Aplikasi Isbd Dalam Pemerintahan
Aplikasi Isbd Dalam Pemerintahan
Aplikasi Isbd Dalam Pemerintahan
IPS adalah fusi dari sejumlah mata pelajaran social. Maka ilmu-
ilmu social merupakan dasar dari IPS, tapi tidak berarti seluruh
ilmu-ilmu social menjadi bahan IPS. Tingkat usia, jenjang
pendidikan dan perkembangan pengetahuan anak didik
menentukan materi-materi ilmu-ilmu social mana yang tepat
menjadi pokok bahasan dalam IPS.
Pandangan hidup
Pandangan hidup berkenaan dengan eksistensi manusia didunia
dalam hubungannya dengan Tuhan, dengan sesame dan dengan
alam tempat kita berdiam.
1. E. KEINDAHAN
Eksistensi manusia didunia diliputi dan digairahkan oleh
keindahan. Manusia tidak hanya penerima pasif tetapi juga
pencipta keindahan bagi kehidupan.
1. KEGELISAHAN
Kegelisahan merupakan gambaran keadaan seseorang yang tidak
tenteram hati maupun perbuatannya, merasa khawatir tidak
tenang dalam tingkah laku, dan merupakan salah satu ekspresi
kecemasan.
1) Proses Internalisasi
1) Cultural Evolution
3) Alculturation Process
5) Innovation
3. Norma
A. Hubungan Sosial
Hubungan sosial dapat dibedakan menjadi dua, yaitu proses yang
asosiatif dan disosiatif. Hubungan sosial asosiatif merupakan
hubungan yang bersifat positif, artinya hubungan ini dapat
mempererat atau memperkuat jalinan atau solidaritas kelompok.
Adapun hubungan sosial disosiatif merupakan hubungan yang
bersifat negatif, artinya hubungan ini dapat merenggangkan atau
menggoyahkan jalinan atau solidaritas kelompok yang telah
terbangun.
Kerja.
4) Mediasi (mediation); mediasi hampir sama dengan arbitrasi.
Akan tetapi, dalam hal ini fungsi pihak ketiga hanya sebagai
penengah dan tidak memiliki wewenang dalam penyelesaian
sengketa. Contohnya mediasi yang dilakukan oleh pemerintah
Finlandia dalam penyelesaian konflik antara pemerintah
Indonesia dengan GAM.
5) Konsiliasi (conciliation); yaitu usaha mempertemukan
keinginan dari beberapa pihak yang sedang berselisih demi
tercapainya tujuan bersama. Contohnya konsultasi antara
pengusaha angkutan dengan Dinas Lalu Lintas dalam penetapan
tarif angkutan.
6) Toleransi (tolerance); suatu bentuk akomodasi yang dilandasi
sikap saling menghormati kepentingan sesama sehingga
perselisihan dapat dicegah atau tidak terjadi. Dalam hal ini,
toleransi timbul karena adanya kesadaran masingmasing individu
yang tidak direncanakan. Contohnya toleransi antarumat
beragama di Indonesia.
7) Stalemate; suatu keadaan perselisihan yang berhenti pada
tingkatan tertentu. Keadaan ini terjadi karena masing-masing
pihak tidak dapat lagi maju ataupun mundur (seimbang). Hal ini
menyebabkan masalah yang terjadi akan berlarut-larut tanpa ada
penyelesaiannya. Contohnya perselisihan antara negara Amerika
Serikat dengan negara Iran terkait dengan isu nuklir.
8) Pengadilan (adjudication); merupakan bentuk penyelesaian
perkara atau perselisihan di pengadilan oleh lembaga negara
melalui peraturan perundang-undangan yang berlaku. Contohnya
penyelesaian kasus sengketa tanah di pengadilan.
c. Asimilasi; adalah proses sosial yang timbul apabila ada
kelompok masyarakat dengan latar belakang kebudayaan yang
berbeda, saling bergaul secara interaktif dalam jangka waktu
lama. Dengan demikian, lambat laun kebudayaan asli akan
berubah sifat dan wujudnya menjadi kebudayaan baru yang
merupakan perpaduan kebudayaan dan masyarakat dengan tidak
lagi membeda-bedakan antara unsur budaya lama dengan
kebudayaan baru. Proses ini ditandai dengan adanya usaha
mengurangi perbedaan yang ada. Proses asimilasi bisa timbul jika
ada:
1) kelompok-kelompok manusia yang berbeda kebudayaannya;
2) orang perorangan sebagai anggota kelompok saling bergaul
secara intensif, langsung, dan dalam jangka waktu yang lama;
3) kebudayaan dari kelompok-kelompok manusia tersebut
masing-masing berubah dan saling menyesuaikan. Contohnya
perkawinan
Hak ialah suatu yang merupakan milik atau dapat dimiliki oleh
seseorang sebagai manusia. Hak ini dapat dipenuhi dengan
memenuhinya atau dapat juga hilang seandainya pihak yang
berhak merasa rela apabila haknya tidak dipenuhi.
Kewajiban ialah hal-hal yang wajib dilakukan atau diadakan oleh
seorang dari luar dirinya untuk memenuhi hak dari pihak
yanglain.Yang dapat menentukan individu memiliki hak dan
kewajiban adalah norma yang dianut, adat istiadat yang
mentradisi dan agama yang diyakini.
Ada dua bentuk hak yang sangat mendasar, yang dapat dimiliki
oleh individu :
1. HAK ASASI YANG BERSIFAT NATURAL, SEPERTI HAK UNTUK HIDUP, HAK
UNTUK MERDEKA, HAK UNTUK MENDAPATKAN KEHORMATAN. HAK-HAK
TERSEBUT YANG MENYEBABKAN MANUSIA MEMPEROLEH KEBEBASAN PADA
KURUN WAKTU YANG PANJANG
2. HAK ASASI YANG BERSIFAT UMUM, YAITU HAK PERSAMAAN. DIPERLUKAN
SEORANG INDIVIDU DALAM KEDUDUKANNYA SEBAGAI INDIVIDU DALM SUATU
MASYARAKAT. DALAM HAK PERSAMAAN TIDAK TERDAPAT SIFAT DISKRIMINASI
GOLONGAN, JENIS, BAHASA, AGAMA, PANDANGAN POLITIK, ASAL NEGARA,
TINGKAT SOSIAL, KELAHIRAN.
Adapun kewajiban individu didalam masyarakat adalah
melaksanakan apa yang menjadi kewajibannya dengan cara
menghormati hak-hak masyarakat. Jika seseorang memiliki hak
untuk dihargai, dirinya juga harus menghargai orang lain. Jika
seseorang memiliki hak untuk hidup tenang, dirinya juga harus
menjaga ketenangan, demikian seterusnya.
lain:
1) Semangat Religius
2) Semangat Nasionalisme
3) Semangat Fluralisme
1. Semangat religious;
2. Semangat nasionalisme;
3. Semangat pluralisme;
a. Norma Agama :
b. Norma Masyarakat/sosial :
Bersumber dari masyarakat sendiri
c. Norma Kesusilaan :
d. Norma Hukum :
Ciri-ciri Nilai
Hegemoni
Hegemoni adalah pengaruh kekuasaan suatu negara atas negara-
negara lain. Kekuasaan suatu negara memang berpengaruh
terhadap perkembangan IPTEK. Biasanya produk dari negara
yang menguasai lebih ditonjolkan. Ilmu pengetahuan yang
berkembang pun melihat pada ilmu pengetahuan yang
berkembang di negara-negara maju. Negara penguasa atau
negara yang lebih maju IPTEKnya itu menjadi tolok ukur
terhadap IPTEK di negara sendiri
1. MAJUNYA IPTEK DI NEGARA YANG LEBIH MAJU, SEDIKIT BANYAKNYA
MEMBAWA PENGARUH POSITIF TERHADAP NEGARA SENDIRI. NEGARA KITA
YANG DENGAN IPTEK, KATAKANLAH BELUM MAJU TETAPI MASIH
BERKEMBANG, DAPAT BELAJAR UNTUK MELIHAT KEMAJUAN TEKNOLOGI DI
NEGERI YANG MEMILIKI KEKUASAAN LEBIH.
Hedonisme
Hedonisme adalah pandangan hidup yang menganggap bahwa
kesenangan dan kenikmatan materi adalah tujuan utama dalam
hidup. IPTEK merupakan salah satu pemenuhan kepuasan bagi
pola masyarakat hedonisme yang selalu mengejar materi, IPTEK
bisa menjadi sarana maupun sasaran bagi masyarakat
hedonisme.
Heteronomi
Heteronomi adalah hal ketergantungan kepada undang- undang
atau kuasa orang lain. Jika IPTEK dikaitkan dengan heteronomi
mengenai pendidikan, pendidikan di negara kita wajib dilakukan,
bahkan diharapkan pendidikan dapat menembus segenap lapisan
masyarakat, jika dikaitkan dengan undang-undang. Sebuah
negara tidak dapat berdiri tanpa ada undang-undang yang
mengaturnya. Jadi, harus ada undang-undang untuk dapat
mengatur suatu negara, untuk membentuk warga negaranya
yang berpengetahuan dan berpendidikan di bidang ilmu
pengetahuan dan teknologi.
a. Kelahiran
1) Tingkat kelahiran
b. Kematian
c. Migrasi
Migrasi adalah perpindahan penduduk yang dibedakan menjadi
dua macam, yaitu:
2. Pertambaan Penduduk
b. Mati (death)
2. Fertilitas (Kelahiran)
c. Abortus
2. Tahap konsepsi
3. Tahap kehamilan
P = (L-M) + (I – E)
Keterangan :
L : Jumlah kelahiran
M : Jumlah kematian
I : Jumlah Imigrasi
E : Jumlah Emigrasi
– Memajukan pendidikan
1. Kemiskinan.
2. Meningkatkan pengangguran.
2. Mata uang emas dan perak sehingga nilai nominal dan nilai
intrinsiknya akan menyatu.
A. PENDAHULUAN
Latar Belakang
Akhlak merupakan salah satu khazanah intelektual Muslim yang keha-dirannya
hingga saat ini dirasakan dan sangat diperlukan. Akhlak secara historis dan
teologis tampil untuk mengawal dan memandu perjalanan umat Islam agar bisa
selamat di dunia dan di akhirat. Dan tidaklah berlebihan kiranya jika dikatakan
bahwa misi utama dari kerasulan Muhammad Saw adalah untuk
menyempurnakan akhlak yang mulia, begitulah yang telah disabdakan oleh
beliau, dan sejarah mencatat bahwa faktor pendukung keberhasilan dakwah
beliau itu antara lain karena dukungan akhlaknya yang mulia, hingga Allah Swt
sendiri memuji akhlak mulia Nabi Muhammad Saw dalam firman-Nya, dan
menjadikan beliau sebagai uswah hasanah dalam berbagai hal agar kita bisa
selamat di dunia dan akhirat.
Timbulnya kesadaran akhlak dan pendirian manusia terhadap-Nya adalah
pangkalan yang menetukan corak hidup manusia. Akhlak, atau moral, kesusilaan
dan kesopanan adalah pola tindakan yang didasarkan atas nilai mutlak kebaikan.
Hidup susila dan tiap-tiap perbuatan susila adalah jawaban yang tepat terhadap
kesadaran akhlak, sebaliknya hidup yang tidak bersusila dan tiap-tiap pelanggaran
kesusilaan adalah menentang kesadaran itu. Kesadaran akhlak adalah kesadaran
manusia tentang dirinya sendiri, dimana manusia melihat atau merasakan diri
sendiri sebagai berhadapan dengan baik dan buruk. Disitulah membedakan halal
dan haram, hak dan bathil, boleh dan tidak boleh dilakukan, meskipun dia bisa
melakukan. Itulah hal yang khusus manusiawi.
B. PEMBAHASAN
b. Pengertian Etika
Dalam pemahaman etika sebagai pengetahuan mengenai norma baik-buruk
dalam tindakan mempunyai persoalan yang luas. Etika yang demikan ini
mempersoalkan tindakan manusia yang dianggap baik harus dijalankan,
dibedakan dengan tindakan buruk-jahat yang dianggap tidak manusiawi.
Perkataan etika berasal dari bahasa Yunani ethos yang berarti adat kebiasaan.
Dalam pelajaran filsafat, etika merupakan bagian daripadanya. Di dalam
Ensiklopedia Pendidikan diterangkan bahwa etika adalah filsafat tentang nilai,
kesusilaan tentang baik dan buruk. Kecuali etika mempelajari nilai-nilai, ia
merupakan juga pengetahuan tentang nilai-nilai itu sendiri. Di dalam Kamus
Istilah Pendidikan dan Umum dikatakan bahwa etika adalah bagian dari filsafat
yang mengajarkan keluhuran budi (baik dan buruk).
Untuk mendapatkan rumusan pengertian etika dilihat dari sudut terminologi, ada
beberapa definisi yang bisa dikumpulkan:
Di dalam NewMasters Pictoral Encyclopedia dikatakan: Ethics is the science of
moral philosophy concerned not with fact, but with values; not with the caracter
of, but the ideal of human conduct.
Di dalam Dictonary of Education dikatakan; Ethics: the study of human behavior
not only to find the truth of things as they are but also to enquire into the worth
or goodness of human actions.
Etika sebagai salah satu cabang dari filsafat yang mempelajari tingkah laku
manusia untuk menentukan nilai perbuatan tersebut, baik atau buruk, maka
ukuran untuk menentukan nilai itu adalah akal pikiran. Atau dengan kata lain,
dengan akallah orang dapat menentukannya baik atau buruk karena akal yang
memutuskan buruk.
Dalam hubungan ini Dr. H. Hamzah Ya’qub menyimpulkan/merumuskan: “Etika
ialah ilmu yang menyelidiki mana yang baik dan mana yang buruk dengan
memperhatikan amal perbuatan manusia sejauh yang dapat diketahui oleh akal
pikiran”.
Abuddin Nata melihat ada empat segi yang dapat digunakan untuk mengetahui
etika ini, yakni melihat dari segi obyek pembahasannya, sumbernya, fungsinya
dan terakhir dilihat dari segi sifatnya.
Kalau dilihat dari segi pembahasan, menurutnya, etika berupaya mem-bahas
perbuatan yang dilakukan oleh manusia. Sedangkan bila dilihat dari segi
sumbernya, maka etika bersumber pada akal pikiran atau filsafat. Oleh karena itu
sebagai sebuah produk pemikiran maka ia tidak bersifat mutlak dan absolut
kebenarannya, pun tidak universal.
Sementara itu bila dilihat dari segi fungsinya maka etika berfungsi seba-gai
penilai, penentu dan penetap terhadap suatu perbuatan yang dilakukan oleh
manusia. Oleh karena itu ia berperan sebagai konseptor terhadap sejumlah
perilaku yang dilaksanakan oleh manusia. Karena ia sebuah konseptor, hasil
produk pemikiran karena itu dilihat dari segi sifatnya ia dapat berubah-ubah
sesuai dengan tuntutan zaman dan keadaan, humanistis dan an-tropo-centris.
c. Pengertian Moral
Perkataan moral berasal dari bahasa latin mores yaitu jamak dari mos yang
berarti adat kebiasaan. Di dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia dikatakan
bahwa moral ialah suatu istilah yang digunakan untuk menentukan batas-batas
dari sifat, perangai, kehendak, pendapat, atau perbuatan yang secara layak dapat
dikatakan benar, salah, baik,buruk.
Di dalam The Advanced Leaner’s Dictionary of Current English dikemukakan
beberapa pengertian moral sebgai berikut:
1. Concerning principles of right and wrong;
2. Good and virtuos;
3. Able to understand the difference beetween right and wrong;
4. Teacing or illustrating good behaviour;
Dengan keterangan di atas, moral merupakan istilah yang digunakan untuk
memberikan batasan untuk memberikan terhadap aktivitas manusia dengan
nilai/hukum baik atau buruk, benar atau salah. Dalam kehidupan sehari-hari
dikatakan bahwa orang yang mempunyai tingkah laku yang baik sebagai orang
yang bermoral.
Kalau dalam pembicaraan etika, untuk menentukan nilai perbuatan manusia baik
atau buruk dengan tolak ukur akal pikiran, dalam penbahasan moral tolak
ukurnya adalh norma-norma yang hidup di masayarakat. Dalam hal ini Dr.
Hamzah Ya’qub mengatakan: “yang disebut moral ialah sesuai dengan ide-ide
yang umum diterima tentang tindakan manusia mana yang baik dan wajar”.
d. Pengertian Kesusilaan
Di dalam bahasa Indonesia untuk membahas buruk-baik tingkah laku manusia
juga sering digunakan istilah kesusilaan.
Kesusilaan berasal dari kata susila yang mendapat awalan ke dan akhiran an.
Susila berasal dari bahasa sansekerta, yaitu “su” dan “sila”. Berarti baik, bagus
dan sila berarti dasar, prinsip, peraturan hidup atau norma.
Pada dasarnya kesusilaan lebih mengacu kepada upaya membimbing,
mengarahkan, memandu, membiasakan dan memasyarakatkan hidup yang sesuai
dengan norma dan nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat juga
menggambarkan orang yang selalu menerapkan nilai-nilai yang dipandang baik.
Ini sama halnya dengan moral.
Norma ini didasarkan pada hati nurani atau akhlak manusia. Kesusilaan adalah
norma yang hidup dalam masyarakat yang dianggap sebagai peraturan dan
dijadikan pedoman dalam bertingkah laku. Norma kesusilaan dipatuhi oleh
seseorang agar terbentuk akhlak pribadi yang mulia. Pelanggaran atas norma
moral ada sanksinya yang bersumber dari dalam diri pribadi. Jika ia melanggar, ia
merasa menyesal dan merasa bersalah.
Norma kesusilaan bersifat umum dan universal, dapat diterima oleh seluruh umat
manusia. Sanksi bagi pelanggarnya, yaitu rasa bersalah dan penyesalan mendalam
bagi pelanggarnya. Contoh norma kesusilaan, antara lain:
a. jujur dalam perkataan dan perbuatan;
b. menghormati sesama manusia;
c. membantu orang lain yang membutuhkan;
d. tidak mengganggu orang lain;
e. mengembalikan hutang.
f. Pengertian Kesopanan
Menurut Bahasa, kesopanan adalah adat sopan santun; tingkah laku (tutur kata)
yg baik; tata krama: perbuatan itu dapat dianggap melanggar – orang Timur.
Norma sopan santun adalah peraturan hidup yang timbul dari hasil pergaulan
sekelompok itu.
Norma kesopanan bersifat relatif, artinya apa yang dianggap sebagai norma
kesopanan berbeda-beda di berbagai tempat, lingkungan, atau waktu.
Contoh-contoh norma kesopanan ialah:
1. Menghormati orang yang lebih tua.
2. Menerima sesuatu selalu dengan tangan kanan.
3. Tidak berkata-kata kotor, kasar, dan sombong.
4. Tidak meludah di sembarang tempat.
5. tidak menyela pembicaraan.
Norma kesopanan sangat penting untuk diterapkan, terutama dalam
bermasyarakat, karena norma ini sangat erat kaitannya terhadap masyarakat.
Sekali saja ada pelanggaran terhadap norma kesopanan, pelanggar akan
mendapat sanki dari masyarakat, semisal cemoohan. kesopanan merupakan
tuntutan dalam hidup bersama. Ada norma yang harus dipenuhi supaya diterima
secara sosial.
C. PENUTUP
Kesimpulan
Akhlak berasal dari bahasa arab akhlaqa, yukhliqu, ikhlaqan yang berarti al-
sajiyah (perangai), ath-thabi’ah (kelakuan, tabiat, watak dasar), al-‘adat
(kebiasaan , kelaziman), al maru’ah(peradaban yang baik). Akhlak jamak dari kata
khuluq yang artinya “budi pekerti, sopan santun, tindak tanduk atau etika..
Akhlak bertujuan hendak menciptakan manusia sebagai makhluk yang tinggi dan
sempurna dan membedakan dengan makhluk makhluk yang lain.
Etika dan moral memiliki perbedaan, yaitu: kalau dalam pembicaraan etika, untuk
menentukan nilai perbuatan manusia baik atau buruk menggunakan tolak ukur
akal pikiran atau rasio, sedangkan dalam pembicaran moral tolak ukur yang
digunakan adalah norma-norma yang berkembang dan berfungsi di masyarakat.
Dengan demikian etika lebih bersifat pemikiran filosofis dan berada dalam
dataran konsep-konsep. Kesadaran moral dapat juga berwujud rasional dan
obyektif, yaitu suatu perbuatan yang secara umum dapat diterima oleh
masyarakat.
Etika, moral, susila dan akhlak sama, yaitu menentukan hukum atau nilai dari
suatu perbuatan yang dilakukan manusia untuk ditentukan baik buruknya.
Kesemua istilah tersebut sama sama menghendaki terciptanya keadaan
masyarakat yang baik, teratur, aman, damai, dan tentram sehingga sejahtera
batiniah dan lahiriahnya.