Buku Pedoman J Karir Revisi 2015
Buku Pedoman J Karir Revisi 2015
Buku Pedoman J Karir Revisi 2015
DRAFT
PEDOMAN NASIONAL JENJANG KARIR PROFESIONAL PERAWAT
DIREKTORAT BINA PELAYANAN KEPERAWATAN
DAN KETEKNISIAN MEDIK
TAHUN 2015
isi
A. LATAR BELAKANG
Perawat sebagai salah satu tenaga kesehatan terbesar di Indonesia
memiliki peranan vital dalam mewujudkan masyarakat Indonesia yang
sehat dan aktif dalam mengisi pembangunan. Berdasarkan data dari
BPPSDM tahun 2013, jumlah tenaga perawat adalah 296.126 dan
jumlah total tenaga kesehatan adalah 894.095 sehingga perawat
menempati 1/3 dari keseluruhan tenaga kesehatan di Indonesia baik di
RS maupun di Puskesmas perawat. Potter dan Perry (2013) berpendapat
bahwa perawat memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap
keberhasilan dalam memberikan pelayanan kesehatan yang paripurna
terhadap klien. Oleh sebab itu diperlukan suatu mekanisme dalam
upaya meningkatkan profesionalisme perawat yang salah satunya adalah
penataan jenjang karir keperawatan. Pengembangan karir perawat
merupakan suatu perencanaan dan penerapan rencana karir yang dapat
digunakan untuk penempatan perawat pada jenjang yang sesuai dengan
keahliannya, serta menyediakan kesempatan yang lebih baik sesuai
dengan kemampuan dan potensi perawat.
Jenjang karir merupakan sistem untuk meningkatkan kinerja dan
profesionalisme, sesuai dengan bidang pekerjaan melalui peningkatan
kompetensi yang menghasilkan kinerja profesional. Jenjang karir
mempunyai makna tingkatan kompetensi untuk melaksanakan asuhan
keperawatan yang akuntabel dan etis sesuai batas kewenangan.
Disimpulkan dengan adanya jenjang karir keperawatan maka pelayanan
profesional perawat akan dapat ditingkatkan.
2
Nelson, Sassaman, dan Phillips (2008) mengemukakan bahwa
program jenjang karir perawat dirancang untuk menginspirasi dan
menghargai keunggulan klinis yang dimiliki. Perawat profesional
diharapkan mampu berpikir rasional, mengakomodasi kondisi
lingkungan, mengenal diri sendiri, belajar dari pengalaman dan
mempunyai aktualisasi diri sehingga dapat meningkatkan jenjang karir
profesinya.
Pengembangan jenjang karir profesional perawat mencakup empat
peran utama perawat yaitu perawat klinik (PK), perawat manajer (PM),
perawat pendidik (PP) dan perawat peneliti/riset (PR). Beberapa Rumah
Sakit Swasta/Khusus sudah mengembangkan jenjang karir sesuai
dengan kebutuhannya masing-masing meskipun belum mengarah pada
pengembangan jenjang karir profesional (profesional career ladder). Hal
ini disebabkan karena belum adanya acuan nasional tentang
pengembangan karir profesional bagi perawat, disisi lain jenjang karir
perawat di Puskesmas belum banyak diatur. Pengembangan jenjang
karir pada saat ini lebih menekankan pada posisi/jabatan baik
struktural maupun fungsional (job career) sedangkan jenjang karir
profesional (profesional career) berfokus pada pengembangan jenjang
karir profesional yang sifatnya individual. Oleh karena itu perlu
dikembangkan jenjang karir profesional bagi perawat dan disusun
pedomannya. Pedoman ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan
nasional dalam upaya mengembangkan jenjang karir dalam konteks
sistem penghargaan bagi perawat.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum :
Tersedianya Pedoman Nasional Jenjang Karir Profesional Perawat
Klinik dan Perawat Komunitas
2. Tujuan Khusus :
a. Terlaksananya kegiatan implementasi jenjang karir perawat
di Rumah Sakit
b. Terlaksananya kegiatan implementasi jenjang karir perawat
di Puskesmas
C. SASARAN
3
Pedoman pengembangan jenjang karir profesional bagi perawat
ditujukan kepada:
1. Direktur Rumah Sakit
2. Kepala Puskemas
3. Manajer Keperawatan
4. Perawat Pelaksana
5. Stake holder terkait
D. RUANG LINGKUP
Pembahasan dalam pedoman ini difokuskan untuk jenjang karir
perawat klinik di Rumah Sakit dan Komunitas. Perawat Klinik
merupakan perawat yang memberikan asuhan keperawatan langsung
kepada klien baik individu, keluarga, kelompok, maupun masyarakat.
Area spesialisasi keperawatan adalah medikal bedah, maternitas, anak,
kesehatan jiwa, gawat darurat dan komunitas. Pengembangan area
spesialisasi dimungkinkan sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan pengembangan profesi keperawatan.
E. DAFTAR ISTILAH
1. Area Spesifik : Area pelayanan tertentu sesuai dengan
lingkup keperawatan anak, maternitas,
medikal bedah, jiwa dan
kegawatdaruratan
2. Spesialistik : Lingkup pelayanan keperawatan yang
membutuhkan level keahlian spesialis
sesuai lingkup kewenangan dan
tanggung jawabnya seperti spesialis
keperawatan anak, maternitas, medikal
bedah, jiwa dan kegawatdaruratan
3. Multi disiplin : Suatu pendekatan penyelesaian masalah
oleh sekelompok tenaga kesehatan yang
menggunakan keterampilan dan
pengalaman individu dari disiplin ilmu
yang berbeda dengan memberikan
pelayanan kesehatan kepada seorang
4
klien berdasarkan keilmuan masing –
masing
4. Interdisiplin : Suatu pendekatan penyelesaian masalah
dari berbagai disiplin ilmu yang berbeda
memberikan pelayanan kepada seorang
klien secara terintegrasi satu dengan
yang lain
5
BAB II
JENJANG KARIR PROFESIONAL PERAWAT
A. Pengertian
Jenjang karir merupakan sistem untuk meningkatkan kinerja dan
profesionalisme, sesuai dengan bidang pekerjaan melalui peningkatan
kompetensi. Jenjang karir merupakan jalur mobilitas vertikal yang
ditempuh melalui peningkatan kompetensi, dimana kompetensi tersebut
diperoleh dari pendidikan formal berjenjang maupun pengalaman praktik
klinis. Dalam arti lain, jenjang karir merupakan jalur untuk kemajuan
peran perawat profesional di sebuah institusi. Sedangkan dalam
penerapannya, jenjang karir memiliki kerangka waktu untuk pergerakan
dari satu level ke level lain yang lebih tinggi dan dievaluasi berdasarkan
penilaian kinerja.
Dalam pengembangan sistem jenjang karir profesional bagi perawat
dapat dibedakan antara pekerjaan (job) dan karir (career). Pekerjaan
diartikan sebagai suatu posisi atau jabatan yang diberikan/ditugaskan,
serta ada keterikatan hubungan antara atasan dan bawahan, dan
mendapatkan imbalan berupa uang. Karir diartikan sebagai suatu
jenjang yang dipilih oleh individu untuk dapat memenuhi kepuasan kerja
perawat, dan mengarah pada keberhasilan pekerjaan (kinerja) sehingga
pada akhirnya akan memberikan kontribusi terhadap bidang profesi
yang dipilihnya.
Pemilihan karir secara bertahap akan menjamin individu dalam
mempraktikkan bidang profesinya, karena karir merupakan investasi
dan bukan hanya untuk mendapatkan penghargaan/imbalan jasa.
Komitmen terhadap karir, dapat dilihat dari sikap perawat terhadap
6
profesinya serta motivasi untuk bekerja sesuai dengan karir yang telah
dipilihnya. Dalam sistem jenjang karir profesional terdapat 3 (tiga) aspek
yang saling berhubungan yaitu kinerja, orientasi profesional dan
kepribadian perawat, serta kompetensi yang menghasilkan kinerja
profesional.
Perawat profesional diharapkan mampu berpikir rasional,
mengakomodasi kondisi lingkungan, mengenal diri sendiri, belajar dari
pengalaman dan mempunyai aktualisasi diri sehingga dapat
meningkatkan jenjang karir profesinya. Jenjang karir perawat dapat
dicapai melalui pendidikan formal dan pendidikan berkelanjutan
berbasis kompetensi serta pengalaman kerja di sarana kesehatan.
Pengembangan karir profesional perawat bertujuan :
1. Meningkatkan moral kerja dan mengurangi kebuntuan karir (dead
end job/career)
2. Menurunkan jumlah perawat yang keluar dari pekerjaannya (turn
over)
3. Menata sistem promosi berdasarkan persyaratan dan kriteria yang
telah ditetapkan sehingga mobilitas karir berfungsi dengan baik
dan benar.
7
bawah (front line manager), tingkat menengah (middle management)
maupun tingkat atas (top manager),
c. Perawat Pendidik (PP) yaitu perawat yang memberikan pendidikan
kepada peserta didik di institusi pendidikan keperawatan,
d. Perawat Peneliti/Riset (PR) yaitu perawat yang bekerja di bidang
penelitian keperawatan/kesehatan.
PK V PM V PP V PR V
PKIV
PM IV PP IV PR IV
IV
PKIII
PM III PP III PR III
III
PK II PM II PP II PR II
PK I PM I PP I PR I
8
a. Pelaksanaan adalah fungsi perawat dalam memberikan asuhan
keperawatan baik langsung maupun tidak langsung dengan metode
proses keperawatan,
b. Pengelolaan adalah fungsi perawat dalam mengelola pelayanan
maupun pendidikan keperawatan sesuai dengan manajemen
keperawatan dalam kerangka paradigma keperawatan,
c. Pendidikan adalah fungsi perawat dalam mendidik individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat serta tenaga kesehatan yang
berada di bawah tanggung jawabnya
d. Penelitian adalah fungsi perawat dalam Mengidentifikasi masalah
penelitian, menerapkan prinsip dan metode penelitian, serta
memanfaatkan hasil penelitian untuk meningkatkan mutu asuhan
atau pelayanan dan pendidikan keperawatan
FUNGSI
PELAKSANAAN PENGELOLAAN PENDIDIKAN PENELITIAN
LEVEL
PK I Pelayanan Pengelolaan Pendidikan Laporan
keperawatan pelayanan kesehatan kasus yang
dasar dan umum keperawatan terhadap sederhana
terhadap seorang klien
seorang klien dalam
pemenuhan
kebutuhan
dasar
PK II Pelayanan Pengelolaan Pendidikan Laporan
keperawatan pelayanan kesehatan kasus
dasar untuk keperawatan kepada berdasarkan
setiap bidang pada sekelompok bukti.
keahlian sekelompok klien dengan
klien di unit masalah
ruang rawat keperawatan
sederhana
dan
bimbingan
kepada
9
FUNGSI
PELAKSANAAN PENGELOLAAN PENDIDIKAN PENELITIAN
LEVEL
peserta didik
dan perawat
Pelayanan Pengelolaan Pendidikan Penelitian
keperawatan pelayanan kesehatan keperawatan
spesialis lanjut keperawatan kepada sederhana
PK III kepada sekelompok pada area
sekelompok klien dengan spesifik dan
klien pada area masalah membuat
manajemen/ keperawatan laporan
organisasi spesifik dan kasus
terbatas bimbingan berdasarkan
kepada bukti
peserta didik
dan perawat
PK IV Pelayanan Pengelolaan Pendidikan Penelitian
keperawatan Pelayanan kesehatan keperawatan
spesialis dan keperawatan kepada klien (Evidence
advanced terhadap dengan Based
sekelompok kasus Nursing
klien pada area spesialistik Practice)
manajemen dan pada area
yang luas mengembang spesialistik
kan CPD
PK V Pelayanan Pengelolaan Pendidikan Pengelolaan
keperawatan pelayanan kesehatan penelitian
kompleks, keperawatan kepada klien, keperawatan
spesialis dan dengan perawat dan yang terpadu
sub spesialis menghasilkan peserta didik
kebijakan pada yang
area membutuhka
manajemen n konsultasi
yang luas dengan
kasus
spesialistik
10
Fungsi perawat klinik dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Perawat Klinik I (PK I)
1) Fungsinya :
a) Memberikan asuhan keperawatan dasar dan umum kepada
klien,
b) Mengelola pelayanan keperawatan kepada seorang klien di
unit ruang rawat,
c) Memberikan pendidikan kesehatan terhadap seorang klien
dalam pemenuhan kebutuhan dasar
d) Membuat laporan kasus yang sederhana yang menjadi
tanggung jawabnya.
2) Deskripsi :
a) Memberikan asuhan keperawatan yang berfokus pada
intervensi keperawatan untuk memenuhi 14 komponen
kebutuhan dasar pada klien yang tidak beresiko tinggi
b) Menjalankan peran dan tanggung jawab sebagai perawat
pelaksana
c) Melakukan pendidikan kesehatan pada klien terkait
kebutuhan dasar dengan mengidentifikasi kebutuhan belajar
klien dan keluarga
d) Melakukan pengumpulan data kuantitatif untuk menyusun
laporan kasus sederhana sesuai panduan dengan
mengidentifikasi masalah, respon dan lingkungan klinis
(fenomena) yang berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan
dasar
11
d) Membuat laporan kasus berdasarkan bukti.
2) Deskripsi :
a) Memberikan asuhan keperawatan kepada individu meliputi,
kebutuhan fisik, emosional, sosial dan spiritual dengan
mempertimbangkan respon klien dan dampak penyakit
terhadap kemampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar
pada area pelayanan tertentu sesuai dengan lingkup
keperawatan medikal bedah, maternitas, anak, kesehatan
jiwa, gawat darurat dan komunitas
b) Melaksanakan peran dan fungsi sebagai ketua tim dengan
kemampuan mengenal dan mengetahui kondisi klien dan
dapat menilai tingkat kebutuhan klien,mengembangkan
kemampuan anggota tim nya dalam memberikan askep dan
kinerja tim, membuat perencanaan klien yang menjadi
tanggung jawab timnya, membuat penugasan dan melakukan
supervisi dan evaluasi atas kerja anggota timnya.
c) Memberikan edukasi kesehatan kepada klien dan keluarga
secara holistik sesuai dengan masalah kesehatan klien serta
melaksanakan preceptor pada tenaga perawat di bawah
bimbingannya dan praktikan
d) Menginterpretasi dan menggunakan hasil penelitian dalam
pemberian asuhan keperawatan untuk menyelesaikan
masalah, respon dan lingkungan klinis
2) Deskripsi :
12
a) Memberikan asuhan keperawatan dengan tahapan dan
pendekatan proses keperawatan yang melibatkan berbagai
sumber daya dan pelayanan pendukung untuk menyelesaikan
masalah secara utuh sesuai dengan lingkup keperawatan
medikal bedah, maternitas, anak, kesehatan jiwa, gawat
darurat dan komunitas
b) Melaksanakan peran dan fungsi sebagai pengelola pelayanan
keperawatan di unit keperawatan dengan kemampuan
mengidentifikasi dan menyusun uraian tugas dalam
pengelolaan pelayanan klien di unit keperawatan, menetapkan
metode keperawatan sesuai dengan tingkat ketergantungan
pada area spesifik, merumuskan masalah pengelolaan klien
dengan masalah kompleks dan mengendalikan serta
melakukan upaya perbaikan mutu asuhan keperawatan yang
sesuai standar pada sekelompok klien di unit
c) Memberikan edukasi kesehatan kepada klien dan keluarga
secara holistik sesuai dengan masalah kesehatan klien di
area spesifik dan melaksanakan preceptorship serta
mentorship.
d) Menginterpretasi dan menggunakan hasil penelitian dalam
pemberian asuhan keperawatan untuk menyelesaikan
masalah, respon dan lingkungan klinis pada area spesifik
serta melakukan riset keperawatan deskriptif analitik dan
inferensial
2) Deskripsi:
13
a) Memberikan asuhan keperawatan dengan tahapan dan
pendekatan proses keperawatan pada kasus spesialistik di
lingkup pelayanan keperawatan yang membutuhkan level
keahlian spesialis sesuai lingkup kewenangan dan tanggung
jawabnya seperti spesialis keperawatan medikal bedah,
maternitas, anak, kesehatan jiwa, gawat darurat dan
komunitas
b) Melaksanakan peran dan fungsi sebagai supervisor yang
mengelola pelayanan keperawatan di beberapa unit
keperawatan dengan kemampuan melakukan pendekatan tata
kelola klinis secara interdisiplin dan multidisiplin
c) Memberikan edukasi kesehatan kepada klien dan keluarga
secara holistik dengan pendekatan spesialistik serta dapat
mengembangkan pendidikan berkelanjutan bagi perawat dan
pelatihan bagi peserta didik
d) Melakukan penelitian keperawatan untuk menyelesaikan
masalah, respon dan lingkungan klinis pada area spesialistik
untuk mengembangkan praktek keperawatan dan
pembelajaran klinis
2) Deskripsi :
a) Memberikan asuhan keperawatan dengan tahapan dan
pendekatan proses keperawatan pada kasus spesialistik yang
membutuhkan pendapat keahlian terkait dengan lingkup
spesialistiknya
14
b) Melaksanakan peran dan fungsi sebagai konsultan klinik yang
mengelola pelayanan keperawatan dengan kemampuan
melakukan pendekatan tata kelola klinis secara interdisiplin,
multidisiplin dan transdisiplin
c) Memberikan edukasi kesehatan kepada klien, perawat dan
peserta didik dengan cara memberikan pendapat keahlian
terkait dengan lingkup spesialistiknya bagi penyelesaian
masalah-masalah keperawatan yang tidak dapat ditangani
oleh perawat lainnya
d) Melakukan penelitian keperawatan untuk menyelesaikan
masalah, respon dan lingkungan klinis pada area spesialistik
untuk mengembangkan praktek keperawatan, profesi
keperawatan dan pendidikan keperawatan,
15
dan menjalani masa klinik level II selama 6 - 9 tahun atau Ners
dengan pengalaman kerja ≥ 3 tahun dan dan menjalani masa klinik
level II selama 4 - 7 tahun. Perawat Klinik II harus mempunyai
sertifikat PK I.
16
Perawat Klinik I (Novice) memiliki latar belakang D-III Keperawatan
dan menjalani masa klinik level I selama 3 - 6 tahun atau Ners
dengan pengalaman kerja ≥ 1 tahun dan menjalani masa klinik level
I selama 2 -4 tahun. Perawat klinik harus mempunyai sertifikat pra
klinik.
c. Perawat Klinik II
Perawat klinik II (Advance Beginner) memiliki latar belakang
D-III Keperawatan dengan pengalaman kerja ≥ 4 tahun dan
menjalani masa klinik level II selama 6 - 9 tahun atau Ners dengan
pengalaman kerja ≥ 3 tahun dan menjalani masa klinik level II
selama 4 - 7 tahun. Perawat klinik II harus mempunyai sertifikat
PK I.
d. Perawat Klinik III
Perawat klinik III (competent) memiliki latar belakang
D-III Keperawatan dengan pengalaman kerja ≥ 10 tahun dan
menjalani masa klinik level III selama 9 - 12 tahun atau Ners
dengan pengalaman kerja ≥ 7 tahun dan menjalani masa klinik
level III selama 6 - 9 tahun. Perawat klinik III harus mempunyai
sertifikat PK II dan sertifikasi teknikal.
e. Perawat Klinik IV
Perawat klinik IV (Proficient) memiliki latar belakang D-III
Keperawatan dengan pengalaman kerja ≥ 19 tahun dan menjalani
masa klinik level IV sampai memasuki masa pensiun atau Ners
dengan pengalaman kerja ≥ 13 tahun dan dan menjalani masa
klinik level IV selama 9 – 12 tahun. Perawat klinik IV harus
mempunyai sertifikat PK III serta sertifikasi teknikal II.
f. Perawat Klinik V
Perawat klinik V (Expert) memiliki latar belakang Ners dengan
pengalaman kerja ≥ 22 tahun dan menjalani masa klinik level V
sampai memasuki usia pensiun. Perawat klinik V harus mempunyai
sertifikat PK IV serta sertifikasi teknikal II
17
BAB III
KOMPETENSI PERAWAT DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
18
B. Kompetensi Perawat di Rumah Sakit
Kompetensi perawat klinik di Rumah Sakit dideskripsikan sesuai
level jenjang karir perawat klinik (PK I – PK V). Untuk mengukur
kompetensi perawat dibutuhkan indikator dimana setiap perawat klinik
memiliki indikator dengan 4 domain yaitu pelaksanaan, pengelolaan,
pendidikan dan penelitian. Pada setiap domain dilihat kemampuan
perawat dari sisi pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill) dan sikap
(attitude). Indikator sesuai level pada perawat klinik yaitu :
1. Perawat Klinik I
Perawat klinik I adalah jenjang perawat klinik dengan kemampuan
melakukan asuhan keperawatan dasar dengan penekanan pada
keterampilan teknis keperawatan dibawah bimbingan. Indikator
perawat klinik I antara lain :
o Memahami konsep dasar keperawatan
o Memahami prinsip etik, legal, dan peka budaya dalam keperawatan
o Memahami prinsip komunikasi terapeutik
o Memahami prinsip caring dalam keperawatan
o Memahami prinsip keselamatan klien
o Memahami prinsip Pengendalian dan Pencegahan Infeksi
o Memahami prinsip kerjasama Tim
o Memahami kebutuhan belajar klien dan keluarga terkait
pemenuhan kebutuhan dasar
o Memahami peran dan tanggungjawab sebagai perawat pelaksana
o Memahami metode penugasan dalam pemberian asuhan
keperawatan
o Memahami mutu dalam asuhan keperawatan
o Memahami konsep berpikir kritis
o Menjalankan peran sebagai perawat dalam pemberian asuhan
keperawatan pada klien dengan tingkat ketergantung minimal dan
partial
o Melakukan asuhan keperawatan dengan menggunakan ketrampilan
tehnik dasar
o Menerapkan prinsip etik, legal, dan peka budaya dalam asuhan
keperawatan
o Melakukan komunikasi terapeutik di dalam asuhan keperawatan
o Menerapkan caring dalam keperawatan
19
o Menerapkan prinsip keselamatan klien
o Menerapkan prinsip Pengendalian dan Pencegahan Infeksi
o Melaksanakan kerjasama Tim dalam asuhan
o Melaksanakan prinsip mutu dalam tindakan keperawatan
o Melakukan proses edukasi kesehatan pada klien terkait dengan
kebutuhan dasar
o Melakukan pengumpulan data kuantitatif sesuai panduan
o Memperlakukan klien tanpa membedakan suku, agama, ras dan
antar golongan
o Memperlihatkan sikap pengharapan dan keyakinan
o Menjalin hubungan saling percaya dengan klien, keluarga dan mitra
kerja
o Bersikap asertif
o Memperlihatkan sikap empati
o Bersikap etik
o Kepatuhan terhadap penerapan standar dan pedoman keperawatan
o Memiliki tanggung jawab terhadap penerapan asuhan keperawatan
o Menunjukkan sikap kerja yang efektif dan efisien dalam pengelolaan
klien
o Menunjukkan sikap saling percaya dan menghargai antara anggota
tim dalam pengelolaan asuhan keperawatan
2. Perawat Klinik II
Perawat klinik II adalah jenjang perawat klinik dengan kemampuan
melakukan asuhan keperawatan holistic pada pasien secara mandiri
dan mengelola pasien secara tim serta memperoleh bimbingan untuk
penanganan masalah lanjut/kompleks. Indikator perawat klinik II
antara lain :
o Memahami prinsip kepemimpinan dan manajemen dalam
pengelolaan sekelompok klien
o Memahami konsep dan proses manajemen asuhan keperawatan
pada sekelompok klien
o Memahami konsep pengelolaan pelayanan keperawatan terhadap
sekelompok klien
o Memahami pengelolaan metode penugasan dalam pemberian
asuhan keperawatan
20
o Mengidentifikasi tingkat ketergantungan klien untuk menentukan
intervensi keperawatan
o Memahami permasalahan pengelolaan pada klien dengan masalah
kesehatan kompleks
o Memahami proses pengendalian mutu asuhan keperawatan pada
sekelompok klien
o Memilih pendekatan komunikasi terapeutik yang sesuai dengan
karakteristik dan masalah klien
o Memilih prinsip caring yang sesuai dengan karakteristik dan
masalah klien
o Mengidentifikasi insiden keselamatan klien dan manajemen risiko
klinis
o Mengidentifikasi kejadian dan risiko infeksi pada klien
o Memilih jenis intervensi keperawatan sesuai prioritas masalah
o Memahami prinsip kerjasama Tim
o Mengidentifikasi isu etik, legal, dan peka budaya dalam asuhan
keperawatan
o Mengidentifikasi dan memilih sumber-sumber yang tersedia untuk
edukasi kesehatan
o Menggunakan konsep dasar keperawatan untuk merumuskan
masalah keperawatan dan menentukan intervensi keperawatan
o Menggunakan prinsip etik, legal, dan peka budaya dalam
menetapkan intervensi keperawatan
o Melakukan asuhan keperawatan dengan tahapan dan pendekatan
proses keperawatan
o Menggunakan pendekatan komunikasi terapeutik yang sesuai
dengan karakteristik dan masalah klien
o Menerapkan caring yang sesuai dengan karakteristik dan masalah
klien
o Melakukan kajian insiden keselamatan klien dan manajemen risiko
klinis
o Melakukan kajian terhadap kejadian dan risiko infeksi pada klien
o Melakukan kerjasama antar tim
o Menjalankan peran sebagai perawat dalam pemberian asuhan
keperawatan pada klien dengan tingkat ketergantung partial dan
total care
21
o Melakukan pengendalian mutu dengan satu metoda tertentu sesuai
kebijakan rumah sakit setempat
o Melakukan kajian tingkat ketergantungan klien untuk menetapkan
intervensi keperawatan
o Melaksanakan pengendalian mutu asuhan keperawatan
o Merumuskan kebutuhan belajar klien dan keluarga secara holistik
sesuai dengan masalah kesehatan klien
o Menyusun rancangan pembelajaran sesuai dengan kebutuhan
belajar klien dan keluarga
o Melakukan proses edukasi kesehatan pada klien dan keluarga
o Melakukan evaluasi ketercapaian edukasi kesehatan
o Membuat rencana tindak lanjut terhadap hasil evaluasi edukasi
kesehatan
o Melaksanakan preceptor pada tenaga perawat di bawah
bimbingannya dan praktikan
o Menginterpretasi dan menggunakan hasil penelitian dalam
pemberian asuhan keperawatan
o Melakukan riset keperawatan deskriptif, survey
o Memperlakukan klien tanpa membedakan suku, agama, ras dan
antar golongan
o Memperlihatkan sikap pengharapan dan keyakinan
o Menjalin hubungan saling percaya dengan klien, keluarga dan mitra
kerja
o Bersikap asertif
o Memperlihatkan sikap empati
o Bersikap etik
o Kepatuhan terhadap penerapan standar dan pedoman keperawatan
o Memiliki tanggung jawab terhadap penerapan asuhan keperawatan
o Menunjukkan sikap kerja yang efektif dan efisien dalam pengelolaan
klien
o Menunjukkan sikap saling percaya dan menghargai antara anggota
tim dalam pengelolaan asuhan keperawatan
22
mengelola unit keperawatan serta mengembangkan pelayanan
keperawatan berdasarkan bukti ilmiah dan melaksanakan
pembelajaran klinis. Indikator perawat klinik III antara lain :
o Memahami filosofi dasar keperawatan pada area spesifik
o Memahami tahapan penyelesaian dan cara pengambilan keputusan
masalah etik, legal, komunikasi dalam pelayanan keperawatan di
unit keperawatan
o Memilih pendekatan komunikasi terapeutik yang sesuai dengan
karakteristik, masalah klien dan keluarga sesuai area spesifik
o Memilih prinsip caring yang sesuai dengan karakteristik dan
masalah klien di area spesifik
o Menganalisa akar masalah (RCA) dan membuat grading risiko
terhadap masalah klinis
o Menetapkan jenis intervensi keperawatan pada lingkup area spesifik
o Memahami prinsip kerjasama interdisiplin
o Memahami prinsip kepemimpinan dan manajemen dalam
pengelolaan unit ruang rawat
o Memahami konsep pengelolaan asuhan keperawatan pada unit
ruang rawat
o Memahami konsep manajemen pelayanan keperawatan di unit
ruang rawat
o Memahami metode penugasan yang sesuai dalam pengelolaan
asuhan keperawatan di unit
o Menetapkan jenis intervensi sesuai dengan tingkat ketergantungan
klien
o Memahami cara menetapkan pengelolaan asuhan klien dengan
masalah kompleks
o Memahami cara mengidentifikasi masalah mutu asuhan
keperawatan
o Menetapkan masalah mutu asuhan keperawatan berdasarkan
kajian standar dan kebijakan mutu
o Memahami kebutuhan belajar klien dan keluarga secara holistik
sesuai dengan masalah kesehatan klien di area spesifik
o Mengidentifikasi dan memilih sumber-sumber yang tersedia untuk
edukasi kesehatan pada area spesifik
o Melakukan proses keperawatan pada area spesifik
23
o Melakukan tahapan penyelesaian masalah etik, legal dalam asuhan
keperawatan
o Menggunakan pendekatan komunikasi terapeutik yang sesuai
dengan karakteristik dan masalah klien dan keluarga pada area
spesifik
o Menerapkan caring yang sesuai dengan karakteristik dan masalah
klien di area spesifik
o Melaksanakan analisa akar masalah (RCA) dan membuat grading
risiko terhadap masalah klinis
o Menerapkan prinsip kerjasama interdisiplin
o Menjalankan peran sebagai perawat dalam pemberian asuhan
keperawatan pada klien dengan tingkat ketergantung partial dan
total dengan masalah kompleks
o Menerapkan berbagai intervensi keperawatan sesuai dengan tingkat
ketergantungan pada area spesifik
o Melaksanakan pengendalian mutu asuhan keperawatan di unit
o Menyusun rancangan pembelajaran sesuai dengan kebutuhan
belajar klien dan keluarga pada area spesifik
o Melakukan proses edukasi kesehatan pada klien dan keluarga pada
area spesifik
o Melakukan evaluasi ketercapaian edukasi kesehatan pada area
spesifik
o Membuat rencana tindak lanjut terhadap hasil evaluasi edukasi
kesehatan pada area spesifik
o Melaksanakan preceptorship dan mentorship pada area spesifik
o Menginterpretasi dan menggunakan hasil penelitian dalam
pemberian asuhan keperawatan pada area spesifik
o Melakukan riset keperawatan deskriptif analitik dan inferensial
o Memperlakukan klien tanpa membedakan suku, agama, ras dan
antar golongan
o Memperlihatkan sikap pengharapan dan keyakinan
o Menjalin hubungan saling percaya dengan klien, keluarga dan mitra
kerja
o Bersikap asertif
o Memperlihatkan sikap empati
o Bersikap etik
24
o Kepatuhan terhadap penerapan standar dan pedoman keperawatan
o Memiliki tanggung jawab terhadap penerapan asuhan keperawatan
o Menunjukkan sikap kerja yang efektif dan efisien dalam pengelolaan
klien
o Menunjukkan sikap saling percaya dan menghargai antara anggota
tim dalam pengelolaan asuhan keperawatan
4. Perawat Kinik IV
Perawat klinik IV adalah jenjang perawat klinik dengan kemampuan
melakukan asuhan keperawatan pada masalah pasien yang kompleks
di area spesialistik dengan pendekatan tata kelola klinis secara
interdisiplin, multidisiplin, melakukan riset untuk mengembangkan
praktek keperawatan serta mengembangkan pembelajaran klinis.
Indikator perawat klinik IV antara lain :
o Memahami cara pengambilan keputusan masalah etik, legal,
komunikasi dalam pelayanan keperawatan di beberapa unit
keperawatan
o Memilih pendekatan komunikasi terapeutik yang sesuai dengan
karakteristik, masalah klien yang kompleks di area spesialistik
o Memilih prinsip caring yang sesuai dengan karakteristik dan
masalah klien yang kompleks di area spesialistik
o Menganalisa risiko klinis menggunakan pendekatan HFMEA
o Menetapkan jenis intervensi keperawatan pada lingkup masalah
klien yang kompleks di area spesialistik
o Memahami prinsip kerjasama secara interdisiplin
o Memahami tatakelola klinis dalam pelayanan keperawatan
o Memahami konsep pengelolaan asuhan keperawatan pada beberapa
unit ruang rawat
o Memahami konsep manajemen pelayanan keperawatan di beberapa
unit ruang rawat
o Memahami cara melakukan evaluasi efektifitas metode penugasan
yang sesuai dalam pengelolaan asuhan keperawatan di unit
o Menetapkan indikator keberhasilan intervensi keperawatan
o Memahami cara menetapkan pengelolaan asuhan klien dengan
masalah kompleks pada area spesialistik
o Memahami cara menetapkan Upaya perbaikan Mutu
25
o Memahami kebutuhan belajar klien dan keluarga secara holistik
sesuai dengan masalah kesehatan klien di area spesialistik
o Mengelola klien dalam pemberian asuhan keperawatan pada
masalah klien yang kompleks di area spesialistik
o Melakukan tahapan penyelesaian masalah etik, legal dalam asuhan
keperawatan dalam berbagai lingkup pelayanan keperawatan
o Meggunakan pendekatan komunikasi terapeutik yang sesuai dengan
karakteristik, pada masalah klien yang kompleks di area
spesialistik
o Menerapkan prinsip caring yang sesuai dengan karakteristik dan
masalah klien dengan kasus spesialistik
o Melaksanakan risiko klinis menggunakan pendekatan HFMEA
o Menerapkan prinsip kerjasama secara interdisiplin/ interprofesional
o Memperlakukan klien tanpa membedakan suku, agama, ras dan
antar golongan
o Menjalankan peran sebagai perawat dalam pemberian asuhan
keperawatan pada klien dengan tingkat ketergantung total dengan
masalah kompleks pada area spesialistik
o Melakukan upaya perbaikan mutu asuhan keperawatan dengan
memberdayakan sumber terkait
o Melakukan evaluasi intervensi keperawatan sesuai tingkat
ketergantungan pada area spesifik dan spesialistik
o Melaksanakan pengendalian mutu asuhan keperawatan di beberapa
unit
o Menyiapkan umpan balik (reviu) pada proses edukasi kesehatan
pada area spesialistik
o Menyusun rancangan pembelajaran sesuai dengan kebutuhan
belajar klien dan keluarga pada area spesialistik
o Melakukan proses edukasi kesehatan pada klien dan keluarga pada
area spesialistik
o Melakukan evaluasi ketercapaian edukasi kesehatan pada area
spesialistik
o Membuat rencana tindak lanjut terhadap hasil evaluasi edukasi
kesehatan pada area spesialistik
o Melaksanakan preceptorship dan mentorship pada area spesialistik
o Menginterpretasi dan menggunakan hasil penelitian dalam
pemberian asuhan keperawatan pada area spesialistik
26
o Memperlihatkan sikap pengharapan dan keyakinan
o Menjalin hubungan saling percaya dengan klien, keluarga dan mitra
kerja
o Bersikap asertif
o Memperlihatkan sikap empati
o bersikap etik
o Kepatuhan terhadap penerapan standar dan pedoman keperawatan
o Memiliki tanggung jawab terhadap penerapan asuhan keperawatan
o Menunjukkan sikap kerja yang efektif dan efisien dalam pengelolaan
klien
o Menunjukkan sikap saling percaya dan menghargai antara anggota
tim dalam pengelolaan asuhan keperawatan
5. Perawat Klinik V
Perawat klinik V adalah jenjang perawat klinik dengan kemampuan
memberikan konsultasi klinis keperawatan pada area spesialistik,
melakukan tata kelola klinik secara transdisiplin, melakukan riset
klinik untuk pengembangan praktik, profesi dan kependidikan
keperawatan. Indikator perawat klinik V antara lain :
o Memilih pendekatan komunikasi terapeutik yang sesuai dengan
karakteristik, masalah klien yang kompleks di area spesialistik
dalam melaksanakan tugas sebagai konsultan
o Memilih prinsip caring yang sesuai dengan karakteristik dan
masalah klien yang kompleks di area spesialistik
o Merumuskan strategi penanganan akar masalah dan risiko klinis
secara lintas disiplin
o Menelaah potensi risiko klinis dari intervensi keperawatan dalam
basis pertimbangan sebagai konsultan pada masalah klien yang
kompleks di area spesialistik
o Memahami prinsip dan model kerjasama secara
interdisplin/interprofesional dalam pelayanan kesehatan,
transdisiplin
o Memahami tatakelola klinis dalam pelayanan kesehatan
o Memahami konsep pengelolaan asuhan keperawatan pada tingkat
rumah sakit
o Memahami konsep manajemen pelayanan keperawatan pada
tingkat rumah sakit
27
o Memahami cara mengembangkan metode penugasan berdasarkan
bukti ilmiah
o Memahami cara merumuskan Indikator kinerja kunci pengelolaan
asuhan klien dengan masalah kompleks pada area spesialistik
sebagai acuan penilaian
o Memahami cara mengembangkan metoda perbaikan mutu asuhan
keperawatan berdasarkan bukti ilmiah
o Mengunakan filosofi dasar keperawatan sebagai dasar keputusan
dalam pemberian asuhan keperawatan spesialistik
o Memberikan pertimbangan klinis sebagai konsultan dalam asuhan
keperawatan klien dengan masalah klien yang kompleks di area
spesialistik
o Melakukan pembinaan tatalaku dan pertimbangan etik profesi, legal
dalam lingkup pelayanan keperawatan
o Menggunakan pendekatan komunikasi terapeutik yang sesuai
dengan karakteristik, masalah klien yang kompleks di area
spesialistik sebagai konsultan
o Memberikan evaluasi dan umpan balik terhadap penerapan prinsip
caring pada komunitas keperawatan
o Melaksanakan penyusunan strategi penanganan akar masalah dan
risiko klinis secara lintas disiplin
o Menggunakan model kerjasama secara interdisiplin/interprofesional
dalam pelayanan kesehatan, transdisiplin
o Menjalankan peran sebagai konsultan klinik dalam pemberian
asuhan keperawatan pada klien dengan masalah kompleks pada
area spesialistik
o Mengembangkan berbagai alternatif intervensi keperawatan
berdasarkan bukti ilmiah
o Mengembangkan sistem dalam menjaga mutu asuhan keperawatan
secara keberlanjutan
o Memberikan konsultasi klinis terkait implementasi berbagai
alternatif intervensi keperawatan berdasarkan bukti ilmiah
o Melakukan evaluasi pengendalian mutu asuhan keperawatan
di beberapa unit
o Menyiapkan substansi konsultasi dan edukasi kesehatan baik bagi
peserta didik, sejawat maupun mitra profesi sesuai kebutuhan
28
o Mereviu masalah terkait dengan konsultasi dan edukasi, serta
merumuskan penyelesaian masalah baik lingkup keperawatan
ataupun kolaboratif (interdisiplin)
o Memberikan edukasi dan umpan balik pada klien, peserta didik,
sejawat maupun mitra profesi dalam penyelesaian masalah
keperawatan maupun kolaboratif sebagai konsultan
o Memberikan advokasi sebagai konsultan terhadap hasil evaluasi
ketercapaian edukasi kesehatan
o Memberikan advokasi sebagai konsultan dalam penyusunan
rencana tindak lanjut terhadap hasil evaluasi edukasi kesehatan
klien dan keluarga
o Memberikan advokasi sebagai konsultan dalam pelaksanaan
preceptorship dan mentorship
o Menghasilkan dan mengevaluasi hasil penelitian untuk
merumuskan intervensi keperawatan
o Melakukan riset keperawatan semi eksperimental dan eksperimental
o Memperlakukan klien tanpa membedakan suku, agama, ras dan
antar golongan
o Memperlihatkan sikap pengharapan dan keyakinan
o Menjalin hubungan saling percaya dengan klien, keluarga dan mitra
kerja
o Bersikap asertif
o Memperlihatkan sikap empati
o bersikap etik
o kepatuhan terhadap penerapan standar dan pedoman keperawatan
o Memiliki tanggung jawab terhadap penerapan asuhan keperawatan
o Menunjukkan sikap kerja yang efektif dan efisien dalam pengelolaan
klien
o Menunjukkan sikap saling percaya dan menghargai antara anggota
tim dalam pengelolaan asuhan keperawatan
29
keluarga, perawat gerontik, perawat kesehatan kerja dan perawat
kesehatan sekolah.
Berikut ini diuraikan kompetensi perawat di komunitas secara
umum berdasarkan PK I-V :
1. Perawat Klinik (PK) I
a. Praktek profesional, etis dan peka budaya
1) Menunjukkan perilaku bertanggunggugat terhadap praktik
profesional
a) Menerima tanggung gugat terhadap keputusan dan tindakan
profesional sesuai dengan lingkup praktik, dan
hukum/peraturan perundangan
b) Mengenal batas peran dan kompetensi diri
c) Merujuk atau mengkonsultasikan pada yang lebih ahli
2) Melaksanakan praktik keperawatan berdasarkan kode etik
keperawatan Indonesia dan memperhatikan budaya
a) Menerapkan prinsip etik dalam keperawatan sesuai dengan
Kode Etik Perawat Indonesia
b) Menerapkan sikap menghormati hak privasi dan martabat
c) Menerapkan sikap menghormati hak klien untuk memilih dan
menentukan sendiri asuhan keperawatan dan kesehatan yang
diberikan
d) Menjaga kerahasiaan dan keamanan informasi tertulis, verbal
dan elektronik yang diperoleh dalam kapasitas sebagai seorang
perawat
e) Mengembangkan praktik keperawatan untuk dapat memenuhi
rasa aman dan menghargai martabat klien
f) Memberikan asuhan keperawatan dengan memperhatikan
budaya klien
3) Melaksanakan praktik secara legal
a) Melakukan praktik keperawatan sesuai kewenangan dengan
peraturan perundangan
b) Menunjukkan tindakan yang sesuai dengan regulasi yang
berlaku terkait praktik keperawatan/ dan kode etik
keperawatan
30
a) Melakukan Pengkajian:
o Mengumpulkan data individu anggota keluarga yang
mempunyai masalah kesehatan
o Mengidentifikasi faktor risiko/ masalah kesehatan
lingkungan di rumah
o Identifikasi kemampuan keluarga dalam penanggulangan
masalah kesehatan di keluarga
b) Melakukan analisis data dan rumusan diagnosa:
o Analisa data hasil pengkajian di keluarga
o Merumuskan diagnosa keperawatan pada sasaran individu
di keluarga atau sarana fasilitas primer
31
o Memberikan terapi komplementer antara lain: herbal terapi,
dan lain - lain
e) Melakukan evaluasi melalui penilaian tercapainya
tujuan pemenuhan kebutuhan dasar individu
32
e) Memberikan asuhan keperawatan dengan memperhatikan
budaya klien
f) Menjalankan peran advokasi untuk melindungi hak-hak
manusia sebagaimana yang diuraikan dalam kode etik
keperawatan Indonesia
3) Melaksanakan praktik secara legal
a) Melakukan praktik keperawatan sesuai kewenangan dengan
peraturan perundangan
b) Menunjukan tindakan yang sesuai dengan regulasi yang
berlaku terkait praktik keperawatan/ dan kode etik
keperawatan
34
c) Merujuk atau mengkonsultasikan pada yang lebih ahli
2) Melaksanakan praktik keperawatan berdasarkan kode etik
keperawatan Indonesia dan memperhatikan budaya
a) Menghormati hak privasi klien
b) Menghormati hak klien untuk memperoleh informasi
c) Menjamin kerahasiaan dan keamanan informasi tentang status
kesehatan klien
d) Mengembangkan praktik keperawatan untuk dapat memenuhi
rasa aman dan menghargai martabat klien.
e) Memberikan asuhan keperawatan dengan memperhatikan
budaya klien
f) Menjalankan peran advokasi untuk melindungi hak-hak
manusia sebagaimana yang diuraikan dalam kode etik
keperawatan Indonesia
g) Melibatkan diri secara aktif dalam pembuatan keputusan etik
secara efektif
h) Mengambil keputusan etik dan menentukan prioritas dalam
kondisi perang, tindak kekerasan, konflik dan situasi bencana
alam
35
o Memanfaatkan berbagai metode pengumpulan data yang
sesuai dengan kondisi kelompok.
o Melakukan pengkajian masalah kesehatan lingkungan yang
berkaitan dengan kesehatan kelompok.
b) Melakuan analisis data dan rumusan diagnosa
o Analisa data hasil pengkajian kelompok dengan
menggunakan perhitungan statistik deskriptif.
o Analisa faktor risiko dalam kelompok
o Merumuskan diagnosa keperawatan pada sasaran kelompok.
c) Menyusun perencanaan keperawatan
o Melakukan penapisan masalah keperawatan keluarga dan
kelompok.
o Menetapkan tujuan pelayanan keperawatan keluarga dan
kelompok.
o Menetapkan rencana intervensi keperawatan kelompok dan
keluarganya dengan penekanan upaya pencegahan primer,
sekunder dan tersier.
d) Melakukan tindakan keperawatan
Penekanan pada upaya meningkatkan kemandirian kelompok
terkait adanya masalah keperawatan.
o Membentuk berbagai kelompok khusus di masyarakat
diantaranya : kelompok swabantu lansia, kelompok ibu
hamil, kelompok pemerhati TB, dan lain - lain
o Melakukan ”case finding” atau pelacakan kasus masalah
kesehatan individu atau keluarga berdasarkan informasi
yang ada, seperti gizi buruk, TB paru, dan lain - lain.
o Melakukan kegiatan edukasi seperti penyuluhan kesehatan,
pendampingan pada keluarga rawan kesehatan.
o Melakukan bimbingan dan konseling kesehatan bagi
keluarga yang mempunyai masalah kesehatan.
o Melakukan bimbingan atau pembinaan kesehatan pada
kelompok khusus berdasarkan sasaran program kesehatan
prioritas seperti kelompok balita, remaja, lansia, dan
sebagainya.
o Melakukan tindakan pencegahan cidera sesuai dengan
tingkat usia perkembangan
o Melakukan pelatihan kader kesehatan
36
o Melakukan supervisi rutin terhadap kader kesehatan, dan
lain - lain
o Melakukan ”kampanye hidup sehat” seperti penyebaran
brosur bahaya rokok, dan lain - lain.
o Melakukan kegiatan promosi kesehatan berdasarkan
kebutuhan populasi sesuai seting khusus di komunitas
(sekolah, industri, panti, penjara)
o Melakukan advokasi untuk penyelesaian masalah kesehatan
kelompok
o Melakukan evaluasi melalui penilaian tercapainya tujuan
pemberdayaan kelompok
37
2) Mengikuti pendidikan berkelanjutan sebagai wujud tanggung
jawab profesi
a) Mengevaluasi kinerja praktik diri sendiri
b) Melibatkan diri secara aktif dalam kegiatan ilmiah keperawatan
c) Melaksanakan tugas sebagai pembimbing/ mentor bagi PK II
d) Menunjukkan tanggung jawab untuk pembelajaran seumur
hidup dan mempertahankan kompetensi
e) Memberikan kontribusi pada pengembangan pendidikan dan
profesional peserta didik
f) Menunjukkan peran sebagai pembimbing/mentor yang efektif
38
h) Mengambil keputusan etik dan menentukan prioritas dalam
kondisi perang, tindak kekerasan, konflik dan situasi bencana
alam
3) Melaksanakan praktik secara legal
a) Melakukan praktik keperawatan sesuai kewenangan dengan
peraturan perundangan
b) Menunjukan tindakan yang sesuai dengan regulasi yang
berlaku terkait praktik keperawatan/ dan kode etik
keperawatan
39
o Melakukan asuhan keperawatan tingkat keluarga dan
komunitas dengan masalah yang kompleks seperti konflik
dalam keluarga.
o Melakukan surveilance di daerah rawan masalah kesehatan.
o Memberikan pelayanan keperawatan pada masyarakat di
lokasi bencana.
o Melakukan tugas kesiapsiagaan pada lokasi rawan dan atau
saat serta pasca bencana.
o Melakukan advokasi untuk penyelesaian masalah kesehatan
komunitas
o Melakukan gerakan pemberdayaan masyarakat dalam
perilaku hidup sehat
o Melakukan kegiatan promosi kesehatan sesuai kebutuhan
populasi sesuai perkembangan (bumil, ibu bayi dan balita,
anak usia sekolah dan orangtua, remaja, dewasa, dan lanjut
usia)
o Melakukan kegiatan promosi kesehatan sesuai kebutuhan
populasi sesuai seting khusus di komunitas (sekolah,
industri, panti, penjara)
o Melakukan kegiatan promosi kesehatan pada populasi
rentan dan risiko tinggi
o Melakukan tindakan pencegahan cidera sesuai dengan
tingkat usia perkembangan
o Melakukan advokasi terhadap pengambil kebijakan
berkaitan penanganan permasalahan kesehatan
o Terlibat dalam penyusunan dan penentuan kebijakan lokal,
dan nasional
d) Melakukan evaluasi melalui penilaian tercapainya tujuan
keseimbangan sistem di komunitas
40
5) Mampu mengenali dan memanfaatkan berbagai sumber dalam
memberikan pelayanan keperawatan komunitas.
6) Menggunakan sumber-sumber yang tersedia di masyarakat
dalam pengelolaan pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat
7) Mampu melakukan advokasi terhadap hak kesehatan klien.
8) Melakukan supervisi pada PK III
41
b) Mengenal batas peran dan kompetensi diri
c) Merujuk atau mengkonsultasikan pada yang lebih ahli
2) Melaksanakan praktik keperawatan berdasarkan kode etik
keperawatan Indonesia dan memperhatikan budaya
a) Menghormati hak privasi klien
b) Menghormati hak klien untuk memperoleh informasi
c) Menjamin kerahasiaan dan keamanan informasi tentang status
kesehatan klien
d) Mengembangkan praktik keperawatan untuk dapat memenuhi
rasa aman dan menghargai martabat klien.
e) Memberikan asuhan keperawatan dengan memperhatikan
budaya klien
f) Menjalankan peran advokasi untuk melindungi hak-hak
manusia sebagaimana yang diuraikan dalam kode etik
keperawatan Indonesia
g) Melibatkan diri secara aktif dalam pembuatan keputusan etik
secara efektif
h) Mengambil keputusan etik dan menentukan prioritas dalam
kondisi perang, tindak kekerasan, konflik dan situasi bencana
alam
3) Melaksanakan praktik secara legal
a) Melakukan praktik keperawatan sesuai kewenangan dengan
peraturan perundangan
b) Menunjukan tindakan yang sesuai dengan regulasi yang
berlaku terkait praktik keperawatan/ dan kode etik
keperawatan
42
4) Terlibat dalam penyusunan dan penentuan kebijakan lokal,
nasional maupun global
5) Melakukan kerjasama multidisiplin
6) Melakukan advokasi untuk penyelesaian masalah kesehatan
komunitas
7) Menggunakan prinsip-prinsip negosiasi dan politik untuk
penyelesaian masalah kesehatan masyarakat
8) Melakukan gerakan pemberdayaan masyarakat dalam perilaku
hidup sehat
9) Mengidentifikasi dan menggunakan sumber-sumber yang
tersedia di masyarakat untuk mengatasi masalah dan
mengembangkan program promosi kesehatan
10) Melakukan komunikasi massa
11) Melakukan negosiasi dan menyelesaikan konflik
12) Menampilkan kemampuan leadership secara efektif.
a) Menetapkan visi dan mempengaruhi orang lain untuk
mencapai visi tersebut.
b) Memprioritaskan kebutuhan klien sebagai dasar pekerjaan
pelayanan pada klien individu, keluarga, kelompok atau
komunitas.
c) Memberdayakan orang lain agar organisasi lebih responsive
terhadap kebutuhan klien.
d) Menempatkan sumber daya manusia sesuai kompetensi.
e) Mendelegasikan tugas secara tepat dan mengelola waktu
secara baik.
f) Mampu membuat keputusan secara efektif.
g) Mampu berfikir kritis
13) Memiliki keterampilan interpersonal;
a) Melakukan komunikasi massa
b) Melakukan penilaian dan coaching
c) Menentukan perjanjian kerja (kontrak) dengan klien atau
stake holder.
d) Melakukan supervise eksternal.
e) Membangun kerjasama tim untuk mempengaruhi kebijakan
organisasi.
f) Menjadi mediator dalam mempersempit perbedaan.
43
14) Memiliki keterampilan dalam melaksanakan fungsi-fungsi
manajemen dalam pengelolaan keperawatan komunitas;
a) Mampu membuat perencanaan jangka pendek dan jangka
panjang
b) Mampu melakukan pergerakan pelaksanaan melalui
koordinasi semua anggota tim
c) Mampu menetapkan langkah - langkah aktifitas untuk
mencapai tujuan dan mengatur orang yang tepat dalam
melaksanakan perencanaan
d) Mampu memonitor pelayanan keperawatan
e) Terampil dalam mengelola fiskal
f) Memiliki keterampilan mendinamisasikan kekuatan dan
mempengaruhi kebijakan
44
BAB IV
PENGELOLAAN JENJANG KARIR PROFESIONAL PERAWAT
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
45
Perawat baru adalah perawat yang baru lulus pendidikan dan
atau baru pertama kali bekerja dengan masa kerja 0-1 tahun dan
perawat lama adalah perawat dengan masa kerja lebih dari 1 tahun.
46
Assessm
en
Kompet
ensi :
Proses Usul Penug
magang an asan
selama Pembe kerja
Rekru 1 tahun Prak rian KENAIK
sesuai
tmen pada 4 onsul penug AN
Kreden denga
dan (empat)
tasi sialing asan n area JENJAN
pelayan
selek klinik prakti G
an Asse
si dasar, knya
smen
yaitu:
Anak, Band Komite
Maternit ing Direktur
Keperaw
as, Rumah Bidang
atan Sakit
Medikal, Hasil Keperaw
Bedah
Bidang Asse atan
Keperaw smen
Bidang
atan
Keperaw
atan
2) Magang (Internship)
Proses magang (internship) dimulai dengan dengan
kegiatan orientasi. Orientasi adalah memberikan informasi
yang berhubungan dengan lingkungan kerja baru dalam suatu
organisasi, meliputi organisasi tata laksana, kebijakan, tugas,
fungsi, tanggung jawab dan wewenang bagi perawat baru.
Melalui orientasi, diharapkan perawat baru akan merasa lebih
siap dalam menerima tanggung jawab, serta dapat bekerja
dengan tujuan yang jelas. Akhirnya program orientasi perawat
dapat menyepakati kontrak kerja dengan Rumah Sakit.
Proses magang merupakan bagian dari proses
pembelajaran yang diselenggarakan secara terpadu dengan
bekerja secara langsung di bawah bimbingan dan pengawasan
perawat yang lebih berpengalaman dalam rangka meningkatkan
pengetahuan menguasai keterampilan atau keahlian tertentu.
Magang juga memberikan kesempatan kepada perawat
beradaptasi dengan lingkungan kerja dan mengurangi shock
realita.Perawat baru menjalani proses magang selama 1 tahun
pada 4 pelayanan dasar yaitu keperawatan anak, keperawatan
Maternitas, keperawatan Penyakit dalam dan bedah. Proses
magang ini di bawah tanggung jawab kepala bidang
keperawatan serta diperlukan perseptor dan mentor selama
magang.
48
3) Assesmen Kompetensi
Perawat baru yang telah melalui proses magang selama
1 tahun, mengajukan permohonan untuk dilakukan assement
kompetensi sehingga diketahui kompetensi yang telah
dikuasainya sebagai Perawat Klinis (PK I). Assemen kompetensi
menjadi tanggung jawab kepala bidang keperawatan.
Tahapan assesmen kompetensi terdiri dari :
a) Mengajukan permohonan assesmen
b) Assesmen Mandiri
c) Pra konsultasi
d) Assesmen
e) Usulan banding (jika diperlukan)
f) Keputusan hasil assesmen
g) Pemberian Sertifikat Kompetensi.
4) Kredensialing PK I
Setelah perawat baru dinyatakan kompeten sebagai PK I
maka dalam rangka melaksanakan tugas dilaksanakan
kredensialing dengan langkah sebagai berikut:
a) Mengajukan permohonan untuk memperoleh Kewenangan
Klinis kepada Ketua Komite Keperawatan sesuai Rincian
Kewenangan Klinis dan Buku Putih (White Paper)
b) Memperoleh persetujuan untuk dilakukan kredensial dari
Subkomite Kredensial
c) Mengikuti proses kredensial dengan cara review, verifikasi
dan evaluasi dengan berbagai metode yang dilakukan oleh
panitia Adhoc (Mitra Bestari) yang ditentukan.
d) Hasil kredensialing berupa daftar kewenangan klinis bagi PK I
dan selanjutnya direkomendasikan oleh Komite Keperawatan
untuk mendapatkan penugasan klinis dari pimpinan/
direktur rumah sakit.
49
5) Pemberian Penugasan Klinik (Clinical Appointment) PK I
Perawat baru yang telah mendapatkan rekomendasi
kewenangan klinis oleh Komite Keperawatan akan diusulkan
memperoleh penugasan klinik oleh direktur rumah sakit, dalam
bentuk penerbitan surat keputusan penugasan klinik.
6) Penugasan Kerja
Perawat baru akan mendapatkan penugasan di unit kerja
sesuai dengan penugasan klinik (clinical appointment) yang telah
ditetapkan. Berdasarkan penugasan klinik perawat menyusun
uraian tugas. Perawat melaksanakan tugasnya dalam
memberikan asuhan keperawatan selama 3 (tiga) tahun dengan
mempertahankan, mengembangkan dan meningkatkan
kompetensi-kompetensi melalui program – program
Pengambangan Profesional Berkelanjutan bagi perawat (CPD)
yang telah ditentukan. Dalam Pelaksanaan tugas ini, bidang
keperawatan melakukan monitoring kompetensi, penerapan etik
dan disiplin profesi.Melakukan supervisi klinik melalui
preseptorship dan mentorship.Selama melaksanakan
penugasan, perawat mengisi logbook. Pada tahap ini juga
dilakukan penilaian kinerja.
50
b. Skema Implementasi Jenjang Karir Perawat Klinik Lama
Implementasi jenjang karir bagi perawat klinik lama (telah
mempunyai pengalaman kerja) terdiri dari tahapan pemetaan
(mapping), assesmen kompetensi, kredensial, pemberian
penugasan klinis, penugasan kerja serta kenaikan penjenjangan
karir. Tahapan ini dapat dilihat pada skema 3.2
51
Pelaksa
naan
Pelaksa
pendidi
naan
kan
Askep
berkela
njutan
Monitori
Mappi
Penu ng
ng
gasa kompet
Penem Pros Pemb
ASSE n ensi Kenaik
patan erian
SMEN es kerja an
Peraw Penu Monitori
KOMP Kred gasa
sesu Penjenj
at ETENS ng
ensia ai angan
sesuai I n penera
l area
Area Klinis pan Karir
Bidan prakt Bidan
Prakti
Bidan Komit Monitorin
etik
g iknya
Bidang g
gk e g
dan
Direkt kepera keper
keper keper Keper indikato
disilpin
awata
ur RS watan r mutu awata
awata awata
profesi
n n n keperaw
keperaw n
atan
Supervis
klinik
i Klinik
Monitorin
g
indikato
r kinerja
individu
52
Skema 3.2 Implementasi Jenjang Karir Perawat Lama
53
1) Pemetaan (Mapping)
Bagi rumah sakit yang belum melaksanakan jenjang karir
perawat dan akan melaksanakan, maka sebagai tahap awal
melakukan mapping/ pemetaan. Mapping atau pemetaan
adalah suatu proses menetapkan level perawat lama sesuai
penjenjangan karir dengan prasyarat yang ditetapkan sesuai
kebijakan masing-masing rumah sakit.
Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut :
a) Survey data dasar perawat saat ini berdasarkan kualifikasi
sebagai berikut : Nama, Pendidikan Keperawatan terakhir,
Pelatihan, lama bekerja, umur, golongan/ pangkat atau level
(jika ada)
b) Melakukan review dan analisis hasil survey data dasar untuk
menetapkan level setiap perawat,
c) Menyusun rekapitulasi profil perawat berdasarkan
penjenjangan karir saat ini,
d) Setelah dilakukan pemetaan, setiap perawat mengikuti
assessmen kompetensi sesuai level hasil pemetaan.
2) Assemen kompetensi
Asessmen kompetensi dilakukan untuk memvalidasi
kompetensi yang harus dimiliki sesuai hasil mapping.
Tahapan assesmen kompetensi terdiri dari :
a) Mengajukan permohonan assesmen
b) Assesmen Mandiri
c) Pra konsultasi
d) Assesmen
e) Usulan banding (jika perlu)
f) Keputusan hasil assesmen
g) Pemberian Sertifikat Kompetensi
54
Hasil assesmen kompetensi dibuatkan surat keputusan
Direktur/ Pimpinan RS dalam bentuk Daftar Profil Perawat RS
sesuai Penjenjangan Klinik.
55
6) Kenaikan Tingkat Penjenjangan Klinik.
Sesuai dengan ketentuan waktu yang ditetapkan bagi
setiap perawat lama, maka perawat berhak mengajukan
permohonan untuk kenaikan jenjang karir dan mengikuti
proses kredensialing.Selanjutnya melaksanakan tugas pada
jenjang yang baru dan bagi perawat lama mempunyai hak
untuk promosi ke jabatan yang baru. Bagi perawat lama yang
2 x 3 tahun belum memenuhi syarat untuk kenaikan akan
mendapatkan sanksi sesuai ketentuan.
56
4) Menerbitkan Surat Keputusan Pencabutan Kewenangan Klinis
sekaligus Penugasan Klinik atas rekomendasi Komite
Keperawatan,
5) Menerbitkan sertifikat kompetensi bagi program
Pengembangan Profesional, Personal dan Kualitas
berkelanjutan bagi perawat yang dilaksanakan oleh RS (sesuai
ketentuan yang berlaku),
6) Mempertimbangkan dan menyetujui pembiayaan dalam rangka
implementasi jenjang karir perawat di RS,
7) Menerima laporan berkala pelaksanaan implementasi jenjang
karir perawat di RS.
57
8) Melakukan penilain kinerja bagi setiap perawat,
9) Melakukan monitoring evaluasi terhadap implementasi
jenjang karir perawat di RS.
c. Komite Keperawatan
Komite keperawatan bertanggung jawab terhadap
profesionalisme perawat sehingga dapat melaksanakan tugas
sesuai dengan jenjang kewenangannya.
58
perlu dilakukan kredensial ulang untuk mendapatkan penugasan
klinik. Program CPD disusun sesuai kompetensi pada setiap level
karir seperti di bawah ini :
59
LEVEL PROGRAM CPD/ PELATIHAN
PK V 1. Asuhan Keperawatan Sub Spesialis
2. Keterampilan Klinik Sub spesialis
3. Manajemen Pelayanan Keperawatan di RS
Manajemen strategik pelayanan keperawatan
4. Manajemen Budgeting Pelayanan Keperawatan
5. Manajemen Konseling
6. Metodologi pendidikan kesehatan sasaran
kelompok/masyarakat dan pasien dengan masalah
kesehatan kompleks
7. Metodologi Riset Operasional (Semi Eksperimen dan
Eksperimen)
60
Penilaian kinerja perawat dapat dilakukan secara berkala
sesuai kebijakan internal rumah sakit. Penilaian minimal
dilakukan oleh diri sendiri, atasan langsung dan peer review.
61
Mekanisme jenjang karir perawat di tatanan Komunitas akan
menguraikan tentang tahapan yang dilalui oleh perawat di tatanan
pelayanan komunitas antara lain: Puskesmas dan Wilayah kerja
serta Jejaringnya, Balai Kesehatan Masyarakat, Pusat Kesehatan
Kerja, kesehatan sekolah sesuai dengan perkembangan karirnya,
sebagai perawat baru, perawat lama atau pindah tugas.
Perawat baru adalah perawat yang baru lulus pendidikan dan
atau baru pertama kali bekerja dengan masa kerja 0-1 tahun dan
perawat lama adalah perawat dengan masa kerja lebih dari 1 tahun.
62
Assessm
en
Kompete
nsi :
Proses
magang Usula Pembe
selama 1
tahun n rian
Penug
pada 4 penug
Rekrutm (empat) Prako asan KENAIK
sasaran asan
en dan nsult Kreden kerja AN
pelayanan klinik
seleksi yaitu: asi sialing sesuai JENJAN
Askep
di
denga G
Individu di Asses Komun
Ranap / n area
men itas
Rajal praktik
Askep
Keluarga di Bandi Komite
rumah, ng Perawat Ka.
Komunitas
Dinkes Ka.
Hasil
Kab/ Institusi/
Asses
men Ka.
Koord dan
Ka. Penyelia
Institusi Perkesmas
/ Ka
63
1) Rekruitmen dan seleksi
Saat ini proses rekruitmen dan seleksi untuk Pegawai
Negeri Sipil (PNS) dilakukan oleh pemerintah pusat
(Kementerian Kesehatan) dan pemerintah daerah dan untuk
pegawai swasta dilakukan oleh masing-masing Dinas
Kesehatan dan jajarannya serta Fasilitas Pelayanan Kesehatan
swasta. Setiap perawat harus memiliki Surat Tanda Registrasi
(STR) sebagai persyaratan mendapatkan ijin bekerja di tatanan
komunitas.
2) Magang (Internship)
Proses magang (internship) dimulai dengan kegiatan
orientasi. Orientasi adalah memberikan informasi yang
berhubungan dengan lingkungan kerja baru dalam suatu
organisasi, meliputi organisasi tata laksana, kebijakan, tugas,
fungsi, tanggung jawab dan wewenang bagi perawat baru.
Melalui orientasi, diharapkan perawat baru akan merasa lebih
siap dalam menerima tanggung jawab, serta dapat bekerja
dengan tujuan yang jelas. Tujuan dari proses magang adalah
perawat dapat menyepakati kontrak kerja dengan Puskesmas
yang diperkuat oleh Dinas Kesehatan atau fasilitas pelayanan
kesehatan komunitas lainnya.
Proses magang merupakan bagian dari proses
pembelajaran yang diselenggarakan secara terpadu dengan
bekerja secara langsung di bawah bimbingan dan pengawasan
perawat yang lebih berpengalaman dalam rangka
meningkatkan pengetahuan menguasai keterampilan atau
keahlian tertentu. Magang juga memberikan kesempatan
kepada perawat beradaptasi dengan lingkungan kerja dan
mengurangi syok realita. Perawat baru menjalani proses
magang selama 1 tahun tentang pelayanan Keperawatan
Kesehatan masyarakat terutama dalam menjalankan program
prioritas puskesmas misalnya berkaitan dengan promosi
64
kesehatan, KIA-KB, P3M, kesehatan lingkungan, gizi dan
pengobatan. Dilanjutkan magang untuk upaya pengembangan
misalnya upaya kesehatan usia lanjut, upaya kesehatan
sekolah dan upaya kesehatan kerja. Proses magang ini
di bawah tanggung jawab kepala Puskesmas serta selama
magang diperlukan perseptor dan mentor misalnya koordinator
atau penyelia Perkesmas.
3) Assesmen Kompetensi
Perawat baru yang telah melalui proses magang selama
1 tahun, mengajukan permohonan untuk dilakukan assement
kompetensi sehingga diketahui kompetensi yang telah
dikuasainya sebagai Perawat Klinis (PK). Assemen kompetensi
menjadi tanggung jawab pimpinan Institusi dengan melibatkan
koordinator dan atau penyelia Perkesmas tingkat Kabupaten/
Kota.
Tahapan assesmen kompetensi terdiri dari :
a) Mengajukan permohonan assesmen
b) Assesmen Mandiri
c) Pra konsultasi
d) Assesmen
e) Usulan banding (jika diperlukan)
f) Keputusan hasil assesmen
g) Pemberian Sertifikat Kompetensi.
65
b) Memperoleh persetujuan untuk dilakukan kredensial dari
Subkomite Kredensial
c) Mengikuti proses kredensial dengan cara review, verifikasi
dan evaluasi dengan berbagai metode yang dilakukan oleh
panitia Adhoc (Mitra Bestari) yang ditentukan.
d) Hasil kredensialing berupa daftar kewenangan klinis bagi PK
dan selanjutnya direkomendasikan oleh Komite Keperawatan
untuk mendapatkan Penugasan Klinis dari Kepala Dinas
Kesehatan/ Kepala Puskesmas.
6) Penugasan Kerja
Perawat baru akan mendapatkan penugasan di unit
kerja sesuai dengan penugasan klinik (clinical appointment)
yang telah ditetapkan. Berdasarkan penugasan klinik perawat
menyusun uraian tugas. Perawat melaksanakan tugasnya
dalam memberikan asuhan keperawatan selama 3 (tiga) tahun
dengan mempertahankan, mengembangkan dan meningkatkan
kompetensi-kompetensi melalui program – program
Pengembangan Profesional Berkelanjutan bagi perawat (CPD)
yang telah ditentukan. Dalam Pelaksanaan tugas ini, Kepala
Puskesmas melakukan monitoring kompetensi, penerapan etik
dan disiplin profesi. Melakukan supervisi klinik melalui
preseptorship dan mentorship.Selama melaksanakan
penugasan, perawat mengisi logbook. Pada tahap ini juga
dilakukan penilaian kinerja.
66
7) Kenaikan Tingkat Penjenjangan Klinik
Setiap perawat mempunyai hak untuk meningkatkan
jenjang karir sesuai perencanaan karir yang telah
dipilih.Setelah melaksanakan tugas memberikan asuhan
keperawatan selama 3 (tiga) tahun, perawat mengusulkan
kenaikan tingkat dengan tahapan kredensial dan selanjutnya
melaksanakan tugas pada jenjang yang baru. Bagi perawat
yang belum memenuhi persyaratan untuk naik tingkat
dilakukan pembinaan khusus dan jika selama 2 tahun tetap
tidak memenuhi persyaratan akan mendapatkan sanksi sesuai
ketentuan yang disepakati.
67
Pelaksan
aan
pendidik
an
berkelanj
utan
Pelaksana
an Askep
Pemb Monitorin
Mapping erian Penug g
Penem Prose asan kompeten Kenaika
ASSES Penug
patan s asan kerja si n
MEN Monitorin
Perawa sesuai Penjenja
KOMPE Krede Klinis g
t sesuai area
Area
TENSI
nsial di penerapa ngan
Komu prakti n etik dan Karir
Praktik
nitas knya disilpin Ka.
Koord
Koord dan
dan
Ka. Ka.
Ka. Penyelia Komite
Komite profesi Dinkes
Institusi/
Institusi/ Perkesmas
Perkesmas Perawat Dinkes Supervisi Kab/
Ka. Komunitas
Komunitas Ka. Monitoring
tk
tk KAB/
KAB/
Kab/ Klinik Kota
Puskesm KOTA Tk. Kab/ Puskesm indikator
indikator
Kota
as/ Ka. Kota Kota as mutu
Dinkes watan keperawa
tan klinik
di
komunita
Monitoring
indikator
kinerja
individu
68
1) Pemetaan (Mapping)
Puskesmas atau Institusi fasilitas pelayanan kesehatan
komunitas lainnya yang akan melaksanakan jenjang karir
perawat profesional, maka sebagai tahap awal melakukan
mapping/pemetaan. Mapping atau pemetaan adalah suatu
proses menetapkan level perawat lama sesuai penjenjangan karir
dengan prasyarat yang ditetapkan sesuai kebijakan masing-
masing Puskesmas atau Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota.
Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut :
a) Survey data dasar perawat saat ini berdasarkan kualifikasi
sebagai berikut : Nama, Pendidikan Keperawatan terakhir,
Pelatihan, lama bekerja, umur, golongan/ pangkat atau level
(jika ada)
b) Melakukan review dan analisis hasil survey data dasar untuk
menetapkan level setiap perawat,
c) Menyusun rekapitulasi profil perawat berdasarkan
penjenjangan karir saat ini,
d) Setelah dilakukan pemetaan, setiap perawat mengikuti
assessmen kompetensi sesuai level hasil pemetaan.
2) Assemen kompetensi
Asessmen kompetensi dilakukan untuk memvalidasi
kompetensi yang harus dimiliki sesuai hasil mapping.
Tahapan assesmen kompetensi terdiri dari :
a) Mengajukan permohonan assesmen
b) Assesmen mandiri
c) Pra konsultasi
d) Assesmen
e) Usulan banding (jika perlu)
f) Keputusan hasil assesmen
g) Pemberian Sertifikat Kompetensi
69
3) Kredensialing Perawat Sesuai Penjenjangan Karirnya (PK I, II, III,
IV, dan V).
Pada tahap ini dilakukan review, evaluasi terhadap bukti-
bukti untuk menetapkan kewenangan klinis setiap perawat
sesuai dengan masing-masing penjenjangan. Adapun tahap
kredensial sama dengan kredensial PK baru/ awal
70
2. Pengorganisasian Implementasi Jenjang Karir di Komunitas
Pengorganisasian implementasi jenjang karir perawat
di lingkungan Dinas Kesehatan melibatkan beberapa unsur terkait
yaitu Kepala Dinas Kesehatan, Kepala Puskesmas/ pimpinan institusi
fasilitas pelayanan kesehatan komunitas, komite perawat komunitas
dan unit terkait lainnya :
71
b. Kepala Puskesmas
Implementasi jenjang karir perawat merupakan tanggung
jawab Kepala Puskesmas dalam rangka melakukan fungsi
manajemen keperawatan yaitu ketenagaan (staffing). Adapun
tugasnya sebagai berikut:
1) Melakukan seleksi perawat baru (sesuai kebijakan Dinas
Kesehatan),
2) Melakukan magang bagi perawat baru,
3) Melakukan mapping bagi perawat lama,
4) Melakukan assesmen kompetensi (sesuai kebutuhan) dilakukan :
a) Pada akhir magang bagi perawat baru untuk memberi
pengakuan sebagai PK I
b) Pada perawat sesuai hasil mapping untuk validasi dan
pengakuan terhadap penjenjangan hasil mapping.
c) Assesmen kompetensi juga bisa dipergunakan sebagai seleksi
terhadap perawat baru,
5) Mengelola penugasan kerja bagi setiap perawat setelah
memperoleh “penugasan klinik” sebagai hasil kredensialing,
6) Memantau uraian tugas setiap perawat sesuai penugasan klinik,
7) Melakukan supervisi klinik melalui preceptorship,
8) Melakukan penilain kinerja bagi setiap perawat,
9) Melakukan monitoring evaluasi terhadap implementasi jenjang
karir perawat di lingkungan Dinas Kesehatan.
c. Komite Perkesmas
Komite perawat komunitasbertanggung jawab terhadap
profesionalisme perawat sehingga dapat melaksanakan tugas sesuai
dengan jenjang kewenangannya
72
tersebut terdaftar dalam badan regulasi sebagai bahan pertimbangan
memiliki kewenangan klinik CPD dikembangkan relevan dengan area
praktik perawat.
Pengembangan profesional, personal dan kualitas berkelanjutan
bagi perawat dilaksanakan dalam rangka mempertahankan dan
meningkatkan kompetensi perawat agar tetap dapat melaksanakan
tugas berorientasi pada proses dan keselamatan klien.
Dalam mencapai karirnya setiap perawat harus mengikuti
program CPD. Terdapat 2 (dua) alasan perlunya CPD yaitu 1) Gap
kompetensi hasil kredensial, atau karena terjadi perkembangan IPTEK
sehingga perlu penyesuaian atau pengembangan kompetensi; 2)
Dalam rangka kenaikan jenjang karir (challenge) dipersyaratkan
kompetensi-kompetensi tertentu. Setelah mengikuti CPD perawat
memperoleh kompetensi baru, dan terhadap kompetensi baru ini perlu
dilakukan kredensial ulang untuk mendapatkan penugasan klinik.
73
LEVEL PROGRAM CPD/ PELATIHAN
3. Model kemitraan dan leadership dalam CHN
4. Koordinasi pengembangan & implementasi program
promosi kesehatan
5. Penelitian dalam keperawatan komunitas
6. Penulisan artikel dan publikasi ilmiah
7. Information Management and Application of Patient Care
Technology
PK V 1. Manajemen strategik
2. Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat dengan
masalah kompleks : masyarakat miskin, masalah
endemis, penyakit menular, rawan bencana, anak
jalanan, rumah singgah, rumah susun
3. Pengembangan kebijakan dan perencanaan program
4. Membangun Community Capacity
5. Sistem kesehatan, organisasi & networks
6. Negosiasi & managemen sumber-sumber finansial
74
Sistem informasi jenjang karir perawat merupakan manajemen
informasi dalam bentuk dan proses informasi tentang perkembangan
karir perawat yang bertujuan agar perawat, koordinator program
Perkesmas dan jajaran, komite Perkesmas, Kepala Puskesmas, Kepala
Dinas Kesehatan dan unit-unit yang memerlukan informasi secara
mudah mendapatkannya. Komponen sistem informasi, minimal terdiri
dari :
a. Data dasar profil perawat di lingkungan Dinas Kesehatan yang
selalu di update setiap 6 (enam) bulan,
b. Skema yang menggambarkan proses implementasi jenjang karir
baik bagi perawat baru maupun lama beserta instrumen dan
kelengkapannya.
c. Program dan proses pemetaan (mapping),
d. Program dan proses magang,
e. Program dan proses assesmen kompetensi,
f. Program dan proses kredensialing,
g. Penetapan penugasan klinik,
h. Program CPD bagi PK I, II, III, IV, V,
i. Program Supervisi klinik (preseptorship-mentorship).
j. Monitoring dan evaluasi implementasi jenjang karir.
BAB V
MONITORING DAN EVALUASI
75
1. Adanya pengorganisasian jenjang karir,
2. Terlaksananya program magang,
3. Terlaksananya mapping (pemetaan) perawat lama,
4. Terlaksananya assesmen (perawat lama dan baru),
5. Terlaksananya proses kredensialing perawat,
6. Terlaksananya supervisi klinik,
7. Terlaksananya program CPD ( pelatihan perawat),
8. Terlaksananya program kenaikan tingkat jenjang karir.
BAB V
PENUTUP
76
berkontribusi dalam seluruh proses, sehingga tujuan akhir dari program ini
dapat dicapai dengan efektif dan efisien.
77