Modul 04 - Sintilator

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 11

LABORATORIUM FISIKA LANJUT

PROGRAM STUDI FISIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
Jalan Ganesha 10, Bandung, 40132, Telepon (022) 2534161

MODUL DETEKTOR SINTILATOR

A. TUJUAN

Tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut:


1. Memberikan pengenalan mengenai prinsip kerja detektor radiasi
2. Mengetahui prinsip statistik pencacah radiasi
3. Mengetahui informasi mengenai bagian-bagian dari spektrum radiasi pengion
4. Mampu memprediksi jenis sumber radiasi berdasarkan spektrum yang dimiliki
5. Mengetahui prinsip umum salah satu sistem proteksi terhadap radiasi

B. ALAT DAN BAHAN

Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah sebagai berikut:
- Detektor sintilator NaI(Tl)
- Multichannel Analyzer (MCA)
- PC yang telah terinstall SNAP MCA (disediakan lab)
- Probe Serial
- Probe Connector
- FTDI CHIPI X-10 USB-to-RS232 Converter Cable
- Sumber radioaktif (Gamma)

Sebagai persiapan, setiap praktikan diwajibkan membaca “Instruction Manual” SNAP MCA
sebelum melakukan praktikum dilaksanakan. (Link download sudah tersedia pada website
Laboratorium Fisika Lanjut).

C. TEORI DASAR

Proses sintilasi merupakan suatu proses yang mengacu pada terpancarnya sinar tampak pada
saat terjadinya perpindahan/transisi elektron dari tingkat energi yang lebih tinggi ke tingkat energi
yang lebih rendah. Perpindahan elektron seperti ini dapat terjadi di dalam bahan detektor.
Perpindahan elektron dari tingkat energi yang lebih rendah ke tingkat energi yang lebih tinggi
terjadi karena adanya proses eksitasi. Dalam proses kembalinya elektron dari tingkat energi yang
lebih tinggi ke tingkat energi yang lebih rendah/keadaannya semula, maka akan dipancarkan energi
yang berupa foton sinar-X. Karena bahan detektor ditambahkan bahan pengotor berupa unsur
aktivator, yang berfungsi sebagai penggeser panjang gelombang, maka radiasi yang
dipancarkannya bukan lagi Sinar-X melainkan berupa sinar tampak.
Proses sintilasi ini akan terjadi apabila terdapat kekosongan elektron pada orbit elektron
yang lebih dalam. Kekosongan elektron ini dapat disebabkan karena lepasnya elektron dari
ikatannya (proses ionisasi) atau proses loncatnya elektron ke tingkat energi yang lebih tinggi
(lintasan elektron yang lebih luar) karena dikenai radiasi. Semakin besar energi radiasi yang
diterima, maka akan terjadi kekosongan elektron di orbit sebelah dalam akan semakin banyak,
sehingga percikan cahaya yang dikeluarkannya akan semakin banyak. Cahaya tampak yang terjadi
ini selanjutnya akan dikonversikan menjadi sinyal elektrik.
Detektor sintilasi merupakan detektor yang bekerja dengan memanfaatkan radiasi
fluoresensi yang dipancarkan saat elektron berada dalam keadaan tereksitasi. Detektor sintilasi
terdiri dari dua bagian utama, yaitu bahan sintilator dan photomultiplier. Bahan detektor berasal
dari bahan yang memungkinkan kelipan cahaya jika dikenai radiasi pengion. Photomultiplier
merupakan bagian dari detektor yang digunakan untuk mengubah kelipan cahaya tersebut menjadi
pulsa listrik. Tabung photomultiplier terbuat dari tabung hampa yang kedap cahaya dengan
Photocathode yang berfungsi sebagai sensor cahaya pada salah satu ujungnya. Photocathode
tersebut ditempelkan pada bahan sintilator dan akan memancarkan elektron jika dikenai kelipan
cahaya. Elektron yang dihasilkan akan diarahkan menuju dinoda pertama yang kemudian akan
dihasilkan elektron sekunder. Elektron sekunder tersebut akan menuju dinoda kedua dan akan
dilipatgandakan, lalu selanjutnya menuju ke dinoda ketiga, dan seterusnya hingga pada dinoda
terakhir elektron akan terkumpul dalam jumlah yang sangat banyak. Kumpulan elektron tersebut
akan diubah menjadi pulsa listrik oleh kapasitor.

Gambar 1. Struktur photomultiplier tube


Pulsa listrik dari detektor akan diproses lebih lanjut oleh penguat awal dari peralatan
elektronik berupa penganalisis saluran ganda (MCA = Multichannel Analyzer) sehingga pada layar
penganalisis itu dapat ditampilkan spektrum radiasi yang ditangkap oleh detektor. Data tampilan
spektrum energi radiasi pada layar penganalisis dapat dipakai untuk analisis spektrometri untuk
pengukuran radiasi baik secara kuantitatif maupun kualitatif.
Berikut ini merupakan beberapa contoh detektor sintilator yang sering digunakan:
Bahan Sintilator Tipe Detektor

Anthrance Organic solid Β


Pilot B Organic plastic α
NaI(Tl) Inorganik 𝛾
CsF Inorganik Sinar-X
Tabel 1. Macam-macam detektor sintilator

Pada praktikum yang akan dilakukan, detektor sintilator yang digunakan merupakan jenis detektor
yang digunakan untuk spektroskopi gamma yaitu detektor NaI(Tl).
Untuk kasus detektor NaI(Tl), apabila radiasi gamma memasuki tabung detektor maka akan
terjadi interaksi radiasi gamma dengan bahan detektor. Interaksi itu dapat menghasilkan efek
fotolistrik, hamburan compton dan produksi pasangan. Karena reaksi ini maka elektron-elektron
bahan detektor akan terpental keluar sehingga atom-atom itu berada dalam keadaan tereksitasi.
Atom-atom yang tereksitasi akan kembali ke keadaan dasarnya sambil memancarkan kelipan
cahaya. Cahaya yang dipancarkan itu selanjutnya diarahkan ke Photocathode sensitif. Apabila
Photocathode terkena kelipan cahaya, maka dari permukaan Photocathode itu akan dilepaskan
elektron. Antara Photocathode dan anoda terdapat dinoda-dinoda yang diberi tegangan tinggi dan
diatur sedemikian rupa sehingga tegangan dinoda yang di belakangnya selalu lebih tinggi daripada
tegangan dinoda di depannya. Perbedaan tegangan antara dinoda kira-kira 100 volt. Elektron yang
dilepaskan oleh Photocathode akan dipercepat oleh medan listrik dalam tabung pelipat ganda
elektron menuju dinoda pertama. Dalam proses tumbukan antara elektron dan dinoda akan
dilepaskan elektron-elektron lain yang kemudian dipercepat menuju dinoda kedua dan seterusnya.
Dinoda terakhir yang terdapat dalam tabung pengganda elektron berupa anoda. Hasil akhir jumlah
pelipatan elektron tergnatung pada jumlah dinoda. Tabung pelipat ganda elektron yang mempunyai
10 tingkat dinoda misalnya, pada anoda (dinoda terakhir yang sekaligus berperan sebagai pelat
pengumpul elektron) bisa didapatkan faktor penggandaan elektron antara 107-108. Dengan
demikian, sinar gamma yang dideteksi akan menghasilkan pulsa listrik sebagai keluaran dari
detektor sintilator. Tenaga elektron yang dilepaskan ini bergantung pada intensitas sinar gamma
yang mengenai detektor. Makin tinggi energi elektron, makin tinggi pula pulsa listrik yang
dihasilkannya, sedangkan makin banyak elektron yang dilepaskan, makin banyak pula cacahan
pulsanya.
D. TUGAS PENDAHULUAN

Tugas pendahuluan dikerjakan di rumah untuk memahami konsep utama eksperimen yang akan
dilakukan. Jika diperlukan, gunakan “Instruction Manual” SNAP MCA untuk membantu
menyelesaikan setiap soal yang diberikan.
1. Apakah yang dimaksud dengan radiasi? Sebutkan dan jelaskan jenis-jenis radiasi?
2. Apakah yang dimaksud dengan detektor radiasi? Jelaskan prinsip kerjanya dan sebutkan
macam-macam detektor radiasi?
3. Apakah yang dimaksud dengan proses sintilasi? Jelaskan prinsip kerja detektor sintilator
secara umum!
4. Detektor sintilator terdiri atas Kristal sintilasi dan tabung PMT (photomultiplier tube).
Jelaskan masing-masing fungsi dan cara kerja masing-masing bagian tersebut secara rinci!
5. Apakah yang dimaksud dengan Multichannel Analyzer (MCA)? Jelaskan fungsi dan cara
kerja MCA dalam hal deteksi radiasi secara rinci!
6. Sebutkan dan jelaskan 3 prinsip dasar proteksi radiasi!
7. Cari informasi mengenai distribusi probabilitas, bandingkan masing-masing distribusi
probabilitas yang ada antara distribusi poisson, binomial dan distribusi normal! Berdasarkan
prinsip detektor radiasi pada soal no. 2, distribusi probabilitas manakah yang digunakan
dalam melakukan analisis terhadap cacahan radioaktif? Jelaskan!

E. PENGAMBILAN DATA

1. Prosedur Keamanan
1.1. Dilarang mencabut paksa probe connector dari sambungannya. Ujung probe yang
tersambung dengan detektor disarankan untuk tidak dicabut kecuali dibawah
pengawasan asisten/dosen untuk mencegah terlepasnya konektor dari detektor
1.2. Jaga posisi detektor (terutama bagian kristal) dari guncangan dan benturan selama
eksperimen maupun saat penyimpanan. Pada saat penyimpanan sangat disarankan
untuk membungkus detektor dengan bubble wrap dan menyimpannya didalam
kontainer yang tersangga dengan styrofoam.
1.3. Charging MCA disarankan menggunakan mode Slow Charge untuk membantu
menjaga ketahanan baterai.
1.4. Biarkan baterai beberapa saat untuk menyesuaikan dengan temperatur ruangan. Jika
hendak melakukan Fast Charging, pastikan MCA dalam kondisi ON dan tidak dalam
keadaan dingin.
1.5. Pastikan software SNAP MCA ditutup terlebih dahulu sebelum switch pada MCA
dalam keadaan OFF
2. Persiapan

Gambar 2. Skema Penyusunan Alat

2.1. Pastikan set alat terhubung dengan baik, kemudian switch MCA menjadi ON
2.2. Nyalakan software SNAP MCA. Software akan mencari detektor yang terhubung
pada port secara otomatis
2.3. Jendela “Add New Detector” akan terbuka. Jendela ini berisi parameter tentang
detektor yang akan digunakan. Sesuaikan parameter detektor dengan isian pada
gambar dibawah ini:

Gambar 3. Jendela Add New Detector

Klik tombol “Add” jika parameter telah sepenuhnya terisi.


2.4. Jendela “Select Detector” akan terbuka dan menunjukkan pilihan detektor yang sudah
ditambahkan sebelumnya. Klik “Use This Detector”.
2.5. Jendela “Confirm” terbuka menunjukkan nomor serial dari MCA dan port COM yang
terhubung dengan detektor. Sangat direkomendasikan untuk menggunakan High
Voltage.
2.6. Jendela utama SNAP MCA akan ditampilkan, dan akuisisi data dapat dimulai
3. Kalibrasi Energi
3.1. Pilih sumber radioaktif Cs-137 untuk diamati spektrumnya
3.2. Letakkan sumber radioaktif pada ujung sisi kristal detektor (dapat menggunakan
bantuan sellotape dan kertas untuk menahan sumber radioaktif)
3.3. Pada jendela utama SNAP MCA, input batas waktu 120 s, kemudian klik “start” pada
panel kontrol akuisisi
3.4. Data spektrum akan muncul secara real time pada display spektrum. Akuisisi data
akan berhenti secara otomatis jika parameter yang diatur pada langkah 3 sudah
terpenuhi. Akuisisi data dapat dihentikan secara manual dengan menekan tombol
“stop” pada panel kontrol akuisisi.
3.5. Lakukan kalibrasi energi dengan data spektrum Cs-137 dengan puncak yang telah
diketahui nilai energinya.
3.6. Klik menu “utility”, pilih menu “Energy Calibrate”
3.7. Tentukan puncak spektrum yang merepresentasikan energi tertentu seperti pada
referensi, kemudian input posisi channel dan nilai energinya.
3.8. Klik tombol “Enrgy Cal!” dan klik tombol “Show Fit” untuk menampilkan grafik dan
persamaan kalibrasi energi
3.9. Klik tombol “Close” untuk menutup jendela “Energy Calibration”

4. Spektrum Radiasi
4.1. Siapkan sumber radioaktif Co-60 untuk diamati spektrumnya
4.2. Letakkan sumber radioaktif pada ujung sisi kristal detektor (dapat menggunakan
bantuan sellotape dan kertas untuk menahan sumber radioaktif)
4.3. Pada jendela utama SNAP MCA, input batas waktu 120 s, kemudian klik “start” pada
panel kontrol akuisisi
4.4. Data spektrum akan muncul secara real time pada display spektrum. Akuisisi data
akan berhenti secara otomatis jika parameter yang diatur pada langkah 3 sudah
terpenuhi. Akuisisi data dapat dihentikan secara manual dengan menekan tombol
“stop” pada panel kontrol akuisisi
4.5. Simpan data spektrum dalam bentuk datasheet dengan format .csv (“Misc” “View
spectrum as spreadsheet”)
4.6. Untuk menghapus spektrum pada display spektrum sebelum memulai akuisisi data
baru, tekan tombol “Clear” pada panel kontrol akuisisi. Tekan tombol “clear and
restart” untuk menghapus spektrum sekaligus memulai akuisisi data baru dengan
parameter kontrol akuisisi yang sama

5. Variasi Waktu Paparan


5.1. Siapkan sumber radioaktif Co-60 untuk diamati spektrumnya
5.2. Letakkan sumber radioaktif pada ujung sisi kristal detektor (dapat menggunakan
bantuan sellotape dan kertas untuk menahan sumber radioaktif)
5.3. Pada jendela utama SNAP MCA, input batas waktu 60 s, kemudian klik “start” pada
panel kontrol akuisisi
5.4. Data spektrum akan muncul secara real time pada display spektrum. Akuisisi data
akan berhenti secara otomatis jika parameter yang diatur pada langkah 3 sudah
terpenuhi. Akuisisi data dapat dihentikan secara manual dengan menekan tombol
“stop” pada panel kontrol akuisisi
5.5. Simpan data spektrum dalam bentuk datasheet dengan format .csv (“Misc” “View
spectrum as spreadsheet”)
5.6. Untuk menghapus spektrum pada display spektrum sebelum memulai akuisisi data
baru, tekan tombol “Clear” pada panel kontrol akuisisi. Tekan tombol “clear and
restart” untuk menghapus spektrum sekaligus memulai akuisisi data baru dengan
parameter kontrol akuisisi yang sama
5.7. Ulangi pengukuran dengan variasi waktu 180 s dan 300 s.

6. Analisis Statistik
6.1. Siapkan sumber radioaktif Co-60 untuk diamati spektrumnya
6.2. Letakkan sumber radioaktif pada ujung sisi kristal detektor (dapat menggunakan
bantuan sellotape dan kertas untuk menahan sumber radioaktif)
6.3. Pada jendela utama SNAP MCA, input batas waktu 120 s, kemudian klik “start” pada
panel kontrol akuisisi
6.4. Data spektrum akan muncul secara real time pada display spektrum. Akuisisi data
akan berhenti secara otomatis jika parameter yang diatur pada langkah 3 sudah
terpenuhi. Akuisisi data dapat dihentikan secara manual dengan menekan tombol
“stop” pada panel kontrol akuisisi
6.5. Simpan data spektrum dalam bentuk datasheet dengan format .csv (“Misc” “View
spectrum as spreadsheet”)
6.6. Untuk menghapus spektrum pada display spektrum sebelum memulai akuisisi data
baru, tekan tombol “Clear” pada panel kontrol akuisisi. Tekan tombol “clear and
restart” untuk menghapus spektrum sekaligus memulai akuisisi data baru dengan
parameter kontrol akuisisi yang sama
6.7. Ulangi pengukuran dengan mengambil data yang sama sebanyak 5-10 kali.

7. Sumber Tidak Diketahui


7.1. Siapkan sumber radioaktif X yang tidak diketahui untuk diamati spektrumnya
7.2. Letakkan sumber radioaktif pada ujung sisi kristal detektor (dapat menggunakan
bantuan sellotape dan kertas untuk menahan sumber radioaktif)
7.3. Pada jendela utama SNAP MCA, input batas waktu 120 s, kemudian klik “start” pada
panel kontrol akuisisi
7.4. Data spektrum akan muncul secara real time pada display spektrum. Akuisisi data
akan berhenti secara otomatis jika parameter yang diatur pada langkah 3 sudah
terpenuhi. Akuisisi data dapat dihentikan secara manual dengan menekan tombol
“stop” pada panel kontrol akuisisi
7.5. Simpan data spektrum dalam bentuk datasheet dengan format .csv (“Misc” “View
spectrum as spreadsheet”)
7.6. Untuk menghapus spektrum pada display spektrum sebelum memulai akuisisi data
baru, tekan tombol “Clear” pada panel kontrol akuisisi. Tekan tombol “clear and
restart” untuk menghapus spektrum sekaligus memulai akuisisi data baru dengan
parameter kontrol akuisisi yang sama
7.7. Lakukan pengukuran berulang untuk memperoleh hasil yang lebih baik

8. Petunjuk Pengolahan Data

Gambar 4. Contoh Pengolahan Data Excel

Pisahkan kolom data cacahan dan keterangan dengan langkah


sebagai berikut:
8.1. Drag seluruh data pada kolom A
8.2. Klik “DATA” pada tab utama
8.3. Klik “Text to Columns” pada menu “Data Tools”
8.4. Pilih “Delimited” pada pilihan tipe file, klik “Next”
8.5. Centang pilihan “Comma” pada pilihan “Delimiters”, klik “Next”
8.6. Pilih “General” pada “Column data format”, klik “Finish”

Gambar 5. Contoh Pengolahan Data Excel

4096 data pada kolom A adalah jumlah cacahan dari masing-masing 4096 channel,
sedangkan data pada kolom B dan C adalah keterangan parameter yang diatur saat
melakukan akuisisi data.
8.7. Buat grafik nilai cacahan terhadap energi untuk masing-masing sumber radioaktif
8.8. Untuk menentukan posisi puncak pada spektrum yang dihasilkan, gunakan analisis
FWHM (Full Width Half Maximum)
8.9. Untuk melakukan prediksi terhadap sumber radioaktif yang tidak diketahui, gunakan
tabel referensi dibawah ini:
Nilai puncak
Isotop Aktivitas Waktu Paruh
(MeV)
0.081, 0.276, 0.303,
Barium-133 1 µCi 10.8 tahun
0.356, 0.384
Cadmium-109 1 µCi 462 hari 0.088

Cesium-137 1 µCi 30.2 tahun 0.662

Cobalt-57 1 µCi 272 hari 0.122, 0.136

Cobalt-60 1 µCi 5.27 tahun 1.173, 1.333

Manganese-54 1 µCi 313 hari 0.835

Sodium-22 1 µCi 2.6 tahun 0.511, 1.275


Tabel 2. Referensi nilai photopeak sumber gamma
F. TUGAS LAPORAN DAN ANALISIS

Setelah melakukan praktikum ini, untuk mendapatkan pemahaman secara menyeluruh mengenai
praktikum yang telah dilakukan, jawab dan lakukan analisis terhadap pertanyaan-pertanyaan
berikut ini: (Data praktikum tidak bisa langsung ditransfer setelah praktikum selesai, mintalah pada
asisten untuk mengirimkan data yang diperoleh selama praktikum)
1. Hal yang harus dilakukan pertama kali dalam melakukan pengukuran menggunakan
detektor sintilator adalah melakukan kalibrasi energi. Jelaskan alasan mengapa harus
dilakukan kalibrasi energi terlebih dahulu!
2. Jelaskan mengenai FWHM (Full Width Half Maximum)! Jelaskan cara menentukan nilai
puncak pada spektrum radiasi dengan analisis FWHM!
3. Masing-masing sumber radioaktif memiliki spektrum yang berbeda-beda, namun secara
umum memiliki bagian-bagian yang sama. Jelaskan masing-masing bagian spektrum untuk
setiap sumber radioaktif yang diamati!
4. Detektor sintilator memiliki total 4096 channel. Jelaskan apakah semua data spektrum untuk
seluruh channel merupakan informasi atau bukan!
5. Variasi yang dilakukan pada pengukuran radiasi menggunakan detektor sintilator adalah
dengan variasi terhadap waktu paparan. Jelaskan hasil yang diperoleh saat praktikum,
lakukan analisis dan berikan penjelasan mengenai prinsip proteksi radiasi berdasarkan
analisis yang telah dilakukan!
6. Dalam melakukan pengukuran radiasi dengan analisis statistik, bandingkan spektrum yang
diperoleh dengan spektrum pada percobaan pertama untuk sumber radioaktif yang sama!
Lakukan analisis mengenai keterkaitan maupun penggunaan statistik dalam melakukan
pengukuran radiasi! Jelaskan juga apakah detektor sintilator membutuhkan analisis statistik!
7. Pada percobaan dengan sumber radioaktif yang tidak diketahui, gunakan data spektrum yang
diperoleh. Lakukanlah analisis menyeluruh, kemudian prediksi jenis sumber radioaktif
tersebut! jelaskan!
8. Bagiamana jika pengukuran yang dilakukan melibatkan dua sumber radioaktif yang berbeda
(dua isotop berbeda) namun dengan aktivitas yang sama? Apakah kedua sumber tersebut
dapat dibedakan? Jelaskan!

G. MATA KULIAH TERKAIT

FI2251 Fisika Radiologi


FI3151 Dosimetri dan Proteksi Radiasi
FI3176 Instrumentasi Medis
FI4101 Fisika Inti
H. REFERENSI

[1] Prekeges, Nuclear Medicine Instrumentation 2nd edition, Burlington: Jones & Bartlett
Learning, 2013, pp. 44-47.
[2] I. Rexon Components, Scintillator Products, Beachwood, 2001.
[3] B. Nucleonics. Tersedia: http://www.berkeleynucleonics.com/sites/berkeleynucleonics/
files/uploads/970_datasheet.pdf. [Diakses 2018].
[4] D. Novizayanti, “Analisis Pengaturan Coarse and Fine Gain Amplifier Pada Multichannel
Analyzer BNC Model 970 Terhadap Kualitas Spektrum Gamma Detektor Sintilasi NaI(Tl)
Menggunakan Tujuh Isotop,” Institut Teknologi Bandung, Bandung, 2017.
[5] D. Novizayanti (ed), M. Haekal, Panduan Operasional Sederhana Model 970 Portable MCA.

Anda mungkin juga menyukai