Tugas Farmakologi
Tugas Farmakologi
Tugas Farmakologi
DISUSUN OLEH :
SARA ASHARI
G1A113047
UNIVERSITAS JAMBI
A. Ethionamide
Nama generic : Ethionamide – oral
Efek Samping : Reaksi yang paling sering adalah anorexia, nausea dan muntah, iritasi
gaster, dan varietas gejala-gejala neurologic. Hypotensi postural berat,
depresi mental, mengantuk dan asthenia.
Pregnancy warning : kategori C oleh FDA. Tidak ada data pengontrol dalam kehamilan
manusia. Produsen merekomendasikan bahwa etionamid tidak dapat
digunakan pada wanita yang sedang hamil atau mungkin hamil,
kecuali jika dianggap sebagai bagian penting dari rejimen. Pedoman
yang diterbitkan oleh American Thoracic Society, Centers for Disease
Control, dan Penyakit Menular Society of America
merekomendasikan etionamid harus dihindari selama kehamilan.
Breastfeeding Warning : Tidak ada data tentang ekskresi etionamid ke dalam susu manusia.
Karena berat molekul rendah, ekskresi dapat terjadi. Produsen
merekomendasikan bahwa etionamid diberikan kepada ibu menyusui
hanya jika manfaat lebih besar daripada risiko. Neonatus yang diberi
ASI harus dipantau untuk efek samping.
Interaksi obat : dapat mengubah efek beberapa obat atau produk herbal yang
digunakan secara bersamaan. Ini dapat meningkatkan resiko efek
samping dan obat-obatan tidak dapat bekerja dengan benar. Ketika
menggunakan obat ini jangan memulai, menghentikan atau merubah
dosis obat-obatan lain yang digunakan.
B. Para-aminosalisylic acid (PAS)
Bacterial resistance : rantai basil tubercle tidak sensitive terhadap 100 kali konsentrasi
aminosalicylic acid dapat terbentuk secara in vitro. Rantai tubercle
bacilli yang resistan dapat terbentuk pada pasien yang diberikan
aminosalicylic acid, tapi lebih lambat daripada streptomycin.
Distribusi : Obat di distribusi melalui total body water dan mencapai konsentrasi
tingginya pada pleural fluid dan pada jaringan kecuali CSF pada
tingkat yang rendah. T ½ obat adlah 1 jam, dan konsentrasi dalam
plasma dapat terabaikan dalam 4-5 jam setelah dosis conventional
single.
Ekresi : Lebih dari 80% obat di ekresi dalam urine, lebih dari 50% dalam
bentuk komponen teracetylasi. Bagian terbesar membentuk asam
bebas. Ekresi asam aminosalicylic terhambat pada dysfungsi renal,
dan penggunaan obat ini tidak di rekomendasikan dalam pasien
dengan dysfungsi renal. Probenecid mengurangi ekresi renal pada obat
ini.
Penggunaan terapi : Aminosalicylic acid (PASER) adalah second-line agent. Penting untuk
menangani TB pulmonal dan bentuk lain dari TB ketika obat obatan
yang better-tolerate seperti rifampin dan ethambutol telah mengalami
penurunan.
Dosis : diberikan secara oral dalam dosis harian 10-12 g. karna dapat
menyebabkan iritasi gaster, obat lebih baik diberikan setelah makan
dengan dosis harian terbagi menjadi 2-4 bagian yang sama. Anak-anak
mendapat 150-300 mg/kg per hari dalam 3-4 dosis terbagi.
Efek Samping Obat : insidensi ESO 10-30%. Gangguan gastrointestinal seperti anorexia,
nausea,nyeri epigastric, distress abdominal dan diare. Pasien dengan
peptic ulcer mengalami tolerasi obat yang buruk. Reaksi
hypersensitivitas terlihat pada 5%-10% pasien. Demam tinggi dengan
lonjakan sedang. Malaise, nyeri sendi, sakit tenggorokan dapat terjadi
pada waktu yang sama. Erupsi kulit muncul sebagai reaksi yang
mengikuti demam. Diantara abnormalitas hematological yang telah
terobsevasi adalah leucopenia, agranulocytosis, eosinophilia,
lymphocytosis, syndrome atypical mononucleosis dan
thrombocytopenia. Hemolitik anemia akut dapat timbul pada beberapa
keadaan.
Pregnancy warning : Kategori C oleh FDA. Asam aminosalisilat hanya dianjurkan selama
kehamilan jika tidak ada alternatif dan manfaat melebihi risiko.
Layanan kesehatan masyarakat Amerika, Centers for Disease Control,
dan Infectious Diseases Society of America di rekomendasi dan
laporan tentang pengobatan tuberkulosis menyarankan bahwa asam
aminosalisilat telah digunakan dengan aman pada kehamilan dan
harus digunakan hanya jika tidak ada alternatif bagi wanita hamil yang
memiliki MDR.
Breastfeeding warning : Asam aminosalisilat diekskresikan ke dalam susu manusia. Efek pada
bayi menyusui tidak diketahui.
Interaksi obat : a. hindari kombinasi dengan obat-obatan berikut ini, karna akan
menyebabkan resiko yang lebih besar daripada keuntungannya,
diantaranya : amyl nitrite / sodium nitrite / sodium thiosulfate, Arava
(leflunomide), bcg, Citanest Forte (epinephrine / prilocaine),
deferasirox, Emla (lidocaine / prilocaine topical), Emla Anesthetic
Disc (lidocaine / prilocaine topical), Juxtapid (lomitapide), Kynamro
(mipomersen), mipomersen.
Absorbsi : ketika diberi secara oral, 70%-90% cycloserine diserap dengan cepat,
konsentrasi puncak dalam plasma mencapai 3-4 jam setelah single
dose dan dalam angka 20-35 μg/ml. pada anak yang menerima dosis
20 mg/kg, hanya sedikit yang tetap ada setelah 12 jam.
Efek samping obat : reaksi cycloserine kebanyakan menyangkut system saraf pusat. Gejala
muncul dalam 2 minggu pertama teraoi dan biasanya menghilang saat
obat tidak digunakan. Diantarnya adalah : somnolence, sakit kepala,
tremor, dysarthria, vertigo, confusion, nervousness, irritability,
psychotic dengan kecendrungan bunuh diri, reaksi paranoid, catatonic
dan reaksi depresi, clonus ankle, hyperfleksi, gangguan penglihatan,
paresis dan tonic-clonic atau kejang.
Pregnancy warning : kategori C, cycloserine melewati plasenta dan dapat mencapai darah
fetal sama seperti di dalam darah maternal. The collaborative perinatal
project menemukan tidak terdapat efek samping pada 3 ibu yan g
menggunakan cycloserine selama trimester pertama. Cycloserine
direkomendasikan untuk penggunaan selama mengandung jika tidak
ada alternative dan kegunaan melebihi resiko.
Dosis dan pemberian : hanya diberikan sebagai bagian rejimen MDR-TB dalam pengawasan
DOTS. Dosis yang diberikan untuk pasien MDR-TB adalah :
Missed dose : jika missed dose selama 2 minggu pertama perawatan, pasien tidak
perlu membuat dosis sisipan tapi harus melanjutkan jadwal
pemakaian dosis. Pada minggu ke 3 dan kedepannya, jika kehilangan
200-mg dosis maka pasien harus menggunakan missed dose selagi
mungkin dan melanjutkan regimen 3 kali seminggu.
Efek samping obat : Nyeri perut atau perut atau nyeri dada, batuk atau meludah darah, urin
berwarna gelap, nafsu makan menurun, demam, perasaan umum
kelelahan atau kelemahan,sakit kepala, gatal, tinja berwarna terang,
kehilangan nafsu makan, mual dan muntah, ruam kulit, pembengkakan
pada kaki atau kaki bagian bawah, kelelahan yang tidak biasa atau
kelemahan, mata atau kulit kuning.
Pregnancy warning : FDA kehamilan kategori: B Bedaquiline harus digunakan hanya jika
jelas dibutuhkan.
Breastfeeding warning : Sebuah keputusan harus dilakukan untuk menghentikan menyusui atau
menghentikan obat, dengan mempertimbangkan pentingnya obat
untuk ibu. Diekskresikan ke dalam susu manusia tidak diketahui
diekskresikan ke dalam susu hewan: Ya Efek pada bayi menyusui
tidak diketahui
Interaksi obat : Beberapa OBAT MUNGKIN BERINTERAKSI dengan bedaquiline.
Terutama salah satu dari obat-obatan berikut ini :
http://www.cdc.gov/tb/publications/factsheets/treatment/MultidrugResistant_Tuberculosis_Beda
quiline.pdf diakses pada 14 oktober 2014