Analisis Skalogram

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 30

ANALISIS SKALOGRAM PADA KABUPATEN BOYOLALI

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Lokasi dan Pola Ruang (TKP 341)

Dosen Pengampu : Sri Rahayu, S.Si, M.Si

Oleh :
DENIS SAID MUKHTAR 21040116140060
THARIQ GHIYATS ELNINO SETYA 21040116140081
RIFQI ARDHANSYAH 21040116140089

DEPARTEMEN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2017
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Wilayah adalah suatu wadah yang didalamnya terdapat batas-batas administrasi
dengan wilayah lainnya. Suatu wilayah dapat berkembang apabila memiliki fasilitas-
fasilitas yang dapat mencukupi maupun mempermudah masyarakatnya. Proses
penyediaan fasilitas ini dilakukan oleh pemerintah daerah setempat demi terciptanya
pembangunan ekonomi daerah yang dapat memperkokoh struktur ekonomi nasional.
Seringkali pembangunan tersebut tidak merata di seluruh wilayah dari daerah
tersebut sehingga banyak sekali fasilitas dasar yang memang seharusnya ada sebagai
dasar bagi fasiilitas yang ada di atasnya belum terbangun.
Kabupaten Boyolali merupakan salah salah satu kabupaten yang berkembang
cukup pesat di Provinsi Jawa tengah. Kedudukannya sebagai kota penyangga dari
kota-kota di sekitarnya, Kabupaten Boyolali setidaknya memiliki fasilitas yang
memadai. Beberapa fasilitas tersebut akan menunjang berbagai aktivitas yang ada di
Kabupaten sendiri baik dari bidang sosial, ekonomi dan sebagainya. Kabupaten
Boyolali memiliki 19 di dalamnya. Kecamatan yang memiliki fasilitas yang lengkap
dan pelayanan yang maksimal biasanya terdepat di kota kecamatan suatu
kabupaten/kota sedangkan yang yang kurang biasanya lebih ke arah pinggiran kota.
Hal tersebut yang menjadi dasar menentukan analisis sistem pusat pelayanan
permukiman Kabupaten Boyolali. Analisis sistem pusat pelayanan permukiman
Kabupaten Boyolali dilakukan melalui tiga metode analisis.
Metode tersebut adalah analisis skalogram, analisis indeks sentralitas Marshall,
dan Analisis titik henti. Analisis Skalogram merupakan alat untuk mengidentifikasi
pusat pertumbuhan wilayah berdasarkan fasilitas yang dimilikinya, dengan demikian
dapat ditentukan hierarki pusat-pusat pertumbuhan dan aktivitas pelayanan suatu
wilayah. Wilayah dengan fasilitas yang lebih lengkap merupakan pusat pelayanan,
sedangkan wilayah dengan fasilitas yang kurang akan menjadi daerah belakang
(hinterland). Sedangkan indeks sentralitas dimaksudkan untuk mengetahui struktur
atau hierarki pusat-pusat pelayanan yang ada dalam suatu wilayah perencanaan
pembangunan, seberapa banyak fungsi yang ada, berapa jenis fungsi dan berapa
jumlah penduduk yang dilayani serta seberapa besar frekuensi keberadaan suatu
fungsi dalam satu satuan wilayah permukiman (Riyadi, 2003:118).

2
1.2 Tujuan dan Sasaran
Dalam melakukan penyusunan laporan ini, tujuan dan sasaran yang akan dicapai
adalah sebagai berikut:
1.2.1 Tujuan
Tujuan dari laporan ini adalah untuk mengetahui hierarki pusat pertumbuhan di
Kabupaten Boyolali dengan memperhatikan analisis Skalogram, analisis indeks
sentralitas Marshall, dan analisis titik henti berdasarkan data persebaran dan
kelengkapan fasilitas yang ada dan mengetahui jangkauan pusat pelayanan yang ada
di Kabupaten Boyolali.
1.2.2 Sasaran
Sasaran yang dilakukan untuk mencapai tujuan pembuatan laporan ini sebagai
berikut:
1. Mengidentifikasi persebaran fasilitas yang ada di Kabupaten Boyolali.
2. Melakukan perhitungan Skalogram dan Marshall.
3. Melakukan analisis terhadap perhitungan Skalogram dan Marshall yang ada.
4. Melakukan analisis jangkauan pusat pelayanan menggunakan teori titik henti
1.3 Ruang Lingkup
Ruang lingkup dalam laporan ini terbagi atas ruang lingkup wilayah dan ruang lingkup
materi.
1.3.1 Ruang Lingkup Wilayah
Ruang lingkup wilayah dalam laporan analisis analisis Skalogram, analisis
Marshall dan analisis jangkauan pusat pelayanan ini meliputi Kecamatan
Boyolali, Kecamatan Mojosongo, Kecamatan Ampel dan Kecamatan Juwangi.
1.3.2 Ruang Lingkup Materi
Ruang lingkup materi dalam laporan ini membahas mengenai teori pusat
permukiman dan teori titik henti dengan melakukan analisis Skalogram, analisis
Marshall dan analisis jangkauan pusat pelayanan.
1.4 Sistematika Penulisan
Sistematika dalam penulisan laporan ini adalah :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisikan hal-hal yang menjadi awal atau dasar dalam penyusunan laporan,
yang meliputi latar belakang, tujuan dan sasaran, ruang lingkup serta sistematika
penulisan.
BAB II KAJIAN TEORI

3
Bab ini menjelaskan teori-teori yang berkaitan dengan metode analisis keruangan
yang dijadikan dasar kajian dalam laporan ini. Teori-teori tersebut diperoleh dari
review journal, artikel, serta buku.
BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH
Bab ini meliputi penjelasan kondisi profil wilayah dari Kabupaten Boyolali
BAB IV PEMBAHASAN METODE ANALISIS KERUANGAN
Mencakup analisis Skalogram, Analisis Marshall dan Analisis jangkauan pusat
pelayanan.
BAB V KESIMPULAN
Dalam bab ini, mencakup kesimpulan dari hasil analisis pusat pertumbuhan
pelayanan di Kabupaten Boyolali

4
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 Analisis skalogram
Analisis skalogram pertama kali dibuat dan diperkenalkan oleh Guttman pada tahun
1950. Analisis skalogram ini merupakan suatu alat analisis yang digunakan untuk
menggambarkan suatu tingkatan dari sebuah fasilitas yang ada di suatu wilayah. Analisis
ini digunakan dengan penentuan fasilitas beradasarkan pertanyaan yang harus dijawab
sebelum menjawab fasilitas berikutnya. Analogi nya mudah, jika suatu fasilitas yang lebih
tinggi ada di wilayah tersebut, mengapa yang lebih rendah tidak ada. Analisis skalogram
juga dapat digunakan untuk menentukan hierarki suatu pemukiman atau wilayah ataupun
fasilitas pelayanan berdasarkan pengurutan jumlah fasilitas yang dimilikinya. Asumsi yang
digunakan adalah bahwa wilayah yang memiliki fasilitas terbanyak adalah lokasi yang
dijadikan pusat pelayanan bagi daerah di sekitarnya.
Penyusunan skalogram dilakukan melalui beberapa tahap sebagai berikut:
1. Membuat sebuah tabel berdasarkan jumlah pusat pelayanan
(kabupaten/kota/kecamatan) pada kolom baris dan jumlah fasilitas pelayanan yang
dibutuhkan yang terdapat di wilayah atau pusat pengembangan yang diteliti.
2. Setiap sel di isi dengan tanda (+) atau 1 atau (X) atau 0 bila sel tersebut mewakili
fungsi fasilitas pelayanan yang ada di wilayah tersebut atau tanda (-) untuk sel yang
mewakili fungsi fasilitas yang tidak ada di wilayah tersebut.
3. Atur kembali letak setiap fungsi pelayanan dan wilayah atau pusat pengembangan
berdasarkan fungsi pelayanan yang paling banyak terdapat di pusat-pusat
pengembangan dan letakkan pada kolom paling kiri.
Contoh pembuatan tabel skalogram yang mewakili suatu wilayah tertentu sebagai berikut:

5
Sebagai gambaran untuk menyusun skalogram perlu menyiapkan data-data yang
berhubungan dengan kemampuan fasilitas pelayanan di wilayah pengamatan. Hal ini
berhubungan dengan jumlah fungsi pelayanan yang bervariasi antarwilayah serta
tergantung justifikasi fungsi pelayanan apa yang paling penting mendukung penelitian
yang ingin di capai oleh peneliti. Selanjutnya hasil skalogram harus memenuhi standar
koefisien reprodusibilitas (Kr) dan koefisien skalabilitas (Ks). Skalogram dapat dipakai
sebagai bahan analisis bila (Kr) > 0,90 dan (Ks) > 0,65 dengan demikian skalogram dapat
tersebut dapat diterima (Dirjen Cipta Karya PU, 1992).
Teknik analisis yang digunakan dalam analisis skalogram ini dengan cara membuat
sesuatu tabel yang mengurutkan ketersediaan fasilitas suatu wilayah yang diidentifikasi
sebagai pusat pelayanan. Caranya adalah dengan menguji kelayakan skalogram digunakan
menggunakan Coeffisien of Reproducibility (COR). Perhitungan COR ini apabila nilai yang
didapat diantara 0,9-1 maka COR tersebut dinyatakan layak Berikut adalah rumus
Coeffisien of Reproducibility (COR):

Keterangan :
COR = Coeffisien of Reproducibility
T = Jumlah total fasilitas yang diamati tiap wilayah
S = Jumlah kesalahan

2.2 Analisis Marshall


Menurut Riyadi dan Bratakusumah (2004), Analisis Marshall merupakan salah satu
jenis analisis terhadap fungsi fungsi pelayanan yang tersebar di suatu daerah dalam
kaitannya dengan berbagai aktivitas penduduk, untuk memperoleh/memanfaatkan
fasilitas-fasilitas pelayanan tersebut. Analisis indeks sentralitas dilakukan dalam
menentukan hirarki pusat pelayanan yang ada dalam suatu wilayah, jumlah fungsi
pelayanan yang ada, jenis fungsi pelayanan dalam suatu wilayah. Selain itu, alat analisis
Indeks Sentralitas Marshal digunakan untuk menilai kemampuan dan hierarki pusat
pelayanan, seperti halnya analisis skalogram. Setelah disusun tabel urutan kecamatan
berdasarkan kelengkapan fasilitas yang dimiliki (tabel skalogram), kemudian dihitung
nilai skornya dengan menjumlahkan nilai indeks sentralitas dari tiap fasilitas yang
dimiliki. Persamaan yang dipergunakan untuk menilai bobot dari suatu fasilitas adalah
sebagai berikut (Rondinelli, 1985):

6
Keterangan:
C = Bobot dari atribut fungsional suatu fasilitas
T = Nilai sentralitas gabungan dalam hal ini 100
S = Jumlah total dari atribut dalam sistem
2.3 Teori Titik Henti
Teori titik henti (breaking point theory) merupakan rumus hasil modifikasi dari Model
Gravitasi Reilly. Teori ini memberikan gambaran tentang perkiraan posisi gari batas yang
memisahkan wilayah pelayanan perdagangan dari dua kota atau wilayah yang berbeda
jumlah dan komposisi penduduknya. Teori ini juga dapat digunakan dalam
memperkirakan penempatan lokasi industri atau pusat pelayanan masyarakat.
Penempatan dilakukan diantara dua wilayah yang berbeda jumlah penduduknya agar
terjangkau oleh penduduk setiap wilayah.
𝐷𝑥𝑦
ℎ𝑥𝑦 =
1 + √(𝑃𝑥/𝑃𝑦)
Keterangan :
Thxy : Jarak lokasi titik henti yang diukur dari wilayah yang jumlah penduduknya lebih
kecil
Dxy : Jarak antara kota X dan Y
Px : Jumlah penduduk kota yang lebih besar (Kota X)
Py : Jumlah penduduk kota yang lebih kecil (Kota Y)

7
BAB III
GAMBARAN UMUM WILAYAH

3.1 Kondisi Fisik


Kabupaten Boyolali merupakan salah satu kabupaten yang terletak di Jawa
Tengah. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 1.015,10 Km2 dengan populasi penduduk
mencapai 963.690 jiwa yang terbagi atas 19 kecamatan dan 263 desa dan 7 kelurahan.
Secara astronomi posisi Kabupaten Boyolali terletak pada 110o22’-110o50’ Bujur Timur
dan antara 7o7’-7o36’ Lintang selatan. Kabupaten ini berada pada tengah-tengah lintasan
Semarang dan Yogyakarta sehingga terdapat jalan nasional yang melewatinya. Adapun
batas wilayahnya sebagai berikut :
Batas Utara : Kabupaten Grobogan dan Kabupaten Semarang
Batas Selatan : Kabupaten Klate dan Daerah Istimewa Yogyakarta
Batas Timur : Kabupaten Sukoharjo, Kabupaten Karanganyar, dan Kota Surakarta
Batas Barat : Kabupaten Magelang

8
Kabupaten Boyolali memiliki ketinggian antara 75-1500 meter di atas permukaan
laut. Iklim di Kabupaten Boyolali termasuk tropis dengan rata-rata curah hujan
2000mm/tahun. Kabupaten Boyolali terkenal akan potensinya sebagai penghasil susu
sapi. Kabupaten ini juga dikelilingi 2 Gunung yaitu Merapi dan Merbabu sehingga memiliki
potensi pariwisata yang besar.
3.2 Demografi
Berdasarkan data kependudukan Kabupaten Boyolali tahun 2016, bahwasanya
jumlah penduduk Kabupaten Boyolali berjumlah 963.690 jiwa yang terdiri atas 474.524
jiwa penduduk laki-laki dan 489.166 jiwa penduduk perempuan. Sementara itu besar
angka rasio laki-laki dan perempuan adalah 97,01. Detail dari kependudukan Kabupaten
Boyolali dapat dilihat dari tabel berikut :
Tabel Jumlah Penduduk dan Sex Ratio Kabupaten Boyolali
Penduduk Sex
No Kecamatan
Laki-laki Perempuan Jumlah Ratio
1 Selo 14.756 14.652 29.408 100,71
2 Ampel 38.487 39.792 78.279 96,72
3 Cepongo 27.962 28.288 56.250 98,85
4 Musuk 27.794 28.911 56.705 96,14
5 Boyolali 33.466 34.907 68.373 95,87
6 Mojosongo 25.618 26.811 52.429 95,55
7 Teras 21.845 22.786 44.631 95,87
8 Sawit 15.088 15.665 30.753 96,32
9 Banyudono 24.199 25.156 49.355 96,2
10 Sambi 20.775 21.913 42.688 94,81
11 Ngemplak 41.989 42.728 84.717 98,27
12 Nogosari 32.708 32.872 65.580 99,5
13 Simo 22.636 23.013 45.649 98,36
14 Karanggede 19.376 19.587 38.963 98,92
15 Klego 19.866 20.722 40.588 95,87
16 Andong 26.914 28.423 55.337 94,69
17 Kemusu 19.919 20.685 40.604 96,3
18 Wonosegoro 24.938 25.782 50.720 96,73
19 Juwangi 16.188 16.473 32.661 98,27
Total 474.524 489.166 963.690 97,01
Sumber : Kabupaten Boyolali dalam Angka 2017
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa Kecamatan Ngemplak
merupakan kecamatan dengan populasi penduduk terbanyak di Kabupaten Boyolali
dengan populasi sebanyak 84.717 jiwa. Kecamatan dengan populasi paling sedikit ialah
Kecamatan Selo dengan populasi 29.408 jiwa.

9
3.3 Sarana di Kabupaten Boyolali
3.3.1 Sarana Pendidikan
Sarana Pendidikan yang ada di Kabupaten Boyolali yang dipakai pada analisis
ini ada SMA dan SMK berikut adalah listnya :
Tabel Jumlah Sarana Pendidika SMA dan SMK
Jenis Pendidikan
No Kecamatan
SD SMP SMA SMK
1 Selo 22 2 0 1
2 Ampel 44 9 2 4
3 Cepongo 36 3 1 1
4 Musuk 44 4 1 1
5 Boyolali 38 9 6 6
6 Mojosongo 36 5 1 2
7 Teras 26 3 2 2
8 Sawit 22 3 0 1
9 Banyudono 33 3 1 1
10 Sambi 33 5 2 2
11 Ngemplak 33 5 1 1
12 Nogosari 32 5 1 1
13 Simo 31 4 2 6
14 Karanggede 24 5 3 2
15 Klego 25 4 2 2
16 Andong 36 7 2 4
17 Kemusu 25 4 1 1
18 Wonosegoro 31 6 1 2
19 Juwangi 24 4 1 1
Total 595 90 30 41
Sumber : Kabupaten Boyolali dalam Angka 2017
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa jumlah SMK lebih banyak dibandingkan
jumlah SMA yang ada di Kabupaten Boyolali.
3.3.2 Sarana Perekonomian
Tabel Jumlah Sarana Perekonomian

Sarana Perekonomian
No Kecamatan
Bank Toko Modern Toko Hotel
1 Selo 0 2 21 2
2 Ampel 0 13 150 1
3 Cepongo 0 5 164 0
4 Musuk 0 4 9 0
5 Boyolali 10 25 772 5
6 Mojosongo 3 12 113 2
7 Teras 0 8 0 25
8 Sawit 0 3 0 0

10
Sarana Perekonomian
No Kecamatan
Bank Toko Modern Toko Hotel
9 Banyudono 0 13 189 2
10 Sambi 0 2 77 0
11 Ngemplak 0 17 38 3
12 Nogosari 0 5 106 1
13 Simo 0 7 162 0
14 Karanggede 0 6 168 1
15 Klego 0 4 27 0
16 Andong 0 9 62 0
17 Kemusu 0 2 0 0
18 Wonosegoro 0 3 40 0
19 Juwangi 0 2 22 0
Total 13 142 2120 45
Sumber : Kabupaten Boyolali dalam Angka 2017
Kegiatan perekonomian yang paling banyak di Kabupaten Boyolali terjadi pada
Toko. Toko yang dimaksud adalah toko semacam warung yang berada di pinggir jalan
dengan jumlah 2120.
3.3.3 Sarana Peribadatan
Tabel Jumlah Sarana Peribadatan
Sarana Peribadatan
No Kecamatan
Masjid Vihara
1 Selo 0 0
2 Ampel 0 18
3 Cepongo 0 0
4 Musuk 0 0
5 Boyolali 0 2
6 Mojosongo 0 3
7 Teras 0 0
8 Sawit 0 0
9 Banyudono 0 0
10 Sambi 0 0
11 Ngemplak 0 0
12 Nogosari 0 0
13 Simo 0 0
14 Karanggede 0 0
15 Klego 0 0
16 Andong 0 0
17 Kemusu 0 0
18 Wonosegoro 0 0
19 Juwangi 0 0
Total 0 23
Sumber : Kabupaten Boyolali dalam Angka 2017

11
Sarana Peribadatan yang dipakai dalam analisis ini adalah dengan menentukan
Jumlah Vihara yang ada di Kabupaten Boyolali.
3.3.4 Sarana Kesehatan
Tabel Jumlah Sarana Kesehatan

Sarana Kesehatan
No Kecamatan
Puskesmas Klinik Rumah Sakit
1 Selo 1 0 0
2 Ampel 2 2 0
3 Cepongo 1 2 0
4 Musuk 2 0 0
5 Boyolali 3 3 4
6 Mojosongo 1 1 1
7 Teras 1 2 0
8 Sawit 2 1 1
9 Banyudono 2 2 0
10 Sambi 2 0 1
11 Ngemplak 1 1 1
12 Nogosari 1 0 0
13 Simo 1 2 1
14 Karanggede 1 1 1
15 Klego 2 0 0
16 Andong 1 0 1
17 Kemusu 2 0 0
18 Wonosegoro 2 0 0
19 Juwangi 1 2 0
Total 29 19 11
Sumber : Kabupaten Boyolali dalam Angka 2017
Sarana Kesehatan yang dipakai pada analisis ini terbagi atas puskesmas, klinik,
dan rumah sakit. Berdasarkan tabel di atas maka dapat dilihat bahwa puskesmas tersedia
di semua kecamatan. Klinik tersedia di beberapa Kecamatan dengan jumlah terbanyak
pada kecamatan Boyolali. Rumah sakit terdapat paling banyak di Kecamatan Boyolali
dengan jumlah 4.

12
BAB IV
PEMBAHASAN
Penelitian ini akan menggunakan tiga analisis yaitu Analisis Skalogram Guttman,
Marshall, dan jangkauan pusat pelayanan. Data-data yang diperlukan adalah jumlah
fasilitas tiap kecamatan yang memiliki ciri perkotaan, jumlah penduduk, dan jarak antar
wilayah studi.
1. Analisis Skalogram Guttman
1. Data yang diperlukan untuk Analisis Skalogram Guttman adalah jumlah
fasilitas dari tiap kecamatan yang memiliki ciri perkotaan. Kabupaten Boyolali
memiliki 19 kecamatan dan kesemuanya memiliki ciri perkotaan.
Berikut adalah tabel data yang diperlukan.
Tabel Jumlah Fasilitas Setiap Kecamatan di Wilayah Studi

Fasilitas
Homestay

No Kecamatan
Klinik

Pasar
Hotel

Toko

SMK
SMA
SMP
SD
RS

1 Selo 2 7 0 0 2 21 22 2 0 1
2 Ampel 1 0 0 2 3 150 44 9 2 4
3 Cepogo 0 0 0 2 3 164 36 3 1 1
4 Musuk 0 0 0 0 2 9 44 4 1 1
5 Boyolali 22 40 4 3 8 772 38 9 5 6
6 Mojosongo 3 0 1 1 3 113 36 5 1 2
7 Teras 8 0 0 2 1 0 26 3 2 2
8 Sawit 0 3 1 1 1 0 22 3 0 1
9 Banduyono 2 0 0 2 3 189 33 3 1 1
10 Sambi 0 0 1 0 2 77 33 5 2 2
11 Ngemplak 3 0 1 1 4 38 33 5 1 1
12 Nogosari 1 0 0 0 3 106 32 5 1 1
13 Simo 0 5 1 2 2 162 31 4 2 6
14 Karanggede 1 0 1 1 2 168 24 5 3 2
15 Klego 0 0 0 0 2 27 25 4 2 2
16 Andong 0 0 1 0 4 62 36 7 2 4
17 Kemusu 0 0 0 0 2 0 25 4 1 1
18 Wonosegoro 0 0 0 0 2 40 31 6 1 2
19 Juwangi 0 0 0 2 4 22 24 4 1 1
Jumlah 43 55 11 19 53 2120 595 90 29 41

Sumber : Kabupaten Boyolali dalam Angka 2017

13
Angka 0 pada tabel menunjukan bahwa kecamatan tersebut tidak terdapat fasilitas
yang dimaksud.
2. Urutkan kecamatan yang awalnya sesuai dengan jumlah penduduk terbesar ke
paling kecil menjadi urut sesuai dengan jumlah variasi fasilitas dan
kelengkapan dari tiap kecamatan.
Tabel yang dihasilkan adalah sebagai berikut.

Tabel Hasil Analisis Skalogram Guttman

Rumah sakit

Homestay

Jumlah
klinik
Pasar

Error
Hotel
Toko
SMK

SMA
SMP
SD

No Kecamatan %

1 Boyolali 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 0 100%
2 Mojosongo 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9 0 90%
3 Ngemplak 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9 0 90%
4 Simo 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 9 2 90%
5 Karanggede 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9 0 90%
6 Ampel 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 8 0 80%
7 Banduyono 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 8 0 80%
8 Juwangi 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 7 0 70%
9 Selo 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 7 4 70%
10 Cepogo 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 7 0 70%
11 Teras 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 7 2 70%
12 Sawit 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 7 4 70%
13 Sambi 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 7 2 70%
14 Nogosari 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 7 2 70%
15 Andong 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 7 2 70%
16 Musuk 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 6 0 60%
17 Klego 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 6 0 60%
18 Wonosegoro 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 6 0 60%
19 Kemusu 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 5 0 50%
19 19 19 19 17 16 11 9 8 4 141 18

3. Langkah selanjutnya adalah hitung nilai kelayakan dari skalogram atau disebut
COR (Coefficient of reproducibility) dengan rumus :
∑e
=1−
𝑁𝑥𝐾

14
Keterangan :
∑e = jumlah total kesalahan
N = jumlah subyek
K = jumlah fasilitas
Skalogram dianggap layak jika koefisien bernilai antara 0,9 – 1.
18
=1−
19 𝑥 10
18
=1−
190
= 1 − 0,094
= 0,906
Nilai koefisien ada di antara 0,9 – 1 maka hasil skalogram di atas dinyatakan layak.
4. Hitung jumlah orde dari hasil Analisis Skalogram Guttman. Langkah ini
digunakan untuk mengetahui hasil dari analisis dibagi menjadi berapa orde.
Perhitungan yang dilakukan pada tahap ini adalah sebagai berikut.
Jumlah Orde = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log(19)
= 1 + 3,3 (1.27)
= 1 + 4,191
= 5,191
Jumlah Orde = 5
5. Hitung interval antar ordenya. Perhitungan pada tahap ini adalah sebagai
berikut ini.
Batas atas − batas bawah
Interval =
Jumlah orde
100% − 50%
=
5
50%
=
5
Interval = 10%
Tabel pembagian Orde Analisis Skalogram Guttman
Interval Kecamatan Orde
100-90 % Boyolali ,Mojosongo ,Ngemplak ,Simo ,Karanggede I
89-80 % Ampel ,Banduyono II
Juwangi ,Selo ,Cepogo, Teras ,Sawit ,Sambi
79-70 % Nogosari ,Andong III
69-60 % Musuk ,Klego ,Wonosegoro IV
59-50 % Kemusu V

15
Tabel Hasil Analisis Skalogram Guttman dan Pembagian Orde Tiap Kecamatan

Jumlah
No Kecamatan Penduduk SD SMP SMK Pasar SMA Toko klinik Hotel RS Homestay Jumlah Error % ORDO
(Jiwa)

1 Boyolali 68373 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 0 100% I


2 Mojosongo 52429 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9 0 90% I
3 Ngemplak 84717 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9 0 90% I
4 Simo 45649 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 9 2 90% I
5 Karanggede 38963 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9 0 90% I
6 Ampel 78279 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 8 0 80% II
7 Banduyono 49355 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 8 0 80% II
8 Juwangi 32661 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 7 0 70% III
9 Selo 29408 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 7 4 70% III
10 Cepogo 56250 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 7 0 70% III
11 Teras 44631 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 7 2 70% III
12 Sawit 30753 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 7 4 70% III
13 Sambi 42688 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 7 2 70% III
14 Nogosari 65580 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 7 2 70% III
15 Andong 55337 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 7 2 70% III
16 Musuk 56705 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 6 0 60% IV
17 Klego 40588 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 6 0 60% IV
18 Wonosegoro 50720 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 6 0 60% IV
19 Kemusu 40604 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 5 0 50% V
19 19 19 19 17 16 11 9 8 4 141 18
2. Analisis Skalogram Marshall
1. Data yang diperlukan untuk analisis ini adalah jumlah fasilitas dari tiap-tiap
kecamatan. Berikut ini adalah tabel data yang dibutuhkan.
Tabel Jumlah Fasilitas Setiap Kecamatan di Wilayah Studi

No Kecamatan Hotel Homestay RS klinik Pasar Toko SD SMP SMA SMK


1 Selo 2 7 0 0 2 21 22 2 0 1
2 Ampel 1 0 0 2 3 150 44 9 2 4
3 Cepogo 0 0 0 2 3 164 36 3 1 1
4 Musuk 0 0 0 0 2 9 44 4 1 1
5 Boyolali 22 40 4 3 8 772 38 9 5 6
6 Mojosongo 3 0 1 1 3 113 36 5 1 2
7 Teras 8 0 0 2 1 0 26 3 2 2
8 Sawit 0 3 1 1 1 0 22 3 0 1
9 Banduyono 2 0 0 2 3 189 33 3 1 1
10 Sambi 0 0 1 0 2 77 33 5 2 2
11 Ngemplak 3 0 1 1 4 38 33 5 1 1
12 Nogosari 1 0 0 0 3 106 32 5 1 1
13 Simo 0 5 1 2 2 162 31 4 2 6
14 Karanggede 1 0 1 1 2 168 24 5 3 2
15 Klego 0 0 0 0 2 27 25 4 2 2
16 Andong 0 0 1 0 4 62 36 7 2 4
17 Kemusu 0 0 0 0 2 0 25 4 1 1
18 Wonosegoro 0 0 0 0 2 40 31 6 1 2
19 Juwangi 0 0 0 2 4 22 24 4 1 1
Jumlah 43 55 11 19 53 2120 595 90 29 41

Sumber : Kabupaten Boyolali dalam Angka 2017


2. Hitung nilai C dari tiap fasilitas. C adalah bobot dari suatu fasilitas, tiap fasilitas
memiliki C yang berbeda berdasarkan sentralitas unit terhadap keseluruhan
wilayah studi. Penghitungan C menggunakan rumus sebagai berikut.
t
𝐶 =
𝑇
Keterangan
C = bobot tiap fasilitas
t = nilai sentralitas gabungan dalam hal ini 100
T = jumlah total dari atribut fasilitas
Berikut ini adalah tabel hasil perhitungan dari nilai C tiap fasilitas.
Tabel Bobot dari Setiap Fasilitas

Fasilitas Hotel Homestay RS Klinik Pasar Toko SD SMP SMA SMK


Bobot 2.33 1.82 9.09 5.26 1.89 0.05 0.17 1.11 3.45 2.44

3. Langkah selanjutnya adalah mengetahui nilai sentralitas dari tiap kecamatan


berdasarkan kelengkapan dan jumlah fasilitasnya.
Rumus yang digunakan pada langkah ini adalah.
=𝑁𝑥𝐶
Keterangan :
N = Jumlah fasilitas di tiap kecamatan
C = Bobot dari tiap fasilitas
Berikut ini adalah tabel hasil perhitungan dengan rumus tersebut.
Tabel hasil Analisis Skalogram Marshall
Homestay

klinik

Pasar
Hotel

Toko

SMK
SMA
SMP
SD

No Kecamatan jumlah
RS

51.1 72.7 36.4


1 Boyolali 6 3 36.36 15.79 15.09 2 6.39 10.00 17.24 14.63 275.81
2 Simo 0.00 9.09 9.09 10.53 3.77 7.64 5.21 4.44 6.90 14.63 71.31
3 Ampel 2.33 0.00 0.00 10.53 5.66 7.08 7.39 10.00 6.90 9.76 59.64
4 Karanggede 2.33 0.00 9.09 5.26 3.77 7.92 4.03 5.56 10.34 4.88 53.19
5 Mojosongo 6.98 0.00 9.09 5.26 5.66 5.33 6.05 5.56 3.45 4.88 52.25
18.6
6 Teras 0 0.00 0.00 10.53 1.89 0.00 4.37 3.33 6.90 4.88 50.50
7 Andong 0.00 0.00 9.09 0.00 7.55 2.92 6.05 7.78 6.90 9.76 50.04
8 Ngemplak 6.98 0.00 9.09 5.26 7.55 1.79 5.55 5.56 3.45 2.44 47.66
9 Banduyono 4.65 0.00 0.00 10.53 5.66 8.92 5.55 3.33 3.45 2.44 44.52
10 Sambi 0.00 0.00 9.09 0.00 3.77 3.63 5.55 5.56 6.90 4.88 39.37
11 Cepogo 0.00 0.00 0.00 10.53 5.66 7.74 6.05 3.33 3.45 2.44 39.19
12 Juwangi 0.00 0.00 0.00 10.53 7.55 1.04 4.03 4.44 3.45 2.44 33.48
13 Sawit 0.00 5.45 9.09 5.26 1.89 0.00 3.70 3.33 0.00 2.44 31.17
12.7
14 Selo 4.65 3 0.00 0.00 3.77 0.99 3.70 2.22 0.00 2.44 30.50
15 Nogosari 2.33 0.00 0.00 0.00 5.66 5.00 5.38 5.56 3.45 2.44 29.81
Wonosegor
16 o 0.00 0.00 0.00 0.00 3.77 1.89 5.21 6.67 3.45 4.88 25.86
17 Klego 0.00 0.00 0.00 0.00 3.77 1.27 4.20 4.44 6.90 4.88 25.47
18 Musuk 0.00 0.00 0.00 0.00 3.77 0.42 7.39 4.44 3.45 2.44 21.92
19 Kemusu 0.00 0.00 0.00 0.00 3.77 0.00 4.20 4.44 3.45 2.44 18.31

2
Jumlah 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

4. Hitung jumlah orde dari hasil Analisis Skalogram Marshall. Langkah ini
digunakan untuk mengetahui hasil dari analisis dibagi menjadi berapa orde.
Perhitungan yang dilakukan pada tahap ini adalah sebagai berikut.
Jumlah Orde = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log(19)
= 1 + 3,3 (1.27)
= 1 + 4,191
= 5,191
Jumlah Orde = 5
5. Hitung interval antar ordenya. Perhitungan pada tahap ini adalah sebagai
berikut ini.
Batas atas − batas bawah
Interval =
Jumlah orde
71.31 − 18.31
=
5
53
=
5
= 13,25 (terdapat angka dibelakang koma yang tidak ditampilkan,
sehingga seharusnya hasilnya tidak bulat 53)

Berdasarkan perhitungan interval di atas, berikut adalah tabel pembagian orde


dan masing-masing intervalnya.
Tabel Pembagian Orde dan Batas Interval
Interval Kecamatan Orde
> 71.31 Boyolali I
71.30 - 58.06 Simo, Ampel II
Karanggede
,Mojosongo
58.05 - 44.81 III
Teras, Andong
,Ngemplak
Banduyono ,Sambi
44.80 - 31.56 IV
Cepogo ,Juwangi
Sawit ,Selo ,Nogosari
Wonosegoro ,Klego
31.55 - 18.31 V
,Musuk
Kemusu

3
Tabel Hasil Analisis Skalogram Marshall dan Pembagian Orde Tiap Kecamatan

Jumlah Penduduk
No Kecamatan Hotel Homestay RS klinik Pasar Toko SD SMP SMA SMK jumlah Ordo
(Jiwa)

1 Boyolali 68373 51.16 72.73 36.36 15.79 15.09 36.42 6.39 10.00 17.24 14.63 275.81 I
2 Simo 45649 0.00 9.09 9.09 10.53 3.77 7.64 5.21 4.44 6.90 14.63 71.31 II
3 Ampel 78279 2.33 0.00 0.00 10.53 5.66 7.08 7.39 10.00 6.90 9.76 59.64 II
4 Karanggede 38963 2.33 0.00 9.09 5.26 3.77 7.92 4.03 5.56 10.34 4.88 53.19 III
5 Mojosongo 52429 6.98 0.00 9.09 5.26 5.66 5.33 6.05 5.56 3.45 4.88 52.25 III
6 Teras 44631 18.60 0.00 0.00 10.53 1.89 0.00 4.37 3.33 6.90 4.88 50.50 III
7 Andong 55034 0.00 0.00 9.09 0.00 7.55 2.92 6.05 7.78 6.90 9.76 50.04 III
8 Ngemplak 84717 6.98 0.00 9.09 5.26 7.55 1.79 5.55 5.56 3.45 2.44 47.66 III
9 Banduyono 47355 4.65 0.00 0.00 10.53 5.66 8.92 5.55 3.33 3.45 2.44 44.52 IV
10 Sambi 42688 0.00 0.00 9.09 0.00 3.77 3.63 5.55 5.56 6.90 4.88 39.37 IV
11 Cepogo 56250 0.00 0.00 0.00 10.53 5.66 7.74 6.05 3.33 3.45 2.44 39.19 IV
12 Juwangi 32482 0.00 0.00 0.00 10.53 7.55 1.04 4.03 4.44 3.45 2.44 33.48 IV
13 Sawit 30753 0.00 5.45 9.09 5.26 1.89 0.00 3.70 3.33 0.00 2.44 31.17 V
14 Selo 29408 4.65 12.73 0.00 0.00 3.77 0.99 3.70 2.22 0.00 2.44 30.50 V
15 Nogosari 65580 2.33 0.00 0.00 0.00 5.66 5.00 5.38 5.56 3.45 2.44 29.81 V
16 Wonosegoro 50437 0.00 0.00 0.00 0.00 3.77 1.89 5.21 6.67 3.45 4.88 25.86 V
17 Klego 40588 0.00 0.00 0.00 0.00 3.77 1.27 4.20 4.44 6.90 4.88 25.47 V
18 Musuk 56705 0.00 0.00 0.00 0.00 3.77 0.42 7.39 4.44 3.45 2.44 21.92 V
19 Kemusu 40381 0.00 0.00 0.00 0.00 3.77 0.00 4.20 4.44 3.45 2.44 18.31 V
Jumlah 863616 100 100 100 100 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00
Tabel Gabungan Orde Skalogram Guttman dan Marshall

Jumlah Jumlah
Nilai Indeks
No Kecamatan Penduduk Ketersediaan Orde
Sentralitas
(Jiwa) Fasilitas
1 Boyolali 68373 10 >71,31 I
2 Simo 45649 Minimal 8 53,19 - 71,31 II
3 Ampel 78279
4 Karanggede 38963 Minimal 7 44,53 - 53,18 III
5 Mojosongo 52429
6 Teras 44631
7 Andong 55034
8 Ngemplak 84717
9 Banduyono 47355 Minimal 7 33,48 - 44,52 IV
10 Sambi 42688
11 Cepogo 56250
12 Juwangi 32482
13 Sawit 30753 Minimal 5 18,31 - 33,47 V
14 Selo 29408
15 Nogosari 65580
16 Wonosegoro 50437
17 Klego 40588
18 Musuk 56705
19 Kemusu 40381
3. Analisis Jangkauan Pusat Pelayanan
1. Data yang diperlukan untuk menganalisis jangkauan pusat pelayanan adalah
populasi dan jarak dari tiap kecamatan. Populasi yang digunakan dihitung
dalam jiwa dan jarak dihitung dalam km.
Berikut adalah data yang diperlukan.
Tabel Jumlah Penduduk tiap Kecamatan

No Kecamatan Jumlah Penduduk

1 Boyolali 68373
2 Simo 45649
3 Ampel 78279
4 Karanggede 38963
5 Mojosongo 52429
6 Teras 44631
7 Andong 55034
8 Ngemplak 84717
9 Banduyono 47355
10 Sambi 42688
11 Cepogo 56250
12 Juwangi 32482
13 Sawit 30753
14 Selo 29408
15 Nogosari 65580
16 Wonosegoro 50437
17 Klego 40588
18 Musuk 56705
19 Kemusu 40381

Sumber : Kabupaten Boyolali dalam Angka 2017


Tabel Jarak tiap Kecamatan ke Kecamatan Orde I (Kecamatan Boyolali)
dalam km
No Jarak ke Boyolali
1 Selo 25.9
2 Ampel 15.2
3 Cepogo 9.2
4 Musuk 12.8
5 Mojosongo 6
6 Teras 10.7
7 Sawit 16.5
8 Banduyono 12.2

2
No Jarak ke Boyolali
9 Sambi 12.8
10 Ngemplak 25.7
11 Nogosari 29.2
12 Simo 20
13 Karanggede 32.7
14 Klego 30.7
15 Andong 33.8
16 Kemusu 46.5
17 Wonosegoro 41.4
18 Juwangi 49.2

Sumber : Google Maps


2. Masukkan data jumlah penduduk dan jarak ke rumus dari Analisis Jangkauan
Pusat Pelayanan. Berikut ini adalah rumus yang digunakan.

𝐷𝑥𝑦
𝑇ℎ𝑥𝑦 =
1 + √(𝑃𝑥/𝑃𝑦)
Keterangan :
Th = Lokasi titik henti, diukur dari kota atau wilayah yang jumlah
penduduknya lebih kecil
Dxy = Jarak antara kota x dan y
Px = Penduduk kota x (yang lebih besar)

Perhitungan jangkauan yang dilakukan hanya hubungan antara kecamatan


berorde I (Kecamatan Boyolali) dengan kecamatan lainnya. Hal ini dilakukan
karena pusat-pusat pemerintahan dan fasilitas terlengkap terdapat di
kecamatan berorde I. penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana
untuk mengetahui berapa jarak batas pelayanan fasilitas yang ada di tiap
kecamatan jika dihitung dari Kecamatan Boyolali.

3
Berikut ini adalah hasil perhitungan dengan menggunakan rumus jangkauan pusat pelayanan
Tabel Hasil Perhitungan Jangkauan Pusat Pelayanan terhadap Kecamatan Berorde I

Jarak Penduduk 𝐃𝐱𝐲 Jarak dari Kecamatan


No Kecamatan Orde Px/PY √(𝐏𝐱/𝐏𝐲) 𝟏 + √(𝐏𝐱/𝐏𝐲)
(dalam km) (dalam Jiwa) 𝟏 + √(𝐏𝐱/𝐏𝐲) Boyolali (dalam km)
1 Simo 20 45649 1.50 1.22 2.22 8.99 11.01
II
2 Ampel 15.2 78279 1.14 1.07 2.07 7.34 13.13
3 Karanggede 32.7 38963 1.75 1.32 2.32 14.07 18.63
4 Mojosongo 6 52429 1.30 1.14 2.14 2.80 3.86
5 Teras III 10.7 44631 1.53 1.24 2.24 4.78 8.46
6 Andong 33.8 55034 1.24 1.11 2.11 15.98 17.82
7 Ngemplak 25.7 84717 1.24 1.11 2.11 12.16 12.60
8 Banduyono 12.2 47355 1.44 1.20 2.20 5.54 10.00
9 Sambi 12.8 42688 1.60 1.27 2.27 5.65 10.53
IV
10 Cepogo 9.2 56250 1.22 1.10 2.10 4.38 7.10
11 Juwangi 49.2 32482 2.10 1.45 2.45 20.07 29.13
12 Sawit 16.5 30753 2.22 1.49 2.49 6.62 14.01
13 Selo 25.9 29408 2.32 1.52 2.52 10.26 23.38
14 Nogosari 29.2 65580 1.04 1.02 2.02 14.45 14.75
15 Wonosegoro V 41.4 50437 1.36 1.16 2.16 19.13 22.27
16 Klego 30.7 40588 1.68 1.30 2.30 13.36 17.34
17 Musuk 12.8 56705 1.21 1.10 2.10 6.10 10.70
18 Kemusu 46.5 40381 1.69 1.30 2.30 20.21 26.29
BAB V
KESIMPULAN
Setelah dilakukan analisis skalogram, marshall, dan titik henti maka didapatkan
kesimpulan hasil analisis :
 Terdapat 19 kecamatan pada Kabupaten Boyolali, kesemuanya memiliki ciri
perkotaan dibuktikan dengan terdapatnya kelurahan pada tiap kecamatan. Nilai
COR yang didapat adalah 0,906. Nilai tersebut terletak di antara 0,9-1 sehingga
hasil Skalogram Guttman pada penelitian ini dinyatakan layak.
 Dari hasil analisis skalogram Guttman didapat 5 hierarki pusat pelayanan
sebagai berikut.
Interval Kecamatan Orde
100-90 % Boyolali ,Mojosongo ,Ngemplak ,Simo ,Karanggede I
89-80 % Ampel ,Banduyono II
Juwangi ,Selo ,Cepogo, Teras ,Sawit ,Sambi
79-70 % III
Nogosari ,Andong
69-60 % Musuk ,Klego ,Wonosegoro IV
59-50 % Kemusu V

 Analisis Skalogram Marshall digunakan untuk mengetahui orde dari sebuah


wilayah berdasarkan tingkat sentralitas fasilitas. Dari hasil analisis skalogram
marshall didapat 5 hierarki pusat pelayanan pada Kabupaten Boyolali sebagai
berikut.
Interval Kecamatan Orde
> 71.31 Boyolali I
71.30 - 58.06 Simo, Ampel II
Karanggede
,Mojosongo
58.05 - 44.81 III
Teras, Andong
,Ngemplak
Banduyono ,Sambi
44.80 - 31.56 IV
Cepogo ,Juwangi
Sawit ,Selo ,Nogosari
Wonosegoro ,Klego
31.55 - 18.31 V
,Musuk
Kemusu

 Analisis Skalogram Guttman dan Marshall digabungkan untuk mengetahui


batas-batas minimal dari sebuah kecamatan dinyatakan dalam suatu orde.
Berikut ini adalah hasil dari pembagian orde berdasarkan kedua skalogram.
Jumlah Jumlah
Nilai Indeks
No Kecamatan Penduduk Ketersediaan Orde
Sentralitas
(Jiwa) Fasilitas
1 Boyolali 68373 10 >71,31 I
2 Simo 45649 Minimal 8 53,19 - 71,31 II
3 Ampel 78279
4 Karanggede 38963 Minimal 7 44,53 - 53,18 III
5 Mojosongo 52429
6 Teras 44631
7 Andong 55034
8 Ngemplak 84717
9 Banduyono 47355 Minimal 7 33,48 - 44,52 IV
10 Sambi 42688
11 Cepogo 56250
12 Juwangi 32482
13 Sawit 30753 Minimal 5 18,31 - 33,47 V
14 Selo 29408
15 Nogosari 65580
16 Wonosegoro 50437
17 Klego 40588
18 Musuk 56705
19 Kemusu 40381

 Analisis jangkauan pusat pelayanan digunakan untuk mengetahui pembagian


jarak pelayanan antara dua titik. Analisis yang dilakukan pada penelitian ini
adalah untuk mengetahui jangkauan pelayanan antara kecamatan berorde I
dengan kecamatan lainnya. Berikut ini adalah hasil analisis jangkauan pusat
pelayanan di Kabupaten Boyolali.

Jarak dari Kecamatan


No Kecamatan Orde
Boyolali (dalam km)
1 Simo 11.01
II
2 Ampel 13.13
3 Karanggede 18.63
4 Mojosongo 3.86
5 Teras III 8.46
6 Andong 17.82
7 Ngemplak 12.60
8 Banduyono 10.00
9 Sambi 10.53
IV
10 Cepogo 7.10
11 Juwangi 29.13

2
Jarak dari Kecamatan
No Kecamatan Orde
Boyolali (dalam km)
12 Sawit 14.01
13 Selo 23.38
14 Nogosari 14.75
15 Wonosegoro V 22.27
16 Klego 17.34
17 Musuk 10.70
18 Kemusu 26.29

3
DAFTAR PUSTAKA

Undang-undang no.4 tahun 1992, Tentang Perumahan dan Permukiman.


Laiko, Firman. 2010. Pengembangan Permukiman Berdasarkan Aspek Kemampuan Lahan
Pada Satuan Wilayah Pengembangan I Kabupaten Gorontalo. Tesis. Semarang:
Magistes Teknik Pengembangan Wilayah dan Kota Universitas Diponegoro.
Poetra, A. 2016. Analisis Penentuan Pusat-pusat Pertumbuhan Ekonomi dan Interaksi Antar
Kecamatan di Kabupaten Pringsewu. Skripsi. Bandar Lampung : Jurusan
Ekonomi Pembangunan Universitas Lampung
BPS Kabupaten Boyolali. 2017. Kabupaten Boyolali Dalam Angka Tahun 2017

Anda mungkin juga menyukai