Laporan Slide Culture

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM MIKOLOGI

PEMBUATAN SLIDE CULTURE

Tanggal Pelaksanaan Praktikum : 24 September 2013

Disusun oleh :

Oksyana Silawati (081014011)

Dosen Asistensi:

Dr. Ir. Tini Surtiningsih, DEA

PROGRAM STUDI S-1 BIOLOGI

DEPARTEMEN BIOLOGI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS AIRLANGGA

2013
PEMBUATAN SLIDE CULTURE

I. TUJUAN
1. Untuk menumbuhkan biakan murni kapang diatas objek glass/ slide kultur
2. Untuk pengamatan mikroskopis dan mengidentifikasi biakan murni kapang yang
terdapat pada slide kultur dengan menggunakan mikroskop.

II. DASAR TEORI


Identifikasi isolat fungi dilakukan melalui dua tahap. Tahap pertama yaitu
pengamatan fungi secara makroskopis yang meliputi pengamatan terhadap warna dan
bentuk koloni. Tahap kedua yaitu, pengamatan secara mikroskopis yang dilakukan
dengan membuat slide kutur yang meliputi pengamatan terhadap bentuk hifa, bentuk,
dan ukuran konidia. Tahap pembuatan slide kultur dapat dilihat pada gambar berikut :

Gambar 2.1 Tahap pembuatan slide kultur : (A) Potongan agar yang diambil dari
medium PDA. (B) Cawan Petri berisi batang penahan dan gelas objek. (C)
Inokulasi fungi pada agar yang disimpan di atas gelas objek. (D) Agar yang telah
diinokulasi ditutup dengan kaca penutup. (Sumber : www.botany.utoronto.ca)

Disiapkan sebuah cawan Petri steril yang di dalamnya diberi kertas saring steril
yang dipotong bundar dan telah dilembabkan dengan menggunakan akuades steril untuk
menjaga kelembaban kultur dalam cawan Petri. Pada cawan Petri tersebut disimpan
batang penahan berbentuk segitiga, dan di atas batang penahan tersebut diletakkan
sebuah objek gelas steril beserta penutupnya seperti terlihat pada Gambar 2.1. Blok agar
steril kira-kira berikiran satu sentimeter kuadrat dipotong dari medium PDA dalam
cawan Petri steril lain (Gambar 2.1 A) dan diletakkan di atas gela objek dengan
menggunakan pisau atau alat pemotong steril. Kemudian, fungi diinkubasi pada
keempat blok agar (Gambar 2.1 C) dan ditutup oleh gelas penutup steril (Gambar 2.1 D).
Setelah beberapa hari diinkubasi dalam suhu kamar, sllide dapat diamati dengan
menggunakan mikroskop pada perbesaran rendah sampai tinggi, lalu diidentifikasi.

Aspergillus sp.
Domain : Eukaryota
Kingdom : Fungi
Filum : Ascomycota
Subfilum : Pezizomycotina
Kelas : Eurotiomycetes
Ordo : Eurotiales
Famili : Trichocomaceae
Genus : Aspergillus
Spesies : Aspergillus sp.

Genus cendawan ini memiliki konidiofor tegak lurus, sederhana dan pada
ujungnya berbentuk bulat (globose) atau clavate. Pada ujung konidiofor berbentuk fialid
yang merupakan tempat tumbuh konidia. Konidia berbentuk bulat dan dihasilkan secara
basipetal (gambar 3). Karakteristik ini sesuai dengan karakteristik Aspergillus sp yang
dikemukan oleh Barnet (1960). Karakteristik lain dari cendawan ini yang dikemukakan
oleh Domsch, Gams dan Anderson (1980) ialah adanya konidiofor yang kaku pada
bagian ujungnya biasanya ditutupi oleh lapisan palisade seperti selaput dari fialid yang
disebut sterigmata atau ditutupi oleh selaput sel-sel subtending (metule). Metula dan
fialid menghasilkan rantai konidia secara basipetal.
Penicillium sp.
Domain : Eukaryota
Kingdom : Fungi
Filum : Ascomycota
Subfilum : Pezizomycotina
Kelas : Eurotiomycetes
Ordo : Eurotiales
Famili : Trichocomaceae
Genus : Penicillium
Spesies : Penicillium sp.

Genus cendawan ini memiliki konidiofor yang dibentuk pada miselium tunggal,
pembentukan konidia secara apparatus, diujung fialid terdapat konidia yang tersusun
seperti rantai, konidia hialin atau berwarna mengkilat, konidia
berbentuk globose atau ovoid dan dihasilkan secara basipetal. Karakteristik ini sesuai
dengan karakteristik Penicellium sp yang dikemukakan oleh Barnet (1960).
Karakteristik lain dari cendawan ini menurut Domsch, Gams dan Anderson (1980),
yaitu konidiofornya berbentuk penicilliate, percabangan utamanya merupakan fialid
berbentuk verticilliate yang sering disebut sterigmata dan fialid menghasilkan rantai
konidia secara basipetal.

Trichoderma sp.
Domain : Eukaryota
Kingdom : Fungi
Filum : Ascomycota
Subfilum : Pezizomycotina
Kelas : Sordariomycetes
Ordo : Hypocreales
Famili : Hypocreaceae
Genus : Trichoderma
Spesies : Trichoderma sp.

Pada media buatan, cendawan ini membentuk koloni berwarna putih,


kekuningan atau hijau. Ciri mikroskopik dari cendawan ini adalah percabangan
konidiofornya banyak, hifa dan konidiofornya hialin, pada ujung konidiofor tumbuh
sel-sel yang menyerupai botol (fialid), fialidnya tunggal atau membentuk kumpulan,
konidianya bersel tunggal, hialin dan berbentuk ovoid (gambar 1). Karakteristik ini
sesuai dengan karakteristik Trichoderma sp. Yang dikemukakan oleh Barnet (1960).
Ciri-ciri Trichoderma sp secara umum adalah hifa bersekat, konidiofor
berbentuk salib, konidia lonjong atau bulat telur dan warna koloni adalah hijau gelap.
Sifat-sifat dari cendawan Trichoderma sp adalah :
a. Dapat ditemukan pada berbagai tempat
b. Mudah diisolasi dan dibiakkan
c. Cepat tumbuh pada berbagai substrat
d. Spektrumnya luas
e. Mempunyai daya kompetitif
f. Mampu memproduksi antibiotic/gliotoksin/viridian
g. Koloni warna hijau gelap
h. Bersifat saprofit tanah dan menjadi parasit patogen
III. ALAT DAN BAHAN
1. Cawan petri 8. Bunsen
2. Object glass 9. Aquadest steril
3. Logam penyangga 10. Alkohol
4. Beaker glass 11. Media PDA
5. Pipet volume 12. Biakan murni Aspergillus sp.
6. Skapel 13. Biakan murni Penicillium sp.
7. Jarum ose 14. Biakan murni Trichoderma sp.

IV. PROSEDUR KERJA


1. Bungkus cawan petri, pipet steril, objek glass, dan logam penyangga, sterilkan
dengan autoclave suhu 120ºC selama 20 menit
2. Masukkan 100ml aquadest ke dalam botol serum, tutup mulut botol dengan
kapas dan alumunium foil lalu sterilkan
3. Buatlah media PDA, timbang 40gr masukkan ke dalam beaker glass, tambahkan
aquadest 100 ml, panaskan diatas kompor listrik sambil diaduk sempurna hingga
agar larut, masukkan dalam botol serum, tutup dengan kapas dan alumunium
foil lalu sterilkan
4. Setelah sterilisasi selesai, buka bungkusan cawan petri di ruang steril, masukkan
10 ml aquadest steril dengan pipet steril, teteskan larutan media PDA diatas
object glass 1 tetes, tutup penutup cawan, biarkan agar membeku
5. Cara menanam biakan kapang pada slide kultur, gunakan jarum ose steril/
dipanaskan pada api bunsen hingga pijar, ambil satu ose biakan murni kapang
kemudian letakkan satu titik jarum ose diatas agar slide kultur, tutup cawan
petri, beri label, inkubasi kapang selama 7 hari
6. Untuk pengamatan makroskopis/morfologi, tuangkan 15 ml PDA ke dalam
cawan petri, biarkan membeku, tanamkan 1 iris biakan murni kapang di tengah
cawan, tutup rapat dengan isolasi di sekeliling cawan, inkubasi selama 7 hari
V. HASIL PENGAMATAN
Gambar 5.1 Slide Kultur

Media PDA padat dadu


yang telah ditumbuhi
kapang

Tetes media PDA padat yang


telah ditumbuhi kapang

Tabel 5.1 Karakter Makrokopis 3 Spesies Kapang

Karakter Aspergillus sp. Penicillium sp. Trichoderma sp.

hijau keabu-
Top-side hitam hijau tua
Warna abuan
Koloni kuning/coklat
Reverse-side tidak berwarna tidak berwarna
kekuningan

Tekstur koloni granular beludru beludru

Tetes eksudat tidak ada tidak ada tidak ada

Radial furrow tidak ada tidak ada tidak ada

Zonasi tidak ada tidak ada ada

Tabel 5.2 Karakter Mikroskopis 3 spesies Aspergillus

Karakter Aspergillus sp. Penicillium sp. Trichoderma sp.

Struktur tubuh biseriat uniseriat uniseriat

Hifa (Septat/aseptat) septat septat septat

Warna Konidiofor hialin/coklat hialin hialin

Bentuk vesikel bulat - -

Struktur metula ada tidak ada tidak ada


Bentuk konidia bulat bulat bulat

Bentuk konidial head bulat bulat bulat

Tabel 5.3 Hasil Pengamatan Karakteristik 3 Spesies Kapang

Makroskopis
Spesies Mikroskopis
Top-side Reverse-side

Aspergillus
sp.

Penicillium
sp.

Trichoderma
sp.
VI. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini bertujuan untuk menumbuhkan biakan murni kapang di
atas obyek glass dan untuk melakukan pengamatan mikroskopis dan mengidentifikasi
biakan murni kapang yang terdapat pada slide kultur.
Untuk membuat slide kultur pertama-tama melakukan sterilisasi alat-alat yang
akan digunakan seperti cawan petri, obyek glass, cover glass, logam penyangga bentuk
U, pipet volume, scapel, pinset, dan beaker glass. Selanjutnya pembuatan dan sterilisasi
media PDA. Media yang telah dingin di tuang sebagian ke dalam 2 cawan petri steril,
satu cawan untuk pengamatan makroskopis dan satu lagi untuk stock media padat yang
akan dipotong kecil bentuk dadu. Setelah media memadat, panaskan jarum ose hingga
merah berpendar kemudian ambil biakan murni kapang pada agar miring (NA) di
tabung kemudian menanamnya ke dalam cawan petri untuk pengamatan makroskopis.
Media pada cawan petri yang lain jika sudah memadat dipotong menggunakan scapel
steril hingga berukuran dadu, kecil sekitar 0,3-0,5 mm. Ambil cawan petri steril yang
didalamnya sudah berisi logam penyangga, obyek glass dan cover glass. Pasang
sedemikian rupa dengan pinset steril hingga obyek glass berada di atas logam
penyangga. Mengambil media PDA yang masih cair dan dingin dengan pipet volume
steril, meneteskan sebanyak satu tetes ke atas obyek glass. Kemudian didiamkan hingga
memadat. Selanjutnya media yang telah dipotong kecil berukuran dadu diletakkan di
obyek glass yang sama. Jika media yang ada pada obyek glass sudah memadat
selanjutnya biakan murni kapang ditanam. Setelah itu, tuang sedikit aquades steril ke
dalam cawan petri namun permukaan air tidak sampai menyentuh obyek glass.
Selanjutnya inkubasi selama 7 hari dalam suhu kamar.
Setelah masa inkubasi melakukan pengamatan ketiga spesies kapang yaitu
Aspergillus sp. ; Penicillium sp. ; dan Trichoderma sp. Pengamatan makroskopis
dilakukan secara langsung dengan mengamati koloni yang tumbuh pada cawan petri
sedangkan pengamatan mikroskopis dilakukan dengan mengambil slide kultur yang ada
dalam cawan petri kemudian diamati di bawah mikroskop.
Pada pengamatan makroskopis nampak koloni Aspergillus sp. memiliki tekstur
granular, warna koloni hitam pada top-side dan tak berwarna pada bagian reverse-side,
tidak ada tetes eksudat, radial furrow dan zonasi. Sedangkan pada Penicillium sp.
memiliki tekstur beludru, warna koloni hijau keabu-abuan pada top-side dan kuning
atau coklat kekuningan pada bagian reverse-side, tidak ada tetes eksudat, radial furrow
dan zonasi. Trichoderma sp. memiliki tekstur beludru, warna koloni hijau tua pada top-
side dan tak berwarna pada bagian reverse-side, tidak muncul radial furrow, ada tetes
eksudat dan zonasi.
Pada pengamatan mikroskopis struktur tubuh Aspergillus sp. biseriat (terdapat
struktur metula) sedangkan Penicillium sp. dan Trichoderma sp. uniseriat (tidak ada
struktur metula, pada konidiofor langsung muncul fialid). Hifa ketiga spesies kapang
berseptat dan bercabang. Struktur vesikel hanya ada pada Aspergillus sp. dan konidiofor
tidak bercabang sedangkan pada Penicillium sp. dan Trichoderma sp. konidiofor
bercabang-cabang langsung muncul fialid. Konidiofor pada Aspergillus sp. berwarna
coklat atau hialin sedangkan pada Penicillium sp. dan Trichoderma sp. hialin.
VII. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamtan dapat disimpulkan bahwa:
1. Slide kultur merupakan metode khusus untuk menumbuhkan kapang, dan
digunakan untuk pengamatan kapang secara mikroskopis. Metode ini
menggunakan obyek glass, logam penyangga, cover glass steril, aquades steril,
dan media PDA yang diteteskan pada obyek glass juga potongan dadu media.

2. Pengamatan makroskopis mencakup warna koloni, tekstur koloni, zonasi, radial


furrow dan tetes eksudat sedangkan pengamatan mikroskopis mencakup struktur
hifa, konidiofor, vesikel, metula, fialid, konidia, dan konidiospora atau konidial
head.
DAFTAR PUSTAKA

Dwijiseputro, 1978. Pengantar Mikologi. Bandung: Penerbit Alumni.

Gandjar, Indrawati, dkk, 2000. Pengenalan Kapang Tropik Umum. Jakarta: IKAPI DKI.

Gandjar, Indrawati, dkk. 2006. Mikologi Dasar dan Terapan. Jakarta: IKAPI DKI.

“Aspergillus sp.” diakses dari http://www.mycology.adelaide.edu.au/FungalDescription.html


tanggal 15 Oktober 2013.

“Penicillium sp.” diakses dari


http://www.mycology.adelaide.edu.au/FungalDescriptions.html tanggal 15 Oktober
2013.

“Trichoderma sp.” diakses dari


http://www.mycology.adelaide.edu.au/FungalDescriptions.html tanggal 15 Oktober
2013.
LAMPIRAN

Gambar Keterangan

Pengirisan media PDA padat di


cawan petri untuk dibuat dadu
berukuran kecil

Meletakkan media PDA padat dadu


berukuran kecil ke permukaan
objek glass

Pengambilan biakan murni kapang


dan penginokulasian pada media

Penuangan aquades steril ke dalam


cawan petri, siap untuk di inkubasi
selama 7 hari

Slide kultur setelah tahap inkubasi


Penampakan makroskopis koloni
Penicillium sp.

Penampakan makroskopis koloni


Trichoderma sp.

Penampakan makroskopis koloni


Aspergillus sp.

Anda mungkin juga menyukai