Peran Sistem Saraf Otonom Dalam Proses Berkemih
Peran Sistem Saraf Otonom Dalam Proses Berkemih
Peran Sistem Saraf Otonom Dalam Proses Berkemih
Buku Fisiologi Ajar Fisiologi Kedokteran Guyton and Hall edisi 12 ( Bab 26 :
Pembentukan Urine oleh Ginjal: 1 Filtrasi Glomerulus, Aliran Darah Ginjal, dan
Pengaturannya )
Persarafan Kandung Kemih
Kandung kemih mendapat persarafan utama dari nervus pelvikus, yang berhubungan dengan
medula spinalis melalui pleksus sakralis, terutama dengan segmen S-2 dan S-3 medula
spinalis. Dalam nervus pelvikus terdapat dua jenis saraf yaitu serat saraf sensorik dan serat
saraf motorik.
Serat sensorik mendeteksi derajat regangan dalam dinding kandung kemih. Sinyal-sinyal
regangan khususnya dari uretra posterior merupakan sinyal yang kuat dan terutama berperan
untuk memicu refleks pengosongan kandung kemih. Persarafan motorik yang dibawa dalam
nervus pelvikus merupakan serat parasimpatis. Saraf ini berakhir di sel ganglion yang
terletak di dalam dinding kandung kemih. Kemudian sarafsaraf postganglionik yang pendek
akan mempersarafi otot detrusor.
Selain saraf pelvis, terdapat dua jenis persarafan lain yang penting untuk mengatur fungsi
kandung kemih. Saraf yang paling penting adalah serat motorik skeletal yang dibawa melalui
nervus pudendus ke sfingter eksterna kandung kemih. Saraf ini merupakan serat saraf
somatik yang mempersarafi dan mengatur otot rangka volunter sfingter tersebut. Kandung
kemih juga mendapatkan persarafan simpatis dari rangkaian simpatis melalui nervus
hipogastrik, yang terutama berhubungan dengan segmen L-2 medula spinalis. Serat simpatis
ini terutama merangsang pembuluh darah dan memberi sedikit efek terhadap proses kontraksi
kandung kemih. Beberapa serat saraf sensorik juga berjalan melalui persarafan simpatis dan
mungkin penting untuk sensasi rasa penuh dan nyeri, pada beberapa kasus.