Laporan Kerja Praktek 1 PT. YTL JAWA TIM
Laporan Kerja Praktek 1 PT. YTL JAWA TIM
Laporan Kerja Praktek 1 PT. YTL JAWA TIM
Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
Program Studi Strata 1 Teknik Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknik
Universitas Jember
Oleh :
ii
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat serta karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Hasil
Kerja Praktek ini dengan baik dan lancar.
Laporan ini sebagai bentuk hasil dari Kerja Praktek yang kami lakukan, dan
merupakan pertanggung-jawaban kepada pihak Universitas dan Perusahaan serta
untuk memenuhi salah satu mata kuliah wajib dan juga merupakan salah satu
syarat untuk menyelesaikan pendidikan tahap Sarjana di Jurusan Teknik Mesin,
Fakultas Teknik, Universitas Jember.
Kami sebagai penulis mengucapkan terima kasih atas segala bantuan yang
telah diberikan, khususnya kepada :
1. Bapak Hari Arbiantara., S.T., M.T., selaku Ketua Jurusan Teknik Mesin
Universitas Jember.
2. Bapak Hari Sutjahjono., S.T., M.T., selaku Koordinator Kerja Praktek
Jurusan Teknik Mesin Universitas Jember.
3. Bapak Ir. F.X. Kristianta, M.eng., selaku pembimbing Kerja Praktek
kami.
4. Pak Panji Pulanjiwo selaku Assistant Engineer of Turbine Section yang
menjadi pembimbing kami dilapangan, yang selalu mendidik dengan
sabar , mengajarkan banyak hal, dan meluangkan waktunya untuk kami.
5. Bapak Arief Septahadi selaku Head of Turbine Section yang mau
menerima kami belajar dan melakukan kegiatan Kerja Praktek di bagian
Turbin.
6. Bapak Heru Prasetyohadi selaku Head of Condition Monitoring yang
telah mentraining kami tentang vibrasi dan lubrikasi.
7. Pak Edi HR Section Head PT. YTL Jawa Timur.
8. Bapak Jaumiddin Hidayat Anse, selaku HR Industrial Relation officer
PT. YTL Jawa Timur.
9. Keluarga kami dirumah yang senantiasa mendoakan kami sukses dan
selamat ketika berlangsungnya Kerja Praktek.
iii
10. Bapak Yayan teknisi condition monitoring bagian pengambilan data
vibrasi yang kemana-mana bawa CSI 2130. Terimakasih telah
mengajarkan kami tentang vibrasi dan motivasi kerjanya dengan
semangat yang membara.
11. Bapak Samsul Arifin teknisi lubrikasi terimakasih telah mengajarkan
cara nge-grease pada kami, mengajarkan cara mengganti oli dan
menunjukkan oli mana saja yang digunakan berdasarkan viscositynya.
12. Bapak Sampurdi bagian MIS selaku ketua serikat pekerja di PT. Ytl
Jawa Timur. Yang sering memberikan nasehat baik dan kuliah
singkatnya tentang agama dengan semangat ketika di Document
Control.
13. Bapak Hermawan engineer bagian EEC yang mengajari kami sekilas
tentang exiter.
14. Pak Cip engineer bagian Coal Plant.
15. Pak Roby dan Bu Mar bagian Pantry yang menawari kopi, dan minum
untuk kami.
16. Mbak Dhevi dan Mbak Lita bagian Receptionist di Main office
17. Ibunya Irmai, Mbak Dhevi, Mbak Wulan yang mencarikan kami gubuk
tinggal selama kerja Praktek
18. Pak Bram karyawan G4S yang banyak memberikan informasi tentang
PT. YTL Jawa Timur
19. Pak Honggi selaku RT di rumah yang memperolehkan kami tinggal di
Lingkungan Banyuglugur Situbondo
20. Ibu-ibu dipasar yang memberi bonus terong untuk kami
21. Bapak N yang memberikan sedikit Pertamax ketika bensinnya Yanuar
habis di jalan berkelok sembilan, terimakasih bapak kalau tidak ada
bapak sudah lepas semua sendi kami.
22. Teman Gg Bromo yang kadang mengantarkan mencari bus waktu pergi
Kerja Praktek
iv
23. Mas Bayu, Mbak Diani, Mas Sariadi, Mas Surya teman kami kerja
praktek yang menjadi teman kami sharing semua problema ketika Kerja
Praktek
24. Mas Albet kakaknya Irmai yang telah mengantar kami awal masuk ke
YTL Jawa Timur.
25. Teman-teman Mesin Unej angkatan 2013. Solidarity Forever.
Penulis
v
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN.............................................................................ii
KATA PENGANTAR.........................................................................................iii
DAFTAR ISI........................................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR...........................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1
2.4 Komitmen, Sasaran dan Pelaksanaan di PT. YTL Jawa Timur ..............8
vi
BAB IV TURBIN UAP .......................................................................................49
5.10 Bearing....................................................................................................68
LAMPIRAN.........................................................................................................90
vii
DAFTAR GAMBAR
vii
LAPORAN KERJA PRAKTEK I
PT. YTL POWER JAWA TIMUR
PLTU PAITON UNIT 5 & 6
BAB I
PENDAHULUAN
1
LAPORAN KERJA PRAKTEK I
PT. YTL POWER JAWA TIMUR
PLTU PAITON UNIT 5 & 6
2
LAPORAN KERJA PRAKTEK I
PT. YTL POWER JAWA TIMUR
PLTU PAITON UNIT 5 & 6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pada tanggal 13 Mei 2004, saham PT. PowerGen UK yang memiliki saham
35% dijual kepada PT. YTL Power melalui sebuah perjanjian jual beli (SPA).
3
LAPORAN KERJA PRAKTEK I
PT. YTL POWER JAWA TIMUR
PLTU PAITON UNIT 5 & 6
Dengan adanya perjanjian jual beli saham tersebut maka sejak tanggal 8
Desember 2004 PLTU unit 5 dan 6 diserahkan dari PT. PowerGen Jawa Timur
selaku anak perusahaan PT. YTL Power yang berada di Kuala Lumpur, Malaysia.
Maka mulai saat itulah PT. YTL Jawa Timur resmi menggantikan perusahaan
O&M (PT. PowerGen) yang mengoperasikan dan merawat PLTU Paiton unit 5
dan 6.
Adapun beberapa perjanjian untuk mendukung kinerja PT. YTL Jawa Timur
selaku O&M PLTU unit 5 dan 6, yaitu :
1. Perjanjian Supply batu bara dengan PT. Kideco dan PT. Berau, dalam hal :
a. Peningkatan infrastruktur pertambangan yang besar.
b. Perjanjian supply jangka panjang (30 tahun).
c. Supply batubara sesuai kebutuhan O&M.
d. Jadwal pengiriman batubara diatur oleh O&M.
2. Core Skills dengan PT. YTL Jawa Timur, yaitu : Power Station Operation &
Maintenance Service.
3. O&M Agreement, yaitu :
a. Merekrut dan melatih tim Indonesia.
b. Membangun kebijakan, prosedur dan strategi.
c. Melakukan business management sistem.
d. Mengembangkan Health & Safety System.
e. Mematuhi hukum Indonesia.
4. Perjanjian dengan PT. YTL pembangkit Jawa, Bali dan Madura sebagai
konsumen tetap (Power Purchase Agreement) dari PT. YTL Jawa Timur,
meliputi :
a. Pembelian minimum 80% dari net availability.
b. Take Pay basis.
c. Perjanijan 30 tahun.
d. Disetujui pemerintah.
5. Perjanjian pengangkutan batubara melalui jalur laut dengan Paiton Shipping
Inc.
4
LAPORAN KERJA PRAKTEK I
PT. YTL POWER JAWA TIMUR
PLTU PAITON UNIT 5 & 6
Coal Supply
Agreement PT.
Kidecu
Coal Supply
Agreement PT.
Berau
Contract of
Affreightment CSI
Andihika
Project Management
PT. Jawa Power Agreement PT. YTL
Jawa Timur
EPC Contractors
Siemens ABB-CE
Black & Vieatch
PLN Power
Purchase Agreement
Siemens Equity
Invester
Bagan hubungan kerja dari PT. Jawa Power dengan beberapa perusahaan.
5
LAPORAN KERJA PRAKTEK I
PT. YTL POWER JAWA TIMUR
PLTU PAITON UNIT 5 & 6
Sebagai pusat listrik tenaga uap, PT. YTL Jawa Timur sangat berperan
dalam pengelolaan jasa pembangkit listrik, khususnya untuk wilayah Jawa, Bali
dan Madura melalui jaringan saluran udara tegangan ekstra tinggi (sutet) 500 kV.
Sebagai pusat pembangkit listrik tenaga uap, PT. YTL Jawa Timur dalam
operasionalnya menekankan pada tiga faktor penting yaitu:
1. Keselamatan (Safety)
Keselamatan kerja memperoleh perhatian utama pada perusahaan ini
terbukti dengan diperolehnya sertifikat bendera emas untuk penerapan SMK3
Tahun 2010 dan penghargaan dari pemerintah sebagai perusahaan dengan
kecelakaan kerja nol (zero accident) tahun 2010. Komitmen terhadap K3 juga
tercantum dalam kebijakan perusahaan yang ditandatangani oleh Presiden
Direktur YTL Power untuk menerapakan standar manajemen internasional
OHSAS 18001:2007 yang diintegrasikan dengan manajemen ISO 9001
(quality) dan ISO 14001 (lingkungan).
2. Berwawasan Lingkungan Hidup
Lingkungan hidup juga menjadi prioritas bagi perusahaan ini terbukti
dengan dibuatnya pernyataan kebijakan lingkungan yang menyebutkan bahwa
PT. YTL Jawa Timur mendukung pandangan bahwa lingkungan adalah
bagian integral dan fundamental dari strategi dan tujuan bisnis stasiun
Pembangkit Paiton II. Pernyataan tersebut diaplikasikan dengan
digunakannya fasilitas plant yang ramah terhadap lingkungan misalnya
Electrostatic Precipitator (ESP) dan Waste Water Treatment Plant (WWTP).
3. Lingkungan Sosial
PT. YTL Jawa Timur sebagai bagian dari masyarakat memberikan
perhatian pada lingkungan sosial yang diwujudkan dengan pemberian
bantuan ke sekolah-sekolah sekitar, pondok pesantren, dan sumbangan sosial
lainnya. Dengan adanya program tersebut, PT. YTL Jawa Timur telah
berhasil mendapatkan penghargaan proper dari pemerintah dengan predikat
Hijau/Green pada tahun 2009 dan menuju predikat Emas/Gold pada tahun
2010.
6
LAPORAN KERJA PRAKTEK I
PT. YTL POWER JAWA TIMUR
PLTU PAITON UNIT 5 & 6
7
LAPORAN KERJA PRAKTEK I
PT. YTL POWER JAWA TIMUR
PLTU PAITON UNIT 5 & 6
4. Ash Disposal
Ash disposal merupakan sarana yang digunakan sebagai tempat
penampungan ash (debu) yang dihasilkan dari proses pembakaran di
boiler.
a. Visi
1. Menjadi perusahaan utama dibidang pengoperasian dan pemeliharaan
pembangkit listrik yang memberikan pelayanan kelas dunia kepada PT.
YTL Jawa Power di Indonesia.
2. Menjadi dikenal di Indonesia sebagai perusahaan yang paling maju dan
terkemuka.
b. Misi
1. Berkomitmen untuk terus menerus memberikan pelayanan sempurna
yang menguntungkan dalam mencapai sasaran bisnis dengan melampaui
harapan para pemilik dan pemegang saham serta peduli terhadap
karyawan.
2. Menjadi terkemuka dan unggul dalam manajemen kualitas, operasional,
keselematan kerja, kesahatan dan lingkungan.
8
LAPORAN KERJA PRAKTEK I
PT. YTL POWER JAWA TIMUR
PLTU PAITON UNIT 5 & 6
1. Komitmen
PT. YTL Jawa Timur memiliki komitmen untuk mencapai kinerja,
keselamatan dan kesehatan “kelas dunia”. Oleh karena itu, manajemen yang
aktif dibidang keselamatan dan kesehatan kerja menjadi prioritas tertinggi
dan merupakan bagian paling penting dalam kegiatan bisnis. Perusahaan
memiliki komitmen untuk mempertahankan suatu budaya yang mendorong
pencegahan kecelakaan di site Paiton II dan OHC (Operator Housing
Complex) melalui usaha terpadu dan berkesinambungan yang dilakukan
oleh managemen, karyawan dan para kontraktor.
2. Sasaran
Untuk memenuhi komitmen tersebut maka PT. YTL Jawa Timur
mempunyai sasaran berikut ini:
a. Menyediakan dan memelihara tempat kerja yang sehat dan aman.
b. Mendorong standar yang tinggi dibidang keselamatan dan kesehatan
kerja.
c. Menetapkan standar yang minimal sama dengan peraturan perundangan
yang berlaku di Indonesia yang berkaitan dengan keselamatan dan
kesehatan kerja.
d. Memberikan informasi instruksi pelatihan dan survisi pada para
karyawan untuk memastikan agar mereka menjalankan cara kerja yang
aman.
e. Menetapkan system untuk mengidentifikasi bahaya dan melakukan
evaluasi terhadap resiko guna memastikan selalu dilaksankannya cara
kerja yang aman.
f. Memastikan bahwa aspek keselamatan dan kesehatan kerja pada semua
aktifitas, bahan perlatan atau proses baru telah dievaluasi dan dikelola
sebagaimana mestinya.
9
LAPORAN KERJA PRAKTEK I
PT. YTL POWER JAWA TIMUR
PLTU PAITON UNIT 5 & 6
3. Pelaksanaan
Guna memenuhi sasaran–sasaran tersebut, maka PT. YTL Jawa Timur
akan melakukan langkah–langkah berikut :
a. Mengeluarkan rincian pernyataan tertulis yang berlaku dilingkungan
perusahaan tentang pengelolaan keselamatan dan kesehatan kerja.
b. Mengalokasikan sumber daya yang cukup untuk menetapkan dan
memelihara keselamatan dan kesehatan ditempat kerja.
c. Menyediakan fasilitas PPPK dan mendukung inisiatif serta cara kerja
yang sesuai dengan kesehatan kerja yang baik.
d. Mempersiapkan para karyawan agar mereka mampu mengelola
keselamatan dan kesehatan kerja.
e. Menyusun rencana tindakan antisipatif jika terjadi kebakaran dan
kemungkinan keadaan darurat lainnya.
f. Memberikan informasi dan pelatihan keselamatan dan kesehatan kerja.
g. Menetapkan prosedur bagi karyawan dalam melakukan komunikasi dan
partisipasi pada kegiatan yang berkaitan dengan keselamatan dan
kesehatan kerja.
h. Menyediakan peralatan pelindung diri dan memastikan agar dilakukan
perawatan sera dipergunakan sebagaimana mestinya.
10
LAPORAN KERJA PRAKTEK I
PT. YTL POWER JAWA TIMUR
PLTU PAITON UNIT 5 & 6
Sebagai operator dari stasiun pembangkit Paiton tahap II, dari pihak
perusahaan mengakui bahwa kegiatan yang dilakukan berdampak pada
lingkungan. Maka dari itu pihak perusahaan bertekad untuk menerapkan
perlindungan lingkungan berstandart tinggi dan meningkatkan kinerja pengelolaan
lingkungan secara berkesinambungan.
11
LAPORAN KERJA PRAKTEK I
PT. YTL POWER JAWA TIMUR
PLTU PAITON UNIT 5 & 6
Pihak perusahaan juga mengakui bahwa para pemilik saham berperan dan
bertekad untuk :
a. Mendidik dan melatih staf untuk menjalankan kegiatan mereka selalu
bertanggung jawab.
b. Member informasi kepada pemasok dan kontraktor tentang standart
lingkungan yang tinggi.
c. Mendorong standart yang tinggi disepanjang rantai pasokan perusahaan.
d. Mendorong semua pemilik saham perusahaan untuk menggunakan energi
dan sumber daya yang efisien.
e. Untuk mencapai tujuan tersebut perusahaan akan merumuskan tujuan dan
target serta laporan tahunan atas perkembangan perusahaan.
12
LAPORAN KERJA PRAKTEK I
PT. YTL POWER JAWA TIMUR
PLTU PAITON UNIT 5 & 6
Head of Material
Handling
Head of Turbine
Plant
Head of Electrical
Head of MIS
Head Training
Head of Human
Resources &
External Relation Head of Safety
OHC Manager
Head of General
Affair
Head of Medical
Services
13
LAPORAN KERJA PRAKTEK I
PT. YTL POWER JAWA TIMUR
PLTU PAITON UNIT 5 & 6
1. Safety Program
a. Safety Induction : Petunjuk awal untuk seluruh karyawan dan tamu PT
YTL Jawa Timur mengenai peraturan atau hal yang berkaitan dengan
prosedur keamanan di PLTU Paiton unit 5 dan 6.
b. Safety Working Group : Forum komunikasi dan konsultasi disetiap
section untuk membicarakan mengenai isu-isu atau sharing health and
safety seputar area PLTU Paiton 5 dan 6.
2. Occupational Health Program
Berkaitan dengan kesehatan untuk seluruh karyawan PT. YTL Jawa
Timur, seperti pemeriksaan kesehatan rutin (MCU), pengobatan,
imunisasi, dan lain-lain.
3. Contractor Safety Management
Berkaitan dengan health and safety untuk seluruh tamu atau pekerja
kontrak yang berada di area PLTU Paiton unit 5 dan 6, seperti
pemeriksaan keamanan peralatan, sertifikasi dan surat ijin kerja.
Alat pelindung diri yang dapat disebut APD merupakan suatu alat yang
memiliki kemampuan untuk melindungi seseorang dalam pekerjaan yang
fungsinya mengisolasi tubuh tenaga kerja, bahaya di tempat kerja dan
memperkecil akibat yang timbul dari bahaya tersebut. APD merupakan
14
LAPORAN KERJA PRAKTEK I
PT. YTL POWER JAWA TIMUR
PLTU PAITON UNIT 5 & 6
pengendalian terakhir jika pengendalian lain tidak mungkin dilakukan atau masih
kurang efektif. Beberapa persyaratan APD adalah:
Harus dapat memberikan perlidungan yang memadai dari bahaya di
tempat kerja.
Beratnya harus seringan mungkin dan nyaman dipakai.
Harus dapat dipakai secara fleksibel, tidak mungkin rusak.
Bentuknya harus cukup menarik.
Tidak menimbulkan bahaya tambahan dan tidak mengganggu gerak si
pengguna.
Harus memenuhi ketentuan standart yang ada.
Harga murah dan suku cadangnya tersedia.
APD yang wajib digunakan oleh karyawan PT. YTL Jawa Timur ketika
memasuki area main plant terdiri dari : safety helmet, safety glasses, dan safety
shoes. Ketiga jenis APD ini wajib digunakan oleh siapa saja baik itu karyawan,
kontraktor, dan tamu yang akan memasuki area main plant.
Beberapa jenis APD yang dapat digunakan untuk melindungi bagian tubuh
adalah:
Kepala : safety helmet, pengikat rambut, penutup rambut,
topi dari berbagai bahan.
Mata : safety glasses.
Muka : perisai muka.
Tangan dan jari : gloves, mitten, handpad, sleeve, cotton gloves.
Kaki : safety shoes.
Alat pernafasan : respirator, masker khusus.
Telinga : ear plug, ear muff.
Tubuh : overall, apron, safety clothes dari berbagai bahan
seperti drill, kulit, plastic, asbes, kain dilapisi alumunium.
15
LAPORAN KERJA PRAKTEK I
PT. YTL POWER JAWA TIMUR
PLTU PAITON UNIT 5 & 6
BAB III
PROSES PRODUKSI LISTRIK
UNIT 5 DAN 6 PLTU
Prinsip kerja PLTU Paiton unit 5 dan 6 secara umum adalah pembakaran
batubara pada boiler untuk memanaskan air dan mengubah air tersebut menjadi
uap yang sangat panas yang digunakan untuk menggerakkan turbin dan
menghasilkan tenaga listrik dari kumparan medan magnet di generator.
Batubara sebagai bahan bakar utama pada proses pembakaran, disamping itu
oksigen dengan konsentrasi tertentu juga diperlukan. Panas dari hasil pembakaran
digunakan untuk mengubah air menjadi uap. Uap inilah yang digunakan untuk
menggerakkan turbin yang akan menghasilkan energi mekanis untuk
menggerakkan generator.
16
LAPORAN KERJA PRAKTEK I
PT. YTL POWER JAWA TIMUR
PLTU PAITON UNIT 5 & 6
dorongan udara panas dari PA (Primary Air) Fan. Selain sebagai pendorong,
udara panas ini juga berfungsi sebagai pengering serbuk batubara agar lebih cepat
dalam proses pembakaran di dalam furnace. Dan udara ini juga yang menjadi
penyeimbang proses di dalam furnace.
Proses pembakaran di dalam furnace diawali dengan bahan bakar yaitu solar
sebagai bahan bakar motor untuk melakukan start yang disemprotkan pada alat
semacam spark-plug (busi) pada kendaraan bermotor. Spark-plug ini terdapat di
setiap sudut furnace. Setelah pembakaran awal, perlahan-lahan batubara
menggantikan solar sebagai bahan bakar sampai akhirnya hanya digunakan
batubara saja sebagai bahan bakar.
Air dalam boiler berasal dari laut yang melewati berbagai macam proses di
Water Treatment Plant (WTP) hingga menjadi air demin. Proses awal produksi air
demin dimulai dari air laut yang telah disaring kotorannya kemudian dipompa
oleh Sea Water Feed Pump ke Coagulant Storage Tank (air laut diberi koagulan
untuk memadatkan partikel seperti pasir, lumpur, dan lain-lain agar dapat
mengendap). Kemudian air dipompa ke Primary Sea Water Filter untuk
menyaring partikel yang telah dipadatkan tadi, jika masih belum tersaring maka
akan disaring kembali pada Polishing Filter. Air yang telah difilter kemudian
ditampung pada Filtered Water Storage Tank kemudian dipompakan menuju
Catridge Filter setelah sebelumnya diberi antiseptik, acid, dan sodium bisulphite.
Dalam catridge filter air disaring kembali untuk mendapatkan air yang lebih
murni yang kemudian dijadikan air tawar melalui proses desalination reverse
osmosis, namun air ini masih mengandung banyak karbon. Kemudian karbon
dipisahkan pada Decarbonate Tank. Air dipindahkan ke Permeate Storage Tank
menggunakan Decarbonate Pump dan Decarbonate Blower. Air dari Permeate
Storage Tank ini dapat digunakan untuk menyuplai kebutuhan sehari-hari namun
belum bisa digunakan untuk menyuplai boiler.
17
LAPORAN KERJA PRAKTEK I
PT. YTL POWER JAWA TIMUR
PLTU PAITON UNIT 5 & 6
ditampung di Mixed Beds. Air inilah yang disebut air demin dan ditampung dalam
Demin Water Tank.
Air yang berasal dari WTP pertama kali disuplai ke condenser. Dengan
menggunakan Condensor Extrusion Pump dimana 2 pompa aktif dan 1 pompa
standby, pompa disusun secara paralel agar tekanan yang dihasilkan sama yaitu 36
bar, air dipanaskan melalui heater A1, heater A2, heater A3 dan heater A4
kemudian dipindahkan ke deaerator. Di deaerator kadar oksigen dikurangi agar
tidak terlalu banyak terjadi oksidasi. Karena bila terjadi oksidasi maka pipa akan
mudah terkorosi dan dapat mengakibatkan kebocoran. Air yang telah dikurangi
kadar oksigennya kemudian ditampung di Feed Water Storage Pump. Dua pompa
aktif dan digerakkan oleh baby turbine, serta satu pompa standby lalu air
dipanaskan melalui heater A6, heater A7 dan heater A8. Di economizer air
mendapatkan pemanasan dari furnace pertama kali walaupun sebelumnya telah
mendapatkan pemanasan beberapa kali dari heater, air ini sudah bercampur
dengan steam dan ditampung di steam drum. Di steam drum, bagian yang masih
berupa air akan dipanaskan kembali oleh evaporator dan bagian yang sudah
berupa steam akan dipanaskan oleh superheater. Di superheater inilah pemanasan
utama karena pipa-pipa boiler bersentuhan langsung dengan api (suhu steam
ditingkatkan sampai sekitar 500ºC).
Bila steam yang diberikan sudah bagus maka steam akan langsung menuju
High Pressure Turbine (HP Turbine), namun jika kualitas steam masih kurang
maka steam akan dilewatkan pada HP bypass. Apabila steam yang dimasukkan
pada HP Turbine masih belum bagus maka akan merusak sudu-sudu turbin. Steam
yang keluar setelah memutar HP Turbine dipanaskan lagi di boiler melewati
Reheater. Jika kualitas steam yang telah dipanaskan kembali (reheater) tidak
bagus, maka steam akan masuk ke LP by pass dan ditransfer kedalam kondensor
kembali dengan perlakuan awal. Steam yang dipanaskan di reheater tidak sepanas
steam yang dihasilkan superheater.
18
LAPORAN KERJA PRAKTEK I
PT. YTL POWER JAWA TIMUR
PLTU PAITON UNIT 5 & 6
19
LAPORAN KERJA PRAKTEK I
PT. YTL POWER JAWA TIMUR
PLTU PAITON UNIT 5 & 6
Back Wash terdiri dari beberapa proses, antara lain sebagai berikut:
Air bekas Back Wash dialirkan menuju Seal Pit (Kolam Pembuangan)
yang selanjutnya dibuang ke laut. Selain itu, ada pompa ke Catridge Filter.
Dimana Catridge Filter ini bertujuan untuk menghilangkan suspended solid
yang lebih besar dari 5 mikron. Namum sebelum melalui filter ini, diberikan
injeksi kimia antara lain:
20
LAPORAN KERJA PRAKTEK I
PT. YTL POWER JAWA TIMUR
PLTU PAITON UNIT 5 & 6
Pada proses Water Treatment, air laut tidak hanya diolah menjadi air
demin, tetapi juga diolah menjadi Portbale Water maupun Service Water. Air
yang berasal dari Permeate Water Tank tersebut kemudian dipompa (Portable
Water Supply Pumps) ke Service Water Storage Tank dan Portable Tank. Untuk
Portable Water akan dilewatkan pada Activated Carbon Filter untuk keperluan
penyaringan benda-benda organik da zat padat yang tidak terlarut serta
penghilang klorin, namun air tersebut telah diinjeksi dengan Sodium
21
LAPORAN KERJA PRAKTEK I
PT. YTL POWER JAWA TIMUR
PLTU PAITON UNIT 5 & 6
1. Suplai untuk kebutuhan manusia dan gedung turbin uap, gedung klorinasasi,
gedung pembangkit hydrogen gedung pengolahan limbah dan gedung yang
lain.
2. Menyediakan air untuk Safety/Eye Wash Station.
3. Penyimpanan air untuk Pooratble Water.
Untuk sistem air servis dari Service Water Storage Tank dipompa
kemudian didistribusikan guna beberapa keperluan, antara lain :
1. Effluent dari Neutralization Basin yang berasal dari fasilitas regenerasi untuk
sistem air demin dan sistem Condensate Polishing.
22
LAPORAN KERJA PRAKTEK I
PT. YTL POWER JAWA TIMUR
PLTU PAITON UNIT 5 & 6
23
LAPORAN KERJA PRAKTEK I
PT. YTL POWER JAWA TIMUR
PLTU PAITON UNIT 5 & 6
Limbah dalam bentuk lumpur baik langsung dari Waste Water Collection
Basin maupun hasil proses pembentukan, hasil koagulasi dan flokulasi di Rapid
Mix Basin, Reaction Tank dan Solid Contact Unit dipompa ke Sludge Thickener.
Sebagian limbah dengan konsentrasi tinggi dipompa ke Sludge Dewatering
Filter Presss sehingga berbentuk padatan, sedang limbah dengan konsentrasi
kotoran rendah (mengandung banyak air) dialirkan ke Wash Water Recovery
Puma yang selanjutnya dipompa masuk di Rapid Mix Tank ke sirkulasi
pengolahan limbah lagi.
Batubara yang digunakan sebagai bahan bakar pada PLTU unit 5 dan 6 ini
adalah berupa batubara adaro, arutmin, kideco (dengan kandungan ash sebesar
15%). Batubara ini diperoleh dari tambang batubara Kalimantan Selatan.
Pengiriman batubara ke plant dilakukan dengan menggunakan kapal laut yang
berkapasitas sekitar 43.000 ton, yang kemudian akan ditampung di coal plant
dengan berkapasitas 670.000 ton. Sebelum digunakan sebagai bahan bakar,
batubara akan melalui beberapa proses yaitu Stacking, Reclaiming dan
Processing. Tetapi Coal handling hanya akan melakukan proses Stacking dan
Reclaiming, sedangkan untuk Processing termasuk didalam pengoperasian
boiler. Stacking merupakan proses penumpukan batubara dari kapal laut.
24
LAPORAN KERJA PRAKTEK I
PT. YTL POWER JAWA TIMUR
PLTU PAITON UNIT 5 & 6
3.2.4 Stacking
1. Jetty
Jetty merupakan dermaga aau tempat untuk merapat kapal laut pengangkut
batubara di PLTU Paiton unit 5 dan 6. Kedalaman dermaga ini ±18m dari dasar
laut, sehingga memungkinkan kapal-kapal besar untuk merapat.
2. Belt Coveyor
Belt Conveyor berbentuk semacam sabuk besar yang terbuat dari karet yang
bergerak melewati Head Pulley dan Tail Pulley keduanya berfungsi untuk
menggerakkan Belt Conveyor, serta Tensioning Pulley yang berfungsi sebagai
peregang Belt Conveyor. Untuk menyangga Belt Conveyor beserta bobot
batubara yang diangkut dpasang idler pada jarak tertentu diantara Head Pulley
dan Tail Pulley. Idler adalah bantalan berputar yang dilewati oleh Belt
Conveyor. Batubara yang diangkut oleh Conveyor dituangkan dari sebuah bak
peluncur (Chute) diujung Tail Pulley kemudian bergerak menuju kearah Head
Pulley. Biasanya muata batubara akan jatuh ke Conveyor lainnya atau masuk ke
bak penyimpanan. Di setiap belokan antar Conveyor satu dengan yang lain
dihubungkan dengan Transfer House, selain itu pada Belt Conveyor
ditambahkan juga beberapa aksesoris yang bertujuan untuk meningkatkan
fleksibilitasnya, antar lain :
a. Pengambil Sampel
Dilakukan secara otomatis, jika terdeteksi adanya metal pada batubara
pengambil sampel langsung berhenti.
b. Metal Detector
Merupakan alat untuk mendeteksi adanya logam–logam didalam batubara
yang tercampur dalam proses pengiriman.
25
LAPORAN KERJA PRAKTEK I
PT. YTL POWER JAWA TIMUR
PLTU PAITON UNIT 5 & 6
c. Magneting Separator
Untuk memisahkan logam–logam yang terkandung dalam batubara pada
proses pengiriman.
d. Belt Scale
Untuk mengetahui jumlah tonase berat batubara yang diangkut oleh Belt
Conveyor.
e. Dust Supation
Berfungsi untuk :
1. Air Polution Controller.
2. Menyemprot air pada batubara.
3. Menghemat batubara agar tidak menjadi debu.
4. Menghalangi terjadinya percikan api akibat debu panas dari batubara.
3.2.5 Reclaiming
Reclaiming adalah proses pengambilan batubara dari Coal Pile dan
menyalurkan ke Silo. Beberapa istilah di Reclaiming antara lain :
a. Coal Pile
Di coal Pile, proses penimbunan pengambilan batubara dilakukan dengan alat
yang disebut Stacker/Recklaimer. Alat ini merupakan sebuah conveyor yang
kompleks dan terpasang pada sebuah struktur yang dapat bergerak. Di dalam
proses penimbunan, Stacker menyalurkan batubara melalui sebuah lengan yang
dapat diatur agar selalu diam ditempat, sehingga batubara yang jatuh dapat
tumpah melalui lengan itu akan membentuk timbunan yang tinggi, apabila
lengan bergerak maju mundur maka timbunan yang akan dihasilkan menjadi
timbunan yang rapid an memanjang.
Pada saat pengambilan, Reclaiming Bucket pada Stacker akan berputar dan
mengeruk batubara yang selanjutnya dituang ke Belt Conveyor untuk dibawa ke
instalasi. Seperti halnya penimbunan, Reclaiming Bucket ini juga dapat diatur
agar tetap diam ditempat atau maju mundur untuk mengeruk batubara.
b. Tripper Floor
26
LAPORAN KERJA PRAKTEK I
PT. YTL POWER JAWA TIMUR
PLTU PAITON UNIT 5 & 6
3.2.7 Feeder
Feeder merupakan alat yang sangat penting untuk proses pengaturan bahan
bakar. Dalam melakukan tugasnya feeder dikontrol oleh tiga hal, yaitu : Beban
dari generator, kecepatan pemanasan steam dan kualitas batubara.
27
LAPORAN KERJA PRAKTEK I
PT. YTL POWER JAWA TIMUR
PLTU PAITON UNIT 5 & 6
Beban generator sendiri dipengaruhi oleh kebutuhan daya dari PLN atau
dipengaruhi oleh besar kecilnya kebutuhan listrik. Ada enam feeder yang akan
standby semuanya dijalankan dengan motor listrik. Untuk memproteksi feeder
apabila terjadi kebakaran digunakan deluge water, yaitu dengan cara
menyemprotkan air ke feeder bila terjadi kebakaran. Dan untuk melindungi
feeder (bagian cashing) dari batubara yang menempel terdapat seal air yang
berasal dari cool air. Udara dispraykan ke dinding–dinding (cashing) feeder agar
batubara yang menempel pada feeder terlepas. Belt juga memiliki proteksi, yaitu
dengan cara digetarkan karena getaran membuat batubara sulit melekat pada
belt.
28
LAPORAN KERJA PRAKTEK I
PT. YTL POWER JAWA TIMUR
PLTU PAITON UNIT 5 & 6
menuju furnace oleh udara dari PA Fan, taetapi yang ukurannya belum sesuai
dengan yang diinginkannya akan kembali jatuh pada tempat pengglingan dan
dihancurkan kembali.
3.2.9 Furnace
Ada empat syarat pembakaran, yaitu :
a. Bahan bakar.
b. Oksigen.
c. Panas.
29
LAPORAN KERJA PRAKTEK I
PT. YTL POWER JAWA TIMUR
PLTU PAITON UNIT 5 & 6
d. Reaksi kimia.
Khusus pembakaran pada boiler ada syarat tambahan yaitu turbulensi dan
waktu. Turbulensi berfungsi agar pembakaran pada boiler bekerja dengan
efisien. Waktu yang cukup harus diupayakan agar campuran yang mudah
terbakar dapat terbakar seluruhnya. Aliran bahan bakar dalam boiler harus cukup
lambat untuk memberikan cukup waktu agar terjadi pembakaran sempurna,
kalau tidak bahan yang mudah terbakar akan terakumulasi dalam ketel atau
cerobong dan dapat menimbulkan bahaya ledakan. Bahaya ledakan dapat
dicegah dengan perancangan boiler yang tepat, boiler harus cukup besar untuk
memperlambat aliran udara sehingga sebelum meninggalkan boiler bahan bakar
dapat terbakar dengan sempurna.
Awal mula pembakaran dimulai dengan bahan bakar berupa solar. Bahan
bakar tersebut dimasukkan ke furnace dari setiap corner. Bahan bakar solar
dihentikan ketika api sudah besar dan panas mencukupi walau tanpa bahan bakar
solar dan bahan bakar yang digunakan hanya batubara saja, kecuali bila batubara
yang digunakan kualitasnya kurang bagus.
Batubara yang diterbangkan dari mill masuk ke dalam furnace dari setiap
corner untuk setiap elevasi ketinggian tertentu terdapat pipa batubara pada setiap
corner. Hal itu dimaksudkan agar pembakaran batubara berjalan seimbang
sehingga api tetap berada di tengah furnace. Api yang dihasilkan seperti bola
yang berputar-putar, hal itu dikarenakan bahan bakar yang dimasukkan secara
langsung diarahkan ke tengah akan tetapi diarahkan melalui samping-samping
furnace sehingga bahan bakar terbakar dan mengelilingi furnace karena adanya
putaran itulah mengapa api tidak menyebar ke samping-samping furnace
melainkan berkumpul di tengah membentuk bola api yang sangat besar.
30
LAPORAN KERJA PRAKTEK I
PT. YTL POWER JAWA TIMUR
PLTU PAITON UNIT 5 & 6
corner. Selain CCOFA juga ada SOFA (Sparated Overfire Air Register). SOFA
berfungsi untuk mengatur sudut elevasi udara masuk sehingga api yang
dihasilkan bisa dinaikkan dan diturunkan sehingga pembakaran bisa berlangsung
sempurna karena supply udara diberikan pada tempat yang tepat. Udara yang
digunakan untuk pembakaran di furnace di supply dari tempat yaitu PA Fan
(Primary Fan) dan FD Fan (Forced Difuse Fan).
3.2.10 Boiler
Boiler dapat dikategorikan menjadi 2 macam berdasarkan segi
konstruksinya, yakni boiler pipa panas dan boiler pipa dingin. Jenis boiler yang
digunakan unit 5 dan 6 adalah boiler pipa air dimana fluida airnya berada di
dalam pipa sedangkan api atau gas hasil pembakaran berada diluar pipa.
31
LAPORAN KERJA PRAKTEK I
PT. YTL POWER JAWA TIMUR
PLTU PAITON UNIT 5 & 6
oleh Boiler Feed Pump (BFP) dimana sebelumnya telah dipanaskan oleh High
Pressure Heater dan economizer. Pada High Pressure Heater, air dipanaskan
oleh uap ekstrasi turbin tekanan sedang (IP Turbin). Boiler Water Circulating
Pump (BWCP) memompa air dari Steam Drum menuju Evaporator sehingga
menjadi uap dan masuk ke dalam Steam Drum kembali. Dalam Steam Drum air
dipisahkan dari uapnya, air yang telah dipisahkan akan disalurkan melalui
lowering Haeder yang ada di bawah tungku yang akan membagi air yang masuk
ke pipa-pipa penguap (riser) yang tersusun di sekeliling dinding furnace. Pipa-
pipa penguap yang ada pada dinding dibawah drum akan langsung bermuara
pada Steam Drum, sementara yang ada pada dinding lainya akan bermuara pada
Steam Header (Tabung pengumpulan uap).
Dari Steam Header ini, uap basah yang terbentuk akan masuk ke
superheater, sedangkan yang masih berupa air akan disalurkan kembali melalui
down comer dengan bantuan pipa. Uap yang dihasilkan setelah superheater
adalah uap kering yang disebut juga dengan Main Steam. Uap kering inilah yang
siap digunakan untuk menggerakkan HP Turbin. Karena pada turbin mengalami
ekspansi, maka tekanan dan temperaturnya menurun sehingga keluaran HP
Turbin tempraturnya uap jenuh yang disebut Cold Steam. Uap jenuh ini tidak
langsung disalurkan ke IP Turbin, melainkan dipanaskan kembali ke reheater
kemudian digunakan untuk menggerakkan IP Turbin. Uap keluaran IP Turbin
dialirkan ke LP Turbin 1 dan 2.
1. Economizer
32
LAPORAN KERJA PRAKTEK I
PT. YTL POWER JAWA TIMUR
PLTU PAITON UNIT 5 & 6
Keuntungan
Kerugian
Desain pipa yang bersaf-saf akan menimbulkan masalah abu, terutama bila
batubara yang digunakan kadar abunya tinggi.
2. Superheater
Berfungsi untuk memanaskan uao air dari steam drum menjadi uap panas
lanjut (main steam). Main steam digunakan untuk melakukan kerja dengan
ekspansi dalam turbin.
33
LAPORAN KERJA PRAKTEK I
PT. YTL POWER JAWA TIMUR
PLTU PAITON UNIT 5 & 6
3. Reheater
Spesifikasi teknik Main Steam Drum PLTU Paiton unit 5 dan 6, adalah :
34
LAPORAN KERJA PRAKTEK I
PT. YTL POWER JAWA TIMUR
PLTU PAITON UNIT 5 & 6
5. Down Comer
Down corner merupakan saluran air dari Steam Drum ke header (pengaman)
yang berada di bawah ruang bakar dimana header butir–butir air panas akan
dipanaskan melalui pipa–pipa yang tersusun di dinding furnace. Pada down
comer bagian bawah terdapat suatu pompa yang disebut dengan Boiler Water
Circulating Pump (BWCP) yang digunakan untuk mengatur sirkulasi air yang
akan dipanaskan atau diuapkan.
6. Furnace
Furnace merupakan ruang bakar yang pada dindingnya tersusun pipa–pipa.
7. Blow Down
Untuk mengontrol kualitas air serta mengurangi kandungan zat padat (silica)
dalam air sehingga tidak terbentuk kerak hangus pada furnace.
1. Fan
a. Primary Air Fan (PA Fan)
PA Fan terletak dibagian pulverizer (bagian yang berfungsi sebagai
penggerus batubara kasar yang disuplai oleh coal feeder menjadi serbuk
35
LAPORAN KERJA PRAKTEK I
PT. YTL POWER JAWA TIMUR
PLTU PAITON UNIT 5 & 6
Daya/Tegangan : 1659.21 kW / 10 kV
36
LAPORAN KERJA PRAKTEK I
PT. YTL POWER JAWA TIMUR
PLTU PAITON UNIT 5 & 6
Daya/Tegangan : 1193.14 kW / 10 kV
ID Fan berfungsi untuk menarik flue gas (gas buang) dari furnace
kemudian disalurkan ke Flue Gas Desulphuration Sistem untuk
ditreatment sedemikian rupa sehingga sudah ramah lingkungan pada saat
dibuang ke udara bebas. Selain itu, ID Fan juga berfungsi untuk
mempertahankan pressure pada furnace boiler dan bekerja pada tekanan
atmosfir rendah karena digunakan untuk menghisap gas dan abu sisa
pembakaran pada boiler untuk selanjutnya dibuang melalui stack.
Daya/Tegangan : 5483 kW / 10 kV
3. Soot Blower
Soot Blower berfungsi untuk membersihkan debu hasil pembakaran (slag)
yang menempel pada dinding furnace atau wall tubes. Pembersihan ini
bertujuan agar panas dapat diserap secara maksimal baik oleh dinding
maupun pipa–pipa yang tersusun di dinding pembakaran sehingga air yang
masuk steam drum sudah berupa uap dan setelah melalui superheater maka
37
LAPORAN KERJA PRAKTEK I
PT. YTL POWER JAWA TIMUR
PLTU PAITON UNIT 5 & 6
uap yang terjadi benar–benar kering. Ada tiga alasan utama mengapa bagian–
bagian boiler harus dibesihkan, yaitu :
a. Agar proses heat transfer menjadi maksimal.
b. Menghasilkan losses yang ditimbulkan oleh slag (heat losses).
c. Mencegah terjadinya korosi pada boiler.
Adapun tipe–tipe blower yang digunakan di boiler PLTU Paiton unit 5 dan 6,
yaitu :
a. Long Rectractable Soot Blower
Berfungsi untuk membersihkan slag yang menempel pada pipa–pipa
superheater dan reheater.
b. Half Rectractable Soot Blower
Berfungsi untuk membersihkan slag yang menempel pada pipa
economizer.
c. Wall Soot Blower
Berfungsi untuk membersihkan slag yang menempel pada dinding
furnace.
d. Air Heater Soot Blower
Berfungsi untuk membersihkan kotoran dari flue gas yang melewati air
heater.
e. Thermoprobes
Berfungsi sebagai pengukur temperatur di reheater dan superheater
dengan tujuan untuk mencegah pemanasan yang berlebih atau menjaga
temperatur yang stabil pada saat pembakaran awal.
Berfungsi sebagai protector/seal mechanical part dari debu batubara dan juga
pembersih komponen – komponen pendukung boiler. Udara yang digunakan
oleh Sealing Air Fan disuplai oleh PA Fan.
4. Pompa
Pompa berfungsi sebagai alat untuk memberikan energi ke aliran fluida yang
melewatinya sehingga headnya bertambah sehingga bisa dialirkan ke tempat
38
LAPORAN KERJA PRAKTEK I
PT. YTL POWER JAWA TIMUR
PLTU PAITON UNIT 5 & 6
PLTU Paiton unit 5 dan 6 memakai berbagai jenis pompa yang disesuaikan
dengan jenis fluida dan tujuannya, diantaranya adalah :
39
LAPORAN KERJA PRAKTEK I
PT. YTL POWER JAWA TIMUR
PLTU PAITON UNIT 5 & 6
3.2.12 Deaerator
Dalam siklus uap air, gas-gas tak mampu kondensasi harus disingkirkan
agar tidak menumpuk dalam sistem. Gas-gas tersebut terutama merupakan O2
dalam make-up water serta udara yang masuk dari atmosfer melalui leakages
(kebocoran) ke dalam bagian-bagian dari siklus pembangkit beroperasi pada
tekanan lebih rendah, misalnya kondensor. Selain itu, ada lagi gas-gas yang
terbentuk karena dekomposisi air menjadi oksigen dan hydrogen akibat aksi
thermal dan reaksi kimia antara air dengan material konstruksi. Gas-gas tersebut
harus disingkirkan karena beberapa alasan berikut ini:
40
LAPORAN KERJA PRAKTEK I
PT. YTL POWER JAWA TIMUR
PLTU PAITON UNIT 5 & 6
Proses penyingkiran non condensable gases disebut juga dearasi, dan alat
yang melaksanakannya dinamakan deaerator. Prinsip kerja deaerator yang
digunakan unit 5 dan 6 PLTU Paiton adalah dengan metode mechanical dan
chemical. Pada metode mechanical, feedwater mula-mula disemprotkan ke
dalam ruang berisi uap, lalu dialirkan turun berjenjang pada sederetan piring
yang disusun secara horizontal. Air kemudian turun dalam bentuk lembaran atau
tabung dari piring yang satu ke yang lain dan terjadi kontak dengan uap yang
mengalir naik yang masuk dari bawah sistem piring tersebut. Dengan adanya
kontak ini maka terjadi pengukutan (scrubbing), gas tak mampu kondensasi dan
sebagian uap naik dan terjadi kontak dengan air yang dingin sehingga volume
gas tak mampu kondensasi mengecil dan keluar ke atmosfer melalui ventilasi
(deaerator venting), sedangkan melalui metode chemical adalah dengan
menginjeksikan senyawa kimia berupa Hirazyne ke dalam Deaerator untuk
mengikat non condensable gases yang ikut terkandung dalam feedwater.
Steam drum berfungsi untuk menyimpan air dalam volume yang besar dan
untuk memisahkan uap dari air setelah proses pemanasan yang terjadi dalam
boiler. Secara umum, ada empat jenis pipa sambungan dasar yang berhubungan
dengan Steam Drum, yaitu:
41
LAPORAN KERJA PRAKTEK I
PT. YTL POWER JAWA TIMUR
PLTU PAITON UNIT 5 & 6
Dalam steam drum, saturated steam akan dipisahkan dan diteruskan untuk
pemanasan lebih lanjut di superheater. Sedangkan airnya tetap berada dalam
steam drum dan dialirkan ke downcomer, dari sini proses akan dimulai lagi.
Selain pipa tersebut, juga terdapat blowndown pipe yang letaknya dibagian
bawah steam drum, tetap dibawah permukaan air. Saat air berubah menjadi uap,
kotoran-kotoran air akan tetap tinggal di air dalam steam drum. Jika konsentrasi
kotoran tersebut menjadi tinggi, kemurnian steam yang keluar dari dteam drum
akan berpengaruh dan akan terbawa ke superheater ataupu ke turbin. Blowdown
pipe akan menghilangkan sebagian kotoran air boiler dari permukaan steam
drum, dan mengalirkannya sehingga dapat mengurangi konsentrasi kotoran
dalam air boiler, dan pada akhirnya dapat menjaga superheater dan turbin tetap
bersih.
42
LAPORAN KERJA PRAKTEK I
PT. YTL POWER JAWA TIMUR
PLTU PAITON UNIT 5 & 6
3.2.14 Generator
3.2.12 Condenser
43
LAPORAN KERJA PRAKTEK I
PT. YTL POWER JAWA TIMUR
PLTU PAITON UNIT 5 & 6
untuk pelumasan turbin. Proses pertukaran panas antara Close Cooling dengan
air laut terjadi pada alat yang disebut Heat Excharnger. Karena adanya
Blowdown pada Steam Drum, maka untuk mengembalikan volume air ke
volume semula, pada Condenser terdapat Make-up Water untuk menambah
volume air. Make-up Water diambil dari Maku-up Demineralizing RO.
Condenser bekerja dalam konsi vakum, hal ini dikarenakan proses kondensasi
yang terjadi yaitu perubahan steam ke air menyebabkan berkurangnya volume.
Untuk menjaga agar condenser dalam keadaan vakum maka gas-gas yang
dilepas dari steam (ketika steam berubah menjadi air) dipompa keluar oleh
vakum pump. Alasan lain keadaan vakum adalah efisiensi, steam yang diambil
dari turbin adalah enthalpy steam (selisih steam masuk dan keluar) sehingga
tekanan diminimalkan agar energy yang dimanfaatkan semakin besar karena
enthalpinya juga besar.
3.2.16 Polisher
Dari condensate hot well, condensate water akan dipompa oleh condensate
pump menuju polisher. Condensate pumpnya ada tiga, dua pompa aktif dan satu
pompa standby dengan kapasitas tiap pompa sebesar 50%. Di dalam polisher
terdapat resin, berdasarkan fungsinya resin dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai
berikut :
a. Resin Kation
Resin kation berfungsi untuk mengikat ion negatif penyebab korosi.
b. Resin Anion
Resin anion berfungsi mengikat ion positif penyebab scale (kerak).
Ion–ion tersebut diikat oleh resin dalam polisher untuk memurnikan air
yang masuk ke boiler. Parameter ion–ion itu dapat diukur dengan melihat nilai
konduktifitasnya (kondisi normal 0.2 konduktifitas tinggi) yang bermakna, yaitu:
a. Terdapat kebocoran air laut di dalam polisher, terdeteksi dengan Leak
Detector.
44
LAPORAN KERJA PRAKTEK I
PT. YTL POWER JAWA TIMUR
PLTU PAITON UNIT 5 & 6
Dari polisher, air dipanaskan di Feed Water Heater 2.3 dan 4 dengan
sebelumnya diinjeksikan amonian untuk meningkatkan pH (pH ideal : 9 – 9.5)
agar sodium dari air hilang karena sodium akan mengakibatkan kerusakan pada
material boiler. Setelah itu masuk ke Feed Water Heater 5 di Deaerator.
Pada proses kerja PLTU Paiton unit 5 dan 6 memerlukan air yang
diperoleh dari air laut. Sebelum dimasukkan ke boiler air terlebih dahulu diolah
melalui Water Treatment Plant.
Pada tahap ini, air mengalami proses fisika mekanisme fisis antar lain :
a. Pre – Treated
Air diendapkan melalu proses fisika dengan bantuan endapan coral, pasir
dan bebatuan.
b. SWRO (Sea Water Reverse Osmosis)
Pada kondisi ini air mengalami pembalik osmosis (reverse osmosis). Air
dilewatkan pada membran semipermiabel yang terbuat dari polyamiteide
acid. Tekanan yang ada pada SWRO adalah 4200 Kpa. Air dinetralisis
hingga 25% dengan TDS (Total Disilve Solid) sebesar 200 pm.
c. DWRO (Demineral Water Reserve Osmosis)
Proses yang terjadi pada tahap ini hamper sama dengan yang terjadi pada
SWRO. Tekanan pada DWRO adalah 1500 Kpa dengan TDS sebesar 20
ppm.
d. Mix Bed
Pada tahap ini terjadi reaksi kimia, air dilewatkan dalam sebuah filer
dengan dua resin kation dan resin anion resin ini berfungsi untuk
pertukaran ion (ion exchange) guna mengikat kation dan anion sehingga
45
LAPORAN KERJA PRAKTEK I
PT. YTL POWER JAWA TIMUR
PLTU PAITON UNIT 5 & 6
diperoleh atom H+ dan OH- sehingga diperoleh H2O murni dengan TDS
kurang dari 0.01 ppm. Setelah itu akan disimpan di condensif tank.
Udara sisa pembakaran yang berasal dari furnace tidak boleh langsung
dibuang ke udara bebas karena masih mengandung banyak debu (dast) dan gas-
gas beracun. Disamping itu udara yang berasal dari furnace suhunya masih
terlalu tinggi untuk dibuang kea lam bebas. ESP (Electro Static Precipitator)
berfungsi untuk menangkap debu yang berada pada udara sisa hasil pembakaran
furnace. Dalam ESP terdapat lempengan–lempengan yang mengandung muatan
positif sehingga debu yang mengandung muatan negative akan menempel pada
lempengan–lempengan tersebut. Setlaha debu yang menempel pada lempengan
tersebut cukup banyak maka lempengan tersebut akan diketuk dengan alat
pemukul (Collecting Plate Rapper) untuk melepas debu dari lempengan tersebut.
Debu–debu (fly ash) yang sudah terlepas dari lempengan ESP akan ditampung di
bagian bawah ESP. Debu–debu tersebut akan dikumpulkan dan didorong dengan
udara menuju Ash disposal denagn pipa. Di dalam ESP juga terdapat Hopper
Heater yang berfungsi untuk menjaga agar fly ash tetap kering sehingga mudah
untuk diterbangkan ke ash disposal.
3.2.19 Flue Gas Desulphurisation (FGD), Gas Gas Heater (GGH) dan Absorber
Udara yang akan dibuang ke alam bebas harus ramah lingkungan. Oleh
karena itu udara yang akan dibuang ke alam bebas haruslah dikurangi suhunya
agar tidak terlalu panas. Gas gas heater berfungsi mengurangi suhu udara dari
furnace sehingga dapat diterima di alam bebas. Udara yang berasal dari gas gas
heater yang msih panas didinginkan pada absorber. Pada absorber udara tersebut
dispray dengan air laut.
Air laut tersebut disupply dengan empat pompa (absorber pump) yang
memiliki head dan kapasitas yang besar. Tujuannya agar terjadi ionisasi dan
pendinginan udara karena dispray oksigen yang ada dalam udara akan terikat
46
LAPORAN KERJA PRAKTEK I
PT. YTL POWER JAWA TIMUR
PLTU PAITON UNIT 5 & 6
dan merubah menjadi ion – ion baru. Setelah udara dispray maka udara tersebut
menjadi dingin. Udara yang telah menjadi dingin dipanaskan sebelum dibuang
ke alam bebas. Udara tersebut dipanaskan keg GH dengan cara menukarkan
panas udara yang berasal dari ESP untuk diambil oleh udara dingin yang berasal
dari absorber.
a. Absorber Pump
Pump station terdiri dari tiga absorber feed pump, untuk memompa air laut
dan dua absorber sump pump. Absorber pump adalah tipe pompa
sentrifugal.
b. Absortion Zone Absorber
Absorber zone dilengkapi dengan sistem nozzle yang terdiri dari tiga level.
c. Absorber Sump
Air bekas spray dari absortion zone absorber diakumulasikan di absorber
sump. Di absorber sump dilakukan reaksi oksidasi melewati sebuah sistem
distribusi udara selain itu juga ditambahkan air laut untuk kontrol pH.
d. Air Drayer
Air drayer berfungsi untuk pendistribusian merata spray air pada absorber.
Air drayer terletak di sekeliling dinding absorber. Hal ini bertujuan agar
tak ada ruang bagi udara untuk melepaskan diri dari spray air laut bisa
merata ke seluruh bagian ruangan absorber.
e. Hp Plushing Pump
Hp plushing pump merupakan pompa yang memiliki head pealing tinggi.
Pompa ini berfungsi untuk menambah pH air laut yang dispraykan pada
absorber.
f. Oksida Blower
Udara yang telah bersih dan sesuai dengan standart lingkuangan hidup di
buang melalui stack.
47
LAPORAN KERJA PRAKTEK I
PT. YTL POWER JAWA TIMUR
PLTU PAITON UNIT 5 & 6
3.2.20 Stack
48
LAPORAN KERJA PRAKTEK I
PT. YTL POWER JAWA TIMUR
PLTU PAITON UNIT 5 & 6
BAB IV
TURBIN UAP
Turbin uap merupakan alat yang digunakan untuk mengubah energi kinetik
yang dibawa uap panas lanjut menjadi energi mekanis putaran poros turbin.
Energi mekanis ini nantinya yang akan digunakan untuk menggerakkan generator.
Unit 5 dan 6 PLTU Paiton menggunakan turbin jenis reaksi dan radial dengan
spesifikasi sebagai berikut:
Vendor : Siemens
Putaran : 3000rpm
Kondisi Uap :
Turbin uap terdiri dari beberapa bagian-bagian yang saling mendukung antara
satu dengan yang lain. Bagian utama yang menyusun turbin uap, yaitu:
a. Rotor (Poros)
Rotor merupakan bagian dari turbin yang berputar.
b. Inner Cassing
Inner Casing merupakan bagian sudu tetap yang berfungsi sebagai nozzle
untuk mengubah energy panas uap menjadi energy kinetic.
49
LAPORAN KERJA PRAKTEK I
PT. YTL POWER JAWA TIMUR
PLTU PAITON UNIT 5 & 6
50
LAPORAN KERJA PRAKTEK I
PT. YTL POWER JAWA TIMUR
PLTU PAITON UNIT 5 & 6
51
LAPORAN KERJA PRAKTEK I
PT. YTL POWER JAWA TIMUR
PLTU PAITON UNIT 5 & 6
52
LAPORAN KERJA PRAKTEK I
PT. YTL POWER JAWA TIMUR
PLTU PAITON UNIT 5 & 6
53
LAPORAN KERJA PRAKTEK I
PT. YTL POWER JAWA TIMUR
PLTU PAITON UNIT 5 & 6
2. Preventive Maintenance
Preventive maintenance dikenal juga sebagai Calender-based
Maintenance, jenis perawatan ini menggunakan teori yang menyebutkan
bahwa umur mesin terbatas dan kemungkinan terjadinya kegagalan akan
meningkat seiring dengan meningkatnya umur mesin. Jadi kegiatan
perawatan akan dilaksanakan sebelum mesin membutuhkannya. The
philosophy is fix it before it break. Terdapat masalah dalam
memperkirakan umur dari mesin sebelum mesin itu mengalami kegagalan.
Keuntungan :
a. Perawatan dilakukan pada waktu yang sudah ditentukan dan
dipersiapkan.
b. Kegagalan mesin yang tidak terduga dapat dikurangi. Oleh karena itu
kerusakan fatal dapat dikurangi.
c. Terganggunya jalan produksi bisa dikurangi.
d. Ada pengaturan yang jelas terhadap penyimpanan komponen cadangan
dan biaya.
Kerugian :
a. Masih terlalu sering diperbaiki bahkan pada saat dimana mesin itu
sebenarnya tidak mengalami masalah sama sekali.
b. Tindakan perawatan sering kali menambah masalah daripada
menguranginya.
c. Masih terjadi unscheduled breakdowns.
3. Predictive Maintenance
Predictive Maintenance disebut juga dengan Condition Based
Maintenance adalah suatu proses yang membutuhkan tekanologi dan
keahlian orang yang menggabungkan semua data diagnostic dan
performance yang ada, maintenance history, data perasi dan desian untuk
mebuat keputusan kapan harus dilakukan tindakan perawatan pada major
atau critical equipment. The philosophy is if it ain’t broken, don’t fix it.
Keuntungan :
54
LAPORAN KERJA PRAKTEK I
PT. YTL POWER JAWA TIMUR
PLTU PAITON UNIT 5 & 6
Ada tiga hal yang harus ditelusuri bila menggunakan metode proactive
maintenance, yaitu :
55
LAPORAN KERJA PRAKTEK I
PT. YTL POWER JAWA TIMUR
PLTU PAITON UNIT 5 & 6
Kerugian :
a. Investasi denagn biaya tinggi untuk peralatan instrumen dan keahlian
personil.
b. Diperlukan keahlian khusus dari para personilnya.
c. Dibutuhkan investasi waktu untuk menerapkan metode ini.
d. Butuh perubahan cara berfikir (filosofi) dari mulai level manajemen
sampai ke level paling bawah.
56
LAPORAN KERJA PRAKTEK I
PT. YTL POWER JAWA TIMUR
PLTU PAITON UNIT 5 & 6
57
LAPORAN KERJA PRAKTEK I
PT. YTL POWER JAWA TIMUR
PLTU PAITON UNIT 5 & 6
Pada pemeliharaan saat overhaul terdiri dari dua tipe, yaitu sebagai
berikut:
Mean Overhaull
a. Simple overhaul +
b. Membuka casing bagian atas.
c. Memeriksa kondisi sudu turbin.
d. Memeriksa clearance antara bagian rotor dan bagian casing.
e. Memeriksa sistem perapat poros.
Major Overhaull
a. Mean overhaul +.
b. Mengangkat rotor dan membersihkannya.
c. Melepas diafraghma sudu tetap dan membersihkannya.
d. Memeriksa cacat yang terjadi pada bagian stator dan rotor,
mencegah cacat tersebut agar tidak berkelanjutan.
e. Pembersihan dilakukan dengan metode sand blasting jika kotoran
sulit dilepas.
f. Mengganti dilakukan jika batasan yang diizinkan terlampaui.
g. Memasang kembali atau mengganti baru semua yang dilepas dan
mencatat semua clearancenya.
Pada PT YTL Jawa Timur jadwal perawatan dan pemeliharaan turbin terdiri
dari 2 modul, yaitu :
Modul 1 : Major LP1/LP2 dan Minor HP/IP
Modul 2 : Major HP/IP dan Minor LP1/LP2
Tipe perawatan dan pemeliharaan terdiri dari dua jenis, yaitu:
Tipe Major
Ruang lingkup tipe ini lebih luas setara dengan overhaul yaitu perawatan dan
pemeliharaan secara keseluruhan. Tingkat kesulitan tipe ini lebih tinggi
dibandingkan tipe minor, waktu yang dibutuhkan pun relative lebih lama karena
membutuhkan pembongkaran secara total.
Tipe Minor
58
LAPORAN KERJA PRAKTEK I
PT. YTL POWER JAWA TIMUR
PLTU PAITON UNIT 5 & 6
Ruang lingkup tipe ini lebih sempit setara dengan inspeksi, seperti
pengecekan katup-katup dan kekencangan dari mur dan baut. Tingkat kesulitan
tipe ini lebih rendah dibandingkan tipe major, waktu yang dibutuhkan pun relative
lebih cepat.
Ruang lingkup perawatan dan pemeliharaan turbine
HP (High Pressure) Turbine
IP (Intermediate Pressure) Turbine
LP (Low Pressure) Turbine
Bearing
Valves
Condenser
Protection and Control Sistem
Water Sistem
59
LAPORAN KERJA PRAKTEK I
PT. YTL POWER JAWA TIMUR
PLTU PAITON UNIT 5 & 6
BAB V
CONDITION MONITORING
60
LAPORAN KERJA PRAKTEK I
PT. YTL POWER JAWA TIMUR
PLTU PAITON UNIT 5 & 6
5.3 Getaran
Teknik pemeriksaan getaran dapat dan lebih tepat diterapkan pada mesin –
mesin atau peralatan yang berputar dari pada mesin – mesin yang dengan gerakan
bolak – balik. Masalah – masalah umum yang dapat ditimbulkan getaran pada
mesin antara lain :
a. Ketidakseimbangan elemen yang berputar.
b. Poros yang melentur.
c. Kerusakan roda gigi.
d. Kurang baiknya transmisi sabuk atau rantai.
e. Kurang baiknya bantalan.
f. Momen puntir yang bervariasi.
g. Gaya aerodinamik.
h. Gaya hidraulik.
i. Kelonggaran ikatan.
j. Kurang baiknya pelumasan.
Efek atau akibat kerusakan – kerusakan seperti disebutkan diatas antara lain :
61
LAPORAN KERJA PRAKTEK I
PT. YTL POWER JAWA TIMUR
PLTU PAITON UNIT 5 & 6
Dengan cara yang sederhana getaran dapat ditunjukkan seperti pegas tarik
yang diberi beban, kemudian beban ditarik dan dilepaskan. Pada pegas akan
tampak gerakan bolak–balik dari posisi netral ke posisi maksimum dan kembali
ke posisi netral. Getaran pada pegas sederhanan disebut gerakan harmonis
sederhana.
= sin(⍵ )
= = ⍵ cos(⍵ )
= = −⍵ sin(⍵ )
Peak to peak yaitu harga dari batas maksimum hingga minimum, sedangkan
peak adalah setengah harga peak to peak. Sedangkan RMS ( Root Mean Square)
merupakan istilah yang digunakan jika getarannya terdiri dari beberapa getaran
sinusoida pada frekuensi yang berbeda. RMS yaitu suatu harga atau ukuran energi
efektif yang digunakan untuk menghasilkan getaran mesin. Pada gerakan
62
LAPORAN KERJA PRAKTEK I
PT. YTL POWER JAWA TIMUR
PLTU PAITON UNIT 5 & 6
sinusoida harga RMS adalah 0.707 harga peak (0.707 x peak). Harga average
yaitu harga rata–rata dari gelombang. Harga average gelombang sinusoida adalah
0.637 harga peak (0.637 x peak).
Kondisi mesin dan gangguan pada mesin dapat ditentukan dengan mengukur
parameter atau ukuran getaran yang terjadi. Parameter getaran yang penting antara
lain :
a. Frekuensi (frequency).
b. Simpangan (displacement).
c. Kecepatan (velocity).
d. Percepatan (acceleration).
e. Fasa (phase).
f. Energi tumbukan (spike energy).
g. Pulsa kejut (shock pulse).
Frekuensi (f) dapat diartikan sebagai jumlah siklus yang dapat ditempuh
setiap satuan waktu. Pada umumnya frekuensi dinyatakan dalam Hertz (Hz), yaitu
jumlah siklus setiap detik. Sedangkan periode (T) yaitu waktu yang dibutuhkan
untuk menempuh satu siklus, sehingga :
1 1
= =
63
LAPORAN KERJA PRAKTEK I
PT. YTL POWER JAWA TIMUR
PLTU PAITON UNIT 5 & 6
percepatan yang dihasilkan oleh gaya gravitasi pada permukaan bumi. Menurut
perjanjian internasional “g” besarnya 980.665 cm/det2 atau 386.087 inch/det2 atau
sama dengan 32. 1739 feet/det2. Fasa diartikan sebagai jarak dari posisi suatu
getaran terhadap titik getaran yang lain yang telah ditentukan. Spike energy
merupakan karakter khusus getaran. Energi ini diukur dalam waktu yang sangat
singkat pada frekuensi tinggi dan merupakan hasil dari hal–hal sebagai berikut :
Forced vibration diartikan sebagai getaran yang disebabkan oleh gaya yang
disebabkan oleh gaya penggetar misalnya unbalance dari sebuah mesin atau
struktur untuk menggetarkan pada frekuensi gaya penggetar. Free vibration
adalah getaran yang timbul ketika mesin diizinkan utnuk bergetar tanpa gaya luar.
Driving frequency adalah frekuensi dari gaya penggetar. Natural frequency dapat
diartikan sebagai frekuensi yang dimiliki oleh mesin atau struktur. Resonant
frequency merupakan suatu frekuensi ketika frekuensi gaya dari luar sama dengan
frekuensi yang dimiliki oleh sistem itu sendiri. Resonansi menghasilkan
amplitudo getaran yang besar dan membahayakan. Critical speed yaitu kecepatan
64
LAPORAN KERJA PRAKTEK I
PT. YTL POWER JAWA TIMUR
PLTU PAITON UNIT 5 & 6
pada saat dimana poros akan bergetar pada arah melintang. Pada kecepatan ini
sangat berbahaya jika putaran diteruskan karena amplitudo getaran yang sangat
besar.
a. Displacement (simpangan)
Pengukuran displacement digunakan untuk mesin yang berputar pada
frekuensi rendah, yaitu dibawah 600 rpm.
b. Velocity (kecepatan)
Pengukuran kecepatan digunakan untuk mesin yang berputar pada
frekuensi antara 600 rpm hingga 60.000 rpm.
c. Acceleration (percepatan)
Acceleration (percepatan) digunakan pada mesin yang berputar pada
frekuensi tinggi yaitu lebi besar 60.000 rpm.
Rentang
Deskripsi Mesin Parameter Frekuensi Lokasi
(rpm)
Turbin Uap
Pompa Simpangan 600 – 6000 Poros
Kompresor
(bantalan Kecepatan 600 – 60000 Rumah bantalan
luncur)
Motor pompa
Kecepatan
Generator
Percepatan 600 – 60000
turbin Rumah bantalan
Energi 600 - 600000
Motor tumbukan
listrik/fan
Fan/Boiler Kecepatan 600 – 60000 Badan
Motor Energi 600 - 600000 Badan
65
LAPORAN KERJA PRAKTEK I
PT. YTL POWER JAWA TIMUR
PLTU PAITON UNIT 5 & 6
(bantalan tumbukan
gelinding) Percepatan
Transmisi roda Percepatan
gigi Energi
600 – 600000 Badan
(bantalan tumbukan
gelinding)
Simpangan
600 – 6000 Poros
Transmisi roda Percepatan
600 - 600000 Badan
gigi (bantalan Energi
luncur) tumbukan
66
LAPORAN KERJA PRAKTEK I
PT. YTL POWER JAWA TIMUR
PLTU PAITON UNIT 5 & 6
amplitudo getaran, juga perlu dilihat frekuensi getaran. Beberapa ciri-ciri dari asal
atau penyebab getaran antara lain :
1. Tak Balans (unbalance)
Tak balans adalah salah satu penyebab yang seringkali menyebabkan getaran.
Tak balans terjadi karena cacar manufaktur, aus, patah dan lain sebagainya. Ciri-
ciri bentuk gelombang getaran yang disebabkan oleh tak balans antara lain :
67
LAPORAN KERJA PRAKTEK I
PT. YTL POWER JAWA TIMUR
PLTU PAITON UNIT 5 & 6
Oil whirl yaitu proses pelumasan yang tidak sempurna. Masalah ini dapat
timbul karena kekurangan pelumas, pelumas yang sudah tidak sesuai dengan
standar pemakaian, keausan pada bantalan atau kelonggaran yang lebih. Ciri-ciri
getaran yang disebabkan karena oil whirl dapat dikenali jika amplitudo getaran
tinggi terjadi pada frekuensi 46 hingga 48% dari RPM (frekuensi fundamental)
atau kurang lebih pada ½ x RPM.
5.10 Bearing
68
LAPORAN KERJA PRAKTEK I
PT. YTL POWER JAWA TIMUR
PLTU PAITON UNIT 5 & 6
Bearing tersusun dari beberapa komponen, yaitu : Inner race, Outer race,
Balls atau roller dan Cage.
a. Inner race atau Cone : cincin baja yang dikeraskan dengan diberi alur
untuk pergerakan roller atau ball di bagian luarnya, sering dipasang pada
shaft yang berputar sebagai penyangga bearing.
b. Outer race: Outer race hampir sama dengan Inner race, outer race adalah
cincin baja yang dikeraskan dengan alur untuk pergerakan ball atau roller
di bagian dalam.
c. Balls atau Rollers: Di antara Inner race dan outer race ada komponen
yang berfungsi mengurangi gesekan yang dilakukan oleh balls, rollers atau
tapered rollers. Balls dan Rollers ini terbuat baja yang dikeraskan. Balls
atau rollers bergerak bebas di antara inner dan outer race.
69
LAPORAN KERJA PRAKTEK I
PT. YTL POWER JAWA TIMUR
PLTU PAITON UNIT 5 & 6
d. Cage: Letak cage antara inner race dan outer race yang digunakan untuk
menjaga jarak ball atau roller yang satu dengan yang lainnya.
70
LAPORAN KERJA PRAKTEK I
PT. YTL POWER JAWA TIMUR
PLTU PAITON UNIT 5 & 6
a. Frekuensi pada lintasan luar (ball pass frequency outer race, BPF0) :
= (1− cos )
b. Frekuensi pada lintasan dalam (ball pass frequency inner race, BPFI) :
= (1+ cos )
2
= [1− (cos ) ]
= (1− cos )
2
Dimana :
BPFO= Ball pass frequency of the outer race, Hz
BPFI = Ball pass frequency of the inner race, Hz
BSF = Ball spin frequency, Hz
FTF = Fundamental train (cage) frequency, Hz
Nb = Jumlah bola (Number of balls),
Bd = Diameter bola (Ball diameter), mm
Pd = Diameter Pitch (Pitch diameter), mm
S = Speed, revolutions per second
α = Sudut kontak (Contact angle), derajat
71
LAPORAN KERJA PRAKTEK I
PT. YTL POWER JAWA TIMUR
PLTU PAITON UNIT 5 & 6
BAB VI
ANALISIS VIBRASI
72
LAPORAN KERJA PRAKTEK I
PT. YTL POWER JAWA TIMUR
PLTU PAITON UNIT 5 & 6
Nb = 10
Bd = 0,6690 mm
Pd = 3,640 mm
α = 40°
Jawab :
Mencari nilai BPFO
= (1− cos )
2
10 0,6990
= 49,6 ( 1 − cos 40° )
2 3,640
= 248 ( 1 − 0,147097 )
= 248 ( 0,85290)
= 211,519880
73
LAPORAN KERJA PRAKTEK I
PT. YTL POWER JAWA TIMUR
PLTU PAITON UNIT 5 & 6
211,519880
=
49,6
= 4,2645
= (1+ cos )
2
10 0,6990
= 49,6 ( 1 + cos 40° )
2 3,640
= 248 ( 1 + 0,147105 )
= 248 ( 1,147105 )
= 284,481792
284,481792
=
49,6
= 5,73552
= 5,7
= [1− (cos ) ]
, ,
= 49,6 [ 1 − (cos 40° ) ]
, ,
= 129,14352 [ 1 − 0,028247 ]
74
LAPORAN KERJA PRAKTEK I
PT. YTL POWER JAWA TIMUR
PLTU PAITON UNIT 5 & 6
= 129,14352 [ 0,971753]
= 125,49560
125,49560
=
49,6
= 2,530153
= 2,53
= (1− cos )
2
49,6 0,6990
= (1− cos 40° )
2 3,640
= 24,8 ( 1 − 0,147097 )
= 24,8 ( 0,85290 )
= 21,15192
21,15192
=
49,6
= 0,42645
Berdasarkan frekuensi terbesar yang muncul. Order yang keluar secara periodic
dapat diketahui. Tanda-tanda yang sesuai atau mendekati order yang didapat terjadi
75
LAPORAN KERJA PRAKTEK I
PT. YTL POWER JAWA TIMUR
PLTU PAITON UNIT 5 & 6
pada perhitungan frekuensi Ball Pas Frequency of Inner Race (BPFI). Jadi dapat
diprediksi bahwa kerusakan yang terjadi saat itu adalah inner race pada bearingnya.
76
LAPORAN KERJA PRAKTEK I
PT. YTL POWER JAWA TIMUR
PLTU PAITON UNIT 5 & 6
(10.000-100.000 rpm) dan gelombang erratic yang rumit dan menyerupai candi. Jadi
dicoba melakukan perhitungan pada bantalan gelindingnya.
Nb = 12
Bd = 41,2700 mm
Pd = 175,300 mm
α = 37°
Jawab :
Mencari nilai BPFO
= (1− cos )
2
12 41,2700
= 24,68 ( 1 − cos 37° )
2 175,300
= 148.08 ( 1 − 0,18801 )
= 148,08 ( 0,81199 )
= 120,23948
120,23948
=
24.68
77
LAPORAN KERJA PRAKTEK I
PT. YTL POWER JAWA TIMUR
PLTU PAITON UNIT 5 & 6
= 4,87
= (1+ cos )
2
12 41,2700
= 24,68 ( 1 + cos 37° )
2 175,300
= 148.08 ( 1 + 0,18801 )
= 148,08 ( 1,18801 )
= 175,92052
175,92052
=
24.68
= 7,12806
= 7,13
= [1− (cos ) ]
, ,
= 24,68 [ 1 − (cos 37° ) ]
, ,
= 52,41588 [ 1 − 0,03534 ]
= 52,41588 [ 0,96466 ]
= 50,5635
78
LAPORAN KERJA PRAKTEK I
PT. YTL POWER JAWA TIMUR
PLTU PAITON UNIT 5 & 6
50,5635
=
24.68
= 2,04876
= 2,05
= (1− cos )
2
24,68 41,2700
= (1− cos 37° )
2 175,300
= 12,34 ( 1 − 0,18801 )
= 12,34 ( 0,81199 )
= 10,01996
10,01996
=
24.68
= 0,406
79
LAPORAN KERJA PRAKTEK I
PT. YTL POWER JAWA TIMUR
PLTU PAITON UNIT 5 & 6
4.3 No Equipt: 50LCJ30AP001 (Turbine Building 50) Motor Heater A3 Drain Pump
a. Metode Penyaringan ( Screening method),
Dilakukan secara Route-Based periodic yakni melakukan survey langsung ke
lokasi. Proses penyaringan data dilakukan secara manual secara berkala sebulan
sekali berdasarkan data vibrasi semua mesin. Tujuan tahap ini adalah untuk
menentukan mesin-mesin mana saja yang memiliki masalah yang layak untuk
diselidiki lebih lanjut.
b. Model bearing yang digunakan
Model bearing yang ada di Motor Heater A3 Drain Pump adalah inner race rotate
and outer race fixed, bagian inner race bearing yang bergerak dan outer race yang
diam atau fixed.
c. Alat yang digunakan
Alat yang digunakan adalah CSI 2130
d. Tanggal Pengambilan data
Pengambilan data vibrasi dilakukan pada tanggal 11 April 2012
e. Pengambilan Data vibrasi
Frekuensi bermasalah terbesar terletak pada bagian Motor Outboard Axial (MOA)
f. Bearing yang dipakai pada Motor Heater A3 Drain Pump
Bearing yang digunakan pada bagian pump adalah SKF 7320 ECBM
g. Grafik yang didapat
Lampiran
Berdasarkan Grafik yang didapat,karakteristik menunjukkan ciri-ciri yang terjadi
pada bad bearing atau bantalan rusak, seperti amplitudo dengan frekuensi tinggi
(10.000-100.000 rpm) dan gelombang erratic yang rumit dan menyerupai candi. Jadi
dicoba melakukan perhitungan pada bantalan gelindingnya.
Diket : n (speed motor) = 2980 rpm
F terbesar yang terjadi = 243,93 Hz
80
LAPORAN KERJA PRAKTEK I
PT. YTL POWER JAWA TIMUR
PLTU PAITON UNIT 5 & 6
S = = = 49,66 Hz
,
order = = ,
= 4,91kali
Jawab :
,
BPFI = x 49,66 x ( 1 + ,
x 0,798 )
BPFI = 352,78 Hz
Order =
,
Order = ,
= 7,104
,
BPFO = x 49,66 x ( 1 - ,
x 0,798 )
81
LAPORAN KERJA PRAKTEK I
PT. YTL POWER JAWA TIMUR
PLTU PAITON UNIT 5 & 6
BPFO = 243,13 Hz
Order =
,
Order = ,
= 4,896
, ,
BSF = . ,
x 49,66 x ( 1 – ( ,
)2 x (0,798)2 )
,
BSF = ,
x 49,66 x ( 1 – (0,231)2 x 0,636 )
BSF = 103,768 Hz
Order =
,
Order = ,
= 2,089
82
LAPORAN KERJA PRAKTEK I
PT. YTL POWER JAWA TIMUR
PLTU PAITON UNIT 5 & 6
, ,
FTF = x(1– ,
x 0,798 )
FTF = 20,26 Hz
Order =
,
Order = ,
= 0,408
Berdasarkan frekuensi terbesar yang muncul. Order yang keluar secara periodik
dapat diketahui. Tanda-tanda yang sesuai atau mendekati order yang didapat terjadi
pada perhitungan frekuensi Ball Pass frequency of outer race (BPFO). Jadi dapat
diprediksi bahwa kerusakan yang terjadi saat itu adalah outer race pada bearingnya.
83
LAPORAN KERJA PRAKTEK I
PT. YTL POWER JAWA TIMUR
PLTU PAITON UNIT 5 & 6
Frekuensi bermasalah terbesar terletak pada bagian Pump Inboard Axial (PIA)
e. Bearing yang dipakai pada CEP (Condensate Extraction Pump)
Bearing yang digunakan pada bagian pump adalah SKF 7322 B
f. Model bearing yang digunakan
Model bearing yang ada di CEP (Condensate Extraction Pump) adalah Inner race
rotate and outer race fixed, bagian inner race bearing yang bergerak dan outer race
yang diam atau fixed.
g. Grafik yang didapat
Lampiran
= (1− cos )
2
84
LAPORAN KERJA PRAKTEK I
PT. YTL POWER JAWA TIMUR
PLTU PAITON UNIT 5 & 6
12 41.2700
= 24.83 ( 1 − cos 40° )
2 175.300
= 149 ( 1 − 0.23542 0,7660 )
= 149 ( 1 − 0,18127 )
= 149 ( 0,818722)
= 121.9895
121.98
=
24.83
= 4.912
= (1+ cos )
2
12 41.27000
= 24.83 ( 1 + cos 40° )
2 175.300
= 149 ( 1 + 0,2354 0,7660 )
= 149 ( 1 + 0.1803164 )
= 149 ( 1,1803164 )
= 175.82
85
LAPORAN KERJA PRAKTEK I
PT. YTL POWER JAWA TIMUR
PLTU PAITON UNIT 5 & 6
175.82
=
24.83
= 7.0810
= [1− (cos ) ]
. .
= 24.83 [ 1 − (cos 40° ) ]
. .
= 52.82 [1 − 0.032459 ]
= 52.82 [ 0.9675]
= 51.105
51.105
Order=
24.83
= 2,0582
= (1− cos )
2
24.83 41.2700
= (1− cos 40° )
2 175.300
= 12.415 ( 1 − 0,235 0,7660 )
= 12.415 ( 1 − 0.18001 )
= 12.415 ( 0,81999 )
86
LAPORAN KERJA PRAKTEK I
PT. YTL POWER JAWA TIMUR
PLTU PAITON UNIT 5 & 6
= 10.180 Hz
10.180
=
24.83
= 0.409995
Berdasarkan frekuensi terbesar yang muncul. Order yang keluar secara periodic
dapat diketahui. Tanda-tanda yang sesuai atau mendekati order yang didapat terjadi
pada perhitungan frekuensi Ball Pas frequency of inner race (BPFI). Jadi dapat
diprediksi bahwa kerusakan yang terjadi saat itu adalah inner race pada bearingnya.
87
LAPORAN KERJA PRAKTEK I
PT. YTL POWER JAWA TIMUR
PLTU PAITON UNIT 5 & 6
BAB VII
PENUTUP
7.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari kerja praktek yang dapat kita ambil kali ini, yaitu
sebagai berikut :
1. Condition monitoring adalah proses memonitor kondisi dari sebuah mesin
sehingga bisa diketahui kondisi dari mesin apakah dalam kondisi baik atau
mulai ada gejala rusak. Condition monitoring dan lubrikasi sebagai
prediktif dan preventive maintenance sangat penting dilakukan untuk
menjaga performa dan keandalan mesin karena lebih terkontrolnya
keadaan elemen mesin itu sendiri. Dengan menganalisa hasil vibrasi
kerusakan yang menjalar dapat diminimalisir sehingga menurunkan biaya
maintenance, jadwal perawatan dan pergantian oli menjadi terjadwal
Yang pada akhirnya menghindari breakdown di waktu yang tidak
diinginkan. Hal ini akan menurunkan kerugian produksi akibat trip serta
menurunkan biaya operasi plant secara keseluruhan (Increase
Profitability).
2. Melalui perhitungan dengan data-data yang telah diketahui dari
pengambilan data vibrasi dari lapangan. Data tersebut dapat dianalisa
melalui perhitungan dengan cara mencari dan menyesuaikan order dan
frekuensi dari setiap equipment yang bermasalah. Pada permasalahan
bearing dapat diketahui dengan mencari frekuensi yang sesuai seperti
BPFO, BPFI, BFO dan FTF. Dari hal tersebut dapat diketahui bagian
mana bearing yang sudah rusak dan masih layak pakai.
3. Ruang lingkup perawatan dan pemeliharaan turbine, meliputi :
HP (High Pressure) Turbine
IP (Intermediate Pressure) Turbine
LP (Low Pressure) Turbine
Bearing
88
LAPORAN KERJA PRAKTEK I
PT. YTL POWER JAWA TIMUR
PLTU PAITON UNIT 5 & 6
Valves
Condensor
Protection and Control Sistem
Water Sistem
7.2 Saran
Semua sistem kerja di PT. YTL Jawa Timur sudah berjalan dengan baik.
Saran yang dapat diberikan oleh penulis, yaitu sebagai berikut :
1. Tetap dipertahankan kredibilitas di perusahaan ini dalam pengembangan
bidang konversi energy.
2. Mempertahankan sistem keselamatan pekerja yang sudah ada dengan
mengisolasi equiptment apa saja yang sedang dalam proses pengerjaan.
3. Mempertahankan sistem pengelolahan limbah cair maupun gas buang,
sehingga limbah tidak merusak dan akan menjaga lingkungan tetap alami
dan lestari.
4. Tetap mempertahankan untuk selalu menggunakan alat dan atau
kelengkapan safety pada saat bekerja.
5. Selalu memperhatikan peringatan seperti terjadi kebakaran,kecelakaan
kerja, dan peringatan lainnya demi terciptanya keselamatan saat bekerja.
6. Memperbanyak kegiatan di-plant sehingga pengetahuan teoritis yang
didapat bisa diaplikasikan langsung dilapangan.
89
LAPORAN KERJA PRAKTEK I
PT. YTL JAWA TIMUR
PLTU PAITON UNIT 5 & 6
LAMPIRAN
90
LAPORAN KERJA PRAKTEK I
PT. YTL JAWA TIMUR
PLTU PAITON UNIT 5 & 6
91
LAPORAN KERJA PRAKTEK I
PT. YTL JAWA TIMUR
PLTU PAITON UNIT 5 & 6
92
LAPORAN KERJA PRAKTEK I
PT. YTL JAWA TIMUR
PLTU PAITON UNIT 5 & 6
93
LAPORAN KERJA PRAKTEK I
PT. YTL JAWA TIMUR
PLTU PAITON UNIT 5 & 6
94
LAPORAN KERJA PRAKTEK I
PT. YTL JAWA TIMUR
PLTU PAITON UNIT 5 & 6
95
LAPORAN KERJA PRAKTEK I
PT. YTL JAWA TIMUR
PLTU PAITON UNIT 5 & 6
96
LAPORAN KERJA PRAKTEK I
PT. YTL JAWA TIMUR
PLTU PAITON UNIT 5 & 6
PHYSICAL DATA
-------------
Number of Balls/Rollers : 12
Ball/Roller Diameter : 41.2700
Pitch Diameter of Races : 175.300
Contact Angle (Degrees) : 37.0
Inner Race Rotating : Yes
97
LAPORAN KERJA PRAKTEK I
PT. YTL JAWA TIMUR
PLTU PAITON UNIT 5 & 6
PHYSICAL DATA
-------------
Number of Balls/Rollers : 12
Ball/Roller Diameter : 36.5100
Pitch Diameter of Races : 157.800
Contact Angle (Degrees) : 37.0
Inner Race Rotating : Yes
98
LAPORAN KERJA PRAKTEK I
PT. YTL JAWA TIMUR
PLTU PAITON UNIT 5 & 6
PHYSICAL DATA
-------------
Number of Balls/Rollers: 12
Ball/Roller Diameter : 41.2700
Pitch Diameter of Races: 175.300
Contact Angle (Degrees): 40.0
Inner Race Rotating: Yes
99
LAPORAN KERJA PRAKTEK I
PT. YTL JAWA TIMUR
PLTU PAITON UNIT 5 & 6
1.8
1.5
1.2
0.9
PK Velocity in mm/Sec
0.6
0.3
0
2.7
Reference Spectrum
2.4 6MKF11AP01-MIV
2.1 24-Mar-14 09:47
1.8
1.5
1.2
0.9
0.6
0.3
0
Freq: 202.13
0 1000 2000 3000 4000 5000 Ordr: 4.076
Frequency in Hz Sp 2: .07672
100
LAPORAN KERJA PRAKTEK I
PT. YTL JAWA TIMUR
PLTU PAITON UNIT 5 & 6
2.0
1.6
1.2
0.8
0.4
0
Freq: 202.27
0 1000 2000 3000 4000 5000 Ordr: 4.079
Frequency in Hz Spec: .09974
PK = 3.96
LOAD = 100.0
5 RPM = 2975. (49.59 Hz)
PK(+) = 8.10
PK(-) = 9.40
CRESTF= 3.36
Velocity in mm/Sec
0 FAULT
ALERT
ALERT
FAULT
-5
-10
-15
0 1 2 3 4 5
Revolution Number
101
LAPORAN KERJA PRAKTEK I
PT. YTL JAWA TIMUR
PLTU PAITON UNIT 5 & 6
0
0 1000 2000 3000 4000 5000
Frequency in Hz
PK = 4.97
6 LOAD = 100.0
RPM = 2992. (49.86 Hz)
PK(+) = 7.95
PK(-) = 7.64
3 CRESTF= 2.26
Velocity in mm/Sec
FAULT
ALERT
0
ALERT
FAULT
-3
-6
-9
0 1 2 3 4 5
Revolution Number
102
LAPORAN KERJA PRAKTEK I
PT. YTL JAWA TIMUR
PLTU PAITON UNIT 5 & 6
1.8
PK Velocity in mm/Sec
1.5
1.2
0.9
0.6
0.3
0
Freq: 202.13
0 1000 2000 3000 4000 5000 Ordr: 4.076
Frequency in Hz Spec: .07672
10 PK = 6.16
LOAD = 100.0
RPM = 2976. (49.60 Hz)
5 PK(+) = 13.30
PK(-) = 17.25
CRESTF= 3.96
Velocity in mm/Sec
0 FAULT
ALERT
ALERT
FAULT
-5
-10
-15
-20
0 1 2 3 4 5
Revolution Number
103
LAPORAN KERJA PRAKTEK I
PT. YTL JAWA TIMUR
PLTU PAITON UNIT 5 & 6
6
5
4
3
PK Velocity in mm/Sec
2
1
0
9
Reference Spectrum
8 5LCB12AP01-PIA
7 29-Jun-12 23:55
6
5
4
3
2
1
0
Freq: 175.81
0 1000 2000 3000 4000 Ordr: 7.123
Frequency in Hz Sp 2: 5.401
104
LAPORAN KERJA PRAKTEK I
PT. YTL JAWA TIMUR
PLTU PAITON UNIT 5 & 6
>SKF 7322B
PK Velocity in mm/Sec
D=BPFI
5
0
Freq: 175.81
0 1000 2000 3000 4000 Ordr: 7.123
Frequency in Hz Spec: 5.401
30 PK = 12.67
LOAD = 100.0
RPM = 1481. (24.68 Hz)
20 PK(+) = 28.20
PK(-) = 24.55
CRESTF= 3.15
Velocity in mm/Sec
10
0 FAULT
ALERT
ALERT
FAULT
-10
-20
-30
0 1 2 3 4 5
Revolution Number
105
LAPORAN KERJA PRAKTEK I
PT. YTL JAWA TIMUR
PLTU PAITON UNIT 5 & 6
4
PK Velocity in mm/Sec
0
0 1000 2000 3000 4000
Frequency in Hz
PK = 12.67
20 LOAD = 100.0
RPM = 1506. (25.10 Hz)
PK(+) = 26.04
PK(-) = 26.81
10 CRESTF= 2.99
Velocity in mm/Sec
FAULT
ALERT
0
ALERT
FAULT
-10
-20
-30
0 1 2 3 4 5
Revolution Number
106
LAPORAN KERJA PRAKTEK I
PT. YTL JAWA TIMUR
PLTU PAITON UNIT 5 & 6
0
0 1000 2000 3000 4000
Frequency in Hz
10
0 FAULT
ALERT
ALERT
FAULT
-10
-20
-30
-40
0 1 2 3 4 5
Revolution Number
107
LAPORAN KERJA PRAKTEK I
PT. YTL JAWA TIMUR
PLTU PAITON UNIT 5 & 6
1.0
PK Velocity in mm/Sec
0.5
0
2.0
Reference Spectrum
5LCJ30AP01-MOA
27-Apr-12 09:13
1.5
1.0
0.5
0
Freq: 243.93
0 1000 2000 3000 4000 5000 Ordr: 4.911
Frequency in Hz Sp 2: .579
108
LAPORAN KERJA PRAKTEK I
PT. YTL JAWA TIMUR
PLTU PAITON UNIT 5 & 6
D=BPFO
1.0
0.5
0
Freq: 243.93
0 1000 2000 3000 4000 5000 Ordr: 4.911
Frequency in Hz Spec: .579
PK = 3.69
LOAD = 100.0
4 RPM = 2980. (49.67 Hz)
PK(+) = 6.77
PK(-) = 7.64
CRESTF= 2.93
Velocity in mm/Sec
FAULT
ALERT
0
ALERT
FAULT
-4
-8
-12
0 1 2 3 4 5
Revolution Number
109
LAPORAN KERJA PRAKTEK I
PT. YTL JAWA TIMUR
PLTU PAITON UNIT 5 & 6
D=BPFO
1.0
0.5
0
Freq: 243.67
0 1000 2000 3000 4000 5000 Ordr: 4.909
Frequency in Hz Spec: .213
PK = 3.23
LOAD = 100.0
RPM = 2979. (49.64 Hz)
4
PK(+) = 6.71
PK(-) = 6.05
CRESTF= 2.94
Velocity in mm/Sec
FAULT
ALERT
0
ALERT
FAULT
-4
-8
0 1 2 3 4 5
Revolution Number
110
LAPORAN KERJA PRAKTEK I
PT. YTL JAWA TIMUR
PLTU PAITON UNIT 5 & 6
D=BPFO
1.0
0.5
0
Freq: 243.64
0 1000 2000 3000 4000 5000 Ordr: 4.916
Frequency in Hz Spec: .166
9 PK = 3.67
LOAD = 100.0
RPM = 2973. (49.56 Hz)
6 PK(+) = 9.49
PK(-) = 6.53
CRESTF= 3.66
Velocity in mm/Sec
0 FAULT
ALERT
ALERT
FAULT
-3
-6
-9
0 1 2 3 4 5
Revolution Number
111
LAPORAN KERJA PRAKTEK I
PT. YTL JAWA TIMUR
PLTU PAITON UNIT 5 & 6
1.0
PK Velocity in mm/Sec
0.5
0
2.0
Reference Spectrum
5LCB11AP01-PIA
14-Jan-13 08:55
1.5
1.0
0.5
0
Freq: 173.75
0 1000 2000 3000 4000 Ordr: 6.995
Frequency in Hz Sp 2: .758
>SKF 7322B
PK Velocity in mm/Sec
D=BPFI
1.0
0.5
0
Freq: 173.75
0 1000 2000 3000 4000 Ordr: 6.995
Frequency in Hz Spec: .758
112
LAPORAN KERJA PRAKTEK I
PT. YTL JAWA TIMUR
PLTU PAITON UNIT 5 & 6
PK = 2.13
LOAD = 100.0
3 RPM = 1490. (24.84 Hz)
PK(+) = 4.11
PK(-) = 6.10
CRESTF= 4.05
Velocity in mm/Sec
0 FAULT
ALERT
ALERT
FAULT
-3
-6
-9
Rev : 3.659
0 1 2 3 4 5 Ampl: .589
Revolution Number
1.0
0.5
0
0 1000 2000 3000 4000
Frequency in Hz
113
LAPORAN KERJA PRAKTEK I
PT. YTL JAWA TIMUR
PLTU PAITON UNIT 5 & 6
FAULT
ALERT
0
ALERT
FAULT
-2
-4
-6
-8
0 1 2 3 4 5
Revolution Number
1.0
0.5
0
0 1000 2000 3000 4000
Frequency in Hz
114
LAPORAN KERJA PRAKTEK I
PT. YTL JAWA TIMUR
PLTU PAITON UNIT 5 & 6
FAULT
ALERT
0
ALERT
FAULT
-1
-2
-3
-4
0 1 2 3 4 5
Revolution Number
115