Bab Ii VT
Bab Ii VT
Bab Ii VT
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Definisi
Ventrikular takikardi merupakan rangkaian 3 atau lebih dari denyut ventrikel
yang premature (ventricular premature beats). Ventricular takikardi dapat dibagi
menjadi dua buah kategori, yaitu yang disebut sustained VT dan nonsustained VT.
Sustained VT terjadi menetap lebih dari 30 detik, menimbulkan gejala yang berat
seperti sinkop, atau membutuhkan terminasi dengan kardioversi atau pemberian
obat antiaritmia. Nonsustained VT merupakan VT yang dapat menghilang dengan
sendirinya (self-terminating episodes). Kedua bentuk VT ini ditemukan biasanya
pada pasien dengan penyakit jantung struktural yang meliputi iskemia miokard
dan infark miokard, gagal jantung, hipertrofi ventrikel, penyakit listrik jantung
primer (misalnya pada sindrom QT memanjang), penyakit jantung katup, dan
abnormalitas jantung kongenital.6
2.1.2 Klasifikasi
Secara umum ventrikel takikardi dapat dibagi menjadi:7
1) Ventrikel Takikardi Monomorfik
Ventrikel takikardi monomorfik memiliki kompleks QRS yang sama pada
tiap denyutan dan menandakan adanya depolarisasi yang berulang dari tempat
yang sama. Umumnya disebabkan oleh adanya fokus atau substrat aritmia yang
mudah dieliminasi dengan teknik ablasi kateter.
3
4
akibat infark miokard. Bila VT berlangsung lebih dari 30 detik disebut sustained
dan sebaliknya bila kurang dari 30 detik disebut non sustained.
2.1.3 Patogenesis
Secara umum terdapat tiga mekanisme terjadinya aritmia, termasuk aritmia
ventrikel, yaitu automaticity, reentrant, dan triggered activity.1,7,8
1) Automaticity terjadi karena adanya percepatan aktivitas fase 4 dari potensial
aksi jantung. Aritmia ventrikel karena gangguan automaticity biasanya
tercetus pada keadaan akut dan kritis seperti infark miokard akut, gangguan
elektrolit, gangguan keseimbangan asam basa, dan tonus adrenergik yang
meninggi. Oleh karena itu, bila berhadapan dengan aritmia ventrikel karena
gangguan automaticity, perlu dikoreksi faktor penyebab yang mendasarinya.
Aritmia ventrikel yang terjadi pada keadaaan akut tidaklah memiliki aspek
prognostik jangka panjang yang penting.
6
QRS lebar dengan morfologi RBBB sangat menyokong ke arah VT. Adanya
takikardia QRS lebar dengan aksis inferior dan morfologi LBBB mendukung
adanya VT yang berasal dari right ventricular outflow track.
4) Disosiasi antara atrium dan ventrikel
Pada VT nodus sinus terus memberikan impuls secara bebas tanpa adanya
hubungan dengan aktivitas ventrikel sehingga gelombang P yang muncul tidak
berkaitan dengan kompleks QRS. Adanya disosiasi AV sangat khas untuk VT
walaupun adanya asosiasi AV belum dapat menyingkirkn adanya VT. Secara
klinis disosiasi AV dapat dikenal dengan adanya variasi bunyi jantung satu dan
variasi tekanan darah sistolik.
5) Capture beat dan fusion beat
Kadang-kadang saat terjadi VT, impuls dari atrium dapat mendepolarisasi
ventrikel melalui sistem konduksi normal sehingga memunculkan kompleks QRS
yang lebih awal dengan ukuran normal (sempit). Keadaan ini disebut capture
beat. Fusion beat terjadi apabila impuls dari nodus sinus dihantarkan ke ventrikel
melalui nodus atrioventrikular dan juga bergabung dengan impuls dari ventrikel.
Capture beat dan fusion beat jarang ditemukan dan sangat khas untuk VT.
6) Konfigurasi kompleks QRS
Adanya kesesuaian kompleks QRS pada sadapan dada sangat menyokong
diagnosis VT. Kesesuaian positif kompleks QRS pada sadapan dada dominan
positif menunjukkan asal dari fokus takikardi yaitu berasal dari dinding posterior
ventrikel. Kesesuaian negatif dari kompleks QRS pada sadapan dada negatif
menunjukkan asal fokus dari dinding anterior ventrikel. Penting diingat untuk
selalu membuat EKG lengkap 12 sadapan saat dan sesudah takikardia.7
2.1.5 Penatalaksanaan
Pada prinsipnya, terapi bertujuan untuk:1,7,9
1. Mengembalikan irama jantung yang normal (rhythm control)
2. Menurunkan frekuensi denyut jantung (rate control)
3. Mencegah terbentuknya bekuan darah.
9
2.1.7 Prognosis
Prognosis dari kasus ventrikular takikardi bergantung dari penyakit yang
mendasarinya. Jika VT sustained infark miokard akut dalam 6 minggu menjadi
lebih berat, prognosisnya buruk dengan kematian 75% dalam 1 tahun. Pasien
dengan non-sustained VT dengan infark miokard mempunyai kemungkinan lebih
besar untuk meninggal dibanding pasien dengan infark miokard tanpa VT. Pasien
VT tanpa adanya penyakit jantung maka prognosis lebih baik dan memiliki risiko
kematian sangat rendah.3