13 6097 Ars105 062018
13 6097 Ars105 062018
13 6097 Ars105 062018
Diadopsi, dari
Ade Sadikin Akhayadi dan Kaswan
2016
Pendahuluan
Dalam pandangan Stone (2008), pengembangan SDM menjadi sangat
penting karena organisasi harus meningkatkan produktivitas dan daya saing nya.
Tenaga kerja yang terlatih dengan baik, dan multi skill amat penting bagi
kelangsungan organisasi. Lebih dari itu, banyak karyawan mencari organisasi
tempat bekerja yang menyediakan bagi mereka kesempatan tumbuh dan belajar
untuk meningkatkan kemampuannya untuk dipekerjakan. Riset menunjukkan bahwa
investasi pada sumber daya manusia merupakan sumber potensial keunggulan
bersaing dan memiliki hubungan positif dengan kinerja organisasi dan keuntungan.
Pengembangan karyawan merupakan kontributor kunci terhadap strategi
bisnis yang didasarkan pada pengembangan modal intelektual, membantu
mengembangkan talenta manajerial, dan memberik kesempatan pada karyawan
untuk memikul tanggung jawab atas karirnya sendiri. Pengembangan karyawan
merupakan komponen usaha organisasi yang diperlukan untuk bersaing dalam
ekonomi baru, untuk menawab tantangan persaingan dan perubahan, serta
memadukan kemajuan dan perubahan teknologi dalam desain pekerjaan.
Pengembangan karyawan merupakan kunci untuk memastikan bahwa karyawan
memiliki kompetensi yang diperlukan untuk melayani pelanggan dan menciptakan
produk baru serta solusi bagi pelanggan. Pengembangan karyawan juga penting
untuk memastikan bahwa organisasi mempunya talenta manajerial yang dibutuhkan
melaksanakan strategi pertumbuhan dengan sukses. Di sisi lain, menurut Noe
(2009), pengembangan karyawan itu penting untuk mempertahankan karyawan
bertalenta. Kecuali itu, karena perusahaan dan karyawan harus bersama-sama terus
belajar dan berubah untuk memenuhi kebutuhan pelanggan dan bersaing di pasar
yang baru. Demikian, penekanan terhadap pentingnya dan urgensinya pelatihan
pengembangan semakin meningkat.
Hal senada juga diungkapkan oleh Abeng (2006), organisasi yang maju
adalah merka yang menyadari pentingnya pengembangan SDM. Menurut Thomson
(2002), mengembangkan SDM di dalam organisasi dapat membantu menyediakan
dukungan kelebihan kompetensi sejauh tiga tuntutan dasar terpenuhi, yaitu :
1. Karyawan yang berkembang menghasilakan nilai ekonomis yang lebih
positif bagi organisasi dibandungkan dengan karyawan yang tidak
dikembangkan
2. Kemampuan dari karyawan memberikan kelebihan dibandingkan dengan
kompetitor
3. Kemampuan tersebut tidak mudah diduplikasikan oleh kompetitor
Di Inggris, seperti yang diungkapkan oleh Dale (2003), tidak adanya investasi
dalam pengembangan SDM merupakan penyebab utama kegagalan perusahaan
untuk bersaing. Selain itu, aktivitas pengembangan dapat membantu mengurangi
pergantian karyawan melalui dua cara, yaitu :
1. Dengan menunjukkan kepada karyawan bahwa perusahaan itu melakukan
investasi dalam pengembangan ketrampilan karyawan
2. Dengan mengembangkan manajer yang dapat menciptakan lingkungan
kerja yang positif yang membuat karyawan ingin pergi kerja dan
berkontribusi terhadap tujuan perusahaan. Salah satu alasan utama
karyawan yang baik meningkalkan perusahaan adalah hubungan yang
kurang baik dengan manajemen.
a. Organisasi
1) Peningkatan produktivitas organisasi
2) Terwujudnya hubungan serasi antara bawahan dan atasan
3) Terjadinya proses pengambilan keputusan yang lebih cepat, karena
melibatkan karyawan yang bertanggung jawab
4) Meningkatkan semangat kerja seluruh karyawan dalam organisasi
5) Memperlancar jalannya komunikasi
6) Mendorong sikap keterbukaan manajemen melalui gaya manajemen
yang partisipatif
7) Penyelesaian konflik yang fungsional sehingga tercipta rasa persatuan
dan kekeluargaan
b. Individu
1) Membantu karyawan membuat keputusan yang lebih baik
2) Meningkatkan kemampuan karyawan dalam menyelesaikan masalah
pekerjaan
3) Terjadinya internalisasi dan operasionalisasi faktor-faktor motvasional,
seperti pengakuan, prestasi, pertumbuhan, tanggung jawab dan
kemajuan
4) Timbulnya dorongan dalam diri para karyawan untuk terus
meningkatkan kemampuannya
5) Peningkatan kemampuan karyawan mengatasi masalah stres, konflik
dan frustasi
6) Meningkatkan kepuasan kerja
7) Semakin besar pengakuan atas kemampuan seseorang
8) Mengurangi ketakutan menghadapi tugas-tugas baru di masa yang
akan datang
c. Hubungan sesama
1) Terjadinya proses komunikasi yang efektif
2) Meningkatkan kemampuan karyawan dalam menyelesaikan masalah
kerja
3) Adanya persepsi yang sama tentang tugas-tugas yang harus
diselesaikan
4) Ketaatan semua pihak terhadap peraturan
5) Terdapatnya iklim yang baik bagi pertumbuhan seluruh karyawan
6) Menjadikan organisasi sebagai tempat yang lebih menyenangkan
untuk terus berkarya
Manfaat Pengembangan
Pengembangan yang efektif harus meningkatkan perkembangan probadi dan
kepuasan kerja karyawan. Menurut Minor (1996), pengembangan memberikan
banyak manfaat kepada banyak pihak, yaitu :
Merupakan hal yang idela jika manajer dapat menggunakan sistem SDM
untuk menciptakan budaya yang mendukung pengembangan, pendekatan sistem
untuk pengembangan merupakan proses yang dinamis, dan terus menerus, yang
menuntut peran dan ketrampilan berbeda dari manajer untuk menciptakan budaya
peningkatan yang berkelanjutan.
Mitos-mitos Pelatihan
Perubahan merupakan sesuatu yang tidak dapat dihindari. Agar tetap
bertahan hidup dan sukses, organisasi baik dalam sektor swasta maupun serktor
publik perlu merepsons dalam cara yang tepat waktu dan fleksibel terhadap
perubahan sosial, teknologi, ekonomi, dan politik. Hal ini berarti keberlangungan dan
perkembangan organisasi bergantung kepada kemampuannya menangani tuntutan
eksternal dan internal yang diminta oleh perubahan. Ini mengisyaratkan bahwa
pekerja dan staf yang ada perlu memiliki pengetahuan, ketrampilan, sikap dan
perspektif baru secara berkelanjutan.
Hal tersebut mengaskan bahwa pelatihan karyawan dan staf merupakan
kebutuhan yang tidak bisaditawar-tawar lagi. Namun demikian, tidak seluruhnya
organisasi menyadari kebutuhan itu. Akibatnya, mereka tidak melakukan apapun
untuk meningkatkan kompetensi pekerjanya. Banyak alasan organisasi tidak
mengalokasikan waktu maupun dana untuk melatih pekerjanya. Alasan-alasan itu
terutama berasal dari anggapan yang salah atau mitos-mitos tentang pelatihan.
Menurut Doyle (2006), mitos-mitos tersebut adalah:
4. Pelatihan hanya diperlukan ketika seseorang berada dalam peran baru atau
memangku tanggung jawab baru
Hal ini tidak benar. Setiap pekerja harus memiliki rencana pengembangan
individu. Pemimpin yang baik tahu bahwa cara untuk mengembangkan
perusahaan dan tim ialah memiliki strategi yang fokus dan berkelanjutan agar
setiap orang didalam tim menumbuhkembangkan ketrampilan dan
keahliannya.
1. Hiperkompetisi
Hal ini baik secara domestik maupun global, disebabkan oleh persetujuan
perdaganan dan teknologi, yang paling utama adalah disebabkan oleh
perkembangan internet. Akibatnya eksekutif senior dituntut memimpin untuk
menciptakan strategi bisnis model dan struktur organisasi yang berkembang
terus menerus.
6. Perubahan teknologi
Perubahan teknologi memaksa mensyaratkan pelatihan dan pelatihan terus
menerus kembali kepada para pekerja yang ada.
7. Tim
Karena semakin banyak perusahaan melibatkan karyawan dan tim di tempat
kerja, anggota tim perlu mempelajari perilaku seperti meminta ide,
menawarkan bantuan tanpa diminta, ketrampilan menyimak dan umpan balik,
mengakui dan mempertibangkan gagasan orang lain.
3. Dunia usaha mengeluhkan sekolah memberi gelar, tetapi gelar tersebut tidak
jaminan telah menguasai ketrampilan
Akibatnya, duniausaha harus mengalokasi dana yang besar untuk melatih
karyawan dalam ketrampilan-ketrampilan dasar. Dari hasil survey terlihat
bahwa perusahaan melaporkan 3,4 persen pelamar kurang memiliki literasi
tempat kerja fungsional, kemampuan membaca instruksi, menulis laporan,
atau mengerjakan hitungan pada tingkat untuk mengerjakan tugas-tugas di
tempat kerja. Akan tetapi di amerika, hanya 6,5 persen perusahaan yang
menyediakan anggaran untuk remedial pelatihan dasar ini.
4. Ketidakpuasan kerja
a. Perubahan perilaku
Respon pertama karyawan terhadap ketidakpuasan adalah berusaha
mengubah kondisi-kondisi yang menimbulkan ketidakpuasan. Hal ini
dapat menyebabkan konfrontasi antara atasan-bawahan, bahkan
mungkin konflik, karena karyawan yang tidak puas berusaha
mengadakan perubahan dalam kebiajakan atau personalia tingkat
atas. Jika para karyawan bersatu, hal ini dapat menambah jumlah
keluhan yang terdokumentasikan. Awalnya hal ini dapat menjadi
ancaman bagi manajer, tetapi jika di hadapi lebih cermat, ini benar-
benar akan menjadi peluang bagi manajer untuk mempelajari dan
bahkan memecahkan masalah yang penting.
6. Potensi diskriminasi
Tidak adanya pengembangan secara formal dan perencanaan karir secara
formal seperti pertimbangan atas persahabatan, jaringan sahat lama,
seringkali dianggap sebagai situasi diskriminasi. Manajemen karir seharusnya
tidak diserahkan kepada nasib, resiko organisasi dalam melakuan itu terlalu
besar. Dengan menunjukkan minat pada karir pegawai melalui program
perencanaan dan pengambangan karir akan dihasilkan produktivitas dan
efisiensi organisasi yang meningkat