Alimuddin Rizal Riva'i PDF
Alimuddin Rizal Riva'i PDF
Alimuddin Rizal Riva'i PDF
DISERTASI
1
HALAMAN PENGESAHAN
REVISI UJIAN PRA PROMOSI
Setelah membaca hasil perbaikan naskah disertasi promovendus:
Dengan judul :
Kami tim penilai dapat menyetujui, karena perbaikan sudah sesuai dengan
saran Tim Penilai.
1. Prof.Drs.Y.Warella,MPA,Ph.D. 1………………..……….
Tim Promotor.
2
3. Prof.Dr.Augusty Tae Ferdinand,MBA. Kopromotor 3………………
3
PERNYATAAN
Menyatakan bahwa isi disertasi ini belum pernah dipakai untuk memperoleh gelar
kesarjanaan di tempat lain, dan hasil karya orang lain tidak ada yang diambil,
kecuali yang sengaja diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Alimuddin Rizal
4
Telah di Uji pada ujian promosi (terbuka)
Pada hari Jum’at tanggal, 3 Juli 2009
1. Prof. Dr. dr. Susilo Wibowo, MS, Med, Sp.And (Ketua Senat)
2. Prof.Dr.Lachmuddin Sya’rani (Sekretaris Senat)
3. Prof.Drs.Y.Warella, MPA.,Ph.D (Penguji)
4. Prof.Dr.Gede Sri Darma, ST.MM. (Penguji Eksternal)
5. Prof.Dr.Suyudi Mangunwihardjo. (Penguji)
6. Prof.Dr.Imam Ghozali, M.Com.Akt. (Penguji)
7. Dr.M.Chabachib, Msi.Akt. (Penguji)
8. Prof.Dr.Sugeng Wahyudi,MM. (Co Promotor)
9. Prof.Dr.Augusty Tae Ferdinand, MBA. (Co Promotor)
10. Prof.Dr.Miyasto, SU (Promotor)
PROGRAM PASCASARJANA
PROGRAM STUDI DOKTOR ILMU EKONOMI
UNIVERSITAS DIPONEGORO
S E M A R A N G.
5
KATA PENGANTAR
Tidak ada kata yang paling baik dan indah kecuali mengucap Syukur
Alhamdulillahirabbil-alamin kehadirat Illahi Rabbi, yang telah melimpahkan
nikmat dan karunia tak terhingga, satu diantaranya adalah selesainya penelitian
dan penyusunan disertasi ini dan telah diuji pada ujian promosi (terbuka).
Sholawat dan salam kepada junjungan Rosulullah Muhammad S.A.W., sebagai
pemimpin ummat manusia yang berakhlak mulia, yang selalu mengedepankan
kasih sayang dalam memimpin ummatnya.
Selanjutnya, pada kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih yang
setulus-tulusnya kepada:
1. Prof. Dr. dr. Susilo Wibowo, MS, Med, Sp.And, selaku Rektor Universitas
Diponegoro Semarang, yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas
belajar selama menempuh studi.
2. Prof. Drs. Y. Warella, MPA, Ph.D, selaku Direktur Program Pasca Sarjana
dan penguji; Dr.H.M.Chabachib,Msi.Akt., selaku Dekan Fakultas Ekonomi
dan penguji; Prof.Dr.H.Imam Ghozali,M.Com.Akt., selaku Ketua Program
Studi Doktor Ilmu Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang dan penguji.
Prof.Dr.H.Suyudi Mangunwiharjo selaku dosen penguji; Prof.Dr.Gede Sri
Darma,ST.MM., selaku penguji eksternal dari Universitas Pendidikan
Nasional Denpasar-Bali; Drs.Ibnu Widiyanto,MSc,Phd. selaku dosen
pembimbing akademik, beserta segenap dosen Program Studi Doktor Ilmu
Ekonomi yang telah memberikan kontribusi keilmuan dan keteladanan selama
menjalani studi S3.
3. Prof. Dr. H. Miyasto, SU, selaku promotor, yang telah banyak: meluangkan
waktu untuk membimbing, mengasah ketajaman analisis dan membina penulis
untuk tetap santun dan bijak sebagai insan akademis, serta mengajarkan
keteladanan sebagai intelektual yang mendedikasikan diri terhadap
profesinya, dan terimakasih bapak telah menghantarkan saya lulus dengan
predikat cumlaude.
4. Prof.Dr.Augusty Tae Ferdinand,MBA. selaku co-promotor, yang telah
banyak: meluangkan waktu, konsisten dalam janji, mendorong untuk selalu
menggali dan memperoleh sesuatu yang terbaik, keteladanan sebagai seorang
akademisi, komitmen yang tinggi dalam membimbing dan selalu
mengingatkan/semangat ketika terjadi kelelahan berfikir, yang pada akhirnya
seolah selalu berpesan “kalau dapat mencapai yang terbaik dan sempurna,
mengapa tidak diupayakan selagi ada kesempatan, kemampuan dan kekuatan
”. Terimakasih, karena jerih payah bapak dalam membimbing telah
menghantarkan saya meraih predikat cumlaude.
5. Prof.Dr.H.Sugeng Wahyudi,MM selaku co-promotor, yang telah banyak:
meluangkan waktu, memberikan semangat dan jalan keluar ketika terjadi
kemelut berfikir, memberikan kontribusi keilmuan yang tak terfikirkan
sebelumnya, kesantunan dalam membimbing, dan mengajarkan tentang
kesabaran, dan tentang “Kesempurnaan hanya milik Allah Swt, sementara kita
6
hanya dapat berupaya”. Meskipun disertasi ini tidak sempurna, arahan bapak
telah mampu menjadikan saya lulus dengan predikat cumlaude.
6. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi yang telah memberikan Beasiswa
Pendidikan Pascasarjana (BPPS), sehingga dapat melancarkan dan
memotivisir penulis dalam proses studi.
7. Departemen Budaya dan Pariwisata, khususnya Bapak. Dr.Sumekto, yang
telah membantu kami dalam berinteraksi dengan para pelaku bisnis dalam
Industri Pariwisata, serta bantuan dana dalam penyelesaian penelitian ini.
Bapak telah membimbing saya untuk menanamkan jiwa insan pariwisata sejati
”Hidup untuk melayani”.
8. Terimakasih kepada almarhum Prof.H.Hadi Wuryan SH,CN,MH., selaku
Ketua YPPMI pada saat kami mulai Studi S3. Terimakasih yang tulus pula
kepada Drs.Fx.Budi Dharmakusuma,MM, selaku Ketua YPPMI saat ini, yang
telah memberi fasilitas untuk melanjutkan studi S3 ini. Ir.Lukas Setiawan,
selaku Bendahara YPPMI.
9. Dr.Widhy Setyowati,MM,Akt., Drs. HM. Fauzan, SH,Ms., Dr.Yeye
Susilowati,MM. selaku mantan Ketua STIE Stkubank dan mitra kerja dimana
kami pernah bernaung dalam panji-panji itu. Selanjutnya terimakasih pula
kepada Prof.Dr.Yohanes Sutomo,MM. selaku Rektor Universitas Stikubank
Semarang dan segenap Pembantu Rektor beserta para Dekan dan jajarannya.
10. Drs. Daryono Raharjo, MM. yang telah memberikan motivasi dan rekomen-
dasi di awal studi ini.
11. Robyn L Stokes, PhD., dari School of Tourism and Hotel Management-
Faculty of Comerce and Management - Grifith University Australia, yang
telah memberikan kontribusi berbagai tulisan ilmiah, komunikasi dan diskusi
tentang kepariwisataan.
12. Terimakasih khusus untuk Bapak/Ibu pengurus PHRI dan ASITA Pusat
maupun Daerah. Ibu Yanti Sukamdani (Ketua PHRI Pusat), Bp.Besari,
Bp.Imam kamal, Ibu.Stella, Bp. I Gusti Pidada, Bp.Sitanggang, Bp.Oloan
Dipari, Bp.Nyoman, Ibu.Ayu Raharti, Bp.Riyanto, Bp.Oka, Ibu.Kadek
Rohitawati, Pak Kadek (Asosiasi Wisata Bahari-Bali), rekan pimpinan
Perguruan Tinggi yang tergabung dalam HILDIKTIPARI tanpa rekomendasi
dan hubungan kolega bapak/ibu yang baik dengan pihak-pihak terkait tidak
mungkin kami dapat mengumpulkan data, dan informasi yang lengkap dalam
penelitian ini.
13. Segenap pimpinan perusahaan/organisasi perhotelan, food and beverage, tour
and travel agency, jasa destinasi wisata, MICE Organizers dan pelaku bisnis
pariwisata lainnya yang telah menjadi responden penelitian ini.
14. Sahabat-sahabatku angkatan III Program Doktor Ilmu Ekonomi, khususnya:
Dr.Widodo,MM (UNISSULA), Dr.Ir.Agus Surata, Msi. (UPN Yogya).
Kandidat Doktor: Drs.Bambang Sudiyatno,MM; Ceacilia Sri Mindarti, Spd,
Msi; Joko Utomo,SE,MM (UMK), Drs.Adar Simbolon,SE,Msi, (PT.Telkom)
7
dan Ibu Rita (BPR-Kedung Artho), Ibu Gatit (BPR-Setia Karib) atas
kebersamaan, motivasi dan persahabatan selama proses studi S3.
15. Ibu Dra.B.Indarwanyanti Graito,Psy.MSc, Chairwoman APIO, yang telah
memberikan kesempatan untuk mempresentasikan sebagian dari gagasan
disertasi ini dalam”Seminar-Workshop-Paper Presentation and Exhibition-
ICIOP 2007 (International Conference On I/O Psychology) August 9-11-
2007, UGM-Yogyakarta.
16. Terimakasih kepada Bapak H.Suwanto,SE,MM. Direktur Utama PT.Aneka
Ilmu dan Smesta Group, yang telah memberikan kesempatan berulang-ulang
untuk menjadi nara sumber dan motivator dalam Annual Sales Meeting
PT.Aneka Ilmu yang materinya berkaitan dengan implementasi pemasaran
relasional.
17. Rekan-rekanku dari Fakultas Ekonomi Universitas Stikubank (UNISBANK)
Semarang, khususnya, (kandidat doktor): Drs.Herry Subagyo,MM, Sih Darmi
Astuti,SE,Msi, Agung Nusantara,SE,Msi, Gregorious N.Masjoyo,SE,
Mkom,Msi; Dr.Sunarto,MM, Dra Titiek Suwarti,MM,Akt, atas diskusi-diskusi
keilmuan dan dukungan morilnya.
18. Dra. Endah Mujiasih, Psy, Msi, MM, dosen Fakultas Psikologi UNDIP
Semarang, sebagai mitra diskusi yang intens dalam memahami masalah-
masalah psikologis dan sosio-psikologis yang berkaitan dengan disertasi ini,
serta yang membantu kami dalam mempresentasikan hasil-hasil studi ini pada
forum-forum APIO/ICIOP dan symposium serta seminar-seminar lainnya.
19. Untuk Ibundaku tersayang Sayati binti Mesabim, terimakasih ananda telah
dilahirkan dan dibesarkan oleh ibu yang selalu berpesan “Hidup adalah
perjuangan selebihnya adalah kungkungan takdir”, sampai hari ini selalu
mendukung secara moral maupun material. Serta untuk ayahku yang
terhormat Sang Perwira: Achmad Riva’i Abdurrachman (In memoriam),
ananda berterimakasih yang sangat dalam, dan selalu berusaha mewujudkan
pesan terakhir Ayah disaat menjelang berpulang kerahmatullah “Jadilah
Perwira, dan Perwira itu Jangan Menangis, Jangan NAKAL, Jangan Takut
kecuali Pada Allah Swt”. Pesan ayahlah yang memicu dan memacu ananda
studi S3 ini. Selanjutnya, In memoriam: mertuaku Bapanda S.Mangun
Sudarmo dan Ibunda Suyatmi, kenangan baik semasa hidup bapak dan ibu
adalah nostalgi yang takmungkin saya abaikan, terimakasih telah mengajarkan
kepadaku untuk menjadi orang yang bijak dalam kehidupan.
20. Untuk kanda/yunda: Rusdi/Nurrachmi, Suwarno/Yunani, Firman/Nurlela;
adik-adikku: Fachruddin/Ririn; Rusmaini/Udin (alm); Yose Rizal/;
Yulius/Lena serta Paman dan Bibi, terimakasih atas kebersamaan dan
kebaikan hati yang selama ini telah kita bangun, saling asih, asah dan asuh.
Terimakasih atas seluruh bantuan selama ini, khususnya bantuan moril dan
materiel selama studi.
8
21. Untuk Istriku tercinta Dra.Sri Hartini.Akt (Lilik), atas kerelaan, kesabaran dan
kesetiaannya hidup bersama denganku, yang telah membimbingku untuk
menjadi lebih sabar, lebih baik dan lebih bijak dalam kehidupan. Serta anakku:
Yusuf Reza Maulana (Reza) dan Addienda Kamilia Insani (Dinda) yang
memberikan harapan kehidupan bagiku. Terimakasih kalian telah bersedia
untuk mengorbankan banyak hal untuk papa, dan memberikan kebahagiaan
yang tiada taranya, serta sebagai “team editor” disertasi ini.
22. Terimakasih untuk keponakanku yang selalu mengontrol kesehatanku selama
studi S3 ini: dr.Heru Prasetya Gumay dan dr.Yustina Suwanto, serta Siska
Amelia Gumay semoga cepat selesai menjadi dokter.
23. Terimakasih kepada rekan-rekan staf administrasi S3 Ilmu Ekonomi UNDIP
Semarang, Mas BJ (Bejo), Mas Fachmi, Mbak.Yanti, Mbak.Mia, Mbak Ita
dan Mas.Rokhim, Mas Supri, serta Meita dan rekan selaku staf keuangan
UNISBANK Semarang yang telah membantu penyelesaian masalah-masalah
administrasi dan pembayaran uang kuliah selama studi S3.
24. Akhirnya, terimakasih kepada semua pihak yang telah terlibat langsung
maupun tidak langsung dalam penyelesaian disertasi ini. Semoga Allah Swt,
selalu menggenggam kita untuk dapat menjadi makhlukNYA yang pandai
berterimakasih (syukur-nikmat). Amiin.
9
Diserttasi ini kuppersembahkkan untukk .......
(D
Dedication)
n)
In mem
moriam: Aya
ahku, pesan
n terakhirm
mu “Jadilah Perwira da
an Perwira
Jangan Menangis, Jangan Na
akal dan Ja
angan Taku
ut kecuali pada Allah”
adalah pemicu
p dan pemacu stu
udi dan diserrtasi ini. Jud
dul yang kup
pilih adalah
“Coerciv
ve Power and Trust” Kup
persembahkkan untuk Ayyah. Yakinlah
h aku akan
menjunju
ung tinggi martabat
m dan
n kehormata
an namamu.
Untuk Ib
bundaku Te
ersayang, yyang setiap tetes kerin
ngat dan aiir matanya
adalah do’a
d untukkku agar aku
u menjadi an
nak yang ba
aik, cerdas, tegar dan
sholeh.
Istriku Terkasih
T un
ntuk kesaba
aran dan kesetiaanmu
k dan Kedu
ua Anakku
tersayan
ng yang tela
ah memberiikan jalan kehidupan.
k ””Jangan Nakal seperti
Papa ya
a, karena menjelang
m dia
akhir hayat--kakekpun nasihatnya
n untuk
u papa
berujung
g pada “jan
ngan nakal””. Anak-ana
akku “Jadila
ah Anak Sholeh dan
Sholehah, ya”. Godb
bless You.
oriam: Ayah
In Memo handa dan IIbunda mertu
uaku, kenan
ngan indah untuk
u kami
sekeluarrga tidak aka
an pudar dite
elan masa, dan
d lekang karena
k jarak
k.
10
ABSTRAK
ABSTRACT
11
This study is developed by proposing a grand theoretical model and
empirical models: The impact of Coercive Power in Relationship Marketing and
Strategic Marketing Outcomes based on Relationship Marketing Theory and
Power-Dependence Theory. Spesifically, to investigates the issue of power in
business-to-business relationships and the impacts of coercive power to the key
variables in the Commitment-Trust Theory (Trust, Relationship Commitment,
Cooperation); to integrate Relationship Outcomes variables (loyalty, strong
relationship, positive word of mouth) as a value of lifetime relationships, and to
builds the strategic marketing outcomes (cooperation synergy, competitive
positional advantages, marketing performance).
This study was conducted by proposing three empirical models and was
tested successfully on Indonesia tourism industry. There are 190 respondents as
managers of tourism organization. The data was tested using several statistical
tools such as SPSS and Structural Equation Modeling (SEM).
The finding of this research are as follows :(1) Coercive Power has no
significant association between trust, and positive-significant between relationship
commitment and cooperation; 2) This study shows that the coercive power does
not destroye a relationship but has a capability to control the interaction process;
(3) This suggests that there are other variables of driving relationships besides the
trust-commitment-based relationships suggested by Morgan dan Hunt (1994).
There are both trust-based and power-based relationships. However, coercive
power it self is not found to be driver of relationship outcomes. The Suggested
coercive power and trust are the relationship bases of relationship marketing; (4)
Value of Lifetime Relationships (Loyalty, Strong Relationship, Positive “WoM”)
as a relationship outcomes, and important variables cause to grow up cooperation
synergy. This is one spesific research finding.; (5) and the last, The Cooperation
Synergy as an important variable will in crease the competitive positional
advantages and marketing performance.
12
INTISARI
Studi ini tentang hubungan antar organisasi (inter-firm relationship) yang
berbasis pada teori-teori relationship marketing, yang memadukan antara
pendekatan keperilakuan dan strategik. Hal ini yang membedakan dengan studi-
studi sebelumnya. Oleh karena itu, model teoretikal dasar yang dibangun
diarahkan pada, bagaimana organisasi mencapai strategic marketing outcomes:
kinerja pemasaran, keunggulan posisional bersaing, dan sinergitas berdasarkan
nilai-nilai hubungan jangka panjang yang diperoleh dari interaksi relasional dan
power mode selama menjalin kerjasama pemasaran.
Kiblat pemasaran relasional adalah Market Based Views, yaitu pandangan
strategik yang berbasis pada lingkungan perusahaan, dimana lingkungan
dipandang sebagai situasi yang dapat mempengaruhi arah strategis perusahaan.
Orientasi strategik berbasis pasar dapat menciptakan nilai perusahaan melalui
market power. Market power yang besar dapat dicapai melalui kerjasama yang
intens dengan organisasi lain, sehingga perusahaan memiliki networking luas dan
kuat. Salah satu teori yang berbasis pasar (market based) adalah teori interaksi
sosial (social exchange theory), dalam studi ini difokuskan pada teori yang
dibangun oleh Morgan dan Hunt (1994) yaitu the commitment-trust theory.
Morgan dan Hunt (1994) menjelaskan bahwa kepercayaan merupakan dasar untuk
membangun kerjasama dan komitmen relasional adalah key mediating variable
antara kepercayaan dan kerjasama. Selanjutnya, para ahli pemasaran menyatakan
bahwa luaran (outcomes) dari pemasaran relasional adalah terciptanya nilai-nilai
hubungan jangka panjang (value of lifetime relationship): loyalitas (loyalty),
keeratan hubungan (strong relationship) dan pesan berantai/komunikasi positif
(positive word of mouth communication).
Model teoretikal dasar dalam studi ini dibangun pula atas dasar teori
power-dependence, dimana kekuatan/kekuasaan (power) dan ketergantungan
(dependency) merupakan dasar penting membangun kerjasama antar organisasi
(Alderson, 1958; Dahl, 1956; Emerson, 1968; El-Asyari dan Stern, 1972;
Frazier,1996, 1999, Hermans & Shanahan, 2003; Doherthy dan Quinn, 1999;
Doherthy dan Alexander, 2006). Basis teori ini adalah resources based view, yang
berpandangan bahwa organisasi adalah sekumpulan sumberdaya dan kemampuan
yang merupakan aset strategis bagi organisasi, dimana aset strategis yang dimiliki
perusahaan tersebut diposisikan sebagai sumber kekuatan/kekuasaan (power).
Para ahli ini menjelaskan sumber kekuasaan tersebut akan bermanfaat apabila
dieksekusi saat interaksi (power mode), Power yang menghasilkan suatu yang
fantastis/luar biasa adalah coercive power, meskipun dapat pula menuai konflik.
Oleh karena itu, model teoretikal dalam studi ini memposisikan
kekuatan/kekuasaan memaksa dan perilaku-perilaku positif dalam interaksi
relasional sebagai fondasi untuk membangun kerjasama pemasaran yang intens,
mencapai nilai-nilai hubngan jangka panjang dan hasil-hasil pemasaran strategis.
Jadi, secara teoretis studi ini akan memadukan teori-teori keperilakuan
dalam pemasaran relasional dengan teori-teori yang mendasari konsep-konsep
strategik dalam organisasi bisnis dan pemasaran. Teori-teori dasar yang digunakan
13
dalam studi ini adalah, market based view, social exchange theory (commitment-
trust theory), resources based view dan power-dependence theory.
Berdasarkan kajian teoretis dan empirik dari berbagai studi terdahulu,
maka dikembangkan suatu model teoretikal sebagai berikut:
GAMBAR.1. MODEL TEORETIKAL DASAR
UPAYA MEMBANGUN STRATEGIC MARKETING OUTCOMES
BERBASIS RELATIONSHIP MARKETING DAN POWER MODE
KINERJA PEMASARAN
(MARKETING
PERFORMANCE)
PERILAKU
INTERAKSI RELASIONAL
(RELATIONAL EXCHANGE
BEHAVIOR)
Pada Gambar.1. dapat dijelaskan bahwa power mode (coercive dan non
coercive power) merupakan dasar untuk membangun kerjasama antar organisasi,
dan kerjasama antar organisasi dilandasi oleh perilaku interaksi para pelaku bisnis.
Intensitas kerjasama antar organisasi akan menciptakan nilai-nilai hubungan
jangka panjang. Selanjutnya, nilai-nilai hubungan jangka panjang yang
merupakan (relationship outcomes) tersebut akan menuntun pihak manajemen
untuk membangun sinergitas kerjasama antar organisasi. Sinergitas kerjasama
yang tinggi akan menguatkan posisi perusahaan dalam persaingan, yang pada
akhirnya perusahaan akan mencapai kinerja pemasaran tinggi.
Selanjutnya, untuk menguji dan mengkaji secara empiris model
teoretikal dasar ini, dikembangkan 15 (lima belas) hipotesis yang dituangkan
dalam 2 (dua) model empirik, yaitu:
a. Model empirik pertama, Dampak kekuatan/kekuasaan memaksa dalam
relationship marketing/Upaya membangun Nilai Hubungan Jangka Panjang
(Value of Lifetime Relationship) melalui kerjasama intensif yang dilandasi
oleh perilaku interaksi relasional dan kekuatan/kekuasaan memaksa. Model ini
dibangun untuk menjawab permasalahan: ”Bagaimana mencapai nilai-nilai
hubungan jangka panjang yang dibangun melalui kerjasama intensif
berlandaskan pada perilaku-perilaku positif dalam bekerjasama dan
kekuatan/kekuasaan memaksa?” Berdasarkan kajian teoretik dan empirik,
diturunkan kedalam 9 (sembilan) hipotesis yang menjadi dasar untuk
membangun model empirik I. Hipotesis-hipotesis tersebut, yaitu: 1).H1:
Semakin intens kekuatan/kekuasaan memaksa satu pihak terhadap pihak lain
14
dalam hubungan pemasaran, maka semakin tinggi tingkat kepercayaan pelaku
organisasi yang menjalin kerjasama; 2).H2: Semakin intens
kekuatan/kekuasaan memaksa satu pihak terhadap pihak lain dalam hubungan
pemasaran, maka semakin tinggi komitmen relasional antar organisasi; 3).H3:
Semakin intens kekuatan/kekuasaan memaksa satu pihak terhadap pihak lain
dalam hubungan pemasaran, maka semakin tinggi intensitas kerjasama antar
organisasi; 4).H4: Semakin tinggi tingkat kepercayaan, semakin tinggi
komitmen relasional; 5).H6: Semakin tinggi tingkat kepercayaan, semakin
tinggi intensitas kerjasama antar organisasi; 6)H6: Semakin tinggi komitmen
relasional, maka semakin tinggi intensitas kerjasama antar organisasi; 7)H7:
Semakin tinggi intensitas kerjasama antar organisasi, semakin tinggi loyalitas
pihak yang bekerjasama; 8).H8: Semakin tinggi intensitas kerjasama antar
organisasi, semakin baik pesan berantai positif antar pihak yang bekerjasama;
9).H9: Semakin tinggi intensitas kerjasama, semakin tinggi keeratan hubungan
antar organisasi.
b. Model empirik ke dua, Upaya membangun strategic marketing outcomes
berdasarkan implementasi pemasaran relasional. Model ini dibangun untuk
menjawab permasalahan penelitian: “Bagaimana menciptakan sinergitas
kerjasama, sehingga dapat dihasilkan keunggulan posisional bersaing dan
pada akhirnya dicapai kinerja pemasaran yang tinggi?”. Model empirik ini
dibangun berdasarkan 6 hipotesis, yaitu: 1).H10: Semakin tinggi loyalitas,
maka semakin tinggi sinergitas kerjasama antar organisasi; 2).H11: Semakin
baik pesan berantai positif, maka semakin tinggi sinergitas kerjasama antar
organisasi; 3).H12: Semakin tinggi keeratan hubungan, maka semakin tinggi
sinergitas kerjasama antar organisasi; 4). H13: Semakin tinggi sinergitas
kerjasama, maka semakin tinggi keunggulan posisional bersaing yang dicapai;
5): H14: Semakin tinggi sinergitas kerjasama, maka semakin tinggi kinerja
pemasaran yang dicapai; 6).H15: Semakin tinggi keunggulan posisional
bersaing, maka semakin tinggi kinerja pemasaran yang dicapai.
Responden dalam studi ini adalah para pengambil keputusan yang
mengelola organisasi pariwisata di Indonesia, sebanyak 190 orang. Dipilihnya
industri pariwisata ini karena karakteristiknya sesuai dengan arah studi yaitu
kerjasama pemasaran berbasis relationship marketing dimana bisnis pariwisata
memiliki karakteristik saling-bergantung (interdepency), sehingga kerjasama
menjadi pilihan strategis dalam bisnis ini. Jenis organisasi yang berhasil dijadikan
responden, dapat dikelompokkan menjadi 5 (lima) macam, yaitu: (1) Hospitality
industry yang terdiri dari: hotel, restoran, katering, loundry, (2) Travel
Organization, organisasi yang menangani usaha perjalanan wisata, seperti: Biro
Perjalan Wisata, Agen Travel (Transportasi, dan Ticketing), (3) Tourism
Destination (perusahaan yang mengelola tempat tujuan wisata); (4) Event
Organizer: perusahaan yang menangani ”MICE” (Meeting, Incentives,
Conferences, Event); (5) Perusahaan-perusahan yang memproduksi/pedagang
cenderamata, dan pusat perbelanjaan.
15
Berdasarkan hasil uji statistik, berupa: pengujian instrumen, asumsi-
asumsi SEM: uji normalitas, outliers, residual, multikolenieritas, uji confirmatory,
uji kesesuaian full model (fit-model) dan uji hipotesis, maka disimpulkan bahwa
model yang didesain dalam studi ini dapat digunakan dalam penelitian, indikator-
indikator yang digunakan valid dan reliabel dan keseluruhan model empirik
memenuhi persyaratan Goodness of fit. Hasil analisis dan temuan studi pada setiap
model empirik dalam studi ini, yaitu:
1. Hasil dan analisis model empirik I, yaitu: (1).Kekuatan memaksa terbukti
tidak signifikan mempengaruhi kepercayaan β=0,062, signifikan dan positif
memepengaruhi komitmen relasional β=0,187, signifikan dan positif
memepengaruhi intensitas kerjasama β=0,250; (2) Kepercayaan signifikan dan
positif mempengaruhi komitmen relasional β=0,521, signifikan dan positif
mempengaruhi kerjasama β=319; (3) Komitmen relasional signifikan dan
positif mempengaruhi kerjasama β=0,267.; (4) Intensitas kerjasama antar
organisasi berdampak positif dan signifikan terhadap loyalitas (β=0,630),
keeratan hubungan (β=0,614), dan pesan berantai positif (β=547). Untuk Nilai
R2 (R Square) dalam model empirik I ini, komitmen relasional R2= 0,32;
kerjasama R2= 0,37; Nilai R2 untuk loyalitas 0,40; keeratan hubungan R2=
0,38 dan untuk pesan berantai positif R2=0,30.
Dari kajian statistik dan temuan-temuan penelitian, diketahui bahwa
kekuatan/kekusaan menuntut untuk mematuhi direspon lebih baik dibanding
untuk merubah sesuatu, namun secara keseluruhan kekuatan/kekuasaan
memaksa tersebut tidaklah merusak dan juga tidak menguatkan kepercayaan,
menguatkan komitmen relasional dan dapat mengendalikan intensitas
kerjasama antar organisasi. Meskipun kekuatan memaksa digunakan oleh
rekanan dalam hubungan pemasaran bisnis pariwisata ini tidaklah terbukti
akan merusak nilai-nilai hubungan jangka panjang. Hal ini terbukti dari nilai
total efek pengaruh kekuatan memaksa terhadap loyalitas, keeratan hubungan
dan pesan berantai positif adalah positif dan menjadi lebih tinggi karena
adanya pengaruh tidak langsung dari kekuatan/kekuasaan memaksa.
Hasil kajian model empirik ini, menjelaskan bahwa untuk membangun
loyalitas, keeratan hubungan dan pesan berantai positif (variabel-variabel nilai
hubungan jangka panjang) yang paling dominan adalah alur langsung yaitu
melalui intensitas kerjasama, alur tidak langsungnya adalah kepercayaan-
komitmen relasional-kerjasama. Alur tidak langsung berikutnya adalah
kekuatan memaksa-komitmen relasional-dan kerjasama.
Kontradiksi teoretik maupun empirik dapat dipersempit melalui:
memposisikan kekuatan memaksa dan kepercayaan sebagai basis (relationship
bases) membangun komitmen relasional dan menjalin kerjasama. Kekuatan
memaksa adalah pengendali agar kerjasama antar organisasi dapat berjalan
sesuai dengan kesepakatan yang telah ditetapkan. Semakin Intensnya
kerjasama dalam hubungan pemasaran adalah upaya merajut (crafting)
kesetiaan, keeratan hubungan, dan komunikasi (pesan berantai) positif antar
organisasi. Jadi, kekuatan memaksa (coercive power) dan kepercayaan (trust)
16
adalah dua hal yang berkedudukan sama dalam interaksi relasional. Oleh
karena itu, dalam menjalin hubungan kerjasama pemasaran, pendekatan
Resources Based Theory dan Market Based Theory dapat digunakan secara
bersamaan dalam menbangun kerjasama pemasaran antar organisasi
2. Hasil analisis model empirik II
Hasil pengujian dan analisis model empirik II, yaitu: (1)Sinergitas
kerjasama signifikan dipengaruhi oleh Loyalitas (β=0,331), Keeratan
hubungan (β=0,399), Pesan berantai positif (β=0,208); (2)Sinergitas
kerjasama berdampak positif pada keunggulan posisional bersaing (β=0,563)
dan kinerja pemasaran (β=0,441); (3)Keunggulan posisional bersaing
berdampak positif pada kinerja pemasaran (β=0,211). Nilai R2 (R Square)
untuk sinergitas kerjasama 0,61; keunggulan posisional bersaing nilai
R2=0,32, dan kinerja pemasaran nilai R2=0,34.
Jadi, kesimpulan studi ini bahwa semakin tinggi loyalitas, keeratan
hubungan dan pesan berantai positif antar organisasi akan berdampak tinggi
pada sinergitas kerjasama yang dicapai. Selanjutnya, kinerja pemasaran akan
semakin tinggi apabila perusahaan dapat mencapai keunggulan posisional
bersaing dan sinergitas kerjasama. Sinergitas kerjasama adalah kondisi yang
harus dicapai oleh perusahaan, apabila perusahaan menghendaki pencapaian
keunggulan posisional bersaing dari aktivitas inter-firm relationship
marketing ini, akhirnya kinerja pemasaran optimal dan selalu meningkat.
Secara keseluruhan interaksi antar variabel-variabel yang diujikan dalam
studi dapat dijelaskan bahwa: Untuk membangun strategic marketing outcomes,
dengan cara membangun kerjasama intens yang didasari pada konsep relationship
marketing. Oleh karena itu, hasil studi ini membuktikan bahwa bersaing dalam
kerjasama atau kerjasama dalam persaingan adalah pilihan strategis untuk
memperoleh sinergitas kerjasama, keunggulan posisional bersaing dan mencapai
kinerja pemasaran yang tinggi. Studi ini menyimpulkan Market based views dan
resources based views bukan pandangan teoretis yang harus dipertentangkan
dalam hubungan antar organisasi (inter-firm relationship), karena justru dengan
diintegrasikan akan diperoleh hasil (outcomes) yang lebih baik. Integrasi dari
temuan-temuan studi empiris yang berpedoman pada kajian-kajian teoretis dan
hasil pengujian empiris dalam studi ini tertera pada Gambar.2, berikut ini.
17
GAMBAR.2.
MODEL TEORETIKAL MEMBANGUN STRATEGIC MARKETING OUTCOMES
BERBASIS RELATIONSHIP MARKETING dan POWER MODE
(INTER-FIRM RELATIONSHIP MARKETING MODELS )
PESAN
KOMITMEN SIN ERGITAS
KERJASAMA BERAN TAI
POWER MO DE RELASIONAL KERJASAMA
POSITIF
KEK UATAN
MEMAKSA KEUNGGU LAN
KEERATAN
POSISIONAL
HUBUNGAN BERSAIN G
18
Untuk membangun intensitas kerjasama yang dapat mencapai hasil-hasil
strategis tidaklah cukup hanya didasarkan pada kepentingan kedua belah pihak
saja tetapi perlu dilandasi dengan saling percaya (kepercayaan), yaitu:
a).Mengembangkan kejujuran dalam bertransaksi; b).Menepati setiap
janji/kontrak kerjasama; c).Berlaku adil dengan setiap rekanan bisnis;
d).Memberikan hak secara proporsional dengan rekan bisnis; e).Selalu akurat dan
tepat dalam menghitung transaksi; dan f).Tidak menuntut banyak persyaratan
yang akhirnya menyulitkan rekan bisnis dan keberlangsungan kerjasama .
Kemudian untuk mengendalikan kerjasama tersebut dibutuhkan
kekuatan/kekuasan memaksa untuk membuat rekanan patuh dan taat terhadap
persyaratan dan responsif terhadap perubahan sehingga mau merubah diri agar
kerjasama tersebut dapat memperoleh hasil yang optimal. Pelaku bisnis dalam
industri pariwisata ini, perlu menjaga komitmen relasional dalam proses
berlangsungnya kerjasama. Orientasi pada: hubungan harmonis, hubungan jangka
panjang (long-term relationship), upaya membangun hubungan yang kuat,
mematuhi konsensus, tidak mudah untuk mengganti rekanan, selalu berkehendak
untuk memperoleh hasil optimal atas kerjasama yang dilakukan, dan tidak hanya
bertindak untuk kepentingan sepihak saja, adalah modal dasar untuk
mengembangkan kerjasama yang intens dalam bisnis pariwisata ini.
Hubungan pemasaran harus diarahkan untuk mencapai kesetiaan,
keeratan hubungan dan komunikasi positif (pesan berantai positif) sehingga
jalinan hubungan antar organisasi bersifat jangka panjang. Selalu berupaya untuk
mengendalikan kerjasama sehingga diperoleh sinergitas dari kerjasama tersebut.
Pengendalian dilakukan dengan cara melibatkan terus menerus rekanan pada
transaksi yang sesuai dengan kompetensi rekanan. Sehingga diperoleh hasil yang
lebih banyak, besar, efektif, efisien dan produktif. Perusahaan harus memahami
posisi perusahaan dalam persaingan dan selanjutnya dapat menentukan langkah-
langkah strategis dari kondisi tersebut. Pengetahuan perusahaan terhadap posisi
dalam persaingan akan memudahkan manajemen untuk mengambil keputusan
strategis, terutama untuk menghadapi persaingan dan melayani konsumen akhir.
Para pelaku bisnis dalam industri pariwisata perlu meyakini bahwa kerjasama
akan menghasilkan kinerja pemasaran yang optimal. Kerjasama antar organisasi
akan mengoptimalkan: penggunaan sumberdaya/asset strategis berujud maupun
tidak berujud (social capital, intelectual capital) dan kapabilitas perusahaan,
sehingga pengelolaan usaha akan lebih efektif dan efisien. Pengelolaan optimal
diharapkan dapat mempertinggi kinerja pemasaran yang diperoleh dari hubungan
antar organisasi.
Selanjutnya, implementasi strategis pada level kebijakan publik yang
perlu dikembangkan dalam hubungan kerjasama pemasaran antar organisasi
pariwisata di Indonesia melalui pengembangan pola hubungan yang saling
menguntungkan dan terkoordinir. Caranya adalah dengan membuat grand strategy
pengembangan industri pariwisata dalam cakupan ”negara/state” dan atau wilayah
berbasis pada budaya, sumberdaya dan kapabilitas masing-masing daerah (Grand
Tourism Strategy Based on Local Resources and cultures”. Oleh karena itu, perlu
dibentuk koordinator pariwisata (tourism coordinator), yang berfungsi untuk
19
mengkoordinir perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam aktivitas
kepariwisataan: hospitality industry, tourism destination, travel/tour agency,
penyelenggara (”MICE”: Meeting, Incentives, Conference, and Even) dan
organisasi lain yang terlibat. Adanya organisasi yang mengkoordinir tidak hanya
untuk optimalisasi capaian ekonomis, tetapi untuk menjaga harmonisasi hubungan
dan membangun kekuatan perusahaan yang mengelola pariwisata. Hal ini menjadi
penting, karena bila tidak terjaga dan terbangunnya kekuatan yang seimbang akan
mengakibatkan lambatnya akselerasi tumbuh-kembangnya organisasi pariwisata
di Indonesia, mengingat sifat industri ini adalah interdependence. Sebagaimana
sifat interdependency, satu pihak tidak dapat berjalan tanpa pihak lain, sehingga
jika masing-masing pihak yang bekerjasama memiliki kekuatan, maka integrasi
berbagai kekuatan tersebut adalah modal sosial (social capital) untuk memperoleh
sinergitas kerjasama, mencapai keunggulan posisional bersaing dan mempertinggi
kinerja pemasaran. Namun jika kekuatan/kekuasaan tersebut tidak terkendali
maka akan terjadi ketidak seimbangan kekuatan (imbalance power) dan akibatnya
perusahaan-perusahaan pariwisata yang memiliki sumberdaya dan kompetensi
relatif lemah akan menjadi semakin melemah bahkan ”gulung tikar”.
Oleh karena itu, studi ini merekomendasikan, untuk membangun pola
hubungan bisnis pariwisata di Indonesia seperti tertera pada Gambar 3. berikut ini.
GAMBAR. 3.
POLA HUBUNGAN ANTARA PERUSAHAAN DALAM INDUSTRI
PARIWISATA DI INDONESIA
PERUSAHAAN
AKOMODASI
PERUSAHAAN-PERUSAHAAN
LAINNYA (HANDICRAFT,
PERDAGANGAN)
20
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PENGESAHAN dan PERSETUJUAN ii
HALAMAN TIM PENGUJI UJIAN PROMOSI iii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH iv
KATA PENGANTAR v
HALAMAN PERSEMBAHAN ix
ABSTRAK x
ABSTRACT xi
INTISARI xii
SUMARY xx
DAFTAR ISI xxvii
DAFTAR ISTILAH xxxiii
DAFTAR SINGKATAN xxxv
DAFTAR TABEL xxxvi
DAFTAR GAMBAR xxxix
DAFTAR LAMPIRAN xlvi
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Pengantar.............................................................................. 1
1.2. Latar Belakang Masalah ..................................................... 2
1.3. Fenomena Industri Pariwisata di Indonesia.......................... 7
1.4. Research Gap........................................................................ 16
1.5. Masalah ............................................................................... 26
1.6. Masalah Penelitian. .............................................................. 27
1.7. Pertanyaan Penelitian ........................................................... 28
1.8. Pengembangan Model Teoretik dan Proposisi .................... 29
1.9. Isu Penelitian dan Hipotesis ............................................... 31
1.10. Orisinilitas ......................................................................... 33
1.11. Tujuan Penelitian ............................................................... 36
1.12. Manfaat Penelitian............................................................. 38
1.13.Justifikasi Penelitian .......................................................... 39
1.14.Sistematika Penulisan Disertasi ......................................... 45
BAB II. TELAAH PUSTAKA dan PENGEMBANGAN MODEL
TEORETIKALDASAR DAN EMPIRIKAL
2.1. Pengantar............................................................................ 46
2.2. Proposisi dan Pengembangan Model Teoretikal Dasar..... 48
2.2.1. Kekuatan/Kekuasaan (Power)..................................... 48
2.2.2. Kekuatan/Kekuasaan Memaksa (Coercive Power) 57
PROPOSISI SATU...................................................... 68
2.2.3. Sinergitas Kerjasama dan Nilai Hubungan Jangka 69
Panjang ......... ............................. .............................
2.2.3.1. Pemasaran Relasional (Relationship Marketing). 70
21
2.2.3.2. Sinergitas Kerjasama .......... ................................... 78
2.2.3.3. Nilai Hubungan Jangka Panjang (Value of Lifetime
Relationship) ............... ......... ......... ...................... 83
2.2.3.3.1.Loyalitas (Loyalty) ........ ... ... .................... 90
2.2.3.3.2. Pesan Berantai Positif (Positive WoM) 91
2.2.3.3.3. Keeratan Hubungan (Strong Relationship) 93
2.2.3.4. Kerjasama (Cooperation) ...... ..... ..... ..... ..... ....... 94
2.2.3.5. Perilaku Interaksi Relasional (Relational 97
ExchangeBehavior) ..... ..... ..... ..... ..... ..... ..... ......
2.2.3.5.1. Kepercayaan (Trust) .................... 98
2.2.3.5.2. Komitmen Relasional (Relational Commitment) . 100
PROPOSISI DUA .............................................................. 103
2.2.4. Hasil-Hasil Pemasaran Strategik (Strategic Marketing
106
Outcomes)
2.2.4.1. Kinerja Pemasaran (Marketing Performance) ......... 106
2.2.4.2. Keunggulan Posisional Bersaing (Competitive
Positional Advantages) ................................................... 114
2.2.4.3. Sinergitas Kerjasama (Cooperation Synergy) ............... 114
PROPOSISI TIGA .................................................... 115
2.2.5. Model Teoretikal Dasar (Grand Theoretical Model) ... 116
2.3.. Pengembangan Hipotesis dan Model Penelitian Empirik .... 118
2.3.1. Model Empirik I (Dampak Kekuatan Memaksa terhadap
Kepercayaan, Komitmen Relasional, Kerjasama dan
konsekuensinya pada Loyalitas, Keeratan Hubungan dan
Pesan Berantai Positif) ....................................................... 120
Kepercayaan (Trust) .......................................................... 121
Kekuatan Memaksa (Coercive Power) 124
..............................
Kekuatan Memaksa dan Kepercayaan (Hipotesis 1) 126
Komitmen Relasional ................................ 129
Kekuatan Memaksa dan Komitmen Relasional 130
(Hipotesis2) .................................................... ................
Kerjasama ........................................................ 133
Kekuatan Memaksa dan Kerjasama (Hipotesis 3) .... 135
Kepercayaan dan Komitmen Relasional (Hipotesis 4) 138
Kepercayaan dan Kerjasama (Hipotesis 5) ............... 140
Halaman
22
Komitmen Relasional dan Kerjasama (Hipotesis 6) .. 142
Nilai Hubungan Jangka Panjang ......................... 142
Loyalitas ......................................................................... 145
Hubungan Kerjasama dan Loyalitas (Hipotesis 7 ..... 146
Hubungan Kerjasama dan Pesan Berantai (Hipotesis 8. 147
Hubungan Kerjasama dan Keeratan Hubungan (Hipotesis 9 147
2.3.3. Model Empirik II (Dampak Implementasi Pemasaran 149
Relasional terhadap Strtegic Marketing Outcomes) ......
Nilai Hubungan Jangka Panjang dan Sinergitas .................. 152
Hubungan Loyalitas dan Sinergitas... (Hipotesis 10)....... 152
Hubungan Pesan Berantai ..dan Sinergitas..(Hipotesis 11) 153
Hubungan Keeratan Hubungan dan Sinergitas(Hipotesis 12) 154
Hubungan Sinergitas Kerjasama dan Keunggulan Posisional
Bersaing (Hipotesis 13) ......................................................... 156
Hubungan Sinergitas Kerjasama dan Kinerja Pemasaran 158
(Hipotesis 14) ...........................................................................
Hubungan Keunggulan Posisional Bersaing dan Kinerja
Pemasaran (Hipotesis 15) ....................................................... 159
BAB III. METODA PENELITIAN
3.1. Pengantar............................................................................... 164
3.2. Jenis Penelitian ...................................................................... 165
3.3. Populasi, Sampel dan Objek Penelitian ................................ 165
3.3.1 Populasi ........................................................................... 165
3.4.2. Teknik Sampling dan Ukuran Sampel .............. ............. 170
3.4.3 Teknik Pengumpulan Data.............. .............. .............. .. 173
3.4. Pengukuran Variabel dan Indikator Penelitian ...................... 175
3.4.1. Pengukuran Variabel ....................................................... 175
3.4.2. Definisi dan Indikator Penelitian 178
1. Indikator-Variabel KEKUATAN/KEKUASAAN 178
MEMAKSA (COERCIVE POWER)...........................
2. Indikator-Variabel KEPECAYAAN (TRUST)............ 181
3. Indikator-Variabel KOMITMEN RELASIONAL
(RELATIONAL COMMITMENT)................................ 183
4. Indikator-Variabel KERJASAMA (COOPERATION) . 185
5. Indikator-Variabel LOYALITAS (LOYALTY)........... 187
6. Indikator-Variabel PESAN BERANTAI POSITIF
(POSITIVE WORD OF MOUTH) …………………... 189
Halaman
23
7. Indikator-Variabel KEERATAN HUBUNGAN
(STRONG RELATIONSHIP) ……………………… 191
8. Indikator-Variabel SINERGITAS KERJASAMA
(COOPERATION SYNERGY) ……………………… 192
9. Indikator-Variabel KEUNGGULAN POSISIONAL
BERSAING (COMPETITIVE POSITIONAL 194
ADVANTAGES) ………………………………………..
10. Indikator-Variabel KINERJA PEMASARAN
(MARKETING PERFORMANCE) ………………......... 196
3.5. Sumber Dan Jenis Data.......... ……….............................,...... 202
3.5.1. Data Primer ................................................................. 202
3.5.2. Data Sekunder ...... ………......................................... 202
3.6. Teknik Analisis Data. ............................................................. 202
3.6.1. Tahapan-Tahapan dalam Pengolahan dalam SEM ..... 203
3.6.2. Pengujian Instrumen ................................................. 211
1. Uji Validitas ....................................................... 211
2. Uji Reliabilitas .................................................... 211
3. Uji Asumsi SEM .................................................. 212
BAB IV. ANALISIS DATA
4.1. Pengantar................................................................................ 214
4.2. Deskripsi Responden .............................................................. 215
4.2.1. Distribusi Lokasi Responden ..................................... 215
4.2.2. Status dan Jenis Kelamin Responden ........................ 217
4.2.3. Jenis Organisasi Perusahaan........................................ 218
4.2.4. Deskripsi Hubungan Pemasaran Antar Organisasi 220
4.3. Deskripsi Variabel................................................................. 228
ANGKA INDEKS ................................................. 228
4.3.1. Deskripsi Variabel Kepercayaan ........................... 231
4.3.2. Deskripsi Variabel Komitmen Relasional ............ 234
4.3.3. Deskripsi Variabel Kerjasama .............................. 237
4.3.4. Deskripsi Variabel Kekuatan/Kekuasan Memaksa 241
4.3.5. Variabel-Variabel Nilai Hubungan Jangka panjang 250
4.3.5.1. Deskripsi Variabel Loyalitas Pelaku Organisasi 250
4.3.5.2. Deskripsi Variabel Pesan Berantai Positif ........ 253
4.3.5.3. Deskripsi Variabel. Keeratan Hubungan .... 255
4.3.6. Deskripsi Variabel Sinergitas Kerjasama ........... 258
4.3.7. Deskripsi Variabel Keunggulan Posisional Bersaing 261
4.3.8. Deskripsi Variabel Kinerja Pemasaran ................ 264
4.4. Proses Analsis Data .............................................................. 267
4.5. Hasil Analsis Data ................................................................ 268
4.5.1. Uji Asumsi Structural Equation Modeling ........................ 268
4.5.1.1. Evaluasi Normalitas Data ..................................... 268
4.5.1.2. Evaluasi Outliers .................................................. 271
Halaman
24
a. Univariate Outliers ............................................ 271
b. Multivariate Outliers …………………………. 274
4.5.1.3. Evaluasi Multikolinieritas .................................... 275
4.5.1.4. Pengujian Residual .............................................. 275
4.5.2. Uji Instrumen Penelitian ................................................... 276
4.5.2.1. Uji Validitas 276
……………………..……………...
4.5.2.2. Uji Reliabilitas ………………...……………….. 276
4.5.3.Analisis Faktor Konfirmatori (Confirmatory Factor
Analysis) …………………………………………..………. 279
4.5.3.1. Analisis Faktor Konfirmatori (Confirmatory
Factor Analysis) Variabel Exogen dan Endogen
Empirik I ...... 279
a. Analisis factor konfirmatory Eksogen -
Kekuatan Memaksa (Coercive Power) ………. 279
b. Analisis Faktor Konfirmatori Variabel 286
Endogen Model Empirik I .................................
4.5.3.3. Analisis Faktor Konfirmatori Variabel Eksogen 288
dan Endogen Model Empirik II ........................
a. Analisis Faktor Konfirmatori Variabel
Eksogen Model Empirik II... ............................ 288
b. Analisis Faktor Konfirmatori Variabel
Endogen Model Empirik II.. ............................ 290
4.5.4. Analisis Fit-Model (Full Model Analysis) ……………….. 292
4.5.4.1. Full Model Empirik I (FIT-MODEL-I) ………... 292
4.5.4.2. Full Model Empirik II (FIT-MODEL II) ………. 296
4.5.5. Pengujian Hipotesis ……………….……………….................. 299
4.5.5.1. Pengujian Hipotesis Model Empirik I ............... 301
1. Pengujian Hipotesis 1 ................................ 301
2. Pengujian Hipotesis 2 .................................... 306
3. Pengujian Hipotesis 3 ...................................... 308
4. Pengujian Hipotesis 4 ...................................... 310
5. Pengujian Hipotesis 5 ...................................... 311
6. Pengujian Hipotesis 6 ..................................... 312
1. Pengujian Hipotesis 7 ..................................... 313
2. Pengujian Hipotesis 8 ...................................... 314
3. Pengujian Hipotesis 9 ...................................... 315
4.5.5.3. Pengujian Hipotesis Model Empirik II ............... 327
1. Pengujian Hipotesis 10..................................... 327
2. Pengujian Hipotesis 11..................................... 328
3. Pengujian Hipotesis 12..................................... 329
4. Pengujian Hipotesis 13 330
5. Pengujian Hipotesis 14 .................................... 331
6. Pengujian Hipotesis 15 .................................... 332
25
Halaman
26
DAFTAR LAMPIRAN
27
DAFTAR ISTILAH
28
Relationship : Pemasaran Relasional, Hubungan pemasaran yang
Marketing berorientasi pada harmonisasi hubungan dan bersifat
jangka panjang.
Relationship : Luaran-luaran yang diperoleh dari hubungan antar
Outcomes organisasi.
Relationship : Kualitas Relasional, derajat kualitas hubungan saat
Quality interaksi berlangsung.
Resources Based : Pandangan teoretis untuk membangun/mengembangkan
Views organisasi berbasis sumberdaya dan kapabilitas yang
dimiliki oleh organisasi/ perusahaan.
Social Capital : Modal Sosial, Kekayaan perusahaan yang tidak berujud
diperoleh dari kompetensi, kecerdasan, pengalaman,
pengetahuan maupun penguasaan sni, dan teknologi.
Social Exchange : Teori Interaksi/pertukaran Sosial. Teori-teori yang
Theory dibangun berdasarkan interaksi antar manusia yang
berkaitan dengan hubungan pemenuhan kebutuhan dan
keinginan manusia.
Strategic : Luaran-luaran pemasaran strategic. Luaran-luaran
Marketing strategis yang diperoleh perusahaan/organisasi karena
Outcomes melakukan aktivitas-aktivitas pemasaran strategis.
Strategic : Luaran-Luaran strategis yang diperoleh adari aktivitas-
Outcomes aktivitas organisasi yang strategic.
Strong : Keeratan Hubungan antar organisasi yang menjalin
Relationship kerjasama jangka panjang.
Sustainable long- : Hubungan berkesinambungan yang menjadikan
term Relationship organisasi mampu tumbuh-berkembang karena hubungan
tersebut.
The Commitment : Teori Kepercayaan dan Komitmen. Teori yang dibangun
Trust Theory oleh Morgan and Hunt (1994) untuk menjelaskan
perilaku-perilaku pelaku organisasi dalam relationship
marketing.
Tourism : Tempat Tjuan Wisata. Objek-objek tujuan wisata yang
Destination dapat dipilih oleh seseorang baik bersifat nature (ciptaan
Tuhan) maupun Cciptaan manusia (budaya, atraksi,
kesenian, dll)
Travel : Organisasi Perjalanan Wisata. Organisasi perjalanan
Organization wisata, yang merancang dan mengimplementasikan
paket-paket wisata.
Travel/Tour : Agen Perjalanan Wisata, yang melayani perjalan
Agency individual, grup baik dalam maupun luar negeri,
penjualan tiket (transortasi), atau paket wisata.
29
DAFTAR SINGKATAN
Kerma : Kerjasama
Loy : Loyalitas
MICE : Meeting-Incentives-Conference-Event
Percaya : Kepercayaan
Siner : Sinergitas
30
DAFTAR TABEL
Halaman
TABEL : 1.1. KELOMPOK DAN JUMLAH USAHA PARIWISATA 10
DI INDONESIA
TABEL : 1.2. PERBANDINGAN KUNJUNGAN WISMAN 2007-2008 13
TABEL : 1.3. RESERACH GAP – POWER DALAM RELATIONSHIP
MARKETING DAN HASIL-HASIL PEMASARAN
STRATEGIK.... ...................................... ......................... 23
TABEL : 1.4. ISU KONSEP DAN PENGEMBANGAN PROPOSISI..... 29
TABEL : 2.1. TIPE-TIPE DASAR DAN KONSEPTUAL POWER . 54
TABEL : 2.2. KAJIAN-KAJIAN TENTANG DAMPAK POWER... 61
TABEL : 3.1. NAMA DAN NOTASI VARIABEL 176
TABEL : 3.2. VARIABEL DEFINISI KONSEPTUAL DAN 196
OPERASIONAL ...................................... .........................
TABEL : 3.3. KRITERIA PENGUJIAN GOODNESS OF FIT ............. 208
TABEL : 4.1. DISTRIBUSI LOKASI RESPONDEN ............................. 214
TABEL : 4.2. IDENTIFIKASI JENIS KELAMIN RESPONDEN .......... 215
TABEL : 4.3. JENIS ORGANISASI-PERUSAHAAN ......................... 217
TABEL : 4.4. ORGANISASI YANG MENJALIN HUBUNGAN ....... 219
TABEL : 4.5. POLA KERJASAMA .................................................. 221
TABEL : 4.6. TINGKAT KEPENTINGAN REKAN KERJASAMA...... 222
TABEL : 4.7. POSISI KEKUATAN REKAN KERJASAMA ................ 225
TABEL : 4.8. KRITERIA INTERPRETASI ANGKA INDEKS............. 228
TABEL : 4.9. NILAI INDEKS KEPERCAYAAN (TRUST) .................. 229
TABEL : 4.10. INTERPRETASI NILAI INDEKS-KEPERCAYAAN...... 230
TABEL : 4.11. NILAI INDEKS KOMITMEN RELASIONAL ................. 232
TABEL : 4.12. INTERPRESTASI NILAI INDEKS KOMITMEN 233
RELASIONAL ...................................................................
TABEL : 4.13. NILAI INDEKS KERJASAMA ....................................... . 235
TABEL : 4.14. INTERPRETASI NILAI INDEKS KERJASAMA dan 237
TEMUAN-TEMUAN PENELITIAN ...............................
Halaman
TABEL : 4.15. NILAI INDEKS KEKUATAN MEMAKSA .................... 415
31
TABEL : 4.16. DESKRIPSI PENGGUNAAN KEKUATAN MEMAKSA
DALAM KERJASAMA ..................................................... 243
TABEL : 4.17. INTERPRETASI NILAI INDEKS VARIABEL
KEKUATAN/ KEKUASAAN MEMAKSA DAN
TEMUAN-TEMUAN PENELITIAN 246
..............................
TABEL : 4.18. NILAI INDEKS LOYALITAS ......................................... 249
TABEL : 4.19. INTERPRETASI NILAI INDEKS – LOYALITAS ........ 250
TABEL : 4.20. NILAI INDEKS PESAN BERANTAI POSITIF ............. 251
TABEL : 4.21. INTERPRETASI NILAI INDEKS – PESAN BERANTAI 252
POSITIF...
TABEL : 4.22. NILAI INDEKS KEERATAN HUBUNGAN ................. 253
TABEL : 4.23. INTERPRETASI NILAI INDEKS – KEERATAN 254
HUBUNGAN ....................................................................
TABEL : 4.24. NILAI INDEKS SINERGITAS KERJASAMA ................ 256
TABEL : 4.25. INTERPRETASI NILAI INDEKS – KEERATAN
HUBUNGAN ..................................................................... 257
TABEL : 4.26. NILAI INDEKS KEUNGGULAN POSISIONAL
BERSAING ................. .......... .......... .......... .......... ....... 259
TABEL : 4.27. INTERPRETASI NILAI INDEKS – KEUNGGULAN
POSISIONAL BERSAING..... ........... ........... ........... 260
TABEL : 4.28. NILAI INDEKS KINERJA PEMASARAN ...................... 262
TABEL : 4.29. INTERPRETASI NILAI INDEKS – KINERJA
PEMASARAN ... ........... ........... ........... ........... ........... ... 263
TABEL : 4.30. UJI NORMALITAS DATA EMPIRIK I ........................... 267
TABEL : 4.31. UJI NORMALITAS DATA EMPIRIK II ......................... 268
TABEL : 4.32. UNIVARIATE OUTLIERS MODEL EMPIRIK I …….. 270
TABEL : 4.33. DESKRIPSI STATISTIK-UNIVARIATE OUTLIERS
MODEL EMPIRIK II …………….….............................. 271
TABEL : 4.34. HASIL OLAH UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS . 275
32
Halaman
TABEL : 4.35. STANDARDIZED REGRESSION WEIGHT (LOADING
FACTOR) DAN PENGUKURAN MODEL VARIABEL
KEKUATAN MEMAKSA ………… 278
TABEL : 4.35a. NILAI LOADING FAKTOR KEKUATAN MEMAKSA
(Regression Weights) ................................... 278
TABEL : 4.35b. Squared Multiple Correlations .......................................... 279
TABEL : 4.35c. STANDARDIZED REGRESSION WEIGHT dan REGRESSION
WEIGHT KEKUATAN MEMAKSA KOMPOSITE...................... 281
TABEL : 4.36. STANDARDIZED REGRESSION WEIGHT
MEASUREMENT MODEL KEPERCAYAAN, KOMITMEN
RELASIONAL, KERJASAMA, LOYALITAS, PESAN
BERANTAI, KEERATAN HUBUNGAN ……………….. 285
TABEL : 4.37. STANDARDIZED REGRESSION WEIGHT (LOADING
FACTOR) MEASUREMENT MODEL II : 287
TABEL : 4.38. STANDARDIZED REGRESSION WEIGHT (LOADING
FACTOR) MEASUREMENT MODEL _II VARIABEL-
ENDOGEN …………………. 289
TABEL : 4.39. STANDARDIZED REGRESSION WEIGHT
MEASUREMENT MODEL _FULL MODEL I 292
TABEL : 4.40. INDEKS PENGUJIAN KELAYAKAN STRUCTURAL
EQUATION MODEL _ MODEL EMPIRIK I ……… 293
TABEL : 4.41. STANDARDIZED REGRESSION WEIGHT (LOADING
FACTOR) MEASUREMENT MODEL _FULL MODEL 295
EMPIRIK II ………….
TABEL : 4.42. INDEKS PENGUJIAN KELAYAKAN SEM-MODEL
EMPIRIK II 296
TABEL : 4.43. RANGKUMAN ANALISIS UJI - SIGNIFIKANSI
HIPOTESIS PENELITIAN MODEL EMPIRIK I ....... 314
TABEL : 4.44. RANGKUMAN ANALISIS (UJI HIPOTESIS ) PENELITIAN
- MODEL EMPIRIK II ............................. 331
TABEL : 4.45. PENGARUH LANSGUNG, TIDAK LANGSUNG DAN
TOTAL: MODEL EMPIRIK I ...................................... 340
TABEL : 4.46. PENGARUH LANSGUNG, TIDAK LANGSUNG DAN
TOTAL-MODEL EMPIRIK II ......................................... 352
TABEL : 4.47. PERBEDAAN APRESIASI RESPONDEN BERDASARKAN
GENDER DALAM KERJASAMA PEMASARAN ......... 357
33
DAFTAR GAMBAR
Halaman
GAMBAR : 1.1. ALUR KAJIAN BAB 1 ......................................... 1
GAMBAR : 1.2. BENTUK DAN ARAH HUBUNGAN STRATEGI
BISNIS PARIWISATA.. ....................................... 8
GAMBAR : 1.3. MODEL TEORETIKAL DASAR........................... 28
GAMBAR : 2.1. ALUR KAJIAN BAB II ......................................... 46
GAMBAR : 2.2. HUBUNGAN SUMBERDAYA DAN
KEKUATAN DALAM ORGANISASI................. 52
GAMBAR : 2.3. POWER MODE DAN OUTCOMES OF POWER 60
GAMBAR : 2.4. KEKUATAN/KEKUASAAN DALAM
KERJASAMA ANTAR ORGANISASI.................. 65
GAMBAR : 2.5. PROPOSISI SATU ................................................. 67
GAMBAR : 2.6. STAKEHOLDERS DALAM INDUSTRI
PARIWISATA......................................................... 75
GAMBAR : 2.7. SINERGI KERJASAMA DALAM HUBUNGAN
ANTAR ORGANISASI ........................................ 81
GAMBAR : 2.8. COMPLEX RETURN ON RELATIONSHIP
MARKETING MODEL ......................................... 86
GAMBAR : 2.9. PROPOSISI DUA ................................................... 103
GAMBAR : 2.10. BENTUK ARAH HUBUNGAN PARIWISATA ... 108
GAMBAR : 2.11. PROPOSISI TIGA ................................................ 114
GAMBAR : 2.12. MODEL TEORETIKAL DASAR ........................ 115
GAMBAR : 2.13. MODEL KEPERCAYAAN DAN KOMITMEN
RELASIONAL ....... ........................ ..................... 122
GAMBAR : 2.14. MODEL EMPIRIK I – (DAMPAK KEKUATAN
MEMAKSA DALAM PEMASARAN
RELASIONAL..) ..................................................... 147
GAMBAR : 2.15. MODEL EMPIRIK II (DAMPAK IMPLEMEN-
TASI PEMASARAN RELASIONAL TERHADAP
STRATEGIC MARKETING OUTCOMES).......... 160
Halaman
34
GAMBAR : 3.2. LINGKUP INDUSTRI PARIWISATA DI
INDONESIA.......................................................... 164
GAMBAR : 3.3. INDIKATOR - KEKUATAN MEMAKSA
(COERCIVE POWER) ......................................... 179
GAMBAR : 3.4. INDIKATOR - KEPERCAYAAN (TRUST) ....... 181
GAMBAR : 3.5. INDIKATOR - KOMITMEN RELASIONAL
(RELATIONAL COMMITMENT) ......................... 183
GAMBAR : 3.6. INDIKATOR - KERJASAMA 185
(COOPERATION) .................. .................. ...........
GAMBAR : 3.7. INDIKATOR - LOYALITAS (LOYALTY) .......... 187
GAMBAR : 3.8. INDIKATOR - PESAN BERANTAI POSITIF
(POSITIVE WORD OF MOUTH) ………………. 189
GAMBAR : 3.9. INDIKATOR - KEERATAN HUBUNGAN
(STRONG RELATIONSHIP) .............................. 191
GAMBAR : 3.10. INDIKATOR - SINERGITAS KERJASAMA
(COOPERATION SYNERGY) ............................. 192
GAMBAR : 3.11. INDIKATOR - KEUNGGULAN POSISIONAL
BERSAING (COMPETITIVE POSITIONAL
ADVANTAGES) …………………………………. 193
GAMBAR : 3.12. INDIKATOR - KINERJA PEMASARAN
(MARKETING PERFORMANCE) ....................... 195
GAMBAR : 3.13. MODEL SEM – MODEL EMPIRIK I ................ 202
GAMBAR : 3.14. MODEL SEM – MODEL EMPIRIK II ................ 203
GAMBAR : 4.1. ALUR KAJIAN BAB IV ...................................... 212
GAMBAR : 4.2. ANALISIS KONFIRMATORI VARIABEL
EKSOGEN KEKUATAN MEMAKSA ................ 276
GAMBAR : 4.3.a. REVISI UJI FAKTOR KONFIRMATORI –
VARIABEL KEKUATAN MEMAKSA ............. 280
Halaman
35
GAMBAR : 4.5. ANALISIS FAKTOR KONFIRMATORI
VARIABEL EKSOGEN EMPIRIK II :
LOYALITAS, PESAN BERANTAI POSITIF
DAN KEERATAN HUBUNGAN........................... 285
GAMBAR : 4.6. ANALISIS FAKTOR KONFIRMATORI
VARIABEL ENDOGEN-SINERGITAS
KERJASAMA, KEUNGGULAN POSISIONAL
BERSAING DAN KINERJA PEMASARAN ........ 288
GAMBAR : 4.7. FULL MODEL EMPIRIK I - DAMPAK
KEKUATAN MEMAKSA TERHADAP
KEPERCAYAAN, KOMITMEN RELASIONAL
DAN KERJASAMA 291
GAMBAR : 4.8. FULL MODEL EMPIRIK II -MEMBANGUN
STRATEGIC MARKETING OUTCOMES MELALUI
NILAI-NILAI PEMASARAN RELASIONAL 294
GAMBAR : 4.9. PENGARUH LANGSUNG MODEL EMPIRIK I
DAMPAK KEKUATAN MEMAKSA TERHADAP
INTERAKSI RELASIONAL DAN KERJASAMA 330
GAMBAR : 4.10. PENGARUH LANGSUNG MODEL EMPIRIK II
DAMPAK NILAI-NILAI HUBUNGAN JANGKA
PANJANG TERHADAP STRATEGIC
MARKETING OUTCOMES ................................... 351
GAMBAR : 5.1. ALUR KAJIAN BAB V .......................................... 360
GAMBAR : 5.2. ALTERNATIF PERTAMA: MEMBANGUN
KERJASAMA PEMASARAN BERDASARKAN
KEPERCAYAAN DAN KOMITMEN
RELASIONAL ........................................................ 363
Halaman
36
GAMBAR : 5.3. ALTERNATIF KELIMA: MEMBANGUN
KERJASAMA PEMASARAN BERDASARKAN
KEKUATAN MEMAKSA/MENDESAK ............... 365
37
Halaman
38
Halaman
39
Halaman
40
BAB I.
PENDAHULUAN
1.1. Pengantar
GAMBAR 1.1.
ALUR KAJIAN BAB-I
I. PENDAHULUAN
I. PENDAHULUAN
1.1. Pengantar
1.10. Orisinilitas
1.11. Tujuan 1.12. Manfaat
Penelitian Penelitian
1.13. Justifikasi
Penelitian
41
1.2. Latar Belakang Masalah
seperti: Anderson and Weitz (1992), Berry (1983), Bucklin and Sengupta (1993),
and Kohli (1995), Palmer (1996, 2000), Simpson and Mayo (1997), dan Piercy
and Lane (2007) meneliti hubungan antar organisasi yang dikenal sebagai pola
dengan pengecer, dan antar perusahaan jasa). Sedangkan beberapa ahli lain,
42
Perilaku pertukaran relasional (relational exchange behavior) adalah
perilaku yang terjadi selama organisasi menjalin kerjasama (Bagozi 1975, Frazier
1983, Berry 1983). Ditegaskan oleh Frazier (1999), bahwa hubungan kerjasama
relasional dan terjadinya perilaku oportunis dari salah satu pihak yang
menegaskan bahwa kerjasama antar organisasi jalinan akan tercipta bila dibangun
faktor pendorong untuk menciptakan biaya transaksi yang rendah serta dapat
43
merupakan variabel utama dalam membangun kerjasama antar organisasi dan
1994).
sebagai dasar dalam mengkaji hubungan antar organisasi, seperti: Blau (1964),
Dahl (1957), Emerson (1962), El-Ansary and Stern (1972), Stern and Heskett
(1969), Hermans (2003), Hermans and Shanahan (2003), Doherty and Alexander
(2006). Studi yang dilakukan oleh para ahli ini, meneliti berbagai pola kerjasama
organisasi dilandasi oleh adanya saling bergantung antar organisasi, dan dalam
seperti: (1) coercive power (kekuatan memaksa), (2) affiliation power (kekuatan
44
dua macam yaitu coercive power (kekuatan yang memaksa) dan non-coercive
perusahaan mampu menciptakan hubungan yang kuat dengan pihak lain (Sawler
tersebut akan menimbulkan efek sinergi bagi perusahaan yang saling bekerjasama,
karena seluruh pihak yang bekerjasama dapat berbagi dalam ekuitas dan aktivitas,
cenderung mendapatkan hasil yang lebih besar dan akan menciptakan keunggulan
bersaing baru yang tidak dimiliki sebelumnya (Alan and Andreas 2007).
45
malakukan inovasi baru baik dalam hal teknologi, maupun penguasaan pasar
studinya menjelaskan bahwa alur aktivitas strategis yang dapat dilakukan oleh
persaingan, apakah karena mampu menjual dengan biaya murah atau memiliki ciri
khas dalam usaha atau barang dan jasa yang dihasilkan. Hal ini juga mengacu
pada pendapat Porter (1980, 1985, 1987) yang telah mengkonsepsikan bahwa
keunggulan bersaing dapat dilakukan dengan cara menciptakan barang dan atau
jasa yang murah atau yang unik (berbeda dan sulit ditiru oleh pesaing).
(informasi) bagi pengambil keputusan atas seluruh kegiatan pemasaran yang telah
46
berbagai masalah pada level praksis (Ferdinand 2000). Untuk mencapai kinerja
proses intelektual yang salah satunya dapat memilih untuk menjalin hubungan
didasarkan pada pandangan konsepsi pemasaran relasional. Jadi, studi ini akan
hasil stratejik dalam pemasaran, dengan fokus kajian empirik pada hubungan antar
lain (interdependence), yang terbagi dalam tiga jenis yaitu: (1) Hospitality
Industry (Food and Baverage, dan Akomodasi); (2) Travel (Retail dan
47
Midleton (2001) menyatakan bahwa hubungan antar bisnis dalam
(Gambar 1.2).
GAMBAR 1.2.
BENTUK DAN ARAH HUBUNGAN STRATEGI BISNIS PARIWISATA
Transport Strategies:
Airlines, road transport,
shipping and rail
memiliki kontribusi dalam mencapai arah strategi pariwisata yang lebih besar
harus mengarah pada suatu grand strategy yang telah dibuat oleh pengambil
48
collaborating firms and organisations which perform spesific activities directed at
satisfying the particular needs of tourist”. Dari definisi Stear, et al (1989) ini,
wisatawan. Dengan demikian, para pebisnis dalam industri pariwisata tidak dapat
terintegrasi untuk mencapai grand strategy dari bisnis tersebut dan secara
nasionalpun tidak terjadi keajegan branding dan belum memiliki grand strategy
yang mapan dan ajeg. Kondisi ini dapat dilihat dari konsistensi arah strategis yang
ingin dicapai oleh pemerintah pusat. Pada tahun 2000, branding yang dibangun
secara nasional adalah ““My Indonesia, Just a Smile Away” yang membuahkan
5,153 juta wisman dan tahun 2002 sebesar 5 juta. Namun, karena keterbatasan
biaya promosi dan kurangnya sosialisasi pada forum internasional, maka branding
ini belum dapat sepopuler “Malaysia Truly Asia”. Tragisnya, belum lagi popular-
branding ini telah diganti dengan branding yang bersifat product oriented:
yang ingin dicapai tahun 2000 belum tersosialisasi secara luas dan
49
landasan pijak untuk penyusunan strategi pada tingkat perusahaan/pelaku-pelaku
Selanjutnya, dari jumlah yang tertera pada Tabel 1.1. tersebut, yang
atraksi-atraksi wisata, jasa transportasi, jasa kesenian dan olah raga serta
50
diseluruh Indonesia (Data Anggota ASITA, 2007). Sedangkan untuk bisnis
Akomodasi (Pengusaha Hotel, Restoran, Jasa Pangan, Jasa Boga) yang tergabung
dalam PHRI ± 7000 anggota yang tersebar di seluruh Indonesia dengan 29 Badan
Pimpinan Daerah (BPD) dan 175 Badan Pimpinan Cabang (BPC) (Data PHRI,
2007).
(BPH) yang beroperasi di Indonesia masih 90% nya adalah berskala usaha kecil
dan menengah dan tidak lebih hanya sebagai bisnis penjualan tiket (ticketing),
program, tour atraction, dan tourism strategy belum banyak dilakukan. Adapun
lebih dominan dikuasai oleh perusahaan lisensi atau patungan dari perusahaan
akomodasi memiliki keragaman yang sangat luas dengan presentasi skala usaha
78% kecil dan menengah dan 22% berskala besar dan multinasional. Khususnya
untuk bisnis akomodasi, tour and travel yang mapan dikuasai oleh jejaring bisnis
51
menjadikannya sebagai patokan bagi kalangan bisnis. Kecuali, untuk beberapa
destinasi wisata Borobudur) dalam Warta Ekonomi (Volume 26, Desember 2005)
(produk budaya) dengan berbagai atraksi seni, olah raga maupun pusat
perhotelan, restoran, industri rumahan (home industry) dan biro perjalanan wisata
langkah strategis ini juga mulai diikuti oleh beberapa daerah lain yang mulai
52
memfokuskan dan menumbuh-kembangkan industri pariwisata, seperti: Sumatera
saat ini mulai meningkat. Hal ini berkaitan dengan semakin kondusifnya
Tabel 1.2.
Perbandingan Kunjungan Wisatawan Mancanegara Tahun 2007-2008
Bulan 2007 2008 Perubahan
Oktober 436.298 529.391 21,34%
Januari s.d Oktober 4.510.281 5.099.883 13,07%
Sumber: Depbudpar, 2008.
Pada Tabel 1.2. terlihat dari jumlah “wisman” pada bulan Oktober
2008 jumlah wisman sebanyak 5.099.883, sehingga pada tahun 2008 ini
terdapat kenaikan sebesar 13,07%. Pada tahun 2008 ini asal negara
53
wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Indonesia paling tinggi berasal
dari Australia sebesar 324.733; kedua Cina sebesar 230.249; dan ketiga
Rusia sebesar 53.705. Sisi penerimaan devisa pariwisata pada tahun 2008
juga mencapai sekitar 7,65 miliar dolar AS, lebih tinggi dari pencapaian
dolar AS, naik dari tahun 2007 sekitar 970 dolar AS. Selanjutnya, Menteri-
kunjungan wisata tahun 2008 (Visit Indonesia Year/VIY 2008), bahwa: tahun
2008 terdapat beberapa catatan penting yang masih perlu diperbaiki untuk
54
2. Sosialisasi dan pemberdayaan masyarakat terhadap program pariwisata
nasional ke daerah-daerah
3. Karena tahun kunjungan wisata ini targetnya adalah turis manca negara,
terarah pada sasaran negara yang akan dituju (grand strategy). Misal,
disetiap negara.
panjang. Oleh karena itu, perlu dibangun paradigma baru untuk semua
55
5. Koordinasi antara pemerintah pusat dan daerah masih sangat jelek, hal
tidak dapat dikelola secara baik dan profesional oleh pemerintah daerah.
Studi ini dilandasi oleh beberapa kontroversi temuan teoretis dan empiris
dari berbagai studi pemasaran relasional, kerjasama pemasaran antar organisasi.
Kontroversi dari hasil kajian tersebut dapat dikelompokkan sebagai berikut:
Research Gap 1:
Perbedaan pandangan, pemberlakuan dan hasil kajian tentang power
bahwa pertukaran relasional tidak akan terjadi apabila salah satu pihak tidak
memiliki power. Emerson (1962) menegaskan pula bahwa power melekat pada
seperti: Alderson (1958), Wrong (1967), El-Ansary and Stern (1972), French and
Raven (1959), Lusch (1976), Hunt and Nevin (1974) menjelaskan bahwa power
56
dapat dilihat dari: sumber-sumber kekuatan/kekuasan, kemampuan memanage
Morgan and Hunt (1994) menegaskan pula bahwa hubungan pemasaran akan
dilakukan oleh Hunt and Nevin (1974) menegaskan bahwa kekuatan memaksa
akan berpengaruh positif terhadap hubungan antar organisasi dan bahkan dapat
lebih meningkatkan bisnis kedua pihak yang berhubungan. Justru pihak yang
dipaksa akan lebih mudah mengendalikan bisnisnya dan mereka merasa puas atas
penekanan dalam aturan bisnis yang dilakukan pihak yang memiliki sumber
57
kekuatan dalam pertukaran relasional (relational exhange) justru akan berdampak
relasional (Simpson and Mayo 1997), dan kerjasama (Duarte and Davies 2000).
Hasil penelitian ini jauh berbeda dengan temuan Sharplin (1982) yang
(relationship marketing), hal ini dikuatkan oleh Frazier (1999) yang menegaskan
dalam pemasaran relasional. Lebih jauh Anderson and Narus (1990) menyatakan
akan menuntut pihak lain untuk memenuhi standar tertentu, jika terjadi
58
kajian studi-studi tersebut disimpulkan bahwa masih terdapat perbedaan dalam
relasional antar organisasi. Oleh karena itu, studi ini dimaksudkan untuk
memperjelas posisi power pada saat dieksekusi (power mode) dalam pertukaran
lain (coercive power), maka studi ini akan menggunakan coercive power sebagai
yang dikembangkan oleh Morgan and Hunt (1994), yaitu kepercayaan, komitmen
Research Gap 2.
(relationship outcomes) ini dengan berbagai konsep dan variabel. Namun, para
ahli tersebut memiliki kesamaan dalam orientasi konseptual yang hendak dicapai
59
ditimbulkan dari kepentingan sesaat kedua belah pihak tanpa harus dimulai dari
akan semakin memiliki nilai bila pihak-pihak yang berhubungan berupaya untuk
Jhonson 1999,, Oliver and De Sarbo, 1988). Selanjutnya, dalam konteks Customer
Basu (1994) menjelaskan pula bahwa loyalitas pelanggan merupakan dasar untuk
dimaknai pula sebagai loyalitas dari seluruh pihak yang berhubungan dengan
modal sosial bagi organisasi yang menjalankan kerjasama bila dapat dicapai
Dick and Basu (1994), Egan (2001), dan Arnt (1967) menyebutkan bahwa pesan
positif yang dapat terbangun dari hubungan pemasaran yang dilakukan secara
60
intensif antar organisasi. Komunikasi positif ini akan menjadi sumber keunggulan
produktif dengan biaya yang sangat murah bahkan gratis (Hennig-Thurau dan
Alexander 1997), lebih jauh Anderson (1998) membuktikan bahwa pesan berantai
positif (positive “WoM”) dapat dibentuk dari kepuasan atas transaksi atau objek
Research Gap 3.
Studi Hoffman (2000) menjelaskan bahwa kepercayaan, dan komitmen
oleh para ahli. Studi Hoffman ini diperkuat oleh kajian yang dilakukan oleh Piercy
and Lane (2007) bahwa meskipun kajian tentang landasan etikal dan moral sering
61
Axelrod (1984, 2000), Corning (1998), Murphy et al (2005), Zineldin
and Bredenlőw (2003), dan Zineldin (2004) menjelaskan bahwa kerjasama antar
mampu mencapai sinergitas kerjasama. Selanjutnya, studi (Dyer and Sing 1998,
dalam manajemen rantai suplai merupakan key strategic asset bagi perusahaan.
Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa dengan kerjasama tersebut akan
tercipta nilai ekonomis (ecomnomic value) yang akan memperkuat posisi pasar
(market power), dan dipandang dari persfektif resource based akan meningkatkan
62
firm relationships) yang kuat (strong relationship) berpotensi untuk menciptakan
nilai ekonomis bagi perusahaan. Sisi lain, (Bharadwaj, et al 1993) menulis tentang
63
TABEL 1.3.
RESEARCH GAP TERHADAP ISU POWER dalam RELATIONSHIP MARKETING
dan HASIL-HASIL PEMASARAN STRATEGIK (STRATEGIC MARKETING OUTCOMES)
64
Perbedaan Morgan and Lisrel Kekuatan/kekuasaan
Dalam Hasil memaksa berdampak
Hunt (1994), negatif dalam pertukaran
Studi
Simpson and relasional dan kerjasama
Mayo (1997), Kekuatan/kekuasaan
Duarte and memaksa akan
mengurangi kesetiaan,
Davis (2000), mengakibatkan
Ganesan komunikasi antar
(1994) organisasi menjadi buruk,
dan melemahkan
huungan kerjasama
Kekuatan/Kekuasaan
Memaksa tidak akan
Multy merusak kerjasama antar
Regression. organisasi, bahkan akan
Lisrel menguatkan jalinan
hubungan, terbukti
Gaski and Navin kerjasama tetap
(1985), Frazier and berlangsung dalam
Rody (1991), Frazier jangka panjang.
(1999), Hermans
(2003),Hermans &
Shanahan (2003),
Doherty & Quinn,
2000
65
Lanjutan Tabel 1.3…..
2 Relationship Terdapat Morgan and Hunt Lisrel Menjelaskan bahwa
keragaman dalam
Outcomes : memandang
(1994) kerjasama (cooperation)
Nilai-Nilai relationship adalah outcomes dari
Hubungan outcomes pemasaran relasional
Jangka
Panjang dalam
Pemasaran Palmer (1996, 1998), Lisrel Keeratan hubungan
relasional Egan (2001), Hitt et al (strong relationship)
(2003),Dyer and Sing, adalah outcomes dari
1998, Sarkar, et al, 2001
pemasaran relasional
66
1.5. Masalah
Tabel 1.3. Oleh karena itu, studi ini memiliki perbedaan dengan studi terdahulu,
relasional antar organisasi. Oleh karena itu, perlu dikaji dampak kekuatan
dihasilkan.
67
mengeksplorasi dan mengintegrasikan outcomes tersebut dalam satu kajian
pemasaran. Oleh karena itu, masalah ketiga yang akan menjadi fokus kajian
dalam bekerjasama?
68
3. Bagaimana menciptakan sinergitas kerjasama, sehingga dapat dihasilkan
yang tinggi?
Beberapa pertanyaan penelitian yang dapat diajukan dalam studi ini, yaitu :
69
1.8. Pengembangan Proposisi dan Model Teoretikal Dasar
atas dasar kajian teoretis mendalam, model teoretikal dasar yang diusulkan tertera
pemasaran yaitu perilaku pertukaran relasional dan power mode dan hasil nilai-
nilai hubungan jangka panjang (relationship outcomes) yang dapat dicapai, serta
mengembangkan pola hubungan ini. Selanjutnya, model ini akan diuji secara
empirik terhadap data yang dikumpulkan dari para pelaku bisnis pariwisata di
Indonesia. Secara rinci pengembangan model teoretikal dalam Gambar 1.3. ini
akan dijelaskan pada Bab II. Isu konsep dan proposisi yang diajukan pada studi ini
GAMBAR 1.3.
MODEL TEORETIKAL DASAR (GRAND THEORETICAL MODEL)
KINERJA PEMASARAN
(MARKETING
PERFORMANCE)
PERILAKU
INTERAKSI RELASIONAL
(RELATIONAL EXCHANGE
BEHAVIOR)
70
Pada Gambar 1.3. dapat di jelaskan bahwa power mode (coercive dan
para pelaku bisnis. Intensitas kerjasama antar organisasi akan menciptakan nilai-
TABEL 1.4.
ISU KONSEP DAN PENGEMBANGAN PROPOSISI
KEKUATAN/KEKUASAAN MEMAKSA DALAM PEMASARAN RELASIONAL
DAN DAMPAKNYA PADA STRATEGIC MARKETING OUTCOMES
No Isu Konsep Proposisi
1 Kerjasama antar Kerjasama antar organisasi akan berlangsung dengan
organisasi (Co- intens apabila dilandasi oleh perilaku pertukaran
operation) relasional yang baik. Kerjasama antar organisasi dan
perilaku pertukaran relasional tersebut akan terkendali
apabila organisasi tersebut memiliki kemampuan untuk
menggunakan kekuatan/kekuasaannya dalam menjalin
hubungan.
71
1.9. Isu Penelitian dan Hipotesis
pemasaran).
menjalin kerjasama
72
mendesak) satu pihak terhadap pihak lain, maka semakin tinggi
antar organisasi
H11 : Semakin tinggi intensitas pesan berantai positif, maka semakin tinggi
73
H13 : Semakin tinggi sinergitas kerjasama, maka semakin tinggi keunggulan
1.10. Orisinilitas
1.10.1. Orisinilitas pada Model Teoretikal
Mode”. Dimana power mode yang digunakan adalah kekuatan memaksa (coerive
power) dan relationship marketing yang dikaji dari teori keperilakuan yaitu: the
74
Frazier,1999, Doherty & Quinn, 2000, Doherty and Alexander, 2005). Oleh
keperilakuan dan strategik, yang diilhami dari hasil studi Hoffman, 2000, dan
Piercy and Lane, 2007. Hoffman (2000), Piercy and Lane (2007),
hasil-hasil berupa nilai, tetapi berlanjut pada hasil-hasil strategis yang sangat
competitive advantages).
Oleh karena itu, secara teoretis studi ini akan memadukan teori-teori
yang digunakan dalam studi ini adalah resources based: power theory, dan market
antara teori-teori yang berkiblat pada market based theory dan resources based
75
(relational exchange behavior) dan kekuatan/kekuasaan (power) antar organisasi,
kinerja pemasaran.
Pada model empirik, studi ini akan menguji beberapa hipotesis yang
tidak diuji oleh peneliti sebelumnya, atau tidak diintegrasikan secara spesifik.
commitment and trust dari Morgan and Hunt (1994), dengan memasukkan
Dahl 1957, Doherty and Quinn 2000, Doherty and Alexander 2005, Emerson
1962, El-Ansyari and Stern 1972, Frazier and Rody 1991, Frazier 1999, Simpson
and Mayo 1997, Hermans 2003) yaitu power yang dalam studi ini digunakan
yang dibangun Morgan and Hunt (1994) berhenti pada kerjasama (Cooperation),
jangka panjang (lifetime value relationship) atau disebut pula sebagai relationship
studi ini memasukkan nilai hubungan jangka panjang dari hubungan inter-firm
76
1991, Dick and Basu 1994, Fornell 1992); Komunikasi positif “mulut ke
Pyca 2001, Axelrod (1984, 2000), Chris Lucas 2005, dan Zineldin and Bredenlőw
Bharadwaj,et al 1993, Porter (1980, 1985), Verdin and Wiliamson 1994, dan
Hoffman 2000; serta kinerja pemasaran yang dikonsepsikan oleh Ambler and
Doyle (2000), Anand and Khanna (2000), Aaker (1991), Ferdinand (2000, 2002a,
Studi ini diarahkan untuk membangun model teoretikal dasar dan empirikal:
77
kekuasaan (power theory), dan pemasaran strategik. Untuk mencapai tujuan
loyalitas, pesan berantai positif dan keeratan hubungan antar organisasi yang
78
I.12. Manfaat Penelitian
dalam lingkup market based view dan resources based view, tentang: teori
1. Sebagai bahan leteratur bagi praktisi untuk memilih apa yang dapat
79
kerjasama (cooperation), dan menciptakan, membangun, memelihara dan
beranggapan bahwa coercive power adalah alat yang esensial untuk menjalankan
tugas mereka sehingga dapat dicapai kinerja yang tepat dan pantas (Sharplin
1982). Di samping itu coercive power juga memberikan pengaruh yang signifikan
terhadap perilaku pertukaran relasional (Frazier and Rody 1991, Frazier 1999,
Simpson and Mayo 1997, Duarte and Davies, 2000, Doherty and Quinn 2000,
80
Berikut adalah isu penting dalam penelitian ini yang membenarkan
adanya kekuatan yang bersifat memaksa (coercive power) dan nilai hubungan
hubungan antara variabel keperilakuan dan strategik yang dikemukakan oleh para
1. Teori kepercayaan dan komitmen dari Morgan and Hunt (1994) ini belum
(1982) dan Galbraith (1983) membahas peran power dan coercive power
2. Ketidak lengkapan ini pula dapat dilihat pada variabel akhir dari pemasaran
relasional yang dikemukakan oleh Morgan and Hunt (1994) yaitu kerjasama.
panjang, dan kerjasama dapat timbul dari kepentingan sesaat kedua belah
2001). Hubungan jangka panjang tersebut akan semakin memiliki nilai bila
81
pihak-pihak yang berhubungan berupaya untuk memelihara, meluaskan (Berry
al 2002, Dick and basu 1994); serta memiliki niat untuk melakukan kerjasama
secara terus menerus (future intentions) (Garbarino and Jhonson 1999, Oliver
and De Sarbo 1988). Nilai hubungan jangka panjang dalam kerjasama inipun
dapat menjadi asset yang unik karena sulit untuk diduplikasi dan membuat
2001, Palmer 1996, Palmer 2000). ”Barrier to exit” tersebut berkaitan dengan
switching cost (Egan, 2001) yang akan ditanggung oleh perusahaan jika
cost), seperti: Search cost, Learning cost, Emotional cost, Risk cost, Social
cost, Financial cost dan Legal barriers. Oleh karena itu, dalam penelitian ini,
Relationship (VoLTRe).
82
4. Teori kepercayaan-komitmen dari Morgan and Hunt (1994) belumlah bersifat
adanya unsur kekuatan (power) baik yang bersifat tidak memaksa (non-
dengan baik.
5. Studi Hermans (2003), mengkaji tentang efek langsung dan tidak langsung
83
yang dikemukakan oleh Morgan and Hunt (1994). Lebih jauh Hermans (2003)
(2003) berpendapat bahwa kekuatan memaksa berguna bagi kedua belah pihak
Hermans (2003) mendukung studi yang dilakukan oleh Doherty and Quinn
organisasi.
84
berujung pada outcomes keperilakuan. Padahal, kesuksesan sebuah organisasi
relasional antar aktor dan organisasi, jadi perlu dilakukan studi yang
7. Model teoretik dan empirik yang telah dibangun dari kajian teoretis mendalam
(coercive power) agar kerjasama dapat tetap berlangsung. Studi ini juga
85
1.14. Sistematika Penulisan Disertasi
yaitu :
pemasaran.
berkisar tentang: jenis penelitian, populasi dan sampel, metoda pengumpulan data,
definisi konsep dan operasional, skala pengukuran, variabel dan indikator, serta
teknik analisis.
variabel, proses dan hasil analisis data, pengujian hipotesis, analisis pengaruh
86
BAB II.
TELAAH PUSTAKA dan PENGEMBANGAN
MODEL TEORETIKAL DASAR DAN EMPIRIKAL
2.1. Pengantar
bersaing dan kinerja pemasaran. Oleh karena itu, telaah teoretis diarahkan untuk
87
GAMBAR 2.1.
ALUR KAJIAN BAB II
2.1.PENGANTAR
2.2.PROPOSISI DAN
PENGEMBANGAN MODEL
TEORETIKAL DASAR
2.2.2.KEKUATAN MEMAKSA/
2.2.4.1.KINERJA
KEMAMPUAN MENDESAK 2.2.3.1.
(COERCIVE POWER) PEMASARAN
PEMASARAN RELASIONAL
(Marketing Performance)
(RELATIONSHIP MARKETING)
2.2.3.3.NILAI HUBUNGAN
Proposisi
ProposisiSatu
Satu JANGKA PANJANG (VALUE OF 2.2.4.3.SINERGITAS
LIFETIME RELATIONSHIP)
KERJASAMA (Synergy)
2.2.3.4.KERJASAMA
(COOPERATION)
Proposisi
ProposisiDua
Dua
2.2.3.5. PERILAKU INTERAKSI Proposisi Tiga
RELASIONAL Proposisi Tiga
•KEPERCAYAAN
•KOMITMEN RELASIONAL
88
2.2.PROPOSISI DAN PENGEMBANGAN MODEL TEORETIKAL DASAR
2.2.1. Kekuatan/Kekuasaan (Power) dalam Kerjasama antar Organisasi
Definisi dasar dari kekuatan/kekuasaan adalah kemampuan seseorang/
sekelompok orang atau entitas dalam mempengaruhi pihak lain untuk melakukan
apa yang diinginkannya (Dahl 1957). El-Ansyari and Stern (1972) menjelaskan
melekat dalam pertukaran sosial, dan bukanlah atribut dari pelaku pertukaran,
karena power akan selalu ada dalam setiap pertukaran sosial. Emerson (1962)
apabila hasil yang diperoleh dari hubungan tersebut bernilai tinggi dan tidak
tersedianya alternatif lain (langka). Sifat dari pertukaran sosial adalah saling
terikat (mutual dependence), dan basis dari saling terikat adalah tiap pihak dapat
kemampuan satu pihak mempengaruhi pihak lain untuk mentaati ketentuan dan
89
hubungan. Pengertian yang dibangun Emerson (1962) lebih diarahkan pada
1957) atau pertukaran relasional (Emerson 1962) dari kedua pandangan tersebut
kemampuan (ability). Jika demikian maka setiap entitas (orang atau organisasi)
90
(kapabilitas) yang berbeda untuk menghasilkan barang dan atau jasa yang sama
atau berbeda.
sumberdaya yang dapat dijadikan sebagai sumber kekuatan atau justru merupakan
jejaring dan kemampuan organisasi dalam menjalin hubungan dengan pihak lain.
91
kemampuan teknikal (technical capital) atau kemampuan untuk menciptakan
dan modal sosial (social capital) atau pengalaman menjalin hubungan dengan
persaingan.
Tsai (2000) menegaskan pula bahwa dalam konteks modal sosial (social
dari nilai pertukaran sosial antar organisasi tersebut, dan itu merupakan
Peteraf (1990), Ahuja (2000) dan Tsai (2000) para ahli lain menegaskan bahwa
perusahaan (sources of power), seperti: Emerson 1962, Dahl 1957, French and
Raven 1959, Simon 1953, El-Ansary and Stern 1972, Gaski and Nevin 1985
Barnes 1994.
organisasi dalam menjalin hubungan atau dalam konteks modal sosial yang
menjalin kerjasama dengan pihak lain. Konteks ini dilihat dari bagaimana
dimiliki untuk mendesak pihak lain melakukan apa yang diinginkan agar tujuan
kerjasama tercapai.
92
Sumber daya strategik dan kemampuan/kompetensi organisasional
organisasi.
seperti: El-Ansary and Stern (1972) dalam studinya menjelaskan bahwa fondasi
(1)Reward Power, (2) Coercion Power, (3)Expert Power, (4) Referent Power.
Sementara, French and Raven (1959), menegaskan bahwa terdapat lima basis
power, yaitu: (1)coercive power yaitu kekuasaan yang dibangun atas kemampuan
(2)legitimate power, yaitu bentuk kekuasaan yang dibangun dari legitimasi formal
dalam suatu organisasi, (3) reward power, adalah kekuasaan yang tebentuk karena
93
GAMBAR 2.2.
HUBUNGAN SUMBERDAYA DAN KEKUASAAN/KEKUATAN DALAM
ORGANISASI
REWARD- KEKUATAN/
PUNISMENT POWER KEKUASAAN (POWER)
INTANGIBLE ASSETS
(KEKAYAAN TIDAK REFERENT-POWER
KASAT MATA):
Modal Sosial (Social
Capital) COERCION-POWER
Modal Intelektual
(Intelctual Capital)
INFORMATION &
Reputasi/Citra
KNOWLEDGE
STRATEGIC
ASSETS
Sumber : Barney (1991, 1999, 2002), El-Ansary and Stern (1972), French and Raven
(1959), Gaski and Nevin (1985), Wernefelt (1984) yang dielaborasi dan diintisarikan
untuk studi ini.
kekuasaan. Semakin banyak sumber kekuatan yang dimiliki, maka akan semakin
kuat pula organisasi tersebut. Sumber kekuatan tersebut tidak terlepas dari
mampu menciptakan sesuatu yang unggul bagi organisasi maka kekayaan itu
menjadi sumber kekuatan, sedangkan yang tidak strategis tentu bukan merupakan
94
sumber kekuatan. Dari Gambar 2.2., yang disarikan dari berbagai ahli tersebut
dapat disimpulkan bahwa kekuatan organisasi pada dasarnya bersumber dari apa
yang dimiliki oleh perusahaan baik sifatnya berujud maupun yang tidak berujud
(maya). Hal ini sangat membenarkan logika yang dibangun oleh Edith Panrose
administratif.
sering digunakan dalam hubungan sosial baik antar organisasi maupun hubungan
TABEL 2.1
TIPE-TIPE DASAR DAN KONSEPTUAL KEKUATAN/KEKUASAAN
TIPE KEKUASAAN PENGGAGAS UTAMA FOKUS DASAR KAJIAN
(POWER TYPE)
95
distribution (distribusi kekuasaan) lain/mengendalikan pihak
• Gamson’s (1968) focus on scarce lain karena kekuatan
resources (kelangkaan sumberdaya) sumberdaya yang dimiliki
• Pfeffer and Salancik’s (1978) satu entitas mampu
resources- dependence theory (Teori mengendalikan entitas lain
ketergantungan - sumberdaya) untuk mencapai sesuatu
• Tedeschi et al’s (1973) focus on scarce yang diinginkan.
resources (kelangkaan sumberdaya) (Authority as a power/
influence resources)
bersifat kontinyu dan terarah dalam suatu jalinan hubungan. Tipe ini akan dapat
96
prosedure, serta berjalan sesuai dengan mekanisme yang telah ditentukan/
bekerjasama, semakin tergantung satu pihak terhadap pihak lain maka semakin
kekuatan/kekuasaan salah satu pihak kepada pihak lain secara berlebihan yang
tinggi apabila antar pihak yang menjalin hubungan menggunakan coercive power
non coercive power, sehingga Lusch (1976) membagi power menjadi dua, yaitu:
97
akan mengurangi kinerja operasi. Selanjutnya (Frenz and Raven 1959, Gaski and
non-coercive power. Kedua bentuk kekuasaan ini akan berdampak berbeda saat
diimplentasikan.
coercive power akan berdampak sangat besar dalam suatu pertukaran sosial.
Dampak itu dapat positif ataupun negatif bagi organisasi, tergantung dari seberapa
besar manfaat kerjasama bagi organisasi yang menjalin hubungan (Gaski and
entitas tertentu untuk mendesak pihak lain melakukan apa yang diinginkan dan
kemampuan untuk mendesak pihak lain merubah sesuatu sesuai dengan apa yang
98
power dapat dipandang pula sebagai kehawatiran dari satu pihak terhadap pihak
lain karena pihak lain tersebut dianggap memiliki sumberdaya kekuasaan yang
lebih: banyak, besar, kuat dari dirinya, sehingga satu pihak akan mengikuti apa
yang dikehendaki oleh pihak lain tersebut meskipun pihak lain tersebut tidak
pihak dapat mengikuti atau merubah aturan/kehendak, kondisi dan seluruh hal
Premis yang digunakan dalam studi ini bahwa coercive power akan
negatif atau positif terhadap outcomes dari perilaku pertukaran relasional tersebut
(Gaski and Nevin 1985). Morgan and Hunt (1994) menyatakan bahwa coercive
pengaruh negatif antara coercive power dengan kepercayaan, dan antara coercive
power dengan komitmen relasional. Duarte and Davies (2000) menemukan bahwa
99
menguji efek secara keseluruhan terhadap ketiga variabel relationship marketing
tersebut. Jadi hasil studi-studi tersebut menemukan bahwa coercive power akan
terbangun dari suatu kerjasama. Namun, menurut Plato (dalam Hermans and
dari perbuatan yang melanggar hukum, sehingga adanya kekuatan yang bersifat
kita inginkan dari pihak lain. Coercive power akan diperlukan dalam konteks
untuk mencapai sesuatu sesuai dengan yang diinginkan terhadap entitas lain yang
menjalinan kerjasama.
dalam hubungan kerjasama antar perusahaan yang tetap bertahan dalam jangka
kekuatan yang tidak seimbang (imbalance power) antar pihak yang bekerjasama,
sehingga satu pihak mengikuti apa yang dikehendaki pihak lain. Jadi, Morgan and
kepentingan sepihak.
100
Namun demikian, Frazier (1999) justru menyatakan bahwa coercive
power akan memudahkan kedua belah pihak yang bekerjasama untuk mencapai
kesepakatan, dan sadar kalau melanggarnya akan berakibat buruk baginya atau
sesuatu yang “gratis”, tentu ada kehendak yang ingin dicapai dari kedua belah
melakukan hubungan. Anderson and Narus (1990) yang meneliti hubungan antara
kuat.
persepsi dari pihak lain yang menjalin hubungan pada saat perusahaan tersebut
101
bekerjasama. Apabila kekuatan/kekuasaan memaksa (kemampuan mendesak)
maka dapat memberikan dampak positif maupun negatif terhadap organisasi yang
GAMBAR 2.3.
POWER-MODE DAN OUTCOMES OF POWER dalam
HUBUNGAN ANTAR ORGANISASI
Sumber: Anderson and Narus (1990), Duarte and Davis (2000), Frazier (1999), Frenz and raven
(1959), Gaski and Nevin (1985), Hermans (2003), Lusch (1976), Morgan and Hunt (1994),
Simpson and Mayo (1997) yang dikembangkan untuk studi ini.
Selanjutnya, untuk mendukung studi ini disampaikan rangkuman dari
102
Hasil-hasil penelitian/kajian tersebut sebagaimana tertera dalam Tabel 2.2,
sebagai berikut:
TABEL 2.2
KAJIAN-KAJIAN TENTANG DAMPAK (POWER) KEKUASAAN
DALAM PERTUKARAN RELASIONAL
PENELITI- HASIL KAJIAN PENELITI Metode
PENULIS (FOKUS KAJIAN –REKOMENDASI - OPINI) Analisis
103
Lanjutan Tabel 2.2. ……………
PENELITI- HASIL KAJIAN PENELITI Metode
PENULIS (FOKUS KAJIAN –REKOMENDASI - OPINI) Analisis
104
Lanjutan Tabel 2.2. ……………
PENELITI-PENULIS HASIL KAJIAN PENELITI Metode
(FOKUS KAJIAN –REKOMENDASI - OPINI) Analisis
Brown, James R., 1. Mengkaji efek Power dengan menggunakan direct Multy-
Jean L. Jhonson, and approach (pendekatan langsung). Mereka regression
Harold F.Koeing berkesimpulan bahwa reliabilitas, content validity,
(1995), Mesuring the Within and Across method convergent validity, dan
sources of Marketing disciminant validity, semuanya acceptable dalam
Channel Power :L A mengindikasikan pengaruh Power dalam kerjasama
Comparison of antar organisasi.
Alternative 2. Menyatakan bahwa pendekatan langsung dalam
Approaches, mengukur Power pada hubungan antar saluran
International Journal distribusi lebih baik dibanding dengan menggunakan
of Research in metode tidak langsung, artinya power akan lebih
Marketing, Vol 12, dominan mempengaruhi kerjasama antar organisasi,
333-354. tanpa harus melalui variabel perilaku relasional
lainnya.
105
Lanjutan Tabel 2.2. ……………
PENELITI- HASIL KAJIAN PENELITI Metode
PENULIS (FOKUS KAJIAN –REKOMENDASI - OPINI) Analisis
Hermans, Charles. 1. Penelitian ini menguji efek langsung dan tidak Structural
M. (2003). Direct langsung pengaruh dari kekuasaan/kekuatan Equation
and indirect effect memaksa (kemampuan mendesak) terhadap Modeling,
of coercive power kepercayaan, komitmen relasional dan kerjasama. dengan
in the commitment Studi ini tidak melihat (mengabaikan) seberapa LISREL 8.50.
trust theory of besar/kuat ketergantungan (dependency) antar
Relationship organisasi.
marketing, 2. Hasil penelitiannya menjelaskan bahwa kekuatan
http://faculty.smsu. memaksa (Coercive Power/CP) berpengaruh: negatif
edu/c/cmh6771/su terhadap kepercayaan, berpengaruh positif terhadap
ppliers.htm komitmen relasional dan kerjasama. Sedangkan
indirect effect-nya, bahwa CP signifikan
mempengaruhi komitmen relasional melalui
kepercayaan, dan mempengaruhi kerjasama melalui
kepercayaan.
3. Studi ini menemukan bahwa bila kekuatan memaksa
(kemampuan mendesak) digunakan dalam suatu
hubungan secara berlebihan maka akan melemahkan
kepercayaan dan secara tidak langsung juga akan
melemahkan komitmen relasional.
4. Kekuatan memaksa (kemampuan mendesak)
merupakan anteseden kerjasama, karena organisasi
dapat memulai kerjasama bukan karena saling
mempercayai tetapi karena kekuatan memaksa
(kemampuan mendesak) dari pihak lain. Studi ini
membuktikan bahwa kekuatan memaksa
(kemampuan mendesak) berpengaruh positif secara
langsung dan tidak langsung terhadap kerjasama.
El-Ansary, Adel I., 1. Meneliti Power pada konteks saluran distribusi. Ia Multivariate
and Louis.W, mengemukakan bahwa Power adalah kemampuan analysis-
Stern.(1972). untuk mengendalikan kepentingan/keperluan utama Mancova,
Power dari setiap saluran dan setiap level saluran.
Measurement in 2. Power penting dan dibutuhkan dalam menjalankan
the Distribution saluran pemasaran, digunakan untuk memanage
Channel, Journal aktivitas pemasaran, mengkoordinasikan kinerja
of Marketing dari tugas-tugas, dan memanage konflik
Research.Vol.9, 3. Tulisan ini menyimpulkan Power dibagi menjadi
Februari. Reward Power,
Coercion Power,
Expertness Power,
Referent Power.
Legitimate Power
4. Kajian ini menguatkan pernyataan dan rumusan
French dan Raven (1959), dengan temuan bahwa
relasional dalam saluran pemasaran membutuhkan
Power, dan Power sebagai kekuatan untuk
memanage.
106
Berdasarkan uraian telaah teoretis di atas maka dapat di ihtisarkan
GAMBAR 2.4.
KEKUATAN/KEKUASAAN (POWER) Dalam
KERJASAMA ANTAR ORGANISASI
Sumber : Dahl (1957), Emerson (1962), El-Ansyari and Stern, (1972), Frenz and Reven (1959),
Lusch (1976), Morgan and Hunt (1994), Anderson and Narus(1990), Frazier (1999), Frazier and
Rody (1991), Hermans (2003), Duarte and Davis (2000) yang dielaborasi dan dikembangkan
untuk studi ini.
Dari Gambar 2.4. tersebut dapat dijelaskan bahwa terdapat enam sumber
memiliki informasi dan pengetahuan yang lebih. Kemudian, setiap yang memiliki
107
untuk internal organisasi (intra-organizational relationship) dan atau dengan
yaitu: kekuasaan memaksa (Coercive Power) dan kekuasaan tidak memaksa (Non-
cenderung untuk menuntut pihak lain mengikuti apa yang disyaratkan, atau karena
dituntut merasa perlu mengikuti permintaan pihak lain yang mempunyai kekuatan,
karena mengikuti kehendak pihak yang memiliki kekuatan tersebut akan lebih
untuk memaksa pihak lain untuk melakukan sesuatu yang dikenhendakinya. Jadi,
persyaratan hubungan.
108
p
pula merusaak kepercayyaan, komitm
men relasioonal, melem
mahkan kerjaasama dan
m
menimbulka
an konflik seerta perilaku oportunis (kketidak-setiaaan).
Jaddi, penggu
unaan kekuuatan/kekuassaan memaaksalah (kkemampuan
m
mensesak) yang mem
mungkinkan untuk merraih kerjasaama yang kuat
k antar
o
organisasi d sekaliguss juga dapat merusak keerjasama dann menimbulkkan konflik
dan
a
antar organiisasi, hal innilah yang m
menjadi keu
unikan (orisinilitas) dann kekhasan
s
studi ini. Oleeh karena ituu, dalam studdi ini diajukan proposisii sebagai berrikut:
Proposisi satu:
Kerjassama yang intens antar organissasi akan berlangsung g bila
dilandaasi oleh peerilaku perttukaran rela
asional yanng baik dann akan
terkenddali apabila
a organisassi tersebut memiliki kkemampuan untuk
mengggunakan keekuasaan/kekkuatannya dalam meenjalin hubbungan.
Sementara, Perillaku pertukkaran relassional akann terkendalli jika
organiisasi yang menjalin kerjaasama memiiliki kekuatann/kekuasaan
n.
GA
AMBAR 2.5
5.
PRO
OPOSISI SA
ATU
109
2.2.3. Sinergitas Kerjasama dan Nilai Hubungan Jangka Panjang dalam
Pemasaran Relasional
dan konsep, salah satu konsep penting dalam hubungan ini adalah pemasaran
membangun nilai hubungan jangka panjang (Egan 2001) dan menciptakan sinergi
2000). Kerjasama antar organisasi akan menghasilkan suatu sinergi bila kerjasama
tersebut dilakukan atas dasar kerelaan kedua belah pihak, dan menghasilkan suatu
keuntungan ekonomis bagi kedua belah pihak yang lebih besar bila dibandingkan
dengan melakukannya secara individual (Axelrod 1984, dan Morton and Coleman
2007).
1994). Ditegaskannya bahwa hubungan kerjasama antar pihak akan berlangsung dengan
intens dan harmonis apabila didasari oleh kepercayaan antar kedua belah pihak dan
110
Untuk menjelaskan konsep-konsep tersebut maka akan diuraikan konsepsi
mencapai keuntungan dan sasaran dari seluruh pihak yang terlibat, dan menepati
relasional adalah proses pertukaran antar pihak untuk menciptakan kerjasama dan
berkepentingan lainnya.
111
Jackson (1985), Hunt (1983) mengemukakan bahwa pemasaran relasional
hubungan yang kuat dan berkelanjutan pada setiap individu yang terlibat. Morgan
and Hunt (1994) lebih jauh menyatakan bahwa pemasaran relasional merupakan
pada pertukaran social/relasional atau hubungan antar jaringan. Jaringan tersebut dapat
akhir maupun pelaku organisasi; (3) hubungan yang saling menguntungkan; (4)
(5) orientasi jalinan relasional dalam jangka panjang (lifetime value relationship).
112
mendasarkan pada lingkup relasionalnya yaitu inter-relationship dan intra-
relationship.
organizational relationship).
dibangun menjadi jelas arahnya dan langkah strategis yang diambil menjadi
hubungan antar organisasi, telah diteliti secara luas pada bidang pemasaran oleh
beberapa peneliti seperti: (Coase 1937, Emerson 1962, Williamson 1979, Brown
and Gary 1979, Berry 1983, Anderson and Narus 1990, Frazier and Rody 1991,
Ganesan 1994, Morgan and Hunt 1994, Brown, et al 1995, Frazier and Lassar
antar organisasi, meneliti penyesuaian antar perusahaan dan aksi timbal balik
113
pengaruh lingkungan terhadap kerjasama serta biaya transaksi selama
bekerjasama.
Konsep pemasaran relasional ini berkiblat pada Market Based Views, yaitu
lingkungan dipandang sebagai situasi yang dapat memengaruhi arah strategis dari
yaitu pesaing, pemasok, perantara atau konsumen, kekuatan produk pengganti dan
rintangan-rintangan untuk masuk dan keluar didalam suatu industri. Teori ini
oleh Porter (1980) bahwa posisi perusahaan dalam persaingan dapat menciptakan
advantages).
theory, bahwa untuk unggul dalam persaingan dapat melakukan kerjasama dengan
1995, Baum 2001). Perusahaan melakukan itu dengan harapan menguasai pasar
(market power) (Barney 2002, dan Baum 2001). Market Power didefinisikan
114
sebagai ”ability of a market participant or group of participant to control the
price, the quantity or the nature of the product sold, there by generating extra
normal profit” (Sheth 1993). Jadi, dengan saling bekerjasama setiap organisasi
tersebut dapat mengendalikan harga dan omzet penjualan sehingga akan diperoleh
keuntungan di atas normal. Artinya, bagi organisasi bisnis hal ini menjadi penting
pertumbuhan internal, merger dan akuisisi, spin off atau aliansi (Knaani, 2000).
penggunaan assets untuk melayani konsumen akhir (Palmer 2000, Lee and Kim
hubungan antar perusahaan (focal firm) dan konsumen akhir (ultimate customer);
115
Bucklin and Sangupta (1993) kerjasama dengan pesaing dan suppliers (pemasok)
Oleh karena studi ini mengkaji industri pariwisata maka perlu memahami pihak-
karakteristik unik, yaitu dapat dibedakan satu sama lain tapi tidak dapat
organisasi lain (Jago and Shaw 1998, Tremblay 2000a, Midleton 2001).
2.6):
GAMBAR 2.6
STAKEHOLDERS DALAM INDUSTRI PARIWISATA
116
Pesaing -pesaing
PIhak- pihak dalam pengelolaan Wilayah/Tempat
Internal Organisasi Tujuan wisata Tujuan Wisata
dan Produk wisata
retribusi dan pajak. Tidak langsung artinya pihak-pihak yang turut merasakan
dan lembaga keunagan serta berbagai bisnis jasa lainnya. Artinya, untuk
menyusun program pemasaran sebuah paket wisata (tujuan wisata) maka perlu
117
strategi tersebut perlu koordinasi antar-pihak (organisasi), seperti: bisnis
yang terkait langsung maupun tidak langsung, melibatkan pelaku bisnis lain yang
dilakukan oleh institusi pariwisata baik sektor publik maupun sektor privat
tersebut (Athiyaman 1995, Athiyaman and Robertson 1995, Chon and Olsen
pariwisata berbasis pada kolaborasi dan model strategi relasional yang dibangun
hubungan antar organisasi dalam industri pariwisata ini sejalan dengan konsep
dijelaskan oleh: Berry (1983), Bucklin and Sangupta (1993), Palmer (1996, 2000),
Hunt (1994).
power dalam jalinan hubungan tersebut untuk membangun kerjasama yang saling
118
menguntungkan, sehingga akan dicapai sinergitas kerjasama yang dapat
adalah bekerjasama dengan efek hasil yang luar biasa (Corning 1998). Dapat pula
diartikan sebagai hubungan timba-balik dua atau lebih unsur atau kekuatan yang
efek dari kombinasi tersebut lebih besar dibanding hasil penjumlahan secara
individual. Menurut Corning (1998), Sinergi adalah suatu kondisi kerjasama dua
pihak atau lebih yang saling mempengaruhi, dimana efek kerjasama tersebut jauh
yang secara total akan lebih efisien, lebih efektif, lebih produktif, dan lebih baik
dibanding jika melakukannya secara individual. Covey (2000), Alan and Andreas
(2007) menjelaskan bahwa sinergi adalah hasil keseluruhan yang dicapai lebih
adalah biasa dan bukan sinergi, namun akan menjadi sinergi bila 1 + 1 = 3 atau
lebih banyak lagi (Corning 1998). Terdapat berbagai makna dari pengertian
119
• Behavior of whole systems unpredicted by the behavior of
their parts taken separately. More accurately known as
emergent behavior.
bahwa kerjasama akan menghasilkan sinergi bila hasil yang diperoleh lebih besar,
kombinasi aksi yang dinamik, dan secara individual mereka tidak mampu
kerjasama akan lebih akurat dalam memahami perilaku yang tak terduga.
pertukaran relasional antar pihak yang bekerjasama baik dalam bentuk kerjasama
Sinergi horisontal adalah sinergi yang dilakukan oleh pebisnis yang bekerjasama
dipasar yang sama atau yang bersaing untuk memperebutkan pasar yang sama.
Sinergi vertikal adalah sinergi yang dilakukan oleh pelaku bisnis yang fungsinya
dan dimensi peningkatan kinerja kerjasama (Lee and Kim, 1999). Sedangkan
120
(pabrikan dan penyalur) dengan menggunakan indikator kepuasan antar pihak
yang bekerjasama dan umur aliansi, artinya semakin puas dan semakin panjang
sinergi dalam kerjasama adalah keterlibatan emosional yang tinggi antar pihak
berlandaskan pada upaya proaktif untuk memahami rekan kerjasama dan bukan
dalam kerjasama dan berprinsip pada pola fikir saling menguntungkan (wim-win).
kerjasama yang kuat artinya semua pihak yakin bahwa dengan kerjasama akan
menghasilkan sesuatu yang lebih besar/baik (Craig 2005, Sawler 2005), dan tidak
kerjasama tersebut.
jangka panjang tersebut tercermin dari seberapa banyak pihak yang dapat bertahan
pula oleh Hunt and Morgan (1994) bahwa untuk membangun hubungan harmonis
121
dalam sebuah kerjasama pemasaran harus dilandasi pada perilaku pertukaran yang
mencapai tujuan akhir yang lebih besar/baik, (4)didasari oleh perilaku pertukaran
yang positif, (5) bekerja dalam koridor kesepakatan dan mentaati kesepakatan
122
GAMBAR. 2.7.
SINERGI KERJASAMA DALAM HUBUNGAN ANTAR ORGANISASI
Sumber : Axelrod.,R, (1988, 1998, 2000), Chris-Lucas. (2005), Corning (1998), Craig (2005), Bhat (2004),
Covey (2000), Mark Elliot (2006) yang dielaborasi dan kembangkan untuk disertasi ini.
menghasilkan sebuah sinergi apabila dilandasi oleh landasan moral yang positif
dan landasan logis yang kuat. Landasan moral atau etika artinya pelaku organisasi
harus memulai sebuah kerjasama atas dasar sikap dan perilaku-perilaku positif,
123
timbulnya kerjasama bahwa setiap individu/organisasi yang bekerjasama haruslah
sumberdaya tersebut, jika tidak maka salah satu pihak akan menjadi “benalu”
bagi pihak lainnya. Berdasarkan penjelasan ini maka dapat dimaknai bahwa pihak
Namun, sinergi tidak dapat dicapai hanya dengan kedua landasan itu,
pada saat proses berlangsung harus pula dalam kendali koridor kerjasama dan
dan terjalin dari hasil pertukaran relasional antar organisasi yang dikembangkan
dengan berbagai entitas (Berry 1983). GrÖnroos (1994) menegaskan bahwa nilai
124
pelanggan dan keterlibatan dari pihak-pihak yang berhubungan. Egan (2001) dan
nilai keterlibatan yang semakin tinggi antar entitas, apabila bermanfaat untuk
hubungan kerjasama tersebut. Selanjutnya Egan (2001) dan Palmer (1996, 2000)
125
melalui kerjasama yang berkesinambungan (hubungan kerjasama jangka panjang)
baik antar perusahaan maupun pelanggan akhir (Ganesan 1994, Doney and
produk dan membangun kekuatan pasar yang diproleh dari jejaring bisnis yang
kuat (Grant 2000). Sejalan dengan itu pula, nilai hubungan jangka panjang antar
yang bekerjasama tersebut berupa switching cost yang tinggi (Palmer 1996, Egan
126
menciptakan komitmen relasional terhadap konsensus yang telah disepakati dalam
kepentingan organisasi dalam jejaring bisnis, tidak bertindak sepihak atau atas
perusahaan tertentu) dapat menilai perilaku rekan bisnisnya dari apa yang telah
dilakukan terhadap sikap mitra terhadap kerjasama yang dijalin, bila sikap itu
positif maka akan terjalin hubungan harmonis yang terus menerus (Spekman and
(Garbarino and Jhonson 1999, Fishbein) menggunakan lebih banyak, tidak akan
lain/lebih seringnya bertransaksi (Dick and Basu 1994, Dharmmesta 1999, Berry
1985).
pebisnis yang kuat merupakan sebuah siklus yang dapat memengaruhi keuntungan
2.8):
127
GAMBAR 2.8
COMPLEX RETURN ON RELATIONSHIP MARKETING MODEL
dengan nilai pengorbanan ekonomis maupun psikologis dari apa yang mereka
beli. Persepsi nilai pelanggan tersebut akan menentukan derajat kepuasan, dan
pertukaran sosial akan berdampak pada terciptanya nilai hubungan jangka panjang
dan pada masa ini pihak-pihak yang berhubungan akan membandingkan manfaat
yang diperoleh selama menjalin hubungan (masa kritis) dan pada saat yang sama
128
pula pelanggan/pihak yang berhubungan semakin terkonsentrasi. Jika hubungan
ini menunjukkan bahwa banyak yang harus dilalui untuk mencapai keuntungan
biaya rendah atau memiliki kekuatan dalam spesifikasi barang atau jasa yang
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan pula bahwa tujuan utama dari
panjang yang terus menerus dari dua kelompok pelanggan yaitu pelanggan
sekarang dan pelanggan baru (Egan 2001). Tujuan utama itu dapat dirinci sebagai
129
penggunaan keuntungan yang diperoleh untuk meraih pelanggan baru dengan
(2)menjalin hubungan terus dengan pelanggan (customer contact), (3) fokus pada
pada seluruh atau sebagian dari totalitas nilai yang diterimanya akibat bertransaksi
dengan produk atau perusahaan. Namun, hal ini tercapai bergantung dari
berhubungan tersebut (Morgan and Hunt 1994, Ganesan 1994, Palmer 1996).
130
word of mouth communication) dan keeratan hubungan (strong relationship).
and Basu 1994, Oliver and De Sarbo 1988). Loyalitas merupakan nilai yang
banyak manfaat dari hubungan tersebut (Egan 2001). Selanjutnya para ahli
perilaku pembelian yang berulang dari pelanggan yang didorong oleh aktivitas
relasional ini sering pula digunakan dalam istilah lain, yaitu: propensity to live
atau propensity to leave untuk hubungan antar organisasi (Hunt and Morgan
131
penurunan biaya dan meningkatnya pendapatan perusahaan dari setiap pelanggan
Rekan kerjasama atau pelanggan yang loyal merupakan aset tak ternilai
orang diantara penerima dan pemberi informasi (Arndt 1967). Pesan Berantai
cara promosi yang paling efektif dalam bisnis jasa dan membantu perusahaan
132
bertransaksi dengan perusahaan, pernah merasakan kepuasan atau ketidakpuasan
Oleh karena itu, bagi seluruh pihak yang telah menjalin hubungan
pelayanan perusahaan atau selama menjalin kerjasama maka hal itu akan
menekan biaya promosi, dan biaya pemasaran lainnya. Hal ini membantu
relatif lebih murah jika dibandingkan dengan penggunaan iklan atau alat
promosi lainnya. Pesan berantai positif merupakan faktor paling kuat dalam
1967, Goodwin. 1997). Secara umum, pesan berantai positif (Positive word of
bisnis manufaktur (File,et al 1994, Karen, et al 1998). Hal ini antara lain
disebabkan oleh adanya kesulitan untuk menilai bisnis jasa, itulah sebabnya
133
pertimbangan rekanan bisnis/pelanggan dalam melakukan tindakan
pembelian/bertransaksi.
lainnya yang ditekankan pada evaluasi barang atau jasa yang berhubungan dengan
(Anderson 1998).
yang menjalin hubungan pemasaran, dalam studi ini stakeholders yang menjadi
yang tinggi antar entitas yang menjalin kerjasama (Palmer 1996). Keterlibatan
intensif, baik fokus pada satu ragam kerjasama atau beragam kerjasama.
jangka panjang yang kuat (strong relationship) antar individu, kelompok, atau
dibutuhkan perilaku positif dari pelaku kerjasama pada setiap level manajemen,
134
Gomes (1996), Dyer and Sing (1998) mengungkapkan bahwa apabila
Kerjasama adalah jalinan hubungan antar dua atau lebih entitas (orang
atau organisasi) untuk mencapai satu atau beberapa tujuan bersama. Dalam
mahluk sosial yang memerlukan individu lain, manusia adalah anggota dari
sekumpulan lainnya: grup, asosiasi maupun institusi. Jadi sifat dasar kerjasama
tidak ada satupun yang dapat menghindar dari ”membutuhkan pihak lain”.
bersama, merupakan proses bekerja bersama-sama dengan pihak lain untuk selalu
meraih yang lebih baik dari tujuan yang telah disepakati atau ditetapkan bersama
hubungan (kerjasama) dengan pihak lain. Organisasi tersebut akan tetap bersaing
mencapai tujuan yang sama (Hage 1994, Palmer 2000, Zineldin 2004).
135
Hage (1994) mendefinisikan bahwa kerjasama antar organisasi meliputi
bersama. Upaya-upaya ini mencakup aktivitas yang sangat luas, dan membentuk
sebuah rangkaian kesatuan aktvitas antar rekanan. Axelrod (2000) membagi pola
keuangan/pembiayaan).
pemicu satu organisasi untuk lebih unggul dari organisasi lainnya. Dijelaskannya
dengan membangun jejaring bisnis dalam berbagai lini bisnis dan fungsi
manajemen. Pendapat ini didukung pula oleh Brandenberg and Nalebuff (1996)
136
competition). Selanjutnya, sarana strategik tersebut dapat muncul dengan adanya
konsumen akhir.
yang lebih baik. Kerjasama antar bisnis ini bagi perusahaan dapat dilakukan
(imitasi) (Barney 1991). Hal ini dapat dicapai karena pebisnis dalam networking
atau yang menjalin kerjasama akan memiliki keunggulan posisional bersaing yang
kepercayaan dan komitmen relasional antar kedua belah pihak. Perusahaan yang
137
hubungan kerjasama merupakan aktiva strategis bagi organisasi, karena dengan
bisnis, sehingga kondisi ini sulit ditiru oleh pesaing karena membutuhkan
dan Egan (2001) menjelaskan pula bahwa kerjasama antar organisasi akan
imitation) yang dilakukan oleh pendatang baru dalam persaingan atau pesaing
diluar kerjasama.
exchange theory) menurut Morgan and Hunt (1994) merupakan hasrat dan
Morgan and Hunt (1994) memilah perilaku pertukaran relasional menjadi dua
138
macam, yaitu: kepercayaan dan komitmen relasional yang keduanya merupakan
139
2.2.3.5.1. Kepercayaan (Trust)
manusia akan menusia lainnya bahwa pihak lain tersebut dapat menjalankan
seperti apa yang diharapkan. Morgan and Hunt (1994) mendefinisikan bahwa
berinteraksi sebagai mahluk sosial (Chris-Lucas 2005) dan ditegaskan pula dalam
orang lain bahwa pihak lain tersebut akan melakukan hal baik dalam pandangan
kedua belah pihak. Pengertian ini sebagai hasil dari persepsi kredibilitas pihak
yang dipercaya akan mampu untuk mewujudkan semua kewajiban dan janji yang
telah dinyatakan (Andaleeb 1996). Bila ternyata dikemudian hari pihak yang
dipercaya memenuhi apa yang dijanjikan, maka akan membuktikan bahwa pihak
140
Spekman (1988), Morgan and Hunt (1994) dan Andaleeb (1996)
Williamson 1979).
kepercayaan akan lebih baik apabila ada pembatasan, kemungkinan untung atau
rugi dari suatu hubungan. Jika risiko kehilangan meningkat maka tingkat
(keuntungan) atau risiko kehilangan kecil dari suatu hubungan maka tingkat
bahwa kepercayaan adalah sebagai hasil dari persepsi kebaikan hati/ kepedulian
pihak yang dipercaya, menekankan pada seberapa jauh pihak yang dipercaya
141
yang memberi kepercayaan. Dalam konteks ini, kepercayaan merupakan
memberikan hasil positif dan tidak akan melakukan tindakan negatif yang
untuk mengikatkan diri pada suatu perjanjian formal atau tidak formal (tertulis
1993, dan Morgan and Hunt 1994). Studi tentang komitmen berawal dari studi-
yang tergabung dalam suatu organisasi untuk menjalankan apa yang telah menjadi
ketentuan, arah dan sasaran yang ingin dicapai oleh organisasi, pendapat ini juga
sebagai bagian yang integral dari hubungan bisnis jangka panjang (Anderson dan
Weitz 1992, Gundlach, et al 1995, Morgan and Hunt 1994). Seperti yang
142
“comitment as an implicit or explicit pledge of relational continuity between
kedua belah pihak yang berhubungan untuk menjalin kerjasama secara terus
yang diikat oleh ikatan emosional yang mengarah pada hubungan yang bersifat
jangka panjang.
bahwa komitmen relasional adalah kesepakatan dua orang/entitas atau lebih untuk
komitmen dalam hubungan antar organisasi dicirikan oleh tiga faktor (1)
kepercayaan yang kuat dan dapat menerima tujuan organisasi lain, (2) kemauan
yang kuat untuk menghasilkan kerjasama, (3) keinginan yang kuat untuk menjaga
dimensi afektif yang berkaitan dengan sikap positif terhadap hubungan masa
143
tinggi (expectation to continue) dan kecenderungan untuk investasi berbagai
dasar dari komitmen. Pernyataan ini didukung oleh Dwyer, et al (1987) yang
Kepercayaan adalah bagian dari perilaku pertukaran sosial positif yang harus
ikatan (bonding) sosial yang tinggi antar pihak yang menjalin kerjasama. Ikatan
Selanjutnya, ditegaskan pula dalam studinya (Morgan and Hunt, 1994) bahwa
tersebut. Morgan and Hunt (1994) menjelaskan bahwa hasil (outcomes) dari
144
pertukaran relasional antar rekanan tersebut adalah kerjasama (cooperation). Studi
Morgan and Hunt ini menyimpulkan bahwa komitmen untuk saling berhubungan
kerjasama antar rekanan yang terlibat dalam jalinan hubungan jangka panjang
pada saat pertukaran sosial berlangsung menjadi kunci dari kualitas suatu
keragaman dan intensitas tinggi yang dilandasi oleh komitmen relasional yang
jalinan hubungan harmonis dalam jangka panjang (Dwyer, Schurr and Oh, 1987).
Proposisi Dua:
Sinergitas kerjasama dapat dicapai apabila kerjasama pemasaran
menghasilkan nilai-nilai hubungan jangka panjang yang dilandasi oleh
perilaku pertukaran relasional dan kekuatan/kekuasaan untuk mengendalikan
kerjasama tersebut.
145
S
Selanjutnya.
. dapat digam
mbarkan prooposisi dua inni sebagai beerikut (Gambbar 2.9)
GA
AMBAR 2.99.
PR
ROPOSISI II
I
S
Sumber : Diikembangkann untuk studdi ini.
2
2.2.4. Luarran-Luarann Strategik
k dalam Peemasaran Relasional (Strategic
Markketing Outcoomes)
Bekerjasama atau
a tidak m
melakukan kerjasama
k ddengan orgaanisasi lain
a
adalah pilih
han dan merupakan kepputusan maanajerial (Anndrew 20033). Namun,
a
apapun pilihhannya setiaap organisasii tentu meng
gharapkan aakan mempeeroleh hasil
y
yang terb
baik sehingga dapatt menumbbuh-kembanngkan organisasinya.
O
Organisasi/p
perusahaan yang
y memillih untuk mengembang
m gkan usahan
nya dengan
m
melakukan kerjasama
k pemasaran
p yyang diorienttasikan untuuk mencapaii nilai-nilai
h
hubungan jaangka panjaang tentu akkan menghaarapkan hassil-hasil straategis yang
d
dapat dicapaai dari hubunngan tersebuut (Palmer, 2000).
m
mengemban
ngkan hubuungan yangg saling menguntunggkan, harm
monis dan
b
berorientasi jangka panjjang maka aakan dapat diraih
d sinergiitas kerjasam
ma. Sinergi
146
kerjasama tersebut adalah kondisi organisasi yang bekerjasama, dimana suatu
kerjasama dapat menghasilkan hasil yang secara total akan lebih efisien, lebih
efektif, lebih produktif, dan lebih baik dibanding jika melakukannya secara
perusahaan mampu menciptakan hubungan yang kuat dengan pihak lain, maka
akan tercipta sumberdaya unik dengan mitra (Dyer and Shing 1998). Bharadwaj,
antar organisasi yang diperoleh dari sinergi kerjasama antar organisasi serta
perusahaan, yang dalam studi ini diukur dari pencapaian sinergitas kerjasama,
dijelaskan hasil-hasil strategis yang merupakan konsekuensi yang dapat diraih dari
147
2.2.4.1 Kinerja Pemasaran
Ferdinand 2000, dan Zinkhan 2002), berupa: ukuran-ukuran pasar, dan persepsi
nilai pelanggan serta keuntungan yang diperoleh dari aktivitas pemasaran tersebut.
Dijelaskan pula oleh Egan (2001) bahwa kinerja pemasaran dapat dicerminkan
pelanggan, dan posisi perusahaan dalam persaingan. Kinerja pemasaran dapat pula
diperoleh dari aktivitas pemasaran, dan nilai pemegang saham (Ambler dan Doyle
dimensi yaitu pencapaian volume penjualan, porsi pasar, profitabilitas baik jangka
148
antar organisasi yang diperoleh dari sinergi kerjasama antar organisasi serta
akses pasar (market access) yang diperoleh dari kerjasama, merupakan learning
Slater and Narver 1994, Farrel 2000). Meskipun Morgan and Hunt (1994)
namun dalam studi ini peneliti lebih sependapat dengan Palmer (1996). Palmer
untuk menciptakan kekuatan jaringan. Jejaring yang kuat akan menyulitkan keluar
dan masuknya bisnis dari jaringan tersebut karena biaya beralih akan sangat tinggi
perusahaan.
relationship outcomes banyak dijelaskan oleh para ahli sebagai lifetime value,
149
yang oleh beberapa ahli pemasaran disebutkan dalam berbagai nama, seperti:
pelanggan /customer loyalty (Oliver and de Sarbo 1988, Oliver 1993, Dick and
leave (Mohr and Nevin 1990); Keeratan Hubungan /Strong Relationship Palmer
posisional bersaing.
pemasaran. Oleh karena itu, dalam studi ini perlu dikaji tentang stakeholders yang
150
terkait dengan industri pariwisata, karena industri ini yang akan menjadi objek
jasa-jasa, dan pengelolaan sektor publik dan privat yang berkaitan dengan
antar bisnis dalam industri pariwisata memiliki sifat hubungan dua arah (two-way
GAMBAR 2.10
BENTUK ARAH HUBUNGAN STRATEGI BISNIS PARIWISATA
Transport Strategies:
Airlines, road transport,
shipping and rail
151
Dari pemahaman tentang bentuk (forms) dan framework strategi dalam
bisnis pariwisata, maka studi ini diarahkan pada kajian hubungan antar organisasi
yang berkaitan dengan strategi korporat, yaitu hubungan antar perusahaan yang
nasional ataupun internasional (Hall 2000). Lebih jauh Hall (2000) menegaskan
bahwa biasanya scope dari strategi bisnis pariwisata ini dipengaruhi oleh banyak
Nasional, PON, Olimpiade Sains dan Teknologi; Regional dan Local event,
akan pernah sukses bila sebuah negara tidak membuat, mengembangkan dan
152
mendukung sepenuhnya industri ini, tidak halnya seperti industri makanan yang
tanpa campur tangan pemerintahpun dapat berjalan sesuai dengan selera dan
mekanisme pasar.
bahwa strategi bisnis pariwisata dapat dikembangkan dalam bentuk strategi jangka
panjang, menengah dan pendek. Formulasi strategi korporat disusun atas dasar
skala prioritas yang mengarah pada tujuan jangka panjang yang hendak dicapai
industri pariwisata, karena waktu yang tidak tepat maka tidak mungkin pelancong
pada bulan-bulan orang Eropa sedang produktif bekerja, maka strategi pemasaran
pemasaran harus selalu mengacu pada waktu yang sesuai pada segmen yang
dituju. Jadi, ketepatan waktu sangat menentukan dari pelaksanaan setiap strategi
153
pengembangan industri pariwisata, serta pola hubungan kerjasama yang
pariwisata, karena kesuksesan hanya dapat diraih apabila terjalin kerjasama yang
Posisional Bersaing bersumber dari kondisi internal yang dimiliki baik dari
Keunggulan posisional bersaing yang diperoleh dari kerjasama dengan pihak lain,
dijelaskan oleh Srivastava, et al (2001) bahwa hal itu berkaitan dengan tujuan
market based assets, yaitu untuk: (1) meningkatkan nilai perusahaan yang
dan mitra bisnis strategis lainnya. Meningkatnya kepuasan dan kerelaan mereka
memperbesar nilai perusahaan yang didapat dari entitas tersebut; (2) Mendapatkan
154
kesinambungan perolehan nilai yang tinggi dari entitas yang terlibat dengan
mampu menciptakan spesifikasi produk (barang/jasa) atau bisnis yang sulit ditiru,
meskipun bisa maka membutuhkan waktu yang sangat lama, dan pengorbanan
155
advantage) (Porter 1980) yang diperoleh dari ketersediaan sumberdaya strategik
1997) atau kompetensi yang dimiliki (Hammel and Prahalad 1990). Untuk
dimensi peningkatan kinerja kerjasama (Lee and Kim 1999). Sinergitas kerjasama
aliansi strategis antar organisasi yang dapat memperoleh hasil yang fantastis akan
dalam persaingan. Hasil-hasil tersebut akan jauh lebih besar, lebih kuat, lebih
efisien, dan lebih produktif dibanding jika dilakukan secara individual. Anderson
and Narus (1990) menegaskan bahwa semakin puas dan semakin panjangnya usia
Sinergitas kerjasama yang capai dari proses kerjasama yang intens dan
156
selanjutnya dapat diraih kinerja pemasaran yang merupakan ukuran hasil dari
Proposisi Tiga:
Kinerja pemasaran yang tinggi diperoleh dari sinergitas kerjasama
antar organisasi dan keunggulan posisional bersaing. Sementara,
keunggulan posisional bersaing dapat dicapai melalui hubungan antar
organisasi yang mampu meraih sinergitas kerjasama.
GAMBAR 2.11.
PROPOSISI III
K E U N G G U L A N
P O S IS IO N A L
B E R S A IN G
S IN E R G IT A S
K E R J A S A M A
K IN E R J A
P E M A S A R A N
157
2
2.2.5. MOD
DEL TEORE
ETIKAL DA
ASAR
Berd
dasarkan teelaah pustaaka, pengem
mbangan pproposisi yang
y telah
d
dijelaskan t
terlebih dahulu, maka Model Teorretikal Dasaar (Grand Theoretical
T
M
Model) dalam
m studi ini adalah
a sebaggai berikut (G
Gambar 2.122).
GA
AMBAR 2.112
MODEL
M TE
EORETIKA
AL DASAR
S
Sumber : Diikembangkann untuk studdi ini.
m
model teoreetikal dasar dalam studi ini. Bahwaa, setiap orgganisasi akann berupaya
u
untuk memp
peroleh hasiil dari seluru
ruh aktivitass yang telahh di lakukan
nnya. Salah
s
satu hasil yaang ingin diicapai adalahh yang berasal dari aktiivitas pemassaran, yaitu
k
kinerja masaran. Kinnerja pemassaran ini diddapat dari kkeunggulan posisional
pem
b
bersaing d sinergi kkerjasama anntar organisaasi tersebut. Sementara
yanng dicapai dari
u
untuk menccapai sinergii kerjasama tersebut, perusahaan dapat
d mengeembangkan
158
pola-pola hubungan yang telah dikonsepsikan oleh para ahli pemasaran, yaitu
kuat dan nilai hubungan jangka panjang. Namun, tidak semua kerjasama akan
pada perilaku pelaku kerjasama yang positif. Sebagian ahli lain menyebutkan
Oleh karena itu, model teoretikal dasar dalam studi ini memasukkan unsur
159
2.3. PENGEMBANGAN HIPOTESIS DAN MODEL PENELITIAN
EMPIRIK
empirik. Di dalam studi ini akan dipilah beberapa Model Empirik, yaitu:
yang telah dikemukakan terdahulu. Oleh karena itu, pada model ini diarahkan
oleh Morgan and Hunt (1994). Oleh karena itu, kekuatan/kekuasaan memaksa
160
dan intensitas kerjasama. Sebagai konsekuensi dari jalinan kerjasama yang
positif.
Model kedua ini, diarahkan untuk menguji secara empirik dari issu
yang tinggi.
161
162
2.3.1. Model Empirik I.
Dampak kekuatan memaksa/mendesak dalam pemasaran relasional
(Upaya Membangun Nilai Hubungan Jangka Panjang melalui
Kerjasama Pemasaran berlandaskan pada perilaku pertukaran
relasional dan kekuatan memaksa/mendesak).
dari issue konsep, proposisi dan masalah penelitian pertama dan kedua, yaitu:
yang intens antar organisasi yang dilandasi oleh perilaku positif (kepercayaan dan
komitmen relasional) (Morgan and Hunt 1994, 1996). Sementara, pendapat lain
kedua belah pihak untuk melakukannya, jika kedua belah pihak tidak memiliki
maka tidak mungkin tercipta kerjasama yang kuat (Dahl 1957, Emerson 1962, El–
Ansyari and Stern 1972). Kekuatan yang paling kuat pengaruhnya pada saat
and Stern 1972, Gaski and Nevin 1985, Gaski 1986, dan Hermans 2003).
berupa: loyalitas, keeratan hubungan dan pesan berantai positif. Oleh, karena itu
pemasaran relasional.
163
Studi dalam model empirik I ini, akan diajukan beberapa hipotesis yang
Morgan and Hunt 1994, Heide and Minner 1992, Brown 1979, Hermans 2003,
Stokes 2003, Olivia 1999, Garzia and Medina-Munoz, 1999, Trully.S,1998, yaitu:
Garbarino and Jhonson 1999, Iacobucci 2001, Barry 1985, 1995, Ganesan 1994,
Dharmmesta 2002, Bucklin and Sengupta 1993 dan Anderson and Weitz 1992,
Payne and Rickard 1997, Egan 2001); keeratan hubungan (Palmer 1996, 1998,
Payne, et al 1995, Murphy, et al 2005. Anderson and Narus 1990, Ganesan 1994,
dan pesan berantai positif (Arnt 1967, File,et al 1994, Anderson 1998, Hennig-
Kepercayaan (Trust)
tidak dapat berjalan tanpa diawali dengan kepercayaan antar pihak/rasa saling
dalam kesuksesan suatu persekutuan bisnis adalah tidak adanya saling percaya.
juga didukung oleh Berry and Parasuraman (1991) yang fokus penelitiannya pada
164
industri jasa, mereka menegaskan bahwa: konsumen tidak dapat mencoba jasa
dalam industri jasa sangat membutuhkan kepercayaan salah satu pihak atau
keduanya.
kerjasama antar organisasi akan menjadi lebih kuat apabila dilandasi oleh
seperti: komitmen relasional dan kerjasama, keduanya akan menjadi lebih kuat
yang akan didapat dari hubungan kerjasama antar organisasi tersebut (Morgan and
Narus 1990).
165
Morgan and Hunt (1994) menegaskan dalam teori kepercayaan dan
GAMBAR 2.13.
MODEL KEPERCAYAAN DAN KOMITMEN RELASIONAL
(Key relationship variables)
KEPERCAYAAN
+
(TRUST)
+ KERJASAMA
(COOPERATION)
KOMITMEN
RELASIONAL +
(RELATIONAL
COMMITMENT)
and Hunt (1994) (Gambar 2.13) ditemukan bahwa terdapat pengaruh yang positif
dan signifikan pada ketiga variabel tersebut, dan dalam penjelasannya model ini
yang berperan dalam pemasaran relasional. Adanya pengaruh yang positif dan
perusahaan
166
2. Kepercayaan akan berpengaruh positif terhadap kerjasama antar perusahaan
perusahaan
kerjasama.
Studi Morgan and Hunt (1994) ini juga didukung oleh studi Hoffman
menjadi lebih kuat dan memiliki sinergi yang kuat, sehingga kerjasama tersebut
akan menghasilkan manfaat yang lebih bagi seluruh pihak yang bekerjasama.
terhadap pertukaran dalam pemasaran relasional (Morgan and Hunt 1994). Molm
167
pengaruh negatif dibanding positif terhadap pertukaran sosial tersebut. Molm
(1997) juga menjelaskan bahwa coercive power akan memberikan kesan negatif
bila salah satu pihak menggunakannya dalam pertukaran sosial, namun meskipun
lain atau menghalangi pihak lain untuk (tidak/melakukan) sesuatu. Dalam proses
keunggulan yaitu: aksi-reaksi dapat berjalan dengan cepat, arah kerjasama dapat
tertekan akan muncul hasrat untuk menarik diri dari situasi tersebut (Molm 1997,
akan berdampak pada derajat kepercayaan pihak lain, apabila satu pihak memiliki
sumber-sumber kekuasaan yang dapat mendesak pihak lain, maka pihak lain akan
168
Jadi, dalam hubungan antar organisasi kekuasaan/kekuatan memaksa/
pengaruh tersebut dapat positif atau negatif. Oleh karena studi ini diarahkan unuk
selama menjalin hubungan antar organisasi dalam pemasaran relasional yang akan
hubungan dengan pihak lain (relational exchange), dan merupakan basis dalam
Dahl 1957, Emerson 1962, French and Raven 1959, dan El-Ansyari (1972)
169
kekuatan/kekusaan ini diharapkan dapat memperkecil ketimpangan antara dua
pihak yang bekerjasama. Jika terjadi ketimpangan maka akan muncul asymetri
kekuatan antar pihak yang bekerjasama, sehingga pihak satu dapat mendesak
pihak lain untuk melakukan sesuatu yang dikehendakinya, sementara pihak yang
tak seimbang. Jika salah satu perusahaan lebih memerlukan terjadinya kerjasama
tersebut, maka tentu pihak yang lebih memerlukan akan mengikuti apa yang
dikehendaki oleh pihak lain tersebut baik untuk mematuhi maupun merubah
kondisi tertentu sesuai dengan yang diharapakan pihak lain. Atau sebaliknya, jika
terjadi kekuatan yang tidak seimbang maka akan berakibat pada semakin
kekuasaan yang lebih besar dari kekuasaan perusahaan B, maka B akan semakin
Kekuatan yang tidak seimbang tersebut akan mengakibatkan satu pihak dapat
170
power) akan berpengaruh negatif terhadap kepercayaan. Lebih jauh, Duarte and
Hasil studi ini didukung pula oleh studi yang dilakukan oleh Hermans (2003)
yang telah disepakati, meskipun sifatnya sepihak (artinya satu pihak meminta
pihak lain untuk memenuhinya karena mereka memiliki kekuatan yang lebih
memaksa dari satu pihak terhadap pihak lain tersebut akan menguatkan relasional,
kepercayaan dan komitmen relasional antar pebisnis akan semakin baik. Hal ini
sejalan dengan studi yang pernah dilakukan Sharplin (1982) bahwa kekuatan
171
dapat pula berpengaruh positif terhadap kepercayaan (menguatkan kepercayaan).
Oleh karena studi ini diarahkan untuk membangun jalinan kerjasama yang intensif
yaitu industri pariwisata, maka studi ini lebih berfihak pada kajian-kajian yang
telah dibangun oleh para ahli yang menyatakan bahwa kekuatan memaksa
Hal ini dipilih karena sifat dari kekuatan memaksa yang digunakan
tercapainya tujuan kerjasama (Frazier, 1983, 1999,dan Frazier and Rody 1991).
Dahl (1957) telah merumuskan bahwa kekuatan melekat pada para pelaku
dapat mempengaruhi orang lain bahwa seseorang adalah dapat dipercaya untuk
mencapai harapan-harapan.
Oleh karena itu, dalam studi ini diajukan hipotesis sebagai berikut :
Hipotesis 1:
Semakin intens kekuatan/kekuasaan memaksa (semakin tinggi
kemampuan mendesak) satu pihak terhadap pihak lain dalam menjalin
hubungan pemasaran, maka semakin tinggi tingkat kepercayaan pelaku
organisasi yang menjalin kerjasama
dan Parasuraman (1991) menyatakan bahwa saling memegang teguh janji (mutual
172
commitment) merupakan fondasi dalam menjalin hubungan. Anderson dan Weitz
sangat penting dalam membangun kerjasama yang kuat antar organisasi, oleh
pemasaran relasional.
tersebut. Dijelaskannya bahwa pengaruh tersebut bersifat merusak, hal ini karena
173
Coercive Power tersebut diasosiasikan sebagai bentuk hukuman (punishment) dan
bahwa para pekerja memiliki komitmen organisasional yang negatif terhadap para
(2000) yang mereplikasi riset tersebut juga menemukan hal yang sama, yaitu
terdapat asosiasi yang negatif antara coercive power dengan komitmen para
pekerja. Jadi, dari temuan para ahli ini dapat disimpulkan bahwa coercive power
negatif.
Simpson dan Mayo (1997) yang menguji pengaruh coercive dan non-
komitmen relasional.
174
Studi, Cook dan Emerson (1978,1984) tentang kekuatan/kekuasaan yang
Rody (1991), Frazier (1999) yang meneliti hubungan bisnis waralaba, mereka
perusahaan untuk memenuhi apa yang telah disepakati. Studi lain yang juga
menghasilkan dampak positif adalah penelitian dari: Kasulis dan Spekman (1980),
Kroaten (1992), Brown, et al (1995), Lusch and Brown (1996). Para ahli ini
175
bertumpu bagaimana hal tersebut dilakukan atau dipersepsikan oleh kedua belah
komitmen relasional dalam berbagai jenis kerjasama dan industri yang diteliti oleh
para ahli. Hal tersebut dapat terjadi karena objek yang diteliti memiliki
atau fenomena industri dalam lingkungan yang berbeda. Namun, dalam studi ini
yang akan mengambil objek hubungan antar organisasi dalam industri pariwisata
artinya satu pihak membutuhkan pihak lain dalam operasionalisasi usahanya. Jago
bila tidak mampu menjalin hubungan dengan pihak lain. Berdasarkan kajian
teoretis dan empiris yang telah dikemukakan terdahulu, maka penelitian ini
Hipotesis 2.
Semakin intens kekuatan/kekuasaan memaksa (semakin tinggi
kemampuan mendesak) satu pihak terhadap pihak lain dalam
menjalin hubungan pemasaran, maka semakin tinggi komitmen
relasional antar organisasi.
Kerjasama (Co-operation)
”bersama” dan ”operari” artinya ”to work”, hal ini dimaknai sebagai suatu
situasi yang dilakukan oleh dua atau lebih entitas yang bekerjasama untuk
176
Beberapa ahli telah merumuskan secara teoretis dan meneliti secara
empiris berbagai bentuk kerjasama ini, seperti: Stern dan El-Ansary (1972)
menghasilkan kajian bahwa kerjasama akan semakin kuat apabila pihak yang
cepat, dan mencapai arah tujuan kerjasama apabila pihak yang bekerjasama dapat
meneliti hubungan pabrikan dengan pemasok dan pabrikan dengan penyalur baik
terjadinya kerjasama. Studi French and Raven (1958) juga mengkaji hubungan
berarti mereka telah bekerja dengan biaya tinggi karena membutuhkan koordinasi
dan pengawasan yang sangat ketat. Morgan and Hunt (1994) juga mendukung
177
pendapat tersebut bahkan mengembangkan teori kepercayaan-komitmen dalam
kecenderungan untuk meninggalkan menjadi tinggi. Oleh karena itu, Morgan and
178
negatif. Duarte dan Davies menguji hubungan antar variabel konstruk ini dengan
mempengaruhi kerjasama, tapi pengaruh tersebut negatif. Namun studi ini tidak
harus dipenuhi dari pihak yang bekerjasama, maka pasti kerjasama akan tetap
kerjasama antar organisasi tetap berlangsung dalam waktu yang lama. Hasil studi
179
power). Simon (1953) menegaskan bahwa dalam pertukaran sosial kekuatan yang
paling efektif adalah kekuatan yang dapat menggerakkan orang lain untuk
melakukan sesuatu yang kita harapkan bukan yang orang lain harapkan. Kekuatan
nilai kerjasama yang akan dibangun sehingga setiap pelaku memegang teguh
dunia. Para ahli lain menyatakan bahwa kekuatan memaksalah yang akan
sesuatu yang besar (greater) meskipun kekuatan ini akan dapat menghindari
(Hardin 1968, Simon 1953, Gaski and Nevin 1985, dan Frazier 1999).
Berdasarkan pada kajian teoretik dan bukti empirik tersebut, maka dalam
180
kerjasama atau meningkatkan kerjasama antar organisasi. Sementara, studi ini
Indonesia.
Hipotesis 3:
Semakin intens kekuatan/kekuasaan memaksa (semakin tinggi kemampuan
mendesak) satu pihak terhadap pihak lain dalam menjalin hubungan
pemasaran, maka semakin tinggi intensitas kerjasama antar organisasi.
adanya saling percaya Berry dan Parasuraman (1991) yang meneliti pada industri
jasa menegaskan pula bahwa, karena konsumen tidak dapat mencoba jasa sebelum
kepercayaan.
181
seseorang/entitas dipercaya maka mereka akan merasa dihargai dan berupaya
dalam studinya dijelaskan bahwa para pembeli dan penjual akan membangun
2.13), dan hasil studi ini menguatkan studi sebelumnya yang dilakukan oleh
semakin kuat apabila dilandasi oleh kepercayaan yang tinggi terhadap para
peneliti/ahli.
berpengaruh positif terhadap komitmen relasional, dan didukung pula oleh studi
dan dalam studi ini terbukti bahwa kepercayaan berpengaruh positif terhadap
komitmen relasional.
Hipotesis 4:
Semakin tinggi tingkat kepercayaan, semakin tinggi komitmen relasional
antar organisasi
182
Kepercayaan dan Kerjasama
Morgan and Hunt (1994) yang studinya dijadikan sebagai salah satu
dasar studi ini telah membuktikan bahwa kerjasama antar organisasi terjadi
kepercayaan adalah perilaku positif yang harus dibangun oleh seluruh pihak yang
jangka panjang dan kuat maka haruslah membangun rasa saling percaya diantara
pihak yang bekerjasama. Rasa saling percaya itu pula diiringi dengan
menghindarkan diri dari sikap dan perilaku oportunis yang hanya menguntungkan
kerjasama berlangsung maka akan semakin terbangun pula saling percaya antar
yang dilakukan dalam proses penelitian adalah dasar untuk terjalinnya hubungan
183
harmonis antara peneliti dan pengguna hasil penelitian. Sebuah hasil penelitian
akan menjadi sangat bermanfaat, manakala para peneliti dapat dipercaya dan
tidak bekerjasama dengan pihak lain adalah sebuah pilihan, namun tidaklah
mudah untuk melepaskan diri dari berhubungan dengan pihak lain, karena
manusia atau organisasi tidak dapat menjadi lebih besar tanpa campur tangan
memerlukan entitas lain dalam meraih tujuannya, dan saat memulai kerjasama
salah satu pihak memerlukan kepercayaan dari pihak lain agar kerjasama tersebut
menjelaskan bahwa karena jasa tidak dapat dicoba sebelum terjadi transaksi
yang sehat.
184
Berdasarkan, kajian teoretis dan berbagai hasil penelitian tentang
Hipotesis : 5
Semakin tinggi tingkat kepercayaan, semakin tinggi intensitas kerjasama antar
organisasi
Morgan and Hunt (1994) yang dijadikan sebagai sumber inspirasi studi
Mereka meneliti diberbagai jenis hubungan pemasaran antara focal firm dengan
kepentingan maka akan semakin kuat pula kerjasama dengan pihak lain tersebut
dan pada model Morgan and Hunt (1994) tersebut kerjasama merupakan outcomes
dari kepercayaan dan komitmen relasional. Penelitian Morgan and Hunt (1994) ini
mendukung studi File, et al 1994, dan Mohr and Nevin (1990) yang menyatakan
bahwa komitmen relasional akan berpengaruh positif terhadap kerjasama dan akan
185
Steers (1977) juga meneliti tentang komitmen relasional ini, bahwa
mengandung arti bahwa pihak yang saling bekerjasama menyepakati apa yang
Atas dasar kajian konseptual dan empirikal terdahulu maka, maka dalam
Hipotesis 6:
Semakin tinggi komitmen relasional, semakin tinggi intensitas kerjasama
antar organisasi
2002) yang memandang bahwa nilai yang akan diperoleh dari implementasi
186
hubungan jangka panjang ini diungkapkan/dinamakan oleh para ahli dengan
kesetiaan (loyalty) (Berry 1983, Dick and Basu 1990, Oliver 1988, Hennig-
(kerjasama) (Palmer 1996, 2000, Morgan and Hunt 1994); Pesan berantai positif
(Dorsch, et al 1998, Palmer and Bejou 1994); Seller expertise (Palmer and Bejou
1996).
1999, Fishbein and Ajzen 1988, Dick and Basu 1990, Dorsch, et al 1998, Palmer
187
Dalam studi ini, Nilai Hubungan Jangka Panjang yang dipilih adalah:
loyalitas (loyalty), pesan berantai positif (positive WoM) dan hubungan yang
variabel ini namun kajiannya secara terpisah. Di sisi lain, unsur-unsur atau aitem-
aitem yang dikandung dalam variabel-variabel yang dipilih ini, telah mengandung
ulang merupakan salah satu indikator dalam loyalitas; “tidak ingin meninggalkan”
Lifetime Relationship).
Loyalitas (Loyalty)
merupakan nilai yang diperoleh dari hubungan jangka panjang karena seseorang
oleh Anderson and Weitz 1992, Morgan and Hunt (1994) bahwa loyalitas
merupakan sikap dan perilaku untuk tetap selalu melakukan hubungan yang
mempunyai nilai.
pihak-pihak yang menjalin hubungan (b-to-c dan atau b-to-b) akan mengurangi
188
mengimplementasikan strateginya dan mengurangi biaya serta akan menciptakan
transaksi silang.
nilai-nilai hubungan jangka panjang yang positif bagi perusahaan bila kerjasama
perusahaan yang saling bekerjasama tersebut akan merasakan manfaat dalam hal
keyakinan dalam menjalani usaha karena: memiliki jejaring luas, terlindungi dari
pesaing-pesaing baru, biaya beralih dan masuk kejejaring baru seolah menjadi
kualitas hubungan antar organisasi yang baik akan berpengaruh positif terhadap
kerjasama yang dilakukan oleh setiap organisasi bisnis akan menghasilkan nilai-
189
kerjasama jangka panjang: kecenderungan untuk setia pada rekanan dan
Berdasarkan hasil studi di atas maka dalam penelitian ini dihipotesiskan bahwa:
Hipotesis 7:
Semakin tinggi intensitas kerjasama antar organisasi, semakin tinggi
tingkat loyalitas pihak yang bekerjasama.
Morgan and Hunt (1994) dengan menggunakan pola kajian Rival Models
untuk tetap menjalin hubungan dan tumbuhnya keeratan, dan tingginya solidaritas
Hipotesis 8:
Semakin tinggi intensitas Kerjasama antar organisasi, maka semakin
tinggi intensitas pesan berantai positif antar pihak yang bekerjasama.
Palmer (1996), Grant (1991), dan Egan (2001) menjelaskan pula bahwa
190
d
dalam persaaingan atau pesaing diiluar kerjasaama. Selanjjutnya, Palm
mer (1996,
i
intensitas nggi) maka dapat mencciptakan kekkuatan hubuungan antar organisasi
tin
y
yang bekerjaasama (stron
ng relationshhip). Namunn, dijelaskannnya pula baahwa untuk
m
menciptakan
n keeratan hubungan
h teersebut haruus didasari oleh perilakku-perilaku
p
positif dari pihak-pihak
p yang bekerjaasama.
Berd
dasarkan studdi-studi terseebut, maka dihipotesiska
d an sebagai beerikut:
Hipootesis 9:
Sem
makin tinggi intensitas
i keerjasama, maaka semakin tinggi keeraatan
hubuungan antar organisasi.
GA
AMBAR 2.14.
MODEL EMPIR
RIK I
DAMPAK
K KEKUATA
AN MEMAK
KSA DALAM
M PEMASAR
RAN RELAS
SIONAL
S
Sumber : Diikembangkann untuk disertasi ini
odel empirikk I ini akan meguji dam
Mo mpak langsung dan tidakk langsung
d kemam
dari mpuan mendeesak/kekuataan memaksaa terhadap vvariabel-variaabel dalam
191
relationship marketing yang diformulasikan oleh Morgan and Hunt (1994). Model
langsung maupun tidak langsung, serta dampak tidak langsungnya terhadap nilai-
behavior dari model yang dikembangkan oleh Morgan and Hunt (1994), tentang
antar organisasi semakin kuat maka akan menimbulkan kualitas kerjasama yang
akan menghindari konflik dan perilaku-perilaku oportunis oleh salah satu pihak.
Menurut Corning (1998) Sinergi adalah kerjasama dua pihak atau lebih
yang saling mempengaruhi, dan efek kerjasama trersebut jauh lebih besar
192
dibanding bila mereka melakukan secara individual. Dalam studinya dijelaskan
bahwa jika kerjasama antar organisasi tersebut dapat berpengaruh terhadap lebih
efektifnya pengggunaan asset perusahaan, dan dapat bekerja jauh lebih efisien
maka perusahaan tersebut telah bersinergi dengan partnernya secara benar dan
nilai kerjasama antar organisasi yang kuat akan menimbulkan rasa saling-
memuaskan antar pihak yang bekerjasama, artinya bila dipandang dari sudut
relasional: derajat kepercayaan dan komitmen atau kompetensi yang dimiliki oleh
mitra bisnis tersebut). Jadi, kerjasama akan mampu menghasilkan sinergi apabila
dapat memberikan manfaat yang lebih besar, lebih baik, dan lebih menguntungkan
(Jacobini and Mc.Crrary 1994, Geringer and Louis 1991) namun mereka juga
193
variabel relasional/behavioral, strategik dan finansial ini dalam mengamati sinergi
dalam kemitraan.
dan penyalur, atau komplementer dan subsitisi, dapat pula hubungan dengan
evaluasi dan kondisi ini yang paling sering menjadikan kerjasama menjadi lebih
baik atau tidak menjadi lebih baik. Zineldin (1998,2004) menegaskan bahwa
ultimate consumer dan tetap bersaing untuk meraih kinerja perusahaan yang lebih
terdapat unsur kompetisi akan menghasilkan sinergi yang lebih kuat dan besar
dihindarkan seperti: membuat orang akan lebih produktif, lebih bersemangat, dan
194
Nilai Hubungan Jangka Panjang dan Sinergitas Kerjasama
yang digunakan dalam studi ini, adalah: Kesetiaan antar pihak yang bekerjasama
terciptanya nilai hubungan jangka panjang yang dicerminkan dari kesetiaan para
nilai bagi kualitas aliansi, karena akan semakin memudahkan proses penyampaian
informasi dan terjadinya kecenderungan untuk tetap saling memberikan input bagi
panjang tersebut tercermin dari seberapa banyak pihak yang dapat bertahan dalam
oleh Morgan and Hunt (1994) bahwa untuk membangun hubungan harmonis
195
dalam sebuah hubungan pemasaran Di samping harus dilandasi oleh perilaku
positif yaitu kepercayaan dan komitmen relasional, juga hubungan tersebut dapat
Morgan and Hunt (1994) dapat disimpulkan bahwa untuk menghasilkan sinergitas
kerjasama tidak cukup hanya melakukan kerjasama saja, tetapi kerjasama tersebut
Hipotesis 10:
Semakin tinggi loyalitas antar organisasi, maka semakin
tinggi sinergitas kerjasama.
belah pihak memberikan banyak manfaat maka akan menghasilkan pesan berantai
yang positif bagi pihak-pihak yang bekerjasama. Selanjutnya, dalam kajian studi
ini pada uraian terdahulu telah disebutkan bahwa sinergitas kerjasama dapat
dicapai apabila terjadi proses pertukaran relasional dan komunikasi positif antar
berantai positif terhadap sinergi kerjasama, namun berdasarkan kajian teoretis dan
196
konseptual terdahulu, serta statetment para ahli yang menyatakan bahwa sinergi
tersebut akan semakin menghasilkan kerjasama yang lebih baik, lebih kuat,
Hipotesis 11:
Semakin tinggi intensitas pesan berantai positif, maka semakin tinggi
sinergitas kerjasama antar organisasi
dibangun dari kerjasama yang kuat antar organisasi sedangkan kerjasama yang
kuat artinya semua pihak yakin bahwa dengan kerjasama akan menghasilkan
sesuatu yang lebih besar/baik, dan tidak berupaya untuk melakukan tindakan-
menyebutkan bahwa Sinergi kerjasama akan semakin kuat apabila para pelaku
197
Selanjutnya, Zineldin and Bredenlőw (2003) dan Zineldin (2004)
(Strong Relationship) seperti yang disampaikan oleh Palmer (1996, 1998) dan
Egan (2001).
berikut:
Hipotesis 12.
Semakin tinggi keeratan hubungan, maka semakin tinggi
sinergitas kerjasama antar organisasi.
198
Hubungan Sinergitas Kerjasama dan Keunggulan Posisional Bersaing
dalam jangka panjang (lifetime value) dari seluruh pihak yang menjalin hubungan
maka akan menjadi kuat dan terpelihara pulalah sinergitas kerjasama tersebut.
konflik negatif dengan mitra, dan berbagi risiko (risk sharing) serta berbagi
informasi.
ketepatan dalam melayani, artinya para turis sebagai pembeli akhir akan semakin
199
1998). Dalam artian bahwa para turis akan mendapatkan informasi yang jelas dari
para agen perjalan wisata, hotel dan restoran, tempat-tempat tujuan wisata, seperti:
kepastian waktu pergi dan tiba, kejelasan tempat istirahat, harga paket wisata jelas
dan menjadi sesuai dengan layanan apa yang diberikan, tujuan wisata yang
biaya yang rendah, jaringan yang kuat antar perusahaan pariwisata, kemudahan
200
memperoleh keunggulan posisional bersaing yang kuat. Posisional tersebut dapat
(barang/jasa) yang khas, dan keunggulan dalam biaya yang rendah (Porter 1980,
Hipotesis 13:
Semakin tinggi sinergitas kerjasama yang dicapai, maka semakin
tinggi keunggulan posisional bersaing
Perusahaan yang telah melakukan kerjasama dalam banyak hal, diharapkan akan
menghasilkan sesuatu yang lebih besar, lebih baik daripada apabila dilakukan
yang lebih baik. Clark, et al (2006) menjelaskan bahwa apabila apabila upaya-
upaya pemasaran dapat dilakukan dengan efektif, efisien dan produktif maka akan
201
Selanjutnya Zineldin and Bredenlow (2003) membuktikan bahwa apabila
teknologi tinggi, dan akan terciptanya nilai tambah yang tinggi bagi perusahaan
berkesinambungan.
Berdasarkan kajian tersebut, maka dalam studi ini dihipotesiskan sebagai berikut:
Hipotesis 14:
Semakin tinggi sinergitas kerjasama yang dicapai, maka semakin
tinggi kinerja pemasaran.
tersebut. Selanjutnya, Day and Wensley (1988) menjelaskan bahwa: terdapat dua
202
keunggulan bersaing, maka perusahaan tersebut akan menghasilkan kondisi
pelanggan yang lebih banyak, atau lebih loyal, mampu menghasilkan barang dan
jasa yang lebih efisien. Oleh karena itu, sebagaimana yang ditegaskan oleh Alfred
(1997) bahwa kinerja pemasaran dicerminkan oleh tiga dimensi yaitu efektivitas
bekerjasama maka akan semakin baik pula kinerja pemasaran dari perusahaan-
perusahan tersebut.
203
dilakukan oleh perusahaan-perusahaan yang menggunakan teknologi tinggi seperti
kinerja perusahaan yang saling bekerjasama, seperti: perusahaan akan lebih cepat
konsumen akhir sehingga perusahaan yang bergabung tersebut akan dapat menjual
lebih banyak dengan biaya lebih murah (Dyer and Singh 1998, dan Gulati, et al
2000).
berikut.
Hipotesis 15
Semakin tinggi keunggulan posisional bersaing yang dicapai, maka
semakin tinggi kinerja pemasaran yang dihasilkan.
secara sistematis Model Empirik II dalam studi ini, seperti Gambar 2.15 berikut
ini:
204
GA
AMBAR 2.15.
MODE
EL EMPIRIIK II
Membangun Strateggic Marketingg Outcomes m
melalui
Nilaai-Nilai Hubu
ungan Jangka panjang daalam Pemasaaran Relasion
nal
S
Sumber : Diikembangkann untuk disertasi ini.
Berd
dasarkan Gaambar 2.15. tersebut, dimaksudkaan untuk mendeteksi
m
b
bagaimana h
hasil-hasil d implemeentasi pemaasaran relasional berupaa nilai-nilai
dari
h
hubungan jangka
j panjjang (loyallitas, pesan berantai positif,
p dann keeratan
h
hubungan) d
dapat menciptakan hasill-hasil strateegik dari pem
masaran relaasional ini.
H
Hasil-hasil p
pemasaran strategik (strrategic markketing outcom
mes) yang dapat
d diraih
k
karena peruusahaan meenjalin hubuungan kerjaasama dengan pihak lain, yaitu:
s
sinergitas k
kerjasama, keunggulan
k posisional bersaing daan kinerja pemasaran.
p
M
Model ini diharapkan
d a
akan dapat m
membuktikann bahwa stuudi keperilak
kuan dapat
t
tentang bagaimana nilaai hubungan jangka pannjang dapat dijadikan dasar
d untuk
205
terbangun, bagaimana perusahaan dapat meraih posisi unggul dalam persaingan
206
BAB III
METOD
DA PENELITIAN
3 Pengan
3.1. ntar
Padaa bab ini akan
a disamppaikan hal-hhal yang beerkaitan den
ngan: jenis
p
penelitian, populasi
p dann sampel, obbjek penelitiaan, variabel dan indikattor, metoda
p
pengumpula
an data, moddel penelitiann dan teknikk analisis, addapun sistem
matika pada
GA
AMBAR 3.11.
ALUR K
KAJIAN BA
AB III
207
3.2. Jenis Penelitian
menjalin hubungan kerjasama pemasaran antar organisasi, serta bagaimana hal itu
pengembangan teori yang dibangun dalam studi ini. Oleh karena itu, jenis
3.3.1. Populasi
Studi ini akan diujikan pada perusahaan-perusahaan yang mengelola
usaha wisata di Indonesia. Dipilihnya industri ini, karena secara teoretis dan
empiris memiliki berbagai karakteristik yang sesuai dengan topik dan tujuan studi.
208
Industri pariwisata memiliki beberapa karakteristik yang sangat peka pada
lingkungan, menghadapi berbagai tuntutan dari stakeholders baik yang
berinteraksi langsung maupun tidak langsung dengan perusahaan. Industri
pariwisata ini memiliki sifat yang saling beketergantungan (interdependence),
artinya kerjasama antar organisasi sangat diperlukan agar perusahaan dapat
mengelola interaksi dengan konsumen akhir (end consumer) lebih efektif, efisien
dan produktif.
Berikut adalah jenis, pengelompokan dan pola keterhubungan antar
GAMBAR 3.2.
LINGKUP INDUSTRI PARIWISATA DI INDONESIA
Sumber : Direktori Pariwisata Indonesia, PHRI dan ASITA yang diolah untuk
studi ini. (2002).
dengan yang didefinisikan dalam Tourism Training Victoria (1995, p1), yaitu:
209
The tourism industry encompasses all economics that supply goods and
services to tourist and visitors. The tourism industry can be devided into three
seluruh kegiatan ekonomi yang menawarkan jasa dan atau barang kepada para
pengunjung dan wisatawan. Industri pariwisata tersebut dapat dibagi menjadi tiga
industri utama, yaitu jasa keramah-tamahan, jasa travel, dan jasa kunjungan
(tujuan wisata).
1) Jasa Akomodasi dengan Jasa Makanan: hotel, motel, resort yang melayani
3) Jasa Makanan (kafé, restoran, pub, club, tempat pertemuan resmi/ function
1) Organisasi tour dan travel skala besar atau ritel (wholeseller or retail tour
and travel organization): Agen tour dan travel yang melayani masyarakat
2) Tranportasi darat, laut dan udara, seperti: pesawat terbang, kapal, kereta
210
c. Jasa Kunjungan/Pengunjung/Tamu (Visitors Services).
festival, konvensi)
oriented) yang tergabung dalam Asosiasi PHRI sebanyak ± 7000 anggota yang
tersebar di seluruh Indonesia dengan 29 Badan Pimpinan Daerah (BPD) dan 175
Badan Pimpinan Cabang ( BPC ) (Data PHRI, 2007). Untuk anggota ASITA
Daerah) diseluruh Indonesia (Data ASITA, 2007). Anggota PHRI dan ASITA
1. Jumlah anggota dalam organisasi ini bersifat dinamis bergantung dari keluar-
211
2. Keanggotaan satu organisasi yang memiliki cabang disatu kota (misal: Jakarta
Pusat dan Jakarta Selatan) jika mendaftar di DPD setempat maka akan tercatat
sebagai anggota ASITA atau PHRI, sehingga satu nama perusahaan dapat
3. Organisasi yang tergabung dalam asosiasi tidak semua berorientasi laba dapat
4. Untuk organisasi ASITA, perusahaan travel agen lebih banyak yang hanya
organisasi yang dipilih untuk menjadi target populasi bedasarkan fenomena ini
Oleh karena itu, secara keseluran populasi target dalam studi ini dipilah
tujuan studi ini. Populasi dalam studi ini adalah organisasi pengelola pariwisata
yang menjadi anggota PHRI atau ASITA dan berorientasi pada keuntungan.
berjumlah 1.243 perusahaan terdiri dari 841 anggota PHRI seluruh Indonesia dan
212
402 anggota ASITA yang diwakili oleh para pengelola/pimpinan perusahaan atau
manajer pemasaran/operasional.
1. Teknik Sampling
Hubungan tersebut dapat berbentuk hubungan dua arah atau multi arah.
ataupun formal (Olivia 1999, Garzia and Medina-Munoz 1999) Formal artinya
perjanjian) dan tidak formal tanpa diikat dengan kontrak perjanjian tertulis.
213
Hubungan formal maupun tidak formal keduanya tetap mengandung
dilakukan dengan alasan bahwa para pimpinan tersebut adalah seseorang yang
sampel dalam penelitian mengacu pada pendapat Hopkins and Hopkins (1997),
214
2. Ukuran Sample/Sample Size
Ukuran sampel (sample size) dalam studi ini didasarkan pada berbagai
pertimbangan. Pertama, jumlah populasi bersifat dinamis; kedua, karena studi ini
membutuhkan sampel besar (large sample size) minimal 100 sampai dengan 200.
Namun, apabila ukuran sampel lebih besar lagi (antara 400 sampai dengan 500)
maka sensitivitas model ini dalam mendeteksi perbedaan antar data akan semakin
Meskipun jumlah anggota populasi dalam studi ini terhitung, tetapi untuk
memutuskan apakah jumlah tersebut akan berkurang atau bertambah dalam waktu
tertentu tidaklah terdapat kepastian, disamping alasan bahwa studi ini dirancang
sampel dalam penelitian ini mengacu pada Hair, et al (1996), Ferdinand (2002),
dan Ghozali (2006) yang menyebutkan bahwa jumlah sampel dapat dihitung dari
besarnya parameter dikali dengan 5 sampai dengan 10. Karena studi ini
31, sehingga sampel yang dibutuhkan dalam studi ini minimal sebanyak 31 x 5 =
155.
Sampel dipilih dari data perusahaan yang menjadi anggota PHRI dan
ASITA pusat: Jakarta, Wilayah Jawa, Wilayah Bali dan Nusa Tenggara, Wilayah
tempat-tempat tujuan wisata populer di Indonesia maupun manca negara, (2), Para
215
pengelola biro perjalanan wisata berkantor pusat disekitar wilayah-wilayah
tersebut, (3) karena untuk melakukan kerjasama jangka panjang tidak dapat
dilepaskan dari strategi organisasi induk/pusat dan kantor pusat perusahaan yang
questionare) baik melalui pos, e-mail, dan langsung pada saat pertemuan-
amplop balasan berperangko cukup. Proses pengiriman kuesioner dalam studi ini,
perjalanan wisata, dan tujuan wisata (termasuk atraksi dan event organizers)
atau telepon untuk informasi tentang studi ini. Untuk setiap wilayah dibantu
oleh beberapa kontak person yang juga sebagai anggota atau pengurus
3) Setiap pertanyaan yang dikirim baik melalui pos maupun langsung diberi
nomor kode sesuai dengan nomor kode perusahaan yang telah dipilih. Pilihan
216
4) Jumlah total kuesioner yang disebar sebanyak 765 bendel, yang dilakukan
secara bertahap melalui pos, via pengurus asosiasi dan pada saat pertemuan
anggota asosiasi.
pengurus PHRI dan ASITA yang ada di wilayah setempat dan angket jawaban
kode sesuai dengan kode perusahaan pada saat dikirim, sehingga memudahkan
dalam data base yang diolah dengan menggunakan program Microsoft Excel,
base ini. Data tersebut diolah dengan program SPSS.11.5 dan AMOS Graph Versi
217
3.4. Pengukuran Variabel dan Indikator Penelitian
3.4.1. Pengukuran Variabel
mengendalikan arah studi agar sesuai dengan tujuan utama. Namun, diajukan pula
yang memiliki dua titik ekstrim yaitu setuju dan sangat tidak setuju (Agree-
218
Pesan Berantai Positif (Positive Word of Mouth Communication), Keeratan
and Hunt (1994) dalam The Comitment-Trust Theory direplikasi dan disesuaikan
untuk industri jasa pariwisata yang menggunakan dasar pada kajian Stokes
berkeinginan untuk menguji pemikiran Morgan and Hunt (1994) tersebut dengan
teori, konsep dan variabel lain yang berkaitan dengan pemasaran relasional yaitu
indikator dari berbagai identifikasi yang dilakukan oleh beberapa peneliti tentang
(1999), Dick and Basu (1994), Oliver and De Sarbo (1988), Komunikasi
indikator variabel yang dikemukakan oleh Morgan and Hunt (1994) serta
219
Untuk variabel Keunggulan Posisional Bersaing (Competitive Positional
(1998), Chris-Lucas (2005), Axelrod (2000), Lee and Kim (1999). Untuk variabel
yang digunakan oleh: Anand and Khanna (2000), Ambler and Doyle (2000),
model penelitian ini disesuaikan dengan bangun teori dari pemasaran relasional
yang secara konseptual sesuai dan logis untuk menggambarkan variabel konstruk
dengan singkatan nama variabel, berikut ini adalah notasi yang digunakan untuk
Tabel 3.1.
Nama dan Notasi Variabel Penelitian
NOMOR NAMA VARIABEL KODE/NOTASI
VARIABEL VARIABEL
220
5. LOYALITAS (LOYALTY) LOY
6. PESAN BERANTAI POSITIF (POSITIVE WORD OF PBP
MOUTH)
7. KEERATAN HUBUNGAN (STRONG RELATIONSHIP) H_ERAT
apa yang diharapkannya (Gaski and Nevin 1985, Frazier 1999, Hermans 2003).
mengendalikan agar kerjasama dapat berjalan sesuai dengan apa yang menjadi
tujuan-tujuan yang ingin dicapai dalam kerjasama tersebut. Oleh karena itu,
definisi operasional coercive power dalam studi ini adalah desakan/tuntutan satu
pihak terhadap pihak lain untuk mengikuti atau merubah suatu kondisi tertentu,
221
dengan maksud untuk mengendalikan jalannya kerjasama (Emerson 1962) atau
Gaski and Nevin (1985), Gaski (1986) dan Hermans (2003), sebagai berikut:
terhadap rekan lain untuk memenuhi dan mematuhi seluruh persyaratan dan
yang telah ditetapkan, jika rekanan lain tidak mengikuti perubahan tersebut
akan berakibat buruk bagi jalannya kerjasama karena rekanan tidak dapat
222
mematuhi prosedur tersebut dan akan memberikan punishment jika melakukan
pelanggaran prosedur.
pasar.
karena dianggap harga tersebut memberatkan dan dapat berakibat buruk bagi
jalannya kerjasama.
223
dilakukan perusahaan mengakibatkan kondisi yang tidak baik bagi rekanan
GAMBAR 3.3.
INDIKATOR-INDIKATOR VARIABEL
KEMAMPUAN MENDESAK/KEKUATAN MEMAKSA (COERCIVE POWER)
PSY A RA T1
K T A R IF 2
PKPASA R3
PSBA Y A R4
K EK U ATAN K O N K ER5
M E M A K S A /M E N D E S A K
PTRA NS6
P K R E D IT 7
STRA TEG 8
H JU A L 9
PPR O M O 10
pihak dengan pihak lain) untuk saling mengandalkan satu sama lain. Selanjutnya
disebutkan pula bahwa kepercayaan timbul sebagai hasil atas persepsi kredibilitas
dan kebaikan hati pihak yang dipercaya. Pengertian ini sebagai hasil dari persepsi
kewajiban dan janji yang telah dinyatakan. Bila ternyata dikemudian hari pihak
yang dipercaya memenuhi apa yang dijanjikan, maka akan membuktikan bahwa
yang dipilih dari Morgan and Hunt (1994), Larzere and Huston (1980), Altmant
224
and Taylor (1973), Dweyr and lagacce (1986), Rotter (1971), dan Anderson and
1. Menepati Janji (JANJI 1), keyakian bahwa rekanan akan selalu menjalankan
3. Berlaku Adil (ADIL3), keyakinan bahwa rekanan bertindak adil dalam setiap
225
GAMBAR 3.4.
INIDIKATOR VARIABEL KEPERCAYAAN
JANJI1
JUJUR2
ADIL3
KEPERCAYAAN
HAKP4
TEPATH5
SYARATM6
Komitmen relasional adalah kehendak yang kuat untuk menepati apa yang
telah disepakati (konsensus) dalam suatu hubungan, dan cenderung untuk tidak
Mowday, et al (1979), Mayer and Allen (1984), Steers, et al (1974), dan Smith, et
diambil oleh Morgan and Hunt (1994) adalah indikator yang mencerminkan upaya
226
untuk mempertahankan relasional, memelihara relasional, dan seberapa besar
digunakan oleh Hermans (2003). Dari beberapa aitem yang diuji oleh Morgan
and Hunt (1994) terdapat 7 (tujuh) item yang valid dan reliabel, yaitu:
dan seimbang.
dalam kerjasama.
pemasaran.
227
7. Tidak mengambil tindakan sepihak (SPIHAK7), organisasi yang terlibat
GAMBAR 3.5.
INDIKATOR VARIABEL KOMITMEN RELASIONAL
H A R M O 1
O R IE N T JP
H K U A T3
K O M IT M E N
R E L A S IO N A L
K O N SU S 4
G R E K A N 5
H S O P T IM 6
S P IH AK 7
(orang atau organisasi) dalam suatu aktivitas untuk mencapai satu atau beberapa
kedalaman kerjasama) (Anderson and Narus 1990, Morgan and Hunt 1994). Oleh
karena studi ini dilakukan untuk perusahaan yang telah menjalankan kerjasama,
228
Indikator-indikator dalam kerjasama ini direplikasi dan dimodifikasi dari
Heide and Minner (1992), Morgan and Hunt (1994). Brown (1979), Hermans
(2003), dan diambil pula dari indikator-indikator yang sering digunakan dalam
Stokes (2003), Olivia (1999), Garzia and Medina-Munoz (1999), Trully (1998)
yaitu:
229
6. Memelihara/menjaga lingkungan kondusif (LKONDUS6), organisasi
GAMBAR 3.6.
INDIKATOR VARIABEL KERJASAMA.
INFOPAR1
ASETMA2
SUNSTRA3
KERJASAMA
IMPLEST4
PKOMPET5
LKONDUS6
Sumber : Heide and Minner (1992), Morgan and Hunt (1994), Brown (1979),
Hermans (2003), Stokes (2003), Olivia (1999), Garzia and Medina-Munoz (1999),
Trully (1998).
bahwa loyalitas adalah nilai yang diperoleh dari hubungan jangka panjang karena
memilih rekanan yang telah menjalin kerjasama. Oleh karena itu, variabel ini
230
pemasaran ini. Jadi, definisi operasional yang digunakan dalam studi ini adalah:
tetap memilih, menyukai, tidak ingin beralih serta semakin berkehendak untuk
diadopsi dari berbagai studi dan ahli yang mengeksplorasi tentang loyalitas, atau
makna yang hampir sama dengan loyalitas. Hasil telaah tersebut dituangkan
2. Menyukai rekanan saat ini, adalah perasaan suka terhadap rekanan karena
hubungan (FREKT3)
231
5. Meningkatkan intensitas/keragaman kerjasama, adalah kecenderungan
GAMBAR 3.7.
INDIKATOR VARIABEL LOYALITAS
NIAT1
SUKA2
LOYALITAS FREKT3
BERALIH4
INTENS5
Sumber : Diadopsi dan dimodifikasi dari: Dick and Basu 1994, Hennig-Thurau 2002,
Garbarino and Jhonson 1999, Iacobucci 2001, Berry 1985, 1995, Ganesan 1994,
Dharmmesta 2002, Bucklin and Sengupta1993 dan Anderson and Weitz 1992, Egan
2001.
ke orang diantara penerima dan pemberi informasi (Arndt 1967). Pesan Berantai
kepada yang lain, bahkan pamer. Oleh karena itu, dalam studi ini pesan berantai
232
positif didefinisikan sebagai komunikasi informal yang disampaikan oleh satu
kepada pihak lain, serta tidak mudah menyampaikan informasi negatif tentang
Indikator variabel ini terdiri dari empat indikator yang diadopsi dari Arnt
yang dieroleh selama menjalin kerjasama pemasaran dengan rekanan saat ini
(MANFAAT1).
233
GAMBAR.3.8.
INDIKATOR VARIABEL PESAN BERANTAI
MANFAAT1
TINDAKP2
PESAN
BERANTAI
POSITIF REKOMD3
SIMLEK4
Indikator variabel ini terdiri dari empat indikator yang diadopsi dari
2. Toleransi tinggi adalah perilaku pelaku bisnis yang memiliki sikap tolerans
(TOLERANS2)
234
4. Memberikan kemudahan dalam menjalankan kerjasama, artinya persyaratan,
5. Rendah konflik, para pelaku organisasi selalu mencari jalan keluar yang
GAMBAR 3.9.
INDIKATOR VARIABEL KEERATAN HUBUNGAN
LIBAT1
TOLERAN2
KEERATAN SANKSI_R3
HUBUNGAN
MUDAH4
RKONFLI5
Sumber : Palmer (1996, 1998), Payne (1995), Murphy, et al (2005). Anderson and
Narus (1990), Ganesan (1994).
kerjasama tersebut memperoleh hasil yang jauh lebih baik, lebih besar, lebih kuat,
dalam studi ini, dielaborasi dan dikembangkan dari beberapa indikator variabel
Axelrod (1984,2000), Lee and Kim (1999), Zineldin and Bredenlőw (2003), dan
235
1. Akses pasar lebih luas, artinya organisasi dapat bertransaksi dalam skala
(AKPASAR1)
(L_PEKA5)
236
GAMBAR 3.10.
INDIKATOR VARIABEL SINERGITAS KERJASAMA
AKPASAR1
BIAYA_M2
L_CEP AT
SINERGITA S
KERJA SAMA
OMZEBS4
L_P EKA5
LABA_BS6
Sumber : Corning 1998, Chris-Lucas 2000,2005, Axelrod 1984,2000, Lee and Kim 1999,
Zineldin and Bredenlow 2003, Alan, et al 2007.
atau dapat dimaknai pula sebagai suatu keunggulan organisasi yang dipersepsikan
(Bharadwaj, et al 1993).
237
2. Jejaring Menjadi Lebih Kuat, yaitu perusahaan yang menjalin kerjasama
kekhasan baik dalam proses maupun barang dan jasa yang dihasilkan,
GAMBAR 3.11.
INDIKATOR VARIABEL KEUNGGULAN POSISIONAL BERSAING
CMSAING5
LTINGGI4
KEUNGGULAN
POSISIONAL KHAS3
BERSAING
JJARING2
LMURAH1
238
10. Indikator-Variabel Kinerja Pemasaran (Marketing Performance)
(Zinkhan 2002, dan Ferdinand 2000) berupa ukuran-ukuran pasar, dan persepsi
nilai pelanggan serta keuntungan yang diperoleh dari aktivitas pemasaran tersebut.
Karena studi ini adalah studi yang berkaitan dengan hubungan kerjasama
dielaborasi dari para peneliti/ahli yang mengukur kinerja pemasaran atau yang
(1991), Abels and Ambler (2006), Anand and Khanna (2000), Ferdinand
mencapai omzet penjualan yang tinggi dan selalu meningkat baik dari
pemasaran (OMZET1)
periode (PANGSAR2)
kemampuan menghasilkan laba dari setiap barang dan jasa yang dijual
239
selalu meningkat (tumbuh dan berkembang) sepanjang periode
(LABA_M3)
GAMBAR 3.12.
INDIKATOR VARIABEL KINERJA PEMASARAN
OMZET1
PANGSAR2
MPROF3
KINERJA
PEMASARAN POP4
LANGGAN5
INOVA6
Sumber : Aaker (1991), Abels and Ambler (2006), Anand and Khanna (2000), Ferdinand
(2000,2003), Murphy, et al (2005), Muthusamy, et al (2007), Olivia (1999), Stokes (2003) dan
Storbacka, et al (1994) dikembangkan untuk studi ini
240
TABEL. 3.2.
Variabel, Definisi Konseptual, Operasional dan Indikator/Item Penelitian
VARIABEL DEFINISI DEFINISI OPERASIONAL INDIKATOR
KONSEPTUAL
KEPERCAYAAN Kepercayaan Kepercayaan adalah keyakinan 1. Menepati Janji (JANJI 1)
(TRUST) merupakan kehendak/ para pelaku organisasi terhadap 2. Bertindak Jujur (JUJUR2)
kemauan antar individu rekanan kerjasama bahwa rekanan 3. Berlaku Adil (ADIL3)
(satu pihak dengan tersebut akan dapat menjalankan 4. Memberikan Hak Secara
pihak lain) untuk saling hubungan kerjasama pemasaran, Proporsional (HAKP4)
mengandalkan satu untuk selalu menepati janji, 5. Menghitung Transaksi Tepat/
sama lain (Moorman, bertindak jujur, memberikan hak Benar (TEPATH5)
et al 1992, Morgan and proporsional, dapat menghitung 6. Tidak Menuntut Banyak
Hunt 1994). transaksi dengan tepat dan tidak Persyaratan dalam Kerjasama
menuntut persyaratan yang rumit (SYARATM6)
dalam bekerjasama. Dielaborasi dari sumber: Morgan &
Hunt 1994, Larzere and Huston 1980,
Altmant and Taylorb 1973, Dweyr
and lagacce 1986, Rotter 1971, dan
Anderson and Narus 1990).
KOMITMEN Komitmen relasional Komitmen relasional adalah 1. Orientasi pada hubungan yng
RELASIONAL merupakan ikrar/janji harmonis (HARMO1)
(RELATIONAL
kehendak yang kuat
kedua belah pihak 2. Orientasi manfaat jangka panjang
COMMITMEN)) yang berhubungan (ketetapan hati) untuk
(ORIENTJP2)
untuk menjalin menepati apa yang telah
kerjasama sama secara disepakati (konsensus) 3. Orientasi membangun hubungan
terus menerus, baik yang kuat (HKUAT3)
dalam suatu hubungan, dan
dinyatakan secara 4. Mematuhi/Mentaati konsensus
implisit maupun cenderung untuk tidak
(KONSUS4)
eksplisit (Dweyr,et al saling mengingkari atau
987, Morgan and Hunt 5. Tidak mudah berganti rekanan
berperilaku oportunis dan (GREKAN5)
1994, Prittchard 1999).
selalu berupaya menjaga,
Atau, diartikan sebagai 6. Orientasi Hasil optimal
kesepakatan dua memelihara dan (HSOPTIM6)
orang/entitas atau lebih menumbuh-kembangkan
untuk mengikatkan 7. Tidak mengambil tindakan
harmonisasi hubungan sepihak (SPIHAK7)
diri dalam suatu
dalam cakupan waktu yang
hubungan dan Dielaborasi dari sumber: Morgan and
berupaya untuk tidak terbatas. Hunt 1994, Mowday, et al (1979).
memelihara,
menumbuh-
kembangkan hubungan
tersebut dalam waktu
yang lama.
241
Stokes (2004).
242
Lanjutan Tabel. 3.2......
VARIABEL DEFINISI DEFINISI INDIKATOR
KONSEPTUAL OPERASIONAL
KEKUATAN Kekuatan/kekuasaan Kemampuan mendesak 1. Menuntut memenuhi seluruh
memaksa (coercive pihak lain untuk Persyaratan (PSYARAT1)
MEMAKSA/
power) adalah mengikuti atau merubah 2. Menuntut mengikuti kenaikkan
KEMAMPUAN kemampuan suatu suatu kondisi tertentu Tarif/ Harga (KTARIF2)
MENDESAK entitas untuk (perintah / persyaratan 3. Menuntut mengikuti Kebijakan
memaksa atau berbagai kondisi Pemasaran yang ditetapkan
D. (COERCIVE (mendesak) pihak yang harus disesuaikan (PKPASAR3)
lain melakukan apa karena perubahan 4. Menuntut mengikuti prosedur
yang diinginkan dan situasi pasar), dengan pembayaran (PSBAYAR4)
POWER) akan memberikan maksud untuk 5. Menuntut mengikuti
hukuman bila pihak mengendalikan jalannya perubahan/ revisi atas
lain tidak kerjasama atau pihak konten/kontrak kerjasama
mengabulkannya, lain/mitra bisnis. (KONKER5)
atau sebaliknya Unsur utama 6. Menuntut merubah prosedur
akan memberikan transaksi (PTRANS6)
Kemampuan
hadiah/ imbalan Mendesak/Kekuatan 7. Menuntut merubah kebijakan
(reward) apabila penjualan kredit (PKREDIT7)
Memaksa dalam
melaksana-kannya hubungan antar 8. Menuntut merubah strategi
yang diarahkan organisasi adalah: pemasaran (STRATEG8)
untuk 9. Menuntut menurunkan harga
mengendalikan 1. Menuntut untuk jual produk/jasa (biaya
suatu pertukaran mematuhi/ transaksi) (HJUAL9)
relasional (Dahl mengikuti
10. Menuntut Perubahan pada
1957, Emerson 2. Menuntut untuk strategi promosi (PPROMO10)
1962, Frazier 1999, merubah Dielaborasi dari sumber: Gaski
Gaski and Nevin 3. Pengendalian and Nevin (1985) Gaski (1986),
1985, Hermans jalannya kerjasama Morgan and Hunt (1994), dan
2003). (kedisiplinan) Hermans (2003),
4. Untuk kepentingan/
kebaikan bersama
LOYALITAS (LOYALTY) Loyalitas adalah suatu Loyalitas adalah sikap Loyalitas (Loyalty):
dan 1. Keinginan yang kuat untuk
keadaan/kondisi tindakan/kecenderungan tetap menjalin kerjasama
dengan rekanan saat ini/niat
suatu organisasi (pelaku
kognitif, afektif dan untuk tetap melangsungkan
bisnis) untuk tetap kemitraan (NIAT1)
konatif seseorang memilih, menyukai, 2. Lebih menyukai rekanan saat
tidak ingin beralih serta ini dibanding organisasi lainnya
yang semakin berkehendak (SUKA2)
untuk memperluas/ 3. Keinginan untuk meningkatkan
direfresentasikan memperdalam frekuensi transaksi/kerjasama
hubungan dengan (FREKT3)
dalam bentuk 4. Tidak ingin beralih (Switching
rekanan.
Intention) (BERALIH4)
pengulangan 5. Meningkatkan intensitas/
keragaman kerjasama
preferensi dan (INTENS5)
Sumber : Diadopsi dan
rekomendasi (Dick dimodifikasi dari : Dick and Basu
(1994), Hennig-Thurau, et al
and Basu 1994). (2002), Garbarino and Jhonson
(1999), Iacobucci (2001), Barry
Loyalitas merupakan (1985, 1995), Ganesan (1994),
Dharmmesta (2002), Bucklin and
nilai yang diperoleh Sengupta (1993), Anderson and
Weitz (1992), dan Egan (2001).
dari hubungan jangka
243
panjang karena
seseorang merasa
memperoleh banyak
manfaat dari
hubungan tersebut
(Egan 2001).
244
Lanjutan Tabel. 3.2......
VARIABEL DEFINISI DEFINISI INDIKATOR
KONSEPTUAL OPERASIONAL
PESAN Pesan Berantai Pesan Berantai Positif/ Pesan Berantai Positif (Positive WoM
BERANTAI Positif/ Positive adalah komunikasi Communication)
POSITIF Word of mouth informal yang 1. Menyampaikan informasi manfaat-
(POSITIVE communication manfaat yang diperoleh dari suatu
disampaikan oleh pelaku
WoM) dijabarkan sebagai hubungan kepada pihak lain
semua komunikasi organisasi yang menjalin
kerjasama pemasaran (MANFAAT1)
informal antara
pelang-gan dan kepada pihak lain tentang: 2. Menceritakan tindakan-tindakan
pelanggan lainnya manfaat, tindakan- positif yang pernah dilakukan oleh
pihak-pihak yang bekerjasama
(pihak-pihak yang tindakan positif selama
menjalin hubungan) (TINDAKP2)
menjalin kerjasama
yang ditekan-kan dengan rekan bisnisnya 3. Merekomendasikan rekanan bisnis
pada transaksi kepada pihak lain yang membutuhkan
dan merekomendasikan
(barang atau jasa) (REKOMD3)
yang berhubungan rekanan kepada pihak lain,
serta tidak menyampaikan 4. Tidak menceritakan keburukan/
dengan kesenangan, kejeleken rekan kerjasama kepada
penjelasan, cerita, informasi jelek tentang pihak lain (SIMLEK4)
rekomondasi kepada rekanan kepada pihak lain.
yang lain, bahkan Sumber: Arnt (1967), Anderson and Eugene
pamer (Anderson (1998), Hennig-Thurau, et al (2002, 2004).
and Eugene 1998,
Arnt 1967)
KEERATAN
HUBUNGAN Keeratan Keeratan hubungan Keeratan Hubungan (strong relationship):
merupa-kan nilai 1. Saling melibatkan secara kontinyu
(STRONG rekan bisnis yang menjalin kerjasama
RELATIONSHIP)
hubungan keterlibatan antar
pemasaran (LIBAT1)
organisasi pariwisata
2. Toleransi tinggi antar pihak yang
merupakan nilai yang menjalin bekerjasama terhadap kesalahan/
kerjasama pemasaran, kekurangan rekanan dengan terus
keterlibatan yang yang dicerminkan oleh melakukan koreksi (TOLERANS2)
saling melibatkan dalam 3. Tidak mudah/cepat memberikan
tinggi antar entitas berbagai even sanksi/hukuman apabila terjadi
kerjasama, toleransi kesalahan dalam transaksi
yang menjalin tinggi, tidak mudah (SANKSI_R3)
4. Memberikan kemudahan dalam
memberikan sanksi,
menjalankan kerjasama, seperti dalam
kerjasama (Palmer selalu memberikan hal kemudahan persyaratan dan
kemudahan, serta prosedur pembayaran (MUDAH4)
1996). menjaga hubungan 5. Rendah konflik: perselisihan,
dengan cara perbedaan yang terjadi selalu berujung
meminimalisir konflik pada penyelesaian secara win-win
antar organisasi. (RKONFLI5)
Sumber : Palmer (1996, 1998), Payne
(1995), Murphy, et al (2005), Anderson
and Narus (1990), Ganesan (1994).
245
Lanjutan Tabel. 3.2......
VARIABEL DEFINISI DEFINISI INDIKATOR
KONSEPTUAL OPERASIONAL
SINERGITAS Sinergitas Sinergitas adalah 1. Akses pasar menjadi lebih luas, organisasi
KERJASAMA dapat bertransaksi dalam skala yang lebih
suatu kondisi luas sejak melakukan kerjasama
(COOPERATION
SYNERGY) adalah, hasil organisasi (AKPASAR1)
2. Penghematan Biaya operasional menjadi
pariwisata yang lebih besar (cost minimizing)
keseluruhan menjali (BIAYA_M2)
kerjasama 3. Akses informasi lebih cepat, perusahaan
memiliki kecepatan untuk mendapatkan
yang dicapai pemasaran yang informasi tentang berbagai hal yang
memperoleh hasil berkaitan langsung maupun tidak
dari kerjasama secara total: lebih langsung dengan bisnis yang dikelola
(L_CEPAT3)
efisien, lebih 4. Omzet penjualan lebih besar/banyak,
lebih besar, efektif, lebih jumlah penjualan yang diperoleh jauh
lebih banyak bila dilakukan dengan
produktif, dan bekerjasama (OMZEB4)
lebih cepat, lebih baik, 5. Lebih peka/sensitif terhadap perubahan,
dibanding jika perusahaan dapat lebih peka terhadap
segala bentuk perubahan dalam
lebih tinggi, melakukannya persaingan (L_PEKA5)
secara individual. 6. Meningkatnya kemampulabaan,
lebih efisien organisasi dapat menghasilkan laba yang
lebih besar selama menjalankan hubungan
kerjasama (LABA_B6)
daripada hasil Dielaborasi dari sumber : Corning 1998, Chris-
Lucas (2000,2005), Axelrod (1984,2000), Lee
and Kim (1999), Zineldin and Bredenlőw
jumlah bagian- (2003), dan Alan Smart, et al (2007).
bagian
(individu-
individu)
Axelrod (1984,
2003), Corning
(1998).
246
operasi perusahaan, Ukuran-ukuran 5. Jumlah pelanggan akhir meningkat;
kinerja tersebut jumlah konsumen akhir yang menjadi
berupa: ukuran- dicerminkan oleh: pelanggan semakin meningkat dan
kontinyuitas kontinyu (LANGGAN5)
peningkatan omzet 6. Kemampuan inovasi meningkat;
ukuran pasar, dan penjualan, organisasi semakin meningkat dalam
peningkatan pangsa mengemas paket-paket wisata,
persepsi nilai pasar, pertumbuhan- diversifikasi dan diferensiasi produk serta
perkembangan penggunaan teknologi promosi mutakhir
pelanggan serta profitabilitas, (INOVA6)
organisasi yang Sumber : Aaker (1991), Abels and Ambler
keuntungan- lebih/semakin populer, (2006), Anand and Khanna (2000), Ferdinand
pelanggan akhir (2000,2003), Murphy, et.al (2005),
meningkat, serta Muthusamy, et al (2007), Olivia (1999), Stokes
keuntungan yang memiliki kemampuan (2003) dan Storbacka, et al (1994),
inovasi yang tinggi. dikembangkan untuk studi ini
diperoleh dari
aktivitas
pemasaran tersebut
(Clark, et al 2006,
Ferdinand 2000,
2006, Zinkhan
2002).
247
3.5. Sumber Dan Jenis Data
Studi ini akan menggunakan dua jenis data: primer dan sekunder. Data
primer dibutuhkan sebagai bahan utama untuk pengolahan studi ini, dan data
Jenis data ini diperoleh secara langsung dari responden yang menjadi
mengelola bisnis pariwisata dan tergabung dalam asosiasi PHRI dan ASITA. Data
DEPBUDPAR, ASITA, PHRI maupun berasal dari publikasi media massa, serta
Sesuai dengan model yang dirancang dalam studi ini yaitu mendesain
adalah variabel yang tidak dapat diukur secara langsung, sehingga memerlukan
variable) adalah variabel yang dapat diukur atau merupakan indikator dari
248
variabel laten (Ghozali 2004). Oleh karena itu teknik analisis yang digunakan
dalam penelitian ini adalah Structural Equation Modelling (SEM) berupa AMOS
hubungan-hubungan antar variabel yang secara teoretis ada. Studi ini akan
dependen dan variabel dependen ini dapat menjadi veriabel independen bagi
AMOS Graph ini adalah sebagai berikut Ferdinand (2000, 2006), Ghozali (2008):
1. Membangun model yang didasarkan pada kajian teoretis yang kuat. Maknanya
adalah model yang dibangun tidak dapat dibenarkan jika tidak memiliki
249
2. Pengembangan Diagram Jalur. Untuk memudahkan membaca hubungan
kausalitas dari model yang telah dibangun berdasarkan kajian teoretis tersebut,
GAMBAR 3.13.
STRUCTURAL EQUATION MODELLING-FULL MODEL I
MEMBANGUN NILAI HUBUNGAN JANGKA PANJANG MELALUI INTENSITAS
KERJASAMA PEMASARAN BERDASARKAN PERILAKU-PERILAKU PERTUKARAN
RELASIONAL DAN KEKUATAN MEMAKSA/MENDESAK
FULL MODEL EMPIRIK I
e17 e18 e19 e20 e21 e22 e23
1 1 1 1 1 1 1
1 1
e5 KONKER5 PESAN TINDAKP2 e36
KEKUATAN BERANTAI 1
POSITIF REKOMD3 e37
MEMAKSA/ INTENSITAS
1 MENDESAK 1 1
e6 PTRANS6 z3 KERJASAMA SIMLEK4 e38
1 1
e7 PKREDIT7
1 Z1
e8 STRATEG8 1 1
1
e9 HJUAL9
LKONDUS6
PKOMPET5IMPLEST4SUNSTRA3 ASETMA2 INFOPAR1
1 1 1 1 1 1 1
e10 PPROMO10
e24 e25 e26 e27 e28 e29
250
GAMBAR 3.14.
STRUKTURAL EQUATION MODELING-FULL MODEL II
MEMBANGUN SINERGITAS KERJASAMA, UNTUK MENCAPAI KEUNGGULAN
POSISIONAL BERSAING DAN KINERJA PEMASARAN BERDASARKAN
NILAI-NILAI HUBUNGAN JANGKA PANJANG
1 1
1 1 1 1
1
e1 INTENS5 AKPASAR1 BIAYA_M2 L_CEPAT3 L_BESAR4 L_PEKA5 LABA_B6
1
e2 BERALIH4
1 1
e3 FREKT3 LOYALITAS
1 SINERGITAS
e4 SUKA2 1
1 KERJASAMA
z1
1
e5 NIAT1 1
OMZET1 e26
1
1 1
e6 RKONFLI5 PANGSAR2 e27
1 1
LABA_M3 e28
e7 MUDAH4
KINERJA
KEERATAN PEMASARAN 1
1 POP4 e29
e8 SANKSI3 HUBUNGAN
1 1
1 LANGGAN5 e30
e9 TOLERAN2 1
1
1 z3 INOVA6 e31
e10 LIBAT1
1 KEUNGGULAN
e11 SIMLEK4 1
POSISIONAL z2
BERSAING
1
e12 REKOMD3 PESAN 1
BERANTAI
1 POSITIF
e13 TINDAKP2
1 LMURAH1 JJARING2 KHAS3 LTINGGI4 CMSAING5
1
e14 MANFAAT1 1 1 1
1 1
dan 3.14., dapat dibedakan dalam dua kelompok yaitu: konstruk eksogen dan
251
b. Konstruk Endogen (Endogeneous Constructs)
Konstruk endogen adalah faktor-faktor yang diprediksi oleh satu atau lebih
dari :
252
4. Loyalitas (Loy) = ß7 Kerma + Z4
5. Pesan Berantai Positif (PBP) = ß8 Kerma+ Z5
6. Keeratan Hubungan (H_Erat) = ß9 Kerma+Z6
Keterangan :
ß1-15 = Koefisien estimasi
Z = eror
Memilih matriks input dan estimasi model, observed variable pada sisi
sebelah kiri dari setiap persamaan dari model pengukuran yang diajukan dan
sisi sebelah kanan untuk variabel-variabel laten. Input data yang digunakan
yang dikembangkan untuk menghasilkan estimasi yang unik. Bila setiap kali
253
6. Langkah Keenam, Evaluasi Kriteria Goodness of Fit
kesesuaian dan cut off value untuk menguji apakah model dapat diterima atau
tidak. Berikut ini beberapa indeks kesesuaian dan cut-off untuk menguji
a) X2 Chi Square Statistic. Semakin kecil nilai X2 semakin baik model itu dan
diterima berdasarkan probabilitas dengan cut off value sebesar p > 0,05
(5%) atau p > 0,10 (10%) (Hulland, et al 1996 dalam Ferdinand 2006).
kecil atau sama dengan 0,08 merupakan indeks untuk dapat diterimanya
model yang menunjukkan sebuah close fit dari suatu model berdasarkan
2,00 atau 3,0, jadi model menghasilkan nilai sama dengan atau lebih kecil
angka tersebut maka model tersebut acceptable fit antara model dan data.
254
terestimasi (Bentler, 1983 , Tanaka & Huba, 1989 dalam Ferdinand,
e) AGFI (Adjusted Goodness Fit Index). AGFI dapat meng-adjust fit indeks
f) TLI (Tucker Lewis Index). TLI adalah sebuah alternatif incremental fit
(Baumgrater & Hamburg, 1996) nilai RMSEA yang kecil atau sama
kelayakan sebuah model adalah seperti yang diringkas dalam Tabel 3.3.
berikut ini :
255
TABEL 3.3
Kriteria dalam Pengujian dengan Menggunakan SEM
(Goodness of Fit Index )
GOODNESS OF-FIT INDEX CUT-OFF VALUE
λ Chi –Square Diharapkan nilainya kecil
Significance Probability ≥ 0.05
RMSEA ≤ 0.08
GFI ≥ 0.90
AGFI ≥ 0.90
CMIN/DF ≤ 2.00
TLI ≥ 0.95
CFI ≥ 0.95
Sumber : Ferdinand, 2006.
7. Langkah Ketujuh
melihat jumlah residual yang dihasilkan oleh model tersebut. Bila ditemukan
bahwa nilai residual yang dihasilkan model cukup besar yaitu > 2,58, maka
model yang diestimasi itu, namun penambahan jalur ini harus dilandasi oleh
dukungan teoretik. Nilai residual yang lebih besar atau sama dengan 2,58
5% (0,05).
Cut of Point yang digunakan dalam penelitian ini adalah nilai Critical Ratio
yaitu :
256
Hipotesis Ditolak/Tidak Diterima, bila : Nilai Critical Ratio < dari 2,0 dan
Hipotesis Tidak Ditolak/Diterima bila: Nilai Critical Ratio > dari 2,0 dan
suatu alat ukur dapat mengukur suatu konstruk. Uji validitas dilakukan dengan
dominan dalam suatu kelompok variabel (angka faktor didapat dari Loading
factor λ).
pertanyaan yang tidak valid maka akan dikeluarkan dan tidak dianalisis,
2. Uji Reliabilitas
yang umum. Nilai reliabilitas minimum dari dimensi pembentuk variabel laten
257
yang dapat diterima adalah sebesar 0.7. Nilai tingkat reliabilitas dimensi
( ∑ standard loading )2
Construct Reliability = ----------------------------------------------------
( ∑ standard error )2 + ∑Ej )
Keterangan :
¾ Standard loading diperoleh langsung dari standardized loading untuk tiap-tiap
indikator (yang didapat dari perhitungan komputer dengan menggunakan
program Amos Graphics)
¾ ∑Ej adalah measurement error dari tiap-tiap indikator. Measurement error
diperoleh dari 1- (standardized loading)2
oleh variabel laten yang dikembangkan. Nilai variance extract yang dapat
2
∑ standard loading
Variance Extract = ---------------------------------------------
2
∑ standard error + ∑Ej
a. Outliers
karakteristik unik yang dimilikinya dan terlihat sangat jauh berbeda dari
dilakukan dengan menganalisis nilai Z score dari data penelitian yang digunakan.
258
Apabila terdapat nilai Z score yang berada pada rentang lebih besar
daripada ± 4 (Hair dkk, 1995) maka hal ini termasuk dalam kategori outliers
normalitas dipenuhi sehingga data dapat diolah lebih lanjut untuk permodelan
SEM ini. Normalitas dapat diuji dengan melihat gambar histogram data atau dapat
diuji dengan metode statistik. Uji normalitas ini perlu dilakukan baik untuk
outliers. Asumsi normalitas akan ditolak bila nilai CR lebih besar dari nilai kritis
259
BAB IV
ANALISIS DATA
4.1. Pengantar
Pada Bab IV ini, akan disampaikan hal-hal yang berkaitan dengan hasil
dan analisis data penelitian yang terdiri dari: identifikasi responden, deskripsi
GAMBAR 4.1.
ALUR KAJIAN BAB IV
ANALISISDATA
ANALISIS DATA
4.1. PENGANTAR
4.1. PENGANTAR
260
4.2.1. Distribusi Lokasi Responden
Responden penelitian ini adalah pengelola organisasi yang bergerak
dalam industri pariwisata yang berorientasi pada laba. Alasannya, karena arah
secara langsung baik yang dilakukan secara individu atau melalui rekanan,
pos sebanyak 450 dan melalui distribusi langsung baik dilakukan saat pertemuan-
227 kuesioner, jadi jumlah response rate dalam penelitian ini adalah 29,67%.
Sementara, jumlah sampel yang direncanakan dalam studi ini sebanyak 155
memenuhi persyaratan untuk diolah lebih lanjut sebanyak 190 responden maka
jumlah tersebut yang kemudian diolah dalam disertasi ini. Adapun distribusi
TABEL 4.1.
261
DISTRIBUSI LOKASI RESPONDEN/PERUSAHAAN
Hospitality Biro/Agen Tempat Tujuan Penyalenggara Organisasi Lainnya Persentase
NO WILAYAH Perjalanan Wisata Wisata Atraksi Wisata/"MICE" Jumlah
(%)
Jumlah %‐tase Jumlah %‐tase Jumlah %‐tase Jumlah %‐tase Jumlah %‐tase
JAKARTA-, BOGOR, DEPOK,
1 TANGERANG DAN BEKASI 18 16.22 11 33.33 5 26.32 3 18.75 3 27.27 40 21.05%
(JABODETABEK)
responden yang dapat diolah dalam studi ini adalah berasal dari: wilayah (Bali dan
(tourism destination) dan bisnis restoran yang hanya dapat ditemui didaerah
setempat.
262
4.2.2. Status dan Jenis Kelamin Responden
organisasi, sehingga kuesioner yang diisi oleh bukan para pengambil keputusan
dipilihnya responden yang diluar manajer pemasaran, dengan alasan bahwa para
Jadi, dapat disimpulkan bahwa jawaban-jawaban responden dalam studi ini dapat
dijadikan sebagai dasar untuk pengolahan lebih lanjut karena telah diisi oleh
berikut ini :
TABEL 4.2.
IDENTIFIKASI JENIS KELAMIN RESPONDEN
NO Jenis Kelamin Frekuensi Persentase
1 Pria 131 68,9
2 Wanita 59 31,1
Total 190 100,0
Sumber : Diolah untuk disertasi ini.
263
Dari data pada Tabel 4.2., berdasarkan klasifikasi jenis kelamin
31,1% atau 59 orang adalah kaum wanita, sedangkan sisanya adalah pria
keputusan dalam industri pariwisata diduduki pula oleh kaum wanita, dan
terdiri dari: hotel, restoran, katering, loundry, (2) Travel Organization, organisasi
yang menangani usaha perjalanan wisata, seperti: Biro Perjalan Wisata, Agen
Distribusi jenis organisasi responden dalam peneltian ini tertera pada Tabel 4.3.
264
TABEL4.3.
JENIS ORGANISASI-PERUSAHAAN
No Jenis Organisasi Jumlah Persentase
Hospitality Organization (Hotel, Motel,
1. 111 58,42
Restoran,Katering, Kafe, jasa Loundry)
2. Travel Organization (Biro Perjalanan, Agensi Travel) 33 17,37
3. Tourism Destination (Tempat Tujuan Wisata) 19 10,00
4. Event Orginizer/Penyelenggara “MICE” 16 8,42
Perusahaan Perdagangan/Industri Souvenir dan lainnya
5. (Pemasok bahan-bahan/sparepart kebutuhan “horeka”, 11 5,79
dan pemasok untuk jasa tour dan travel)
Total 190 100,0
Sumber : Diolah untuk disertasi ini, 2008.
16 (8,42%) dan industri souvenir serta jasa lainnya sebanyak 11 (5,8%). Dilihat
dari karakteristik dan orientasi organisasi pariwisata ini, maka seluruh responden
sudah tepat dijadikan sebagai sumber data untuk menggali fenomena empirik
265
4.2.4. Deskripsi Hubungan Pemasaran Antar Organisasi
1. Lingkup Kerjasama Pemasaran Yang Dilakukan
pengamanan para wisatawan dan kekayaan perusahaan dengan pihak terkait serta
sistem/pola hubungan kerjasama tersebut terlihat pada Tabel 4.4 dan Tabel 4.5.
266
TABEL 4.4.
ORGANISASI YANG PERNAH TERLIBAT HUBUNGAN PEMASARAN
DENGAN PERUSAHAAN
Jenis Organisasi Yang Intensitas kerjasama
Menjalin kerjasama Tidak Sese-kali Sering Sangat Sepanjang Jumlah
Pemasaran Pernah Sering Waktu
Dinas/Dept Pariwisata 0 31 77 32 45 190
0% 16% 43% 17% 24% 100%
Pemasok dalam Industri 0,0 5 14 18 153
wisata (seperti:Perusahaan 190
alat-alat akomodasi, bahan 0% 3% 7% 9% 81% 100%
makanan, bengkel, sparepart
kendaraan dan hotel)
Lembaga Pemerintah 38 47 57 22 26 190
(PemProv/ Pemkot/ Pemkab, 20% 25% 30% 12% 14% 100%
Pem_ Pusat, dll)
Organisasi Penyelenggara 23 6 17 46 98 190
/Event Organizer ”MICE” 12% 3% 9% 24% 52% 100%
Komunitas / Grup
Masyarakat (Seperti: (1) 123 27 19 21 0 190
ORMAS Primordial (Ikatan 65% 14% 10% 11% 0% 100%
Keluarga, Budaya; (2)
ORMAS Profesional, seperti:
Ikatan Profesi Akuntan,
Psikolog,Parpol Insinyur,
Pengusaha.
Ekonom,dokter,dll)
Organisasi Media Massa 64 17 46 45 18 190
(Koran, Tabloid, Majalah, 34% 9% 24% 24% 9% 100%
Radio, TV )
Tempat Tujuan/Destinasi 0 0 0 0 190 190
Wisata (Tourism Destination) 0% 0% 0% 0% 100% 100%
Hotels/Motels dan 0 0 28 86 76 190
Akomodasi lainnya 0% 0% 15% 45% 40% 100%
Biro/Agen Perjalanan Wisata 0 0 45 22 123 190
0% 0% 24% 12% 65% 100%
Perusahaan Transportasi 0 56 38 31 65 190
(Darat, laut dan Udara) 0% 29% 20% 16% 34% 100%
Perusahaan-Perusahaan
(BUMN/ SWASTA/ASING) 0 0 0 0 0 81
Agen/Biro Perjalanan
Wisata Luar Negeri 0 0 0 0 0 134
Kedutaan Besar/Perwakilan
Negara 0 0 0 0 0 82
Sumber : Data primer yang diolah untuk disertasi ini
267
Dari Tabel 4.4. dapat diinterpretasikan bahwa, organisasi yang paling
biro perjalanan luar negeri dan pusat-pusat bisnis dan kebudayaan. Untuk
traveling dan untuk membuat katalog, brosur dan seluruh bentuk informasi yang
268
Selanjutnya, hubungan pemasaran ini dijalin tidak selalu menggunakan
berlangsung meskipun tanpa diikat dengan suatu perjanjian resmi, jika kedua
belah pihak sudah saling percaya. Informasi ini dapat dilihat pada Tabel 4.5,
meskipun data tidak lengkap karena tidak semua responden menjawab pertanyaan
terbuka tersebut.
TABEL 4.5.
JUMLAH DAN SISTEM/POLA KERJASAMA
Kisaran Jumlah Kontinyu dengan Kontinyu Tanpa
NO Rekanan Rata2 Kontrak Perjanjian Kontrak Perjanjian Jumlah*)
Pertahun Kerjasama Formal Formal
Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase
1 10 – 15 33 20% 19 25% 52
2 16 – 25 28 17% 17 23% 45
3 26 – 35 68 42% 21 28% 89
4 Lebih dari 36 34 21% 18 24% 52
Total 163 68% 75 32% 238
Sumber : Data primer yang diolah untuk disertasi ini
*) Jumlah lebih besar dari jumlah responden, karena setiap responden mengisi lebih dari satu
jawaban
kerjasama pemasaran jangka panjang ini dilakukan rata-rata lebih dari 3 (tiga)
tahun, dan sampai saat ini kerjasama tersebut masih tetap berlangsung. Kerjasama
baru, berskala besar dan mengandung risiko keuangan atau risiko kegagalan
269
menguatkan aspek hukum bila terjadi kegagalan dalam kerjasama sehingga
kewajiban dan hak keduabelah pihak lebih jelas dan tercatat dengan sah. Namun,
terdapat pula informasi bahwa kerjasama pemasaran dapat terjadi akibat dari
dengan suatu perjanjian formal, misal bila terdapat kelebihan jumlah permintaan:
1)kamar hotel maka akan dilimpahkan pada rekanan lain yang telah dipercaya,
terjadi kekurangan untuk pasokan bahan makanan dapat meminjam dari pemasok
ada/tidaknya perjanjian formal dan sifatnya saling percaya dan selalu berupaya
yang menjadi sampel penelitian ini memiliki derajat kepentingan yang berbeda-beda bagi
TABEL 4.6.
TINGKAT PENTINGNYA REKANAN DALAM KERJASAMA
NO POSISI REKANAN JUMLAH*) PERSENTASI
1 Posisi Rekanan Sangat Penting 172 56,39
2 Posisi Rekanan Penting Bagi Organisasi 125 40,98
3 Posisi Rekanan Tidak Begitu Penting Tetapi
78 25,57
diperlukan
Total 305 100,0
Sumber : Diolah untuk disertasi ini.
*) Jumlah lebih besar dari jumlah responden, karena setiap responden mengisi lebih dari satu
jawaban
270
Untuk kondisi ini, responden menjelaskan bahwa rekanan yang sangat
2) Untuk jasa travel dan biro perjalanan wisata: Penyedia jasa transportasi
(darat, laut, udara), Jasa Ticketing, Jasa bengkel, jasa telekomunikasi, jasa
akomodasi (tempat penginapan/hotel, jasa restoran, jasa keamanan,
perusahaan jasa minyak dan gas.
271
1) Jasa keuangan (untuk sistem pembayaran: master card dan visa card), jasa
yang bekerjasama
2) Jasa biro periklanan, media massa dalam dan luar negeri. Jasa-jasa layanan
4) Jasa transportasi kota (seperti: taxi dan bus) dan pemandu wisata (guide)
internasional.
perbelanjaan/ perkulakan,
272
3. Posisi Kekuatan Mitra Kerjasama.
yang lebih besar atau lebih kecil atau sederajat saja. Studi ini
diseluruh organisasi bisnis, baik memiliki posisi lebih kuat, setara, maupun
TABEL 4.7.
POSISI KEKUATAN REKAN KERJASAMA
No Jumlah*) Persentase
1 Memiliki Kemampuan menekan lebih besar
147 38,38
dibanding perusahaan kami
2 Tidak memiliki kemampuan menekan
52 13,58
dibanding perusahaan kami
3 Memiliki posisi yang sama kuatnya untuk
174 45,43
menekan satu sama lain
Total 383 100,0
Sumber : Diolah untuk disertasi ini.
*) Jumlah lebih besar dari jumlah responden, karena setiap responden mengisi lebih dari
satu jawaban
dengan rekanan bisnis yang memiliki kekuatan/kekuasaan sama, lebih besar atau
273
4.3. Deskripsi Variabel
pemasaran strategik.
pendapat para pengelola bisnis pariwisata. Deskripisi ini tidak hanya akan
2006). Interpretasi dari rentang tersebut adalah sebagai berikut: a).1 sampai
Angka Indeks
dalam suatu penelitian. Nilai Indeks Variabel didapat dari hasil penjumlahan nilai
274
Nilai Indeks Variabel (NIV) = (Indeks Indikator 1) + (Indeks
Indikator 2)+..............+ (Indeks Indikator ke n) / n.
Nilai Indeks indikator diperoleh dari perkalian antara skor penilaian responden
pada pertanyaan tertutup, dikalikan dengan nilai persentase jumlah responden yang
memilih pada masing-masing aitem pertanyaan. Dalam studi ini menggunakan rentang
skor 1 sampai dengan 10, skor 1 menggambarkan “Sangat Tidak Setuju” dan skor 10
Keterangan:
% frekuensi I1.1. = Presentase responden yang memilih skor 1 pada indikator 1.
%frekuensi I1.10. = Presentase responden yang memilih skor 10 pada indikator 1.
Skor jawaban = 1 sampai dengan 10.
perhitungan Nilai Indeks Variabel Kepercayaan, yang datanya diperoleh dari studi
Dari hasil olah dengan SPSS Versi 11.5, diperoleh deskripsi frekuensi Indikator
Cumulative
Skor Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 5 1,00 0,53 0,53 0,53
6 25,00 13,16 13,16 13,68
7 78,00 41,05 41,05 54,74
8 78,00 41,05 41,05 95,79
9 8,00 4,21 4,21 100,00
275
Total 190,00 100,00 100,00
Dari Tabel tersebut terlihat bahwa responden tidak ada yang memilih skor
1 sampai dengan 4 dan 10, sehingga skor yang tidak dipilih tersebut diberi indeks
0, selanjutnya untuk skor yang dipilih diberi indeks sesuai dengan nilai skornya.
Selanjutnya, untuk perhitungan Nilai Indeks indikator dan variabel lainnya dapat
dilakukan dengan cara yang sama, dan hasilnya seperti tertera pada Tabel Nilai
interpretasi, dalam hal ini karena rentang yang digunakan adalah skor 1 sampai
dengan 10, maka angka indeksnya dimulai dari 10 sampai dengan 100. Dengan
TABEL 4.8.
KRITERIA INTERPRETASI ANGKA INDEKS
NO NILAI INDEKS INTERPRETASI
276
4.3.1. Deskripsi Variabel Kepercayaan (Trust)
Variabel kepercayaan terdiri dari enam indikator yang diperoleh dari studi
Morgan and Hunt (1994), Morman (1992), dan Hermans (2003). Jawaban
responden mengenai variabel kepercayaan ini, setelah diolah dengan SPSS Versi
11.5. dan hasil perhitungan Nilai Indeksnya, maka diperoleh nilai indeks indikator
TABEL 4.9,
NILAI INDEKS KEPERCAYAAN (TRUST)
INDIKATOR FREKUENSI JAWABAN RESPONDEN MENGENAI Nilai
KEPERCAYAAN KEPERCAYAAN Indeks
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Indikator
Menepati Janji (JANJI1) 0 0 0 0 0,53 13,16 41,05 41,05 4,21 0 73,53
Bertindak Jujur 0 0 0 0 0,53 19,47 43,68 31,05 5,26 0
(JUJUR2) 72,11
Berlaku Adil (ADIL3) 0 0 0 0 0,53 21,58 36,84 37,89 3,16 0 72,16
Memberikan Hak Secara
Proporsional (HAKP4) 0 0 0 0 0 15,79 40,00 39,47 4,74 0 73,53
Menghitung Transaksi
Tepat/Benar(TEPATH5) 0 0 0 0 1,05 17,89 44,21 29,47 7,37 0 73,32
Tidak Menuntut Banyak 0 2 7,89 20,00 15,26 27,37 14,21 13,16 0 65,32
persyaratan 0
SYARATM6)
Nilai Indeks Variabel 71,66
Sumber : Diolah untuk disertasi ini,
memiliki nilai yang lebih besar dari 70, artinya para pelaku bisnis yang menjadi
banyak persyaratan) nilai indeks indikatornya 65,32 lebih kecil dari 70,00, artinya
277
Disamping pertanyaan tertutup, studi ini juga menggali dari beberapa
TABEL 4.10.
INTERPRETASI NILAI INDEKS KEPERCAYAAN dan
TEMUAN-TEMUAN PENELITIAN
Temuan Umum
Nilai Indeks Variabel sebesar 71,66 artinya rata-rata responden memberikan apresiasi tinggi pada
setiap indikator kepercayaan, sehingga kepercayaan adalah dasar dari keberlangsungan kerjasama
pemasaran. Hal ini dibuktikan dari pola hubungan yang dibangun melalui keyakinan-keyakinan
terhadap rekanan atas: ketepatan janji, kejujuran, keadilan, pemberian hak secara proporsional,
ketepatan dalam menghitung transaksi, dan kemudahan-kemudahan yang diberikan selama
berlangsungnya kerjasama..
Nilai Indeks Rincian Temuan Penelitian
Indikator
Menepati Janji Nilai indeks mengisyaratkan bahwa responden berkeyakinan tinggi bahwa
(JANJI1) rekanannya akan menepati janji, karena :
Nilai Indeks = Rekanan selalu memberikan jaminan/garansi berupa: Menyepakati kontrak
73,53 kerjasama beserta sanksi yang akan diterapkan bila terjadi wan prestasi.
(Tinggi) Tepat waktu dalam memenuhi kewajibannya (pembayaran, pengantaran barang,
pelayanan jasa transportasi, maupun penyerahan pesanan, pemuatan
iklan/brosur)
Memberikan jaminan uang/deposit untuk setiap transaksi yang membutuhkan
dana besar (Memberikan persekot atau patungan untuk pembiayaan kerjasama
yang membutuhkan dana besar).
Bertindak Jujur Nilai indeks mengindikasikan bahwa tingkat keyakinan responden akan kejujuran
(JUJUR2) rekanannya tinggi, meskipun keyakinan tersebut tidak 100%, hal ini dibuktikan
Nilai Indeks = dengan:
72,11 Tidak pernah membayar dengan cek mundur atau cek kosong. Pembayaran
(Tinggi) hutang sesuai dengan tagihan, dan selalu memberikan informasi bila terjadi
kekurangan dan keterlambatan pembayaran.
Barang atau jasa yang dipesan/dibeli selalu sesuai bahkan sering lebih baik dari
spesifikasi standar yang diminta
Selalu menyatakan kekurangan atau kelemahan dari spesifikasi barang dan jasa
yang dijualnya
Sangat jarang ditemui barang yang beratnya kurang, tidak tepat jumlah atau
rusak.
Melaksanakan kesepakatan kerjasama pemasaran meskipun tidak dalam
pengawasan
Berlaku Adil Indikator berlaku adil memiliki indeks tinggi, hal ini dicerminkan dari tindakan
(ADIL3) yang dilakukan rekanan berupa:
Nilai Indeks = Memberi kesempatan untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan spesifikasi yang
72,16 diharapkan selama menjalin kerjasama sesuai dengan kapasitas perusahaan.
(Tinggi) Rekanan tidak akan menindak secara sepihak atas kesalahan yang dilakukan
selama berlangsungnya kerjasama. Rekanan akan mengkomunikasikan setiap
hal yang berkaitan dengan pencapaian tujuan kerjasama.
278
279
Lanjutan Tabel 4.10…….
Nilai Indeks Rincian Temuan Penelitian
Indikator
Memberikan Hak Nilai Indeks indikator menghasilkan proporsi penilaian tinggi, hal ini
Secara dibuktikan, bahwa:
Proporsional Rekanan yang bekerjasama selalu memberikan kesempatan untuk
Nilai Indeks = menyampaikan usul perbaikan dalam kerjasama
73,53 Jika terjadi keberatan atas ketetapan atau perubahan harga, strategi
(Tinggi) pemasaran yang diterapkan, maka rekanan akan mendiskusikan keberatan-
keberatan tersebut dan tetap akan melaksanakan ketentuan yang telah
disepakati.
Menghitung Nilai Indeks Indikator ini mengindikasikan bahwa responden yakin akan
Transaksi ketepatan rekanan dalam menghitung transaksi:
Tepat/Benar Sangat jarang terjadi kesalahan hitung setiap transaksi yang dilakukan.
Nilai Indeks = Rekanan selalu cermat dalam memenuhi setiap detail kontrak kerjasama
73,32 Jarang ditemui komplain atas kesalahan perhitungan transaksi
(Tinggi) Rekanan selalu melampirkan bukti hasil perhitungan pembayaran/tagihan,
Melaporkan dengan tepat detail transaksi selama menjalin kerjasama
Tidak Menuntut Nilai indeks indikator ini sedang, artinya responden menganggap bahwa
Banyak rekanan kerjasama bukan tidak menuntut persyaratan, menuntut namun dalam
Persyaratan kapasitas yang masih dapat dilaksanakan. Bukti nyata dari tindakan rekanan
Nilai Indeks = tersebut adalah:
65,32 (Sedang) Kontrak kerjasama dituangkan dalam perjanjian kontrak maupun hanya
bersifat lisan (tidak formal) dan diimplemntasikan dengan ketat diawal
kerjasama. Selanjutnya, apabila telah berlangsung lama persyaratan-
persyaratan ini menjadi mudah ditolerir.
Kontrak kerjasama selalu menjadi landasan untuk mengendalikan
hubungan agar tujuan kerjasama dapat dicapai, dan mengetahui dini bila
terjadi penyimpangan.
Setiap kerjasama baik dengan perjanjian maupun tidak, diawali dengan
penjelasan spesifikasi/persyaratan tertentu dari lingkup kerjasama, seperti:
dalam penyusunan program promosi bersama: rekanan menuntut untuk
menggunakan media tertentu, menentukan program promosi yang dipilih;
bentuk visualisasi perusahaan/logo harus ditampilkan dan fokus informasi
yang harus ditonjolkan.
Rekanan menuntut agar tidak menaikkan atau menurunkan harga jual
kepada konsumen akhir (khusus untuk rekanan yang memiliki
produk/pasar yang sama dengan responden), toleransi
penurunan/kenaikan akan diterima rekanan jika tidak mengganggu pasar.
Rekanan memberikan kemudahan dalam setiap transaksi berupa:
kemudahan bertransaksi (pemesanan barang/jasa), kemudahan
pembayaran (penundaan waktu dan jumlah pembayaran).
Apabila terjadi kesulitan dalam memenuhi pesyaratan-persyaratan yang
diajukan selalu dilakukan dialog untuk mengatasi permasalahan, sehingga
persyaratan dapat terpenuhi. Misalnya: dalam mengatasi pasokan bahan
makanan yang bersumber dari petani-pengumpul untuk datang tepat waktu
atau dalam kemasan tertentu, maka pihak hotel yang menjadi mitra akan
berupaya untuk menyediakan alat transportasi dan kemasan sesuai standr
yang ditetapkan, Namun pihak petani-pengumpul harus membayar dengan
mengangsur kepada pihak hotel. Contoh lain: Agen wisata akan
melakukan pembayaran lunas pada pihak hotel, restoran-restoran, tempat
tujuan wisata setelah rute paket wisata diselesaikan atau dalam periode
tertentu.
Sumber : Diolah dan dirangkum untuk disertasi ini.
280
4.3.2. Deskripsi Variabel Komitmen Relasional (Relational Commitment)
TABEL 4.11.
NILAI INDEKS KOMITMEN RELASIONAL (RELATIONAL COMMITMENT)
INDIKATOR FREKUENSI JAWABAN RESPONDEN MENGENAI Nilai
KOMITMEN KOMITMEN RELASIONAL Indeks
RELASIONAL 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Indikator
Hubungan
Harmonis 0 0 0 0 1,58 11,58 36,32 41,58 8,95 0 74,47
(HARMO1)
Orientasi Manfaat 73,16
Jangka Panjang 0 0 0 0 0,53 13,68 45,26 34,74 5,79 0
(ORIJPJ2)
Membangun
Hubungan yang 0 0 0 0 1,05 14,21 41,05 37,89 5,79 0 73,32
Kuat (HKUAT3)
Mematuhi
Konsensus 0 0 0 0 1,05 12,11 34,21 7,37 45,26 0 74,58
(KONSUS4)
Tidak Mudah
Berganti Rekanan 0 0 0 0 1,58 13,68 44,21 32,63 7,89 0 73,16
(GREKAN5)
Orientasi Hasil
Optimal 0 0 0 0 0,53 12,63 38,95 38,42 9,47 0 74,37
(HSOPTIM6)
memperoleh nilai indeks lebih besar 70 dan nilai indeks variabelnya 73,96, artinya
kondisi ini dapat dilihat pada masing-masing nilai indeksnya, yaitu: (1) Indikator1
281
hubungan nilai indeks indikatornya sebesar 74,47, artinya respon dari responden
terhadap pernyataan pada indikator ini adalah tinggi; (2) Orientasi manfaat jangka
panjang (ORIJPJ2) tinggi yaitu sebesar 73,16; (3) Upaya membangun hubungan
yang kuat (HKUAT3) tinggi, sebesar 73,32, (4) Indikator 4 (KONSUS4) mematuhi
konsensus nilai indeksnya tinggi, yaitu sebesar 74,58; (5) Tidak mudah berganti
rekanan (GREKAN5) tinggi, sebesar 73,16; (6) Upaya mencapai hasil optimal
(HSOPTIM6) tinggi, sebesar 74,37, dan (7) Tidak mengambil tindakan sepihak
Jadi, dari nilai indeks indikator maupun nilai indeks variabel dapat
bisnis ini memiliki komitmen relasional yang tinggi untuk menjaga agar hubungan
TABEL 4.12.
INTERPRETASI NILAI INDEKS KOMITMEN RELASIONAL DAN
TEMUAN PENELITIAN
Temuan Umum
Nilai indeks variabel 73,96, menunjukkan bahwa para pelaku bisnis dalam
menjalin hubungan pemasaran ini memiliki komitmen relasional yang tinggi.
Setiap pebisnis berupaya untuk mempertahankan rekanan dan hubungan untuk
keberlangsungan kerjasama dalam jangka panjang. Perilaku itu ditunjukkan dari
perilaku mereka dalam berinteraksi, yaitu:
Nilai Indeks Rincian Temuan Penelitian
Indikator
282
Lanjutan Tabel 4.12.
Nilai Indeks Indikator Rincian Temuan Penelitian
Orientasi Manfaat Jangka Selalu mengikuti pertemuan untuk membahas perubahan pasar,
Panjang munculnya pesaing baru atau rekanan baru, dan perubahan
(ORIJPJ2) kebijakan pemerintah pusat maupun daerah.
NILAI INDEKS = 73,16 Menyelesaikan perkara yang muncul akibat kerjasama dengan
(Tinggi) prinsip ”menang-menang”,
Menjalin komunikasi yang baik antar pihak yang bekerjasama,
dan memahami kesulitan rekanan
Orientasi Membangun Jika terjadi kelangkaan, rekanan lain berupaya untuk mencari
Hubungan yang Kuat solusinya
(HKUAT3) Meninggalkan rekanan yang tidak mematuhi konsensus
NILAI INDEKS = 73,32 Perusahaan dapat menunda pembayaran dalam batasan waktu
(Tinggi) tertentu tanpa diikat perjanjian
Rekan bisnis selalu empati setiap kali terjadi kesulitan dalam
bisnis.
Mematuhi Konsensus Bersama-sama untuk menjaga lingkungan yang kondusif dan
(KONSUS4) memiliki/ menjadi tempat tujuan wisata, tour agensi dan
NILAI INDEKS = 74,58 penyedia akomodasi yang memiliki kekhasan. Upaya yang
dilakukan dengan cara membuat sistem keamanan bersama,
(Tinggi)
baik dengan para pejabat formal maupun tokoh/organisasi
masyarakat setempat.
Selalu mengikuti pertemuan untuk membahas perubahan pasar,
munculnya pesaing baru, dan perubahan kebijakan pemerintah
pusat maupun daerah.
Tidak pernah melakukan perubahan harga ke konsumen akhir
dengan menerapkan diskon harga yang jauh dibawah harga
standar/pasar.
Tidak Mudah Berganti Rekanan binsis ini membuktikan diri dengan lamanya masa
Rekanan (GREKAN5) berhubungan, dan selama itu konflik kepentingan selalu
NII = 73,16 (Tinggi) diselesaikan dengan baik, rata-rata lebih dari 3 tahun telah
menjalin hubungan pemasaran
Orientasi Hasil Optimal Pesanan barang atau jasa yang dibeli sesuai dengan spesifikasi
(HSOPTIM6) dan terjaga kualitasnya. (Tepat waktu, kualitas baik, dan tepat
NII = 74,37 (Tinggi) kualifikasi)
283
4.3.3. Deskripsi Variabel Kerjasama (Co-Operation)
(Tabel 4.13.).
TABEL 4.13.
NILAI INDEKS KERJASAMA (CO-OPERATION)
FREKUENSI JAWABAN RESPONDEN MENGENAI Nilai
INDIKATOR KERJASAMA Indeks
KERJASAMA 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Indikator
Berbagi Informasi
Pasar (INFOPAR1) 0 0 0 0 0,53 10,53 26,32 45,26 17,37 0 76,84
Penggunaan Assets
Bersama 0 0 0 0 0 13,16 27,89 44,21 14,74 0 76,0
(ASETMA2)
Penyusunan Strategi/
Kebijakan dan 0 0 0 0 1,05 48,95 11,58 0 76,05
Program 9,47 28,95
(SUNSTRA3)
Implementasi
Strategi/ Kebijakan/ 0 0 0 0 1,05 8,95 33,68 45,79 10,53 0 75,58
Program(IMPLEST4)
Pengembangan
Kompetensi Perusahaan
0 0 0 0 0 13,16 24,21 50,00 12,11 0,53 76,26
(KOMPET5)
Memelihara/Menjaga
Lingkungan 0 0 0,53 0,53 12,63 26,84 41,05 17,89 0,53 76,32
0
Kondusif
(LKONDUS6)
kerjasama memiliki keragaman, dan intensitas yang tinggi dilihat dari nilai indeks
indikator dan variabelnya lebih besar dari kriteria 70, yaitu antara 75,58 sampai
284
oleh perusahaan dalam hal berbagi informasi pasar, nilai indeksnya sebesar 76,84;
(2) ASETMA2, adalah kerjasama dalam penggunaan aktiva tetap nilai indeksnya
layanan pariwisata untuk industri hotel, transportasi wisata dan tempat tujuan
Event).
285
e_comerce, serta melalui program-program paket wisata yang ditawarkan
untuk konsumen akhir (members card) yang dapat digunakan diberbagai hotel,
TABEL 4.14.
INTERPRETASI NILAI INDEKS KERJASAMA dan
TEMUAN-TEMUAN PENELITIAN
Temuan Umum Penelitian
Kerjasama yang dijalin oleh organisasi ini memiliki nilai indeks variabel sebesar 76,18,
artinya rata-rata apresiasi terhadap setiap indikator adalah tinggi. Kerjasama dilakukan
dalam banyak ragam, sering dan intensitas tinggi. Aktivitas dan intensitas kerjasama
tersebut dapat diuraikan dalam rincian temuan penelitian berikut ini.
Nilai Indeks Indikator Rincian Temuan Penelitian
Berbagi Kerjasama dalam pertukaran informasi pasar, yang berkaitan dengan
Informasi Pasar situasi pasar dari bisnis yang dikelola oleh responden dan rekanan,
(INFOPAR1) maupun situasi pasar secara makro yang akan berdampak pada industri
pariwisata:
Nilai Indeks= 76,84 o Menginformasikan kegiatan-kegiatan (event) yang akan
Interpretasi (Tinggi) diselenggarakan, serta berbagai spesifikasi yang dibutuhkan
konsumen akhir saat ini kepada rekanan kerjasama
o Menyampaikan perubahan-perubahan kondisi permintaan pasar
yang berkaitan dengan jenis transaksi kerjasama
o Menginfomasikan tentang masalah-masalah Warning, baik
berkaitan dengan Travel Warning, maupun adanya kebijakan
pemerintah yang baru dan situasi sosial, politik dan keamanan.
o Menginformasikan tentang adanya pendatang baru dalam bisnis
yang sama dengan rekanan (memberikan sinyal maupun informasi )
286
Lanjutan Tabel 4.14……
Nilai Indeks Rincian Temuan Penelitian
Indikator
Penggunaan Responden dalam bekerjasama, juga berbagi penggunaan aktiva tetap, yang
Assets dimililki/disewa secara bersama-sama digunakan bersama, atau di beli secara
Bersama bersama-sama. Meliputi:
(ASETMA2) o Penggunaan teknologi bersama, dalam sistem pembayaran dan reservasi
Nilai Indeks= o Penggunaan Pool Armada, Tempat Penyediaan Sparepart (gudang bersama)
76,05 o Penyediaan sarana TPA (Tempat Pembuangan Akhir) atau Pengolahan
Interpretasi Limbah Akhir baik untuk sampah Organik dan Non_Organik.
(Tinggi) o Menyewa tempat untuk promosi bersama dalam sebuah showbiz atau event
kunjungan luar negeri.
Penyusunan Kerjasama dalam penyusunan strategi/kebijakan/dan program, memang terdapat
Strategi/Kebija keragaman jawaban. Untuk wilayah/daerah yang belum memiliki grand
kan dan staretegy maka penyusunan strategi masih bersifat insidental dan proyek yang
Program dikomandoi oleh pemerintah daerah, sementara untuk daerah-daerah yang telah
(SUNSTRA3) mapan dalam bisnis ini, perencanaan dilakukan dalam bentuk:
Nilai Indeks= o Bersama menyusun program paket kunjungan wisata untuk daerah, maupun
76,05 nasional, yang kemudian disampikan oleh agen-agen pariwisata dalam dan
Interpretasi luar negeri.
(Tinggi) o Memilih media promosi luar negeri untuk yang dapat menyampaikan tempat-
tempat tujuan wisata di Indonesia (daerah)
o Bekerjasama dengan organisasi wisata lainnya untuk meminta kepada
pemerintah (daerah/pusat) dalam penyediaan sarana dan prasarana untuk
mendukung diperolehnya standarisasi industri/mutu pariwisata internasional.
o Menggunakan media internet dengan memiliki website bersama untuk
menjaring para konsumen akhir.
Implementasi Organisasi bisnis pariwisata mengimplementasikan strategi/kebijakan maupun
Strategi/ program-program pemasaran yang telah siepakati, seperti:
Kebijakan/ o Melaksanakan promosi bersama dimedia massa, internet maupun
Program menyelenggarakan event-event.
Pemasaran o Menyelenggarakan pameran-pameran dalam maupun luar negeri
(IMPLEST4) o Bekerjasama dengan lembaga keuangan untuk system pembayaran baik
Nilai Indeks= untuk konsumen akhir maupun untuk pembiayan transaksi.
75,58 o Mengendalikan harga/tarif-tarif khusus yang diberikan kepada konsumen
Interpretasi akhir agar tidak terjadi perang tariff yang akan mempersulit berlangsungnya
(Tinggi) operasionalisasi perusahaan
o Mengkoordinasikan dan menyampaikan informasi tentang program-program
pariwisata local, nasional maupun internasional
o Menegosiasikan untuk menjadi tempat penyelenggaran “MICE” baik
berskala lokal, nasional maupun internasional, dengan pemerintah, asosiasi,
organisasi bisnis maupun profesi.
o Melibatkan berbagai komponen masyarakat untuk menyadarkan,
menggalakkan program-program pemerinah seperti: program “sadar wisata”.
o Membuat pusat-pusat informasi wisata di luar negeri.
o Mengoptimalkan upaya pencapaian omzet penjualan yang berkaitan dengan
target-target kunjungan wisata.
o Melaksanakan penilaian standard kompetensi organisasi untuk
pemeringkatan organisasi maupun personal.
o Membantu pemerintah daerah untuk meningkatkan sarana,prasarana maupun
ragam atraksi di tempat-tempat tujuan wisata
287
Lanjutan Tabel 4.14……
Pengembangan o Membuat SOP (Standar Operating Procedures) pelayanan untuk wisatawan
Kompetensi (konsumen akhir)
Perusahaan
o Menerapkan Standar kompetensi karyawan sesuai klasifikasi SKNI dan
(PKOMPET5)
standar Kompetensi lainnya.
o Memberikan apresiasi kepada rekanan yang selalu memenuhi/ melampaui
Nilai Indeks= target pekerjaan
76,26
o Melaksanakan program pengembangan kompetensi sumberdaya manusia
Interpretasi secara bersama-sama (dalam bentuk: penyelenggaran pendidikan dan
(Tinggi) pelatihan keterampilan maupun manajerial)
digunakan satu pihak terhadap pihak lain untuk mengikuti atau merubah
kekuatan yang digunakan untuk menuntut pihak lain merubah diri sesuai
dengan tuntutan. Nilai indeks variabel ini tertera pada Tabel 4.15. berikut
ini.
288
TABEL 4.15.
NILAI INDEKS KEKUATAN MEMAKSA/MENDESAK (COERCIVE POWER)
INDIKATOR FREKUENSI JAWABAN RESPONDEN MENGENAI KEKUATAN Nilai
KEKUATAN MEMAKSA Indeks
MEMAKSA TUNTUTAN UNTUK MENGIKUTI/MEMATUHI Indikator
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
289
(PTRANS6) sampai dengan Indikator 10 (PPROMO10). Skala yang
sepenuhnya” (skor 1). Skala ini, merupakan respon dari desakan rekanan
Dari nilai indeks indikator, dimensi dan variabel yang tertera pada Tabel
angka 56,47 sampai dengan 58,95, dan Nilai Indeks Dimensi 57.716 berarti
berada pada kriteria sedang (40,01 s.d 70). Jadi responden merefleksikan pada
rekan bisnis untuk mengikuti apa yang ditetapkan cenderung tidak diabaikan,
tidak sepenuhnya.
antara 35,21 sampai dengan 37,05, dan Nilai Indeks Dimensinya sebesar 36,21
hal ini dapat diinterpretasikan bahwa derajat respon adalah rendah (berada
pada rentang 10,00 – 40,01). Gambaran yang diperoleh dari nilai indeks ini
berada pada rentang angka mendekati 10. Artinya, meskipun respon untuk
290
merubah ini rendah, para pelaku bisnis masih tidak secara frontal menolak
3. Secara keseluruhan, nilai indeks variabel kekuatan memaksa dalam studi ini
berada pada kisaran 40,01 sampai dengan 70,00 yaitu sebesar 46,963, artinya
digunakan sebagai alat untuk menjaga agar terjadi kondisi seimbang antar
memaksa untuk merubah, hal ini dapat dijelaskan karena untuk merubah
tidaklah hanya terkait dengan satu komponen yang dituntut saja, tetapi terkait
291
direspon tidak baik bagi rekanan bisnis dalam kerjasama, yaitu: rekanan
bahwa, kerjasama pemasaran yang dilakukan oleh para pelaku bisnis ini tidak
terlepas dari penggunaan kekuatan yang dimiliki untuk memaksa rekan bisnis
lainnya. Hal ini dilakukan saat akan melakukan kerjasama, maupun saat
pihak lain, hal ini biasanya terjadi untuk kerjasama baru atau kerjasama
lanjutan.
kebijakan pemasaran yang telah ditetapkan oleh rekan bisnis, hal ini ditempuh
c. Bukti bahwa meskipun tuntutan dilakukan oleh pihak rekanan bisnis, namun
292
Secara rinci jawaban responden mengenai bagaimana mengendalikan kerjasama
agar kerjasama tetap berlangsung sesuai kesepakatan, berikut beberapa temuan dalam
TABEL 4.16.
DESKRIPSI PENGGUNAAN KEKUATAN MEMAKSA DALAM KERJASAMA
JAWABAN RESPONDEN (%)
KLASIFIKASI PERNYATAAN RESPONDEN YA TIDAK TIDAK SELALU
Akan Tetap Menjaga Hubungan Harmonis meskipun ada 63,16 6,31 30,53
tuntutan dari pihak rekanan
menjalin kerjasama dalam industri pariwisata pernah menuntut pihak lain untuk
oleh jawaban responden: 44,30% menyatakan “ya” dan 43% menyatakan “tidak
pemasaran yang telah ditetapkan, jika dianggap mengganggu situasi dan kondisi
pasar atau kerjasama itu sendiri, hal ini dibuktikan oleh jawaban responden,
293
bahwa: terdapat 37,40% responden yang menjawab “ya”, 38,9% menjawab “tidak
selalu” dan hanya 23,7% yang menjawab “tidak”. Para pelaku organisasi ini juga
akan tetap menjaga hubungan harmonis antar organisasi meskipun ada tuntutan
dari rekanan, dibuktikan dari hanya 6,31% yang menjawab “tidak”. Semua
banyak yang menjawab “tidak selalu”, artinya persyaratan tersebut akan diikuti
bisnisnya. Hanya 23,7 persen responden yang akan meninggalkan rekanannya bila
rekanan menuntut, hal inipun dilakukan jika tuntutan tersebut sangat mengganggu
tidak akan menghilangkan rasa percaya pada rekanan tersebut. Hanya 10%
“mempercayai” 51,6% dan “tidak selalu” sebesar 38,4%. Pada dasarnya semua
memiliki kekuatan pula untuk menolak tuntutan dari rekanan bisnisnya, artinya
294
menyatakan “tidak selalu” dan hanya 5,8% yang menyatakan tidak memiliki
TABEL 4.17.
INTERPRETASI NILAI INDEKS VARIABEL KEKUATAN MEMAKSA/
KEMAMPUAN MENDESAK DAN TEMUAN-TEMUAN PENELITIAN
Temuan Umum Penelitian
Secara keseluruhan, bahwa masing-masing pihak dalam kerjasama pemasaran ini menggunakan
kekuatan/kekuasaan memaksa dalam menjalin hubungan dengan rekan bisnisnya baik digunakan
untuk menuntut mematuhi atau merubah ketentuan/ketetapan. Terbukti, bahwa responden akan
tetap melangsungkan kerjasama meskipun ada tuntutan dari rekan bisnisnya. Namun demikian,
nampak pada nilai indeks bahwa jika tuntutan tersebut adalah tuntutan untuk mengikuti
(mematuhi) ketentuan/kebijakan yang telah ditetapkan responden relatif dapat melaksanakannya,
hanya bila tuntutan tersebut untuk merubah maka kecenderungannya responden akan menolak atau
mengabaikannya atau mengikuti dengan sangat keberatan (menolak atau menegosiasikan kembali
tuntutan tersebut, jika tidak berhasil cenderung untuk berganti rekanan).
1 Menuntut Memenuhi Rekanan dalam menjalin hubungan kerjasama melakukan
Persyaratan Kerjasamasa berbagai tindakan untuk menjaga agar hubungan sesuai dengan
(PSYARAT1) yang diharapkan, melalui:
NII = 58,95 (Sedang) Perjanjian tertulis dengan rekanan, yang berisikan tentang
hak, kewajiban, reward dan sanksi hukum bila wan prestasi.
Menerima persyaratan jika masih dapat dilaksanakan/
dipenuhi.
Menolak, meninggalkan atau mencari pengganti dari
rekanan bila neneubgkinkan dan bila sulit untuk memenuhi
permintaan rekanan.
Mengajukan keberatan terhadap persyaratan yang sulit
dilaksanakan
Mencari alternatif pengganti rekanan, apabila tuntutan yang
dilakukan sangat mengganggu jalannya kerjasama dan tidak
dapat dinegosiasikan lagi.
2 Menuntut memenuhi Apabila rekanan merubah tarif/harga, respon yang dilakukan
kenaikan Tarif /Harga oleh responden terhadap tuntutan ini adalah:
yang ditetapkan Mengikuti kenaikan tersebut sepenuhnya, dengan alasan
(KTARIF2) pihak rekanan pasti telah memperhitungkan kenaikan
NII = 57,95 tersebut
(Sedang) Menghitung rasionalitas kenaikan yang ditetapkan rekanan,
jika masih rasional maka akan mengikutinya dan
mengajukan keberatan atau bahkan meninggalkan rekanan
bila kenaikan tersebut tidak menguntungkan.
Mengajukan keberatan dan mendiskusikan kembali kenaikan
tersebut.
295
Lanjutan Tabel 4.17…..
3 Menuntut Mengikuti Mengikuti kebijakan tersebut sepanjang tidak mengganggu
Kebijakan Pemasaran stabilitas perusahaan
(PKPASAR3) Mendiskusikan kembali dengan rekanan alternatif kebijakan
NII = 56,47 Meninjau kembali kontrak hubungan dengan rekanan
(Sedang) Mencari alternatif rekanan baru bila kebijakan tersebut akan
merusak strategi perusahaan secara keseluruhan
4 Menuntut untuk Mengikuti tuntutan tersebut selagi masih tidak memberatkan
mengikuti prosedur Melakukan penyesuaian terhadap aliran kas perusahaan
pembayaran Menuntut balik kepada rekanan untuk tidak meneruskan
(PSBAYAR4) kebijakan tersebut
NII = 57,32 Mencari rekanan lain bila tuntutan tersebut sangat
memberatkan dan rekanan menolak untuk bernegosiasi.
5 Menuntut merevisi Mengikuti apa yang diminta rekanan sepanjang revisi
konten kerjasama / tersebut dapat memperbaiki dan lebih bermanfaat
kontrak kerjasama. bagi berlangsungnya kerjasama
(KONKER5) Memberikan masukan untuk revisi konten kerjasama
NII = 57,89 (Sedang) Memberikan detail informasi yang dibutuhkan
rekanan
Tidak mengikuti permintaan rekanan jika yang
diminta diluar kapasitas perusahaan
6 Menuntut merubah Jika rekanan menekan/memaksa untuk merubah sesuatu
prosedur/persyaratan yang telah ditetapkan perusahaan, maka kecenderungan
transaksi responnya adalah melakukan penolakan/mengabaikan,
(PTRANS6) atau mengikutinya namun diawali dengan negosiasi ulang
NII = 35,84 (Rendah) atas keputusan atau tuntutan tersebut. Bahkan beberapa
7 Menuntut merubah responden akan mengabaikan tuntutan tersebut.
kebijakan penjualan/ Tindakan-tindakan tersebut, antara lain:
pembelian kredit Melakukan penolakan, jika akan mengganggu secara
(hutang) (PKREDIT7) komprehensif dari stretegi perusahaan yang telah
NII = 35,21 (Rendah) disusun,
Menolak, karena akan mengganggu cashflows
8 Merubah strategi
perusahaan
pemasaran
Melakukan komunikasi atas apa yang dituntut tersebut:
(STRATEG8)
Mengabaikan permintaan tersebut, atau mendiskusikan
NII = 36,32 (Rendah)
kembali tuntutan tersebut
9 Menuntut Menyesuaikan sebatas tidak merubah persyaratan total
Menurunkan harga Memberikan toleransi dalam batasan tertentu (waktu
jual/Tarif (HJUAL9) dan jumlah)
NII = 36,63 (Rendah) Melakukan rescheduling/penjadwalan ulang, meminta
tempo untuk menindak lanjuti tuntutan tersebut.
10 Menuntut merubah Perusahaan tetap menjalankan keputusan yang telah
Strategi/kebijakan ditetapkan awal, seperti: ketetapan harga, kebijakan
promosi penjualan kredit dan kegiatan promosi yang telah
(PPROMO10) ditetapkan dan bila rekanan masih terus menuntut
NII = 37,05 (Rendah) untuk merubah maka akan dilakukan berbagai koreksi
sebatas tidak mengganggu rencana-rencana
perusahaan.
Sumber : Data diolah dan dirangkum untuk disertasi ini.
296
4.3.5. Deskripsi Nilai-Nilai Hubungan Jangka Panjang (Value of Lifetime
Relationships)
variabel yang paling sering digunakan oleh beberapa ahli dan dikategorikan
Gronrőős (1990,1994) dan Egan (2000) menyebut hasil ini sebagai lifetime value.
3(tiga) variabel yaitu: Loyalitas, Pesan Berantai Positif, dan Keeratan Hubungan.
Untuk Variabel Loyalitas di refleksikan oleh 5 (lima indikator), hasil studi dari
297
TABEL 4.18.
NILAI INDEKS LOYALITAS (LOYALTY)
INDIKATOR- FREKUENSI JAWABAN RESPONDEN MENGENAI Nilai
VARIABEL LOYALITAS Indeks
LOYALITAS 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Indikator
terhadap mitranya. Hal ini ditunjukkan oleh nilai indeks dari indikator 1 (Niat1) sampai
dengan Indikator 5 (Intens5) antara 79,6 sampai dengan 80,21, dan nilai indeks
responden terhadap pernyataan tinggi. Secara rinci, dapat diketahui dari masing-masing
nilai indeks indikatornya, yaitu: tetap berniat untuk bermitra (NIAT 1)sebesar 80,21, lebih
menyukai rekanan saat ini (SUKA2) sebesar 79,32, meningkatkan frekuensi transaksi
(FREKT3) sebesar 79,64, tidak ingin pindah ke mitra lain (BERALIH4) sebesar 79,84,
TABEL 4.19.
INTERPRETASI NILAI INDEKS DAN TEMUAN PENELITIAN
LOYALITAS PELAKU BISNIS DALAM KERJASAMA
298
Temuan Umum Penelitian
Nilai indeks variabel sebesar 79,968, menunjukkan bahwa kesetiaan terhadap rekan kerjasama
tinggi, meskipun kesetiaan itu tidak mencapai 100%. Hal ini berarti bahwa pihak-pihak yang
bekerjasama ini memiliki kehendak tinggi untuk tetap melangsungkan relationship, saling
menyukai, tidak ingin beralih, berupaya meningkatkan frekuensi dan intensitas keragaman
kerjasama.
NO Nilai Indeks Rincian Temuan Penelitian
Indikator(NII)
1 Niat untuk Tetap Responden memiliki niat yang tinggi untuk melangsungkan
Bermitra kemitraan dengan rekanan bisnis yang saat ini menjalin
(NIAT1) kerjasama pemasaran. Hal ini dibuktikan dengan:
NII = 80,21 (Tinggi) Selalu mengutamakan rekan bisnis untuk setiap transaksi
baru
Mengkomunikasikan secara langsung atas kekurangan
yang dilakukan oleh rekan bisnis
2 Lebih Menyukai Tingkat kesukaan terhadap mitra kerjasama yang tinggi, hal ini
Rekanan (SUKA2) ditunjukkan melalui tindakan-tindakan berupa:
NII = 80,79 (Tinggi) Menyampaikan kepada mitra, jika ada penawaran lain yang
lebih baik dan meminta mitra dapat menyesuaikannya
Menolak penawaran-penawaran baru dari bisnis lain yang
serupa dengan rekanan
Mempertimbangkan setiap rekomendasi yang diberikan
rekanan
3 Meningkatkan Pelaku bisnis dalam penelitian ini selalu berupaya untuk
frekuensi Transaksi/ meningkatkan transaksi, hal ini ditunjukkan melalui tindakan:
kerjasama (FREKT3) a. Mempersering pembelian/penjualan, melakukan promosi
NII = 79,32 (Tinggi) bersama, membuat paket wisata untuk kelompok-
kelompok turis lokal maupun mancanegara
b. Meningkatkan frekuensi pertemuan untuk menggarap lahan
atau tempat-tempat tujuan wisata baru, baik berupa:
atraksi-atraksi, MICE, ataupun wisata alam.
4 Tidak Ingin Beralih Keinginan untuk beralih rendah, atau keinginan untuk Tidak
(BERALIH4) mengganti rekanan tinggi, ditunjukkan oleh kegiatan-kegiatan:
NII = 79,84 (Tinggi) c. Selalu melakukan koordinasi dengan mitra jika terdapat
perubahan pasar
d. Mengintensifkan komunikasi antara rekanan yang telah
menjalin kerjasama
5 Meningkatkan Upaya untuk meningkatkan intensitas kerjasama tinggi, hal ini
intensitas keragaman ditunjukkan melalui aktivitas:
kerjasama (INTENS5) e. Selalu mencari alternatif perbaikan pola kerjasama
NII = 79,68 (Tinggi) f. Meningkatkan jumlah transaksi
g. Memperluas/mengembangkan ragam transaksi
h. Menyusun strategi-strategi baru untuk mencapai efektifitas
dan produktivitas dari konten kerjasama
Sumber : Data primer yang diolah untuk disertasi ini.
299
Variabel ini terdiri dari 4 (empat) indikator yang dinilai oleh
berikut:
TABEL 4.20.
NILAI INDEKS PESAN BERANTAI POSITIF (WORD OF MOUTH)
INDIKATOR FREKUENSI JAWABAN RESPONDEN MENGENAI Nilai
PESAN BERANTAI PESAN BERANTAI POSITIF (WoM) Indeks
POSITIF Indikator
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Informasi manfaat
0 0 0 0 1,05 3,68 25,26 49,47 20,00 0,53 78,53
kerjasama(MANFAAT1)
Menceritakan Tindakan-
tindakan Positif 0 0 0 0 0,53 5,26 26,84 47,89 18,42 1,05 78,16
TINDAKP2
Merekomendasikan
0 0 0 0 1,58 3,68 26,84 44,21 22,63 1,05 78,58
Rekanan (REKOMD3)
Tidak Menceritakan Hal-
0 0 0 0 1,05 4,74 27,37 48,42 18,42 0 77,84
hal buruk (SIMLEK4)
Nilai Indeks Variabel 78,28
Sumber : Diolah untuk disertasi ini,
merekomendasikan kepada pihak lain (REKOMD3) nilai indeksnya sebesar 78,58; tidak
menceritakan kekurangan rekanan (SIMLEK4) nilai indeksnya sebesar 77,84 dan Nilai
Indeks Variabel sebesar 78,28. Bila dibandingkan dengan kriteria, maka nilai indeks
untuk indikator dan variabel pesan berantai positif adalah tinggi. Interpretasinya adalah
pertukaran relasional positif, sehingga pesan berantai yang terjadi dilingkungan industri
pariwisata yang menjalin kerjasama pemasaran menjadi positif. Berikut ini rangkuman
300
temuan penelitian dan rangkuman interpretasi nilai indeks pesan berantai positif
TABEL 4.21.
INTERPRETASI NILAI INDEKS DAN TEMUAN-TEMUAN
PENELITIAN VARIABEL PESAN BERANTAI POSITIF
Temuan Umum Penelitian
Nilai indek variabel sebesar 78,28, artinya respon dari responden pada keseluruhan
aitem pertanyaan tinggi. Para pelaku kerjasama ini saling memberikan informasi positif
kepada pihak lain, mengajak pihak lain untuk menjalin kerjasama dalam aktivitas-
aktivitas pemasaran dan berupaya memelihara dan mengembangkan komunikasi positif
serta menyimpan apa yang menjadi keburukan dari rekanan bisnis selagi masih dalam
batas toleransi.
NO Nilai Indeks Rincian Temuan Penelitian
Indikator
1 Informasi Responden akan menyampaikan informasi tentang manfaat yang
keuntungan/ diperoleh dari kerjasama yang telah dibangun selama ini kepada
manfaat pihak lain.
kerjasama
(MANFAAT1) Manfaat-manfaat yang disampaikan kepada pihak lain baik sifatnya
NII = 78,53 keuntungan-keuntungan ekonomis (kemampulabaan) maupun
(Tinggi) keuntungan yang bersifat strategis (kuatnya jejaring, kemampuan
pengendalian harga jual, perbaikan dan peningkatan citra
perusahaan)
301
Keeratan hubungan yang disampaikan oleh Palmer
Tabel 4.22.
TABEL 4.22.
NILAI INDEKS KEERATAN HUBUNGAN (STRONG RELATIONSHIP)
INDIKATOR FREKUENSI JAWABAN RESPONDEN MENGENAI Nilai
VARIABEL KEERATAN HUBUNGAN Indeks
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Indikator
Saling Melibatkan
0 0 0 0 0 3,16 21,58 44,21 28,42 2,63 80,58
untuk kerjasama lain
(LIBAT1)
Toteransi Tinggi antar
0 0 0 0 0 3,68 21,58 41,58 31,58 1,58 80,58
rekanan (TOLERAN2)
Tidak Mudah/Cepat
0 0 0 0 0 5,26 27,89 37,89 25,79 3,16
Memberikan Hukuman
79,37
(SANKSI3)
Memberikan
0 0 0 0 0 4,74 24,21 38,42 29,47 3,16 80,21
Kemudahan dalam
kekerjasama(MUDAH4)
Rendah Konflik
0 0 0 0 0 5,26 24,74 36,32 30,00 3,68 80,12
(RKONFLI5)
Nilai Indeks Variabel 80,172
Sumber : Diolah untuk disertasi ini,
bahwa: nilai indeks indikatornya diatas 70,00, yaitu antara 79,37 sampai dengan
302
80,58. Sehingga untuk indikator keeratan hubungan ini dapat diinterpretasikan
pada setiap transaksi yang akan dan sedang berlangsung, hal ini dimaksudkan
tidak hanya untuk menjaga hubungan antar lembaga tetapi lebih utama untuk
menjaga agar pihak yang bekerjasama tetap dapat melayani konsumen akhir
dengan prima. Tindakan-tindakan yang dilakukan oleh para pelaku bisnis untuk
TABEL 4.23.
INTERPRETASI NILAI INDEKS VARIABEL KEERATAN HUBUNGAN
DAN TEMUAN-TEMUAN PENELITIAN
Temuan Umum Penelitian
Nilai indeks variabel sebesar 80,17 menandakan bahwa keeratan hubungan antar
organisasi bisnis dalam industri pariwisata ini tinggi, artinya para pelaku bisnis
berupaya mengikatkan diri satu sama lain untuk meraih kekuatan-kekuatan bisnis yang
diperoleh dari hubungan kerjasama tersebut.
NO Nilai Indeks Indikator Rincian Temuan Penelitian
1 Saling Melibatkan Responden dalam penelitian ini, memiliki keterlibatan yang
untuk kerjasama lain tinggi, hal ini ditunjukkan melalui:
(LIBAT1) NII=80,58 Secara rutin melakukan koordinasi untuk mengevaluasi hasil-
(Tinggi) hasil kerjasama
303
Memberikan peluang kepada rekanan untuk terlibat dalam
kegiatan-kegiatan lain, seperti: penyelengaraan MICE,
merancang program pemasaran untuk konsumen akhir yang
dilakukan secara kolektif.
Menyampaikan informasi peluang pasar kepada rekanan, baik
yang satu line of business maupun tidak.
304
Lanjutan Tabel 4.23……..
2 Toteransi Tinggi Pelaku bisnis memiliki toleransi tinggi pada rekan kerjasamanya,
antar rekanan dibuktikan oleh tindakan:
(TOLERAN2)
Menetapkan kualifikasi tinggi diikuti oleh imbalan yang tinggi
NII=80,58
pula
(Tinggi)
Memberikan peluang kepada rekanan untuk memperbaiki setiap
kesalahan yang dilakukan
Selalu mengkomunikasikan setiap terjadi kesalah fahaman pada
level operasional
5 Rendah Konflik Hubungan antar organisasi ini mampu memanage konflik, sehingga
(RKONFLI5) konflik hubungan menjadi rendah, tindakan yang dilakukan adalah:
NII=80,12 Masing-masing pihak selalu berupaya untuk memenuhi
(Tinggi) persyaratan yang telah ditetapkan
Mencari jalan keluar (solusi) yang saling menguntungkan setiap
kali terjadi perselisihan
Tidak mendesak rekanan, jika persyaratan yang diajukan sulit
untuk dipenuhi, dan akan mendiskusikan apa yang menjadi
kesulitan rekanan
Setiap perjanjian kerjasama diawali dengan kesepakatan dan
berupaya menjalankan kesepakatan tersebut secara optimal
Rekanan selalu mengutamakan penyelesaian yang saling
menguntungkan, karena masing-masing berupaya menyadari akan
pentingnya rekanan lain.
305
4.3.6. Deskripsi Variabel Sinergitas Kerjasama (Co-operation Synergy)
strategik, dimana sifat variabel strategik adalah dapat digunakan sebagai alat
dalam jangka panjang. Variabel ini, terdiri dari enam indikator, hasil jawaban
responden yang telah dihitung dengan nilai indeks tertera pada Tabel 4.24.
TABEL 4.24.
NILAI INDEKS SINERGITAS KERJASAMA
INDIKATOR FREKUENSI JAWABAN RESPONDEN MENGENAI SINERGITAS Nilai Indeks
SINERGITAS Indikator
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 (NII)
Akses Pasar Lebih
Luas (AKPASAR1) 0 0 0 0 0 1,58 10,53 50,53 34,74 2,63 82,63
Minimalisasi biaya
operasional (cost
minimizing) 0 0 0 0 1,05 2,63 16,32 47,37 28,95 3,68 81,16
(BIAYA_M2)
Akses Informasi
Lebih Cepat 0 0 0 0 0 3,16 18,95 42,63 30,53 4,74 81,47
(L_CEPAT3)
Omzet Penjualan
Lebih Besar/banyak 0 0 0 0 0 3,16 13,16 48,95 30,00 4,74 82,00
(L_BESAR4)
Lebih Peka terhadap
perubahan (LPEKA5) 0 0 0 0 1,05 1,05 13,16 46,84 35,26 2,63 82,21
Meningkatnya
Kemampu-labaan 0 0 0 0 0 2,63 14,74 49,47 31,05 2,11 81,53
(LABA_B6)
(L_CEPAT3) lebih cepat akses informasi sebesar 81,47, omzet penjualan lebih
306
kemampulabaan/laba lebih besar (LABA_B6) nilai indeksnya sebesar 81,53.
organisasinya atau dengan kata lain jalinan hubungan pemasaran yang dibangun
bersinergi tinggi.
bukti empiris yang telah dilakukan dan diperoleh dari kerjasama tersebut, yang disajikan
TABEL 4.25.
INTERPRETASI NILAI INDEKS SINERGITAS KERJASAMA DAN
TEMUAN-TEMUAN PENELITIAN
Temuan Umum Penelitian
Nilai indeks variabel 81,83, menunjukkan bahwa responden dalam penelitian ini
mengapresiasikan tinggi terhadap keseluruhan indikator yang ditanyakan, hal ini
menjelaskan bahwa sinergitas kerjasama yang dibangun dengan keeratan hubungan,
kesetiaan antar sesama pelaku bisnis, dan komunikasi positif, akan melahirkan hubungan
antar organisasi yang lebih baik, lebih besar, lebih cepat, lebih efektif, lebih efisien, dan
lebih menguntungkan.
NO Nilai Indeks Rincian Temuan Penelitian
Indikator
1 Akses Pasar Lebih Perusahaan memilki akses pasar yang tinggi, terbukti dari:
Luas (AKPASAR1) Permintaan barang/jasa menjadi lebih banyak dan tidak hanya
NII = 82,63 (Tinggi) lokal, tetapi internasional.
Rekanan bisnis baru menjadi lebih yakin terhadap perusahaan
yang ditunjukan oleh mudahnya mendapatkan rekanan baru
2 Minimalisasi biaya Perusahaan menghasilkan penghematan biaya yang tinggi, karena:
operasional (cost 1) Banyaknya biaya-biaya yang ditanggung bersama: seperti:
minimizing) biaya promosi, biaya distribusi, biaya keamanan lingkungan
(BIAYA_M2) maupun biaya-biaya sosial lainnya. Akibatnya biaya persatuan
NII = 81,16 (Tinggi) menjadi lebih rendah.
2) Sistem pembayaran on line memudahkan perusahaan untuk
bertransaksi antar perusahaan maupun konsumen akhir,
sehingga mengurangi biaya transaksi
3) Biaya pengembangan SDM dapat diminimalisir, karena
pengembangan kompetensi SDM dapat dilakukan secara
bersama-sama.
307
Lanjutan Tabel 4.25……
NO Nilai Indeks Rincian Temuan Penelitian
Indikator
3 Akses Informasi Responden menilai bahwa kerjasama pemasaran ini memberikan
Lebih Cepat kemampuan tinggi pada organisasi dalam akses informasi:
L_CEPAT3) Informasi tentang produk dan konsumen baru, serta kegiatan
NII = 81,47 MICE menjadi lebih cepat
(Tinggi) Perusahaan menggunakan sistem pemesanan dengan jaringan
antar rekanan (reservasi dapat dilakukan di perusahaan mitra
bisnis)
Rekanan selalu menyampaikan informasi yang diketahui,
seperti: (a)menyampaikan tentang perusahaan baru yang akan
segera masuk dalam industri pariwisata; (b) menyampaikan
tentang agenda-agenda pertemuan/konferensi yang akan
diselenggarakan didaerah tertentu; (c) pembahasan tentang
perubahan peraturan pemerintah daerah maupun pusat serta
program-program yang berkaitan dengan industri pariwisata.
308
4.3.7. Deskripsi Variabel Keunggulan Posisional Bersaing (Competitive
Positional Advantages)
perusahaan lain, Dalam studi ini difokuskan pada posisi bersaing yang disebabkan
adanya jalinan kerjasama pemasaran. Oleh karena itu, variabel ini di refleksikan
oleh lima indikator yang diperoleh dari berbagai pendapat ahli yang berkaitan
TABEL 4.26.
NILAI INDEKS KEUNGGULAN POSISIONAL BERSAING
(COMPETITIVE POSITIONAL ADVANTAGES)
INDIKATOR FREKUENSI JAWABAN RESPONDEN MENGENAI Nilai
KEUNGGULAN INDIKATOR Indeks
POSISIONAL KEUNGGULAN POSISIONAL BERSAING Indikator
BERSAING
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Biaya Operasional
0 0 0 0 0 2,11 29,47 43,68 23,68 1,05 79,21
lebih murah dibanding
pesaing (LMURAH1)
Jejaring Menjadi
0 0 0 0 0 4,21 28,95 20,53 2,63
Lebih Kuat 43,68 78,84
(JJARING2)
Terciptanya Kekhasan 0 0 0 0 0,53 4,21 29,47 43,68 20,53 1,58 76,84
(KHAS3)
309
TABEL 4.27.
INTERPRETASI NILAI INDEKS DAN TEMUAN PENELITIAN
VARIABEL KEUNGGULAN POSISIONAL BERSAING
Temuan Umum Penelitian
Nilai indeks variabel sebesar 77,99, menandakan bahwa respon dari pelaku bisnis terhadap
indikator dalam penelitian ini tinggi, artinya perusahaan yang menjalin kerjasama ini dalam
posisi unggul dibanding dengan pesaing terdekatnya. Keunggulan tersebut dalam hal jejaring
bisnis yang kuat, kemampulabaan yang tinggi, cepat mengahadapi persaingan, barang dan jasa
yang dihasilkan spesifik/khas, serta biaya operasional untuk menyelenggarakan bisnis menjadi
lebih murah karena biaya lebih efisien.
NO Nilai Indeks Indikator Rincian Temuan Penelitian
1 Biaya Operasional lebih Nilai indeks indikator biaya lebih murah dibanding pesaing
murah dibanding adalah tinggi, artinya responden menyatakan persetujuannya
pesaing (LMURAH1) bahwa kerjasama pemasaran ini menghasilkan murahnya
NII=79,21 (Tinggi) biaya, hal ini dijelaskan responden sebagai berikut:
Adanya kerjasama, maka biaya-biaya tetap dan variabel
yang dikeluarkan akan ditanggung bersama sehingga akan
mengurangi biaya total dan menghasilkan biaya perunit yang
lebih murah dibanding dikerjakan secara individual.
Biaya persatuan menjadi lebih murah, karena penundaan
pembayaran yang dapat dilakukan dengan rekanan berakibat
pada modal kerja dapat dioperasikan untuk hal lainnya
Jumlah pengunjung besar (turis, pengunjung restoran,
pengguna jasa transportasi) maka akan semakin murahnya
harga pokok produksi/operasi.
Jumlah barang yang dipesan besar, maka akan mengurangi
biaya transportasi, bongkar muat, dan keamanan dijalan,
serta biaya-biaya operasional lainnya pun menjadi lebih
murah.
2 Jejaring Menjadi Nilai indeks indikator jejaring menjadi lebih kuat adalah
Lebih Kuat tinggi, sehingga dapat diinterpretasikan bahwa perusahaan
yang menjalin kerjasama ini memiliki jejaring kuat dalam
(JJARING2) bisnis pariwisata, hal ini dibuktikan oleh:
NII=78,84 (Tinggi)
Semakin intensif dan beragamnya kerjasama yang
dilakukan.
Rekanan selalu memberikan layanan prima dan produk
berkualitas
Semakin banyaknya perusahaan/organisasi yang melakukan
kerjasama bisnis dengan perusahaan, hal ini ditunjukkan
oleh semakin meningkatnya rekanan yang menjalin
kerjasama.
310
Lanjutan Tabel 4.27.......
NO Nilai Indeks Indikator Rincian Temuan Penelitian
4. Profitabilitas Lebih Daya saing perusahaan menjadi lebih tinggi karena perusahaan
Tinggi dibanding yang menjalin kerjasama akan memperoleh laba yang relatif
Pesaing lebih tinggi dari perusahaan diluar jejaring, karena rangkaian
(LTINGGI4) kerjasama sangat membantu untuk menghemat biaya
operasional, menghilangkan pemborosan biaya. Contoh:
NII=76,58 (Tinggi)
Rombongan Wisata dari Kota X atau Negara X, akan
menggunakan transportasi dari perusahaan rekanan A,
makan/minum disediakan oleh rekanan B, Pengisian bahan
bakar melalui rekanan C, tempat tujuan wisata D, dan
Menginap di hotel E. Rangkaian aktivitas ini akan sangat
banyak mengeluarkan biaya jika dikelola sendiri atau
perusahaan tidak memiliki jejaring kerjasama. Contoh
penghematan: perusahaan penyelenggara akan membayar
makanan dan minuman sesuai dengan jatah biaya per orang,
jika tidak digunakan maka perusahaan tidak mengeluarkan
biaya tersebut, hal ini akan sangat berbeda ketika biaya
makanan tersebut telah dikeluarkan sebelumnya.
Return on Assets (ROI), Profit Margin Ratio yang diperoleh
perusahaan menjadi lebih tinggi dibanding organisasi yang
tidak menjalin kerjasama. ROI dan PMR yang diperoleh selalu
diatas rata-rata industri.
311
4.3.8. Deskripsi Variabel Kinerja Pemasaran (Marketing Performance)
indikator setelah dihitung nilai indeksnya adalah sebagai berikut (Tabel 4.28):
TABEL 4.28.
NILAI INDEKS KINERJA PEMASARAN
(MARKETING PERFORMANCE )
INDIKATOR FREKUENSI JAWABAN RESPONDEN Nilai
KINERJA PEMASARAN MENGENAI KINERJA PEMASARAN Indeks
Indikator
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Kontinyuitas Peningkatan
0 0 0 0 0 2,11 15,26 45,79 35,26 1,58 81,89
Omzet Penjualan
(OMZET1)
Meningkatnya Pangsa 82,63
0 0 0 0 0 3,68 14,21 39,47 37,37 5,26
Pasar (PANGSAR2)
Meningkatnya
0 0 0 0 0 3,16 13,68 42,11 37,89 3,16 82,42
Profitabilitas(LABA_M3)
Menjadi Lebih Populer 0 0 0 0 1,05 1,58 14,13 42,63 35,26 4,21 82,21
(Citra positif) (POP4)
Jumlah Pelanggan Akhir 82,11
0 0 0 0 0 3,68 15,21 41,05 36,32 3,68
Meningkat
(LANGGAN5)
Kemampuan inovasi 0 0 0 0 0,53 1,58 16,84 48,42 32,11 0,53 81,16
meningkat (INOVA6)
Nilai Indeks Variabel (NIV) 82,07
Sumber : Diolah untuk disertasi ini.
Kinerja Pemasaran berada pada posisi tinggi (82,07) dan nilai indeks indikatornya
berkisar 81,16 sampai dengan 82,63. Nilai indeks ini dapat dimaknai bahwa
312
pangsa pasar, meningkatnya profitabilitas, perusahaan menjadi lebih populer (citra
secara spesifik yang diperoleh dari pertanyaan terbuka, disajikan pad Tabel 4.29.
TABEL 4.29.
INTERPRETASI NILAI INDEKS DAN TEMUAN PENELITIAN
VARIABEL KINERJA PEMASARAN
Temuan Umum Penelitian
Secara keseluruhan, apresiasi responden terhadap variabel kinerja pemasaran adalah
tinggi (NIV=82,07), hal ini berarti bahwa responden menganggap bahwa kinerja
pemasaran yang dicapai sangat baik akibat dari hubungan pemasaran yang telah
dijalankan selama ini. Pencapaian kinerja ini, karena perusahaan mampu
meningkatkan: omzet penjualan, pangsa pasar, jumlah pelanggan, keuntungan
ekonomis, popularitas perusahaan, dan kemampuan inovasi.
NO Nilai Indeks Rincian Temuan Penelitian
Indikator
313
Lanjutan Tabel 4.29……..
NO Nilai Indeks Indikator Rincian Temuan Penelitian
3 Meningkatnya Kemampulabaan selalu meningkat (tumbuh dan
Profitabilitas berkembang) baik dibandingkan dengan penjualan maupun
(LABA_M3) jumlah asset yang digunakan
NII= 82,42 (Tinggi) Dari tahun 2005 sampai dengan 2007, Net Profit Margin
perusahaan rata-rata meningkat antara 12% sampai
dengan 74%, sedangkan ROI/ROA meningkat antara
4% sampai dengan 43%
Rata-rata keuntungan yang dicapai selalu melebihi dari
keuntungan yang diperoleh dari rata-rata perusahaan
sejenis
Jumlah laba ditahan selalu meningkat setiap tahunnya
Perusahaan melakukan investasi baru (pengembangan
usaha meningkat) baik untuk perluasan jenis produk
utama maupun untuk penunjang bisnis utama
314
4.4. Proses Analisis Data
sebelumnya, bahwa studi ini menggunakan teknik statistik multivariate yaitu SEM
lebih dari satu, sedangkan setiap veriabel yang diuji merupakan konstruk yang
pada dasarnya terdiri dari pengukuran model dan structural equation model.
kausalitas.
pengukuran.
4. Pemilihan matriks input dan teknik estimasi atas model yang dibangun.
315
4.5. Hasil Analisis Data
4.5.1. Uji Asumsi Structural Equation Modeling
Uji asumsi pada studi ini mencakup: evaluasi normalitas data, evaluasi
normalitas data, maka dapat menghindari bias dan ketidak efisienan hasil.
316
TABEL 4.30.
UJI NORMALITAS DATA (EMPIRIK I)
KEKUATAN MEMAKSA, KEPERCAYAAN, KOMITMEN RELASIONAL, KERJASAMA,
LOYALITAS, KEERATAN HUBUNGAN DAN PESAN BERANTAI POSITIF
317
TABEL 4.31.
UJI NORMALITAS DATA MODEL EMPIRIK II
LOYALITAS, KEERATAN HUBUNGAN, PESAN BERANTAI POSITIF,
SINERGITAS KERJASAMA, KEUNGGULAN POSISIONAL BERSAING DAN
KINERJA PEMASARAN
Variabel min max skew c.r. kurtosis c.r.
INOVA6 6,000 10,000 -,432 -2,433 -,127 -,357
LANGGAN5 6,000 10,000 -,403 -2,269 -,072 -,202
POP4 6,000 10,000 -,276 -1,554 -,118 -,331
LABA_M3 6,000 10,000 -,442 -2,489 ,058 ,164
PANGSAR2 6,000 10,000 -,431 -2,427 ,009 ,025
OMZET1 6,000 10,000 -,370 -2,081 -,164 -,462
CMSAING5 6,000 10,000 ,082 ,464 -,490 -1,379
LMURAH1 6,000 10,000 ,005 ,030 -,611 -1,720
JJARING2 6,000 10,000 ,061 ,344 -,287 -,808
KHAS3 6,000 10,000 ,038 ,211 -,393 -1,107
LTINGGI4 6,000 10,000 ,063 ,357 -,103 -,291
LABA_B6 6,000 10,000 -,228 -1,286 ,059 ,165
LPEKA5 6,000 10,000 -,338 -1,901 ,092 ,258
L_BESAR4 6,000 10,000 -,168 -,945 ,272 ,766
L_CEPAT3 6,000 10,000 -,080 -,450 -,301 -,848
BIAYA_M2 6,000 10,000 -,230 -1,292 ,092 ,259
AKPASAR1 6,000 10,000 -,247 -1,388 ,257 ,724
RKONFLI5 6,000 10,000 -,132 -,740 -,540 -1,519
MUDAH4 6,000 10,000 -,167 -,938 -,490 -1,379
SANKSI3 6,000 10,000 ,022 ,126 -,522 -1,469
TOLERAN2 6,000 10,000 -,307 -1,728 -,414 -1,165
LIBAT1 6,000 10,000 -,103 -,578 -,349 -,982
INTENS5 6,000 10,000 ,078 ,438 -,196 -,550
SIMLEK4 6,000 9,000 -,240 -1,351 -,374 -1,053
REKOMD3 6,000 10,000 -,082 -,459 -,436 -1,228
TINDAKP2 6,000 10,000 -,103 -,578 -,174 -,491
MANFAAT1 6,000 10,000 -,181 -1,019 -,232 -,652
BERALIH4 6,000 10,000 -,236 -1,330 -,381 -1,072
FREKT3 6,000 10,000 -,216 -1,218 -,245 -,691
SUKA2 6,000 10,000 -,263 -1,480 -,481 -1,354
NIAT1 6,000 10,000 -,065 -,368 -,427 -1,202
Multivariate 8,351 1,272
Sumber : Diolah untuk disertasi ini
318
Uji Normalitas diukur dengan menggunakan kriteria critical ratio
hasil olahan data penelitian dibandingkan dengan kriteria tersebut maka dapat
disimpulkan bahwa distribusi data adalah normal, baik secara univariate untuk
berbeda jauh dari hasil pengamatan lainnya. Data outliers dapat dideteksi dari
nilai-nilai ekstrim yang muncul baik berupa variabel tunggal maupun variabel
kombinasi (Hair, et al, 1995). Selanjutnya, Hair, et al, 1995 menjelaskan bahwa
a. Univariate Outliers
outliers dapat dilakukan dengan cara menentukan nilai ambang batas yang akan
dalam standard score atau disebut juga z-score, yang mempunyai nilai rata-rata 0
(nul) dan standar devisasi sebesar 1,00. Pengujian univariate outliers ini
dilakukan per konstruk variabel dengan menggunakan program SPSS 11.0, pada
dikategorikan sebagai outliers. Hasil pengujian univariate outliers dalam studi ini
319
tertera pada Tabel 4.32 sampai dengan Tabel 4.33., yang mengindikasikan tidak
TABEL 4.32.
DESKRIPSI STATISTIK: UNIVARIATE OUTLIERS MODEL EMPIRIK I
320
Lanjutan tabel 4.32. ……
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Zscore(MANFAAT1) 190 -2,39614 2,70489 7,86E-16 1,00000000
Zscore(TINDAKP2) 190 -2,25018 2,64993 2,00E-15 1,00000000
Zscore(REKOMD3) 190 -2,28551 2,53946 2,55E-15 1,00000000
Zscore(SIMLEK4) 190 -2,29938 1,51064 3,07E-15 1,00000000
Zscore(LIBAT1) 190 -2,50676 2,30420 1,83E-15 1,00000000
Zscore(TOLERAN2) 190 -2,45244 2,26618 -2,62E-15 1,00000000
Zscore(SANKSI3) 190 -2,12738 2,19564 2,50E-15 1,00000000
Zscore(MUDAH4) 190 -2,23586 2,14366 -5,96E-15 1,00000000
Zscore(RKONFLI5) 190 -2,15512 2,05539 -9,28E-15 1,00000000
Valid N (listwise) 190
Sumber: Diolah untuk disertasi ini
TABEL 4.33.
DESKRIPSI STATISTIK-UNIVARIATE OUTLIERS MODEL EMPIRIK II
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Zscore(INFOPAR1) 190 -1,96124 1,46793 -4,90E-16 1,000000
Zscore(ASETMA2) 190 -1,81530 1,54418 2,32E-15 1,000000
Zscore(SUNSTRA3) 190 -2,02129 1,68332 -2,09E-15 1,000000
Zscore(IMPLEST4) 190 -1,99495 1,77035 -1,21E-15 1,000000
Zscore(PKOMPET5) 190 -1,90475 2,72020 1,49E-15 1,000000
Zscore(LKONDUS6) 190 -1,79048 2,50215 -1,56E-15 1,000000
Zscore(NIAT1) 190 -2,56972 2,47676 -4,93E-15 1,000000
Zscore(SUKA2) 190 -2,39573 2,14481 -5,13E-15 1,000000
Zscore(FREKT3) 190 -2,40113 2,50441 -9,38E-16 1,000000
Zscore(BERALIH4) 190 -2,36805 2,33095 7,74E-16 1,000000
Zscore(INTENS5) 190 -2,43680 2,46259 -4,95E-16 1,000000
Zscore(MANFAAT1) 190 -2,39614 2,70489 7,86E-16 1,000000
Zscore(TINDAKP2) 190 -2,25018 2,64993 2,00E-15 1,000000
Zscore(REKOMD3) 190 -2,28551 2,53946 2,55E-15 1,000000
Zscore(SIMLEK4) 190 -2,29938 1,51064 3,07E-15 1,000000
Zscore(LIBAT1) 190 -2,50676 2,30420 1,83E-15 1,000000
Zscore(TOLERAN2) 190 -2,45244 2,26618 -2,62E-15 1,000000
Zscore(SANKSI3) 190 -2,12738 2,19564 2,50E-15 1,000000
Zscore(MUDAH4) 190 -2,23586 2,14366 -5,96E-15 1,000000
Zscore(RKONFLI5) 190 -2,15512 2,05539 -9,28E-15 1,000000
Zscore(AKPASAR1) 190 -2,36805 2,36249 -3,98E-15 1,000000
Zscore(BIAYA_M2) 190 -2,55147 2,20127 -1,60E-15 1,000000
321
Lanjutan Tabel 4.33. ………
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Zscore(L_CEPAT3) 190 -2,49754 2,07627 -6,01E-15 1,000000
Zscore(L_BESAR4) 190 -2,67139 2,12827 -2,18E-15 1,000000
Zscore(LPEKA5) 190 -2,92835 2,25940 -7,39E-16 1,000000
Zscore(LABA_B6) 190 -2,85878 2,40192 -4,35E-16 1,000000
Zscore(LMURAH1) 190 -2,38363 2,55250 4,33E-15 1,000000
Zscore(JJARING2) 190 -2,17149 2,41276 -3,72E-15 1,000000
Zscore(KHAS3) 190 -2,22138 2,53425 3,38E-15 1,000000
Zscore(LTINGGI4) 190 -2,32428 2,47586 6,63E-15 1,000000
Zscore(CMSAING5) 190 -2,11664 2,42756 6,06E-15 1,000000
Zscore(OMZET1) 190 -2,85208 2,32115 5,73E-15 1,000000
Zscore(PANGSAR2) 190 -2,53729 1,92646 -5,98E-15 1,000000
Zscore(LABA_M3) 190 -2,71744 2,10792 -9,19E-16 1,000000
Zscore(POP4) 190 -2,67529 2,08635 9,30E-16 1,000000
Zscore(LANGGAN5) 190 -2,57511 2,05156 -2,09E-15 1,000000
Zscore(INOVA6) 190 -2,80032 2,46761 -9,94E-15 1,000000
Valid N listwise) 190
Sumber: Diolah untuk disertasi ini
b. Multivariate Outliers
322
4.5.1.3. Evaluasi Multikolinieritas
Indikasi adanya multikolonieritas dan singularitas ditandai dengan nilai
model empirik I, dan untuk model empirik II sebesar 3,407421. Hasil tersebut
menunjukkan bahwa nilai determinan matriks kovarians sampel lebih besar dari
nol, dengan demikian dapat dikatakan bahwa tidak terdapat multikolonieritas dan
singularitas.
menggunakan AMOS Versi 5.0, hasil penelitian ini tidak terdapat nilai residual
323
Nilai reliabilitas minimum yang dari dimensi pembentuk variabel laten yang dapat
diterima adalah sebesar 0.7. Nilai reliabilitas dimensi diperoleh melaluhi rumus
berikut ini:
( ∑ standard loading )2
Construct Reliability = ----------------------------------------------------
( ∑ standard error )2 + ∑Ej )
Keterangan :
• Standard loading diperoleh dari langsung dari standardized loading
untuk tiap-tiap indikator (yang didapat dari perhitungan komputer, Amos
Graphics)
• ∑Ej adalah measurement error dari tiap-tiap indikator. Measurement
error diperoleh dari 1- (standardized loading)2
diekstraksi oleh variabel laten yang dikembangkan. Nilai variance extract yang
2
∑ standard loading
Variance Extract = ---------------------------------------------
2
∑ standard error + ∑Ej
324
Kepercayaan JANJI1 ,869 0,247 Valid
JUJUR2 ,787 0,381 0,916 0,646 Valid
ADIL3 ,768 0,407 Valid
Reliabel
HAKP4 ,788 0,379 Valid
TEPATH5 ,768 0,410 Valid
SYARATM6 ,835 0,303 Valid
Komitmen HARMO1 ,864 0,254 Valid
Relasional ORIJPJ2 ,824 0,321 Valid
HKUAT3 ,798 0,368 0,941 0,696 Valid
Reliabel
KONSUS4 ,861 0,260 Valid
GREKAN5 ,829 0,311 Valid
HSOPTIM6 ,884 0,215 Valid
SPIHAK7 ,775 0,401 Valid
325
Lanjutan Tabel 4.34…….
Stand. Construct Variance Ineterpretasi Interpretasi
Loading
VARIABEL Indikator Error Reliability Extracted Pengujian Pengujian
Faktor
Validitas Reliabilitas
Kerjasama INFOPAR1 ,861 0,363 Valid
ASETMA2 ,844 0,257 Valid
SUNSTRA3 ,839 0,329 0,961 0,712 Valid
Reliabel
IMPLEST4 ,856 0,220 Valid
PKOMPET5 ,885 0,396 Valid
LKONDUS6 ,744 0,428 Valid
Loyalitas NIAT1 ,814 0,352 Valid
(Kesetiaan) 0,897 0,636
SUKA2 ,753 0,427 Valid
FREKT3 ,790 0,374 Valid Reliabel
BERALIH4 ,856 0,257 Valid
INTENS5 ,773 0,410 Valid
Pesan MANFAAT1 ,823 0,323 0,896 0,684 Valid
Berantai TINDAKP2 ,826 0,402 Valid Reliabel
Positif REKOMD3 ,774 0,316 Valid
SIMLEK4 ,827 0,222 Valid
Keeratan RKONFLI5 ,823 0,326 0,894 0,627 Valid
Hubungan MUDAH4 ,845 0,306 Valid
SANKSI3 ,767 0,399 Valid
TOLERAN2 ,728 0,473 Valid Reliabel
LIBAT1 ,791 0,358 Valid
AKPASAR1 ,767 0,412 Valid
Sinergitas BIAYA_M2 ,791 0,374 0,894 0,586 Valid
Kerjasama L_CEPAT3 ,747 0,442 Valid
L_BESAR4 ,743 0,448 Valid Reliabel
LPEKA5 ,783 0,387 Valid
LABA_B6 ,759 0,424 Valid
LMURAH1 ,840 0,294 Valid
Keunggulan JJARING2 ,849 0,279 0,925 0,713 Valid
Posisional KHAS3 ,809 0,346 Valid
Bersaing
LTINGGI4 ,856 0,267 Valid Reliabel
CMSAING5 ,866 0,250 Valid
OMZET1 0,815 0,336 Valid
Kinerja PANGSAR2 0,824 0,321 0,928 0,683 Valid
Pemasaran LABA_M3 0,819 0,329 Valid
POP4 0,810 0,344 Valid Reliabel
LANGGAN5 0,899 0,192 Valid
INOVA6 0,789 0,377 Valid
Sumber: Diolah untuk disertasi ini
326
4.5.3.Analisis Faktor Konfirmatori (Confirmatory Factor Analysis)
menuntut/memaksa pihak lain mengikuti dan merubah apa yang telah ditetapkan.
sebagaimana tertera pada Gambar 4.2., Tabel 4.35, Tabel 4.35a sampai dengan
GAMBAR 4.2.
ANALISIS KONFIRMATORI VARIABEL EKSOGEN –
KEKUATAN MEMAKSA/KEMAMPUAN MENDESAK
,85
UJI MODEL PSYARAT1 eKM1
df = 35 KTARIF2 eKM2
Prob = ,000
RMSEA = ,309 ,66
GFI = ,511 PKPASAR3 eKM3
AGFI = ,231
1
,8
,00
STRATEG8 eKM8
, 11
,01
,00
HJUAL9 eKM9
,01
PPROMO10 eKM10
327
TABEL 4.35.
STANDARDIZED REGRESSION WEIGHT (LOADING FACTOR) DAN
PENGUKURAN MODEL -VARIABEL KEKUATAN MEMAKSA/MENDESAK
Estimate
Variabel dan Indikator Estimate S.E. C.R. P
(λ)
PSYARAT1 <--- KEKUATAN MEMAKSA ,918 1,000
KTARIF2 <--- KEKUATAN MEMAKSA ,846 ,952 ,056 16,911 ***
PKPASAR3 <--- KEKUATAN MEMAKSA ,817 ,869 ,056 15,524 ***
PRBAYAR4 <--- KEKUATAN MEMAKSA ,840 ,970 ,058 16,688 ***
KONKER5 <--- KEKUATAN MEMAKSA ,837 ,971 ,060 16,301 ***
PTRANS6 <--- KEKUATAN MEMAKSA ,095 ,121 ,096 1,258 ,209
PKREDIT7 <--- KEKUATAN MEMAKSA ,056 ,068 ,091 ,747 ,455
STRATEG8 <--- KEKUATAN MEMAKSA ,010 ,012 ,089 ,129 ,897
HJUAL9 <--- KEKUATAN MEMAKSA ,015 ,019 ,096 ,196 ,845
PPROMO10 <--- KEKUATAN MEMAKSA ,111 ,144 ,097 1,481 ,139
Sumber : Diolah untuk disertasi ini,
TABEL 4.35.a.
Nilai Loading Faktor Kekuatan Memaksa(Standardized Regression Weights)
Estimate Cut of value Keterangan
Aitem/Indikator
(λ)
PSYARAT1 <--- KEKUATAN MEMAKSA ,918 ≥ 0,6 Valid
KTARIF2 <--- KEKUATAN MEMAKSA ,846 ≥ 0,6 Valid
PKPASAR3 <--- KEKUATAN MEMAKSA ,817 ≥ 0,6 Valid
PRBAYAR4 <--- KEKUATAN MEMAKSA ,840 ≥ 0,6 Valid
KONKER5 <--- KEKUATAN MEMAKSA ,837 ≥ 0,6 Valid
PTRANS6 <--- KEKUATAN MEMAKSA ,095 ≥ 0,6 Tidak Valid
PKREDIT7 <--- KEKUATAN MEMAKSA ,056 ≥ 0,6 Tidak Valid
STRATEG8 <--- KEKUATAN MEMAKSA ,010 ≥ 0,6 Tidak Valid
HJUAL9 <--- KEKUATAN MEMAKSA ,015 ≥ 0,6 Tidak Valid
PPROMO10 <--- KEKUATAN MEMAKSA ,111 ≥ 0,6 Tidak Valid
Sumber : Diolah untuk disertasi ini
standardized estimate dan nilai critical rationya, maka hanya terdapat 5 (lima)
328
PRBAYAR4, dan KONKER5. Kriteria yang digunakan adalah apabila Nilai CR
Jika berdasarkan hasil output ini, menurut Ghozali (2008) maka yang
indikator yang memiliki nilai squared multiple correlation dibawah 0,5. Dari
hasil output Uji confirmatory diketahui bahwa terdapat 5 indikator yang nilainya
Indikator 10.
TABEL 4.35_b.
Squared Multiple Correlations
Indikator Estimate
PSYARAT1 ,843
KTARIF2 ,716
PKPASAR3 ,667
PRBAYAR4 ,706
KONKER5 ,700
PTRANS6 ,009
PKREDIT7 ,003
STRATEG8 ,000
HJUAL9 ,000
PPROMO10 ,012
Sumber : Diolah untuk disertasi ini.
329
dengan melakukan perhitungan konfirmatori analisis second order, hasilnya
GAMBAR .4.3a.
REVISI UJI FAKTOR KONFIRMATORI -SECOND ORDER ANALYSIS
VARIABEL KEKUATAN MEMAKSA/KEMAMPUAN MENDESAK
.85 Z1
e1 psyarat1
.72
.9
.01
2
e2 ktarif2 .8
5
.66 .81
e3 pkpasar3 K_PATUH
.70 .84
e4 psbayar4
4
.8
.12
.70
e5 konker5
K_MEMAKSA
.75
e10 ppromo10
.61
.8 .51
7
e9 hjual9 .78
.26
.69 UJI MODEL
.83
e8 strateg8 K-RUBAH
.61 .78 Chi square = 38.654
e7 pkredit7
.8
7 df = 34
.76
Prob = .267
e6 ptrans6 RMSEA = .027
Z2 GFI = .963
AGFI = .939
TLI = .995
CFI = .997
CMIN/DF = 1.137
TABEL 4.35.c.
Standardized Regression dan Regression Weights
Estimate λ
Indikator Dimensi Estimate S.E. C.R. P
(LF)
K_PATUH Å- K_MEMAKSA ,122 ,091 ,114 ,798 ,425
K-RUBAH Å- K_MEMAKSA ,510 ,441 ,144 3,069 ,002
KONKER5 Å- K_PATUH ,837 1,000
PSBAYAR4 Å- K_PATUH ,838 ,996 ,071 14,072 ***
PKPASAR3 Å- K_PATUH ,812 ,891 ,065 13,628 ***
KTARIF2 Å- K_PATUH ,847 ,976 ,067 14,490 ***
PSYARAT1 Å- K_PATUH ,920 1,031 ,063 16,343 ***
PPROMO10 Å- K-RUBAH ,865 1,000
HJUAL9 Å- K-RUBAH ,778 ,883 ,068 12,988 ***
STRATEG8 Å- K-RUBAH ,831 ,876 ,061 14,367 ***
PKREDIT7 Å- K-RUBAH ,781 ,843 ,064 13,114 ***
PTRANS6 Å- K-RUBAH ,873 ,992 ,064 15,519 ***
Sumber : Diolah untuk disertasi ini, 2008
330
Berdasarkan analisis faktor konfirmatori dengan dua dimensi ini, hasil
parameter (dilihat dari nilai CR > 2,00, loading faktor (λ) diatas 0,6). Jadi, dapat
tersebut memiliki loading faktor diatas 0,5, namun untuk dimensi K.Patuh tidak
signifikan karena P valuenya diatas 0,05 dan nilai Crnya < 2,0. Hal ini
menunjukkan bahwa indikator-indikator ini dalam model second order tidak dapat
variabel kekuatan memaksa. Hal ini ditempuh agar tidak dilakukan penghilangan
indikator, informasi secara total tidak menjadi hilang, karena setiap aitem jawaban
pengukurannya.
komposite ini (Liang, et al 1990 dan Rowe 2006 dalam Ghozali 2008) adalah :
331
1. Melakukan analisis faktor konfirmatori laten variabel (Kekuatan memaksa
Gambar 4.2.) untuk memperoleh standardized nilai loading factor dan factor
menghitung:
a. Composite Reliability
Gambar 4.3.b.
Model Komposite Variabel Kekuatan Memaksa
0,162 e1
1
KM_COMP
0,665
KEKUATAN
MEMAKSA
332
Berdasarkan uji konfirmatori analisis diperoleh hasil sebagaimana pada Tabel
Gambar 4.3.c.
Hasil Uji Model Variabel Kekuatan Memaksa
Dengan Indikator Tunggal Komposite
e1
,71
UJI MODEL
KM_COMP
Chi square = ,000
df = 0
Prob = \p
RMSEA = \rmsea
,84 GFI = 1,000
AGFI = \agfi
TLI = \tli
KEKUATAN CFI = \cfi
MEMAKSA CMIN/DF = \cmindf
Berdasarkan hasil yang tertera pada Tabel 4.3.c. ini, terlihat bahwa nilai
standardize regression weight variabel komposite ini sebesar 0,84. jadi karena
nilai ini lebih besar dari rule of thumb 0,6 maka indikator-indikator variabel
333
b. Analisis Faktor Konfirmatori Variabel Endogen: Kepercayaan,
Komitmen Relasional, Kerjasama, Loyalitas, Keeratan Hubungan, Pesan
Berantai Positif.
keeratan hubungan, dan pesan berantai positif. Hasil dari analisis faktor
konfirmatori untuk variabel ini dapat dilihat pada Gambar 4.4.dan Tabel 4.35.
GAMBAR 4.4
ANALISIS FAKTOR KONFIRMATORI VARIABEL ENDOGEN
KEPERCAYAAN, KOMITMEN RELASIONAL, KERJASAMA, LOYALITAS,
KEERATAN HUBUNGAN, PESAN BERANTAI POSITIF
,8 1
Chi square = 496,582 ,57
,77 ,79 SUKA2 e15
df = 480 ,87 ,79 ,77 ,84 ,7 5
Prob = ,291 ,62
RMSEA = ,014 ,79 FREKT3 e16
,51 LOYALITAS
GFI = ,870 KEPERCAYAAN ,8 6
AGFI = ,848 ,73
TLI = ,996 ,7 7 BERALIH4 e17
334
TABEL 4.36.
STANDARDIZED REGRESSION WEIGHT (LOADING FACTOR)
MEASUREMENT MODEL KEPERCAYAAN, KOMITMEN RELASIONAL,
KERJASAMA, LOYALITAS, KEERATAN HUBUNGAN, PESAN BERANTAI POSITIF
Estimate P
Indikator Variabel Estimate S.E. C.R.
LF (λ)
LKONDUS6 <--- KERJASAMA ,744 1,000
PKOMPET5 <--- KERJASAMA ,885 1,105 ,087 12,664 ***
IMPLEST4 <--- KERJASAMA ,856 ,984 ,081 12,184 ***
SUNSTRA3 <--- KERJASAMA ,839 ,980 ,082 11,937 ***
ASETMA2 <--- KERJASAMA ,844 1,087 ,090 12,027 ***
INFOPAR1 <--- KERJASAMA ,861 1,086 ,088 12,359 ***
ORIJPJ2 <--- KOMITMEN_RELASIONAL ,824 1,000
HARMO1 <--- KOMITMEN_RELASIONAL ,864 1,100 ,075 14,588 ***
HKUAT3 <--- KOMITMEN_RELASIONAL ,798 ,979 ,076 12,947 ***
KONSUS4 <--- KOMITMEN_RELASIONAL ,861 1,072 ,073 14,683 ***
GREKAN5 <--- KOMITMEN_RELASIONAL ,829 1,050 ,076 13,747 ***
HSOPTIM6 <--- KOMITMEN_RELASIONAL ,884 1,132 ,074 15,347 ***
SFIHAK7 <--- KOMITMEN_RELASIONAL ,775 ,957 ,077 12,425 ***
NIAT1 <--- LOYALITAS ,814 1,000
SUKA2 <--- LOYALITAS ,753 1,028 ,091 11,259 ***
FREKT3 <--- LOYALITAS ,790 ,999 ,082 12,174 ***
BERALIH4 <--- LOYALITAS ,856 1,129 ,084 13,364 ***
MANFAAT1 <--- PESAN_BERANTAI ,879 1,000
TINDAKP2 <--- PESAN_BERANTAI ,826 ,979 ,068 14,314 ***
REKOMD3 <--- PESAN_BERANTAI ,774 ,931 ,072 12,847 ***
SIMLEK4 <--- PESAN_BERANTAI ,827 ,945 ,068 13,971 ***
INTENS5 <--- LOYALITAS ,773 ,978 ,083 11,814 ***
LIBAT1 <--- KEERATAN_HUBUNGAN ,791 1,000
TOLERAN2 <--- KEERATAN_HUBUNGAN ,728 ,938 ,090 10,469 ***
SANKSI3 <--- KEERATAN_HUBUNGAN ,767 1,079 ,096 11,284 ***
MUDAH4 <--- KEERATAN_HUBUNGAN ,845 1,174 ,094 12,474 ***
RKONFLI5 <--- KEERATAN_HUBUNGAN ,823 1,189 ,096 12,372 ***
JANJI1 <--- KEPERCAYAAN ,869 1,000
JUJUR2 <--- KEPERCAYAAN ,785 ,954 ,072 13,224 ***
ADIL3 <--- KEPERCAYAAN ,768 ,935 ,073 12,803 ***
HAKP4 <--- KEPERCAYAAN ,787 ,923 ,069 13,372 ***
TEPATH5 <--- KEPERCAYAAN ,768 ,965 ,076 12,751 ***
SYARATM6 <--- KEPERCAYAAN ,837 ,954 ,064 14,944 ***
Sumber : Diolah untuk disertasi ini
335
Pada Tabel 4.35, memberikan informasi bahwa seluruh indikator pada
signifikan dan semua faktor loadingnya menunjukkan angka diatas 0,6. Dengan
variabelnya.
eksogen dalam model empirik II tertera pada Gambar 4.5. dan Tabel 4.37.,
sebagai berikut:
GAMBAR 4.5.
ANALISIS FAKTOR KONFIRMATORI VARIABEL EKSOGEN
LOYALITAS, PESAN BERANTAI POSITIF DAN KEERATAN HUBUNGAN
e1 e2 e3 e4 e5
LOYALITAS
UJI MODEL
336
TABEL 4.37.
STANDARDIZED REGRESSION WEIGHT (LOADING FACTOR) MEASUREMENT
MODEL _III: LOYALITAS, PESAN BERANTAI POSITIF, DAN KEERATAN HUBUNGAN
Estimate_
Indikator Variabel Estimate S.E. C.R. P
LF (λ)
NIAT1 <--- LOYALITAS ,809 1,000
SUKA2 <--- LOYALITAS ,752 1,026 ,092 11,153 ***
FREKT3 <--- LOYALITAS ,795 1,029 ,084 12,199 ***
BERALIH4 <--- LOYALITAS ,856 1,130 ,085 13,225 ***
INTENS5 <--- LOYALITAS ,783 1,000 ,084 11,953 ***
MANFAAT1 <--- PESAN BERANTAI + ,885 1,000
TINDAKP2 <--- PESAN BERANTAI + ,830 ,987 ,068 14,471 ***
REKOMD3 <--- PESAN BERANTAI + ,764 ,893 ,071 12,663 ***
SIMLEK4 <--- PESAN BERANTAI + ,827 ,947 ,067 14,073 ***
LIBAT1 <--- KEERATAN_HUB ,788 1,000
TOLERAN2 <--- KEERATAN_HUB ,727 ,939 ,091 10,346 ***
SANKSI3 <--- KEERATAN_HUB ,775 1,091 ,096 11,367 ***
MUDAH4 <--- KEERATAN_HUB ,840 1,168 ,095 12,287 ***
RKONFLI5 <--- KEERATAN_HUB ,821 1,189 ,098 12,181 ***
Sumber: Diolah untuk Disertasi ini.
terlihat pada Gambar 4.5., bahwa model variabel eksogen empirik II memenuhi
nilai Critical Ratio (CR) > 2,00 dan loading faktor (λ) diatas 0,6. Jadi semua
337
b. Analisis Faktor Konfirmatori Variabel Endogen Model
Empirik II (Sinergitas Kerjasama, Keunggulan Posisional
Bersaing dan Kinerja Pemasaran)
Dari hasil olah statistik dengan Amos 5.0, didapat hasil perhitungan
GAMBAR 4.6.
ANALISIS FAKTOR KONFIRMATORI VARIABEL ENDOGEN
VARIABEL-VARIABEL HASIL PEMASARAN STRATEGIK: SINERGITAS
KERJASAMA, KEUNGGULAN POSISIONAL BERSAING DAN KINERJA PEMASARAN
e1 e2 e3 e4 e5 e6
,74 ,63
,78 ,67 ,69 ,76
SINERGI
KERJASAMA
,54
,66
UJI MODEL OMZET1 e12
,81 ,68
Chi square = 127,053
,82 PANGSAR2 e13
df = 116
Prob = ,227 ,67
RMSEA = ,022 ,82 LABA_M3 e14
,54
GFI = ,927 KINERJA
PEMASARAN ,80 ,64
AGFI = ,903 POP4 e15
TLI = ,994 ,90
CFI = ,995 ,81
CMIN/DF = 1,095 LANGGAN5 e16
,79 ,62
INOVA6 e17
,46
KEUNGGULAN
P _BERSAING
,83 ,87
,85 ,80 ,85
e7 e8 e9 e10 e11
338
TABEL 4.38.
STANDARDIZED REGRESSION WEIGHT (LOADING FACTOR)
MEASUREMENT MODEL _II: SINERGITAS KERJASAMA, KEUNGGULAN
POSISIONAL BERSAING, KINERJA PEMASARAN
Estimate_ p
Indikator dan Variabel Estimate S.E. C.R.
LF (λ)
AKPASAR1 <--- SINERGITAS ,783 1,000
terlihat pada Gambar 4.6. bahwa model variabel eksogen empirik II memenuhi
factornya pada Tabel 4.38. masing-masing aitem memenuhi kriteria Cr > 2,00
dan loading faktor (λ) diatas 0,6. Jadi semua indikator memiliki keserupaan
339
dalam merefleksikan pada masing-masing variabel dimana indikator tersebut
berada.
dalam studi ini dapat digunakan untuk mendefinisikan konstruk laten dalam studi
untuk keseluruhan model (Full Model) yang telah didesain dalam model empirik
satu dan dua. Hasil uji fit model untuk Full Model satu dan dua dalam studi ini
tertera pada Gambar-Gambar dan Tabel-Tabel berikut ini. Untuk Full Model
340
GAMBAR 4.7.
FULL MODEL EMPIRIK I - DAMPAK KEKUATAN MEMAKSA/MENDESAK
TERHADAP KEPERCAYAAN, KOMITMEN RELASIONAL DAN KERJASAMA
UJI MODEL
,75 ,68 ,63 ,74 ,69 ,78 ,60
Chi square=514,209 Z4 ,67
HARMO1 ORIJPJ2 HKUAT3 KONSUS4 GREKAN5 HSOPTIM6 SFIHAK7 NIAT1 e22
df =519 ,82 ,57
Prob=,092 ,82 ,89
,86
,80 ,86 ,83 ,76 SUKA2 e23
RMSEA=,031 ,77
,80 ,63
GFI =,892 LOYALITAS FREKT3 e24
KOMITMEN ,85
AGFI =,869 z2 RELASIONAL ,77 ,73
BERALIH4 e25
TLI =,977 ,40
CFI =,979 ,32 ,59
INTENS5 e26
CMIN/DF=1,183 ,19
,63 z5 ,62
LIBAT1 e31
,79
,71 ,54
e1 KM_COMP
,84 KEKUATAN ,52 ,38 ,73 TOLERAN2 e32
MEMAKSA ,58
KEERATAN ,76
SANKSI3 e33
HUBUNGAN ,85
,27 ,82 MUDAH4
,72
,75 e34
e3 JANJI1
,06 ,67
,62 ,87 RKONFLI5 e35
e4 JUJUR2
,79
,61
341
TABEL 4.39.
STANDARDIZED REGRESSION WEIGHT (LOADING FACTOR)
MEASUREMENT MODEL _FULL MODEL I
Estimate
Indikator dan Variabel Estimate S.E. C.R. P
LF (λ)
KEKUATAN MEMAKSA/
KEPERCAYAAN <--- KEMAMPUAN MENDESAK ,062 ,042 ,061 ,693 ,488
KEKUATAN_MEMAKSA/
KOMITMEN_RELASIONAL <--- KEMAMPUAN MENDESAK ,187 ,143 ,059 2,427 ,015
KEKUATAN_MEMAKSA/
KERJASAMA <--- KEMAMPUAN MENDESAK ,250 ,197 ,061 3,215 ,001
KOMITMEN_RELASIONAL <--- KEPERCAYAAN ,521 ,585 ,085 6,846 ***
KERJASAMA <--- KEPERCAYAAN ,319 ,369 ,095 3,875 ***
KERJASAMA <--- KOMITMEN_RELASIONAL ,267 ,275 ,085 3,249 ,001
PESAN_BERANTAI_POSITIF <--- KERJASAMA ,547 ,502 ,069 7,313 ***
KEERATAN_HUBUNGAN <--- KERJASAMA ,614 ,538 ,068 7,901 ***
LOYALITAS <--- KERJASAMA ,630 ,544 ,067 8,157 ***
KM_COMP <--- KEKUATAN_MEMAKSA ,843 ,665
JUJUR2 <--- KEPERCAYAAN ,788 1,000
JANJI1 <--- KEPERCAYAAN ,868 1,044 ,079 13,226 ***
ADIL3 <--- KEPERCAYAAN ,771 ,981 ,086 11,463 ***
HAKP4 <--- KEPERCAYAAN ,787 ,965 ,082 11,843 ***
TEPATH5 <--- KEPERCAYAAN ,769 1,011 ,089 11,424 ***
SYARATM6 <--- KEPERCAYAAN ,834 ,994 ,079 12,582 ***
HARMO1 <--- KOMITMEN_RELASIONAL ,864 1,000
ORIJPJ2 <--- KOMITMEN_RELASIONAL ,824 ,908 ,062 14,586 ***
HKUAT3 <--- KOMITMEN_RELASIONAL ,795 ,886 ,064 13,836 ***
KONSUS4 <--- KOMITMEN_RELASIONAL ,861 ,973 ,061 15,955 ***
GREKAN5 <--- KOMITMEN_RELASIONAL ,829 ,955 ,064 14,908 ***
HSOPTIM6 <--- KOMITMEN_RELASIONAL ,886 1,031 ,061 16,781 ***
SFIHAK7 <--- KOMITMEN_RELASIONAL ,774 ,868 ,066 13,219 ***
INFOPAR1 <--- KERJASAMA ,856 1,000
ASETMA2 <--- KERJASAMA ,844 1,006 ,067 14,986 ***
SUNSTRA3 <--- KERJASAMA ,836 ,904 ,061 14,858 ***
IMPLEST4 <--- KERJASAMA ,852 ,906 ,059 15,309 ***
PKOMPET5 <--- KERJASAMA ,878 1,014 ,063 16,177 ***
LKONDUS6 <--- KERJASAMA ,743 ,924 ,075 12,283 ***
NIAT1 <--- LOYALITAS ,816 1,000
SUKA2 <--- LOYALITAS ,755 1,028 ,091 11,270 ***
FREKT3 <--- LOYALITAS ,796 1,004 ,082 12,262 ***
BERALIH4 <--- LOYALITAS ,852 1,121 ,084 13,274 ***
INTENS5 <--- LOYALITAS ,767 ,969 ,083 11,715 ***
MANFAAT1 <--- PESAN_BERANTAI_POSITIF ,877 1,000
TINDAKP2 <--- PESAN_BERANTAI_POSITIF ,825 ,979 ,069 14,203 ***
REKOMD3 <--- PESAN_BERANTAI_POSITIF ,772 ,931 ,073 12,748 ***
SIMLEK4 <--- PESAN_BERANTAI_POSITIF ,832 ,952 ,068 13,928 ***
LIBAT1 <--- KEERATAN_HUBUNGAN ,790 1,000
TOLERAN2 <--- KEERATAN_HUBUNGAN ,733 ,946 ,090 10,501 ***
SANKSI3 <--- KEERATAN_HUBUNGAN ,762 1,074 ,096 11,175 ***
MUDAH4 <--- KEERATAN_HUBUNGAN ,848 1,179 ,095 12,427 ***
RKONFLI5 <--- KEERATAN_HUBUNGAN ,820 1,185 ,097 12,269 ***
Sumber : Data primer yang diolah untuk disertasi ini.
342
Berdasarkan Tabel 4.39., terdapat satu hubungan yang tidak signifikan
Rationya lebih kecil dari 2,0 yaitu sebesar 0,693 dan p-valuenya (0,488) lebih >
dari 0,050 (derajat kesalahan α yang ditolerir dalam studi ini), sedangkan variabel
lainnya Nilai CR nya > dari 2,00 dan p-valuenya < dari 0,050. Sementara, untuk
diterima.
Gambar 4.7., diketahui bahwa Model I ini fit, karena memenuhi indeks pengujian
berdasarkan rule of the thumb yang disyaratkan. Artinya, model tersebut secara
empirik dapat diujikan (terdapat kesesuaian dengan data) yang digunakan dalam
TABEL 4.40.
INDEKS PENGUJIAN KELAYAKAN
STRUCTURAL EQUATION MODEL _ MODEL EMPIRIK I
Goodness of fit Index Cut of Value Hasil Keterangan
λ Chi –Square Diharapkan 514,209*) Baik
nilainya kecil
Significance Probability ≥ 0.05 0,092 Baik
RMSEA ≤ 0.08 0,031 Baik
GFI ≥ 0.90 0,892 Marginal
AGFI ≥ 0.90 0,869 Marginal
CMIN/DF ≤ 2.00 1,183 Baik
TLI ≥ 0.95 0,977 Baik
CFI ≥ 0.95 0,979 Baik
Sumber : Data primer yang diolah untuk disertasi ini.
*) Nilai Chi_Square Kecil, jika dibandingkan dengan angka Chiinv dengan
menggunakan program excel pada taraf signifikansi 5%, df = 519 hasilnya =
573,1063
343
4.5.4.2.Full Model Empirik II - Dampak Implementasi Relationship
Marketing terhadap Strategic Marketing Outcomes. (Upaya
Membangun Sinergitas Kerjasama, Keunggulan Posisional Bersaing
untuk Mencapai Kinerja Pemasaran berlandaskan Relationship
Marketing)
tercapai kinerja pemasaran yang memuaskan. Hasil pengolahan data empirik ini
diolah dengan Amos versi 5.0., yang hasilnya sebagai berikut (Gambar 4.8. dan
Tabel 4.41.):
e9 0 LANGGAN5 e30
9
,8 ,21 z3
,64 LIBAT1 ,62
e10 INOVA6 e31
,44
,32
e11
,68 SIMLEK4 UJI MODEL
,82 KEUNGGULAN
z2
POSISIONAL
,60REKOMD3 ,77 BERSAING Chi square = 448,409
e12 PESAN df = 425
BERANTAI
,84 ,87
,83 POSITIF ,85 ,86 Prob = ,209
e13
,69 TINDAKP2 ,81 RMSEA = ,017
,88 LMURAH1 JJARING2 KHAS3 LTINGGI4 CMSAING5
GFI = ,872
e14
,78MANFAAT1 AGFI = ,850
,71 ,72 ,65 ,73 ,75 TLI = ,993
CFI = ,994
e24
CMIN/DF = 1,055
e21 e22 e23 e25
344
Sumber : Data primer yang diolah untuk disertasi ini.
TABEL 4.41.
STANDARDIZED REGRESSION WEIGHT (LOADING FACTOR)
MEASUREMENT MODEL- MODEL EMPIRIK II
Estimate
INDIKATROR DAN VARIABEL Estimate S.E. C.R. P
LF (λ)
SINERGITAS <--- LOYALITAS ,331 ,287 ,073 3,905 ***
SINERGITAS <--- KEERATAN HUBUNGAN ,399 ,332 ,067 4,935 ***
SINERGITAS <--- PESAN_BERANTAI + ,208 ,166 ,059 2,845 ,004
KEUNGGULAN_
<--- SINERGITAS ,563 ,694 ,100 6,921 ***
P SAING
KINERJA_PEMASARAN <--- SINERGITAS ,441 ,503 ,104 4,824 ***
KEUNGGULAN_
KINERJA_PEMASARAN <---
POSISIONALBER SAING
,211 ,195 ,078 2,484 ,013
NIAT1 <--- LOYALITAS ,806 1,000
SUKA2 <--- LOYALITAS ,757 1,045 ,093 11,229 ***
FREKT3 <--- LOYALITAS ,791 1,010 ,084 12,058 ***
BERALIH4 <--- LOYALITAS ,862 1,149 ,086 13,288 ***
INTENS5 <--- LOYALITAS ,768 ,982 ,085 11,619 ***
MANFAAT1 <--- PESAN_BERANTAI + ,882 1,000
TINDAKP2 <--- PESAN_BERANTAI + ,828 ,977 ,068 14,357 ***
REKOMD3 <--- PESAN_BERANTAI + ,772 ,925 ,072 12,837 ***
SIMLEK4 <--- PESAN_BERANTAI + ,822 ,935 ,067 13,891 ***
LIBAT1 <--- HUBUNGAN_ERAT ,800 1,000
TOLERAN2 <--- HUBUNGAN_ERAT ,726 ,926 ,088 10,540 ***
SANKSI3 <--- HUBUNGAN_ERAT ,776 1,080 ,094 11,551 ***
MUDAH4 <--- HUBUNGAN_ERAT ,832 1,143 ,092 12,466 ***
RKONFLI5 <--- HUBUNGAN_ERAT ,822 1,174 ,094 12,502 ***
AKPASAR1 <--- SINERGITAS ,764 1,000
BIAYA_M2 <--- SINERGITAS ,687 1,045 ,111 9,384 ***
L_CEPAT3 <--- SINERGITAS ,744 1,176 ,115 10,250 ***
L_BESAR4 <--- SINERGITAS ,639 ,963 ,110 8,776 ***
L_PEKA5 <--- SINERGITAS ,681 ,950 ,102 9,329 ***
LABA_B6 <--- SINERGITAS ,756 1,039 ,099 10,460 ***
LTINGGI4 <--- KEUNGGULAN_P SAING ,856 1,047 ,071 14,736 ***
KHAS3 <--- KEUNGGULAN_P SAING ,807 ,997 ,074 13,402 ***
JJARING2 <--- KEUNGGULAN_P SAING ,850 1,090 ,076 14,416 ***
LMURAH1 <--- KEUNGGULAN_P SAING ,840 1,000
CMSAING5 <--- KEUNGGULAN_P SAING ,867 1,120 ,075 14,885 ***
OMZET1 <--- KINERJA_PEMASARAN ,816 1,000
PANGSAR2 <--- KINERJA_PEMASARAN ,824 1,171 ,090 13,071 ***
LABA_M3 <--- KINERJA_PEMASARAN ,818 1,076 ,081 13,231 ***
POP4 <--- KINERJA_PEMASARAN ,810 1,078 ,083 12,951 ***
LANGGAN5 <--- KINERJA_PEMASARAN ,899 1,233 ,082 15,042 ***
INOVA6 <--- KINERJA_PEMASARAN ,790 ,951 ,076 12,571 ***
345
Sumber : Data primer yang diolah untuk disertasi ini.
Berdasarkan Tabel 4.41. nampak bahwa seluruh indikator dalam studi ini
memiliki nilai Critical Ratio (CR) ≥ 2,0, jadi semua indikator dapat diterima.
Selanjutnya dari Gambar 4.8, diketahui bahwa Model II ini fit, karena memenuhi
indeks pengujian berdasarkan rule of the thumb yang disyaratkan. Artinya model
tersebut memiliki kesesuaian dengan data empiris yang digunakan dalam studi ini.
TABEL 4.42.
INDEKS PENGUJIAN KELAYAKAN STRUCTURAL EQUATION
MODEL - MODEL EMPIRIK II
Goodness of fit Index Cut of Value Hasil Keterangan
λ Chi –Square Diharapkan 448,409*) Baik
nilainya kecil
Significance ≥ 0.05 0,209 Baik
Probability
RMSEA ≤ 0.08 0,017 Baik
GFI ≥ 0.90 0,872 Marginal
AGFI ≥ 0.90 0,850 Marginal
CMIN/DF ≤ 2.00 1,055 Baik
TLI ≥ 0.95 0,993 Baik
CFI ≥ 0.95 0,994 Baik
Sumber : Data Primer yang diolah untuk disertasi ini
*) Nilai Chi_Square Kecil, jika dibandingkan dengan angka ChiInv dengan
menggunakan program Excel pada taraf signifikansi 5%, df = 448, 409 hasilnya
sebesar = 474,0651
346
347
4.5.5. Analisis Hasil Uji Hipotesis
dicantumkan dalam Tabel 4.38. dan Tabel 4.40. dapat dijelaskan hasil pengujian
hipotesis ini dirujuk dari berbagai kajian teoretis dan empiris, dimana
kerjasama dalam pemasaran relasional. Desain ini mengacu pada konsep power
Hunt (1994) yang dikenal sebagai the commitment-trust theory. Morgan and
semakin baik bila dilandasi oleh kepercayaan dan komitmen relasional, dan
348
komitmen relasional adalah sebagai key mediating variabel antara kepercayaan
dengan kerjasama. Studi Morgan and Hunt ini menganggap bahwa kekuatan
Frazier and Rody (1991), Frazier (1999) juga menemukan bahwa untuk menjalin
yang digunakan untuk mendesak pihak lain melakukan sesuatu yang berguna
Studi ini diarahkan untuk menguji apa yang disampaikan oleh Morgan
and Hunt (1994) dan temuan-temuan yang telah disampaikan oleh Hermans
(2003), Frazier and Rody (1991), Frazier (1999) tersebut dan kajian-kajian ahli
349
1. Pengujian Hipotesis I
menuntut untuk mematuhi dan kekuatan memaksa menuntut pihak lain merubah
merubah. Artinya, pihak yang bekerjasama akan mengikuti apa yang menjadi
350
Sementara, kekuatan memaksa untuk merubah direfleksikan oleh
validitas dan reliabilitas maka diketahui seluruh indikator adalah valid dan
karena itu, untuk tidak menghilangkan informasi secara total dari hasil penelitian
ini dan tetap dapat dibenarkan secara statistik dan metodologis maka ke sepuluh
indikator ini dikomposite (Ghozali 2008). Selanjutnya, untuk pengolahan uji full
komposite.
bagaimana sikap dan perilaku para pelaku organisasi dalam memulai dan
351
(TEPATH5=0,769), tidak banyak tuntutan dalam menjalin kerjasama
perilaku jujur, dilanjutkan berperilaku adil dalam kerjasama dan perilaku yang
selalu tepat dalam menghitung setiap transaksi yang dilakukan (Lihat Tabel 4.38).
nilai p-value sebesar 0,488 > 0,05 (cut of value), dan nilai CR-nya sebesar 0,693 <
dari 2,00 (batasan nilai CR > ±2,00). Jadi, dapat disimpulkan bahwa hipotesis ini
kepercayaan tidak signifikan pada cut of p-value 0,05, dengan nilai koefisen
estimasi (β) = 0,062. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun kekuatan memaksa
digunakan oleh para pelaku bisnis dalam industri pariwisata ini, namun pihak
dan desakan untuk mengikuti perubahan kontrak atau konten kerjasama, tidak
dianggap rekanan sesuatu yang buruk atau sebagai perilaku oportunis dalam
352
pula dipersepsikan sesuatu yang dapat membangun kepercayaan, karena kekuatan
bahwa pada derajat tertentu adanya kekuatan memaksa ini tidak akan
mempengaruhi pihak lain untuk tidak atau lebih: menepati janji; bertindak jujur;
dengan tepat/benar dan tidak menuntut banyak persyaratan. Hasil ini semakin
kepentingan/tujuan kerjasama.
Secara empiris, hasil studi ini mendukung studi Sharif, et al (2005) yang
tingkat kepercayaan maupun menguatkan. Hasil ini sejalan pula dengan studi
Gaski and Nevin (1985) dan Frazier (1999) bahwa kekuatan memaksa akan
organisasi bisnis pariwisata dalam menjalin hubungan pemasaran. Oleh karena itu,
353
studi ini tidak mendukung studi yang dikemukakan oleh Morgan and Hunt (1994)
kepercayaan.
terhadap variabel kepercayaan para pelaku bisnis pariwisata ini, maka hasil studi
ini tidak mendukung kajian teoretis yang dilakukan oleh Dahl (1957) dan lebih
mendukung kajian teoretis yang dibangun oleh Emerson (1962). Emerson (1962)
memaksa yang digunakan tidak serta merta menghapuskan saling percaya diantara
pelaku organisasi, karena kekuatan memaksa dan kepercayaan adalah dua hal
organisasi. Jadi, tidak signifikannya hipotesis satu ini membuktikan bahwa pelaku
optimal.
354
2. Pengujian Hipotesis 2
pelaku bisnis akan memegang teguh konsensus yang telah disepakati antar pihak
yang bekerjasama.
Kontribusi dalam membentuk variabel komitmen relasional dapat dilihat dari nilai
berupaya untuk mencapai hasil optimal dari setiap kerjasama pemasaran yang
355
harmonis (HARMO1), dilanjutkan orientasi pada mentaati konsensus
jangka panjang dan terakhir adalah tidak mudah berganti rekanan. dan tidak
relasional pada taraf signifikansi (cut of value) 0,05 (nilai p- value = 0,015 <
0,05), dan nilai CR-nya 2,427 > dari 2,00. Dengan demikian dapat disimpulkan
positif.
mematuhi dan merubah sesuatu yang berkaitan dengan kerjasma dalam pemasaran
industri pariwisata. Dampak itu adalah positif, artinya jika kekuatan memaksa
komitmen relasional para pelaku bisnis justru akan semakin kuat. Jadi, hasil ini
tidak mendukung temuan Morgan and Hunt (1994), tetapi mendukung temuan
Hermans (2003) yang menguji hubungan antar organisasi pemasok dan pabrikan
yang menggunakan indikator kekuatan memaksa yang sama dengan studi ini yaitu
356
indikator yang dikembangkan oleh Gaski and Nevin (1985), Frazier (1999) dan
lain agar mematuhi apa yang menjadi kehendaknya atau kepentingan dari
3. Pengujian Hipotesis 3
Nilai Critical ratio(CR) sebesar 3,215 > dari 2,00 dan nilai p-value 0,001 < dari
357
Hasil pengujian empiris ini membuktikan bahwa kemampuan
mendesak untuk mematuhi dan merubah suatu kondisi yang dilakukan oleh
358
tetap bersama, penyusunan strategi pemasaran, dan pengembangan
kompetensi organisasi.
Secara empirik dan teoretik, hasil studi ini bertolak belakang dengan
temuan yang dikemukakan oleh Morgan and Hunt (1994) dan mendukung
4. Pengujian Hipotesis 4
Berdasarkan hasil uji statistik (lihat Tabel 4.43), diketahui bahwa nilai
CR sebesar 6,846 > dari 2,0, p-value 0,000 < 0,05. Oleh karena itu, dapat
manfaat jangka panjang, mematuhi konsensus, tidak mudah untuk berpaling pada
organisasi lain, berupaya mencapai hasil optimal dan tidak akan mengambil
ini. Jadi, para pelaku bisnis perlu mengembangkan kepercayaan dalam hubungan
359
Hunt (1994), Moorman, et al (1992), Hermans (2003), dan Hennig-Thurau, et al
(2000, 2002).
5. Pengujian Hipotesis 5.
diterima, karena nilai CR-nya 3,875 > 2,0 dan p value (0,000) lebih kecil dari
0,05 dengan koefisien standardized regression (β) sebesar 0, 319 bertanda positif.
organisasi dalam bisnis pariwisata ini akan semakin tinggi bila landasannya adalah
saling percaya/kepercayaan.
bertindak jujur, berlaku adil, memberikan hak proporsional, tepat dan benar dalam
bisnis pariwisata ini. Ragam dan frekuensi kerjasama akan semakin banyak dan
Hasil studi ini mendukung studi yang dilakukan oleh Morgan and Hunt
(1994), Trully (1998), Hermans (2003) dan Stokes (2003). Dari hasil studi ini,
360
dapat disimpulkan bahwa untuk membangun kerjasama antar organisasi perlu
6. Pengujian Hipotesis 6
diterima, dibuktikan oleh nilai Critical Ratio (CR)-nya sebesar 3,249 > 2,0, p-
value 0,001 < 0,05, dan koefisien β = 0,267 bertanda positif. Artinya, hipotesis ini
antar organisasi pada cut of value 5%, dengan tanda positif dan sensitifitas
antar organisasi dalam industri pariwisata ini akan semakin intensif jika komitmen
penting dalam hubungan pemasaran ini karena berkaitan dengan kualitas orientasi
dan interaksi para pelaku organisasi dalam proses menjalin hubungan. Komitmen
relasional akan bekerja efektif bila semua pihak yang bekerjasama berorientasi
pada harmonisasi hubungan untuk jangka waktu yang lama, hubungan yang kuat,
361
pemasaran ini menjadi sangat penting untuk menumbuh-kembangkan intensitas
Temuan studi ini mendukung hasil penelitian Mowday, Stears and Porter
(1979), Moorman, et al (1992), Morgan and Hunt (1994), dan Hermans (2003).
relasional antar pelaku dalam organisasi yang bekerjasama, jika ini diabaikan sulit
7. Pengujian Hipotesis 7
kesetiaan. Oleh karena itu, dalam hipotesis ini diuji dampak intensitas kerjasama
terhadap loyalitas.
Hasil uji statistik (Tabel 4.45.), diketahui bahwa nilai CRnya sebesar
8,157 > 2,00 dan p-value 0,0000 < 0,05. Artinya hipotesis ke 7 ini, diterima,
kecenderungan untuk para pelaku organisasi setia pada rekanannya. Hal ini
362
kerjasama dengan rekanan/berniat untuk tetap melangsungkan kemitraan
(NIAT1); lebih menyukai rekanan saat ini dibanding organisasi lainnya (SUKA2);
8. Pengujian Hipotesis 8
Hipotesis 8 = Semakin tinggi intensitas kerjasama, semakin baik pesan
berantai positif yang dicapai.
Berdasarkan parameter yang telah diuji (lihat Tabel 4.45), diperoleh nilai
CR sebesar 7,313 > dari 2,00, sedangkan nilai p-valuenya sebesar 0,000 < dari
0,05, jadi hipotesis 8 ini diterima. Artinya, semakin tinggi intensitas kerjasama
maka akan semakin baik informasi positif yang akan disampaikan oleh rekan
bisnis kepada pihak lain. Sensitifitas dan arah pengaruh dari hasil uji statistik
dapat dilihat dari nilai koefisien estimasi standardize (β) sebesar 0,547 dan
bertanda positif.
pemasaran antar organisasi pariwisata ini dilakukan secara intensif, maka para
komunikasi dan informasi positif. Komunikasi positif yang dilakukan oleh para
363
menceritakan keburukan/kejeleken rekan kerjasama kepada pihak lain
(SIMLEK4).
9. Pengujian Hipotesis 9
Hipotesis 9: Semakin tinggi intensitas kerjasama, maka semakin tinggi
keeratan hubungan antar pihak yang bekerjasama
Parameter pengukuran dari uji statistik menunjukan bahwa nilai CRnya
sebesar 7,901 > 2,0 dan p-value 0,000 < 0,05. Berdasakan hasil uji tersebut, maka
hipotesis 9 ini diterima. Artinya, kerjasama yang dilakukan secara terus menerus
kerjasama yang kuat, jejaring yang kuat dan memiliki kemampuan untuk
akan terbangun hubungan yang erat antar organisasi. Keeratan hubungan tersebut
364
tercermin dengan saling melibatkan secara kontinyu rekan bisnis yang menjalin
win-win (RKONFLI5).
TABEL 4.43.
RANGKUMAN ANALISIS UJI - SIGNIFIKANSI HIPOTESIS PENELITIAN
- MODEL EMPIRIK I
Hipote Estimate Esti Simpulan
VARIABEL DAN INDIKATOR LF (λ)
S.E. C.R. P Pengujian
sis mate
1 KEPERCAYAAN <--- K_ MEMAKSA ,062 ,042 ,061 ,693 ,488 Ditolak
2 KOMITMEN
RELASIONAL
<--- K_ MEMAKSA ,187 ,143 ,059 2,427 ,015 Diterima
365
Berdasarkan pembuktian hipotesis-hipotesis tersebut, terdapat
kepercayaan para pelaku bisnis. Oleh karena itu, studi Morgan and Hunt (1994)
dan Hermans (2003) tidaklah terbukti dalam studi ini, justru studi ini mendukung
hasil-hasil studi yang dilakukan oleh Frazier (1999), Anderson and Narus (1990),
dan Emerson (1962). Dari hasil-uji dan analisis data diketahui bahwa kekuatan
memaksa adalah variabel yang perlu dalam setiap transaksi kerjasama, sehingga
yang terlibat kerjasama. Baik oleh organisasi yang lebih kuat, sama kuat atau
lebih tidak kuat dibanding rekanannya. Hasil studi ini, membuktikan pula bahwa
kekuatan/ kekuasaan memaksa bukanlah melekat pada aktor (pelaku bisnis) tetapi
menguatkan apa yang disampaikan oleh Emerson (1962) dan El-Ansary and Stern
pada pertukaran relasional itu sendiri. Temuan studi ini tidak mendukung
366
suatu organisasi terhadap organisasi lainnya, akan menimbulkan respon negatif
dari pelaku organisasi yang bekerjasama. Jadi , temuan penting atas hasil kajian
ini adalah :
komitmen relasional dan kerjasama. Studi ini juga bertolak belakang dengan studi
yang dilakukan oleh Morgan and Hunt (1994), Simpson and Mayo (1997), Duarte
and Davis (2000) yang menyatakan bahwa kekuatan memaksa akan merusak
komitmen para pelaku bisnis dan kerjasama, sehingga hasil-hasil studinya tidak
hasil studi Hermans (2003), Frazier (1999), Anderason and Narus (1990), Gaski
and Nevin (1985), Gaski (1986) yang menyatakan bahwa penggunaan kekuatan
bukti konkrit dari kekuatan memaksa tidak merusak kerjasama adalah kerjasama
yang dilakukan antara perusahaan tersebut berlangsung dalam waktu yang relatif
antar organisasi ini telah berlangsung lebih dari tiga tahun, dan setiap organisasi
367
tersebut. Temuan ini mendukung ”resource based theory”, dan ”power
menguatkan studi-studi yang telah dilakukan oleh Morgan and Hunt (1994),
bahwa kepercayaan adalah dasar utama untuk membangun sebuah komitmen antar
organisasi, dan kerjasama akan menjadi lebih intens karena terbangun dari
hubungan dalam kerjasama antar organisasi ini tercermin dalam komitmen para
pelaku bisnis. Komitmen relasional akan semakin tinggi bila kedua belah pihak
melandasi setiap hubungan dengan saling percaya, dan akan menjadi terkendali
komitmen entitas lain untuk tetap menjalin hubungan kerjasama dalam jangka
368
kemampuan untuk mengendalikan kualitas hubungan. Namun, temuan ini
dan ”the commitment trust-theory”, bahwa hubungan sosial dibangun atas dasar
untuk merubah sesuatu. Maknanya, pelaku bisnis akan dengan mudah untuk
aturan yang telah disepakati. Hal ini, dikarenakan setiap perubahan pasti akan
berkaitan dengan rencana startegis yang telah dibuat perusahaan. Jika perubahan
dalam suatu hubungan, maka yang perlu dibangun adalah kekuatan memaksa
369
berlangsung sesuai dengan kendali dari kepentingan bersama/tujuan kerjasama
Hasil temuan studi ini, mendukung teori pertukaran sosial /social exchange
untuk mencapai tujuan tertentu maka setiap hubungan pertukaran sosial harus
komitmen dari Morgan and Hunt (1994) belumlah lengkap untuk menjelaskan
organization), karena dari hasil studi ini terbukti bahwa kekuatan memaksa
panjang dalam pemasaran relasional. Hasil uji hipotesis ini membuktikan bahwa
370
pesan berantai positif, dan keeratan hubungan dapat dilakukan dengan
jangka panjang. Jadi, hasil temuan studi ini semakin mengukuhkan pandangan
struktural dan ikatan sosial akan menjadi sumber kekuatan untuk menjalin
hubungan jangka panjang. Namun, ikatan sosial merupakan ikatan yang lebih
371
relationship marketing adalah: loyalitas, keeratan hubungan antar organisasi, dan
Keenam, Hasil uji statistik pada model empirik satu ini juga membuktikan
bahwa kepercayaan, komitmen relasional dan kerjasama adalah jalur yang paling
semakin tinggi, hubungan akan semakin erat dan komunikasi positif akan terus
and Hunt (1994) yang menyatakan kepercayaan dan komitmen relasional adalah
pemasaran relasional sangat didukung oleh hasil studi ini. Hasil Temuan ini
membentuk modal sosial (social capital) bagi perusahaan yang sulit ditiru pihak
pola hubungan pemasaran antar organisasi pariwisata, tidaklah serta merta para
372
pelaku bisnis menjadi tidak loyal, hubungan menjadi rusak/tidak eratnya
hubungan serta antar pelaku bisnis menceritakan hal-hal yang negatif kepada
pihak lain. Bahkan secara total dampak (efek total) kekuatan memaksa terhadap
loyalitas, pesan berantai positif (WoM) dan keeratan hubungan menjadi semakin
baik karena adanya pertambahan dalam efek tidak langsungnya. Jadi, Morgan and
hubungan jangka panjang tidak terbukti dalam studi ini. Dengan demikian studi
ini lebih memiliki kecenderungan mendukung para ahli yang menyatakan bahwa
tinggi maka para pelaku bisnis akan tetap melangsungkan kerjasama meskipun
jangka panjang tetap dapat diraih, dan tidak akan merusak nilai.
bahwa the commitment-theory oleh Morgan and Hunt (1994) belumlah memenuhi
373
hukum lawlikes behaviour, karena variabel-variabel konsekuensi yang terkandung
Kedelapan, Dalam Studi ini model yang dibangun untuk menjelaskan kekuatan
dari suatu kerjasama (Gaski and Nevin 1985, Gaski 1986 dan Hermans 2003).
Namun, oleh karena studi ini tidak dapat menyelesaikan dengan model tersebut,
statistik variabel diketahui bahwa respon dari responden untuk kedua hal ini
baik daripada kekuatan memaksa untuk merubah. Oleh karena itu, studi ini
(K_Rubah). Pengolahan dilakukan dengan AMOS 5.0. untuk model empirik I.,
1) Uji Goodness of Fit Full model ini adalah fit, meskipun nilai GFI dan AGFI
374
2) Seluruh indikator kekuatan memaksa dapat terkonfirmasi dengan masing-
masing variabelnya, karena nilai loading faktornya lebih besar dari 0,6 (Rule
3) Uji signifikansi. (Signifikan, bila p value < 0,05 dan CR > 2,0). Maka,
β= - 0,166
merubah sesuatu sesuai dengan kehendak satu pihak akan berdampak negatif
kekuasaan yang digunakan untuk menuntut pihak lain mematuhi tidak akan
375
merusak ataupun menguatkan kepercayaan, tetapi akan berdampak positif
Kajian ini, dapat memperkuat hasil temuan yang telah dikemukakan pada
deskripsi statistik terdahulu bahwa kekuatan memaksa yang diarahkan untuk terjadinya
perubahan yang diarahkan untuk kepentingan bersama antar organisasi akan direspon
lebih baik dibandingkan dengan tuntutan yang dilakukan oleh pihak lain untuk merubah
suatu kondisi.
1. Pengujian Hipotesis 10
Hipotesis 10: Semakin tinggi loyalitas, maka semakin tinggi sinergitas
kerjasama.
Variabel loyalitas yang direfleksikan oleh 5 (lima) indikator, yaitu :
niat untuk bertransaksi ulang, lebih menyukai rekanan, selalu berupaya untuk
loyalitas.
tinggi loyalitas antar pelaku bisnis maka semakin tinggi sinergitas kerjasama.
376
Hal ini ditunjukkan dari nilai CR sebesar 3,905 > 2,00, p-value 0,000 < 0,05,
niat yang dalam untuk tetap menjalin hubungan dengan rekan bisnisnya,
2. Pengujian Hipotesis 11
H 11: Semakin baik pesan berantai positif, maka semakin semakin tinggi
sinergitas kerjasama.
2,845 > 2,00, p-value 0,004 < 0,05, jadi dapat dibuktikan bahwa hipotesis 11
Estimate) sebesar 0,208 bertanda positif. Jadi, pesan berantai positif akan
positif dengan derajat sensitifitas sebesar (β) = 0,208. Maknanya adalah pesan
377
diperoleh karena setiap organisasi akan mendapatkan imbas berupa:
dari rekanan, perusahaan akan memperoleh rekanan baru yang berasal dari
rekomendasi rekanan saat ini; dan selalu tersimpan hal-hal buruk yang ada
3. Pengujian Hipotesis 12
Hipotesis 12: Semakin tinggi keeratan hubungan, semakin tinggi sinergitas
sebesar 4,935 > 2,00 dan p-value sebesar 0,000 < 0,05, sehingga disimpulkan
dicerminkan oleh: saling melibatkan, memiliki toleransi tinggi antar pihak yang
dicerminkan oleh: omzet penjualan menjadi lebih besar, lebih cepat beradaptasi/
378
produktif dalam menghasilkan produk-produk wisata dan lebih luas akses
pasarnya. Hasil studi ini mendukung studi yang dilakukan Zineldin and
4. Pengujian Hipotesis 13
Hipotesis 13: Semakin tinggi sinergitas kerjasama, maka semakin tinggi
keunggulan posisional bersaing
menghasilkan nilai CR sebesar 6,921 lebih besar dari 2,00 dan p value 0,000 lebih
kecil dari 0,05 dengan koefisien estimasi (β) standardized regression weight
yang dijalin tersebut, sehingga apabila sinergitas kerjasama tinggi maka akan lebih
379
total hasilnya fantastis, luar biasa (greatest) dan sulit untuk dicapai oleh organisasi
membutuhkan energi yang sangat besar, dan apabila telah dicapai memudahkan
setiap organisasi untuk meraih apa yang menjadi target strategisnya. Jadi, studi ini
telah membuktikan bahwa semakin tinggi sinergitas kerjasama maka akan semakin
5. Pengujian Hipotesis 14
sebesar 4,824 > 2,00. nilai p-value 0,000 < 0,05, dengan koefisien β sebesar 0,441
perusahaan yang bekerjasama mampu bersinergi maka akan diperoleh hasil yang
fantastis, kinerja perusahaan (dalam studi ini kinerja pemasaran) akan jauh lebih
baik daripada dilakukan secara individual. Hasil kajian ini membuktikan bahwa
380
lebih populer, dan memiliki kemampuan inovasi yang tinggi dalam melakukan
aktivitas-aktivitas pemasaran.
6. Pengujian Hipotesis 15
tahun (Laba_M 3), perusahaan menjadi lebih populer (Pop4), jumlah pelanggan
meningkat, inovasi tinggi dan selalu menghasilkan kreasi jasa layanan baru
(Inova6).
2,484 > 2,00 dan nilai p-value sebesar 0,013 < 0,05, dengan demikian hipotesis 15
tersebut akan memperoleh kinerja pemasaran yang lebih baik pula. Hasil-hasil
yang akan diperoleh perusahaan adalah: omzet penjualan yang selalu meningkat
381
sepanjang periode, pangsa pasar tinggi dan meningkat, kemampulabaan
menjadi lebih banyak dan meningkat, serta perusahaan akan semakin memiliki
Selanjutnya, dari hasil uji statistik atas model empirik dua ini yang telah
berbagai analisis statistik dan temuan-temuan penelitian dalam model empirik dua
ini, yaitu:
382
Pertama, kajian ini memfokuskan pada landasan teoretikal bahwa kerjasama
dalam suatu organisasi akan menjadi sangat bermanfaat bagi semua pihak jika
kajian fikir yang dituangkan dalam telaah pustaka, dan selanjutnya diturunkan
dalam hipotesis 10, 11 dan 12, telah terbukti bahwa variabel-variabel relationship
pelaku organisasi dapat menjalin hubungan yang kuat (strong relationship) antar
organisasi melalui keterlibatan tinggi dan selalu saling melibatkan terhadap setiap
Perusahaan akan menghasilkan lebih banyak, lebih besar, lebih kuat, lebih
cepat,lebih tinggi dalam setiap kegiatan pemasaran yang dilakukan dibanding bila
dikerjakan secara individual, karena kesetiaan merupakan niat dan tindakan untuk
dituangkan dalam pesan berantai yang positif, disampaikan kepada organisasi lain
maka akan semakin memberikan dampak pada sinergitas kerjasama. Karena, yang
383
akan terpublikasi adalah informasi yang baik, positif dan menguntungkan kedua
belah fihak, sementara informasi negatif akan terbenam dan menjadi koreksi
Secara teortik dan empirik hasil studi ini menguatkan kajian Zineldin
akan semakin kuat apabila perusahaan yang bekerjasama dapat menjaga nilai-
dikaji.
384
Kedua, pada kajian teoretis dan empirik yang telah diuraikan sebelumnya bahwa
dilakukan oleh perusahaan (Ferdinand 2000). Oleh karena itu, pada akhir kajian
studi ini adalah dampak dari sinergitas kerjasama dan keunggulan posisional
bersaing terhadap kinerja pemasaran yang dituangkan dalam hipotesis 13 dan 15.
Setelah diuji, maka diperoleh hasil bahwa sinergitas kerjasama dan keunggulan
pariwisata ini. Hasil studi ini, menguatkan hasil-hasil studi yang dilakukan
Zineldin (1997, 1998), Zineldin and Bredenblow, (2003), Ferdinand (2000), Dyer
and Shing (1998), Gomes (1996), Bharadwaj, et al (1993), dan Hoffman (2003).
Dengan demikian, model empirik II ini dapat dijadikan sebagai model untuk
organisasi bisnis.
pengelola bisnis pariwisata ini, temuan ini sejalan dengan studi Palmer
luaran strategis, yaitu perusahaan akan lebih kuat dalam jejaring, lebih efisien, dan
385
menciptakan strategi-strategi dalam industri pariwisata. Jadi, dari bangun teoretis
dan pengembangan hipotesis yang dielaborasi dalam studi ini dapat dibuktikan
secara empirik bahwa memang nilai-nlai hubungan jangka panjang adalah kondisi
kerjasama.
maka secara langsung kondisi tersebut akan berdampak positif terhadap posisi
perusahaan. Perusahaan akan lebih memiliki daya tahan dalam persaingan, bahkan
strategis berupa: akses pasar yang lebih cepat, lebih besar, lebih tinggi, lebih
386
efektif dan efisien, dalam pencapaian omzet penjualan, lebih peka menghadapi
tentang proses pencapaian kondisi strategik dalam industri jasa ini terbukti,
bahwa perusahaan yang mampu mencapai sinergi dalam bekerjasama akan dengan
mudah memenangkan persaingan dalam bisnis, dan menyulitkan bagi pihak lain
masuk dalam bisnis tersebut kecuali dengan melibatkan diri dalam kerjasama
tersebut.
pelanggan akhir meningkat, dan perusahaan akan selalu berada pada kondisi
dapat dibuktikan dalam studi ini. Maknanya, bahwa perusahaan dapat bersaing
untuk melayani pembeli akhir tetapi tetap melakukan kerjasama dengan pihak lain
387
dimiliki sehingga produktivitas kinerja pemasaran tinggi. Dalam konteks ini,
pariwisata. Studi ini dan direkomendasikan pula oleh Zineldin (2004) bahwa
organisasi masa depan akan menghadapi persaingan yang sangat tinggi, untuk
pasar yang sama atau menjual produk yang memiliki karateristik yang sama (satu
meskipun hal itu belum terintegrasi dengan baik, karena Grand strategy bisnis
388
posisional bersaing terhadap kinerja pemasaran, sinergitas kerjasama lebih
sinergitas kerjasama adalah sebagai kondisi yang memang perlu dan harus dicapai
bahwa sinergitas yang dihasilkan dari aliansi strategis antar organisasi akan
skala lokal tetapi juga multinasional. Capaian strategis itu akan menghasilkan
sesuatu yang fantastis, jika organisasi tersebut satu sama lain terikat oleh nilai-
nilai yang sifatnya ”seumur hidup” (lifetime), yang sulit diperoleh dari hubungan
yang sifatnya ”sementara”. Temuan ini mendukung ”market based view” yang
antar organisasi.
389
4.5.6. Pengujian Efek Langsung dan Tidak Langsung
4.5.6.1. Model Empirik I
langsung merupakan koefisien dari semua garis yang koefisien anak panahnya
satu ujung atau sering pula disebut sebagai koefisien jalur. Sementara, pengaruh
tidak langsung adalah pengaruh yang diakibatkan oleh variabel antara. Pengaruh
Hasil pengolahan pengaruh langsung, tidak langsung dan total pada model
GAMBAR 4.9
PENGARUH LANGSUNG MODEL EMPIRIK I
KEPERCAYAAN 0,319
LOYALITAS
0,630
0,521
0,062 KOMITMEN
0,267 0,614
KEERATAN
KERJASAMA
RELASIONAL HUBUNGAN
0,187
0,547
PESAN
BERANTAI
KEKUATAN 0,267 POSITIF
MEMAKSA
Tidak Signifikan
390
TABEL 4.45.
PENGARUH LANSGUNG, TIDAK LANGSUNG DAN TOTAL
(KEPERCAYAAN, KEKUATAN MEMAKSA, KOMITMEN RELASIONAL KERJASAMA,
LOYALITAS, PESAN BERANTAI POSITIF DAN KEERATAN HUBUNGAN
VARIABEL PENGARUH KEKUATAN KEPER- KOM KERJA
H_ERAT PBP LOY
MEMAKSA CAYAAN REL SAMA
LANSGUNG ,062 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
KEPERCAYAAN TIDAK
LANGSUNG
,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
(PERCAYA)
TOTAL EFEK ,062 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
LANSGUNG ,187 ,521 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
KOMITMEN
RELASIONAL
TDK LGSUNG ,033 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
(KOMREL) TOTAL EFEK ,220 ,521 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
LANSGUNG ,251 ,319 ,267 ,000 ,000 ,000 ,000
KERJASAMA
(KERMA)
TDK LGSUNG ,078 ,139 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
TOTAL EFEK ,329 ,458 ,267 ,000 ,000 ,000 ,000
LANSGUNG ,000 ,000 ,000 ,630 ,000 ,000 ,000
LOYALITAS
TDK LGSUNG ,207 ,288 ,168 ,000 ,000 ,000 ,000
TOTAL EFEK ,207 ,288 ,168 ,630 ,000 ,000 ,000
LANSGUNG ,000 ,000 ,000 ,614 ,000 ,000 ,000
KEERATAN
HUBUNGAN
TDK LGSUNG ,202 ,281 ,164 ,000 ,000 ,000 ,000
TOTAL EFEK ,202 ,281 ,164 ,614 ,000 ,000 ,000
LANSGUNG ,000 ,000 ,000 ,547 ,000 ,000 ,000
PESAN
BERANTAI
TDK LGSUNG ,180 ,250 ,146 ,000 ,000 ,000 ,000
POSITIF (PBP) TOTAL EFEK ,180 ,250 ,146 ,547 ,000 ,000 ,000
LANSGUNG ,843 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
KM_COMP
TDK LGSUNG ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
TOTAL EFEK ,843 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
JANJI1 LANSGUNG ,000 ,868 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
TDK LGSUNG ,054 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
TOTAL EFEK ,054 ,868 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
JUJUR2 LANSGUNG ,000 ,788 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
TDK LGSUNG ,049 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
TOTAL EFEK ,049 ,788 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
391
Lanjutan Tabel 4.45.
VARIABEL PENGARUH K_ KEPER- KOM KERJA
H_ERAT PBP LOY
MEMAKSA CAYAAN REL SAMA
ADIL3 LANSGUNG ,000 ,771 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
TDK LGSUNG ,048 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
TOTAL EFEK ,048 ,771 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
HAKP4 LANSGUNG ,000 ,787 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
TDK LGSUNG ,049 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
TOTAL EFEK ,049 ,787 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
TEPATH5 LANSGUNG ,000 ,769 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
TDK LGSUNG ,048 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
TOTAL EFEK ,048 ,769 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
SYARATM6 LANSGUNG ,000 ,834 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
TDK LGSUNG ,052 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
TOTAL EFEK ,052 ,834 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
HARMO1 LANSGUNG ,000 ,000 ,864 ,000 ,000 ,000 ,000
TDK LGSUNG ,190 ,450 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
TOTAL EFEK ,190 ,450 ,864 ,000 ,000 ,000 ,000
ORIJPJ2 LANSGUNG ,000 ,000 ,824 ,000 ,000 ,000 ,000
TDK LGSUNG ,181 ,429 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
TOTAL EFEK ,181 ,429 ,824 ,000 ,000 ,000 ,000
HKUAT3 LANSGUNG ,000 ,000 ,795 ,000 ,000 ,000 ,000
TDK LGSUNG ,174 ,414 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
TOTAL EFEK ,174 ,414 ,795 ,000 ,000 ,000 ,000
KONSUS4 LANSGUNG ,000 ,000 ,861 ,000 ,000 ,000 ,000
TDK LGSUNG ,189 ,448 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
TOTAL EFEK ,189 ,448 ,861 ,000 ,000 ,000 ,000
GREKAN5 LANSGUNG ,000 ,000 ,886 ,000 ,000 ,000 ,000
TDK LGSUNG ,182 ,432 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
TOTAL EFEK ,182 ,432 ,829 ,000 ,000 ,000 ,000
HSOPTIM6 LANSGUNG ,000 ,000 ,886 ,000 ,000 ,000 ,000
TDK LGSUNG ,194 ,461 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
TOTAL EFEK ,194 ,461 ,886 ,000 ,000 ,000 ,000
SFIHAK7 LANSGUNG ,000 ,000 ,774 ,000 ,000 ,000 ,000
TDK LGSUNG ,170 ,403 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
TOTAL EFEK ,170 ,403 ,774 ,000 ,000 ,000 ,000
INFOPAR1 LANSGUNG ,000 ,000 ,000 ,856 ,000 ,000 ,000
TDK GSUNG ,282 ,392 ,229 ,000 ,000 ,000 ,000
TOTAL EFEK ,282 ,392 ,229 ,856 ,000 ,000 ,000
392
Lanjutan Tabel 4.45.
VARIABEL PENGARUH K_ KEPER- KOM KERJA
H_ERAT PBP LOY
MEMAKSA CAYAAN REL SAMA
ASETMA2 LANSGUNG ,000 ,000 ,000 ,844 ,000 ,000 ,000
TDK
LGSUNG
,278 ,386 ,225 ,000 ,000 ,000 ,000
TOTAL
EFEK
,278 ,386 ,225 ,844 ,000 ,000 ,000
393
Lanjutan Tabel 4.45.
VARIABEL PENGARUH K_ KEPER- KOM KERJA
H_ERAT PBP LOY
MEMAKSA CAYAAN REL SAMA
LIBAT1 LANSGUNG ,000 ,000 ,000 ,000 ,790 ,000 ,000
TDK LGSUNG ,159 ,222 ,130 ,485 ,000 ,000 ,000
TOTAL EFEK ,159 ,222 ,130 ,485 ,000 ,000 ,790
TOLERAN2 LANSGUNG ,000 ,000 ,000 ,000 ,790 ,000 ,000
TDK LGSUNG ,148 ,206 ,120 ,450 ,000 ,000 ,000
TOTAL EFEK ,148 ,206 ,120 ,450 ,790 ,000 ,000
SANKSI3 LANSGUNG ,000 ,000 ,000 ,000 ,762 ,000 ,000
TDK LGSUNG ,141 ,214 ,125 ,468 ,000 ,000 ,000
TOTAL EFEK ,141 ,214 ,125 ,468 ,762 ,000 ,000
MUDAH4 LANSGUNG ,000 ,000 ,000 ,000 ,848 ,000 ,000
TDK LGSUNG ,154 ,214 ,125 ,468 ,000 ,000 ,000
TOTAL EFEK ,154 ,238 ,139 ,520 ,848 ,000 ,000
RKONFLI5 LANSGUNG ,000 ,000 ,000 ,000 ,820 ,000 ,000
TDK LGSUNG ,165 ,230 ,134 ,503 ,000 ,000 ,000
TOTAL EFEK ,165 ,230 ,134 ,503 ,820 ,000 ,000
MANFAAT1 LANSGUNG ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,877 ,000
TDK LGSUNG ,158 ,220 ,128 ,480 ,000 ,000 ,000
TOTAL EFEK ,158 ,220 ,128 ,480 ,000 ,877 ,000
TINDAKP2 LANSGUNG ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,825 ,000
TDK LGSUNG ,148 ,207 ,121 ,452 ,000 ,000 ,000
TOTAL EFEK ,148 ,207 ,121 ,452 ,000 ,825 ,000
REKOMD3 LANSGUNG ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,772 ,000
TOTAL EFEK ,150 ,208 ,122 ,455 ,000 ,832 ,000
MUDAH4 LANSGUNG ,000 ,000 ,000 ,000 ,848 ,000 ,000
TDK LGSUNG ,154 ,214 ,125 ,468 ,000 ,000 ,000
TOTAL EFEK ,154 ,238 ,139 ,520 ,848 ,000 ,000
RKONFLI5 LANSGUNG ,000 ,000 ,000 ,000 ,820 ,000 ,000
TDK LGSUNG ,165 ,230 ,134 ,503 ,000 ,000 ,000
TOTAL EFEK ,165 ,230 ,134 ,503 ,820 ,000 ,000
MANFAAT1 LANSGUNG ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,877 ,000
TDK LGSUNG ,158 ,220 ,128 ,480 ,000 ,000 ,000
TOTAL EFEK ,158 ,220 ,128 ,480 ,000 ,877 ,000
TINDAKP2 LANSGUNG ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,825 ,000
TDK LGSUNG ,148 ,207 ,121 ,452 ,000 ,000 ,000
TOTAL EFEK ,148 ,207 ,121 ,452 ,000 ,825 ,000
REKOMD3 LANSGUNG ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,772 ,000
TDK LGSUNG ,139 ,193 ,113 ,423 ,000 ,000 ,000
TOTAL EFEK ,139 ,193 ,113 ,423 ,000 ,772 ,000
SIMLEK4 LANSGUNG ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,832 ,000
TDK LGSUNG ,150 ,208 ,122 ,455 ,000 ,000 ,000
TOTAL EFEK ,150 ,208 ,122 ,455 ,000 ,832 ,000
Sumber : Dikembangkan untuk disertasi ini.
394
Berdasarkan Gambar 4.9. dan Tabel 4.45. dapat dijelaskan bahwa:
tetapi karena p-value yang dihasilkan lebih besar dari cut of value 0,05 (5%),
bekerjasama tidaklah signifikan, jadi hasil ini dapat digunakan sebagai dasar
relasional sebesar 0,521 dan terhadap kerjasama sebesar 0,294. Untuk variabel
pengaruh tidak langsung 0,033. Jadi, koefisien estimasi total pengaruh kekuatan
395
langsungnya karena tidak terdapat variabel antara (mediating variable). Untuk
pihak lain mengikuti atau merubah sesuatu sesuai dengan yang diinginkan atau
dan memberikan kontribusi pada kepatuhan para pelaku bisnis untuk berkomitmen
panjang (0,181); berupaya untuk menjaga kekuatan hubungan (0,174); dan tidak
kedua variabel ini adalah orientasi hasil optimal dan menjaga hubungan harmonis,
hubungan jangka panjang, hubungan kuat, dan tidak mudah berganti rekan serta
396
Pengaruh Langsung, Tidak Langsung dan Total Terhadap Kerjasama.
(0,458), dan komitmen relasional (0,267). Oleh karena itu, dapat disimpulkan
komitmen relasional.
dan arah pengaruh itu adalah positif. Jadi, hipotesis dalam studi ini yang
397
menyimpang dari kesepakatan-kesepakatan dengan upaya
kondusif (0,240).
Dari analisis pengaruh langsung, tidak langsung dan efek total dalam
dibanding bila hanya menggunakan salah satu, karena nilai total efek secara
total jauh lebih besar dibanding secara individual. Hal ini merupakan
indikasi bahwa secara empiris pertambahan dari pengaruh ini adalah positif.
terdiri dari loyalitas, pesan berantai dan keeratan hubungan dan hasil perhitungan
dan variabel lain tidak terdapat pengaruh langsungnya. Pengaruh tidak langsung
398
dan total efek dari kekuatan memaksa sebesar 0,207, kepercayaan 0,288 dan
komitmen relasional sebesar 0,168. Untuk pengaruh tidak langsung ini alur yang
bisnis untuk mengintensifkan ragam dan kualitas kerjasama dengan rekanan saat
langsung dan total dari setiap indikator variabel yang digunakan dapat dijelaskan
tidak mudah beralih, selalu berniat untuk melakukan transaksi ulang. Komitmen
relasional dan kepercayaan pada indikator tidak ingin beralih dan niat untuk
(0,547), dari angka ini terlihat bahwa intensitas kerjasama dalam jalinan hubungan
399
positif. Selanjutnya, untuk pengaruh tidak langsung, kekuatan memaksa (0,164),
(0,250), komitmen relasional (0,146) dan kerjasama (0,547). Jadi, secara total
kerjasama pemasaran..
400
Selanjutnya, analisi terhadap kemampuan menjelaskan variabel
anteseden terhadap variabel konsekuen dalam model empirik I ini dapat dijelaskan
memaksa terhadap kepercayaan hanya 0,6%, dan angka tersebut dapat dikatakan
oleh kekuatan memaksa dan kepercayaan sebesar 32% selebihnya dijelaskan oleh
variabel-variabel lain yang tidak diteliti dalam studi ini. Variabel Kerjasama
selebihnya dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam studi ini.
kerjasama sebesar 38%. Kemudian, pesan berantai positif nilai R2 = 0,30, bahwa
401
memaksa, komitmen relasional dan kerjasama sebesar 30%, selebihnya oleh
mempengaruhi semakin banyak, padahal variabel yang banyak adalah relatif dan
sulit untuk dicapai batasannya. Oleh karena itu R2 besar ataupun kecil tidaklah
(sempurna, jika R2 = 1), jadi jika model yang dibangun belum mencapai angka R2
standardized regresson weight (nilai β) dan hasil standardized direct, indirect dan
nilai total efeknya. Rangkuman hasil tersebut tertera pada Gambar 4.10 dan Tabel
GAMBAR 4.10.
PENGARUH LANGSUNG MODEL EMPIRIK II
Pengaruh nilai-nilai hubungan pemasaran terhadap strategic marketing outcomes
L O Y A L IT A S 0 ,3 3 1
0 ,4 4 1
PESAN
K IN E R J A
S IN E R G IT A S PEM ASARAN
BERANTAI 0 ,2 0 8
P O S I T IF KERJASAM A
0 ,5 6 3
0 ,3 9 9
KEERATAN KEUNGGULAN
P O S I S IO N A L
402
HUBUNGAN 0 ,2 1 1
B E R S A IN G
Sumber : Diolah dan dirangkum untuk disertasi ini.
403
TABEL 4.46.
PENGARUH LANSGUNG, TIDAK LANGSUNG DAN TOTAL
(LOYALITAS,KEERATAN HUBUNGAN DAN PESAN BERANTAI POSITIF TERHADAP
STRATEGIC MARKETING OUTCOMES: (SINERGITAS KERJASAMA, KEUNGGULAN
POSISIONAL BERSAING DAN KINERJA PEMASARAN )
VARIABEL PENGARUH HUB_ KINJA
PBP LOY SINERGI KP_SAING
ERAT PEMASAR
LANSGUNG ,399 ,208 ,331 ,000 ,000 ,000
SINERGITAS TAK LANGSUNG ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
KERJASAMA TOTAL EFEK ,399 ,208 ,331 ,000 ,000 ,000
KEUNGGULAN LANGSUNG ,000 ,000 ,000 ,563 ,000 ,000
POSISIONAL TAK LANGSUNG ,225 ,117 ,187 ,000 ,000 ,000
BERSAING TOTAL EFEK ,225 ,117 ,187 ,563 ,000 ,000
LANGSUNG ,000 ,000 ,000 ,441 ,211 ,000
KINERJA TAK LANGSUNG ,223 ,117 ,185 ,119 ,000 ,000
PEMASARAN TOTAL EFEK ,223 ,117 ,185 ,559 ,211 ,000
LANGSUNG ,000 ,000 ,806 ,000 ,000 ,000
NIAT1 TAK LANGSUNG ,000 ,000 ,806 ,000 ,000 ,000
TOTAL EFEK ,000 ,000 ,806 ,000 ,000 ,000
LANGSUNG ,000 ,000 ,757 ,000 ,000 ,000
SUKA2
TAK LANGSUNG ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
TOTAL EFEK ,000 ,000 ,757 ,000 ,000 ,000
LANGSUNG ,000 ,000 ,791 ,000 ,000 ,000
FREKT3 TAK LANGSUNG ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
TOTAL EFEK ,000 ,000 ,791 ,000 ,000 ,000
LANGSUNG ,000 ,000 ,862 ,000 ,000 ,000
BERALIH4 TAK LANGSUNG ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
TOTAL EFEK ,000 ,000 ,862 ,000 ,000 ,000
LANGSUNG ,000 ,000 ,768 ,000 ,000 ,000
INTENS5 TAK LANGSUNG ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
TOTAL EFEK ,000 ,000 ,768 ,000 ,000 ,000
LANGSUNG ,800 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
LIBAT1 TAK LANGSUNG ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
TOTAL EFEK ,800 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
LANGSUNG ,726 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
TOLERAN2 TAK LANGSUNG ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
TOTAL EFEK ,726 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
LANGSUNG ,776 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
SANKSI3 TAK LANGSUNG ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
TOTAL EFEK ,776 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
LANGSUNG ,832 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
MUDAH4
TDK LANGSUNG ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
TOTAL EFEK ,832 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
LANGSUNG ,822 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
RKONFLI5 TAK LANGSUNG ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
TOTAL EFEK ,822 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
LANGSUNG ,000 ,882 ,000 ,000 ,000 ,000
MANFAAT1 TAK LANGSUNG ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
TOTAL EFEK ,000 ,882 ,000 ,000 ,000 ,000
TINDAKP2 LANGSUNG ,000 ,828 ,000 ,000 ,000 ,000
TAK LANGSUNG ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
TOTAL EFEK ,000 ,828 ,000 ,000 ,000 ,000
LANGSUNG ,000 ,772 ,000 ,000 ,000 ,000
REKOMD3
TAK LANGSUNG ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
TOTAL EFEK ,000 ,772 ,000 ,000 ,000
LANGSUNG ,000 ,822 ,000 ,000 ,000 ,000
SIMLEK4
TAK LANGSUNG ,000 ,822 ,000 ,000 ,000 ,000
TOTAL EFEK ,000 ,822 ,000 ,000 ,000 ,000
404
Lanjutan Tabel 4.46.
VARIABEL PENGARUH HUB_ SINER KINERJA
PBP LOY KP_SAING
ERAT GI PEMASARAN
LANGSUNG ,000 ,000 ,000 ,764 ,000 ,000
AKPASAR1 TAK LANGSUNG ,305 ,159 ,253 ,764 ,000 ,000
TOTAL EFEK ,305 ,159 ,253 ,764 ,000 ,000
LANGSUNG ,000 ,000 ,000 ,687 ,000 ,000
BIAYA_M2
TAK LANGSUNG ,274 ,143 ,227 ,687 ,000 ,000
TOTAL EFEK ,274 ,143 ,227 ,687 ,000 ,000
LANGSUNG ,000 ,000 ,000 ,744 ,000 ,000
L_CEPAT3
TAK LANGSUNG ,297 ,155 ,246 ,744 ,000 ,000
TOTAL EFEK ,297 ,155 ,246 ,744 ,000 ,000
LANGSUNG ,000 ,000 ,000 ,639 ,000 ,000
L_BESAR4
TAK LANGSUNG ,255 ,133 ,212 ,639 ,000 ,000
TOTAL EFEK ,255 ,133 ,212 ,639 ,000 ,000
LANGSUNG ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
L_PEKA5
TAK LANGSUNG ,272 ,142 ,226 ,681 ,000 ,000
TOTAL EFEK ,272 ,142 ,226 ,681 ,000 ,000
LANGSUNG ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
LABA_B6
TAK LANGSUNG ,301 ,157 ,250 ,756 ,000 ,000
TOTAL EFEK ,301 ,157 ,250 ,756 ,000 ,000
LANGSUNG ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
LMURAH1
TAK LANGSUNG ,189 ,099 ,157 ,473 ,840 ,000
TOTAL EFEK ,189 ,099 ,157 ,473 ,840 ,000
LANGSUNG ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
JJARING2 TAK LANGSUNG ,191 ,100 ,159 ,479 ,850 ,000
TOTAL EFEK ,191 ,100 ,159 ,479 ,850 ,000
LANGSUNG ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
KHAS3
TAK LANGSUNG ,181 ,095 ,151 ,455 ,807 ,000
TOTAL EFEK ,181 ,095 ,151 ,455 ,807 ,000
LANGSUNG ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
LTINGGI4
TAK LANGSUNG ,192 ,100 ,160 ,482 ,856 ,000
TOTAL EFEK ,192 ,100 ,160 ,482 ,856 ,000
LANGSUNG ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
CMSAING5
TAK LANGSUNG ,195 ,102 ,162 ,488 ,867 ,000
TOTAL EFEK ,195 ,102 ,162 ,488 ,867 ,000
LANGSUNG ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,816
OMZET1
TAK LANGSUNG ,182 ,095 ,151 ,456 ,172 ,000
TOTAL EFEK ,182 ,095 ,151 ,456 ,172 ,816
LANGSUNG ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,824
PANGSAR2
TAK LANGSUNG ,184 ,096 ,153 ,461 ,174 ,000
TOTAL EFEK ,184 ,096 ,153 ,461 ,174 ,824
LANGSUNG ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,818
LABA_M3
TAK LANGSUNG ,183 ,095 ,152 ,458 ,172 ,000
TOTAL EFEK ,183 ,095 ,152 ,458 ,172 ,818
LANGSUNG ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,810
POP4
TAK LANGSUNG ,181 ,094 ,150 ,453 ,170 ,000
TOTAL EFEK ,181 ,094 ,150 ,453 ,170 ,810
LANGSUNG ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,899
LANGGAN5
TAK LANGSUNG ,201 ,105 ,167 ,503 ,189 ,000
TOTAL EFEK ,201 ,105 ,167 ,503 ,189 ,899
LANGSUNG ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,790
INOVA6
TAK LANGSUNG ,176 ,092 ,146 ,442 ,166 ,000
TOTAL EFEK ,176 ,092 ,146 ,442 ,166 ,790
405
Berdasarkan Gambar 4.10 dan Tabel 4.46, dapat dijelaskan bahwa nilai-
hubungan sebesar (0,399), pesan berantai positif (0,208) dan loyalitas (0,331),
variabel jenjang pertama pada model kedua ini (tidak ada variabel antara),
sinergitas kerjasama sebesar (0,563), karena tidak ada pengaruh tidak langsungnya
maka total efeknya sama dengan pengaruh langsung. Total efek variabel sinergitas
bersaing relatif sama (Tabel 4.46.), dan yang paling tinggi adalah semakin cepat
406
biaya operasional lebih efisien, jejaring yang semakin luas dan kuat, produk-
produk (barang dan jasa wisata) yang dihasilkan memiliki kekhasan/ spesifik.
studi yang berbasis pola hubungan pemasaran relasional ini adalah kinerja
pemasaran. Dari hasil yang dirangkum pada Tabel 4.45. dapat dijelaskan bahwa
efek keeratan hubungan sebesar (0,223), pesan berantai positif (0,119), loyalitas
dalam industri pariwisata ini jalur yang paling dominan adalah melalui keeratan
uji statistik dengan menggunakan AMOS 5.0. diperoleh nilai R2 = 0,61 untuk
407
oleh variabel keeratan hubungan, loyalitas para pelaku organisasi, dan pesan
berantai positif sebesar 61% selebihnya dijelaskan oleh variabel lain yang tidak
variabel lain yang tidak dideteksi dalam studi ini. Selanjutnya, strategic marketing
outcomes yang terakhir dalam studi ini adalah kinerja pemasaran memiliki nilai R2
mampu menjelaskan variabel kinerja pemasaran sebesar 34,3% dalam model ini,
Meskipun tidak menjadi fokus masalah dan tujuan dalam studi, namun
karena studi ini tentang keperilakuan yaitu perilaku pertukaran relasional dan
emosional pada saat pertukaran relasional tersebut berlangsung. Menurut Ellias &
Lommis (2004) bahwa perempuan akan lebih sensitif terhadap pertukaran sosial
kekuatan memaksa, akan tetapi mereka juga cenderung tidak akan melanggarnya.
Atas dasar hal-hal ini, maka dilakukan analisis terhadap apresiasi responden
408
pemasaran. Sisi lain, dari hasil studi diketahui bahwa terdapat 59 orang manajer
perempuan dan 131 responden manajer laki-laki, data ini dapat digunakan sebagai
model-model ini ada pada model empirik I, maka yang akan diolah hanya pada
Hasil uji fit model, antara model untuk laki-laki maupun perempuan
adalah fit, namun marginal pada nilai GFI=893 dan AGFI=872. Lebih lanjut, hasil
pengolahan data tersebut dapat dirangkum perbedaan nilai koefisien pengaruh (β)
sebagai berikut:
TABEL 4.47
PERBEDAAN APRESIASI RESPONDEN BERDASARKAN GENDER
DALAM KERJASAMA PEMASARAN
NO LAKI@LAKI PEREMPUAN KETERANGAN
VARIABEL
(Nilai LF ) (Nilai LF)
409
Berdasarkan informasi dari Tabel 4.47, apresiasi dan kontribusi masing-
dibanding perempuan. Jadi, dari hasil pengolahan data ini dapat diketahui bahwa
veriabel kepercayaan, artinya kekuatan memaksa yang digunakan salah satu pihak
kepercayaan, tetapi komitmen relasional para manajer wanita ini tetap berdampak
positif dan berpengaruh signifikan. Namun, kedua jenis gender responden ini tetap
410
menggunakan kekuatan/kekuasaan memaksa dalam pertukaran relasional.
komplain.
bahwa responden perempuan akan lebih sensitif terhadap desakan pihak lain.
tersebut. Jadi, hasil studi pada responden pengelola industri pariwisata ini
mendukung hasil studi yang dilakukan oleh Ellias and Lommis (2004), dan
relasional berlangsung. Namun, karena dalam studi ini tidak memfokuskan pada
411
BAB V
KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
5.1. Pengantar
dan empiris serta implikasi dari hasil penelitian pada industri pariwisata di
GAMBAR 5.1.
ALUR KAJIAN BAB V
VV. .KKEESSIM
IMPPUULLAANN DDAANN IM
IMPPLLIK
IKAASSI I
55.1.1. .PPEENNGGAANNTTAARR
55.2.2. . KKEESSIM
IMPPUULLAANNISISSSUU
DDAANNPPEERRMMAASSAALLAAHHAANN 55.3.3. . IM
IMPPLLIK
IKAASSI ITTEEOORREETTISIS
PPEENNEELLITITIA
IANN
55.5.5.IM
.IMPPLLIKIKAASSI IKKEEBBIJIJAAKKAANN
55.4.4.IM
.IMPPLLIKIKAASSI IMMAANNAAJJEERRIA
IALL PPUUBBLLIKIK
55.6.6.K.KEETTEERRBBAATTAASSAANNSSTTUUDDI I
55.7.7. .AAGGEENNDDAAPPEENNEELLITITIA
IANNMMEENNDDAATTAANNGG
412
Keseluruhan model empirik dalam penelitian ini diuji dengan
AMOS 5.0. dan SPSS versi 11.5. Berdasarkan hasil-uji asumsi SEM, uji instrumen
penelitian dan uji fit-model, disimpulkan bahwa keseluruhan model adalah fit,
artinya terdapat kesesuaian antara teoretik dan hasil studi empirik dalam industri
Issu pertama yang dikembangkan dalam studi ini adalah terdapat perbedaan
berbagai temuan dan hasil pengujian hipotesis yang telah dilakukan pada bab
terdahulu, yaitu:
413
3) Hipotesis tiga terbukti, bahwa kekuatan memaksa/kemampuan mendesak
kerjasama.
komitmen relasional.
kerjasama.
pertama ini dapat disimpulkan dari hasil analisis jalur model empirik I, dengan
Simpulan akan diurutkan sesuai dengan kontribusi koefisien estimasi dari masing-
masing variabel, dengan urutan paling tinggi sampai ke yang paling rendah.
414
GAMBAR 5.2.
ALTERNATIF PERTAMA : MEMBANGUN INTENSITAS KERJASAMA
PEMASARAN BERDASARKAN KEPERCAYAAN DAN KOMITMEN RELASIONAL
KOMITMEN INTENSITAS
KEPERCAYAAN
RELASIONAL KERJASAMA
Variabel ini digunakan untuk mengendalikan para pelaku bisnis agar tetap
mematuhi kesepakatan dan merubah sesuatu hal yang diharapkan oleh rekanan
GAMBAR 5.3.
ALTERNATIF KEDUA: MEMBANGUN KERJASAMA PEMASARAN
BERDASARKAN KEKUATAN MEMAKSA DAN KOMITMEN RELASIONAL
KEKUATAN KOMITMEN
KERJASAMA
KERJASAMA
MEMAKSA RELASIONAL
kerjasama pemasaran yang intens dalam industri pariwisata ini dapat dilakukan
bertindak jujur, berlaku adil, memberikan hak secara proporsional kepada setiap
415
rekanan, selalu tepat dalam menghitung transaksi, dan tidak menuntut yang sulit
untuk dipenuhi rekan kerjasama, alur ini tertera pada Gambar 5.4.
GAMBAR 5.4.
ALTERNATIF KETIGA: MEMBANGUN KERJASAMA PEMASARAN
BERDASARKAN KEPERCAYAAN
KE
KEPPE
ERC
RCAYAAN
AYAAN KE
KERJAS
RJASAMA
AMA
5.5).
GAMBAR 5.5.
ALTERNATIF KEEMPAT: MEMBANGUN KERJASAMA PEMASARAN
BERDASARKAN KEKUATAN MEMAKSA
KEKUATAN
KEKUATAN KERJASAMA
KERJASAMA
MEMAKSA
MEMAKSA
hasil yang optimal dan tidak mengambil tindakan sepihak dalam pengambilan
416
GAMBAR 5.6.
ALTERNATIF KELIMA: MEMBANGUN KERJASAMA PEMASARAN
BERDASARKAN KOMITMEN RELASIONAL
KOMITMEN
KOMITMEN KERJASAMA
KERJASAMA
RELASIONAL
RELASIONAL
memaksa tidak akan merusak kepercayaan pelaku bisnis, justru akan menguatkan
417
hubungan sebagai nilai hubungan jangka panjang yang diperoleh dari hubungan
tersebut.
dalam membangun nilai-nilai hubungan jangka panjang dapat diuraikan dari hasil
analisis koefisien estimasi (β) langsung, tidak langsung dan total. Uraian
kesimpulan analisis diurutkan dari koefisien estimasi yang paling tinggi sampai
dengan paling rendah pengaruhnya terhadap loyalitas, pesan berantai positif dan
keeratan hubungan.
Berdasarkan hasil kajian pada model empirik satu ini, dapat disimpulkan
418
dominan dibanding variabel nilai hubungan jangka panjang lainnya, dilanjutkan
dengan variabel keeratan hubungan dan pesan berantai positif. Jadi, untuk
kondusif, merupakan dasar yang kuat untuk membangun loyalitas para pelaku
GAMBAR 5.7.
ALTERNATIF PERTAMA : MEMBANGUN LOYALITAS MELALUI
KERJASAMA
KERJASAMA
KERJASAMA LOYALITAS
LOYALITAS
analisis langsung, tidak langsung dan total, diketahui bahwa alternatif kedua
419
GAMBAR 5.8.
ALTERNATIF PERTAMA: MENCIPTAKAN KEERATAN HUBUNGAN
BERDASARKAN INTENSITAS KERJASAMA
KEERATAN
KEERATAN
KERJASAMA
KERJASAMA HUBUNGAN
HUBUNGAN
GAMBAR 5.9.
ALTERNATIF PERTAMA: MEMBANGUN PESAN BERANTAI POSITIF
ANTAR PELAKU ORGANISASI BERDASARKAN KERJASAMA
PESAN BERANTAI
KERJASAMA POSITIF
dipilih alur sebagai berikut. Alternatif kedua untuk membangun loyalitas antar
pelaku organisasi dapat dilakukan melalui komitmen relasional dari para pelaku
komitmen relasional dibangun atas dasar rasa saling percaya (tingkat kepercayaan
420
yang tinggi) dari para pelaku organisasi yang menjalin kerjasama. Alternatif ini
GAMBAR 5.10.
ALTERNATIF KEDUA: MEMBANGUN LOYALITAS ANTAR PELAKU ORGANISASI
BERDASARKAN KEPERCAYAAN, KOMITMEN RELASIONAL DAN KERJASAMA
KOMITMEN
KOMITMEN
KEPERCAYAAN
KEPERCAYAAN KERJASAMA
KERJASAMA LOYALITAS
LOYALITAS
RELASIONAL
RELASIONAL
komitmen relasional para pelaku bisnis, kemudian akan semakin intensif dan
GAMBAR 5.11.
ALTERNATIF KETIGA: MEMBANGUN LOYALITAS ANTAR PELAKU
ORGANISASI BERDASARKAN KEKUATAN MEMAKSA
KEKUATAN
KEKUATAN KOMITMEN
KOMITMEN KERJASAMA
KERJASAMA LOYALITAS
LOYALITAS
MEMAKSA
MEMAKSA RELASIONAL
RELASIONAL
kerjasama yang intensif dan dilandasi oleh kepercayaan antar pelaku organisasi,
421
GAMBAR 5.12.
ALTERNATIF KEEMPAT: MEMBANGUN LOYALITAS MELALUI
KERJASAMA DAN KEPERCAYAAN
KEP
KEPERCAYAAN
ERCAYAAN KERJASAMA
KERJASAMA LOYALITAS
LOYALITAS
relasional, bahkan dampak secara tidak langsung dan total dari variabel ini
terhadap loyalitas. Oleh karena itu, alternatif untuk membangun loyalitas para
GAMBAR 5.13.
ALTERNATIF KELIMA: MEMBANGUN LOYALITAS MELALUI
KERJASAMA DAN KEKUATAN MEMAKSA
KEKUAT
KEKUATAN
AN KERJASAMA
KERJASAMA LOYALIT
LOYALITAS
AS
MEMAKSA
MEMAKSA
antar organisasi ini yaitu dengan menciptakan keeratan hubungan. Bila dilihat
kerjasama yang tinggi, yang diperoleh dari komitmen relasional dan kepercayaan.
422
GAMBAR 5.14.
ALTERNATIF KEDUA: MEMBANGUN KEERATAN HUBUNGAN
ANTAR PELAKU ORGANISASI BERDASARKAN
KEPERCAYAAN, KOMITMEN RELASIONAL DAN KERJASAMA
KOMITMEN
KOMITMEN KEERATAN
KEERATAN
KEPERCAYAAN
KEPERCAYAAN KERJASAMA
KERJASAMA
RELASIONAL
RELASIONAL HUBUNGAN
HUBUNGAN
hubungan antar organisasi akan semakin kuat. Alternatif ini dapat dirangkum
GAMBAR 5.15.
ALTERNATIF KETIGA: MEMBANGUN KEERATAN HUBUNGAN BERDASARKAN
KEKUATAN MEMAKSA, KOMITMEN RELASIONAL DAN KERJASAMA
KEKUATAN
KEKUATAN KOMITMEN
KOMITMEN KEERAT
KEERATAN
AN
KERJAS
KERJASAMA
AMA
MEMAKS
MEMAKSA
A RELAS
RELASIONAL
IONAL HUBUNGAN
HUBUNGAN
423
GAMBAR 5.16.
ALTERNATIF KEEMPAT: MEMBANGUN KEERATAN HUBUNGAN
ANTAR PELAKU ORGANISASI BERDASARKAN KEPERCAYAAN
KEERATAN
KEERATAN
KEPERCAYAAN
KEPERCAYAAN KERJASAMA
KERJASAMA HUBUNGAN
HUBUNGAN
mengganti rekan kerjasama, dan orientasi hasil optimal, maka intensitas kerjasama
antar organisasi akan semakin tinggi. Pada akhirnya, karena semakin seringnya
5.17
GAMBAR 5.17.
ALTERNATIF KELIMA: MEMBANGUN KEERATAN HUBUNGAN ANTAR PELAKU
ORGANISASI BERDASARKAN KEKUATAN MEMAKSA DAN KERJASAMA
KEKUATAN
KEKUATAN KEERATAN
KEERATAN
KERJASAMA
KERJASAMA
MEMAKSA
MEMAKSA HUBUNGAN
HUBUNGAN
dalam hubungan kerjasama pemasaran ini adalah Pesan Berantai Positif (Positive
424
berantai positif dapat dilakukan dengan alur konsekuensi sebagai berikut:
GAMBAR 5.18.
ALTERNATIF KEDUA: MEMBANGUN PESAN BERANTAI POSITIF
ANTAR PELAKU ORGANISASI BERDASARKAN KEPERCAYAAN, KOMITMEN
RELASIONAL DAN KERJASAMA
KOMITMEN
KOMITMEN PESAN
PESAN BERANTAI
BERANTAI
KEPERCAYAAN
KEPERCAYAAN KERJASAMA
KERJASAMA
RELASIONAL
RELASIONAL POSITIF
POSITIF
dicapai intensitas kerjasama yang tinggi antar organisasi. Alternatif ke tiga dalam
GAMBAR 5.19.
ALTERNATIF KETIGA: MEMBANGUN PESAN BERANTAI POSITIF
ANTAR PELAKU ORGANISASI BERDASARKAN KEKUATAN MEMAKSA,
KOMITMEN RELASIONAL DAN KERJASAMA
KEKUATAN
KEKUATAN KOMITMEN
KOMITMEN PESAN
PESAN BERANTAI
BERANTAI
KERJASAMA
KERJASAMA
MEMAKSA
MEMAKSA RELASIONAL
RELASIONAL POSITIF
POSITIF
tinggi sehingga pesan berantai positif antar pelaku organisasi dapat terus
425
GAMBAR 5.20.
ALTERNATIF KEEMPAT : MEMBANGUN PESAN BERANTAI POSITIF
ANTAR PELAKU ORGANISASI BERDASARKAN KEPERCAYAAN DAN KERJASAMA
PES
PESAN
AN
KEP
KEPERCAYAAN
ERCAYAAN KERJAS
KERJASAMA
AMA BERANTAI
BERANTAI
POS
POSITIF
ITIF
Bila dikaji dari dampak kekuatan mamaksa, maka alur yang dapat
digunakan untuk membangun pesan berantai positif ini semua bersifat tidak
langsung. Oleh karena itu, alur berikutnya adalah dampak kekuatan memaksa
terhadap pesan berantai positif ini adalah melalui intensitas kerjasama. Secara
GAMBAR 5.21.
ALTERNATIF KELIMA : MEMBANGUN PESAN BERANTAI POSITIF
ANTAR PELAKU ORGANISASI BERDASARKAN KEKUATAN MEMAKSA, DAN KERJASAMA
KEKUATAN
KEKUATAN PESAN
PESAN BERANTAI
BERANTAI
KERJASAMA
KERJASAMA
MEMAKSA
MEMAKSA POSITIF
POSITIF
keeratan hubungan dan pesan berantai positif yang dibangun dari intensitas
426
GAMBAR 5.22.
INTEGRASI ALTERNATIF ALUR PENGEMBANGAN NILAI-NILAI HUBUNGAN
JANGKA PANJANG DALAM PEMASARAN RELASIONAL BERDASARKAN
PERILAKU-PERILAKU PERTUKARAN RELASIONAL DAN KEKUATAN MEMAKSA
KEPERCAYAAN LOYALITAS
A3 (LOYALTY)
(TRUST)
A1,2, 3.4,5
P1
A1
KOMITMEN
KEERATAN
RELASIONAL KERJASAMA
A1,2,4 A1,2,3,4;5 HUBUNGAN (STRONG
(RELATIONAL (COOPERATION) P2 RELATIONSHIP)
COMMITMENT)
A1,2,3,4;5
A2 P3
PESAN BERANTAI
KEKUATAN/ POSITIF (POSITIVE
KEKUASAAN MEMAKSA A5 WORD OF MOUTH)
(COERCIVE POWER)
A= ALTERNATIF ALUR
P= PERINGKAT DAMPAK
kuat/erat dan semakin baiknya kesan rekanan sehingga intensitas pesan berantai
427
kekutan memaksa. Namun, kekuatan memaksa merupakan kemampuan yang
dalam industri pariwisata di Indonesia ini. Jadi, hasil temuan-temuan ini dapat
studi keperilakuan dengan hasil-hasil studi strategik (Hoffman 2000, Piercy dan
yaitu:
Berdasarkan analisis dan interpretasi dari hasil uji statistik pada model
hubungan jangka panjang yang diperoleh dari hubungan pemasaran relasional ini
(loyalitas, pesan berantai positif dan keeratan hubungan) terbukti dapat dijadikan
pemasaran. Berdasarkan uji hipotesis dan uji statistik lainnya dapat disimpulkan,
bahwa:
428
2. Hipotesis kesebelas terbukti bahwa, semakin tinggi intensitas pesan berantai
disimpulkan dari hasil uji hipotesis dan analisis koefisien estimasi (β) langsung,
tidak langsung dan total. Uraian kesimpulan analisis diurutkan dari koefisien
429
estimasi yang paling tinggi sampai dengan paling rendah pengaruhnya terhadap
menghasilkan kinerja pemasaran yang tinggi. Hal ini diperoleh dari hasil uji
GAMBAR 5.23.
ALTERNATIF PERTAMA: MEMBANGUN KINERJA PEMASARAN
MELALUI SINERGITAS KERJASAMA
SINERGITAS
SINERGITAS KINERJA
KINERJA
KERJASAMA
KERJASAMA PEMASARAN
PEMASARAN
Artinya, jika perusahaan yang saling bekerjasama dalam industri pariwisata ini
tentu perusahaan yang saling bekerjasama ini akan dapat meraih manfaat-manfaat
persaingan. Alternatif pertama ini tercantum pada Gambar 5.24, berikuti ini.
GAMBAR 5.24.
ALTERNATIF KEDUA:MEMBANGUN KINERJA PEMASARAN
MELALUI KEERATAN HUBUNGAN, SINERGITAS KERJASAMA, DAN
KEUNGGULAN POSISIONAL BERSAING
KEUNGGULAN
KEUNGGULAN
KEERATAN
KEERATAN SINERGITAS
SINERGITAS KINERJA
KINERJA
POSISIONAL
POSISIONAL
HUBUNGAN
HUBUNGAN KERJASAMA
KERJASAMA PEMASARAN
PEMASARAN
BERSAING
BERSAING
430
Alternatif berikutnya, diperoleh bukti bahwa kinerja pemasaran akan
jejaring yang lebih kuat, memiliki kekhasan/spesifikasi barang dan jsa yang
dihasilkan, laba lebih tinggi, cepat beradaptasi dibanding pesaing lainnya, maka
perusahaan akan mencapai kinerja perusahaan yang tinggi. Alternatif alur ini
GAMBAR 5.25.
ALTERNATIF KETIGA : MEMBANGUN KINERJA PEMASARAN
MELALUI KEUNGGULAN POSISIONAL BERSAING
KEUNGGULAN
KEUNGGULAN KINERJA
KINERJA
POSISIONAL
POSISIONAL PEMASARAN
PEMASARAN
BERSAING
BERSAING
proses pencapaian hubungan yang erat antar organisasi, dan terciptanya sinergitas
GAMBAR 5.26.
ALTERNATIF KEEMPAT : MEMBANGUN KINERJA PEMASARAN MELALUI
KEERATAN HUBUNGAN DAN SINERGITAS KERJASAMA
KEERATAN
KEERATAN SINERGITAS
SINERGITAS KINERJA
KINERJA
HUBUNGAN
HUBUNGAN KERJASAMA
KERJASAMA PEMASARAN
PEMASARAN
kesetiaan (loyalitas) para pelaku bisnis agar dapat meraih sinergitas kerjasama,
dan dasar ini digunakan untuk mengoptimalkan kinerja pemasaran, Alternatif ini
431
GAMBAR 5.27.
ALTERNATIF KELIMA : MEMBANGUN KINERJA PEMASARAN
MELALUI LOYALITAS DAN DAN SINERGITAS KERJASAMA
SINERGITAS
SINERGITAS KINERJA
KINERJA
LOYALITAS
LOYALITAS KERJASAMA
KERJASAMA PEMASARAN
PEMASARAN
kondisi ini merupakan dasar dari kinerja pemasaran, skema penjelasan ini tertera
GAMBAR 5.28.
ALTERNATIF KEENAM: MEMBANGUN KINERJA PEMASARAN
MELALUI LOYALITAS, SINERGITAS KERJASAMA, DAN
KEUNGGULAN POSISIONAL BERSAING
KEUNGGULAN
KEUNGGULAN
SINERGITAS
SINERGITAS KINERJA
KINERJA
LOYALITAS
LOYALITAS POSISIONAL
POSISIONAL
KERJASAMA
KERJASAMA PEMASARAN
PEMASARAN
BERSAING
BERSAING
dapat diperoleh dari rekanan kerjasama terutama berkaitan dengan informasi yang
disampaikan kepada pihak lain yang dapat mengajak orang lain (organisasi lain)
untuk bergabung dalam kerjasama. Skema alternatif ini tertera pada Gambar 5.29.
432
GAMBAR 5.29.
ALTERNATIF KETUJUH: MEMBANGUN KINERJA PEMASARAN
MELALUI PESAN BERANTAI POSITIF DAN SINERGITAS KERJASAMA
PESAN
PESAN BERANTAI
BERANTAI SINERGITAS
SINERGITAS KINERJA
KINERJA
POSITIF
POSITIF KERJASAMA
KERJASAMA PEMASARAN
PEMASARAN
Rangkaian proses terakhir yang dapat disimpulkan dari hasil kajian ini
GAMBAR 5.30.
ALTERNATIF KEDELAPAN: MEMBANGUN KINERJA PEMASARAN MELALUI
PESAN BERANTAI POSITIF, SINERGITAS KERJASAMA,
DAN KEUNGGULAN POSISIONAL BERSAING
KEUNGGULAN
KEUNGGULAN
PESAN
PESAN BERANTAI
BERANTAI SINERGITAS
SINERGITAS KINERJA
KINERJA
POSISIONAL
POSISIONAL
POSITIF
POSITIF KERJASAMA
KERJASAMA PEMASARAN
PEMASARAN
BERSAING
BERSAING
433
GAMBAR 5.31.
INTEGRASI ALTERNATIF MENCAPAI KINERJA PEMASARAN
(HUBUNGAN ANTARA RELATIONSHIP OUTCOMES DENGAN
STRATEGIC MARKETING OUTCOMES)
KEERATAN A:2,4
HUBUNGAN
A:1.4,5,7
KINERJA
SINERGITAS PEMASARAN
LOYALITAS A:5,6,
KERJASAMA
A:2,6,8
A:7,8
A= ALTERNATIF ALUR
434
Selanjutnya, dari variabel-variabel yang termasuk dalam relationship
keeratan hubungan (strong relationship) perlu menjadi obsesi bagi para pelaku
5.3.Implikasi Teoritis
business relationship).
berkiblat pada Market Based Views, yaitu pandangan strategik yang berbasis pada
power yang besar dapat dicapai melalui kerjasama yang kuat dengan organisasi
lain, yang diperoleh karena perusahaan akan memiliki networking yang kuat.
Teori dalam studi ini berbasis pula pada social exchange theory, khususnya yang
dikembangkan oleh Morgan dan Hunt (1994) yaitu the commitment-trust theory.
435
Basis teori berikutnya adalah resource based views, yang berpandangan
merupakan asset strategis bagi organisasi. Dimana, asset strategis yang dimiliki
teori kedua yang dominan digunakan dalam studi ini adalah power theory.
Studi ini mengkaji secara teoretis dan empiris kedua basis teori tersebut
pariwisata di Indonesia.
memiliki peran yang berbeda tetapi tetap diarahkan untuk mencapai tujuan-
dapat digunakan secara bersamaan. Dalam studi ini terbukti pula bahwa untuk
436
2. Kekuatan memaksa dalam hubungan pemasaran berperan untuk
hubungan harmonis dan jangka panjang, karena pada dasarnya setiap pelaku
direspon lebih baik dibanding untuk merubah sesuatu. Jadi, pelaku bisnis
(manusia) akan lebih mudah mengikuti aturan, ajakan, atau paksaan yang
terselubung dibanding merubah apa yang telah ditetapkan. Kondisi ini tidak
para ahli dengan beragam variabel, studi ini mengelompokkan variabel ini
kedalam tiga veriabel yaitu: loyalitas, keeratan hubungan dan pesan berantai
positif. Terdapat dua alasan utama dalam pemilihan ketiga variabel tersebut: (1)
antar organisasi secara teoretis dan konseptual para ahli menyebutkan pada ketiga
variabel tersebut (Palmer 1996, Hennig-Thurau 2000); (2) alasan kedua bahwa
modal sosial yang diperoleh dari perilaku positif dari para pelaku bisnis dalam
437
positif. Variabel-variabel ini dalam suatu jejaring atau hubungan kerjasama adalah
modal potensial untuk memperoleh hasil yang jauh lebih besar bila dibanding
dikerjakan secara individual (Axelrod 1984, 2003, dan Berry and Gresham 1986).
kerjasama, maka nilai-nilai hubungan jangka panjang tetap dapat diraih, dan
tidak akan merusak nilai-nilai hubungan yang dihasilkan. Sehingga studi ini
bertolak belakang dengan studi Morgan and Hunt (1994) menyatakan bahwa
karena itu, hasil studi ini mendukung temuan para ahli yang menyatakan
theory” yang dikemukakan oleh Emerson (1962), El-Ansary and Stern (1972),
oleh GrÖnroos 1994, Ganesan 1994, Berry 1983, Palmer 1996. Jadi, hasil
438
sosial (social capital) yang dimiliki. Temuan ini juga mendukung ”Social
Exchange Theory” yang menyatakan ”ikatan struktural dan ikatan sosial akan
al 2007)
3. Hasil studi ini menyimpulkan bahwa loyalitas dan komitmen relasional adalah
intensif, sehingga studi ini mendukung temuan-temuan studi Morgan and Hunt
1994, Geyskens 1996, Moorman, et al 1992. Oleh karena itu, secara teoretis
kualitas hubungan tersebut. Jika hubungan dijalin dengan saling percaya maka
Relationship). Jadi secara teoretis, hasil studi ini mendukung ”Market Based
capital) bagi perusahaan yang sulit ditiru pihak lain. Temuan ini juga
439
kepercayaan dan komitmen adalah perilaku pertukaran relasional positif yang
5. Hasil studi ini menguatkan bahwa kerjasama bukanlah sebagai outcomes akhir
loyalitas, keeratan hubungan antar organisasi, dan pesan berantai positif. Jadi,
theory dari Morgan and Hunt (1994) belumlah memenuhi hukum lawlikes
kerjasama.
Studi ini juga diilhami dari studi Hoffman (2000), Piercy and Lane
keunggulan bersaing berkelanjutan. Oleh karena itu, studi ini melakukan kajian
strategic marketing outcomes. Dari hasil studi ini diperoleh beberapa temuan yang
440
dominan dalam menciptakan sinergitas kerjasama antar organisasi pengelola
cepat dan mudah akses pasar, cepat menghadapi perubahan dan menghadapi
persaingan, omzet penjualan lebih besar , penghematan biaya relatif tinggi dan
pada akhirnya perusahaan akan memperoleh laba lebih banyak dibanding tidak
melakukan kerjasama.
maka secara langsung kondisi tersebut akan berdampak positif terhadap posisi
dibanding rata-rata ratio industri (perusahaan yang satu line of business) Jadi,
441
studi ini mendukung studi Bharadwaj, et al (1993), dan Zineldin and
untuk menghasilkan sesuatu yang spesifik, sulit ditiru dan dapat memberikan
dengan pihak lain, agar organisasi dapat dikelola: lebih efektif, efisien dan
adalah sebagai kondisi yang memang perlu dan harus dicapai dalam suatu
antar organisasi.
442
5. Sinergitas kerjasama berperan penting sebagai media antara hasil-hasil
studi ini dapat didesain model yang mengintegrasikan ketiga model empirik
tersebut, sehingga dapat menjadi kontribusi teoretis dan konseptual dalam pola
GAMBAR 5.32.
INTEGRASI MODEL-MODEL EMPIRIK dalam PEMASARAN
RELASIONAL DAN STRATETIC MARKETING OUTCOMES
LOYALITAS KINERJA
PEMASARAN
KEPERCAYAAN
PESAN
KOMITMEN
KOMITMEN SINERGITAS
KERJASAMA
KERJASAMA BERANTAI
RELASIONAL
RELASIONAL KERJASAMA
POSITIF
KEKUATAN
KEKUATAN
MEMAKSA
MEMAKSA
KEERATAN KEUNGGULAN
HUBUNGAN POSISIONAL
BERSAING
model teoretikal dasar yang telah dibangun dalam studi ini, maka dapat
443
dikembangkan model kerjasama pemasaran berlandaskan pada konsep
444
GAMBAR 5.33.
MODEL TEORETIKAL HUBUNGAN KERJASAMA ANTAR
ORGANISASI BERBASIS RELATIONSHIP MARKETING
(RELATIONSHIP MARKETING MODELS )
PESAN
KOMITMEN SINERGITAS
KERJASAMA BERANTAI
POWER MODE RELASIONAL KERJASAMA
POSITIF
KEKUATAN
MEMAKSA KEUNGGULAN
KEERATAN
POSISIONAL
HUBUNGAN BERSAING
bangun teoretik, dan hasil kajian empirik dalam studi ini. Teori-teori dasar yang
melandasi adalah teori organisasi yang berbasis market based views dan resources
based views. Pandangan market based bahwa untuk mencapai hasil-hasil strategis
445
Relationship marketing dibangun oleh para ahli pemasaran dengan
berbagai pendekatan teori, konsep dan paradigma, seperti: social exchange theory,
kemampuan yang dimilikinya untuk mencapai kondisi tersebut. Oleh sebab itu,
446
organisasi lain. Nilai hubungan jangka panjang tersebut diperoleh dari kualitas
melengkapi teori yang diajukan Morgan and Hunt (1994) yang menyatakan
El-Ansary and Stern (1972) dan telah dibuktikan pula oleh Gaski and Nevin
(1985), Anderson and Narus (1990), Chatterjee (2007), Frazier and Rody
bukan melekat pada orang tetapi melekat pada pertukaran sosial, karena setiap
447
penggunaan kekuatan memaksa untuk merubah cenderung akan mengganggu
komitmen relasional dan kerjasama. Oleh karena itu, para pelaku bisnis
bisnis.
448
seller expertise (Palmer and Bejaou 1994) dan conflict, willingness to invest,
kualitas hubungan berupa output yang akan diperoleh dari proses pertukaran
kerjasama)
Model yang dibangun dalam studi ini, semakin menguatkan teori-teori tentang
bisnis jangka panjang (Anderson and Weitz 1992, Gundlach, et al 1995, Hunt
and Morgan 1994). Diberbagai bukti empiris yang dikaji oleh banyak ahli
integral dari hubungan bisnis jangka panjang (Anderson and Weitz 1992,
449
Gundlach, et al 1995, Eagly 1992, Morgan and Hunt 1994). Dalam banyak
bahwa komitmen memiliki tiga dimensi yang berbeda, yaitu: (1) afektif, yaitu
komitmen yang sebagai sikap positif terhadap hubungan masa depan, (2)
bahwa hubungan yang ada akan berlangsung sepanjang waktu (Garbarino and
Johnson 1999).
pelaku bisnis yang perlu dikembangkan adalah perasaan suka, saling memberi,
ikatan sosial yang kuat akan mendorong para pelaku organisasi memiliki
450
yang lebih kuat dan akan menyebabkan para pelaku bisnis sulit mengakhiri
konsumen akhir.
Hasil-hasil ini diperoleh dari berbagai aktivitas pemasaran, dalam model ini
perusahaan, merupakan asset baru yaitu sebagai modal sosial (social capital)
451
kerjasama yang telah mencapai kondisi ini akan mudah untuk meraih kondisi
pemasaran strategis. Karena ikatan sosial yang dibangun dan dihasilkan dalam
bentuk ikatan emosional jauh lebih sulit dicapai dibanding dengan ikatan yang
dibangun atas dasar ikatan struktural. Namun apabila telah diraih maka ikatan
sosial jauh lebih kuat dibanding ikatan struktural (Wilson and Mummalaneni
1988).
pencapaian kinerja pemasaran yang tinggi. Hal ini sangat mungkin, karena
hubungan antar organisasi tidak dapat lepas dari hubungan antar manusia.
1988)
kolaborasi dan strategi aliansi adalah issu yang sangat tajam saat ini.
semakin dibuktikan oleh banyak ahli dan pelaku bisnis adalah pilhan strategis
452
menyiapkannya”. Bersaing adalah naluri manusia (Hensler 2000) yang akan
mendapatkan lebih banyak (omzet dan share), menjadi lebih efisien bahkan
(Zineldin and Bredenlőw 2003, Mac Donald 1991, Kotabe and Swann 1995).
akan memperoleh hasil ekonomis dan organisasional melebihi dari bekerja secara
sosial dalam bentuk kesetiaan, keeratan hubungan dan komunikasi positif akan
merupakan asset startegis dan merupakan social capital bagi perusahaan untuk
perusahaan untuk mengelola bisnisnya, sehingga dapat bekerja lebih baik dari
453
rata pesaing/pasar. Sinergitas kerjasama yang dicapai dan posisi unggul dalam
kinerja ekonomis dan organisasional, dalam model ini adalah kinerja pemasaran
Jadi, secara keseluruhan model ini mendukung apa yang disampaikan oleh
secara teoretis model ini dapat menuntun bagaimana pola hubungan yang dapat
Relationship Marketing.
454
perilaku positif dan kemampuan memaksa untuk mengendalikan kerjasama
tersebut.
pada sektor lain, karena bukti empiris membuktikan bahwa tidak pernah suatu
Namun, karena studi ini dikaji pada industri yang memiliki karakteristik saling
pada organisasi yang memiliki karakter sama atau hampir sama dengan sektor
interdepedency).
tidaklah cukup hanya didasarkan pada kepentingan kedua belah pihak saja tetapi
organisasi, yaitu:
455
4) Memberikan hak secara proporsional dengan rekan bisnis
1.Kerjasama dibangun oleh dua atau lebih orang, grup, organisasi yang
memiliki hasrat kuat untuk menjalin hubungan harmonis
6.Setiap entitas memiliki landasan etik dan norma yang mulia, sejak awal
sebelum dilangsungkan kerjasama telah memiliki komitmen tinggi untuk
mencapai hubungan yang berkesinambungan (sustainable long-term
relationships), dan
456
Selanjutnya, pihak-pihak manajemen yang menjalin hubungan pemasaran
sehingga target strategis tersebut tidak akan tercapai manakala tidak dikendalikan.
adalah kekuatan memaksa untuk mendesak kedua belah pihak dalam mematuhi
pelaku bisnis ini akan tetap melakukan perubahan jika perubahan itu benar-benar
rekanan, selalu berkehendak untuk memperoleh hasil optimal atas kerjasama yang
dilakukan, dan tidak hanya mementingkan kepentingan sepihak saja adalah modal
dasar untuk mengembangkan kerjasama yang intensif dalam bisnis pariwisata ini.
457
5.4.2. Upaya menciptakan dan membangun Nilai-nilai hubungan jangka
panjang.
458
rekanan. Saling melibatkan antar rekanan akan diperoleh hasil yang lebih:
3. Para pelaku bisnis dalam industri pariwisata perlu meyakini bahwa kerjasama
perusahaan akan sulit mencapai nilai perusahaan (corporate value) yang tinggi
(Kaplan and Norton, 2004, Clark, et al 2006, dan Rob McLean. 2006).
4. Implementasi dari model hubungan pemasaran ini akan bekerja semakin baik
459
Pemahaman ini menjadi penting, karena kekuatan memaksa atau kemampuan
mendesak pihak lain untuk mematuhi atau merubah sesuatu berkaitan dengan
memahami aspek situasi dan kondisi perilaku pelaku organisasi yang lain.
dengan pihak lain. Misal, orang Jawa yang selalu mengedepankan kesantunan
dalam berbahasa tutur dan laku, maka kekuatan memaksa dapat menjadi
efektif manakala disampaikan terlebih dahulu kondisi yang ingin dicapai bila
mengikuti atau merubah seperti apa yang dikehendaki. Perintah tidak langsung
akan lebih mudah dicerna dan diikuti oleh sebagian besar masyarakat Jawa
460
5.5. Implikasi Kebijakan Publik
dimana secara teoretis dan empiris yang telah dikaji dalam studi-studi terdahulu
dan studi ini, bahwa industri pariwisata memiliki karakteristik saling bergantung
(interdependency) antar organisasi (Jago and Shaw 1998, Falcon and Medina-
Munoz 1999, Midleton 2001, dan Stokes 2003). Jadi, secara keseluruhan
maka terdapat tuntutan strategis yang harus diperhatikan oleh pelaku bisnis ini dan
para pejabat pemerintah yang terkait. Perlu dan harus didesain strategi
Culture and Resources). Hal ini penting, agar keuntungan ekonomis dari industri
pariwisata dapat dinikmati oleh para pelaku bisnis lokal sehingga dapat
461
Secara operasional dapat dipetakan hubungan kerjasama pemasaran ini
retail travel agencies, wholesale travel agencies, tour organizers, dan event
sites; perusahaan food and baverages (restoran, kafetaria, pubs, dan katering;
yang mengorganisir tour agensi, dan asosiasi tour agensi). Walaupun perusahaan-
perusahaan tersebut beroperasi secara independen dan selalu bersaing satu sama
lain, namun perusahaan tersebut adalah bagian dari keseluruhan sistem dalam
industri ini.
Oleh karena itu, hubungan pemasaran antar organisasi ini perlu dibuat
462
diagramatik pola kerjasama tersebut dapat dibuat dalam bentuk diagram sebagai
berikut:
GAMBAR 5.34
POLA HUBUNGAN ANTARA PERUSAHAAN DALAM INDUSTRI
PARIWISATA DI INDONESIA
PERUSAHAAN
AKOMODASI
PERUSAHAAN-PERUSAHAAN
LAINNYA (HANDICRAFT,
PERDAGANGAN)
Sumber: Dirangkum dari temuan studi dan dikembangkan dari Clark, et al 2006 dan
Midellton, 2001.
Alasannya, instansi ini memiliki karakteristik dan birokrasi yang sangat berbeda
kerja efektif, efisien, dan produktivitas tinggi merupakan tuntutan dan keharusan.
463
Berdasarkan Gambar 5.34. dapat dijelaskan bahwa koordinator berperan
wisatawan. Pola hubungan ini dibangun atas dasar perilaku positif, yaitu saling
dinikmati oleh investor asing dan swasta yang sangat kuat dalam bisnis ini. Akan
dinyatakan oleh Stokes (2003, 2006) ahli pariwisata dari Grifith University yang
pariwisata tidak akan pernah tumbuh dengan cepat tanpa atmospir yang kondusif
baik berasal dari masyarakat lokal maupun yang diciptakan oleh pemerintahan
464
mengkoordinasikan strategi-strategi pariwisata sampai pada tingkat implementasi,
wisata maka potensi sumberdaya lokal akan dapat memberikan nilai tambah
kepada perekonomian rakyat, jika tidak maka akan terjadi ketimpangan antara
wisata.
465
kembangkan wilayah tujuan wisata potensial di Indonesia secara terintegrasi
prasarana wisata yang dikelola oleh swasta maupun BUMN yang ada
didaerah-daerah.
strategisnya akan lebih terkoordinir, tepat waktu dan efisien. Oleh karenanya
dan nasional.
466
dan pemangku kepentingan lainnya. Sehingga terbangun sistem informasi
wisata (saat ini belum ada), dan dikemas paket-paket wisata berdasarkan tiap-
Indonesia. Jika ini dilakukan, kita akan memperoleh hasil yang tidak hanya
akan semakin berimbang, dan akan memberikan wawasan nusantara bagi para
anak bangsa. Untuk melaksanakan ini dibutuhkan komitmen dari pelaku bisnis
pelaksana).
467
5.6.Keterbatasan Penelitian.
perlu disampaikan dalam setiap hasil studi, karena banyak hal yang tidak dapat
ditangkap dalam model penelitian. Oleh karena itu, keterbatasan dalam studi ini
antara lain:
Jadi, model teoretikal ini perlu dilengkapi dengan model yang dibangun dari
diatasi oleh software SEM seperti Lisrel dan AMOS, namun tetap sering
model empirik I terdapat dua kriteria yang nilainya marginal, yaitu: nilai
468
kriteria yang nilainya marginal, yaitu: nilai GFI=0,872 dan AGFI=0,850
apabila memiliki kemampuan menjelaskan 100%, yang dilihat dari nilai R2=1.
a. Model empirik I.
sempurna.
469
3). Nilai R2 Keeratan Hubungan = 0,38; Pesan Berantai Positif nilai R2 =
dalam model.
hubungan ini cukup tinggi, melebihi 0,5, namun masih jauh dari 1.
Jadi, masih banyak variabel lain yang perlu digali untuk menjelaskan
sinergitas kerjasama.
kajian.
kajian.
470
4. Keterbatasan sampel. Setting studi ini untuk menguji teori commitment and
trust dan power theory, yang kemudian dipilih organisasi pariwisata sebagai
1. Perlu dilakukan penelitian lanjutan atas hipotesis 1 yang tidak terbukti dari
studi ini, dengan melakukan studi secara spesifik untuk mengkaji dampak
relationship marketing.
471
3. Oleh karena studi ini salah satu dasar pijaknya adalah Model yang
menyumbang tidak terbuktinya hipotesis ini, karena sampel dalam studi ini
Oleh karena itu, untuk memperkaya kajian-kajian empirik dalam konteks dan
konsep yang sama diperlukan studi pada objek yang memiliki karakteristik
informasi, serta aspek tanggung jawab sosial dan ecological (ekologi). Untuk
khususnya untuk pola hubungan dalam industri pariwisata. Kajian ini akan
472
DAFTAR PUSTAKA
473
Arndt.J. 1967, ”Role of Product-related Conversations in the Diffusion of New
Product”, Journal of Marketing Reserach. Vol 4(3), August ,pp.292-304.
Athiyaman,A. 1995.“The interface of tourism and strategy research: an analysis”.
Tourism Management. Vol. 16 (6), pp.447-453.
_______, and Robertson. R.W. 1995. “Strategic planning in large tourism firms:
An empirical analysis”. Tourism Management. Vol.16.(3), pp.199-205
Axelrod, Robert. 1984. The Evolution of Cooperation. New York, Basic Books.
_______,2000. On six expand in Cooperation Theory. Prepared for a Special Issue
of Analyse & Kritik on The Evolution of Cooperation, School of Public
Policy, University of Michigan. [email protected]
Ayse Banu Elmadag., Alexander, E.Ellinger, and George. R, Franke. 2008.
“Antecedence and Concequence of Frontline Service Employee
Commitment to Service Quality”. Journal of Marketing Theory and
Practice. Vol 16(2).Spring, pp.95- 110.
Bagozzi, Richard P.1974. Marketing as An Organized Behavioral System of
Exchange. Journal of Marketing, Oktober, pp.77-81
_______.1975. Marketing as Exchange. Journal of Marketing. Vol 4, pp.69-75.
Baker, Thomas L., Penny M. Simpson, and Judy A. Siguaw. 1999. “The Impact of
Suppliers’ Perceptions of Reseller Market Orientation on Key Relationship
Constructs.” Journal of the Academy of Marketing Science. 27 (Winter),
pp.50-57.
Barnes, James G. 1994. “The Issue of Establishing Relationships with Customers
in Service Companies: When Are Relationships Feasible and What Form
Should They Take?” paper presented at the Third Annual “Frontiers in
Services” Conference, Owen Graduate School of Management, Vanderbilt
University, Nashville, Tennessee, October, pp. 6-18
Barney Jay. 1991. Firm resources and sustained competitive advantage. Journal of
Management, Vol. 17(1): 99–120.
_______.2002. “Gaining and Sustaining Competitive Advantage”. 2thEd, Prentice
Hall, New Yersey.
_______.1999. “How a Firm Capabilities Affect Boundary Decesions”. Sloan
Management Review, pp.137-145.
Baum, JAC, Greve HR (eds). 2001. Multiunit Organization and Multimarket
Strategy, Vol. 18. JAI Press.Stamford. CT.
_______, and Korn. H.J. 1996. “Competitive dynamics of interfirm rivalry”.
Academy of Management Journal. Vol.39(2): 255–291.
Beatty, Sharon. E., Lynn R. Kahle, and Pamela Homer. 1988. “The Involvement-
Commitment Model: Theory and Implications.” Journal of Business
Research. 16 (March), pp.149-167.
Bendapudi, Neeli, and Leonard L. Berry. 1997. “Customers’ Motivations for
Maintaining Relationships with Service Providers.” Journal of Retailing.
73 (Spring), pp.15-37.
474
Berry, Leonard.L. 1983. “Relationship Marketing”: in Emerging Persfective on
Services Marketing. American Marketing Association. pp 25-28.
_______.1995. “Relationship Marketing of Services-Growing Interest, Emerging
Perspectives”. Journal of the Academy Marketing Science. Vol. 23 (4), pp.
236-245.
_______,and A.Parasuraman. 1991. Marketing services: Competing throught
quality. New York, NY: The Free Press.
_______,and Zeithaml, Valarie.A .1991, “Perceived Service Quality as a
Customer-Based Performance Measure: An Empirical Examination of
Organizational Berriers Using an Extended Service Quality Model”,
Human Resource Management (1986-1998), Vol.30 (3). pp.335-364
Bharadwaj, S.G., Varadarajan. P.R, and Fahy. J. 1993. “Sustainable Competitive
Advantage in Service Industries”: A Conceptual Model and Research
Propositions. Journal of Marketing. Vol.57 (Oktober), pp.83-99.
Bhat, Sushma. 2004. “The Role and Impact of Strategic Alliances and Networks
in Destination Marketing: The Development of www.purenze.com”. The
International Journal of Tourism Research. Vol 6 (4). Jul/Aug. Pp.303..
Bitner, Marry. Jo. 1990. “Evaluating Service Encounter: The Effect of Physical
Sorroundings and Employee Responses” Journal of Marketing. Vol. 54
(April), pp 69-82.
________.1995. “Building Service Relationships: It’s All about Promises,”
Journal of the Academy of Marketing Science, 23 (Fall), 246-251.
Blackwell, Steven.A., Sheryl L. Szeinbach., James H. Barnes., Dewey.W. Garner,
and Victoria Bush. 1999. “The Antecedents of Customer Loyalty: An
Empirical Investigation of the Role of Personal and Situational Aspects on
Repurchase Decisions.” Journal of Service Research. 1 (May), pp.362-
375.
Blau, Peter M. 1964. Exchange and Power in Social Life. New York, NY: Wiley
and Sons, Inc.
Bone, Paula Fitzgerald., Subbash, Sharma, and Terence. A, Shimp. 1989. “A
Bootstrap Procedure for Evaluating Goodness-of-Fit Indices of Structural
Equation and Confirmatory Factor Models”. Journal of Marketing
Research.” Vol.26, Feb, pp.105-111.
Boulding, et al. 1993. “A Dinamic Process Model Of Service Quality”. Journal of
Marketing Research.Vol. 30 (February), pp 7-27.
Bourgeois,L.J, and Brodwin, D.R. 1984. “Strategic implementation, five
approaches to an elusive phenomenon”. Strategic Management Journal.
Vol.5.pp,241-264.
Brady, Regina. 2006. “ Create Synergy: How to Succesfully integrate e-mail into
your marketing mix”. Target Marketing. Apr 2006, Vol.29(4), April,
pp.25.
475
Brown, James.R, and Gary, Gar. 1979. Channel cooperation: Its relationaships to
channell performance, In Contemporary issues in Marketing Channels.
eds. R.F Lusch and P.H.Zinner, pp.87-101.
_______, Lusch, Robert.F, and Carolyn Y.Nicholson. 1995. “Power and
Relationship Commitment: Their Impact on Marketing Channel Member
Performance. International Journal of Research in Marketing. Vol-12,
pp.333-354.
Brush. TH,, Bromiley P, and Hendrickx M. 1999. “The relative influence of
industry and corporation on business segment performance: an alternative
estimate”. Strategic Management Journal.Vol. 20(6).pp. 519–547.
Bucklin, Louis P, and Sanjit Sengupta. 1993. ”Organizing Successful Co-
Marketing Alliances.” Journal of Marketing.” Vol.57 (2), pp.32-46.
Burnett, Ken. 1992. Strategic Customer Alliance. Pitman Publishing, London.
Buttle, Francis A. 1994. “New paradigm research in marketing” European
Journal of Marketing. Vol.28, 8,9. pp.9
_______. 1996. “Relationship Marketing Theory and Practise”. London: Paul
Chapman.
Chaganti.R., and Sambharya,R. 1987. Strategic Orientation and Characteristics of
Upper Management”, Strategic Management Journal. Vol 8, pp.393-401.
Chan, Syafruddin. 2003. “Relationship Marketing: Inovasi Pemasaran Yang
Membuat Pelanggan Bertekuk Lutut”, edisi 2, Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta.
Chase, Rory L. 2005. “Synergy”. Journal of Knowledge Management. Vol. 9 (6),
pp.3-12.
Chatterjee, Sayan. 2007. “Why is synergy so difficult in mergers of related
businesses?”. Strategy Leadership. Vol.35 (2), pp.46-52.
Chon, K.S, and Olsen, M.D. 1990. “Applying the strategic management process in
the management of tourism organisations”. Tourism Management .
Sptember, pp.206-213.
Chong Ju Choi, Tarek Ibrahim Eldomiaty and Sae Won Kim. 2007. “Consumer
Trust Social Marketing and Ethics of Welfare Exchange”. Journal of
Business Ethics. Vol.74 (Springer). pp.17–23
Chong Tek Aik. 2005. “The Synergies of Learning Organization: Visual Factory
Management and The Job Training”. Performance Improvement. Vol.44,
(7). Agustus, pp.15.-22
Chris Ellegaard. 2006: Research Paper. The impact of relational assumtions on
the task of influencing suppliers. Journal of Business and industrial
marketing. pp 131-140
Chris-Lucas. 2005. Value Metascience and Synergistic Choice. www.Chris-
Lucas.com
Clark,H.Bruce., Abels V.Andrew, dan Ambler, Tim. 2006. “An Information
Processing Model of Marketing Performance Measurement”. Journal of
Marketing Theory and Practice. Summer 2006, Vol.14(3), pp.191-208.
476
Coase, Ronald H. 1937. The Nature of The Firm. Economica n.s.4 (chapter2):
pp.386.
Cook, Karen.S., Coye, Cheshire, and Alexandra Gerbasi. 2004. Power
Dependence and Social Exchange. Department of Sociology, Stanford
University.http://www.ischool.berkeley.edu/~coye/papers/ powerdep
101204rev.pdf
Cooper,C.1997. “The contribution of lifecycle analysis and strategic planning to
sustainable tourism”. Dalam S. Wahab & J.Piagram (editorial). Tourism
development and growth: the challenge of sustainability. pp.78-94,
London, Routledge.
Corning,A.Peter. 1998. “Synergy Another Idea Whose Time Has Come?.”
Journal of Social and Evolutionary System. Vol 21.pp.1-9.
Covey,Steven.R. 2000. “The seven habits of highly people”.
Craig, John.D. 2005. “Northwest synergy: a lesson in effective collaboration”.
Healthcare Financial Management. Vol.59, (4) April.pp.108-117.
Craveens, David.W. 1994. Strategic Marketing 4th.ed. Irwin, Chicago.
Cronin,Jr., J.Joseph, and Thomas Baker. 1993. “The Effects of a Distributor’s
attribution of manufacturer influence on the distributor’s performance and
satisfaction”. Journal of Marketing Channels”. pp.83-110.
_______, Michael.K,Brady., Thomas.G, and Hult.M. 2000. ”Assessing The
Effects of Quality, Value, and Customer Satisfaction on Consumer
Behavioral Intentions in Service Environments.” Journal of Retailing”.
Volume 76 (2) pp.193-218
Crosby, Kenneth., R. Evans, and Deborah, Cowles. 1990. “Relationship Quality in
Services Selling: An Interpersonal Influence Perspective”. Journal of
Marketing. Vol.54 (July), pp.68-81.
D’Aveni.R.1994. Hypercompetition: Managing the Dynamics of Strategic
Maneuvering. Free Press: New York.
Dahl, Robert.A. 1957. “The Concept of Power”. Journal of Behavioral Science.
Vol.2 (Juli), pp.201-215.
Dahlstorm, Robert., Kevin.M., Mc.Neilly, and Thomas.W,Speh. 1996. ”Buyer-
Seller Relationship in the Procurement of Logistical Services”. Journal of
the Academy of Marketing Science. Volume 24,No.2,pages 110-124
Daniel.J,Flint., Robert.B.Woodruff, and Sarah Fisher, Gardial. 2002. “Exploring
the Phenomenon of Customers’ Desired value Change in a Business-to-
Business Context”. Journal of Marketing. Vol 66(4), pp.102-117.
David A. Robinson., Davidsson,Per., Hennie van der Mescht, and Philip Court.
2007. “How Entrepreneurs Deal with Ethical Challenges–An Application
of the Business Ethics Synergy Star Technique, Journal of Business
Ethics. Vol. 71, pp.411–423
Day, George S. 2000. ”Managing Market Relationships”. Journal of the Academy
of marketing Science. Volume 28, No 1, pages 24–30.
477
_______,and Wensley,R. 1988. “Assesing Advantages: A Framework for
Diagnosing Competitive Superiority”. Journal of Marketing, Vol 52
(April), pp. 1-20.
De Jouvenel,B.1982. On Power: its nature and the history of its growth. New
York, NY: Viking Press.
deGeus, Arie P. 1988. “Planning as Learning”. Harvard Business Review. Vol.66
(March-April).pp.70-74.
Dharmmesta, Basu Swastha. 1999. Loyalitas Pelanggan: Sebuah Kajian
Konseptual Sebagai Panduan Bagi Peneliti. Jurnal Ekonomi dan Bisnis
Indonesia. Vol.14 (3). Pp.73-88.
Dick, Alan S and Basu, Kunal. 1994. ”Customer Loyalty: Toward an Integrated
Conceptual Framework”. Journal of the Academy of marketing Science.
Vol.22, No 2, pp.99–113.
Dinker Raval., Bala Subramanian, and Bina Raval. 2007. Aplication of the
Relationship Paradigm to Social Marketing. Competition Forum. Vol.5(1),
pp.1-8.
Doherty, A.M. and Quinn. B. 1999. “International retail franchising: an agency
Theory perspective”. International Journal of Retail & Distribution
Management. Vol. 27 No. 6, pp. 224-66.
________., and Nicholas Alexander. 2006. “Power and control in International
retail franchising”, European Journal of Marketing. Vol. 40 No. 11/12, pp.
1292-1316
________, and Quinn, Barry. 2000. “Power and Control in International Retail
Franchising Evidence from Theory and Practice”. International Marketing
Review. Vol 17 (45), pp.354-372.
Doney, Patricia.M., and Canon J.P. 1997. “An Examination of Nature of Trust in
Buyer- Seller Relationship”. Journal of Markting Science.
Dorsch, Michael J., Scott R. Swanson, and Scott W. Kelley. 1998. “The Role of
Relationship Quality in the Stratification of Vendors as Perceived by
Customers.” Journal of the Academy of marketing Science. 26 (Spring),
pp.128-142.
Doughlas,Thomas J and Ryman , Joel.A. 2003. “Understanding Competitive
Advantage in The General Hospitality Industry: Evaluating Strategic
Competence.
Drucker, Peter. 1996, ”Non profit prophet”, The Aliance Analyst, www.alliance
analyst. Com. di akses oktober 2007.
Duarte.M., and Davies.G. 2000, “Trust as a Mediating variable in a complex
model of channel member behaviour”, IMP Conference Proceedings,
Accessed 2/10/03. htttp:/www.bath.ac.uk/imp/pdf/139_ DuarteDavies. pdf
Dweyr.F,Robert., Paul.H, Schurr, and Sejo Oh. 1987.”Developing Buyer-Seller
Relationship.” Journal of Marketing. Vol.51 (April). pp.11-27
478
Dyer.J.H., and Singh.H. 1998. “The Relational View: Cooperative Strategy and
sources of Inter-organizational competitive advantages”. Academy of
Management Review. Vol.23 (4).pp.660-679.
Eagly,Alice.H. 1992. ”Uneven Progress: Social Psychology and the Study of
Attitudes”. Journal of Personality and Social Psychology. Vol.63, No.5,
pp.693-710
Egan, John. 2001. Relationship Marketing: Exploring Relationship Strategies in
Marketing. 1th ed. Pearson Education Limited, England.
El-Ansary, Adel.I, and Louis .W, Stern. 1972. “Power Measurement in the
Distribution Channel”. Journa of Marketing Research.Vol.9, Februari.
Ellias.S.M. & Loomis. R.J. 2004. “ The Effect of Instructor gender and
race//ethnicity on gaining compliance in the classroom. Journal of Applied
Psychology. Vol.34 (5), pp.937-958.
Emerson, Richard.M. 1962. “Power-Dependence Relations”. American
Sociological Review. 27 (Feb), pp.31-41
Ferdinand, Augusty,T. 2000. Manajemen Pemasaran, Sebuah Pendekatan
Strategik, Research paper, MM-UNDIP.
________.1999. Strategic Pathways Toward Sustainable Competitive Advantage.
Desertation, Southern Cross University, Australia.
_______.2002a. Kualitas Strategi Pemasaran: Sebuah Studi Pendahuluan”.
Journal Sains Pemasaran Indonesia. Vol.1 (1) Mei. pp.107-119.
_______.2002-b. Structural Equation Modeling Dalam Penelitian Manajemen.
Edisi 2, Bagian Penerbitan UNDIP, Semarang.
_______.2006. Metode Penelitian Manajemen: Pedoman Penulisan Skripsi. Tesis,
dan Disertasi Ilmu Manajemen, ed.1. BP-UNDIP
_______.2002c. Marketing Strategy Making: Proses dan Agenda Penelitian.
Jurnal Sains Pemasaran Indonesia. Vol 1,hal 1-22.
File, Karen Maru, Dianne S. P. Cermak, and Russ Alan Prince .1994. “Word-of-
Mouth Effects in Professional Services Buyer Behavior,” Service
Industries Journal, 14 (July), 301-314.
Fisher, Joseph. G. 1998. “ Contigency Theory, Management Control Systems:
Past Result and Future Direction. Behavioral Research in Accounting.
Vol.10.pp.47-64
Fornell, Claes. 1992. “A National Customer Satisfaction Barometer: The Swedish
Experience.” Journal of Marketing. Vol.56 (January), pp.6-21.
Fournier, Susan., Susan Dobscha, and David Glen Mick. 1998. “Preventing the
Premature Death of Relationship Marketing.” Harvard Business Review.
vol.76 (January-February), pp.42-51.
Frazier, Gary.L, and Raymond C. Rody. 1991. “The Use of influence strategies in
inter-firm relationship in industrial product channels”. Journal of
MarketingScience. Vol. 55, (Januari) , pp.52-69
479
_______.1983. “Inter-oragnizational Exchange behavior in marketing channels: A
broadened perspective”. Journal of marketing Science.Vol.47: pp.68-78
_______.1999. “Organizing and Managing channels of distribution”. Journal of
the Academy marketing Science”. Vol.27 (2): pp.226-240.
_______, dan M.Lassar, Walfried. 1996. “Determinat of Distribution Intensity”.
Journal of Marketing.Vol 60 (Oktober),pp.39-51.
French, Jhon. R.P.Jr, and Berthtram, Raven. 1959. The bases of Social Power
dalam Darwin Cartwight (ed), Studies in Social Power, pp.150-167, Ann
Arbor, Instititute of Social Research, University of Michigan.
Futrell, Charles. M. 2000. ABC’s Relationship Selling. International Edition 6th
editions, The McGraw-Hill Companies, Singapore.
Galbraith, Jhon.K.1983. The Anatomy of Power. Boston, MA: Houghton Mifflin.
Ganesan, Shankar. 1994. “ Determinant of Long Term Orientation in Buyer-Seller
Relationship”. Journal of Marketing. Vol 58 (April 1994), pp.1-19.
Garbarino, Ellen and Mark S. Johnson. 1999. ”The Different Roles of
Satisfaction, Trust, and Commitment in Customer Relationships.” Journal
of Marketing. 63 (April), pp.70-87.
Garcia-Falcon, Juan Manuel and Medina-Munoz, Diego. 1999.“The relationship
between hotel companies and travel agencies: An empirical Assesment of
The United States Market”. The Service Industries Journal. Vol.Oct
19.(4). pp. . 102-122
Gaski, John.1984. “The theory of power and conflict in channels of distribution”,
Journal of Marketing. Vol.48. pp. 9-29.
_______.1986. “Interrelations among a channel entity’s a power sources: impact
of the exercise of reward and coercion on expert, referent, and legitimate
power sources”. Journal of Marketing Research. Vol.23 (February).
pp.62-77.
________, and John.R, Nevin.1985. “The Differential Effect of Exercised and
Unexercised Power Sources in a Marketing Channel”. Journal of
Marketing Research. Vol.22, Mei, pp.130-147.
Getz,D. 2000. “Defining the field of event management”. Event Management.
Vol.6, pp 1-3.
Geykens, Inge., Jan Benedict E.M., Steenkamp, and Nirmalya, Kumar. 1999. ”A-
Meta Analysis of Satisfaction in Marketing Channel Relationship”.
Journal of Marketing Research. Mei, pp.1-16.
________., Jan-Benedict.E.M., Steenkamp, Lisa K. Scheer, and Nirmalya Kumar.
1996. “The Effect of Trust and Interdependence on Relationship
Commitment: A Trans-Atlantic Study.” International Journal of Research
in Marketing. Vol.13 (October), pp.303-317.
Ghosh, Amit K., Joseph.W,Benoy., Gardner, John.T., Thach, Sharon.V. 2004.
”Understanding industrial distributors' expectations of benefits from
relationship with suppliers”. The Journal of Business & Industrial
Marketing. Vol. 19 (7).pp. 433-443.
480
Ghozali, Imam. 2003. Structural Equation Modeling: AMOS . Edisi 2. Bagian
Penerbitan UNDIP, Semarang.
_______.2004. Multivariate Analysis. Edisi 2. Bagian Penerbitan UNDIP,
Semarang.
_______.2005. Structural Equation Modeling: Lisrell . Edisi 1. Bagian Penerbitan
UNDIP, Semarang.
________.2008. Model Persamaan Struktural: Konsep dan Aplikasi dengan
Program Amos 16.0. Edisi 3, Bagian Penerbitan UNDIP, Semarang
Gomes;,Lenn,dan Kannan Ramaswamy. 1999. An empirical examination of the
form of the relationship between multinationality and performance.
Journal of International Business Studies; First Quarter 1999, Vol.30,
1,pp. 173
Goodwin, Calthy. 1997. “Communality as a Dimension of Service Relationships.”
Journal of Consumer Psychology. Vol.5, pp.387-415.
Grant, Robert. 2000. Strategic Management. New Jersey, Prentice Hall.
GrÖnroos, Christian. 1990. “Relationship approach to the marketing function in
service contexts: the marketing and organization behaviour
interface”.Journal of Business Research, Vol.20, pp.3-11.
_______.1994a. “From Marketing Mix to Relationship Marketing : Towards a
Paradigm Shift in Marketing”. Asia-Australia Marketing Journal, Vol.2
(1).
_______.1994b. “From Marketing Mix to Relationship Marketing : Towards a
Paradigm Shift in Marketing”. Management Decision. Vol.32 NO.2. MCB
University Press Limited.
________.1997. Keynote Paper: “From Marketing Mix to Relationship
Marketing : Towards a Paradigm Shift in Marketing”. Management
Decision. Vol.35 (4). p p 332-339, MCB University Press Limited.
Guilford. I.P, and Benjamin Fruchter.1973. Fundamental Statistics in Psychology
and Eduacation. 5th ED, Mc Grawhill, Kogakusha, Ltd, Tokyo.
Gulati.R, Nohrian., and Zaheer. A. 2000. “Strategic networks”. Strategic
Management Journal. Vol 21, pp.203-215.
Gummesson.E. 1999. Total Relationship Marketing: Rethinking Marketing
Management from Ps to 30 Rs. Oxford: Butterworth Heinemann.
_______.2000. Return on Relationship (ROR): building the future with
intellectual capital. paper 5 (www.mcb.co.uk/services/conference/
nov99/rm).
_______.2002. “Total Relationship Marketing.” British Library Cataloguing in
Publication Data.
Gundllach, Gregory.T., Ravi .S. Achrol, & John T. Mentzer. 1995.”The Strucure
of Commitment in Exchange”. Journal of Marketing.Vol.59, pp.78-92
481
Hage, Jerald. 1994. Organizational theory and the concept of productivity. In
Productivity research in the behavioral and social sciences, ed. AP.Brief,
pp.91-125, New York, NY: Praeger.
Hair. J.F. Jr., Anderson, R. E., Tatham, R. L., Black, W. C. 1998. Multivariate
Data Analysis With Readings. Prentice-Hall, Inc.
_______, Rolph E. Anderson., Ronald.L. Tatham, and William C.Black. 1995.
Multivariate Data Analysis with Readings. Prentice-Hall International,
INC, Englewood Cliffs, NewJersey
Hall.C.M. 2000. “Tourism Planning: policies, processes and relationship”.
Harlowe, England, Prentice-Hall.
Hamel, Gary. 1991. Compettition For Competence and interpartner Learning
Within Stretegic Alliance. Harvard Business Review.
________,and Prahalad. C.K. 1990. “The Core Competence of The Corporation”.
Business Review, May-June, pp 79-91.
Hanagrif, Roger., Michael, Lau., Stanley, Kelley, and Marcy, Baverly. 2006.
Assessment of state Sponsored Marketing Program to Promote Rural
Tourism: A Case Study using the 2004 to 2005 Texas Yes !, Homestown
STARS Program, The Business Review, Cambridge, Vol.6 (1). pp123-
128.
Hardin, Garrret. 1968. The tragedy of the commons. Science, Vol.162, pp. 1243-
1248.
Hart, Stuart L. 1995, “A Natural-Resource-Based View Of The Firm”, The
Academy of Management Review. Okt 1995, 20, 4, pp 986-1014.
Heide, Jan. 1994. “Inter-organizational governance in marketing channels”.
Journal of Marketing. Vol.58 (January), pp.71- 85.
Heide, Jan.B, and Anne S.Miner. 1992. The Shadow of the future: Effects of
anticipated interaction and frequentcy of contact on buyer-seller
cooperation. Academy of Management Journal. Vol.35 (2). Pp.265-278.
Hennig-Thurau, Thorsten, and Alexander Klee. 1997. “Impact of Customer
Satisfaction and Relationship Quality on Customer Retention – A Critical
Reassessment and Model Development.” Psychology and Marketing.
Vol.14 (December), pp.737-765.
________. 2000. “Relationship Quality and Customer Retention through Strategic
Communication of Customer Skills.” Journal of Marketing Management.
Vol.16 (1/3), pp.55-79.
_______,Kevin.P. Gwinner, and Dwayne D. Gremler. 2002. “Understanding
Relationship Marketing Outcomes: An Integration of Relational Benefits
and Relationship Quality.” Journal of Service Research, February. pp.230-
247.
________ and Mary W. Sullivan (1993), “The Antecedents and Consequences of
Customer Satisfaction for Firms,” Marketing Science, 12 (Spring), 125-
143.
482
Hermans, Charles.M. 2003. “Direct and Indirect Effect of Coercive Power in The
Commitmen-Trust Theory of Relationship Marketing. Disertation, New
Mexico State University, Las Cruses. New mexico. E-mail:
[email protected]. di akses 21 januari 2005
_______, and Kevin J.Shanahan. 2003. Testing the commitment-Trust Theory of
Relationship Marketing in Situations of Hight and Low Coercive Power,
Forcoming in the Proceding of the American Marketing Association-
Summer Educator’s Conference (AMA), Chicago, IL, Agustus.
Heskett, James L., Thomas.O. Jones., Gary W. Loveman., W. Earl Sasser. Jr, and
Leonard A. Schlesinger .1994. “Putting the Service Profit Chain to Work.”
Harvard Business Review. 72 (March-April), 164-174.
Hitt, Michael.A., Ireland. R.D., Michael, Champ and Donald, L.Sexton. 2001.
Entrepreneural strategies For Wealth Creation. Strategic Management
Journal.
_______, Ireland,R.D, and Robert,E. Hoskisson.2003. “Strategic Management
Competitiveness and Globalization”. South-Western Publishing.
Hoffman,Nicole.P. 2000. “An Examination of the Sustainable Competitive
Advantage, Concept: Past, Present, and Future. Academy of Marketing
Science Review. Vol- 4.
Hopkins,W.E., and Hopkins,S.A. 1997. “Strategic Planning- Finacial Performance
Relationship in Banks: A Causal Examination”, Strategic Management
Journal, Vol 18 (6), pp.635-652.
Hrebiniak, Lawrence G. dan Joseph Alutto. 1972. “Personal and Role Related
Factors in The Development of Organizational Commitment”.
Administrative Science Quarterly.
Hunt, Shelby D, and John .R. Nevin. 1974. “Power in Channels of Distribution:
Source and Consequences”. Journal of Marketing Research. Vol XI (Mei),
pp.186-193.
_______.1983. Modern Marketing Theory. Cincinati, OH: Southwestern
Publishing.
______, and Morgan.R.M. 1994. “Relationship marketing in the era of network
competition”. Journal of Marketing Management. Vol.5
Jago.L. K., dan Mc.Ardle.K. 1999. A Temporal, spatial and thematic analysis of
Victoria’s special events. Research paper. CAUTHE National Research
Conference, Adelaide, pp. 113-124.
_______, and Shaw.R.N. 1998. Categorisation of special events: A market
perspective. Research paper- A Conference examining tourism issues in
New Zealand and Australia. Massey University, New Zealand.
Jamal.T.B., and Getz.D. 1995. “Collaboration theory and Community tourism
planning”. Annals of Tourism Research. Vol 22(1), pp.186-204.
Johnson, Michael.D., Eugene W. Anderson, and Claes Fornell. 1995. ”Ralational
and Adaptive Performance Expectations in a Customer Satisfaction
Framework” Journal of Consumer Research. Vol.21 , March, pp.695-707
483
Johnson.L,Jean.1999. “ Strategic Integration in Industrial Distribution Channels:
Managing yhr interfirm Relationship as a Strategic Asset”. Journal of
Academy of Marketing Science. Vol.27 (1) pp.4-18.
Kanter, Rosabeth Moss. 1968. “Commitment and social organization: A Study of
Commitment of mechanisms in utopian communities”. American
Sociological Review. Vol.33, pp.499-517.
_______. 1972. “Commitment and Community: Communes and utopias in
sociological perspective”. Cambridge,MA, Harvard University Press
_______. 1977. “Men and Women of the corporation”. New York, NY, Basic
Book.
Kaplan,Robert.S., and Norton, David.P. 2005. “Strategy Map: Converting
Intangible Assets into Tangible Outcomes”.Harvard Business School
Press, Boston, Massachusetts.
Kasabov, Edward.R. 2007. “Power and Opposition to power: Mirror Realities of
Complex Consumtion Interactions”. Journal of Marketing Theory and
Practice. pp.365-375.
Kellog, D.L. 2000. “A Consumer Contact Measurement Model: An Extension”.
International Journal of Service Industry Management, Vol 11 (1), pp.26-
44.
Kenneth F.D. Hughey., Jonet C. Ward., Kirsten A. Crawford., Lesley McConnell.,
Jeremy G.Philip, and Robys Washbourne. 2004. “A classification
framework and management approach for the sustainable use of natural
assets used for Tourism. The International Journal of Tourism Research.
Sep/Oct, Vol.6, 5, pp.349-363.
Knaani, Alexander. 2000. Framework for developing corporate strategic
alliances. Research Paper-Columbia University, November,16.
Kotabe. M and Swann.K. 1995. “The role of strategic alliance in high technology
new product development”. Strategic Management Journal. Vol 15.
pp.135-152.
___________and Capar.N. 2003. The Relationship between International
Diversification and Performance in Service Firms. Journal of International
Business Studies, Vol. 34.
Kotler,Philip.2000. Marketing Mangement. Mileniium-ed. Prentice-Hall
International, INC, Englewood Cliffs, NewJersey
_______.2001. Amstrong, Gary, Principles of Marketing. 8th ed. Prentice-Hall
International, INC, Englewood Cliffs, NewJersey
_______, 2003. “Marketing Management: Analysis, Planning, Implementation
and Controlling.” Prentice Hall, Inc, New Jersey.
_______, and Keller, Kevin Lane. 2006. Marketing Management. Prentice-Hall
International, INC, Englewood Cliffs, NewJersey
Kroaten, Terence Thomas. 1992. Bases of Power in Grain Marketing
Cooperatives, Dissertation.
484
Kumar, Nirmalya., Gaykens, Inge., dan Ja-Benedict, Steenkamp. 1998.
“Generalization about trust in marketing channel relationship using meta-
analysis”. Internastional of Research in Marketing. Vol.15. pp.223-248.
_______, Scheer, Lisa.K., Geyskens, Inge., Jan-Benedict.E.M., Steenkamp. 1996.
“The Effect of Trust and Interdependence on Relationship Commitment: A
Trans-Atlantic Study.” International Journal of Research in Marketing,
Vol.13 (October), pp.303-317
Lee Chong Ju , and Sae Won Kim. 1999. “Consumer Trust Social Marketing and
Ethics of Welfare Exchange”. Journal of Business Ethics. Vol.74
(Springer). pp.17–23
Lee Phang, dan Kim.C. 2004. Consumer Evaluation of Consumer Behavior, Can
BtoB Brands be Exetended into the Consumer market. (Supervisor: Hans
Ourwersloot and David Aaker), Master Thesis, Maastricht University .
Leuthesser, Lance and Ajjay K.Kohli. 1995. ”Relational Behavior in Business
Markets: Implications for Relationship Management”. Journal of Business
Research Vol 20, December, pp.451-466
Levine, Ted.M. 1989. “Measuring Tourism Marketing Performance”. Economic
Development Review. Spring,7: 2.
Li, Stan Xiao and Greenwood, Royston. 2004. “The Effect of Within –Industry
Diversification on Firm Performance: Synergy Creation, Multy-Market
Contact and Market Structuration”. Strategic Management Journal. Vol.
25, pp. 1131–1153 .
Little, Robert.W. 1970. The Marketing Channel: Who Should Lead This
extracorporate organization?. Journal of Marketing. 34 (Januari), pp.31-
38.
Lovelock. C., Patterson Paul, and Walker.R. 2001. “Service marketing: An-Asia
Pasific Perspective”.(2nd ed). Sydney, Prentice-Hall.Inc.
Lusch, Robert F. 1976. “Sources of Power : The Impact on Intra-channel
conflict”. Journal of Marketing Research. Vol XIII (Desember). pp.382-
390.
_______, and James R Brown 1996. “Interdependency, contrancting and
relational behaviour in marketing channel”. Journal of Marketing. Vol.60,
19 (Okt), pp. 19-38.
Mac Donald. S. 1991. ”Formal collaboration and informal information flow”.
International Journal of Technology Management . Oktober-ed.
Malhotra, Naresh.K. 2004. “Marketing Research: An Applied Orientation.” 4th
Edition, Prentice Hall International, Inc.
Mano, Haim, and Richard Oliver. 1993. ”Assesing the Dimensionality and
Structure of the Consumtion Experience: Evaluation, Feeling, and
Satisfaction”. Journal of Consumer Research. Vol.20. December. pp.451-
466
485
Markides, Constantinos C; Williamson, Peter J. 1994. “Related diversification,
core competences and corporate performance. Strategic Management
Journal; Summer 1994; Vol 15, pp 149. ABI/INFORM Research
Martin, Fishbein (ed).1988. “Readings in Attitude Theory and Measurement.
”John Wiley & Sons, Inc, New York
Mascarenhas, Oswald A., Kesavan, Ram and Bernacchi, Michael. 2007. “Lasting
customer loyalty: a total customer experience approach”. Journal of
Consumer Marketing. Vol 23/7 ,pp. 397–405
Midleton.V. 2001. Marketing in Travel and Tourism. 3rd ed.Butterworth
Heinemann, Thousand Oaks, CA: Sage Publications.
Mittal, Vikas,, William.T.Ross.Jr., & Pattrick M. Baldasare. 1998. ”The
Asymetric Impact of Negative and Positive Atribute-Level Performance
on Overall Satisfaction and Repurchase Intentions.” Journal of Marketing.
Vol 62, January, pp.33-47
_______, Pankaj Kumar, and Michael Tsiros. 1999. ”Atribute-Level Performance,
Satisfaction, and Behavioral Intentions Over Time: A Consumtion-System
Approach”. Journal of Marketing. Vol.63, April, pp.88-101.
Mohr, Jakki dan John R.Nevin. 1990. ”Communication Strategies in Marketing
Channels: A Theoretical perspective.” Journal of Marketing. Vol.54,
pp.36-51.
Molm, Linda D. 1991. “Affect and Social Exchange: Satisfaction in Power
Dependence relations”. American Sociological Review. Vol.56(4),pp.
475-494.
_______.1997. Coercive Power in Social Exchange. Cambridge. MA,
Cambridege University Press.
Moorman, Christine., Zaltman, Gerald, and Despande, Rohid. 1992. “Relatioships
between Providers and Users of Market Research: The Dynamics of Trust
within and between Organizations”. Journal of Marketing Research.
Vol.29 (August), pp.314-328.
Morgan, Rob.M, and Shelby D. Hunt. 1994. “The Commitment-Trust Theory of
Relationship Marketing,” Journal of Marketing. Vol.58 (July), pp.20-38.
Morton, Deutsch, and Peter.T,Coleman. 2007. “Article Summary:. Cooperation
and Conflict”. The Handbook of Conflict Resolution: Theory and Practice,
San Fracisco: Josey-Bas Publishers, pp 21-40.
Moshavi, Dan., Dana, Susan., Standifird, Stephen.S, and Frank Ponds. 2008.
“Gender Effect in The Business School Classroom: A Social Power
Perspective”. Institute of Behavioral and Applied Management”,pp.3-17.
Murphy,Brian.,Maguiness,Paul.,Pescott,Chris.,Wislang,Soren. 2005. “Stakeholder
perceptions presage holistic stakeholder relationship marketing
performance”. European Journal of Marketing. Vol. 39, 9/10.pp.1049-
1223
486
Muthusamy. Senthil Kumar., Margaret A.White, dan Amelia Carr. 2007. “An-
Empirical Examination of The Role of Social Exchange in Alliance
Performance” . Journal of Managerial Issues. Vol.XIX(1), pp.53- 75
Neuman,W.L. 2000. “Social Research Methods, Quantitative and Qualitative”.
Allyn & Bacon.
Oliver, Richard L, and John E. Swan. 1989. “Equity and Disconfirmation
Perceptions as Influences on Merchant and Product Satisfaction”. Journal
of Consumer Research. Vol.16 (December), pp.372-383.
_______, and Wayne .S, De Sarbo. 1988. ”Response Determinants in Satisfaction
Judgements.” Journal of Consumer Research. Vol.14, Maret, pp.495-507
_______.1993. ”Cognitive, Affective, and Attribute Bases of the Satisfaction
Response”. Journal of Consumer Research. Vol.20, December, pp.418-
430
Oliver.C. 1991. “Strategic responses to institutional processes”. Academy of
Management Review. Vo.16, pp.145-179.
Olivia H. Jenkins. 1999.“Understanding and Measuring Tourist Destination
Images”. The International Journal of Tourism Research. Vol 1(1), pp 1-
15.
Ostrom,Amy, and Dawn Iacobucci. 1995. ”Consumer Trade –Offs and the
Evaluation of Services”. Journal of Marketing. Vol.59, Jan, pp.17-28
Palmer.A.J, and Bejou. D. 1995. “Tourism destination marketing alliances”.
Annals of Tourism Research. Vol.22(3), pp.616-629.
_______._1996. “Relationship Marketing: a universal paradigm or management
pad?”. The Learning Organisation. Vol.3(3),pp.18-25.
________. 1998. “Principles of Service Marketing”. Ed.1.London, Kogan Page.
________.2000. “Co-operation and Competition: a Darwinian synthesis of
relationship marketing”. European Journal of Marketing. Vol.34 (5/6),
687-704.
Panrose, Edith. 1959. The Theory of The Growth of The Firm. New York., Willey.
Parasuraman. A., Valarie A. Zeithaml, and Leonard L. Berry. 1988.
“SERVQUAL: A Multiple-Item Scale for Measuring Consumer
Perceptions of Service Quality.” Journal of Retailing. Vol.64 (Spring),
pp.12-40.
Payne, Adrian and John Rickard. 1997. Relationship marketing, Customer
Retention and Firm Profitability.” working paper. Cranfield School of
Management, Bedfort, Uk.
_______.Christopher.M, and Peck.H(eds). 1995. Relationship Marketing for
Competitive Advantage: Winning and Keeping Customers, Oxford:
Butterworth Heinemann.
_______, and Ballantyne. D., Christopher. M. 1991. Relationship Marketing.
London: Butterworth Heinemann.ed.1.
487
Perry, Chad.1998. “Processes of a case study methodology for postgraduate
research in marketing”. European Journal of Marketing. Vol. 32 Nos 9/10,
pp.785-802.
_______.2002. “A Structured Approach to Presenting Theses: Notes for Students
and Their Supervisors”. Australian Marketing Journal. Vol. 6, No. 1, pp.
63-86. [email protected].
Peter.J,Paul., Gilbert.A,Churchill,Jr., Tom .J,Brown. 1993.”Caution in the Use of
Difference Scores in Consumer Research.” Journal of Consumer Research.
Vol 19, March.
Peteraf. M.A. 1990. “ The cornerstones of competitive advantages: A Resource
base view. Strategic Management Journal. Vol.14(3), pp.179-191.
Piercy, Nigel.F, and Lane, Nikala. 2007. “Ethical and Moral Dilemmas
Associated with Strategic Relationship between Business-to-Business
Buyers and Sellers”. Journal of Business Ethics. Vol.72.pp.87-102
Porter.M.E. 1985. Competitive Advantage . New York, Free Press.
_______.1980. Competitive Strategy. New York, Free Press
_______.1987. “From Competitive Advantage to Corporate Strategy”. Harvard
Business Review.
Prahalad.C.K., and Gary, Hamel. 1990. “The core competence of the
corporation”. Harvard Business Review. Vol.68, pp.79-87
Pratt.Jr, Robert.W. 1965. “Consumer Behavior: Some Psychological Aspects”, in
George Schwartz (editor). Science in Marketing. John Wiley & Sons, Inc,
New York
Price, Linda L. and Eric J. Arnould. 1999. “Commercial Friendships: Service
Provider-Client Relationship in Context.” Journal of Marketing. Vol.63
(October), pp.38-56.
Pritchard, Mark P., Mark.E.Havitz, and Dennis. R.Howard. 1999. ”Analyzing the
Commitment-Loyalty Link in Service Context”. Journal of the Academy of
Marketing Science”. Vol.27, No3, pp.333-348.
Pyca, Andreas. 2001. “The Self Organization of Strategic Alliance”. Universitat
Augsbuerg Institut fur VWL, E-Mail:Andreaspica @wiso.Uniaugsburg.
de.
Raven, Bertram.H, and Arie.W.Kruglanski. 1970. Conflict and Power, The
Structure of Conflict. Paul Swingle (ed). New York: Academic Press.
Rawwas.Mohammad Y.A., Scoth J.Vitell, and James H.Barnes. 1997.
“Management of Conflict Using Individual Power Sources: A Retailer
Persfective”. Journal of Business Research. pp. 49-64.
Reynold, Kristy.E, and Sharon E. Beatty. 1999.”Customer Benefit and Company
Consequences of Customer–Salesperson Relationship in
Retailing.”Journal of Retailing. Vol.75 (1), pp.11-32.
Richard D’Aveni. 1994, Hypercompetion Managing, The Dinamics of Strategics
Manufacturing. Maxwell Macmillan, Toronto.
488
Richards, Geoffrey. 1996. “Insignia/HFS alliance creates all-new marketing
synergies”. National Real Estate Investor. Vol.38.(2) Feb, pp.8
Rob.McLean. 2006. “Alignment: Using the Balanced Scorecard to Create
Corporate Synergies” Australian Journal of Management, Vol.31.(2)
Dec.pp. 367.
Roe,Dillys., Catherine Harris, and Julio de Andrade. 2003. Addressing Poverty
Issues in Tourism Standards (A Review of Experience). PPT Working
Paper. ESCOR of UK Department for International Development (DFID).
Salancik, G.R, and Pfeffer. J. 1978. “The external control of organisations: A
resource dependence perspective”. New York, Harper and Row.
Santosa.2005.“Potret Industri Pariwisata di Indonesia”. Warta Ekonomi. ed.25,
Jakarta.
Sarkar,M.B., Erhamdi, R.A.J, and Harrison,J.s. 2001. “Alliance Entrepreneurship
and Firm Market Performance”. Strategic Management Journal. Vol.22,
pp.701-711.
Sawler, James. 2005. “Horizontal Alliances and the Merger Paradox”. Managerial
and Decision Economics. Vol. 26.pp. 243–248
Sekaran, Uma. 2000. Research Methods for Business: A Skill Building Approach.
3rd ed, New York: Jhon Willey & Sons, Inc.
Shapiro, Susan.P. 1987. “The Social Control of Impersonal Trust”. American
Journal of Sociology. Vol.93 (3). Pp.623-658.
Sharif.J, Khurram., Kalafatis.P, Stavros, and Philip, Samouel. 2005. “Cognitive
and behavioural determinants of trust in small and medium-sized
enterprises”. Journal of Small Business and Entreprise Development. Vol.
12 ( 3), pp. 409-421.
Sharma, Neeru, and Paul G. Patterson. 1999. “The Impact of Communication
effectivness and service quality on relationship commitment in consumer,
professional service.” Journal of Services Marketing. Vol 13, No 2, pp
151-170
Sharplin, Arthut.D. 1982. “Coercive power: Indispansable or Inconsequential”.
Northesast Lousiana Business Review (Spring-Summer): pp.10-15.
Sherman. S. 1992. “Are strategic alliance working?”. Fortune. (Sept), pp.77-88.
Sheth. J.N, and Parvatiyar,A. 1993-a. “The evolution of Relationship marketing”.
International Business Review. Vol 4 (4), pp. 397- 418.
_______.1993-b. Relationship Marketing: Theory, Methods and Aplication.
Atlanta. GA, Atlanta Centre for Relationship Marketing.
_______.1996. “Relationship Marketing: Frameworks and Concepts.” Paper
presented at the 1996 International Conference on Relationship
Marketing: Development, Management and Governance of Relationships,
March 29-31, Berlin, Germany.
_______,and Rajendra S.Sisodia. 1999. “Revisting marketing lawlike
generalizations”. Journal of the Academy Marketing Science. Vol.27 (2):
226-240.
489
Simon, Herbert A. 1953. “Notes on The observation and Measurement of Political
Power”. The Journal of Politics. Vol 15 (November) pp.500-518.
Simpson, James.T, and Donna.T, Mayo.1997. “ Relationship Management: A Call
for Fewer Influence Attemts.” Jounal of Business Research. Vol 30,
pp.209-218
Slater, Stanley F. 1977. “Developing Customer Value- based Theory of The
Firm”. Journal Academy af marketing Science. Volume 25.
_______,and Narver.J.C. 1994. “Does Competitive Environment Moderate The
Market Orientation Performance Relationship?. Journal of Marketing.
Vol.58.pp.46-55.
Smith. J, Brock. 1998. “Buyer-Seller Relationships: Similarity, Relationship
Management, and Quality.” Psychology & Marketing. Vol.15 (January),
pp.3-21.
Spekman, Robert.E., Frazier, Gary, and Charles R.O’Neal.1988. “Just-in Time
Exchange Relationship in Industrial Market”. Journal of Marketing.
Vol.52. (October):pp.52-67.
Spekman.M, and Davies.G. 2000. “Trust as a Mediating variable in a complex
model of channel member behaviour”. IMP Conference Proceedings.
Accessed 2/10/03. htttp:/www.bath.ac.uk/imp/pdf/139_ SpekmanDavies.
pdf
Spreng, Richard A, and Richard W. Olshavsky. 1993. ”A Desire Congcruency
Model of Consumer Satisfaction”. Journal of Academy of Marketing
Science. Vol 21 (3), pp.169-177
Srivastava, Raj. 2007. How Market-Based Assets Generate Customer Value.
Research Paper. Emory University. Contact: [email protected]
_______,Shervani, Tasadduq.A, and Fahey, Liam. 1998. Journal of Marketing.
Vol.62 (January), pp.2-18.
_______, Rajendra.K., Fahey, Liam, and Christianson, Kurt. 2001. ”Resourced-
Based View and Marketing”. The Journal of Management. Vol.27-pp.777-
802
Stanley F Slater. 1977. “Developing Customer Value- based Theory of The Firm”.
Journal Academy af marketing Science. Volume 25.
Stear.L., G. Buckley, and G. Stankey. 1989. “Constructing a Meaningful Concept
of a Tourism Industry: Some Problems, and Implications for Research and
Policy’ in Blackwell”. Jim and Lloyd Stear (editors) Case Histories of
Tourism and Hospitality. Australian-International Magazine Services.
North Sydney.
Steinberg.R.M., and Bromilow. 2000. “Corporate Governance and The Board –
What works Best. The Institute of Internal Auditors Research.
Stern, Louis.W. and Adel El-Ansary. 1992. Marketing channels, A Sosiological
interpretation of Compettion, Conflict, and Cooperation in the market
place. 4th. Intitute of Business and Economics Research. Working Paper,54
(Januari), University of California, Barkely.
490
Stokes, Robyn.L. 2003. Inter-organisational relationship for events tourism
strategy making in Australian states and territories. Ph.D Disertation,
Departement-School of Tourism and Hotel Management. Griffith
University. on-June.
_______.2006. “Network-based strategy making for event tourism”. European
Journal of marketing. Vol.40 No.5/6.
Storbacka. K., Strandvik. T. and Gronroos.C. 1994.”Managing customer relations
for profit: the dynamics of relationship quality”. International Journal of
Service Industry Management. Vol.5, pp.21-38.
Szymansky, David. M., Bahradwaj, Sundar.G., Varadrajan. P, Rajan. 1993. “An
Analysis of the Market Share Profitability Relationship”. Journal of
Marketing. Vol 57 (July), pp 1-18.
Taylor, Steven.A, and Thomas.L, Baker. 1994. ”An Assessment of The
Relationship Between Service Quality and Customer Satisfaction in the
Formation of Consumers Purchases Intention.” Journal of Retailing.
Vol.70(2) ,pp.163-178
Teece, David.J. 1981. “The Market of Know-How and The Efficient International
Transfer of Technology”. International Marketing Journal. pp. 81-96
Thorelli, Hans. B.1986. “Networks: Between Markets and Hierarchies”. Stretegic
Management Journal. Vol.7: pp.37-51.
Todd Saxton. 1997. “The Effect of Partner Reputation and Relationship
Characteristic on Alliance Outcome“. Accademic of Management
Journal.
Tourism & Hospitality Industry Fact Sheet .1995. Tourism Training Victoria.
February.
Tremblay,P. 2000-a. “An evolutionary interpretation of the role collaborative
partnership in sustainable tourism”. Clevedon, UK.: Channel View
Publication, pp.314—332.
_______.2000-b. “The new age of strategic tourism: From product differentiation
to strategic inovation. Paper presented at the CAUTHE 2000 National
Research Conference, pp.219-229
Trudel, Mary.R. 1991. “Consumer Marketing Synergy: PR Comes of Age”.
Public Relations Quarterly. Vol.36 (1).Spring, pp.18.
Truly, Sautter.E, and Leises.B. 1999. mnaging Stakeholders: A Tourism planning
model. Annal of Tourism Research. Vol.26 (2), pp.312-328.
Tsai. W. 2000. “Social capital, strategic relatedness and the formation of inter-
organisational linkages”. Strategic Management Journal. Vol I (21), pp
926-939.
Tsang EWK. 2000. “Transaction cost and resource-based explanations of joint-
ventures: a comparison and synthesis”. Organization Studies. Vol. 21.pp.
215–242
491
Verdin,P.J, dan P.J, Williamson. 1994. Core Competence, Market Analysis and
Competitive advantages: Forging the links: Hammel & A. Hanee (ed):
“Sustainable competitive advantages through core competence, Wiley,
Webster,Jr,F.E.1992. “The canging role of marketing in the corporation”. Journal
of Marketing, Vol 56, October, pp 1-17.
Wernefelt.B. 1984. A Resources Based View of the Firm. Strategic Management
Journal. pp.171-180.
Whipple, Yudith. 2000. “Strategic Alliance Succes Factor”. The Journal of Supply
Chain Management. Summer.
Whitehead, Mark. 2001. Arrogant, devious, slimeballs, the enemy…..Suplly
Management Journal. April 26: pp.20-24.
Wikinson, Ian.F. 1979. Power and Satisfaction in Channels of Distribution.
Journal of Retaling. Vol.55 (Oktober), pp.1- 17.
Williamson, Oliver.E. 1979. Transaction-Cost Economics: The Governance of
constractual relation. Journal of Law and Economics. Vol.22 (Oktober):
pp.233-261.
_______.1983. Credible commitment: Using hostages to support axchange.
American Economic Review Vol.73: pp.519.
_______.1985. The economic institutions of capitalism. New York, NY: Free
Press.
_______.1991, Competitive economic organization: The analysis of discrate
structural alternatives, Administrative Science Quarterly, Vol.36: pp.269-
296.
Wolfgang Ulaga., Andreas Eggert. 2006.“Relationship value and relationship
quality: Broadening the nomological network of b-to-b relationship”,
European Journal of Marketing”. Vol.40, 3/4. pp. 311
Wood.D., and Gray.B. 1991. “Toward comprehensive theory of collaboration”.
Journal of Applied Bevioural Science. Vol.27 (2), pp.139-162.
World Tourism Organisation.1994. National and regional planning:
Methodologies and case studies. International Business Press, London.
Wrong, Dennish. H. 1967. “Some Problems in Defining of Social Power”, The
American Journal Of Sociology”. Vol 73, (Juli), pp.673-681.
Wulf, Kristof. De., Gaby Odekerken-Schroder, and Dawn, Iacobucci. 2001.
”Investment in Consumer Relationship: A Cross-Country and Cross-
Industry Exploration.” Journal of Marketing. Vol.65, pp.33-50
www.Asean.com
www.detikinet.com
www.emerald.com
www.endonesia.com
www.indonesia-tourism.com
www.proquest.com
www.traveltourismindonesia.wordpress.com
492
www.wisatamelayu.com
Yamagishi, Toshio dan Midori Yamagishi. 1994. Trust and Commitment in the
United States and Japan. Motivation and Emotion . 18 (2): pp.129-166
Yi, Youjae. 1990. “A Critical Review of Consumer Satisfaction.” in Review of
Marketing 1990. Valerie A. Zeithaml. ed. Chicago: American Marketing
Association. pp.68-123.
Zeithaml, Valerie.A, and Mary Jo Bitner. 1996. ”Services Marketing.” Mc.Graw-
Hill Company, New York
Zigmund, William.G. 1997. Exploring Marketing Research. sixth edition. The
Dryden Press, Fourth Worth.
_______,2000. Business Research Methods. (6rd ed.) Fourth Worth: Harcourt
Inc.
Zineldin, Mosad and Brendenlőw, Torbjorn. 2003. Strategic Alliance: synergies
and Cahalenges, A Case of strategic outsourcing relatiosnhip “SOUR”.
International Journal of Physical Distribution & Logistic Management.
Vol.33(5), pp 449-464.
Zineldin,Mosad, and Bredenlőw, Torbjorn. 2001. “Performance Measurement and
management control-quality, productivity and strategic positioning: a case
study of a Swedish bank”. Managerial Auditing Journal. Vol 16 No. 9, pp.
484-499.
_______.2004. “Co-opetition: The Organisation of the future. Marketing
Intelligence and Planning. Vol.22 (7).pp.780-789.
_______..1998.“Toward an ecological collaborative relationship management”.
European Journal of Marketing. Vol 32, No 11/12, pp.1138-1164
Zinkhan.M, George. 2002. ”Relationship Marketing: Theory and
Implementation”. Journal of Market-Focused Management. Vol 5 (2),
June, pp.83-89. [email protected]
Zuhdi,Jasser.M. 2006. “The Synergy of Libertarianism and Islam”. Vital Speeches
of the Day. May 2006, Vol.72, 14/15, May,pp.454.-461.
493
LAMPIRAN. I. KUESIONER PENELITIAN
1. Identitas Responden
Manajer Produksi/Operasi
............................................... Manajer Pemasaran
3. Jenis organisasi/ perusahaan anda (Beri tanda X (silang) pada kotak dan Lingkari pada nomor
yang sesuai dengan organisasi anda)
4. Kepemilikan Saham :
(a) PMA (Modal Asing)/Swasta Asing (b). PMDN (Modal Dalam Negeri)
(c) Gabungan (PMA-PMDN) (d). BUMD (Milik Daerah)
494
6. Organisasi apa yang paling sering melakukan kerjasama pemasaran dengan
organisasi anda: (Beri tanda X pada pilihan jawaban Anda)
Jenis Organisasi Frekuensi Kerjasama
Tdk Sesekal Serin Sanga Sepanjan
Perna i g t g
h Sering Waktu
Departemen/Dinas Pariwisata
Pemasok/Sipplier dalam Industri Wisata
Lembaga Pemerintah (Departemen, Pem-Prov/
Pemkot/Pemkab, Pemerintah Pusat, dll)
Organisasi Penyelenggara ”Event -
Organizer”MICE
Organisasi Media Massa (Koran, Tabloid, Majalah,
Radio, TV )
Tempat Tujuan Wisata (Tourism Destination)
Hotels/Motels dan Akomodasi lainnya
Biro/Agen Perjalanan Wisata
Perusahaan Transportasi (Darat, laut dan Udara)
Organisasi lain, sebutkan secara spesifik:
1)......................................2).........................................
....
3)......................................4).............................
7. Berapa jumlah rata-rata kerjasama pemasaran pertahun dan bagaimana bentuk ikatan
kerjasama tersebut:
2005 2006 2007
Kerjasama dengan Kontrak
Kerjasama Tanpa Kontrak
8. Macam kerjasama pemasaran yang sering dilakukan dalam bentuk ?.. .. ...... ...... .... .......
9. Menurut anda, kendala apa yang paling besar dalam menjalin pemasaran dengan pihak
lain?.............. ............................
10. Apakah Bapak/ibu dan rekanan selalu mensyaratkan rekanan untuk memenuhi/mentaati
ketentuan/ persyaratan/keputusan kerjasama pemasaran yang telah ditetapkan (Ya /Tidak/
Tidak Selalu)
11. Apakah Bapak/Ibu dan rekanan pernah menuntut satu sama lain untuk merubah
keputusan/kebijakan pemasaran yang telah ditetapkan (Ya /Tidak/ Tidak Selalu)
12. Bagaimana tingkat pentingnya rekanan kerjasama jangka panjang anda bagi organisasi
anda. Rekanan anda ini merupakan .....” : (Beri Tanda X pada pilihan anda)
• ....”Organisasi yang sangat penting bagi bisnis anda
• ....”Organisasi yang penting bagi bisnis anda
• ....”Organisasi yang tidak begitu penting tapi diperlukan sebagai pelengkap
13. Berapa lama dan apa alasan utama yang mendasari organisasi anda menjalin hubungan
pemasaran jangka panjang dengan organisasi? Selama .....................tahun, alasannya
adalah....................................................................................................................................
14. Rekanan bisnis anda yang menjalin hubungan jangka panjang saat ini, adalah organisasi yang
...........” (Beri Tanda X pada pilihan anda)
495
Petunjuk pilihan jawaban:
• Berilah tanda X sesuai dengan pendapat, penilaian, persepsi atas pengalaman yang
pernah bapak/ibu lakukan.
• Pilihlah angka 1 sampai dengan 10 dari kolom yang telah disediakan seperti ini:
B.Bagaimana pendapat bapak/ibu/sdr mengenai rekanan bisnis yang saat ini telah menjalin
hubungan pemasaran jangka panjang dengan organisasi anda, dalam hal membangun
kepercayaan ?.
No Pernyataan JAWABAN
496
(Berilah Tanda X pada jawaban yang anda pilih)
a. Dalam membina hubungan kerjasama dengan rekanan, anda selalu mengutamakan
kepercayaan? (YA / TIDAK/TIDAK SELALU)
b. Rekanan anda juga mengedepankan kepercayaan dalam setiap bertransaksi dengan organisasi
anda (YA / TIDAK/TIDAK SELALU)
c. Tindakan konkrit bahwa anda dan rekanan anda saling percaya dalam bekerjasama :
1. Anda dan Rekanan anda dapat menunda pembayaran dalam jangka waktu tertentu pada
setiap transaksi tertentu tanpa jaminan apapun . (YA/ TIDAK/TIDAK SELALU)
2. Produk/jasa yang anda beli dari rekanan selalu datang tepat waktu atau sesuai dengan yang
anda harapkan (YA / TIDAK/ TIDAK SELALU)
3. Anda dan rekanan anda selalu menepati janji sesuai dengan konsensus kerjasama
(YA/ TIDAK/ TIDAK SELALU )
4. Meskipun perusahaan Anda memiliki kekuatan untuk saling menekan, tetapi kekuatan itu
tidak anda gunakan untuk menekan rekanan anda agar mengikuti apa yang anda
inginkan/syaratkan. (YA / TIDAK/ TIDAK SELALU )
Jika pertanyaan 4, YA, Apa alasan anda untuk tidak menggunakan kekuatan menekan mitra
anda tersebut, sebutkan ....................................................................
Jika JAWABAN No. 4, TIDAK, Apa alasan anda melakukan penekanan tersebut.,
...................................................................................................................
C. Bagaimana Komitmen rekanan bsinis anda dalam mengembangan hubungan pemasaran jangka
panjang yang telah dibangun selama ini
Pernyataan Jawaban
No
1. Rekanan Kami
selalu berupaya SANGAT 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 SANGAT
menjaga hubungan TIDAK SETUJU
harmonis dengan SETUJU
kami
ditunjukkan melalui tindakan apa,.............................
2. Rekanan kami
selalu berorientasi SANGAT 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 SANGAT
untuk mendapatkan TIDAK SETUJU
manfaat jangka SETUJU
panjang dari setiap
kerjasama
Hasrat tersebut dibuktikan melalui, ................................................................................
3. Rekanan bisnis kami
selalu berupaya untuk SANGAT 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 SANGAT
membangun sebuah TIDAK SETUJU
kerjasama yang kuat SETUJU
Hal ini ditunjukkan melalui tindakan...... .......................................................
4. Rekanan kami
selalu mematuhi SANGAT 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 SANGAT
konsesus kerjasama TIDAK SETUJU
yang telah SETUJU
disepakati
Apa contoh tindakan bahwa rekanan anda mematuhi konsensus......................
5. Rekanan kami
cenderung mudah SANGAT 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 SANGAT
untuk berganti TIDAK SETUJU
rekanan bisnis (Rev) SETUJU
Apa bukti tindakan mitra bisnis berupa .................................................................
497
6. Rekanan kerjasama
kami selalu SANGAT 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 SANGAT
mendorong untuk TIDAK SETUJU
pencapaian hasil SETUJU
oiptimal antar kedua
bela pihak
dibuktikan dengan tindakan mereka ............................................................................................
7. Rekanan kami selalu
mendiskusikan setiap SANGAT 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 SANGAT
permasalahan yang TIDAK SETUJU
terjadi dalam SETUJU
kerjasama, tidak
mengambil tindakan
sefihak.
Dalam hal apa diskusi tersebut dilaksanakan, dengan mengapa melakukannya.................
D. Kerjasama (Co-operation).
Apa pendapat bapak/ibu/sdr tentang kerjasama pemasaran yang telah dilakukan,
berkaitan dengan: Mendesain, Menerapkan, Mengendalikan strategi/program pemasaran
pariwisata serta aktivitas saling berbagi (sharing) dalam penggunaan sumberdaya dan kemampuan.
No Pernyataan Jawaban
1. Untuk memperlancar dan
mempercepat adaptasi terhadap SANGAT 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 S
perubahan pasar, Organisasi TIDAK 0 A
Kami selalu berbagi informasi SETUJU S
pasar (market information U
sharing) antar rekanan kami
Informasi pasar apa yang paling sering disampaikan tersebut .......................................
2. Kami menggunakan asset tetap
secara bersama-sama (Assert SANGAT 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 SA
Sharing) dalam operasional TIDAK 0 A
perusahaan SETUJU SE
U
Alasan dan Bentuk penggunaan assets/aktiva secara bersama-sama yang sering dilakukan ........
3. Kami selalu melakukan
kerjasama dalam menyusun SANGAT 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 SA
strategi/program /kebijakan TIDAK 0 A
pemasaran untuk SETUJU SE
pengembangan industri U
pariwasata di Indonesia.
Apa bentuk kerjasama dalam menysusun strategi/program/kebijakan dalam bidang pemasaran
pariwisata .......................................................
4. Kami selalu bekerjasama
dalam menerapkan SANGAT 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 S
strategi/program/ kebijakan TIDAK 0 A
pemasaran dan operasi SETUJU S
perusahaan dengan rekanan U
kami
Strategi/program/kebijakan pemasaran pariwisata yang pernah dibuat adalah ........ ....
5. Dalam melayani konsumen
498
akhir, kami bersama rekanan SANGAT 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 SANG
kami selalu mengembangkan TIDAK 0 AT
standar kompetensi pariwisata SETUJU SETUJ
Indonseia. U
Sebutkan contoh Kerjasama dalam megembangkan kompetensi dibidang pariwisata …
6. Kami secara bersama-sama
dengan mitra kami untuk SANGAT 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 SA
menjaga /memelihara TIDAK 0 A
lingkungan industri SETUJU SE
pariwasata agar tetap U
kondusif.
Apa bentuk konkrit kerjasama yang dilakukan untuk memelihara lingkungan kondusif tersebut
…………………………….
No Pernyataan Jawaban
1. Rekanan Bisnis anda
menuntut organisasi Mengabaik 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Mengikut
anda untuk memenuhi an i
seluruh persyaratan Sepenuhny Sepenuh
yang telah mereka a nya
tetapkan
Tindakan konkrit apa yang dilakukan organisasi anda ..................
2. Rekanan anda Mengabaik 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Mengikut
memutuskan untuk an i
menaikkan tarif/harga Sepenuhny Sepenuh
produk/jasa yang anda a nya
beli, bagaimana
tindakan anda dalam
kondisi seperti ini
Apa tindakan konkrit dan mengapa organisasi anda bertindak demikian..........
3. Rekanan anda menuntut Mengabaik 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Mengikut
untuk mematuhi an i
kebijakan pemasaran Sepenuhny Sepenuh
yang telah mereka a nya
tetapkan
Apa tindakan konkrit dan mengapa organisasi anda bertindak demikian.......... ..............
4. Rekanan anda merubah
prosedur pembayaran, Mengabaik 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Mengikut
dan anda dituntut untuk an i
mengikutinya Sepenuhny Sepenuh
499
a nya
Apa tindakan konkrit dan mengapa organisasi anda bertindak demikian.......... ................
5. Rekanan anda Mengabaik 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Mengikut
menghendaki content/ an i
cakupan kerjasama Sepenuhny Sepenuh
diperluas atau a nya
dipersempit.
Tindakan apa yang akan dilakukan dan apa alasannya ..............................................
500
6. Rekanan anda menuntut
organisasi merubah Mengabaik 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Mengikut
prosedur transaksi/ an i
persyaratan (penjualan/ Sepenuhny Sepenuh
pembelian) a nya
Apa tindakan konkrit dan mengapa organisasi anda bertindak demikian....... ....................................
7. Rekanan anda sangat
menuntut merubah Mengabaik 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Mengikut
kebijakan penjualan kredit an i
(hutang/piutang)/sistem Sepenuhny Sepenuh
pembayaran a nya
Apa tindakan konkrit dan mengapa organisasi anda bertindak demikian..........
8. Rekanan anda menghendaki
strategi pemasaran anda di Mengabaik 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Mengikut
rubah, karena mengganggu an i
pasar dan kerjasama Sepenuhny Sepenuh
a nya
Apa tindakan konkrit dan mengapa organisasi anda bertindak demikian..........
9. Jika rekanan bisnis anda
menuntut menurunkan
harga jual produk anda, Mengabaik 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Mengikut
bagaimana anda an i
menyikapinya. Sepenuhny Sepenuh
a nya
Apa tindakan konkrit dan mengapa organisasi anda bertindak demikian.......... .............
10. Rekanan anda menuntut
untuk merubah strategi Mengabaik 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Mengikut
promosi perusahaan anda an i
karena dianggap Sepenuhny Sepenuh
mengganggu stabilitas a nya
pasar, apa yang akan anda
lakukan.
Apa tindakan konkrit dan mengapa organisasi anda bertindak demikian..........
Jawablah pertanyaan berikut ini dengan memberi tanda (X) pada pilihan jawaban Anda:
a. Kami akan selalu menjaga hubungan harmonis dengan rekan kami, meskipun mereka
menuntut kami untuk memenuhi permintaan mereka (YA / TIDAK/TIDAK SELALU)
b. Rekanan Kami selalu mengikuti apa yang kami syaratkan didalam bisnis (YA / TIDAK/
TIDAK SELALU )
c. Kami tidak akan meninggalkan rekanan kami, meskipun mereka sering menuntut kami
untuk memenuhi persyaratan kerjasama yang mereka ajukan, karena rekanan kami tersebut
memiliki kekuatan yang lebih besar daripada kami (YA/ TIDAK/ TIDAK SELALU )
d. Kami akan selalu tetap mempercayai rekanan kami, meskipun organisasi mereka banyak
menuntut kami untuk memenuhi permintaan mereka (YA / TIDAK/ TIDAK SELALU)
e. Kami dan rekanan kami tidak pernah saling memaksakan persyaratan dalam kerjasama
jangka panjang (YA / TIDAK/ TIDAK SELALU)
f. Organisasi kami selalu dalam posisi memiliki kekuatan yang seimbang dan sama
pentingnya dengan rekanan kami. (YA / TIDAK/TIDAK SELALU)
501
No Pernyataan Pilihan Jawaban
1. Kami akan tetap
memilih rekanan SANGAT 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 SANGAT
kami sat ini pada TIDAK SETUJU
masa-masa yang SETUJU
akan datang
Mohon penjelasan singkat, alasan dipilihnya jawaban anda ..................................................
2. Kami sangat
menyukai organisasi SANGAT 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 SANGAT
yang bekerjasama TIDAK SETUJU
dengan kami saat ini SETUJU
dibanding dengan
organisasi lain
Dalam hal apa anda menyukai/tidak menyukai renanan anda, ……………………
3. Kami selalu
berupaya SANGAT 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 SANGAT
meningkatkan TIDAK SETUJU
frekuensi dan SETUJU
intensitas transaksi
dengan rekan bisnis
kami
Bukti apa yang dapat mendukung jawaban anda tersebut, ............................
4. Kami tidak ingin
pindah pada mitra SANGAT 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 SANGAT
baru untuk konten TIDAK SETUJU
kerjasama yang sama SETUJU
Alasan apa anda melakukan tindakan diatas, .....................................................................
5. Kami selalu bersedia
untuk meningkatkan SANGAT 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 SANGAT
”berbagi/ sharing” TIDAK SETUJU
informasi, assets, dan SETUJU
teknologi demi
kepentingan bersama
antar organisasi
Alasan apa yang mendasari organisasi anda ingin mengembangkan hal tersebut, ........
F.2.Hubungan kerjasama yang telah dijalin dengan rekan bisnis anda tentu telah
memberikan kesan pada organisasi anda, bagaimana kesan itu anda aktualisasikan
dalam tindakan-tindakan selanjutnya dalam mengkomunikasikannya dengan
rekanan anda lainnya.... ..........................
PESAN BERANTAI POSITIF (“Gethok Tular”)
POSITIVE “WORD OF MOUTH” COMMUNICATION (WOM)
No Pernyataan Pilihan Jawaban
1. Kami selalu
memberikan SANGAT 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 SANGAT
informasi positif TIDAK SETUJU
kepada pihak lain SETUJU
tentang kebaikan/
keuntungan
bekerjasama dengan
rekan kerjasama
502
kami saat ini
Informasi apa yang sering anda sampaikan …………………………………
2. Kami selalu
meneceritakan SANGAT 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 SANGAT
tindakan-tindakan TIDAK SETUJU
positif yang SETUJU
dilakukan oleh
mitra kami kepada
entitas lain.
Tindakan-tindakan positif yang bagaimana yang anda sampaikan, .......................................
3. Jika ada pihak lain
yang ingin menjalin SANGAT 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 SANGAT
kerjasama untuk TIDAK SETUJU
usaha yang sesuai SETUJU
dengan rekanan
bisnis kami ini, maka
kami selalu akan
merekomendasikan
mitra kami kepada
pihak lain tersebut.
Alasan apa anda melakukan tindakan demikian......................................
4. Jika rekanan bisnis
kami memberikan SANGAT 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 SANGAT
layanan yang kurang TIDAK SETUJU
baik maka kami tidak SETUJU
akan
menceritakanmya
kepada pihak lain
Bagaimana anda menyikapi kekurangan dari rekanan anda, ..........................................
F.3. Hubungan kerjasama pemasaran jangka panjang yang telah bapak/ibu/sdr lakukan tentu
menghasilkan sebuah kondisi hubungan antar organisasi yang terlibat. Bagaimana keeratan
hubungan antar organisasi yang menjalin kerjasama tersebut?.
KE-ERATAN HUBUNGAN (STRONG RELATIONSHIP)
1 Kami dan rekanan kami
selalu saling melibatkan SANGAT 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 SANGAT
untuk kerjasama lainnya, TIDAK SETUJU
jika kerjasama itu sesuai SETUJU
dengan bisnis kami
masing-masing.
Apa alasan anda melibatkan rekanan anda tersebut ...........................
2 Jika terdapat kelemahan
dalam organisasi kami, SANGAT 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 SANGAT
maka rekanan kami selalu TIDAK SETUJU
mentolerir dan SETUJU
memberikan koreksi
kepada organisasi kami.
Apa bentuk toleransi kesalahan yang dilakukan, .............................................................
3 Kami dan Rekanan bisnis
kami tidak mudah SANGAT 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 SANGAT
memberikan penalty/ TIDAK SETUJU
punisment/ sanksi SETUJU
(hukuman) jika salah satu
pihak melakukan
kesalahan.
503
Mengapa anda melakukan tindakan demikian ....................................................
4 Saat ini organisasi kami
dan rekan kami selalu SANGAT 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 SANGAT
saling memberikan TIDAK SETUJU
kemudahan-kemudahan SETUJU
dalam kerjasama
Bentuk konkrit kemudahan yang diberikan adalah ...............................................
5 Konflik hubungan antar
organisasi kami yang SANGAT 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 SANGAT
menjalin kerjasama TIDAK SETUJU
pemasaran jangka panjang SETUJU
saat ini sangat rendah.
Bagaimana anda menyelesaikan konflik kepentingan diantara rekanan anda……
Mohon penjelasan, alasan anda: Mengapa perlu menjalin hubungan jangka panjang dengan
mitra bisnis anda saat ini? (pilih ya atau tidak), pilihan YA jika anda setuju dengan
pernyataan dan TIDAK bila tidak setuju dengan pernyataan berikut ini, dengan cara
membubuhkan tanda X (Silang) pada pilihan jawaban anda :
Mengapa perlu menjalin hubungan pemasaran jangka panjang dengan mitra bisnis anda saat
ini?
Karena.........
1. Hawatir akan mendapat ancaman dalam pasar/persaingan ( ya / tidak )
2. Sulitnya mencari mitra bisnis baru yang dapat dipercaya ( ya / tidak )
3. Tingginya biaya bila mencari mitra baru (ya / tidak)
4. Mitra bisnis anda saat ini sangat peduli dan selalu memperhatikan kepentingan bisnis anda
(ya / tidak)
5. Mitra bisnis anda saat ini sangat memberikan kontribusi keuntungan yang tinggi bagi bisnis
anda (ya / tidak )
6. Anda hawatir karena mitra bisnis anda memiliki kekuasaan dalam jejaring bisnis (akses
pasar, informasi, sumber dana, dll), sehingga jika anda melepaskan diri dari kemitraan
bisnis dengan mereka, maka bisnis anda akan mengalami kesulitan ( ya / tidak)
7. Mitra kerjasama bisnis anda, merupakan mitra utama dalam bisnis anda (tanpa mereka
bisnis anda akan menghadapi kesulitan operasional /sulit tumbuh dan berkembang. ( ya /
tidak )
504
dan mudah dalam SETUJU
meng-akses
informasi:.
Apa bukti lebih cepat tersebut, dan informasi apa yang sering diakses ..................
4 Kerjasama ini
menghasilkan omzet SANGAT 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 SANGAT
penjualan kami jauh TIDAK SETUJU
lebih besar/ lebih SETUJU
meningkat dibanding
tidak melakukan
kerjasama.
Seberapa besar peningkatan tersebut … …………….. ………………………………..
5 Kerjasama telah
menimbulkan kepekaan SANGAT 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 SANGAT
organisasi kami TIDAK SETUJU
terhadap perubahan SETUJU
lingkungan, sehingga
perusahaan memiliki
kemampuan adaptasi
yang lebih cepat
Kepekaan spesifik apa yang diperoleh adalah ……………………………
6. Kerjasama ini telah
memberikan kontribusi SANGAT 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 SANGAT
kemampulabaan yang TIDAK SETUJU
sangat fantastis, SETUJU
Seberapa besar kemampulabaan tersebut, dan mengapa organisasi anda dapat mencapainya? ......
505
H. Keunggulan Posisional Bersaing (Competitive Positional Advantages)
Bagaimana pendapat Bapak/Ibu/Sdr tentang keunggulan posisional bersaing yang dimiliki oleh
perusahaan/organisasi anda saat ini dibanding para pesaing, dengan adanya jalinan hubungan
pemasaran jangka panjang dengan pihak lain.
No Pernyataan Jawaban
1 Biaya operasional
kami jauh lebih SANGAT 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 SANGAT
murah dibanding para TIDAK SETUJU
pesaing kami yang SETUJU
tidak melakukan
kerjasama jangka
panjang.
Bukti apa yang dapat mendukung pernyataan tersebut ................................
2 Jejaring bisnis kami SANGAT 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 SANGAT
menjadi lebih kuat, TIDAK SETUJU
SETUJU
Dalam hal apa dan mengapa anda pada posisi terssebut ..............................
3 Kerjasama yang kami
lakukan telah SANGAT 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 SANGAT
menciptakan kekhasan TIDAK SETUJU
dari produk/jasa SETUJU
wisata (paket-paket
wisata)
Apa bentuk kekhasasan yang dapat diraih dan apa dampak dari hal tersebut, ................
4 Kemampulabaan
(Profitabilitas) yang SANGAT 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 SANGAT
diperoleh lebih baik TIDAK SETUJU
dibanding pesaing- SETUJU
pesaing kami yang
tidak menjalin
kerjasama
Bukti apa yang dapat anda sampaikan atas pernyataan ini, ...........................................................
5 Kerjasama yang kami
lakukan dengan SANGAT 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 SANGAT
berbagai organisasi TIDAK SETUJU
lebih memudahkan SETUJU
kami dalam
menghadapi
persaingan
Kemudahan dalam hal apa yang telah diperoleh organisasi anda ……………………………
506
share) perusahaan TIDAK SETUJU
dalam posisi tumbuh SETUJU
dan berkembang
setiap tahunnya
Berapa persen rata-rata pertumbuhan pangsa pasar setiap tahunnya, ……………
3 Kerjasama antar SANGAT 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 SANGAT
organisasi, menjadikan TIDAK SETUJU
profitabilitas SETUJU
perusahaan kami selalu
meningkat setiap
tahunnya.
Berapa persen rata-rata pencapaian profitabilitas sepanjang kerjasama berlangsung........................
Penjelasan apa yang dapat anda sampaikan bahwa hal tersebut dapat dicapai
................................................................
4 Perusahaan kami SANGAT 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 SANGAT
menjadi lebih TIDAK SETUJU
terkenal/ populer, SETUJU
Popular dalam hal apa, dan apa buktinya ..................................................................................
5 Selama menjalin SANGAT 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 SANGAT
hubungan pemasaran TIDAK SETUJU
jangka panjang, SETUJU
jumlah pelanggan
kami semakin
meningkat
Seberapa banyak peningkatan tersebut, dan keyakinan apa yang dapat anda sampaikan bahwa
kenaikan tersebut karena kerjasama pemasaran ………………………………………………….
6 Kemampuan SANGAT 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 SANGAT
berinovasi organisasi TIDAK SETUJU
kami semakin tinggi/ SETUJU
meningkat.
Berapa jumlah produk/jasa baru …………………………………Seberapa besar ?
...................................
15. Berapakah Market Share/Pangsa Pasar Anda dibanding dengan Pesaing (rata-rata industri)
berdasarkan omzet penjualan yang anda capai....(dalam prosentase)
Transaksi 2005 2006 2007
Produk/Jasa Utama
Produk/Jasa Tambahan
16. Profitabilitas yang dicapai selama 3 (tiga) tahun terakhir (dalam prosentase)
Transaksi 2005 2006 2007
NPMR (Net Profit Margin Ratio)
ROI/ROA (Return on Investment/ Assets)
17. Menuru
t anda hubungan kerjasama yang dilakukan oleh perusahaan anda memang telah
meningkatkan daya saing perusahaan anda ? (YA / TIDAK/TIDAK SELASLU)
18. Sebutkanlah peningkatan daya saing perusahaan anda yang dihasilkan dari kerjasama
jangka panjang ini.
a. ............................b. .............................c. …………………………..
19. Apa bentuk Sinergi yang paling dirasakan sejak melakukan hubungan kerjasama dengan
pihaklain ...............................................................................................................
20. Mohon disebutkan contoh kerjasama antar organisasi yang telah anda lakukan (dalam skala
regional / nasional/internasional) dalam bisnis pariwisata ini:
.......................................................................................................................................
507
21. Bukti apa yang dapat anda sampaikan kalau perusahaan anda adalah perusahaan yang
memiliki keunggulan posisional bersaing dalam bisnis pariwisata dibanding dengan pesaing
anda lainnya.
1. .........................2.........................................3.........................................................
22. Menurut Bapk/Ibu, Apa Kinerja Pemasaran yang paling menonjol yang dihasilkan/diperoleh
akibat jalinan hubungan jangka panjang dengan pihak-pihak /organisasi lain.
.1......................................2........................................3.......................................................
508
LAMPIRAN.II.
ANALISIS FAKTOR KONFIRMATORI MODEL EMPIRIK I
A.1. CFA-VARIABEL EKSOGEN: KEKUATAN MEMAKSA DENGAN FIRST
ORDER
, 84
PSYAR1 eKP1
, 72
PKENTAR2 eKP2
, 67
,92 PKEPEM3 eKP3
,85
, 71
,82 PROSBAY4 eKP4
,84
, 70
,84
KONKER5 eKP5
K_PAKSA ,09 , 01
UJI MODEL PROTRAN6 eKP6
,06
Chi square = 666,784 ,01 , 00
df = 35 KBJUAL7 eKP7
Prob = ,000 ,01
RMSEA = ,309 , 00
,11 RBSPEM8 eKP8
GFI = ,510
AGFI = ,231 , 00
TLI = ,403 RBHJU9 eKP9
CFI = ,536
Chi square/df = 19,051 , 01
RSPROM10 eKP10
509
Squared Multiple Correlations:
Estimate
PROMO10 ,012
HJUAL9 ,000
STRATEG8 ,000
PKREDIT7 ,003
PROTRAN6 ,009
KONKER5 ,700
PSBAYAR4 ,706
PKPASAR3 ,667
KTARIF2 ,716
PSYARAT1 ,843
e2 ktarif2 ,01
,85
,66 ,81
e3 pkpasar3 K_PATUH
,70 ,84
4
e4 psbayar4
,8
,70 ,12
e5 konker5
K_MEMAKSA
,76
e6 ptrans6 Z2
,51
,61
,8
7
e7 pkredit7 , 78 ,26
,69 ,83
e8 strateg8 K-RUBAH UJI MODEL
,61 ,78
e9 hjual9
Chi square = 38,654
7
df = 34
,8
510
PTRANS6 PKREDIT7 STRATEG8 HJUAL9 PPROMO10
KONKER5 ,029 ,018 ,005 -,007 ,098
511
Sample Covariances (Group number 1)
PSYARAT1 KTARIF2 PKPASAR3 PSBAYAR4 KONKER5
PSYARAT1 ,707
KTARIF2 ,571 ,746
PKPASAR3 ,510 ,466 ,676
PSBAYAR4 ,586 ,543 ,506 ,794
KONKER5 ,571 ,561 ,533 ,537 ,802
Condition number = 27,593
Eigenvalues
3,500 2,876 ,392 ,315 ,297 ,255 ,234 ,199 ,166 ,127
Determinant of sample covariance matrix = 2,10708
Sample Correlations (Group number 1)
PTRANS6 PKREDIT7 STRATEG8 HJUAL9 PPROMO10
PTRANS6 1,000
PKREDIT7 ,701 1,000
STRATEG8 ,737 ,610 1,000
HJUAL9 ,664 ,592 ,671 1,000
PPROMO10 ,743 ,694 ,715 ,680 1,000
PSYARAT1 ,106 ,055 ,003 ,017 ,116
KTARIF2 ,081 ,038 ,016 ,006 ,085
PKPASAR3 ,052 ,073 -,011 -,017 ,056
PSBAYAR4 ,040 -,022 -,055 -,022 ,030
KONKER5 ,033 ,021 ,006 -,008 ,109
512
Estimate S.E. C.R. P
PKREDIT7 <--- K-RUBAH ,843 ,064 13,114 ***
PTRANS6 <--- K-RUBAH ,992 ,064 15,519 ***
A.3.ANALISIS
KONFIRMATORI VARIABEL KEKUATAN
MEMAKSA/ KEMAMPUAN MMENDESAK DENGAN VARIABEL
KOMPOSITE-TUNGGAL
CFA-KOMPOSITE VARIABEL
KEKUATAN MEMAKSA
e1
,71
UJI MODEL
KM_COMP
Chi square = ,000
df = 0
Prob = \p
RMSEA = \rmsea
,84 GFI = 1,000
AGFI = \agfi
TLI = \tli
KEKUATAN CFI = \cfi
MEMAKSA CMIN/DF = \cmindf
513
KM_COMP 1,000
Condition number = 1,000
Eigenvalues 1,000
Models
Computation of degrees of freedom (Default model)
Number of distinct sample moments: 1
Number of distinct parameters to be estimated: 1
Degrees of freedom (1 - 1): 0
Result (Default model)
Minimum was achieved
Chi-square = ,000
Degrees of freedom = 0
514
Standardized Residual Covariances (Group number 1 - Default model)
KM_COMP
KM_COMP ,000
Lampiran A.4.
CONFIRMATORY ANALYSIS (CFA)-VARIABEL ENDOGEN MODEL EMPIRIK I:
VARIABEL KEPERCAYAAN, KOMITMEN RELASIONAL, KERJASAMA,
LOYALITAS, KEERATAN HUBUNGAN DAN PESAN BERANTAI POSITIF.
Sample Covariances (Group number 1)
SYARATM TEPATH HAKP ADIL JUJUR JANJI RKONFLI MUDAH SANKSI TOLERAN LIBAT INTENS
6 5 4 3 2 1 5 4 3 2 1 5
SYARATM
,590
6
TEPATH5 ,409 ,718
HAKP4 ,381 ,412 ,625
ADIL3 ,397 ,446 ,384 ,673
JUJUR2 ,404 ,421 ,428 ,411 ,670
JANJI1 ,446 ,426 ,427 ,420 ,422 ,601
RKONFLI5 ,284 ,246 ,200 ,257 ,263 ,319 ,898
MUDAH4 ,276 ,273 ,196 ,211 ,264 ,279 ,577 ,830
SANKSI3 ,247 ,240 ,227 ,244 ,233 ,275 ,580 ,528 ,852
TOLERAN2 ,226 ,190 ,178 ,161 ,219 ,229 ,444 ,528 ,413 ,715
LIBAT1 ,251 ,215 ,176 ,186 ,207 ,285 ,533 ,491 ,476 ,404 ,688
INTENS5 ,230 ,224 ,177 ,202 ,171 ,204 ,295 ,248 ,252 ,169 ,206 ,663
SIMLEK4 ,226 ,207 ,217 ,228 ,211 ,191 ,204 ,229 ,168 ,147 ,105 ,187
REKOMD3 ,224 ,180 ,241 ,230 ,187 ,202 ,247 ,210 ,170 ,156 ,161 ,252
TINDAKP2 ,212 ,210 ,203 ,233 ,190 ,192 ,250 ,281 ,205 ,192 ,166 ,240
MANFAAT1 ,245 ,210 ,199 ,191 ,212 ,213 ,279 ,247 ,244 ,183 ,163 ,246
BERALIH4 ,284 ,259 ,258 ,217 ,233 ,252 ,320 ,289 ,306 ,246 ,246 ,453
FREKT3 ,224 ,195 ,146 ,183 ,215 ,184 ,297 ,260 ,246 ,188 ,193 ,394
SUKA2 ,221 ,208 ,178 ,174 ,217 ,191 ,342 ,316 ,272 ,207 ,291 ,427
NIAT1 ,288 ,217 ,187 ,202 ,234 ,255 ,330 ,298 ,285 ,244 ,260 ,416
SFIHAK7 ,236 ,182 ,168 ,221 ,176 ,208 ,267 ,275 ,247 ,141 ,186 ,300
HSOPTIM6 ,304 ,237 ,247 ,233 ,283 ,288 ,316 ,323 ,267 ,196 ,225 ,278
GREKAN5 ,269 ,257 ,208 ,202 ,230 ,246 ,290 ,270 ,247 ,158 ,188 ,293
KONSUS4 ,275 ,262 ,248 ,243 ,266 ,262 ,304 ,317 ,283 ,189 ,218 ,263
HKUAT3 ,274 ,243 ,218 ,242 ,218 ,266 ,330 ,322 ,259 ,192 ,222 ,267
HARMO1 ,278 ,203 ,178 ,184 ,218 ,245 ,304 ,338 ,284 ,204 ,218 ,231
ORIJPJ2 ,222 ,166 ,181 ,206 ,218 ,210 ,269 ,292 ,247 ,175 ,237 ,256
INFOPAR1 ,231 ,194 ,155 ,218 ,249 ,215 ,371 ,349 ,270 ,243 ,256 ,239
ASETMA2 ,257 ,261 ,214 ,246 ,291 ,224 ,365 ,379 ,293 ,298 ,258 ,233
SUNSTRA3 ,226 ,183 ,130 ,210 ,182 ,192 ,317 ,352 ,241 ,239 ,246 ,244
IMPLEST4 ,199 ,169 ,161 ,174 ,193 ,172 ,283 ,338 ,240 ,238 ,224 ,211
PKOMPET5 ,238 ,212 ,157 ,219 ,227 ,209 ,369 ,404 ,294 ,270 ,261 ,233
LKONDUS6 ,231 ,170 ,134 ,172 ,191 ,191 ,326 ,282 ,253 ,221 ,202 ,254
515
ASETMA2 ,276 ,244 ,275 ,265 ,327 ,295 ,310 ,324 ,218 ,291 ,262
SUNSTRA
,247 ,241 ,225 ,219 ,295 ,274 ,314 ,313 ,221 ,231 ,247
3
IMPLEST4 ,259 ,236 ,207 ,240 ,285 ,256 ,277 ,294 ,202 ,257 ,252
PKOMPET5 ,270 ,268 ,242 ,278 ,295 ,248 ,281 ,308 ,200 ,231 ,217
LKONDUS6 ,221 ,239 ,209 ,249 ,321 ,249 ,300 ,296 ,211 ,301 ,210
516
KONSUS4 HKUAT3 HARMO1 ORIJPJ2 INFOPAR1 ASETMA2 SUNSTRA3 IMPLEST4 PKOMPET5 LKONDUS6
KONSUS4 ,670
HKUAT3 ,439 ,652
HARMO1 ,520 ,473 ,702
ORIJPJ2 ,482 ,412 ,454 ,637
INFOPAR1 ,198 ,208 ,220 ,195 ,761
ASETMA2 ,243 ,232 ,281 ,246 ,550 ,793
SUNSTRA3 ,198 ,211 ,227 ,236 ,518 ,494 ,652
IMPLEST4 ,216 ,196 ,249 ,219 ,510 ,513 ,467 ,631
PKOMPET5 ,193 ,186 ,222 ,217 ,568 ,587 ,514 ,524 ,744
LKONDUS6 ,225 ,247 ,227 ,263 ,548 ,527 ,464 ,453 ,520 ,864
517
MUDAH4 SANKSI3 TOLERAN2 LIBAT1 INTENS5 SIMLEK4
MUDAH4 1,000
SANKSI3 ,628 1,000
TOLERAN2 ,686 ,529 1,000
LIBAT1 ,650 ,622 ,576 1,000
INTENS5 ,334 ,336 ,246 ,305 1,000
SIMLEK4 ,320 ,231 ,221 ,162 ,293 1,000
REKOMD3 ,278 ,223 ,223 ,236 ,374 ,658
TINDAKP2 ,378 ,273 ,279 ,246 ,363 ,701
MANFAAT1 ,347 ,337 ,277 ,251 ,386 ,708
BERALIH4 ,373 ,390 ,343 ,349 ,655 ,383
FREKT3 ,351 ,328 ,273 ,286 ,595 ,284
SUKA2 ,395 ,335 ,279 ,399 ,597 ,267
NIAT1 ,414 ,391 ,366 ,397 ,647 ,274
SFIHAK7 ,371 ,329 ,205 ,276 ,453 ,266
HSOPTIM6 ,421 ,343 ,275 ,323 ,406 ,327
GREKAN5 ,356 ,321 ,224 ,272 ,431 ,321
KONSUS4 ,425 ,375 ,273 ,321 ,394 ,303
HKUAT3 ,437 ,347 ,282 ,332 ,406 ,308
HARMO1 ,442 ,367 ,288 ,313 ,339 ,274
ORIJPJ2 ,402 ,335 ,259 ,357 ,394 ,280
INFOPAR1 ,439 ,335 ,330 ,353 ,337 ,375
ASETMA2 ,467 ,357 ,396 ,350 ,321 ,394
SUNSTRA3 ,479 ,324 ,350 ,368 ,370 ,389
IMPLEST4 ,467 ,327 ,354 ,340 ,327 ,415
PKOMPET5 ,515 ,369 ,370 ,365 ,332 ,399
LKONDUS6 ,334 ,295 ,281 ,262 ,336 ,303
518
HSOPTIM6 GREKAN5 KONSUS4 HKUAT3 HARMO1 ORIJPJ2
HSOPTIM6 1,000
GREKAN5 ,725 1,000
KONSUS4 ,761 ,687 1,000
HKUAT3 ,681 ,689 ,663 1,000
HARMO1 ,762 ,737 ,759 ,700 1,000
ORIJPJ2 ,760 ,681 ,738 ,639 ,679 1,000
INFOPAR1 ,316 ,281 ,277 ,296 ,301 ,280
ASETMA2 ,387 ,353 ,333 ,323 ,377 ,346
SUNSTRA3 ,339 ,366 ,300 ,323 ,335 ,366
IMPLEST4 ,384 ,380 ,331 ,306 ,374 ,345
PKOMPET5 ,318 ,302 ,274 ,267 ,306 ,315
LKONDUS6 ,384 ,271 ,296 ,329 ,292 ,354
519
Lanjutan Regression Weight….
Estimate S.E. C.R.
HSOPTIM6 <--- KOMITMEN_RELASIONAL 1,132 ,074 15,347
SFIHAK7 <--- KOMITMEN_RELASIONAL ,957 ,077 12,425
NIAT1 <--- LOYALITAS 1,000
SUKA2 <--- LOYALITAS 1,028 ,091 11,259
FREKT3 <--- LOYALITAS ,999 ,082 12,174
BERALIH4 <--- LOYALITAS 1,129 ,084 13,364
MANFAAT1 <--- PESAN_BERANTAI 1,000
TINDAKP2 <--- PESAN_BERANTAI ,979 ,068 14,314
REKOMD3 <--- PESAN_BERANTAI ,931 ,072 12,847
SIMLEK4 <--- PESAN_BERANTAI ,945 ,068 13,971
INTENS5 <--- LOYALITAS ,978 ,083 11,814
LIBAT1 <--- KEERATAN_HUBUNGAN 1,000
TOLERAN2 <--- KEERATAN_HUBUNGAN ,938 ,090 10,469
SANKSI3 <--- KEERATAN_HUBUNGAN 1,079 ,096 11,284
MUDAH4 <--- KEERATAN_HUBUNGAN 1,174 ,094 12,474
RKONFLI5 <--- KEERATAN_HUBUNGAN 1,189 ,096 12,372
JANJI1 <--- KEPERCAYAAN 1,000
JUJUR2 <--- KEPERCAYAAN ,954 ,072 13,224
ADIL3 <--- KEPERCAYAAN ,935 ,073 12,803
HAKP4 <--- KEPERCAYAAN ,923 ,069 13,372
TEPATH5 <--- KEPERCAYAAN ,965 ,076 12,751
SYARATM6 <--- KEPERCAYAAN ,954 ,064 14,944
Standardized Regression Weights: (Group number 1 - Default model)
Estimate
LKONDUS6 <--- KERJASAMA ,744
PKOMPET5 <--- KERJASAMA ,885
IMPLEST4 <--- KERJASAMA ,856
SUNSTRA3 <--- KERJASAMA ,839
ASETMA2 <--- KERJASAMA ,844
INFOPAR1 <--- KERJASAMA ,861
ORIJPJ2 <--- KOMITMEN_RELASIONAL ,824
HARMO1 <--- KOMITMEN_RELASIONAL ,864
HKUAT3 <--- KOMITMEN_RELASIONAL ,798
KONSUS4 <--- KOMITMEN_RELASIONAL ,861
GREKAN5 <--- KOMITMEN_RELASIONAL ,829
HSOPTIM6 <--- KOMITMEN_RELASIONAL ,884
SFIHAK7 <--- KOMITMEN_RELASIONAL ,775
NIAT1 <--- LOYALITAS ,814
SUKA2 <--- LOYALITAS ,753
FREKT3 <--- LOYALITAS ,790
520
Standardized Regression Weights: (Group number 1 - Default model)
Estimate
BERALIH4 <--- LOYALITAS ,856
MANFAAT1 <--- PESAN_BERANTAI ,879
TINDAKP2 <--- PESAN_BERANTAI ,826
REKOMD3 <--- PESAN_BERANTAI ,774
SIMLEK4 <--- PESAN_BERANTAI ,827
INTENS5 <--- LOYALITAS ,773
LIBAT1 <--- KEERATAN_HUBUNGAN ,791
TOLERAN2 <--- KEERATAN_HUBUNGAN ,728
SANKSI3 <--- KEERATAN_HUBUNGAN ,767
MUDAH4 <--- KEERATAN_HUBUNGAN ,845
RKONFLI5 <--- KEERATAN_HUBUNGAN ,823
JANJI1 <--- KEPERCAYAAN ,869
JUJUR2 <--- KEPERCAYAAN ,785
ADIL3 <--- KEPERCAYAAN ,768
HAKP4 <--- KEPERCAYAAN ,787
TEPATH5 <--- KEPERCAYAAN ,768
SYARATM6 <--- KEPERCAYAAN ,837
Covariances: (Group number 1 - Default model)
Estimate S.E. C.R. P
KOMITMEN_RELASIONAL <--> KEPERCAYAAN ,236 ,041 5,725 ***
KERJASAMA <--> KOMITMEN_RELASIONAL ,206 ,042 4,931 ***
PESAN_BERANTAI <--> KEERATAN_HUBUNGAN ,197 ,041 4,787 ***
LOYALITAS <--> KEERATAN_HUBUNGAN ,239 ,042 5,648 ***
LOYALITAS <--> KEPERCAYAAN ,223 ,041 5,459 ***
KOMITMEN_RELASIONAL <--> KEERATAN_HUBUNGAN ,227 ,041 5,508 ***
KERJASAMA <--> KEERATAN_HUBUNGAN ,264 ,046 5,701 ***
KEERATAN_HUBUNGAN <--> KEPERCAYAAN ,234 ,042 5,508 ***
PESAN_BERANTAI <--> KEPERCAYAAN ,226 ,042 5,383 ***
KERJASAMA <--> KEPERCAYAAN ,204 ,042 4,833 ***
KOMITMEN_RELASIONAL <--> LOYALITAS ,232 ,041 5,695 ***
KERJASAMA <--> LOYALITAS ,265 ,046 5,767 ***
LOYALITAS <--> PESAN_BERANTAI ,230 ,042 5,513 ***
KERJASAMA <--> PESAN_BERANTAI ,246 ,045 5,422 ***
KOMITMEN_RELASIONAL <--> PESAN_BERANTAI ,210 ,041 5,146 ***
521
Squared Multiple Correlations: (Group number 1 - Default model)
Estimate
SYARATM6 ,700
TEPATH5 ,590
HAKP4 ,619
ADIL3 ,590
JUJUR2 ,617
JANJI1 ,756
RKONFLI5 ,677
MUDAH4 ,714
SANKSI3 ,588
TOLERAN2 ,530
LIBAT1 ,626
INTENS5 ,597
SIMLEK4 ,684
REKOMD3 ,599
TINDAKP2 ,683
MANFAAT1 ,772
BERALIH4 ,732
FREKT3 ,625
SUKA2 ,567
NIAT1 ,662
SFIHAK7 ,601
HSOPTIM6 ,782
GREKAN5 ,687
KONSUS4 ,742
HKUAT3 ,637
HARMO1 ,746
ORIJPJ2 ,680
INFOPAR1 ,741
ASETMA2 ,712
SUNSTRA3 ,704
IMPLEST4 ,733
PKOMPET5 ,784
LKONDUS6 ,553
522
LAMPIRAN II.
FAKTOR KONFIRMATORI ANALISIS MODEL EMPIRIK II
e1 e2 e3 e4 e5
LOYALITAS
UJI MODEL
523
Sample Covariances (Group number 1)
524
Result (Default model)
Minimum was achieved
Chi-square = 72,138
Degrees of freedom = 74
Probability level = ,175
Regression Weights:
Estimate S.E. C.R. P
NIAT1 <--- LOYALITAS 1,000
SUKA2 <--- LOYALITAS 1,026 ,092 11,153 ***
FREKT3 <--- LOYALITAS 1,029 ,084 12,199 ***
BERALIH4 <--- LOYALITAS 1,130 ,085 13,225 ***
MANFAAT1 <--- PESAN_BERANTAI 1,000
TINDAKP2 <--- PESAN_BERANTAI ,987 ,068 14,471 ***
REKOMD3 <--- PESAN_BERANTAI ,893 ,071 12,663 ***
Regression Weights:
Estimate S.E. C.R. P
SIMLEK4 <--- PESAN_BERANTAI ,947 ,067 14,073 ***
INTENS5 <--- LOYALITAS 1,000 ,084 11,953 ***
RKONFLI5 <--- KEERATAN_HUBUNGAN 1,000
MUDAH4 <--- KEERATAN_HUBUNGAN ,983 ,076 12,891 ***
SANKSI3 <--- KEERATAN_HUBUNGAN ,918 ,077 11,958 ***
TOLERAN2 <--- KEERATAN_HUBUNGAN ,790 ,074 10,640 ***
LIBAT1 <--- KEERATAN_HUBUNGAN ,841 ,069 12,181 ***
525
Squared Multiple Correlations:
Estimate
LIBAT1 ,621
TOLERAN2 ,529
SANKSI3 ,601
MUDAH4 ,705
RKONFLI5 ,675
INTENS5 ,614
SIMLEK4 ,684
REKOMD3 ,583
TINDAKP2 ,690
MANFAAT1 ,784
BERALIH4 ,732
FREKT3 ,633
SUKA2 ,566
NIAT1 ,654
RMR, GFI
Model RMR GFI AGFI PGFI
Default model ,028 ,937 ,911 ,661
Saturated model ,000 1,000
Independence model ,303 ,278 ,166 ,241
BASELINE COMPARISONS
NFI RFI IFI TLI
Model CFI
Delta1 rho1 Delta2 rho2
Default model ,946 ,934 ,989 ,986 ,989
Saturated model 1,000 1,000 1,000
Independence model ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
Parsimony-Adjusted Measures
Model PRATIO PNFI PCFI
Default model ,813 ,769 ,804
Saturated model ,000 ,000 ,000
Independence model 1,000 ,000 ,000
NCP
Model NCP LO 90 HI 90
Default model 18,138 ,000 46,714
Saturated model ,000 ,000 ,000
Independence model 1614,799 1484,400 1752,581
526
FMIN
Model FMIN F0 LO 90 HI 90
Default model ,488 ,096 ,000 ,247
Saturated model ,000 ,000 ,000 ,000
Independence model 9,025 8,544 7,854 9,273
RMSEA
Model RMSEA LO 90 HI 90 PCLOSE
Default model ,036 ,000 ,058 ,840
Independence model ,306 ,294 ,319 ,000
AIC
Model AIC BCC BIC CAIC
Default model 154,138 159,483 254,796 285,796
Saturated model 210,000 228,103 550,938 655,938
Independence model 1733,799 1736,213 1779,258 1793,258
ECVI
Model ECVI LO 90 HI 90 MECVI
Default model ,816 ,720 ,967 ,844
Saturated model 1,111 1,111 1,111 1,207
Independence model 9,174 8,484 9,903 9,186
HOELTER
HOELTER HOELTER
Model
.05 .01
Default model 196 216
Independence model 13 14
527
2. VARIABEL ENDOGEN: MODEL EMPIRIK II
SINERGITAS KERJASAMA, KEUNGGULAN POSISIONAL BERSAING,
DAN KINERJA PEMASARAN
e1 e2 e3 e4 e5 e6
,74 ,63
,78 ,67 ,69 ,76
SINERGI
KERJASA MA
,54
,66
UJI MODEL OMZET1 e12
,81 ,68
Chi square = 127,053
,82 PANGSAR2 e13
df = 116
Prob = ,227 ,67
RMSEA = ,022 ,82 LABA_M3 e14
,54
GFI = ,927 KINERJA ,80
AGFI = ,903 PEMASARAN ,64
POP 4 e15
TLI = ,994 ,90
CFI = ,995 ,81
CMIN/DF = 1,095 LANGGAN5 e16
,79 ,62
INOVA6 e17
,46
KEUNGGULAN
P _BERSAING
,83 ,87
,85 ,80 ,85
e7 e8 e9 e10 e11
528
Sample Correlations (Group number 1)
RKONFL5 KMUDAH4TMHUK3 TOLERT2 SALBAT1 INTKER5
RKONFL5 1,000
KMUDAH4 ,669 1,000
TMHUK3 ,664 ,628 1,000
TOLERT2 ,554 ,686 ,530 1,000
SALBAT1 ,665 ,651 ,635 ,562 1,000
INTKER5 ,392 ,330 ,325 ,251 ,294 1,000
SIMLEK4 ,279 ,325 ,229 ,229 ,169 ,297
REKOMD3 ,329 ,299 ,224 ,251 ,232 ,394
INFTINP2 ,321 ,381 ,277 ,278 ,259 ,355
INFMANF1 ,384 ,355 ,345 ,288 ,260 ,391
TINGLIH4 ,403 ,379 ,396 ,349 ,341 ,660
TIFTRAN3 ,395 ,341 ,311 ,274 ,256 ,611
LESUKA2 ,412 ,403 ,349 ,281 ,402 ,598
NIATMIT1 ,444 ,412 ,388 ,364 ,379 ,657
Sample Correlations (Group number 1)
SIMLEK4 REKOMD3 INFTINP2 INFMANF1 TINGLIH4 TIFTRAN3 LESUKA2 NIATMIT1
SIMLEK4 1,000
REKOMD3 ,655 1,000
INFTINP2 ,711 ,588 1,000
INFMANF1 ,716 ,683 ,741 1,000
TINGLIH4 ,379 ,437 ,380 ,446 1,000
TIFTRAN3 ,288 ,330 ,309 ,322 ,689 1,000
LESUKA2 ,274 ,399 ,354 ,403 ,651 ,596 1,000
NIATMIT1 ,271 ,317 ,268 ,355 ,681 ,666 ,574 1,000
529
Standardized Regression Weights: (Group number 1 - Default model)
Estimate
NIATMIT1 <--- LOY ,809
LESUKA2 <--- LOY ,752
TIFTRAN3 <--- LOY ,795
TINGLIH4 <--- LOY ,856
INFMANF1 <--- PBP ,885
INFTINP2 <--- PBP ,830
REKOMD3 <--- PBP ,764
SIMLEK4 <--- PBP ,827
INTKER5 <--- LOY ,783
SALBAT1 <--- H_ERAT ,788
TOLERT2 <--- H_ERAT ,727
TMHUK3 <--- H_ERAT ,775
KMUDAH4 <--- H_ERAT ,840
RKONFL5 <--- H_ERAT ,821
RMR, GFI
Model RMR GFI AGFI PGFI
Default model ,028 ,937 ,911 ,661
Saturated model ,000 1,000
Independence model ,303 ,278 ,166 ,241
530
Baseline Comparisons
NFI RFI IFI TLI
Model CFI
Delta1 rho1 Delta2 rho2
Default model ,946 ,934 ,989 ,986 ,989
Saturated model 1,000 1,000 1,000
Independence model ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
Parsimony-Adjusted Measures
Model PRATIO PNFI PCFI
Default model ,813 ,769 ,804
Saturated model ,000 ,000 ,000
Independence model 1,000 ,000 ,000
NCP
Model NCP LO 90 HI 90
Default model 18,138 ,000 46,714
Saturated model ,000 ,000 ,000
Independence model 1614,799 1484,400 1752,581
FMIN
Model FMIN F0 LO 90 HI 90
Default model ,488 ,096 ,000 ,247
Saturated model ,000 ,000 ,000 ,000
Independence model 9,025 8,544 7,854 9,273
RMSEA
Model RMSEA LO 90 HI 90 PCLOSE
Default model ,036 ,000 ,058 ,840
Independence model ,306 ,294 ,319 ,000
AIC
Model AIC BCC BIC CAIC
Default model 154,138 159,483 254,796 285,796
Saturated model 210,000 228,103 550,938 655,938
Independence model 1733,799 1736,213 1779,258 1793,258
ECVI
Model ECVI LO 90 HI 90 MECVI
Default model ,816 ,720 ,967 ,844
Saturated model 1,111 1,111 1,111 1,207
Independence model 9,174 8,484 9,903 9,186
HOELTER
HOELTER HOELTER
Model
.05 .01
Default model 196 216
Independence model 13 14
Execution time summary
Minimization: ,031
Miscellaneous: 2,152
Bootstrap: ,000
Total: 2,183
531
LAMPIRAN III- FULL MODEL EMPIRIK I –
D:\BARU_MODEL_ \OLAH_AMOS\komposite-full-dua.amw
Analysis Summary
Date and Time
Date: 21 Maret 2009
Time: 8:18:45
Group number 1 (Group number 1)
Notes for Group (Group number 1)
The model is recursive.
Sample size = 190
Variable Summary (Group number 1)
Your model contains the following variables (Group number 1)
Observed, endogenous variables
HARMO1
ORIJPJ2
HKUAT3
KONSUS4
GREKAN5
HSOPTIM6
INFOPAR1
ASETMA2
SUNSTRA3
IMPLEST4
PKOMPET5
LKONDUS6
JUJUR2
JANJI1
ADIL3
HAKP4
TEPATH5
SYARATM6
NIAT1
SUKA2
FREKT3
BERALIH4
MANFAAT1
TINDAKP2
REKOMD3
SIMLEK4
INTENS5
LIBAT1
TOLERAN2
SANKSI3
MUDAH4
RKONFLI5
SFIHAK7
KM_COMP
532
Unobserved, endogenous variables
KOMITMEN_RELASIONAL
KERJASAMA
KEPERCAYAAN
LOYALITAS
PESAN_BERANTAI_POSITIF
KEERATAN_HUBUNGAN
Unobserved, exogenous variables
e9
e10
e11
e12
e13
e14
e16
e17
e18
e19
e20
e21
e4
e3
e5
e6
e7
e8
e22
e23
e24
e25
e27
e28
e29
e30
e26
e31
e32
e33
e34
e35
Z4
Z6
e15
z5
z2
z3
e1
KEKUATAN_MEMAKSA
z1
533
Variable counts (Group number 1)
Number of variables in your model: 81
Number of observed variables: 34
Number of unobserved variables: 47
Number of exogenous variables: 41
Number of endogenous variables: 40
Parameter summary (Group number 1)
Weights Covariances Variances Means Intercepts Total
Fixed 47 0 1 0 0 48
Labeled 0 0 0 0 0 0
Unlabeled 36 0 40 0 0 76
Total 83 0 41 0 0 124
Assessment of normality (Group number 1)
Variable min max skew c.r. kurtosis c.r.
KM_COMP 3,628 7,544 -,538 -2,027 ,017 ,049
SFIHAK7 5,000 9,000 -,138 -,777 -,229 -,646
RKONFLI5 6,000 10,000 -,132 -,740 -,540 -1,519
MUDAH4 6,000 10,000 -,167 -,938 -,490 -1,379
SANKSI3 6,000 10,000 ,022 ,126 -,522 -1,469
TOLERAN2 6,000 10,000 -,307 -1,728 -,414 -1,165
LIBAT1 6,000 10,000 -,103 -,578 -,349 -,982
INTENS5 6,000 10,000 ,078 ,438 -,196 -,550
SIMLEK4 6,000 9,000 -,240 -1,351 -,374 -1,053
REKOMD3 6,000 10,000 -,082 -,459 -,436 -1,228
TINDAKP2 6,000 10,000 -,103 -,578 -,174 -,491
MANFAAT1 6,000 10,000 -,181 -1,019 -,232 -,652
BERALIH4 6,000 10,000 -,236 -1,330 -,381 -1,072
FREKT3 6,000 10,000 -,216 -1,218 -,245 -,691
SUKA2 6,000 10,000 -,263 -1,480 -,481 -1,354
NIAT1 6,000 10,000 -,065 -,368 -,427 -1,202
SYARATM6 6,000 9,000 -,156 -,879 -,603 -1,696
TEPATH5 6,000 9,000 ,210 1,181 -,581 -1,635
HAKP4 6,000 9,000 -,112 -,629 -,611 -1,719
ADIL3 6,000 9,000 -,106 -,599 -,922 -2,564
JANJI1 6,000 9,000 -,133 -,746 -,542 -1,524
JUJUR2 6,000 9,000 ,138 ,777 -,603 -1,696
LKONDUS6 6,000 10,000 -,202 -1,137 -,647 -1,820
PKOMPET5 6,000 10,000 -,337 -1,897 -,275 -,775
IMPLEST4 6,000 9,000 -,200 -1,127 -,387 -1,090
SUNSTRA3 6,000 9,000 -,328 -1,848 -,330 -,928
ASETMA2 6,000 9,000 -,256 -1,439 -,656 -1,847
INFOPAR1 6,000 9,000 -,319 -1,797 -,541 -1,521
HSOPTIM6 5,000 9,000 -,098 -,552 -,379 -1,067
GREKAN5 5,000 9,000 ,079 ,442 -,343 -,965
KONSUS4 5,000 9,000 -,318 -1,791 -,285 -,801
HKUAT3 5,000 9,000 -,091 -,513 -,317 -,893
ORIJPJ2 5,000 9,000 -,007 -,039 -,270 -,761
HARMO1 5,000 9,000 -,175 -,985 -,343 -,966
Multivariate 10,108 1,408
534
Observations farthest from the centroid (Mahalanobis distance) (Group
number 1)
Observation number Mahalanobis d-squared p1 p2
133 54,042 ,016 ,952
65 51,808 ,026 ,958
151 50,343 ,035 ,965
66 47,720 ,059 ,997
168 47,546 ,061 ,992
114 47,499 ,062 ,980
73 46,625 ,073 ,987
125 46,083 ,081 ,988
181 45,959 ,083 ,979
86 45,747 ,086 ,969
178 45,459 ,091 ,962
110 45,387 ,092 ,939
163 45,257 ,094 ,913
104 45,224 ,094 ,867
145 45,072 ,097 ,833
102 44,896 ,100 ,800
130 44,765 ,102 ,756
97 44,523 ,107 ,740
93 44,305 ,111 ,719
38 44,214 ,113 ,662
161 44,197 ,113 ,579
107 43,974 ,118 ,564
109 43,541 ,127 ,622
131 43,213 ,134 ,649
164 43,153 ,135 ,588
132 43,103 ,136 ,521
148 42,923 ,140 ,503
69 42,859 ,142 ,444
18 42,694 ,146 ,423
50 42,460 ,151 ,431
134 42,424 ,152 ,367
32 42,219 ,157 ,366
112 42,187 ,158 ,306
185 42,152 ,159 ,253
59 42,089 ,161 ,213
155 42,046 ,162 ,173
57 41,961 ,164 ,147
76 41,854 ,167 ,130
141 41,573 ,174 ,152
165 41,563 ,175 ,115
136 41,537 ,175 ,087
94 41,007 ,190 ,161
106 41,003 ,190 ,122
140 40,843 ,195 ,120
101 40,808 ,196 ,095
98 40,775 ,197 ,073
115 40,492 ,206 ,093
103 40,451 ,207 ,073
11 40,254 ,213 ,080
82 40,094 ,218 ,080
177 39,926 ,223 ,083
174 39,755 ,229 ,086
108 39,735 ,230 ,066
176 39,481 ,238 ,082
535
7 39,412 ,241 ,070
Observation number Mahalanobis d-squared p1 p2
124 39,332 ,243 ,061
187 39,102 ,251 ,074
92 39,092 ,252 ,055
153 39,048 ,253 ,044
149 39,023 ,254 ,033
147 38,957 ,256 ,027
71 38,504 ,273 ,060
166 38,317 ,280 ,068
182 38,262 ,282 ,057
28 38,032 ,291 ,071
173 37,647 ,306 ,123
62 37,386 ,316 ,159
3 37,182 ,325 ,183
122 37,155 ,326 ,153
15 37,036 ,331 ,152
175 36,971 ,333 ,135
24 36,774 ,342 ,157
129 36,749 ,343 ,130
21 36,713 ,344 ,109
137 36,405 ,357 ,159
95 36,050 ,373 ,241
127 35,919 ,379 ,247
67 35,865 ,381 ,222
183 35,775 ,385 ,213
22 35,663 ,390 ,211
116 35,235 ,410 ,345
87 35,122 ,415 ,344
34 34,806 ,429 ,446
25 34,700 ,434 ,443
63 34,692 ,435 ,390
189 34,583 ,440 ,389
79 34,582 ,440 ,335
2 34,545 ,442 ,300
157 34,507 ,444 ,268
126 34,316 ,453 ,304
58 34,241 ,456 ,288
52 34,207 ,458 ,255
35 34,098 ,463 ,255
42 34,076 ,464 ,219
61 33,824 ,476 ,280
113 33,808 ,477 ,240
72 33,773 ,479 ,210
9 33,756 ,480 ,177
123 33,755 ,480 ,142
16 33,705 ,482 ,125
536
Sample Moments (Group number 1)
Sample Covariances (Group number 1)
KM_COMP SFIHAK7 RKONFLI5 MUDAH4 SANKSI3 TOLERAN2
KM_COMP ,560
SFIHAK7 ,085 ,660
RKONFLI5 ,135 ,267 ,898
MUDAH4 ,103 ,275 ,577 ,830
SANKSI3 ,121 ,247 ,580 ,528 ,852
TOLERAN2 ,076 ,141 ,444 ,528 ,413 ,715
LIBAT1 ,112 ,186 ,533 ,491 ,476 ,404
INTENS5 ,066 ,300 ,295 ,248 ,252 ,169
SIMLEK4 ,060 ,170 ,204 ,229 ,168 ,147
REKOMD3 ,064 ,177 ,247 ,210 ,170 ,156
TINDAKP2 ,021 ,220 ,250 ,281 ,205 ,192
MANFAAT1 ,016 ,211 ,279 ,247 ,244 ,183
BERALIH4 ,107 ,271 ,320 ,289 ,306 ,246
FREKT3 ,110 ,194 ,297 ,260 ,246 ,188
SUKA2 ,098 ,189 ,342 ,316 ,272 ,207
NIAT1 ,084 ,235 ,330 ,298 ,285 ,244
SYARATM6 ,079 ,236 ,284 ,276 ,247 ,226
TEPATH5 -,019 ,182 ,246 ,273 ,240 ,190
HAKP4 ,009 ,168 ,200 ,196 ,227 ,178
ADIL3 -,006 ,221 ,257 ,211 ,244 ,161
JANJI1 ,023 ,208 ,319 ,279 ,275 ,229
JUJUR2 ,039 ,176 ,263 ,264 ,233 ,219
LKONDUS6 ,192 ,211 ,326 ,282 ,253 ,221
PKOMPET5 ,161 ,200 ,369 ,404 ,294 ,270
IMPLEST4 ,136 ,202 ,283 ,338 ,240 ,238
SUNSTRA3 ,110 ,221 ,317 ,352 ,241 ,239
ASETMA2 ,155 ,218 ,365 ,379 ,293 ,298
INFOPAR1 ,163 ,215 ,371 ,349 ,270 ,243
HSOPTIM6 ,103 ,470 ,316 ,323 ,267 ,196
GREKAN5 ,079 ,436 ,290 ,270 ,247 ,158
KONSUS4 ,121 ,442 ,304 ,317 ,283 ,189
HKUAT3 ,065 ,426 ,330 ,322 ,259 ,192
ORIJPJ2 ,081 ,401 ,269 ,292 ,247 ,175
HARMO1 ,116 ,455 ,304 ,338 ,284 ,204
537
Sample Covariances (Group number 1)
LIBAT1 INTENS5 SIMLEK4 REKOMD3 TINDAKP2 MANFAAT1
LIBAT1 ,688
INTENS5 ,206 ,663
SIMLEK4 ,105 ,187 ,617
REKOMD3 ,161 ,252 ,427 ,684
TINDAKP2 ,166 ,240 ,448 ,404 ,663
MANFAAT1 ,163 ,246 ,435 ,445 ,470 ,612
BERALIH4 ,246 ,453 ,256 ,296 ,271 ,291
FREKT3 ,193 ,394 ,181 ,196 ,214 ,195
SUKA2 ,291 ,427 ,184 ,285 ,250 ,271
NIAT1 ,260 ,416 ,170 ,193 ,180 ,215
SYARATM6 ,251 ,230 ,226 ,224 ,212 ,245
TEPATH5 ,215 ,224 ,207 ,180 ,210 ,210
HAKP4 ,176 ,177 ,217 ,241 ,203 ,199
ADIL3 ,186 ,202 ,228 ,230 ,233 ,191
JANJI1 ,285 ,204 ,191 ,202 ,192 ,213
JUJUR2 ,207 ,171 ,211 ,187 ,190 ,212
LKONDUS6 ,202 ,254 ,221 ,239 ,209 ,249
PKOMPET5 ,261 ,233 ,270 ,268 ,242 ,278
IMPLEST4 ,224 ,211 ,259 ,236 ,207 ,240
SUNSTRA3 ,246 ,244 ,247 ,241 ,225 ,219
ASETMA2 ,258 ,233 ,276 ,244 ,275 ,265
INFOPAR1 ,256 ,239 ,257 ,249 ,227 ,276
HSOPTIM6 ,225 ,278 ,216 ,226 ,205 ,238
GREKAN5 ,188 ,293 ,210 ,230 ,212 ,235
KONSUS4 ,218 ,263 ,195 ,192 ,240 ,210
HKUAT3 ,222 ,267 ,195 ,243 ,238 ,228
ORIJPJ2 ,237 ,256 ,176 ,202 ,241 ,201
HARMO1 ,218 ,231 ,180 ,208 ,226 ,237
Sample Covariances (Group number 1)
BERALIH4 FREKT3 SUKA2 NIAT1 SYARATM6 TEPATH5
BERALIH4 ,721
FREKT3 ,474 ,661
SUKA2 ,488 ,431 ,772
NIAT1 ,457 ,423 ,401 ,625
SYARATM6 ,284 ,224 ,221 ,288 ,590
TEPATH5 ,259 ,195 ,208 ,217 ,409 ,718
HAKP4 ,258 ,146 ,178 ,187 ,381 ,412
ADIL3 ,217 ,183 ,174 ,202 ,397 ,446
JANJI1 ,252 ,184 ,191 ,255 ,446 ,426
JUJUR2 ,233 ,215 ,217 ,234 ,404 ,421
LKONDUS6 ,321 ,249 ,300 ,296 ,231 ,170
PKOMPET5 ,295 ,248 ,281 ,308 ,238 ,212
IMPLEST4 ,285 ,256 ,277 ,294 ,199 ,169
SUNSTRA3 ,295 ,274 ,314 ,313 ,226 ,183
ASETMA2 ,327 ,295 ,310 ,324 ,257 ,261
INFOPAR1 ,315 ,283 ,331 ,337 ,231 ,194
HSOPTIM6 ,293 ,240 ,214 ,268 ,304 ,237
GREKAN5 ,290 ,219 ,227 ,240 ,269 ,257
KONSUS4 ,298 ,252 ,232 ,267 ,275 ,262
HKUAT3 ,289 ,263 ,228 ,229 ,274 ,243
ORIJPJ2 ,258 ,219 ,228 ,215 ,222 ,166
HARMO1 ,261 ,215 ,242 ,261 ,278 ,203
538
Sample Covariances (Group number 1)
HAKP4 ADIL3 JANJI1 JUJUR2 LKONDUS6 PKOMPET5
HAKP4 ,625
ADIL3 ,384 ,673
JANJI1 ,427 ,420 ,601
JUJUR2 ,428 ,411 ,422 ,670
LKONDUS6 ,134 ,172 ,191 ,191 ,864
PKOMPET5 ,157 ,219 ,209 ,227 ,520 ,744
IMPLEST4 ,161 ,174 ,172 ,193 ,453 ,524
SUNSTRA3 ,130 ,210 ,192 ,182 ,464 ,514
ASETMA2 ,214 ,246 ,224 ,291 ,527 ,587
INFOPAR1 ,155 ,218 ,215 ,249 ,548 ,568
HSOPTIM6 ,247 ,233 ,288 ,283 ,301 ,231
GREKAN5 ,208 ,202 ,246 ,230 ,210 ,217
KONSUS4 ,248 ,243 ,262 ,266 ,225 ,193
HKUAT3 ,218 ,242 ,266 ,218 ,247 ,186
ORIJPJ2 ,181 ,206 ,210 ,218 ,263 ,217
HARMO1 ,178 ,184 ,245 ,218 ,227 ,222
539
Lanjutan… Sample Correlations (Group number 1)
KM_COMP SFIHAK7 RKONFLI5 MUDAH4 SANKSI3 TOLERAN2
REKOMD3 ,103 ,263 ,315 ,278 ,223 ,223
TINDAKP2 ,034 ,333 ,324 ,378 ,273 ,279
MANFAAT1 ,027 ,331 ,377 ,347 ,337 ,277
BERALIH4 ,168 ,393 ,398 ,373 ,390 ,343
FREKT3 ,181 ,293 ,385 ,351 ,328 ,273
SUKA2 ,148 ,265 ,411 ,395 ,335 ,279
NIAT1 ,141 ,366 ,440 ,414 ,391 ,366
SYARATM6 ,138 ,378 ,391 ,394 ,349 ,349
TEPATH5 ‐,030 ,264 ,306 ,354 ,307 ,265
HAKP4 ,015 ,261 ,266 ,272 ,311 ,267
ADIL3 ‐,011 ,331 ,331 ,283 ,323 ,232
JANJI1 ,040 ,330 ,435 ,395 ,384 ,349
JUJUR2 ,064 ,264 ,339 ,354 ,309 ,316
LKONDUS6 ,276 ,280 ,370 ,334 ,295 ,281
PKOMPET5 ,249 ,286 ,452 ,515 ,369 ,370
IMPLEST4 ,228 ,313 ,375 ,467 ,327 ,354
SUNSTRA3 ,182 ,337 ,414 ,479 ,324 ,350
ASETMA2 ,232 ,302 ,433 ,467 ,357 ,396
INFOPAR1 ,250 ,303 ,449 ,439 ,335 ,330
HSOPTIM6 ,162 ,686 ,395 ,421 ,343 ,275
GREKAN5 ,127 ,643 ,366 ,356 ,321 ,224
KONSUS4 ,198 ,664 ,392 ,425 ,375 ,273
HKUAT3 ,107 ,649 ,431 ,437 ,347 ,282
ORIJPJ2 ,135 ,619 ,356 ,402 ,335 ,259
HARMO1 ,184 ,668 ,382 ,442 ,367 ,288
540
Sample Correlations (Group number 1)
LIBAT1 INTENS5 SIMLEK4 REKOMD3 TINDAKP2 MANFAAT1
SUNSTRA3 ,368 ,370 ,389 ,360 ,342 ,347
ASETMA2 ,350 ,321 ,394 ,332 ,379 ,380
INFOPAR1 ,353 ,337 ,375 ,345 ,320 ,405
HSOPTIM6 ,323 ,406 ,327 ,324 ,298 ,362
GREKAN5 ,272 ,431 ,321 ,333 ,312 ,360
KONSUS4 ,321 ,394 ,303 ,284 ,361 ,328
HKUAT3 ,332 ,406 ,308 ,365 ,362 ,361
ORIJPJ2 ,357 ,394 ,280 ,306 ,371 ,323
HARMO1 ,313 ,339 ,274 ,301 ,331 ,362
541
ASETMA2 ,304 ,336 ,324 ,399 ,637 ,765
HAKP4 ADIL3 JANJI1 JUJUR2 LKONDUS6 PKOMPET5
INFOPAR1 ,225 ,305 ,318 ,348 ,676 ,755
HSOPTIM6 ,371 ,337 ,440 ,410 ,384 ,318
GREKAN5 ,315 ,296 ,381 ,337 ,271 ,302
KONSUS4 ,384 ,362 ,413 ,398 ,296 ,274
HKUAT3 ,341 ,366 ,425 ,330 ,329 ,267
ORIJPJ2 ,288 ,314 ,339 ,334 ,354 ,315
HARMO1 ,269 ,267 ,376 ,318 ,292 ,306
542
Regression Weights: (Group number 1 - Default model)
Estimate S.E. C.R. P
KEPERCAYAAN <--- KEKUATAN_MEMAKSA ,042 ,061 ,693 ,488
KOMITMEN_RELASIONAL <--- KEKUATAN_MEMAKSA ,143 ,059 2,427 ,015
KOMITMEN_RELASIONAL <--- KEPERCAYAAN ,585 ,085 6,846 ***
KERJASAMA <--- KOMITMEN_RELASIONAL ,275 ,085 3,249 ,001
KERJASAMA <--- KEKUATAN_MEMAKSA ,197 ,061 3,215 ,001
KERJASAMA <--- KEPERCAYAAN ,369 ,095 3,875 ***
PESAN_BERANTAI_POSITIF<--- KERJASAMA ,502 ,069 7,313 ***
KEERATAN_HUBUNGAN <--- KERJASAMA ,538 ,068 7,901 ***
LOYALITAS <--- KERJASAMA ,544 ,067 8,157 ***
ORIJPJ2 <--- KOMITMEN_RELASIONAL ,908 ,062 14,586 ***
HKUAT3 <--- KOMITMEN_RELASIONAL ,886 ,064 13,836 ***
KONSUS4 <--- KOMITMEN_RELASIONAL ,973 ,061 15,955 ***
GREKAN5 <--- KOMITMEN_RELASIONAL ,955 ,064 14,908 ***
HSOPTIM6 <--- KOMITMEN_RELASIONAL 1,031 ,061 16,781 ***
INFOPAR1 <--- KERJASAMA 1,000
ASETMA2 <--- KERJASAMA 1,006 ,067 14,986 ***
SUNSTRA3 <--- KERJASAMA ,904 ,061 14,858 ***
IMPLEST4 <--- KERJASAMA ,906 ,059 15,309 ***
PKOMPET5 <--- KERJASAMA 1,014 ,063 16,177 ***
LKONDUS6 <--- KERJASAMA ,924 ,075 12,283 ***
JUJUR2 <--- KEPERCAYAAN 1,000
JANJI1 <--- KEPERCAYAAN 1,044 ,079 13,226 ***
ADIL3 <--- KEPERCAYAAN ,981 ,086 11,463 ***
HAKP4 <--- KEPERCAYAAN ,965 ,082 11,843 ***
TEPATH5 <--- KEPERCAYAAN 1,011 ,089 11,424 ***
SYARATM6 <--- KEPERCAYAAN ,994 ,079 12,582 ***
HARMO1 <--- KOMITMEN_RELASIONAL 1,000
NIAT1 <--- LOYALITAS 1,000
SUKA2 <--- LOYALITAS 1,028 ,091 11,270 ***
FREKT3 <--- LOYALITAS 1,004 ,082 12,262 ***
BERALIH4 <--- LOYALITAS 1,121 ,084 13,274 ***
MANFAAT1 <--- PESAN_BERANTAI_POSITIF 1,000
TINDAKP2 <--- PESAN_BERANTAI_POSITIF ,979 ,069 14,203 ***
REKOMD3 <--- PESAN_BERANTAI_POSITIF ,931 ,073 12,748 ***
SIMLEK4 <--- PESAN_BERANTAI_POSITIF ,952 ,068 13,928 ***
INTENS5 <--- LOYALITAS ,969 ,083 11,715 ***
LIBAT1 <--- KEERATAN_HUBUNGAN 1,000
TOLERAN2 <--- KEERATAN_HUBUNGAN ,946 ,090 10,501 ***
SANKSI3 <--- KEERATAN_HUBUNGAN 1,074 ,096 11,175 ***
MUDAH4 <--- KEERATAN_HUBUNGAN 1,179 ,095 12,427 ***
RKONFLI5 <--- KEERATAN_HUBUNGAN 1,185 ,097 12,269 ***
SFIHAK7 <--- KOMITMEN_RELASIONAL ,868 ,066 13,219 ***
KM_COMP <--- KEKUATAN_MEMAKSA ,665
543
Standardized Regression Weights: (Group number 1 - Default model)
Estimate
KEPERCAYAAN <--- KEKUATAN_MEMAKSA ,062
KOMITMEN_RELASIONAL <--- KEKUATAN_MEMAKSA ,187
KOMITMEN_RELASIONAL <--- KEPERCAYAAN ,521
KERJASAMA <--- KOMITMEN_RELASIONAL ,267
KERJASAMA <--- KEKUATAN_MEMAKSA ,250
KERJASAMA <--- KEPERCAYAAN ,319
PESAN_BERANTAI_POSITIF <--- KERJASAMA ,547
KEERATAN_HUBUNGAN <--- KERJASAMA ,614
LOYALITAS <--- KERJASAMA ,630
ORIJPJ2 <--- KOMITMEN_RELASIONAL ,824
HKUAT3 <--- KOMITMEN_RELASIONAL ,795
KONSUS4 <--- KOMITMEN_RELASIONAL ,861
GREKAN5 <--- KOMITMEN_RELASIONAL ,829
HSOPTIM6 <--- KOMITMEN_RELASIONAL ,886
INFOPAR1 <--- KERJASAMA ,856
ASETMA2 <--- KERJASAMA ,844
SUNSTRA3 <--- KERJASAMA ,836
IMPLEST4 <--- KERJASAMA ,852
PKOMPET5 <--- KERJASAMA ,878
LKONDUS6 <--- KERJASAMA ,743
JUJUR2 <--- KEPERCAYAAN ,788
JANJI1 <--- KEPERCAYAAN ,868
ADIL3 <--- KEPERCAYAAN ,771
HAKP4 <--- KEPERCAYAAN ,787
TEPATH5 <--- KEPERCAYAAN ,769
SYARATM6 <--- KEPERCAYAAN ,834
HARMO1 <--- KOMITMEN_RELASIONAL ,864
NIAT1 <--- LOYALITAS ,816
SUKA2 <--- LOYALITAS ,755
FREKT3 <--- LOYALITAS ,796
BERALIH4 <--- LOYALITAS ,852
MANFAAT1 <--- PESAN_BERANTAI_POSITIF ,877
TINDAKP2 <--- PESAN_BERANTAI_POSITIF ,825
REKOMD3 <--- PESAN_BERANTAI_POSITIF ,772
SIMLEK4 <--- PESAN_BERANTAI_POSITIF ,832
INTENS5 <--- LOYALITAS ,767
LIBAT1 <--- KEERATAN_HUBUNGAN ,790
TOLERAN2 <--- KEERATAN_HUBUNGAN ,733
SANKSI3 <--- KEERATAN_HUBUNGAN ,762
MUDAH4 <--- KEERATAN_HUBUNGAN ,848
RKONFLI5 <--- KEERATAN_HUBUNGAN ,820
SFIHAK7 <--- KOMITMEN_RELASIONAL ,774
KM_COMP <--- KEKUATAN_MEMAKSA ,843
544
Variances: (Group number 1 - Default model)
Estimate S.E. C.R. P
KEKUATAN_MEMAKSA ,901 ,130 6,911 ***
z1 ,414 ,065 6,325 ***
z2 ,358 ,051 7,005 ***
z3 ,354 ,052 6,824 ***
Z4 ,251 ,040 6,298 ***
Z6 ,330 ,047 7,008 ***
z5 ,268 ,045 5,905 ***
e1 ,162
e9 ,177 ,022 8,033 ***
e10 ,204 ,024 8,504 ***
e11 ,240 ,027 8,733 ***
e12 ,173 ,021 8,085 ***
e13 ,217 ,026 8,463 ***
e14 ,153 ,020 7,637 ***
e16 ,203 ,025 8,088 ***
e17 ,228 ,028 8,251 ***
e18 ,196 ,024 8,346 ***
e19 ,173 ,021 8,164 ***
e20 ,170 ,022 7,714 ***
e21 ,387 ,043 8,992 ***
e4 ,254 ,030 8,345 ***
e3 ,148 ,021 7,173 ***
e5 ,273 ,032 8,494 ***
e6 ,238 ,028 8,362 ***
e7 ,293 ,034 8,499 ***
e8 ,180 ,023 7,805 ***
e22 ,209 ,027 7,609 ***
e23 ,332 ,040 8,349 ***
e24 ,242 ,030 7,954 ***
e25 ,198 ,028 6,984 ***
e27 ,141 ,023 6,080 ***
e28 ,212 ,028 7,466 ***
e29 ,276 ,034 8,149 ***
e30 ,190 ,027 7,177 ***
e26 ,273 ,033 8,252 ***
e31 ,258 ,033 7,897 ***
e32 ,330 ,039 8,401 ***
e33 ,357 ,043 8,200 ***
e34 ,233 ,034 6,760 ***
e35 ,295 ,040 7,378 ***
e15 ,264 ,030 8,880 ***
545
Squared Multiple Correlations: (Group number 1 - Default model)
Estimate
KEPERCAYAAN ,004
KOMITMEN_RELASIONAL ,318
KERJASAMA ,366
KEERATAN_HUBUNGAN ,377
PESAN_BERANTAI_POSITIF ,299
LOYALITAS ,397
KM_COMP ,711
SFIHAK7 ,600
RKONFLI5 ,672
MUDAH4 ,720
SANKSI3 ,581
TOLERAN2 ,538
LIBAT1 ,625
INTENS5 ,589
SIMLEK4 ,692
REKOMD3 ,597
TINDAKP2 ,681
MANFAAT1 ,769
BERALIH4 ,725
FREKT3 ,634
SUKA2 ,570
NIAT1 ,666
SYARATM6 ,695
TEPATH5 ,592
HAKP4 ,619
ADIL3 ,595
JANJI1 ,753
JUJUR2 ,620
LKONDUS6 ,552
PKOMPET5 ,772
IMPLEST4 ,726
SUNSTRA3 ,699
ASETMA2 ,712
INFOPAR1 ,733
HSOPTIM6 ,785
GREKAN5 ,688
KONSUS4 ,741
HKUAT3 ,632
ORIJPJ2 ,679
HARMO1 ,747
546
Matrices (Group number 1 - Default model)
Residual Covariances (Group number 1 - Default model)
KM_COMP SFIHAK7 RKONFLI5 MUDAH4 SANKSI3 TOLERAN2
KM_COMP ,000
SFIHAK7 -,002 ,000
RKONFLI5 ,036 ,119 ,000
MUDAH4 ,005 ,128 -,023 ,000
SANKSI3 ,031 ,113 ,034 -,016 ,000
TOLERAN2 -,003 ,023 -,038 ,049 -,023 ,000
LIBAT1 ,029 ,062 ,024 -,015 ,015 -,002
INTENS5 -,015 ,178 ,108 ,061 ,082 ,019
SIMLEK4 -,014 ,059 ,033 ,060 ,013 ,011
REKOMD3 -,009 ,069 ,081 ,044 ,019 ,023
TINDAKP2 -,056 ,107 ,075 ,106 ,047 ,052
MANFAAT1 -,062 ,095 ,101 ,069 ,081 ,040
BERALIH4 ,012 ,130 ,103 ,073 ,109 ,073
FREKT3 ,026 ,068 ,102 ,066 ,070 ,032
SUKA2 ,011 ,060 ,143 ,118 ,091 ,048
NIAT1 -,001 ,109 ,136 ,106 ,110 ,090
SYARATM6 ,054 ,021 ,139 ,131 ,116 ,110
TEPATH5 -,045 -,037 ,098 ,126 ,106 ,072
HAKP4 -,016 -,041 ,058 ,056 ,099 ,065
ADIL3 -,031 ,009 ,114 ,068 ,114 ,046
JANJI1 -,003 -,018 ,167 ,127 ,136 ,107
JUJUR2 ,014 -,040 ,117 ,119 ,101 ,102
LKONDUS6 ,048 -,002 -,003 -,045 -,045 -,042
PKOMPET5 ,004 -,034 ,008 ,045 -,033 -,018
IMPLEST4 -,005 -,007 -,040 ,017 -,053 -,020
SUNSTRA3 -,030 ,012 -,005 ,032 -,050 -,018
ASETMA2 -,001 -,014 ,007 ,023 -,031 ,012
INFOPAR1 ,008 -,016 ,015 -,005 -,053 -,041
HSOPTIM6 -,001 ,000 ,141 ,149 ,108 ,057
GREKAN5 -,016 ,001 ,128 ,109 ,101 ,029
KONSUS4 ,024 -,002 ,139 ,153 ,134 ,057
HKUAT3 -,024 ,022 ,180 ,172 ,123 ,072
ORIJPJ2 -,010 -,012 ,115 ,139 ,107 ,052
HARMO1 ,015 -,001 ,134 ,169 ,130 ,069
547
Residual Covariances (Group number 1 - Default model)
LIBAT1 INTENS5 SIMLEK4 REKOMD3 TINDAKP2 MANFAAT1
LIBAT1 ,000
INTENS5 ,048 ,000
SIMLEK4 -,038 ,047 ,000
REKOMD3 ,021 ,114 ,010 ,000
TINDAKP2 ,019 ,096 ,009 -,025 ,000
MANFAAT1 ,012 ,098 -,013 ,007 ,009 ,000
BERALIH4 ,063 ,001 ,093 ,137 ,104 ,120
FREKT3 ,029 -,010 ,036 ,053 ,064 ,042
SUKA2 ,123 ,013 ,035 ,139 ,096 ,114
NIAT1 ,097 ,013 ,025 ,051 ,030 ,062
SYARATM6 ,128 ,110 ,117 ,118 ,100 ,131
TEPATH5 ,090 ,101 ,096 ,071 ,096 ,094
HAKP4 ,057 ,061 ,112 ,138 ,094 ,088
ADIL3 ,065 ,084 ,120 ,124 ,122 ,078
JANJI1 ,156 ,078 ,076 ,090 ,074 ,093
JUJUR2 ,084 ,050 ,102 ,080 ,077 ,096
LKONDUS6 -,076 -,017 -,025 -,002 -,045 -,010
PKOMPET5 -,043 -,065 -,001 ,003 -,036 -,006
IMPLEST4 -,048 -,055 ,017 -,001 -,042 -,014
SUNSTRA3 -,025 -,022 ,006 ,005 -,023 -,034
ASETMA2 -,044 -,063 ,007 -,018 -,001 -,017
INFOPAR1 -,045 -,055 -,010 -,012 -,047 -,004
HSOPTIM6 ,078 ,134 ,085 ,098 ,070 ,101
GREKAN5 ,051 ,159 ,089 ,111 ,087 ,107
KONSUS4 ,079 ,126 ,071 ,071 ,113 ,080
HKUAT3 ,095 ,143 ,082 ,133 ,122 ,110
ORIJPJ2 ,107 ,129 ,060 ,089 ,122 ,080
HARMO1 ,074 ,091 ,053 ,084 ,095 ,103
548
Residual Covariances (Group number 1 - Default model)
HAKP4 ADIL3 JANJI1 JUJUR2 LKONDUS6 PKOMPET5
HAKP4 ,000
ADIL3 -,010 ,000
JANJI1 ,008 -,006 ,000
JUJUR2 ,027 ,003 -,012 ,000
LKONDUS6 -,070 -,037 -,031 -,021 ,000
PKOMPET5 -,067 -,010 -,034 -,006 -,003 ,000
IMPLEST4 -,039 -,030 -,045 -,015 -,014 ,011
SUNSTRA3 -,071 ,007 -,025 -,025 -,003 ,002
ASETMA2 -,009 ,019 -,017 ,060 ,008 ,018
INFOPAR1 -,066 -,007 -,024 ,019 ,032 ,002
HSOPTIM6 ,000 -,018 ,020 ,027 ,047 -,047
GREKAN5 -,021 -,031 -,001 -,007 -,025 -,041
KONSUS4 ,015 ,006 ,010 ,025 -,014 -,069
HKUAT3 ,005 ,026 ,036 -,003 ,029 -,053
ORIJPJ2 -,036 -,016 -,026 -,008 ,039 -,028
HARMO1 -,062 -,060 -,015 -,031 -,019 -,048
Residual Covariances (Group number 1 - Default model)
IMPLEST4 SUNSTRA3 ASETMA2 INFOPAR1 HSOPTIM6 GREKAN5
IMPLEST4 ,000
SUNSTRA3 ,009 ,000
ASETMA2 ,004 -,014 ,000
INFOPAR1 ,004 ,013 -,011 ,000
HSOPTIM6 ,009 -,017 ,015 -,042 ,000
GREKAN5 ,022 ,017 ,007 -,049 -,007 ,000
KONSUS4 -,019 -,036 -,018 -,061 -,001 -,018
HKUAT3 -,017 -,002 -,005 -,027 -,016 ,020
ORIJPJ2 ,000 ,017 ,003 -,047 ,020 -,002
HARMO1 ,008 -,014 ,014 -,046 -,003 ,014
Residual Covariances (Group number 1 - Default model)
KONSUS4 HKUAT3 ORIJPJ2 HARMO1
KONSUS4 ,000
HKUAT3 -,014 ,000
ORIJPJ2 ,018 -,011 ,000
HARMO1 ,010 ,008 -,023 ,000
Standardized Residual Covariances (Group number 1 - Default model)
KM_COMP SFIHAK7 RKONFLI5 MUDAH4 SANKSI3 TOLERAN2
KM_COMP ,000
SFIHAK7 -,051 ,000
RKONFLI5 ,683 2,095 ,000
MUDAH4 ,095 2,331 -,301 ,000
SANKSI3 ,613 2,043 ,454 -,220 ,000
TOLERAN2 -,069 ,463 -,556 ,745 -,358 ,000
LIBAT1 ,633 1,236 ,352 -,230 ,234 -,042
INTENS5 -,342 3,638 1,864 1,099 1,469 ,380
SIMLEK4 -,327 1,256 ,602 1,115 ,249 ,215
REKOMD3 -,190 1,387 1,384 ,785 ,345 ,439
TINDAKP2 -1,244 2,183 1,298 1,918 ,835 1,017
MANFAAT1 -1,449 2,012 1,814 1,297 1,515 ,822
BERALIH4 ,265 2,548 1,703 1,246 1,856 1,355
FREKT3 ,572 1,383 1,771 1,189 1,246 ,630
SUKA2 ,225 1,135 2,296 1,971 1,513 ,869
NIAT1 -,018 2,295 2,420 1,950 2,013 1,800
SYARATM6 1,296 ,448 2,573 2,518 2,204 2,300
549
TEPATH5 -,964 -,695 1,646 2,207 1,831 1,364
HAKP4 -,365 -,827 1,052 1,041 1,830 1,328
ADIL3 -,703 ,174 1,981 1,237 2,041 ,900
JANJI1 -,076 -,361 3,053 2,421 2,573 2,203
JUJUR2 ,307 -,787 2,032 2,145 1,808 2,001
LKONDUS6 ,937 -,037 -,041 -,682 -,688 -,694
PKOMPET5 ,079 -,630 ,128 ,717 -,527 -,321
IMPLEST4 -,105 -,152 -,670 ,302 -,916 -,380
SUNSTRA3 -,663 ,248 -,076 ,547 -,867 -,335
ASETMA2 -,023 -,256 ,107 ,352 -,486 ,211
INFOPAR1 ,168 -,295 ,236 -,085 -,833 -,708
HSOPTIM6 -,019 ,003 2,367 2,606 1,875 1,071
GREKAN5 -,355 ,016 2,175 1,931 1,764 ,550
KONSUS4 ,529 -,033 2,405 2,747 2,387 1,113
HKUAT3 -,548 ,394 3,168 3,147 2,223 1,433
ORIJPJ2 -,234 -,223 2,051 2,565 1,965 1,043
HARMO1 ,333 -,015 2,268 2,970 2,263 1,311
550
Standardized Residual Covariances (Group number 1 - Default model)
BERALIH4 FREKT3 SUKA2 NIAT1 SYARATM6 TEPATH5
BERALIH4 ,000
FREKT3 ,102 ,000
SUKA2 ,125 ,024 ,000
NIAT1 -,152 ,090 -,450 ,000
SYARATM6 2,994 2,159 1,876 3,633 ,000
TEPATH5 2,205 1,342 1,429 1,828 -,145 ,000
HAKP4 2,464 ,526 1,053 1,445 -,323 ,110
ADIL3 1,551 1,226 ,910 1,657 -,149 ,567
JANJI1 2,161 1,134 1,126 2,732 ,287 -,218
JUJUR2 1,811 1,817 1,670 2,273 -,162 ,008
LKONDUS6 ,104 -,554 ,177 ,276 ,375 -,753
PKOMPET5 -,852 -1,091 -,597 -,004 ,133 -,417
IMPLEST4 -,426 -,387 -,110 ,380 -,155 -,803
SUNSTRA3 -,229 -,026 ,567 ,769 ,412 -,511
ASETMA2 -,256 -,211 -,064 ,340 ,531 ,478
INFOPAR1 -,427 -,391 ,318 ,605 ,061 -,668
HSOPTIM6 2,351 1,766 1,095 2,386 ,984 -,395
GREKAN5 2,554 1,600 1,555 2,087 ,671 ,308
KONSUS4 2,698 2,224 1,630 2,613 ,699 ,327
HKUAT3 2,848 2,749 1,834 2,120 1,158 ,390
ORIJPJ2 2,197 1,798 1,791 1,775 -,055 -1,200
HARMO1 1,858 1,373 1,701 2,363 ,621 -,886
551
IMPLEST4 SUNSTRA3 ASETMA2 INFOPAR1 HSOPTIM6 GREKAN5
HKUAT3 -,351 -,048 -,090 -,506 -,259 ,337
ORIJPJ2 ,004 ,349 ,053 -,868 ,333 -,028
HARMO1 ,158 -,267 ,239 -,807 -,040 ,224
Standardized Residual Covariances (Group number 1 - Default model)
KONSUS4 HKUAT3 ORIJPJ2 HARMO1
KONSUS4 ,000
HKUAT3 -,243 ,000
ORIJPJ2 ,314 -,193 ,000
HARMO1 ,158 ,138 -,377 ,000
Factor Score Weights (Group number 1 - Default model)
KM_COMP SFIHAK7 RKONFLI5 MUDAH4 SANKSI3 TOLERAN2
KEKUATAN_MEMAKSA 1,027 ,006 ,001 ,002 ,001 ,001
KEPERCAYAAN -,010 ,004 ,000 ,000 ,000 ,000
KOMITMEN_RELASIONAL ,007 ,093 ,000 ,000 ,000 ,000
KERJASAMA ,018 ,002 ,010 ,013 ,008 ,007
KEERATAN_HUBUNGAN ,001 ,000 ,166 ,210 ,125 ,119
PESAN_BERANTAI_POSITIF ,001 ,000 ,001 ,001 ,001 ,001
LOYALITAS ,001 ,000 ,001 ,001 ,001 ,001
Factor Score Weights (Group number 1 - Default model)
LIBAT1 INTENS5 SIMLEK4 REKOMD3 TINDAKP2 MANFAAT1
KEKUATAN_MEMAKSA ,001 ,001 ,001 ,001 ,001 ,002
KEPERCAYAAN ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
KOMITMEN_RELASIONAL ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
KERJASAMA ,010 ,009 ,011 ,007 ,010 ,015
KEERATAN_HUBUNGAN ,160 ,001 ,001 ,001 ,001 ,001
PESAN_BERANTAI_POSITIF ,001 ,001 ,223 ,150 ,206 ,315
LOYALITAS ,001 ,138 ,001 ,001 ,001 ,001
Factor Score Weights (Group number 1 - Default model)
BERALIH4 FREKT3 SUKA2 NIAT1 SYARATM6 TEPATH5
KEKUATAN_MEMAKSA ,002 ,002 ,001 ,002 -,014 -,008
KEPERCAYAAN ,000 ,000 ,000 ,000 ,176 ,110
KOMITMEN_RELASIONAL ,000 ,000 ,000 ,000 ,007 ,004
KERJASAMA ,015 ,011 ,008 ,013 ,006 ,004
KEERATAN_HUBUNGAN ,001 ,001 ,001 ,001 ,000 ,000
PESAN_BERANTAI_POSITIF ,001 ,001 ,001 ,001 ,000 ,000
LOYALITAS ,220 ,161 ,120 ,186 ,000 ,000
Factor Score Weights (Group number 1 - Default model)
HAKP4 ADIL3 JANJI1 JUJUR2 LKONDUS6 PKOMPET5
KEKUATAN_MEMAKSA -,010 -,009 -,017 -,010 ,010 ,026
KEPERCAYAAN ,129 ,115 ,225 ,125 ,002 ,006
KOMITMEN_RELASIONAL ,005 ,004 ,009 ,005 ,002 ,005
KERJASAMA ,004 ,004 ,007 ,004 ,075 ,188
KEERATAN_HUBUNGAN ,000 ,000 ,001 ,000 ,006 ,016
PESAN_BERANTAI_POSITIF ,000 ,000 ,000 ,000 ,005 ,013
LOYALITAS ,000 ,000 ,001 ,000 ,006 ,016
552
Factor Score Weights (Group number 1 - Default model)
IMPLEST4 SUNSTRA3 ASETMA2 INFOPAR1 HSOPTIM6 GREKAN5
KEKUATAN_MEMAKSA ,023 ,020 ,019 ,021 ,012 ,008
KEPERCAYAAN ,005 ,005 ,005 ,005 ,008 ,005
KOMITMEN_RELASIONAL ,004 ,004 ,003 ,004 ,191 ,124
KERJASAMA ,165 ,145 ,139 ,155 ,005 ,003
KEERATAN_HUBUNGAN ,014 ,012 ,011 ,013 ,000 ,000
PESAN_BERANTAI_POSITIF ,011 ,010 ,009 ,010 ,000 ,000
LOYALITAS ,014 ,012 ,012 ,013 ,000 ,000
Factor Score Weights (Group number 1 - Default model)
KONSUS4 HKUAT3 ORIJPJ2 HARMO1
KEKUATAN_MEMAKSA ,010 ,006 ,008 ,010
KEPERCAYAAN ,007 ,005 ,005 ,007
KOMITMEN_RELASIONAL ,159 ,105 ,126 ,160
KERJASAMA ,004 ,003 ,003 ,004
KEERATAN_HUBUNGAN ,000 ,000 ,000 ,000
PESAN_BERANTAI_POSITIF ,000 ,000 ,000 ,000
LOYALITAS ,000 ,000 ,000 ,000
553
PESAN
KEKUATAN_ KEPER KOMITMEN_ KERJA KEERATAN_
BERANTAI_
MEMAKSA CAYAAN RELASIONAL SAMA HUBUNGAN
POSITIF
HSOPTIM6 ,173 ,603 1,031 ,000 ,000 ,000
GREKAN5 ,160 ,559 ,955 ,000 ,000 ,000
KONSUS4 ,163 ,569 ,973 ,000 ,000 ,000
HKUAT3 ,148 ,519 ,886 ,000 ,000 ,000
ORIJPJ2 ,152 ,531 ,908 ,000 ,000 ,000
HARMO1 ,167 ,585 1,000 ,000 ,000 ,000
554
555
Standardized Total Effects (Group number 1 - Default model)
KEKUATAN_ KEPER KOMITMEN_ KERJA KEERATAN_ PESANBERANTAI
MEMAKSA CAYAAN RELASIONAL SAMA HUBUNGAN POSITIF
KEPERCAYAAN ,062 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
KOMITMEN_RELASIONAL ,219 ,521 ,000 ,000 ,000 ,000
KERJASAMA ,329 ,458 ,267 ,000 ,000 ,000
KEERATAN_HUBUNGAN ,202 ,281 ,164 ,614 ,000 ,000
PESAN_BERANTAI_POSITIF ,180 ,250 ,146 ,547 ,000 ,000
LOYALITAS ,207 ,288 ,168 ,630 ,000 ,000
KM_COMP ,843 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
SFIHAK7 ,170 ,403 ,774 ,000 ,000 ,000
RKONFLI5 ,165 ,230 ,134 ,503 ,820 ,000
MUDAH4 ,171 ,238 ,139 ,520 ,848 ,000
SANKSI3 ,154 ,214 ,125 ,468 ,762 ,000
TOLERAN2 ,148 ,206 ,120 ,450 ,733 ,000
LIBAT1 ,159 ,222 ,130 ,485 ,790 ,000
INTENS5 ,159 ,221 ,129 ,484 ,000 ,000
SIMLEK4 ,150 ,208 ,122 ,455 ,000 ,832
REKOMD3 ,139 ,193 ,113 ,423 ,000 ,772
TINDAKP2 ,148 ,207 ,121 ,452 ,000 ,825
MANFAAT1 ,158 ,220 ,128 ,480 ,000 ,877
BERALIH4 ,176 ,246 ,143 ,537 ,000 ,000
FREKT3 ,165 ,230 ,134 ,502 ,000 ,000
SUKA2 ,156 ,218 ,127 ,476 ,000 ,000
NIAT1 ,169 ,235 ,137 ,514 ,000 ,000
SYARATM6 ,052 ,834 ,000 ,000 ,000 ,000
TEPATH5 ,048 ,769 ,000 ,000 ,000 ,000
HAKP4 ,049 ,787 ,000 ,000 ,000 ,000
ADIL3 ,048 ,771 ,000 ,000 ,000 ,000
JANJI1 ,054 ,868 ,000 ,000 ,000 ,000
JUJUR2 ,049 ,788 ,000 ,000 ,000 ,000
LKONDUS6 ,244 ,340 ,198 ,743 ,000 ,000
PKOMPET5 ,289 ,402 ,235 ,878 ,000 ,000
IMPLEST4 ,280 ,390 ,228 ,852 ,000 ,000
SUNSTRA3 ,275 ,383 ,223 ,836 ,000 ,000
ASETMA2 ,278 ,386 ,225 ,844 ,000 ,000
INFOPAR1 ,282 ,392 ,229 ,856 ,000 ,000
HSOPTIM6 ,194 ,461 ,886 ,000 ,000 ,000
GREKAN5 ,182 ,432 ,829 ,000 ,000 ,000
KONSUS4 ,189 ,448 ,861 ,000 ,000 ,000
HKUAT3 ,174 ,414 ,795 ,000 ,000 ,000
ORIJPJ2 ,181 ,429 ,824 ,000 ,000 ,000
HARMO1 ,190 ,450 ,864 ,000 ,000 ,000
556
RKONFLI5 ,000
LOYALITAS
MUDAH4 ,000
SANKSI3 ,000
TOLERAN2 ,000
LIBAT1 ,000
INTENS5 ,767
SIMLEK4 ,000
REKOMD3 ,000
TINDAKP2 ,000
MANFAAT1 ,000
BERALIH4 ,852
FREKT3 ,796
SUKA2 ,755
NIAT1 ,816
SYARATM6 ,000
TEPATH5 ,000
HAKP4 ,000
ADIL3 ,000
JANJI1 ,000
JUJUR2 ,000
LKONDUS6 ,000
PKOMPET5 ,000
IMPLEST4 ,000
SUNSTRA3 ,000
ASETMA2 ,000
INFOPAR1 ,000
HSOPTIM6 ,000
GREKAN5 ,000
KONSUS4 ,000
HKUAT3 ,000
ORIJPJ2 ,000
HARMO1 ,000
557
LIBAT1 ,000 ,000 ,000 ,000 1,000 ,000
558
Lanjutan ….. Direct Effects (Group number 1 - Default model)
KEKUATAN_ KEPER KOMITMEN_ KERJA KEERATAN_ PESANBERANTAI
MEMAKSA CAYAAN RELASIONAL SAMA HUBUNGAN POSITIF
INTENS5 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
SIMLEK4 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,952
REKOMD3 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,931
TINDAKP2 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,979
MANFAAT1 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 1,000
BERALIH4 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
FREKT3 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
SUKA2 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
NIAT1 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
SYARATM6 ,000 ,994 ,000 ,000 ,000 ,000
TEPATH5 ,000 1,011 ,000 ,000 ,000 ,000
HAKP4 ,000 ,965 ,000 ,000 ,000 ,000
ADIL3 ,000 ,981 ,000 ,000 ,000 ,000
JANJI1 ,000 1,044 ,000 ,000 ,000 ,000
JUJUR2 ,000 1,000 ,000 ,000 ,000 ,000
LKONDUS6 ,000 ,000 ,000 ,924 ,000 ,000
PKOMPET5 ,000 ,000 ,000 1,014 ,000 ,000
IMPLEST4 ,000 ,000 ,000 ,906 ,000 ,000
SUNSTRA3 ,000 ,000 ,000 ,904 ,000 ,000
ASETMA2 ,000 ,000 ,000 1,006 ,000 ,000
INFOPAR1 ,000 ,000 ,000 1,000 ,000 ,000
HSOPTIM6 ,000 ,000 1,031 ,000 ,000 ,000
GREKAN5 ,000 ,000 ,955 ,000 ,000 ,000
KONSUS4 ,000 ,000 ,973 ,000 ,000 ,000
HKUAT3 ,000 ,000 ,886 ,000 ,000 ,000
ORIJPJ2 ,000 ,000 ,908 ,000 ,000 ,000
HARMO1 ,000 ,000 1,000 ,000 ,000 ,000
559
SIMLEK4 ,000
LOYALITAS
REKOMD3 ,000
TINDAKP2 ,000
MANFAAT1 ,000
BERALIH4 1,121
FREKT3 1,004
SUKA2 1,028
NIAT1 1,000
SYARATM6 ,000
TEPATH5 ,000
HAKP4 ,000
ADIL3 ,000
JANJI1 ,000
JUJUR2 ,000
LKONDUS6 ,000
PKOMPET5 ,000
IMPLEST4 ,000
SUNSTRA3 ,000
ASETMA2 ,000
INFOPAR1 ,000
HSOPTIM6 ,000
GREKAN5 ,000
KONSUS4 ,000
HKUAT3 ,000
ORIJPJ2 ,000
HARMO1 ,000
Standardized Direct Effects (Group number 1 - Default model)
KEKUATAN_ KEPER KOMITMEN_ KERJA KEERATAN_ PESANBERANTAI
MEMAKSA CAYAAN RELASIONAL SAMA HUBUNGAN POSITIF
KEPERCAYAAN ,062 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
KOMITMEN_RELASIONAL ,187 ,521 ,000 ,000 ,000 ,000
KERJASAMA ,250 ,319 ,267 ,000 ,000 ,000
KEERATAN_HUBUNGAN ,000 ,000 ,000 ,614 ,000 ,000
PESAN_BERANTAI_POSITIF ,000 ,000 ,000 ,547 ,000 ,000
LOYALITAS ,000 ,000 ,000 ,630 ,000 ,000
KM_COMP ,843 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
SFIHAK7 ,000 ,000 ,774 ,000 ,000 ,000
RKONFLI5 ,000 ,000 ,000 ,000 ,820 ,000
MUDAH4 ,000 ,000 ,000 ,000 ,848 ,000
SANKSI3 ,000 ,000 ,000 ,000 ,762 ,000
TOLERAN2 ,000 ,000 ,000 ,000 ,733 ,000
LIBAT1 ,000 ,000 ,000 ,000 ,790 ,000
INTENS5 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
SIMLEK4 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,832
REKOMD3 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,772
TINDAKP2 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,825
MANFAAT1 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,877
560
561
KEKUATAN_ KEPER KOMITMEN_ KERJA KEERATAN_ PESANBERANTAI
MEMAKSA CAYAAN RELASIONAL SAMA HUBUNGAN POSITIF
BERALIH4 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
FREKT3 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
SUKA2 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
NIAT1 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
SYARATM6 ,000 ,834 ,000 ,000 ,000 ,000
TEPATH5 ,000 ,769 ,000 ,000 ,000 ,000
HAKP4 ,000 ,787 ,000 ,000 ,000 ,000
ADIL3 ,000 ,771 ,000 ,000 ,000 ,000
JANJI1 ,000 ,868 ,000 ,000 ,000 ,000
JUJUR2 ,000 ,788 ,000 ,000 ,000 ,000
LKONDUS6 ,000 ,000 ,000 ,743 ,000 ,000
PKOMPET5 ,000 ,000 ,000 ,878 ,000 ,000
IMPLEST4 ,000 ,000 ,000 ,852 ,000 ,000
SUNSTRA3 ,000 ,000 ,000 ,836 ,000 ,000
ASETMA2 ,000 ,000 ,000 ,844 ,000 ,000
INFOPAR1 ,000 ,000 ,000 ,856 ,000 ,000
HSOPTIM6 ,000 ,000 ,886 ,000 ,000 ,000
GREKAN5 ,000 ,000 ,829 ,000 ,000 ,000
KONSUS4 ,000 ,000 ,861 ,000 ,000 ,000
HKUAT3 ,000 ,000 ,795 ,000 ,000 ,000
ORIJPJ2 ,000 ,000 ,824 ,000 ,000 ,000
HARMO1 ,000 ,000 ,864 ,000 ,000 ,000
562
LOYALITAS
FREKT3 ,796
SUKA2 ,755
NIAT1 ,816
SYARATM6 ,000
TEPATH5 ,000
HAKP4 ,000
ADIL3 ,000
JANJI1 ,000
JUJUR2 ,000
LKONDUS6 ,000
PKOMPET5 ,000
IMPLEST4 ,000
SUNSTRA3 ,000
ASETMA2 ,000
INFOPAR1 ,000
HSOPTIM6 ,000
GREKAN5 ,000
KONSUS4 ,000
HKUAT3 ,000
ORIJPJ2 ,000
HARMO1 ,000
563
NIAT1 ,141 ,289 ,150 ,544
KEKUATAN_ KEPER KOMITMEN_ KERJA
MEMAKSA CAYAAN RELASIONAL SAMA
SYARATM6 ,042 ,000 ,000 ,000
TEPATH5 ,043 ,000 ,000 ,000
HAKP4 ,041 ,000 ,000 ,000
ADIL3 ,042 ,000 ,000 ,000
JANJI1 ,044 ,000 ,000 ,000
JUJUR2 ,042 ,000 ,000 ,000
LKONDUS6 ,239 ,490 ,255 ,000
PKOMPET5 ,263 ,538 ,279 ,000
IMPLEST4 ,235 ,481 ,250 ,000
SUNSTRA3 ,234 ,480 ,249 ,000
ASETMA2 ,260 ,534 ,277 ,000
INFOPAR1 ,259 ,530 ,275 ,000
HSOPTIM6 ,173 ,603 ,000 ,000
GREKAN5 ,160 ,559 ,000 ,000
KONSUS4 ,163 ,569 ,000 ,000
HKUAT3 ,148 ,519 ,000 ,000
ORIJPJ2 ,152 ,531 ,000 ,000
HARMO1 ,167 ,585 ,000 ,000
Indirect Effects (Group number 1 - Default model)
KEERATAN_ PESAN BERANTAI
LOYALITAS
HUBUNGAN POSITIF
KEPERCAYAAN ,000 ,000 ,000
KOMITMEN_RELASIONAL ,000 ,000 ,000
KERJASAMA ,000 ,000 ,000
KEERATAN_HUBUNGAN ,000 ,000 ,000
PESAN_BERANTAI_POSITIF ,000 ,000 ,000
LOYALITAS ,000 ,000 ,000
KM_COMP ,000 ,000 ,000
SFIHAK7 ,000 ,000 ,000
RKONFLI5 ,000 ,000 ,000
MUDAH4 ,000 ,000 ,000
SANKSI3 ,000 ,000 ,000
TOLERAN2 ,000 ,000 ,000
LIBAT1 ,000 ,000 ,000
INTENS5 ,000 ,000 ,000
SIMLEK4 ,000 ,000 ,000
REKOMD3 ,000 ,000 ,000
TINDAKP2 ,000 ,000 ,000
MANFAAT1 ,000 ,000 ,000
BERALIH4 ,000 ,000 ,000
FREKT3 ,000 ,000 ,000
SUKA2 ,000 ,000 ,000
NIAT1 ,000 ,000 ,000
SYARATM6 ,000 ,000 ,000
TEPATH5 ,000 ,000 ,000
HAKP4 ,000 ,000 ,000
ADIL3 ,000 ,000 ,000
JANJI1 ,000 ,000 ,000
JUJUR2 ,000 ,000 ,000
LKONDUS6 ,000 ,000 ,000
PKOMPET5 ,000 ,000 ,000
IMPLEST4 ,000 ,000 ,000
SUNSTRA3 ,000 ,000 ,000
ASETMA2 ,000 ,000 ,000
INFOPAR1 ,000 ,000 ,000
HSOPTIM6 ,000 ,000 ,000
GREKAN5 ,000 ,000 ,000
KONSUS4 ,000 ,000 ,000
HKUAT3 ,000 ,000 ,000
ORIJPJ2 ,000 ,000 ,000
564
HARMO1 ,000 ,000 ,000
565
Model Fit Summary
CMIN
Model NPAR CMIN DF P CMIN/DF
Default model 76 514,209 519 ,092 1,183
Saturated model 595 ,000 0
Independence model 34 5083,552 561 ,000 9,062
RMR, GFI
Model RMR GFI AGFI PGFI
Default model ,076 ,892 ,869 ,816
Saturated model ,000 1,000
Independence model ,270 ,160 ,109 ,151
Baseline Comparisons
NFI RFI IFI TLI
Model CFI
Delta1 rho1 Delta2 rho2
Default model ,879 ,869 ,979 ,977 ,979
Saturated model 1,000 1,000 1,000
Independence model ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
Parsimony-Adjusted Measures
Model PRATIO PNFI PCFI
Default model ,925 ,813 ,906
Saturated model ,000 ,000 ,000
Independence model 1,000 ,000 ,000
NCP
Model NCP LO 90 HI 90
Default model 95,209 37,346 161,311
Saturated model ,000 ,000 ,000
Independence model 4522,552 4297,837 4753,792
566
FMIN
Model FMIN F0 LO 90 HI 90
Default model 3,250 ,504 ,198 ,853
Saturated model ,000 ,000 ,000 ,000
Independence model 26,897 23,929 22,740 25,152
RMSEA
Model RMSEA LO 90 HI 90 PCLOSE
Default model ,031 ,020 ,041 1,000
Independence model ,207 ,201 ,212 ,000
AIC
Model AIC BCC BIC CAIC
Default model 766,209 800,755 1012,983 1088,983
Saturated model 1190,000 1460,455 3121,979 3716,979
Independence model 5151,552 5167,006 5261,950 5295,950
ECVI
Model ECVI LO 90 HI 90 MECVI
Default model 4,054 3,748 4,404 4,237
Saturated model 6,296 6,296 6,296 7,727
Independence model 27,257 26,068 28,480 27,339
HOELTER
HOELTER HOELTER
Model
.05 .01
Default model 197 218
Independence model 23 24
567
E.
F.
568
G. LAMPIRAN.V. FUL MODEL EMPIRIK II
D:\BARU_MODEL_ OLAH_AMOS\MODEL_II_OK.amw
Analysis Summary
Date and Time
Date: 13 January 2009
Time: 19:47:16
Title
Model_iii_ok: 14 Februari 2009 07:47 PM
Groups
Group number 1 (Group number 1)
Notes for Group (Group number 1)
The model is recursive.
Sample size = 190
Variable Summary (Group number 1)
Your model contains the following variables (Group number 1)
Observed, endogenous variables
NIAT1
SUKA2
FREKT3
BERALIH4
MANFAAT1
TINDAKP2
REKOMD3
SIMLEK4
INTENS5
LIBAT1
TOLERAN2
SANKSI3
MUDAH4
RKONFLI5
AKPASAR1
BIAYA_M2
L_CEPAT3
L_BESAR4
L_PEKA5
LABA_B6
LTINGGI4
KHAS3
JJARING2
LMURAH1
CMSAING5
OMZET1
PANGSAR2
LABA_M3
POP4
LANGGAN5
INOVA6
569
Unobserved, endogenous variables
SINERGITAS_KERJASAMA
KEUNGGULAN_POSISIONAL_BERSAING
KINERJA_PEMASARAN
Unobserved, exogenous variables
LOYALITAS
e5
e4
e3
e2
PESAN_BERANTAI
e14
e13
e12
e11
e1
KEERATAN_HUBUNGAN
e10
e9
e8
e7
e6
e15
e16
e17
e18
e19
e20
e24
e23
e22
e21
e25
e26
e27
e28
e29
e30
e31
z1
z3
z2
Variable counts (Group number 1)
Number of variables in your model: 71
Number of observed variables: 31
Number of unobserved variables: 40
Number of exogenous variables: 37
Number of endogenous variables: 34
Parameter summary (Group number 1)
Weights Covariances Variances Means Intercepts Total
Fixed 40 0 0 0 0 40
Labeled 0 0 0 0 0 0
Unlabeled 31 3 37 0 0 71
Total 71 3 37 0 0 111
570
Assessment of normality (Group number 1)
Variable min max skew c.r. kurtosis c.r.
INOVA6 6,000 10,000 -,432 -2,433 -,127 -,357
LANGGAN5 6,000 10,000 -,403 -2,269 -,072 -,202
POP4 6,000 10,000 -,276 -1,554 -,118 -,331
LABA_M3 6,000 10,000 -,442 -2,489 ,058 ,164
PANGSAR2 6,000 10,000 -,431 -2,427 ,009 ,025
OMZET1 6,000 10,000 -,370 -2,081 -,164 -,462
CMSAING5 6,000 10,000 ,082 ,464 -,490 -1,379
LMURAH1 6,000 10,000 ,005 ,030 -,611 -1,720
JJARING2 6,000 10,000 ,061 ,344 -,287 -,808
KHAS3 6,000 10,000 ,038 ,211 -,393 -1,107
LTINGGI4 6,000 10,000 ,063 ,357 -,103 -,291
LABA_B6 6,000 10,000 -,228 -1,286 ,059 ,165
L_PEKA5 6,000 10,000 -,338 -1,901 ,092 ,258
L_BESAR4 6,000 10,000 -,168 -,945 ,272 ,766
L_CEPAT3 6,000 10,000 -,080 -,450 -,301 -,848
BIAYA_M2 6,000 10,000 -,230 -1,292 ,092 ,259
AKPASAR1 6,000 10,000 -,247 -1,388 ,257 ,724
RKONFLI5 6,000 10,000 -,132 -,740 -,540 -1,519
MUDAH4 6,000 10,000 -,167 -,938 -,490 -1,379
SANKSI3 6,000 10,000 ,022 ,126 -,522 -1,469
TOLERAN2 6,000 10,000 -,307 -1,728 -,414 -1,165
LIBAT1 6,000 10,000 -,103 -,578 -,349 -,982
INTENS5 6,000 10,000 ,078 ,438 -,196 -,550
SIMLEK4 6,000 9,000 -,240 -1,351 -,374 -1,053
REKOMD3 6,000 10,000 -,082 -,459 -,436 -1,228
TINDAKP2 6,000 10,000 -,103 -,578 -,174 -,491
MANFAAT1 6,000 10,000 -,181 -1,019 -,232 -,652
BERALIH4 6,000 10,000 -,236 -1,330 -,381 -1,072
FREKT3 6,000 10,000 -,216 -1,218 -,245 -,691
SUKA2 6,000 10,000 -,263 -1,480 -,481 -1,354
NIAT1 6,000 10,000 -,065 -,368 -,427 -1,202
Multivariate 8,351 1,272
571
53 39,646 ,137 ,771
Observation number Mahalanobis d-squared p1 p2
104 39,529 ,140 ,737
173 39,521 ,140 ,665
96 39,310 ,145 ,661
40 39,171 ,149 ,633
126 39,039 ,152 ,604
155 39,031 ,152 ,527
20 39,005 ,153 ,457
158 38,927 ,155 ,409
133 38,751 ,160 ,401
123 38,649 ,162 ,366
59 38,458 ,168 ,367
185 38,218 ,174 ,389
148 38,121 ,177 ,356
181 37,578 ,193 ,508
143 37,364 ,200 ,527
50 37,209 ,205 ,522
32 37,181 ,206 ,462
76 37,035 ,210 ,455
124 36,899 ,215 ,445
125 36,897 ,215 ,378
33 36,664 ,223 ,412
154 36,370 ,233 ,475
140 36,258 ,237 ,458
29 36,043 ,244 ,489
84 35,895 ,250 ,491
136 35,872 ,251 ,435
57 35,807 ,253 ,400
161 35,749 ,255 ,363
156 35,653 ,259 ,344
166 35,633 ,259 ,294
95 35,625 ,260 ,244
109 35,541 ,263 ,225
45 35,496 ,265 ,194
16 35,448 ,266 ,167
91 35,311 ,272 ,168
47 35,269 ,273 ,142
129 35,243 ,274 ,116
183 35,222 ,275 ,092
55 35,221 ,275 ,069
19 35,196 ,276 ,054
153 35,168 ,277 ,041
101 35,131 ,279 ,033
49 35,077 ,281 ,027
176 35,041 ,282 ,021
179 34,956 ,286 ,018
175 34,616 ,299 ,034
14 34,390 ,309 ,046
162 34,389 ,309 ,033
150 34,145 ,319 ,046
146 34,143 ,319 ,034
177 34,101 ,321 ,027
92 34,100 ,321 ,019
169 33,890 ,330 ,025
61 33,814 ,333 ,022
108 33,532 ,346 ,037
98 33,284 ,357 ,053
25 33,238 ,359 ,044
137 33,006 ,369 ,061
38 32,762 ,381 ,085
28 32,713 ,383 ,073
79 32,682 ,384 ,060
134 32,590 ,389 ,057
62 32,581 ,389 ,043
572
12 32,409 ,397 ,051
152 32,265 ,404 ,057
Observation number Mahalanobis d-squared p1 p2
116 31,999 ,417 ,086
81 31,873 ,423 ,090
131 31,838 ,425 ,075
22 31,563 ,438 ,114
190 31,409 ,446 ,127
105 31,278 ,452 ,135
111 31,234 ,454 ,118
73 31,212 ,456 ,096
46 31,001 ,466 ,124
48 30,873 ,473 ,132
54 30,724 ,480 ,146
30 30,715 ,481 ,117
573
NIAT1 ,127 ,207 ,165 ,164 ,179 ,161
574
575
Sample Covariances (Group number 1)
MUDAH4 SANKSI3 TOLERAN2 LIBAT1 INTENS5 SIMLEK4
MUDAH4 ,830
SANKSI3 ,528 ,852
TOLERAN2 ,528 ,413 ,715
LIBAT1 ,491 ,476 ,404 ,688
INTENS5 ,248 ,252 ,169 ,206 ,663
SIMLEK4 ,229 ,168 ,147 ,105 ,187 ,617
REKOMD3 ,210 ,170 ,156 ,161 ,252 ,427
TINDAKP2 ,281 ,205 ,192 ,166 ,240 ,448
MANFAAT1 ,247 ,244 ,183 ,163 ,246 ,435
BERALIH4 ,289 ,306 ,246 ,246 ,453 ,256
FREKT3 ,260 ,246 ,188 ,193 ,394 ,181
SUKA2 ,316 ,272 ,207 ,291 ,427 ,184
NIAT1 ,298 ,285 ,244 ,260 ,416 ,170
576
Sample Correlations (Group number 1)
INOVA6 LANGGAN5 POP4 LABA_M3 PANGSAR2 OMZET1
INOVA6 1,000
LANGGAN5 ,682 1,000
POP4 ,672 ,724 1,000
LABA_M3 ,672 ,732 ,624 1,000
PANGSAR2 ,625 ,773 ,690 ,669 1,000
OMZET1 ,677 ,730 ,671 ,703 ,606 1,000
CMSAING5 ,256 ,361 ,268 ,272 ,343 ,337
LMURAH1 ,289 ,339 ,258 ,176 ,317 ,343
JJARING2 ,268 ,326 ,231 ,286 ,362 ,315
KHAS3 ,291 ,347 ,286 ,298 ,343 ,343
LTINGGI4 ,364 ,417 ,385 ,330 ,406 ,390
LABA_B6 ,310 ,334 ,289 ,274 ,310 ,308
L_PEKA5 ,297 ,404 ,301 ,328 ,372 ,363
L_BESAR4 ,180 ,266 ,154 ,246 ,271 ,231
L_CEPAT3 ,307 ,322 ,305 ,330 ,320 ,312
BIAYA_M2 ,252 ,325 ,225 ,280 ,304 ,287
AKPASAR1 ,405 ,453 ,343 ,433 ,448 ,385
RKONFLI5 ,270 ,309 ,277 ,287 ,271 ,289
MUDAH4 ,290 ,336 ,324 ,300 ,361 ,317
SANKSI3 ,209 ,320 ,276 ,321 ,304 ,238
TOLERAN2 ,215 ,300 ,262 ,265 ,264 ,330
LIBAT1 ,251 ,386 ,349 ,276 ,324 ,343
INTENS5 ,207 ,258 ,251 ,231 ,264 ,221
SIMLEK4 ,226 ,242 ,199 ,268 ,209 ,186
REKOMD3 ,315 ,299 ,258 ,331 ,274 ,215
TINDAKP2 ,213 ,293 ,244 ,288 ,257 ,196
MANFAAT1 ,239 ,298 ,255 ,357 ,273 ,224
BERALIH4 ,242 ,355 ,268 ,332 ,299 ,276
FREKT3 ,222 ,269 ,208 ,258 ,291 ,249
SUKA2 ,248 ,259 ,242 ,251 ,323 ,231
NIAT1 ,212 ,304 ,248 ,251 ,254 ,264
577
SIMLEK4 ,115 ,079 ,156 ,138 ,207 ,347
REKOMD3 ,183 ,115 ,219 ,192 ,205 ,357
TINDAKP2 ,175 ,159 ,243 ,207 ,280 ,344
MANFAAT1 ,214 ,162 ,260 ,200 ,231 ,364
BERALIH4 ,278 ,262 ,273 ,313 ,322 ,470
FREKT3 ,265 ,260 ,217 ,331 ,292 ,345
SUKA2 ,252 ,300 ,318 ,277 ,269 ,390
NIAT1 ,258 ,284 ,212 ,253 ,260 ,402
578
Sample Correlations (Group number 1)
REKOMD3 TINDAKP2 MANFAAT1 BERALIH4 FREKT3 SUKA2 NIAT1
REKOMD3 1,000
TINDAKP2 ,600 1,000
MANFAAT1 ,688 ,738 1,000
BERALIH4 ,422 ,392 ,439 1,000
FREKT3 ,291 ,323 ,306 ,687 1,000
SUKA2 ,393 ,349 ,395 ,654 ,603 1,000
NIAT1 ,296 ,279 ,348 ,681 ,657 ,578 1,000
Condition number = 80,194
Eigenvalues
11,765 2,980 2,589 1,792 1,654 1,399 ,685 ,636 ,592 ,570 ,506 ,472 ,451 ,414 ,401 ,385 ,364 ,348 ,332 ,317
,274 ,273 ,249 ,237 ,233 ,219 ,215 ,184 ,166 ,151 ,147
Models
Computation of degrees of freedom (Default model)
Number of distinct sample moments: 496
Number of distinct parameters to be estimated: 71
Degrees of freedom (496 - 71): 425
Result (Default model)
Minimum was achieved
Chi-square = 448,409
Degrees of freedom = 425
Probability level = ,209
579
Regression Weights: (Group number 1 - Default model)
Estimate S.E. C.R. P
SANKSI3 <--- KEERATAN_HUBUNGAN 1,080 ,094 11,551 ***
MUDAH4 <--- KEERATAN_HUBUNGAN 1,143 ,092 12,466 ***
RKONFLI5 <--- KEERATAN_HUBUNGAN 1,174 ,094 12,502 ***
AKPASAR1 <--- SINERGITAS_KERJASAMA 1,000
BIAYA_M2 <--- SINERGITAS_KERJASAMA 1,045 ,111 9,384 ***
L_CEPAT3 <--- SINERGITAS_KERJASAMA 1,176 ,115 10,250 ***
L_BESAR4 <--- SINERGITAS_KERJASAMA ,963 ,110 8,776 ***
L_PEKA5 <--- SINERGITAS_KERJASAMA ,950 ,102 9,329 ***
LABA_B6 <--- SINERGITAS_KERJASAMA 1,039 ,099 10,460 ***
LTINGGI4 <--- KEUNGGULAN_POSISIONAL_BERSAING 1,047 ,071 14,736 ***
KHAS3 <--- KEUNGGULAN_POSISIONAL_BERSAING ,997 ,074 13,402 ***
JJARING2 <--- KEUNGGULAN_POSISIONALBERSAING 1,090 ,076 14,416 ***
LMURAH1 <--- KEUNGGULAN_POSISIONAL_BERSAING 1,000
CMSAING5 <--- KEUNGGULAN_POSISIONAL_BERSAING 1,120 ,075 14,885 ***
OMZET1 <--- KINERJA_PEMASARAN 1,000
PANGSAR2 <--- KINERJA_PEMASARAN 1,171 ,090 13,071 ***
LABA_M3 <--- KINERJA_PEMASARAN 1,076 ,081 13,231 ***
POP4 <--- KINERJA_PEMASARAN 1,078 ,083 12,951 ***
LANGGAN5 <--- KINERJA_PEMASARAN 1,233 ,082 15,042 ***
INOVA6 <--- KINERJA_PEMASARAN ,951 ,076 12,571 ***
580
Estimate
L_PEKA5 <--- SINERGITAS_KERJASAMA ,681
LABA_B6 <--- SINERGITAS_KERJASAMA ,756
LTINGGI4 <--- KEUNGGULAN_POSISIONAL-BERSAING ,856
KHAS3 <--- KEUNGGULAN_POSISIONAL_BERSAING ,807
JJARING2 <--- KEUNGGULAN_POSISIONAL_BERSAING ,850
LMURAH1 <--- KEUNGGULAN_POSISIONAL_BERSAING ,840
CMSAING5 <--- KEUNGGULAN_POSISIONAL_BERSAING ,867
OMZET1 <--- KINERJA_PEMASARAN ,816
PANGSAR2 <--- KINERJA_PEMASARAN ,824
LABA_M3 <--- KINERJA_PEMASARAN ,818
POP4 <--- KINERJA_PEMASARAN ,810
LANGGAN5 <--- KINERJA_PEMASARAN ,899
INOVA6 <--- KINERJA_PEMASARAN ,790
581
Standardized Residual Covariances (Group number 1 - Default model)
INOVA6 LANGGAN5 POP4 LABA_M3 PANGSAR2 OMZET1
INOVA6 ,000
LANGGAN5 -,326 ,000
POP4 ,377 -,047 ,000
LABA_M3 ,291 -,046 -,443 ,000
PANGSAR2 -,300 ,352 ,255 -,070 ,000
OMZET1 ,370 -,044 ,120 ,404 -,760 ,000
CMSAING5 -,770 ,040 -,709 -,694 ,196 ,164
LMURAH1 -,203 -,095 -,709 -1,836 -,007 ,379
JJARING2 -,534 -,320 -1,119 -,442 ,525 -,050
KHAS3 -,018 ,179 -,183 -,062 ,494 ,536
LTINGGI4 ,704 ,823 ,883 ,108 1,075 ,910
LABA_B6 -,314 -,590 -,699 -,933 -,495 -,478
L_PEKA5 -,062 ,797 -,097 ,210 ,759 ,689
L_BESAR4 -1,352 -,722 -1,790 -,613 -,315 -,796
L_CEPAT3 -,281 -,667 -,417 -,144 -,298 -,363
BIAYA_M2 -,675 -,269 -1,128 -,450 -,166 -,350
AKPASAR1 ,872 ,876 -,043 1,078 1,242 ,470
RKONFLI5 ,324 ,382 ,330 ,428 ,184 ,469
MUDAH4 ,543 ,698 ,919 ,563 1,342 ,802
SANKSI3 -,313 ,735 ,501 1,071 ,822 -,021
TOLERAN2 -,038 ,706 ,529 ,535 ,498 1,421
LIBAT1 ,158 1,500 1,381 ,374 ,989 1,284
INTENS5 -,257 ,012 ,254 -,048 ,379 -,162
SIMLEK4 ,327 ,167 -,102 ,797 -,022 -,301
REKOMD3 1,700 1,121 ,860 1,823 1,028 ,267
TINDAKP2 ,128 ,820 ,486 1,043 ,601 -,187
MANFAAT1 ,302 ,690 ,438 1,774 ,634 ,012
BERALIH4 -,151 ,869 ,110 ,916 ,462 ,192
FREKT3 -,142 ,049 -,404 ,231 ,642 ,112
SUKA2 ,336 ,067 ,178 ,274 1,216 ,007
NIAT1 -,337 ,457 ,073 ,078 ,086 ,254
582
SIMLEK4 -1,447 -1,841 -,847 -,937 -,169 ,025
CMSAING5 LMURAH1 JJARING2 KHAS3 LTINGGI4 LABA_B6
REKOMD3 -,352 -1,182 ,178 -,033 -,026 ,425
TINDAKP2 -,664 -,787 ,308 -,021 ,789 -,040
MANFAAT1 -,344 -,940 ,333 -,301 -,067 -,083
BERALIH4 -,027 -,125 -,028 ,695 ,602 ,455
FREKT3 ,099 ,139 -,475 1,227 ,506 -,683
SUKA2 ,072 ,815 1,021 ,637 ,347 ,112
NIAT1 -,059 ,400 -,598 ,126 ,017 -,045
583
Standardized Total Effects (Group number 1 - Default model)
KEERATAN_ PESAN_ LOYAL KEUNGGULAN KINERJA_
SINERGITAS
HUBUNGAN BERANTAI P_BERSAING PEMASARAN
SINERGITAS_
KERJASAMA
,399 ,208 ,331 ,000 ,000 ,000
KEUNGGULAN_POSI-
SIONAL_BERSAING ,225 ,117 ,187 ,563 ,000 ,000
KINERJA_PEMASARAN ,223 ,117 ,185 ,559 ,211 ,000
INOVA6 ,176 ,092 ,146 ,442 ,166 ,790
LANGGAN5 ,201 ,105 ,167 ,503 ,189 ,899
POP4 ,181 ,094 ,150 ,453 ,170 ,810
LABA_M3 ,183 ,095 ,152 ,458 ,172 ,818
PANGSAR2 ,184 ,096 ,153 ,461 ,174 ,824
OMZET1 ,182 ,095 ,151 ,456 ,172 ,816
CMSAING5 ,195 ,102 ,162 ,488 ,867 ,000
LMURAH1 ,189 ,099 ,157 ,473 ,840 ,000
JJARING2 ,191 ,100 ,159 ,479 ,850 ,000
KHAS3 ,181 ,095 ,151 ,455 ,807 ,000
LTINGGI4 ,192 ,100 ,160 ,482 ,856 ,000
LABA_B6 ,301 ,157 ,250 ,756 ,000 ,000
L_PEKA5 ,272 ,142 ,226 ,681 ,000 ,000
L_BESAR4 ,255 ,133 ,212 ,639 ,000 ,000
L_CEPAT3 ,297 ,155 ,246 ,744 ,000 ,000
BIAYA_M2 ,274 ,143 ,227 ,687 ,000 ,000
AKPASAR1 ,305 ,159 ,253 ,764 ,000 ,000
RKONFLI5 ,822 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
MUDAH4 ,832 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
SANKSI3 ,776 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
TOLERAN2 ,726 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
LIBAT1 ,800 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
INTENS5 ,000 ,000 ,768 ,000 ,000 ,000
SIMLEK4 ,000 ,822 ,000 ,000 ,000 ,000
REKOMD3 ,000 ,772 ,000 ,000 ,000 ,000
TINDAKP2 ,000 ,828 ,000 ,000 ,000 ,000
MANFAAT1 ,000 ,882 ,000 ,000 ,000 ,000
BERALIH4 ,000 ,000 ,862 ,000 ,000 ,000
FREKT3 ,000 ,000 ,791 ,000 ,000 ,000
SUKA2 ,000 ,000 ,757 ,000 ,000 ,000
NIAT1 ,000 ,000 ,806 ,000 ,000 ,000
584
Standardized Direct Effects (Group number 1 - Default model)
KEERATAN_ PESAN_ LOYAL KEUNGGULAN KINERJA_
SINERGITAS
HUBUNGAN BERANTAI P_BERSAING PEMASARAN
SINERGITAS
KERJASAMA
,399 ,208 ,331 ,000 ,000 ,000
KEUNGGULAN_
POSISIONAL_BERSAING
,000 ,000 ,000 ,563 ,000 ,000
KINERJA_PEMASARAN ,000 ,000 ,000 ,441 ,211 ,000
INOVA6 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,790
LANGGAN5 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,899
POP4 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,810
LABA_M3 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,818
PANGSAR2 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,824
OMZET1 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,816
CMSAING5 ,000 ,000 ,000 ,000 ,867 ,000
LMURAH1 ,000 ,000 ,000 ,000 ,840 ,000
JJARING2 ,000 ,000 ,000 ,000 ,850 ,000
KHAS3 ,000 ,000 ,000 ,000 ,807 ,000
LTINGGI4 ,000 ,000 ,000 ,000 ,856 ,000
LABA_B6 ,000 ,000 ,000 ,756 ,000 ,000
L_PEKA5 ,000 ,000 ,000 ,681 ,000 ,000
L_BESAR4 ,000 ,000 ,000 ,639 ,000 ,000
L_CEPAT3 ,000 ,000 ,000 ,744 ,000 ,000
BIAYA_M2 ,000 ,000 ,000 ,687 ,000 ,000
AKPASAR1 ,000 ,000 ,000 ,764 ,000 ,000
RKONFLI5 ,822 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
MUDAH4 ,832 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
SANKSI3 ,776 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
TOLERAN2 ,726 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
LIBAT1 ,800 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
INTENS5 ,000 ,000 ,768 ,000 ,000 ,000
SIMLEK4 ,000 ,822 ,000 ,000 ,000 ,000
REKOMD3 ,000 ,772 ,000 ,000 ,000 ,000
TINDAKP2 ,000 ,828 ,000 ,000 ,000 ,000
MANFAAT1 ,000 ,882 ,000 ,000 ,000 ,000
BERALIH4 ,000 ,000 ,862 ,000 ,000 ,000
FREKT3 ,000 ,000 ,791 ,000 ,000 ,000
SUKA2 ,000 ,000 ,757 ,000 ,000 ,000
NIAT1 ,000 ,000 ,806 ,000 ,000 ,000
Standardized Indirect Effects (Group number 1 - Default model)
KEUNGGULAN_ KINERJA_\
KE_ERATAN PESAN_BP LOYAL SINERGITAS
P_BERSAING PEMASARAN
SINERGITAS_ ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
KEUNGGULAN_
,225 ,117 ,187 ,000 ,000 ,000
POSISIONAL_BERSAING
KINERJA_PEMASARAN ,223 ,117 ,185 ,119 ,000 ,000
INOVA6 ,176 ,092 ,146 ,442 ,166 ,000
LANGGAN5 ,201 ,105 ,167 ,503 ,189 ,000
POP4 ,181 ,094 ,150 ,453 ,170 ,000
LABA_M3 ,183 ,095 ,152 ,458 ,172 ,000
PANGSAR2 ,184 ,096 ,153 ,461 ,174 ,000
OMZET1 ,182 ,095 ,151 ,456 ,172 ,000
CMSAING5 ,195 ,102 ,162 ,488 ,000 ,000
LMURAH1 ,189 ,099 ,157 ,473 ,000 ,000
JJARING2 ,191 ,100 ,159 ,479 ,000 ,000
KHAS3 ,181 ,095 ,151 ,455 ,000 ,000
LTINGGI4 ,192 ,100 ,160 ,482 ,000 ,000
LABA_B6 ,301 ,157 ,250 ,000 ,000 ,000
585
L_PEKA5 ,272 ,142 ,226 ,000 ,000 ,000
KEUNGGULAN_ KINERJA_\
KE_ERATAN PESAN_BP LOYAL SINERGITAS
P_BERSAING PEMASARAN
L_BESAR4 ,255 ,133 ,212 ,000 ,000 ,000
L_CEPAT3 ,297 ,155 ,246 ,000 ,000 ,000
BIAYA_M2 ,274 ,143 ,227 ,000 ,000 ,000
AKPASAR1 ,305 ,159 ,253 ,000 ,000 ,000
RKONFLI5 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
MUDAH4 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
SANKSI3 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
TOLERAN2 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
LIBAT1 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
INTENS5 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
SIMLEK4 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
REKOMD3 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
TINDAKP2 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
MANFAAT1 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
BERALIH4 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
FREKT3 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
SUKA2 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
NIAT1 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
RMR, GFI
Model RMR GFI AGFI PGFI
Default model ,034 ,872 ,850 ,747
Saturated model ,000 1,000
Independence model ,257 ,187 ,133 ,175
Baseline Comparisons
NFI RFI IFI TLI
Model CFI
Delta1 rho1 Delta2 rho2
Default model ,895 ,885 ,994 ,993 ,994
Saturated model 1,000 1,000 1,000
Independence model ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
Parsimony-Adjusted Measures
Model PRATIO PNFI PCFI
Default model ,914 ,818 ,908
Saturated model ,000 ,000 ,000
Independence model 1,000 ,000 ,000
NCP
Model NCP LO 90 HI 90
Default model 23,409 ,000 78,177
Saturated model ,000 ,000 ,000
Independence model 3790,139 3585,079 4002,528
586
FMIN
Model FMIN F0 LO 90 HI 90
Default model 2,373 ,124 ,000 ,414
Saturated model ,000 ,000 ,000 ,000
Independence model 22,514 20,054 18,969 21,177
RMSEA
Model RMSEA LO 90 HI 90 PCLOSE
Default model ,017 ,000 ,031 1,000
Independence model ,208 ,202 ,213 ,000
AIC
Model AIC BCC BIC CAIC
Default model 590,409 619,352 820,948 891,948
Saturated model 992,000 1194,191 2602,524 3098,524
Independence model 4317,139 4329,776 4417,797 4448,797
ECVI
Model ECVI LO 90 HI 90 MECVI
Default model 3,124 3,000 3,414 3,277
Saturated model 5,249 5,249 5,249 6,318
Independence model 22,842 21,757 23,966 22,909
HOELTER
HOELTER HOELTER
Model
.05 .01
Default model 20 209
Independence model 23 24
587
LAMPIRAN VI
FULL MODEL DENGAN VARIABEL KEKUATAN MEMAKSA DIBAGI
MENJADI DUA VARIABEL (MEMATUHI DAN MERUBAH)
FULL MODEL EMPIRIK I
UJI - FIT-MODEL
e1 e2 e3 e4 e5 e6
,75 ,62 ,59 ,62 ,59 ,69
JANJI1 JUJUR2 ADIL3 HAKP4 TEPATH5 SYARATM6
,85
,83
7
,79 ,79
,7
e20 PSYARAT1 ,87 ,77
,72
,9
2
6
,8 ,71
,8
,70 ASETMA2 e15
,22 ,84
,1
e24 KONKER5 ,70
7
,84 SUNSTRA3 e16
INTENSITAS ,73
,06 KERJASAMA ,86
IMPLEST4 e17
,76 ,50 ,89
7
-, 1
e25 PTRANS6 ,78
,31 PKOMPET5 e18
6
,61 ,87
,01
,7
,2
,56
5
e26 PKREDIT7 ,78 ,33 LKONDUS6 e19
,69
,83 -,14
e27 STRATEG8 K_RUBAH
,61 ,78 KOMITMEN Z2
RELASIONAL UJI MODEL
e28 HJUAL9 ,87
,75 Chi square = 372,354
,86 ,82 ,83 ,89 ,77
e29 PPROMO10 ,79 ,86 df = 367
Prob = ,412
RMSEA = ,009
HARMO1 ORIJPJ2 HKUAT3 KONSUS4 GREKAN5 HSOPTIM6 SFIHAK7 GFI = ,885
AGFI = ,864
,75 ,68 ,63 ,74 ,69 ,79 ,60 TLI = ,999
CFI = ,999
e7 e8 e9 e10 e11 e12 e13 CMIN/DF = 1,015
TABEL 4.56.
STANDARDIZED REGRESSSION WEIGHT FULL MODEL EMPIRIK I
VERSI KEKUATAN MEMAKSA MEMATUHI DAN MERUBAH
Hipotesis Estimate Simpulan
VARIABEL DAN INDIKATOR LF (λ) Estimate S.E. C.R. P
Pengujian
1a Tidak
KEPERCAYAAN <--- K_PATUH ,067 ,061 ,070 ,864 ,388 Signifikan
3b Tidak
KERJASAMA <--- K_RUBAH ,008 ,007 ,060 ,121 ,903 Signifikan
KOMITRELASIONA
4 L
<--- KEPERCAYAAN ,499 ,489 ,072 6,762 *** Signifikan
588
LAMPIRAN.VII.
APRESIASI GENDER (LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN) TERHADAP
KEKUATAN MEMAKSA DAN PERILAKU INTERAKSI RELASIONAL
DALAM PEMASARAN RELASIONAL
e1 e2 e3 e4 e5 e6
,75 ,63 ,58 ,62 ,58 ,69
JANJI1 JUJUR2 ADIL3 HAKP4 TEPATH5 SYARATM6
Z1 KEPERCAYAAN
,73
,08 ,01 INFOPAR1 e14
,28 Z3 6
,8 ,71
ASETMA2 e15
,84
,69
,71 ,84 ,27 ,83 SUNSTRA3 e16
e20 KM_COMP K_MEMAKSA KERJASAMA ,85 ,73
,89 IMPLEST4 e17
,51
,23 ,32 ,7 ,78
4 PKOMPET5 e18
,19 ,55
LKONDUS6 e19
UJI MODEL
,31 KOMITMEN Z2
Chi square = 414,222 RELASIONAL
df = 375
Prob = ,079 ,86 ,82 ,79 ,83 ,89 ,77
RMSEA = ,024 ,86
GFI = ,839
AGFI = ,820 HARMO1 ORIJPJ2 HKUAT3 KONSUS4 GREKAN5 HSOPTIM6 SFIHAK7
TLI = ,985
CFI = ,986 ,74 ,67 ,63 ,74 ,68 ,79 ,59
CMIN/DF = 1,105
e7 e8 e9 e10 e11 e12 e13
589
ORIJPJ2 <--- KOMITMEN_RELASIONAL 1,000
HARMO1 <--- KOMITMEN_RELASIONAL 1,147 ,090 12,794 ***
HKUAT3 <--- KOMITMEN_RELASIONAL ,998 ,090 11,067 ***
KONSUS4 <--- KOMITMEN_RELASIONAL 1,083 ,087 12,463 ***
GREKAN5 <--- KOMITMEN_RELASIONAL 1,077 ,090 11,943 ***
HSOPTIM6 <--- KOMITMEN_RELASIONAL 1,152 ,089 12,894 ***
SFIHAK7 <--- KOMITMEN_RELASIONAL ,977 ,089 10,972 ***
JANJI1 <--- KEPERCAYAAN 1,000
KM_COMP <--- K_MEMAKSA ,665
590
e14 ,235 ,035 6,809 ***
Estimate S.E. C.R. P
e15 ,241 ,035 6,817 ***
e16 ,185 ,027 6,760 ***
e17 ,184 ,028 6,657 ***
e18 ,171 ,028 6,070 ***
e19 ,398 ,053 7,498 ***
e8 ,205 ,029 7,150 ***
e7 ,174 ,026 6,608 ***
e9 ,248 ,034 7,319 ***
e10 ,177 ,026 6,797 ***
e11 ,212 ,030 7,033 ***
e12 ,168 ,026 6,543 ***
e13 ,245 ,033 7,344 ***
e20 ,162
591
PEREMPUAN (PEREMPUAN - Unconstrained)
Maximum Likelihood Estimates
Regression Weights: (PEREMPUAN - Unconstrained)
Estimate S.E. C.R. P
KEPERCAYAAN <--- K_MEMAKSA -,001 ,084 -,008 ,993
KOMITMEN_RELASIONAL <--- K_MEMAKSA ,147 ,087 1,690 ,091
KOMITMEN_RELASIONAL <--- KEPERCAYAAN ,442 ,158 2,791 ,005
KERJASAMA <--- KOMITMEN_RELASIONAL ,420 ,175 2,395 ,017
KERJASAMA <--- KEPERCAYAAN ,430 ,188 2,281 ,023
KERJASAMA <--- K_MEMAKSA ,199 ,101 1,959 ,050
JUJUR2 <--- KEPERCAYAAN ,998 ,176 5,666 ***
ADIL3 <--- KEPERCAYAAN 1,061 ,161 6,585 ***
HAKP4 <--- KEPERCAYAAN 1,134 ,163 6,975 ***
TEPATH5 <--- KEPERCAYAAN 1,246 ,183 6,825 ***
SYARATM6 <--- KEPERCAYAAN 1,144 ,140 8,155 ***
INFOPAR1 <--- KERJASAMA 1,000
ASETMA2 <--- KERJASAMA ,949 ,099 9,615 ***
SUNSTRA3 <--- KERJASAMA ,873 ,102 8,595 ***
IMPLEST4 <--- KERJASAMA ,842 ,084 10,008 ***
PKOMPET5 <--- KERJASAMA ,932 ,087 10,734 ***
LKONDUS6 <--- KERJASAMA ,968 ,120 8,054 ***
ORIJPJ2 <--- KOMITMEN_RELASIONAL 1,000
HARMO1 <--- KOMITMEN_RELASIONAL ,960 ,141 6,807 ***
HKUAT3 <--- KOMITMEN_RELASIONAL ,930 ,147 6,347 ***
KONSUS4 <--- KOMITMEN_RELASIONAL 1,027 ,144 7,120 ***
GREKAN5 <--- KOMITMEN_RELASIONAL ,971 ,151 6,431 ***
HSOPTIM6 <--- KOMITMEN_RELASIONAL 1,118 ,143 7,827 ***
SFIHAK7 <--- KOMITMEN_RELASIONAL ,873 ,157 5,573 ***
JANJI1 <--- KEPERCAYAAN 1,000
KM_COMP <--- K_MEMAKSA ,665
592
Standardized Regression Weights: (PEREMPUAN - Unconstrained)
Estimate
HKUAT3 <--- KOMITMEN_RELASIONAL ,765
KONSUS4 <--- KOMITMEN_RELASIONAL ,834
GREKAN5 <--- KOMITMEN_RELASIONAL ,773
HSOPTIM6 <--- KOMITMEN_RELASIONAL ,893
SFIHAK7 <--- KOMITMEN_RELASIONAL ,690
JANJI1 <--- KEPERCAYAAN ,854
KM_COMP <--- K_MEMAKSA ,861
593