5681 11488 1 SM
5681 11488 1 SM
5681 11488 1 SM
Tingkat Pengetahuan Guru Mengenai Kesehatan Gigi dan Status Karies Gigi
Murid Sekolah Dasar dengan UKGS dan Tanpa UKGS
(Studi pada SDN 16 dan SDN 49 Banda Aceh)
ABSTRAK
Guru memiliki peran penting dalam mencegah permasalahan mulut murid seperti kerusakan gigi,
yang umumnya terjadi pada anak usia sekolah di sekolah. Guru yang memiliki pengetahuan yang luas
tentang kesehatan mulut dapat menjadi sumber informasi mengenai kesehatan mulut bagi murid
mereka. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Para peserta dalam penelitian ini ditentukan
dengan menggunakan purposive sampling. Prosedur pengumpulan data dilakukan dengan
menyebarkan kuisioner kepada para guru dan pemeriksaan gigi dilakukan dengan menggunakan
indeks DMF-T pada murid. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan kesehatan gigi
pada guru di SDN 16 (UKGS) adalah dalam kategori tinggi dengan status karies murid dalam kategori
rendah, dan tingkat pengetahuan guru di SDN 49 (Tanpa UKGS) termasuk dalam kategori sedang
dengan status karies murid dalam kategori sedang.
ABSTRACT
Teachers have an important role in preventing student’s oral problems such as tooth decay, which is
generally common in school-age children in school. Teachers who have broad knowledge about oral
health can be the source of information about oral health for their students. The study was
descriptive. The participants in this study were taken by using purposive sampling. The data
collection procedure was carried out by distributing the questionnaire to the teachers and dental
examination performed by using DMF-T index on the students. The results showed that the level of
oral health knowledge on teachers in SDN 16 (UKGS) was in high category with the student dental
caries status was in low category, and teachers’ knowledge level in SDN 49 (Without UKGS) are in
moderate category with the student dental caries status in moderate category.
J o u r n a l C a n i n u s D e n t i s t r y V o l . 2 , N o . 3 : 1 3 1 - 1 3 6 | 131
Berdasarkan World Health Organization murid di bangku sekolah, sedangkan Sekolah
(WHO) karies gigi merupakan salah satu Dasar Negeri 49 adalah Sekolah Dasar yang tidak
penyakit mulut yang umum terjadi, studi memiliki UKGS, sehingga sekolah tersebut tidak
epidemiologis lebih dari 20 tahun terakhir memiliki kegiatan rutin untuk meningkatkan
menunjukkan prevalensi karies yang tinggi pada pengetahuan serta menjaga kesehatan rongga
anak-anak dan dewasa muda. Karies gigi mulut seperti pada Sekolah Dasar Negeri 16
merupakan suatu penyakit infeksi yang Banda Aceh.11,12
disebabkan oleh banyak faktor diantaranya Penelitian ini bertujuan untuk
adalah pola makan dan oral hygiene. Karies gigi mengetahui tingkat pengetahuan guru mengenai
dapat mempengaruhi perkembangan anak dan kesehatan gigi dan status karies gigi murid
mengganggu aktivitas anak. Keberadaan rasa sekolah dasar dengan UKGS dan tanpa UKGS
sakit, infeksi, atau disfungsi sistem stomatognati (studi pada SDN 16 dan SDN 49 Banda Aceh).
dapat membatasi penyerapan makanan yang
bergizi sehingga akan mempengaruhi BAHAN DAN METODE
pertumbuhan anak, proses pembelajaran, Jenis penelitian ini adalah penelitian
kemampuan berkomunikasi, dan mengganggu deskriptif untuk melihat tingkat pengetahuan
aktivitas anak.7,8 guru mengenai kesehatan gigi dan status karies
Penelitian yang dilakukan oleh Badan gigi murid di sekolah dasar dengan UKGS dan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan tanpa UKGS. Penelitian ini dilaksanakan pada
Kementrian Kesehatan RI yang dilaksanakan bulan Maret 2017 di di SDN 16 Banda Aceh dan
pada tahun 2013 di Propinsi Aceh menunjukkan SDN 49 Banda Aceh. Subjek pada penelitian ini
indeks DMF-T sebesar 4,0 (sedang) dan adalah sebanyak 24 guru dan 55 murid.
penelitian yang dilakukan berdasarkan kelompok Peneliti melakukan seleksi subjek
umur 12 tahun menunjukkan indeks DMF-T penelitian berdasarkan kriteria inklusi dan
sebesar 1,4 (rendah), kemudian penelitian yang eksklusi. Peneliti memberikan informasi
dilakukan oleh Haloi R et al. (2012), pada anak mengenai apa yang akan dilakukan kepada
usia 6 dan 12 tahun, indeks DMF-T (Decayed, subjek penelitian. Guru yang setuju untuk
Missing, Filled teeth) anak-anak tersebut adalah menjadi subjek penelitian diberikan informed
2,4 (rendah) dan 1,3 (rendah) dengan tingkat consent untuk di tandatangani, kemudian murid
pengetahuan guru yang dikategorikan baik adalah yang terpilih sebagai subjek penelitian diberikan
sebanyak 67,9% dan penelitian yang dilakukan informed consent agar dapat ditandatangai oleh
oleh Permatasari I dan Andhini D (2014), pada orangtua ataupun wali. Setelah informed consent
siswa-siswi di SDN 157 Palembang ditandatangan maka akan dilakukan pemeriksaan
menunjukkan indeks DMF-T (Decayed, Missing, indeks DMF-T.
Filled Teeth) sebesar 6,36 yaitu masuk dalam Seluruh guru yang terpilih menjadi
kategori tinggi. Hasil penelitian tersebut subjek penelitian diberikan kuisioner mengenai
menunjukkan bahwa angka indeks DMF-T yang pengetahuan kesehatan gigi kemudian hasil
tinggi dikarenakan kurangnya edukasi mengenai jawaban yang dipilih oleh guru diukur dengan
kesehatan gigi dan mulut dari pihak sekolah menggunakan skala Guttman dengan jawaban
dikarenakan Usaha Kesehatan Gigi Sekolah yang benar diberikan skor 1 dan jawaban yang
(UKGS) di sekolah tersebut tidak berjalan salah diberikan skor 0. Murid yang menjadi
dengan baik.4,9,10 subjek penelitian dipersilahkan duduk dengan
Sekolah Dasar Negeri 16 Banda Aceh posisi menghadap sumber cahaya/sinar matahari,
merupakan salah satu dari beberapa sekolah dasar kemudian subjek diminta untuk membuka mulut.
yang memiliki Usaha Kesehatan Gigi Sekolah Pengamatan gigi dilakukan dengan menggunakan
(UKGS) yang aktif dimana UKGS sendiri 2 kaca mulut dengan salah satu kaca mulut untuk
merupakan salah satu program pelayanan mengamati adanya gigi decay, missing dan filled.
kesehatan gigi dan mulut di puskesmas yang Pemeriksaan dilakukan dimulai dari regio molar
dibawahi oleh program Usaha Kesehatan Sekolah tiga kanan maksila hingga ke regio kiri maksila,
(UKS). Pelaksanaan program UKGS yang kemudian dilanjutkan ke mandibula regio kiri
dilaksanakan oleh dokter gigi dan perawat gigi dan terakhir ke gigi mandibula regio kanan. Data
sering melibatkan guru dalam upaya yang diperoleh dicatat dalam odontogram status
meningkatkan derajat kesehatan gigi dan mulut gigi dan diukur berdasarkan <1,2 (sangat rendah),
100%
120%
adalah analisis univariat dengan menggunakan
100%
teknik deskriptif, teknik ini digunakan untuk
mendeskripsikan distribusi frekuensi tingkat 80%
41,70%
41,70%
pengetahuan guru mengenai kesehatan gigi dan 60%
status karies gigi murid.
16,70%
40%
0%
0%
0%
Tabel 1. Frekuensi Tingkat Pengetahuan Guru SDN 16 Banda Aceh SDN 49 Banda Aceh
mengenai Kesehatan Gigi di SDN 16 Banda (UKGS) (Tanpa UKGS)
Aceh (UKGS)
Tinggi Sedang Rendah
Tingkat Jumlah Persentase
Pengetahuan Subjek (%)
Tinggi 12 100 Gambar 1. Diagram batang tingkat pengetahuan
Sedang 0 0 guru mengenai kesehatan gigi di sekolah dasar
Rendah 0 0 dengan UKGS dan tanpa UKGS
Total 12 100
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Murid yang
Menjadi Subjek Penelitian
Berdasarkan Tabel 1. terlihat bahwa dari
12 guru di SDN 16 Banda Aceh semuanya Sekolah Laki- Perempuan Jumlah
memperoleh kategori tinggi (100%) dan tidak ada Laki Subjek
yang termasuk dalam kategori sedang dan (n)
rendah. SDN 16
19 22 41
(UKGS)
Tabel 2. Frekuensi Tingkat Pengetahuan Guru SDN 49
mengenai Kesehatan Gigi di SDN 49 Banda (Tanpa 7 9 16
Aceh (Tanpa UKGS) UKGS)
Tingkat Jumlah Persentase Total 26 31 57
Pengetahuan Subjek (%)
Tinggi 5 41,7 Berdasarkan Tabel 3. terlihat dari 57
Sedang 5 41,7 subjek, jumlah subjek murid kelas VI SDN 16
Rendah 2 16,7 Banda Aceh (UKGS) adalah 41 murid terdiri dari
19 murid laki-laki dan 22 murid perempuan dan
Total 12 100
subjek murid kelas VI SDN 49 Banda Aceh
(Tanpa UKGS) adalah 16 murid terdiri dari 7
Berdasarkan Tabel 2 terlihat bahwa dari
murid laki-laki dan 9 murid perempuan.
12 guru di SDN 49 Banda Aceh yang
Berdasarkan Tabel 4. dan Gambar 2.
memperoleh kategori tinggi adalah 5 orang
terlihat bahwa indeks DMF-T pada SDN 16
(41,7%) sedang 5 orang (41,7%), dan rendah 2
Banda Aceh (UKGS) dan SDN 49 Banda Aceh
orang (16,7%).
(Tanpa UKGS) adalah 2,02 dan 2,87 dimana
Berdasarkan Gambar 1. menunjukkan
indeks tersebut termasuk dalam kategori rendah
bahwa seluruh guru SDN 16 (UKGS) yang
dan sedang. Total DMF-T pada SDN 16 (UKGS)
berjumlah 12 guru memperoleh tingkat
yang subjek penelitiannya tediri atas 41 orang
pengetahuan yang termasuk dalam kategori tinggi
adalah 83 dengan gigi yang mengalami Decay
(100%) dan tidak ada yang termasuk dalam
(D) sebanyak 73, Missing (M) sebanyak 1 dan
kategori sedang maupun rendah. Guru di SDN 49
Filling (F) sebanyak 9. Total DMF-T pada SDN
Banda Aceh (tanpa UKGS) yang memperoleh
49 (Tanpa UKGS) yang subjek penelitiannya
tingkat pengetahuan yang termasuk dalam
tediri atas 16 orang adalah 46 dengan gigi yang