Makalah Analisis Pasar Bersaing

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH MIKRO EKONOMI

(ANALISIS PASAR BERSAING)

OLEH: KELOMPOK 4

- RESKI FITRI PARADISE A11115516


- INNA IMRANA MUHARRARA A11115502
- HASVIA NABILA A11115523
- CHAIDIR SLAMET AMIRULLAH A11115318

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS HASANUDDIN

2016
BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kita telah melihat bagaimana kurva penawaran dan permintaan dapat


membantu kita menjelaskan dan memahami tentang perilaku pasar yang bersaing.
Dengan dasar ini kita kembali ke analisis permintaan dan penawaran dan
menunjukkan bagaimana hal itu bisa diterapkan dalam berbagai persoalan ekonomi
yang bervariasi luas-persoalan yang menyangkut konsumen dalam menghadapi
keputusan untuk membeli, perusahaan menghadapi masalah perencanaaan jangka
panjang, atau lembaga pemerintah yang harus merancang kebijakan dan menilai
kemungkinan dampaknya.

Kita akan mulai dengan melihat bagaiman surplus produsen dan konsumen
dapat digunakan untuk mempelajari efek kesejahteraan (welfare effect) dari suatu
kebijakan pemerintah-dengan kata lain siapa yang untung dan siapa yang rugi
karena kebijakan tsb, dan berapa besarnya . Kita juga menggunakan surplus
prosdusen dan konsumen untuk menunjukkan efisiensi pasara bersaing- mengapa
harga dan jumlah equilibrium dalam suatu pasar bersaing memaksimalkan agregat
kesejahteraan ekonomis konsumen dan produsen.

Selanjutnya kita akan menerapkan analisis penawaran-permintaan terhadap


berbagai persoalan. Karena di Amerika Serikat sangat sedikit pasar yang belum
tersentuh oleh intervensi pemerintah, maka kebanyakan persoalan yang kita
pelajari akan berhubungan dengan pengaruh dari campur tangan pemerintah tsb.
Tujuan kita bukanlah semata-mata untuk memecahkan permasalahan, tetapi untuk
menunjukkan bagaimana menggunakan alat-alat analisis ekonomi untuk
mengatasi masalah lainnya.
B. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana menilai untung rugi kebijakan pemerintah – Surplus konsumen dan


produsen

2. Bagaimana mengetahui efisiensi pasar bersaing

3. Apa yang dimaksud harga minimal

4. Apa saja yang mendukung harga dan kuota produksi

5. Bagimana mengetahui kuota impor dan tarif

6. Apa dampak dari pajak atau subsidi

C. TUJUAN

1. Mengetahui cara menilai untung rugi kebijakan pemerintah –Surplus konsumen


dan produsen.

2. Mengetahui efisiensi pasar bersaing.

3. Mengetahui harga minimal

4. Mengetahui dukungan harga dan kuota produksi

5. Mengetahui kuota impor dan tarif

6. Mengetahui dampak dari pajak atau subsidi


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Menilai Untung Rugi Kebijakan Pemerintah – Surplus Konsumen dan


Produsen

A. Mengkaji Surplus Konsumen dan Produsen


Didalam pasar bersaing dan yang tidak diatur, konsumen dan prosuden
membeli dan menjual pada harga pasar yang umum berlaku. Tetapi ingat, bagi
beberapa konsumen nilai barang melampaui harga pasar; bila perlu mereka
bersedia membayar lebih tinggi untung barang tersebut. Surplus konsumen adalah
manfaat atau nilai total yang diterima oleh konsumen diatas apa yang mereka bayar
untuk barang tersebut.
Bagi konsumen secara keseluruhan, surplus konsumen adalah daerah antara
kurva permintaan dan harga pasar dan karena surplus konsumen mengukur total
manfaat bersih bagi konsumen , kita bisa mengukur keuntungan atau kerugian
konsumen akibat intervensi pemerintah dengan mengukur perubahan yang terjadi
dalam surplus konsumen.
Surplus produsen adalah ukuran analogis bagi produsen. Beberapa produsen
lain dapat memproduksi barang dengan biaya yang sama dengan harga pasar.
Tetapi, barang lain dapat diproduksi dengan harga dibawah harga pasar dan tetap
berproduksi serta akan dijual meskipun harga pasar lebih rendah. Dengan demikian
produsen akan menikmati suatu keuntungan—suatu surplus—dari penjualan
barang tersebut . Untuk setiap satuan, surplus ini adalah selisih antara harga pasar
yang diterima produsen dengan biaya marjinal untuk memproduksi satuan tersebut.
Jika pemerintah melakukan intervensi dengan menerapkan, misalnya, pajak
atau subsidi, maka grafik permintaan dan penawaran menjadi lebih rumit dan juga
mencakup daerah surplus pemerintah mewakili. Dikombinasikan, surplus
konsumen, surplus produsen, dan pemerintah surplus (jika ada) membuat surplus
sosial atau total surplus. Total surplus adalah ukuran utama dalam ekonomi
kesejahteraan digunakan untuk mengevaluasi efisiensi kebijakan yang diusulkan.
Untuk pasar secara keseluruhan surplus produsen mengukur total manfaat
bersih bagi produsen , kita dapat mengukur keuntungan atau kerugian produsen
karena intervensi pemerintah dengan mengukur perubahan yang timbul dalam
surplus produsen.

B. Penerapan Surplus Konsumen dan Produsen


Dengan surplus konsumen dan produsen, kita dapat mengevaluasi efek
kesejahteraan (welfare effect) atas intervensi pemerintah dodalam pasar. Kita dapat
menentukan siapa yang untung dan siapa yang rugi dengan adanya intervensi itu,
dan seberapa besar.
 Perubahan Surplus Konsumen: Beberapa konsumen telah dirugikan akibat
kebijakan tersebut dan yang lainnya diuntungkan. Mereka yang dirugikan
telah dikeluarkan dari pasar karena pengurangan prosduksi serta penjualan.
Konsumen yang masih bisa membeli barang barang dapat membeli dengan
harga yang lebih rendah, barangkali mereka yang berada ditempat yang
tepat dan waktu yang tepat pula. Sangat penting ditekankan disni bahwa para
konsumen yang dapat membeli barang-barang tsb adalah mereka yang
memberi penghargaan tertinggi terhadap barang tersebut. Sebagai contoh
para konsumen yang menginginkan barang tersebut mungkin harus
menunggu lama untuk mendapatkannya. Dalam hal ini biaya peluang dari
waktu mereka untuk menunggu harus dianggap sebagai bagian dari
kelebihan konsumen.
 Perubahan Surplus Produsen: Dengan kendali harga, beberapa produsen
(dengan biaya yang relatif rendah) akan tetap berada dipasar tapi akan
menerima harga yang lebih murah untuk keluaran mereka. Sementara yang
lain akan meninggalkan pasar itu, Kedua kelompok itu sama-sama
kehilangansurplus produsen . Produsen yang tetap berada dipasar dan
memproduksi Q1 sekarang memperoleh harga yang lebih murah.
 Kerugian Bobot (deadweight loss): Apakah kerugian bagi produsen
karenakendali harga ini diimbangi dengan dengan keuntungan bagi
konsumen? Kendali harga mengakibatkan kerugian bersih dari surplus
konsumen (net loss of consumer surplus)

2.2 Efisiensi Pasar Bersaing


Untuk mengevaluasi dampak suatu pasar, kita bisa melihat apakah terjadi
efisiensi ekonomi, yaitu maksimisasi dari agregat surplus produsen dan konsumen.
Kebijakan pemerintah, misalnya price control, bisa menimbulkan deadweight loss.
Oleh karena itu, kebijakan bisa mengenakan biaya efisiensi dalam perekonomian.
Kegagalan pasar, yaitu situasi dimana competitive market yang tidak diatur
menjadi tidak efisien karena harga gagal memberikan sinyal yang tepat kepada
produsen dan konsumen (tidak memaksimumkan agregat surplus produsen dan
konsumen).
Kegagalan pasar terjadi karena:
a. Eksternalitas: kadang-kadang kegiatan produsen atau konsumen menghasilkan
biaya atau keuntungan yang bisa memengaruhi produsen atau konsumen lain, tapi
tidak diperhitungkan dalam harga pasar. Kegiatan produksi industri kimia,
misalnya, menimbulkan polusi lingkungan. Tanpa adanya intervensi pemerintah,
produsen tidak akan memberikan intensif sebagai biaya sosial dari polusi.
b. Kurangnya informasi: kurangnya informasi tentang kualitas atau jenis dari
produk dapat mengakibatkan kegagalan pasar karena konsumen tidak bisa
memaksimumkan utilitasnya. Intervensi pemerintah, misalnya pemberian label,
bisa dilakukan untuk mencegah terjadinya kegagalan pasar.
Tanpa eksternalitas atau informasi kurang, pasar, pasar kompetitif yang tidak
diatur menjurus ketingkat keluaran yang efisien secara ekonomis. Untuk melihat
hal tsb marilah kita melihat pertimbangan apa yang akan terjadi bila kendala harga
berbeda dari harga pagu equilibrium pasar. Kita telah mempelajari efek dari pagu
(yakni harga yang dipertahankan di bawah harga equilibrium)

2.3 Harga Minimal

Seperti yang telah kita, lihat kebijakan pemerintah kadang-kadang mencoba


untuk menaikan harga di atas tingkat harga ekuilibrium, daripada menurunkannya.
Contohnya seperti regulasi penerbangan oleh Civil Aeronautic Board, undang-
undang upah minimum dan aneka kebijakan pertanian. Salah satu cara untuk
menaikan harga di atas harga ekuilibrium adalah dengan regulasi langsung secara
illegal menetapkan harga lebih rendah daripada menetapkannya pada tingkat
minimum tertentu.

Perhatikan lagi gambar 9.5. Bila produsen mengantisipasi dengan benar


bahwa mereka hanya dapat menjual jumlah Q3 yang lebih rendah, maka kerugian
kesejahteraan bersih akan diberikan oleh segitiga B dan C. Tetapi seperti seperti
yang telah dijelaskan, produsen mungkin tidak akan membatasi keluaran mereka
sampai Q3. Apa yang terjadi bila produsen memperkirakan bias menjual sebanyak
yang dikehendaki pada harga yang lebih tinggi, dan memproduksi sesuai dengan
perkiraan tersebut ?

Keadaan ini digambarkan dalam contoh 9.7, Pmin adalah harga minimum
yang digariskan oleh pemerintah. Jumlah yang sekarang disuplai adalah Q 2 dan
kualitas permintaan adalahQ3, selisihnya menunjukan kelebihan suplai yang tidak
terjual. Kini mari kita lihat perubahan yang diakibatkan oleh surplus konsumen dan
surplus produsen.

Konsumen yang masih membeli barang tersebut sekarang harus membayar


dengan harga yang lebih tinggi, karenannya mereka menderita kerugian surplus,
yang ditunjukan oleh segiempat A dalam gamgar 9.7. Beberapa konsumen juga
telah meninggalkan pasar karena harga yang lebih tinggi, kerugian surplus
ditunjukan oleh segitiga B. Maka perubahan total pada surplus konsumen adalah :

DCS = -A – B

Konsumen jelas menderita kerugian karena kebijakan ini.

Bagaimana halnya dengan produsen? Mereka menerima harga lebih tinggi


untuk unit-unit yang mereka jual, yang menimbulkan peningkatan surplus, ditandai
dengan segiempat A. Tetapi jatuhnya penjualan dari Q0 ke Q3 mengakibatkan
kehikangan surplus penerimaan yang ditandai oleh segitiga C. Terakhir perhatikan
biaya untuk produsen karena memperluas produksi dari Q0 ke Q2. Karena mereka
hanya menjual Q3, maka tidak terdapat pendapatan untuk menutup biaya bagi
produksi Q2 – Q3. Bagaimana kita dapat menukur biaya ini? Ngatlah bahwa kurva
penawaran merupakan agregat kurva biaya marjinal untuk industry tersebut. Oleh
karena itu, kurva penawaran memberi kita biaya tambahan untuk memproduksi
setiap unit tambahan. Oleh karena itu daerah dibawah kurva penawaran dari Q3 ke
Q2 adalah biaya untuk memproduksi sejumlah Q2 - Q3. Biaya ini dinyatakan oleh
trapezium D. aka terkecuali bila produsen menanggapi hasil yang tidak terjual
dengan mengurangi produksi, maka perubahan total dalam surplus produsen
adalah:

DPS = A – C – D

Seandainya trapesium D ukurannya besar, suatu harga minimum


mengakibatkan kerugian surplus bersih hanya bagi pordusen saja! Akibatnya,
intervensi pemerintah yang seperti ini dapat mengurangi keuntungan produsen
karena biaya yang diakibatkan oleh kelebihan produksi.

Contoh lain dari harga minimum yang ditetapkan pemerintah adalah undang-
undang tentang upah minimum. Hal ini digambarkan dalam gambar 9.8, yang
menunjukan penawaran tenaga kerja dan kebutuhan tenaga kerja. Upah ditetapkan
pada Wmin, suatu tingkat harga yang lebih tinggi dari upah ekuilibrium w 0.
Akibatnya, para pekerja yang dapat memperoleh pekerjaan akan memperoleh upah
yang lebih tinggi. Namun beber
apa orang yang ingin bekerja tidak dapat memperoleh pekerjaan. Kebijakan
tersebut mengakibatkan pengangguran, yang dalam gambar adalah L2 – L1.

2.4 Dukungan Harga dan Kuota Produksi

Disamping mematok harga minimum, pemerintah dapat meningkatkan harga


barang dengan berbagai cara. Banyak dari kebijakan pertanian Amerika didasarkan
pada sistem dukungan harga (price support), di mana pemerintah menetapkan
harga pasar suatu barang di atas tingkat pasar bebas dan membeli berapapun
keluaran yang dibutuhkan untuk mempertahankan harga tersebut. Pemerintah juga
dapat menaikan harga dengan pembatasan produksi, baik secara langsung atau
melalui insentif kepada para produsen. Pada bagian ini kita akan melihat
bagaimana kebijakan tersebut bekerja dan pengaruhnya terhadap konsumen,
produsen, dan anggaran federal.
Dukungan Harga

Di Amerika Serikat dukungan harga ditunjukan untuk menaikan harga


produksi produk susu, tembakau, jagung, kacang dsb., sehingga produsen barang-
barang tersebut menerima pendapatan yang lebih tinggi. Suatu cara untuk
melakukan hal ini adalah jika pemerintah menentukan harga pendukung Ps dan
menborong keluaran sebanyak yang dibutuhkan untuk mempertahankan harga
pasar pada tingkat tersebut. Gambar 9.10 menggambarkan keadaan ini. Marilah
kita pelajari keuntungan dan kerugian yang dialami produsen, konsumen dan
pemerintah.

Konsumen Pada harga Ps, permintaan konsumen jatuh ke Q1,tetapi


penawaran meningkat ke Q2. Untuk mempertahankan harga dan mencegah
penumpukan persediaan di gudang produsen, pemerintah harus membeli Qg = Q 2 -
Q1. Dalam kenyataanya, pemerintah menambah permintaannya Qg pada
permintaan konsumen, dan produsen menjual sebanyak yang mereka kehendaki
pada harga Ps.

Karena para konsumen yang membeli barang tersebut harus membayar


harga lebih tinggi Ps (bukan Po), dengan demikian mereka menderita kerugian
surplus konsumen yang dinyatakan oleh segiempat A. konsumen lainnya tidak lagi
membeli barang tersebut atau membelinya kurang dari sebelumnya, dan kerugian
surplus mereka dinyatakan oleh segitiga B. jadi sama dengan harga minimum yang
telah kita pelajari di atas, konsumen menderita kerugian, dalam hal ini dalam
jumlah :

CS = -A – B

Produsen Di pihak lain, produsen memperoleh keuntungan (alasan mengapa


kebijakan ini diterapkan). Produsen sekarang menjual jumlah Q2, yang lebih
banyak dibanding Q0 dan pada tingkat harga Ps yang lebih tinggi. Dari gambar
9.10 dapat dilihat bahwa surplus produsen meningkat dengan jumlah sebesar :

PS = A + B + D

Pemerintah Tetapi ada juga biaya untuk pemerinyah (yang harus dibayar
dengan pajak yang pada akhirnya akan menjadi biaya bagi konsumen). Biaya
tersebut adalah (Q2 – Q1)Ps, yang harus dibayar oleh pemerintah untuk keluaran
yang dibelinya. Dalam gambar 9.10 hal ini dinyatakan oleh segiempat yang
bertanda titik-titik. Biaya ini bisa dikurangi apabila pemerintah dapat
melaksanakan “dumping” untuk sebagian produk yang dibelinya, yaitu menjual di
luar negeri dengan harga rendah. Tetapi hal itu mengganggu kemampuan produsen
domestik menjual di pasar luar negeri, dan keinginan utama pemerintah menolong
produsen domestik.

Berapakah biaya kesejahteraan total dari kebijakan ini? Untuk


menentukannya kita tambahkan perubahan dalam surplus konsumen pada
perubahan surplus produsen lalu dikurangi dengan biaya. Untuk pemerinah. Maka
perubahan total kesjahteraan adalah:

CS + PS – Biaya Pemerintah = D – (Q2 – Q1)Ps

Dalam gambar 9.10, masyarakat secara keseluruhan dirugikan seperti yang


digambarkan oleh segiempat besar yang bertitik-titik dikurangi segitiga D.

Seperti yang akan kita lihat dalam contoh 9.4, krugian kesejahteraan ini bisa
sangat besar. Tetapi yang terburuk dari kebijakann ini adalah bahwa sebenarnya
ada cara yang jauh lebih efisien untuk meningkatkan kemakmuran petani. Bila
tujuannya adalah memberi pendapatan tambahan kepada para petani setara A + B +
D, maka adalah jauh lebih hemat ongkosnya bagi masyarakat dengan langsung
memberi mereka uang daripada lewat dukungan harga. Karena dengan dukungan
harga konsumen kehilangan A + B, dengan membayar petani secara langsung,
masyarakat menghemat segiempat besar yang bertitik-titik, dikurang segitiga D.
lalu mengapa dalam meningkatkan kesejahteraan para petani pemerintah tidak
langsung memberi uang saja? Mungkin karena dukungan harga merupakan
pemberian yang tidak terlalu kentara dan secara politis lebih menarik.

Kuota Produksi

Disamping memasuki pasar dan memborong hasil produksi yang


meningkatkan permintaan total, pemerintah dapat juga meningkatkan harga barang
dengan cara mengurangi penawaran (reducing supply). Halini dapat dilakukan
dengan mengeluarkan keputusan pemerintah yang cukup menetapkan kuota (jatah)
yang dapat diproduksi oleh setiap perusahaan. Dengan menetapkan kuota yang
tepat, harga bisa dipaksa naik ke setiap tingkat yang dikehendaki.

Ini adalah cara pemerintah kota mempertahankan tarif taksi yang tinggi.
Mereka membatasi penawaran total dengan masyarakat agar setiap taksi memiliki
medali pengenal dan membatasi jumlah medali tersebut. Akibatnya pada tahun
1990 sebuah medali dapat dijual dengan harga $199.000. jadi tidak mengherankan
jika perusahaan-perusahaan taksi selalu menentang penghapusan medali secara
bertahap untuk diganti dengan sistem terbuka, Washington DC memiliki sistem
terbuka seperti itu.

Contoh lain dari kebijakan seperti itu adalah kontrol terhadap lisensi
minuman keras oleh negara-negara bagian. Dengan mensyaratkan agar setiap bar
atau restoran yang menyajikan alkohol memiliki lisensi minuman keras dan
membatasi jumlah lisensi, pemasukan dari restoran-restoran baru yang
memungkinkan pemilik lisensi memperoleh harga dan margin keuntungan yang
lebih tinggi.

Efek kesejahteraan dari kuota produksi ditunjukan dalam gambar 9.11.


Pemerintah membatasi jumlah yang ditawarkan sampai Q1, dadripada tingkat pagu
pasar Q0. Jadi, kurva penawaran bentuknya garis vertikal S’ pada Q1. Surplus
konsumen berkurang dengan segiempat A (konsumen yang membeli barang
tersebut membayar harga lebih tinggi) ditambah segitiga B (pada harga yang lebih
tinggi ini, beberapa konsumen tidak lagi membeli barang tersebut). Produsen
memperoleh segiempat A (dengan menjual pada harga yang tinggi) tapi kehilangan
segitiga C (karena mereka sekarang memproduksi dan menjual Q1 bukan Q0).
Sekali lagi, terjadi kerugian bobot mati, diberikan oleh segitiga B dan C.

Program Pemberian Insentif Dalam kebijakan pertanian Amerika Serikat,


hasil produksi pertanian dikurangi dengan insentif daripada dengan penentuan
Kuota. Program pembatasan lahan (acreage) memberi insentif finansial kepada
petani (dalam bentuk transfer penghasilan langsung) dengan membiarkan sebagian
dari lahan mereka menganggur. Gambar 9.11 menunjukan bagaimana harga bisa
ditingkatkan dengan mengurangi penawaran dengan cara ini. Perhatikanlah bahwa
dengan membatasi luas tanah yang ditanami, kurva penawaran inelastis penuh pada
jumlah Q1, dan harga pasar meningkat dari P0 ke Ps.

Dengan kuota produksi langsung perubahan surplus konsumen adalah:

CS = - A – B

Petani sekarang menerima harga yang lebih tinggi untuk produksi Q 1, yang
sebanding dengan penambahan surplus dari segiempat A. Tetapi karena produksi
dikurangi dari Q0 ke Q1, terjadi kehilangan dalam surplus produsen sebesar segitiga
C. Akhirnya petani menerima uang dari pemerintah sebagai insentif untuk
mengurangi produksi. Maka perubahan total dalam surplus produsen sekarang
adalah :

PS = A – C + Pembayaran agar tidak berproduksi

Biaya pemerintah adalah pembayaran yang cukup untuk memberi insentif


kepada petani agar mengurangi keluaran pertanian sampai ke Q 1. Insentif tersebut
setidaknya harus sama besarnya dengan B + C + D, karena ini adalah keuntungan
tambahan yang dapat diperoleh dengan menanam lahan, dengan harga Ps yang
lebih tinggi. (Ingat bahwa harga Ps lebih tinggi memberi insentif kepada petani
untuk memproduksi lebih, pemerintah mencoba agar petani mengurangi produksi).
Maka biaya pemerintah sekurang-kurangnya adalah B + C + D, dan perubahan
total surplus produsen adalah:

PS = A – C + B + C +D = A + B + D

Ini adalah perubahan yang sama dalam surplus produsen dengan dukungan
harga yang dipertahankan oleh pemerintah dengan cara pembelian keluaran. (Lihat
kembali gambar 9.10). jadi para petani tidak perduli dengan kedua kebijakan
tersebut karena mereka akhirnya memperoleh jumlah uang yang sama.

Kebijakan mana yang membebani pemerinyah dengan biaya lebih tinggi?


Jawabnya tergantung kepada apakah jumlah dari segitiga B + C + D pada gambar
9.11 lebih besar atau lebih kecil daripada (Q2 – Q1)Ps (segiempat besar yang
bertitik-titik dalam gambar 9.10). biasanya akan lebih kecil, sehingga program
pembatasan lahan akan membebani pemerintah (dan masyarakat) kurang dari
dukunyan harga dipertahankan oleh pembelian pemerintah.
Tetapi program pembatasan lahan tetap akan lebih membebani biaya bagi
masyarakat daripada hanya memberikan uang kepada petani. Perubahan total
kesejahteraan (CS + PS – Biaya Pemerintah) dengan program pembatasan lahan
adalah

Kesejahteraan = -A – B + A + B + D – B – C – D = -B – C

Jelas bahwa masyarakat akan lebih memilih untung dalam pengertian efisien
bila pemerintah hanya memberikan A +B + D kepada petani, tanpa mengutak-atik
harga dan keluaran pertanian. Petani akan memperoleh A +B + D, pemerintah akan
kehilangan A +B + D, dengan perubahan kesejahteraan sebesar nol, dari pada
kehilangan B + C. Namun, efisiensi ekonomi tidak selalu menjadi sasaran dari
kebijakan pemerintah.

2.5 Kuota Dan Tarif Impor

Banyak Negara menggunakan kuota dan tariff impor untuk mempertahankan harga
domestic suatu produk di atas tingkat dunia yang memungkinkan industry
domestic menkmati keuntungan yang lebih tinggi daripada dalam peredagangan
bebas, seperti yang akan kita lihat, biaya untuk masyarakat karena adanya
perlindungan ini jadi tinggi, kerugian menjadi keuntungan besar bagi produsen
domestic.

Tanpa kuota atau tariff, tertentu duatu Negara akan mengimpor barang
apabila harga dunia berada dibawah harga pasar sekiranya tidak ada impor. S dan
D adalah kurva permintaan dan penawawaran domestik. Apabila tidak ada impor
maka harga dan jumlah domestic adalah Pw berada di bawah P0, sehingga
konsumen domestic terdorong untuk membeli dari luar negeri, yang akan mereka
lakukan bila impor tidak dilarang. Berapa banyak yang akan diimpor? Harga
domestic akan jatuh ke harga dunia Pw dan pada harga yang lebih rendah ini
produk domestic akan jatuh ke Qs dan konsumsi domestic akan naik ke Qd.
Dengan demikian impor adalah selisih antara konsumsi domestic dan produksi
domestic, Qd=Qs.

Sekarang, misalkan pemerintah mengalah karena tekanan dari industry


domestic, menghapus impor dengan menetapkan kuota sebesar nol( yaitu melarang
semua impor barang yang bersangkutan). Apakah keuntungan dan kerugian dari
kebijakan tersebut?

Dengan tidak diijinkanknnya impor,maka harga domestic akan naik ke Po,


konsumen yang masih membeli barang tersebut (dalam jumlah Qo) akan
membayar lebih dan akan kehilangan sejumlah surplus yang digambarkan oleh
trapezium A dan segitiga B. juga dengan harga yang lebih tinggi inin beberapa
konsumen tidak akan membeli lagi barang tersebut, maka akan terjadi tambahan
kehilangan dari surplus konsumen, yang digambarkan oleh segitiga C. maka
perubahan total dalam surplus konsumen adalah:

^CS = -A-B-C

Bagaimana halnya dengan produsen? Keluaran sekarnag lebih tinggi( Qo


daripada Qs) dan terjual dari harga yang lebih tinggi (Po daripada Pw). Dengan
demikian surplus produsen meningkat sebesar trapezium A.

^PS=A
Perubahan dalam surplus total, DCS + DPS, menjadi –B-C. lagi-lagi disini
terjadi suatu kerugian bobot mati-kerugian konsumen lebih banyak dari
keuntungan produsen.

Impor dapat juga dikurangi menjadi nol dengan menetapkan tariff yang
cukup tinggi. Tariff tersebut harus sama dengan atau lebih besar daripada selisih
anatara P0 dan Pw. Dengan tariff yang tinggi maka tidak aka nada impor dan
karenanya pemerintah tidak memperoleh penerimaan dan pungutan tariff sehingga
efeknya bagi konsumen dan produsen akan sama dengan adanya kuota.

Seringkali, kebijakan pemerintah dirancang untuk mengurangi tetapi tidak


untuk menghilangkan impor. Seklai lagi hal ini dapat dilakukan dengan tarif atau
kuota, seperti diperlihatkan Gambar 9.15.

dengan perdagangan bebas harga domestic akan sama dengan dunia Pw, dan impor
akan menjadi Qd. –Qs. Sekarang , misalkan tariff sebesar T dolar perunit
dikenakan terhadap impor. Maka harga domestic akan naik ke P* ( harga dunia
plus tarif); produksi domestic akan naik dan konsumsi domestic akan jatuh.
Dalam gambar 9.15, tariff ini mengakibatkan perubahan pada surplus
konsumen dengan

∆CS =-A-b-C-D

Selanjutnya perubahan dalam surplus produsen adalah

∆PS = A

Akhirnya, pemerintah akan mengumpulkan penerimaan sebesar tariff kali


jumlah yang diimpor, yaitu segiempat D. dengan demikian maka perubahan total
dalam kesejahteraan, ^CS ditambah ^PS ditambah penerimaan pemerintah, adalah
–A-B-C-D+A+D=-B-C. segitiga B dan C menunjukkan kerugian bobot mati
karena impor yang ddibatasi. (B adalah kerugian dari kerugian produksi domesik,
dan C kerugian dari konsumsi yang terlalu sedikit.)

Misalkan pemerintah menggunakan kuota dan bukan tarif untuk membatasi


impor: produsen asing hanya dapat mengirimkan jumlah tertentu (Qcd-Qcs dalam
gambar 9.15) ke Amerika serikat. Produsen asing selanjutnya dapat menetapkan
harga yang lebih tinggi P* untuk penjualan mereka di Amerika Serikat. Perubahan
surplus konsumen dan produsen Amerika Serikat akan sama bila dengan tariff,
tetapi yang seharusnya adalah pemerintah Amerika mengumpulkan penerimaan
yang dinyatakan oleh segiempat D, uang ini akan masuk ke produsen asing sebagai
keuntungan yang lebih tinggi. Dibanding denga tariff, Amerika Serikat secara
keseluruhan akan rugi, kehilangan D dan juga kerugian bobot matik B dan C.

Inilah yang terjadi dengan impor mobil dari jepang di tahun 1980-an .
pemerintah Reagan, karena tekanan produsen mobil domestic, melakukan
negoisasi pembatasan impor secara sukarela yang dengan pembatasan ini jepang
setuju membtasi pengiriman mobilnya ke Amerika Serikat. Dengan demikian
jepang dapat menjual mobil tersebut dengan harga yang lebih tinggi daripada harga
dunia dan memperoleh keuntungan lebih dari setiap kendaraannya. Akan lebih
menguntungkan bagi Amerika Serikat jika mengenakan tarif saja terhadap impor
ini.
2.6 Dampak Pajak atau Subsidi

Apa yang akan terjadi pada harga widget (piranti kecil) bila pemerintah
menetapkan |$1 untuk setiap widget yang terjual? Banyakb orang akan menajwab
bahwa harga akan naik $1, yaitu konsumen sekarang membayar $1 lebih per
widget dibandingkan bila mereka harus membayar tanpa pajak. Tetapi jawaban ini
salah.

Atau pertimbangan pertanyaan berikut ini. Pemerintah ingin mengenakan


pajak 50 sen per galon pada bensin dan mempertimbangkan dua cara dalam
memungut pajaknya. Dengsn metode pertama pemilik pompa bensin akan menaruh
uang pajak (50 sen jumlah galon yang terjual) dalam kotak yang terkunci untuk
dipungut oleh pegawai pemerintah. Pengaruh dari pajak khusus yaitu pajak yang
dibebankan untuk sejumlah uang tertentu per unit yang terjual. Ini berlawanan
dengan pajak ad valorem (proporsional) seperti halnya pajak penjualan negara
bagian. (analisis dari pajak ad valorem secara kasar sama dan akan menghasilkan
hasil kualitatif yang sama). Contoh dari pajak yang spesifik adalah pajak federal
dan negara bagian untuk bensin dan rokok.

Misalnya, pemerintah mengenakan pajak sebesar t sen per satuan untuk


widget. Dengsn mengandaikan bahwa setiap orang mengikuti peraturan, maka
pemerintah harus menerima 1 sen untuk tiap widget yang terjual. Sekarang penjual
penjusl menerima harga lebih rendah maka ada perubahan dalam surplus produsen
yaitu :

ΔPS= -C-D

Penerimaan pajak pemerintah tQ1, jumlah dari segiempat A dan D,


perubahan total kesejahtraan, ΔCS ditambah ΔPS ditambah penerimaan
pemerintah, menjadi –A-B-C-D+A+D= - B – C. Segitiga B dan C menyatakan
kerugian bobot mati dari pajak.

Pengaruh dari subsidi

Subsidi dapat dianalisis dengan cara yang sama seperti halnya pajak- dalam
kenyataannya dapat memandang subsidi sebagai pajak negatif. Dengan subsidi,
harga penjual melampaui harga pembeli, dan selisih di antara dua jumlah itu adalah
subsidi. Seperti yang diperkirakan, efek dari subsidi pada jumlah yang diproduksi
dan dikonsumsi adalah kebalikan dari efek suatu pajak- jumlahnya akan naik.

Seperti halnya pajak, dengan diketahui kurva penawaran dan kurva


permintaan, dan besarnya subsidi s dapat menemukan harga dan kuantitas yang
dihasilkan. Empat kondisi yang sama tersebut diperlukan pasar sehingga secara
jelas berlaku untukn pajak, namun dalam hal ini perbedaan antara harga jual dan
harga beli adalah sama dengan subsidi tersebut. Selanjutnya dapat menyatakan
persyaratan-persyaratan tersebut secara aljabar sebagai berikut:

1. QD = QD(Pb) 3. QD = QS
2. QS = QS(Ps) 4. Pb − Ps = s
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari pemaparan yang telah pemakalah uraiankan di atas, dapat ditarik


beberapa kesimpulan, yaitu model penawaran dan permintaan yang sederhana
dapat digunakan untuk menganalisis aneka ragam kebijakan pemerintah. Kebijakan
khusus yang telah kita teliti meliputi kendali harga, harga minimum, program
dukungan harga, kouta produksi atau program insentif untuk membatasi keluaran
tarif dan kouta impor, serta pajak subsidi.

Campur tangan pemerintah pada umumnya mengakibatkan suatu kerugian


bobot mati: bahkan bila kesejahtraan konsumen dan produsen sama besarnya, akan
terjadi kerugian bersih darin kebijakan pemerintah yang memindahkan kesejahtran
dari suatu kelompok ke kelompok lainnya. Dalam beberapa kasus kerugian bobot
mati ini kecil, tetapi dalam kasus-kasus lainnya sebagai contoh, dukungan harga
kouta impor-adalah besar. Kerugian bobot mati ini adalah suatu bentuk dari
efesiensi ekonomi yang harus diperhitungkan dalam merancang dan menetapakan
kebijakan

B. Kritik & Saran

Sebagai manusia yang menjadi tempat salah dan khilaf, penulis sangat menyadari
bahwa tanpa disadari tentu saja banyak kesalahan yang disengaja maupun tidak
disengaja dan menyadari pula bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun untuk kesempurnaan makalah ini serta makalah yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA

http:/wikkiediaanalisispasarbersaing.co.id

buku mikroekonomi pindick

Anda mungkin juga menyukai