Respon Frekuensi
Respon Frekuensi
Respon Frekuensi
PENDAHULUAN
Respon sistem adalah perubahan perilaku output terhadap perubahan sinyal input. Respon
sistem berupa kurva ini akan menjadi dasar untuk menganalisa karakteristik system selain
menggunakan persamaan/model matematika. Bentuk kurva respon sistem dapat dilihat
setelah mendapatkan sinyal input. Sinyal input yang diberikan untuk mengetahui karakteristis
system disebut sinyal test. Berdasarkan sinyal bentuk sinyal uji yang digunakan, karakteristik
respon sistem dapat diklasifikasikan atas analisis respons waktu dan analisis respons frekuensi.
Respons frekuensi memiliki banyak keunggulan dibandingkan respons waktu. Perancangan
sistem dengan menggunakan respons frekuensi memungkinkan si perancang untuk mengatur
bandwith sistem dalam suatu ukuran tanggapan system terhadap noise.
1.2 Tujuan
Tujuan dari pengerjaan Tugas Makalah Analisis Respon Frekuensi ini adalah :
Pada tugas makalah Analisis Respon Frekuensi ini, masalah yang dibahas hanya
meliputi hal – hal sebagai berikut :
DASAR TEORI
Respon frekuensi atau tanggapan frekuensi adalah tanggapan tunak suatu system terhadap
masukan sinusoida. Dalam metode tanggapan frekuensi dilakukan pengubahan frekuensi sinyal
masukan dalam suatu daerah frekuensi tertentu dan mengamati tanggapan frekuensi keluarannya.
Ada tiga metode yang bisa digunakan untuk melakukan analisis pada kawasan frekuensi yaitu
Diagram Bode, Nyquist (Polar), dan Log Magnitude vs Phase Plot.
Kelebihan analisis frekuensi dengan menggunakan dua metode tersebut adalah kita tidak
perlu menentukan akar-akar persamaan karakteristik. Kelebihan lainnya adalah pengujian
tanggapan frekuensi pada uumnya sederhana menggunakan pembangkit sinyal sinusoida dan
alat-alat ukur yang teliti. Pendekatan tanggapan frekuensi dapat digunakan untuk mendesain
suatu system sedemikian rupa sehingga pengaruh noise yang tidak diinginkan dapat diabaikan
dan bahwa analisis dan desain semacam ini dapt diperluas ke system kendali nonlinier.
Bila diberikan suatu sistem linier time-invariant seperti yang ditunjukkan pada
Gambar 3.1, maka fungsi alih untuk sistem ini adalah :
r(t) = A sin ωt
Dalam analisa tanggapan frekuensi, fungsi alih biasanya dituliskan dalam bentuk
fungsi dari jω yang dinamakan fungsi alih sinusoidal, sehingga fungsi alih sinusoidal dari
sistem pada Gambar 3.1 dapat dituliskan sebagai berikut :
Diagram bode atau diagram logaritmik merupakan suatu fungsi alih sinusoida yang
terdiri dari dua buah grafik yang terpisah. Satu merupakan diagram dari logaritma besar fungsi
alih sinusoida (magnitude dan yang satunya lagi merupakan diagram sudut fasa). Pada hasil
tampilan grafik diagram bode, bentuk sinyal dari fungsi sistem ditampilkan dalam dua buah
bentuk, yaitu berdasarkan magnitud dan phase.
Jika suatu sistem memiliki fungsi alih G(s)H(s), maka tanggapan frekuensi dapat
diperoleh dengan mensubstitusi s = j . Sehingga diperoleh responnya adalah G(j)H(j).
Karena G(j)H(j) adalah suatu bilangan kompleks, maka untuk menggambarkannya
dibutuhkan dua buah grafik yang merupakan fungsi dari , yaitu:
Diagram Bode merupakan salah satu metode analisa dalam perancangan sistem kendali
yang memperhatikan tanggapan frekuensi sistem yang diplot secara logaritmik. Dari kedua buah
grafik yang diplot tersebut, yang perlu diperhatikan adalah nilai dari Gain Margin (GM) dan
Phase Margin (PM). Nilai GM besarnya adalah 1/G, dengan G adalah gain saat kurva grafik fasa
memotong nilai –180o. Nilai GM umumnya dinyatakan dalam dB, yang dihitung dengan 20log10
(GM). Sementara PM adalah nilai fasa dalam derajat saat kurva grafik magnitude dengan
frekuensi memotong nilai 0 dB.
- System stabil jika magnitude/gain margin lebih kecil dari 0 dB dan sudut phase margin
lebih besar dari 180o.
- System tidak stabil jika magnitude/gain margin lebih besar dari 0 dB dan sudut phase
margin lebih besar 180o.
- System terbatas jika magnitude/margin besarnya 0 dB dan phase margin sudutnya 180o.
Nyquist plot adalah penggambaran magnitude vs sudut dari fungsi alih sinusoidal
pada koordinat polar, dimana ω divariasi dari nol hingga tak terhingga. Gambar 3.9
memberikan hubungan antara magnitude dan sudut dalam Nyquist plot.
• Jika P tidak sama dengan nol , untuk sistem stabil, haruslah Z = 0,atau N = -P, kurva
mengelilingi titik ( -1 + j0 ) berlawan arah jarum jam.
• Jika P = 0 maka Z = N , untuk sistem stabil, kurva G(jω) mengelilingi titik ( -1 + j 0 ).
KESIMPULAN
Dalam metode tanggapan frekuensi dilakukan pengubahan frekuensi sinyal masukan dalam
suatu daerah frekuensi tertentu dan mengamati tanggapan frekuensi keluarannya. Ada tiga
metode yang bisa digunakan untuk melakukan analisis pada kawasan frekuensi yaitu Diagram
Bode, Nyquist (Polar), dan Log Magnitude vs Phase Plot. Diagram bode atau diagram logaritmik
merupakan suatu fungsi alih sinusoida yang terdiri dari dua buah grafik yang terpisah. Satu
merupakan diagram dari logaritma besar fungsi alih sinusoida. Nyquist plot adalah
penggambaran magnitude vs sudut dari fungsi alih sinusoidal pada koordinat polar, dimana ω
divariasi dari nol hingga tak terhingga. Log Magnitude vs Phase Plot adalah merupakan kurva
log magnitude vs sudut fasa atau phase margin untuk cakupan frekuensi kerja.