Analisis Skalogram
Analisis Skalogram
Analisis Skalogram
Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Lokasi dan Pola Ruang (TKP 341)
Oleh :
DENIS SAID MUKHTAR 21040116140060
THARIQ GHIYATS ELNINO SETYA 21040116140081
RIFQI ARDHANSYAH 21040116140089
2
1.2 Tujuan dan Sasaran
Dalam melakukan penyusunan laporan ini, tujuan dan sasaran yang akan dicapai
adalah sebagai berikut:
1.2.1 Tujuan
Tujuan dari laporan ini adalah untuk mengetahui hierarki pusat pertumbuhan di
Kabupaten Boyolali dengan memperhatikan analisis Skalogram, analisis indeks
sentralitas Marshall, dan analisis titik henti berdasarkan data persebaran dan
kelengkapan fasilitas yang ada dan mengetahui jangkauan pusat pelayanan yang ada
di Kabupaten Boyolali.
1.2.2 Sasaran
Sasaran yang dilakukan untuk mencapai tujuan pembuatan laporan ini sebagai
berikut:
1. Mengidentifikasi persebaran fasilitas yang ada di Kabupaten Boyolali.
2. Melakukan perhitungan Skalogram dan Marshall.
3. Melakukan analisis terhadap perhitungan Skalogram dan Marshall yang ada.
4. Melakukan analisis jangkauan pusat pelayanan menggunakan teori titik henti
1.3 Ruang Lingkup
Ruang lingkup dalam laporan ini terbagi atas ruang lingkup wilayah dan ruang lingkup
materi.
1.3.1 Ruang Lingkup Wilayah
Ruang lingkup wilayah dalam laporan analisis analisis Skalogram, analisis
Marshall dan analisis jangkauan pusat pelayanan ini meliputi Kecamatan
Boyolali, Kecamatan Mojosongo, Kecamatan Ampel dan Kecamatan Juwangi.
1.3.2 Ruang Lingkup Materi
Ruang lingkup materi dalam laporan ini membahas mengenai teori pusat
permukiman dan teori titik henti dengan melakukan analisis Skalogram, analisis
Marshall dan analisis jangkauan pusat pelayanan.
1.4 Sistematika Penulisan
Sistematika dalam penulisan laporan ini adalah :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisikan hal-hal yang menjadi awal atau dasar dalam penyusunan laporan,
yang meliputi latar belakang, tujuan dan sasaran, ruang lingkup serta sistematika
penulisan.
BAB II KAJIAN TEORI
3
Bab ini menjelaskan teori-teori yang berkaitan dengan metode analisis keruangan
yang dijadikan dasar kajian dalam laporan ini. Teori-teori tersebut diperoleh dari
review journal, artikel, serta buku.
BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH
Bab ini meliputi penjelasan kondisi profil wilayah dari Kabupaten Boyolali
BAB IV PEMBAHASAN METODE ANALISIS KERUANGAN
Mencakup analisis Skalogram, Analisis Marshall dan Analisis jangkauan pusat
pelayanan.
BAB V KESIMPULAN
Dalam bab ini, mencakup kesimpulan dari hasil analisis pusat pertumbuhan
pelayanan di Kabupaten Boyolali
4
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 Analisis skalogram
Analisis skalogram pertama kali dibuat dan diperkenalkan oleh Guttman pada tahun
1950. Analisis skalogram ini merupakan suatu alat analisis yang digunakan untuk
menggambarkan suatu tingkatan dari sebuah fasilitas yang ada di suatu wilayah. Analisis
ini digunakan dengan penentuan fasilitas beradasarkan pertanyaan yang harus dijawab
sebelum menjawab fasilitas berikutnya. Analogi nya mudah, jika suatu fasilitas yang lebih
tinggi ada di wilayah tersebut, mengapa yang lebih rendah tidak ada. Analisis skalogram
juga dapat digunakan untuk menentukan hierarki suatu pemukiman atau wilayah ataupun
fasilitas pelayanan berdasarkan pengurutan jumlah fasilitas yang dimilikinya. Asumsi yang
digunakan adalah bahwa wilayah yang memiliki fasilitas terbanyak adalah lokasi yang
dijadikan pusat pelayanan bagi daerah di sekitarnya.
Penyusunan skalogram dilakukan melalui beberapa tahap sebagai berikut:
1. Membuat sebuah tabel berdasarkan jumlah pusat pelayanan
(kabupaten/kota/kecamatan) pada kolom baris dan jumlah fasilitas pelayanan yang
dibutuhkan yang terdapat di wilayah atau pusat pengembangan yang diteliti.
2. Setiap sel di isi dengan tanda (+) atau 1 atau (X) atau 0 bila sel tersebut mewakili
fungsi fasilitas pelayanan yang ada di wilayah tersebut atau tanda (-) untuk sel yang
mewakili fungsi fasilitas yang tidak ada di wilayah tersebut.
3. Atur kembali letak setiap fungsi pelayanan dan wilayah atau pusat pengembangan
berdasarkan fungsi pelayanan yang paling banyak terdapat di pusat-pusat
pengembangan dan letakkan pada kolom paling kiri.
Contoh pembuatan tabel skalogram yang mewakili suatu wilayah tertentu sebagai berikut:
5
Sebagai gambaran untuk menyusun skalogram perlu menyiapkan data-data yang
berhubungan dengan kemampuan fasilitas pelayanan di wilayah pengamatan. Hal ini
berhubungan dengan jumlah fungsi pelayanan yang bervariasi antarwilayah serta
tergantung justifikasi fungsi pelayanan apa yang paling penting mendukung penelitian
yang ingin di capai oleh peneliti. Selanjutnya hasil skalogram harus memenuhi standar
koefisien reprodusibilitas (Kr) dan koefisien skalabilitas (Ks). Skalogram dapat dipakai
sebagai bahan analisis bila (Kr) > 0,90 dan (Ks) > 0,65 dengan demikian skalogram dapat
tersebut dapat diterima (Dirjen Cipta Karya PU, 1992).
Teknik analisis yang digunakan dalam analisis skalogram ini dengan cara membuat
sesuatu tabel yang mengurutkan ketersediaan fasilitas suatu wilayah yang diidentifikasi
sebagai pusat pelayanan. Caranya adalah dengan menguji kelayakan skalogram digunakan
menggunakan Coeffisien of Reproducibility (COR). Perhitungan COR ini apabila nilai yang
didapat diantara 0,9-1 maka COR tersebut dinyatakan layak Berikut adalah rumus
Coeffisien of Reproducibility (COR):
Keterangan :
COR = Coeffisien of Reproducibility
T = Jumlah total fasilitas yang diamati tiap wilayah
S = Jumlah kesalahan
6
Keterangan:
C = Bobot dari atribut fungsional suatu fasilitas
T = Nilai sentralitas gabungan dalam hal ini 100
S = Jumlah total dari atribut dalam sistem
2.3 Teori Titik Henti
Teori titik henti (breaking point theory) merupakan rumus hasil modifikasi dari Model
Gravitasi Reilly. Teori ini memberikan gambaran tentang perkiraan posisi gari batas yang
memisahkan wilayah pelayanan perdagangan dari dua kota atau wilayah yang berbeda
jumlah dan komposisi penduduknya. Teori ini juga dapat digunakan dalam
memperkirakan penempatan lokasi industri atau pusat pelayanan masyarakat.
Penempatan dilakukan diantara dua wilayah yang berbeda jumlah penduduknya agar
terjangkau oleh penduduk setiap wilayah.
𝐷𝑥𝑦
ℎ𝑥𝑦 =
1 + √(𝑃𝑥/𝑃𝑦)
Keterangan :
Thxy : Jarak lokasi titik henti yang diukur dari wilayah yang jumlah penduduknya lebih
kecil
Dxy : Jarak antara kota X dan Y
Px : Jumlah penduduk kota yang lebih besar (Kota X)
Py : Jumlah penduduk kota yang lebih kecil (Kota Y)
7
BAB III
GAMBARAN UMUM WILAYAH
8
Kabupaten Boyolali memiliki ketinggian antara 75-1500 meter di atas permukaan
laut. Iklim di Kabupaten Boyolali termasuk tropis dengan rata-rata curah hujan
2000mm/tahun. Kabupaten Boyolali terkenal akan potensinya sebagai penghasil susu
sapi. Kabupaten ini juga dikelilingi 2 Gunung yaitu Merapi dan Merbabu sehingga memiliki
potensi pariwisata yang besar.
3.2 Demografi
Berdasarkan data kependudukan Kabupaten Boyolali tahun 2016, bahwasanya
jumlah penduduk Kabupaten Boyolali berjumlah 963.690 jiwa yang terdiri atas 474.524
jiwa penduduk laki-laki dan 489.166 jiwa penduduk perempuan. Sementara itu besar
angka rasio laki-laki dan perempuan adalah 97,01. Detail dari kependudukan Kabupaten
Boyolali dapat dilihat dari tabel berikut :
Tabel Jumlah Penduduk dan Sex Ratio Kabupaten Boyolali
Penduduk Sex
No Kecamatan
Laki-laki Perempuan Jumlah Ratio
1 Selo 14.756 14.652 29.408 100,71
2 Ampel 38.487 39.792 78.279 96,72
3 Cepongo 27.962 28.288 56.250 98,85
4 Musuk 27.794 28.911 56.705 96,14
5 Boyolali 33.466 34.907 68.373 95,87
6 Mojosongo 25.618 26.811 52.429 95,55
7 Teras 21.845 22.786 44.631 95,87
8 Sawit 15.088 15.665 30.753 96,32
9 Banyudono 24.199 25.156 49.355 96,2
10 Sambi 20.775 21.913 42.688 94,81
11 Ngemplak 41.989 42.728 84.717 98,27
12 Nogosari 32.708 32.872 65.580 99,5
13 Simo 22.636 23.013 45.649 98,36
14 Karanggede 19.376 19.587 38.963 98,92
15 Klego 19.866 20.722 40.588 95,87
16 Andong 26.914 28.423 55.337 94,69
17 Kemusu 19.919 20.685 40.604 96,3
18 Wonosegoro 24.938 25.782 50.720 96,73
19 Juwangi 16.188 16.473 32.661 98,27
Total 474.524 489.166 963.690 97,01
Sumber : Kabupaten Boyolali dalam Angka 2017
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa Kecamatan Ngemplak
merupakan kecamatan dengan populasi penduduk terbanyak di Kabupaten Boyolali
dengan populasi sebanyak 84.717 jiwa. Kecamatan dengan populasi paling sedikit ialah
Kecamatan Selo dengan populasi 29.408 jiwa.
9
3.3 Sarana di Kabupaten Boyolali
3.3.1 Sarana Pendidikan
Sarana Pendidikan yang ada di Kabupaten Boyolali yang dipakai pada analisis
ini ada SMA dan SMK berikut adalah listnya :
Tabel Jumlah Sarana Pendidika SMA dan SMK
Jenis Pendidikan
No Kecamatan
SD SMP SMA SMK
1 Selo 22 2 0 1
2 Ampel 44 9 2 4
3 Cepongo 36 3 1 1
4 Musuk 44 4 1 1
5 Boyolali 38 9 6 6
6 Mojosongo 36 5 1 2
7 Teras 26 3 2 2
8 Sawit 22 3 0 1
9 Banyudono 33 3 1 1
10 Sambi 33 5 2 2
11 Ngemplak 33 5 1 1
12 Nogosari 32 5 1 1
13 Simo 31 4 2 6
14 Karanggede 24 5 3 2
15 Klego 25 4 2 2
16 Andong 36 7 2 4
17 Kemusu 25 4 1 1
18 Wonosegoro 31 6 1 2
19 Juwangi 24 4 1 1
Total 595 90 30 41
Sumber : Kabupaten Boyolali dalam Angka 2017
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa jumlah SMK lebih banyak dibandingkan
jumlah SMA yang ada di Kabupaten Boyolali.
3.3.2 Sarana Perekonomian
Tabel Jumlah Sarana Perekonomian
Sarana Perekonomian
No Kecamatan
Bank Toko Modern Toko Hotel
1 Selo 0 2 21 2
2 Ampel 0 13 150 1
3 Cepongo 0 5 164 0
4 Musuk 0 4 9 0
5 Boyolali 10 25 772 5
6 Mojosongo 3 12 113 2
7 Teras 0 8 0 25
8 Sawit 0 3 0 0
10
Sarana Perekonomian
No Kecamatan
Bank Toko Modern Toko Hotel
9 Banyudono 0 13 189 2
10 Sambi 0 2 77 0
11 Ngemplak 0 17 38 3
12 Nogosari 0 5 106 1
13 Simo 0 7 162 0
14 Karanggede 0 6 168 1
15 Klego 0 4 27 0
16 Andong 0 9 62 0
17 Kemusu 0 2 0 0
18 Wonosegoro 0 3 40 0
19 Juwangi 0 2 22 0
Total 13 142 2120 45
Sumber : Kabupaten Boyolali dalam Angka 2017
Kegiatan perekonomian yang paling banyak di Kabupaten Boyolali terjadi pada
Toko. Toko yang dimaksud adalah toko semacam warung yang berada di pinggir jalan
dengan jumlah 2120.
3.3.3 Sarana Peribadatan
Tabel Jumlah Sarana Peribadatan
Sarana Peribadatan
No Kecamatan
Masjid Vihara
1 Selo 0 0
2 Ampel 0 18
3 Cepongo 0 0
4 Musuk 0 0
5 Boyolali 0 2
6 Mojosongo 0 3
7 Teras 0 0
8 Sawit 0 0
9 Banyudono 0 0
10 Sambi 0 0
11 Ngemplak 0 0
12 Nogosari 0 0
13 Simo 0 0
14 Karanggede 0 0
15 Klego 0 0
16 Andong 0 0
17 Kemusu 0 0
18 Wonosegoro 0 0
19 Juwangi 0 0
Total 0 23
Sumber : Kabupaten Boyolali dalam Angka 2017
11
Sarana Peribadatan yang dipakai dalam analisis ini adalah dengan menentukan
Jumlah Vihara yang ada di Kabupaten Boyolali.
3.3.4 Sarana Kesehatan
Tabel Jumlah Sarana Kesehatan
Sarana Kesehatan
No Kecamatan
Puskesmas Klinik Rumah Sakit
1 Selo 1 0 0
2 Ampel 2 2 0
3 Cepongo 1 2 0
4 Musuk 2 0 0
5 Boyolali 3 3 4
6 Mojosongo 1 1 1
7 Teras 1 2 0
8 Sawit 2 1 1
9 Banyudono 2 2 0
10 Sambi 2 0 1
11 Ngemplak 1 1 1
12 Nogosari 1 0 0
13 Simo 1 2 1
14 Karanggede 1 1 1
15 Klego 2 0 0
16 Andong 1 0 1
17 Kemusu 2 0 0
18 Wonosegoro 2 0 0
19 Juwangi 1 2 0
Total 29 19 11
Sumber : Kabupaten Boyolali dalam Angka 2017
Sarana Kesehatan yang dipakai pada analisis ini terbagi atas puskesmas, klinik,
dan rumah sakit. Berdasarkan tabel di atas maka dapat dilihat bahwa puskesmas tersedia
di semua kecamatan. Klinik tersedia di beberapa Kecamatan dengan jumlah terbanyak
pada kecamatan Boyolali. Rumah sakit terdapat paling banyak di Kecamatan Boyolali
dengan jumlah 4.
12
BAB IV
PEMBAHASAN
Penelitian ini akan menggunakan tiga analisis yaitu Analisis Skalogram Guttman,
Marshall, dan jangkauan pusat pelayanan. Data-data yang diperlukan adalah jumlah
fasilitas tiap kecamatan yang memiliki ciri perkotaan, jumlah penduduk, dan jarak antar
wilayah studi.
1. Analisis Skalogram Guttman
1. Data yang diperlukan untuk Analisis Skalogram Guttman adalah jumlah
fasilitas dari tiap kecamatan yang memiliki ciri perkotaan. Kabupaten Boyolali
memiliki 19 kecamatan dan kesemuanya memiliki ciri perkotaan.
Berikut adalah tabel data yang diperlukan.
Tabel Jumlah Fasilitas Setiap Kecamatan di Wilayah Studi
Fasilitas
Homestay
No Kecamatan
Klinik
Pasar
Hotel
Toko
SMK
SMA
SMP
SD
RS
1 Selo 2 7 0 0 2 21 22 2 0 1
2 Ampel 1 0 0 2 3 150 44 9 2 4
3 Cepogo 0 0 0 2 3 164 36 3 1 1
4 Musuk 0 0 0 0 2 9 44 4 1 1
5 Boyolali 22 40 4 3 8 772 38 9 5 6
6 Mojosongo 3 0 1 1 3 113 36 5 1 2
7 Teras 8 0 0 2 1 0 26 3 2 2
8 Sawit 0 3 1 1 1 0 22 3 0 1
9 Banduyono 2 0 0 2 3 189 33 3 1 1
10 Sambi 0 0 1 0 2 77 33 5 2 2
11 Ngemplak 3 0 1 1 4 38 33 5 1 1
12 Nogosari 1 0 0 0 3 106 32 5 1 1
13 Simo 0 5 1 2 2 162 31 4 2 6
14 Karanggede 1 0 1 1 2 168 24 5 3 2
15 Klego 0 0 0 0 2 27 25 4 2 2
16 Andong 0 0 1 0 4 62 36 7 2 4
17 Kemusu 0 0 0 0 2 0 25 4 1 1
18 Wonosegoro 0 0 0 0 2 40 31 6 1 2
19 Juwangi 0 0 0 2 4 22 24 4 1 1
Jumlah 43 55 11 19 53 2120 595 90 29 41
13
Angka 0 pada tabel menunjukan bahwa kecamatan tersebut tidak terdapat fasilitas
yang dimaksud.
2. Urutkan kecamatan yang awalnya sesuai dengan jumlah penduduk terbesar ke
paling kecil menjadi urut sesuai dengan jumlah variasi fasilitas dan
kelengkapan dari tiap kecamatan.
Tabel yang dihasilkan adalah sebagai berikut.
Rumah sakit
Homestay
Jumlah
klinik
Pasar
Error
Hotel
Toko
SMK
SMA
SMP
SD
No Kecamatan %
1 Boyolali 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 0 100%
2 Mojosongo 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9 0 90%
3 Ngemplak 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9 0 90%
4 Simo 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 9 2 90%
5 Karanggede 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9 0 90%
6 Ampel 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 8 0 80%
7 Banduyono 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 8 0 80%
8 Juwangi 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 7 0 70%
9 Selo 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 7 4 70%
10 Cepogo 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 7 0 70%
11 Teras 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 7 2 70%
12 Sawit 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 7 4 70%
13 Sambi 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 7 2 70%
14 Nogosari 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 7 2 70%
15 Andong 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 7 2 70%
16 Musuk 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 6 0 60%
17 Klego 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 6 0 60%
18 Wonosegoro 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 6 0 60%
19 Kemusu 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 5 0 50%
19 19 19 19 17 16 11 9 8 4 141 18
3. Langkah selanjutnya adalah hitung nilai kelayakan dari skalogram atau disebut
COR (Coefficient of reproducibility) dengan rumus :
∑e
=1−
𝑁𝑥𝐾
14
Keterangan :
∑e = jumlah total kesalahan
N = jumlah subyek
K = jumlah fasilitas
Skalogram dianggap layak jika koefisien bernilai antara 0,9 – 1.
18
=1−
19 𝑥 10
18
=1−
190
= 1 − 0,094
= 0,906
Nilai koefisien ada di antara 0,9 – 1 maka hasil skalogram di atas dinyatakan layak.
4. Hitung jumlah orde dari hasil Analisis Skalogram Guttman. Langkah ini
digunakan untuk mengetahui hasil dari analisis dibagi menjadi berapa orde.
Perhitungan yang dilakukan pada tahap ini adalah sebagai berikut.
Jumlah Orde = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log(19)
= 1 + 3,3 (1.27)
= 1 + 4,191
= 5,191
Jumlah Orde = 5
5. Hitung interval antar ordenya. Perhitungan pada tahap ini adalah sebagai
berikut ini.
Batas atas − batas bawah
Interval =
Jumlah orde
100% − 50%
=
5
50%
=
5
Interval = 10%
Tabel pembagian Orde Analisis Skalogram Guttman
Interval Kecamatan Orde
100-90 % Boyolali ,Mojosongo ,Ngemplak ,Simo ,Karanggede I
89-80 % Ampel ,Banduyono II
Juwangi ,Selo ,Cepogo, Teras ,Sawit ,Sambi
79-70 % Nogosari ,Andong III
69-60 % Musuk ,Klego ,Wonosegoro IV
59-50 % Kemusu V
15
Tabel Hasil Analisis Skalogram Guttman dan Pembagian Orde Tiap Kecamatan
Jumlah
No Kecamatan Penduduk SD SMP SMK Pasar SMA Toko klinik Hotel RS Homestay Jumlah Error % ORDO
(Jiwa)
klinik
Pasar
Hotel
Toko
SMK
SMA
SMP
SD
No Kecamatan jumlah
RS
2
Jumlah 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
4. Hitung jumlah orde dari hasil Analisis Skalogram Marshall. Langkah ini
digunakan untuk mengetahui hasil dari analisis dibagi menjadi berapa orde.
Perhitungan yang dilakukan pada tahap ini adalah sebagai berikut.
Jumlah Orde = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log(19)
= 1 + 3,3 (1.27)
= 1 + 4,191
= 5,191
Jumlah Orde = 5
5. Hitung interval antar ordenya. Perhitungan pada tahap ini adalah sebagai
berikut ini.
Batas atas − batas bawah
Interval =
Jumlah orde
71.31 − 18.31
=
5
53
=
5
= 13,25 (terdapat angka dibelakang koma yang tidak ditampilkan,
sehingga seharusnya hasilnya tidak bulat 53)
3
Tabel Hasil Analisis Skalogram Marshall dan Pembagian Orde Tiap Kecamatan
Jumlah Penduduk
No Kecamatan Hotel Homestay RS klinik Pasar Toko SD SMP SMA SMK jumlah Ordo
(Jiwa)
1 Boyolali 68373 51.16 72.73 36.36 15.79 15.09 36.42 6.39 10.00 17.24 14.63 275.81 I
2 Simo 45649 0.00 9.09 9.09 10.53 3.77 7.64 5.21 4.44 6.90 14.63 71.31 II
3 Ampel 78279 2.33 0.00 0.00 10.53 5.66 7.08 7.39 10.00 6.90 9.76 59.64 II
4 Karanggede 38963 2.33 0.00 9.09 5.26 3.77 7.92 4.03 5.56 10.34 4.88 53.19 III
5 Mojosongo 52429 6.98 0.00 9.09 5.26 5.66 5.33 6.05 5.56 3.45 4.88 52.25 III
6 Teras 44631 18.60 0.00 0.00 10.53 1.89 0.00 4.37 3.33 6.90 4.88 50.50 III
7 Andong 55034 0.00 0.00 9.09 0.00 7.55 2.92 6.05 7.78 6.90 9.76 50.04 III
8 Ngemplak 84717 6.98 0.00 9.09 5.26 7.55 1.79 5.55 5.56 3.45 2.44 47.66 III
9 Banduyono 47355 4.65 0.00 0.00 10.53 5.66 8.92 5.55 3.33 3.45 2.44 44.52 IV
10 Sambi 42688 0.00 0.00 9.09 0.00 3.77 3.63 5.55 5.56 6.90 4.88 39.37 IV
11 Cepogo 56250 0.00 0.00 0.00 10.53 5.66 7.74 6.05 3.33 3.45 2.44 39.19 IV
12 Juwangi 32482 0.00 0.00 0.00 10.53 7.55 1.04 4.03 4.44 3.45 2.44 33.48 IV
13 Sawit 30753 0.00 5.45 9.09 5.26 1.89 0.00 3.70 3.33 0.00 2.44 31.17 V
14 Selo 29408 4.65 12.73 0.00 0.00 3.77 0.99 3.70 2.22 0.00 2.44 30.50 V
15 Nogosari 65580 2.33 0.00 0.00 0.00 5.66 5.00 5.38 5.56 3.45 2.44 29.81 V
16 Wonosegoro 50437 0.00 0.00 0.00 0.00 3.77 1.89 5.21 6.67 3.45 4.88 25.86 V
17 Klego 40588 0.00 0.00 0.00 0.00 3.77 1.27 4.20 4.44 6.90 4.88 25.47 V
18 Musuk 56705 0.00 0.00 0.00 0.00 3.77 0.42 7.39 4.44 3.45 2.44 21.92 V
19 Kemusu 40381 0.00 0.00 0.00 0.00 3.77 0.00 4.20 4.44 3.45 2.44 18.31 V
Jumlah 863616 100 100 100 100 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00
Tabel Gabungan Orde Skalogram Guttman dan Marshall
Jumlah Jumlah
Nilai Indeks
No Kecamatan Penduduk Ketersediaan Orde
Sentralitas
(Jiwa) Fasilitas
1 Boyolali 68373 10 >71,31 I
2 Simo 45649 Minimal 8 53,19 - 71,31 II
3 Ampel 78279
4 Karanggede 38963 Minimal 7 44,53 - 53,18 III
5 Mojosongo 52429
6 Teras 44631
7 Andong 55034
8 Ngemplak 84717
9 Banduyono 47355 Minimal 7 33,48 - 44,52 IV
10 Sambi 42688
11 Cepogo 56250
12 Juwangi 32482
13 Sawit 30753 Minimal 5 18,31 - 33,47 V
14 Selo 29408
15 Nogosari 65580
16 Wonosegoro 50437
17 Klego 40588
18 Musuk 56705
19 Kemusu 40381
3. Analisis Jangkauan Pusat Pelayanan
1. Data yang diperlukan untuk menganalisis jangkauan pusat pelayanan adalah
populasi dan jarak dari tiap kecamatan. Populasi yang digunakan dihitung
dalam jiwa dan jarak dihitung dalam km.
Berikut adalah data yang diperlukan.
Tabel Jumlah Penduduk tiap Kecamatan
1 Boyolali 68373
2 Simo 45649
3 Ampel 78279
4 Karanggede 38963
5 Mojosongo 52429
6 Teras 44631
7 Andong 55034
8 Ngemplak 84717
9 Banduyono 47355
10 Sambi 42688
11 Cepogo 56250
12 Juwangi 32482
13 Sawit 30753
14 Selo 29408
15 Nogosari 65580
16 Wonosegoro 50437
17 Klego 40588
18 Musuk 56705
19 Kemusu 40381
2
No Jarak ke Boyolali
9 Sambi 12.8
10 Ngemplak 25.7
11 Nogosari 29.2
12 Simo 20
13 Karanggede 32.7
14 Klego 30.7
15 Andong 33.8
16 Kemusu 46.5
17 Wonosegoro 41.4
18 Juwangi 49.2
𝐷𝑥𝑦
𝑇ℎ𝑥𝑦 =
1 + √(𝑃𝑥/𝑃𝑦)
Keterangan :
Th = Lokasi titik henti, diukur dari kota atau wilayah yang jumlah
penduduknya lebih kecil
Dxy = Jarak antara kota x dan y
Px = Penduduk kota x (yang lebih besar)
3
Berikut ini adalah hasil perhitungan dengan menggunakan rumus jangkauan pusat pelayanan
Tabel Hasil Perhitungan Jangkauan Pusat Pelayanan terhadap Kecamatan Berorde I
2
Jarak dari Kecamatan
No Kecamatan Orde
Boyolali (dalam km)
12 Sawit 14.01
13 Selo 23.38
14 Nogosari 14.75
15 Wonosegoro V 22.27
16 Klego 17.34
17 Musuk 10.70
18 Kemusu 26.29
3
DAFTAR PUSTAKA