinium sudah tipis
8. Setelah bokong lahir, bokong dipegang dengan sedemikian rupa yaitu
ibu jari sejajar pada lipat paha bayi, 4 jari lainnya pada sacrum bayi
dan seolah-olah menggenggam bokong bayi
9. Pasien terus dipimpin meneran sampai umbilicus berada diluar vulva
10. Pasien meneran terus sampai ujung scapula tampak divulva kemudian
tangan lahir seluruhnya
11. setelah sub occiput berada dibawah sympisis bokong bayi dilahirkan
kearah atas perut ibu ( lardosis )
12. Asisten menekan atas sympisis pasien apabila menemui kesulitan
melahirkan kepala bayi, bokong tetap dilahirkan kearah perut ibu
13. Lahirlah berturut-turut dagu, mulut, hidung, mata, dahi sampai bayi
lahir seluruhnya
14. Setelah seluruh badan bayi lahir pegang bayi bertumpu pada lengan
kanan penolong sedemikian rupa hingga bayi menghadap kearah
penolong
15. Nilai bayi, kemudian bayi letakan diatas perut ibu dengan posisi
kepala bayi lebih rendah dari badan, penolong memberi informasi
kepada pasien tentang jenis kelamin bayi dan keadaan bayinya
16. Bila tali pusat bayi pendek, letakan bayi ditempat yang
memungkinkan
17. Bayi segera dikeringkan dengan handuk dan dibunngkus kepala dan
badan kecuali klem talipusat diletakan kearah luar pembungkus
18. menjepit tali pusat menggunakan klem kurang lebih 3 cm dari
umbilicus bayi lalu lakukan pengurutan pada talipusat kearah ibu dan
memasang klem ke 2 2 cm dari klem pertama
19. Pegang talipusat diantara 2 klem dengan menggunakan tangan kiri
dan melindungi jari-jari tangan kiri penolong memotong talipusat
diantara ke 2 klem
20. Penolong meletakan talipusat yang mengarah ke plasenta diatas
tempat tidur dan talipusat yang mengarah ke bayi diletakan diatas
handuk
21. Penolong mengganti pembungkus bayi dengan menggunakan selimut
bayi kering dan bersih kemudian bayi dibunngkus dari kepala hingga
kaki
22. Berikan bayi kepada ibu untuk disusui bila ibu menghendaki
23. Penolong mengecek fundus uteri untuk memastikan adakah
kehamilan ganda
24. Penolong memberitahu ibu akan dilakukan penyuntikan pada daerah
bokong ibu
25. Penolong memindahkan klem pada talipusat berjarak 5-10 dari vulva
26. Tangan kiri penolong diletakan diatas sympisis menahan bagian
bawah uterus, sementara tangan kanan memegang tali pusat
menggunakan klem
27. Saat uterus berkontraksi, tali pusat direnggangkan dengan
menggunakan tangan kanan, tangan kiri menahan uterus dan
mendorong kearah dorso kranial
28. Setelah plasenta tampak divulva penolong terus melahirkan plasenta
dengan hati-hati, kemudian pegang placenta dengan menggunakan ke
2 tangan dan lakukan putaran searah jarum jam untuk membantu
pengeluaran placenta dan mencegah robekan selaput dan
tertinggalnya placenta
29. Setelah placenta lahir tangan kiri penolong melakukan massage pada
fundus uteri dengan menggunakan bagian palmar secara sirculer
selama 15 detik, bila sudah timbul kontraksi dan tidak terjadi
perdarahan petugas melihat kelengkapan placenta bula sudah lengkap
masukan kedalam plastik plasenta
30. Cek kembali kontraksi uterus lalu penolong melihat apakah ada
laserasi jalan lahir bila perdarahan aktif dari laserasi lakukan
penjahitan terlebih dahulu, bila tidak setelah alat-alat dirapikan baru
dilakukan penjahitan perinium
31. Penolong mencuci tangan diair larutan chlorien kemudian dibilas
dengan air DTT dalam baskom yang 1, lalu dikeringkan
32. Penolong meminta bayi kepada ibunya untuk dilakukan pengikatan
pada talipusat
33. Tali pusat bayi diikat dengan kuat kemudian klem dilepas dan letakan
klem dibaki berisi larutan chlorien 0,5 % kemudian bayi dibungkus
kembali dan diberikan ke ibunya untuk disusui kembali
34. Penolong melakukan pemantauan kontraksi uterus dengan melakukan
massage ulang dan melihat apakah terjadi perdarahan
35. Penolong mengajarkan ibu untuk melakukan massage dan melakukan
pemeriksaan nadi ibu
36. Penolong merapikan alat-alat bekas pakai dan merendam keladam
larutan chlorien
37. Bahan-bahan yang tidak terpakai dan sudan terkontaminasi dibuang
kedalam tempat sampah terkontaminasi / tempat plastik kuning
38. Ibu dibersihkan dari darah dan cairan ketuban kemudian dikenakan
pakaian yang bersih
39. Pastikan ibu merasa nyaman dan beritahu keluraga bila ibu inggin
minum
40. Penolong mendekomentasikan tempat tidur dan sekitarnya dengan
larutan chlorien
41. Penolong mencuci tangan dalam bak larutan chlorien dan melepas
sarung tangan dalam keadaan terbalik dan direndam dalam larutan
chlorien
42. Seluruh alat-alat dirapikan dan diletakan ketempat semula
43. Petugas melakukan pemeriksaan TD dan melengkapi lembar
partograf

MELAHIRKAN BAHU BAYI DAN TANGAN MACET

A. SECARA KLASIK
1. Bokong bayi dipegang dengan mengunakan ke 2 jari sejajar
dengan sacrum, ke 4 jari pada lipatan paha
2. Badan bayi ditarik kearah bawah sampai scapula tampak
dibawah sympisis
3. Bila punggung bayi berada disebelah kanan ibu, ke 2 kaki bayi
dipegang oleg tangan kanan penolong yaitu tangan kanan
memeganng ke 2 kaki, jari telunjuk diantaranya dan dabawa
setinggi mungkin kearah lipatan paha ibu kiri
4. Jari tengah dan telunjuk tangan kiri penolong menyelusuri
scapula, bahu, lengan, 2 jari sebagai bidai (Spalk) mencari
fosacubiti lengan dan ditekankan kebawah seolah-olah menyapu
muka kearah dada dan lahirlah bahu dan lengan belakang bayi
5. Tanga kiri penolong memeganng ke 2 kaki bayi, jari telunjuk
diantaranya, dibawa sejauh mungkin kekanan bawah dengan jari
telunjuk dan jari tengan menyelusuri scapula, kaki dan lengan
6. Ke 2 jari sebagai bidai mencari fosacubiti bila sudah dapat
ditekan kebawah seolah-olah menyapu muka, dada, dan lahirlah
bahu dan lengan depan bayi

B. SECARA MULLER
1. Badan bayi dipegang pada bokong dan pangkal paha bayi ( seperti
sungsang klasik ), badan bayi ditarik curam kebawah sampai
ujung tulang scapula berada dibawah sympisis
2. Ke 2 kaki bayi dipegang, tangan kiri dan jari telunjuk penolong
diantaranya
3. Telunjuk dan jari dengan tangan kanan menyusuri ujunng
scapula, bahu depan, lengan atas, ke 2 jari sebagai bidai mencari
fosacubiti, ditekan kebawah, seolah-olah menyapu muka melalui
dada maka lahirlah bahu depan
4. Ke 2 kaki bayi dipegang tangan kanan penolong, dibawa kearah
atas setinggi-tingginya, ke 2 jari telunjuk dan tengah tangan kiri
penolong menyelusuri ujung scapula, bahu, lengan atas, 2 jari
sebagai bidai mencari fosacubiti diadakan penekanan kebawah
seolah-olah menyapu muka melalui dada, lahirlah bahu bayi

C. SECARA LOVSET
1. Setelah badan bayi lahir, tali pusat dikendorkan, badan bayi
dipegang sedemikian rupa dan ditarik kebawah sampai ujung
bawah scapula depan terlihat dibawah sympisis
2. Bahu bayi diputar dengan memegang dada dan punggung
bayisampai bahu belakang didepan dan tampak dibawah sympisis
3. Dengan demikian bahu / lengan depan dapat dikeluarkan dengan
mudah, bahu bayi yanng lain sehingga menjadi bahu belakang
dilahirkan dengan memutar badan bati kearah berlawanan
sehingga menjadi bahu depan dapat dilahirkan dengan mudah (
jadi bahu / lengan dilahirkan pada saat menjadi bahu / lengan
depan )

CATATAN :

- Badan bayi disanggah pada lengan kiri penolong, jari telunjuk dan
tengah mencari posakannina ( maksila ) membantu fleksi, jari
tangan kanan menekan lehar bayi, bayi ditarik kebawah sampai
batas rambut terlihat dibawah sympisis ( sub occiput dibawah
sympisis )
- Badan bayi diarahkan keatas keperut ibu sehingga lahirlah
berturut-turut dagu, mulut, hidung, mata dan seluruh kepala
- Lahirlah bayi secara sungsang Klasik Mauriceau

UNIT TERKAIT UGD, Kamar Bersalin

Anda mungkin juga menyukai