KIMIA
KIMIA
KIMIA
basa
Admin March 04, 2014 Laporan Praktikum , 0 COMMENTS
I. PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Asam dan basa merupakan dua golongsn zat kimia yang sangat penting. Dalam kehidupan
sehari-hari, kita mengenal zat yang kita golongkan sebagai asam, misalnya asam cuka, asam
sitrun, asam jawa dan lain-lain. Kita juga mengenal berbagai zat yang bisa digolongkan sebagai
basa misalnya kapur sirih, kaustik soda, air sabun, air abu dan lain-lain.
Berkaitan dengan sifat asam dan basa, larutan dikelompokkan kedalam tiga digolongkan ,
yaitu bersifat asam, basa dan netral. Meskipun asam dan basa mempunyai rasa yang berbeda
tidaklah bijaksana untuk menunjukkan keasaman atau kebasaan dengan cara mencicipinya,
karena banyak diantaranya yang dapat merusak kulit atau bersifat racun.
B. Rumusan masalah
Rumusan masalah dari percobaan tentang identifikasi larutan asam basa menggunakan kertas lakmus
adalah untuk mencari hasil yang harus diketahui antara asam dan basa. Asam adalah merupakan suatu istilah
dan bahasa latin yang berate cuka. Adapun istilah basa (alkali) berasal dari bahasa arab yang berarti abu.
Dimana asam dan basa tersebut merupakan dua senyawa kimia yang sangat penting dalam kehidupan
sehari-hari. Sedangkan kertas lakmus itu sendiri telah digunakan lebih dari 300 tahun untuk membedakan asam
dan basa. Larutan asam basa merupakan larutan elektiolit sehingga jika dicelupkan kedalam air akan menjadi
terurai menjadi ion-ion baik ion hidronium H+ maupun ion (OH-).
C. Tujuan praktikum
1. Bertujuan untuk identifikasi larutan asam dan larutan basa
2. Memahami terjadinya reaksi asam-basa (penetralan) dengan cara mengamati semua perubahan
yang terjadi pada saat reaksi berlangsung.
II. LANDASAN MATERI
Asam secara umum merupakan senyawa kimia yang bila dilarutkan dalam air akan
menghasilkan larutan dengan pH lebih kecil dari 7. asam adalah suatu zat yang dapat
memberiproton (ion H+) kepada zat lain (yang disebut basa), atau dapat menerima
pasangan elektron bebas dari suatu basa. Suatu asam bereaksi dengan suatu basa dalam
reaksi penetralan untuk membentukgaram. Contoh asam adalah asam asetat.
Secara umum, asam memiliki sifat sebagai berikut:
1. masam ketika dilarutkan dalam air.
2. asam terasa menyengat bila disentuh, dan dapat merusak kulit, teruma bila asamnya asam pekat.
3. asam bereaksi hebat dengan kebanyakan logam, yaitu korosif terhadap logam.
4. asam, walaupun tidak selalu ionik, merupakan cairan elektrolit.
Basa adalah zat-zat yang dapat menetralkan asam. Secara kimia, asam dan basa saling
berlawanan. Basa yang larut dalam air disebut alkali. Jika zat asam menghasilkan ion hidrogen
(H+) yang bermuatan positif, maka dalam hal ini basa mempunyai arti sebagai berikut. maka
ketika suatu senyawa basa di larutkan ke dalam air, maka akan terbentuk ion hidroksida (OH-)
dan ion positif menurut reaksi sebagai berikut. Ion hidroksida (OH-) terbentuk karena senyawa
hidroksida (OH) mengikat satu elektron saat dimasukkan ke dalam air.
Secara umum, asam memiliki sifat sebagai berikut:
1. Kaustik
2. Rasanya pahit
3. Licin seperti sabun
4. Nilai pH lebih dari air suling
5. Mengubah warna lakmus merah menjadi biru
6. Dapat menghantarkan arus listrik
Indicator asam dan basa
Dalam laboratorium kimia, indikator asam-basa yang biasa di gunakan adalah indikator buatan dan
indikator alami, Berikut ini penjelasan tentang indikator asam-basa
buatan dan indikator asam-basa alami.
Indikator Buatan
Indikator buatan adalah indikator siap pakai yang sudah dibuat di laboratorium atau pabrik alat-alat
kimia. Contoh indikator buatan adalah kertas lakmus yang terdiri dari lakmus merah dan lakmus biru, kertas
lakmus kertas yang diberi senyawa kimia sehingga akan menunjukkan warna yang berbeda setelah dimasukkan
pada larutan asan maupun basa. Warna kertas lakmus akan berubah sesuai dengan larutannya. Perubahan
warna yang mampu dihasilkan oleh kertas lakmus sebenarnya disebabkan karena adanya orchein (ekstrak
lichenes) yang berwarna biru di dalam kertas lakmus.
Lakmus biru dibuat dengan menambahkan ektrak lamus yang berwarna biru ke dalam kertas putih. Kertas
akan menyerap ekstrak lakmus yang selanjutnya dikeringkandalam udara terbuka, sehingga dihasilkan kertas
nlakmus biru.kertas lakmus biru pada larutan yang bersifat basa akan tetap biru , karena orchein merupakan
anion, sehingga tidak akan bereaksi dengan anion (OH-).
Kertas lakmus merah dibuat dengan proses yang sama dengan pembuatan kertas lakmus biru, tetapi
ditambahkan sedikit asam sulfat atau asam klorida agar warnanya menjadi merah.
Sehingga mekanisme reaksi orchein pada suasana asam akan kembali terjadi. Apabila kertas lakmus
merah dimasukkan kedalam larutan yang bersifat asam, warnanya akan tetap merah karena lakmus merah
memang merupakan orchein dalam suasana asam. Sedangkan, apabila kertas lakmus merah ditambahkan
larutan yang bersifat basa, maka orchein yang berwarna biru akan kembali terbentuk.
Indikator Alam
Indikator alam merupakan bahan-bahan alam yang dapat berubah warnanya dalam larutan asam, basa,
dan netral. Indikator alam yang biasanya dilakukan dalam pengujian asam basa adalah tumbuhan yang
berwarna mencolok, berupa bunga-bungaan, umbi-umbian, kulit buah, dan dedaunan.
Perubahan warna indikator bergantung pada warna jenis tanamannya, misalnya kembang sepatu merah di
dalam larutan asam akan berwarna merah dan di dalam larutan basa akan berwarna hijau, kol ungu di dalam
larutan asam akan berwarna merah keunguan dan di dalam larutan basa akan berwarna hijau.
III. ALAT DAN BAHAN
A. Alat
1) Gelas ukur
2) Pipet tetes
3) Pallet tetes
4) Gunting
5) Pinset
B. Bahan
1) Air suling 6) NaOH 11) Ammonium hidroksida
2) Larutan cuka 7) Air sabun 12) Natrium Karbonat
3) Air kapur 8) Air jeruk 13) Alumunium Sulfat
4) Tembaga (II) Sulfat 9) Air sirih 14) Ammonium Klorida
5) Air kunyit 10) Alkohol 15) Lakmus biru dan merah
IV. LANGKAH KERJA
1. Meneteskan Air suling, NaOH, Larutan cuka, Air sabun, Air kapur, Air jeruk, Tembaga (II)
Sulfat, Air sirih, Air kunyit, alcohol, HCL, alumunium sulfat, ammonia, dan ammonium klorida
kedalam pallet tetes yang sudah tanda untuk masing-masing larutan.
2. Gunting masing-masing kertas lakmus biru dan merah menjadi 15 bagian
3. Memasukkan 1 kertas lakmus biru dan 1 kertas lakmus merah ke dalam masing-masing larutan
tersebut.
4. Amati perubahan warna lakmus
V. HASIL PENGAMATAN
Dari pengujian diatas, hasil yang kita dapat seperti dalam tabel berikut:
Perubahan warna lakmus Sifat larutan
No. Bahan
Merah Biru Asam Basa Netral
1 Tembaga (II) Merah Merah √
Sulfat
2 NaOH Biru Biru √
3 Air sabun Biru Biru √
4 Air jeruk Merah Merah √
5 Air kapur Biru Biru √
6 Natrium Karbonat Biru Biru √
7 Alkohol Biru Biru √
8 Alumunium Merah Merah √
Sulfat
9 Ammonium Merah Merah √
Klorida
10 Air kunyit Merah Merah √
11 Air sirih Merah Merah √
12 Larutan cuka Merah Merah √
13 Ammonium Merah Merah √
hidroksida
14 Air suling Merah Biru √
VI. PERTANYAAN
1) Apa yang anda ketahui tentang indicator lakmus?
Jawab:
Kertas lakmus merupakan indikator yang paling mudah untuk digunakan . Hal ini
terjadi karena kertas lakmus memiliki rentang pH yang sangat luas. Kertas lakmus
memiliki rentang pH dari 0 – 14, dengan 0 sebagai titik paling asam, 7 titik netral, dan 14
sebagai titik paling basa.Kertas lakmus terdiri dari kertas lakmus merah dan kertas
lakmus biru. Kertas lakmus merah akan menjadi berwarna biru ketika berada pada
larutan yang bersifat basa, dan tatap merah pada larutan yang bersifat asam. Kertas
lakmus biru akan menjadi berwarna merah ketika berada pada larutan yang bersifat
asam, dan tatap biru pada larutan yang bersifat basa. Perubahan warna yang sangat jelas
ini membuat kertas lakmus sangat mudah untuk digunakan, dan cenderung hanya dihafal.
2) Perubahan apa yang terjadi pada lakmus untuk identifikasi asam?
Jawab:
Lakmus biru dibuat dengan menambahkan ektrak lamus yang berwarna biru ke dalam kertas
putih. Kertas akan menyerap ekstrak lakmus yang selanjutnya dikeringkan dalam udara terbuka,
sehingga dihasilkan kertas lakmus biru.Kertas lakmus biru pada larutan yang bersifat basa akan tetap
biru, karena orchein merupakan anion, sehingga tidak akan bereaksi dengan anion (OH-). Dalam
suasana asam, akan terjadi mekanisme berikut. Struktur tersebut menunjukkan terjadinya perubahan
jenis ikatan , perubahan posisi ikatan rangkap terkonjugsai, dan delokalisasi. Perbedaan ini
menyababkan terjadinya perubahan penyerapan panjang gelombang yang lebih tinngi, yang ditangkap
oleh mata kita sebagai warna merah.
3) Perubahan apa yang terjadi pada lakmus untuk identifikasi basa?
Jawab:
Kertas lakmus merah dibuat dengan proses yang sama dengan pembuatan kertas
lakmus biru, tetapi ditambahkan sedikit asam sulfat atau asam klorida agar warnanya
menjadi merah. Sehingga mekanisme reaksi orchein pada suasana asam akan kembali
terjadi. Apabila ketas lakmus merah dimasukkan ke dalam larutan yang bersifat asam,
warnanya akan tetap merah karena lakmus merah memang merupakan orchein dalam
suasana asam. Sedangkan, apabila kertas lakmus merah ditambahkan larutan yang
bersifat basa, maka orchein yang berwarna biru akan kembali terbentuk.
4) Berdasarkan hasil pengamatan zat manakah yang bersifat asam?
Jawab:
Zat yang bersifat asam antara lain:
1. Tembaga (II) Sulfat
2. Air jeruk
3. Alumunium Sulfat
4. Ammonium Klorida
5. Air kunyit
6. Air sirih
7. Larutan cuka
8. Ammonium hidroksida
5) Berdasarkan hasil pengamatan zat manakah yang bersifat basa?
Jawab:
Zat yang bersifat basa antara lain:
1. NaOH
2. Air sabun
3. Air kapur
4. Natrium Karbonat
5. Alkohol
6) Adakah indicator lain yang bisa digunakan dalam identifikasi asam-basa?
Jawab:
Identifikasi larutan di laboratorium dapat menggunakan empat jenis
larutanindikator, yaitu larutan fenolftalein, metil merah, metil jingga, dan bromtimol biru.
Larutan indikator ini tidak seperti indikator lakmus yang mudah penggunaannya. Warna-
warna yang terjadi pada larutan indikator jika dimasukkan ke dalam larutan asam dan
basa, agak sulit diingat. Sebagai contoh, larutan fenolftalein. Pada lingkungan asam,
larutan fenolftalein tidak berwarna, di lingkungan basa berwarna merah, sedangkan di
lingkungan netral tidak berwarna. Berarti, untuk membedakan apakah suatu larutan
bersifat asam atau netral, tidak cukup hanya dengan menggunakan larutan fenolftalein.
Larutan metil merah dapat membedakan antara larutan asam dengan larutan netral.
Larutan asam yang ditetesi metil merah akan tetap berwarna merah, sedangkan larutan
netral berwarna kuning. Akan tetapi, metil merah juga akan menyebabkan larutan basa
berwarna kuning, Berarti, untuk mengetahui apakah suatu larutan bersifat basa atau
netral kita tidak dapat menggunakan metil merah.
7) Jika ada kemungkinan perubahan warna apa yang terjadi pada setiap indicator tersebut?
Jawab:
Warna Larutan Indikator pada Lingkungan Asam, Basa, dan Netral :
1. Fenolftalein
Asam : tidak berwarna; Basa : merah; Netral: tidak berwarna
2. Metil merah
Asam : merah; Basa : kuning; Netral : kuning
3. Metil jingga
Asam : merah; Basa : kuning; Netral : Kuning
4. Bromtimol biru
Asam : Kuning; Basa : Biru; Netral : Biru agak kuning
VII. KESIMPULAN
1. Asam
Larutan bersifat Asam apabila di teteskan pada Lakmus merah akan berwarna merah, tetapi
jika di Lakmus biru juga akan tetap berwarna merah. Dan jika pada indikator universal pH - nya
<7. Sedangkan pada ekstrak kunyit apabila dicampurkan akan berwarna kuning tua.
2. Basa
Larutan bersifat Basa jika di teteskan pada Lakmus merah berwarna biru, dan pada Lakmus
biru akan tetap berwarna biru. Dan pada indikator Universal pH – nya akan >7. Sedangkan jika
di campurkan dengan ekstrak kunyit warna Larutan akan berwarna jingga (orange kemerah –
merahan)
3. Netral
Larutan bersifat netral apabila jika diteteskan di Lakmus merah akan tetap menjadi merah,
sedangkan pada Lakmus biru juga tetap berwarna biru. Dan pada indikator Universal pH – nya
akan =7.
LAPORAN PRAKTIKUM
IDENTIFIKASI LARUTAN ASAM DAN BASA
Mata kuliah : Kimia Dasar I
Dosen Pengampu : Kartimi, M.Pd
Disusun oleh :
Reiza Fitri Yulia
Nim : 14121610722
Kelas/semester : IPA-Biologi B/1
Asisten Praktikum : 1. Dewi Fortuna R
2. Lulindayati
PUSAT LABORATORIUM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGRI (IAIN) SYEKH NURJATI CIREBON
2012
IDENTIFIKASI LARUTAN ASAM DAN BASA
A. Kompetensi
1. Mahasiswa mampu mengidentifikasi larutan asam
2. Mahasiswa mampu mengidentifikasi larutan basa
3. Mahasiswa mampu mengidentifikasi perubahan warna indikator dalam larutan asam dan basa
Asam dan basa sudah dikenal sejak zaman dulu. Istilah asam (acid) berasal dari bahasa
Latin acetum yang berarti cuka. Istilah basa (alkali) berasal dari bahasa Arab yang berarti abu.
Basa digunakan dalam pembuatan sabun. Juga sudah lama diketahui bahwa asam dan basa saling
menetralkan. Di alam, asam ditemukan dalam buah-buahan, misalnya asam sitrat dalam buah
jeruk berfungsi untuk memberi rasa limun yang tajam. Cuka mengandung asam asetat, dan asam
tanak dari kulit pohon digunakan untuk menyamak kulit. Asam mineral yang lebih kuat telah
dibuat sejak abad pertengahan, salah satunya adalah aqua forti (asam nitrat) yang digunakan oleh
para peneliti untuk memisahkan emas dan perak.
Adapun tujuan dilakukannya praktikum kali ini tentang identifikasi asam dan basa yaitu
sebagai berikut :
B. Tujuan
1. Mampu mengamati perubahan warna beberapa indikator dalam asam dan dalam basa.
2. Mampu menentukan bahan mana yang termasuk asam/basa.
3. Mampu membedakan antara indikator alami, indikator buatan dan indikator universal.
Berdasarkan tujuan tersebut sebelum dilakukannya suatu praktikum harus ada dasar teori
yang sesuai dengan tujuan praktikum kali ini, agar apa yang akan diujikan dalam praktikum
sesuai dengan dasar teori. Adapun dasar teori suatu asam dan basa yaitu sebagai berikut.
C. Dasar teori
Suatu bahan akan bersifat asam/basa dapat diketahui jika dapat mengubah warna dari
larutan pewarna seperti kertas lakmus atau pewarna yang diekstrak dari bahan alam seperti
bunga daun, atau umbi yang berwarna seperti kunyit.
Larutan pewarna yang dapat berubah warna pada larutan asam-basa disebut indikator
asam-basa. Indikator yang berbeda memberikan warna yang berbeda dalam larutan asam/basa
contoh indikator buatan adalah
fenoftalein, metil merah, metil jingga. Contoh indikator alami adalah kunyit, bunga sepatu,kulit
manggis indikator universal yang akan memberikan berbagai perubahan warna (spektrum
warna) yang luas. Setiap satu perubahan warna dari perubahan warna yang luas ini dapat
menunjukkan karakteristik (sifat) dari derajat keasaman atau kebasaan. Selain itu suatu bahan
disebut asam jik dalam air larutan ini mengandung ion hidrogen (H+), dan basa jika dalam air
mengandung ion hidroksida (OH).
Teori Asam dan Basa Menurut Arrhenius
Larutan asam dan basa merupakan contoh dari larutan elektrolit. Pada tahun 1884, Svante
Arrhenius (1859-1897) seorang ilmuwan Swedia yang memenangkan hadiah nobel atas karyanya
di bidang ionisasi, memperkenalkan pemikiran tentang senyawa yang terpisah atau terurai
menjadi bagian ion-ion dalam larutan. Dia menjelaskan bagaimana kekuatan asam dalam larutan
aqua (air) tergantung pada konsentrai ion-ion hidrogen di dalamnya. Menurut Arrhenius, asam
adalah zat yang dalam air melepaskan ion H+, sedangkan basa adalah zat yang dalam air
melepaskan ion OH– Jadi pembawa sifat asam adalah ion H+, sedangkan pembawa sifat basa
adalah ion OH–. Asam Arrhenius dirumuskan sebagai HxZ, yang dalam air mengalami ionisasi
sebagai berikut.
HxZ ⎯⎯→ x H+ + Zx–
Jumlah ion H+ yang dapat dihasilkan oleh 1 molekul asam disebut valensi asam, sedangkan ion
negatif yang terbentuk dari asam setelah melepaskan ion H+ disebut ion sisa asam. Basa
Arrhenius adalah hidroksida logam, M(OH)x, yang dalam air terurai sebagai berikut.
M(OH)x ⎯⎯→ Mx+ + x OH–
Jumlah ion OH– yang dapat dilepaskan oleh satu molekul basa disebut valensi basa.Asam
umumnya merupakan senyawa kovalen. Misalnya gas hidrogen klorida yang merupakan
senyawa kovalen, tetapi apabila dilarutkan kedalam air akan terurai menjadi ion-ionnya.
E. Prosedur Percobaan
1. Menyiapkan pelat tetes dan tentukanlah dan tandailah baris pertama, kedua, ketiga, dan ke
empat, lalu masukan berturut-turut sebagai berikut.
a. Ke dalam 3 lubang pelat tetes baris pertama masukkanlah berturut-turut lima tetes asam klorida
(HCl) 0.1 M, asam sulfat (H2SO4) 0.1 M dan asam cuka 0.1 M.
b. Ke dalam 3 lubang pelat tetes baris 2 masukkanlah berturut-turut lima tetes air jeruk nipis,
sprite, nanas.
c. Ke dalam 3 lubang pelat tetes baris 3 masukkanlah berturut-turut lima tetes larutan natrium
hidroksida (NaOH) 0,1 M, kalium hidroksida (KOH) 0.1 M, dan ammonium hidroksida
(NH4OH) 0.1 M.
d. Ke dalam 3 lubang pelat tetes baris 4 masukkanlah berturut-turut lima tetes larutan sabun,
detergen, dan sampo.
e. Pada masing-masing lubang dicelupkan kertas lakmus merah dan amati kertas lakmus merah
tersebut. Ulangi percobaan tersebut dengan kertas lakmus berwarna biru.
2. Lakukan langkah 1 di atas lalu pada masing-masing lubang tersebut ditetesi larutan kembang
sepatu.
3. Lakukan langkah 2 di atas, lalu pada masing-masing lubang tersebut ditetesi larutan kol ungu.
4. Lakukan langkah 3 di atas, alu pada masing-masing lubang tersebut ditetesi larutan mawar
merah.
F. Hasil pengamatan
WARNA LAKMUS
ASAM
MERAH BIRU
Asam klorida Merah
Asam sulfat Merah
Asam cuka Merah
WARNA LAKMUS
BASA
MERAH BIRU
Natrium Hidroksida Biru
Kalium Hidroksida Biru
Amonium Hidroksida biru
WARNA LAKMUS
ZAT
MERAH BIRU
Sabun Biru
Detergen Biru
Sampo Biru
WARNA
ZAT
Kembang sepatu Kol ungu Mawar merah
Asam klorida Merah tua Merah terang Merah
Asam sulfat Merah tua Merah muda Merah tua
Asam cuka coklat Ungu muda Merah muda
WARNA
ZAT
Kembang sepatu Kol ungu Mawar merah
WARNA
BASA Kembang
Kol Ungu Mawar Merah
Sepatu
Natrium Hidroksida Hijau lumut Kuning Hijau lumut
Kalium Hidroksida Hijau lumut Merah tua Kuning kunyit
Amonium Hidroksida Hijau tua - Coklat muda
ZAT WARNA
Kembang Sepatu Kol Ungu Mawar Merah
Sabun Hijau muda Hijau pudar Hijau muda
Detergen Hijau pekat Hijau tua Hijau tua
Sampo Coklat kehitaman Ungu tua Hijau kecoklatan
Masing-masing hasil pengamatan pada tabel diatas menggunakan indikator alami dan
buatan, indikator alami menggunakan kembang sepatu, kol ungu, dan mawar merah. Sedangkan
indikator buatan dengan menggunakan kertas lakmus merah dan kertas lakmus biru, hasil
pengamatan tersebut sesuai dengan apa yang di ujikan pada praktikum kali ini di laboratorium.
G. Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan pada praktikum kali ini tentang identifikasi larutan
asam/basa menguraikan pada awal percobaan pertama yaitu percobaan dengan menggunakan
indikator buatan yaitu kertas lakmus warna merah pada masing-masing bahan larutan yang sudah
ditentukan pada praktikum diteteskan ke dalam plat tetes dan dicelupkan potongan kecil kertas
lakmus warna merah, sehingga pada masing-masing larutan tersebut mengalami peubahan warna
pada kertas lakmus, larutan yang mengalami perubahan warna merah pada kertas lakmus warna
biru yaitu bersifat asam contohnya pada asam klorida, asam sulfat, asam cuka, jeruk nipis, sprite,
dan nanas. Sedangkan larutan yang mengalami perubahan warna biru pada kertas lakmus warna
merah yaitu larutan yang bersifat basa contohnya pada larutan Natrium klorida, Kalium
hidroksida, Amonium hidroksida, sabun, detergen dan sampo.
Apabila kedua lakmus (biru dan merah) berubah warna menjadi merah, maka larutan itu
bersifat asam. Bila kedua lakmus (biru dan merah) berubah warna menjadi biru, berarti larutan
tersebut bersifat basa. kedua lakmus (biru dan merah) warnanya tetap, maka larutan yang diuji
tersebut bersifat netral.
Lakmus adalah asam lemah. Lakmus memiliki molekul yang sangat rumit yang akan kita
sederhanakan menjadi HLit. “H” adalah proton yang dapat diberikan kepada yang lain. “Lit”
adalah molekul asam lemah. Tidak dapat dipungkiri bahwa akan terjadi kesetimbangan ketika
asam ini dilarutkan dalam air. Lakmus yang tidak terionisasi adalah merah, ketika terionisasi
adalah biru.
Sifat dari masing-masing kertas lakmus tersebut adalah sebagai berikut.
a. Lakmus merah
Lakmus merah dalam larutan asam berwarna merah dan dalam larutan basa berwarna biru.
b. Lakmus biru
Lakmus biru dalam larutan asam berwarna merah dan dalam larutan
basa berwarna biru.
c. Lakmus merah maupun biru dalam larutan netral tidak berubah warna.
Pada percobaan kedua yaitu percobaan dengan menggunakan indicator alami yaitu pada
kembang sepatu, kol ungu, dan mawar merah. Pada masing-masing indicator tersebut mengalami
perubahan warna yang berbeda-beda. Dan pada indicator alami dan buatan memiliki perbedaan
warna yang mencolok. Pada indikator alami memiliki banyak warna yang berbeda-beda
dibanding dengan menggunakan indikator buatan warna terbatas.
Indikator universal merupakan campuran dari bermacam-macam indikator yang dapat
menunjukkan pH suatu larutan dari perubahan warnanya. Indikator universal ada dua macam
yaitu indikator yang berupa kertas dan larutan.
Indikator kertas berupa kertas serap dan tiap kotak kemasan indikator jenis ini dilengkapi
dengan peta warna. Penggunaannya sangat sederhana, sehelai indikator dicelupkan ke dalam
larutan yang akan diukur pH-nya. Kemudian dibandingkan dengan peta warna yang tersedia.
1. MENURUT ARRHENIUS
Asam ialah senyawa yang dalam larutannya dapat menghasilkan ion H+. Basa ialah
senyawa yang dalam larutannya dapat menghasilkan ion OH-.
2. MENURUT BRONSTED-LOWRY
Asam ialah proton donor, sedangkan basa adalah proton akseptor.
Contoh: HCl dengan Cl - merupakan pasangan asam-basa konjugasi. H3O+ dengan H2O
merupakan pasangan asam-basa konjugasi. H2O dengan OH- merupakan pasangan asam-basa
konyugasi. NH4+ dengan NH3 merupakan pasangan asam-basa konyugasi.
Pada contoh di atas terlihat bahwa air dapat bersifat sebagai asam (proton donor) dan
sebagai basa (proton akseptor). Zat atau ion atau spesi seperti ini bersifat ampiprotik (amfoter).
3. MENURUT LEWIS
Asam adalah senyawa penerima (akseptor) pasangan elektron. Basa adalah senyawa pemberi
(donor) pasangan elektron
Contoh :
dari contoh diatas BF3 bertindak sebagai asam lewis sedangkan NH3 bertindak sebagai basa
lewis
Asam kuat adalah asam yang dapat terionisasi sempurna atau mendekati sempurna dalam
larutannya. Sedangkan Asam lemah adalah asam yang dalam larutannya terionisasi sebagian.
a. Ciri-Ciri umum larutan asam yaitu :
1) Terasa masam
2) Bersifat korosif
3) Dapat memerahkan kertas lakmus biru
4) Larutan dalam air dapat mengantarkan arus listrik
5) Menyebabkan perkaratan logam (korosif)
Basa adalah suatu senyawa yang jika dilarutkan dalam air (larutan) dapat melepaskan ion
hidroksida (OH-). Oleh karena itu, semua rumus kimia basa umumnya mengandung gugus OH.
Jika diketahui rumus kimia suatu basa, maka untuk memberi nama basa, cukup dengan
menyebut nama logam dan diikuti kata hidroksida.
b. Ciri-ciri umum larutan basa yaitu :
1) Rasanya pahit
2) Bersifat licin
3) Dapat membirukan kertas lakmus merah
4) Larutan dalam air dapat mengantarkan listrik
5) Jika mengenai kulit, maka kulit akan melepuh (kaustik)
Contoh asam kuat dan basa kuat
Asam kuat Basa kuat
H. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari pengamatan pada praktikum kali ini dan pada pembahasan yang
telah diuraikan dengan jelas pada percobaan tersebut, sehingga dapat ditarik kesimpulan yaitu
sebagai berikut :
1. Larutan asam dan basa merupakan contoh dari larutan elektrolit.
2. contoh indikator buatan adalah fenoftalein, metil merah, metil jingga.
3. Contoh indikator alami adalah kunyit, bunga sepatu,kulit manggis
4. Apabila kedua lakmus (biru dan merah) berubah warna menjadi merah, maka larutan itu bersifat
asam. Bila kedua lakmus (biru dan merah) berubah warna menjadi biru, berarti larutan tersebut
bersifat basa. kedua lakmus (biru dan merah) warnanya tetap, maka larutan yang diuji tersebut
bersifat netral.
5. Lakmus adalah asam lemah.
6. Sifat dari masing-masing kertas lakmus tersebut adalah sebagai berikut.
a. Lakmus merah dalam larutan asam berwarna merah dan dalam larutan basa berwarna biru.
b. Lakmus biru Lakmus biru dalam larutan asam berwarna merah dan dalam larutan basa
berwarna biru.
c. Lakmus merah maupun biru dalam larutan netral tidak berubah warna.
7. Teori atom menurut Arrhenius Asam ialah senyawa yang dalam larutannya dapat menghasilkan
ion H+. Basa ialah senyawa yang dalam larutannya dapat menghasilkan ion OH-.
8. Teori atom menurut Bronsted-Lowry Asam ialah proton donor, sedangkan basa adalah proton
akseptor.
9. Teori asam menurut Lewis Asam adalah senyawa penerima (akseptor) pasangan elektron. Basa
adalah senyawa pemberi (donor) pasangan elektron
10. Ciri-Ciri umum larutan asam yaitu :
a. Terasa masam
b. Bersifat korosif
c. Dapat memerahkan kertas lakmus biru
d. Larutan dalam air dapat mengantarkan arus listrik
e. Menyebabkan perkaratan logam (korosif)
11. Ciri-ciri umum larutan basa yaitu :
a. Rasanya pahit
b. Bersifat licin
c. Dapat membirukan kertas lakmus merah
d. Larutan dalam air dapat mengantarkan listrik
e. Jika mengenai kulit, maka kulit akan melepuh (kaustik)
12. Contoh asam kuat dan basa kuat
Asam kuat Basa kuat
13. Hasil perubahan pada kertas lakmus merah pada asam klorida, asam sulfat, asam cuka, jeruk
nipis, sprite dan nanas perubahan warnanya tetap karena kertas lakmus merah bersifat asam
lemah.
14. Hasil perubahan pada kertas lakmus biru pada asam klorida, sam sulfat, asam cuka, jeruk nipis,
sprite dan nanas perubahan warnanya merah karena kertas lakmus biru bersifat asam basa.
15. Hasil perubahan pada kertas lakmus merah pada natrium hidroksida, kalium hidroksida,
ammonium hidroksida, sabun, detergen dan shampoo. perubahan warnanya biru karena kertas
lakmus merah bersifat asam lemah.
16. Hasil perubahan pada kertas lakmus biru pada natrium hidroksida, kalium hidroksida,
ammonium hidroksida, sabun, detergen dan shampoo. perubahan warnanya tetap karena kertas
lakmus biru bersifat basa.
17. Hasil dari perubahan pada indicator alami pada kembang sepatu, kol ungu, dan mawar merah
memiliki warna yang berbeda-beda dan mencolok.
18. Indikator universal merupakan campuran dari bermacam-macam indikator yang dapat
menunjukkan pH suatu larutan dari perubahan warnanya. Indikator universal ada dua macam
yaitu indikator yang berupa kertas dan larutan.
19. Basa adalah suatu senyawa yang jika dilarutkan dalam air (larutan) dapat melepaskan ion
hidroksida (OH-). Oleh karena itu, semua rumus kimia basa umumnya mengandung gugus OH.
20. Lakmus yang tidak terionisasi adalah merah, ketika terionisasi adalah biru.
21. Asam Arrhenius dirumuskan sebagai HxZ yang dalam air mengalami ionisasi sebagai berikut.
HxZ ⎯⎯→ x H+ + Zx–.
22. pH larutan asam kuat yaitu berkisar antara 1-3.
23. pH larutan basa kuat yaitu berkisar antara 8-10.
24. pH larutan netral yaitu pada angka 7.
25. Indikator kertas berupa kertas serap dan tiap kotak kemasan indikator jenis ini dilengkapi
dengan peta warna.
26. Asam umumnya merupakan senyawa kovalen.
27. Asam kuat adalah asam yang dapat terionisasi sempurna atau mendekati sempurna dalam
larutannya.
28. Asam lemah adalah asam yang dalam larutannya terionisasi sebagian.
Daftar Pustaka
Budi, utami dkk. 2009. KIMIA untuk SMA/MA Kelas XI Program Ilmu Pengetahuan
Alam. Jakart:Pusat Perbukuan Departemen pendidikan Nasional.
Irvan permana. 2009. KIMA SMA/MA 2 Untuk Kelas XI Semester 1 dan 2 Program
Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Kartimi. 2009. PANDUAN PRAKTIKUM KIMA DASAR I. Cirebon : IAIN Press.
Anonim. 2010 diakses pada pukul 21:00/10/November/2012 oleh
:http://chemanee90edu.wordpress.com/2010/09/26/penentuan-ph-larutan-dan-perubahan-ph-
pada-titrasi-asam-basa/
Anonim. 2008 diakses pada pukul 21:30/10/November/2012 oleh
:http://jenggaluchemistry.wordpress.com/identifikasi-asam-basa-penentuan-ph-larutan/.
Dans-loserkids.2008. diakses pada pukul 21:30/10/November/2012 oleh :http://dans-
loserkids.blogspot.com/2009/06/larutan-asam-basa-dan-identifikasinya_20.html.
Miftahur. 2010 diakses pada pukul 21:00/10/November/2012 oleh
:http://miftahur.com/menunjukkan-larutan-asam-basa-dan-netral-dengan-indikator-kertas-
lakmus-merah-dan-biru.
Laporan Praktikum Mengidentifikasi Asam-
Basa
Diposkan oleh Afif Asfardi 04:17:00
ADSENSE HERE!
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Tujuan:
Mengidentifikasikan asam-basa
1. Indikator alami.
Asam basa merupakan salah satu sifat suatu zat baik yang berbentuk larutan
maupun non pelarut, sifat dari asam yaitu terasa masam dan basa terasa pahit dan sifat
asam basa juga bersifat beracun dan korosif. hubungan asam basa dengan pH adalah pH
sebagai penentu agar suatu senyawa bisa diketahui bersifat asam atau basa, jika pH
senyawa lebih kecil dari 7 maka senyawa tersebut bersifat asam dan jika suatu senyawa
pH lebih besar dari 7 maka senyawa tersebut bersifat basa.
1. Teori asam basa menurut Arrhenius yaitu asam adalah suatu spesies yang akan
meningkatkan konsentrasi ion H+ di dalam air dan basa adalah suatu spesies yang akan
meningkatkan konsentrasi ion OH- di dalam air.
2. Sedangkan teori asam basa menurut Bronsted-Lowry yaitu asam didefinisikan sebagai
sebuah molekul atau ion yang mampu melepaskan atau mendonorkan
kation hidrogen (proton, H+) danbasa sebagai spesi kimia yang mampu menarik atau
menerima kation hidrogen (proton).
3. teori asam basa menurut Lewis yaitu asam adalah spesi yang dapat membentuk ikatan
kovalen dengan akseptor pasangan elektron bebas dari spesi yang lain dan basa adalah
spesi yang dapat membentuk ikatan kovalen melalui donator pasangan elektron bebas
kepada spesi yang lain.
BAB 2
METODE PRAKTIKUM
1. Pipet tetes
2. Lumpang porselen
3. Gelas
4. Air
5. Kertas lakmus
6. Alat penumbuk
7. Bunga sepatu
8. Jeruk nipis
9. Kubis merah
10. Kunyit
16. Cuka
19. HCl
1. Mula-mula tumbuk indikator alami, tambah dan larutkan dengan sedikit air.
3. Masukkan cairan indikator alami ke lumpang porselen yang telah diisi dengan cairan yang diujikan.
4. Setelah cairan yang diujikan ditetesi oleh cairan indikator alami lihat perubahan warna pada cairan asam
atau basa yang diujikan
5. Lakukan hal yang sama dengan indikator alami yang berbeda, kemudian lihat perubahan warnanya.
BAB 3
HASIL PRAKTIKUM
3.1. Hasil Praktikum
BAB 4
1. Sunlight
Lakmus merah dan lakmus biru menunjukkan adanya perubahan warna, Lakmus merah menjadi
merah sedangkan lakmus biru menjadi merah. Itu artinya sunlight merupakan larutan asam. menurut
teori larutan sabun merupakan Larutan Asam.
2. Adem sari
Adem sari juga merupakan larutan asam sehingga merubah warna kertas lakmus biru menjadi
merah dan lakmus merah tetap merah.
3. Sabun colek
Pada kertas lakmus biru, sabun colek tidak merubah warna biru pada kertas lakmus. Sedangkan
pada kertas lakmus merah sabun colek dapat merubah warna kertas menjadi berwarna biru, itu artinya
sabun colek merupakan basa.
4. Marimas
Marimas merupakan larutan asam, terbukti dengan adanya perubahan warna kertas lakmus biru
menjadi merah.
5. Cuka
Lakmus merah tidak menunjukkan adanya perubahan warna sedangkan pada lakmus biru,
warna berubah menjadi merah.
6. Larutan Gula
Larutan Gula juga merupakan larutan asam terbukti dengan memerahkan kertas lakmus biru,
sedangkan lakmus merah tidak berubah warna.
7. Garam
Garam merupakan larutan netral karena tidak mengubah warna lakmus merah maupun lakmus
biru.
8. HCl
HCl merupakan contoh larutan asam sehingga dapat memerahkan kertas lakmus biru dan tidak
merubah warna kertas lakmus merah.
Ketidak cocokan antara teori dan praktek, mungkin disebabkan karena kesalahan bahan dan
kurangnya ketelitian dan kelihaian dalam praktikum kami.
4.2 Kesimpulan
Kesimpulan
Dari hasil percobaan di atas kita dapat mengambil kesimpulan bahwa :
1. Pada Indikator alami (kubis merah, jeruk nipis, bunga sepatu, kunyit, kulit manggis) akan mengalami
perbuhan warna yang berbeda-beda apabila dimasukkan ke dalam bahan yang diujikan (sunlight, sabun
colek, dsb)
2. Yang memerahkan kertas lakmus sifatnya asam dan yang membirukan kertas lakmus sifatnya basa.
Adapun yang netral jika kadar asam dan basa nya seimbang.
Senyawa yang menghasilkan ion OH- Larutan yang bersifat Basa adalah :
1) Sabun colek
FOTO PRAKTIKUM