PERHOTELAN LAUNDRY FIX Kelompok Rs Pelita Karawang
PERHOTELAN LAUNDRY FIX Kelompok Rs Pelita Karawang
PERHOTELAN LAUNDRY FIX Kelompok Rs Pelita Karawang
DISUSUN OLEH :
UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK 2018
PENGELOLAAN LINEN DI RUMAH SAKIT
Linen di rumah sakit menjadi salah satu faktor penentu mutu suatu rumah sakit. Oleh karena itu
linen yang selalu digunakan di rumah sakit membutuhkan pengelolaan khusus, sebagai salah satu cara
untuk meminimalisir penyebaran infeksi silang di rumah sakit dan kesalahan dalam bekerja, sehingga
tercapai tujuan yang diinginkan.
A. Pengertian Linen
Adalah bahan / kain yang digunakan di rumah sakit untuk kebutuhan pembungkus kasur,
bantal, guling dan alat instrument steril lainnya.
1. Mencegah tertukarnya linen dari bagian yang satu kebagian yang lain.
Karena linen kotor merupakan sumber infeksi yang dapat menjadi perantara tertularnya
penyakit dari orang yang menderita penyakit infeksius ke orang lain yang mempunyai daya tahan
tubuh rendah. Linen kotor harus diawasi secara ketat alurnya, selain untuk mencegah infeksi,
kegiatan ini dimaksudkan untuk melatih petugas kesehatan agar lebih berhati-hati dengan
kegiatan yang berdentuhan dengan linen kotor. Semua unit yang berada di rumah sakit beresiko
mendapat infeksi dari linen kotor, tidak terkecuali unit yang tidak berkaitan dengan hal medis.
Pada hakikatnya, sebagai petugas kesehatan harus mengetahui dampak dari linen kotor
untuk menghindari infeksi-infeksi yang akan ditimbulkan, maka diperlukan kesadaran dari tiap
individu untuk belajar dengan tujuan mengetahui dampak negatif yang akan ditimbulkan dari
linen kotor. Apabila rumah sakit ingin mengambil langkah preventif, maka diperlukan pelatihan-
pelatihan atau pembelajaran dalam dari dalam maupun luar rumah sakit yang dapat menambah
wawasan petugas kesehatan tentang linen kotor. Perlu adanya komunikasi 2 arah antara petugas
kesehatan dengan pasien dan keluarganya tentang linen kotor karena walau kemungkinannya
kecil, penularan infeksi penyakit dari linen kotor dapat terjadi pada pasien atau keluarganya.
E. Kaitan Linen
1. Pasien
Subsistem yang bertanggung jawab dalam pengelolaan linen adalah laundry (binatu),
mulai dari perencanaan, pencucian linen kotor menjadi linen bersih, yang dapat
membuat pasien menjadi nyaman dan mencegah penyebaran infeksi
2. Penyakit
pengelolaan linen kotor di ruangan rawat inap bukan hal yang bisa diabaikan,
terutama karena linen kotor merupakan sumber infeksi yang dapat menjadi perantara
tertularnya penyakit dari orang yang menderita penyakit infeksius ke orang lain yang
mempunyai daya tahan tubuh rendah. Penularan infeksi penyakit dari linen kotor
dapat terjadi pada pasien atau keluarganya.
3. Keindahan
Berkaitan dengan Estetika. Tergantung Rumah Sakit ingin menggunakan Baju Pasien
dengan warna putih, hijau, atau bahkan warna merah muda. Untuk baju anak-anak
juga biasanya ada yang menggunakan corak.
4. Manajemen
Untuk meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit
PENGELOLAAN LINEN KOTOR
Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman
RS. PELITA
KARAWANG
01/PLK/SOP/2018 00 1/4
A. PROSEDUR TETAP
1. Memakai sarung tangan rumah tangga dan APD (Alat
Pelindungdiri)
2. Menyortir (mengumpulkan, membawa dan memilih)
3. Membinatu (mencuci, mengeringkan, melipat)
4. Menyimpan dan mendistribusikan.
1. Keperawatan
Unit Terkait 2. Bagian Laundry
DISTRIBUSI LINEN BERSIH
Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman
RS. PELITA
KARAWANG
01/PLK/SOP/2018 00 1/2
Untuk mengatur pola kerja pegawai, menghindari cara kerja pegawai yang tidak sesuai standar
sekaligus untuk melindungi pegawai dan konsumen dari kecelakaaan kerja.
(Halaman selanjutnya)….
Log Book Linen Rumah Sakit Pelita Karawang Tanggal: 9 April 2018
KONDISI LINEN
PETUGAS JML TTD
JENIS
JAM UNIT LINE NON
LINEN BAI RUSA INFEKSI
PENYERAHA PENERI N INFEKSI PENYER PENER
K K US
N MA US AHAN IMA
Sprei (3)
Salma Sarung
10.00 Anugrah putra IGD 12 √ √
athaya bantal(3)
Selimut (3)
Sprei (3)
Ranap
Muhammad Alya Sarung
08.00 melati 12 √ √
iqbal kurnia bantal(3)
2
Selimut(3)
Sprei (2)
Sofie Ranap
Sarung
08.00 Azmul azmar nurramada mawa 6 √ √
bantal(2)
ni r3
Selimut (2)
Sprei (1)
Sarung
Bantal(1)
Baju pasien
(1)
Baju dokter
(2)
Anggi
11.00 Yasin OK 11 Baju √ √
ucha
perawat (3)
Duk bolong
(1)
Stik laken
(1)
Perlak (1)
Sprei (1)
Sarung
bantal(1)
Eryca
14.00 Ananda farel ICU 5 Selimut (1) √ √
mondreat
Perlak (1)
Stik laken
(1)
Sprei (1)
Sarung
bantal(1)
Hemo
16.00 Shinta pratiwi Anindya 5 Selimut (1) √ √
dialisa
Perlak (1)
Stik laken
(1)
Sprei (3)
Ranap
Nabila Sarung
17.00 Azzahra Julia mawa 9 √ √
desy bantal(3)
r4
Selimut (3)
Sprei (2)
Sarung
16.00 Sylva umari Vika zuhri IGD 6 √ √
bantal(2)
Selimut (2)
Sprei (2)
Ranap
Utari Sarung
17.00 Pitriana mawa 6 √ √
kusumawti bantal(2)
r2
Selimut (2)
Penyerah, Penerima,
1. Laundry
2. ICU
Unit Terkait 3. IGD
4. Rawat inap
PERSEDIAAN LINEN DI RUMAH SAKIT
Rumah sakit menjadi tempat yang akan selalu dikunjungi, baik itu oleh pasien maupun pengunjung.
Sama halnya dengan fungsi rumah sakit, penyakit yang ada atau terjadi tidak dapat diprediksi atau bisa
saja datang secara tiba-tiba sehingga linen yang ada di rumah sakit sangat banyak dibutuhkan, oleh
karena itu dibutuhkan persediaan yang ada untuk mempersiapkan kemungkinan-kemungkinan yang
terjadi atau keadaan darurat yang membutuhkan linen diluar dari perkiraan atau kebutuhan seharusnya.
1. Pengertian Linen
adalah bahan / kain yang digunakan di rumah sakit untuk kebutuhan pembungkus
kasur, bantal, guling dan alat instrument steril lainnya.
Linen yang ada di rumah sakit perlu dilakukan perhitungan guna mengetahui pengeluaran yang ada di
rumah sakit yang berasal dari linen. Linen yang ada harus dihitung, dari jumlah yang ada, hilang, rusak,
dan pergantiannya harus terdata sehingga persediaan linen yang ada dapat di ketahui dan dapat dihitung
jumlahnya maupun biaya yang dibutuhkan untuk nanti di berikan ke bidang adminitrasi.
A. Sentralisasi Linen
adalah tempat yang berada di lingkungan Laundry Rumah Sakit, yang dijadikan pusat
penyimpanan dan distribusi Linen
B. Standarisasi Linen
1. Produk
Tiap rumah sakit wajib mempunyai standar produk yang sama agar bisa diproduksi
secara masal dan mencapai skala ekonomi. Produk dengan kualitas tinggi akan memberikan
kenyamanan pada waktu pemakaian dan penggunaan yang lebih lama.
2. Material
a. Cotton
b. CVC
c. TC
d. Polyester dengan anyaman plat atau drill seperti water repellent, soil release
3. Ukuran
a. Tempat tidur : 90 x 200 cm
b. Laken : 160 x 275 cm
c. Steek Laken : 75 x 160 cm
d. Zeil : 70 x 110 cm
e. Sarung bantal : 50 x 70 cm
4. Jumlah
a. Hitung total kebutuhan linen didasarkan pada jumlah total rata-rata pasien
b. Ideal jumlah stok linen yang harus disediakan adalah 5 par (kapasitas) dengan
posisi :
i. 3 par berputar diruangan dengan rincian sebagai berikut:
Stok 1 par terpakai
Stok 1 par dicuci atau sedang di laundry
Stok 1 par cadangan bersih diruangan
5. Penggunaan
Linen yang baik harus tahan cuci sampai 350x dengan prosedur normal. Linen diberi
identitas sebagai berikut :
1. Mesin Cuci dengan kapasitas besar (diatas 100kg) yang disarankan memiliki 2 pintu
membedakan antara memasukkan linen infeksius atau linen non infeksius dengan
hasil pencucian linen bersih.
2. Mesin cuci ukuran sedang dan kecil (25-100kg) tanpa penyekat seperti pada point 1
dapat digunakan dengen memperhatikan batas ruang kotor dan bersih dengan jelas.
3. Pipa pembuangan limbah cair hasil pencucian dialirkan kedalam sistem pembuangan
yang terpendam dalam tanah menuju IPAL
D. Tenaga Laundry
Untuk mencegah infeksi yang terjadi di dalam pelaksanaan kerja terhadap pencuci maka perlu
ada pencegahan dengan:
Perencanaan
Penerimaan
linen kotor
Penimbangan
Pemilahan
Pencucian
Pengeringan
Penyetrikaan
& pelipatan
Pengemasan
Penyimpanan
Distribusi
Perawatan
linen
Pencatatan &
pelaporan
Yang pertama di lakukan perencanaan, untuk mengetahui jumlah kebutuhan linen yang
ada dan siap pakai di Rumah Sakit. Lalu penerimaan linen kotor dari berbagai unit Rumah Sakit
yang akan segera di bersihkan. Kemudian linen tersebut di timbang agar mengetahui berat
jumlah linen dan disesuaikan dengan takaran detergen yang akan digunakan. Setelah ditimbang,
linen tersebut di pilah berdasarkan plastik linen, tanpa harus mengeluarkan linen tersebut.
Kemudian linen yang telah di pilah, langsung di cuci dengan standar laundry yang ditetapkan
dan langsung di keringkan dan dilipat. Setelah itu, linen di kemas menggunakan kemasan linen
khusus dan disimpan di tempat penyimpanan linen yang berupa rak linen agar memudahkan
petugas mengambil linen yang bersih dan siap pakai. Kemudian linen di distribusi ke unit-unit
yang membutuhkan linen bersih. Lalu linen yang berada di tempat penyimpanan linen harus di
rawat dan diperhatikan ke sterilannya agar tidak menimbulkan infeksi nosokomial. Yang
terakhir, proses tersebut di catat dan dilaporkan sebagai data dari Rumah Sakit tersebut.
MONITORING DAN EVALUASI LINEN RUMAH SAKIT BAGIAN LAUNDRY
Mentoring dan evaluasi dibutuhkan diseluruh divisi, salah satunya bagian laundry. Mentoring dan
Evaluasi linen yang dilakukan dibagian laundry hampir sama dengan yang lainnya, kegiatan ini dilakukan
guna untuk meminimalisir kesalahan atau kecurangan dalam prosedur yang ada, dan begitu juga halnya
dengan evaluasi, digunakan untuk meningkatkan kualitas kinerja sehingga perkerjaan yang ada
mencapai tujuan yang diinginkan.
a. Monitoring
a. Definisi
Monitoring adalah upaya untuk mengamati pelayan dan cakupan program
pelayanan dan menemukan masalah dalam pelaksanaan program.
b. Tujuan
i. Untuk mengadakan perubahan atau orientasi dari sistem pelayanan;
ii. Untuk menyesuaikan strategi atau pedoman pelayanan yang dilaksanakan
iii. dilapangan, sesuai dengan temuan- temuan di lapangan; dan
iv. Hasil analisa dari monitoring digunakan untuk perbaikan dalam pelayanan
dirumah sakit, monitoring sebaiknya dilakukan sesuai keperluan.
c. Aspek-Aspek yang Dimonitor
i. Sarana dan prasarana peralatan.
ii. Standar/ pedoman pelayanan, SOP, Kebijakan Rumah sakit, visi, misi,
motto rumah sakit dan lain- lain.
iii. Pengamatan penglihatan pada noda linen, warna yang kusam, pudar, tidak
cerah, putih tua atau keabu- abuan menunjukkan linen sudah using dan
menipis.
iv. Apabila ada penandaan tahun pengguna jika sudah 150- 180 kali dicuci
linen tersebut sudah tidak layak digunakan maka harus dihapuskan.
b. Evaluasi
a. Definisi
Evaluasi adalah proses menetukan nilai untuk suatu hal atau objek yang
berdasarakan pada acuan-acuan tertentu untuk menentukan tujuan tertentu.
b. Tujuan
i. Meningkatkan kinerja pengelolaan linen di rumah sakit.
ii. Sebagai acuan dalam perencanaan pengadaan linen, bahan kimia,
pembersihansarana dan prasarana kamar cuci.
iii. Sebagai acuan perencanaan system pemeliharaan mesin- mesin.
iv. Sebagai acuan dalam melakukan peningkatan pengetahuan dan
keterampilan sumber daya manusia.
ii. Frekuensi :
Bersih, untuk monitoring bersih dapat dilakukan dengan
memanfaatkan panca indra secara fisik, dari bau (harum dan bebas
dari bau yang tidak sedap), rasa lembut di kulit dan skala noda.
Dilakukan pada tahap sortir didalam perputaran pencucian. Jika
terdapat kekurangan dari ketiga aaspek tersebut maka perlu dicuci
ulang sesuai dengan permasalahan tersebut.
Awet (tidak rapuh) dapat di lakukan dengan mengendalikan dalam
penggunaan bahan kimia yang serendah mungkin tanpa
mengabaikan hasil.
Sehat (bebas mikroorganisme pathogen) bias di lakukan dengan
pemeriksaan angka kuman di mikrobiologi.
Sumber:
file:///C:/Users/user/Downloads/kupdf.com_pedoman-manajemen-linen-rs-depkes-2004.pdf
https://www.slideshare.net/yusufbadurohman/pedoman-manajemen-linen-rs
http://dikamed.com/mesin-cuci-khusus-rumah-sakit/
https://galihendradita.wordpress.com/2017/04/15/pengelolaan-tempat-pencucian-linen-laundry/