Spo Perlindungan Terhadap Kekerasan Fisik

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 6

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)

PERLINDUNGAN TERHADAP KEKERASAN FISIK

No Dokumen: No. Revisi : Halaman


1/6
RS. UTAMA HUSADA

Ditetapkan,
STANDAR
PROSEDUR Tanggal Terbit : Direktur RS. Utama Husada
OPERASIONAL
(SPO)
drg. Ayu Dwi Anggraheni
Melindungi pasien dari kekerasan/ penganiayaan fisik dari orang
yang dicurigai selama mendapat pelayanan kesehatan atau dalam
PENGERTIAN perawatan disuatu Rumah Sakit.

Dengan adanya perlindungan pasien pada bayi, anak-anak, orang tua


(lansia), sehingga pasien yang tidak mampu melindungi diri sendiri/
TUJUAN pasien beresiko bisa mendapatkan pelayanan/ perawatan yang
nyaman dan aman di Rumah Sakit Utama Husada.
1. Adanya CCTV ditempat yang beresiko
KEBIJAKAN 2. Jam berkunjung pasien tepat waktu ( tatatertib RS )
3. RS melindungi pasien beresiko : bayi, anak, orang tua (geriatric),
pasien yang tidak mampu melindungi diri sendiri.
4. Setiap gedung rawat inap adanya jaga piket satpam.
5. Buku pengunjung diluar jam pengunjung (satpam).
1. Identifikasi pasien beresiko terhadap kekerasan dimulai dari IGD
/
poliklinik /Ruang tindakan.
PROSEDUR
2. Permintaan perlindungan dari kekerasan fisik bisa dilakukan atas
permintaan keluarga pasien atau lembaga tertentu.
3. Diruang perawatan segera merespon bila pasien butuh bantuan
dengan koordinator dan dengan pihak terkait.
4. Bagian keamanan (satpam) melaksanakan buku pengunjung
sesuai fungsinya dan penjagaan khusus terkait ancaman
kekerasan fisik.
5. Penunggu pasien dapat kartu tunggu dan pembesuk
menunjukkan identitas serta harus seijin dari penunggu pasien.
6. Penanganan Kejadian Kekerasan Fisik Terhadap Pasien :
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)

PERLINDUNGAN TERHADAP KEKERASAN FISIK

No Dokumen: No. Revisi : Halaman


2/6
RS. UTAMA HUSADA

a. Prosedur I : Orang pertama yang menemukan kasus


1) Ingat keselamatan anda adalah yang utama, bersikaplah
setenang mungkin.
2) Jangan melakukan gerakan yang gegabah dan tiba-tiba.
3) Ajak bicara dan menjawab percakapan, lakukan apa yang
mereka inginkan jangan lebih.
4) Bila memungkinkan cari tahu penyebab/ alasan tindakan
5) Ingat apa yang menjadi ciri pelaku (pakaian, penampilan,
umur dll)
6) Segera hubungi jaga security setempat/ line piket “123”
informasikan. Sebutkan nama, lokasi kejadian dan hal-hal
lain yang terkait.
7) Berikan informasi saat anggota security tiba, tunggu
instruksi lebih lanjut.
8) Jika penyerang melarikan diri, catat rute yang diambil,
nomor dan jenis kendaraan dan informasikan lainnya.

b. Prosedur II : Pusat Pengendalian Keamanan(PIKET)


Informasi melalui telepon “123”
1) Konfirmasi informasi yang masuk dari piket Satpam
setempat baik nama (identitas yang dicurigai, tempat dan
detail kejadian)
2) Semua pintu akses menuju keluar ruangan pastikan
keadaan terkunci.
3) Informasikan lewat pengeras suara sebagai berikut,
contoh : “Perhatikan untuk seluruh staf, pasien dan
keluarga pasien di ruang Bedah bila ada orang yang
mencurigai/ tidak dikenal segera beritahu petugas
setempat “ulangi sebanyak 3 (tiga) kali.
4) Yakinkan pasien dan keluarga pasien tetap berada
ditempat dan tenangkan
5) Awasi kejadian hal yang dicurigai/ hal yang tidak
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)

PERLINDUNGAN TERHADAP KEKERASAN FISIK

No Dokumen: No. Revisi : Halaman


3/6
RS. UTAMA HUSADA

diinginkan
6) Pegang kendali komunikasi lewat telpon
7) Bila kondisi telah terkendali kembali diinformasikan
lewat pengeras suara, sebagai berikut, contoh : ”
perhatikan untuk seluruh staf, pasien dan keluarga pasien
diruang Bedah telah
terkendali “ulangi sebanyak 3 (tiga) kali “
8) Tindaklanjuti security dan hubungan pihak kepolisian
atas instruksi dari koordinator piket sesuai.
c. Prosedur III : Penanggung jawab ruangan
1) Pastikan telah dihubungi/ menghubungi Piket untuk
dinyatakan dalam keadaan ada orang yang dicurigai.
2) Kunci semua pintu akses menuju keluar ruangan.
3) Informasikan lewat pengeras suara sebagai berikut,
contoh : “Perhatikan untuk seluruh staf, pasien dan
keluarga pasien di ruang Bedah bila ada orang yang
mencurigai/ tidak dikenal segera beritahu petugas
setempat “ulangi sebanyak 3 (tiga) kali.
4) Yakinkan pasien dan keluarga pasien tetap berada
ditempat dan tenangkan
5) Awasi kejadian hal yang dicurigai/ hal yang tidak
diinginkan.
6) Bila kejadian pada tempatnya lindungi pasien yang
mendapat kekerasan fisik (bayi/ anak-anak/ orang tua/
lansia/ cacat/ tidak mampu melindungi diri sendiri dan
yang beresiko) pada tempat
yang aman/ (lokasi terpencil/isolasikan)
7) Pastikan pasien tenang, aman dan nyaman serta terpenuhi
kebutuhan dasar
8) Pastikan penunggu pasien menggunakan identitas
penunggu pasien
9) Identifikasi pengunjung/ pembesuk yang dicurigai
10) Pegang kendali komunikasi lewat telpon
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)

PERLINDUNGAN TERHADAP KEKERASAN FISIK

No Dokumen: No. Revisi : Halaman


4/6
RS. UTAMA HUSADA

11) Bantu persiapan jalur masuk ke lokasi kejadian agar


memudahkan bantuan dating
12) Jika berada dilokasi yang berdekatan dengan tempat
kejadian berlangsung amankan area anda dan keluar dari
area berbahaya buat laporan kasus
13) Awasi kejadian hal yang dicurigai/ hal yang tidak
diinginkan
14) Bila kondisi telah terkendali kembali diinformasikan
lewat pengeras suara, sebagai berikut, contoh : “
perhatian untuk seluruh staf, pasien dan keluarga pasien
diruang Bedah telah terkendali “ ulangi sebanyak 3 (tiga)
kali.
15) Tindaklanjuti security dan hubungan pihak kepolisian
atau instruksi dari koordinator piket sesuai.

d. Prosedur IV : jaga security setempat


1) Segera merespon informasi satpam setempat dengan
menuju ke lokasi kejadian
2) Satpam setempat menghubungi/ lapor jaga piket
3) Berkoordinasi dengan penanggung jawab di ruangan
untuk memahami situasi dan rencana penanganan
4) Informasikan ke piket untuk prosedur evakuasi bila
diperlukan
5) Identifikasi pengunjung/ pembesuk, dan penggunaan
identitas penunggu pasien
6) Tetap tenang dan tidak gegabah dalam mengambil
tindakan agar tidak membahayakan diri sendiri atau
orang-orang disekitar lokasi kejadian
7) Amankan area kejadian dari orang-orang yang tidak
berkepentingan
8) Berikan informasi lengkap apabila kepala bagian
keamanan atau pihak kepolisian tidak dilokasi kejadian
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)

PERLINDUNGAN TERHADAP KEKERASAN FISIK

No Dokumen: No. Revisi : Halaman


5/6
RS. UTAMA HUSADA

9) Upayakan memperkecil akses pelaku dengan mengatur


penempatan anggota, kenaikan alat pelindung diri dan
siapkan perlengkapan pengamanan
10) Bertindak secara tim, bila dipeluang untuk melumpuhkan
11) Bila pihak kepolisian telah dilokasi serahkan komando
kepada polisi, namun tetap melakukan koordinasi
dengan anggota tim
lain dilokasi kejadian
12) Informasikan kepada Pos Induk Security, bila kondisi
telah bisa ditangani. Buat laporan kronologis penanganan
kasus.

e. Prosedur V : Ka Bagian umum


1) Segera merespon informasi satpam setempat dengan
menuju ke lokasi kejadian
2) Berkoordinasi dengan penanggung jawab di ruangan,
bagian CCTV dan Komandan Regu jaga security untuk
memahami situasi dan membuat rencana penanganan
3) Informasikan ke piket untuk prosedur evakuasi bila
diperlukan
4) Pastikan anggota telah mengenakan alat pelindug diri
5) Berikan informasi lengkap apabila pihak kepolisian tiba
dilokasi kejadian
6) Instruksikan Komandan Regu Jaga security dan
anggotanya untuk memperkecil akses pelaku dengan
pengatur penampatan anggota
7) Komandan regu jaga security informasikan kepada
perwira piket, bila kondisi telah bisa ditangani
8) Bila pelaku diamankan pihak kepolisian, instruksikan
agar penanggung jawab ruangan dan komandan regu jaga
security untuk mendampingi pihak kepolisian sebagai
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)

PERLINDUNGAN TERHADAP KEKERASAN FISIK

No Dokumen: No. Revisi : Halaman


6/6
RS. UTAMA HUSADA

saksi.
9) Melaporkan kejadian dan penanganan yang dilakukan
kepada jajaran direksi.

1) IGD
2) Poliklinik
3) Ruang Perawatan
UNIT TERKAIT 4) Satpam jaga setempat
5) Piket
6) Kepala bagian umum

Anda mungkin juga menyukai