Makalah Tentang Anyaman Tenun
Makalah Tentang Anyaman Tenun
Makalah Tentang Anyaman Tenun
DI SUSUN OLEH
NAMA :
FAKULTAS TEKNIK
SEMARANG
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan segala rahmat
dan hidayahnya.sehingga Penulis dapat menyelesaikan penyusunan tugas laporan ini dengan
baik. Semoga tugas ini bisa dipergunakan dan bermanfaat. Harapan penulis, semoga kliping
ini bisa membantu menambah wawasan , pengetahuan, dan pengalaman bagi para pembaca.
Sehingga penulis dapat memperbaiki bentuk tugas ini sehingga kedepannya bisa lebih baik.
Laporan ini perlu adanya kritik dan saran, karena masih banyak kekurangan yang
dikarenakan pengalaman yang dimilik penulis belum banyak. Oleh karena itu, penulis
diharapkan kepada para pembaca untuk membarikan kritik dan saran yang membangun untuk
kesempurnaan dalam penyusunan laporan ini.
PENULIS
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Tenunan adalah suatu proses hasil jalinan atau sulaman benang-benang secara
selang-seli antara benang loseng (yang menunggu) dengan benang pakan (yang
mendatang ) untuk dijadikan sehelai kain.
Seni tenunan adalah suatu warisan yang terus mendapat tempat istimewa dalam
kebudayaan Nusantara. Faktor yang mendorong perkembangan seni tenunan ini dapat
disorot pada kepentingan kedudukan rantau ini dari segi geografi. Sebagai tempat
persinggahan kapal yang strategik, Nusantara menjadi tumpuan utama pedagang dari
Tanah Arab, India dan China. Antara barangan yang didagang ketika itu ialah kain
termasuk kain tenun. Oleh sebab itu, seni tenunan di Nusantara banyak dipengaruhi
dari negara-negara tersebut.
Di antara tenunan yang paling terkenal ialah Songket Melayu dan Tenunan Pua
peribumi Borneo. Perusahaan tenunan ini banyak dilakukan di negeri Pantai Timur
khususnya di negeri Kelantan, Terengganu dan Pahang. Teknik hasil kraftangan
tenunan utama yang menampakkan keseragaman tekstil Melayu. Kain tenunan beerti
kain atau tekstil yang dihasilkan dengan teknik tenunan yang dibuat daripada benang.
Tenunan awal yang dihasilkan dengan menggunakan alat tenun duduk, yang
masih kekal dalam budaya masayarakat Iban. Masyarakat Bajau Darat atau Iranun
juga mewarisi alat tenunan duduk, tetapi berkembang kemudiannya dengan alat tenun
berkaki seperti alat tenunan di wilayah budaya tekstil Meayu pesisir yang lain. A.J
Hill ( 1949 ) beranggapan bahawa menenun adalah perusahaan yang tertua yang telah
dihasilkan di Terengganu dan Kelantan dengan menggunakan ‘kei berkaki’. Peralatan
yang lebih maju berbeza dengan alatan duduk suku Iban, Iranun, Bajau, Batak ( ikat
Pakan ).
B. RUMUSAN MASALAH
Dari uraian yang dikemukakan pada latar belakang, dapata diformulasikan
permasalahan pokok sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan anyaman tenun?
2. Apakah kelompok pokok anyaman tenun ?
3. Apa saja kah turunan anyaman tenun ?
ANYAMAN POLOS
Nama lain yang biasanya digunakan adalah anyaman blacu, plat, tabby, taffeta,
plain.
Ciri-ciri dan karakteristik anyaman polos
- anyaman polos adalah anyaman yang paling sederhana, paling tua dan paling
banyak dipakai.
- Mempunyai raport yang paling kacil dari semua jenis anyaman.
- Bekerjanya benang-benang lusi dan pakan paling sederhana, yaitu 1-naik, 1-turun.
- Ulangan raport; kearah horizontal (lebar kain) atau kearah pakan, diulangi sesudah
2 helai pakan. Kearah vertikal atau kearah lusi, diulangi sesudah 2 helai lusi.
- Jumlah silangan paling banyak diantara jenis anyaman yang lain.
- Jika faktor-faktor lainnya sama, maka anyaman polos mengakibatkan kain
menjadi; paling kuat daripada dengan anyaman lain dan letak benang lebih teguh
atau tak mudah berubah tempat.
- Anyaman polos paling sering dikombinasikan dengan faktor-faktor kontruksi kain
yang lain daripada jenis anyaman yang lainnya.
- Tetal lusi dan pakan mempunyai pencaran (range) yang lebih besar daripada dalam
anyaman lain(10 hl/” – 200 hl/”). Demikianpum perpencaran berat kain adalah lebih
besar daripada dalam anyaman lain (0,25 oz/yds2 – 52 oz/yds2).
- Anyaman polos lebih sesuai untuk diberi rupa yang lain dengan jalan mengadakan
ubahan-ubahan desain, baik struktur maupun surface desain dibanding dengan
anyaman lainnya.
- Pada umumnya penutupan kainnya (fabric cover) berkisar pada 25%-75%
- Dapat dipakai untuk kain yang jarang dan tipis dengan hasil yang memuaskan
daripada pakai anyaman lain.
- Anyaman polos untuk kain padat biasanyan menggunakan benang pakan yang
lebih besar daripada benang lusinya.
Anyaman Polos
Anyaman polos dapat dikategorikan sebagai jenis anyaman yang paling tua, paling
sederhana, dan paling banyak dipakai dalam pembuatan kain. Nama lain dari
anyaman ini adalah anyaman blacu, plat, tabby, taffeta, dan plain.
- Benang lusi dan benang pakan pada anyaman ini bekerja dengan skema satu naik
dan satu turun secara bergantian dan saling menyilang.
- Anyaman polos untuk kain padat biasanya menggunakan benang pakan yang
lebih besar dan kasar dari pada benang lusinya.
- Anyaman polos dapat dipakai untuk kain yang jarang dan tipis (open
construction/sheer texture) dengan hasil yang memuaskan dari anyaman yang lain.
ANYAMAN KEPER
Nama lain dari anyaman keper yang banyak digunakan yaitu; twill (USA), drill
(inggris), koper (jerman).
Ciri-ciri dan karakteristik anyaman keper
- anyaman keper adalah anyaman dasar yang kedua
- pada permukaan kain terlihat garis miring atau rips miring tidak putus-putus.
- Jika arah garis miring berjalan dari kanan bawah kekiri atas, disebut keper kiri.
Sedangkan jika sebaliknya maka disebut keper kanan.
- Garis miring yang dibentuk oleh benang lusi disebut keper efek lusi atau keper lusi.
Sedangkan sebaliknya disebut efek pakan.
- Garis miring membentuk sudut 45o terhadap garis horizontal.
- Appearance kain pada pada permukaan atas dan bawah berlainan.
- Jika raport terkecil dari anyaman keper = 3 helai lusi dan 3 helai pakan, disebut
keper 3 gun.
- Biasanya dibuat dalam kontruksi padat.
- Dalam kondisi sama, kekuatan kain dengan anyaman polos lebih besar dari pada
kekuatan kain dengan anyaman keper.
- Pada umumnya tetal benang dibuat lebih tinggi daripada dalam anyaman polos.
- Pengaruh arah twist benang sangat besar terhadap kenampakan garis miring.
- Besarnya sudut garis miring dipengaruhi oleh perbandingan tetal lusi dan pakan.
- Garis miring dengan sudut >45o, disebut keper curam (steep twill).
Anyaman Keper
Jenis anyaman dasar kedua setelah anyaman polos yaitu berbentuk anyaman keper.
Nama lain dari anyaman keper yang banyak digunakan yaitu berupa twill (USA),
drill (inggris), koper (jerman).
- Pada tenun kepar titik pertemuan antara lusi dan pakan berjalan miring pada
tenunannya membentuk sudut 45 derajat terhadap garis horisontal.
- Tampilan kain pada permukaan atas dan bawahnya berlainan.
- Anyaman keper yang biasanya dibuat dalam konstruksi padat diberi nama sesuai
dengan banyaknya gun minimum.
- Anyaman keper hanya memiliki dua buah silangan. Jika angka 1 berada diatas
garis maka tipe anyamannya disebut keper pakan. Namun jika angka 1 berada di
bawah garis maka anyamannya disebut sebagai keper lusi, sebab float lusinya yang
panjang berada di atas benang pakan.
ANYAMAN SATIN
Nama lain biasanya disebut sateen, istilah umum untuk kain katun dengan anyaman
satin 5 gun atau 8 gun disebut satin pakan.
Satinet istilah yang dipakai untuk kain imitasi sutera misalnya dari bahan katun yang
dimerser. Satin istilah yang umum dipakai pada kain-kain satin yang dibuat dari
sutera filamen atau benang sintetis filamen. Satinettes, dibuat dari benang lusi kapas
dan benang pakan wol. Satijn de chine, dibuat dari benang sutera alam dengan tetal
sedang, belakangan dibuat juga dari benang rayon.
Ciri-ciri dan karakteristik anyaman satin
- adalah anyaman dasar ketiga
- dalam 1 raport anyaman, banyak benang lusi = banyak pakan
- hanya menonjolkan salah satu efek baik itu lusi atau pakan pada permukaan kain
- pada anyaman satin dengan efek lusi disebut satin lusi dengan jumlah tetal lusi >
dari pada tetal pakan. Dan berlaku sebaliknya untuk satin pakan
- suatu garis tidak begitu tampak menonjol seperti pada anyaman keper
- anyaman satin dapat digolongkan dalan 2 golongan yaitu satin teratur (paling
sedikit 5 gun) dan satin tak teratur (paling sedikit 4 gun)
- anyaman sating kurang baik untuk kain dengan kontruksi terbuka dan jarang
- untuk kain padat anyaman satin lebih sesuai daripada keper
- kombinasi faktor-faktor kontruksi kain lebih sedikit digunakan dalam anyaman
satin daripada dalam anyaman keper
- setiap benang lusi dalam satu raport hanya mempunyai satu titik silang
Anyaman Satin
Istilah satin berasal dari nama sebuah tempat di Tiongkok yang disebut “Tsething”.
Dalam dunia tekstil satin dapat digunakan untuk mendeskripsikan bahan kain yang
dibuat dari benang filamen sutera atau sintetis.
- Anyaman satin hanya menonjolkan salah satu efek pada permukaan kain, yaitu
efek lusi atau efek pakan. Anyaman satin dengan efek lusi dikenal dengan nama
satin lusi, sedangkan anyaman satin dengan efek pakan biasa disebut sebagai satin
pakan.
- Anyaman satin dapat digunakan pada semua jenis kain dengan kontruksi padat,
tetapi kurang sesuai jika digunakan untuk kain dengan kontruksi terbuka atau
jarang.
- Titik-titik silang pada anyaman satin letaknya tersebar dan tidak bersinggungan
satu sama lain.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Tenunan adalah suatu proses hasil jalinan atau sulaman benang-benang secara
selang-seli antara benang loseng (yang menunggu) dengan benang pakan (yang
mendatang ) untuk dijadikan sehelai kain.
Seni tenunan adalah suatu warisan yang terus mendapat tempat istimewa dalam
kebudayaan Nusantara. Faktor yang mendorong perkembangan seni tenunan ini dapat
disorot pada kepentingan kedudukan rantau ini dari segi geografi. Sebagai tempat
persinggahan kapal yang strategik, Nusantara menjadi tumpuan utama pedagang dari
Tanah Arab, India dan China. Antara barangan yang didagang ketika itu ialah kain
termasuk kain tenun. Oleh sebab itu, seni tenunan di Nusantara banyak dipengaruhi
dari negara-negara tersebut.
Berbagai macam motif yang dihasilkan dari kerajinan tenun tersebut dan juga
berbagai daerah yang memproduksinya. Dari berbagai daerah memiliki keunikan dan
keragaman tersendiri sesuai dengan kebudayaan atau tradisi suatu daerah tersebut.