Sop Morbili

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 5

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

“TATA LAKSANA MORBILI”

No. Dokumen SOP- /UKP/PKM-TBT

No. Revisi 00
SOP
Tanggal Terbit 12 MEI 2016
Halaman /4
PUSKESMAS dr. Hilda
KECAMATAN TEBET NIP:197010072002122001

1. Pengertian Suatu penyakit infeksi virus, yang ditandai dengan gejala prodromal berupa
demam, batuk,pilek, konjungtivitis, eksantem patognomonik, diikuti dengan lesi
makulopapular eritem pada hari ketiga hingga hari ketujuh.
2. Tujuan Prosedur ini sebagai pedoman dalam melakukan pemeriksaan dan tata laksana
pasien morbili di puskesmas kecamatan tebet.

3. Referensi 1. KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR


HK.02.02/MENKES/514/2015 TENTANG PANDUAN PRAKTIK KLINIS BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN TINGKAT PERTAMA
2.Djuanda, A. Hamzah, M. Aisah, S. Buku Ajar Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin,
5th Ed.
3.Djuanda, A. Hamzah, M. Aisah, S. Buku Ajar Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin,
5th Ed.
4.Balai Penerbit FKUI. Jakarta. 2007.
5. James, W.D. Berger, T.G. Elston, D.M. Andrew’s Diseases of the Skin: Clinical
Dermatology. 10th Ed. Saunders Elsevier. Canada. 2000.
4. Alat dan 1. E medical record
bahan 2. Senter
3. Spatel tongue
4. Termometer
5. Stetoskop
5. Langkah 1. Anamnesis (Subjective)
–  Keluhan
langkah Masa inkubasi 10-15 hari.
Gejala prodromal berupa demam, malaise, gejala respirasi atas (pilek, batuk),
dan
konjungtivitis. Pada demam hari keempat, muncul lesi makula dan papula
eritem, yang
dimulai pada kepaladaerah perbatasan dahi rambut, di belakang telinga, dan
menyebar secara
sentrifugal ke bawah hingga muka, badan, ekstremitas, dan mencapai kaki pada
hari ketiga.
Faktor Risiko
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
“TATA LAKSANA MORBILI”

No. Dokumen SOP- /UKP/PKM-TBT

No. Revisi 00
SOP
Tanggal Terbit 12 MEI 2016
Halaman /4
PUSKESMAS dr. Hilda
KECAMATAN TEBET NIP:197010072002122001

Anak yang belum mendapat imunisasi campak


2. Hasil Pemeriksaan Fisik dan penunjang sederhana (Objective)
Pemeriksaan Fisik Patognomonis
Demam, konjungtivitis, limfadenopati general.
Pada orofaring ditemukan koplik spot sebelum munculnya eksantem.
37
Gejala eksantem berupa lesi makula dan papula eritem, dimulai pada kepala
pada daerah
perbatasan dahi rambut, di belakang telinga, dan menyebar secara sentrifugal
dan ke bawah hingga muka, badan, ekstremitas, dan mencapai kaki pada hari
ketiga.
Lesi ini perlahan-lahan menghilang dengan urutan sesuai urutan muncul, dengan
warna sisa
coklat kekuningan atau deskuamasi ringan.
Eksantem hilang dalam 4-6 hari.
3. Pemeriksaan Penunjang
Biasanya tidak diperlukan
4.Penegakan Diagnosis (Assessment)
Diagnosis Klinis
Diagnosis ditegakkan dengan anamnesis dan pemeriksaan fisik.
Terdapat varian untuk morbili
1. Morbili termodifikasi.
2. Morbili atipik.
3. Morbili pada individu dengan gangguan imun.
5. Diagnosis Banding
Erupsi obat, eksantem virus yang lain (rubella, eksantem subitum), demam
skarlatina,
infectious mononucleosis, infeksi M. pneumoniae.
6. Komplikasi
Komplikasi lebih umum terjadi pada anak dengan gizi buruk, anak yang belum
mendapat imunisasi, dan anak dengan imunodefisiensi dan leukemia. Komplikasi
berupa otitis media, pneumonia, ensefalitis, trombositopenia. Pada anak HIV
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
“TATA LAKSANA MORBILI”

No. Dokumen SOP- /UKP/PKM-TBT

No. Revisi 00
SOP
Tanggal Terbit 12 MEI 2016
Halaman /4
PUSKESMAS dr. Hilda
KECAMATAN TEBET NIP:197010072002122001

yang tidak diimunisasi, pneumonia


yang fatal dapat terjadi tanpa munculnya lesi kulit.
7. Penatalaksanaan komprehensif (Plan)
Penatalaksanaan
 Terapi suportif diberikan dengan menjaga cairan tubuh dan mengganti cairan
yang hilang
dari diare dan emesis.
 Obat diberikan untuk gejala simptomatis, demam dengan antipiretik. Jika
terjadi infeksi bakteri sekunder, diberikan antibiotik.
Suplementasi vitamin A diberikan pada:
- Bayi usia kurang dari 6 bulan 50.000 IU/hari PO diberi 2 dosis.
- Umur 6-11 bulan 100.000 IU/hari PO 2 dosis.
- Umur di atas 1 tahun 200.000 IU/hari PO 2 dosis.
- Anak dengan tanda defisiensi vitamin A, 2 dosis pertama sesuai umur,
dilanjutkan
dosis ketiga sesuai umur yang diberikan 2-4 minggu kemudian.
8. Konseling & Edukasi
Edukasi keluarga dan pasien bahwa morbili merupakan penyakit yang menular.
Namun
demikian, pada sebagian besar pasien infeksi dapat sembuh sendiri, sehingga
pengobatan
bersifat suportif. Edukasi pentingnya memperhatikan cairan yang hilang dari
diare/emesis.
Untuk anggota keluarga/kontak yang rentan, dapat diberikan vaksin campak atau
human
immunoglobulin untuk pencegahan. Vaksin efektif bila diberikan dalam 3 hari
terpapat
dengan penderita. Imunoglobulin dapat diberikan pada individu dengan
gangguan imun, bayi
umur 6 bulan -1 tahun, bayi umur kurang dari 6 bulan yang lahir dari ibu tanpa
imunitas
campak, dan wanita hamil.
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
“TATA LAKSANA MORBILI”

No. Dokumen SOP- /UKP/PKM-TBT

No. Revisi 00
SOP
Tanggal Terbit 12 MEI 2016
Halaman /4
PUSKESMAS dr. Hilda
KECAMATAN TEBET NIP:197010072002122001

9. Prognosis
Prognosis pada umumnya baik karena penyakit ini merupakan penyakit self-
limiting disease.

Semua hasil pemeriksaan dan tindakan yang telah dilakukan dimasukkan ke


dalam e medical record
-Kriteria rujukan
10. Hal-hal yang Perawatan di Rumah Sakit untuk campak dengan komplikasi (superinfeksi
perlu bakteri,pneumonia, dehidrasi, croup, ensefalitis)
diperhatikan -Edukasi keluarga dan pasien bahwa morbili merupakan penyakit yang menular.

Poli Umum
Poli MTBS
11. Unit Terkait
Poli Rujukan
Layanan 24 Jam

1. Status Pasien
2. Register poli
12. Dokumen
3. Laporan Penyakit
terkait
4. Resep

No Yang dirubah Isi Perubahan Tgl.mulai


diberlakukan
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
“TATA LAKSANA MORBILI”

No. Dokumen SOP- /UKP/PKM-TBT

No. Revisi 00
SOP
Tanggal Terbit 12 MEI 2016
Halaman /4
PUSKESMAS dr. Hilda
KECAMATAN TEBET NIP:197010072002122001

Anda mungkin juga menyukai