TUGAS Makalah Replikasi Dna Transkripsi Dan Translasi
TUGAS Makalah Replikasi Dna Transkripsi Dan Translasi
TUGAS Makalah Replikasi Dna Transkripsi Dan Translasi
Bahan genetik yang ada pada setiap jasad akan mengalami proses
perbanyakan sebagai salah satu tahapan sangat penting dalam proses pertumbuhan
sel atau perbanyakan partikel virus. Proses perbanyakan bahan genetik dikenal
sebagai proses replikasi. Studi awal mengenai proses perbanyakan bahan genetik
dilakukan pada jasad yang genomnya berupa molekul DNA. Meskipun demikian,
perlu diingat bahwa pada jasad tertentu, khususnya kelompok virus tertentu,
genomnya berupa molekul RNA. Genom yang berupa molekul RNA ini juga akan
banyak proses yang saling berkaitan satu sama rain. Sel mempunyai mekanisme
replikasi bahan genetik yang dilengkapi dengan sistem penyuntingan (editing) yang
sangat akurat sehingga bahan genetik yang diturunkan kepada sel anakan (progeni)
mempunyai komposisi yang sangat identik dengan komposisi bahan genetik sel
induk. Replikasi bahan generik diikuti oleh pembentukan sel-sel anakan yang
membawa duplikat bahan genetik hasil replikasi. Oleh karena itu, kesalahan dalam
proses replikasi bahan genetik dapat mengakibatkan perubahan pada sifat sifat sel
anakan.
1
Mekanisme replikasi bahan genetik sangat kompleks dan melibatkan banyak
terlibat di dalam proses reprikasi bahan genetik dikode oleh gen-gen yang terdapat
di dalam bahan genetik itu sendiri. Oleh karena itu, ada kaitan fungsional yang
sangat erat dan tidak terpisahkan antara proses replikasi bahan genetik dengan
proses ekspresi genetik dan metabolisme sel secara keseluruhan. Hambatan yang
energi.
rangkaian molekul bahan genetik (DNA atau RNA) sehingga dihasilkan molekul
anakan yang sangat identik. Meskipun konsep dasar replikasi antara struktur bahan
genetik yang satu dengan lainnya adalah serupa, namun diketahui ada banyak
perbedaan dalam hal mekanisme rincinya. Sebagai contoh, bahan genetik yang
berupa molekul RNA mempunyai mekanisme replikasi rinci yang berbeda dengan
replikasi molekul DNA. Pada kelompok virus, misalnya, replikasi bahan genetiknya
terjadi di dalam sel inang yang sebenarnya merupakan jasad hidup yang lain dari
jasad virus itu sendiri. Hal ini dapat terjadi karena virus merupakan jasad parasit
obligat. Di lain pihak, replikasi DNA pada prokariot dan eukariot terjadi dalam sel
jasad hidup yang bersangkutan. Selain itu perbedaan struktural molekul bahan
genetik misalnya antara DNA lingkar (circular DNA) dengan DNA linear juga
2
REPLIKASI DNA, TRANSKRIPSI DNA & TRANSLASI RNA
1. Pengertian Replikasi
mensintesis diri sendiri. Replikasi DNA dapat terjadi dengan adanya sintesis rantai
komplementasi pasangan basa untuk menghasilkan suatu molekul DNA baru yang sama
dengan molekul DNA lama, proses yang terjadi tersebut dipengaruhi oleh enzim
bertindak sebagai cetakan untuk pembuatan untai-untai DNA baru; seluruh untai tunggal
cetakan dipertahankan dan untai yang baru dibuat dari nukleotida-nukleotida (Necel,
2009).
Replikasi bahan genetik ditentukan oleh beberapa komponen utama yaitu (Amir,
dkk, 2010):
1. DNA cetakan, yaitu molekul DNA atau RNA yang akan direplikasi.
2. Molekul deoksiribonukleotida, yaitu dATP, dTTP, dCTP, dan dGTP. Deoksi
ribonukleotida terdiri atas tiga komponen yaitu basa purin atau pirimidin, gula 5-
3
3. Enzim DNA polimerase, yaitu enzim utama yang mengkatalisis proses polimerisasi
nukleotida menjadi untaian DNA. Enzim DNA polimerase memiliki fungsi lain,
yaitu mengoreksi DNA yang baru terbentuk, membetulkan setiap kesalahan replikasi,
dan memperbaiki DNA yang rusak. Adanya fungsi tersebut menjadikan rangkaian
nukleotida DNA sangat stabil dan mutasi jarang terjadi (Desy, 2010).
4. Enzim primase, yaitu enzim yang mengkatalisis sintesis primer untuk memulai
replikasi DNA.
5. Enzim pembuka ikatan untaian induk, yaitu enzim helikase dan enzim girase.
6. Molekul protein yang menstabilkan untaian DNA yang sudah terbuka, yaitu protein
fragmen DNA
3. Model Replikasi
Ada 3 cara terjadinya replikasi DNA dalam sel eukariot, yaitu (Desy, 2010):
1. Model konservatif, yaitu dua rantai DNA lama tetap tidak berubah, berfungsi
sebagai cetakan untuk dua rantai DNA baru. Replikasi ini mempertahankan molekul
4
dari DNA lama dan membuat molekul DNA baru (Desy, 2010). Pada replikasi
konservatif seluruh tangga berpilin DNA awal tetap dipertahankan dan akan
untai polinukleotida baru. Sementara itu, pada replikasi dispersif kedua untai
nukleotida baru sehingga fragmen lama dan baru akan dijumpai berselang-seling di
2. Model semikonservatif, yaitu dua rantai DNA lama terpisah dan rantai baru
Akhirnya dihasilkan dua rantai DNA baru yang masing-masing mengandung satu
rantai cetakan molekul DNA lama dan satu rantai baru hasil sintesis (Desy, 2010).
3. Model dispersif, yaitu beberapa bagian dari kedua rantai DNA lama digunakan
sebagai cetakan untuk sintesis rantai DNA baru. Oleh karena itu, hasil akhirnya
diperoleh rantai DNA lama dan baru yang tersebar pada rantai DNA lama dan baru.
Replikasi ini menghasilkan dua molekul DNA lama dan DNA baru yang saling
Hipotesis Watson –Crick mengusulkan bahwa tiap untaian sulur ganda DNA
digunakan sebagai suatu cetakan bagi replikasi DNA keturunan atau anak yang bersifat
5
komplementer. Dengan cara ini, dua dupleks keturunan molekul – molekul DNA yang
sama dengan DNA induk akan terbentuk, masing – masing mengandung satu untaian
utuh dari DNA induk. Hipotesis ini telah dibuktikan dalam percobaan yang cermat
dilakukan oleh Matthew Meselson dan Franklin Stahl pada tahun 1957. Mereka
membutuhkan sel – sel E.coli selama beberapa generasi pada medium dengan
ammonium klorida (NH4Cl) digunakan sebagai sumber nitrogen satu – satunya yang
mengandung 15N, isotop nitrogen “berat”, sebagai ganti atom N yang biasa yaitu, isotop
14
yang banyak dijumpai N. Dengan demikian, sekuruh komponen nitrogen sel yang
tumbuh pada medium ini, termasuk bom pada DNA-nya menjadi sangat diperkaya oleh
15
N. DNA yang diisolasi dari sel menunjukkan densitas kira – kira 1% lebih berat
daripada (14N) DNA normalnya. Meskipun ini hanya merupakan perbedaan kecil,
campuran DNA (15N) berat dan (14N) ringan di dalam larutan sesium klorida pekat dapat
dipisahkan dengan sentrifugasi. Sesium klorida digunakan karena larutan molekul ini
menunjukkan berat jenis yang mendekati DNA. Bila suatu larutan CsCl disentrifugasi
untuk waktu yang lama pada kecepatan tinggi, larutan tersebut mencapai suatu
Oleh karena gaya sedimentasi, konsentrasi CsCl pada dasar tabung lebih tinggi dan
karena itu, larutan menjadi lebih pekat daripada di bagian atas. Spesimen DNA yang
dilarutkan di dalam CsCl akan mencapai posisi keseimbangan pada tabung dimana
densitasnya akan setara dengan larutan CsCl. Karena ( 15N) DNA sedikit lebih pekat
daripada (14N) DNA, (15N) DNA akan mencapai posisi keseimbangan yang lebih rendah
6
Meselson dan Stahl memindahkan sel – sel E.coli yang tumbuh pada media 15N,
dimana seluruh untaian DNA menjadi “berat”, ke dalam media segar dengan NH4Cl
yang mengandung isotop 14N normal. Media segar menunjukkan sel – sel ini tumbuh
14
dalam media N sehingga mencapai sebanyak dua kalinya. DNA kemudian diisolasi
dari sel – sel dan densitasnya dianalisa dengan prosedur pengendapan yang telah
disebutkan di atas. DNA hanya membentuk suatu pita tunggal pada gradient CsCl pada
14
pertengahan densitas antara DNA “ringan” normal yang mengandung N dan DNA
“berat” dari pertumbuhan sel – sel, khusus pada 15N. Hal ini merupakan hasil yang tepat
diharapkan bila ulur pada DNA dari sel – sel keturunan mengandung satu untaian 14N
baru dan satu untaian 15N lama dari DNA induk, yang secara skematis dapat dilihat pada
7
Gambar 2. Hasil eksperimen Meselson dan Stahl untuk menentukan replikasi DNA
Bila sel – sel dibiarkan meningkat lagi dua kali jumlah pada media 14N, DNA yang
diisolasi memperlihatkan dua pita, satu menunjukkan densitas yang setara dengan DNA
ringan yang normal dan lainnya menunjukkan densitas DNA baru yang terlihat setelah
sel pertama jumlahnya mejadi dua kali, Meselson dan Stahl dengan demikian tiba pada
kesimpulan bahwa tiap dupleks DNA keturunan pada dua generasi sel – sel
mengandung satu untaian induk dan satu untaian yang baru dibuat, tepat dengan
hanya satu untaian induk dipertahankan pada tiap DNA keturunan. Pengamatan mereka
dengan jelas meniadakan replikasi konservatif, dimana satu dupleks DNA keturunan
8
mempunyai dua untaian baru. Hal ini juga meniadakan suatu mekanisme dispersif
dimana tiap untaian keturunan DNA mengandung potongan pendek dari kedua induk
dan DNA baru yang bergabung bersama secara acak (Lehninger, et.al., 2005).
Denaturasi yang terjadi pada saat awal replikasi DNA adalah proses
enzimatis. Oleh karena molekul DNA adalah biomolekul yang sangat vital bagi
jasad, maka denaturasi DNA terjadi secara parsial dan bertahap. Denaturasi awal
terjadi pada bagian DNA yang dikenal sebagai ori (origin of replication) atau titik
awal replikasi. lkatan hidrogen antara A-T dan C-G akan terputus dan diikuti dengan
pembukaan untaian DNA. Untaian DNA membuka membentuk struktur yang
disebut sebagai garpu replikasi (replicotion fork). Garpu replikasi akan bergerak
sehingga molekul DNA induk membuka secara bertahap. Masing-masing untaian
DNA induk yang sudah terpisah satu sama lain berfungsi sebagai cetakan untuk
9
penempelan nukleotida-nukleotida yang akan menyusun molekul DNA baru.
Nukleotida-nukleotida baru akan dipolimerisasi menjadi untaian DNA baru dengan
urutan sesuai dengan urutan cetakan DNA komplemennya. Basa nukleotida A
dipasangkan dengan basa T yang ada pada cetakannya, sedangkan basa C
dipasangkan dengan basa G. Oleh karena itu, untaian DNA baru yang terbentuk
merupakan komplemen untaian DNA induk. Proses polimerisasi nukleotida terjadi
pada kedua untaian DNA cetakan sehingga pada akhir satu kali putaran replikasi
akan dihasilkan dua molekur DNA baru yang identik. Masing-masing molekul DNA
untai-ganda yang terbentuk terdiri atas untai DNA induk dan untai DNA baru hasil
polimerisasi selama proses replikasi. Dalam putaran replikasi berikutnya akan terjadi
proses yang serupa sehingga DNA anakan menjadi DNA induk untuk replikasi
berikutnya.
5. Tahapan Replikasi
Proses replikasi dalam molekul DNA dimulai pada suatu titik yang disebut dengan
Origin of Replication (Ori). Pada titik ini, DNA akan membentuk seperti gelembung
kecil, dimana ikatan hidrogen antara basa-basa terputus dan pasangan basanya terpisah.
Tahapan replikasi DNA pada sel eukariot adalah sebagai berikut (Anonymous1,
2011):
1. Inisiasi dalam proses replikasi DNA terjadi adalah pemutusan ikatan hidrogen antara
basa-basa nitrogen dari dua untai yang antiparalel. Pemutusan ikatan tersebut terjadi
pada rantai yang kaya akan ikatan A-T. Hal tersebut dikarenakan ikatan antara adenin
dan timin yang hanya merupakan ikatan rangkap dua, sedangkan pada ikatan antara
sitosin dan guanin adalah ikatan rangkap tiga. Helikase adalah enzim yang berfungsi
10
untuk membuka untai ganda DNA. Titik awal dimana terjadinya splitting disebut
fork.
pada titik awal rantai induk 3’-5’. Primase RNA dapat menarik nukleotida RNA yang
berikatan dengan nukleotida DNA dari untai 3’-5’ dikarenakan ikatan hidrogen antar
basanya. Nukleotida RNA adalah primer (starter) untuk ikatan nukleotida DNA.
11
b. Cetakan 3’-5’
Cetakan 3’-5’ tidak dapat dibaca dengan DNA polimerase α. Replikasi dari
cetakan ini rumit dan DNA barunya disebut lagging strand. Pada lagging strand
membaca cetakan. Jarak antara dua RNA primer disebut sebagai fragmen
Okazaki.
12
RNA primer penting untuk DNA polimerase α berikatan dengan nukleotida pada
bagian ujung 3’. Untai baru dielongasi dengan mengikat lebih banyak DNA
nukleotida.
4. Pada lagging strand DNA Polimerase I - eksonuklease membaca fragmen dan
ketika DNA polymerase mencapai titik akhir untai. Kita dapat dengan mudah
memahami bahwa pada akhir tahapan lagging strand, ketika RNA primer
tersebut (karena tidak ada primer). Sehingga, ujung dari untai induk dimana primer
terakhir tidak direplikasi. Ujung dari DNA linear terdiri dari DNA noncoding yang
berulang – ulang dan disebut telomere. Sebagai hasilnya, bagian dari telomere
13
akan memindahkan nukleotida yang salah dan DNA polimerase akan mengisi
Pada replikasi DNA, untaian pengawal (leading strand) ialah untaian DNA yang
disintesis dengan arah 5'→3' secara berkesinambungan. Pada untaian ini, DNA
polimerase mampu membentuk DNA menggunakan ujung 3'-OH bebas dari sebuah
primer RNA dan sintesis DNA berlangsung secara berkesinambungan, searah dengan
Lagging strand ialah untaian DNA yang terletak pada sisi yang berseberangan
dengan leading strand pada garpu replikasi. Untaian ini disintesis dalam segmen-
segmen yang disebut fragmen Okazaki. Pada untaian ini, primase membentuk primer
14
RNA. DNA polimerase dengan demikian dapat menggunakan gugus OH 3' bebas pada
primer RNA tersebut untuk mensintesis DNA dengan arah 5'→3'. Fragmen primer RNA
tersebut lalu disingkirkan (misalnya dengan RNase H dan DNA Polimerase I) dan
Garpu replikasi atau cabang replikasi (replication fork) ialah struktur yang
terbentuk ketika DNA bereplikasi. Garpu replikasi ini dibentuk akibat enzim helikase
yang memutus ikatan-ikatan hidrogen yang menyatukan kedua untaian DNA, membuat
terbukanya untaian ganda tersebut menjadi dua cabang yang masing-masing terdiri dari
sebuah untaian tunggal DNA. Masing-masing cabang tersebut menjadi "cetakan" untuk
oligonukleotida (RNA) yang dibentuk oleh enzim primase dan disebut primer (Necel,
2009).
rantai DNA yang sedang tumbuh. Dengan kata lain, rantai DNA baru (DNA "anak")
disintesis dari arah 5'→3', sedangkan DNA polimerase bergerak pada DNA "induk"
dengan arah 3'→5'. Namun demikian, salah satu untaian DNA induk pada garpu
15
replikasi berorientasi 3'→5', sementara untaian lainnya berorientasi 5'→3', dan helikase
bergerak membuka untaian rangkap DNA dengan arah 5'→3'. Oleh karena itu, replikasi
Pada eukariot, proses replikasi DNA adalah sama dengan replikasi dari bakteri
atau DNA prokariotik dengan beberapa modifikasi kecil. Pada eukariot, molekul DNA
lebih besar daripada di prokariot dan tidak melingkar, juga banyak tempat untuk
Pada eukariot replikasi DNA hanya terjadi pada fase S di dalam interfase. Untuk
memasuki fase S diperlukan regulasi oleh sistem protein kompleks yang disebut siklin
dan kinase tergantung siklin atau cyclin-dependent protein kinases (CDKs), yang akan
diaktivasi oleh sinyal pertumbuhan yang mencapai permukaan sel. Beberapa CDKs
fork replikasi pada eukariot bergerak hanya dengan kecepatan 50 pb tiap detik. Sebelum
melakukan penyalinan, DNA harus dilepaskan dari nukleosom pada fork replikasi
sehingga gerakan fork replikasi akan diperlambat menjadi sekitar 50 pb tiap detik.
Dengan kecepatan seperti ini diperlukan waktu sekitar 30 hari untuk menyalin molekul
DNA kromosom pada kebanyakan mamalia. Sederetan sekuens tandem yang terdiri dari
20 hingga 50 replikon mengalami inisiasi secara bersamaan pada waktu tertentu selama
16
fase S. Deretan yang mengalami inisiasi paling awal adalah eukromatin, sedangkan
DNA sentromir dan telomir bereplikasi paling lambat. Pola semacam ini
inisiasi. Seperti halnya pada prokariot, satu atau beberapa DNA helikase dan SSB yang
disebut dengan protein replikasi A atau replication protein A (RP-A) diperlukan untuk
Proses replikasi DNA eukariot sama dengan replikasi DNA prokariotik kecuali
Polimerase DNA α mempunyai aktivitas polimerase 5' 3 ' dan sintesis primer pada
keduanya dan sintesis lagging strand dalam suatu kompleks bakteri dimer DNA
polimerase III. ε polimerase DNA menghilangkan fragmen utama dari Okazaki pada
Lagging strand. Polimerase DNA γ bertanggung jawab untuk replikasi DNA mt.
3. Telomere, struktur di ujung kromosom eukariotik linear, terdiri dari banyak salinan
tandem urutan oligonukleotida pendek dengan TxGy dalam satu untai dan CyAx di
17
mengandung RNA yang berfungsi sebagai template untuk sintesis untai TxGy dari
selular untuk sintesis RNA dan DNA. Setelah perpanjangan untai TxGy oleh
telomerase, pelengkap untai CyAx disintesis oleh DNA polimerase selular, dimulai
Suatu kromosom mengandung satu molekul DNA yang biasanya sangat besar,
Selain itu dalam banyak hal, DNA berbentuk tertutup atau struktur lingkar. Beberapa
Dari penelitian genetika telah diketahui bahwa inisiasi replikasi terjadi pada sisi
tertentu yang disebut sisi inisiasi atau origin of the chromosome (ori C). Urutan
nukleotida dalam daerah ini mengikat pada berbagai protein untuk menginisiasi kedua
Replikasi kromosom bakteri bisa dibagi ke dalam tiga tahap: inisiasi, elongasi,
dan terminasi. Inisiasi yakni pembentukan garpu-garpu replikasi pada molekul awal.
serentak dengan sintesis DNA atau pertumbuhan rantai. Terminasi yakni penggabungan
garpu-garpu yang saling mendekati, menghasilkan dua kromosom sempurna yang dapat
18
Replikasi kromosom bakteri sepanjang 5.000 kb memakan waktu sekitar 40
menit dan terjadi dalam seluruh siklus pembelahan bakteri. Maka, setiap garpu
mereplikasikan sekitar 50 kb DNA per menit. (Dalam sel eukariot, replikasi DNA
terbatas pada bagian siklus pembelahan sel mitosis yang disebut fase S, yang bisa
berlangsung selama beberapa jam). Laju replikasi DNA dikoordinasikan dengan laju
pembelahan sel. Maka, kultur bakteri yang tumbuh dalam medium kaya akan memiliki
waktu pembentukan yang pendek dan harus menjalankan replikasi kromosom lebih
Seperti diketahui, replikasi suatu replikon bisa dibagi ke dalam tiga tahap yakni
inisiasi, elongasi, dan terminasi. Selama fase elongasi, pertumbuhan rantai DNA
berlangsung pada garpy replikasi. Ini adalah tahap yang bagus untuk meneliti beberapa
enzim penting dan protein lain yang terlibat dalam replikasi. Proses seperti ini yang
terjadi dalam bakteri E.coli adalah yang paling dipahami, dan bermanfaat sebagai
prototipe untuk sistem lain. Beberapa enzim dan protein terlibat didalamnya (Ngili,
2010).
Enzim yang bertanggung jawab untuk sintesis rantai DNA baru pada garpu
replikasi yakni enzim DNA polimerase. Enzim ini memakai untai DNA tunggal yang
terbuka gulungannya sebagai templat. Terdapat tiga macam DNA polimerase dalam
E.coli, yakni DNA polimerase I,II, dan III. DNA polimerase I adalah yang paling
melimpah, dan DNA polimerase III adalah yang paling sedikit. Kedua enzim ini
19
mempunyai peran penting dalam keseluruhan proses replikasi DNA. Peranan
Fase elongasi dari replikasi DNA dalam bakteri tampak melibatkan banyak
enzim dan protein, yang sebagian bergabung dengan kompleks fungsional terpisah
seperti holoenzim DNA polimerase III. Inisiasi replikasi juga menggunakan beberapa
protein, dan mutasi pada gennya sangat membantu dalam mengidentifikasi protein-
Mutasi yang mempengaruhi replikasi disebut mutasi DNA. Banyak mutasi yang
telah diidentifikasi pada E.coli mengkode untuk berbagai protein yang berkaitan dengan
pertumbuhan rantai DNA pada garpu replikasi. Sebagai contoh, gen dnaG mengode
untuk primase (protein Dna G). Namun sebagian mengkode protein dengan melibatkan
inisiasi siklus replikasi pada ori C. Contoh untuk gen seperti ini misalnya dnaA, B dan
C (Ngili, 2010).
dengan siklus pertumbuhannya. Daerah ori pada E. coli, misalnya, berisi empat buah
Sintesis protein DnaA ini sejalan dengan laju pertumbuhan bakteri sehingga inisiasi
replikasi juga sejalan dengan laju pertumbuhan bakteri. Pada laju pertumbuhan sel yang
sangat tinggi, DNA kromosom prokariot dapat mengalami reinisiasi replikasi pada dua
ori yang baru terbentuk, sebelum putaran replikasi yang pertama berakhir. Akibatnya,
sel-sel hasil pembelahan akan menerima kromosom yang sebagian telah bereplikasi
(Ngili, 2010).
20
Protein DnaA membentuk struktur kompleks yang terdiri atas 30 hingga 40 buah
molekul, yang masing-masing akan terikat pada molekul ATP. Daerah ori akan
negatif DNA (pilinan kedua untai DNA berbalik arah sehingga terbuka). Superkoiling
negatif akan menyebabkan pembukaan tiga sekuens repetitif sepanjang 13 pb yang kaya
merupakan enzim helikase, yaitu enzim yang akan menggunakan energi ATP hasil
hidrolisis untuk bergerak di sepanjang kedua untai DNA dan memisahkannya (Ngili,
2010).
Untai DNA tunggal hasil pemisahan oleh helikase selanjutnya diselubungi oleh
protein pengikat untai tunggal atau single-stranded binding protein (SSB) untuk
melindungi DNA untai tunggal dari kerusakan fisik dan mencegah renaturasi. Enzim
DNA primase kemudian akan menempel pada DNA dan menyintesis RNA primer yang
pendek untuk memulai atau menginisiasi sintesis pada untai pengarah. Agar replikasi
dapat terus berjalan menjauhi ori, diperlukan enzim helikase selain DnaB. Hal ini
karena pembukaan heliks akan diikuti oleh pembentukan putaran baru berupa
superkoiling positif. Superkoiling negatif yang terjadi secara alami ternyata tidak cukup
yang disebut dengan DNA girase. Enzim DNA girase ini merupakan target serangan
21
Seperti telah dijelaskan di atas, replikasi DNA terjadi baik pada untai pengarah
maupun pada untai tertinggal. Pada untai tertinggal suatu kompleks yang disebut
primosom akan menyintesis sejumlah RNA primer dengan interval 1.000 hingga 2.000
basa. Primosom terdiri atas helikase DNA B dan DNA primase (Ngili, 2010).
Primer baik pada untai pengarah maupun pada untai tertinggal akan mengalami
elongasi dengan bantuan holoenzim DNA polimerase III. Kompleks multisubunit ini
merupakan dimer, separuh akan bekerja pada untai pengarah dan separuh lainnya
bekerja pada untai tertinggal. Dengan demikian, sintesis pada kedua untai akan berjalan
dengan kecepatan yang sama.Masing-masing bagian dimer pada kedua untai tersebut
terdiri atas subunit a, yang mempunyai fungsi polimerase sesungguhnya, dan subunit e,
yang mempunyai fungsi penyuntingan berupa eksonuklease 3’–5’. Selain itu, terdapat
Begitu primer pada untai tertinggal dielongasi oleh DNA polimerase III, mereka
akan segera dibuang dan celah yang ditimbulkan oleh hilangnya primer tersebut diisi
oleh DNA polimerase I, yang mempunyai aktivitas polimerase 5’– 3’, eksonuklease 5’ –
fragmen Okazaki akan dipersatukan oleh enzim DNA ligase. Secara in vivo, dimer
holoenzim DNA polimerase III dan primosom diyakini membentuk kompleks berukuran
besar yang disebut dengan replisom. Dengan adanya replisom sintesis DNA akan
22
Kedua garpu replikasi akan bertemu kira-kira pada posisi 180°C dari ori. Di
sekitar daerah ini terdapat sejumlah terminator yang akan menghentikan gerakan garpu
replikasi. Terminator tersebut antara lain berupa produk gen tus, suatu inhibitor bagi
helikase DnaB. Ketika replikasi selesai, kedua lingkaran hasil replikasi masih menyatu.
replikasi kemudian disegregasikan ke dalam kedua sel hasil pembelahan (Ngili, 2010).
EUKARIOT PROKARIOT
Replikasi DNA terjadi di nukleus Replikasi DNA terjadi di nukleus
Replikasi DNA terjadi pada fase S (fase Replikasi terjadi pada semua fase dalam siklus
eukariot
Pergerakan garpu replikasi pada replikasi Pergerakan garpu replikasi pada replikasi
eukariot bergerak lebih lambat prokariot bergerak lebih cepat dibanding pada
eukariot
23
Selanjutnya gelembung replikasi akan Replikasi terjadi kedua arah. Selanjutnya
bertemu, dan sintesis DNA anak selesai gelembung replikasi akan bertemu, dan sintesis
Tabel 1. Perbedaan Replikasi DNA pada Sel Eukariot dan Prokariot (Amir, dkk., 2010)
24
8. Transkripsi
Transkripsi DNA merupakan proses pembentukan RNA dari DNA sebagai cetakan.
dilakukan oleh enzim RNA polymerase. Proses transkripsi terdiri dari 3 tahap yaitu :
polymerase terjadi pada tempat tertentu yaitu tepat didepan gen yang akan
Salah satu utas DNA berfungsi sebagai cetakan. Nukleotida promoter pada
nukleotida (bisa berupa A, T, G, C). Pada prokariot, urutan promotornya adalah 5′-
double heliks dan merangkai ribonukleotida ke ujung 3′ dari RNA yang sedang
tumbuh.
dengan terdisosiasinya enzim RNA polymerase dari DNA dan RNA dilepaskan.
pada prokariota misalnya pada bakteri, mRNA merupakan transkripsi akhir gen.
mRNA yang baru ditranskrip ujung 5′nya adalah pppNpN, dimana N adalah
25
komponen basa-gula nukleotida, p adalah fosfat. mRNA yang masak memiliki
Hasil transkripsi merupakan hasil yang memiliki intron (segmen DNA yang tidak
menyandikan informasi biologi) dan harus dihilangkan, serta memiliki ekson yaitu ruas
yang membawa informasi biologis. Intron dihilangkan melalui proses yang disebut
Splicing dimulai dengan terjadinya pemutusan pada ujung 5′, selanjutnya ujung 5′
yang bebas menempelkan diri pada suatu tempat pada intron dan membentuk struktur
pemotongan pada ujung 3 terputus sehingga dua buah ekson menjadi bersatu. rRNA
dan tRNA merupakan hasil akhir dari proses transkripsi, sedangkan mRNA akan
mengalami translasi.
tRNA adalah molekul adaptor yang membaca urutan nukleotida pada mRNA dan
mengubahnya menjadi asam amino. Struktur molekul tRNA adalah seperti daun
26
3. Lengan antikodon: memiliki antikodon yang basanya komplementer dengan
4. Lengan tambahan
9. Translasi RNA
Pada prokariota yang terdiri dari satu ruang, proses transkripsi dan translasi
mRNA menjadi polipeptida. Dalam proses translasi, kode genetik merupakan aturan
yang penting. Dalam kode genetik, urutan nukleotida mRNA dibawa dalam gugus tiga
– tiga. Setiap gugus tiga disebut kodon. Dalam translasi, kodon dikenali oleh lengan
1. Inisiasi. Proses ini dimulai dari menempelnya ribosom sub unit kecil ke
ribosom bergeser ke arah 3′ sampai bertemu dengan kodon AUG. Kodon ini
menjadi kodon awal. Asam amino yang dibawa oleh tRNA awal adalah
metionin. Metionin adalah asam amino yang disandi oleh AUG. pada bakteri,
ribosom sub unit kecil dan tRNA-Nformil metionin disebut kompleks inisiasi.
27
Pada eukariot, kompleks inisiasi terbentuk dengan cara yang lebih rumit yang
2. Elongation. Tahap selanjutnya adalah penempelan sub unit besar pada sub unit
kecil menghasilkan dua tempat yang terpisah . Tempat pertama adalah tempat P
tempat A (aminoasil) yang terletak pada kodon ke dua dan kosong. Proses
elongasi terjadi saat tRNA dengan antikodon dan asam amino yang tepat masuk
peptide antara kedua asam amino. Ikatan tRNA dengan Nformil metionin lalu
lepas, sehingga kedua asam amino yang berangkai berada pada tempat A.
antikodon yang tepat dengan kodon ketiga akan masuk ke tempat A, dan proses
3. Terminasi. Proses translasi akan berhenti bila tempat A bertemu kodon akhir
yaitu UAA, UAG, UGA. Kodon-kodon ini tidak memiliki tRNA yang
tempat A dan melepaska rantai polipeptida yang terbentuk dari tRNA yang
terakhir. Kemudian ribosom berubah menjadi sub unit kecil dan besar.
28
KESIMPULAN
mampu mensintesis diri sendiri. Ada tiga hipotesis mengenai repikasi DNA yaitu
yaitu kedua untai tunggal DNA bertindak sebagai cetakan untuk pembuatan
untai-untai DNA baru, seluruh untai tunggal cetakan dipertahankan dan untai
yang baru dibuat dari nukleotida- nukleotida. Proses replikasi DNA berlangsung
melalui beberapa tahapan dasar yaitu (1) denaturasi (pemisahan) untaian DNA
Dalam proses translasi, kode genetik merupakan aturan yang penting. Dalam
kode genetik, urutan nukleotida mRNA dibawa dalam gugus tiga – tiga. Setiap
gugus tiga disebut kodon. Dalam translasi, kodon dikenali oleh lengan
29
DAFTAR PUSTAKA
Amir, F. M.; Malik, A.; Darmawati; Fikri R. M., 2010, REPLIKASI DNA,
2011
biotechnology.info/DNA-r,eplication-and-repair/eukaryotic-DNA-replication, diakses
http://www.tutorvista.com/biology/dna-replication-in-prokaryotes-and-eukaryotes,
Lehninger, A.L.; Nelson, D.L. and Cox, M.M., 2005, LEHNINGER’S PRINCIPLES OF
30
Pray, L.A., 2008, SEMI-CONSERVATIVE DNA REPLICATION: Meselson and Stahl,
31