Satuan Acara Penyuluhan Gadar
Satuan Acara Penyuluhan Gadar
Satuan Acara Penyuluhan Gadar
(SAP)
1
III. Materi (Terlampir)
IV. Metode
1. Ceramah
2. Diskusi / tanya jawab
1. Pembukaan : 4 menit
1. Membuka kegiatan dengan 1. Menjawab salam
mengucapkan salam.
2. Memperkenalkan diri 2. Mendengarkan
3. Menjelaskan tujuan dari 3. Memperhatikan
penyuluhan
4. Menyebutkan materi yang akan 4. Memperhatikan
diberikan
2
2. Pelaksanaan : 30 menit
1. Menjelaskan pengertian Konsep 1. Memperhatikan
Evakuasi Dan Transport Klien
Gawat Darurat
2. Memberi kesempatan kepada 2. Memperhatikan
peserta untuk bertanya
3. Menjelaskan Evakuasi Korban 3. Memperhatikan
4. Alat ekstriksik dan transportasi 4. Memberhatikan
5. Pedoman tata tertib 5. Memperhatikan
pengangkutan beregu
6. Memberi kesempatan kepada 6. Bertanya dan menjawab
peserta untuk bertanya pertanyaan yang diajukan
4. Penutup : 4 menit
1. Mengucapkan terimakasih atas 1. Mendengarkan
peran serta peserta.
2. Mengucapkan salam penutup 2. Menjawab salam
VIII. Evaluasi
1. Evaluasi struktur
Semua anggota keluarga hadir / ikut dalam kegiatan penyuluhan
Penyelenggaraan penyuluhan dilakukan di rumah Bp. S
Pengorganisasian penyuluhan dilakukan dua hari sebelumnya.
2. Evaluasi proses
Keluarga antusias terhadap materi penyuluhan
Keluarga tidak meninggalkan tempat sebelum kegiatan selesai
Keluarga terlibat aktif dalam kegiatan penyuluhan
3. Evaluasi hasil
Memberikan pertanyaan secara langsung kepada peserta, meliputi
a. pengertian Konsep Evakuasi Dan Transport Klien Gawat Darurat
b. Menjelaskan Evakuasi Korban
c. Alat ekstriksik dan transportasi
3
d. Pedoman tata tertib pengangkutan beregu
4
Lampiran :
2. Hal-hal yang harus diperhatikan dan erat hubungannya dengan proses ekstriksi
dan transportasi
a. Setelah menemukan korban dan melakukan pertolongan pertama, langkah
selanjutnya adalah membawa korban ke fasilitas kesehatan.
b. Nyeri pinggang (low back pain) merupakan hal yang paling sering
dikeluhkan oleh tenaga medis dilapangan: perhatikan cara mengangkat.
5
3. Prinsip Mengangkat:
a. Jangan menambah cidera kepada korban.
b. Hindari pemindahan korban jika tidak stabil.
c. Jangan membahayakan diri penolong.
d. Jelaskan apa yang akan anda lakukan kepada korban.
e. Jangan pernah lakukan sendiri.
f. Satu komando/aba-aba.
4. Dasar-dasar pengkatan:
a. Rencanakan setiap gerakan.
b. Pertahankan sikap tegak saat berdiri, berlutut maupun duduk, jangan
bungkuk.
c. Konsentrasikan beban pada otot paha, bukan pungung.
d. Gunakan otot fleksor (otot untuk menekuk, bukan otot untuk meluruskan).
e. Saat mengangkat dengan tangan, telapak tangan menghadap ke arah depan.
f. Jaga titik beban sedekat mungkin ke tubuh anda.
g. Gunakan alat bantu.
h. Jaga jarak antara kedua lengan dan tungkai adalah selebar bahu.
i. Terlalu rapat dapat mengurangi stabilitas.
j. Terlalu lebar dapat mengurangi tenaga.
6
a. Tarikan baju.
b. Tarikan bahu.
c. Tarikan selimut.
d. Piggy back carry (mengendong pasien di belakang).
e. Fire fighter’s/tarikan pemadam.
f. Fire fighter’s carry/ angkatan ala pemadam.
Bahaya yang mungkin terjadi akibat proses pemindahan adalah memicu terjadinya
cidera spinal, yang dapat dikurangi dengan melakukan gerakan searah dengan sumbu
panjang badan dan menjaga kepala dan leher tetap ekstensi. Pada keadaan yang tidak
darurat, pemindahan korban dilakukan apabila semuanya telah siap dan korban selesai
ditangani.Agar cidera korban tidak tambah parah, tunggu sampai orang yang ahli
datang karena penanganan yang ceroboh dapat memperparah.Misalnya tulang yang
patah dapat merobek pembuluh darah dan menyebabkan perdarahan hebat. Pilihlah
teknik pengangkatan dan pemindahan korban yang sesuai dengan kondisi cidera,
jumlah tenaga penolong, ukuran tubuh korban, dan rute yang akan dilewati.
Penggunaan tubuh penolong
Dalam melakukan pengangkatan dan pemindahan korban perlu mendapatkan
perhatian yang serius. Jangan sampai akibat cara melakukan yang salah cidera atau
keadaan korban bertambah parah, atau bahkan penolong mengalami cidera.
Pada korban luka berat atau terhimpit oleh benda berat atau bangunan, sangat
memerlukan resusitasi secepatnya. Oleh karena itu, dalam mengevakuasi korban, tim
penolong harus memiliki keterampilan melakukan resusitasi sebagai life saving yang
dilakukan bersamaan dengan pembebasan korban dari himpitan benda berat dan
membawa korban ke tempat pelayanan yang telah disiapkan. Khusus pada
pembebasan korban yang terisolasi di suatu tempat reruntuhan harus selalu dibarengi
dengan prosedur resusitasi, tetapi prosedur ini mengalami beberapa kesulitan seperti
posisi korban dan ruangan yang sangat terbatas untuk melakukan manuver
7
oksigenisasi.Oleh karena itu harus mempunyai keterampilan dan alat khusus untuk
membebaskannya.
Selama pembebasan (evakuasi) korban dari himpitan, tim penolong harus dapat
menstabilkan tulang belakang, mengimobilisasi korban untuk kemungkinan adanya
fraktur tulang panjang, mengontrol rasa nyeri, dan mencegah kematian mendadak
akibat hiperkalemia atau hipotermia.
B. Evakuasi Korban
1. Evakuasi Oleh Satu Penolong
Sebelum melakukan pemindahan harus sudah dipastikan bahwa korban
tidak mengalami cidera spinal, cidera tlang tengkorak, dan gegar otak.
a. Teknik Menarik Korban
Teknik ini dapat digunakan untuk memindahkan korban dalam jarak
dekat.Pastikan permukaan tanah cukup rata agar tidak menambah luka.
Langkah - langkah
1) Menarik kemeja korban (shirt drag) Bagian kemeja yang ditarik adalah
bagian punggung belakang. Jika terlalu depan, terdapat risiko kemeja
lepas dan mencekik korban.
8
3) Menarik dengan selimut (blanket drag) Tempatkan bahan tertentu
sebagai alas, seperti kain selimut, kardus dsb.
9
menopang keseluruhan berat badan korban.Untuk itu pertimbangkan
kekuatan angkat dan berat badan korban.
1) Gendong punggung (piggy back carry) Untuk korban sadar tetapi tidak
dapat berdiri, dapat dipindahkan dengan mengendong korban di
belakang penolong. Posisi tangan penolong dapat menopang pantat atau
pengunci kedua lengan korban.
11
kap kendaraan, mengangkat korban dari dasar atau tepi jurang, menolong korban
terjun payung yang tersangkut di gedung atau pohon yang tinggi dsb.
1. Kendrik Ekstrication Device (KED) Alat untuk mempermudah mengeluarkan
korban dari dalam mobil atau tempat pada saat korban dalam posisi duduk.
2. Long Spine Board Alat ini biasanya terbuat dari kayu/fiber yang tidak menyerap
cairan. Biasanya ada lubang dibagian sisinya untuk tali pengikat. Indikasi: untuk
pasien yang dicrigai cidera tulang belakang.
Jangan meletakan pasien di atas LSB terlalu lam (>2 jam). Short Spine
Board: Sama seperti LSB hanya panjangnya lebih pendek (sekitar 1 meter).
12
3. Scoop Strecher Hanya untuk memindahkan pasien (dari brankard ke tempat tidur
atau sebaliknya). Bukan alat untuk imobilisasi pasien, bukan alat transportasi, dan
jangan mengangkat scoop strecher hanya pada ujungnya saja karena dapat
menyebabkan scoop strecher melengkung ditengah bahkan sampai patah.
13
JABATAN TUGAS TEMPAT SAAT TEMPAT SAAT
MENGANGKAT MENGANGKUT
ketua regu 1. Memberi komando dan Berhadapan dengan Kanan belakang
mengatur pembagian tugas anggota
3(membantu)
Wakil ketua 1. Membantu no 1 melakukakn Bagian kepala dan Kiri belakang
regu RJP. dada korban
2. Melakukakn pengobatan dan
pembalutan, serta
pembidaian anggota tubuh
bagian atas
Anggota A 1. Melakukan pengobatan dan Bagian badan dan Kanan depan
pembalutan serta pembidaian pinggul
anggota tubuh bagian bawah
Anggota B 1. Membantu anggota A Bagian ekstremitas Kiri depan
bawah
Anggota C 1. Mempersiapkan dan Membenahi tandu Sebagai logistic
membereskan peralatan dan peralatan / obat- Didepan sebagai
/obat-obatan yang akan atau obatan penunjuk jalan,
sudah dipakai membawa bendera
2. Bertindak sebagai penunjuk dan tas P3K
jalan
3. Melakukakn survei
rintangan-
Anggota 1. Membantu anggota lain saat
lain (jika pertolongan
ada) 2. Membawa tas, peralatan atau
barang-barang lain saat
pengangkutan
3. Siap menggantikan anggota
lain menggantikan
pengangkutan
14