Bab I Landasan Pendidikan
Bab I Landasan Pendidikan
Bab I Landasan Pendidikan
PENDAHULUAN
Manusia merupakan makhluk yang bergelut secara intens dengan pendidikan. Itulah
sebabnya manusia dijuluki sebagai animal educandun dan animal educandus secara
sekaligus, yaitu sebagai makhluk yang dididik dan makhluk yang mendidik. Dengan kata
lain, manusia adalah makhluk yang senantiasa terlibat dalam proses pendidikan, baik yang
dilakukan terhadap orang lain maupun terhadap dirinya sendiri. Dalam arti inilah organisasi
pendidikan, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan PBB (Unesco) sebagai badan internasional
yang bergumul dengan berbagai masalah pendidikan dan kebudayaan mencanangkan konsep,
“ pendidikan sepanjang hayat” (life long education) yang berlansung sejak di buaian hingga
ke liang lahat (from the cradle to the grave).
Pendidikan sebagai upaya manusia merupakan aspek dan hasil budaya terbaik mampu
disediakan setiap generasi manusia untuk kepentingan generasi muda agar melanjutkan
kehidupan dan cara hidup mereka dalam konteks sosio budaya. Oleh karena itu, setiap
masyarakat pluralistik di zaman modern senantiasa menyiapkan warganya yang terpilih
sebagai pendidik bagi kepentingan kelanjutan (regenerasi) dari masing-masing masyarakat
masyarakat yang bersangkutan. Pada sisi itulah diperlukan pendidikan, yang melampaui tata
aturan di dalam keluarga untuk meningkatkan harkat dan kepribadian individu agar menjadi
manusia yang lebih cerdas.
Berdasarkan pemahaman di atas maka dapat dikatakan bahwa persoalan pendidikan
merupakan proses yang kompleks karena membutuhkan jalinan pemikiran teoretis sebagai
dasar pijak dalam pengambilan keputusan pendidikan serta pemahaman beragam gejala yang
faktual dan aktual yang melibatkan pembicaraan berbagai unsur yang terkait lansung di
dalam proses pendidikan.
Oleh karena itu, banyak unsur yang terkait dalam kependidikan, maka tidaklah
mengherankan apabila dalam prosikan proses pendidikan pada umumnya, dan pembelajaran
khususnya, sering pula muncul berbagai masalah. Masalah tersebut dapat muncul dari
kesalahan pelaku-pelaku pendidikan itu sendiri atau mungkin pula mengemukakan karena
waktu begitu cepat bergulir yang beriringan dengan tantangan zaman yang berbeda dengan
waktu-waktu sebelumnya.
Dengan kemajuan zaman dan tantangannya yang semakin pesat seperti sekarang ini,
guru idealnya terus belajar, kreatif dalam mengembangkan diri, serta terus menerus
menyesuaikan pengetahuan dengan cara mengajar mereka dengan penemuan baru dalam
dunia pendidikan, pemahaman beragam unsur dan kendala dalam pendidikan dapat
diantisipasi. Apabila hal tersebut sulit dilakukan, maka permasalahan yang timbul dalam
pembelajaran sedemikian mungkin diatasi, sehingga yang mengemukakan sebagai
permasalahan dalam pendidikan apabila tidak dapat dihilangkan sama sekali, paling tidak hal
itu perlu diperkecil, sehingga persoalan-persoalan yang muncul tidak mengganggu
tercapainnya tujuan pendidikan umumnya atau tujuan pembelajaran khususnya.
Salah satu cara untuk dapat menghilangkan atau memperkecil permasalahan yang
timbul adalah dengan berpijak pada teori-teori pendidikan. Pijakan ini diharapkan
memberikan kejelasan yang terkait pendidikan terkait dengan hakikat pendidikan, sejarah
pendidikan, aliran-aliran dalam pendidikan, mutu pendidikan, dan teori-teori pendidikan.
Dengan demikian, penguasaan atasdasar-dasar pendidikan diharapkan menjadi cakrawala
yang memberikan bekal bagi pelaku pendidikan dalam rangka memperkecil persoalan
pendidikan dan memecahkan beragam permasalahan pendidikan pada umumnya, dan
pembelajaran khususnya.