Evolusi Sistem Berbasis Komputer Mengikuti Suatu Pola Yang Disebut Siklus Hidup Sistem
Evolusi Sistem Berbasis Komputer Mengikuti Suatu Pola Yang Disebut Siklus Hidup Sistem
Evolusi Sistem Berbasis Komputer Mengikuti Suatu Pola Yang Disebut Siklus Hidup Sistem
terdiri dari tahap perencanaan, analisis, rancangan, dan penerapan serta penggunaan. Manajer
dari area pemakai terlibat dalam perencanaan dengan maksud agar proyek akan memperoleh
manfaat. Analis sistem membantu manajer dalam pendefinisian masalah, menetapkan tujuan dan
mengenai kendala-kendala serta studi kelayakan. Tahap analisis dimulai dengan pengumuman
kepada para pegawai dan dibentuknya tim proyek. Kegiatan yang dilakukan yaitu pemakai
mendefinisikan kebutuhan informasi, menentukan kriteria kinerja, menyiapkan usulan rancangan
untuk merancang sistem baru. Tahap rancangan mulai saat analis terlibat dalam rancangan sistem
yang terinci, dengan menggunakan teknik-teknik dan peralatan terstruktur yang
mendokumentasikan proses dan data. Dilakukan pula identifikasi konfigurasi sistem alternatif
dan dievaluasi, dan yang terbaik dipilih. Diajukan usulan penerapan yang akan memberi dasar
untuk menciptakan suatu sistem kerja dari dokumentasi rancangan. Tahap penerapan melibatkan
para spesialis informasi lainnya, pemakai tambahan dan mungkin orang luar seperti konsultan
dan kontraktor. Setelah perancangan yang terinci diperoleh perangkat keras dan perangkat lunak
serta dibuat database. Ketika fasilitas fisik telah siap dan pendidikan yang diperlukan telah
dilaksanakan, manajemen menentukan apakah cutover ke sistem baru perlu dilaksanakan.
Apabila sistem tersebut dianggap tidak bisa digunakan lagi, pihak manajemen dapat
mengotorisasi proyek rekayasa ulang, yang mengulang siklus hidup sistem. Setelah tahap
penggunaan dimulai, analis sistem dan auditor internal melaksanakan penelaahan pasca
penerapan, yang diulang secara berkala sepanjang umur hidup sistem. Spesialis informasi juga
melakukan pemeliharaan sistem. Meskipun siklus hidup sistem mewakili bentuk dasar dari kerja
sistem, siklus hidup sistem terpengaruh perubahan metodologi lain yang menekankan
penggunaan peralatan pengembangan berbasis komputer. Salah satunya yaitu rapid application
development – RAD yang menyatukan baik CASE maupun prototyping.
Metodologi adalah suatu cara yang disarankan untuk melakukan suatu hal. Pendekatan sistem
adalah metodologi dasar untuk memecahkan masalah.
Empat tahap pertama adalah perencanaan, analisis, rancangan dan penerapan. Tahap-tahap ini
secara bersama-sama dinamakan siklus hidup pengembangan sistem (system development life
cycle-SDLC). Tahap kelima adalah tahap penggunaannya, yg berlangsung sampai sudah
waktunya untuk merancang sistem itu kembali. Proses merancang kembali mengakibatkan siklus
itu akan diulangi lagi.
1. Saat sistem memiliki nilai strategis atau mempengaruhi seluruh organisasi, direktur
utama atau eksekutif mungkin memutuskan untuk mengawasi proyek pengembangannya.
2. Ketika lingkup sistem menyempit dan fokusnya lebih operasional, kepemimpinan akan
dipegang oleh eksekutif tingkat yang lebih rendah seperti wakil direktur utama, direktur
bagian administrasi dan CIO.
3. Komite yang memberikan petunjuk, pengarahan dan pengendalian yang
berkesinambungan disebut komite pengarah.
4. Komite pengarah yang mengarahkan penggunaan sumber daya komputer perusahaan
dinamakan komite pengarah SIM.
Ø Menetapkan kebijakan
Menjadi pengendali keuangan
Menyelesaikan pertentangan
TAHAP PERENCANAAN
Menentukan lingkup dari proyek
Mengenali berbagai area permasalahan potensial
Mengatur urutan tugas
Memberikan dasar untuk pengendalian
TAHAP ANALISIS
TAHAP RANCANGAN
TAHAP PENERAPAN
1. Merencanakan Penerapan
2. Mengumumkan Penerapan
3. Mendapatkan Sumber Daya Perangkat Keras
4. Mendapatkan Sumber Daya Perangkat Lunak
5. Menyiapkan Database
6. Menyiapkan fasilitas Fisik
7. Mendidik Peserta dan Pemakai
8. Menyiapkan Usulan Cutover
9. Menyetujui atau Menolak Masuk ke Sistem Baru
10. Masuk ke Sistem Baru
TAHAP PENGGUNAAN
1. Menggunakan Sistem
2. Audit Sistem
3. Memelihara Sistem
PROTOTYPING
Prototipe memberikan ide bagi pembuat maupun pemakai potensial tentang cara sistem akan
berfungsi dalam bentuk lengkapnya. Proses menghasilkan prototipe disebut dengan Prototyping.
Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa ada beberapa hal yang harus dipenuhi dalam
membangun siklus hidup sistem. Kita harus terlebih dahulu merancang, kemudian setelah
rancangan tersebut dianggap tepat maka langkah selanjutnya adalah penerapan dan
pengoperasian. Hal ini akan terus terjadi dalam sebuah sistem yang baik.
Daftar Pustaka
http://msherawati.staff.gunadarma.ac.id/
Siklus hidup sistem (system life cycle-SLC), adalah proses evolusioner yang diikuti dalam
menerapkan sistem atau subsistem informal berbasis komputer. SLC dilakukan dengan
pendekatan sistem secara teratur dan dilakukan secara top-down, oleh karenanya sering disebut
pendekatan air terjun (waterfall approach) bagi pengembangan dan penggunaan sistem. Tahap-
tahap siklus hidup sistem, empat yang pertama dinamakan sisklus hidup pengembangan sistem
(system development life cycle-SDLC). Tahap kelima, tahap penggunaannya yang berlangsung
sampai waktunya untuk merancang sistem itu kembali. Siklus hidup sistem yang pertama
dikelola oleh manajer unit jasa informasi, dibantu oleh manajer dari analis sistem, pemrograman,
dan operasi. Kecenderungan sekarang ditangani oleh tingkat yang lebih tinggi dan lebih rendah.
Saat sistem memiliki nilai strategis atau mempengaruhi seluruh organisasi, direktur utama atau
komite eksekutif mungkin memutuskan untuk mengawasi proyek pengembangannya. Ketika
lingkup sistem menyempit dan fokusnya lebih operasional, kemungkinan besar dipegang oleh
yang lebih rendah seperti wakil direktur utama, direktur bagian administrasi dan CIO. Banyak
perusahaan membuat suatu komite khusus. Jika tujuannya member petunjuk, pengarahan dan
pengendalian yang berkesinambungan, komite ini disebut komite pengarah Komite pengarah
yang mengarahkan penggunan sumberdaya komputer perusahaan disebut komite pengarah SIM.
Anggota tetap komite pengarah SIM melibatkan eksekutif tingkat tinggi. Sedangkan anggota
sementara meliputi manajer yang lebih rendah dan para konsultan selama keahliannya
dibutuhkan.
Tugas dan fungsi utama komite pengarah SIM:
Menetapkan kebijakan, yang memastikan dukungan komputer untuk mencapai tujuan strategis
perusahaan; Menjadi pengendali keuangan, dengan bertindak sebagai badan yang berwenang
memberi persetujuan bagi semua permintaan dana yang berhubungan dengan komputer;
Menyelesaikan pertentangan, yang timbul sehubungan dengan prioritas penggunaan komputer.
Dengan memusatkan manajemen siklus hidup sistem dalam komite pengarah, diperoleh dua
keuntungan: Semakin besar kemungkinan komputer akan digunakan untuk mendukung pemakai
di seluruh perusahaan; Semakin besar kemungkinan proyek-proyek komputer akan mempunyai
perencanaan dan pengendalian yang baik. Komite pengarah SIM jarang terlibat langsung dalam
rincian pekerjaan, tanggung jawab ini ada pada tim proyek. Tim proyek mencakup semua orang
yang ikut serta dalam pengembangan sistem berbasis komputer. Kegiatan tim proyek ini
diarahkan oleh pemimpin proyek.
B. Tahap-Tahap Siklus Hidup System
1. Tahap Perencanaan
Keuntungan dari merencanakan proyek CBIS: Menentukan lingkup dari proyek;Mengenali
berbagai area permasalahan potensial; Mengatur urutan tugas; Memberikan dasar untuk
pengendalian. Adapun langkah-langkah dalam tahap perencanaan.
1. Menyadari Masalah kebutuhan adanya proyek CBIS biasanya dirasakan oleh manajer
perusahaan, non manajer dan unsur-unsur dalam lingkungan perusahaan.
2. Mendefinisikan masalah setelah sadar akan adanya masalah manajer harus memahaminya
dengan baik agar dapat mengatasinya.
3. Menentukan tujuan sistem manajer dan analis sistem mengembangkan suatu daftar tujuan
sistem yang harus dipenuhi oleh sistem untuk memuaskan pemakai
4. Mengidentifikasi kendala-kendala sistem kendala-kendala ini penting untuk diidentifikasi
sebelum system benar-benar mulai dikerjakan.
5. Membuat studi kelayakan: studi kelayakan adalah suatu tinjauan sekilas pada faktor-faktor
utama yang akan mempengaruhi kemampuan sistem untuk mencapai tujuan-tujuan yang
diinginkan.
6. Mempersiapkan usulan penelitian sistem: jika sistem dan proyek layak, diperlukan penelitian
sistem yang menyeluruh. Penelitian sistem (system study) akan memberikan dasar yang terinci
untuk rancangan sistem baru. Analis akan menyiapkan usulan penelitian sistem yang
memberikan dasar bagi manajer untuk menentukan perlu tidaknya pengeluaran untuk analis.
7. Menyetujui atau menolak penelitian proyek: manajer dan komite pengarah menimbang pro
dan kontra dari proyek dan rancangan sistem yang diusulkan, serta menentukan apakah perlu
diteruskan atau tidak.
8. Menetapkan mekanisme pengendalian: sebelum proyek dimulai perlu ditetapkan mekanisme
pengendaliannya. Jumlah waktu yang diperlukan dinyatakan dalam orang-bulan. Setelah proyek
jalan perlu dimonitor. Berbagai teknik dokumentasi yang dapat digunakan antara lain: tabel,
grafik, diagram jaringan (network diagram: PERT dan CPM)
2. Tahap Analisis
Analisis sistem adalah penelitian atas sistem yang telah ada dengan tujuan untuk merancang
sistem yang baru atau diperbaharui. Adapun tahapan dalam analisis sistem adalah:
1. Mengumumkan Penelitian Sistem: untuk mengurangi kekuatiran akan adanya aplikasi
komputer baru, kiranya perlu dikomunikasikan dengan cara (a) alasan perusahaan melaksanakan
proyek; dan (b) bagaimana sistem baru akan menguntungkan perusahaan dan pegawai.
2. Mengorganisasikan tim proyek: sebaiknya pemimpin proyek adalah spesialis informasi,
jangan pemakai;
3. Mendefinisikan kebutuhan pemakai: pengumpulan informasi kebutuhan pemakai dapat
dilakukan dengan: wawancara perorangan, pengamatan, pencarian catatan dan survei.
Wawancara lebih disukai, karena: (1) adanya komunikasi dua arah dan pengamatan terhadap
bahasa tubuh; (2) meningkatkan antusiasme pada proyek baik dari pihak spesialis, maupun
pemakai; (3) dapat menjalin kepercayaan antara pemakai dan spesialis informasi; (4) memberi
kesempatan bagi peserta proyek kalau ada perbedaan pandangan. Dokumentasinya dapat berupa
flowchart, diagram arus data (data flow diagram), dan grafik serta penjelasan naratif dari proses
dan data. Semua dokumentasi ini yang menjelaskan sistem ini disebut kamus proyek.
4. Mendefinisikan kriteria kinerja sistem: setelah kebutuhan informasi didefinisikan, langkah
selanjutnya adalah menspesifikasikan secara tepat kriteria kinerja sistem Contoh, manajer
pemasaran menetapkan kriteria laporan biaya bulanan sbb: (1) laporan disiapkan dalam kertas
dan tampilan; (2) laporan disediakan tidak lebih dari 3 hari setelah akhir bulan; (3) laporan harus
membandingkan pendapatan dan biaya aktual dengan anggaran.
5. Menyiapkan usulan rancangan: analis sistem memberikan kesempatan bagi manajer untuk
membuat keputusan teruskan/hentikan untuk kedua kalinya. Manajer harus menyetujui tahap
rancangan dan dukungan bagi keputusan itu termasuk usulan rancangan.
6. Menyetujui atau menolak rancangan proyek: manajer dan komite pengarah SIM mengevaluasi
usulan rancangan dan menentukan apakah disetujui atau tidak.
3. Tahap Rancangan
Rancangan sistem adalah penentuan proses dan data yang diperlukan oleh sistem baru. Untuk
sistem berbasis komputer biasanya dalam rancangan ada spesifikasi jenis peralatan yang akan
digunakan. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
1. Menyiapkan rancangan sistem yang terinci: analis bekerja sama dengan pemakai dan
mendokumentasikan rancangan sistem baru dengan alat-alat yang telah dijelaskan dalam modul
teknis. Penggambaran dilakukan dari yang besar dan secara bertahap secara rinci dengan
pendekatan top-down dan ini biasanya dilakukan untuk rancangan terstruktur (structured design).
2. Mengidentifikasikan berbagai alternatif konfigurasi sistem: analis harus mengidentifikasikan
konfigurasi (bukan merek atau model) peralatan komputer yang akan memberikan hasil terbaik
bagi sistem untuk menyelesaikan pemrosesan.
3. Mengevaluasi berbagai alternatif konfigurasi sistem: analis bekerja bersama manajer
mengevaluasi berbagai alternatif dan dipilih yang paling memungkinkan subsistem memenuhi
kriteria kinerja, dengan kendala-kendala yang ada.
4. Memilih konfigurasi yang terbaik. analis mengevaluasi semua konfigurasi subsistem dengan
menyesuaikan kombinasi peralatan sehingga semua subsistem menjadi satu konfigurasi tunggal.
Setelah dianalisis kemudian direkomendasikan kepada manajer untuk disetujui. Persetujuan
dilakukan oleh Komite pengarah SIM.
5. Menyetujui usulan penerapan. analisis menyiapkan usulan penerapan yang mengikhtisarkan
tugas-tugas penerapan yang harus dilakukan, keuntungan yang diharapkan dan biayanya.
6. Menyetujui atau menolak penerapan sistem: jika keuntungan dari sistem melebihi biayanya,
penerapan akan disetujui.
4. Tahap Penerapan
Penerapan merupakan kegiatan memperoleh dan mengintegrasikan sumberdaya fisik dan
konseptual yang menghasilkan suatu sistem yang bekerja. Adapun tahapannya adalah:
1. Merencanakan penerapan: sebelum sistem baru digunakan, manajer dan spesialis informasi
memahami dengan baik pekerjaan yang diperlukan untuk menerapkan rancangan sistem.
2. Mengumumkan penerapan: proyek penerapan diumumkan kepada para pegawai dengan cara
yang sama seperti penelitian sistem. Tujuannya untuk menginformasikan pegawai mengenai
keputusan untuk menerapkan sistem baru dan meminta kerjasama pegawai.
3. Mendapatkan sumberdaya perangkat keras; rancangan system disediakan bagi para pemasok
berbagai jenis peralatan komputer yang terdapat pada konfigurasi yang disetujui. Setiap pemasok
diberikan request for proposal (RFP).
4. Mendapatkan sumberdaya perangkat lunak: dapat membuat sendiri oleh programmer dari
dokumen yang disiapkan analis sistem atau menggunakat perangkat lunak aplikasi jadi
(prewritten application software).
5. Menyiapkan database: DBA bertanggungjawab untuk semua kegiatan yang berhubungan
dengan data, dan ini mencakup persiapan database.
6. Menyiapkan fasilitas fisik. Fasilitas di sini adalah lantai yang ditinggikan, pengendalian suhu
ruangan dan kelembaban khusus, keamanan, peralatan pendeteksi api dan pemadam kebakaran,
dsb.
7. Mendidik peserta dan pemakai: baik peserta (operator pemasukan data, pegawai coding, dan
administrasi) dan pemakai harus dididik tentang peran mereka dalam sistem. Pendidikan
sebaiknya setelah siklus hidup dimulai, tepat sebelum bahan-bahan yang dipelajari mulai
diterapkan.
8. Masuk ke sistem baru: proses menggantikan sistem lama ke sistem baru disebut cutover. Ada
4 pendekatan dasar: percontohan (pilot project), serentak, bertahap, dan paralel.
5. Tahap Penggunaan
Tahap penggunaan terdiri dari 3 langkah :
1. Menggunakan sistem. Pemakai menggunakan system untuk mencapai tujuan yang
diidentifikasikan pada tahap perencanaan.
2. Audit sistem. Penelitian apakah sistem baru memenuhi kriteria kinerja. Studi ini disebut
“penelaahan setelah penerapan” (post implementation).
3. Memelihara sistem. Selama manajer menggunakan sistem berbagai modifikasi dibuat sehingga
system terus memberikan dukungan yang diperlukan Modifikasi ini disebut pemeliharaan sistem.
Ada 3 alasan untuk pemeliharaan :
a) Memperbaiki kesalahan.
b) Menjaga kemutakhiran sistem. c) Meningkatkan sistem.
Guna memberi respon yang lebih baik bagi kebutuhan pemakai, spesialis informasi telah
membuat modifikasi pada system life cycle (SLC) sehingga waktu penerapan berkurang. Ada
dua modifikasi yang dapat dilakukan yaitu prototyping dan Rapid Application Development
(RAD).
Prototipe memberikan ide bagi pembuat maupun pemakai potensial tentang cara system akan
berfungsi dalam bentuk lengkapnya. Prosesnya disebut prototyping. Ada 2 jenis prototype:
Prototipe jenis I sesungguhnya menjadi sistem operasional; Prototipe jenis II merupakan suatu
model yang dapat berfungsi sebagai cetak biru bagi sistem operasional.
Rapid Application Development (RAD). RAD adalah istilah yang dibuat oleh James Martin,
seorang konsultan komputer dan pengarang, untuk suatu siklus hidup pengembangan yang
dimaksudkan untuk menghasilkan sistem secara cepat tanpa mengorbankan kualitas. RAD
merupakan seperangkat strategi, metodologi dan peralatan yang terintegrasi yang ada dalam satu
kerangka kerja menyeluruh yang disebut information engineering (EI) Unsur-unsur penting dari
RAD : manajemen, manusia, metodologi, dan peralatan.
DAFTAR PUSTAKA
Davis. B. Gorgon; 1995; Kerangka Dasar Sistem Informasi Manajemen; Penerbit PT Gramedia,
Jakarta
Jr Mcleod Raymond; 1995; Sistem Informasi Manajemen Berbasis Komputer; PT.Ikrar Mandiri
Abadi,
Sutabri Tata; 2005; Sistem Informasi manajemen ed 1; Penerbit ANDI, Jokyakarta,
Siklus hidup sistem (system life cycle – SLC) adalah proses evolusioner yang diikuti dalam
menerapkan sistem atau subsistem informasi berbasis komputer.
Dilakukan dengan strategi Top-Down Design.
Tahapan dari siklus hidup sistem yaitu :
1. Tahap Perencanaan
2. Tahap Analisis
3. Tahap Rancangan
4. Tahap Penerapan
5. Tahap Penggunaan
Siklus hidup sistem yang pertama dikelola oleh manajer unit jasa informasi, dibantu oleh
manajer dari analisis sistem, pemrograman dan operasi. Namun kecenderungan saat ini,
meletakkan tanggung jawab pada tingkat yang lebih tinggi dan lebih rendah. Ada tiga tingkatan
besar (hirarki) dari manajemen siklus hidup sistem, yaitu :
A. Tanggung Jawab Eksekutif
Ketika sistem memiliki nilai strategis atau mempengaruhi seluruh organisasi, direktur utama atau
komite eksekutif mungkin memutuskan untuk mengawasi proyek pengembangannya. Ketika
lingkup sistem menyempit dan folusnya lebih operasional kemungkinan besar kepemimpinan
akan dipegang oleh eksekutif tingkat yang lebih rendah, seperti wakil direktur utama, direktur
bagian administrasi, dan CIO.
C. Kepemimpinan Proyek
Komite pengarah SIM yang terlibat langsung dengan rincian pekerjaan, tanggung jawabnya ada
pada Tim Proyek. Tim proyek mencakup semua orang yang ikut serta dalam pengembangan
sistem berbasis komputer.
Adapun tahap-tahap dalam siklus hidup sistem yaitu:
Ø TAHAP PERENCANAAN
Keuntungan dari merencanakan proyek CBIS, yaitu :
· Menentukan lingkup dari proyek
Unit organisasi, kegiatan atau sistem manakah yang terlibat dan mana yang tidak, Hal tersebut
akan memberikan perkiraan awal dari skala sumber daya yang diperlukan.
· Mengenali berbagai area permasalahan potensial
Akan menunjukkan hal-hal yang mungkin tidak berjalan dengan semestinya, sehingga hal
tersebut dapat dicegah.
· Mengatur urutan tugas
Banyak tugas-tugas terpisah yang diperlukan untuk mencapai sistem. Tugas tersebut diatur
dalam urutan logis berdasarkan prioritas informasi dan kebutuhan agar efisien.
· Memberikan dasar untuk pengendalian
Tingkat kinerja metode pengukuran tertentuharus dispesifikasikan sejak awal.
Ø TAHAP ANALISIS
Ketika perencanaan selesai dan mekanisme pengendalian telah berjalan, tim proyek beralih pada
analisis sistem yang telah ada. Analisis sistem adalah penelitian atas sistem yang telah ada
dengan tujuan untuk merancang sistem baru atau diperbarui.
Adapun tahapannya yaitu :
1. Mengumumkan Penelitian Sistem
Manajer khawatir terhadap penerapan aplikasi komputer baru yang mempengaruhi kerja para
pegawainya. Sehingga perlu dikomunikasikan kepada para pegawai tentang :
a. alasan perusahaan melaksanakan proyek
b. bagaimana sistem baru akan menguntungkan perusahaan dan pegawai.
2. Mengorganisasikan Tim Proyek
Tim proyek yang akan melakukan penelitian sistem dikumpulkan. Agar proyek berhasil,
pemakai sangat perlu berperan aktif daripada berperan pasif. Banyak perusahaan mempunyai
kebijakan menjadikan pemakai sebagai pemimpin proyek dan bukannya spesialis informasi.
3. Mendefinisikan Kebutuhan Informasi
Analis mempelajari kebutuhan informasi pemakai dengan terlibat dalam berbagai kegiatan
pengumpulan informasi (wawancara, pemgamatan, pencarian catatan, dan survei).
4. Mendefinisikan Kriteria Kinerja Sistem
Langkah selanjutnya adalah menspesifikasikan secara tepat apa yang harus dicapai oleh sistem,
yaitu kriteria kinerja sistem. Misalkan,
· Laporan harus disiapkan dalam bentuk salinan kertas dan tampilan komputer;
· Laporan harus tersedia tidak lebih dari 3 hari setelah akhir bulan;
· Laporan harus membandingkan pendapatan dan biaya actual dengan anggarannya baik untuk
bulan lalu maupun sepanjang tahun hingga sekarang (year to date).
5. Menyiapkan Usulan Rancangan
Analis sistem memberikan kesempatan bagi manajer untuk membuat keputusan teruskan atau
hentikan untuk kedua kalinya. Dalam hal ini manajer harus menyetujui tahap rancangan bagi
keputusan tersebut termasuk di dalam usulan rancangan.
6. Menerima atau Menolak Proyek Rancangan
Manajer dan komite pengarah SIM mengevaluasi usulan rancangan dan menentukan apakah
akan memberikan persetujuan atau tidak. Dalam beberapa kasus, tim mungkin diminta
melakukan analisis lain dan menyerahkannya kembali atau mungkin proyek ditinggalkan. Jika
disetujui, proyek maju ke tahap rancangan.
Ø TAHAP PERANCANGAN
Rancangan sistem adalah penentuan proses dan data yang diperlukan oleh sistem baru. Jika
sistem itu berbasis komputer, rancangan dapat menyertakan spesifikasi jenis peralatann yang
akan digunakan.
Langkah-langkah tahapan rancangan yaitu :
1. Menyiapkan rancangan sistem yang terinci
2. Mengidentifikasi berbagai alternatif konfigurasi sistem
3. Mengevaluasi berbagai alternatif konfigurasi system
4. Memilih konfigurasi terbaik
5. Menyiapkan usulan penerapan
6. Menyetujui atau menolak penerapan sistem
Ø TAHAP PENERAPAN
Penerapan merupakan kegiatan memperoleh dan mengintegrasikan sumber daya fisik dan
konseptual yang menghasilkan suatu sistem yang bekerja. Adapun tahapannya yaitu :
1. Merencanakan penerapan;
Manajer dan spesialis informasi harus memahami dengan baik pekerjaan yang diperlukan untuk
menerapkan rancangan sistem dan untuk mengembangkan rencana penerapan yang sangat rinci.
2. Mengumumkan penerapan;
Proyek penerapan diumumkan kepada para pegawai dengan cara yang sama pada penelitian
sistem. Tujuannya adalah untuk menginformasikan kepada para pegawai mengenai keputusan
untuk menerapkan sistem baru dan meminta kerjasama mereka.
3. Mendapatkan sumber daya perangkat keras;
Rancangan sistem disediakan bagi para pemasok berbagai jenis perangkat keras yang terdapat
pada konfigurasi sistem yang disetujui.
4. Mendapatkan sumber daya perangkat lunak;
Ketika perusahaan memutuskan untuk menciptakan sendiri perangkat lunak aplikasinya,
programmer menggunakan dokumentasi yang disiapkan oleh analis sistem sebagai titik awal.
Programmer dapat menyiapkan dokumentasi yang lebih rinci seperti flowchart atau bahasa semu
(psedudo code) yang terstruktur, dilakukan pengkodean, dan pengujian program. Hasil akhirnya
adalah software library dari program aplikasi. Jika perangkat lunak aplikasi jadi (prewritten
application software) dibeli, pemilihan pemasok perangkat lunak dapat mengikuti prosedur yang
sama seperti yang digunakan untuk memilih pemasok perangkat keras, yaitu RFP dan Usulan.
5. Menyiapkan database;
Pengelola database (database administrator – DBA) bertanggung jawab untuk semua kegiatan
ynag berhubungan dengan data, dan mencakup persiapan database.
6. Menyiapkan fasilitas fisik;
Jika perangkat keras dan sistem baru tidak sesuai dengan fasilitas yang ada, perlu dilakukan
konstruksi baru atau perombakan.
7. Mendidik peserta dan pemakai;
operator entry data, pegawai coding, dan pegawai administrasi lainnya. Semuanya harus dididik
tentang peran mereka dalam sistem. Pendidikan harus dijadualkan jauh setelah siklus hidup
dimulai, tepat sebelum bahan-bahan yang dipelajari mulai diterapkan.
8. Menyiapkan usulan cutover;
Proses menghentikan penggunaan sistem lama dan memulai menggunakan sistem baru disebut
cutover.
9. Menyetujui atau menolak masuk ke sistem baru;
Manajer dan SC MIS menelaah status proyek dan menyetujui atau menolak rekomendasi
tersebut.
10. Masuk ke sistem baru.
Ada 4 pendekatan dasar (cutover), yaitu :
a. Percontohan (pilot) yaitu suatu sistem percobaan yang diterapkan dalam satu subset dari
keseluruhan operasi.
b. Serentak (immediate) merupakan pendekatan yang paling sederhana yakni beralih dari sistem
lama ke sistem baru pada saat yang ditentukan.
c. Bertahap (phased), sistem baru digunakan berdasarkan bagian per bagian pada suatu waktu.
d. Paralel (parallel), mengharuskan sistem lama dipertahankan sampai sistem baru telah diperiksa
secara menyeluruh. Akan memberikan pengamanan yang paling baik terhadap kegagalan tetapi
yang paling mahal, karena kedua sumber daya harus dipertahankan.
Ø TAHAP PENGGUNAAN
Tahap penggunaan terdiri dari 5 langkah, yaitu :
1. Menggunakan sistem
Pemakai menggunakan sistem untuk mencapai tujuan yang diidentifikasikan pada tahap
perencanaan.
2. Audit sistem
Setelah sistem baru mapan, penelitian formal dilakukan untuk menentukan seberapa baik sistem
baru itu memenuhi kriteria kinerja.
3. Memelihara sistem
Selama manajer menggunakan sistem, berbagai modifikasi dibuat sehingga sistem terus
memberikan dukungan yang diperlukan.
4. Menyiapkan usulan rekayasa ulang
Ketika sudah jelas bagi para pemakai dan spesialis informasi bahwa sistem tersebut tidak dapat
lagi digunakan, diusulkan kepada SC MIS bahwa sistem itu perlu direkayasa ulang
(reengineered). Usulan itu dapat berbentuk memo atau laporan yang mencakup dukungan untuk
beralih pada suatu siklus hidup sistem baru. Dukungan tersebut mencakup penjelasan tentang
kelemahan interen sistem, statistik mengenai biaya perawatan, dan lain-lain.
5. Menyetujui atau menolak rekayasa ulang system
Manajer dan komite pengarah SIM mengevaluasi usulan rekayasa ulang sistem dan menentukan
apakah akan memberikan persetujuan atau tidak.
Prototipe (Prototyping).
Prototype memberikan ide bagi pembuat dan pemakai potensial tentang cara sistem berfungsi
dalam bentuk lengkapnya. Proses akan menghasilkan prototype (prototyping).
Daya tarik prototype, yaitu :
a. Komunikasi antar analis sistem dengan pemakai membaik.
b. Analis dapat bekerja dengan lebih baik dalam menentukan kebutuhan pemakai.
c. Pemakai berperan lebih aktif dalam pengembangan sistem.
d. Lebih efisien dan dapat menghemat biaya pengembangan.
e. Penerapan lebih mudah.
Potensi kegagalan prototype, yaitu :
a. Bersifat tergesa-gesa.
b. Berharap sesuatu yang tidak realistis dari sistem operasionalnya.
c. Prorotipe I tidak efisien terhadap sistem yang dikodekan dengan bahasa pemrograman.
d. User interface tidak mencerminkan teknik perancangan yang baik.
Penerapannya mempunyai prospek yang baik, dengan karakteristik sebagai berikut :
a. Risiko tinggi
b. Pertimbangan interaksi pemakai
c. Jumlah pemakai banyak
d. Dibutuhkan penyelesaian yang cepat
e. Perkiraan tahap penggunaan sistem yang pendek
f. Sistem yang inovatif
g. Perilaku pemakai yang sukar ditebak.
Proses dalam sistem operasi berisi instruksi, data, program counter, register pemroses, stack
data, alamat pengiriman dan variabel pendukung lainnya.
Merupakan konsep pokok dalam sistem operasi, sehingga masalah manajemen proses
adalah masalah utama dalam perancangan sistem operasi.
Proses adalah program yang sedang dieksekusi.
Proses adalah unit kerja terkecil yang secara individu memiliki sumber daya dan
dijadwalkan oleh sistem operasi.
Peran sistem operasi dalam kegiatan proses adalah mengelola semua proses di sistem dan
mengalokasikan sumber daya ke proses tersebut. Banyak proses yang dijalankan bersamaan,
dimana setiap proses mendapat bagian memori dan kendali sendiri-sendiri (peran SO), sehingga
setiap proses (program) memiliki prinsip :
Independent, artinya program-program tersebut berdiri sendiri, terpisah dan saling tidak
bergantung.
One program at any instant, artinya hanya terdapat satu proses yang dilayani pemroses
pada satu saat.
Dalam multiprogramming, teknik penanganan proses adalah dengan mengeksekusi satu proses
dan secara cepat beralih ke proses lainnya (bergiliran), sehingga menimbulkan efek paralel semu
(pseudoparallelism).
Pengendalian proses
Pada sistem dengan banyak proses aktif, proses-proses pada satu saat berada dalam beragam
tahap eksekusinya. Proses mengalami beragam state (ready, running, blocked) selama siklus
hidupnya sebelum berakhir dan keluar dari sistem. Sistem operasi harus dapat mengetahui state
masing-masing proses dan merekam semua perubahan yang terjadi secara dinamis. Informasi
tersebut digunakan untuk kegiatan penjadwalan dan memutuskan alokasi sumber daya.
Sebuah proses akan mengalami serangkaian state diskrit. Beragam kejadian dapat menyebabkan
perubahan state proses. Tiga state tersebut adalah sebagai berikut :
Penundaan (suspend) adalah operasi penting dan telah diterapkan dengan beragam cara.
Penundaan biasanya berlangsung singkat. Penundaan sering dilakukan sistem untuk
memindahkan proses-proses tertentu guna mereduksi beban sistem selama beban puncak.
Proses yang ditunda (suspended blocked) tidak berlanjut sampai proses lain meresume. Untuk
jangka panjang, sumber daya-sumber daya proses dibebaskan (dilucuti). Keputusan
membebaskan sumber daya-sumber daya bergantung sifat masing-masing sumber daya. Memori
utama seharusnya segera dibebaskan begitu proses tertunda agar dapat dimanfaatkan proses lain.
Resuming (pengaktifan kembali) proses, yaitu menjalankan proses dari titik (instruksi) dimana
proses ditunda.
Jika sistem berfungsi secara buruk dan mungkin gagal maka proses-proses
dapat disuspend agar diresume setelah masalah diselesaikan. Contoh ada proses
pencetakan, bila tiba-tiba kerta habis maka proses disuspend. Setelah kertas dimasukkan
kembali, proses pun dapat diresume.
Pemakai yang ragu/khawatir mengenai hasil prose dapat mensuspend proses (bukan
membuang (abort) proses). Saat pemakai yakin proses akan berfungsi secara benar maka
dapat me-resume (melanjutkan kembali di instruksi saat disuspend) proses yang
disuspend.
Sebagai tanggapan terhadap fluktuasi jangka pendek beban sistem, beberapa proses dapat
disuspend dan diresume saat beban kembali ke tingkat normal.
Suspended ready
Suspended blocked
Penundaan dapat diinisialisasi oleh proses itu sendiri atau proses lain.
Pada sistem monoprocessor, proses running dapat mensuspend dirinya sendiri karena tak
ada proses lain yang juga running yang dapat memerintahkan suspend.
Pada sistem multiprocessor, proses running dapat disuspend proses running lain pada
pemroses berbeda. Proses ready hanya dapat di suspend oleh proses lain.
Pada proses blocked terdapat transisi menjadi suspended blocked. Pilihan ini dirasa aneh. Apakah
tidak cukup menunggu selesainya operasi masukan/keluaran atau kejadian yang membuat proses
ready atau suspended ready?. Bukankah state blocked, ready blocked, suspended blocked sama-
sama tidak mendapat jatah waktu pemroses ?. Kenapa dibedakan ?.
Alasannya, karena penyelesaian operasi masukan/keluaran bagi proses blocked mungkin tak
pernah terjadi atau dalam waktu tak terdefinisikan sehingga lebih baik disuspend agar sumber
daya-sumber daya yang dialokasikan untuk proses tersebut dapat digunakan proses-proses lain.
Untuk kondisi ini, lebih baik sumber daya-sumber daya yang dipegang proses yang berkondisi
seperti ini dipakai proses-proses lain. Proses blocked disuspend sistem atau secara manual
menjadi suspended blocked.
Bila akhirnya operasi masukan/keluaran berakhir maka segera proses suspended blocked
mengalami transisi. Karena resume dan suspend mempunyai prioritas tinggi maka transisi segera
dilakukan. Suspend dan resume dapat digunakan untuk menyeimbangkan beban sistem saat
mengalami lonjakan di atas normal.
Struktur data PCB menyimpan informasi lengkap mengenai proses sehingga dapat terjadi siklus
hidup proses. Sistem operasi memerlukan banyak informasi mengenai proses guna pengelolaan
proses. Informasi ini berada di PCB. Sistem berbeda akan mengorganisasikan secara berbeda.
Informasi ini berkaitan dengan identitas proses yang berkaitan dengan tabel lainnya. Informasi
tersebut meliputi :
Identifier proses
Identifier proses yang menciptakan
Identifier pemakai
Informasi tentang isi register-register pemroses. Saat proses berstatus running, informasi tersebut
berada diregister-register. Ketika proses diinterupsi, semua informasi register harus
disimpan agar dapat dikembalikan saat proses
dieksekusi kembali. Jumlah dan jenis register yang terlibat tergantung arsitektur komputer.
Informasi status terdiri dari :
Informasi kendali proses adalah informasi lain yang diperlukan sistem operasi untuk
mengendalikan dan koordinasi beragam proses aktif. Informasi kendali terdiri dari :
Struktur citra proses digambarkan berurutan di satu ruang alamat. Implementasi penempatan
citra proses yang sesungguhnya bergantung skema manajemen memori yang digunakan dan
organisasi struktur kendali sistem operasi.
Sistem operasi dalam mengelola proses dapat melakukan operasi-operasi terhadap proses.
Operasi tersebut adalah :
Penciptaan proses
Penghancuran/terminasi proses
Penundaan proses
Pelanjutan kembali proses
Pengubahan prioritas proses
Memblok proses
Membangunkan proses
Menjadwalkan proses
Memungkinkan proses berkomunikasi dengan proses lain
Penciptaan proses
Ketika proses baru ditambahkan, sistem operasi membangun struktur data untuk mengelola dan
mengalokasikan ruang alamat proses.
Penciptaan proses dapat disebabkan beragam sebab. Penciptaan proses meliputi beberapa tahap :
Beri satu identifier unik ke proses baru. Isian baru ditambahkan ke tabel proses utama
yang berisi satu isian perproses.
Alokasikan ruang untuk proses.
PCB harus diinisialisasi.
Kaitan-kaitan antar tabel dan senarai yang cocok dibuat.
Bila diperlukan struktur data lain maka segera dibuat struktur data itu.
Penghancuran proses
Penghancuran lebih rumit bila proses telah menciptakan proses-proses lain. Terdapat dua
pendekatan, yaitu :
Pada beberapa sistem, proses-proses turunan dihancurkan saat proses induk dihancurkan
secara otomatis.
Beberapa sistem lain menganggap proses anak independen terhadap proses induk,
sehingga proses anak tidak secara otomatis dihancurkan saat proses induk dihancurkan.
Pengalihan proses
Kelihatannya pengalihan proses (process switching) adalah sepele. Pada suatu saat, proses
running diinterupsi dan sistem operasi memberi proses lain state running dan menggilir kendali
ke proses itu.
Interupsi sistem, disebabkan kejadian eksternal dan tak bergantung proses yang saat itu
sedang running. Contoh : selesainya operasi masukan/keluaran. Pada kejadian interupsi,
kendali lebih dulu ditransfer ke interrupt handler yang melakukan penyimpanan data-
data dan kemudian beralih ke rutin sistem operasi yang berkaitan dengan tipe interupsi
itu. Tipe-tipeinterupsi antara lain :
Trap, Adalah interupsi karena terjadinya kesalahan atau kondisi kekecualian (exception
conditions) yang dihasilkan proses yang running, seperti usaha illegal dalam mengakses
file. Dengan trap, sistem operasi menentukan apakah kesalahan yang dibuat merupakan
kesalahan fatal ?
Supervisor call, yaitu panggilan meminta atau mengaktifkan bagian sistem operasi.
Contoh: Proses pemakai running meminta layanan masukan/keluaran seperti membuka
file. Panggilan ini menghasilkan transfer ke rutin bagian sistem operasi. Biasanya,
penggunaan system call membuat proses pemakai blocked karena diaktifkan proses
kernel (sistem operasi).
Pengalihan konteks
Pengalihan konteks dapat terjadi tanpa pengalihan state process yang sedang running, sedang
pengalihan proses pasti melibatkan juga pengalihan konteks.
Pemroses menyimpan konteks program saat itu yang sedang dieksekusi ke stack.
Pemroses menset register PC dengan alamat awal program untuk interuppet handler.
Setelah kedua aktivitas itu, pemroses melanjutkan menjalankan instruksi-instruksi
berikutnya di interuppt handler yang melayani interrupt.
Pelaksanaan interupsi ini belum tentu mengakibatkan pengalihan ke proses lain (yaitu
pengalihan PCB proses dari senarai running ke senarai lain (blocked, ready), dan
sebaliknya. Kita menyebut pengalihan konteks adalah untuk pengalihan sementara yang
singkat, misalnya untuk mengeksekusi program interrupt handler.
Setelah penanganan interupsi selesa maka konteks yang terdapat pada stack dikembalikan
sehingga kembali ke konteks proses semula tanpa terjadi pengalihan ke proses lain.
Pengalihan proses terjadi jika proses yang running beralih menjadi state lain (ready,
blocked), kemudian sistem operasi harus membuat perubahan-perubahan berarti terhadap
lingkungannya. Rincian-rincian dalam pelaksanaan pengalihan proses dibahas setelah ini.
Pengalihan proses
Pengalihan proses terjadi jika proses yang running beralih menjadi state lain (ready, blocked)
kemudian sistem operasi membuat perubahan-perubahan berarti terhadap lingkungan.
Tabel-tabel proses
Tiap proses mempunyai state yang perlu diperhatikan sistem operasi yang dicatat dalam beragam
tabel atau senarai yang saling berhubungan, yaitu :
Tabel informasi manajemen memori, Untuk menjaga keutuhan memori utama dan
memori sekunder yang menyimpan informasi tentang :
Proses ditempatkan di memori utama di lokasi tertentu, proses mempunyai satu ruang alamat
tersendiri. Ruang alamat yang digunakan proses disebut citra proses (process image), karena
selain seluruh kode biner program, proses ditambahi atribut-atribut lain yang berkaitan
penempatannya pada suatu lokasi memori dan status eksekusi pada saat itu.
ELEMEN
KETERANGAN
CITRAPROSES
PCB (Program Control Berisi informasi yang diperlukan olehsistem operasi dalam
Block) mengendalikan proses
PCB berisi informasi mengenai proses yang diperlukan sistem operasi. PCB dibaca dan /atau
dimodifikasi rutin sistem operasi seperti penjadwalan, alokasi sumber daya, pemrosesan
interupsi, monitoring dan analisis kinerja. Kumpulan PCB mendefinisikan state sistem
operasi. Untuk menyatakan senarai proses di sistem operasi dibuat senarai PCB.
Diagram memperlihatkan hanya satu PCB berada di senarai running. PCB ini menyatakan proses
yang saat itu sedang dieksekusi pemroses sehingga hanya satu proses yang running. Tentu saja
ini tidak berlaku untuk multiprocessing yang dapat mengeksekusi lebih dari satu proses
sekaligus.
Proses running (PCB-nya berada di senarai running) dipindah sesuai state yang dialami proses
itu, sebagai berikut :
Bila proses berakhir (selesai) maka dijalankan operasi terminasi sehingga PCB-nya tak
ada lagi.
Bila proses diblocked karena menunggu alokasi sumber daya maka PCBnyadipindah ke
senarai blocked.
Bila proses dijadwalkan habis jatah waktu eksekusinya maka PCBnya dipindahkan ke
senarai ready.
Proses yang sedang blocked berpindah menjadi ready bila sumber daya yang ditunggu
telah teralokasi untuknya. Untuk itu PCBnya dipindahkan ke senarai ready.
Rutin-rutin sistem operasi perlu mengakses informasi di PCB. Tiap proses dilengkapi ID unik
yang digunakan sebagai indeks (penunjuk) ke tabel untuk mengambil PCB.
Kesulitan bukan pada mekanisme pengaksesan, tetapi masalah proteksi terhadap PCB. Dua
masalah utama proteksi terhadap PCB, yaitu :
Bug (kesalahan pemrograman) pada rutin tunggal, misalnya interrupt handler dapat merusak
PCB sehingga dapat berakibat menghancurkan kemampuan sistem mengelola proses-proses
yang diasosiasikan dengan PCB.
Perubahan rancangan struktur dan semantiks PCB dapat berdampak ke sejumlah modul sistem
operasi yang memakai PCB.
Kedua masalah tersebut memberi gagasan agar semua rutin sistem operasi melewati satu rutin
khusus, yaitu rutin penanganan PCB dalam mengakses PCB. Tugas rutin adalah memproteksi
PCB dan menjadi perantara pembacaan dan penulisan PCB. Masalah pertama dapat dicegah
karena rutin penanganan PCB akan selalumenjaga agar PCB tidak rusak. Masalah kedua jelas
langusng teratasi karena antarmuka terhadap rutin-rutin lain masih tetap dipertahankan walau
rincian-rincian PCB diubah.
Rutin-rutin sistem operasi yang memakai antarmuka tidak perlu diubah. Teknik ini menghendaki
didefinisikan antarmuka rutin penanganan PCB dan rutin-rutin lain dengan baik. Kelemahan
teknik ini adalah adanya overhead kinerja karena harus memanggil rutin penanganan PCB.
Pengaksesan langsung terhadap PCB tentu lebih cepat daripada harus memanggil rutin
penanganan PCB.
Sistem operasi pada dasarnya adalah sepert perangkat lunak lain, yaitu program yang perlu
dieksekusi pemroses.
Sistem operasi sebagai kernel tersendiri yang berbeda dengan proses-proses lain (kernel
sebagai non-proses).
Fungsi-fungsi sistem operasi dieksekusi dalam proses pemakai.
Sistem operasi juga sebagai kumpulan proses (process based operating systems).
Ketika proses running diinterupsi atau memanggil system call, maka konteks pemroses proses ini
disimpan dan kendali dilewatkan ke kernel. Sistem operasi mempunyai daerah memori dan stack
sendiri untuk pemanggilan prosedur.
Sistem operasi melakukan fungsi yang diinginkan dan mengembalikan konteks proses yang
diinterupsi. Eksekusi proses pemakai yang diinterupsi dilanjutkan. Alternatif lain, sistem operasi
menyimpan lingkungan proses, melakukan penjadwalan dan menjadwalkan proses lain.
Konsep proses hanya diterapkan untuk program-program pemakai. Kode sistem operasi
dieksekusi sebagai satu entitas terpisah, beroperasi pada mode kernel. Proses adalah non-kernel,
sedang sistem operasi adala kernel yang bukan proses.
Alternatif lain dieksekusi sistem operasi adalah mengeksekusi sistem operasi di konteks proses
pemakai. Pendekatan ini didasarkan terutama pada pandangan bahwa sistem operasi sebagai
kumpulan rutin yang dipanggil pemakai untuk melakukan beragam fungsi dan dieksekusi dalam
lingkungan proses pemakai.
Pada seluruh waktu, sistem operasi mengelola N citra proses. Tiap citra tidak hanya mempunyai
daerah untuk proses tapi juga daerah program, data dan stack untuk kernel. Terdapat juga ruang
alamat yang dipakai bersama semua proses. Ketika diinterupsi, trap atau supervisor call
terjadi,pemroses ditempatkan ke mode kernel dan kendali dilewatkan ke sistem operasi. Konteks
pemroses disimpan dan alih konteks ke rutin sistem operasi.
Eksekusi dilanjutkan dalam proses pemakai saat itu, tidak dilakukan alih proses, hanya alih
konteks di proses yang sama. Jika sistem operasi telah menyelesaikan tugas, menentukan apakah
proses berlanjut, maka alih konteks meresume program yang diinterupsi dalam proses itu juga.
Keunggulan pendekatan ini adalah program pemakai yang diinterupsi untuk memperoleh rutin
sistem operasi dan diresume tidak mengalami overhead peralihan dua proses.
Jika sistem operasi menentukan bahwa alih proses terjadi bukan kembali ke proses semula yang
dieksekusi, maka kendali dilewatkan ke rutin alih proses. Rutin ini boleh dijalankan pada proses
boleh juga tidak, bergantung rancangan sistem. Pada keadaan ini, proses saat itu menjadi state
non-running dan proses lain menjadi running.
Variannya adalah perangkat lunak bagian kernel dieksekusi dalam mode kernel. Fungsi-fungsi
kernel utama diorganisasi sebagai proses-proses terpisah. Terdapat kode kecil pengalihan proses
yang dieksekusi di luar proses.
Mikrokernel
Saat ini, mikrokernel mendapat banyak perhatian. Mikrokernel adalah inti sistem operasi yang
menyebabkan landasan perluasan sistem operasi. Pendekatan mikrokernel dipopularkan sistem
operasi MACH. Secara teoritis, pendekatan mikrokernel menyediakan derajat fleksibilitas dan
modularitas tinggi. Sistem operasi yang memakai pendekatan mikrokernel adalah MS Windows
NT. Landasan pendekatan mikrokernel adalah hanya fungsi-fungsi sistem operasi inti yang
secara mutlak esensi yang harus berada di kernel. Layanan-layanan dan aplikasi-aplikasi yang
kurang esensi dibangin diatas mikrokernel itu. Meskipun pembagian antara yang perlu dan tidak
perlu ada di mikrokernel beragam. Terdapat ciri yang sama yaitu banyak lauanan yang secara
tradisional merupakan bagian sistem operasi menjadi subsistem eksternal. Subsistem in
berinteraksi dengan kernel dan subsistem-subsistem lain.
Layanan-layanan itu antara lain sistem file, sistem windowing dan layanan-layanan keamanan.
Komponen-komponen sistem operasi di luar mikrokernel saling berinteraksi melalui
pesan yang dilewatkan melalui mikrokernel. Fungsi mikrokernel adalh sebagai mediator
pertukaran pesan.
Sumber :
McLeod, Raymond, Management Information System, 7th ed., Prentice Hall, New Jersey, 1998.
McNurlin, Barbara C,; Sparague, Ralph H Jr., Information Systems Management in Practice, 4th
ed., Prentice Hall, New Jersey, 1998.
msherawati.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/…/Modul_ke_8_sim_ptik.doc
Siklus hidup pengembangan sistem dapat didefinisikan sebagai serangkaian aktivitas yang
dilaksanakan oleh professional dan pemakai sistem informasi untuk mengembangkan dan
mengimplementasikan sistem informasi (Solikhin, Rahmatullah, Riyanto). Siklus hidup
pengembangan sistem informasi saat ini terbagi atas enam tahap yaitu:
1. Perencanaan Sistem
Pada tahapan ini dibentuk struktur kerja strategis yang luas, pandangan sistem informasi baru
yang jelas akan memenuhi kebutuhan-kebutuhan pemakai informasi, proyek sistem dievaluasi
dan dipisahkan berdasarkan prioritasnya. Proyek dengan prioritas tertinggi akan dipilih untuk
pengembangan, sumber daya baru direncanakan untuk, dan disediakan untuk mendukung
pengembangan sistem. Pada tahap ini direncanakan dari aspek teknis (sarana prasarana yang
dipergunakan untuk mengembangkan sistem), aspek ekonomi (anggaran yang dibutuhkan untuk
mengembangkan sistem), dan aspek sumber daya manusia (siapa yang akan mengembangkan;
manajemen puncak, analis, dan programmer, dan siapa sasaran dari sistem yang dikembangkan).
2. Analisis Sistem
Pada tahapan ini dilakukan proses penilaian, identifikasi dan evaluasi komponen dan hubungan
timbale balik yang terkait dalam pengembangan sistem, definisi masalah, tujuan, kebutuhan,
prioritas dan kendala sistem, ditambah identifikasi biaya, keuntungan. Ruang lingkup analisis
sistem ditentukan pada tahap ini. Profesional sistem mewawancarai calon pemakai dan bekerja
dengan pemakai yang bersangkutan untuk mencari penyelesaian masalah dan menentukan
kebutuhan pemakai. Selain itu analis juga akan menguji kelayakan sistem dari aspek ekonomi,
teknis dan SDM sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai oleh sistem.
Tahapan ini dibentuk alternative perancangan konseptual untuk perluasan pandangan kebutuhan
pemakai (berdasarkan umur, status, profesi, gender pengguna). Alternatif perancangan
konseptual memungkinkan manajer dan pemakai untuk memilih rancangan terbaik yang cocok
untuk kebutuhan mereka. Pada tahap ini analis sistem mulai merancang proses dengan
mengidentifikasikan laporan dan output yang akan dihasilkan oleh sistem yang diusulkan. Sistem
dibuat desain antarmuka (interface), hak dan wewenang pengguna, content sistem, dikonsep
bagaimana sistem nantinya akan bekerja.
Pada tahap ini, nilai kualitas sistem dan biaya/keuntungan dari laporan dengan proyek sistem
dinilai secara hati-hati dan diuraikan dalam laporan evaluasi dan seleksi sistem. Karena akhir
tahap perancangan sistem menyediakan point utama untuk keputusan investasi. Evaluasi
dilaksanakan tidak hanya pada tahap ini tetapi juga dilaksanakan disetiap tahapan SDLC. Semua
aspek sistem di evaluasi: teknis, ekonomi, laporan uji kelayakan, dsb.
5. Perancangan Sistem
Pada tahap ini menyediakan spesifikasi untuk perancangan sesuai konseptual. Semua komponen
dirancang dan dijelaskan secara detil. Perencanaan output (layout) dirancang untuk semua layar,
form-form tertentu dan laporan-laporan yang dicetak. Semua output ditinjau ulang dan disetujui
oleh pemakai dan didokumentasikan. Akhir tahap ini laporan rancangan sistem secara detil
dihasilkan. Tahap ini sistem yang msh dalam bentuk konsep diwujudkan dalam bentuk desain.
Siapa pengguna dan apa hak dan wewenang pengguna. Semua kebutuhan yang sudah
dikumpulkan disusun satu persatu. Semua komponen baik manajemen, analis dan programen
bekerja sama mewujudkan konsep tersebut.
Tahap ini sistem siap untuk dibuat dan diinstalasi, beberapa tugas harus dikoordinasi dan
dilaksanakan untuk implementasi sistem baru. Laporan implementasi yang dibuat pada tahap ini
ada dua bagian, yaitu rencana implementasi dalam bentuk Gantt Chart atau program dan
evaluation review technique (PERT) chart dan penjadwalan proyek serta teknik manajemen.
Evaluasi dibutuhkan pada tahap ini untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan sistem
dikembangkan. Jika masih terdapat kekurangan maka akan dilakukan perbaikan sampai sistem
tersebut berjalan sesuai dengan rencana. Setelah itu sistem akan diinstalasi dan dilakukan
perawatan agar sistem dapat bekerja dengan optimal.
Perlu diingatk bahwa proses pengembangan tidak akan berhenti sampai pada tahap akhir yaitu
implementasi sistem, tetapi akan berulang kembali ke tahap awal dimana direncanakan kembali
sistem baru yang akan mememperbaiki sistem lama.
Keunggulan SDLC
Meskipun kadang-kadang dikritik karena kekakuan, sebuah SDLC tradisional tersedia dan terus
memberikan manfaat bagi banyak organisasi . Sebagai tambahan dari alasan itu dimulai – yaitu ,
menambahkan struktur ke sebelumnya terstruktur proses – pendekatan terjun ke pengembangan
sistem memiliki dua keuntungan utama (www.ism-journal.com):
Kelemahan SDLC
Sedangkan kelemahan menurut Kumar, Zadgaonkar, Shukla (2013). adalah sebagai berikut:
1. Pengguna dapat menilai kualitas hanya di akhir proses dan sulit untuk meramalkan hasil
tanpa mengikuti setiap langkah-proses.
2. Klien mengalami kesulitan melakukan perubahan di pertengah proses .
3. Proses yang panjang dan memiliki resiko yang tinggi jika ada kesalahan di awal proses.
4. Pengguna tidak dapat mereview produk sebelum produk tersebut selesai diproduksi.
5. Perangkat lunak hanya bisa digunakan jika sudah produk benar-benar sudah jadi.
DAFTAR PUSTAKA
Jogiyanto, H. M., (1993). Analisis & Desain Sistem Informasi: Pendekatan Terstruktur Teori
dan Praktek Aplikasi Bisnis. Andi Offset: Yogyakarta.
Kumar, N., Zadgaonkar, A. S., Shukla, A. 2013. Evolving a New Software Development Life
Cycle Model SDLC-2013 with Client Satisfaction. International Journal of Soft Computing and
Engineering (IJSCE). 3 (1) 216-217.
Raymond, McLeod. Schell, George. 2004. Sistem Informasi Manajemen. diterjemahkan oleh
Hendra Teguh. PT. Indeks: Jakarta.
1. Siklus Hidup Sistem
Siklus Hidup Sistem adalah (system life cycle) adalah metode pengembangan sistem informasi
yang paling tua. Metodologi siklus hidup adalah pendekatan bertahap untuk membangun sistem,
membagi pengembangan sistem menjadi tahapan-tahapan yang fomal. Metodologi siklus hidup sistem
membagi tenaga kerja secara formal, antara pengguna akhir dan spesialis sistem informasi. Spesialis
teknis, seperti analisis sistem dan programer, bertanggung jawab atas pekerjaan analisis sistem,
perancanaan dan implementasi; pengguna akhir terbatas hanya memberikan kebutuhan informasinya
dan menilai hasil pekerjaan staf teknis. Siklus hidup juga menekankan spesifikasi formal dan pencatatan,
banyak sekali dokumen yang dibuat selama suatu proyek sistem berjalan.
Pendekatan siklus hidup sistem membutuhkan biaya besar, memakan banyak waktu, dan tidak
fleksibel. Siklus hidup sistem pada dasarnya merupakan pendekatan “air terjun” dimana tugas-tugas
dalam satu tahapan diselesaikan sebelum pekerjaan pada tahapan selanjutnya dimulai. Aktivitas dapat
diulangi, tetapi banyak sekali dokumen baru yang harus dibuat dan langkah yang harus diulangi jika
kebutuhan dan spesifikasi perlu direvisi. Pendekatan siklus hidup juga tidak cocok untuk banyak sistem
desktop kecil, yang cenderung tidak terlalu terstruktur dan lebih individual.
1. Tahap Perencanaan
2. Tahap Analisis
3. Tahap Rancangan
4. Tahap Penerapan
5. Tahap Penggunaan
Unit organisasi, kegiatan atau sistem manakah yang terlibat dan mana yang tidak? Hal tersebut akan
memberikan perkiraan awal dari skala sumber daya yang diperlukan.
Akan menunjukkan hal-hal yang mungkin tidak berjalan dengan semestinya, sehingga hal tersebut dapat
dicegah.
Banyak tugas-tugas terpisah yang diperlukan untuk mencapai sistem. Tugas tersebut diatur dalam
urutan logis berdasarkan prioritas informasi dan kebutuhan agar efisien.
1. Tahap Perencanaan
Langkah-langkahnya perencanaan:
Menyadari masalah
Kebutuhan akan proyek CBIS biasanya dirasakan oleh manajer perusahaan, non manajer, dan elemen-
elemen dalam lingkungan perusahaan.
Mendefinisikan masalah
Setelah manajer menyadari adanya masalah, ia harus memahaminya dengan baik agar dapat mengatasi
permasalah tersebut. Ia melakukan identifikasi dimana letak permasalahannya, penyebabnya dan
berusahan mengumpulkan semua informas
Sistem baru dalam pengoperasiannya tidak bebas dari kendala. Beberapa kendala mungkin ditimbulkan
oleh lingkungan
Studi kelayakan adalah suatu tinjauan seklias pada faktor-faktor utama yang akan mempengaruhi
kemampuan sistem untuk mencapai tujuan yang diinginkan
Jika suatu sistem dan proyek tampak layak, diperlukan penelitian sistem secara menyeluruh
Manajer dan komite pengarah menimbang pro dan kontra proyek dan rancangan sistem yang diusulkan,
serta menentukan apakah perlu diteruskan atau dihentikan
Sebelum penelitian sistem dimulai, SC MIS menetapkan pengendalian proyek dengan menentukan apa
yang harus dikerjakan, siapa yang melakukannya, dan kapan akan dilaksanakan
2. Tahap Analisis
Manajer khawatir terhadap penerapan aplikasi komputer baru yang mempengaruhi kerja para
pegawainya
Analis mempelajari kebutuhan informasi pemakai dengan terlibat dalam berbagai kegiatan
pengumpulan informasi (wawancara, pemgamatan, pencarian catatan, dan survei)
Langkah selanjutnya adalah menspesifikasikan secara tepat apa yang harus dicapai oleh sistem, yaitu
kriteria kinerja system
Analis sistem memberikan kesempatan bagi manajer untuk membuat keputusan teruskan atau hentikan
untuk kedua kalinya. Dalam hal ini manajer harus menyetujui tahap rancangan dan kungan bagi
keputusan tersebut termasuk di dalam usulan rancangan.
Manajer dan komite pengarah SIM mengevaluasi usulan rancangan dan menentukan apakah akan
memberikan persetujuan atau tidak. Dalam beberapa kasus, tim mungkin diminta melakukan analisis
lain dan menyerahkannya kembali atau mungkin proyek ditinggalkan. Jika disetujui, proyek maju ke
tahap rancangan.
3. Tahap Perancangan
Beberapa alat memudahkan analis untuk menyiapkan dokumentasi secara top-down, dimulai dengan
gambaran besar dan secara bertahap mengarah lebih rinci. Pendekatan top-down ini merupakan ciri
rancangan terstruktur (structured design), yaitu rancangan bergerak dari tingkat sistem ke tingkat
subsistem
Analis mengidentifikasi konfigurasi – bukan merek atau model – peralatan komputer yang akan
memberikan hasil yang terbaik bagi sistem dalam menyelesaikan pemrosesan. Identifikasi merupakan
suatu proses berurutan, dimulai dengan berbagai kombinasi yang dapat menyelesaikan setiap tugas
Analis bekerja sama dengan manajer mengevaluasi berbagai alternatif. Alternatif yang dipilih adalah
yang paling memungkinkan subsistem memenuhi kriteria kinerja, dengan kendala-kendala yang ada
Analis mengevaluasi semua konfigurasi subsistem dan menyesuaikan kombinasi peralatan sehingga
semua subsistem menjadi satu konfigurasi tunggal. Setelah selesai, analis membuat rekomendasi
kepada manajer untuk disetujui. Bila manajer menyetujui konfigurasi tersebut, persetujuan selanjutnya
dilakukan oleh SC MIS
Keputusan untuk terus pada tahap penerapan sangatlah penting, karena usaha ini akan sangat
meningkatkan jumlah orang yang telibat. Jika keuntungan yang diharapkan dari sistem melebihi
biayanya, maka penerapan akan disetujui
4. Tahap Penerapan
Merencanakan penerapan;
Manajer dan spesialis informasi harus memahami dengan baik pekerjaan yang diperlukan untuk
menerapkan rancangan sistem dan untuk mengembangkan rencana penerapan yang sangat rinci.
Mengumumkan penerapan;
Proyek penerapan diumumkan kepada para pegawai dengan cara yang sama pada penelitian sistem.
Tujuannya adalah untuk menginformasikan kepada para pegawai mengenai keputusan untuk
menerapkan sistem baru dan meminta kerjasama mereka.
Rancangan sistem disediakan bagi para pemasok berbagai jenis perangkat keras yang terdapat pada
konfigurasi sistem yang disetujui
Ketika perusahaan memutuskan untuk menciptakan sendiri perangkat lunak aplikasinya, programmer
menggunakan dokumentasi yang disiapkan oleh analis sistem sebagai titik awal
Menyiapkan database;
Pengelola database (database administrator – DBA) bertanggung jawab untuks emua kegiatan ynag
berhubungan dengan data, dan mencakup persiapan database
Jika perangkat keras dan sistem baru tidak sesuai dengan fasilitas yang ada, perlu dilakukan konstruksi
baru atau perombakan
Sistem baru kemungkinan besar akan mempengaruhi banyak orang. Beberapa orang akan membuat
sistem bekerja. Mereka disebut dengan peserta, yang meliputi operator entry data, pegawai coding, dan
pegawai administrasi lainnya.
Manajer dan SC MIS menelaah status proyek dan menyetujui atau menolak rekomendasi tersebut. Bila
manajemen menyetujui maka manajemen menentukan tanggal cutover
a. Percontohan (pilot) yaitu suatu sistem percobaan yang diterapkan dalam satu subset dari
keseluruhan operasi.
b. Serentak (immediate) merupakan pendekatan yang paling sederhana yakni beralih dari sistem
lama ke sistem baru pada saat yang ditentukan.
c. Bertahap (phased), sistem baru digunakan berdasarkan bagian per bagian pada suatu waktu.
d. Paralel (parallel), mengharuskan sistem lama dipertahankan sampai sistem baru telah diperiksa
secara menyeluruh. Akan memberikan pengamanan yang paling baik terhadap kegagalan tetapi
yang paling mahal, karena kedua sumber daya harus dipertahankan.
5. Tahap Penggunaan
Menggunakan system
Pemakai menggunakan sistem untuk mencapai tujuan yang diidentifikasikan pada tahap perencanaan.
Audit system
Setelah sistem baru mapan, penelitian formal dilakukan untuk menentukan seberapa baik sistem baru
itu memenuhi kriteria kinerja. Studi tersebut dikenal dengan istilah penelaahan setelah penerapan (post
implementation review). Hasil audit dilaporkan kepada CIO, SC MIS dan pemakai. Proses tersebut
diulangi, mungkin setahun sekali, selama penggunaan sistem berlanjut.
Memelihara sistem
Selama manajer menggunakan sistem, berbagai modifikasi dibuat sehingga sistem terus memberikan
dukungan yang diperlukan. Modifikasinya disebut pemeliharaan sistem (sistem maintenance).
Ketika sudah jelas bagi para pemakai dan spesialis informasi bahwa sistem tersebut tidak dapat lagi
digunakan, diusulkan kepada SC MIS bahwa sistem itu perlu direkayasa ulang (reengineered). Usulan itu
dapat berbentuk memo atau laporan yang mencakup dukungan untuk beralih pada suatu siklus hidup
sistem baru. Dukungan tersebut mencakup penjelasan tentang kelemahan inheren sistem, statistik
mengenai biaya perawatan, dan lain-lain.
Manajer dan komite pengarah SIM mengevaluasi usulan rekayasa ulang sistem dan menentukan apakah
akan memberikan persetujuan atau tidak.
3. Prototyping
Pembuatan prototipe (prototyping) meliputi pengembangan sistem uji coba yang cepat dan
murah untuk dievaluasi oleh pengguna akhir. Lewat interaksi dengan prototipe, para pengguna dapat
memperoleh gagasan yang lebih baik mengenai kebutuhan informasi mereka. Prototipe yang telah
disetujui oleh pengguna dapat digunakan sebagai patokan untuk membuat sistem versi finalnya.
Prototipe (prototype) adalah versi sistem informasi atau bagian dari sistem yang sudah dapat
berfungsi, tetapi dimaksudkan hanya sebagai model awal saja. Setelah beroperasi, prototipe akan lebih
jauh diperhalus hingga cocok sekali dengan kebutuhan penggunaannya. Ketika rancangannya telah
difinalisasi, prototipe dapat dikonversi menjadi sistem produksi yang jauh lebih baik.
1. Mengidentifikasikan kebutuhan dasar pengguna. Perencana sistem (biasanya sistem spesialis sistem
informasi) bekerja cukup lama dengan pengguna untuk mendapatkan informasi kebutuhan dasar
pengguna.
2. Mengembangkan prototipe awal. Perancang sistem dengan cepat membuat prototipe yang fungsional,
menggunakan perangkat-perangkat untuk menciptakan peranti lunak dan cepat.
3. Menggunakan prototipe. Pengguna didorong untuk bekerja dengan sistem tersebut untuk menentukan
seberapa baik prototipe itu memenuhi kebutuhannya, dan untuk memberikan saran-saran bagaimana
memperbaiki prototipe itu.
4. Merevisi dan memperbaiki prototipe. Pembuat sistem mencatat semua perubahan yang diminta
pengguna dan memperhalus prototipe berdasarkan permintaan tersebut. Setelah prototipe direvisi,
siklusnya kembali ke langkah 3. Langkah 3 dan 4 diulangi terus hingga penggunaannya merasa puas.
Ketika tidak dibutuhkan iterasi lagi, prototipe yang telah disetujui ini kemudian menjadi
prototipe operasional yang mmenuhi spesifikasi final untuk aplikasinya. Terkadang prototipe digunakan
sebagai versi produksi dari sistemnya.
Jika prototipe sempurna bekerja dengan benar, pihak manajemen mungkin tidak merasa perlu
melakukan pemrogaman ulang, perencanaan ulang, atau dokumentasi dan pengujian yang lengkap
untuk membuat sebuah sistem produksi yang baik. Beberapa sistem yang dibuat secara terburu-buru
mungkin akan mengalami kesulitan dalam mengakomodasi jumlah data yang besar atau jumlah
pengguna yang banyak dalam sebuah lingkungan produksi.
4. Rapid Application Development (RAD)
Istilah pengembangan aplikasi cepat (rapid application development- RAD) digunakan untuk
menggunakan proses pembuatan sistem yang dapat dilangsungkan dalam waktu yang sangat singkat.
RAD dapat mencakup penggunaan pemrogaman visual dan perangkat lainnya untuk membuat
antarmuka grafis bagi pengguna, pembuatan prototipe iteratif dari elemen-elemen sistem yang
terpenting, otomatisasi pembuatan kode program, dan kerjasama erat antara pengguna akhir dan
spesialis sistem informasi.
a. Pertama, IS dapat menerapkan BPR untuk merancang ulang sistem berbasis computer yang tidak dapat
dipertahankan lagi melalui pemeliharaan sistem biasa. Sistem seperti itu disebut sistem warisan (legacy
system) karena terlalu berharga untuk dibuang tetapi memboroskan sumber daya IS
b. Kedua, jika perusahaan menerapkan BPR untuk berbagai operasi utamanya, usaha tersebut pasti
menimbulkan dampak gelombang yang mengakibatkan rancang ulang sistem berbasis computer.
IS telah menciptakan tiga teknik untuk menerapkan BPR pada CBIS. Teknik-teknik ini dikenal
sebagai tiga R – rekayasa mundur, restrukturisasi dan rekayasa ulang. Komponen-komponen ini dapat
diterapkan terpisah atau dalam kombinasi.
1. Rekayasa Mundur
Rekayasa mundur berasal dari intelijen bisnis. Perusahaan-perusahaan mengikuti perkembangan
terakhir produk pesaing dengan membeli contoh produk dan membongkarnya untuk melihat cara
kerjanya.
Dalam hal komputer, rekayasa mundur (reverse engineering) adalah proses menganalisis suatu
sistem untuk mengidentifikasi elemen-elemennya dan antar hubungannya, serta untuk menciptakan
dokumentasi dalam tingkat abstraksi yang lebih tinggi dari yang sekarang ada. Rekayasa mundur
diterapkan pada suatu sistem jika terdapat kebutuhan untuk menyiapkan dokumentasi baru.
Titik awal dalam merekayasa mundur suatu sistem adalah kode program, yang diubah menjadi
dokumentasi program seperti diagram tindakan, seperti Bahasa Inggris terstruktur dan bagan arus
program. Dokumentasi ini dapat, pada gilirannya, diubah menjadi penjelasan yang lebih abstrak seperti
diagram arus data dan bagan arus sistem, Transformasi ini dapat dicapai secara manual atau oleh
perangkat lunak BPR.
Karena itu, rekayasa mundur mengikuti suatu alur mundur melalui siklus hidup sistem dengan
merekonstruksi rancangan dan perencanaan sistem ke usaha pengembangan aslinya.
Hasilnya adalah sistem yang terdokumentasi secara menyeluruh. Namun sistem itu masih
melakukan tepat seperti yang dilakukan rancangan awalnya. Rekayasa ulang tidak mengubah
fungsionalitas suatu sistem – tugas yang dilaksanakannya. Sebaliknya, tujuannya adalah lebih
memahami suatu sistem sehingga dapat membuat perubahan melalui cara-cara lain, seperti
restrukturisasi atau rekayasa ulang.
2. Restrukturisasi
Restrukturisasi (restructuring) adalah transformasi suatu sistem menjadi bentuk lain tanpa
mengubah fungsionalitasnya. Contoh restrukturisasi yang baik adalah transformasi suatu program yang
ditulis pada tahun-tahun awal computer, ketika hanya ada sedikit standar pemrograman, menjadi
program dalam format terstruktur atau modul-modul hierarkis. Setelah suatu program direstrukturisasi,
program itu kembali digunakan sehingga menghasilkan pola lingkaran. Seperti halnya rekayasa mundur,
restrukturisasi dapat dilakukan dalam arah mundur melalui tiap tahap dari siklus hidup sistem. Hasilnya
adalah suatu sistem yang terstruktur lengkap – dari rencana ke kode
3. Rekayasa Ulang
Rekayasa ulang (reengineering) adalah rancang ulang lengkap suatu sistem dengan tujuan
mengubah fungsionalitasnya. Itu bukan pendekatan “hapus habis” karena pengetahuan mengenai cara
sistem yang sedang berjalan tidak diabaikan sama sekali. Pengetahuan itu dapat diperoleh dengan
pertama-tama terlibat dalam rekayasa mundur. Lalu sistem baru itu dan dikembangkan secara normal.
Nama rekayasa maju (forward engineering) diberikan untuk proses yang mengikuti siklus hidup sistem
secara normal saat terlibat dalam BPR.
Komponen-komponen BPR (tiga R) dapat diterapkan secara terpisah atau dalam kombinasi,
tergantung pada tingkat perubahan yang diinginkan. Paduan yang tepat tergantung pada keadaan
sistem saat ini dalam hal kualitas teknis dan fungsional. Kualitas fungsional adalah suatu ukuran
mengenai apa yang dilakukan sistem. Kualitas teknis sebaliknya merupakan suatu ukuran mengenai
bagaimana itu dilakukan.
Jika kualitas fungsional maupun teknis buruk, proyek rekayasa maju menjadi keharusan.
Keadaan begitu buruk sehingga paling baik mulai dari awal, mengikuti langkah-langkah siklus hidup
sistem secara normal. Jika fungsionalitas baik tetapi kualitas teknis buruk, rekayasa mundur harus diikuti
dengan restrukturisasi. Rekayasa mundur menghasilkan dokumentasi yang memungkinkan
restrukturisasi. Jika fungsionalitas buruk tetapi kualitas teknik baik, rekayasa ulang diperlukan. Dalam hal
ini sistem mencerminkan teknik-teknik modern, tetapi tidak melakukan pekerjaan yang tepat.
Siklus hidup sistem, prototyping dan RAD semuanya merupakan metodologi. Tiga metodologi ini
merupakan cara-cara yang dianjurkan dalam menerapkan sistem berbasis computer.
SLC merupakan penerapan dari pendekatan sistem bagi masalah penerapan sistem computer
dan berisi semua elemen, dimulai dari identifikasi masalah dan diakhiri dengan penggunaan sistem.
Prototyping merupakan bentuk pendek dari pendekatan sistem yang berfokus pada definisi dan
pemuasan kebutuhan pemakai. Prototyping dapat berada di dalam SLC. Kenyataannya, salama proses
pengembangan satu sistem tunggal mungkin diperlukan banyak usaha prototyping.
RAD merupakan pendekatan alternatif untuk tahap rancangan dan penerapan dari SLC.
Sumbangan terbesar dari RAD adalah kecepatannya menghasilkan sistem untuk digunakan, yang
terutama dicapai melalui penggunaan peralatan-peralatan berbasis computer dan tim-tim proyek yang
terspesialisasi.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Siklus Hidup Sistem adalah (system life cycle) adalah metode pengembangan sistem informasi
yang paling tua. Metodologi siklus hidup adalah pendekatan bertahap untuk membangun sistem,
membagi pengembangan sistem menjadi tahapan-tahapan yang fomal.
1. Tahap Perencanaan
2. Tahap Analisis
3. Tahap Rancangan
4. Tahap Penerapan
5. Tahap Penggunaan
Perencanaan Sistem Informasi Berbasis Komputer (SIBK) juga mempunyai manfaat, yaitu:
Pembuatan prototipe (prototyping) meliputi pengembangan sistem uji coba yang cepat dan
murah untuk dievaluasi oleh pengguna akhir.
Prototipe (prototype) adalah versi sistem informasi atau bagian dari sistem yang sudah dapat
berfungsi, tetapi dimaksudkan hanya sebagai model awal saja.
3. Menggunakan prototipe
Rapid Application Development (RAD) digunakan untuk menggunakan proses pembuatan sistem
yang dapat dilangsungkan dalam waktu yang sangat singkat.
Penggantian proses yang ketinggalan jaman dengan yang lebih baru disebut rancang ulang
proses bisnis (business process redesign) atau BPR (business process reengineering) yaitu rekayasa ulang
proses bisnis.
1. Pertama, IS dapat menerapkan BPR untuk merancang ulang sistem berbasis computer yang tidak dapat
dipertahankan lagi melalui pemeliharaan sistem biasa.
2. Kedua, jika perusahaan menerapkan BPR untuk berbagai operasi utamanya, usaha tersebut pasti
menimbulkan dampak gelombang yang mengakibatkan rancang ulang sistem berbasis computer.
IS telah menciptakan tiga teknik untuk menerapkan BPR pada CBIS. Teknik-teknik ini dikenal
sebagai tiga R – rekayasa mundur, restrukturisasi dan rekayasa ulang. Komponen-komponen ini dapat
diterapkan terpisah atau dalam kombinasi.
Daftar Pustaka
McLeod, Raymond. 1995. Sistem Informasi Manajemen. Jakarta: PT Bhuana Ilmu Populer.
http://ariearjunaug.blogspot.com/2010/11/dasar-perencanaan-sistem-informasi.html
Kenneth C. Loudon memgatakan dalam salah satu bukunya (2000:395), the system lifecycle
is the oldest method for building information systems and is still used today for medium or large
complex system projects. Artinya, siklus hidup sistem adalah metode/cara paling lama untuk
membangun sistem informasi daa masih digunakan sampai sekarang untum proyek sistem
menengah atau besar yang kompleks/rumit.
Metode siklus hidup sistem adalah tahap pendekatan dalam membangun suatu sistem yang
membagi pengembangan sistm ke dalam taraf/tingkat yang ada. Ada perbedaan pendapat diantara
ahli pengembangan sistem mengenai pembagian tingkat bangunan sistem, tetapi mereka akhirnya
akan cocok pula dengan tingkatan pengembangan sistem yang hendaa mereka kembangkan.
Metode siklus hidup sistem memepertahankan bagian (division) yang sangat resmi antara
pemakai akhir daa ahli sistem informasi. Ahli sistem informasi, seperti analisis sistem dan
pemrograman kan bertanggungjawab terhadap banyaknya analisis sistem, dan rancangan serta
berhasilnya enerapan; sedangkan pemakai akhir dibatasi dalam pe.berian permintaan informasi dan
meninjau lagi kerja para staf teknik. Siklus hidup juga menekankan spesifikasi perincian daa
penctatan supaya banyak dokumen yang digunakan selama kegiatan sebuah proyek sistem.
Siklus hidup sistem masih digunakan untuk membangun satu sistem yang rumit dan besar
serta memerlukan ketepatan dan analisis permintaan yang resmi, spesifikasi definisi awalbdan
pengawasan yang ketat lewat proses pembangunan sistem. Bagaimanapun juga pendekatan siklus
hidup sistem bisa saja mahal, memerlukan waktu, serta mengalami kekakuan. Meakipun pembangun
sistem dapat kembali ke antara tingkatan siklus hidup, siklus ini mempunyai suatu pendekatan
utama yang bersifat "air terjun", yang mana terselesaikannya fungsi pada salah satu tingkatan
dimulai dari atas sebelum kerja berikutnya dimulai. Kegaitan dapat diulang tetapi banyaknya
dokumen yang baru juga harus digunakan daa langkah langkah pelaksanaannya digariskan kembali
bila perayaratannya dan spesifikasinya adaayang perlu diperbaiki.
Menurut Raymond McLeod Jr (1995:214), siklus hidup sistem adalah proses perubahan yang
diikuti dengan penerapan sostem atau sib-sistem informasi berbasis komputer. Siklus hidup sistem
ini terdiri serangkaian tugas yang mengikuti langkah-langkah pendekatan sistem. Karena tugas-tugas
tersebut mengikuti suatu pola teratur daa dilakukan dengan cara atas ke bawah, siklus hidup sistem
ini sering disebut sebagai pendekatan air terjun untuk pengembangan dan penggunaan sistem.
Gelard V Post mengatakan system devlopment life cycle (2000:653) is a formal method of
designing and building information system.
Selanjutnya dikatakan Gerald V Post (2000:499) siklus hidup pengembangan sistem dirancang untuk
menaggulangi masalah yang timbul pada proyek berskala besar yang melibatkan banyak pemakai
dan memerlukan banyak waktu dalam pengembangannya melalui banyak analis daa pemrogram.
Siklus hidup pengembangan sistem dikenal sebagai metode cara air terjun arena tahapan
menghasilkan keluatan yang digunakan dalam tahap berikutnya. Sistem yang ada dipelajari untuk
masalah dan pengembangan. Rancangan yang baru dianalisis untuk kemungkinan yang akan terjadi.
Manajemen siklus hidup dikeloa atau diatur oleh manajer unit pelayanan informasi, dibantu
oleh manajer analisis sistem, manajer pemasaran, dan manajer operasional. Di banyak perusahaan,
tanggung jawab masih terletak pada ketiga tingkatan ini. Bagaimanapun juga, kecenderungan
sekarang oni juga menempatkan tanggun jawab tersebut pada tingkatan paling atas maupun pada ti
gkatan paling bawah. Sekarang, dapat saja manajemen siklus hidup menjangkau eberapa tingkat
organisasi lainnya dan memasukkan manajer yang berada di luar bidang pelayanan informasi.
Menentukan cakupan/jangkauan proyek, untuk mengetahui unit kegiatan atau sistem organisasi
manakah yang akan dilibatkan, dan dalam unit kegiatan stau sistem mana yang tidak diibatkan.
informasi ini dapat memberikan sebuah perkiraan awal mengenai skala sumber daya yang hendak
dipakai.
Mengenali kemungkinan wilayah masalah, perencanaan yang baik akan menunjukkan hal-hal yang
mungkin saja salah agar hal-hal kesalahan yang akan timbul ini dapat dicegah
Mengatur urutan tugas, karena penting untuk memisahkan banyak tugas dalam mencapai sistem
tersebut. Tugas-tugas ini diatur dalam urutan pemikiran berdasarkan skala prioritas informasi dan
perlu adanya efisiensi.
Memberikan dasar pengndalian, tingkat kinerja dan metode atau cara pengukuran yang pasti dan
baik harus ditetapkan di awal proyek.
Gordon B Davis mengatakan bahwa pemikiran dasar siklus hidup pengembangan sistem
adalah terdapatnya proses pengenalan yang baik melalui sebuaa penggunaan yang disusun,
dikembangkan dan diterapkan. Siklus hidup memberikan susunan untuk proses yang
kreatif/berguna. Dalam mengatur dan mengendalikan upaya pengembangan penting untuk
mengetahui apa yang harus dilakukan, apa yang telah dilakukan, dan apa yang hendak diselesaikan .
Tahap-tahap di siklus hidup pengembangan sistem memberikan dasar untuk manajemen dan
pengendalian karena mereka menjelaskan bagain bagian dari alur kerja yang dapat diketahui untuk
tujuan pengelolaan dan menetapkan dokumen atau hal lainnya yang dapat dikirimkan untuk
dihasilkan di maing-masing tahap. Tahap-tahap pada siklus hidup untuk pengembangan sistem
informasi digambarkan dengan berbeda-beda pula, tetapi perbedaan utama pada jumlah rincian dan
alasan pengelompokan.
Pendekatan siklus hidup pengembangan sistem meliputi lima tahap sebagaimana penjelasan
berikut ini:
Tujuan utama tahap analisa sistem adalah mengenali masalah daa menentukan bagaimana
mereka dapat dipecahkan dengan menggunakan siatem komputer. Dalam metode resmi SDLC, tahap
pertama pada analisis sistem adalah mempelajari kemungkinan. Mempelajari kemungkinan adalah
pwngujian secara tepat masalah, tujuan, dan biaya yang diharapkan dari sistem yang diusulkan.
Tujuannya adalah untuk menentukan apakah masalah dapat dipecahkan dengan siatem komputer
yang nantinya mempengaruhi keinginan pencapaian tujuan. Pada beberapa kasus mungkin ada
pilihan yang lebih baik atau mungkin masalahnya secara sederhana dikondisikan mengganggu dan
akan berangsur-angsur menghilang.
Teknis, apakah tersedia perangkat keras dan perangkat lunak untuk menampilkan pengolahan yang
penting?
Nilai balik ekonomis, apakah sistem yang diuaulan dapat disesuaikan deegan keadaan ekonomi yang
berlangsung?
Nilai balik bukan ekonomis, apakah sistem yang siusulkan dapat didasarkan pada keadaan
keuntungan yang tidaa dapat diukur?
Hukum dan etika, apakah siatem yang diusulkan supaya beroperasi masih dalam batasan hukum dan
etika yang berlaku?
Operasional, apakah rancangan siatem yang demikian akan didukung oleh persobil yang konpeten?
Jadwal, apakah mungkin intuk menerapkan siatem pada gangguan waktu yang muncul?
Tanyakan/rundingkan
6. SiapkanUsulan
pembelajaransistem
8. Adakansebuah cara
pengendalian
5.Adakanpembelajaran ke
kemungkinan
2. Analisis Sistem
Bila proyek telah menjadi nyata daa disetujui, pekerjaan dapat dimulai dengan analisa
penuh.Tahap pertama adalah menentukan bagaimana sistem yang ada bekerja dan dimanakah
masalahnya. Teknik adalah dengan cara memecah siatem kedalam potongan yang lebih kecil.
Potongan yang lebih akan lebih mudah dipahami dan dijelaskan ke yang lainnya. Juga, setiap
potongan dapat ditempatkan ke kelompok SIM yang berbeda. Selama mereka bekerja dari
penjelasan awal yang sama dan mengikuti seluruh patokan, hasil potongannya harus dikumpulkan
bersama. Tentu saja, hal tersebut masih memakan waktu dan diupayakan untuk menyatukan
seluruh potongan.
Gambar sering juga digunakan untuk menggambarkan sistem tersebut. Gambar digunakan
untuk mengkomunikasikan analis dan pemakai, analis kepada yang lainnya, dan akhirnya ke
pemrogram. Gambar aliran data adalah metode yang sering digunakan untuk menampilkan
hubungan yang ditentukan selama berlangsungnya analisa sistem. Gambar menampilkan ara
pembagian sistem kedalam bentuk potpngan yang lebih kecil.
3. Rancangan Sistem
Tahap ketiga yang utama dari siklus hidup pengembangan sistem adalah merancang sistem
baru. Selama tahapan ini, sistem yang barudirancang secarakhusus si atas kertas. Tujuan rancangan
sistem adalah menggambarkan sistem yang baru sebagai sebuah kumpulan modul atau susb sistem.
Dengan membagi lagi keseluruhan proyek tiap-tiap bagian dapat diberikan ke pemrogram tunggal
untuk pengembangannya. Bila potongannya telah lengkap, rancangan keseluruhan akan memastikan
bahwa mereka akan bekerja sama.
Khususnya gambar yang dibuat pada fase analisis dapat diubah untuk menunjukkan
bagaimana sistem yang baru akan bekerja. Rancangan ini akan mengrutkan semua perinciannya,
termasuk mengurutkan data, keluaran data, tahap pengolahan, rancangan basis data, dan tata cara
manual, dan umoan balik dan cara pengendalian. Rencana cadangan atau pendukung dan perbaikan
bersama dengan kendali keamanaan akan berarti untuk emmastikan bahwa basis data dilindungi.
Komite Pengawas SIM Manaje Analis
r Siste
m
Yang termasuk kegiatan rancangan fisik adalah sebagai berikut :
Menyiapkan rancangan sistem yang terinci
Analis mengidentifikasi konfigurasi – bukan merek atau model – peralatan komputer yang
akan memberikan hasil yang terbaik bagi sistem dalam menyelesaikan pemrosesan. Identifikasi
merupakan suatu proses berurutan, dimulai dengan berbagai kombinasi yang dapat menyelesaikan
setiap tugas
Analis bekerja sama dengan manajer mengevaluasi berbagai alternatif. Alternatif yang dipilih
adalah yang paling memungkinkan subsistem memenuhi kriteria kinerja, dengan kendala-kendala
yang ada
Keputusan untuk terus pada tahap penerapan sangatlah penting, karena usaha ini akan
sangat meningkatkan jumlah orang yang telibat. Jika keuntungan yang diharapkan dari sistem
melebihi biayanya, maka penerapan akan disetujui
4. Penerapan
Sedangkan kegiatan yang termasuk dalam tahap ini adalah, antara lain :
Merencanakan penerapan;
Manajer dan spesialis informasi harus memahami dengan baik pekerjaan yang diperlukan untuk
menerapkan rancangan sistem dan untuk mengembangkan rencana penerapan yang sangat rinci.
Mengumumkan penerapan;
Proyek penerapan diumumkan kepada para pegawai dengan cara yang sama pada penelitian sistem.
Tujuannya adalah untuk menginformasikan kepada para pegawai mengenai keputusan untuk
menerapkan sistem baru dan meminta kerjasama mereka.
Rancangan sistem disediakan bagi para pemasok berbagai jenis perangkat keras yang terdapat pada
konfigurasi sistem yang disetujui
Menyiapkan database
Pengelola database (database administrator – DBA) bertanggung jawab untuks emua kegiatan ynag
berhubungan dengan data, dan mencakup persiapan database
Jika perangkat keras dan sistem baru tidak sesuai dengan fasilitas yang ada, perlu dilakukan
konstruksi baru atau perombakan
Sistem baru kemungkinan besar akan mempengaruhi banyak orang. Beberapa orang akan membuat
sistem bekerja. Mereka disebut dengan peserta, yang meliputi operator entry data, pegawai coding ,
dan pegawai administrasi lainnya.
Manajer dan SC MIS menelaah status proyek dan menyetujui atau menolak rekomendasi tersebut.
Bila manajemen menyetujui maka manajemen menentukan tanggal cutover
Proses penghentian penggunaan sistem ynag lama dan mulai penggunaan sistem baru
dinamkan pemotongan (cut over). Ada 4 pendekatan dasar (cutover ), yaitu :
a. Uji coba, yaitu suatu sistem percobaan yang diterapkan dalam satu subset dari keseluruhan
operasi.
b. Segera, merupakan pendekatan yang paling sederhana yakni beralih dari sistem lama ke
sistem baru pada saat yang ditentukan. Berlaku untuk perusahaan ekcil ataupun sistem yang
kecil karena permasalahn waktu menjadi lebih besar pada saat operasionalnya meningkat.
c. Bertahap (phased), sistem baru digunakan berdasarkan bagian per bagian pada suatu waktu.
d. Bersamaan, mengharuskan sistem lama dipertahankan sampai sistem baru telah diperiksa
secara menyeluruh. Akan memberikan pengamanan yang paling baik terhadap kegagalan
tetapi yang paling mahal, karena kedua sumber daya harus dipertahankan.
Menggunakan system
Pemakai menggunakan sistem untuk mencapai tujuan yang diidentifikasikan pada tahap
perencanaan.
Audit system
Setelah sistem baru mapan, penelitian formal dilakukan untuk menentukan seberapa baik sistem
baru itu memenuhi kriteria kinerja. Studi tersebut dikenal dengan istilah penelaahan setelah
penerapan (post implementation review). Hasil audit dilaporkan kepada CIO, SC MIS dan pemakai.
Proses tersebut diulangi, mungkin setahun sekali, selama penggunaan sistem berlanjut.
Memelihara sistem
Selama manajer menggunakan sistem, berbagai modifikasi dibuat sehingga sistem terus
memberikan dukungan yang diperlukan. Modifikasinya disebut pemeliharaan sistem (sistem
maintenance).
Ketika sudah jelas bagi para pemakai dan spesialis informasi bahwa sistem tersebut tidak dapat lagi
digunakan, diusulkan kepada SC MIS bahwa sistem itu perlu direkayasa ulang (reengineered). Usulan
itu dapat berbentuk memo atau laporan yang mencakup dukungan untuk beralih pada suatu siklus
hidup sistem baru. Dukungan tersebut mencakup penjelasan tentang kelemahan inheren sistem,
statistik mengenai biaya perawatan, dan lain-lain.
Manajer dan komite pengarah SIM mengevaluasi usulan rekayasa ulang sistem dan menentukan
apakah akan memberikan persetujuan atau tidak.
6.3 Pengembangan Penggunaan Aplikasi secara Cepat (Rapid Application Development/ RAD)
Beberpaa penulis mengatakan bahwa RAD adalah rancangan penggunaan yang cepat(Rapid
Application Design). Diantaranya adalah James O’Brien yang menyatakan bahwa RAD
kadang0kadang disebut sebagai penegrjaan bentuk dasar. Pengerjaan dasar ini juga membuat
proses pengembangan menjadi lebih cepat dan lebih mudah bagi pemakai karena RAD
menyederhanakan dan menyelaraskan rancangan sistem.
Pengembangan ini mengubah peranan pemakai akhir dan ahli sistem informasi pada
pengembangan sistem. Di bwah ini, gambaran pengembangan aplikasi dengan menggunakan
prototyping yang diberkan oleh James O’Brien (1998:101)
Gerald V. Post (200:651) mengatakan bahwa RAD adalah tujuan dari pembangunan sistem
yang lebih cepat dibandingkan dengan metode SDLC dengan menggunakan peralatan yang lebih
kuat (sistem manajemen basis data, bahasa tingkat tinggi, pemrogram yang sangan trelatih dapat
membangun sistem dalam berminggu minggu atau berbulan bulan. Denga menggunakan kelompok
kerja, jaringan komunikasi, dan perangkat CASE, kelompok kecil dapat meningkatkan langkah-
kangkah pengembangan dan rancangan.
Sedangkan Kenneth C. Laudon mengatakan bahwa RAD adalah proses pengembangan sistem
dalam waktu yang singkat dnegn menggunakan prototyping. Pernagkat generasi keempat dan
kelompok kerja yang erat diantara pemakai dan ahli sistem. RAD dapat terdiri dari penggunaan
pemrograman vuisual dan peralatan lainnya dalam menmbangun tatap muka pemakai grafik,
prototyping interatif pada undsur-unsur terpenting sistem, pengotomanisan generasi program
berkode, dan kerja kelompok yang erat diantara pemakai akhir dan ahli sistem informassi.
Raymond Mc Leod mengatakan RAD adalah sebuah metodologi yang memiliki tujuan
kecepatan tanggap untuk kebutuhan pemakai senagaimana prototyping tetapi RAD lebih luas
cakupannya.
Selanjutnya dikatakan oleh Raymond McLeod bahwa singkatan dari RAD adalah sebuah
istilah yang diciptakan oleh James Martin, pengarang dan konsultan computer, untuk menjelaskan
siklus hidup pengembangan yang dimaksudkan dalam menghasilka sistem cepat tanpa
mengorbankan kualitas.
RAD adalah seperangkat siasat, metodologi dan peralatan yang muncul dalam keseluruhan
kerangka kerja yang dinamakan teknik informasi. Teknik informasi adalah nama yang diberikan
Martin untuk seluruh penddekatannya pada pengembangan sistem, yang memperlakukannya
sebagai kegiatan seluruh perusahaan. Istilah enterprises/perusahaan digunakan untuk
menggambarkan keseluruhan perusahaan.
1. Manajemen
Manajemen, khususnya manajemen atas, haruslah orang-orang yang suka melakukan percobaan
(experimenters), orang yang suka melakukan sesuatu dalam cara yang baru, atau orang yang suka
menyesuaikan diri (adapters), yang cepat mempelajari bagaimana menggunakan metodologi yang
baru. Manajemen harus sepenuhnya mendukung (supportive) RAD ini dan memberikan sebuah
lingkungan kerja yang membuat kegiatan RAD senyaman mungkin.
2. Orang
Dibandingkan menggunakan kelompok tunggal untuk menampilakan seluruh kegiatan SLC, RAD
mengenali keefisienan yang dapat dicapai melalui penggunaan beberapa kelompok ahli. Mungkin
ada kelompok untuk perencanaan, rancangan pemakai, pembangunan, tinjauan pemakai, dan
pemotongan. Anggota kelompok ini menguasai (masters) metodologi dan peralatan yang
dibutuhkan untuk menampilkan tugas keahlian mereka. Mertin menggunakan istilah kelompok
SWAT dalam menggambarkan kelompok, SWAT, kepanjangan dari “skil with advanced toolsl ahli
dengan peralatan yang maju.
3. Metodologi
Dasar dari metodologi adalah siklus hidup RAD, yang terdiri dari empat tahap
a. Persyaratan perencanaan
b. Rancangan pemakai
c. Pembangunan
d. Pemotongan
Tahap ini seperti SDLC (system development life cycle/siklus hidup pengembangan sistem. Pemakai
memerankan peranan penting pada masing-masing tahapan, ikut serta bersama ahli informasi.
4. Peralaan
Peralatan RAD sebagian besar terdiri atas bahasa generasi ke empat dan peralatan CASE yang
memudahkan prototyping dan generasi kode (code generation). Bahasa generasi keempat
memampukan ahli informasi atau pemakai menghasilkan kode computer tanpa menggunakan
bahasa pemrograman yang biasa/konvensionil. Contoh dari bahasa generasi keempat adalah
NATURAL, FOCUS, SQL.
http://punyamakalah.blogspot.co.id/2016/04/siklus-hidup-sistem-edisi-makalah.html